permainan terapeutik dalam...
TRANSCRIPT
9
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
BAB I
PERMAINAN TERAPEUTIK DALAM PEMBELAJARAN
Setiap pembelajaran di kelas idealnya bersifat individual, namun pada umumnya
hal tersebut masih dianggap sulit bagi sebagian besar guru-kelas. Kesulitan tersebut
berkaitan dengan dua hal yaitu: pertama, kesulitan menyusun program pembelajaran
yang sesuai dengan “kebutuhan” setiap peserta didik dan kedua, kesulitan mencari
bentuk-bentuk intervensi yang dianggap cocok dengan “kebutuhan” setiap peserta didik.
“Kebutuhan” peserta didik sebenarnya dapat dilihat melalui hasil observasi guru kelas
secara langsung dan hasil asesmen yang berkaitan dengan karakteristik-khusus setiap
peserta didik. Dari data mengenai karakteristik khusus tersebut seorang guru dapat
mencari dan menyusun strategi pembelajaran dengan menggunakan intervensi khusus,
sehingga kegiatan belajar mengajar tidak mengalami kejenuhan dan kehilangan bentuk
sasaran akhir (apakah itu bersifat sasaran antara atau terminal objective maupun sasaran
tahunan atau annual goals) yang hendak dicapai oleh program pembelajaran yang
disusun oleh guru-kelas yang bersangkutan.
Pengetahuan guru tentang perkembangan, kemampuan dan kelemahan
fungsional peserta didiknya mengharuskan seorang guru untuk mampu menyusun
program kegiatan belajar mengajar yang bersifat individual, terutama dengan
memanfaatkan media-pola gerak irama sebagai inti permainan terapeutik yang
disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik khusus peserta didik. Permainan terapeutik
10
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
dengan media gerak irama tersebut, diharapkan program yang direncanakan guru dapat
menyenangkan dan tidak menjemukan peserta didiknya. Program pembelajaran
semacam itu, tentunya disesuaikan pula dengan kurikulum tiap satuan pendidikan yang
ditujukan kepada pemberian penyembuhan melalui intervensi khusus dari guru,
sehingga dapat lebih memanipulasi alat atau media, sumber bahan serta situasi
lingkungan sekolah.
Lingkungan sekolah, khususnya saat terjadi peristiwa tertentu (event), dapat
memberikan inspirasi terhadap guru untuk memanfaatkan momentum tersebut sebagai
bentuk intervensi pembelajaran. Kesadaran guru terhadap momentum tersebut dapat
dilihat saat guru memberikan pembelajaran dengan sasarannya berupa perilaku/
kompetensi tertentu yang selalu disesuaikan dengan tingkat kelemahan dan kekuatan
yang dimiliki setiap peserta didik. Proses pembelajaran individual yang memuat suatu
sasaran perilaku tertentu memungkinkan seorang guru mampu memberikan latihan-
latihan khusus yang didalamnya berisikan bentuk pola-gerak khusus sebagai intervensi-
guru. Intervensi-guru umumnya selalu diikuti dengan penerapan disiplin terhadap
siswanya dalam upaya menghasilkan sasaran perilaku (termasuk didalamnya adalah
kompetensi siswa) yang diinginkan selaras dengan program pembelajaran individual.
Program pembelajaran yang berisikan intervensi khusus (dalam hal ini berupa
pola gerak irama yang diramu dalam suatu permainan yang bersifat terapeutik)
diharapkan dapat memberikan penguatan atau penurunan suatu perilaku/ kompetensi
tertentu sebagai sasaran utama keluarannya. Pendekatan semacam ini lebih dikenal
sebagai bentuk pendekatan pembelajaran dengan menggunakan Model Perkembangan
11
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Sosial yang Beraneka Segi (The Multifaceted Social Development Model atau Model A-
B-C). Model ini meliputi hubungan kerja sama antara antecedent conditions, related
personal characteristics, behavior target, dan consequences (Wallace & Kauffman
dalam Patton, J.R. 1986:97; Schloss, 1984:83). Untuk pemahaman lebih lanjut, maka
pada bab ini akan dibahas hakekat gerak irama dan peran pola gerak irama dalam
pembelajaran dengan menggunakan model perkembangan sosial yang beraneka segi.
A. HAKIKAT GERAK IRAMA
1. Gerak Irama sebagai Ilmu
Gerak irama merupakan suatu ilmu (science), karena disusun secara
sistematik, terarah dan berguna bagi kepentingan diri seseorang dan masyarakat yang
menggeluti secara mendalam isi yang terkandung dalam gerak irama. Ilmu gerak irama
memerlukan banyak latihan-latihan pola-gerak khusus agar dapat menjadi bentuk
tersendiri dalam “benak-pikiran” seorang guru dan menjadi suatu wahana bagi dirinya
saat merancang program pembelajaran yang dapat menjembatani kebutuhan setiap
peserta didiknya. Untuk mampu melakukan suatu kegiatan yang bernilai tinggi, seorang
guru harus dapat menunjukkan hasil kerja dirinya berupa perencanaan pengajaran
berlandaskan kompetensi yang dimiliki setiap peserta didiknya. Hasil karya guru
tersebut akan dapat menggambarkan kemampuan dirinya sebagai seorang guru yang
“mumpuni” dalam mengekspresikan dirinya sebagai orang yang dapat bekerja secara
profesionalisme.
12
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Gerak irama itu sendiri merupakan suatu pengetahuan khusus sebagai bagian
dari ilmu sosial yang kesahihannya memerlukan banyak uji-coba di lapangan, dalam hal
ini adalah sekolah. Bagi seorang guru yang banyak melakukan penerapan gerak irama
dalam kegiatan pembelajarannya, mampu mengatasi berbagai permasalahan yang
muncul saat proses pembelajaran yang memerlukan solusi secara segera dan dapat
dilakukan saat itu juga. Tanpa disadari oleh guru yang bersangkutan, semua kegiatan
menghadapi banyak masalah di lapangan menjadikan diri guru sebagai orang yang
profesional karena kemampuannya memecahkan permasalahan yang muncul dalam
proses pelaksanaan program kegiatan pembelajarannya.
Dapat dikatakan bahwa ilmu gerak irama dapat dipakai sebagai wahana guru
kelas dalam upaya menjembatani kesulitan-kesulitan peserta didik dan penguasaan
materi pembelajaran yang akan diajarkan melalui kegiatan-kegiatan kreativitas yang
esensial berkaitan dengan pola gerak dan olah tubuh secara alami dirancang sebagai
bentuk permainan yang bersifat terapeutik atau penyembuhan. Oleh karenanya gerak
irama merupakan: (a) alat bagi pengembangan fisik dan gerak peserta didik yang
mempunyai kesulitan gerak, hambatan emosi atau daya nalar, (b) alat yang dapat
dipakai sebagai “pelicin” saat pembelajaran mengalami “jalan buntu” atau tidak berjalan
sesuai harapan dan tujuan pembelajaran, (c) ilmu gerak irama menyajikan berbagai
bentuk kegiatan bermain yang dapat “menyatu” secara sistematik dalam seluruh
kegiatan pembelajaran, tidak terkecuali terhadap peserta didik yang berkesulitan belajar,
(d) alat belajar yang mampu mengembangkan potensi kemampuan, membebaskan
13
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
kesulitan, mengabstrasikan serta membentuk pengalaman-pengalaman baru atau
wawasan-diri yang bersifat positif untuk setiap peserta didik.
Dari segi filosofis tersebut, ilmu gerak irama dapat dijadikan landasan
pemikiran seorang guru dalam upaya mengembangkan dan menumbuhkan pengalaman-
pengalaman belajar setiap peserta didiknya. Pemberian pengalaman-pengalaman
belajar melalui pola bermain saat proses kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar
kelas, merupakan intervensi-guru terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar saat pembelajaran berlangsung. Upaya-upaya penerapan ilmu Gerak Irama
dalam bentuk permainan teraputik agar menjadi bentuk yang “berseni”, seorang guru
harus mampu: (a) menganalisa terhadap apa yang telah dikerjakan, karena hasilnya
merupakan umpan-balik yang sangat berpengaruh dalam upaya meningkatkan
pertumbuhan dan kemampuan keseluruhan kehidupan peserta didik bersangkutan, (b)
mengungkapkan permasalahan serta mampu mengetahui semua pendekatan dalam
memecahkan permasalahan. Dalam hal ini, guru dituntut kemampuan menyampaikan
solusi permasalahan melalui bahasa yang tepat.
Pandangan-pandangan tersebut di atas menjadikan ilmu gerak irama sangat
diperlukan bagi setiap guru. Guru yang mampu menyusun program pembelajaran,
dengan memanfaatkan pola gerak irama dalam sebuah permainan yang bersifat
penyembuhan, sangat membantu perkembangan peserta didik secara menyeluruh.
Perkembangan secara menyeluruh diartikan sebagai perkembangan fisik dan inteligensi.
Dengan demikian pola gerak keseluruhan kehidupan peserta didik yang mempunyai
kesulitan kemampuan dalam bersosialisasi, dan mengatur emosi diri dapat meningkat
14
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
sejalan dengan meningkatnya daya berfikir ketika proses penguasaan materi
pembelajaran di sekolah. Dikemudian hari, pola-gerak irama yang disusun oleh guru
secara berangsur-angsur dapat “menyatu” dalam kehidupan peserta didik yang
bersangkutan. Dampak lebih lanjut, ilmu gerak irama yang telah disusun dalam
permainan terapeutik mampu menjadi sebuah alat-intervensi bagi kegiatan belajar-
mengajar. Di sisi lain, program pembelajaran berbasis permainan dengan
memanfaatkan pola gerak irama merupakan perwujudan perasaan, buah pikiran dan
bentuk ungkapan yang menggambarkan kedalaman kemampuan guru dalam mengajar.
Memandang teori-teori dasar berkaitan dengan gerak yang alamiah bersamaan
dengan alur-irama dalam pergerakan tubuh seseorang, menjadikan seseorang menyadari
arti dari gerak-irama sebagai suatu instrumen dalam melakukan interaksi khusus bagi
kehidupan seseorang. Olehkarenanya, seorang guru hendaknya tanggap terhadap setiap
kemungkinan kemunculan “kemampuan alami” peserta didiknya saat ia melakukan
kegiatan sehari-hari di sekolah.
Bertitik tolak dari kemampuan gerak dasar dari setiap peserta didiknya,
seorang guru akan mampu memotivasi kegiatan belajar peserta didiknya dengan
memanfaatkan: (1) gerak yang telah dikuasai oleh peserta didik, (2) daya tarik suatu
lingkungan tertentu, (3) ruang yang ada di sekitar sekolah, (4) waktu yang dipergunakan
peserta didik dalam kegiatan-kegiatan gerak saat berada di sekolah, (5) kemungkinan
kesulitan-kesulitan peserta didik berkaitan dengan “keberadaan” dirinya, (6) pengaruh
emosi dari setiap peserta didik, dan (7) seberapa tinggikah kemampuan daya nalar
peserta didik.
15
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Dalam suatu teori effort shape, yaitu teori yang membentangkan upaya-upaya
seseorang membentuk dirinya melalui pemanfaatan pola gerak alamiah, Rudolph Laban
(1932) menyatakan bahwa gerak-irama akan dapat diraih dengan sempurna bila manusia
itu dipandang sebagai pribadi yang utuh dan masing-masing pribadi mempunyai pola-
gerak tersendiri sesuai dengan keberadaan dan kebutuhannya. Landasan pendidikan
gerak dari Laban ini merupakan pendekatan metode belajar-gerak berdasarkan konsep
bahwa gerak yang baik hendaknya berkolaborasi dengan ruang-tenaga-waktu dan arus
gerak (dikenal dengan: The space-time-flow concepts). Sehingga pola latihan gerak-
irama yang diterapkan oleh seorang guru hendaknya sudah sesuai dengan kebutuhan diri
peserta didiknya. Pola latihan tersebut dimodifikasi dalam bentuk permainan terapeutik
sedemikian rupa disesuaikan dengan informasi hasil asesmen atau deteksi awal sebelum
pembelajaran diberlakukan terhadap peserta didik. Deteksi awal ini dilakukan dengan
menggunakan pengamatan guru secara teliti terhadap perilaku setiap peserta didik.
Pengamatan guru semacam ini, dilakukan dalam suatu alur-kegiatan asesmen yang
menggunakan instrumen observasi perilaku tertentu yang dapat mengukur keadaan dan
kemampuan fisik anak, misalnya instrumen Geddes Psychomotor Inventory (GPI).
Bentuk intervensi dengan pola bermain berbasiskan gerak-irama yang
diterapkan dalam rancangan pembelajaran harian seorang guru diharapkan menjadi
wahana penyembuhan. Penyembuhan tersebut hendaknya terjadi pada aspek
perkembangan sosial dan kognitif terhadap anak yang mempunyai kesulitan belajar di
sekolah. Oleh karenanya pencapaian sasaran utama dari pembelajaran berpola gerak-
16
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
irama itu sendiri bukan semata-mata hanya penyembuhan perilaku tetapi juga
pencapaian kemampuan perkembangan akademik.
2. Gerak Irama sebagai Seni
Seni (art) merupakan hasil ciptakarya manusia sebagai bagian suatu budaya,
selanjutnya manakala telah mendasar dalam kehidupan akan dapat menunjang
pengetahuan-dasar (knowledge) diri seseorang atau kelompok. Dari knowledge ini
berkembang menjadi suatu ilmu (science) dengan melalui latihan-latihan sebagai suatu
proses pencapaian keterampilan tertentu dan terarah (skills). Art itu sendiri dapat
dicapai dengan melakukan kegiatan atau latihan berulangkali, jika sudah dikuasai benar
maka akan menjadi bagian dari keterampilan khusus dalam kehidupan seseorang, yang
dapat dicirikan dengan adanya keserasian pola gerak yang telah menyatu dalam
kehidupannya.
Gerak Irama sebagai seni karena esensi pola-gerak manusia yang terkandung
dalam gerak irama, merupakan salah satu esensi utama gerak tubuh seseorang yang
perlu dicermati dan dipelajari. Pola gerak tubuh sangat erat kaitannya dengan konsep-
gerak yang dimiliki seseorang, dalam kegiatannya harus berkolaborasi dengan: waktu,
ruang, tenaga dan arus gerak (teori effort shape dari Laban). Konsep-gerak merupakan
bentuk gabungan alur-gerak dan simfoni irama dari tubuh seseorang secara alamiah
yang dibawa sejak dalam kandungan.
Bagi seorang guru yang menerapkan gerak irama dalam kegiatan
pembelajarannya, akan mampu menghadapi berbagai permasalahan pembelajaran yang
17
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
memerlukan solusi segera. Tanpa disadari oleh guru yang bersangkutan, semua
kegiatan menghadapi masalah dan pemecahan segera saat di lapangan, menjadikan
dirinya sebagai seorang yang professional. Guru yang professional diartikan bahwa
dirinya telah mempunyai kemampuan memecahkan permasalahan dalam setiap proses
pelaksanaan program pembelajarannya. Seni yang tinggi merupakan hal yang
diperlukan sekali saat seorang guru kelas menciptakan perencanaan pengajaran dan
selanjutnya mampu mengembangkannya saat proses kegiatan pembelajaran tersebut
berlangsung mencapai sasarannya. Pendekatan khusus dari guru kelas dalam
penyusunan program pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi akhir, diperlukan kiat-kiat
sebagai berikut.
a. Guru seyogyanya dapat memberikan kesempatan yang cukup banyak
terhadap peserta didik dalam penguasaan materi pembelajaran. Pengulangan
materi sangat diperlukan secara terus-menerus khususnya terhadap peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar karena kondisi fisik, emosi, sosial
dan inteligensi. Usaha-usaha yang cukup keras dari guru kelas sangat
diharapkan tanpa putus-asa dalam mengatasi permasalahan yang muncul saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung
b. Seorang guru seyogyanya mampu menyajikan program kegiatan-kegiatan
yang mengarah pada pertumbuhan fisik dan perkembangan sosial, dan secara
bersamaan penguasaan materi pembelajaran (berupa kemampuan kognitif)
peserta didiknya.
18
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Knowledge
ART
Science
Skills
Skills
Skills
c. Seorang guru hendaknya mampu berinteraksi dengan peserta didik maupun
orang tua peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Untuk hal ini ia
harus mampu menggunakan ilmu Gerak Irama sebagai wahana kegiatan
pembelajaran, yang diramu secara “berseni” dan tepat sasaran
d. Seorang guru harus mampu melihat bakat setiap peserta didiknya melalui
“perasaan seni” yang dimiliki dirinya, dan dapat dipakai sebagai batu pijakan
dalam upaya peningkatan kemampuan setiap peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar.
3. Pola Gerak sebagai Ilmu dan Seni
Pola gerak pada hakekatnya merupakan ilmu dan seni karena disusun
berdasarkan suatu ilmu tentang teori gerak, untuk menguasainya diperlukan latihan-
latihan khusus secara teratur dan terarah sehingga hasil akhirnya merupakan suatu seni
gerak alamiah. Pola gerak juga merupakan instrumen penting dalam kegiatan
pembelajaran atau layanan pendidikan anak yang mempunyai kesulitan-kesulitan dalam
bidang: gerak fisik, mental, perilaku atau inteligensi.
Untuk memperjelas uraian tersebut dapat dilihat gambar di bawah ini.
Diagram 1.1
Alur Gerak Irama Sebagai Science ke arah Seni (Art)
19
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Diagram 1.1 menggambarkan suatu alur science menjadi art. Kita menyadari
bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui suatu proses yang panjang dan kemudian
tersimpan dalam memori-benak kita akan menjadi “alat” untuk memandang dan
memahami hal-hal yang baru diperoleh selama perjalanan kehidupan seseorang, ini
disebut sebagai knowledge yang merupakan ilmu pengetahuan dasar seseorang untuk
mempelajari berbagai ilmu atau pengetahuan lain (science), misalnya seorang guru yang
akan mengajar memerlukan pengetahuan dasar tentang ilmu mendidik, ilmu
pengetahuan tentang psikologi anak, pengetahuan diri guru terhadap berbagai peran
media pembelajaran dan seterusnya. Science yang akan dikaji berupa ilmu Gerak Irama
yang merupakan ilmu terapan dalam kegiatan seorang guru guna menyusun dan
merancang program pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas terhadap peserta
didik yang sudah mengalami “kejenuhan” belajar. Kejenuhan belajar dapat disebabkan
oleh adanya suatu program yang kurang terarah dan tidak disukai peserta didik, dan/
atau disebabkan peserta didik yang bersangkutan mengalami kesulitan-kesulitan belajar
diakibatkan oleh faktor-faktor bawaan yang mengakibatkan terjadinya hendaya pada
perilaku, mental, fisik atau inteligensi.
4. Hubungan Gerak dengan Irama (Rithme)
Terjadinya irama disebabkan oleh suatu susunan peristiwa yang secara teratur
terjadi berulang-kali, misalnya peristiwa suara atau bunyi yang datangnya dari sumber
bunyi dengan sasarannya berupa waktu. Bunyi atau suara yang menimbulkan irama
dapat muncul dari suara jam, jatuhnya titik-titik air hujan, ketukan-ketukan jari-jemari
20
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
di meja kesemuanya berada dalam suatu ukuran waktu yang memerlukan interval
tertentu. Dapat dikatakan bahwa irama merupakan suatu kenyataan dari pengalaman
manusia, terjadinya berlawanan dengan akal-budi manusia itu sendiri. Karena berada
pada tingkat pengamatan, maka pengamatan itu sendiri merupakan susunan tanggapan
perasaan yang hanya berarti bagi si-pengamat bersangkutan saat melakukan
pengamatannya.
Kesadaran kita terhadap waktu dilandasi oleh pengamatan terhadap suara
atau bunyi dalam bentuk yang berbeda-beda. Bunyi yang terdengar oleh telinga
manusia, kemudian dapat diulang kembali, diamati sebagai suatu peristiwa masa
lampau. Peristiwa selama kita mendengar bunyi itu disebut pengamatan yang
berlangsung saat sekarang, peristiwa pada saat kita mengharapkan bunyi berikutnya
disebut masa yang datang. Sedangkan masa yang sunyi akan memberikan kesempatan
kepada pendengaran kita untuk dapat mengamati masa yang akan datang.
Bunyi yang teratur dapat membantu seseorang untuk dapat membedakan
antara waktu yang ada pada diri seseorang bersangkutan dengan waktu yang batasnya
tidak terhingga. Kelanjutan dari perbedaan waktu itu memungkinkan seseorang dapat
menggabungkan peristiwa-peristiwa yang datangnya saling berurutan ke dalam satuan-
satuan atau unit. Unit semacam ini merupakan salah satu jenis dalam struktur irama
yang tingkatannya lebih tinggi dari urutan peristiwa yang rentetannya kurang teratur.
Maka sewajarnyalah jika seseorang ingin mengenal dan mengulang susunan peristiwa-
peristiwa tertentu melalui aksen. Aksen dalam hal ini dapat mempermudah saat
mengenali dan mengulangi struktur irama yang khusus tersebut.
21
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Dari hasil pantauan pengamatan terhadap irama seperti yang telah dipaparkan
di atas, maka kita mengenal irama sebagai berikut ini.
1. Struktur irama berkaitan dengan pendengaran manusia (auditory), dan susunan
peristiwa mempunyai ukuran waktu yang disebut dengan bunyi atau suara.
2. Struktur irama yang berkaitan dengan penglihatan (visually) terdiri atas susunan
peristiwa ruang.
3. Struktur irama berkaitan dengan pengamatan (perceptive) disebut susunan
peristiwa yang berkaitan dengan gerak-tubuh manusia. Peristiwa-peristiwa
yang terjadi akan meliputi penggunaan waktu dan ruang dimana aksen akan
memberikan susunan-irama terhadap gerakan-gerakan yang terjadi pada tubuh
sesorang bersangkutan. Pada saat ini akan muncul bermacam-macam bentuk
tenaga yang tingkatannya berjenjang selama seseorang melakukan pola gerak.
Dapat dikatakan bahwa ilmu gerak irama yang sedang kita pelajari sangat
memegang peranan penting jika semua intervensi-gerak yang disampaikan guru dalam
kegiatan yang berkaitan dengan belajar-mengajar di kelas mempunyai dasar-dasar gerak
yang menggunakan unsur ruang, tenaga, dan waktu. Dalam intervensi guru dengan
menggunakan pola gerak yang memanfaatkan ruang dan waktu hendaknya disusun
sedemikian rupa agar pola gerak tersebut saling terpadu dengan ruang dan waktu secara
langsung.
Dalam kehidupan di dunia ini, ternyata hubungan antara manusia dengan
irama begitu pula dengan musik terdapat suatu bentuk yang saling tarik menarik
22
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
sehingga menimbulkan ketegangan-ketegangan yang menjadikan tantangan bagi
manusia itu sendiri untuk dapat melakukan gerakan. Terjadinya suatu gerakan bisa
secara spontan, bisa juga secara penuh kesadaran atas perintah dari sistem syaraf pusat
yang ada di otak. Gerakan seseorang dengan kemampuan tenaga yang bersangkutan
tersebut dapat dilakukan secara berulang-kali dan tentunya sangat berkaitan erat dengan
penggunaan waktu, ruang dan bentuk-bentuk gerakan manusia yang berirama sesuai
dengan budaya dari suatu bangsa.
Perkembangan berikutnya, adanya rangsangan untuk melakukan gerak yang
menggebu-gebu terhadap diri perorangan untuk mengungkapkan gerakan yang berirama
semakin menipis disebabkan oleh adanya pengaruh etika kehidupan. Dapat diambil
contoh sebagai berikut: seorang dewasa yang telah berpendidikan tinggi, saat ia
mendapatkan kegembiraan maka luapan kegembiraannya tidak diwujudkan dalam
bentuk berjingkrak-jingkrak. Luapan kegembiraan seperti ini bukan merupakan bentuk
yang wajar untuk mengungkapkan rasa kegembiraan yang dapat diterima masyarakat
sekelilingnya. Tetapi sebaliknya seorang anak kecil, luapan kegembiraannya
dimunculkan dengan gerakan-gerakan bebas sesuai dengan nalurinya. Hal ini dianggap
wajar, begitu pula seseorang saat mendengarkan suara musik yang merangsang
nalurinya, akan secara langsung menggerak-gerakkan salah satu anggota badannya
mengikuti alunan musik karena ia senang dan dapat menghayati alunan musik tersebut.
Mendengarkan irama dari sebuah lagu atau sebuah simfoni-melodi yang
dimainkan oleh seorang pianis yang benar-benar sempurna sehingga terdengarnya
sangat merdu-merayu menyentuh kalbu, akan terlihat berbeda jika mendengarkan bunyi
23
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
yang dihasilkan oleh suara gendang yang bertalu-talu. Pengaruh gendang dapat segera
menggerakkan hati seseorang sehingga ia terangsang untuk melakukan gerakan
mengikuti irama gendang. Berbeda dengan suara piano yang digerakkan oleh seorang
pianis yang piawai, maka suara yang indah yang terselubung dalam bunyi-bunyi khusus
piano tersebut memerlukan penghayatan tersendiri bagi para pendengarnya. Tentunya,
bagi para remaja akan lebih menyukai bunyi-bunyian atau irama yang dapat
merangsang naluri-mudanya.
Menurut teori musik, melodi atau lagu terdiri atas sederetan nada-nada yang
tersusun dan berirama. Irama yang lebih dinamis terdiri atas bunyi yang berturut-turut.
Melodi merupakan sederetan tangga-nada dari masa lampau dan nada-nada yang akan
datang, sehingga coraknya bisa terlihat dengan jelas. Dalam sebuah melodi yang kita
dengar akan dapat membawa batin seseorang untuk mengikutinya dan menuju ke arah
gerakan seirama dengan lagu yang didengarnya. Dapat dikatakan bahwa irama
datangnya dari masa lalu untuk di arahkan ke masa berikutnya dimana bentuk
lanjutannya akan selalu dinantikan. Suara yang memiliki suatu rangkaian yang terdiri
atas nada-nada disebut sebagai sebuah melodi.
Pada makhluk hidup, seperti hewan akan nampak berbeda karena tidak
nampak adanya kesinambungan dari nada yang satu ke nada berikutnya, misalnya siulan
seekor burung. Siulan burung tersebut akan berkisar dari satu nada ke nada lainnya
yang sama, tidak nampak bagian yang awal yang berasal dari masa lampau dengan
bagian akhir yang merupakan masa kini, sehingga tidak dapat dikatakan sebagai suatu
rangkaian kesatuan nada. Siulan burung tersebut tidak memiliki melodi khusus.
24
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Fungsi melodi pada sebuah musik amat memegang peranan penting karena
melodi akan meliputi dan memelihara irama, sehingga terciptalah suatu keharmonisan.
Selanjutnya fungsi melodi adalah memperkuat irama sehingga akan terbentuk tangga-
tangga nada yang akan dapat menimbulkan aktivitas gerak seseorang sebagai luapan
perasaan sesuai dengan tinggi dan rendahnya tangga nada yang ada dalam irama lagu.
Dalam dunia pendidikan, lingkungan sekolah yang memungkinkan
terwujudnya banyak gerakan dengan teratur dan berirama, sangat berarti sekali bagi
kelancaran proses pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Lingkungan semacam ini
bagi guru-kelas sangat membantu dalam melakukan intervensi pembelajarannya, karena
lingkungan tersebut dapat dipakai sebagai “penyejuk hati” atau dapat menurunkan
gejolak-gejolak perasaan yang tidak menentu dari setiap peserta didik. Dalam konteks
semacam ini, irama bekerja secara sugestif terhadap gerak manusia yang ada di dalam
lingkungan tersebut. Kita menyadari bahwa setiap orang sangat mudah terpengaruh
(sugestibel) terhadap irama, olehkarenanya bentuk gerak dan tari sering diiringi dengan
irama. Dalam hal ini gerak tari yang berirama sering dipakai sebagai alat untuk
mengekspresikan perasaan seseorang.
Bagi para remaja yang kurang berkesempatan melampiaskan rangsang-gerak
mereka, maka salah satu pelampiasannya adalah mendengarkan irama-irama musik
yang keras, misalnya hot music atau dangdut dengan gendang dan seruling yang bertalu-
talu. Melalui kegiatan mendengar musik keras tersebut jiwa mereka akan tergugah
untuk menghayatinya serta tubuh mereka secara langsung akan merasakan ketegangan-
ketegangan. Ketegangan-ketegangan yang ada dalam diri para remaja tersebut perlu
25
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
penyaluran melalui gerak, yaitu berjoget mengikuti irama yang mereka dengar. Sering
terjadi, ketegangan-ketegangan jiwanya akibat dari musik keras tersebut tidak terkendali
dan menyebabkan mereka berperilaku tidak senonoh, misalnya melakukan pengrusakan
gedung dan tempat pertunjukan musik-dangdut, konser musik Jazz atau musik Rock and
Roll. Pembinaan dan bimbingan yang teratur sangat diperlukan terhadap para remaja
agar rangsangan terhadap psikis mereka melalui musik keras tersebut tidak meledak-
ledak tak terkendali. Pembinaan dan bimbingan dapat diwujudkan dalam suatu
lingkungan pergaulan yang kondusif agar para remaja dapat menyalurkan emosi yang
meledak-ledak kearah yang positif. Salah satu bentuk pembinaan dan bimbingan
semacam ini, yaitu intervensi gerak irama terhadap suatu kegiatan di sekolah. Kegiatan-
kegiatan yang mampu menyalurkan “kelebihan energi” setiap peserta didik di sekolah
sangat diperlukan dalam intra kurikuler berupa antara lain: pelajaran olahraga atau
pendidikan jasmani, pelajaran bidang studi dengan program khusus menggunakan
intervensi-pola gerak irama. Begitu pula halnya pada ekstra kurikuler misalnya:
Kegiatan ke-pramukaan, kegiatan tari-menari, bermain musik, bermain drumband, dan
sejenisnya. Disinilah peranan penting seorang guru untuk mampu menerapkan pola-
gerak berirama sesuai dengan kebutuhan setiap peserta didiknya.
B. POLA GERAK IRAMA SEBAGAI PENDEKATAN PEMBELAJARAN
1. Dasar Pertimbangan
Alasan utama mengapa gerak-irama dipakai sebagai satu pendekatan
pembelajaran di sekolah, adalah berdasarkan tujuan utama munculnya gerak-irama dan
26
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
asumsi yang menyatakan bahwa pola gerak-irama mempunyai kepentingan dalam upaya
mengembangkan potensi dan kemampuan perkembangan kognitif dan sosial setiap
peserta didik untuk mencapai kompetensi dirinya secara bulat dan utuh. Pernyataan-
pernyataan berkaitan dengan gerak-irama sebagai berikut.
a. Gerak-irama sudah dilakukan sejak seorang anak dilahirkan. Gerak yang
dilakukan secara berirama dari seorang anak merupakan bentuk
penyampaian keinginan dirinya untuk memenuhi naluri fisik.
b. Suatu gerak dan irama merupakan media interaksi sosial. Anak-anak sangat
bergantung pada kehadiran orang lain di sekitar dirinya untuk melakukan
interaksi melalui gerakan-gerakan sebagai wujud penyaluran hasrat
keinginan-dirinya yang terus berkembang mengikuti usianya.
c. Gerakan-gerakan berirama akan dapat terjadi oleh faktor-faktor interaksi
sosial.
d. Gerak irama dapat dimunculkan karena faktor-faktor emosi pribadi
seseorang.
e. Gerak-irama melalui perkembangan sesuai kurun waktu yang dimiliki
seseorang sangat diperlukan bagi perkembangan daya-nalar atau intelektual
seseorang.
Tujuan utama gerak irama dilakukan dalam kehidupan seseorang disebabkan
oleh adanya empat kepentingan dalam fungsi kehidupan seseorang, meliputi hal-hal
sebagai berikut.
27
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
a. Adanya persamaan-kepentingan, dimana setiap orang mempunyai kebutuhan
dan keinginan yang berbeda antara satu dengan lainnya;
b. Azas stimulasi dalam fungsi kehidupan seseorang, yakni: kemampuan dan
persepsi gerak (motor and perceptual-skills), sosial, emosional, dan
intelektual seseorang,;
c. Adanya perbedaan antara pribadi seseorang dengan lingkungannya dalam
kehidupan;
d. Adanya daya interaksi yang berbeda untuk setiap orang, dan diperlukan
masukan pengalaman sebagai bentuk perkembangan diri yang bersangkutan.
Pola gerak irama seseorang tidak terlepas dari kepentingan untuk melakukan
interaksi dengan orang lain, namun perlu diketahui bahwa untuk melakukan interaksi
tersebut akan banyak mengalami kendala yang diperoleh dari faktor lingkungan yang
ada dalam suatu kehidupan.
Faktor-faktor yang ada pada diri seseorang untuk mampu berinteraksi dengan
lingkungannya dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
28
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Climate Global Politicsand Economic
CloseEnvironment
DistantEnvironment
TopographyGlobal Culture
Thorugh theAges
E
Ph
I S
Diagram 1.2
Interaksi Sosial Seseorang dengan Lingkungannya (Skjorten, M.D., 1982:3; Johnsen, B.H. and Skjorten, M.D. 2003:272)
Keterangan:
Ph = Physical-motor Skills and Perceptual Function
S = Social Function
E = Emotional Functions
I = Intelectual Functions
Diagram 1. 2 menunjukkan adanya faktor utama di luar diri seseorang yang
dapat mempengaruhi interaksi sosial seseorang dengan lingkungannya. Faktor-faktor
yang berpengaruh adalah: lingkungan disekitar diri seseorang (close environment),
lingkungan jauh di luar diri seseorang (distant environment). Lebih jauh, terdapat
adanya pengaruh kuat dari faktor-faktor lingkungan lain yang secara langsung ataupun
tidak langsung dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan interaksi
secara lebih luas, lingkungan tersebut adalah: keadaan cuaca atau iklim (climate),
29
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
topograpi atau keadaan alam (topography), kebudayaan global selama berabad-abad
(global culture through the age), dan pengaruh dari politik dan ekonomi global (global
politic and economics). Diri seseorang yang akan melakukan interaksi sosial dengan
lingkungannya akan bergantung kepada keberadaan fungsi dirinya yang terdiri atas:
fungsi fisik, fungsi sosial, fungsi emosional, dan fungsi intelektual
Lingkungan sekitar diri seseorang (close environment), adalah lingkungan yang
dekat dengan diri seseorang dimana seseorang merupakan bagian dari suatu lingkungan
kehidupannya sehari-hari. Misalnya, anggota keluarga di rumah tempat ia tinggal,
keadaan lingkungan di sekitar seseorang berada (seperti lingkungan pertanian,
peternakan, daerah pedesaan/ perkotaan, daerah perindustrian), teman-teman dekat atau
teman bermain, sekolah tempat seseorang belajar, lingkungan kantor tempat seseorang
bekerja, dan seterusnya. Lingkungan ini akan berpengaruh langsung ataupun tidak
langsung. Kadar pengaruh dari lingkungan ini akan bervariasi menurut dinamika
komunikasi, kebiasaan dan tradisi seperti tingkat penghargaan yang diberikan kepada
seseorang atau anak, pandangan yang dianut terhadap hak seseorang/ anak yang berada
di sekitar diri orang/ anak yang bersangkutan. Lebih jauh, budaya lokal dan kehidupan
sosial politik serta struktur perekonomian sekitar diri seseorang dapat berpengaruh pula
terhadap perkembangan kepribadiannya. Termasuk golongan ini adalah (a) berbagai
bentuk permainan, tarian, musik, pantun, kerajinan tangan; (b) media lokal seperti: surat
kabar, radio, program tayangan yang disiarkan oleh layar kaca atau televisi; (c)
kebiasaan dan tradisi-tradisi tertentu; (d) faktor agama yang dianut; (e) situasi dan letak
sekolah; (f) bentuk bangunan/ rumah yang ada di sekitar lingkungan seseorang/ anak.
30
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Termasuk distant environment atau lingkungan jauh, adalah lingkungan yang
berada jauh di luar lingkungan kehidupan seseorang/ anak, tetapi situasi lingkungan ini
berpengaruh terhadap kehidupan seseorang/ anak. Keadaan situasi pada distant
environment dapat saja seperti close environment hanya pengaruh terhadap
perkembangan individunya berkurang. Misalnya: pada era globalisasi sekarang ini,
masyarakat Indonesia merasa cemas terhadap perilaku anak-anaknya dikarenakan anak
remaja sering berbicara menggunakan bahasa asing yang populer bahkan berbentuk
ungkapan yang hanya dimengerti oleh kalangan remaja tertentu (bahasa “prokem”).
Akibatnya para orang tua mereka susah memahami makna ucapan yang disampaikan
oleh anak-anak mereka. Hal ini dimungkinkan terjadi akibat adanya pergaulan dan
siaran langsung yang ada dalam program-program tertentu melalui televisi ataupun
internet yang jangkauannya cukup luas dan sulit dikontrol oleh para orang tua mereka.
Pengaruh yang ketiga yakni berasal dari pengaruh kemajuan teknologi yang
amat canggih terhadap faktor-faktor: topography, global culture, global politics, serta
climate. Pengaruh terhadap faktor-faktor tersebut dapat terjadi perubahan secara drastis
terhadap bentuk-bentuk perkembangan suatu nilai tertentu yang semula diyakini dan
dianut oleh seseorang dalam suatu lingkungan tertentu dimana ia tinggal. Tentu saja
adanya perubahan-perubahan terhadap faktor-faktor topography, global culture, global
politics dan climate akan menambah kesulitan perkembangan kognitif anak atau
seseorang untuk melakukan interaksi dengan lingkungannya, khususnya bagi seorang
anak yang mempunyai hendaya dalam hal: emosi, intelektual, fisik, maupun mental.
Kecanggihan lingkungan ke-tiga yang merubah faktor-faktor tersebut, berdampak
31
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
sangat luas terutama bagi guru kelas yang mengajarkan bidang studi tertentu (IPA, IPS,
atau Matematika). Program dan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru kelas
semestinya dibuat sesuai dengan kenyataan yang ada tetapi juga dapat memenuhi
kebutuhan-belajar setiap peserta didiknya. Salah satu pemecahannya adalah dengan
memberikan intervensi-khusus terhadap setiap peserta didik saat kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung oleh guru kelas.
Di Indonesia, pemerintah telah berusaha untuk mengantisipasi perubahan
tersebut dengan cara mencanangkan suatu bentuk program pendidikan berdasarkan
undang-undang, antara lain: (1) program wajib belajar dari enam tahun meningkat
menjadi sembilan tahun - dimana setiap anak berumur enam tahun sudah dikenai wajib
belajar (sesuai dengan ps.34 UUSPN Nomor 20/2003), (2) pemerataan memperoleh
kesempatan pendidikan untuk seluruh wilayah termasuk daerah terpencil, kesempatan
pendidikan sesuai dengan hak-hak azasi anak (sesuai dengan ps 32 UUSPN No.2/2003),
(3) untuk keperluan tersebut maka Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
2 tahun 1989 digantikan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kegiatan asesmen merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan sebelum
program pembelajaran individual, selama program pembelajaran individual dan saat
mengevaluasi dan memonitoring seluruh proses kegiatan pembelajaran individual untuk
mencari dan menemukan kemampuan maupun kelemahan peserta didik bersangkutan.
Informasi kemampuan dan kelemahan yang diperoleh dari kegiatan asesmen terhadap
peserta didik merupakan hal yang berguna sebagai bahan rujukan saat penyusunan
32
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
sebuah program kebijakan dalam pembelajaran, atau dipakai sebagai remedial saat
proses kegiatan belajar-mengajar, juga dipakai sebagai umpan-balik saat kegiatan
monitoring dan evaluasi keberhasilan sebuah tujuan akhir pembelajaran.
Kemampuan guru-kelas dalam melakukan kegiatan pencarian “kebutuhan”
setiap peserta didiknya merupakan tuntutan peningkatan profesionalisme guru dalam
tataran baru masyarakat Indonesia. Tuntutan tataran baru tersebut menjadikan peserta
didik sebagai subjek bukan merupakan objek pendidikan. Khususnya melalui
pendekatan pendidikan inklusi yang menjunjung tinggi dan menghargai hak-hak anak
yang telah disetujui dan dideklarasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-
Bangsa pada tanggal 20 November 1989 ditindak lanjuti dengan Deklarasi Salamanca
tahun 1994 (berkaitan dengan prinsip, kebijakan dan praktek dalam pendidikan yang
bersifat khusus) dan pertemuan di Dakar tahun 2000 yang meletakkan kerangka kerja
dari “Education for All”.
2. Konsep-Konsep Interaksi Gerak
Dalam penyusunan program pembelajaran individual, lebih tertuju kepada
pendekatan yang bersifat humanistik, disamping adanya penekanan pada segi
behavioristik. Penekanan dalam segi behavioristik dilakukan secara tidak terus
menerus, disesuaikan dengan kebutuhan intervensi-guru yang disesuaikan dengan
perilaku peserta didik yang bersangkutan. Oleh karena itu maka program pembelajaran
baik di dalam maupun diluar kelas (out bond activity) sangat bijaksana apabila guru-
kelas memprogramkan kegiatan pembelajarannya seyogyanya disesuaikan dengan
tingkat perkembangan anak berdasarkan pada teori perkembangan anak dari John Piaget
33
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
(1969), dan orientasi perkembangan anak hendaknya sesuai dengan keadaan diri mereka
(Switzky, Rotatori, Miller & Freagon 1979, dalam Hodapp, et al., 1990:3).
Piaget lebih menekankan kepada pengenalan lingkungan yang ada di sekeliling
kehidupan peserta didik. Pengenalan lingkungan secara lebih luas dimaksudkan agar
pembelajaran yang disampaikan kepada setiap peserta didik tertuju kepada upaya
peningkatan inteligensi seorang anak. Mengenali lingkungan berarti bahwa pendekatan
bermain sangat cocok dalam upaya meningkatkan perkembangan inteligensi, fisik,
emosi, dan cara bersosialisasi setiap peserta didik.
Untuk mengetahui “keberadaan” setiap peserta didik, diperlukan suatu asesmen
dengan menggunakan instrumen-observasi tertentu. Misalnya, dengan menggunakan
instrumen observasi yang disusun oleh Geddes Dolores dengan nama Geddes
Psychomotor Inventory (GPI) untuk mengetahui “keberadaan” setiap peserta didik
bersangkutan agar program pembelajaran yang menitik-beratkan pada kegiatan fisik
dapat disusun sesuai dengan “kemampuan” setiap peserta didik. Instrumen lainnya
dengan nama: Play Assessment Chart (PAC) yang disusun oleh Mette Tafjord (ide
untuk pencatatan-data berbentuk lingkaran diambil dari Model Progress Assessment
Chart dari H.C. Ginsburg). Play Assessment Chart ini merupakan instrumen-observasi
untuk mengetahui tingkat kemampuan fungsional: sensorimotor (sensory-motor skills),
kreativitas (creativity skills or constructive ability), interaksi sosial (social interaction
skills), dan kemampuan berbahasa secara konseptual (language conceptual skills).
Setelah “keberadaan” masing-masing peserta didik diketahui, maka guru-kelas
menyusun suatu pola gerak berdasarkan atas konsep-konsep gerak (movement concepts)
34
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
yang terdiri atas: hubungan antara ruang dan gerak tubuh, hubungan gerak dengan
penggunaan tenaga, dan hubungan gerak dengan waktu, serta hubungan arus-gerak
dengan lingkungan. Agar pola gerak tersusun dengan sistematis, efisien dan bersifat
menyeluruh maka guru-kelas saat menyusun pola gerak harus berpatokan pada dasar-
dasar keterampilan gerak (skills themes). Dasar-dasar keterampilan gerak menekankan
pada: gerak lokomotor (locomotor skills), gerak manipulatif (manipulative skills), dan
gerak non-manipulatif (non-manipulative skills).
Selanjutnya, pola gerak yang disusun disesuaikan dengan irama yang cocok
bagi peserta didik, sehingga program pembelajaran yang tersusun dapat menjadi wahana
bagi “penyembuhan” kelainan perilaku -- umumnya perilaku ketidakmampuan
menyesuaikan diri atau non-adaptif -- dari setiap peserta didik. Untuk itu diharapkan
bentuk program yang berbasis pola gerak irama hendaknya bernuansa “therapeutic”
atau “penyembuhan”, sehingga perlu diperhatikan unsur-unsur terapeutik mana yang
diperlukan bagi peserta didik bersangkutan agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan
akhir pembelajaran, yaitu adanya perubahan perilaku ke arah positip dari setiap perilaku
non-adaptif peserta didik. Atas dasar uraian tersebut di atas, pada uraian bab I ini
disampaikan juga secara sekilas tentang terapi yang berkaitan dengan pola gerak.
Suatu pola gerak yang bervariasi dapat meningkatkan potensi peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran berkaitan dengan pembentukan fisik, emosi, sosialisasi
dan daya nalar. Esensi dalam pola gerak adalah kreativitas yang diperlukan oleh setiap
orang tidak terkecuali bagi peserta didik. Kreativitas ini diperlukan dalam pembelajaran
yang bermuatan pola gerak, karena tujuan akhir dari suatu program pembelajaran adalah
35
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
penguasaan kemampuan kognitif melalui kreativitas diri dalam bersosialisasi. Melalui
penguasaan sosial dengan kreativitas gerak, peserta didik diharapkan mempunyai
perasaan harga diri dalam mengarungi kehidupannya kelak. Tidak terkecuali bagi
peserta didik yang mempunyai hambatan perkembangan fungsional. Perkembangan
fungsional dalam hal ini terdiri dari kemampuan sensorimotor, kreativitas menyusun
bentuk bangun, interaksi sosial, dan berbahasa secara konseptual.
Harus kita sadari bahwa gerak dan irama merupakan salah satu faktor yang
sangat berpengaruh terhadap potensi gerak seseorang dalam keterampilan olah-tubuh.
Oleh karenanya diperlukan pengetahuan tentang olah-tubuh melalui pengalaman-
pengalaman gerak. Melalui kesadaran terhadap pola gerak tubuh, seseorang akan dapat
mencapai keterampilan gerak tubuh secara mandiri. Bagi sebagian besar anak dengan
hambatan perkembangan seperti halnya terjadi pada anak dengan tendensi autism,
hiperaktif, kelainan perilaku, kesulitan belajar dan spastik maka pola gerak irama
sangat bermanfaat bagi guru kelas untuk dipakai sebagai bentuk intervensi-khusus
dalam bentuk pola gerak tertentu sesuai dengan keberadaan setiap peserta didiknya.
Dalam menyusun pola gerak tubuh yang diterapkan secara langsung dalam
program pembelajaran, hendaknya seorang guru memahami secara betul tentang posisi
setiap bagian anggota tubuh dari peserta didik. Posisi tubuh dalam keadaan diam
maupun bergerak memungkinkan setiap peserta didik mampu mengembangkan pola
geraknya secara tepat. Pengembangan pola gerak ditunjang oleh adanya otot-otot yang
kuat dan lentur. Sehingga melalui pola gerak tertentu memungkinkan otot-otot tubuh
dapat dikendurkan atau ditegangkan. Dari kekuatan otot-otot tersebut, khususnya yang
36
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
menunjang persendian tubuh, memungkinkan gerakan otot tubuh dapat digerakkan
seoptimal mungkin sesuai dengan fungsi setiap anggota tubuh.
Jika kita kaji tentang struktur anatomi tubuh, ternyata anggota tubuh kita
mempunyai struktur yang berbeda dalam kemungkinan geraknya. Terdapat lima bentuk
dasar kemungkinan gerak (stapes), yaitu: panjang, lebar, bulat, membelit, atau berputar.
Mengenai kemungkinan gerak yang polanya bersifat panjang dimaksudkan sampai
seberapa jauhkah jangkauan anggota tubuh agar dapat digerakkan seimbang dengan
tulang punggung, atau tinggi kepala seseorang. Dari pola gerak ini akan timbul
kesadaran seseorang terhadap bagian tubuh, yakni anggota tubuh bagian atas maupun
bawah. Kemungkinan gerak dengan bentuk lebar, penekanan terhadap tubuh terletak
pada anggota badan di bagian atas dan bawah, melalui usaha sampai seberapa jauhkah
tubuh seseorang - misalnya tangan maupun kaki - dapat direntangkan, atau diperlebar
ke samping. Pada bentuk bulat, dimaksudkan bahwa kemungkinan gerak seseorang
dalam upaya mempertemukan ke-dua ujung tubuh seseorang agar saling dapat
disentuhkan sedemikian rupa antara ujung jari-jemari dengan ujung kaki, sehingga
tulang punggung berbentuk melengkung. Kegunaan bentuk bulat ini bagi seseorang,
yaitu dapat melakukan gerakan mengguling atau rolling. Pada bentuk membelit atau
berputar dapat terjadi manakala dua anggota tubuh bergerak saling berlawanan,
misalnya kaki yang disilangkan.
Agar terjadi hubungan yang erat dan harmonis antara struktur tubuh dengan
kemungkinan gerak saat penggunaan suatu ruang atau space, peserta didik terlebih
dahulu ditanamkan kesadaran dirinya tentang pentingnya penggunaan ruang saat ia
37
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
melakukan gerak-tubuhnya. Ruang merupakan media gerak yang meliputi unsur luas.
Pengetahuan terhadap luas bidang gerak akan memungkinkan dipilihnya suatu gerakan
yang berlawanan tertentu, seperti gerakan-gerakan sebagai berikut.
1.jauh – dekat
2.di sini - di sana
3.besar – kecil
4.lebar – sempit
5.tinggi – rendah
6.dan sebagainya.
Sedangkan unsur ruang ditinjau dari segi tingkatannya, antara lain berkaitan
dengan pola gerak seperti berikut.
1.atas – tengah – bawah
2.tinggi – sedang – rendah
Pengertian tersebut dapat membuat perubahan posisi tubuh misalnya, dari
berdiri – kemudian berlutut – dilanjutkan dengan duduk – dan kemudian telentang atau
sebaliknya. Gerakannya dapat dilakukan dari posisi bawah – ke posisi atas.
Dari penjelasan tersebut di atas, maka pengertian tentang arah sangat
memegang peranan penting saat seorang guru menyusun program pembelajarannya
dengan menggunakan pola gerak. Begitu pula jika program pembelajarannya berkaitan
dengan peserta didik yang mempunyai hambatan perkembangan. Dalam kehidupan
yang normal sehari-hari, seseorang dapat secara bebas bergerak ke arah yang berlainan.
Kesadaran gerak seseorang memungkinkan terjadinya peningkatan perkembangan
38
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
pengalaman seseorang terhadap geraknya. Dalam hal ini maka setiap peserta didik
dapat lebih berkemampuan menentukan arah geraknya sesuai dengan nalurinya yang
telah terlatih melalui latihan-latihan, misalnya peserta didik akan mampu melakukan
gerak ke arah depan lalu ke belakang, lalu ke arah samping-kiri atau kanan, diteruskan
dengan bergerak secara serong atau secara diagonal ke arah kiri atau kanan. Akan lebih
semarak dan meningkatkan imajinasi peserta didik, jika pola geraknya tersebut dibantu
juga dengan pola-garis yang dibuat di lantai agar ia dapat melakukan sesuai dengan
pola-garis yang telah disusun dengan berbagai variasi, seperti: garis berbentuk lurus,
garis berbentuk melingkar, garis berbentuk menyudut, atau berbentuk zigzag sesuai
dengan kebutuhannya.
Faktor lain dalam menentukan suatu bentuk pola-gerak, selain arah, adalah
energi atau tenaga guna melakukan suatu gerak. Kita menyadari bahwa semua aktivitas
sehari-hari tubuh kita memerlukan energi-gerak. Misalnya gerak yang dilakukan dalam
bentuk yang statis dengan menekan suatu bidang sempit maupun dengan menggunakan
bidang yang lebih luas. Energi ini disalurkan ke seluruh otot tubuh melalui perintah
sistem syaraf pusat yang ada di otak untuk dapat melakukan suatu gerakan dengan
berbagai macam kekuatan yang berbeda-beda, terutama gerakan-gerakan yang
dilakukan secara berkesinambungan. Gerakan-gerakan yang mempergunakan tenaga
secara berbeda, lebih memungkinkan seseorang bergerak secara dinamis.
Dengan pola-gerak yang disusun guru untuk kepentingan kegiatan belajar-
mengajar yang bersifat individu terhadap peserta didik yang mempunyai hambatan
perkembangan fungsional (sosial, emosi, pisik, dan intelektual) hendaknya diusahakan
39
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
agar peserta didik yang bersangkutan dapat belajar menggunakan tenaganya secara
tepat. Kelebihan tenaga dalam gerakan dapat menimbulkan bentuk gerakan yang kaku,
tegang, dan menyebabkan kesalahan atau bahkan terjadi cidera otot. Sebaliknya,
kekurangan tenaga dalam melakukan suatu gerakan dapat mengakibatkan gerakan tubuh
peserta didik bersangkutan menjadi lemah dan tentu saja mempersulit dirinya untuk
melakukan keseimbangan-tubuhnya. Bagi sebagian besar peserta didik yang
mempunyai hambatan perkembangan yang diperoleh dari “kecacatan”, guru pendidikan
luar biasa atau special teacher for special needs student seyogyanya mampu menyusun
suatu pola gerak khusus bagi peserta didik bersangkutan. Sehingga peserta didik
bersangkutan dapat memanfaatkan energinya seefisien mungkin saat melakukan pola-
gerak yang telah disusun guru. Dengan demikian maka pola-gerak yang dilakukan
dengan energi yang tepat dan efisien dapat mengarah pada bentuk penyembuhan atau
bersifat terapi (therapeutic).
Penggunaan tenaga atau energi untuk sesuatu gerak akan berbeda antara pola-
gerak tertentu dengan lainnya. Misalnya, untuk melakukan suatu gerak: lari akan
berbeda dengan gerakan melompat atau gerakan berjalan, sehingga penggunaan energi
untuk dapat menggerakkan otot-otot tubuh yang diperlukan akan berbeda pula.
Gerak berdasarkan konsep kerangka kerja untuk mampu melakukan interaksi-
gerak, terdiri atas tiga bentuk gerak dasar yang meliputi pola gerak sebagai berikut.
a. Gerak Dasar atau Lokomotor
Berbagai macam bentuk gerak-dasar atau locomotor activity yang dapat
dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran yang bermuatan pola gerak irama seperti:
40
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
jalan – lari – loncat – loncat jangkit – lompat dengan berbagai variasi tolakan dan
gerakan mendarat – memantul – mengoper – berputar – bergeser –mengangkat –
melempar – mengkerut – mengejar –meluncur- dan sebagainya.
Selain gerak-dasar tersebut, terdapat pula pola-gerak: manipulative, dan non-
manipulative.
b. Gerakan manipulatif
Gerakan manipulatif adalah gerakan yang memerlukan adanya koordinasi
dengan ruang dan benda yang ada di sekitarnya. Gerak manipulatif akan terjadi bila
tersedianya alat atau benda yang akan dipergunakan untuk kegiatan berkaitan dengan
gerak-manipulatif.
Gerakan yang termasuk manipulatif adalah sebagai berikut.
1) Melempar atau throwing
Pola-gerak melempar. Misalnya, dalam suatu permainan sepak bola kita
mengenal adanya lemparan bola yang dilakukan oleh seorang pemain kesebelasan yang
diarahkan kepada rekannya bila bola tersebut keluar lapangan. Dalam melakukan
lemparan bola tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
a) Bola dipegang dengan kedua tangan di depan atau di atas kepala,
b) Anggota badan mulai dari pangkal paha ke atas ditarik ke belakang
dan bersamaan dengan gerakan itu, kedua lutut ditekuk
c) Pandangan ditujukan kepada rekan yang akan dibri bola
d) Dengan kekuatan-tenaga, kedua belah tangannya melemparkan bola
sekuat mungkin.
41
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
2) Menangkap atau Catching and Collecting
Gerak menangkap dapat dijumpai misalnya dalam suatu permainan sepak bola
yang umumnya dilakukan oleh seorang penjaga gawang. Menangkap bola bentuknya
bermacam-macam, salah satu diantaranya adalah menangkap bola setinggi dada.
Tekniknya sebagai berikut.
a) Ke-dua kaki dibentangkan atau salah satu kaki berada di posisi depan
kaki lainnya
b) Berat tubuh terletak pada tumpuan kaki depan
c) Kedua kaki ditekuk sedikit pada lututnya
d) Bagian dada sebelah atas dicondongkan ke depan
e) Setelah bola menyentuh telapak tangan dan lengan, maka secepatnya
bola yang sudah tertangkap harus dikuasai.
3) Menendang atau kicking
Misalnya, menendang bola oleh penjaga gawang. Teknik ini digunakan untuk
mengoperkan bola dari depan gawang ke daerah lawan.
4) Memukul atau Punting
Misalnya, dalam permainan sepak bola akan ditemui gerakan memukul bola.
Teknik memukul bola biasanya dilakukan dengan diiringi loncatan, pukulan yang
dilakukan dengan satu tangan atau dua tangan. Begitu bola mendekat, tangan penjaga
gawang disiapkan di depan badan dengan sikap siku ditekuk.
42
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
5) Memantul-mantulkan atau dribling
Gerakan ini bisa kita temukan pada permainan bola basket yang dilakukan
oleh seorang pemain saat yang bersangkutan ingin mengoperkan bola atau menunggu
kesempatan untuk melakukan serangan. Teknik dribling ini adalah memantul-
mantulkan bola sampai bola tersebut menyentuh lantai lapangan dengan posisi satu kaki
sebagai tumpuan dalam posisi diam tidak terangkat. Memantul-mantulkan bola dapat
dilakukan dengan salah satu tangan, yaitu untuk melakukan operan atau kedua belah
tangan untuk melakukan lemparan tembakan ke dalam keranjang guna mendapatkan
point atau skor bagi regunya.
6) Melambungkan atau Volleying
Contoh gerakan melambungkan atau volleying adalah dalam permainan bola
voli. Melambungkan bola dimaksudkan agar bola berada di atas udara sehingga rekan
atau lawan main dapat memainkan permainan. Bola dilambungkan dan diusahakan
tidak menyentuh lantai atau tanah. Pantulan atau lambungan bola yang baik dilakukan
dengan kedua belah tangan dirapatkan membentuk bulatan cembung dan jari-jemari
tangan digerakkan saat melambungkan bola. Gerakan melambungkan bola harus
disesuaikan dengan posisinya, apakah melambung tinggi, mendatar, atau sedang.
7) Memukul dengan raket
Gerakan memukul semacam ini sering dilakukan dalam suatu permainan yang
mempergunakan raket sebagai alat pemukul. Misalnya, dalam permainan bulutangkis
atau tenis lapangan. Gerakan yang dilakukan pada umumnya sebagai berikut.
43
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
a) Raket dipegang dengan sebelah tangan (umumnya oleh tangan sebelah
kanan, kecuali bagi pemain kidal).
b) Pukulan hanya diarahkan kepada lawan, yang berada di seberang net
Pukulan tidak dilakukan dengan kaku
c) Pukulan harus dsesuaikan dengan keadaan kock atau bola (yang
disajikan oleh pihak lawan).
8 ) Memukul dengan alat (misalnya dengan kayu pemukul)
Gerak semacam ini seringkali terdapat dalam jenis permainan: softball, kasti,
rounders. Cara melakukan pukulan biasanya mengikuti pola-gerak sebagai berikut.
a). Alat pukul dipegang dengan kedua belah tangan dan biasanya ditaruh di atas bahu
b). Pukulan dilakukan dengan cara mengayunkan pemukul mendatar di depan badan
c). Posisi kedua belah kaki pemukul sejajar
d). Setelah bola terpukul, posisi tubuh pemukul bola mengikuti arah gerak kayu
pemukul dan kemudian meletakkan kayu pemukul.
c. Gerak Non-Manipulatif
Gerakan non-manipulatif adalah gerakan yang dilakukan oleh seseorang tanpa
menggunakan alat dan dapat berpindah tempat
Termasuk gerakan non-manipulatif adalah gerakan yang dilakukan tanpa
menggunakan alat pukul, dan mudah berpindah tempat. Yang termasuk dalam pola
gerakan semacam ini antara lain sebagai berikut.
1). Membelok atau turning
44
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Misalnya, saat berjalan atau dalam perlombaan gerak jalan kita menemukan
sebuah belokan., tubuh kita akan segera mengikuti arah gerakan apakah itu ke kiri atau
ke kanan saat melakukan gerak-membelok. Begitu pula pola gerak tersebut dapat
dilakukan manakala kita memerlukan bentuk reaksi dengan rangsangan berupa belokan.
2). Berputar atau twisting
Gerakan semacam ini banyak dijumpai dalam tari balet dan senam lantai.
Gerakan berputar merupakan gerakan yang memutarkan tubuh dengan mengangkat
salah satu kaki, berporos atau bertumpu pada kaki lainnya. Biasanya variasi gerakannya
diikuti dengan sikap posisi ditekuk. Pada pola gerak berputar faktor keseimbangan
amat penting.
3) Mengguling atau rolling
Gerakan mengguling dapat dilakukan mengarah ke depan, ke samping
maupun ke belakang. Kedua belah telapak tangan dipakai sebagai tumpuan dengan cara
mencondongkan dan kemudan mendorongkan badan dan bergerak membulat ke arah
yang dituju. Daya guling yang terjadi saat mengguling terjadi diakibatkan adanya daya
jatuh tubuh ke arah yang dituju (ke depan, ke samping, ataupun ke belakang).
4) Mengatur keseimbangan tubuh atau balancing
Keseimbangan dapat dilakukan dengan berbagai sikap dan posisi tertentu.
Misalnya, dalam senam lantai dengan posisi sikap lilin dimana tumpuan berada pada
punggung belakang dan tangan menopang pinggang dan ke dua kaki lurus ke atas. Pada
sikap kapal terbang, yaitu berdiri dengan tumpuan pada salah satu kaki yang tegak
lurus, kaki lainnya dinaikkan serta disejajarkan dengan kedua belah tangan yang
45
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
membentang ke arah samping sehingga posisi tubuh seperti sebuah kapal terbang.
Gerakan keseimbangan dapat juga dilakukan dengan posisi berdiri tegak dan satu kaki
dipakai sebagai tumpuan sedangkan kaki lainnya dapat diangkat ke arah muka atau
samping tubuh.
5) Perpindahan tempat atau transfering weight.
Gerakan ini sering dilakukan sebagai bentuk pemanasan tubuh sebelum
melakukan gerakan-gerakan inti. Gerakan semacam ini dapat dilihat pada senam
aerobik atau senam pagi. Misalnya, beban yang ditopang oleh tumpuan ke dua kaki
terlalu berat, maka beban dari berat badan seseorang tersebut dapat dipindahkan dengan
cara salah satu kaki diletakkan ke depan. Atau dari sikap “siap” diubah menjadi sikap
“istirahat” dalam gerakan baris-berbaris.
6) Melompat dan mendarat atau jumping and landing
Pola gerak ini biasanya dapat dilihat pada gerakan lompat jauh dalam cabang
olahraga atletik. Tujuan melakukan gerakan melompat dan mendarat adalah
mendapatkan jarak lompatan sejauh mungkin. Dalam melakukan melompat dan
mendarat perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) adanya awalan, (b) tolakan, (c)
sikap badan di udara yang melayang, (d) sikap badan sewaktu mendarat dengan ke dua
kaki dengan cara jatuh sebaik mungkin, dan (e) sikap saat tubuh setelah mendarat,
tangan dan kaki diusahakan diarahkan atau dicondongkan ke depan
7). Mengkerut atau curting
Gerakan mengkerut dapat dilihat saat seseorang melakukan gerakan “sit-up”
atau gerakan mencium lutut dari posisi duduk berbanjar dengan kedua belah kaki lurus
46
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
ke arah depan. Tujuan utama dari pola gerak mengkerut ditujukan untuk kekuatan otot
perut serta kelentukan persendian di daerah tulang belakang. Pola-pola gerak tersebut
dapat diterapkan dan sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam program pembelajaran
sebagai intervensi khusus guru, khususnya terhadap peserta didik yang mempunyai
hambatan perkembangan gerak. Jika program gerakan semacam ini akan diterapkan
dalam program pembelajaran individual hendaknya perlu disesuaikan dengan
“keberadaan” tubuh peserta didik bersangkutan agar latihan gerak tersebut dapat
berguna sebagai media terapeutik atau “ penyembuhan”. Penyembuhan akan dapat
terlihat jika otot yang ada pada anggota tubuh peserta didik bersangkutan terlihat adanya
perkembangannya.
Membuat suatu pola gerak yang bermacam-macam dan cocok dengan
keadaan kebutuhan peserta didik perlu disusun dan diprogramkan secara berhati-hati.
Program gerakan yang semacam ini hendaknya sesuai dengan pola gerak irama tubuh
seseorang, terutama jika akan diterapkan kepada anak yang mempunyai hambatan
gerak. Untuk keperluan itu seorang guru kelas perlu mengetahui keberadaan dari setiap
peserta didiknya melalui observasi yang teliti sehingga ditemui faktor kemampuan dan
kelemahan peserta didik yang akan dibuatkan program pembelajaran individual berbasis
gerak irama. Gerakan-gerakan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diterapkan
juga pada pola gerakan yang “disisipkan” dalam program pembelajaran.
Kemampuan atau keahlian dasar-gerak peserta didik yang akan diikutkan
dalam suatu program pembelajaran individual perlu dicocokkan dengan kepentingan
47
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
pengembangan setiap peserta didik, yaitu pengembangan yang diarahkan kepada: fisik,
sosial, emosi atau intelektual. Misalnya, peserta didik yang mempunyai kelemahan
pada kedua kakinya diperlukan pola gerak lokomotor seperti: jalan, berlari, atau lari-lari
kecil di dalam ruang bangsal olahraga yang ada di sekolah atau di lapangan dekat
sekolah. Jika peserta didik bersangkutan mempunyai kelemahan dalam kemampuan
bergaul, antara lain dapat ditunjukkan dengan suka menyendiri, maka gerakan-gerakan
berjalan, berlari dan lari-lari kecil dilakukan dengan berpasangan sesama teman-
temannya. Arah gerakan dipolakan apakah dengan lurus, menyamping, berputar, atau
searah berlawanan. Sedangkan arah dan tenaga dapat menggunakan: bebas dengan
gerakan yang lambat atau tenaga sepenuhnya, dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 1.1
Dasar-Dasar Keterampilan Gerak
LOCOMOTOR
SKILLS
MANIPULATIVE
SKILLS
NON-MANIPULATIVE
SKILLS
-Jalan -Lari
-Meloncat dengan alat
-Meloncat-loncat
-Meloncat ke samping
-Mengejar
-Meluncur
-Lari-lari kecil atau lari-
lari anjing.
-Melempar -Menangkap
-Menendang
-Memantulkan bola
-Melambungkan bola
-Memukul dengan raket
-Memukul dengan alat -
pemukul kayu
-Membelok -Berputar
-Mengguling
-Keseimbangan tubuh
-Memindahkan berat tubuh
-Melompat kemudian mendarat
-Mengulurkan otot, misalnya:
merentangkan kedua tangan lurus ke
samping sejajar pundak
-Mengerutkan otot-perut, Misalnya:
sit-up
48
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
(Adaptasi dari Graham, G. et al., 1980:15)
Tabel 1.1 tersebut di atas, merupakan petunjuk bahwa gerak tubuh seseorang
berporos kepada tiga bentuk utama pola gerak, yaitu: (1) locomotor (merupakan gerak
dasar yang telah dimiliki sejak dilahirkan), (2) manipulative (merupakan gerak yang
memerlukan koordinasi dengan ruang dan benda di sekitarnya. Terjadinya gerak ini
bila tersedianya alat/ benda yang dipergunakan untuk bergerak), dan (3) non-
manipulative (gerakan yang dilakukan tanpa menggunakan alat dan dapat dilakukan
dengan berpindah tempat). Interaksi keseluruhan gerak pada skills themes dapat dilihat
pada gambar di halaman berikutnya (Gambar 1.1 Konsep-konsep Interaksi Gerak).
Penyusunan pola-gerak hendaknya mengacu kepada dasar-dasar keterampilan
gerak (skills themes) dan konsep gerak (movement concept). Saat menyusun pola-gerak
misalnya. untuk gerak lokomotor dapat menggunakan gabungan gerak-dasar lebih dari
satu macam antara lain dengan manipulatif dan non-manipulatif, misalnya gerak
berjalan (lokomotor) dengan membelok-belokkan (non-manipulatif) dilanjutkan dengan
lari-lari kecil (lokomotor) sambil berputar-putar (non-manipulatif) mengelilingi ruang
bangsal, dapat diikuti dengan gerakan menendang bola (manipulatif) saat mencapai
garis akhir yang ditentukan.
Konsep gerak itu sendiri mempunyai tiga kategori, yaitu sebagai berikut
(1) ruang gerak tubuh/ dimana tubuh digerakkan,
(2) bagaimana tubuh digerakkan (hubungannya dengan tenaga yang akan
dipergunakan), dan
49
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
(3) hubungan gerak dengan lingkungan atau relationships dengan: bagian tubuh, alat/
orang, menyertakan orang lain. Penggunaan movement concepts berkaitan dengan skills
themes karena berkaitan dengan keefektifan penggunaan keterampilan yang dimilki oleh
setiap peserta didik saling berkaitan.
Secara sistematik hubungan antara dasar-dasar keterampilan gerak dengan
kategori konsep-gerak, dapat dilihat pada ke-lima bulatan melingkar dalam gambar
yang saling bertautan seperti yang terlihat pada Gambar 1.1 tentang Konsep-konsep
Interaksi Gerak pada halaman berikutnya.
Sedangkan konsep gerak (movement concepts) dapat dilihat seperti dalam
Tabel 1.2 di bawah ini.
Tabel 1.2 Konsep Gerak (Movement Concept)
Ruang gerak tubuh/
Dimana tubuh
digerakkan
Bagaimana tubuh digerakkan
(hubungannya dengan
tenaga)
Hubungan gerak
(Relationship)
-Lokasi:
Tempat khusus atau
tempat umum.
Arah-gerak:
Ke atas/ bawah; ke
depan atau ke belakang;
ke kiri atau ke kanan.
Waktu:
Cepat atau lambat;
Tiba-tiba atau teratur.
Tenaga yang dipergunakan:
Sepenuhnya atau dengan cukup
ringan.
Bagian tubuh:
- melengkung/ bulat
- menyempit
- meluas/ melebar
- memutar - sejajar atau berlawanan arah
dengan tubuh.
Dengan memakai alat/ orang:
50
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Tingkat gerak:
Rendah, sedang atau
berat.
Jalur:
Lurus atau berkelok-
kelok
Keadaan gerak:
Pendek, jauh atau dekat.
Arah:
Gerakkannya diarahkan atau
dilakukan dengan bebas.
- atas/ bawah - dekat/ jauh
- di depan/ belakang
- menyeluruh/ sebagian
- disatukan/ dipisahkan
- menyeluruh tubuh
- berputar/ sepanjang sisi tubuh
- memimpin/ mengikuti
- menirukan atau mengaca
sendirian / menemukan
pasangan
- searah/ berlawanan
Dengan menyertakan orang lain:
- Sendirian dalam kelompoknya.
- Sendirian tanpa teman
- Berteman atau berpasangan.
- Dalam kelompok
- Berada dalam sekelompok regu.
(Adaptasi dari: Graham, G. et al. 1980:15)
Interaksi bagian yang ada pada Tabel 1.2 di atas secara jelas dapat dilihat pada
Gambar 1.1 Konsep-Konsep Interaksi Gerak yang tertera di bawah ini.
51
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Gambar 1.1 Konsep-Konsep Interaksi Gerak (Graham, G., et al., 1980:17)
Bagi guru kelas yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajar-mengajar
disebabkan adanya rasa bosan atau tidak berjalan akibat adanya “kelainan” dari peserta
didik (di sekolah reguler, sekolah khusus, ataupun sekolah yang menerapkan pendidikan
inklusi) sebaiknya pola gerak irama diterapkan sebagai intervensi khusus dalam
program pembelajaran yang bersifat individu. Agar program pembelajaran individual
tersebut efisien dan secara menyeluruh menggunakan pola gerak, diperlukan pembuatan
skematis pola-gerak sesuai dengan Gambar 1.1 Konsep-Konsep Interaksi Gerak. Di
bawah ini diberikan contoh cara pembuatan skematis pola-gerak pada Tabel 1.3 seperti
berikut.
52
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Tabel 1.3
Skematis Pola-Gerak
Skills Themes
Movement
Concepts
LOKOMOTOR
MANIPULATIF
NON-MANIPULATIF
Lari *) Melempar *) Berguling *)
A. Dimana tubuh
digerakkan :
1.Lokasi
2.Arahnya
3.Tingkat
4.Perluasan
B.Bagaimana
digerakkan: 1. Waktu
2. Tenaga
3. Arah/ alur
C.Relationship:
1.Tubuh
2.Objek/ orang
3.Bentuk-sosialnya
Ruangan, ke depan,
cepat, dilakukan
berkali-kali.
Cepat, sepenuh
tenaga, secara bebas.
Memutar, dekat,
dalam regu.
Di lapangan, ke
atas, keras/ kuat, 10
kali.
Secara teratur,
cukup, diarahkan
ke sasarannya.
Melebar, ke atas,
berpasangan
Di ruangan bangsal
olahraga senam, Ke kiri/
kanan, perlahan-lajan. 3
kali.
Secara tiba-tiba, cukup,
bebas.
Membulat, ke depan,
sendirian.
Keterangan: *) Sebagai contoh, dapat dibuat secara menyeluruh dari skills themes.
Sekali lagi ditegaskan bahwa: Dalam menyusun program pembelajaran
individual berbasis pola-gerak tertentu sebaiknya guru kelas perlu mempertimbangkan
faktor tenaga yang akan dipergunakan oleh peserta didik. Semua bentuk kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan secara
statis atau bergerak ke bidang yang lebih luas akan memerlukan energi.
Dalam pelaksanaan program pembelajaran individual berbasis pola-gerak
sebaiknya setiap peserta didik diarahkan untuk mampu menggunakan tenaganya secara
tepat-guna. Kelebihan penggunaan tenaga sewaktu melakukan suatu gerakan akan
menimbulkan kekakuan dan ketegangan sehingga berdampak terjadinya kerusakan atau
53
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
cidera pada otot-tubuh. Sebaliknya jika kekurangan tenaga sewaktu melakukan suatu
gerakan mengakibatkan tubuh lemas, sehingga mempersulit gerakan, dan tidak mampu
mempertahankan keseimbangan tubuh. Tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan
gerakan yang berkesinambungan dengan berbagai macam bentuk gerak sangat berbeda
jika melakukan gerakan yang bersifat statis.
Untuk diperhatikan oleh setiap guru:
Hendaknya unsur tenaga yang akan dipergunakan oleh
peserta didik perlu mendapatkan perhatian utama guru
kelas dalam penyusunan pola gerak yang akan diterapkan
dalam program pembelajaran individual, terutama jika
peserta didik bersangkutan adalah anak dengan kebutuhan
khusus (special need’s student).
Sebagai tolak-ukur guna melihat apakah skematis susunan pola-gerak yang
dibuat oleh guru kelas sudah baik atau benar perlu memperhatikan pedoman
penyusunan pola-gerak. Ada empat kriteria untuk dapat menciptakan pola-gerak yang
benar, yakni harus melihat pedoman pertanyaan sebagai berikut.
1). Dimanakah kita dapat melakukan gerak?
Jawaban ini berkisar pada masalah ruang. Yang perlu dipertimbangkan
adalah:
a) Bergerak dalam ruangan tertentu atau ruangan bebas (apakah dalam bangsal atau
lapangan sepakbola).
b) Bergerak ke arah yang mana (yang searah atau berlawanan)
54
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
c) Tingkat ketinggian yang berlainan (sampai sejauhmana tingkat ketinggian yang
dicapai).
d) Luas dan bentuk ruang gerak yang akan dipergunakan.
e) Penggunaan ruang. Pola yang berlainan akan berbeda pula dalam penggunaan
ruangannya, misalnya: pola-gerak berjalan berbeda dengan pola-gerak melempar
bola.
2) Apa dan bagian manakah yang dapat kita gerakkan?
Jawaban ini berkisar pada masalah tubuh. Untuk menjawabnya diperlukan
bahan pemikiran dan hendaknya seorang guru mampu melihat:
a) Apakah gerakan tersebut menggunakan seluruh anggota tubuh atau tidak.
b) Bagaimana kombinasi gerak dari seluruh bagian anggota tubuh.
3) Bagaimana kita dapat bergerak?
Sifat utama dalam pemecahan masalah ini berkisar pada penggunaan: tenaga,
gravitasi dan perpindahan beban-tumpuan akibat adanya berat tubuh. Yang perlu
dipertimbangkan oleh guru kelas adalah:
a) Gerakan tersebut dilakukan dengan tenaga penuh atau hanya dengan separuh tenaga.
b) Gerakannya memanfaatkan gaya-berat atau keseimbangan-tubuh.
c) Bergerak dengan melakukan perubahan atau hanya melakukan perpindahan berat-
tumpuan tubuh.
d) Bergerak di udara atau di daratan.
4) Bagaimanakah seseorang dapat bergerak secara lebih kuat?
55
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Untuk menjawab soal ini perlu diperhatikan bahwa pemecahan masalah
terletak pada faktor-faktor: kecepatan, irama, dan gaya yang dipergunakan untuk
bergerak. Untuk hal itu diperlukan perhatian guru kelas terhadap:
a) Bagaimanakah kecepatan, irama dan gaya yang dipakai oleh gerakan yang akan
diterapkan dalam program pembelajaran individual tersebut.
b) Apakah gerakannya dipadukan dengan irama atau tidak?
3. Penyusunan Program Pembelajaran Berbasis Gerak Irama
Setelah mempelajari dan memahami semua unsur gerak irama yang tertuang
dalam pola gerak dalam rancangan khusus sesuai dengan karakteristik masing-masing
peserta didik dalam perencanaan olah-tubuh, maka kegiatan belajar-mengajar yang akan
disampaikan guru kepada peserta didiknya memerlukan suatu rancangan tersendiri
sesuai dengan model yang hendak dianut oleh guru.
Kegiatan belajar-mengajar yang berbasis gerak irama, umumnya disusun atas
dasar pertimbangan bahwa (a) adanya “kejenuhan” belajar para peserta didik dalam
suatu bidang studi, dan sering tidak ada kemajuan, (b) kesulitan mengatasi proses
pembelajaran disebabkan terdapat “kelainan-kelainan khusus” peserta didik tertentu.
Solusi penyajian pola gerak irama diharapkan dapat membantu peserta didik
bersangkutan, dengan catatan guru telah memahami pola-gerak dan dapat menerapkan
bentuk-bentuk kegiatan olah-tubuh yang bersifat penyembuhan atau therapeutic, sesuai
dengan karakteristik peserta didik bersangkutan.
56
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun program pembelajaran
harian atau Satuan Pengajaran/ Rancangan Pembelajaran berbasis gerak irama, antara
lain sebagai berikut.
a. Guru hendaknya sudah mengetahui, melalui asesmen , tentang kekuatan dan
kelemahan: otot atau tingkah lalu tertentu dari setiap individu peserta didiknya.
b. Dalam menyusun program, usahakanlah kegiatan gerak berorientasi kepada
kemampuan koordinasi kerja otot-tuibuh.
c. Setiap kegiatan yang diterapkan mengacu kepada: usaha peserta didik untuk
dapat menambah potensi gerak tubuhnya.
d. Proses kegiatan pembelajaran diupayakan untuk memperbaiki skap postur tubuh.
e. Hasil kegiatan pola-gerak diharapkan dapat memberi kemampuan peserta didik
dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
f. Setelah pembelajaran selesai, dapat membantu peserta didik untuk memperbaiki
sikap, mental ke arah yang lebih baik dari sebelum penerapan program.
g. Guru hendaknya memperhatikan azas kepentingan “kebutuhan peserta didik”,
baru kepentingan kurikulum.
a. Kata Kerja Operasional Untuk TIK (Kompetensi yang akan dicapai)
ASPEK PSIKOMOTOR
TIU TIK
5 6
57
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
1. Mengenal
2. Menghubungkan
3. Mengetahui
4. Menunjukkan
5. Melakukan
6. Membalut
7. Menentukan
8. Menjawab
9. Menulis
1. Memilih 2. Menunjukkan
3. Mengidentifikasikan
4. Memisahkan
5. Menghubungkan
6. Menyisihkan
7. Memulai
8. Memamerkan
9. Menjelaskan
10. Memindahkan
11. Meneruskan
12. Mereaksi
13. Memberi tanggapan 14. Mempertunjukkan
15. Memprakarsai.
16. Memasang
17. Membangun
18. Membongkar
19. Membagi
20. Menguatkan
21. Memperbaiki
22. Menggerinda
23. Memanasakan 24. Memanipulasi
25. Mengukur
26. Menjahit
27. Mencampur
28. Mengorganisir
29. Membuat sketsa
Lanjutan Kata Kerja Operasional
ASPEK PSIKOMOTOR
T I U T I K
10. Mengatur
30. Memasang
58
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
11. Menggunakan
12. Mendemonstrasikan
13. Memainkan
14. Memperbaiki
15. Menyesuaikan diri
16. Mengubah
17. Menciptakan
18. Mendisain.
31. Membangun 32. Membongkar
33. Membagi
34. Menguatkan
35. Memperbaiki
36. Menggerinda
37. Memanaskan
38. Memanipulasi
39. Mengukur
40. Menjahit
41. Mencampur
42. Mengorganisir
43. Membuat sketsa
44. Memasang
45. Membangun
46. Membongkar
47. Membagi
48. Menguatkan
49. Memperbaiki
50. Menggerinda
51. Memanaskan
52. Memanipulasi
53. Mengukur 54. Menjahit
55. Mencampur
56. Mengorganisir
57. Membuat sketsa
58. Mengadaptasi
59. Mengubah
60. Mengatur kembali
61. Merevisi
62. Membuat variasi
63. Mengorganisir.
64. Mengatur
65. Mengkombinasikan
66. Mengarang
67. Menyusun
68. Menciptakan
69. Mendesain
69. Memulai.
b. Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Model pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus seyogyanya didasarkan
atas kompetensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik yang dirancang berdasarkan
59
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
kebutuhan nyata setiap peserta didik di lapangan. Penerapan program berdasarkan
kompetensi dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) pada seluruh jenjang dan jalur pendidikan. Pola
ini terkait dengan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” yang telah dicanangkan
oleh Menteri Pendidikan Nasional Indonesia pada tanggal 2 Mei 2002.
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan
sikap yang direfleksikan dalam kebebasan berfikir dan bertindak, sehingga dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Pendapat tersebut sejalan dengan McAshan (1981:45; dalam Mulyasa, E. 2004:38),
sebagai berikut.
“ ... is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a
person achieves, which become part of his or her being to the
extent he or she can satisfactorily perform particular
cognitive, afective, and psychomotor behavior.”
Kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap peserta didik dinyatakan
sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar yang mengacu kepada
pengalaman langsung melalui interaksi dengan lingkungan di sekitarnya baik benda-
benda maupun orang. Peserta didik perlu mengetahui tujuan akhir belajar dan tingkat-
tingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit
dan memiliki kontribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari.
1) Aspek-aspek Konseptual Kompetensi
Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi menurut
Gordon (1988:109; dalam Mulyasa, E. 2004:39) sebagai berikut di bawah ini.
60
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
a) Pengetahuan, yaitu kesadaran dalam bidang kognitif misalnya seorang guru
mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar dan bagaimana
melakukan pembelajaran terhadp peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.
b) Pemahaman, yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu.
Misalnya, seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki
pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi setiap peserta didik agar
dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.
c) Kemampuan, adalah suatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan suatu tugas
atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya, kemampuan guru dalam
memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada
setiap peserta didik.
d) Nilai, adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah
menyatu dalam diri seseorang. Misalnya, standar perilaku guru dalam pembelajaran
seperti kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan sejenisnya.
e) Sikap, yaitu perasaan senang-tidak senang, suka-tidak suka, atau reaksi terhadap
suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya, reaksi terhadap krisis ekonomi,
perasaan terhadap kenaikan upah/ gajih, dan sebagainya.
f) Minat, adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Misalnya, minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.
Keterampilan yang sangat penting dari seorang guru seperti yang dinyatakan
pada pernyataan tersebut di atas, akan nampak saat berlangsungnya pembelajaran di
kelas. Keterampilan tersebut merupakan perilaku guru yang efektif, artinya guru
61
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
hendaknya secara sistematik dalam menyajikan kompetensi-kompetensi yang efektif
untuk berbagai situasi belajar. Maka pembelajaran yang efektik adalah pembelajaran
yang mampu mencapai sasaran kompetensi dengan memanfaatkan kemampuan, minat,
dan kesiapan menerima pembelajaran dari setiap peserta didik.
2) Kompetensi-Kompetensi Sistem Pembelajaran
Kompetensi-kompetensi sistem pembelajaran yang melandasi suatu proses
pembelajaran efektif hendaknya mengacu kepada konseptual model pembelajaran
individual. Elemen yang ada pada konseptual pembelajaran individual meliputi: a).
Elicitors, b). Behaviors, c). Reinforcers, d). Terminal objective, dan e) Enroute.
Keenam elemen konseptual model tersebut sangat berperan dalam proses
pembelajaran. Pengertian keenam elemen tersebut seperti berikut.
a) Elicitors (E), merupakan peristiwa atau kejadian yang dapat menimbulkan atau
menyebabkan perilaku. Elicitors terjadi melalui: 1) peralatan pembelajaran seperti
alat bermain atau toys, bentuk permainan edukatif, buku, instrumen tes, gambar-
gambar, alat tulis seperti crayon; 2) dapat juga berupa bentuk-bentuk arahan atau
perintah, permintaan, demonstrasi, atau seperangkat bentuk arahan atau petunjuk-
petunjuk tertentu; 3) dapat melalui perilaku seseorang dengan berbagai macam
bentuk seperti: senyuman sebagai tanda persetujuan, atau kerutan didahi sebagai
tanda tidak setuju. Penyebab perilaku dapat terjadi oleh salah satu atau merupakan
gabungan dari beberapa elicitors tersebut.
62
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
b) Behaviors atau Perilaku (B), merupakan kegiatan dari peserta didik, atau sesuatu
yang dapat ia lakukan, antara lain: berlari, berjalan, berbicara, menulis, menyusun
atau memasangkan kembali suatu permainan dengan bentuk papan permainan atau
puzzle, membaca, menjawab pertanyaan, menyimpan angka pada suatu
penjumlahan dengan deret ke bawah, atau kemampuan duduk di kursi.
c) A Reinforcers atau Penguatan (R), adalah suatu kejadian atau peristiwa yang
muncul sebagai akibat dari perilaku dan dapat menguatkan perilaku tertentu yang
dianggap baik. Penguatan dapat berupa peningkatan kepuasan dari perilaku untuk
masa depan. Stimulus atau rangsangan yang mengikuti perilaku yang tidak
memuaskan atau yang tidak sesuai dengan harapan tidak akan diberikan penguatan.
d) Entering Behavior atau Kesiapan Menerima Pembelajaran. Sebelum guru
memulai melakukan kegiatan pembelajaran terhadap peserta didik, sangat esensial
jika guru mengetahui terlebih dahulu kesiapan setiap peserta didiknya untuk
memulai menerima kegiatan belajar. Entering behavior ini sangat penting
disebabkan guru harus mempertimbangkan secara matang dalam menyampaikan
beberapa tugas akademik, hal ini hendaknya dapat menjawab pertanyaan: tugas
akademik yang manakah dalam suatu kegiatan belajar yang diterapkan guru agar
sesuai dengan perilaku-perilaku pembelajaran khusus. Artinya bahwa bentuk
elicitors (E) manakah untuk setiap peserta didik agar yang bersangkutan dapat
melakukan tanggapan atau respon, perilaku yang manakah yang dimunculkan oleh
setiap peserta didik, dan dengan penguatan atau reinfors (R) yang manakah sehingga
untuk dapat memperkuat respon-respon yang diinginkan atau dianggap berguna.
63
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
e) Terminal Objective. Beberapa program pembelajaran seharusnya dapat
menghasilkan perubahan perilaku sebagai wujud outcome atau hasil akhir berupa
keluaran pembelajaran yang telah dirancang oleh seorang guru.
f) Enroute Objective, merupakan suatu langkah dari entering behaviors menuju ke
terminal objectives yang terbagi kedalam beberapa langkah kegiatan pembelajaran
disebut dengan enroute objectives. Setiap enroute objective dapat menggambarkan
suatu pencapaian sasaran antara yang harus dicapai oleh setiap peserta didik
sebelum mereka pindah ke enroute objectives berikutnya. Model konseptual secara
nyata akan memunculkan suatu proses kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan
pembelajaran, seorang guru akan mampu mengidentifikasi peserta didiknya
berkaitan dengan: 1) tingkat kemampuan akademik atau tingkat kemampuan sosial
setiap peserta didiknya, 2) arah tujuan dari pembelajaran, 3) langkah-langkah yang
perlu dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Model dari proses pembelajarannya memungkinkan seorang guru mampu
melakukan pengidentifikasian secara tepat pada setiap titik sasaran, kapan peserta
didik sesuai dengan kesiapan dirinya untuk dapat menerima tugas-tugas
pembelajaran atau entering behaviors, enroute objective atau suatu keadaan yang
sesuai dengan urutan pembelajaran, dan sasaran antara yang dituju atau terminal
objectives. Rincian elemen model konseptual dapat dilihat pada Bagan 1.1 dan 1. 2
di halaman berikutnya.
64
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Bagan 1. 1 Future Behavior
(Intended achievement at termination of program) (Peter, L. J. 1975: 17)
64
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Bagan 1. 2 The Conceptual Model (Peter, L.J., 1975:14)
c. Model Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus
Inti model pembelajaran berdasarkan pada kurikulum berbasis kompetensi
atau KBK bagi anak dengan kebutuhan khusus (ABK) adalah pengembangan
lingkungan belajar secara terpadu. Pengembangan lingkungan secara terpadu
dimaksudkan dengan lingkungan yang mempunyai prinsip-prinsip umum dan prinsip-
prinsip khusus.
65
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Prinsip-prinsip umum pembelajaran meliputi: motivasi, konteks, keterarahan,
hubungan sosial, belajar sambil bekerja, individualisasi, menemukan, dan prinsip
pemecahan masalah. Sedangkan prinsip-prinsip khusus disesuaikan dengan
karakteristik khusus dari setiap penyandang kelainan. Misalnya, untuk peserta didik
dengan hambatan visual, diperlukan prinsip-prinsip: kekonkritan, pengalaman yang
menyatu, belajar sambil melakukan. Untuk peserta didik yang mengalami kesulitan
mendengar dan berbicara diperlukan prinsi-prinsip: keterarahan wajah. Untuk peserta
didik yang mengalami kesulitan untuk mengatasi perasaan emosinya diperlukan prinsip-
prinsip:kebutuhan dan keaktifan, kebebasan yang mengrah, pemanfaatan waktu luang
dan kompensasi, kekeluargaan dan kepatuhan kepada orang tua , setia kawan dan idola
serta perlindungan, minat dan kemampuan, disiplin, kasih sayang. Untuk peserta didik
yang mengalami kesulitan berfikir disebabkan adanya hendaya perkembangan
fungsionalnya, prinsip-prinsip khusus yang diperlukan antara lain: pengulangan,
pemberian contoh dan arahan, ketekunan, kasih sayang, pemecahan materi menjadi
beberapa bagian kecil atau task analysis.
Berdasarkan kedua prinsip tersebut di atas maka model pembelajaran anak
dengan kebutuhan khusus dalam penerapan kurikulum berbasik kompetensi (KBK)
diperlukan perhatian guru terhadap komponen-komponen: 1) rasionalitas, 2) visi dan
misi pembelajaran berdasarkan KBK, 3) tujuan pembelajaran, 4) isi pembelajaran, 5)
pendukung sistem pembelajaran, dan 6) komponen dasar utama pembelajaran.
Penjelasan ke-enam komponen tersebut sebagai berikut.
66
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
1) Rasionalitas
Layanan pendidikan dan pembelajaran di Indonesia, khususnya untuk sekolah
luar biasa atau sekolah yang menerapkan pendidikan inklusif, seyogyanya sejalan dan
tidak terlepas dengan prinsip-prinsip umum dan khusus, kebijakan dan praktek
pendidikan untuk anak dengan kebutuhan khusus terutama dalam mengaplikasikan
gerakan pendidikan untuk semua atau education for all sebagai hasil konferensi dunia di
Salamanca pada tanggal 7 hingga 10 Juni 1994 dilanjutkan dengan Deklarasi Dakar
tahun 2000 yang merupakan kerangka kerja untuk merespon kebutuhan dasar belajar
warga masyarakat yang menggariskan bahwa pendidikan harus dapat menyentuh semua
lapisan masyarakat tanpa mengenal batas, ras, agama, dan kemampuan potensial yang
dimiliki oleh setiap peserta didik.
Perubahan tersebut sangat besar dan mendasar sehingga layanan pendidikan
terhadap anak dengan kebutuhan khusus tidak menutup kemungkinan terhadap
kepentingan untuk memberikan hak anak guna mendapatkan kesempatan atau
opportunity right, hak sebagai makhluk Tuhan yang perlu mendapatkan kesejahteraan
sosial atau human right, social and welfare right.
2) Visi dan Misi
Bertitik tolak dari hasil pengamatan dan harapan kebutuhan di lapangan, maka
model pembelajaran anak dengan kebutuhan khusus mengarah kepada Visi dan Misi
sebagai sumber pengertian bagi perumusan tujuan dan sasaran yang harus ditetapkan.
Visi pembelajaran berdasarkan KBK, adalah membantu setiap peserta didik dengan
kebutuhan khusus untuk dapat memiliki sikap dan wawasan serta akhlak tinggi,
67
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
kemerdekaan dan demokrasi, toleransi dan menjunjung hak azasi manusia, saling
pengertian dan berwawasan global (Mulyana, E. 2004:19).
Sasaran utama sebagai hasil keluaran atau outcome dari suatu program
pembelajaran individual adalah kemampuan setiap peserta didik dalam mengembangkan
sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam
sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti
pendidikan lanjutan (Kurikulum Pendidikan Luar Biasa, 1994:6).
Misi pembelajaran berdasarkan KBK terhadap “Anak dengan Kebutuhan
Khusus” adalah suatu upaya guru dalam memberikan layanan pendidikan agar setiap
peserta didik menjadi individu yang mandiri, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi luhur, terampil, dan mampu berperan sosial (Mulyana, E. , 2004:20).
Dalam rangka mengantisipasi kehidupan masa depan anak berkebutuhan khusus, maka
intervensi-khusus selama proses kegiatan pembelajaran harus mampu menyentuh semua
aspek perkembangan perilaku dan kebutuhan setiap peserta didik. Intervensi-khusus
berkaitan dengan kompetensi yang merupakan perpaduan dari: pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak.
3) Tujuan Pembelajaran Berdasarkan KBK
Berdasarkan Visi dan Misi Pembelajaran Berdasarkan KBK, dapat ditentukan
tujuan pembelajaran, antara lain sebagai berikut.
68
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
a) Agar dapat menghasilkan individu yang mampu melakukan kegiatan sehari-hari
tanpa bantuan orang lain melalui kemampuan dirinya dalam menggunakan
persepsi, pendengaran, penglihatan, taktil, kinestetik, fine motor dan gross
motor.
b) Agar dapat menghasilkan individu yang mempunyai kematangan diri dan
kematangan sosial. Misalnya, dapat berinisiatif, dapat memanfaatkan waktu
luangnya, cukup atensi atau menaruh perhatian terhadap lingkungannya, serta
bersifat tekun.
c) Menghasilkan individu yang mampu bertanggung jawab secara pribadi dan
sosial. Misalnya, dapat berhubungan dengan orang lain, dapat berperan serta,
dan dapat melakukan suatu peran tertentu di lingkungan kehidupannya.
d) Agar dapat menghasilkan individu yang mempunyai kematangan untuk
melakukan penyesuaian diri dan penyesuaian terhadap lingkungan sosial.
Misalnya, mampu berkomunikasi dengan orang lain melalui kematangan
berbahasa.
4) Komponen Dasar Model Pembelajaran
Berdasarkan pada visi dan misi, kebutuhan peserta didik, dan tujuan yang
hendak dicapai dalam pembelajaran dengan menggunakan KBK maka isi layanan
pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam bagian-bagian sebagai berikut.
a) Masukan, terdiri atas: (1) Masukan Mentah, berupa: elicitors, behaviors, dan
reinforcers; (2) Masukan Instrumen, berupa: program, guru-kelas, tahapan, dan
69
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
sarana; (3) Masukan Lingkungan, berupa: norma, tujuan, lingkungan, dan
tuntutan.
b) Proses, terdiri atas program pembelajaran individual, pelaksanaan intervensi,
refleksi hasil pembelajaran, dan KBK
c) Keluaran atau outcome, berupa perubahan kompetensi setiap peserta didik anak
berkebutuhan khusus.
5) Pendukung Sistem Model Pembelajaran dengan KBK
Komponen pendukung sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang
bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program pembelajaran.
Kegiatan-kegiatannya diarahkan pada (1) pengembangan dan manajemen program,
manajemen program dilakukan dengan upaya-upaya berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, penilaian, analisis, dan tindak lajut; (2) pengembangan staf pengajar,
dalam pengembangan ini tertuju kepada penguasaan guru terhadap aspek-aspek
kompetensi yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan
minat; (3) pemanfaatan sumber daya masyarakat dan pengembangan atau penataan
terhadap kebijakan dan petunjuk teknis.
Untuk lebih memperjelas uraian berkaitan dengan pembelajaran individual
anak berkebutuhan khusus melalui penerapan kurikulum berbasis kompetensi seperti
yang telah diuraikan di atas, maka pada halaman berikut dapat dilihat Bentuk Model
Pembelajaran bagi Anak dengan Kebutuhan Khusus.
70
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
Kapasitas (IQ/ MA) Guru Metode, Teknik Bahan Program
Dan lain-lain dan Media Sumber Tugas, dan
Sarana
Bakat Kemampuan
Khusus
Monitoring & Evaluasi
Motivasi
Minat
Kematangan,
Kesiapan
Sosial Fisik Kultural Dan Lain-lain
BALIKAN
Aspek Kebiasaan
Dan Lain-lain
Bagan 1.3
Model Pembelajaran bagi Anak dengan Kebutuhan Khusus
Instrumental Input
(Masukan Instrumental)
Proses Belajar
Mengajar Expected Out Put
(Hasil Belajar yang
diharapkan)
Berupa:
*Perilaku Kognitif
*Perilaku Afektif
*Perilaku Psikomotor
Environmental Input (Masukan Lingkungan)
PPI
KBK
Intervensi
Refleksi
Hasil
Raw Input
(Siswa)
71
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
C. RANGKUMAN
1. Program pembelajaran individual adalah suatu program pembelajaran yang dibuat
oleh guru-kelas dengan memperhatikan “keberadaan” dan “kebutuhan” setiap
peserta didik. Dalam proses kegiatannya diterapkan intervensi-guru berupa Model
Intervensi Beraneka Segi yang sesuai dengan “kebutuhan” peserta didik agar
mampu mencapai sasaran akhir pembelajaran berupa target behavior tertentu.
2. Gerak Irama adalah suatu ilmu (science) yang menghantarkan seorang guru untuk
mendapatkan profesionalisme mengajar (art). Gerak Irama merupakan landasan
pemikiran guru dalam upaya mengembangkan dan menumbuhkan pengalaman-
pengalaman belajar peserta didik melalui pola gerak dan irama sesuai dengan
perkembangan fisik, emosi, social dan intelektual dari setiap peserta didik.
3. Interaksi seseorang dengan lingkungan hidupnya dihadapkan pada kesulitan untuk
dapat mengadaptasi dan menyesuaikan diri-pribadinya dengan factor-faktor
lingkungan dekat, lingkungan jauh, dan lingkungan lain berkaitan dengan cuaca,
topografi, budaya global, politik dan ekonomi global.
72
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
D. Daftar Rujukan Bab I
Delphie, B. (2003). Gerak irama. Edisi Ketiga. Mitra Grafika: Bandung.
________ (2003). Peranan play assessment chart sebagai alat tes baku bagi
perencanaan pembelajaran individual siswa tunagrahita. Pedagogia
Jurnal Ilmu Pendidikan FIP UPI Bandung. Vol.1(1), 25-38.
_______ (2003). Kontribusi play assessment chart terhadap guru SLB-C untuk
kegiatan asesmen dalam penyusunan program pembelajaran individual.
Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. 10(2), 138-149.
Diknas. (2003). Undang-undang sistim pendidikan nasional nomor 2 tahun 2003
dan penjelasannya. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Graham, G. et al. (1980). Children moving : A Reflective Aproach to Teaching
Physical Eucation. First Edition. California: Mayfeld Publishing
Company.
Hodapp, R.B., Burack, J.A., and Zigler, E. (1995). Issues in the development
approach to mental retardation. New York: Cambridge University
Press.
Johnsen, B.H. and Skjorten, M.D. (2003). Education special needs: an
introduction. Oslo Norway: Departement of Special Education of Oslo
University.
Ma’mun, A. dan Saputra, Y.M. (2000). Perkembangan gerak dan budaya gerak.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Mulyasa, E. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Peter, L.J.(1975) Competencies for Teaching Classroom Instruction. California:
Wadsworth Publishing Compay Inc.
Schools, P.J. (1984). Social development of handicapped children and adolescent.
Rockville, Maryland: An Aspen Publication.
Skjorten, M.D. (1987). Dance movement as a tool in special education. Paper
Project at The International Conference DaCi, Stockholm Swedia.
Tawney, J.W. and Gast, D.J. (1984). Single subject reseach in special education.
Columbus, Ohio: Charles E. Merrill Publishing A Bell & Howell.
73
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
74
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie
75
Aplikasi Gerak Irama dalam Pembelajaran Anak dengan Kebutuhan Khusus - Bandi Delphie