perkembangan sosial-ekonomi masyarakatdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. skripsi full tanpa bab...

59
PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT KOLONIS JAWA DI DAERAH BAGELEN LAMPUNG PADA TAHUN 1905-1945 (Skripsi) Oleh Danu Ranu Setiawan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 08-Jan-2020

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT

KOLONIS JAWA DI DAERAH BAGELEN LAMPUNG

PADA TAHUN 1905-1945

(Skripsi)

OlehDanu Ranu Setiawan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

ABSTRAK

PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT

KOLONIS JAWA DI DAERAH BAGELEN LAMPUNG

PADA TAHUN 1905-1945

Oleh

Danu Ranu Setiawan

Kesejahteraan rakyat Indonesia terabaikan akibat masa kolonialisme yangdilakukan Belanda, sehingga Pemerintah Belanda berniat melaksanakan politiketis pada tahun 1905 sebagai bentuk balas budi kepada rakyat pribumi. Terdapat 3unsur dalam politik etis yaitu transmigrasi, edukasi dan irigasi. Kolonisasipertama yang dilakukan adalah di daerah Gedong Tataan, Bagelen Lampung.Terdapat perkembangan dalam pelaksanaan politik etis. Peneliti tertarik dalammeneliti bidang sosial ekonomi. Berdasarkan deskripsi di atas, maka rumusanmasalah penelitian ini adalah bagaimanakah perkembangan sosial-ekonomimasyarakat kolonisasi Jawa di daerah Bagelen Lampung pada tahun 1905-1945?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah perkembangan sosial-ekonomi masyarakat kolonisasi jawa di daerah Bagelen Lampung pada tahun1905-1945. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode historis denganteknik pengumpulan data kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis data yangdigunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Hasil yang didapat penelitimengenai perkembangan masyarakat kolonisasi jawa di daerah Bagelen Lampungpada tahun 1905-1945 pada tingkat pendidikan adanya Bagelen School, BedaSchool dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitasekonomi yang mulai memenuhi kebutuhan konsumsi, produksi dan distribusimelalui pasar dan berkebun dari lahan kolonis sendiri.

Kata kunci : Politik Etis, Perkembangan, Sosial Ekonomi, Bagelen Lampung

Page 3: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT

KOLONIS JAWA DI DAERAH BAGELEN LAMPUNG

PADA TAHUN 1905-1945

OlehDanu Ranu Setiawan

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan SejarahJurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 4: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas
Page 5: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas
Page 6: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas
Page 7: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Danu Ranu Setiawan yang lahir pada tanggal

07 Juli 1995 di Kota Tangerang, Banten. Penulis merupakan

putra tunggal dari pasangan Bapak Irwan Gus Setiawan dan Ibu

Enjum Jumiati.

Penulis memulai pendidikan dasar di Sekolah Dasar Al Azhar 2 Bandar Lampung

pada tahun 2003 dan tamat di tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan ke

jenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 25 Bandar Lampung dan lulus

pada tahun 2010. Pendidikan penulis berlanjut pada tahun 2011 ke jenjang

sekolah menengah atas di SMA Negeri 10 Bandar Lampung lalu penulis tamat

belajar di tahun 2013 dan melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan strata 1.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Lampung pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi Pendidikan Sejarah melalui SBMPTN pada tahun 2013. Penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Negara Aji Tua Kecamatan

Anak Tuha Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2016, serta melaksanakan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Anak Tuha pada tahun

2016. Selama melaksanakan perkuliahan penulis menjabat sebagai Ketua

Angkatan 2013 dan pernah aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat

jurusan maupun tingkat program studi dan fakultas. Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) yang diikuti, antara lain Fokma Pendidikan Sejarah dan (UKMF) KSS .

Page 8: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

i

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubahnasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang

mengubah apa apa yang pada diri mereka”

(QS Ar Rad : ayat 11)

Tidak ada yang bisa membantu dirimu selain diri kita sendiri

(Drs. Ali Imron, M.Hum)

Page 9: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

i

PERSEMBAHAN

Terucap syukur kehadirat Allah SWT,

kupersembahkan karya ini

sebagai tanda cinta, kasih sayang dan baktiku kepada :

Bapak ku Irwan Gus Setiawan, Ibuku Enjum Jumiati

yang telah menasehatiku serta mendukungku dalam menggapai cita-cita dan yang telah

menjadi sumber semangatku. Memberikan semua hal yang aku butuhkan dan tiada henti

hentinya dalam menjadi tauldan bagi kehidupanku. Semoga kesejahteraan serta

lindungan

Allah SWT selalu menyertai kalian.

(Robbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani soghiro aamiin)

Kakek ku H.Marino dan Nenek ku H.Sumirah

bule ku Nunung Yunaviatie ,oom ku Dodi dan om Haryono ,juga sepupuku Zalfa

Syifa Roiqoh yang selalu aku sayangi serta almh. Tanteku Nehria Astriani. Terima

kasih atas dukungan dan doa’nya.

Para pendidik Bapak/Ibu guru dan Bapak/Ibu dosen,senior serta sahabat-sahabatku

yang memberikan semangat untukku

serta almamaterku tercinta

Page 10: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

ii

SANWACANA

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

”PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT KOLONIS

JAWA DI DAERAH BAGELEN LAMPUNG PADA TAHUN 1905-1945”.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW

yang selalu kita nantikan syafaat-Nya di hari akhir kelak. Penulis menyadari akan

keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki,sehingga mendapat banyak bantuan

serta bimbingan dari berbagai pihak,maka dalam kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Sunyono, M.Si, Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

3. Bapak Drs.Supriyadi, M.Pd, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Umum

dan Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

4. Bapak Dr. Riswanti Rini, M.Si, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

Page 11: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

iii

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M. Si, Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

6. Bapak Drs. Syaiful M, M. Si, ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan

dosen pembimbing II dalam skripsi ini yang telah bersedia

meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran serta nasehat

dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

7. Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum, pembimbing I sekaligus dosen

pembimbing akademik dalam skripsi ini yang telah bersedia

meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran serta nasehat

kepada dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

8. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H dan Bapak Henry Susanto, S.S,

M.Hum. selaku dosen pembahas yang telah meluangkan waktu,

memberikan bimbingan, saran serta nasihat dalam proses kuliah dan

proses penyelesaian skripsi.

9. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Sejarah FKIP UNILA Drs. Tontowi

Amsia, M.Si, Drs. Wakidi, M.Hum, Dr.R.M Sinaga,M.Hum, M. Basri,

S.Pd, M.Pd, Suparman Arif, S.Pd, M.Pd, Yustina Sri Ekwandari, S.Pd,

M.Hum, Cheri Saputra, S.Pd, M.Pd, Myristica Imanita, S.Pd, M.Pd

dan para pendidik di Unila pada umumnya yang telah memberikan

ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di

Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah membimbing penulis

selama menjadi mahasiswa di program studi pendidikan sejarah.

Page 12: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

iv

10. Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Bandar

Lampung, Kepala UPTD Balai Pengelolaan Museum

Ketransmigrasian Lampung, Kepala Desa Bagelen Kecamatan

Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Lampung yang telah memberi

izin serta menerima penulis untuk melakukan penelitian dan

memberikan data-data penunjang dalam penelitian skripsi ini.

11. Terima kasih kepada Dwinita Meilia Sari yang telah memberikan

dukungan mental dan bantuannya terhadap penulis selama pengerjaan

skripsi ini.

12. Teman-teman Program Studi Pendidikan Sejarah angkatan 013 terima

kasih atas motivasinya.

13. Sahabat-sahabat Ardi All brian, Dewa Putra Pratama, M Raynaldo,

Ahmad Apriyandho S, Rinaldo Jupen Pinem, Antonius Joko Wardoyo,

Nyoman Suwita, Regiano Setyo P, M Rahmatullah, Edo

Suhariyanto,Achmad Didik Khoirudin, Abdul Rahman Asyakir, Asep

Junairi, Bagus Lianto Pratomo, Imam Ubaidillah Lubis, Johan

Setiawan, M Fadlan, Muttaki Azali, Ulul Azmi Muhammad, Wahyu

Wardoyo, terima kasih atas kasih dan kisah yang kita ukir bersama.

14. Sahabat-sahabat KKN dan PPL di Desa Negara Aji Tua Kecamatan

Anak Tuha Kabupaten Lampung Tengah ( Dhoni Agung Riyadi,Savitri

Fiska Tamara,Veronicha Panjaitan,Revania Putri Utami,Linda

Lestari,Sita Oktaviani,Armayyeni Nurillia Marsim,Defika Putri

Nastiti). Terima kasih atas bantuan kalian, dan persahabatan yang tetap

terjaga hingga saat ini.

Page 13: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

v

15. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat di Program Studi Pendidikan

Sejarah terima kasih atas motivasinya.

16. Semua Pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih.

Penulis berharap semoga Allah memberikan balasan atas semua kebaikan dan

pengorbanan semua pihak yang telah membantu penulis dan semoga skripsi ini

dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Wassalamu`alaikumWr. Wb

Bandar Lampung, November 2018

Penulis

Danu Ranu Setiawan

Page 14: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

vi

DAFTAR ISI

HalamanPERSEMBAHAN................................................................................................ i

SANWACANA .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 8

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Tinjauan Pustaka...................................................................................11

2.1.1 Konsep Politik Etis ......................................................................11

2.1.2 Konsep Perubahan Sosial ...........................................................13

2.1.3 Konsep Perkembangan Masyarakat.............................................16

2.1.4 Konsep Sosial Ekonomi ..............................................................18

2.1.5 Konsep Kolonisasi.......................................................................19

2.1.6 Konsep Daerah Bagelen Lampung..............................................20

2.1.7 Konsep Masyarakat Kolonisasi Jawa di Bagelen Lampung........22

Page 15: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

vii

2.2 Kerangka Pikir ......................................................................................23

2.3 Paradigma .............................................................................................25

BAB III METODE PENELITIAN3.1 Metode Metode Penelitian....................................................................28

3.1.1 Metode Yang Digunakan............................................................28

3.1.2 Langkah-langkah Penelitian Historis .........................................29

3.2 Variabel Penelitian................................................................................32

3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................33

3.3.1 Teknik Kepustakaan ...................................................................333.3.2 Teknik Dokumentasi...................................................................34

3.4 Teknik Analisis Data..............................................................................34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil .....................................................................................................37

4.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian........................................37

4.1.1.1 Profil Desa ......................................................................37

4.1.1.2 Keadaan Geografis Daerah Bagelen ...............................41

4.1.1.3 Data Penduduk.................................................................44

4.1.1.4 Keadaan Sosial-Ekonomi Masyarakat ............................46

4.1.2 Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat Kolonis Jawa di

Daerah Bagelen Lampung pada Tahun 1905-1945..............47

4.1.3 Perkembangan Sosial-Ekonomi Masyarakat Kolonis Jawa ....

di Bagelen Lampung pada Tahun 1905-1945 .............................49

4.1.3.1 Proses Adaptasi ...............................................................50

4.1.3.2 Pusat Pemerintahan dan Pengakuan Marga Penduduk

Asli ...................................................................................58

4.1.3.3 Keadaan Sosial-Ekonomi Masyarakat Kolonis Jawa......62

4.1.3.4 Perkembangan Tingkat Pendidikan................................66

4.1.3.5 Perkembangan Jenis Pekerjaan ......................................67

4.1.3.6 Perkembangan Aktivitas Ekonomi.................................69

4.2 Pembahasan .........................................................................................704.2.1 Perubahan Sosial Masyarakat Kolonis Jawa di

Page 16: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

viii

Daerah Bagelen Lampung secara Evolutif ..............................70

4.2.2 Perkembangan Sosial-Ekonomi Masyarakat Kolonis Jawa di

Daerah Bagelen Lampung pada Tahun 1905-1945 ..................74

4.2.2.1 Perkembangan Tingkat Pendidikan................................76

4.2.2.2 Perkembangan Jenis Pekerjaan ......................................77

4.2.2.3 Perkembangan Aktivitas Ekonomi ................................80

Bab V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan ..........................................................................................85

5.2 Saran .....................................................................................................86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

ix

DAFTAR TABEL

Daftar Nama Tabel ..................................................................................... halaman

1. Tabel 1. Cacah Jiwa Kolonis ..................................................................40

2. Tabel 2. Daftar Jumlah Kepala Keluarga dan Penempatan .....................47

3. Tabel 3. Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Kolonis Jawa di

Bagelen Lampung Tahun 1905 1945 .........................................69

4. Tabel 4. Perkembangan Tingkat Pendidikan ...........................................71

5. Tabel 5. Perkembangan Jenis Pekerjaan ..................................................73

6. Tabel 6. Perkembangan Aktivitas Ekonomi ...........................................75

Page 18: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

x

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Daftar Istilah

Lampiran 2 : Pengesahan Rencana Judul Skripsi

Lampiran 3 : Komisi Pembimbing

Lampiran 4 : Rekomendasi Pembahas

Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian di Perpustakaan Unila

Lampiran 6 : Surat Permohonan Izin Penelitian di Perpustakaan Daerah

Provinsi lampung

Lampiran 7 : Surat Penelitian Ke UPTD Balai Pengelolaan Museum

Ketransmigrasian Provinsi Lampung

Lampiran 8 : Surat Permohonan Izin Penelitian di Desa

Bagelen,Gedong Tataan

Lampiran 9 : Surat Balasan dan Izin telah melakukan penelitian di

UPTD Balai Pengelolaan Museum Ketransmigrasian

Provinsi Lampung

Lampiran 10 : Data Penempatan Kolonisasi

Lampiran 11 : Peta Desa Bagelen tahun 2008

Lampiran 12 : Gambar 1. Foto masyarakat kolonisasi

Gambar 2. Foto keturunan generasi 1 kolonisasi Bagelen

Lampung

Gambar 3. Peta Kolonisasi di Lampung

Gambar 4. Suasana keseharian masyarakat kolonis

Gambar 5. Bagelen School

Gambar 6. Kendaraan Angkutan Orang dan Barang pada

Zaman Kolonisasi di Bagelen Lampung

Lampiran 13 : Data monografi desa Bagelen

Page 19: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penjajahan Belanda atas Indonesia bukan hanya membawa dampak buruk bagi

mental maupun kehidupan rakyat Indonesia tetapi juga keadaan ekonomi yang

tidak berkembang. Sejak masa penjajahan Belanda, banyak rakyat Indonesia

yang menderita kelaparan, pendidikan yang rendah, dan juga matinya

pendapatan mereka akibat ekonomi yang tidak sehat akibat sistem yang

diterapkan Belanda. Beragam politik yang merendahkan kedudukan rakyat

Indonesia menimbulkan kesengsaraan rakyat. Ketika tenaga mereka

dipekerjakan tanpa henti sedangkan pendidikan serta upah mereka yang

rendah menjadikan keadaan rakyat Indonesia sangat menyedihkan kala itu.

Penghidupan yang pas pasan saat itu di perparah dengan adanya politik tanam

paksa pada tahun 1830. Politik tanam paksa adalah peraturan yang

dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun 1830

yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk

ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu, dan tarum (nila). Hasil

tanaman ini akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah

dipastikan dan hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial.

Page 20: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

2

Pada era tanam paksa tahun 1930 para penduduk desa yang tidak memiliki

tanah harus bekerja 75 hari dalam setahun (20%) pada kebun-kebun milik

pemerintah yang menjadi semacam pajak. Tanam paksa adalah era paling

eksploitatif dalam praktik ekonomi Hindia Belanda. Sistem tanam paksa ini

jauh lebih keras dan kejam dibanding sistem monopoli VOC (Vereenigde

Oostindische Compagnie) yang saat itu bertugas sebagai badan perdagangan

Belanda karena ada sasaran pemasukan penerimaan negara yang sangat

dibutuhkan pemerintah Belanda yang membudakkan rakyat atau yang dikenal

dengan sistem kerja rodi.

“Selain harus bekerja bagi tanam paksa rakyat juga masih berkewajibanmelaksanakan kerja rodi. Ada tiga macam kerja rodi yang menjadikewajiban rakyat, yakni rodi untuk pemerintah, untuk kepala dan untukdesanya. Kerja rodi untuk pemerintah pun tanpa diberi upah apa-apa.Pendek kata rodi diminta memenuhi kebutuhan pemerinath dan pegawai-pegawainya. Periode dua puluh tahun pertama masa tanam paksa(1830-1850) merupakan periode yang paling berat... (Daliman, 2012:36)”.

Sistem yang memaksa pribumi mematuhi aturan untuk menanami kebun-

kebun mereka dengan tanaman khusus ekspor oleh elit-elit Belanda yang

berkuasa saat itu membuat perekonomian pribumi tidak bisa leluasa dalam

mengolah lahan mereka sendiri. Keadaan tertindas juga sengsara menjadikan

para petani seperti alat yang tidak berarti dimata para pemerintah Belanda dan

berlaku sewenang wenang.

Petani yang pada zaman VOC wajib menjual komoditi tertentu pada VOC,

kini harus menanam tanaman tertentu dan sekaligus menjualnya dengan harga

yang ditetapkan kepada pemerintah. Aset tanam paksa inilah yang

memberikan sumbangan besar bagi modal pada zaman keemasan kolonialis

liberal Hindia Belanda pada 1835 hingga 1940.

Page 21: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

3

Kehidupan masyarakat yang semakin terhimpit membutuhkan dukungan serta

perluasan ekonomi dimana mereka dapat tumbuh dan berkembang setidaknya

sedikit lebih baik dengan pemberian hak tanam bagi para petani. Tahun 1848

lahirlah gagasan konstitusi liberal untuk meringankan tanah jajahan dimana

pengurangan pemerintahan dalam perekonomian rakyat jajahan serta

pembebasan terhadap pembatasan kepemilikan perusahan swasta di Jawa dan

Sunda, juga menjadi berakhinya era tanam paksa.

“…Raffles sendiri menentang sistem VOC karena keyakinan-keyakinanpolitiknya, yang sekarang dapat disebut liberal, maupun karenaberpendapat bahwa sistem eksploitasi seperti yang dipraktikkan oleh VOCtidak menguntungkan.Apa yang dikehendakinya sebagai pengganti sistemVOC adalah suatu sistem pertanian dimana para petani atas kehendaksendiri menanam tanaman dagangan (cash crop) yang dapat di ekspor keluar negeri.Dalam hal ini, pemerintahan kolonial hanya berkewajibanuntuk menciptakan segala pasar yang diperlukan guna merangsang parapetani untuk menanam tanam-tanaman ekspor yang palingmenguntungkan…(Poesponegoro dk, 2008:346)”.

Keadaan yang kacau ini berakhir dengan bencana kelaparan di Cirebon dan

Jawa Tengah di tahun 1850 akibat kekurangan beras yang menipis

dikarenakan penekanan pada komoditi ekspor Hindia Belanda.

Politik Kolonial Liberal tahun 1870 yang ada saat itu kembali gagal

menangani kesejahteraan rakyat pribumi. Segala bentuk keuntungan yang ada

di serahkan dan di raup oleh Belanda, pemilik modal dan pengusaha cina.

Pengeksploitasian atas hak semacam ini dirasakan rakyat Indonesia dalam

kurun waktu yang lama.

Keadaan dimana penjajah makmur sedangkan para jajahannya menderita ini

menimbulkan banyak kecaman dari Jajaran Elit maupun Ratu Belanda sendiri.

Page 22: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

4

Sehingga pada pertengahan tahun 1902 atas izin Ratu Belanda diadakanlah

penyelidikan kemakmuran rakyat jajahan Mindere Wehaarts Commissie.

Hal inilah yang nantinya banyak membantu keadaan rakyat Indonesia.

Penerapan politik etis berupa peningkatan pendidikan, perbaikan ekonomi

melalui pengolahan lahan yang cukup longgar dimanfaatkan untuk

menyambung kehidupan sosial hingga ekonomi pribumi dalam kurun waktu

1902 hingga menjelang kemerdekaan Indonesia.

“Ini menandai masa transisi dari politik liberal menuju apa yang oleh Belanda

disebut politik etis, yang mirip dengan doktrin The White Man’s Burden bagi

Inggris” (Daliman ,2012:64). Argumen yang menyatakan pribumi harus

mendapatkan keadaan yang pantas ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran

yang di ajukan oleh Van Deventer. Dimana kejayaan dan kemakmuran

Belanda diperoleh bukan hanya dari hasil kerja Belanda sendiri melainkan

usaha dan kerja keras rakyat Indonesia.

“Pencetus politik etis (politik balas budi) ini adalah Van Deventer. VanDeventer memperjuangkan nasib bangsa Indonesia dengan menuliskarangan dalam majalah De Gids yang berjudul Een Eereschuld/HutangBudi. Van Deventer menjelaskan bahwa Belanda telah berhutang budikepada rakyat Indonesia. Hutang budi itu harus dikembalikan denganmemperbaiki nasib rakyat, mencerdaskan dan memakmurkan” (AmralSjamsu,1986:).

Gagasan ini berdasarkan dari tulisannya yang berjudul “Een Eereschuld”

(Debt of Honour) atau hutang budi dalam de Gids pada tahun 1899.

Kritikan kaum elit Belanda yang menyudutkan pihak pemerintahan Belanda

menyebabkan goyahnya kedudukan pemerintah Belanda dalam memegang

kekuasaan penuh terhadap rakyat jajahan mereka, sehingga pemberian hak

dalam melenggangkan kemakmuran pibumi dalam mengolah lahan maupun

Page 23: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

5

mendapatkan pendidikan yang layak dianggap pantas dan setimpal dalam

usaha yang diberikan Indonesia selama ini. Karya fenomenal yang diingat

hingga saat ini juga berkaitan langsung dalam pelaksanaan kolonisasi di

Indonesia yang dikemukakan dalam bentuk Novel sarkas karya Douwes

Dekker yang kita kenal dengan Max Havelaar.

Keadaan pasar global yang menguntungkan pihak Belanda saat itu juga

menjadi alasan kuat Belanda mau menyetujui gagasan itu,dimana komoditas

ekspor yang meningkat akibat penanaman lahan oleh pribumi sehingga

pribumi layak mendapatkan kepentingan juga dalam peningkatan mutu dalam

kemakmuran, ketentraman serta kesejahteraan,hingga hal ini memicu lahirnya

politik etis.

“Pemerintah Kolonial memperkenalkan kebijaksanaan baru yang disebutethische politiek (politik etis). Van Deventer, yang terkenal karenaancaman-ancamannya terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan PemerintahBelanda di Kepulauan Indonesia, pernah menyarankan bahwa pendidikan,irigasi, dan emigrasi dapat memperbaiki keadaan sosio-ekonomi diJawa”(Joan Hardjono, 1982:1).

Gagasan transmigrasi berawal dari dikirimnya penduduk pulau Jawa yang

telah mengalami kepadatan penduduk, sehingga kumpulan dari beberapa ratus

kepala keluarga di kirim ke daerah luar pulau Jawa dengan maksud mengisi

daerah baru yang belum terjamah pertanian dan perkebunannya secara luas.

Pengisian daerah baru untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan secara

tidak langsung memang meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan

rakyat pribumi, namun tetap saja secara non eksplisit maksud dari Trias

politica ini adalah tidak lain dan tidak bukan dimaksudkan demi

memperlancar eksploitasi tenaga kerja,bahan makanan dan dukungan berupa

Page 24: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

6

pasukan tentara. Hal ini hanyalah kedok guna meredam kritikan para elit

maupun menenangkan pribumi bahwa Belanda menepati janji mereka. Hal

diatas dapat dibuktikan dari penerapan pendidikan yang ada terdiri dari 2 jenis

yang sangat diskriminatif yaitu untuk anak para pegawai negeri dan elit

sedangkan yang satunya untuk umum. Nantinya daerah kolonisasi akan

menjadi pusat ekonomi baru bagi Belanda dengan metode yang sama yaitu

penanaman kembali komoditi ekspor mereka.

“Pengajaran diberikan di sekolah kelas I kepada anak-anak pegawai negeridan orang-orang yang berkedudukan atau berharta, di sekolah kelas IIkepada anak-anak pribumi pada umumnya.” (Poesponegoro dk,2008:28)

Daerah yang dituju saat itu selain Deli Serdang adalah Lampung. Lain tujuan

dengan yang ada di Deli hanya sebagai pekerja, kolonisasi yang ada di

Lampung dimaksudkan untuk benar-benar menetap.

“Sejarah transmigrasi di Indonesia dimulai pada tahun 1905 ketika 155keluarga petani dari Kedu dipindahkan ke desa baru yang didirikan dekatGedong Tataan sebelah selatan dari Way Sekampung di Lampung Selatan.Pemilihan lokasi dan pemindahan para kolonis dilaksanakan oleh H.G.Heyting, yang ketika itu menjabat Asisten-Residen di Karesidenan Kedu.Kemudian sebuah pemukiman kecil didirikan di Bengkulu pada tahun1909, sedangkan pada tahun 1922 sebuah pemukiman yang lebih besaryang diberi nama Wonosobo didirikan dekat Kota Agung di LampungSelatan” (Joan Hardjono, 1982:1).

Demi memperlancar proses transmigrasi yang dilakukan oleh Belanda,

penamaan daerah di Lampung disamakan dengan daerah awal mereka

menetap dimaksudkan kenyamanan mereka akan kampung halaman. Seperti

pembukaan lahan awal di Gedong tataan yaitu Bagelen. Bagelen meupakan

daerah karesidenan di Jawa tempat awal sebelum mereka dikirim. Pemilihan

daerah Bagelen bukan hanya menjadi lahan ekonomi, tetapi juga menjadi awal

dipilihnya lahan yang sesuai untuk perkebunan dan pertanian. Pada awal

Page 25: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

7

perkembangannya tiap kepala keluaga memiliki luas lahan yang diberikan

pemerintah Belanda untuk mereka garap. Oleh sebab itu diharapkan tiap

daerah terbagi dan memiliki pusat perkembangan perekonomiannya sendiri.

“Tiga jaringan seluas lebih dari 71.000 hektare, begitu pula sebuah kota baru,

Metro, dibangun di tengah Karesidenan Lampung”(Patrice Levang, 2003:10).

Tapi pada kenyataannya pada tahap awal pembukaan lahan mengalami

kesulitan, hingga pada tahun 1930 telah banyak perkembangan yang terjadi

hingga saat ini dari jumlah awal kolonis yang ada berkembang lagi hingga

meluas ke berbagai lokasi lain khususnya di Lampung. Penerapan sistem

politik etis mengalami perkembangan dalam bidang sosial ekonomi.

Perkembangan yang terjadi meliputi transimgrasi, edukasi dan irigasi yang

menyebabkan perkembangan mereka begitu kompleks sehingga penulis

tertarik dalam merumuskan perkembangan yang terjadi di Lampung khusunya

Bagelen sebagai tempat awal berkembangnya para rakyat kolonis.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimankah

perkembangan sosial-ekonomi masyarakat kolonisasi jawa di daerah Bagelen

Lampung pada tahun 1905-1945?”.

Page 26: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

8

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini, adalah untuk mengetahui,

memaparkan dan menjelaskan bagaimanakah perkembangan sosial-ekonomi

masyarakat kolonisasi jawa di daerah Bagelen Lampung pada tahun 1905-

1945.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dan kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memberikan wawasan kesejarahan khususnya dalam mengkaji serta

melihat bagaimana perkembangan masyarakat kolonisasi jawa di daerah

Bagelen Lampung pada tahun 1905-1945.

2 Menambah wawasan penulis khususnya dalam bidang kesejarahan dalam

disiplin Ilmu Sejarah Lokal, yakni mengenai salah satu bentuk kebijakan

Belanda era kolonial berupa Sistem Politik yakni, kebijakan politik etis

yang dilaksanakan di Indonesia dalam kurun Imperialisme Belanda (1905-

1945).

3 Sebagai tambahan ilmu dan wawasan bagi pelajar dan mahasiswa dalam

mata kuliah Sejarah Imperialisme dan Kolonialisme, yakni pada masa

Imperialisme Belanda di Indonesia khususnya di Lampung dalam

penerapan politik etis atau yang dikenal dengan politik balas budi guna

menarik perhatian rakyat Indonesia guna menyukseskan era kolonisasi di

Indonesia.

Page 27: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

9

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah perkembangan sosial-

ekonomi masyarakat kolonisasi Jawa di daerah Bagelen Lampung pada

tahun 1905-1945

b. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah fakta-fakta berupa informasi

yang berhubungan dengan perkembangan sosial-ekonomi masyarakat

kolonisasi jawa di daerah Bagelen Lampung pada tahun 1905-1945

c. Wilayah/Tempat Penelitian

Wilayah/tempat penelitian ini adalah :

1. Perpustakaan Universitas Lampung.

2. Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung

3. Museum Ketransmigrasian Provinsi Lampung

4. Kecamatan Bagelen Lampung

d. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah tahun 2017-2018.

e. Bidang Ilmu

Bidang ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Sejarah.

Page 28: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

REFRENSI

Daliman, A. 2012. Sejarah Indonesia Abad XIX-Awal Abad XX : Sistem Politik

Kolonial Dan Administrasi Pemeritahan Hindia-Belanda. Yogyakarta:

Penerbit Ombak. hlm.36

Poesponegoro, Marwati Djoened.Nugroho Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional

Indonesia Jilid IV Kemunculan Penjajahan Di Indonesia. Jakarta:Balai

Pustaka. hlm. 346

Daliman, Op.cit. hlm. 64

Sjamsu Amral. 1956. Dari Kolonisasi ke Transmigrasi 1905-1955.Jakarta:Djambatan. hlm. 25

Joan Hardjono. 1982. Transmigrasi Dari Kolonisasi Sampai Swakarsa. Jakarta:

PT Gramedia Jakarta. hlm.21

2008. Sejarah Nasional Indonesia Jilid V Zaman Kebangkitan

Nasional Dan Masa Hindia Belanda. Jakarta:Balai Pustaka. hlm.28

Joan Hardjono. Opcit. hlm.1

Patrice Levang. 2003. Ayo Ke Tanah Sabrang, Transmigrasi Di Indonesia.

Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). hlm.10

Page 29: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

dijadikan topik penelitian, dimana didalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau

konsep-konsep atas generalisasi yang akan dijadikan landasan teoritis bagi

penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini

adalah :

2.1.1 Konsep Politik Etis

Menurut A.Daliman dalam Buku Sejarah Indonesia mengemukakan bahwa :

“…lahirnya konsep politik etis bermula dari tulisan C.Th.Van Deventerdalam majallah De Gits terbitan bulan Agustus tahun 1899 yang berjudul“Een Ereschuld” (Hutang Budi). Van Deventer menyebutkan bahwapenderitaan dan kemunduran ekonomi yang terjadi di antara pendudukpribumi disebabkan oleh eksploitasi kapitalisme Belanda yang gagaldalam mengangkat kesejahteraan penduduk. Nama lain dari politik etisadalah “politik asosiasi” yang bertujuan memberi kebahagiaan kepadabangsa Indonesia yang meliputi:1. Pendidikan(edukasi)2. pengairan (irigasi)3. perpindahan penduduk (emigrasi)meskipun sebenarnya latar belakang lahirnya poltik etis ini adalah untukkepentingan kaum importer dan kaum industri kaum kapitaslisBelanda”(Daliman, A.2012:64).

Joan Hardjono berpendapat bahwa :

Joan Hardjono memiliki pandangan yang hampir sama yaitu “PemerintahKolonial Belanda mulai menyadari akan kemiskinan yang terjadi padamasyarakat Jawa yang nantinya akan berdampak kerusuhan-kerusuhan

Page 30: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

12

pada Pemerintah Kolonial Belanda, maka dari itu di dalam usaha untukmemperbaiki kondisi rakyat pedesaan di Jawa, “Pemerintah Kolonialmemperkenalkan kebijaksanaan baru yang disebut ethische politiek(politik etis). Van Deventer, yang terkenal karena ancaman-ancamannyaterhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan Pemerintah Belanda di KepulauanIndonesia, pernah menyarankan bahwa pendidikan, irigasi, dan emigrasidapat memperbaiki keadaan sosio-ekonomi di Jawa” (Joan Hardjono,1982:1).

Patrice Levang berpendapat :

“Kolonisasi semacam utang budi, berpegang pada politik “kewajibanmoral” bahwa Belanda mempunyai “utang kehormatan atau utang budi”pada jajahannya. Mereka menilai bahwa penghasilan negara jajahanterutama harus dimanfaatkan untuk meringankan penderitaan “pribumi”.Gerakan mereka bergema dikalangan umum dan menggugah pemerintahBelanda untuk melaksanakan “politik etis” sejak tahun 1900. Semboyanyang didengung-dengungkan adalah: pendidikan, irigasi, dan migrasi.Bagian ketiga menjadikan kolonisasi pada tahun 1905 sebagai cikal bakaltransmigrasi masa kini” (Patrice Levang, 2003:9).

Lalu dari sudut pandang Dr.Sri Edi menyatakan :

“Dari segi sosial ekonomi dasar usaha tani pasang surut itu memnagmemerlukan lahan lebih luas per rumah tangga petani(hasil per hektarlebih rendah), untuk menjadi usaha tani komersial. Lagi pula keliru jikamendorong petani ke usaha tani monokultur yang terbatas pada padi”.(SriEdi, 1986:35).

Dapat disimpulkan bahwa politik etis adalah politik balas budi yang diterapkan

oleh pemerintahan Kolonial Belanda terhadap rakyat pribumi selama masa

kolonial sejak 1901. Pertama digagas dan dikemukakan oleh Van Deventer yang

seorang beraliran kemanusiaan. Lalu di sahkan oleh Ratu Belanda Willhelmina

(1890-1948) kala itu. Mereka menyatakan bahwa kesejahteraan yang diperoleh

Belanda semata akibat perjuangan dan pengorbanan rakyat Indonesia. Maka dari

itu sudah sepantasnya rakyat Indonesia mendapatkan haknya walau tidak penuh

dalam bentuk politik Hutang Budi yang diwujudkan dalam Trias politica yaitu

Transmigrasi, Edukasi dan Imigrasi. Transmigrasi atau yang saat itu kolonisasi

Page 31: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

13

pemindahan penduduk yang terjadi bertahap dan salah satu tempat yang di tuju

adalah Bagelen Lampung pada tahun 1905, mereka diberikan lahan garapan

sebagai bekal dalam mengolah lahan baru oleh pemerintah kolonial, serta

pembukaan jalur irigasi untuk mengairi lahan yang akan mereka garap. Bidang

pendidikan saat itu belum terealisasi secara benar, dikarenakan pendidikan yang

diberikan oleh pemerintah Belanda hanya berupa sekolah desa. Sekolah pertama

sebagai hasil dari politik etis di Bagelen adalah Bagelen School. Perkembangan

yang terjadi salah satunya adalah bidang sosial-ekonomi. Peneliti tertarik dengan

fenomena perkembangan di Bagelen, Gedong Tataan Lampung perkembangan

dalam segi sosial-ekonominya.

2.1.2 Konsep Perubahan Sosial

Teori perubahan sosial secara evolusi menurut Emile Durkheim,adalah :

“Pengertian perubahan sosial menurut Emile Durkheim adalah perubahanyang terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yangmengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikatsolidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikatoleh solidaritas organistik. Pemikiran Durkheim didasari pada gejala sosialyang terjadi pada masa revolusi Industri di Inggris, ia mengamatiperubahan sosial dari masyarakat primitif (tradisional) menuju masyarakatIndustri. Aspek yang menjadi perhatian Durkheim adalah pada pembagiankerja dalam kedua tipe masyarakat tersebut. Menurutnya, pembagian kerjapada masyarakat primitif (masyarakat tradisional) masih sangat sedikit,sedangkan pada masyarakat Industri, pembagian kerjanya sangatkompleks. Faktor utama yang menyebabkan perubahan bentuk pembagiankerja tersebut menurut Durkheim adalah pertambahan jumlah penduduk.Menurutnya, pembagian kerja dalam masyarakat berhubungan langsungdengan kepadatan moral atau dinamika suatu masyarakat. Pertambahanjumlah penduduk meningkatkan kepadatan moral yang kemudian diikutisemakin rapatnya hubungan antara anggota masyarakat. Begitu puladengan hubungan antarkelompok, berbagai bentuk interaksi sosial barubermunculan. Hal ini akan meningkatkan kerja sama dan munculnyagagasan-gagasan baru dalam masyarakat terkait dengan peningkatanpembagian kerja”. (Launer, 1982:Samuel, 2010).

Page 32: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

14

Lalu pemikiran Durkheim berkembang dan menghasilkan sebuah teori yang

menyatakan, “Evolusi sosial adalah perubahan sosial yang berlangsung secara

bertahap. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau

kehendak tertentu. Masyarakat hanya berusaha menyesuaikan dengan keperluan,

keadaan, dan kondisi yang baru. Dalam teori evolusi sosialnya, Durkheim

memberikan sumbangan pemikirannya bahwa bagian perubahan sosial mengalami

gejala lain yaitu bentuk bentuk solidaritas. Durkheim membaginya kedalam 2

tipe,yaitu :

1. Solidaritas MekanisSolidaritas mekanis adalah bentuk solidaritas masyarakat yang didasarkanpada kesamaan (homogentias) dalam kepercayaan, pandangan, nilai danmemiliki gaya hidup yang kurang lebih sama. Homogenitas ini jugaterlihat pada pembagian kerja dalam masyarakat yang rendah yang manahanya terspesialisasi menurut usia dan jenis kelamin. Dalam hal ini, orangyang lebih tua diharapkan menjadi pemimpin dan penasihat yangbijaksana sedangkan kaum hawa terspesialisasi dalam urusan rumahtangga seperti mengurus rumah, anak dan memasak. Pada tipe solidaritasini masyarakat didasari oleh kesadaran kolektif yang kuat dan terdapatpada masyarakat primitif yang sederhana.

2. Solidaritas Organissolidaritas organis adalah bentuk solidaritas yang masyarakat didasarkanpada perbedaan dimana tingkat pembagian kerjanya sangat tinggi dansaling tergantung satu sama lain. Karena pembagian kerja mulai meluas,maka kesadaran kolektif pelan-pelan mulai menghilang. Orang yangaktivitas pekerjaannya menjadi lebih terspesialisasi dan tidak sama lagiakan merasa bahwa dirinya berbeda antara yang satu dengan yang laindalam kepercayaan, pandangan, nilai, juga gaya hidupnya. Dalam hal ini,pekerjaan berpengaruh pada pengalaman hidup seseorang. Beranekaragamnya corak atau jenis pekerjaan maka akan berpengaruh pula padakepercayaan, pandangan, nilai dan gaya hidup seseorang pada umumnya.Heterogenitas yang demikian bertambah tersebut tidak pulamenghancurkan solidaritas sosial masyarakat. justru sebaliknya, karenapembagian kerja semakin tinggi, individu dan kelompok dalammasyarakat merasa menjadi semakin tergantung antara yang satu denganyang lain daripada hanya mencukupi kebutuhannya sendiri saja. Padamasyarakat ini lebih membutuhkan spesialis pekerjaan lain untukmemenuhi berbagai kebutuhan dalam mempertahankan kelangsunganhidupnya. Dengan meningkatnya secara bertahap saling ketergantunganfungsional antara berbagai bagian masyarakat heterogen ini memberikansuatu alternatif baru untuk sebuah kesadaran kolektif sebagai dasar

Page 33: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

15

solidaritas sosial yang dinamakan solidaritas organis dan yangberkembang pada masyarakat modern”. (Johnson, 1988: 187)

Berikut ini adalah klasifikasi sifat-sifat pokok dari masyarakat yang di dasarkan

pada solidaritas mekanis dan solidaritas organis :

1. Solidaritas Mekanis- Rendahnya tingkat pembagian kerja- Kesadaran kolektif kuat- Hukum representatif dominan- Individualitas rendah- Konsensus terhadap pola-pola normative itu penting- Keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang

menyimpang- Ketergantungan individu relatif rendah- Bersifat primitif atau pedesaan.

2. Solidaritas Organis- Tingginya tingkat pembagian kerja- Lemahnya kesadaran kolektif- Didominasi oleh hukum restitutif- Tingkat individualitas yang tinggi- Terdapat badan-badan (lembaga) yang secara khusus bertugas

sebagai kontrol sosial terhadap perilaku menyimpang- Tingkat saling ketergantungan yang tinggi- Bersifat industrial perkotaan(Ranjabar, 2008:31)

Teori perubahan sosial masyarakat secara evolusi menurut Herbert Spencer

“…Teori evolusi Spencer memiliki dua perspektif besar di dalamnya.Pertama adalah mengenai peningkatan jumlah masyarakat yang berasaldari penyatuan kelompok-kelompok di dalam masyarakat itu. Ini yangmenimbulkan diferensiasi fungsi yang makin tinggi dan juga menimbulkanstruktur yang luas. Selanjutnya kelompok-kelompok yang telahberdampingan berubah lagi melalui penggabungan. Spencer juga melihatperkembangan masyarakat yang telah terjajah sebelumnya. Masyarakatyang terjajah akan berkumpul dan menjadi satu untuk melakukanpeperangan dan melindungi negaranya ataupun menyerang negara lain.Perubahan yang terjadi pada masyarakat militan ini kemudian berevolusimenjadi masyarakat industri, yang terbangun atas dasar kesamaan nasibsetelah peperangan yang dialaminya sehingga yang ditekankan dalamperubahan masyarakat ini adalah moralitas yang makin membaik. MenurutSpencer, apabila salah satu anggota masyarakat tidak mampumenyesuaikan dirinya dengan keadaan ini, maka ia akan musnah dan yangmampu menyesuaikan diri itulah yang akan bertahan. Dengan kerangkaberpikir seperti ini maka Spencer menaruh dirinya pada posisi pada

Page 34: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

16

militerisme dan industrialism”. (Ritzer, George dan Douglas J Goodman.Teori Sosiologi Modern.51)

Dapat disimpulkan dari pendapat beberapa ahli diatas bahwa perubahan sosial

adalah gejala yang terjadi di dalam masyarakat yang mengikat antara kehidupan

sosial, lingkungan, agama dan kondisi di dalam masyarakat tersebut. Perubahan

sosial secara evolusi berlangsung secara bertahap dan lambat. Keadaan disekitar

masyarakat tersebut berpengaruh penting dalam perkembangan masyarakat

apakah mereka nantinya berkembang kearah modern ataupun tetap di tingkat

masyarakat yang tradisional. perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat

kolonisasi di Bagelen Lampung merupakan bagian tahapan perkembangan yang

evolutif. Dapat dikatakan evolutif karena masyarakat yang mendiami daerah

Bagelen mengalami perkembangan dengan menyesuaikan keadaan baru mereka,

menyesuaikan jenjang Pendidikan bagi keturunan mereka dan pengenalan daerah

baru.

2.1.3 Konsep Perkembangan Masyarakat

Menurut Mayo perkembangan masyarakat terdapat bagian bagain yang

berhubungan :

Bidang-bidang pembangunan biasanya meliputi beberapa sektor, yaituekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya. Masyarakat dapatdiartikan dalam dua konsep, yaitu:

– Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah wilayahgeografi yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan didaerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan.

– Masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaankepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh,kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas atau kepentinganbersama berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu seperti halnya padakasus para orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus (anak

Page 35: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

17

cacat fisik) atau bekas para pengguna pelayanan kesehatan mental (Mayo,1998:162).

Perkembangan masyarakat adalah, Pengembangan masyarakat (community

development) terdiri dari dua konsep, yaitu “pengembangan” dan “masyarakat”.

Secara singkat, pengembangan merupakan usaha bersama dan terencana untuk

meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Telah disebutkan bahwa konsep dari

komunitas adalah sekelompok orang dengan identitas bersama. Oleh karena itu,

pengembangan masyarakat bergantung pada interaksi antara manusia dan aksi

bersama daripada kegiatan individu apa yang beberapa ahli sosiologi

menyebutnya dengan ‘lembaga kolektif’ (Flora dan Flora 1993).

Dapat disimpulkan bahwa perkembangan masyarakat adalah fenomena yang

muncul dan teramati serta keadaan masyarakat yang progress dan nyata terjadi.

Perkembangan masyarakat terjadi dikarenakan munculnya fenomena pada

masyarakat saat keadaan ekonomi maupun sosialnya meningkat atau yang dikenal

dengan mobilitas keatas/vertikal atau bisa jadi mengalami penurunan atau

mobilitas sosial kebawah dan sederajat/horizontal. Contoh nyata yang terjadi di

dalam masyarakat dan dapat dikatakan sebagai suatu perkembangan adalah

lembaga pendidikan yang umum di suatu daerah dikarenakan tingkat permintaan

yang tinggi untuk mencapai dan mendapatkan tingkat pendidikan yang lebih

tinggi ataupun khusus maka dibukalah Lembaga pendidikan khusus. Sejak adanya

pembukaan tersebut fenomena yang dikatakan sebagai perkembangan diatas

muncul di dalam masyarakat.

Page 36: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

18

2.1.4 Konsep Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok

masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta

pendapatan. Dalam pembahasannya sosial dan ekonomi sering menjadi objek

pembahasan yang berbeda (I Wayan Gede Astrawan.2014.Jurnal Penelitian

Analisis Sosial Ekonomi Penambang Galian C di Desa Sebudi Kecamatan Selat

Kabupaten Sarang Asem.3).

Teori menurut Koentjaraningrat :

Sedangkan menurut Koentjaraningrat sosial ekonomi adalah segalasesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antaralain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Hal inidisesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan. Untuk melihatkedudukan sosial ekonomi Melly G. Tan mengatakan adalah pekerjaan,penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan ini masyarakat tersebut dapatdigolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dantinggi (Koentjaraningrat, 1981:35).

Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial

ekonomi seseorang dalam masyarakat yaitu :

1. Tingkat pendidikan.2. Jenis pekerjaan.3. Tingkat pendapatan.4. Keadaan rumah tangga.5. Tempat tinggal.6. Kepemilikan kekayaan.7. Jabatan dalam Organisasi.8. Aktivitas ekonomi (Paulus Wirutomo.2012.Sistem Sosial

Indonesia.Jakarta:Universitas Indonesia.60-65)

Jadi dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah suatu kedudukan atau posisi

dalam masyarakat. Posisi yang dimaksudkan adalah taraf ekonomi masyarakat,

sedangkan dalam penerapannya sendiri politik etis yang bedasarkan transmigrasi,

edukasi dan irigasi tentu berkaitan dengan 8 unsur sosial ekonomi masyarakat

diatas. Ditambah lagi keadaan daerah transmigran yang baru dengan lahan yang

Page 37: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

19

luas. Maka keadaan sosail ekonomi disana mulai berkembang. Dapat dikatakan

berkembang disini alur pendidikan yang disediakan oleh pemerintah Belanda juga

jenis pekerjaan dan kepemilikan kekayaan seimbang. Walaupun terdapat

perbedaan dalam dasar pendidikan anatara rakyat pribumi dengan kaum elit

pegawai pemerintahan. Walau demikian pemenuhan kebutuhan serta aktivitas

ekonomi walaupun rendah mereka masih mampu untuk bertransaksi dalam

menjual hasil lading garapan mereka sendiri.

2.1.5 Konsep Kolonisasi

Kolonisasi merupakan sebuah kebijakan yang diberlakukan oleh Pemerintah

Kolonial Belanda di Indonesia yang memiliki arti penempatan atau pemindahan

masyarakat yang ada di Pulau Jawa dengan maksud mengurangi kemiskinan yang

terjadi di Pulau Jawa yang nantinya akan berdampak kerusuhan-kerusuhan pada

Pemerintah Kolonial Belanda, Masyarakat yang dipindahkan ini disebut dengan

para kolonis.

“Kolonisasi semacam utang budi, berpegang pada politik “kewajibanmoral” bahwa Belanda mempunyai “utang kehormatan atau utang budi”pada jajahannya. Mereka menilai bahwa penghasilan negara jajahanterutama harus dimanfaatkan untuk meringankan penderitaan “pribumi”.Gerakan mereka bergema dikalangan umum dan menggugah pemerintahBelanda untuk melaksanakan “politik etis” sejak tahun 1900. Semboyanyang didengung-dengungkan adalah: pendidikan, irigasi, dan migrasi.Bagian ketiga menjadikan kolonisasi pada tahun 1905 sebagai cikal bakaltransmigrasi masa kini” (Patrice Levang, 2003:9).

Kolonisasi menurut Joan Hardjono adalah, “Penempatan petani-petani dari daerah

yang padat penduduknya di Jawa, di desa-desa baru yang disebut “koloni” di

daerah-daerah kosong di Jawa sebagai salah satu jalan untuk memecahkan

masalah kemiskinan” (Joan Hardjono, 1982:1).

Page 38: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

20

Sujatmiko menyatakan, “Dalam pengertiannya koloni adalah negara jajahan yang

dikuasai oleh negara lain, sehingga dalam bentuk aturan yang ada di negara

tersebut diatur oleh penjajahnya (sebutan koloni). Baik dalam hukum, ekonomi,

politik, ataupun aspek aspek lainnya”. (sujatmiko, 2003).

Dengan demikian secara harfiah kolonisasi adalah penempatan atau pemindahan

masyarakat yang ada di Pulau Jawa ke daerah lain. Kolonisasi pertama yang

dilakukan adalah pada tahun 1905. Koloni sendiri dimaksudkan dengan

pengambil alihan secara paksa segala aspek ekonomi, sosial dan politik oleh

negara yang menjajah. Koloni yang menjajah Indonesia adalah pemerintahan

Belanda, sedangkan rakyat jajahannya yang mengikuti semua arahan dan peratuan

koloni harus patuh dan tunduk disini adalah rakyat Indonesia. Seperti teori yang

sudah dikemukakan para ahli diatas dan kenyataan yang terjadi di Indonesia

khususnya Lampung, kolonisasi yang terjadi di Bagelen Lampung adalah bentuk

upaya pemerintah kolonial dalam menarik simpati rakyat Indonesia sebagai

jajahannya. Pengiriman masyarakat Jawa ke Bagelen Lampung merupakan bentuk

kolonisasi dalam menjalankan politik etis. Penyebutan kolonisasi merupakan

sebutan transmigrasi selama masa penjajahan.

2.1.6 Konsep Daerah Bagelen Lampung

Pulau Sumatra merupakan salah satu pulau yang berada di luar pulau Jawa yang

akan menjadi tempat kolonisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kolonial

Belanda, khususnya pada daerah Lampung.

“Sejarah transmigrasi di Indonesia dimulai pada tahun 1905 ketika 155keluarga petani dari Kedu dipindahkan ke desa baru yang didirikan dekatGedong Tataan sebelah selatan dari Way Sekampung di Lampung Selatan.Pemilihan lokasi dan pemindahan para kolonis dilaksanakan oleh H.G.

Page 39: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

21

Heyting, yang ketika itu menjabat Asisten-Residen di Karesidenan Kedu.Kemudian sebuah pemukiman kecil didirikan di Bengkulu pada tahun 1909,sedangkan pada tahun 1922 sebuah pemukiman yang lebih besar yang diberinama Wonosobo didirikan dekat Kota Agung di Lampung Selatan” (JoanHardjono, 1982:1).

Menurut buku yang di tulis Patrice Levang “Gedong Tataan merupakan desa yang

menjadi kolonisasi pertama yang ada di Lampung, bisa dikatakan Gedong Tataan

merupakan fase percobaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kolonial Belanda.”

(Patrice Levang, 2003:10).

“Pada Tahun 2008 Desa Bagelen memiliki jumlah penduduk sebanyak6.893 jiwa,yang terdiri dari 3.577 jiwa laki-laki dan 3.316 jiwa wanita, dansebanyak 1856 KK. Apabila dilihat dari rata-rata banyaknya jumlah jiwasetiap KK, maka setiap KK memiliki sebanyak 3,7 atau setiap KK terdiriatas 3 atau 4 jiwa. Pada tahun 1910 oleh pemerintah Belanda tanah-tanahdi Desa Bagelen diserahkan kepada rakyat Desa Bagelen yang luasnya424,6 Ha. Tiap-tiap kepala keluarga mendapat tanah sebesar 0,79 Hadengan perincian bahwa 0,19 Ha untuk pekarangan dan 0,60 Ha untuktanah persawahan dan perladangan”. (Sumber: Monografi Desa BagelenTahun 2008).

“Tanah sedimen dan hidromorfis di rawa rawa, umumnya kurang atautidak mengandung persediaan mineral sehingga jenis jenis tanah initergolong tanah yang mengandung waled yang nilai pemupukannya cukuptinggi. Dalam daerah rawa ataupun pasang surut, yang penting adalhmengatur pemasukan dan pembuangannya air, supaya pembuangan airtetap mengalir, sehingga keasamannya (pH) tanah tidak berlebih untukpadi serta mengatur potensi banjir agar tidak terlalu berlebiha untuk padiserta mengatur potensi banjir agar airnya tidka terlalu lama menggenang,keasaman tanah pun dengan cara itu dapat di kurangi”. ( S Edi,Swasonodan Singarimbun M,1985:30)

Dari keterangan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa daerah Bagelen

Lampung adalah daerah awal pengiriman bagi para transmigran pulau Jawa yang

mendiami kawasan pembukaan awal pemukiman di Lampung. Daerah ini dulu

masuk dalam daerah Kedondong Lampung sebelum dibukanya lahan dan

penamaan Bagelen. Asal penamaan Bagelen sebagai nama daerah baru guna

Page 40: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

22

menenangkan kecemasan masyarakat transmigran disana akibat isu isu yang ada.

Bagelen juga menjadi daerah perkembangan pembukaan lahan di Lampung.

Perkembangan awal mereka menetap pengolahan lahan yang kurang memadai,

serta keadaan daerah sekita yang masih berupa hutan dan semak belukar maka

banyak dibukanya lahan, salah satunya yaitu dengan penerobosan lahan dengan

bola besi besar yang sekarang ada di Museum Transmigrasi Pesawaran Lampung.

2.1.7 Konsep Masyarakat Kolonisasi Jawa di Bagelen Lampung

Masyarakat menurut Selo Soemardjan (dalam Soekanto, 2006 : 22) adalah

sekumpulan orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan

mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi,

sikap, dan perasaan persatuan yang diikaat oleh kesamaan.

Menurut Bapak Eko Sunu Sutrisno, Kepala Seksi Pelayanan Museum

Transmigrasi Lampung mengatakan bahwa Masyarakat Kolonis Jawa adalah

sekumpulan orang-orang yang berasal dari Jawa yang mengikuti program

pemindahan penduduk dari pulau Jawa ke luar pulau Jawa oleh pemerintah

Kolonial Belanda dan membuka daerah baru dengan membentuk sebuah koloni.

Setelah merdeka istilah kolonis diubah menjadi transmigran. Namun intinya tetap

sama yaitu memindahkan penduduk untuk membuka daerah baru.

Page 41: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

23

2.2 Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori diatas dapat diketahui bahwa penerapan politik etis di

Indonesia akibat dari kesengsaraan rakyat pribumi yang menjajah bumi nusantara.

Pemikiran tentang politik etis digagas oleh Van Deventer dan disahkan oleh Ratu

Wilheimina pada tahun 1902 dengan isi pelaksanaa transmigrasi, irigasi dan

edukasi. Transmigrasi pertama yang dilakukan adalah pada tahun 1905 dengan

tujuan Bagelen Lampung.

Masyarakat kolonisasi tersebut memulai adaptasi dengan membuka

lahan,membangun gubuk gubuk sebagai tempat tinggal mereka, dan juga mulai

menyesuaikan tanaman apa yang akan cocok ditanami di lahan Bagelen.

Pemerintah Belanda juga memberikan bekal pendidikan dasar berupa sekolah

desa juga pembekalan lahan guna membuka daerah garapan baru lahan pertanian

dan perladangan.

Perkembangan yang terjadi di Bagelen Lampung termasuk dalam kategori

perubahan sosial masyarakat secara lambat atau yang lebih dikenal dengan

evolusi. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan masyarakat Bagelen,

mulai dari keadaan alam, kecocokan mereka dengan lingkungan, serta kesesuaian

mereka sejauh mana mereka mampu beradaptasi dengan lingkungan baru

dikarenakan pengiriman pertama dalam politik etis. Pemerintah Belanda sangat

menaruh harapan pada pengiriman kolonis pertama. Jika mereka berhasil bukan

hanya mereka tetapi pemerintah Belanda juga mendapat keuntungan. Selain

perluasan lahan, pengurangan daerah padat penduduk di Jawa serta persebaran

penduduk yang diratakan di daerah baru, juga mereka mendapat komoditi baru

dari lahan yang diberikan pada kolonis.

Page 42: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

24

Pengiriman kepala keluarga ke Bagelen Lampung dilakukan secara

bertahap,dengan tahun awal pada tahun 1905 hingga 1906 pemerintah Belanda

terus mendatangkan kolonis ke Bagelen Lampung. Hingga 5 tahun berikutnya

beberapa kali pemerintah Belanda masih mendatangkan kolonis namun kelaparan

dan kematian sangat tinggi disebabkan oleh belum terciptanya kesesuaian lahan,

kondisi lahan garapan yang kurang cocok serta kurangnya pemahaman kolonis

dengan bekal pertanian dan perladangan sehingga untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari mereka saja tidak cukup.

Setelah adanya pembaruan pembekalan tentang pengolahan lahan pertanian oleh

pemerintah Belanda tahun 1911 mulai ada perbaikan. Didirikannya sekolah

sekolah desa salah satunya yang ada di Bagelen adalah Bagelen School.

Pendidikan saat itu juga belum terlalu dikarenakan Pendidikan yang diberikan

hanya bekal dasar, perlakuan diskriminasi juga bagi elit Belanda dan pegawai

Belanda sehingga bagi rakyat pribumi non pegawai Belanda merasakan

pendidikan yang tidak sesuai.

Perkembangan Bagelen mulai terlihat setelah tahun 1911 dimana perbekalan

pertanian sudah membaik dan jumlah penduduk mulai tersebar dan memenuhi

daerah daerah perluasan baru salah satunya kearah Kota Agung saat itu dengan

dibangunnya Viaduct atau irigasi di Pajaresuk mulai dibukanya daerah baru saat

itu Pringsewu kearah barat sungai Way Sekampung pembukaan daerah baru dan

saluran irigasi yaitu Metro. Disini sudah terlihat perkembangan yang terjadi

bahwa masyarakat kolonisasi pertama di Bagelen Lampung sudah memenuhi

kriteria bahwa teori perubahan sosial masyarakat secara lambat sudah terjadi di

Bagelen Lampung.

Page 43: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

25

Perubahan Masyarakat

Sosial Ekonomi Masyarakat

Perkembangan Masyarakat

2.3 Paradigma

Keterangan :

: Garis Aktivitas

: Garis Hubungan

Page 44: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

REFRENSI

Daliman, A. 2012. Sejarah Indonesia Abad XIX-Awal Abad XX : Sistem Politik

Kolonial Dan Administrasi Pemeritahan Hindia-Belanda. Yogyakarta:

Penerbit Ombak. hlm. 64

Joan Hardjono. 1982. Transmigrasi Dari Kolonisasi Sampai Swakarsa.

Jakarta:PT Gramedia Jakarta. hlm.1

Levang, Patrice. 2003. Ayo Ke Tanah Sabrang, Transmigrasi Di Indonesia.Jakarta;KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). hlm. 9

Swasono, Sri Edi dan Singarimbun, Masri. 1986. Transmigrasi di Indonesia 1905-1985.Jakarta : Universitas Indonesia Press. hlm. 35

Doyle Paul, Johnson. 1988.Teori Sosiologi Klasik dan Modern, jilid 1 (edisi.terjemahan Indonesia oleh Robert M.Z.Lawang). Jakarta: PT. Gramediahlm. 187

Ranjabar, Jacobus, 2013. Perubahan Sosial: Teori-teori dan Proses PerubahanSosial Serta Teori Pembangunan. Bandung:Alfabeta. hlm. 31

Ritzer, George dan Douglas, 2005. Teori Sosial Modern. Jakarta:Pranada Media.hlm. 51

Mayo, M. (1994), “Community Work”, dalam Hanvey and Philpot (eds),Practising Social Work, London: Routhledge. hlm: 162

Flora, C.B. and J.L. Flora. 1993. “Entrepreneurial Social Infrastructure: ANecessary Ingredient.” Annals of the American Academy of Political andSocial Sciences 539: 48-58.

Astrawan G, Wayan. 2014. Jurnal penelitian Analisis Sosial Ekonomi penambang

Galian C di Desa Sebudi Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem

Tahun 2003. Bali:Jurnal pendidikan ekonomi UNDIKSHA.

Koentjaraningrat. 1997. Metode- Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:Gramedia. hlm. 35

Wirutomo, Paulus. 2012. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta:Universitas Indonesia.hlm 60-65

Levang, Patrice. Op. cit. hlm. 9

Page 45: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

Joan Hardjono. Op. cit. hlm. 1

Levang, Patrice. Op. cit. hlm. 10

Monografi Desa Bagelen Tahun 2008.

Swasono, Sri Edi Op. cit. hlm.30

Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pers. Jakarta. hlm

22

Page 46: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

3.1.1 Metode Yang Digunakan

Metode dalam sebuah penelitian merupakan langkah yang sangat penting karena

dengan metode dapat menentukan berhasil atau tidaknya sebuah penelitian. Kata

metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan, jadi

metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai

sasaran yang diperlukan, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang

dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan masalah

(P.Joko Subagyo,2006:1)

Menurut Winarto Surachmad, metode adalah suatu cara utama yang dipergunakan

untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis

dengan menggunakan teknik serta alat tertentu (Winarno Surakhmad, 1982 : 121).

Bedasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode

adalah cara kerja atau prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan

permasalahan keilmuan dengan menggunakan teknik atau tata cara tertentu untuk

mencapai suatu tujuan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode penelitian historis.

Page 47: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

29

3.1.2 Langkah-langkah Penelitian Historis

Metode penelitian historis adalah prosedur pemecahan masalah dengan

menggunakan data masa lalu atau peninggalan-peninggalan, baik untuk memahami

kejadian atas suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu terlepas dari keadaan

masa sekarang maupun untuk memahami kejadian atau keadaan masa lalu,

selanjutnya kerap kali juga hasilnya dapat dipergunakan untuk meramalkan

kejadian atau keadaan masa yang akan datang (Hadari Nawawi,2001:79).

Menurut Louis Gottschalk yang telah diterjemahkan oleh Nugroho Notosusanto,

menyatakan bahwa metode penelitian sejarah adalah proses menguji dan

menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lalu (Nugroho

Notosusanto, 1984 : 32). Definisi serupa juga disampaikan oleh Sumadi

Suryabrata mengenai metode penelitian historis yaitu usaha untuk

merekonstruksikan masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara

mengumpulkan, mengevaluasi, menferivikasi serta mensintesiskan bukti-bukti

untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan (Sumadi Suryabarata, 1998

: 16). Dari pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian historis yang akan digunakan ini adalah suatu aturan yang sistematis

yang digunakan dalam suatu penulisan sejarah.Langkah-langkah yang digunakan

dalam metode historis, antara lain :

1. Heuristik, yaitu kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau.2. Kritik (sejarah), yakni menyelidiki apakah jejak-jejak itu sejati, baik bentuk

maupun isinya.3. Interpretasi, yakni menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-

fakta yang diperoleh itu.4. Penyajian, yakni penyampaian sintesa yang diperoleh dalam bentuk suatu

kisah.(Nugroho Notosusanto, 1984 : 36)

Page 48: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

30

Dari langkah-langkah yang digunakan dalam metode historis tersebut, maka

perludiadakannya deskripsi mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam melaksanakan penelitian ini. Adapun deskripsi yang akan dilakukan dari

langkah-langkah metode historis tersebut, antara lain :

1. Heuristik, merupakan tahapan untuk mengumpulkan sumber-sumber

sejarah. Maka dalam tahapan ini, peneliti mencoba mencari sumber-

sumber yang berkaitan mengenai masyarakat Kolonis Jawa di Bagelen

Lampung baik dalam bentuk catatan , buku sumber, literatur, arsip dan

sebagainya. Buku-buku sumber yang digunakan dalam penelitian ini,

antara lain :

a. Buku yang di tulis oleh Patrice Levang tahun 2003 “Ayo Ke Tanah

Sabrang”

b. Buku yang di tulis oleh Kampto Utomo tahun 1975 ”Masyarakat

Transmigran Spontan di Daerah Way Sekampung Lampung

c. Buku yang di tulis oleh M. Amral Sjamsu tahun 1956 “Dari Kolonisasi

ke Transmigrasi 1905-1955”

d. Buku yang di tulis oleh Sri Edi Swasono dan Masri Singarimbun tahun

1985 “Transmigrasi di Indonesia 1905-1985”

e. Buku yang di tulis oleh Ramadhan KH dkk tahun 1993 “Transmigrasi

Harapan dan Tantangan”

f. Buku yang di tulis oleh Joan Hardjono tahun 1982 “Transmigrasi Dari

Kolonisasi Sampai Swakarsa”

g. Buku yang di tulis oleh Ali Imron tahun 1997 “90 Tahun Kolonisasi 45

Tahun Transmigrasi”

Page 49: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

31

Sejarah Nasional Indonesia Jilid V, Sejarah Indonesia Abad XIX-Awal

Abad XX, Ayo Ke Tanah Sabrang, Transmigrasi di Indonesia, Sewindu

Swakarsa Transmigrasi di Indonesia 1905-1985, Dari Kolonisasi Ke

Transmigrasi 1905-1945 dan Data yang di dapat dari Museum

Transmigrasi Lampung mengenai perkembangan penduduk transmigran

dan sebagainya.

2. Kritik, merupakan tahapan untuk memeriksa apakah sumber-sumber yang

telah diperoleh apakah sumber itu merupakan sumber yang dikehandaki

atau tidak. Dalam hal ini, peneliti berusaha mencari informasi-informasi

yang diperlukan berdasarkan sumber yang telah diperoleh melalui refrensi

buku,arsip,jurnal,data yang diperoleh dari Museum Transmigrasi dan

kamus. Bentuk kegiatan yang dilakukan penulis pada tahapan kritik

misalnya dalam sebuah buku sumber, peneliti mengambil beberapa

kalimat atau paragraf yang sesuai dengan penelitian agar dapat dijadikan

sebagai sumber untuk memberikan argumentasi pada tahapan interpretasi.

3. Interpretasi, merupakan tahapan memberi penafsiran terhadap informasi-

informasi yang telah didapatkan dari berbagai sumber dan dirangkai

menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Penafsiran yang

dimaksudkan yaitu peneliti menganalisis sumber yang telah dipilih agar

dapat menuliskan uraian hasil penelitian mengenai masyarakat Kolonisasi

Jawa di Bagelen Lampung Tahun 1905-1945. Setelah melakukan kritik

sumber, peneliti menuliskan uraian penafsiran dan analisis pada sumber

yang telah dilakukan kritik sumber.

Page 50: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

32

4. Penyajian, merupakan tahap terakhir dalam langkah-langkah metode

historis, dimana dalam tahapan ini tidak hanya menuliskan fakta-fakta atau

sumber dan informasi mengenai hasil penelitian, tetapi juga

menyampaikan suatu pemikiran melalui interpretasi yang dilakukan

peneliti berdasarkan sumber informasi dan fakta hasil penelitian. Pada

tahap penyajian ini, peneliti berusaha menuliskan hasil informasi dan

intrepetasi yang telah dilakukan menjadi hasil penelitian sebagai tugas

akhir yang dilakukan oleh peneliti.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu konsep yang dibernilai, sedangkan variabel dalam suatu

penelitian merupakan hal yang paling utama karena merupakan suatu konsep

dalam suatu penelitian.Menurut Sugiyono mengatakan bahwa variabel adalah

obyek penelitian/atribut, atau apa yang menjadi variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik. (Sugiyono. 2009: 60).

Menurut Sumardi Suryabrata mengemukakan bahwa variabel adalah suatu konsep

yang diberi nilai, sedangkan variabel dalam suatu penelitian merupakan hal

yang paling utama karena variabel merupakan suatu konsep dalam suatu

penelitian yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian (Suryabrata,

2000:72).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah sebuah

objek yang mempunyai nilai dan menjadi pusat perhatian dalam sebuah

penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel tunggal

dengan fokus penelitian pada perkembangan sosial ekonomi masyarakat

kolonisasi Jawa di daerah Bagelen Lampung.

Page 51: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

33

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Selain memerlukan adanya suatu metode, dalam suatu penelitian juga dibutuhkan

untuk menentukan teknik dalam pengumpulan data. Teknik pengumpulan data

merupakan cara untuk mengumpulkan data dalam penelitian tersebut. Dalam

penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan ialah teknik

kepustakaan dan teknik dokumentasi.

3.3.1 Teknik Kepustakaan

Teknik kepustakaan yang akan digunakan yaitu membaca literatur yang

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, baik itu konsep-konsep, teori-

teori yang ada untuk memperluas pengetahuan dan analisa permasalahan.

Menurut Hadari Nawawi Teknik kepustakaan merupakan studi penelitian yang

dilaksanakan dengan cara mendapatkan sumber-sumber data yang diperoleh di

perpustakaan yaitu melalui buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti (Nawawi,1993: 133).

Sementara itu Menurut Mestika Zed, metode kepustakaan adalah serangkaian

kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca

dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. (Mestika Zed, 2004 : 4)

Menurut Koenjaraningrat teknik kepustakaan merupakan cara mengumpulkan

data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat

diruang perpustakaan, misalnya dalam bentuk majalah atau Koran, naskah,

catatan-catatan, kisah sejarah, dokumen, dan lain sebagainya yang relevan dengan

penelitian (Koenjaraningrat, 1997:8).

Jadi dengan teknik kepustakaan ini peneliti mengumpulkan data-data serta

informasi dengan bantuan material berupa koran, majalah, naskah, catatan-

Page 52: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

34

catatan, kisah sejarah, dokumen, jurnal, ensiklopedia yang relevan dengan

masalah penelitian dengan cara menelaahnya.

3.3.2 Teknik Dokumentasi

Menurut Suharsini Arikunto, teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto. 2002:

78).

Menurut Hadari Nawawi, teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data

melalui sumber tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-

buku,teori, dalil-dalil, atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan

masalah yang akan diteliti ( Hadari Nawawi, 1993:134).

Dapat disimpulkan bahwa seorang peneliti dalam mengumpulkan data tidak hanya

terbatas pada literatur tetapi juga melalui pembuktian atau mencari data lain yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasati, notulen rapat,

lengger, agenda, gambar arkeologi dan lain sebagainya.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisa data kualitatif . Teknik analisa data kualitatif lebih mewujudkan kata-kata

dari pada deretan angka yang menjadi bahan utama bagi ilmu-ilmu sosial. Data

kualitatif merupakan sumber deskripsi yang luas dan memuat penjelasan tentang

proses-proses dalam keadaan lingkungan setempat. Analisis data kualitatif adalah

data yang muncul berupa kata-kata bukan rangkaian angka, data tersebut

dikumpulkan melalui cara atau teknik yang digunakan oleh penulis, apakah yang

Page 53: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

35

diperoleh dari hasil observasi dan siap untuk diproses (B Miles dan A Michael

Huberman, 1992 : 15).

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan

metode analisis data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman, tahapan-tahapan

yang akan dilakukan dalam proses analisis data kualitatif meliputi:

1. Reduksi Data yaitu sebuah proses pemulihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari

catatan di lapangan. Reduksi data juga merupakan bentuk analisis yang

tajam, menggolongkan, mengarahkan, serta membuang yang tidak perlu

serta mengorganisir data sampai akhirnya bisa menarik kesimpulan.

2. Penyajian Data yaitu data yang dibatasi sebagai kumpulan informasi

tersusun, memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dengan penyajian data tersebut akan dapat

dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan, sehingga dalam

penganalisis atau mengambil tindakan nantinya akan berdasarkan

pemahaman yang di dapat dari penyajian tersebut.

3. Verifikasi data yaitu menarik sebuah kesimpulan secara utuh setelah

semua makna-makna yang muncul dari data sudah diuji kebenarannya,

kekokohannya, kecocokannya, sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan

yang jelas kegunaanya dan kebenarannya. (B Miles dan A Michael

Huberman, 1992: 113)

Page 54: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

REFERENSI

Joko P. Subagyo. 2006. Metode Penelitian : Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta. hlm: 1

Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : CV Tarsito.hlm: 121

Nawawi, Hadari. 1993. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. GajahMada University Press. hlm: 79

Notosusanto, Nugroho. 1984. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer. Inti IdauPress. Hlm: 32

Suryabrata, Sumardi. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja GrafindoPersada. hlm: 72

Notosusanto, Nugroho.Op cit. 134

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. hlm: 60

Suryabrata, Sumardi. Op cit.72

Nawawi, Hadari. Op cit. Hal 133

Zedd Mestika . 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Yayasan OborIndonesia. hlm: 4

Koentjaraningrat. 1997. Metode- Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:Gramedia. Hal. 35

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.Jakarta; Bina Aksara. hal. 91

Nawawi, Hadari. Op cit. Hal 134

Miles Mattew B dan Michael Hoberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta :Universitas Indonesia Press. hlm: 15

Page 55: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dikemukakan di dalam

bab-bab di atas, maka penulis memperoleh hasil data dan dapat disimpulkan

bahwa Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Kolonisasi Jawa di Daerah

Bagelen Lampung pada Tahun 1905-1945, antara lain :

Perkembangan tingkat pendidikan adalah didirikannya Bagelen

School,sekolah desa dan sekolah tingkat 2 Bumiputera. Daerah pringsewu

yang saat itu masuk kedalam daerah perluasan daerah Bagelen memiliki 2

sekolah utama yaitu Vervolgschool yang diberi nama Beda School dan

juga ada Holland Inlandse School (HIS).

Perkembangan jenis pekerjaan adalah sudah adanya variasi pekerjaan

selain petani, pedagang dan pegawai pemerintahan antara lain pedagang,

bidan atau saat itu yang lebih dikenal dengan dukun beranak hingga

pegawai jawatan umum. Pada akhir tahun 1932 sudah ada pebawon atau

yang lebih dikenal sebagai tenaga kerja kolonis baru yang bekerja pada

kolonis lama.

Page 56: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

86

Perkembangan aktivitas ekonomi adalah adanya kegiatan

konsumsi,produksi dan distribusi. Adanya Bank Lampung yang dikelola

oleh pemerintah Belanda dan juga akhir pengiriman sudah ada pasar

rakyat serta meningkatnya sarana pertanian seperti lori atau peralatan

berkebun.

5.2 Saran

Sehubungan dengan penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis

menyampaikan saran-saran diantaranya, sebagai berikut :

1. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang Perkembangan Sosial Ekonomi

Masyarakat kolonis Jawa Di Bagelen Lampung karena masih banyak sisi lain

yang masih bisa dikaji lebih lanjut agar memperoleh gambaran yang lebih jelas

tentang Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Kolonis Jawa Di Bagelen

Lampung yang mengandung 8 unsur konsep perkembangan sosial masyarakat.

2. Diharapkan dapat lebih mengerti tentang Perkembangan Sosial Ekonomi

Masyarakat Kolonis Jawa Di Daerah Bagelen Lampung tahun 1905-1945.

3. Penggunaan hasil penelitian ini untuk mengetahui perkembangan Daerah

Bagelen guna meningkatkan keadaan Daerah Bagelen Lampung yang lebih

stabil di masa mendatang.

Page 57: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

DAFTAR PUSTAKA

Amral, Sjamsu. 1986. Dari Kolonisasi Ke Transmigrasi 1905-1945. Jakarta.Djambatan.

Arikunto,Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:Bina Aksara.

Astrawan G, Wayan. 2014. Jurnal penelitian Analisis Sosial Ekonomi penambangGalian C di Desa Sebudi Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem Tahun2003. Bali:Jurnal pendidikan ekonomi UNDIKSHA.

Daliman, A.2012.Sejarah Indonesia Abad XIX-Awal Abad XX :Sistem PolitikKolonial Dan Administrasi Pemeritahan Hindia-Belanda.Yogyakarta:Penerbit Ombak.Astrid S. Susanto.1979. “Komunikasi Sosial diIndonesia”.Bandung:Nerbit Bina Cipta

Doyle Paul, Johnson. 1988.Teori Sosiologi Klasik dan Modern, jilid 1 (edisi.terjemahan Indonesia oleh Robert M.Z.Lawang). Jakarta: PT. Gramedia

Durkheim Emile. 1951 . Suicide : a study in sociology / by Emile Durkheim ;translated by John A. Spaulding and George Simpson ; edited with anintroduction by George Simpson: Durkheim, Émile, 1858-1917.France.Free

Flora, C.B. and J.L. Flora. 1993. “ Entrepreneurial Social Infrastructure: ANecessary Ingredient.” Annals of the American Academy of Political andSocial Sciences 539: 48-58.

Hardjono, Joan.1982. Transmigrasi Dari Kolonisasi Sampai Swakarsa.Jakarta:PT Gramedia Jakarta.

Heereen, H.J. 1979. Transmigrasi di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesiadan Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.

Imron, Ali. 1997. 90 Tahun Kolonisasi,45 Tahun Transmigrasin:RedistribusiPenduduk di Indonesia. Jakarta:PT.Penebar Swadaya

I. Jumhur dan Danasuparta.1974.Sejarah Pendidikan. Bandung: CV Ilmu.

Page 58: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

Gegevens inzake den economischen toestand in de Lampongsche Districten,

publicative v.h. C.K.S. April 1941 (No P.1.4.13.4.41) hal. 5.

(data tentang situasi ekonomi di distrik Lampung).

Kampto Utomo, 1975, Masyarakat Transmigran Spontan di Daerah WaySekampung (Lampung),yogyakarta, Gadjah Mada Univesity press

KBBI Online. 2007. (https://kbbi.web.id/)kembang. (Online).Diakses 3 Februari2017.

KH, Ramadhan. dkk, 1993, Transmigrasi, Harapan dan Tantangan. Jakarta;P.D.

Karya Jaya Bhakti.

Koentjaraningrat.1997. Metode- Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:Gramedia.

Levang, Patrice.2003. Ayo Ke Tanah Sabrang, Transmigrasi DiIndonesia.Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Mantra, I.B. 1985. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta;Nur Cahya.

Mayo, M. (1994), “Community Work”, dalam Hanvey and Philpot (eds),Practising Social Work, London: Routhledge

Miles Mattew B dan Michael Hoberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta :Universitas Indonesia Press.

Mestika Zed. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Yayasan OborIndonesia.

Monografi Desa Bagelen Tahun 2008 oleh Dinas Kepustakaan KetransmigrasianLampung.

Nawawi, Hadari. 1993. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. GajahMada University Press.

Nawawi, Hadari., Mimi Martini. 2001. Penelitian Terapan. Yogyakarta : GajahMada Press.

Notosusanto, Nugroho. 1984. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer. Inti IdauPress.

Poesponegoro, Marwati Djoened.Nugroho Notosusanto. 2008.Sejarah NasionalIndonesia Jilid IV Kemunculan Penjajahan Di Indonesia.Jakarta:BalaiPustaka.

________________. 2008.Sejarah Nasional Indonesia Jilid V KebangkitanNasional Dan Hindia Belanda. Jakarta:Balai Pustaka.

Page 59: PERKEMBANGAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKATdigilib.unila.ac.id/54519/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · School dan HIS, jenis pekerjaan yang mulai bervariasi serta pada aktivitas

Pusat Bahasa.2008. KBBI. Jakarta: Gramedia pustaka Utama.

Ranjabar, Jacobus, 2013. Perubahan Sosial: Teori-teori dan Proses PerubahanSosial Serta Teori Pembangunan. Bandung:Alfabeta.

Ritzer, George dan Douglas, 2005. Teori Sosial Modern. Jakarta:Pranada Media.

S.Lee, Everett. 2000. Teori Migrasi. Yogyakarta:Pusat Penelitian KependudukanUniversitas Gadjah Mada.

Subagyo, Joko P. 2006. Metode Penelitian : Dalam Teori dan Praktek. Jakarta :Rineka Cipta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : CV Tarsito.

Suryabarata, Sumardi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja GrafindoPersada.

Suryabrata, Sumardi. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja GrafindoPersada.

Swasono, Sri.E dan Singarimbun, M. 1985. Transmigrasi di Indonesia 1905-1985.Jakarta: Universitas Indonesia(Ui Press).

UPTD Balai Pengelolaan Museum Ketransmigrasian Gedong Tataan Provinsi

Lampung

Wirutomo, Paulus. 2012. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta:Universitas Indonesia.

Sumber internet :Matanasi Petrik. 2017. Menelusuri 111 tahun jejak orang-orang Jawa di tanah

seberang.Zen RS diakses pada situs https://tirto.id/jejak-para-transmigran-jawa-di-lampung-cidw, pada tanggal 5 Maret 2018,jam 09:40 WIB.

Potensilampung. 2016. Sejarah Periodisasi Kolonisasi di Lampung. Diakses pada

situs http://www.potensilampung.com/ruajurai/sejarah-periodisasi-

kolonisasi-di-lampung, pada tanggal 5 Maret 2018, jam 09:22 WIB.

Sumber: Buku “Land Use Planning, Jejak Kolonisasi Pertama di

Indonesia,” Penulis: Akhmad Sadad, Penerbit: 3M Media Karya, Banten,

2014.