perencanaan produksi

12
Tanaman Jarak Pagar Tugas Agribisnis – Kelompok 6 1

Upload: saputra-raharja

Post on 28-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pro

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan produksi

Ta

na

ma

n J

ar

ak

Pa

ga

r

Tugas Agribisnis – Kelompok 6 1

Page 2: Perencanaan produksi

Ta

na

ma

n J

ar

ak

Pa

ga

r

Perencanaan produksi tanaman jarak pagar

1. Strong (Kekuatan)Tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tingkat polusi udara yang mengkhawatirkan akibat pembakaran kendaraan bermotor dapat menjadi momentum untuk mencari energi alternatif pengganti BBM konvensional, seperti pemanfaatan tumbuh-tumbuhan sebagai energi pengganti. Salah satu energi yang berasal dari pemanfaatan tanaman adalah jarak pagar

Menurut Nadirman Haska, Kepala Balai Pengkajian Bioteknologi - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), bio-diesel adalah bahan kimia yang dipakai sebagai chemical additive untuk minyak diesel atau sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan karena berasal dari tumbuh-tumbuhan. Saat ini, bahan baku bio-diesel yang paling potensial selain

Kelapa Sawit adalah Jarak Pagar. Untuk industri di Indonesia, saat ini komposisinya baru 20% bio-diesel dan 80% solar.

Kelebihan bio-diesel, kandungan partikulat akibat hasil pembakaran jauh lebih rendah, mampu mengurangi asap hitam, dan tidak mengurangi performa mesin. Namun demikian, bio-diesel mempunyai kelemahan, yakni konsumsi bahan bakar cederung boros.

Meskipun baru tahapan, proyek percontohan milik BPPT yang berlokasi di PUSPITEK, Serpong, Banten ini sudah mulai diserap pasar. Sampai saat ini tercatat 10 perusahaan industri yang mengkonsumsi bio-disel dari BPPT.

Bio-diesel telah dikonsumsikan untuk 35 unit kendaraan operasional di lingkungan BPPT. Pemerintah akan segera mengeluarkan tata niaga biodiesel jarak pagar agar jelas sistem pendistribusiannya kepada masyarakat

Menurut penelitian Departemen Pertanian, bahan baku bio-diesel yang paling potensial adalah Kelapa Sawit (crude palm oil) dan Jarak Pagar (Jatropa Curcas Linneans). Departemen Pertanian juga melaporkan bahwa lahan kritis yang berpotensi untuk pengembangan Jarak Pagar di Indonesia mencapai 21,9 juta hektar terutama wilayah Indonesia Timur, meliputi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku dan Papua.

Tumbuhan ini tergolong semak-belukar (shrub) dan mampu hidup hingga 50 tahun. Kelebihan tanaman ini mudah dikembangkan di daerah kering. Jarak Pagar cukup mudah ditanam dengan menebarkan

Tugas Agribisnis – Kelompok 6 1

Page 3: Perencanaan produksi

Ta

na

ma

n J

ar

ak

Pa

ga

r

benih atau stek. Jarak tanamnya tergantung kebutuhan, biasanya 75-100 cm. Dalam waktu sekitar lima sampai delapan bulan sudah mulai berbuah.

Energi yang dihasilkan biodiesel jarak pagar tidak berbeda jauh dengan minyak solar biasa 128.000 BTU, sementara minyak solar biasa 130.000 BTU, sehingga tenaga yang dihasilkan dari pembakarannya relatif sama. Biodiesel lebih aman dan tingkat toksisitasnya jauh lebih rendah serta mudah diurai (bio-

degradable) menjadi sejenis gula dextrose. Penggunaan bio-diesel akan mengurangi laju pertambahan gas rumah kaca.

Penelitian oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dan BPPT menunjukkan pemakaian bio-diesel pada kendaraan dapat menurunkan tingkat emisi untuk beberapa parameter terutama PM, NOx dan Sox. Selain itu bio-diesel dapat menurunkan emisi gas rumah kaca (CO2).

Sesungguhnya bangsa indonesia telah memiliki sebuah potensi dalam pengadaan bahan bakar alternatif sebagi pengganti BBM. Yakni melalui pemanfaatan Bahan Bakar Alternatif yang berasal dari Tanaman jarak pagar (Jatropha Curcas). Sayangnya potensi ini belum dianfaatkan secara optimal oleh bangsa indonesia. Sampai saat ini tanaman tersebut hanya dikembangkan sebagai tanaman sela kehutanan Bagi PLN pemanfaatan bahan bakar alternatif jarak pagar sebagi pengganti BBM sudah saatnya untuk dilakukan. Karena akan mendatangkan nilai ekonomis yang lebih tinggi.

Pemanfaatan jarak pagar akan sangat baik untuk pembiayan PLN dalam jangka panjang. Karena akan mengurangi beban biaya operasional PLN. Hal ini dapat dilihat dari kecilnya harga minyak pagar yaitu Rp. 2.000 perliter. Selain itu dengan pemanfaatan jarak pagar yang dapat tumbuh di lahan kritis maka akan membantu konseravsi lahan kritis di indonesia yang saat ini lebih dari 20 juta ha dan dalam pembudidayaannya tidak diperlukan untuk membuka hutan sebagai lahan budidaya. Oleh karena itu pembudidayaan tanaman tersebut sebagi bahan penghasil minyak dapat memberikan harapan baru pengembangan agribisnis. Tumbuhan inipun bersifat edible (tidak bersaing dengan konsumsi manusia), maka pemanfaatan tanaman ini sebagai bahan bakar alternatif sangatlah tepat.

Keuntungan yang diperoleh pada budidaya tanaman jarak di lahan kritis antaralain:1. Menunjang usaha konservasi lahan 2. Memberikan kesempatan kerja sehingga berimplikasi meningkatkanpenghasilan petani3. Memberikan solusi pengadaan minyak bakar.

Dari keterangan-keterangan di atas masih timbul pertanyaan siapakah yang nanntinya akan memproduksi bahan bakar alternatif tersebut untuk PLN. Dalam hal ini akan sangat dibutuhkan peranan pertamina sebagai perusahaan migas negara. Dengan pertamina memproduksi tanaman jarak maka pihak pertamina akan memiliki penawaran yang unggul untuk PLN karena dapat menawarkan Bahan

Tugas Agribisnis – Kelompok 6 1

Page 4: Perencanaan produksi

Ta

na

ma

n J

ar

ak

Pa

ga

r

Bakar dengan harga yang rendah. hal ini akan sangat membantu pertamina dalam mempertahankan pasarnya apalagi setelah berakhirnya monopoli pertamina sesuai dengan UU Migas No.22/2001. Mengingat kebutuhan PLN mencapai 20% dari total kebutuhan nasional. Dimana penyaluran tanaman jarak dari petani ke pertamina dapat memanfaatkan koperasi desa sebagi penyalur antara pihak petani dan pertamina. Jika langkah pemanfatan bahan bakar alternatif tanaman jarak dapat terlaksan dengan baik oleh PLN maka nantinya akan terwujud hubungan yang sinergis antara ketiganya.

Adanya Inpres No. 1/2006 mengenai Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati telah menjadi landasan hukum yang kuat mengenai pengadaan Bahan Bakar Altrnatif jarak. Namun hal ini masih perlu untuk ditindak lanjuti pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk lebih dapat memberikan dukungan politik bagi pemanfaatan bahan bakar alternatif yang lebih memihak rakyat banyak. Melalui pelaksanaan pemanfatan tanamn jarak akan mendatangkan keuntungan bagi ketiga pihak. PLN dapat terpenuhi biaya operasionalnya. Pertamina dapat mempertahankan pasarnya. Dan masyarakat dapat memperoleh lapangan pekerjaan serta TDL yang terjangkau.

Akhirnya pemanfaatan bahan bakar alternatif tanaman jarak pagar ini akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat indonesia. Semua itu akan dapat terwujud apabila ada komitmen dan kerja

Dengan penanaman jarak beserta pengolahan produk-produk turunannya akan memberikan beberapa keuntungan :

1. Masyarakat dapat memenuhi kebutuhan energinya dengan harga terjangkau,2. Masyarakat mendapatkan tambahan pendapatan,3. Terciptanya lapangan kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran,4. Dengan adanya lapangan kerja di pedesaan akan mencegah urbanisasi,5. Bergeraknya kegiatan perekonomian di pedesaan yang akhirnya akan menunjang

keberhasilan perekonomian nasional,6. Reboisasi dan rehabilitasi lahan kritis yang ada

2. Weakness (Kelemahan) Semangat yang menggebu-gebu pemerintah menggalakkan jarak pagar terbentur oleh sejumlah keterbatasan infrastruktur yang tidak jelas apakah sudah diperhitungkan sebelumnya atau tidak Benih jarak pagar yang bermutu hingga saat ini ternyata belum tersedia karena tidak pernah dilakukan penelitian dan pemuliaan terhadap tanaman jarak pagar sebelumnya. Dimana Departemen Pertanian melalui Puslitbangbun baru saja melakukan eksplorasi tanaman untuk dijadikan tanaman induk, dan untuk tahun ini saja kemampuannya dalam menyediakan benih masih sangat terbatas. Sehingga target 10 ton/ha/tahun diprediksi tidak dicapai.

Tugas Agribisnis – Kelompok 6 1

Page 5: Perencanaan produksi

Ta

na

ma

n J

ar

ak

Pa

ga

r

Dan pabrik prosesingnya. Untuk alat pengepras, yang memecahkan biji untuk kemudian dihasilkan minyak mentahnya, IPB dan BPPN mengklaim telah dapat menghasilkannya. Hanya saja rendemen yang dapat dihasilkan masih sangat terbatas, baru sekitar 25 %. Artinya dari 4 kg biji jarak pagar dihasilkan 1 liter minyak mentah jarak pagar, yang menurut perhitungan BPPT dengan asumsi harga biji Rp. 500 s/d 1000/kg, diperkirakan setelah proses trans-esterifikasi harganya dapat mencapai Rp. 5000,-/liter masih melampaui harga solar yang mencapai Rp.4.300,-/liter.

Disamping itu pembangunan industri bio-diesel memerlukan investasi yang besar dan lebih tepat jika dilakukan pengusaha swasta. Dengan kondisi bahan baku yang masih belum jelas demikian juga dengan pasarnya membuat pihak swasta tidak begitu tertarik untuk mengembangkan industri bio-diesel jarak pagar, sehingga masih memerlukan inisitatif pemerintah melakukan pilot project, yang tentunya dapat dibayangkan berapa besar anggaran negara yang perlu dikeluarkan untuk merealisasikan hal tersebut.

Kemudian saat jarak pagar telah diproses menjadi bio-diesel masih juga dipertanyakan apakah secara sempurna dapat mensubstitusi solar. Minyak bio-diesel jarak pagar mungkin dapat digunakan untuk mesin berbahan bakar solar, namun dalam jangka panjang apakah tidak merusak mesin. Hal ini belum sepenuhnya diketahui dan diperlukan penelitian selanjutnya.Jika dilihat dari perspektif ekonomi petani, dengan harga beli biji jarak Rp.500,- apakah petani tetap tertarik menanam jarak pagar. Dengan asumsi produksi 8 ton/tahun maka petani hanya mendapatkan Rp. 4.000.000,- per tahun sedangkan jika petani menenam jagung dapat memperoleh pendapatan kurang lebih Rp. 7.000.000,-/tahun Dan hingga saat ini baru PT. RNI yang secara resmi bersedia membeli biji jarak pagar dari petani dengan harga 500/kg.

C Opportunity(Peluang)

Jarak pagar (Jatropha curcas Linn.) yang juga dikenal sebagai ”penghasil minyak lampu” ini merupakan salah satu sumber minyak nabati Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel. Pemanfaatan biodiesel berbahan baku minyak jarak pagar (Jatropha curcas Linn.) sebagai energi terbarukan merupakan solusi tepat dalam menghadapi kelangkaan energi fosil pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Hal ini karena hampir semua bagian tanaman jarak pagar dan limbah yang dihasilkan baik pada pengepresan biji jarak pagar dan gliserin yang dihasilkan pada pembuatan biodiesel dapat dimanfaatkan dengan mengolahnya lebih lanjut menjadi produk-produk turunan lainnya. Melalui diversifikasi produk olahan dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan nilai ekonomi minyak jarak pagar khususnya bagi petani/kelompok tani jarak pagar setempat sehingga dengan demikian diharapkan akan menjadi penunjang terciptanya desa mandiri energi.

Kebutuhan energi merupakan salah satu masalah krusial yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini. Kebutuhan energi masyarakat dan industri setiap tahun mengalami peningkatan, sementara pasokan energi dalam negeri mengalami kendala akibat trend produksi energi yang lebih rendah dibanding tingkat konsumsinya. Masalah tersebut tidak akan pernah dapat diselesaikan apabila kita masih

Tugas Agribisnis – Kelompok 6 1

Page 6: Perencanaan produksi

Ta

na

ma

n J

ar

ak

Pa

ga

r

bergantung kepada sumber energi fosil yang sifatnya tidak terbarukan (kalaupun ada memerlukan jutaan tahun untuk produksinya). Kondisi tersebut diperparah dengan pengolahan minyak bumi yang terpusat, sehingga masyarakat terpencil mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan BBM. Harga BBM yang diterima oleh masyarakat tersebut akan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan karena adanya selisih biaya transportasi. Perbedaan harga tersebut dapat mencapai 2-8 kali.

Pengembangan sumber energi alternatif yang bersifat terbarukan merupakan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun masalah pendistribusian BBM yang tidak merata dapat diatasi dengan konsep Pengembangan Desa Mandiri Energi (DME). Idenya adalah setiap desa dapat memperoleh energi dengan biaya lebih murah melalui produksi energi secara mandiri dengan memanfaatkan potensi yang ada di desa tersebut.

Salah satu SDA yang dapat dikembangkan untuk pengembangan DME adalah tanaman jarak pagar. Masyarakat pedesaan telah lama mengenal tanaman ini, namun dalam fungsi yang berbeda. Dalam konsep ini masyarakat diarahkan untuk membudidayakan tanaman tersebut sebagai pohon energi terbarukan. Dalam konsep DME dikenal tiga kelompok utama yaitu masyarakat pedesaan, koperasi dan perusahaan pengolah. Antara petani dan koperasi akan diperoleh dua pola kerjasama. Pola pertama yaitu petani atau yang tergabung dalam kelompok tani mengadakan perjanjian kerjasama langsung kepada perusahaan pengolahan. Dengan bentuk kerjasama ini, pemberian kredit yang berupa KKPA kepada petani dilakukan dengan kedudukan koperasi sebagai Chanelling Agent dan pengelolaannya langsung ditangani oleh petani. Sedangkan masalah pembinaan harus bisa diberikan oleh perusahaan pengolahan.

Pada Pola Kedua, petani atau yang tergabung dalam kelompok tani/usaha kecil, melalui koperasinya mengadakan perjanjian dengan perusahaan pengolahan. Dalam bentuk kerjasama ini, pemberian KKPA kepada petani dilakukan dengan kedudukan koperasi sebagai Executing Agent.

3. Treaty (Ancaman)

Ada beberapa kendala yang mengancam pengembangan BBM nabati khususnya biodiesel jarak pagar, diantaranya yakni:1. SpesifikasiSampai saat ini kesepakatan tentang konsentrasi bio-diesel dalam BBM otomotif adalah B-5 yang berarti solar lama dengan tambahan 5% bio-diesel. Sementara itu Standar Nasional Indonesia (SNI) bio-diesel masih dalam proses penyelesaian dan belum memiliki kesepakatan yang jelas2. HargaBila akan bersaing dengan BBM lama, harga bio-diesel harus lebih lebih rendah dari harga solar lama. Faktor harga ini terkait

Tugas Agribisnis – Kelompok 6 1

Page 7: Perencanaan produksi

Ta

na

ma

n J

ar

ak

Pa

ga

r

dengan ketersediaan bahan baku BBM nabati. Selama ini belum ada insentif bagi pengembangan bahan baku BBM nabati khususnya bio-diesel. Apabila bio-diesel ini diproduksi dari minyak jarak kemungkinan harganya bisa bersaing.3. PasarKendala pasar ini terganjal masalah ijin penjualan di SPBU secara legal. Selain itu juga masih terganjal pula dengan masalah sustainable dari supply bio-diesel dari produsen.

II. Perencanaan Pengembangan Jarak Pagar

Pengembangan Kebun BibitPendirian kebun bibit bertujuan untuk menghasilkan benih bermutu tinggi (produktifitas > 10 ton), masa reproduksi rendah, dan kandungan minyak tinggi. Pengembangan kebun bibit dilakukan dengan membangun kebun bibit seluas satu hektar (1 Ha) untuk setiap 5 Ha Kebun induk sumber, 10 Ha kebun demplot, dan 15 Ha kebun budidaya dengan asumsi viabilitas bibit adalah 80%, 1 Ha lahan membutuhkan benih 112.500 benih, dan umur tanaman 2 bulan. Dengan demikian akan diperoleh bibit sebanyak 90.000 bibit per dua bulan yang dapat memenuhi suplai bibit untuk 5 Ha kebun induk sumber, 10 Ha kebun demplot, dan 15 Ha kebun budidaya dengan asumsi setiap Ha luas lahan kebun membutuhkan 3000 bibit.

Pengembangan kebun indukPengembangan kebun induk dimaksudkan untuk mensuplai kebutuhan bibit bagi pengembangan kebun budidaya. Pendirian kebun bibit bertujuan untuk menghasilkan bibit yang bermutu, sehat, dan tidak diserang oleh hama penyakit tanaman (HPT). Untuk itu diperlukan perawatan yang intensif bagi terjaganya kualitas bibit yang dihasilkan. Suatu kebun Induk harus memenuhi standar sebagai berikut:

1. Jarak tanam optimum bagi pertumbuhan tanaman dan perkembangan biji adalah2X2 m2. Tanaman bebas dari hama penyakit; maksimal tanaman yang terserang 10 % dalam 1 hamparan

kebun.3. Pemupukan teratur sesuai standar yang telah ditetapkan4. Pemeliharaan tanaman terjamin: pengendalian gulma (alang-alang, rumput liar, dan lain-lain),

pembumbunan, pengairan terjamin, pemangkasan dan penjarangan secara periodik.5. Bunga dan buah bebas dari hama penyakit misal: kepik, ulat penggerek pucuk dan busuk buah.

Pada tahun pertama, untuk setiap pembangunan kebun induk 1 Ha dapat digunakan untuk menanam lahan seluas 100 Ha kebun budidaya dengan asumsi dalam 1 Ha lahan terdapat 2500 pohon yang mampu menghasilkan 600 kg biji jarak/Ha pada tahun pertama, dalam 1 kg biji terdapat 1100 biji, banyaknya biji yang dapat digunakan untuk benih sebanyak 60%, viabilitas bibit 80 %, dan dibutuhkan 3000 bibit/Ha kebun budidaya. Sedangkan pada tahun kedua diperkirakan akan menghasilkan 2000 kg biji jarak, tahun ke-3 akan menghasilkan 3000 kg biji jarak, tahun ke-4 akan menghasilkan 4000 kg biji jarak, dan pada tahun kelima menghasilkan 5000 kg biji dengan asumsi hanya 60 % biji yang dihasilkan dapat digunakan untuk benih. Masing – masing luasan lahan kebun budidaya yang dapat ditanami adalah 350 Ha pada tahun kedua, 500 Ha pada tahun ketiga, 700 Ha pada tahun keempat, dan 880 Ha

Tugas Agribisnis – Kelompok 6 1

Page 8: Perencanaan produksi

Ta

na

ma

n J

ar

ak

Pa

ga

r

pada tahun kelima. Dengan demikian pada lima tahun kedepan sudah terbentuk sekitar 2530 ha kebun budidaya.Pengembangan kebun DemplotSeperti halnya kebun induk, pendirian kebun demplot ditujukan untuk menghasilkan bibit yang bermutu, sehat, dan tidak diserang oleh hama penyakit tanaman (HPT). Pendirian kebun demplot ditujukan juga sebagai kebun percontohan (Pilot Project) dari kebun budidaya jarak pagar.

III Perencanaan Budidaya Jarak Pagar1. Persyaratan Lingkungan TumbuhJarak pagar tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian sekitar 500 m dpl. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman jarak pagar adalah 625 mm/tahun. Namun walaupun demikian, tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan curah hujan antara 300 sampai 2.380 mm/tahun.

Kisaran suhu yang sesuai untuk bertanam jarak adalah 20 – 26 oC. Pada daerah dengan suhu terlalu tinggi (di atas 35 oC) atau terlalu rendah (di bawah 15 oC) akan menghambat pertumbuhannya dan mengurangi produktivitas

Tanaman jarak pagar merupakan tanaman tahunan yang tahan kekeringan. Tanaman ini juga mampu tumbuh dengan cepat dan kuat di lahan yang beriklim panas, tandus dan berbatu. Wilayah yang cocok sebagai tempat tumbuhnya yaitu di dataran rendah hingga ketinggian 500 meter dpl. Namun sebaran tumbuh dapat mencapai ketinggian 1000 m dpl, dengan temperatur tahunan sekitar 20 – 26 oC.

2. Persiapan LahanPersiapan lahan yang perlu dilakukan meliputi pembukaan lahan (land clearing), pengajiran dan pembuatan lubang tanam. Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari semak belukar terutama disekitar tempat tanam. Pengajiran dilakukan dengan menancapkan ajir (dari bambu atau batang kayu) dengan jarak tanam disesuaikan dengan rencana populasi tanaman yang diharapkan. Penanaman dengan jarak tanam 2.0 m x 3.0 m (populasi 1600 pohon/ha), 2.0 m x 2.0 m (populasi 2500 pohon/ha) atau 1.5 m x 2.0 m (populasi 3300 pohon/ha). Pada areal yang miring sebaiknya digunakan sistem kontur dengan jarak dalam barisan 1.5 m. Ukuran lubang tanam tergantung dari bahan tanam yang digunakan. Jika bahan tanam berasal dari bibit dalam polibag lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm. Sedangkan jika bahan tanam berupa stek (langsung tanam) lubang tanam dibuat dengan tugal yang terbuat dari kayu bulat berdiameter 3 cm dengan pengolahan tanah terlebih dahulu.

3. Perbanyakan tanamanPerbanyakan tanaman jarak pagar dapat dilakukan dengan menggunakan biji, setek, ataupun secara teknik kultur jaringan.

Tugas Agribisnis – Kelompok 6 1