periio

36
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK Pembimbing : drg. Melok Aris Wahyukundari, M.Kes., Sp.Perio Ketua : Galang Rikung Edy S (111610101043) Scriber Meja : R.Aj. Mahardhika S P (111610101049) Scriber Papan : Inneke Andriani S (111610101089) Anggota : 1. Dian Fajariani (111610101061) 2. Khamda Rizki Dhamas (111610101069) 3. Yunita Saskia (111610101078) 4. Asyiah Hamasah I (111610101088) 5. Deasy Kusuma A (111610101091) 6. Ita Kurniawati (111610101092) 7. Dwi Sri Lestari (111610101094) 8. Cindy Uswatun Khasanah (111610101095) 9. Meila Isna A (111610101097) 10. Firda Nindita (111610101099)

Upload: mahardhika-safanti-prabaningtyas

Post on 21-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tutorial

TRANSCRIPT

Page 1: periio

DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

Pembimbing : drg. Melok Aris Wahyukundari, M.Kes., Sp.Perio

Ketua : Galang Rikung Edy S (111610101043)

Scriber Meja : R.Aj. Mahardhika S P (111610101049)

Scriber Papan : Inneke Andriani S (111610101089)

Anggota :

1. Dian Fajariani (111610101061)

2. Khamda Rizki Dhamas (111610101069)

3. Yunita Saskia (111610101078)

4. Asyiah Hamasah I (111610101088)

5. Deasy Kusuma A (111610101091)

6. Ita Kurniawati (111610101092)

7. Dwi Sri Lestari (111610101094)

8. Cindy Uswatun Khasanah (111610101095)

9. Meila Isna A (111610101097)

10. Firda Nindita (111610101099)

Page 2: periio

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat

menyelesaikan laporan tutorial skenario 1 pada blok Kuratif dan Rehabilitatif III pada

minggu pertama dengan judul Perawatan Periodontal Fase 1. Makalah ini disusun untuk

memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok VIII pada skenario ini.

Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. drg. Melok Aris Wahyukundari, M.Kes., Sp.Perio, selaku tutor pembimbing yang

telah membimbing jalannya diskusi tutorial kelompok VIII Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Jember dan yang telah memberi masukan yang membantu, bagi

pengembangan ilmu yang telah didapatkan.

2. Teman-teman kelompok tutorial VIII dan semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan–

perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat

berguna bagi kita semua.

Jember, 7 Februari 2014

Tim Penyusun

Page 3: periio

BAB 1. PENDAHULUAN

Skenario

Pak Tarno berusia 50 tahun, dikonsul ke bagian periodonsia untuk persiapan

pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan. Hasil anamnesa, pak Tarno diketahui menderita

hipertensi sejak 2 tahun yang lalu dan terkontrol. Setelah dilakukan pemeriksaan,

didapatkan gambaran klinis sebagai berikut : edentulous pada region posterior RB kanan

kiri, keradangan pada gingiva diseluruh permukaan bukal dan lingualrahang bawah dan

rahang atas, warna kemerahan, kontur membulat, konsistensi kenyal, probing depth

normal. Gigi anterior rahang bawah berdesakan. Diagnosa dokter adalah Gingivitis

kronis RA/RB dan direncanakan perawatan periodontal fase 1. Dokter menjelaskan

macam-macam perawatan periodontal fase 1 yg dibutuhkan pak Tarno, yaitu Dental

Health Education (DHE), skaling dan rootplaning dan juga control periodic yang harus

dilakukan pak Tarno

1. STEP 1

Kata – kata sulit :

Perawatan periodontal fase 1 :

Perawatan inisial atau perawatan periodontal fase 1 merupakan tahap

pertama dari serangkaian perawatan periodontal, yang diarahkan pada penyingkiran

semua iritan lokal yang dapat menyebabkan inflamasi gingiva, dan pemberian

instruksi dan memotivasi pasien untuk melaksanakan kontrol plak. Perawatan ini

merupakan fase perawatan etiotropik (etiotropic treatment phase), karena sasarannya

adalah penyingkiran factor etiologi penyakit periodontal. Perawatan inisial ini

menitikberatkan pada penyiapan permukaan gigi yang aksesibel bagi pasien untuk

melaksanakan prosedur kontrol plak.

Page 4: periio

DHE :

Proses belajar yang ditujukan pada individu atau masyarakat untuk

mencapai taraf kesehatan yang lebih tinggi. Isi dari DHE sendiri adalah instruksi

kontrol plak meliputi motivasi, instruksi, edukasi, untuk menghilangkan plak dan

menjaga kebersihan mulut.

Scaling :

Suatu proses menghilangkan plak dan kalkulus dari permukaan supra

gingival dan sub gingival.

Root planing :

Suatu proses menghilangkan deposit kalkulus yang tertanam pada

permukaan akar dan sementum untuk memperoleh permukaan halus, keras dan

bersih.

2. STEP 2

Permasalahan :

1. Apa tujuan perawatan periodontal fase 1?

2. Apa saja macam-macam perawatan periodontal fase 1?

3. Apa saja instrument yang digunakan untuk perawatan skaling dan root planning?

4. Bagaimana prosedur dari skaling dan root planning?

5. Apakah ada hubungan Antara hipertensi dengan kelainan periodontal?

6. Apakah ada perbedaan rencana perawatan dari penyakit periodontal pada pasien

normal dengan pasien yang menderita hipertensi?

3. STEP 3

1. Tujuan perawatan periodontal fase 1

(1) meredakan atau menyingkirkan inflamasi gingiva,

(2) mengurangi kedalaman saku yang disebabkan oleh pembesaran yang

oedematous dari gingiva yang terinflamasi,

Page 5: periio

(3) mendapatkan kondisi gingiva yang memungkinkan untuk dilakukan

prosedur bedah periodontal, misalnya konsistensi yang kaku dan pendarahan

yang minimal.

Dasar pemikiran bagi dilakukannya perawatan inisial adalah bertolak dari

konsep bahwa plak bakteri mengandung bakteri patogen penyebab inflamasi

gingiva. Atas dasar kenyataan tersebut, maka perawatan inisial ditujukan untuk

terlaksananya kontrol plak secara efektif oleh pasien di rumah dengan jalan

menyingkirkan semua faktor yang menyebabkan kekasaran dan ketidak rataan

permukaan gigi dan mengajari pasien metoda kontrol plak yang baik. Kontrol

plak yang adekuat oleh pasien sehari-harinya di rumah hanya mungkin

dilakukannya apabila permukaan gigi geliginya telah dibuat licin dan rata, tanpa

ada deposit yang kasar atau permukaan yang tidak rata.

2. Macam-macam perawatan periodontal fase 1

Menghilangkan faktor local penyebab, diantaranya adalah:

a. DHE Kontrol plak

b. Menghilangkan kalkulus secara tuntas

c. Mengevaluasi / mengganti restorasi dan alat prostodonsi yang tidak

bagus

d. Merestorasi lesi karies

e. Orthodontic tooth movement koreksi pada gigi yang berdesakan yang

menyebabkan meningkatnya resiko penumpukan plak dan kalkulus pada region

gigi berdesakan

f. Treatment area food impaction

g. Treatment oklusal (penyelarasan oklusal) splinting

h. Ekstraksi gigi yang tidak bisa dipertahankan

i. evaluasi respon Dilakukan pengecekan kembali terhadap kedalaman poket

dan inflamasi gingival; serta plak, kalkulus dan karies

Page 6: periio

3. Instrumen yang digunakan untuk skaling dan root planning

a. Sickle scaler adalah scaler kasar untuk menyingkirkan kalkulus

supragingival. Permukaan sickle scaler adalah datar dengan dua cutting edge

yang menyatu membentuk ujung yang runcing. Penampang melintangnya

berbentuk segitiga dan sisi pemotong pada kedua sisi. Karena desainnya,

alat ini hanya digunakan untuk penyingkiran kalkulus supragingival.

Apabila digunakan untuk instrumentasi subgingival akan mencederai

jaringan gingiva.

b. Curette adalah alat periodontal halus yang digunakan untuk scaling dan

root planing. Kuret dibedakan atas dua tipe: kuret universal dan kuret

khusus (areaspecific/Gracey curette). Ciri khas kuret adalah: bentuk

penampang melintang seperti sendok, ujungnya membulat/tumpul. Sisi

pemotongnya adalah ganda pada kuret universal dan tunggal pada kuret

khusus. Ukurannya lebih halus dibandingkan dengan sickle scaler. Oleh

sebab itu alat ini mudah dimasukkan dan diadaptasikan pada pocket yang

dalam tanpa menimbulkan cedera pada jaringan. Kuret yang dipasarkan ada

yang bermata pisau tunggal (pada salah satu ujung gagang saja), tetapi ada

juga yang bermata pisau ganda (mata pisau pada masing-masing ujung

gagang).

c. Hoe scaler : Mata hoe scaler membengkok membentuk sudut 99°-100°

terhadap leher alat Alat ini didesain untuk setiap permukaan gigi, artinya

pada setiap permukaan gigi digunakan satu jenis hoe scaler. Fungsinya

untuk meratakan dan menghaluskan permukaan gigi

d. Chisel scaler didesain khusus untuk permukaan proksimal gigi anterior yang

terlalu rapat ruang interproksimalnya. Lehernya bisa lurus atau

membengkok, dengan sisi pemotong membentuk sudut 45°.

Page 7: periio

e. Scaler ultrasonic : Digunakan untuk membuang plak, scaling, mabuang

stain, dan kuretase. Ada 2 tipe gerakan pada scaler ultrasonic ini, yaitu (1)

magnetostrictive,pergerakannya ellips ; dan (2) piezoelectric, pergerakannya

linear.

4. Prosedur Skaling dan root planning

Skaling dan root planing bukan merupakan suatu prosedur yang terpisah.

Semua prinsip-prinsip scaling sama untuk root planing. Skaling dan root

planning termasuk dalam perawatan periodontal fase pertama. Sebelum

dilakukan skaling,dokter gigi akan melakukan anamnesis pemeriksaan gigi.

Dokter gigi akan memeriksa keadaan pasien secara ekstra dan intra oral. Secara

ekstra oral akan dilakukan anamnesis atau wawancara dan dilihat apakah ada

pembengkakan kelenjar limfe di bagian kepala dan leher sebagai tanda adanya

penyebaran infeksi, lalu pemeriksaan intra oral untuk melihat keadaan dalam

mulut pasien.

Setelah dilakukan analisis secara cermat, jumlah kunjungan yang

diperlukan harus diperkirakan. Pasien dengan jumlah kalkulus yang sedikit

dengan keadaan jaringan di sekitar gigi relative sehat dapat dirawat dalam satu

kali kunjungan. Dokter gigi harus memperkirakan jumlah kunjungan yang

diperlukan berdasarkan jumlah gigi dalam mulut pasien, tingkat keparahan

inflamasi, jumlah dan lokasi kalkulus, kedalaman dan aktivitas poket, adanya

invasi furkasi, dan kebutuhan untuk anastesi local

Penglihatan yang baik dan teknik perabaan sangat dibutuhkan untuk

penilaian awal tingkat dan sifat dari kalkulus dan iregulitas akar sebelum

melakukan skaling dan root planing. Evaluasi yang valid dari hasil

instrumentasi tergantung pada kemampuan mendeteksi ini. Eksplorasi dengan

perabaan dari permukaan gigi pada area subgingival di kedalaman pocket,

furkasi dan developmental depresion lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan

pemeriksaan visual pada area supragingival dan membutuhkan keterampilan

dalam penggunaan eksplorasi fine-pointed dan probe.

Page 8: periio

5. Hubungan Antara hipertensi dengan penyakit periodontal

Pada pasien hipertensi kiat akan menjumpai adanya penyempitan lumen

pembuluh darah dimana penyempitan tersebut bisa dikarenakan aterosklerosis

atau peningkatan massa ventrikel kiri jantung. Kedua hal tersebut menyebabkan

penyempitan diameter lumen pembuluh darah termasuk pembuluh darah kapiler

yang berada pada membrane periodontal. Penyempitan ini dapat menyebabkan

iskemia sehingga kelainan periodontal dapat terjadi.

Selain itu pada pasien penderita hipertensi banyak yang mengkonsumsi

obat-obatan yang mengandung kalsium antagonis yang dapat menyebabkan

keradangan gingiva.

6. Perbedaan perawatan periodontal pada pasien hipertensi

Pada pasien dengan hipertensi harus diperhatikan pada saat pemberian

obat anestesi. Pada kasus ini hindari penggunaan vasokonstriktor pada obat

anestesi tersebut. Perlu diperhatikan juga pada prosedur gigi yang membutuhkan

anestesi, terutama jika obat anestesi mengandung epinefrin. Penggunaan

epinefrin pada beberapa pasien hipertensi dapat menyebabkan perubahan

kardiovaskular, angina, serangan jantung, dan aritmia

Page 9: periio

4. STEP 4

Mapping

5. STEP 5

LO

1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang perawatan periodontal fase 1

2. Mampu memahami dan menjelaskan indikasi dan kontraindikasi skaling dan

root planing

3. Mampu memahami dan menjelaskan prinsip skaling dan root planing

4. Mampu memahami dan menjelaskan prosedur dan teknik skaling dan root

planning

5. Mampu memahami dan menjelaskan evaluasi dan kontrol periodik setelah

perawatan periodontal fase 1

Page 10: periio

BAB 2

STEP 7

1. Perawatan periodontal fase 1

Macam-Macam Perawatan Periodontal Fase 1

a. DHE

- Penyikatan gigi

Sudah banyak teknik- teknik penyikatan gigi yang diperkenalkan

dewasa ini, tetapi metode penyikatan gigi yang dapat memenuhi

persyaratan ideal hanya ada beberapa saja:

1. Teknik penyikatan harus dapat membersihkan semua permukaan gigi,

khususnya daerah leher gingival dan regio interdental. Teknik

menggosok memang dapat membersihkan daerah konveksitas gigi

tetapi

2. Gerakkan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak atau jaringan

keras. Metode penyikatan vertikal dan horizontal dapat menimbulkan

resesi

3. Teknik penyikatan harus sederhana dan mudah dipelajari. Teknik yang

dianggap mudah oleh individu tertentu mungkin saja dianggap sulit

oleh individu lainnya; oleh karena itu, setiap individu memerlikan

pengarahan khusus.

4. Metode harus tersusun dengan baik setiap bagian gigi geligi dapat

disikat bergantian dan tidak ada daerah yang terlewatkan. Rongga

mulut dapat dibagi menjadi beberapa kelompok tergantung pada besar

lengkung rahang dan besar sikat gigi. Teknik penyikatan gigi dapat

Page 11: periio

diperlihatkan baik dengan menggunakan model rahang atau langsung

dalam pasien.

Macam-Macam Tekhnik Penyikatan Gigi :

1. Teknik Roll

Merupakan teknik yang relatif sederhana, yang sangat bermanfaat bila

digunakan pada gingiva yang sensitif. Bagian samping sikat gigi

berkontak dengan bagian samping gigi dengan bulu sikat mengarah ke

apikal dan sejajar terhadap sumbu gigi; bagian belakang sikat terletak

setinggi permukaan oklusal gigi geligi. Sikat kemudian diputar

perlahan kebawah pada rahang atas dan keatas pada rahang bawah

sehingga bulu sikat menyapu gusi dan gigi. Sekitar 10 putaran

dilakukan untuk tiap bagian dan kemudian sikat digeser kebagian

berikutnya. Bila lengkung pada segmen anterior sempit, sikat dapat

digerakkan vertikal. Bila semua permukaan bukal dan lingual sudah

dibersihkan, permukaan oklusal dapat disikat dengan gerak rotasi.

2. Teknik Bass

Arah bulu sikat pada saat pertama kali akan menyikat gigi adalah

pada margin gingival dengan ujung bulu sikat mengarah ke apikal

kirakira derajat dengan sumbu panjang gigi masuk ke sulkus gingiva.

Dilakukan gerakan menggetarkan dengan tidak mengubah bulu sikat,

sebanyak 20 kali pada setiap 3 gigi. Merupakan teknik yang dianjurkan

untuk penggunaan rutin dengan atau tanpa penyakit periodontal untuk

membersihkan sulkus. (Carranza, 2002)

Teknik ini dapat menimbulkan rasa sakit bila jaringan terinflamasi dan

sensitif. Bila gingiva dalam keadaan sehat, teknis Bass merupakan

metode penyikatan yang baik; terbukti teknik ini merupakan metode

yang paling efektif untuk membersihkan plak ( Manson,J.D, 1993 ).

Page 12: periio

3. Teknik modifikasi Stillman

Arah bulu sikat pada saat pertama kali akan menyikat gigi adalah pada

margin gingival dengan ujung bulu sikat horizontal. Dilakukan gerakan

saat gigi-gigi beroklusi gerakan sikat dalam gerakan memutar ke arah

permukaan gigi rahang atas dan rahang bawah serta margin gingiva,

sebagian pada gigi sebagain pada gingival dan tidak boleh masuk ke

sulkus gingival. Merupakan teknik yang dianjurkan untuk resesi

gingiva melindungi terhadap abrasi jaringan. (Carranza, 2002)

4. Teknik Charters

Arah bulu sikat pada saat pertama kali akan menyikat gigi adalah

setingkat dengan permukaan oklusal gigi dengan ujung bulu sikat

mengarah ke oklusal kira-kira 45 derajat dengan sumbu panjang gigi.

Dilakukan gerakan dengan menggetarkan sikat sambil

menggerakkannya ke arah apikal terhadap margin gingiva. Merupakan

teknik yang dianjurkan untuk massage gingiva dan cara pembersihan

sementara setelah bedah periodontal.

Persyaratan Sikat Gigi yang Ideal

1. Kepala sikat gigi harus cukup kecil untuk dapat dimanipulasi dengan efektif di

daerah manapun di dalam rongga mulut, tetapi tidak boleh terlalu kecil sehingga

harus digunakan dengan sangat hati – hati untuk dapat menyikat seluruh

permukaan gigi-geligi. Panjang kepala sikat 2,5 cm sudah cukup untuk orang

dewasa, dan 1,5 cm untuk anak – anak.

2. Bulu – bulu sikat harus mempunyai panjang yang sama sehingga dapat berfungsi

bergantian. Sikat yang konveks atau konkaf dengan bulu yang mempunyai

panjang berbeda – beda tidak dapat membersihkan permukaan yang datar tanpa

menimbulkan tekanan pada beberapa bulu sikat. Bulu sikat yang pendek tidak

dapat mencapai daerah interdental juga terlalu kaku dapat melukai jaringan.

Page 13: periio

3. Tekstur harus memungkinkan sikat digunakan dengan efektif tanpa merusak

jaringan lunak maupun jaringan keras. Kekakuan tergantung pada diameter dan

panjang filament dan elasitasnya. Juga tergantung pada apakah sikat digunakan

dalam keadaan kering atau basah pada temperatur air. Sikat yang lunak tidak

dapat membersihkan plak dengan efektif; kelakuan medium adalah yang biasa

dianjurkan. Sikat gigi biasanya mempunyai 1600 bulu, panjangnya 11 mm dan

diameternya 0,008 mm yang tersusun menjadi 40 rangkaian bulu dalam 3 atau 4

deretan

4. Sikat harus mudah dibersihkan. Rangkaian bulu sikat yang tersusun terlalu rapat

cenderung menahan kotoran dan pasta gigi pada dasar bulubulu tersebut. Bulu –

bulu nilon lebih terjaga kebersihannya daripada bulu-bulu natural.

5. Pegangan sikat gigi harus enak dipegang dan stabil. Pegangan sikat harus cukup

lebar dan cukup tebal agar dapat dipegang dengan kuat dandi control dengan

baik. ( Manson,J.D, 1993 )

- Pembersihan Interdental

Daerah interdental adalah daerah retensi plak yang paling sering ditemukan dan

paling sulit dijangkau oleh sikat gigi, sehingga seringkali perlu digunakan metode

pembersihan khusus. Untuk ini dapat digunakan floss,plester, tusuk gigi, sikat

interdental dan semacam sikat botol dalam ukuran kecil. Sekali lagi perlu

dinyatakan di sini bahwa selama tahap awal penyajian instruksi pembersihan gigi,

teknik yang diperkenalkan harus cukup mudah untuk dapat diterapkan oleh pasien.

Bila tidak, pasien akan segera bosan. Tujuan latihan penyikatan adalah

membersihkan plak tanpa merusak jaringan lunak, sehingga penggunaan tusuk gigi

dan floss atau tusuk gigi, yang sudah cukup membantu dalam upaya menghilangkan

plak (Manson,1993).

b. Skaling

Skaling adalah suatu proses dimana plak dan kalkulus dibuang dari permukaan

supragingiva dan subgingiva gigi. Peralatan yang biasa dipakai adalah hands

Page 14: periio

instruments scaler atau manual scaler dan ultrasonic scaler. Pembahasan lebih

lanjut akan dijelaskan pada LO selanjutnya

c. Root planning

Root planing adalah proses dimana sisa kalkulus yang berada di sementum

dikeluarkan dari akar untuk menghasilkan permukaan gigi yang halus, keras,

dan bersih. Pembahasan lebih lanjut akan dijelaskan pada LO selanjutnya

d. Pemberian agen kemoteraupetik pada terapi periodontal

Pada tipe penyakit periodontal termasuk periodontitis kronis, refractory

periodontitis, aggressive periodontitis dan periodontitis sebagai manifestasi

penyakit sistemik, mungkin dapat dilakukan penambahan agen kemoteraupetik pada

terapinya. Agen teraupetik adalah istilah untuk bahan kimia yang memberikan

keuntungan teraupetik klinis. Biasanya dapat berupa antimikroba dimana cara

kerjanya dapat berupa menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuh bakteri.

Dan juga dapat bersifat spesifik, mengurangi bakteri tertentu, atau nonspesifik,

mengurangi semua bakteri. (Carranza, 2002)

e. Perawatan orthodonti

Pada perawatan orthodonti mempunyai beberapa keuntungan pada pasien dengan

perawatan periodontal:

1. Adanya perbaikan pada gigi yang crowded dan malposisi anterior akan

memudahkan pasien untuk melakukan control plak pada bagian tersebut

sehingga terbentuknya plak dan kalkulus dapat diminimalisir.

2. Adanya perawatan orthodonti yang memperbaiki gigi dari segi vertical

dapat mempengaruhi pasien periodonsia dari segi osseus defect sehingga dapat

mengeliminasi kebutuhan osseus surgery.

3. Perawatan orthodonti dapat meningkatkan hubungan estetik margin

gingiva maksila sehingga menghindarkan pasien dari terapi kontur gingival dan

terjadinya eksposure pada akar.

Page 15: periio

4. Pada pasien dengan fraktur gigi anterior rahang atas, dimana membutuhkan

restorasi pada akar yang adekuat. Pada saat erupsi, akar

akan mengikuti perbaikan mahkota sesuai inklinasi sehingga didapatkan retensi

baik selesai perawatan.

5. Perawatan orthodonti memungkinkan gingiva terbuka untuk dikoreksi untuk

mendapatkan kembali papilla yang hilang. Jika gingiva terbuka yang terletak di

daerah anterior rahang atas dapat mempengaruhi estetik . Dalam kebanyakan

pasien, daerah ini dapat dikoreksi dengan kombinasi gerakan akar orthodonti,

membentuk kembali gigi, dan / atau restorasi.

6. Perawatan orthodonti dapat memperbaiki posisi gigi yang berdekatan sebelum

penempatan implan atau penggantian gigi. Ini terutama bagi pasien yang telah

kehilangan gigi selama beberapa tahun dan telah tipping dari gigi yang

berdekatan.

2. Indikasi dan Kontraindikasi Skaling dan Root planning

Indikasi

a. Semua pasien selain yang menderita masalah akut, harus dirawat pertama

dengan scaling supragingiva untuk mengurangi gingivitis dean perdarahan.

b. Scaling subgingiva dan rootnplaning merupakan indikasi untuk poket

periodontal yang dalamnya lebih dari 4mm dan harus dilakukan dengan

bantuan anastesi local(Manson,J.D, 1993).

Kontraindikasi

Perawatan scaling dan rootplanning dapat dilakukan pada semua pasien,

terkecuali pasien-pasien compromised medic yang membutuhkan

penatalaksanaan tertentu. Seperti halnya yang dikatakan Manson,J.D,1993,

Semua pasien selain yang menderita masalah akut, harus dirawat pertama dengan

scaling supragingiva untuk mengurangi gingivitis dean perdarahan

Page 16: periio

3. Prinsip Skaling dan Root planning

- Stabilisasi

Cara memegang alat :

a. Pen grasp : sisi jari tengah diletakkan pada shank

b. Modificated pen grasp : telapak jari tengah diletakkan pada sisi dari jari

tengah pada bagian shank

Finger Rest :

a. IO :

konvensional : tumpuan pada permukaan gigi yg dekat dengan gigi

yang dilakukan skaling

cross arch : tumpuan pada gigi yang regionya bersebrangan dalam 1

lengkung gigi

opposite arch : tumpuan pada gigi di lengkung yang berlawanan

b. EO :

Palm up

Palm down

Aktivasi alat skaler

a. Adaptasi alat

b. Angulasi

Stroke

a. Exploratory stroke : gerakan ringan dengan menggunakan probe atau

sonde untuk memeriksa dimensi poket dan kalkulus

b. Skaling stroke : gerakan yang pendek disertai tarikan dengan kekuatan

penuh

c. Root planning stroke : gerakan sedang atau ringan, tekanannya panjang

dan kontinyu

- Posisi operator : ergonomik sesuai dengan region yang dilakukan perawatan

Page 17: periio

- Posisi pasien : disesuaikan dengan kenyamanan pasien dan region yang

dilakukan perawatan

- Penerangan : bisa langsung maupun dipantulkan melalui kaca mulut

- Pandangan : langsung atau melalui kaca mulut

- Retraksi : bisa dilakukan dengan kaca mulut atau jari tangan

4. Prosedur dan teknik skaling dan root planning

Skaling dan root planing bukan merupakan suatu prosedur yang terpisah.

Semua prinsip-prinsip scaling sama untuk root planing. Scaling dan root planing

termasuk dalam perawatan periodontal fase pertama. Sebelum dilakukan

skaling,dokter gigi akan melakukan anamnesis pemeriksaan gigi. Dokter gigi

akan memeriksa keadaan pasien secara ekstra dan intra oral. Secara ekstra oral

akan dilakukan anamnesis atau wawancara dan dilihat apakah ada

pembengkakan kelenjar limfe di bagian kepala dan leher sebagai tanda adanya

penyebaran infeksi, lalu pemeriksaan intra oral untuk melihat keadaan dalam

mulut pasien.

Setelah dilakukan analisis secara cermat, jumlah kunjungan yang

diperlukan harus diperkirakan. Pasien dengan jumlah kalkulus yang sedikit

dengan keadaan jaringan di sekitar gigi relative sehat dapat dirawat dalam satu

kali kunjungan. Dokter gigi harus memperkirakan jumlah kunjungan yang

diperlukan berdasarkan jumlah gigi dalam mulut pasien, tingkat keparahan

inflamasi, jumlah dan lokasi kalkulus, kedalaman dan aktivitas poket, adanya

invasi furkasi, dan kebutuhan untuk anastesi local (Carranza,2012)

Teknik Scaling Supragingiva

Secara umum kalkulus yang terletak pada supragingiva lebih lunak dan

lebih mudah dibersihkan dibanding kalkulus subgingiva. Pada teknik scaling

supragingiva, instrumentasi dilakukan pada daerah mahkota dan tidak dibatasi

Page 18: periio

oleh jaringan sekitarnya, sehingga adaptasi dan angulasi lebih mudah. Teknik

scaling supragingiva juga memungkinkan adanya visibilitas langsung dan

pergerakan yang lebih bebas dibanding teknik subgingival. Kalkulus

supragingiva biasanya dihilangkan dengan menggunakan sickle, kuret, dan

instrumen ultrasonic dan sonic. Hoe dan chisel jarang digunakan. Pada teknik

scaling supragingiva, sickle atau kuret dipegang dengan cara modified pen grasp

dan dilakukan firm finger rest pada gigi yang berada di area yang berlawanan

dengan area kerja. Angulasi blade dengan permukaan gigi sedikit lebih kecil dari

90°. Cutting edge harus berada pada margin apikal kalkulus, dan ditarik ke arah

koronal secara vertikal atau obliq dengan tarikan yang pendek, kuat, dan

overlapping. Berhati-hatilah dalam penggunaan sickle karena ujungnya yang

tajam dapat merusak jaringan sekitar, sehingga adaptasi dengan permukaan gigi

harus baik. Jika bulky blade dapat diinsersikan ke dalam jaringan sekitar maka

sickle dapat digunakan untuk membersihkan kalkulus di bawah margin gingival.

Jika tindakan ini dilakukan, biasanya diikuti dengan final scaling dan root

planing dengan menggunakan kuret (Carranza,2012)

Teknik Scaling Subgingival dan Root planning

Teknik scaling subgingiva dan root planing jauh lebih kompleks dan sulit

dilakukan dibanding scaling supragingival karena beberapa alasan berikut.

- Kalkulus subgingiva berkonsistensi lebih keras dibanding kalkulus

supragingiva.

- Kalkulus serta deposit lainnya terperangkap di bagian lebih dalam dan

sulit terjangkau, apalagi pada akar gigi dengan morfologi yang irreguler.

- Dinding poket yang terbatas, namun kalkulus yang lebih dalam masih

ada.

- Lapang pandang operator minimal akibat perdarahan saat instrumentasi.

Oleh karena kesulitan-kesulitan tersebut, maka operator harus

memperhatikan instrumentasi yang tepat, baik pemilihan alat, posisi dan cara

memegang instrumen, serta keterampilan operator. Sickle , hoe, file dan alat

ultrasonik digunakan untuk skaling subgingiva tapi tidak diajnjurkan untuk root

Page 19: periio

planing. Meskipun beberapa jenis file dapat menghancurkan deposit yang keras

tetapi file, hoe, dan alat ultrasonic yang besar sulit diinsersikan ke dalam poket

yang dalam. Hoe dan file tidak bisa digunakan untuk mendapatkan permukaan

yang halus seperti kuret, kuret sangat baik digfunakan untuk menghilangkan

sementum subgingiva. Skaling subgingiva dan root planing dilakukan baik

dengan kuret universal; maupun dengan kuret gracey. Cutting edge

diadaptasikan dengan ringan pada gigi diman shank bagian bawah dibuat sejajar

dengan permukaan gigi . Shank bagian bawah digerakkan menghadap kegigi

sehingga dengan demikian bagian depan dari blade berada dekat dengan

permukaan gigi. Blade instrument kemudian diinsersikan di bawah gingival

sampai dasar poket dengan gerakan eksplorasi ringan. Bila cutting edge telah

mencapai dasar poket, angulasi 45o dan 90o harus dipertahankan dan kalkulus

dihilangkan dengan gerakan yang terkontrol, berulang, gerak pendek, dan

pergelangan tangan yang cukup bertenaga.

Ketika stroke scaling digunakan untuk menghilangkan kalkulus,

kekuatan bisa dimaksimalkan dengan memusatkan tekanan lateral ke sepertiga

bagian bawah pisau. Dibagian ini, beberapa milimeter dari terminal pisau,

diposisikan sedikit apikal ke tepi lateral kalkulus, dan stroke vertikal atau miring

digunakan untuk membagi kalkulus dari permukaan gigi. Tanpa menarik

instrumen dari saku, pisau maju ke lateral untuk mengenai bagian berikutnya

dari kalkulus yang tersisa. Stroke vertical atau miring lainnya dibuat, sedikit

tumpang tindih dengan stroke sebelumnya. Proses ini diulang sampai kalkulus

hilang.Tekanan lebih ke lateral diperlukan untuk menghilangkan seluruh

kalkulus di

satu stroke. Meskipun beberapa dokter mungkin bisa menghilangkan seluruh

kalkulus dalam hal ini cara, kekuatan yang lebih tepat diperlukan untuk

mengurangi sensitivitas taktil mengurangi jaringan trauma. Sebuah stroke

tunggal biasanya tidak cukup untuk menghapus kalkulus seluruhnya. stroke

dibuat dengan ujung enderung mengambil deposit bagian bawah lapis demi

lapis. Ketika serangkaian ini diulang, kalkulus dapat dikurangi menjadi lembaran

Page 20: periio

tipis, halus, mengkilat yang sulit untuk membedakan dari permukaan akar di

sekitarnya.

Sebuah kesalahan umum dalam instrumenting pada permukaan proksimal

adalah gagal untuk mencapai wilayah midproximal apikal kekontak. Daerah ini

relative tidak dapat diakses, dan membutuhkan tehnik keterampilan lebih dari

instrumentasi bukal atau permukaan lingual. Hal ini sangat penting untuk

memperluas stroke di seluruh permukaan proksimal sehingga tidak ada kalkulus

di daerah interproksimal. Dengan kuret yang baik, hal ini dapat dicapai dengan

menjaga batang bawah kuret tetap paralel dengan sumbu panjang gigi . Dengan

paralel tangkai yang lebih rendah dengan sumbu panjang gigi, pisau dari kuret

akan mencapai dasar saku dan melampaui garis tengah di permukaan proksimal.

Hubungan antara letak jari dan daerah kerja penting untuk dua alasan.

Pertama, sisa jari atau titik tumpu harus diposisikan untuk memungkinkan

tangkai yang lebih rendah dari instrumen yang akan paralel atau hampir sejajar

dengan permukaan gigi yang sedang dirawat. Paralelisme merupakan persyaratan

mendasar untuk optimalisasi kerja angulation. Kedua, sisa jari harus diposisikan

untuk memungkinkan operator menggunakan gerak pergelangan tangan-lengan.

Pada rahang atas posterior, persyaratan ini dapat dipenuhi hanya dengan

menggunakan tumpuan ekstraoral atau sebaliknya-arch. Ketika jari terletak

intraoral digunakan di daerah lain mulut, sisa jari harus cukup dekat dengan

daerah kerja untuk memenuhi dua persyaratan. Sebagai instrumentasi gigi

selanjutnya, posisi tubuh operator dan lokasi dari sisa jari harus sering

disesuaikan atau diubah untuk memungkinkan paralelisme dan gerak

pergelangan tangan. Untuk cara lain yang mungkin dan dapat diterima jika cara

tersebut memberikan efisiensi yang sama dan kenyamanan.

5. Evaluasi dan Kontrol Periodik

- Evaluasi : Untuk mengetahui respon jaringan terhadap perawatn yang

diberikan. Waktu kunjungan untuk evaluasi sekitar 3-4 minggu setelah

perawatan

- Kunjungan periodik :

Page 21: periio

Tahun pertama : - tidak lebih dari 3 bulan dan dilakukan perawatan rutin

setiap 3 bulan

Tahun selanjutnya : kunjungan digolongkan tergantung kelasnya

A : 6 bln – 1 thn hasil perawatan sempurna, OH baik, kalkulus minimal,

tidak ada gangguan oklusi, tidak ada poket, tidak ada gigi dengan sisa

tulang alveolar < 50%

B : 3 – 4 bln hasil perawatn cukup yang dapat dipertahankan slm kurang

lebih 1 tahun, OH buruk, pembentukan kalkulus, kelainan sistemik,

adanya poket dan BOP +, terdapat problem oklusi, ada gigi dgn sisa

tulang alveolar < 50%

C : 1 – 2 bln hasil perawatn buruk, OH buruk, pembentukan kalkulus,

kelainan sistemik, adanya poket dan BOP +, terdapat problem oklusi,

ada gigi dgn sisa tulang alveolar < 50%

Page 22: periio

BAB 3. KESIMPULAN

Macam-macam perawatan fase 1, yaitu:

1. DHE

2. Skaling

3. Root planing

4. Pemberian agen kemoteraupetik pada terapi periodontal

5. Evaluasi oklusi

6. Perawatan orthodonti

Indikasi dan kontraindikasi scaling dan root planing, yaitu:

Indikasi:

1. Semua pasien selain yang menderita masalah akut.

2. Skaling subgingiva dan rootplaning merupakan indikasi untuk poket

periodontal yang dalamnya lebih dari 4mm dan harus dilakukan dengan

bantuan anastesi local (Manson,J.D, 1993).

Kontraindikasi:

Perawatan skaling dan rootplanning dapat dilakukan pada semua pasien,

terkecuali pasien-pasien compromised medic yang membutuhkan

penatalaksanaan tertentu. Seperti halnya yang dikatakan Manson,J.D,1993,

Semua pasien selain yang menderita masalah akut, harus dirawat pertama

dengan skaling supragingiva untuk mengurangi gingivitis dean perdarahan.

Dalam melakukan prosedur scaling dan root planning, seorang operator

harus menguasai dalam hal:

1. Instrumentasi berbagai alat skalling dan root planing

2. Detection skill

3. Prinsip skaling dan root planing

3. Teknik skalling supragingiva dan subgingiva

Page 23: periio

DAFTAR PUSTAKA

Carranza, Fermin A et all. 2012. Carranza’s Clinical Periodontology. Eleventh Edition.

St. Louis: Elsevier .

Chesnutt, Ivor G.,dkk. 2007. Churchill’s Pocketbooks: Clinical Dentistry 3th Edition.

Amerika Serikat : Elsevier.

Manson,J.D., Eley,B.M. 1993. Buku Ajar Periodonti. Jakarta: Hipokrates.

Megananda.Putri. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras Dan Jaringan

Pendukung Gigi. Jakarta: EGC.

Page 24: periio

LAPORAN TUTORIAL BLOK KURHAB III

SKENARIO 1

PERAWATAN PERIODONTAL FASE 1

OLEH:

KELOMPOK TUTORIAL 8

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2014