perhitungan bagi hasil untuk persentasi

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, akan tetapi penerapan nilai nilai Islam secara Kaffah dan utuh dalam kehidupan sehar hari belum dilaksanakan seutuhnya. Misalnya dalam lembaga keuangan perbankan, perbankan syariah di Indonesia baru muncul pada tahun 1992 ketika di sahkannya Undang undang No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dalam Undang undang ini mulai mengakomodir perbankan syariah dengan nama perbankan bagi hasil, selanjutnya diganti dengan Undang undang No. 10 Tahun 1998. Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana implementasi prinsip bagi hasil dan risiko dalam kegiatan penghimpunan dana, implementasi prinsip bagi hasil dalam kegiatan pembiayaan di perbankan syariah Mataram dan apa yang menjadi kendala operasional yang dihadapi dalam implementasi prinsip bagi hasil hasil tersebut. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan doktrinal dan non doktrinal atau socio legal yakni memandang hukum bukan saja teks dalam Undang undang akan tetapi juga melihat hukum berinteraksi dengan masyarakat. Salah satu prinsip usaha Perbankan Syariah adalah akad Bagi Hasil dan resiko dimana bank dan nasabah membagi keuntungan berdasarkan rasio Bagi Hasil yang ditentukan sebelumnya. Fungsi 1

Upload: irawati-salim

Post on 19-Sep-2015

28 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Menjelaskan tentang teori perhitungan ekonomi syariah

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahIndonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, akan tetapi penerapan nilai nilai Islam secara Kaffah dan utuh dalam kehidupan sehar hari belum dilaksanakan seutuhnya. Misalnya dalam lembaga keuangan perbankan, perbankan syariah di Indonesia baru muncul pada tahun 1992 ketika di sahkannya Undang undang No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dalam Undang undang ini mulai mengakomodir perbankan syariah dengan nama perbankan bagi hasil, selanjutnya diganti dengan Undang undang No. 10 Tahun 1998.Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana implementasi prinsip bagi hasil dan risiko dalam kegiatan penghimpunan dana, implementasi prinsip bagi hasil dalam kegiatan pembiayaan di perbankan syariah Mataram dan apa yang menjadi kendala operasional yang dihadapi dalam implementasi prinsip bagi hasil hasil tersebut. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan doktrinal dan non doktrinal atau socio legal yakni memandang hukum bukan saja teks dalam Undang undang akan tetapi juga melihat hukum berinteraksi dengan masyarakat. Salah satu prinsip usaha Perbankan Syariah adalah akad Bagi Hasil dan resiko dimana bank dan nasabah membagi keuntungan berdasarkan rasio Bagi Hasil yang ditentukan sebelumnya. Fungsi perbankan adalah sebagai lembaga perantara (intermediary institution) antara pemilik dana dan orang yang membutuhkan dana, untuk itu kegiatan utama Perbankan Syariah adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan. Kegiatan penghimpunan dana di Perbankan Syariah Mataram dilakukan dengan prinsip wadiah dan mudharabah, beberapa produknya seperti Giro BSM Dollar Singapura, Giro BSM, Giro BSM Valas, Giro BSM OURO, giro wadiah bank Muamalat dalam mata uang Rupiah maupun Valas, pribadi maupun perusahaan, tabungan umat junior, tabungan simpatik. Sedangkan mudharabah seperti: Tabungan Haji, Tabungan Investa Cendekia, Tabungan Qurban dan Tabungan dengan Kartu SharE, deposito BSM, deposito BSM Valas dan Deposito Mudharabah.Sedangkan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan Bagi Hasil adalah dengan akad mudharabah dan musyarakah. Prinsip Bagi Hasil ini merupakan karakteristik utama dalam Perbankan Syariah, akan tetapi dalam kegiatan pembiayaan di Perbankan Syariah masih rendah di bandingkan dengan pembiayaan lainnya seperti Murabahah (jual beli), hal ini disebabkan antara lain karena tingginya resiko yang harus di tanggung oleh bank apabila terjadi kerugian yang di akibatkan bukan dari kesengajaan atau kelalaian dari nasabah sehingga bank akan sangat berhati hati dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah. Kendala lainnya adalah Sumber daya Manusia yang kurang memadai, manajemen perbankan syariah, system informasi dan teknologi, sikap masyarakat yang masih memandang Bank Syariah sama dengan bank Konvensional dan tidak adanya standar moral yang diterapkan dalam kegiatan pembiayaan.[footnoteRef:2] [2: Fatahullah, Implementasi Prinsip Bagi Hasil Dan Risiko Di Perbankan Syariah, http://eprints.undip.ac.id/17332/1/FATAHULLAH.pdf]

B. Rumusan MasalahDari latar belakang masalah di atas maka penyusun merumuskan beberapa permasalah sebagai berikut:1. Bagaimana mekanisme perhitungan bagi hasil pada simpanan?2. Bagaimana mekanisme perhitungan bagi hasil pada pembiayaan?

BAB IIPEMBAHASANTEKHNIK PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA BANK SYARIAH

A. Sistem Perhitungan Bagi HasilSistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syariah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syariah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam perbankan syariah terdiri dari dua sistem, yaitu:1. Profit SharingProfit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan. Dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Profit secara istilah adalah perbedaan yang timbul ketika total pendapatan (total revenue) suatu perusahaan lebih besar dari biaya total (total cost). Di dalam istilah lain profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pada perbankan syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing, di mana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang telah dilakukan. Sistem profit and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal (Investor) dan pengelola modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana di antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di awal perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing. Kerugian bagi pemodal tidak mendapatkan kembali modal investasinya secara utuh ataupun keseluruhan, dan bagi pengelola modal tidak mendapatkan upah/hasil dari jerih payahnya atas kerja yang telah dilakukannya. Keuntungan yang didapat dari hasil usaha tersebut akan dilakukan pembagian setelah dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama proses usaha. Keuntungan usaha dalam dunia bisnis bisa negatif, artinya usaha merugi, positif berarti ada angka lebih sisa dari pendapatan dikurangi biaya-biaya, dan nol artinya antara pendapatan dan biaya menjadi balance. Keuntungan yang dibagikan adalah keuntungan bersih (net profit) yang merupakan lebihan dari selisih atas pengurangan total cost terhadap total revenue. 2. Revenue SharingRevenue Sharing berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti; hasil, penghasilan, pendapatan. Sharing adalah bentuk kata kerja dari share yang berarti bagi atau bagian. Revenue sharing berarti pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan. Revenue (pendapatan) dalam kamus ekonomi adalah hasil uang yang diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan barang-barang (goods) dan jasa-jasa (services) yang dihasilkannya dari pendapatan penjualan (sales revenue). Dalam arti lain revenue merupakan besaran yang mengacu pada perkalian antara jumlah out put yang dihasilkan dari kagiatan produksi dikalikan dengan harga barang atau jasa dari suatu produksi tersebut.Berdasarkan devinisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa arti revenue pada prinsip ekonomi dapat diartikan sebagai total penerimaan dari hasil usaha dalam kegiatan produksi, yang merupakan jumlah dari total pengeluaran atas barang ataupun jasa dikalikan dengan harga barang tersebut. Unsur yang terdapat di dalam revenue meliputi total harga pokok penjualan ditambah dengan total selisih dari hasil pendapatan penjualan tersebut. Tentunya di dalamnya meliputi modal (capital) ditambah dengan keuntungannya (profit).Berbeda dengan revenue di dalam arti perbankan. Yang dimaksud dengan revenue bagi bank adalah jumlah dari penghasilan bunga bank yang diterima dari penyaluran dananya atau jasa atas pinjaman maupun titipan yang diberikan oleh bank. Revenue pada perbankan Syari'ah adalah hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran dana (investasi) ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank.Perbankan Syari'ah memperkenalkan sistem pada masyarakat dengan istilah Revenue Sharing, yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana. Lebih jelasnya Revenue sharing dalam arti perbankan adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Sistem revenue sharing berlaku pada pendapatan bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan pendapatan kotor (gross sales), yang digunakan dalam menghitung bagi hasil untuk produk pendanaan bank. [footnoteRef:3] [3: Ach. Bakhrul Muchtasib, Konsep Bagi Hasil Dalam Perbankan Syariah, http://www.google.co.id/ url?sa=t&rct=j&q=Konsep+Bagi+Hasil+Dalam+Perbankan+Syariah+oleh+Ach.+Bakhrul+Muchtasib]

B. Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil Simpanan

Pada Produk simpanan anggota penabung mendapatkam keuntungan yang besarnya tergantung pada:1. Besar kecilnya saldo rata-rata simpanan2. Besar Kecilnya saldo rata-rata seluruh simpanan yang ada3. Besar kecilnya pendapatan yang dicapai oleh Bank4. Porsi bagi hasil (nisbah) yang ditetapkan BankRumus Perhitungan Bagi hasil Simpanan:

Contoh Soal: Tabungan Mudharabah: Saldo rata-rata Ny. A di BSM sebesar 500.000 dengan nisbah 50:50. Total Saldo rata-rata Tabungan Mudharabah di BSM tersebut Rp. 100.000.000 dan keuntungan yang di peroleh dari dana tabungan (Profit distribution) sebesar Rp 3.000.000. Maka akhir bulan Ny. A akan menerima dana bagi hasil sebesar:

Deposito Mudharabah: Deposan Ny. B mempunyai Deposito Mudharabah di Bank Muamalat sebanyak Rp. 10.000.000 dengan jangka waktu 1 bulan. Nisba bagi hasilnya 60:40. Jumlah deposito mudharabah di Muamalat tersebut sebesar Rp. 1.000.000.000 dan keuntungan yang diperolah dari dana deposito mudharabah jangka waktu 1 bulan adalah Rp. 15.000.000. Maka Ny. B akan memperolah bagi hasil sebesar:

Langkah-Langkah Perhitungan dan Distribusi Bagi Hasil Simpanan1. Mengetahui Nisbah yang di tentukan pada Bank. Pada Bank Nisbah simpanan akan diatur dalam surat keputusan tersendiri dan dapat berubah sewaktu-waktu. (Kolom E dan F)

Misalkan:

ProdukNasabah (%)Bank (%)

Tabungan5545

Simpanan Berjangka 1 bulan6040

Simpanan Berjangka 3 bulan6337

Simpanan Berjangka 6 bulan7030

Dana Kelolaan7327

2. Siapkanlah Tabel Distribusi Pendapatan seperti di bawah ini:NOProdukSaldo Rata-RataPendapatanNasibahPorsiIndikasi Bagi Hasil

Nasabah (%)Bank (%)NasabahBank

ABCDEFGHI

1Tabungan 5545

2Simpanan Berj 1 Bulan6040

3Simpanan Berj 3 Bulan6337

4Simpanan Berj 6 Bulan7030

5Dana Kelolaan7327

6Simpanan Wajib

7Simpanan Pokok

8Modal

TOTAL

3. Hitunglah Saldo masing-masing tiap jenis simpanan dengan menggunakan perhitungan saldo rata-rata harian per produk. Hasil perhitungan tersebut dipindahkan pada table ditribusi pendapatan (kolom C).Misalkan: Catatan saldo rata-rata bulanan dana Bank sebagai berikut:Tabungan:Rp. 5.500.000Simpanan berjangka 1 bulan:Rp. 3.500.000Simpanan berjangka 3 bulan:Rp. 4.000.000Dana kelolaan:Rp. 5.000.000Simpanan Pokok:Rp. 3.000.000Simpanan Wajib:Rp. 2.000.000Modal:Rp.0 +Jumlah:Rp.26.000.000

Cttn: saldo rata-rata bulanan di dapat dari jumlah seluruh saldo rata-rata nasabah dalam satu produk di bagi dengan banyaknya nasabah penyimpan dalam produk tersebut. 4. Mengatahui Pendapatan yang diperolah dari pembiayaan bulanan (Kolom D Total)Misalkan: Pendapatan yang di peroleh dari pembiayaan Rp. 2.000.000

NOProdukSaldo Rata-RataPendapatanNasibahPorsiIndikasi Bagi Hasil

Nasabah (%)Bank (%)NasabahBank

ABCDEFGHI

1Tabungan 5.500.0005545

2Simpanan Berj 1 Bulan3.500.0006040

3Simpanan Berj 3 Bulan4.000.0006337

4Simpanan Berj 6 Bulan3.000.0007030

5Dana Kelolaan5.000.0007327

6Simpanan Wajib3.000.000

7Simpanan Pokok2.000.000

8Modal

TOTAL26.000.0002.000.000

Catatan: total pendapatan atau margin bagi hasil diperoleh dari neraca laba rugi.

5. Mencari Pendapatan Harian untuk produk simpanan masing-masing. (Kolom D)Rumusnya: D (Per Produk Simpanan) = x D TOTAL

Contoh: D = = 423.076, 8 dibulatkan 423.077

Sehingga hasilnya seperti ini:NOProdukSaldo Rata-RataPendapatanNasibahPorsiIndikasi Bagi Hasil

Nasabah (%)Bank (%)NasabahBank

ABCDEFGHI

1Tabungan 5.500.000423.0775545

2Simpanan Berj 1 Bulan3.500.000269.2316040

3Simpanan Berj 3 Bulan4.000.000307.6926337

4Simpanan Berj 6 Bulan3.000.000230.7697030

5Dana Kelolaan5.000.000384.6157327

6Simpanan Wajib3.000.000230.769

7Simpanan Pokok2.000.0001.533.846

8Modal

TOTAL26.000.0002.000.000

6. Mencari Porsi Anggota dan Bank (Kolom G dan H)Untuk Porsi Anggota: G = D x E G = 423.077 x 55 % = 232.692, 35 dibulatkan 232.692Untuk Porsi Nasabah: H = D x F H = 423.077 x 45 % = 190.384,65 dibulatkan 190.385

Tabelnya akan Nampak seperti ini:

NOProdukSaldo Rata-RataPendapatanNasibahPorsiIndikasi Bagi Hasil

Nasabah (%)Bank (%)NasabahBank

ABCDEFGHI

1Tabungan 5.500.000423.0775545232.692190.385

2Simpanan Berj 1 Bulan3.500.000269.2316040161.538107.692

3Simpanan Berj 3 Bulan4.000.000307.6926337193.846113.846

4Simpanan Berj 6 Bulan3.000.000230.7697030616.53869.231

5Dana Kelolaan5.000.000384.6157327280.769103.846

6Simpanan Wajib3.000.000230.769

7Simpanan Pokok2.000.0001.533.846

8Modal

TOTAL26.000.0002.000.000

7. Mencari Indikasi bagi hasil (Kolom I)Rumus: I = jadi, 232.692 : 5.500.000 = 0, 0423

NOProdukSaldo Rata-RataPendapatanNasibahPorsiIndikasi Bagi Hasil

Nasabah (%)Bank (%)NasabahBank

ABCDEFGHI

1Tabungan 5.500.000423.0775545232.692190.3850,0423

2Simpanan Berj 1 Bulan3.500.000269.2316040161.538107.6920,0462

3Simpanan Berj 3 Bulan4.000.000307.6926337193.846113.8460,0485

4Simpanan Berj 6 Bulan3.000.000230.7697030616.53869.2310,0538

5Dana Kelolaan5.000.000384.6157327280.769103.8460,0562

6Simpanan Wajib3.000.000230.769

7Simpanan Pokok2.000.0001.533.846

8Modal

TOTAL26.000.0002.000.000

8. Perhitungan Bagi hasil untuk tabungan peroranganMisalkan:Catatan Tabungan Tn. ACatatan Tabungan Tn. BTanggalSaldo (Rp)

TanggalSaldo (Rp)

1/1/11200.00010/1/11125.000

7/1/11250.00023/1/1175.000

19/1/11150.00025/1/11200.000

25/1/11300.000Jumlah Total450.000

30/1/11250.000Saldo Rata-Rata133.333

Jumlah Total1.150.000

Saldo Rata-rata230.000

Maka: Tn. A mendapat bagi hasil atas tabungannya sebesar:Rp. 230.000 x 0,0423 = Rp. 9.729 Tn. B mendapat bagi hasil atas tabungannya sebesar:Rp. 133.333 x 0,0423 = Rp. 5.626Cttn: 0,0423 di dapat dari indikasi hasil tabungan yang ada di table sebelumnya.[footnoteRef:5] [5: www.slideshare.net/alqorut/bagi-hasil ]

C. Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil PembiayaanCara menentukan Nisbah bagi Hasil Nisba bagi hasil merupakan factor penting dalam menentukan bagi hasil pada Bank, karena aspek nisbah merupakan aspek yang di sepakati oleh 2 belah pihak.

Contoh Penentuan Nisbah:

Data Kebutuhan EkonomiJumlah Pembiayaan (M):Rp. 200.000Jangka Waktu Pembiayaan (T):50 HariHasil yang di harapkan lembaga (P):Rp. 12.000Total Pengembalian (M + P):Rp. 212.000Angsuran Pokok Per Hari (A = M : T):Rp. 4.000Bagi Hasil (B = P : T):Rp. 240Tabungan Wajib (jika mungkin) (C):Rp. 500/hari (misalnya)Kewajiban Nasabah Perhari (D = A + B + C):Rp. 4.740Pendapatan Aktual (E):Rp. 40.000

Hasil Analisis Usaha Pejabatan BankOmset Usaha per Hari atau Bulan (F):100.000

Nisbah PembiayaanNisbah bagi Bank (G = D : F x 100%):4,74 %Nisbah bagi Nasabah (H = 100% - G):95,26 %Rasio Nisabah Kedua Pihak:4,74 % : 95,26 %Distribusi Bagi Hasil Nasabah (G x E):Rp. 1.896Bank (H x E):Rp. 38.104[footnoteRef:6] [6: Muhammad, Manajemen Dana & Pembiayaan Bank Syariah, Hal: 233-234]

Rumus Bagi hasil pembiayaan:

} jumlah k-2 adalah100 % laba MudharabahTransaksi penanaman dana dari pemilik dana ke pengelolah danan untuk melakukan kegiatan usaha tertentu sesuai syariah, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah dan kerugian di tanggung pemilik dana. Mudharabah Muthalaqah: usaha cakupannya di batasi oleh spsifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis sesuai permintaan pemilik dana. Mudharabah Muqayyadah: usaha cakupannya di batasi oleh spsifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis sesuai permintaan pemilik dana.[footnoteRef:7] [7: Direktorat Perbankan Syariah, Kodifikasi Produk Perbankan Syariah, 2008]

Contoh Soal: Tn. C ingin melakukan Pembiayaan di Bank Muamalat Ternate untuk Usahanya. Bank Muamalat menerima dengan memberikan Modal sebesar Rp. 30.000.000 dengan jangka waktu pengembaliaannya setahun. Setelah dihitung nisbahnya Bank menentukan 30:70, 30 % untuk Bank dan 70% untuk Nasabah. Tn. C menerima. Pada Bulan Pertama Tn. C memperolah pendapatan sebesar Rp. 5.000.000. Maka yang harus di banyar Tn. C sebulan sebesar:Diketahui: Pinjaman Modal (A):Rp.30.000.000Jangka Waktu Pengembalian (B):1 Tahun (12 bulan)Pokok Perbulan (C= A : B):Rp.2.500.000Pada Bulan Ke 1 Pendapatannya (D):Rp.5.000.000Laba Usaha (E = D-C):Rp.2.500.000Bagian Bank (F = E x Nisbah Bank 30%):Rp.750.000Bagian Nasabah (G = E x Nisabah Nasabah 70):Rp.1.750.000Jika dimisalkan pendapatan selama 12 bulan Tn. C sebagai berikut:Bulan:1. Rp. 5.000.000 Rp. 2.500.000=Rp.2.500.0002. Rp. 4.500.000 Rp. 2.500.000=Rp.2.000.0003. Rp. 4.300.000 Rp. 2.500.000=Rp.1.800.0004. Rp. 4.900.000 Rp. 2.500.000=Rp.2.400.0005. Rp. 5.500.000 Rp. 2.500.000=Rp.3.000.0006. Rp. 4.700.000 Rp. 2.500.000=Rp.2.200.0007. Rp. 4.900.000 Rp. 2.500.000=Rp.2.400.0008. Rp. 6.300.000 Rp. 2.500.000=Rp.3.800.0009. Rp. 6.700.000 Rp. 2.500.000=Rp.4.200.00010. Rp. 5.100.000 Rp. 2.500.000=Rp.2.600.00011. Rp. 5.600.000 Rp. 2.500.000=Rp.3.100.00012. Rp. 6.000.000 Rp. 2.500.000=Rp.3.500.000Rp.33.500.000Maka banyaknya setoran yang di kembalikan Tn. C sebesar:BulanLaba usahaNisbahCicilan PokokSetoran

Bank (30%)Nasabah (70%)

12.500.000750.0001.650.0002.500.0003.250.000

22.000.000600.0001.400.0002.500.0003.100.000

31.800.000540.0001.260.0002.500.0003.040.000

42.400.000720.0001.680.0002.500.0003.220.000

53.000.000900.0002.100.0002.500.0003.400.000

62.200.000660.0001.540.0002.500.0003.160.000

72.400.000720.0001.680.0002.500.0003.220.000

83.800.0001.140.0002.660.0002.500.0003.640.000

94.200.0001.126.0002.940.0002.500.0003.760.000

102.600.000780.0001.820.0002.500.0003.280.000

113.100.000930.0002.170.0002.500.0003.430.000

123.500.0001.050.0002.450.0002.500.0003.550.000

Total33.500.00010.050.00023.450.00030.000.00040.050.000

% Dari hasil Usaha0.30.7[footnoteRef:8] [8: ]

% dari Modal10,0523,45

Catatan:% Untuk Hasil Usaha Bank: 10.050.000: 33.500.000 = 0.3 % Untuk Hasil Usaha Nasabah: 23.450.000: 33.500.000 = 0.7 Tidak ada penentuan setoran di awal perjanjian. Yang di tentukan adalah nisbah dan pengembalian pokok. Setoran dapat berubah-rubah sesuai dengan pendapatan yang didapat dari Nasabah. Jika Mengalami kerugian, maka ditanggung oleh Bank. Kerugian Nasabah yang ditanggung oleh Bank adalah maksimal jumlah pembiayaan yang diberikan.

MusyarakahTransaksi penanaman dana, dari 2 atau lebih pemilik dana untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah sedangkan pembagian kerugian berdasarkan porsi masing-masing.[footnoteRef:9] [9: ibid]

Contoh:Dua PemodalNy. C merupakan seorang pengusaha. Beliau akan melaksanakan suatu proyek Usaha dan membutuhkan Modal sejumlah Rp. 100.000.000. ternyata setelah di hitung Ny, C hanya memiliki Rp. 50.000.000 atau 50% dari modal yang di perlukan. Ny. C kemudian datang ke BSM untuk mengajukan pembiayaan dengan skema Musyarakah. Maka, dalam hal ini kebutuhan terhadap modal sejumlah Rp. 100.000.000 terpenuhi. Yang di mana modal sebesar Rp. 50.000.000 dari pihak Nasabah dan modal sebesar Rp. 50.000.000 lagi dari pihak Bank. Bagi hasil dengan akad Musyarakah ini di setujui dengan Nisbah 50:50. Jika Usaha ini mengalami kerugian maka kerugiannya sesuai dengan porsi modal.

Seandainya keuntungan dari proyek tersebut adalah 20.000.000, dengan cicilan pokok perbulan Rp. 10.000.000 dalam jangka waktu pembiayaan selama 5 bulan. maka setoran awalnyanya sebagai berikut:

Laba Usaha (A): keuntungan cicilan pokok = Rp. 20.000.000 Rp.10.000.000 = Rp. 10.000.000Bagian Nasabah (B = A x 50%)= Rp. 10.000.000 x 50%=Rp. 5.000.000 Bagian Nasabah (C = A x 50%)= Rp. 10.000.000 x 50%=Rp. 5.000.000

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULANDari pembahasan di atas penyusun menyimpulkan sebagai berikut:1. Sitem perhitunangan bagi hasil terbagi atas 2 yaitu profit sharing dan revenue sharing2. Pembagian Bagi Hasil dalam Bank terdiri atas 2 yaitu bagi hasil pada simpanan dan bagi hasil pada pembiayaan.3. Bagi hasil pada simpanan terdiri atas Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah.Dengan Rumus:

4. Bagi hasil pada pembiayaan terdiri atas Mudharabah (Muthlaqah dan Muqayyadah) dan Musyarakah. Dengan rumus:Dengan Rumus: } jumlah k-2 adalah100 % laba

B. SARANDari kesimpulan di atas penyusun menyarankan untuk:1. Mengetahui system yang di pakai dalam Bank Syariah2. Mengetahui akad-akad Bagi hasil yang di pakai dalam Bank Syariah3. Mengetahui Pembagian bagi hasil di bank syariah dalam bentuk simpanan.4. Mengetahui Pembagian bagi hasil di bank syariah dalam bentuk Pembiayaan

16