emb ana his fis
DESCRIPTION
embriologiTRANSCRIPT
Embriologi – Anatomi – Histologi – Fisiologi
( Khaerunnisa Pratiwi )
Embriologi Hepar (1),(3)
Hepar dan sistem biliaris berasal dari foregut primitive (2)
Muncul pada pertengahan minggu ke 3 sebagai perkembangan dari epitel endoderm pada
ujung distal foregut
Perkembangan divertikulum hepatic atau tunas liver terdiri dari sel-sel yang berproliferasi
dengan cepat yang menembus septum transversum ( lempeng mesodermal antara ruang
pericardial dan yolk sac )
Selama sel-sel hepatic terus berpenetrasi ke septum, hubungan antara divertikulum
hepatic dan foregut ( duodenum ) menyempit sehingga membentuk duktus biliaris
Perkembangan kecil ke arah ventral dibentuk oleh duktus biliaris dan membentuk vesika
felea dan duktus cysticus
Selama perkembangan berikutnya corda epitel liver bergabung dengan vitelin dan
vena umbilical membentuk sinusoid hepatic
Corda epitel berdiferensiasi menjadi parenkim ( sel liver ) dan membentuk duktus biliaris
Sel hematopoietic, sel kupffer dan sel jaringan ikat terbentuk dari mesoderm septum
transversum
Ketika sel-sel hepar menginvasi keseluruhan septum transversum sehingga organ dapat
menuju kaudal ke kavitas abdomen, mesoderm septum transversum yang terdapat
diantara hepar dan foregut dan hepar dan dinding abdomen ventral menjadi membranosa
membentuk lesser omentum ( omentum minor ) dan ligamentum falsiformis. Yang
kemudian bersama membentuk koneksi peritoneal antara foregut dan dinding abdomen
ventral mesogastrium ventral
Mesoderm pada permukaan hepar berdiferensiasi menjadi peritoneum visceral kecuali
permukaan cranial. Pada daerah ini, hepar tetap menyatu dengan septum transversum
Bagian pada septum yang mengandung mesoderm akan membentuk tendon utama dari
diafragma
Permukaan hepar yang berhubungan dengan bakal diafragma tidak pernah tertutup oleh
peritoneum
Minggu ke 10 berat hepar ± 10% total berat tubuh, selain disebabkan karena
banyaknya sinusoid juga disebabkan karena fungsi hematopoitic
Sel proliferatif dalam jumlah banyak yang memproduksi SDM dan SDP berada diantara
sel hepatic dan dinding pembuluh darah
Aktivitas ini perlahan-lahan hilang selama 2 bulan terakhir intrauterine dan hanya sedikit
pulau-pulau hematopoetik tersisa saat kelahiran, berat hepar ± 5% dari total berat tubuh
Fungsi penting liver lainya muncul pada ± minggu ke-12 ketika empedu dibentuk oleh
sel-sel hepatic
Sementara vesica felea dan ductus cysticus berkembang dan ductus cysticus bergabung
dengan ductus hepatic untuk membentuk ductus biliaris empedu dapat memasuki GIT
Sebagai hasilnya isi dari empedu berwarna hijau gelap
Karena perubahan posisi duodenum posisi awal ductus biliaris perlahan – lahan
bergeser dari posisi anteriornya menjadi ke posterior dan akhirnya ductus biliaris
melewati belakang duodenum.
Pertengahan minggu ke3
Endoderm ujung distal foregut
Liver bud
Jaringan sekitar berdiferensiasi menjadi divertikulum hepatik
Membrane dasar hilang
Sel menginvasi dan menembus septum transversum
Cranial :
Liver
Duktus biliaris intrahepatik
Caudal :
Vesica Felea
Duktus Cysticus
Duktus Biliaris
Korda hepatoblast
Bergabung dengan viteline dan vena umbilikal
Sinusoid hepatic
Parenkim liver
Duktus biliaris
Perkembangan ke dalam septum
Membagi ventral mesenterium
Liver dan foregut Liver dan dinding ventral abdomen
Omentum minus Ligamentum falciformis
Jaringan mesenkimal septum transversum
Stroma, kapsula dan mesothelium liver
Mesoderm permukaan hepar
Lapisan peritoneum visceral
Melindungi seluruh liver ( hepatic capsule ) kecuali area nuda
Minggu ke 6 – 8
Sel stellate hepatik
Minggu 8 – 12
Sel Kupffer
Referensi :
1. Medical Embriology Langman, Edisi 9
2. Oldham, Keith T., Colombani, Paul M., Foglia, Robert P., Skinner, Michael A., 2005,
Liver Physiology and Pathophysiology, Lippincott Williams & Wilkins
3. Dancygier, H., 2010, Clinical Hepatology Principles and Practice of Hepatobiliary
Diseases Volume 1, Springer
Anatomi Hepar (1),(2),(3),(4)
Hepar merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh
Berat hepar ± 1,3 – 1,5 kg ( 2% berat tubuh pada dewasa, 5% pada anak )
Fungsi dasar hepar:
- Membentuk & mensekresikan empedu ke dalam tractus intestinal
- Berperan pada metabolisme karbohidrat, lemak & protein
- Menyaring darah untuk membuang bakteri & benda asing yang masuk ke darah dari
lumen intestinum
Letak hepar :
- Di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah diaphragma.
- Hampir seluruh bagian hepar terletak di bawah costae & cartilagines costales,
melintasi regio epigastrica
- Sebagian besar hepar terletak profunda arcus costalis dextra
- Hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium &
jantung.
- Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra
Hepar mempunyai 2 fascia :
- Fascies diaphragmatica :
Fascies ini bersifat licin dan berbentuk kubah, sesuai dengan cekungan permukaan
kaudal diafragma. Tetapi sebagian besar terpisah dari diafragma karena recessus
subphrenicus cavitas peritonealis
- Fascies visceralis ( dorsokaudal ) :
Fascies ini tertutup oleh peritoneum, kecuali pada vesika felea dan porta hepatis.
Fascies ini berbatasan dengan :
a. Sisi kanan gaster ( impressio gastrica )
b. Bagian cranial pertama duodenum ( impressio duodenalis )
c. Omentum minus
d. Vesica felea
e. Flexura coli dextra ( impressio colica )
f. Ren dextra dan glandula suprarenalis dextra ( impressio renalis )
Hepar tertutup oleh peritoneum kecuali pada bagian dorsalnya pada area nuda
Area nuda merupakan daerah hepar langsung bersentuhan dengan diafragma.
Area nuda dibatasi oleh melipatnya peritoneum dari diafragma ke hepar sebagai lembar
ventral ( cranial ) dan lembar dorsal ( kaudal ) ligamentum coronarium. Kedua lembaran
tersebut bertemu di sebelah kanan untuk membentuk ligamentum triangulare. Ke arah
kiri, ligamentum coronarium terpisah dan membatasi area nuda yang berbentuk segitiga
Lembar ventral ligamentum coronarium di sebelah kiri bersambungan dengan
ligamentum falciforme kanan dan dorsal ( kanan ) dengan omentum minus kanan
membentuk ligamentum triangulare sinistrum
Batas-batas hepar
- Anterior
1. Diaphragma
2. Arcus costalis dextra & sinistra
3. Pleura dextra & sinistra
4. Margo inferior pulmo dexter & sinister
5. Processus xyphoideus
6. Dinding anterior abdomen pada angulus infrasternalis
- Posterior
1. Diaphragma
2. Ren dextra
3. Flexura coli dextra
4. Duodenum
5. Vesica biliaris
6. Vena cava inferior
7. Oesophagus
8. Fundus gastricus
Hepar dibagi oleh lig. peritoneale, lig.falciforme jadi lobus hepatis dexter (besar) & lobus
hepatis sinister (kecil).
Lobus hepatis dexter terbagi jadi lobus quadratus & lobus caudatus oleh adanya vesica
biliaris, fissura ligamenti teretis, v.cava inferior & fissura ligamenti venosi.
Porta hepatis/ hilus hepatis terdapat pada facies viseralis, letaknya diantara lobus
caudatus & quadratus
Pada porta hepatis terdapat :
1. Ductus hepaticus dexter & sinister
2. Ramus dexter & sinister arteria hepatica
3. Vena portae hepatis
4. Serabut saraf simpatis & parasimpatis
5. Beberapa kel.limfe hepar, menampung cairan limfe hepar & vesica biliaris
Seluruh hepar dikelilingi capsula fibrosa, tapi hanya sebagian ditutupi oleh peritoneum
Hepar tersusun atas lobuli hepatis.
Vena centralis pada masing-masing lobulus bermuara ke venae hepatica
Dalam ruangan diantara lobulus-lobulus terdapat canalis hepatis yang berisi trias hepatis :
1. Cabang arteria hepatica
2. Vena portae hepatis
3. Sebuah cabang ductus choledocus
Ligamentum hepar :
- Lig.falciforme berjalan dari umbilikus ke hepar (ke atas)
- Lig.falciforme ke superior membelah jadi 2 lapis :
Lig.coronarium (lig.triangulare dextrum), lapisan kanan membentuk lapisan
atas
Lig.triangulare sinistrum, lapisan kiri membentuk lapisan atas
- Lig.teres hepatis adalah sisa vena umbilikalis yang obliterasi. berjalan ke fissura
yang terdapat pada facies viseralis hepatis & bergabung dengan ramus sinister
vena porta hepatis.
- Lig.venosum arantii, suatu pita fibrosa yang merupakan sisa ductus venosus.
Vaskularisasi :
- Arteri
Arteria hepatica propia, cabang truncus coeliacus, berakhir bercabang jadi ramus
dexter & sinister yang masuk ke porta hepatis.
- Vena
Vena portae hepatis, menjadi 2 cabang terminal yaitu ramus dexter & sinister
yang masuk porta hepatis di belakang arteri.
Vena hepatica ( ³ 3 buah) muncul dari pars posterior hepatis & bermuara ke vena
cava inferior
Sirkulasi darah melalui hepar :
- Yang mengalirkan darah ke hepar adalah arteria hepatica propria (30%) & vena
porta hepatis (70%)
- Arteria hepatica propia membawa darah kaya oksigen
- Vena porta membawa darah kaya hasil metabolisme pencernaan yang diabsorpsi
dari GIT
- Darah arteri & vena dialirkan ke vena centralis masing-masing lobuli hepatis
melalui sinusoid.
- Vena centralis vena hepatica dextra & sinistra vena cava inferior
Limfatik :
- Hepar menghasilkan 1/3 - ½ jumlah cairan limfe tubuh
- Pembuluh limfe dari hati masuk ke sejumlah kel.limfe yang ada di porta hepatis.
- Pembuluh eferen berjalan ke nodi coeliaci
- Beberapa pembuluh limfe berjalan dari area nuda melalui diaphragma ke nodi
lymphoidei mediastinales posteriores.
Nervus :
- Saraf hepar berasal dari plexus hepaticus, bagian plexus coeliacus terbesar.
- Saraf simpatis & parasimpatis membentuk plexus coeliacus.
- Parasimpatis dari truncus vagalis anterior & posterior
Duktus Biliaris Hepatis
Empedu disekresikan sel hepar, disimpan, & dipekatkan di vesica biliaris, dikeluarkan ke
duodenum
Cabang interlobulares ductus choledochus menerima canaliculi biliaris, saling
berhubungan membentuk saluran pada porta hepatis yaitu ductus hepaticus dexter &
sinister
Ductus hepaticus dexter mengalirkan empedu dari lobus hepatis dexter
Ductus bilaris hepatis terdiri dari :
- Ductus hepaticus dexter & sinister- Ductus hepaticus communis - Ductus Choledochus - Vesica biliaris - Ductus cysticus
Ductus hepatis sinister mengalirkan empedu dari lobus hepatis sinister, lobus caudatus,
lobus quadratus
Duktus Hepaticus
Ductus hepaticus dexter & sinister keluar dari lobus hepatis dexter & sinister pada porta
hepatis, bersatu membentuk ductus hepaticus communis
Panjang ductus hepaticus communis 1,5 inci (4cm). Bergabung dengan ductus cysticus
dari vesica biliaris yang ada di kanannya membentuk ductus choledochus
Duktus Choleductus
Panjang ± 3 inci (8 cm)
Bersatu dengan ductus pancreaticus, bermuara ke ampulla hepatopancretica (ampulla
vater) di dinding duodenum.
Ampulla ini bermuara ke lumen duodenum melalui papilla duodeni major
Bagian terminal kedua ductus & ampulla dikelilingi serabut otot sirkular disebut
m.sphincter ampullae (sphincter oddi)
Pendarahan arterial ductus choledochus :
- Proksimal oleh arteri cystica
- Tengah oleh ramus dexter arteria hepatica propia
- Retroduodenal oleh arteria pancreaticoduodenalis superior posterior & arteri
gastroduodenalis
Duktus Cysticus
Panjang 1,5 inci (3,8 cm)
Menghubungkan collum vesicae biliaris dengan ductus hepaticus communis untuk
membentuk duktus choledochus
Bentuk S
Tunica mukosanya menonjol untuk membentuk plica spiralis yang berlanjut ke collum
vesica biliaris (valvula spiralis)
Fungsi valvula spiralis mempertahankan lumen terbuka konstan
Vesica Felea / Biliaris
Sebuah kantong berbentuk pir
Letak pada permukaan bawah (facies viceralis) hepar
Menampung empedu 30-50ml, menyimpannya & memekatkannya dengan cara
mengabsorpsi air
Empedu dialirkan ke duodenum akibat kontaksi & pengosongan parsial vesica biliaris.
Vesica biliaris dibagi jadi fundus, corpus, collum
Fundus vesicae biliaris berbentuk bulat, menonjol di bawah margo inferior hepar,
penonjolan ini tempat fundus bersentuhan dengan dinding anterior abdomen setinggi
ujung cartilago costalis IX dextra
Corpus vesicae biliaris terletak & berhubungan dengan facies visceralis hepar
Collum vesica biliaris melanjutkan diri sebagai ductus cysticus, berbelok ke omentum
minus & bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus communis untuk membentuk
ductus choledochus
Vaskularisasi
- Arteri cystica (cabang arteria hepatica dextra)
- Vena cystica langsung ke vena porta
Limfe
Nodus cysticus (collum vesica) nodi hepatici nodi coelici
Persarafan
Simpatis & parasimpatis membentuk plexus coeliacus
Referensi :
1. Moore, Keith L., Agur, Anne M.R., 2002, Anatomi Klinis Dasar, Hipokrates
2. Atlas Anatomi Sobotta, Jakarta : EGC
3. Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik Edisi 6 , Jakarta : EGC
4. Dancygier, H., 2010, Clinical Hepatology Principles and Practice of Hepatobiliary
Diseases Volume 1, Springer
Histologi Hepar (1),(2)
Lobulus susunan heksagonal jaringan yang mengelilingi vena sentral.
- cabang arteri hepatika
- cabang vena porta
- duktus biliaris
- sinusoid (ruang kapiler yang melebar) terdapat sel Kupffer
- kanalikulus biliaris
Komponen struktural hati adalah sel-sel hati , atau Hepatosit. Sel epitelnya berkelompok membentuk lempeng-lempeng yang saling berhubungan. Pada sediaan mikroskop cahaya , tampak satuan struktural yang disebut lobulus hati
Lobulus hati dibentuk oleh massa poligonal jaringan berukuran sekitar 0,7 x 2 µm.
Hepatosit pada lobulus hati tersusun radier, seperti susunan batu bata pada dinding.
Lempeng sel ini tersusun dari perifer lobulus ke pusatnya dan beranastomosis secara bebas membentuk struktur yang menyerupai labirin dan busa.
Celah di antara lempeng ini mengandung kapiler, yaitu sinusoid hati
Kapiler sinusoid adalah pembuluh lebar yang tak teratur dan hanya terdiri dari lapisan tak utuh
dari sel endotel berfenestra yang berdiameter 100 µm dan terdapat dalam kelompok
Pada hepar, terdapat lobulus klasik yang ditengahnya terdapat vena sentralis. Lobus ini diikat oleh jaringan ikat interlobular.
Pada sediaan hepar terdapat gambaran segitiga Kiernan yang merupakan kumpulan arteri, vena dan pembuluh limfe.
Fisiologi Hepar (1),(2),(3),(4)
Hepar merupakan organ metabolic atau kelenjar terbesar pada tubuh.
Fungsi hepar :
1. Pengolahan metabolic nutrient utama ( KH, Lemak dan Protein )
2. Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asing
lainnya.
3. Sintesis protein plasma ( protein untuk pembekuan darah, pengangkut hormone
tiroid, steroid dan kolesterol dalam organ )
4. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin
5. Pengaktifan vitamin D ( bersama dengan ginjal )
6. Pengeluaran bakteri dan SDM yang rusak ( makrofag residen )
7. Ekskresi kolesterol dan bilirubin
8. Sekresi garam empedu
Hepatosit
Setiap hepatosit ( sel hepar ) dapat berkontak secara langsung dengan arteri ( darah yang
berasal dari aorta ) dan vena ( darah yang datang dari saluran pencernaan )
Hepatosit berperan pada metabolisme nutrient utama ( KH, Lipid, Protein ).
Hepar memegang peranan penting dalam metabolisme glukosa dengan berperan dalam
proses glukoneogenesis ( perubahan dari zat lain ke glukosa )
Hepar juga menyipan glukosa sebagai glikogen pada saat kelebihan glukosa ( setelah
makan / periode postprandial ) dan kemudian melepasnya ke aliran darah ketika
dibutuhkan. Proses ini merupakan fungsi hepar sebagai buffer glukosa
Apabila fungsi hepar rusak, konsentrasi glukosa dalam darah akan meningkat tinggi
setelah asupan KH. Semetara itu, diantara waktu makan, hipoglikemia dapat terlihat
karena ketidakmampuan hepar untuk menjalankan metabolisme KH dan konversinya.
Hepatosit juga berperan pada metabolisme lemak. Yang merupakan sumber terbanyak
dari enzim metabolic pada oksidasi asam lemak untuk mensuplai energy yang digunakan
untuk fungsi tubuh.
Hepatosit mengkonversi produk dari metabolisme KH ke lipid yang dapat di simpan pada
jaringan adipose dan mensintesiskan lipoprotein, kolesterol dan fosfolipid dalam jumlah
banyak
Hepatosit juga merubah sebagian dari kolesterol yang tersensitisasi ke asam empedu
Hepar memegang peranan penting dalam metabolisme protein. Hepar akan
mensintesiskan seluruh asam amino non-esensial yang tidak didapatkan dari makanan.
Hepar mensintesis hampir seluruh protein plasma ( kecuali Ig). Protein yang disintesis
terutama adalah albumin ( menentukan tekanan onkotik plasma dan penting pada faktor
pembekuan )
Hepar dan detoksifikasi
Hepar merupakan “gatekeeper” atau penjaga gerbang dengan membatasi masuknya
substansi toksin ke aliran darah dan sebagai “pembuangan sampah” dengan
mengekstraksikan produk metabolic yang bersifat toksik dan mengkonversinya menjadi
bentuk kimia yang dapat diekskresikan
Hepar dapat melakukan ini dikarenakan suplai darah yang berbeda dari organ lainnya.
Darah utama yang menuju hepar merupakan darah vena yang disuplai melalui vena porta
dan berasal dari intestine.
Dengan aliran darah yang demikian, hepar menerima tidak hanya nutrisi yang di absorbs
akan tetapi juga menerima molekul yang kemungkinan berbahaya yang di absorbs ( obat
dan toksin bakteri )
Bergantung pada efisiensi molekul di ekstraksikan oleh hepatosit ( metabolisme lintas
pertama ) hanya sedikit atau tidak ada substansi yang dapat menuju sirkulasi sistemik.
Inilah alasan utama tidak semua obat mendapatkan konsentrasi terapeutik pada pembuluh
darah jika diberikan secara oral.
Hepar memilik dua fase untuk mengeliminasi dan detoksifikasi zat ;
- Fisik
Darah yang menuju hepar melewati makrofag ( sel Kupffer ). Sel-sel ini bersifat
fagotik dan penting untuk mengeliminasi material dari darah porta termasuk
bakteri yang mungkin masuk ke darah yang berasal dari colon walaupun dalam
kondisi normal.
- Biokimia
Hepatosit memiliki jumlah enzim yang sangat banyak yang dapat memetabolisme
dan mengubah baik toksin endogen maupun eksogen sehingga lebih larut air dan
lebih mudah berikatan untuk di ambil kembali oleh usus.
Hepar dan Sistem Billiaris
Hepatosit yang merupakan sel utama di hepar dibentuk dari anastomosis korda yang
membentuk lempeng dimana darah dalam jumlah besar bersirkulasi.
Hepar menerima aliran darah dalam jumlah banyak, memastikan hepatosit mendapatkan
jumlah O2 dan nutrient yang banyak.
Hepatosit menerima 70% suplai darah melalui vena porta ( dapat meningkat hingga 90%
pada periode postprandial )
Lempeng hepatosit yang menyusun parenkim hepar diperdarahi oleh sinusoid yang
merupakan kavitas dengan resistensi rendah yang diperdarahi oleh cabang dari vena porta
dan arteri hepatica.
Sinusoid tidak berfungsi seperti kapiler yang memperdarahi organ lain. Selama periode
puasa, banyak sinusoid akan kolaps, akan tetapi dapat meningkat ketika periode setelah
makan ketika nutrient di transportasikan ke hepar.
Resistensi sinusoid yang rendah aliran darah ke hepar dapat meningkat tanpa membuat
peningkatan pada tekanan.
Setelah melewati sinusoid, darah akan dikeluarkan melalu cabang sentran vena hepatic
( vena sentralis )
Sistem Porta Hepar
Empedu
Empedu terdiri dari :
- cairan alkalis encer
- konstituen organik :
• garam-garam empedu
• kolesterol
• lesitin
• bilirubin
Fungsi empedu :
1. Pencernaan dan absorbsi lipid.
Proses ini bukan disebabkan oleh enzimatik. Melainkan garam empedu
melakukan :
a. Membantu emulsifikasi partikel lemak besar menjadi partikel kecil sehingga
dapat diproses oleh enzim lipase
Vena dari sal.cerna vena porta hepatika (bawa produk2 untuk diolah, disimpan, didetoksifikasi sebelum ke sirkulasi umum) jaringan kapiler (sinusoid hati) vena hepatika vena kava inferior.
Arteri menyalurkan oksigen & metabolit untuk diolah.
b. Membantu absorbs produk akhir lipid yang diabsorbsi melalui membrane
mukosa intestinal
2. Ekskresi beberapa produk buangan penting dari darah ( bilirubin , kolesterol )
Garam empedu membantu proses pencernaan lemak :
- Efek “deterjen” (kemampuan mengubah globulus emulsi sehingga luas permukaan untuk aktivitas lipase pankreas ↑)
- Molekul garam empedu mengandung bagian larut air dan bagian larut lemak.
Empedu disekresikan 2 tahap oleh hepar :
- Tahap inisial
Empedu disekresikan oleh sel fungsional hepar ( hepatosit ). Tahap ini
mengandung asam empedu ( garam empedu ), kolesterol dan konstituen organic
lain dalam jumlah banyak. Disekresikan menuju kanalikuli biliaris yang berasal
dari sel hepatic
- Empedu mengalir melali kanalikuli ke septum interlobular kanalikuli
mengosongkan isinya ke duktus terminalis ke duktus yang lebih besar
mencapai duktus hepatic dan duktus biliaris komunis empedu dikosongkan ke
duodenum atau disimpan selama beberapa menit atau jam melalui duktus cysticus
ke vesica felea.
Selama perjalanan menuju duktus biliaris, sekresi kedua dari hepar dikeluarkan
menuju biliaris. Sekresi ini merupakan larutan dari sodium dan ion bikarbonat yang
disekresikan oleh sel epitel sekretoris di sekitar duktuli dan duktus. Sekresi kedua ini
dapat meningkatkan jumlah total empedu sampai 100%.
Pembentukan misel (untuk mengangkut bahan tidak larut air di lumen banyak air):
- garam empedu (larut lemak larut air)
- lesitin (larut lemak larut air)- kolesterol (tidak larut air)
Sekresi kedua distimulasi oleh sekretin, yang juga menyebabkan keluarnya ion
bikarbonat tambahan untuk menambah sekresi ion bikarbonat pada sekresi pancreas
( netralisasi asam di duodenum )
Empedu disekresi terus menerus oleh sel hepar. Kebanyakan disimpan di kantung
empedu sampai dibutuhkan di duodenum. Volume maksimum yang vesica felea ± 30
– 60 ml. akan tetapi, sekresi empedu selama ± 12 jam ( ± 450 ml ) dapat di simpan di
vesika felea disebabkan karena air, sodium, klorida dan elektrolit lain terus dia
absorbs melalui mukosa vesica felea, mengentalkan sisa isi empedu ( garam empedu,
kolesterol, lesitin dan bilirubin )
Sistem Enterohepatik
Referensi :
1. Guyton & Hall, Textbook of Medical Physiology, Edisi 11
2. Sherwood, L., 2007, Human Physiology: From Cells to Systems, Edisi 7, Canada :
Brooks/Cole
3. Barrett, Kim E., Gastrointestinal Physiology Vishal, McGraw Hills
4. Koeppen, Bruce M., Stanton, Bruce A., Berne & Levys Physiology, Edisi 6
• Duktus biliaris komunis ke duodenum dijaga sfingter Oddi mencegah empedu masuk duodenum kecuali selama ingesti makanan.
• Sfingter tertutup empedu dibelokkan ke kandung empedu.
• Setelah makan empedu masuk duodenum akibat kombinasi efek pengosongan kandung empedu dan peningkatan sekresi empedu oleh hati.
• Jumlah empedu yang disekresikan per hati berkisar dari 250 – 1 L.
Garam empedu di hati disekresikan ke dalam empedu ke duodenum pencernaan dan penyerapan lemak direabsorbsi di ileum terminal kembali ke sistem porta hepatika hati kembali disekresi.
Referensi :
1. Swartz, Mark H., 2005, Textbook of Physical Diagnosis, Edisi 5, Jakarta : EGC
Uji Fungsi Hati (1)
HBsAg
- Antigen permukaan HBV yang terbenam di dalam lapisan membrane ( berasal dari
reticulum endoplasma retikulosit ) yang membungkus kompleks HBV pada DNA
HBV dan HBcAg.
- Diukur dalam serum sebagai penanda inektifitas HBV pada keadaan infeksi akut atau
pembawa infeksi kronis
- Rekombinan HBsAg merupakan inti dari vaksin HBV