penerapan fungsi perencanaan kapasitas produksi …

83
1 PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI MOLD PADA WORK STATION CNC STEEL DAN CNC ELECTRODE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CAPACITY PLANNING USING OVERALL FACTOR (CPOF) (Study Kasus Di Dept. X Tools Indonesia-Cikarang) Oleh Mariana Astuti NIM: 015201000108 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Untuk Mencapai Gelar Sarjana pada Fakultas Bisnis Program Studi Administrasi Bisnis April 2015

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

1

PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS

PRODUKSI MOLD PADA WORK STATION CNC

STEEL DAN CNC ELECTRODE DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN CAPACITY

PLANNING USING OVERALL FACTOR (CPOF)

(Study Kasus Di Dept. X Tools Indonesia-Cikarang)

Oleh

Mariana Astuti

NIM: 015201000108

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik

Untuk Mencapai Gelar Sarjana pada Fakultas Bisnis

Program Studi Administrasi Bisnis

April 2015

Page 2: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

2

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

Dewan Penguji menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan

Fungsi Perencanaan Kapasitas Produksi Mold Pada Work Station

CNC STEEL Dan CNC ELECTRODE Dengan Menggunakan

Pendekatan Capacity Planning Using Overall Factor (CPOF)” yang

diajukan oleh Mariana Astuti Program Studi Administrasi Bisnis dari

Fakultas Bisnis telah dinilai dan disetujui untuk lulus sidang pada tanggal

6 September 2014.

Ir. Farida Komalasari, M.Si

Ketua Tim Penguji

Suresh Kumar S.T., M.Si

Penguji I

Agus B. Adidi, MA

Penguji II

Page 3: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

3

SURAT PERSETUJUAN

Dengan ini menyatakan bahwa laporan skripsi yang berjudul

“Penerapan Fungsi Perencanaan Kapasitas Produksi Mold Pada

Work Station CNC Steel dan CNC Electrode Dengan

Menggunakan Pendekatan Capacity Planning Using Overall

Factor (CPOF)” yang disusun oleh Mariana Astuti, NIM:

015201000108 selama melakukan penelitian di PT. X Tools Indonesia

periode Februari 2014 sampai September 2014, seluruh isinya telah

diperiksa dan tidak berisi hal-hal yang rahasia tentang PT. X Tools

Indonesia.

Laporan skirpsi ini dapat digunakan sebagai dokumen publik.

Cikarang, 17 April 2015

Menyetujui,

Perwakilan Departmen HR

Iman Permana

Senior Manager - Training & Development

Page 4: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

4

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Penerapan Fungsi

Perencanaan Kapasitas Produksi Mold pada Work Station CNC

STEEL dan CNC ELECTRODE dengan Menggunakan

Pendekatan Capacity Planning Using Overall Factor (CPOF)”

adalah hasil dari pengetahuan terbaik saya dan belum pernah diajukan

ke Universitas lain maupun diterbitkan baik sebagian maupun secara

keseluruhan.

Cikarang, Indonesia, 17 April 2015

Mariana Astuti

Page 5: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

5

ABSTRAK

X Tools merupakan salah satu bagian di departemen Engineering yang

memfokuskan kegiatannya untuk membuat cetakan (Mold Injection) guna

mendukung proses produksi di PT. X Indonesia yang memproduksi boneka “B”.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui

dan menjelaskan perencanaan yang dilakukan pada departemen X Tools

Indonesia pada tahun 2014 pada work station CNC Steel dan CNC Electrode

untuk meningkatkan produksi mold. Metode yang digunakan dalam pemecahan

masalah adalah dengan melakukan analisis data yang dilakukan dengan

perhitungan perencanaan kapasitas dengan metode Rough Cut Capacity Planning

(RCCP) menggunakan pendekatan Capacity Planning Using Overall Factor

(CPOF) dan pemberian usulan perencanaan kapasitas produksi. Metode Rough

Cut Capacity Planning (RCCP) digunakan untuk mengetahui Work Centre yang

mengalami kekurangan kapasitas produksi, dan usulan perencanaan kapasitas

produksi digunakan sebagai alternatif Work Centre dalam meningkatkan

kapasitas produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kekurangan

kapasitas produksi pada work station CNC Steel dan CNC Electrode, sehingga

perlu dilakukan koreksi rencana produksi untuk mengatasi kekurangan kapasitas

pada kedua work station tersebut.

Kata kunci: Perencanaan Kapasitas, Rough Cut Capacity Planning (RCCP), Work

Centre, Capacity Planning Using Overall Factor (CPOF)

Page 6: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

6

ABSTRACT

X Tools is a part of Engineering department that focuses their activities to

make the mold (Injection Mold) to support production processes at PT. X

Indonesia that produce "B" dolls. This research is a quantitative study research

that aims to identify and explain what planning do at department X Tools

Indonesia in 2014 at the work station CNC Steel and CNC Electrode to increase

the number of mold. The method used to solve the problem is by capacity

planning data analysis with the method of Rough Cut Capacity Planning (RCCP)

calculation using the Capacity Planning Using Overall Factor (CPOF) approach

and the provision of production capacity planning proposals. Method of Rough

Cut Capacity Planning (RCCP) is used to determine the Work Centre that

experiencing a shortage of production capacity, production and capacity

planning proposal is used as an alternative decision for both Work Centre in

increasing production capacity. The results of this research showed that there is a

shortage of production capacity in work station CNC Steel and CNC Steel

Electrode, so we need a plan of correction schedule to overcome the shortage of

production capacity for both Work Centre.

Keywords: Capacity Planning, Rough Cut Capacity Planning (RCCP), Work

Centre, Capacity Planning Using Overall Factor (CPOF)

Page 7: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di President University.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan

senang hati ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat kepada:

1. Bapak Pimpinan PT. X Indonesia yang telah memberikan kesempatan bagi

penulis untuk melanjutkan pendidikan kejenjang S1.

2. Bapak Agus Burhanudin Adidi, MA selaku dosen pembimbing penulis yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan begitu banyak masukan dan

saran yang sangat berarti bagi penulis.

3. Keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan, semangat, nasehat,

saran, dan kritikan kepada penulis.

4. Pimpinan dan teman-teman di Dept. X Tools Indonesia yang telah membantu

penelitian dan juga selalu memberikan masukan dan saran yang sangat berarti

bagi penulis.

5. Teman-teman seperjuangan (PTMI-PU Corporate Class) dan semua pihak

yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi kita semua.

Cikarang, April 2015

Mariana Astuti

Page 8: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

8

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI ........................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ ii

ABSTRAK ........................................................................................................................ iii

ABSTRACT ....................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................................... v1

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... 10

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ ix

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................................... 11

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 3

1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................................... 3

1.3 Perumusan Masalah ..................................................................................................... 6

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 6

1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah .......................................................................... 7

1.7 Asumsi-asumsi yang digunakan dalam Penelitian ....................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 9

2.1 Landasan Teori ............................................................................................................. 9

2.1.1 Manajemen Operasi(Operations Management) ................................................ 9

2.1.2 Perencanaan ..................................................................................................... 10

2.1.3 Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule) ................................... 11

2.1.4 Perencanaan Produksi ...................................................................................... 16

2.1.5 Perencanaan Kapasitas..................................................................................... 18

2.1.6 Perencanaan Kapasitas Kasar (Rough Cut Capacity Planning) ...................... 19

2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................................. 22

2.3 Kerangka Konseptual Penelitian ................................................................................ 24

Page 9: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

9

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 26

3.1 Variabel Penelitian ...................................................................................................... 26

3.2 Lokasi dan Objek Penelitian ...................................................................................... 27

3.3 Jenis dan Sumber Data yang Digunakan.................................................................... 29

3.4 Pendekatan Penelitian ................................................................................................ 30

3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 31

3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................................. 32

3.7 Tahap Pengolahan Data ............................................................................................. 33

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 36

4.1 Tinjauan Umum Perusahaan ...................................................................................... 36

4.1.1 Sejarah Singkat PT. X Indonesia ..................................................................... 36

4.1.2 Departemen X Tools Indonesia ....................................................................... 37

4.1.3 Visi Misi PT. X Indonesia ............................................................................... 37

4.1.4 Proses Pembuatan Mold Di Dept. X Tools Indonesia ..................................... 38

4.1.5 Produk yang Dihasilkan Dept. X Tools Indonesia .......................................... 47

4.1.6 Struktur Organisasi Dept. X Tools Indonesia .................................................. 48

4.2 Pembahasan Masalah ................................................................................................. 49

4.2.1 Analisa Perencanaan Produksi Di Dept. X Tools Indonesia .......................... 50

4.2.2 Rekapitulasi Routing File ............................................................................... 51

4.2.3 Menentukan Proporsi Untuk Setiap Stasiun Kerja ......................................... 52

4.2.4 Menentukan Kapasitas Tersedia Per Stasiun Kerja Setiap Periode ................ 53

4.2.5 Membandingkan Kapasitas Tersedia Dengan Kapasitas yang

Dibutuhkan Dengan Menggunakan Grafik Pada Tiap Stasiun Kerja ........................ 54

4.3 Penerapan Konsep Perencanaan Produksi Di Dept. X Tools Indonesia .................... 55

BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 63

5.1 Simpulan .................................................................................................................... 63

5.2 Saran .......................................................................................................................... 64

REFERENSI .................................................................................................................... 66

LAMPIRAN ..................................................................................................................... 68

Page 10: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

10

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Permintaan Produksi Mold Periode Januari - Desember 2013) .................... 3

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 24

Tabel 4.1 Rekapitulasi Routing File per Unit Produk ................................................. 49

Tabel 4.2 Rekapitulasi Routing File per Unit Produk ................................................. 49

Tabel 4.3 Bill Of Labour dan Proporsi ....................................................................... 50

Tabel 4.4 Tabel kapasitas yang tersedia pada work station CNC Steel ...................... 51

Tabel 4.5 Tabel kapasitas yang tersedia pada work station CNC Electrode............... 52

Tabel 4.6 Weekly Schedule CNC Steel ...................................................................... 53

Tabel 4.7 Weekly Schedule CNC Electrode ............................................................... 54

Tabel 4.8 Tabel Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada

work station CNC Steel .............................................................................................. 55

Tabel 4.9 Tabel Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada

work station CNC Electrode ....................................................................................... 56

Tabel 5.0 Standart Matrix Hours................................................................................. 59

Tabel 5.1 Weekly Schedule CNC Steel yang telah di revisi ....................................... 60

Tabel 5.2 Weekly Schedule CNC Electrode yang telah di revisi ............................... 61

Tabel 5.3 Tabel Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada

work station CNC Steel setelah di revisi .................................................................... 62

Tabel 5.4 Tabel Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada

work station CNC Electrode setelah di revisi ............................................................. 63

Page 11: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka konseptual penelitian .............................................................. 26

Gambar 4.1 Proses pembuatan mold di departemen X Tools Indonesia .................... 40

Gambar 4.2 Tooling Plan ............................................................................................ 41

Gambar 4.3 Mold Type Mini Mold ............................................................................ 46

Gambar 4.4 Mold Type MUM .................................................................................... 46

Gambar 4.5 Mold Type Conventional ........................................................................ 46

Gambar 4.6 Part yang dihasilkan Dept X Tools Indonesia ......................................... 47

Gambar 4.7 Struktur Organisasi Dept. X Tools Indonesia ......................................... 47

Gambar 4.8 Tooling Plan ............................................................................................ 56

Page 12: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

12

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Permintaan Produksi Mold Periode Januari – Desember 2013 ...................... 4

Grafik 2 Permintaan Produksi Mold Periode Januari – Maret 2014 ........................... 48

Grafik 3 Total Permintaan Produksi Mold Periode Januari – Maret 2014 ................. 49

Grafik 4 Grafik Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada

work station CNC Steel .............................................................................................. 55

Grafik 5 Grafik Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada

work station CNC Electrode ....................................................................................... 57

Grafik 6 Grafik Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada

work station CNC Steel setelah di revisi .................................................................... 62

Grafik 7 Grafik Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada

work station CNC Electrode setelah di revisi ............................................................. 64

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Page 13: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

13

Dalam dunia usaha sebuah perencanaan produksi sangat dibutuhkan

sekali, apalagi usaha yang berawal dari usaha kecil dan berkembang menjadi

usaha besar.Kegiatan perencanaan dalam suatu usaha harus dilakukan sebaik-

baiknya sehingga suatu usaha tersebut dapat mencapai tujuan dengan efektif dan

efisien.

Disamping ingin mencapai tujuan yang sarna semua perusahaan berharap

agar dapat selalu berkembang mencapai kemajuan yang paling maksimal.Oleh

karena itu semua perusahaan manufaktur dituntut untuk selalu dapat memenuhi

semua kebutuhan konsumen sesuai dengan bidang usahanya masing-masing

terutama dalam hal kualitas barang yang baik serta pengiriman yang tepat waktu.

Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumennya tersebut,

perusahaan manufaktur akan dihadapkan pada berbagai masalah terutama

terbatasnya faktor-faktor produksi seperti bahan baku (material), mesin, metode-

metode yang digunakan dalam proses produksi, modal dan sumber daya manusia.

Tetapi meskipun kebutuhan konsumen harus terpenuhi, semua perusahaan

manufaktur juga harus memperhitungkan kapasitas produksi yang paling

minimum dan maksimum dengan segala keterbatasan faktor-faktor produksi

dalam setiap proses produksi. Dengan mengetahui kapasitas produksi maka dapat

dibuat perencanaan oleh perusahaan untuk pengaturan jadwal produksi.Kapasitas

produksi yang optimal sangat menguntungkan bila dapat dilaksanakan karena

memperhatikan biaya produksi yang minimal.

Kapasitas menurut Orlicky (1975) adalah mengukur kemampuan dari

suatu fasilitas produksi (Work Center, Department, atau fasilitas lainnya) untuk

mencapai jumlah kerja tertentu dalam waktu tertentu dan merupakan fungsi dari

banyaknya sumber daya yang tersedia.

Perencanaan kapasitas adalah proses untuk menentukan jumlah kebutuhan

orang (pekerja), mesin, dan sumber daya fisik untuk menentukan object produksi

dari suatu organisasi perusahaan. Rough Cut Capacity Planning (RCCP)

memverifikasi ketersediaan kecukupan kapasitas selama rentang perencanaan

pada rentang waktu medium, sehingga proses produksi pada suatu perusahaan

dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana produksi yang telah

direncanakan oleh suatu perusahaan.

Page 14: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

14

Sedangkan menurut Gaspersz (2004), pada tahap perencanaan produksi

agregat, hasil perencanaan dianggap kurang spesifik karena hanya menjelaskan

perencanaan penyelesaian permintaan pada level kelompok produk. Agar lebih

berguna, perencanaan ini harus dijabarkan (disagregasi) sehingga diperoleh

perencanaan produksi secara individual (item).Disagregasi ini disebut juga

penjadwalan produksi induk atau Master Production Scheduling. Jadwal Produksi

Induk (JPI) merupakan pernyataan produk akhir apa saja yang akan diproduksi

dalam ukuran kuantitas dan waktu. Jadwal Produksi Induk ini merupakan

disagregasi dan implementasi perencanaan produksi (agregat).

Selanjutnya, hasil disagregasi tersebut disesuaikan dengan RCCP sumber

daya produksi yang dimiliki sehingga dapat diketahui apakah jadwal produksi

induk perlu direvisi atau tidak. Apabila JPI perlu direvisi, maka revisi bisa

disusun dan selanjutnya digunakan sebagai masukan bagi perencanaan kebutuhan

material atau Material Requirement Planning (MRP).

Rough Cut Capacity Planning (RCCP) menurut Heizer (2001) merupakan

teknik perhitungan untuk memvalidasi Jadwal Produksi Induk. RCCP menetukan

kebutuhan kapasitas yang diperlukan untuk melaksanakan JPI. Horizon waktu

RCCP sama dengan JPI yaitu selama 1 sampai dengan 3 bulan. Interval waktu

yang umum digunakan mingguan atau bulanan dan direvisi tiap minggu atau tiap

bulan. Beban kapasitas biasanya jam orang atau jam mesin setiap stasiun kerja.

Rough Cut Capacity Planning (RCCP) digunakan untuk menyesuaikan

kapasitas jangka menengah. Tindakan yang mungkin dilakukan meliputi

penentuan standar peralatan mesin, penentuan subkontrak, atau alokasi tenaga

kerja.Keberhasilan perencanaan dan pengendalian manufakturing membutuhkan

perencanaan kapasitas yang efektif agar mampu memenuhi jadwal produksi yang

ditetapkan.

1.2 Identifikasi Masalah

Perencanaan produksi tanpa kapasitas yang memadai dapat menyebabkan

rencana produksi tidak dapat dilaksanakan secara efektif sehingga X Tools

Page 15: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

15

Indonesia yang menjadi objek pada penelitian ini, belum mampu memenuhi

semua permintaan produksi mold PT. X Indonesia.

X Tools Indonesia adalah merupakan salah satu bagian dari departemen

engineering di PT. X Indonesia yang bergerak dalam bidang pembuatan mold

untuk mesin injection yang akan digunakan untuk mendukung produksi boneka

“B” di PT. X Indonesia. Jumlah permintaan terhadap produksi mold dalam satu

tahun terakhir (Januari 2013-Desember 2013) adalah seperti yang tertera pada

tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Permintaan Produksi Mold Periode

Januari - Desember 2013

Periode Permintaan

Produksi

Mold

(unit)

Aktual

Produksi

Mold

(unit)

Januari 2013 60 35

Februari 2013 70 58

Maret 2013 60 58

April 2013 52 43

Mei 2013 50 46

Juni 2013 55 42

Juli 2013 60 52

Agustus 2013 70 48

September 2013 58 44

Oktober 2013 65 42

November 2013 70 53

Desember 2013 50 36

TOTAL 720 557

Sumber: Data perusahaan yang diolah kembali

Pada tahun 2013, X Tools Indonesia hanya mampu memenuhi sekitar 77%

saja dari total permintaan produksi mold yaitu sebanyak 557 mold, sedangkan

sisanya sebanyak 163 mold tidak dapat dipenuhi seperti yang terlihat pada grafik

berikut ini.

Grafik 1

Permintaan Produksi Mold Periode Januari – Desember 2013

Page 16: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

16

Sumber: Data perusahaan yang diolah kembali, 2014

Dalam menghadapi permintaan yang berfluktuasi, perusahaan menetapkan

rencana atau target produksi dan kemudian memproduksi untuk kemudian

disimpan sebagai persediaan (Finish Good Mold). Perencanaan yang sudah

dilakukan oleh pihak planning di departemen X Tools Indonesia seringkali tidak

sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan,sehingga mengakibatkan

produksi pada tahun 2013 tidak tercapai sebesar 23% dari yang telah

direncanakan.

Berdasarkan data yang didapat dari pihak planning di departemen X Tools

Indonesia, berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas

perencanaan di departemen X Tools menurut hasil penelitian penulis, yaitu:

a) Data Final Project Released (FPR) yang tidak sama dan tidak sesuai

antara MEC dan X Tools Indonesia.

b) Standar Matrix Hours yang ada sering tidak sesuai antara schedule dengan

proses aktual.

c) Masih ada perbedaan schedule akibat Matrix Hours yang kurang tepat,

sehingga banyak waktu menunggu (Queue Time).

d) Sering terjadi bottle neck di beberapa area (Work Station).

Hal ini dapat diatasi bila pihak planning di departemen X Tools Indonesia

mengetahui kemampuan untuk menyediakan pesanan produk mold tersebut yaitu

Page 17: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

17

dengan menghitung kapasitas yang sesungguhnya. Oleh karena itu, integrasi

antara rencana produksi dan rencana kapasitas perlu dilakukan agar diperoleh

rencana produksi yang realistis sehingga departemen X Tools Indonesia akan

selalu mampu memenuhi permintaan konsumen.

Apabila departemen X Tools Indonesia tidak mampu menyesuaikan

kapasitas produksinya sesuai dengan tingkat permintaan PT. X Indonesia, maka

departemen X Tools Indonesia tidak dapat mendukung proses produksi boneka

“B” di PT. X Indonesia. Oleh karena itu, perencanaan kapasitas yang dilakukan

secara sistematis merupakan hal penting bagi departemen X Tools Indonesia.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut diterapkan metode Rough

Cut Capacity Planning (RCCP).Menurut Siswanto (2003) sebenarnya

perencanaan Rough Cut Capacity Planning merupakan analisis untuk menguji

ketersediaan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia didalam memenuhi jadwal

induk produksi (Master Production Schedule) yang telah ditetapkan. Dengan kata

lain, proses ini akan menghasilkan jadwal induk produksi yang telah disesuaikan,

karena telah memberikan gambaran tentang ketersediaan kapasitas untuk

memenuhi target produksi yang diusun dalam jadwal induk produksi.

Waktu produksi secara umum diukur dalam bentuk waktu (jam/bulan)

yang ditunjukkan berdasarkan kemampuam manusia dengan bantuan mesin yang

tersedia setiap periode operasi atau stasiun kerja diantaranya (Design, CAD/CAM,

IP, CNC Steel, CNC Electrode, EDM, WEDM, Polish and Bench). Namun work

centre yang dibahas dalam laporan ini hanya CNC Steel dan CNC Electrode.

Dengan menggunakan metode Rough Cut Capaciy Planning tersebut diharapkan

dept. X Tools Indonesia mampu membuat perencanaan produksi yang tepat

sehingga dapat memenuhi permintaan dari PT.X Indonesia.

Dengan latar belakang seperti diuraikan di atas, penulis tertarik

mengadakan penelitian untuk mengetahui bagaimana keputusan kapasitas yang

terbaik bagi departemen X Tools Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini diberi

judul "PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI

MOLD PADA WORK STATION CNC STEEL DAN CNC ELECTRODE

DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CAPACITY PLANNING

USING OVERALL FACTOR (CPOF)".

Page 18: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

18

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang ada dapat

dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana menganalisis perencanaan kapasitas

waktu produksi pada work station CNC Steel dan CNC Electrode di departemen

X Tools Indonesia dengan metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP) dengan

menggunakan Pendekatan Capacity Planning Using Overall Factor (CPOF)?”

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perencanaan kapasitas waktu

produksi yang optimal yang diperlukan untuk memenuhi kapasitas produksi pada

work station CNC Steel dan CNC Electrode yang ada di departemen X Tools

Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

1) Bagi peneliti / mahasiswa

a) Untuk menambah pengetahuan mengenai perencanaan kapasitas

dan pengendalian aktivitas produksi dengan menggunakan metode

Rough Cut Capacity Planning (RCCP).

b) Merupakan sarana pelatihan bagi mahasiswa untuk dapat

mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi antara teori

yang diberikan dengan praktek yang ada dilapangan.

2) Bagi Perusahaan / Instansi terkait

a) Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menetapkan

rencana atau target produksi.

3) Bagi Fakultas / Pihak lain

a) Dapat dijadikan literatur untuk mengadakan penelitian lebih lanjut

mengenai perencanaan kapasitas produksi.

Page 19: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

19

1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Dengan tanpa mengurangi maksud dan tujuan penelitian serta untuk

menyederhanakan penelitian, maka penulis melakukan pembatasan masalah

sebagai berikut :

1) Data permintaan produk mold di departemen X Tools Indonesia yang

diambil adalah periode tertentu (Januari 2013 sampai dengan Maret 2014).

2) Kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi yang dibahas hanya

perencanaan waktu produksi dengan menggunakan metode Rough Cut

Capacity Planning (RCCP) berdasarkan pendekatanCapacity Planning

Using Overall Factor (CPOF).

3) Jenis produk yang akan dibahas adalah mold untuk cetakan mesin

injection dengan tidak memperhitungkan biaya (financial yang terkait).

4) Work station yang diteliti adalah area CNC Steel dan CNC Electrode.

5) Tidak memperhitungkan hasil kualitas produksi.

1.7 Asumsi-asumsi yang digunakan dalam Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa asumsi yaitu sebagai berikut:

1) Tidak adanya perubahan design mold dari MEC (Research &

Development Product Design yang ada di China) selama periode

perencanaan.

2) Tidak terdapat masalah dalam proses supply part raw material untuk

pembuatan mold.

3) Fasilitas produksi berjalan pada kondisi normal dan lancar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Landasan Teori

Page 20: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

20

Tinjauan pustaka dibuat sebagai dasar teori dari penelitian yang dilakukan

sehingga langkah-langkah penelitian lebih terstruktur. Masalah dalam penelitian

ini adalah target produksi mold di departemen X Tools Indonesia yang sering

tidak tercapai. Teori yang akan dibahas sesuai dengan masalah penelitian yang

diambil yaitu mengenai perencanaan kapasitas dengan metode Rough Cut

Capacity Planning (RCCP).

2.1.1 Manajemen Operasi (Operations Management)

Hampir di seluruh dunia, setiap harinya organisasi-organisasi bisnis

menghasilkan produk dan jasa dalam berbagai bentuk dan jenis. Proses

menghasilkan produk dan jasa ini membutuhkan teknik dan metode tertentu agar

proses produksi dapat berjalan efisien dan efektif. Disiplin ilmu yang mempelajari

segala macam hal mengenai proses produksi ini dikenal dengan nama manajemen

operasi.

Dalam buku Operations Management Edisi Ketujuh karya Heizer dan

Render (2006) menyebutkan bahwa Manajemen Operasi (Operations

Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.

Selain itu, definisi lain dari manajemen operasi yang disebutkan dalam

buku Manajemen Produksi dan Operasi Edisi kedua karya dari Zulian Yamit

(2003) menyebutkan bahwa manajemen operasi adalah kegiatan untuk mengolah

input melalui proses transformasi atau pengubahan atau konversi sedemikian rupa

sehingga menjadi output yang dapat berupa barang dan jasa.

Bidang ilmu manajemen operasional merupakan bidang ilmu yang

mencakup banyak hal dan keputusan dalam berbagai aspek. Heizer dan Render

(2006) menyebutkan bahwa terdapat sepuluh keputusan strategi terkait

manajemen operasi. Kesepuluh area keputusan strategis tersebut adalah:

a) Desain produk dan jasa

b) Manajemen mutu

c) Desain proses dan kapasitas

d) Lokasi

Page 21: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

21

e) Desain Tata Letak

f) Sumber Daya Manusia dan Sistem Kerja

g) Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management)

h) Persediaan, perencanaan kebutuhan bahan, dan JIT (Just-In-Time)

i) Penjadwalan jangka pendek dan menengah

j) Perawatan (Maintenance)

2.1.2 Perencanaan

Menurut Hafidhuddin dan Tanjung (2003), perencanaan atau planning

adalah:

“Perencanaan kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan dalam bentuk

memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu, agar mendapat hasil

yang optimal.”

Sedangkan perencanaan Menurut Handoko (1999), perencanaan atau

planning adalah:

“Pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang

harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.Jadi sebuah

perencanaan sangat dibutuhkan sekali dalam melakukan kegiatan apalagi

dalam usaha.”

Menurut Siswanto (2003) sebenarnya perencanaan memiliki fungsi yang

harus diketahui oleh seorang manajer yaitu dapat menentukan peran yang

dihadapkan dari organisasi di masa yang akan datang, dapat menghubungkan

organisasi dengan berbagai macam sistem lingkungannya, mengevaluasi dan

memperkirakan kebutuhan apa saja yang dapat dipenuhi oleh organisasi. Semakin

baik perencanaan maka biaya produksi yang digunakan akan semakin efektif dan

efisien. Setiap perusahaan memerlukan sumber daya dalam melaksanakan proses

produksinya. Perusahaan hendaknya mampu mengelola sumber daya yang akan

digunakan agar optimal dalam pencapaian tujuan serta dapat memenuhi

kebutuhan konsumen dengan tepat dan cepat.

Page 22: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

22

2.1.3 Master Production Schedule (MPS) / Jadwal Produksi Induk (JPI)

Tujuan perencanaan produksi menurut Hoffman (2001) adalah menyusun

suatu rencana produksi untuk memenuhi permintaan pada waktu yang tepat

dengan menggunakan sumber-sumber atau alternatif-alternatif yang tersedia

dengan biaya yang paling minimum dari biaya keseluruhan produk. Implementasi

dan disagregasi rencana produksi dilakukan dalam Jadwal Prduksi Induk (Master

Production Schedule = MPS).

Pada dasarnya Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule)

merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir (termasuk bagian pengganti

suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan

memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. Berdasarkan

uraian di atas kita mengetahui bahwa MPS berkaitan dengan pernyataan tentang

produksi, dan bukan pernyataan tentang permintaan pasar.

Sedangkan aktivitas penjadwalan produksi induk menurut Gaspersz

(2004) pada dasarnya berkaitan dengan proses penyusunan dan perbaharuan

jadwal produksi induk (MPS), memproses transaksi dari MPS, memelihara

catatan-catatan MPS, mengevaluasi efektivitas dari MPS, dan memberikan

laporan evaluasi dalam periode waktu yang teratur untuk keperluan umpan balik

dan tinjauan ulang. Berdasarkan uraian tersebut, diketahui bahwa MPS berkaitan

dengan pernyataan tentang produksi, dan bukan pernyataan tentang permintaan

pasar. MPS sering didefinisikan sebagai anticipated build schedule untuk item-

item yang disusun oleh perencana jadwal produksi induk (master scheduler).

MPS membentuk jalinan komunikasi antara bagian pemasaran dan bagian

manufakturing, sehingga bagian pemasaran juga harus mengetahui informasi

yang ada dalam MPS terutama berkaitan dengan ATP (Available To Promise)

agar dapat memberikan janji yang akurat kepada pelanggan.

Penjadwalan produksi induk pada dasarnya berkaitan dengan aktivitas

melakukan empat fungsi utama berikut:

1) Menyediakan atau memberikan input utama kepada sistem perencanaan

kebutuhan material dan kapasitas (Material And Capacity Requirements

Planning=M&CRP). M&CRP merupakan aktivitas perencanaan level 3

Page 23: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

23

dalam hierarki perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas pada

sistem MRP II.

2) Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian (Production And

Purchase Orders) untuk item-item MPS.

3) Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan

kapasitas.

4) Memberikan basis untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk

(delivery promises) kepada pelanggan.

Sedangkan langkah untuk pembuatan Master Production Schedule (MPS)

menurut Heizer dan Render (2006) adalah:

a) Dapatkan informasi untuk input peramalan back order (penerimaan

pesanan) dan inventory on hand.

b) Kembangkan rencana kebutuhan kapasitas kasar (Rough Cut Capacity

Planning) pada Master Production Schedule (MPS) untuk memperoleh

jadwal yang layak.

Dua fungsi yang diberikan Master Production Schedule (MPS) yaitu:

a) Memberikan suatu input kepada Rough Cut Capacity Planning (RCCP)

sebagai dasar bagi pembuatan keputusan tentang perolehan sumber daya

jangka panjang yang membutuhkan waktu tunggu panjang.

b) Memberikan visibility yang lebih besar atas bahan baku dan komponen

yang mempunyai waktu tunggu panjang (long-lead-time components and

raw material), sehingga memberikan kemampuan kepada fungsi

pembelian untuk berhubungan lebih erat dengan pemasok (suppliers).

Menurut Siswanto (2005), jadwal produksi induk di setiap perusahaan

tidak sama, tergantung pada kebijakan pihak manajemen dan karakteristik

permintaannya. Berdasarkan karakteristik permintaan dan kebijakan perusahaan

strategi pemenuhan permintaan konsumen dapat dikelompokan menjadi tiga,

yaitu:

1) Make-to-stock

Page 24: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

24

Make to stock adalah tipe industri yang membuat produk akhir untuk

disimpan. Produk-produk dari lingkungan make to stock biasanya dikirim

secara langsung dari gudang produk akhir, dan karena itu harus ada stok

sebelum pesanan pelanggan (customer order) tiba. Hal ini berarti produk

akhir harus dibuat atau diselesaikan terlebih dahulu sebelum menerima

pesanan pelanggan.

Ciri-ciri Make to Stock:

a) Standard item, high volume

b) Terus menerus dibuat,lalu disimpan

c) Harga wajar

d) Pengiriman dapat dilakukan segera

e) Customer tidak mau menunggu

f) Perlu adanya safety stock untuk mengatasi fluktuasi

Contoh : Coca Cola,gula,semen,baut.

2) Make-to-order

Make to order adalah tipe industri yang membuat produk hanya untuk

memenuhi pesanan.

Produk-produk dari lingkungan make to order biasanya baru dikerjakan

atau diselesaikan setelah menerima pesanan pelanggan. Seringkali

komponen-komponen yang mempunyai waktu tunggu panjang (long lead

time) direncanakan atau dibuat lebih awal guna mengurangi waktu tunggu

penyerahan kepada pelanggan, apabila pelanggan memesan produk.

Ciri-ciri Make to Order :

a) Inputnya bahan baku

b) Biasanya untuk supply Item dengan banyak jenis

c) Harga cukup mahal

d) Lead time ditetapkan oleh konsumen/ pesaing.

e) Perlu keahlian khusus.

f) Komponen bisa dibeli untuk persediaan.

3) Assemble-to-order

Assemble to order adalah tipe industri yang membuat produk dengan cara

assembling hanya untuk memenuhi pesanan.

Page 25: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

25

Pada dasarnya produk-produk dalam lingkungan assemble to order adalah

make to order product, dimana semua komponen (semifinished,

intermediate, subassembly, fabricated, purchased, packaging, dan lain-

lain) yang digunakan dalam assembly, pengepakan, atau proses akhir,

direncanakan atau dibuat lebih awal, kemudian disimpan dalam stok guna

mengantisipasi pesanan pelanggan.

Ciri-ciri Assemble to Order:

a) Inputnya komponen

b) Untuk Supplyitem dengan banyak jenis

c) Harganya cukup mahal

d) Lead Time ditetapkan oleh konsumen

Aktivitas dan penyusunan jadwal produksi induk terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Perancangan JPI

a) Memilih item dengan pemilihan level struktur produk dan Bill of

Ma terial (BOM) yang akan direpresentasikan menjadi penjadwalan

item.

b) Mengorganisasikan JPI berdasarkan kelompok produk disagregasi.

c) Menentukan horizon perencanaan dan satuan periode waktu.

2. Pembuatan JPI

a) Mengumpulkan informasi yang diperlukan termasuk peramalan,

backlog, dan inventory on hand.

b) Menyiapkan draft awal JPI.

c) Membuat RCCP.

d) Melakukan validasi agar jadwal yang dibuat layak dengan

menaikkan kapasitas atau menurunkan demand yang dikerjakan.

3. Pengendalian JPI

a) Memeriksa apakah operasi yang dikerjakan sesuai dengan JPI yang

dibuat.

b) Menghitung kapasitas sisa yang masih memungkinkan untuk

menerima order yang datang.

Page 26: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

26

c) Menghitung project on hand untuk melihat apakah rencana

produksi dapat memenuhi permintaan dimasa yang akan datang.

d) Menggunakan dasar aktivitas sebelumnya untuk melihat apakah JPI

atau kapasitas yang tersedia perlu direvisi.

Sebagai suatu aktivitas proses, penjadwalan produksi induk (MPS)

menurut Hoffman (2001) membutuhkan lima input utama, yaitu:

1) Data Permintaan Total

Merupakan salah satu sumber data bagi proses penjadwalan produksi

induk. Data permintaan total berkaitan dengan ramalan penjualan (sales

forecast) dan pesanan-pesanan (orders).

2) Status Inventory

Berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory, stok yang

dialokasikan untuk penggunaan tertentu (allocated stock), pesanan-

pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan (released production

and purchase orders), dan firm planned orders. MPS harus mengetahui

secara akurat jumlah inventory yang tersedia dan menentukan jumlah

yang harus dipesan.

3) Rencana Produksi

Memberikan sekumpulan batasan kepada MPS. MPS harus menjumlahkan

semua rencana produksi untuk menentukan tingkat produksi, inventory,

dan sumber-sumber daya lain dalam rencana produksi itu.

4) Data Perencanaan

Berkaitan dengan aturan-aturan tentang lot-sizing yang harus digunakan,

shrinkage factor, stok pengaman (safety stock), dan waktu tunggu (lead

time) dari masing-masing item yang biasanya tersedia dalam file induk

dari item (Item Master File).

5) Informasi dari RCCP

Berupa kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan MPS menjadi

salah satu input bagi MPS. Pada dasarnya RCCP dan MPS merupakan

aktivitas perencanaan yang berada pada level yang sama (level 2) dalam

hierarki perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas pada sistem

Page 27: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

27

MRP II. RCCP menentukan kebutuhan kapasitas untuk

mengimplementasikan MPS, menguji kelayakan dari MPS, dan

memberikan umpan balik kepada perencana atau penyusun jadwal

produksi induk (Master Scheduler) untuk mengambil tindakan perbaikan

apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian antara penjadwalan produksi

induk dan kapasitas yang tersedia.

2.1.4 Perencanaan Produksi

Menurut Heizer dan Render (2006), perencanaan produksi merupakan

bagian dari rencana strategis perusahaan dan dibuat secara harmonis dengan

rencana bisnis (business planning).Perencanaan produksi dapat diartikan

menentukan tingkat atau rate produksi pabrik yang dinyatakan secara agregate.

Dan tujuannya adalah:

a) Memproduksi sesuai demand.

b) Memproduksi pada kegiatan konstan.

c) Menentukan kebutuhan sumber daya yang meliputi: tenaga kerja,

material, fasilitas, peralatan dan modal.

d) Menjadi langkah awal bagi seluruh kegiatan produksi.

Karakter dari perencanaan produksi biasanya tidak rinci, rencana dibuat

untuk family atau kelompok produk.Dan satuan yang digunakan dapat berbeda

antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, seperti ton, gallon, waktu

produksi standar, satuan uang, dan lain-lain. Namun, hal ini juga tergantung pada

tipe bisnis apakah make to order atau make to stok. Pada dasarnya perencanaan

produksi dapat dikemukakan melalui empat langkah utama , yaitu sebagai

berikut:

a) Mengumpulkan data yang relevan dengan perencanaan produksi, beberapa

informasi yang dibutuhkan adalah jumlah permintaan yang bersifat pasti

atsu tidak pasti (diramalkan) selama periode tertentu, selanjutnya adalah

backlog (pesanan yang telah diterima pada waktu lalunamun belum

dikirim)

Page 28: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

28

b) Mengembangkan data yang relevan itu menjadi informasi yang teratur.

c) Menentukan kapasbilitas produksi, berkaitan dengan sumber-sumber daya

yang ada.

d) Melakukan partnership meeting yang dihadiri oleh pihak yang

bersangkutan.

Untuk rencana produksi harus mengacu pada permintaan total, sehingga

formula umum untuk rencana produksi adalah:

Rencana Produksi = (Permintaan Total – Inventory awal) + Inventory Akhir

Untuk mentransformasikan antara rencana produksi bulanan ke rencana

produksi harian menggunakan formula:

itubulan dalam kerja hariJumlah

Bulanan Produksi RencanaHarian Produksi Rencana

Terdapat perbedaan antara sitem MRP II dan Just in time (JIT), dimana

sistem MRP II menetapkan rencana produksi bulanan, mingguan dan Just in time

(JIT) menetapkan rencana produksi harian atau jam.

Dalam menghadapi demand yang berfluktuasi, strategi yang digunakan

untuk perencanaan produksi menurut Gaspersz (2004) meliputi:

1) Produksi bervariasi mengikuti tingkat demand yang terjadi, yaitu:

a) Dengan menambah atau mengurangi tenaga kerja, atau mengubah

jumlah shift.

b) Dengan melakukan lembur atau mengurangi jumlah tenaga kerja.

2) Produksi pada tingkat konstan, yaitu:

a) Dengan menumpuk jumlah tenaga kerja, tetapi melakukan lembur

atau mengurangi jumlah tenaga kerja.

b) Dengan menambah atau mengurangi sub-kontrak.

3) Kombinasi dari kedua strategi-strategi diatas

Sedangkan tujuan dari perencanaan produksi menurut Heizer dan Barry Render

(2006) adalah:

1) Mengatur strategi produk

a) Memproduksi sesuai demand.

b) Memproduksi pada tingkat konstan.

Page 29: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

29

2) Menentukan kebutuhan sumber daya, meliputi:

a) Tenaga kerja.

b) Material.

c) Fasilitas.

d) Peralatan.

e) Modal.

3) Menjadi langkah awal bagi seluruh kegiatan produksi.

2.1.5 Perencanaan Kapasitas

Penentuan dan perumusan kapasitas organisasi menurut Gaspersz (2004)

tergantung pada pengertian (definisi) kapasitas itu sendiri dan peralatan peralatan

dengan mana para manajer pabrik mengelola kapasitas. Kegiatan penentuan dan

pembaharuan kebutuhan-kebutuhan kapasitas ini disebut perencanaan kapasitas.

Perencanaan kapasitas adalah proses menentukan tingkat kapasitas yang

diperlukan untuk melakukan jadwal produksi, dibandingkan kapasitas yang

tersedia dan tindakan-tindakan penyesuaian yang diperlukan terhadap tingkat

kapasitas atau jadwal produksi. Jika terjadi kekurangan kapasitas, hasilnya berupa

kekurangan pencapaiaan target produksi, pengiriman produk ke konsumen

terlambat dan kehilangan kepercayaan sistem manajemen, sebaliknya jika

kapasitas berlebihan dapat mengakibatkan utilisasi sumber rendah, operasi pabrik

tidak efisien, biaya tinggi dan berkurangnya margin keuntungan.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Heizer dan Barry Render (2006),

hubungan antara kapasitas dengan jadwal induk adalah sangat penting, karena

jadwal induk produksi mencerminkan apa yang akan diproduksi organisasi (tidak

perlu apa yang akan dijual), kemampuan untuk memenuhi rencana ini tergantung

pada kapasitas yang tersedia sekarang atau dalam jangka pendek diwaktu

mendatang atau tergantung pada kemampuannya untuk memperluas kapasitas ini

dalam jangka lebih panjang, dan seperti telah kita ketahui jadwal yang realistik

menjadi kunci keberhasilan operasi organisasi yang mengakibatkan seluruh

sumber daya terikat untuk memuaskan kebutuhan kuantitasnya dan komitmen

hari pengiriman. Dalam konteks ini, kapasitas juga berarti: jumlah masukan

Page 30: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

30

sumber daya-sumber daya yang tersedia relatif untuk kebutuhan keluaran pada

waktu tertentu.

2.1.6 Perencanaan Kapasitas Kasar (Rough Cut Capacity Planning)

Perencanaan Kapasitas Kasar atau Rough Cut Capacity Planning (RCCP)

adalah suatu proses analisis dan evaluasi kapasitas dari fasilitas produksi yang

tersedia di lantai pabrik agar sesuai atau dapat mendukung jadwal induk produksi

yang akan disusun dikemukakan oleh Sukaria (2009), dimana kebutuhan

kapasitas untuk mengimplementasikan jadwal produksi akan dihitung dengan

Rough Cut Capacity Planning (RCCP) dan diusulkan alternatif tindakan yang

diperlukan terhadap tingkat kapasitas atau rencana produksi apabila ditemukan

adanya ketidaksesuaian.

Rough Cut Capacity Planning digunakan untuk membuat keputusan

dalam mengatur kapasitas pada jangka waktu tertentu. Keputusan mungkin akan

meliputi standart mesin dan subkontrak. Dalam jangka panjang, perhitungan dan

perencanaan kebutuhan kapasitas dilakukan dengan metode Rough Cut Capacity

Planning, dan metode ini dilakukan untuk menguji ketersediaan kapasitas waktu

produksi yang tersedia di dalam memenuhi jadwal induk produksi ( MPS ) yang

telah ditetapkan. Dengan kata lain, proses ini akan menghasilkan jadwal induk

produksi yang telah disesuaikan, karena telah memberikan gambaran tentang

ketersediaan kapasitas untuk memenuhi target produksi yang disusun dalam

jadwal induk produksi.

MenurutHeizer dan Barry Render (2006), Rough Cut Capacity Planning

(RCCP) merupakan urutan kedua dari hierarki perencanaan prioritas-kapasitas

yang berperan dalam mengembangkan MPS.RCCP melakukan validasi terhadap

MPS yang juga menempati urutan kedua dalam hierarki perencanaan prioritas

produksi. Guna menetapkan sumber-sumber spesifik tertentu, khususnya yang

diperkirakan akan menjadi hambatan potensial (Potential Bottleneck), adalah

cukup untuk melaksanakan MPS.

Rough Cut Capacity Planning (RCCP) menentukan tingkat kecukupan

sumber daya yang direncanakan untuk melaksanakan MPS. RCCP menggunakan

Page 31: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

31

definisi dari unit product loads yang disebut sebagai: profil produk-beban

(product-load profiles, bills of capacity, bills of resources, atau bill of labor).

Penggandaan beban per unit dengan kuantitas produk yang dijadwalkan per

periode waktu akan memberikan beban total per periode waktu untuk setiap pusat

kerja (work center).RCCP lebih terperinci dari RRP, karena RCCP menghitung

beban untuk semua item yang dijadwalkan dan dalam periode waktu aktual.

Apabila proses RCCP mengindikasikan bahwa MPS adalah layak, MPS akan

diteruskan ke proses MRP guna menentukan bahan baku atau material,

komponen, dan subassemblies, yang dibutuhkan. Dalam perusahaan yang

berorientasi pada kapasitas seperti industri kimia, apabila RCCP mengindikasikan

terdapat masalah dengan MPS, perencana harus mengubah MPS melalui salah

satu penjadwalan ulang pesanan-pesanan pelanggan (costumer orders) atau

melalui pemberitahuan ke bagian pemasaran untuk tidak menjual melebihi

kapasitas yang ada.

Gaspersz (2004) mengemukakan bahwa pada dasarnya Rough Cut

Capacity Planning (RCCP) didefinisikan sebagai proses konversi dari rencana

produksi dan/atau MPS ke dalam kebutuhan kapasitas yang berkaitan dengan

sumber-sumber daya kritis seperti: tenaga kerja, mesin dan peralatan, kapasitas

gudang, kapabilitas pemasok material dan parts, dan sumber daya keuangan.

RCCP serupa dengan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya (Resource

Requirements Planning, RRP), kecuali bahwa RCCP adalah lebih terperinci

daripada RRP dalam beberapa hal, seperti: RCCP didisagregasikan ke dalam level

item atau SKU (Stock Keeping Unit). Rough Cut Capacity Planning (RCCP)

didisagregasikan berdasarkan periode waktu harian atau mingguan dan Rough Cut

Capacity Planning (RCCP) mempertimbangkan lebih banyak sumber daya

produksi.

Terdapat empat langkah yang diperlukan untuk melaksanakan Rough Cut

Capacity Planning (RCCP), yaitu:

a) Memperoleh informasi tentang rencana produksi dari MPS.

b) Memperoleh informasi tentang struktur produk dan waktu tunggu (Lead

Times).

c) Menentukan Bill Of Resources.

Page 32: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

32

d) Menghitung kebutuhan sumber daya spesifik dan membuat laporan

RCCP.

Terdapat tiga teknik dalam Rough Cut Capacity Planning (RCCP), yaitu:

1) Pendekatan total faktor Capacity Planning Using Overall Factor

Approach (CPOF).

CPOF membutuhkan tiga input yaitu MPS, waktu total yang diperlukan

untuk memproduksi suatu produk dan proprosi waktu penggunaan

sumber. CPOF mengkalikan waktu total tiap family terhadap jumlah MPS

untuk memperoleh total waktu yang diperlukan pabrik untuk mencapai

MPS. Total waktu ini kemudian dibagi menjadi waktu penggunaan

masing-masing sumber dengan mengkalikan total waktu terhadap proporsi

penggunaan sumber.

2) Pendekatan daftar tenaga kerja (Bill of Labour Approach, BOLA)

Jumlah kebutuhan kapasitas yang diperlukan diperoleh dengan

mengkalikan waktu tiap komponen yang tercantum pada daftar tenaga

kerja dengan jumlah produk dari MPS.

3) Pendekatan profil sumber (Resource Profile Approach, RPA)

Merupakan teknik perencanaan kapasitas kasar yang paling rinci tetapi

tidak serinci perencanaan kebutuhan kapasitas (Capacity Requirements

Planning, CRP).

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebelum penelitian ini dilakukan, telah ada beberapa penelitian

sebelumnya yang juga terkait dengan permasalahan perencanaan kapasitas

produksi. Beberapa dari penelitian tersebut antara lain:

1) David Hartanto, Dini Wahyuni & Ikhsan Siregar dalam jurnalnya yang

berjudul “PERENCANAAN PRODUKSI DAN KAPASITAS JANGKA

Page 33: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

33

MENENGAH PADA PT X yang melakukan perhitungan kapasitas

produksi dengan menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning

(RCCP). Dari hasil pengolahan yang dilakukan, didapatkan bahwa Work

CenterII pada lini produksi water based paint dan Work Center III pada

lini produksi solvent based paint mengalami bottleneck dan menjadi

constraint pada kemampuan produksi perusahaan secara keseluruhan.

Akibatnya, kapasitas tersedia pada lini produksi water based paint pada

periode Januari, Februari, September, Oktober, November, dan Desember

2013 tidak mencukupi. Dari hasil pengaturan kapasitas, diketahui bahwa

kapasitas yang telah disediakan perusahaan masih mampu digunakan

untuk memenuhi seluruh permintaan pada periode Januari sampai dengan

Desember 2013.

2) Ira Rumiris Hutagalung, A. Jabbar M. Rambe & Nazlina (2013) dalam

jurnalnya yang berjudul “Perencanaan Kebutuhan Kapasitas Produksi

Pada PT XYZ”, hasil yang diperoleh dari penelitian mereka, antara lain

jumlah perkiraan permintaan konsumen adalah sebesar 2.844.183 unit.

Usulan perencanaan kapasitas produksi yang dilakukan pada work centre

adalah melakukan penyesuaian beban kerja (re-adjusment).

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Jenis

Penelitian

Metode

Pengumpulan

dan Analisis

Data

Hasil Penelitian

Page 34: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

34

1

David

Hartanto,

Dini

Wahyuni &

Ikhsan

Siregar

Perencanaan

Produksi Dan

Kapasitas

Jangka

Menengah

Pada PT. X

Deskriptif

Kualitatif

Observasi,

wawancara,

dokumentasi.

Analisis data

menggunakan

metode

membandingkan

rencana

penjualan

dengan realisasi

penjualan.

Dari hasil pengolahan

yang dilakukan,

didapatkan bahwa

Work Center II pada

lini produksi

waterbased paint dan

Work Center III pada

lini produksi solvent

based paint mengalami

bottleneck dan menjadi

constraint pada

kemampuan produksi

perusahaan secara

keseluruhan.

2

Ira Rumiris

Hutagalung

, A. Jabbar

M. Rambe

& Nazlina

Perencanaan

Kebutuhan

Kapasitas

Produksi

Pada PT

XYZ

Deskriptif

Kualitatif

Observasi,

wawancara,

Metode yang

digunakan dalam

pemecahan

masalah adalah

dengan

melakukan

peramalan dan

perhitungan

Rough Cut

Capacity

Planning

(RCCP)

Hasil yang diperoleh

dari penelitian ini,

antara lain jumlah

perkiraan permintaan

konsumen adalah

sebesar 2.844.183 unit;

terdapat tiga work

centre yang mengalami

kekurangan kapasitas

produksi; usulan

perencanaan kapasitas

produksi yang

dilakukan pada work

centre adalah

melakukan penyesuaian

beban kerja (re-

adjusment)

2.3Kerangka Konseptual Penelitian

Siswanto (2005) menyatakan bahwa perusahaan bertujuan untuk dapat

memperoleh laba yang maksimal, salah satu caranya ialah meningkatkan hasil

produksi. Produksi yang maksimal dapat diperoleh apabila semua faktor baik

eksternal maupun internal berjalan dengan semestinya. Kendala yang biasa terjadi

yang dapat menghambat proses produksi salah satu diantaranya ialah kurang

terencananya kapasitas yang tersedia. Hal ini akan mengambat operasional dalam

perusahaan. Perencanaan kapasitas sebagai bagian dari perencanaan operasional

Page 35: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

35

secara keseluruhan, memegang peranan yang sangat penting dalam rangka

memenuhi tujuan perusahaan. Oleh sebab itu paling tidak terdapat tiga fungsi

perencanaan kapasitas yaitu:

a) Membangun sumber daya produksi secara keseluruhan

b) Mempengaruhi biaya dan kompetisi

c) Menentukan kapan dan bagaimana meningkatkan kapasitas.

Dalam kaitannya dengan definisi di atas Gaspersz (2004) mengemukakan

bahwa perencanaan kapasitas berusaha untuk mengintegrasikan faktor-faktor

produksi untuk meminimalisasi ongkos fasilitas produksi. Dengan kata lain,

keputusan-keputusan yang menyangkut kapasitas produksi harus

mempertimbangkan faktor-faktor ekonomis fasilitas produksi tersebut, termasuk

didalanmya efisiensi dan utilitasnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan kapasitas efektif ialah rancangan produk, kualitas bahan yang

digunakan, sikap, dan motivasi tenaga kerja, perawatan mesin/fasilitas, serta

rancangan pekerjaan.

Dalam jangka pendek, perencanaan kapasitas digunakan untuk

pengendalian produksi, yaitu untuk melihat apakah pelaksanaan produksi telah

sesuai dengan rencana yang telah diterapkan. Perencanaan kapasitas jangka

pendek ini dilakukan dalam jangka waktu harian sampai dengan satu bulan ke

depan.

Dalam jangka menengah, perencanaan kapasitas digunakan untuk melihat

apakah fasilitas produksi akan mampu merealisasikan jadwal induk produksi yang

telah ditetapkan. Dengan menggunakan teknik perhitungan kapasitas, maka

jadwal tersebut dievaluasi sehingga diperoleh jadwal induk produksi yang lebih

realistis. Kurun waktu perencanaan yang dicakup adalah sampai satu tahun ke

depan. Isu-isu dalam perencanaan tahap ini ialah perlunya tambahan tools,

perlunya lembur, perlunya shift kerja tambahan, perlunya dilakukan subkontrak,

atau penjadwalan pekerjaan yang lebih ketat. Dalam jangka panjang (1-5 tahun ke

depan) perencanaan kapasitas digunakan untuk merencanakan ekonomi fasilitas

produksi. Isu-isu penting dalam perencanaan kapasitas jangka panjang ini ialah

Page 36: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

36

fasilitas yang akan dibangun, jenis mesin yang akan dibeli, atau juga produk-

produk baru yang akan dibuat.

Gambar 2.1

Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Page 37: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

Variabel menurut Hasan (2002) adalah segala sesuatu yang akan menjadi

objek pengamatan penelitian. Pengertian yang dapat diambil dari definisi tersebut

ialah bahwa dalam penelitian terdapat sesuatu yang menjadi sasaran, yaitu

variabel, sehingga variabel merupakan fenomena yang menjadi pusat perhatian

penelitian untuk diobservasi atau diukur.

Secara umum, jenis variabel (dilihat dari sifat hubungan antar variabel)

menurut Iqbal Hasan (2002) dapat dibedakan pada variabel indenpenden dan

variabel dependen. Istilah variabel independen dan variabel dependen berasal dari

logika matematika, di mana X dinyatakan sebagai yang „mempengaruhi atau

sebab‟ dan Y sebagai yang „dipengaruhi atau akibat‟. Namun pengertian ini tentu

tidak selalu menggambarkan hakikat yang sebenarnya dari konsep variabel

independen dan dependen.Sebab dalam kenyataan, khususnya dalam penelitian

ilmu-ilmu sosial, hubungan antar variabel tidak selalu merupakan hubungan

kausal. Yang dapat dipastikan adalah, bahwa terdapat variabel yang saling

berhubungan, di satu pihak ada yang disebut variabel independen dan di pihak

lain ada yang disebut variabel dependen. Kedua variabel ini diperlukan oleh

setiap penelitian kuantitatif.Adapun sifat hubungan itu ada yang bersifat kausal,

dan ada yang tidak demikian.

Adapun variabel penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yaitu:

a) Jumlah Permintaan

Variabel ini menunjukkan banyaknya unit produk yang diminta oleh

konsumen per periode.

b) Waktu Siklus setiap Work Centre

Variabel ini menunjukkan jumlah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah

work centre dalam menyelesaikan pekerjaan.

Page 38: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

38

c) Waktu Setup setiap Work Centre

Variabel ini menunjukkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengatur

ulang mesin yang ada pada setiap work centre sebelum proses produksi

dimulai.

d) Jumlah Hari Kerja

Variabel ini merupakan keterangan mengenai jumlah hari kerja untuk

tenaga kerja pada lantai produksi.

e) Jumlah Jam Kerja

Variabel ini merupakan keterangan mengenai jam kerja tersedia di lantai

produksi.

f) Jumlah Mesin Produksi

Variabel ini menunjukkan berapa banyaknya mesin yang dimiliki oleh

setiap Work Centre.

g) Jadwal Induk Produksi

Variabel ini merupakan banyaknya produk akhir yang akan diproduksi,

berasal dari hasil peramalan akan permintaan.

h) Kapasitas Produksi yang Dibutuhkan

Variabel ini menunjukkan jumlah waktu yang dibutuhkan sumber daya

untuk memenuhi permintaan konsumen.

i) Kapasitas Produksi yang Tersedia

Variabel ini menunjukkan jumlah waktu yang tersedia di perusahaan bagi

sumber daya untuk dimanfaatkan.

3.2 Lokasi dan Objek Penelitian

PT. X Indonesia merupakan salah satu bagian dari X Inc. yaitu

perusahaan mainan bertaraf internasional.Penelitian ini dilakukan pada PT. X

Indonesia yang berlokasi di Kawasan Industri Cikarang Baru Bekasi.Penelitian

dilakukan dari tanggal 2 Januari sampai dengan 30 Maret 2014.

Permasalahan yang dibahas dalam laporan ini adalah tentang bagaimana

membuat perencanaan jadwal produksi induk yang tepat.Pendekatan dalam

penyelesaian Rough Cut Capacity Planning (RCCP) yang digunakan dalam

Page 39: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

39

penelitian iniadalah pendekatan Capacity Planning Using Overall Factor

(CPOF).

Menurut Gaspersz (2004), perencanaan kapasitas menggunakan Capacity

Planning Using Overall Factor (CPOF) merupakan metode yang menggunakan

data dan usaha perhitungan paling sedikit. Metode ini berdasarkan data historis

waktu proses masa lalu dan tidak memperhitungkan lead time. CPOF membuat

tiga data masukan, yaitu JPI, waktu total yang diperlukan untuk memproduksi

suatu produk dan proporsi waktu penggunaan sumber. Jika ada lebih dari satu

item, maka diperlukan waktun proses untuk setiap item. CPOF mengalikan

waktu total tiap item terhadap jumlah JPI untuk memperoleh total waktu yang

diperlukan pabrik untuk mencapai JPI. Total waktu ini kemudian dibagi menjadi

waktu penggunaan masing-masing sumber dengan mengalikan total waktu

terhadap proporsi penggunaan sumber.

a. Menentukan proporsi untuk setiap stasiun kerja

Penentuan proporsi dilakukan untuk tiap stasiun kerja dengan

mempertimbangkan seberapa besar suatu stasiun kerja berperan dalam

menghasilkan produk A,B,C.

b. Menentukan kapasitas total yang dibutuhkan per periode

Total kapasitas yang dibutuhkan adalah dalam satuan waktu yang

merupakan keseluruhan jumlah kapasitas yang dibutuhkan untuk dapat

memproduksi semua jenis unit produk.

c. Menentukan kapasitas yang dibutuhkan per stasiun kerja

Kapasitas yang dibutuhkan pada saat menentukan kapasitas yang

dibutuhkan dipecah per stasiun kerja.Pemecahan kapasitas yang

dibutuhkan untuk setiap stasiun kerja dilaksanakan dengan

mempertimbangkan proporsi yang telah diperhitungkan pada poin 1.

Perangkat perhitungan yang digunakan adalah : kapasitas yang dibutuhkan

untuk setiap periode dan proporsi setiap stasiun kerja.

d. Menghitung kapasitas yang tersedia per stasiun kerja

Kapasitas yang tersedia dalam satuan waktu merupakan kapasitas yang

dimiliki oleh lantai produksi untuk memproduksi demand yang diminta.

Page 40: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

40

Perangkat perhitungan yang digunakan adalah :utilitas, efisiensi, hasil

perencanaan produksi dalam satuan jam.

e. Membandingkan kapasitas yang dibutuhkan per stasiun kerja dengan

kapasitas yang tersedia per stasiun kerja.

Perbandingan yang dilakukan dalam bentuk grafik data yang dibuat per

stasin kerja.

3.3 Jenis dan Sumber Data yang Digunakan

Menurut Hasan (2002), penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu

manusia terhadap sesuatu atau masalah dengan perlakuan tertentu seperti

memeriksa, mengusut, menelaah, mempelajari secara cermat dan sungguh-

sungguh sehingga memperoleh jawaban, pengembangan ilmu pengetahuan, dan

sebagainya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis data sebagai

bahan penelitian yaitu data primer dan data sekunder. Berdasarkan sumber

pengambilannya Hasan (2002) data dapat dibedakan menjadi:

1) Data primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung pada

area CNC Steel, CNC Electrode dan WEDM yang ada di departemen X

Tools Indonesia selama periode penelitian. Dalam penelitian ini data yang

diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara, maupun metode lain

berupa gambaran jalur produksi, metode produksi, dan proses produksidi

departemen X Tools Indonesia.

2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

dari sumber-sumber yang ada. Data sekunder ini dapat berupa data

produksi per tahun maupun per hari, laporan produksi, dan lain-lain.Data

sekunder ini diperoleh dari bagian planning di departemen X Tools

Indonesia pada tahun 2013-2014 serta beberapa foto mold yang sudah siap

untuk dikirim ke PT. X Indonesia.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan

metode deskriptif. Menurut Kirk dan Miller (2006) pendekatan kualitatif adalah

tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

Page 41: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

41

bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun

dalam peristilahannya. Jadi dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa

penelitian kualitatif harus dilakukan dengan menggunakan pengamatan secara

langsung terhadap fenomena yang sedang terjadi.

Dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti biasanya menggunakan pengamatan,

wawancara, serta menelaah dokumen, sedangkan penelitian ini menggunakan

metode kualitatif deskriptif pada metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP).

Menurut Hasan (2002) metode deskriptif artinya melukiskan variabel demi

variabel, satu demi satu. Metode deskriptif ini bertujuan untuk:

a) Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala

yang ada.

b) Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-

praktek yang berlaku.

c) Membuat perbandingan atau evaluasi.

d) Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah

yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan

rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode kualitatif

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan mempelajari masalah-

masalah atau fenomena yang terjadi dimasyarakat kemudian di analisis dengan

menggunakan metode yang ada dan diinterprestasikan dalam bentuk kalimat

atau pernyataan-pernyataan berdasarkan data yang diperoleh.

3.4 Pendekatan Penelitian

Metode adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh,

mengumpulkan dan mencatat data, baik data primer maupun data sekunder yang

dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah yang kemudian

menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan

sehingga akan didapat suatu kebenaran atau data yang diinginkan.

Page 42: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

42

Menurut Sugiono, (2010) pengertian metode penelitian adalah:

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan

dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat

digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan

dengan mempelajari masalah-masalah atau fenomena yang terjadi dimasyarakat

kemudian di analisis dengan menggunakan metode yang ada dan di

interprestasikan dalam bentuk kalimat atau pernyataan-pernyataan berdasarkan

data yang diperoleh.

Menurut Sugiono (2010) pengertian metode deskriptif adalah:

“Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih

(variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel

independen, karena kalau variabel independen selalu dipasangkan dengan

variabel dependen). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat

perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan

variabel itu dengan variabel yang lain.”

Menurut Sugiono (2010) metode penelitian kualitatif adalah:

“Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yang biasanya digunakan

untuk meneliti pada kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti

berperan sebagai instrumen kunci.”

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara

sistematis tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki

dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan menginterpretasi

data dalam pengujian hipotesis statistik.

Page 43: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

43

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Hasan (2002), pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-

peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik

sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung

penelitian. Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data,

yaitu sebagai berikut:

a) Observasi

Dalam penelitian ini peneliti mengambil data langsung lokasi penelitian

yang beralamatkan di Kawasan Industri Cikarang Baru Bekasi.

b) Wawancara (Interview)

Arikunto (2002) mengemukakan bahwa interview digunakan oleh peneliti

untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel

latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.

Wawancara dalam penelitian ini diajukan kepada Bapak BP, RR, AN dan Ibu K

di departemen X Tools Indonesia, dalam wawancara ini antara lain untuk

mengetahui bagaimana departemen X Tools Indonesia mendapatkan Final

Release (FR) mold dari China, cara pembuatan mold serta data tentang proses

pengiriman mold ke PT. X Tools Indonesia.

c) Dokumentasi

Menurut Arikunto (2002), dokumentasi adalah metode yang dipakai

untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, agenda dan lain sebagainya. Keuntungan menggunakan

dokumentasi adalah biaya relatif murah, waktu dan tenaga lebih efisien.

Dalam penelitian ini dokumentasinya berupa laporan pembuatan mold

tahun 2013 sampai dengan 2014, serta beberapa foto mold dan parts yang telah

siap untuk dikirim ke PT. X Tools Indonesia.

3.6 Teknik Analisis Data

Langkah terakhir setelah semua data terkumpul adalah menganalisis

data. Menurut Hasan (2002), analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

Page 44: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

44

mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditentukan tema dan dapat ditemukan hipitesis kerja seperti yang disarankan

oleh data.

Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

metode analisis data kualitatif, yaitu analisis yang tidak menggunakan model

matematika, model statistik dan ekonometrika atau model-model tertentu

lainnya. Analisis data yang dilakukan terbatas pada tehnik pengolahan

datanya, seperti pada pengecekan data, dalam hal ini sekedar membaca tabel-

tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian

dan penafsiran. Adapun menurut Bodgon & Biklen (2005), analisis data

kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain.

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa analisis data

kualitatif adalah proses mengorganisasikan, mengurutkandata dan memilah-

milah data tersebut menjadi satuan yang dapat dikelola, kemudian melakukan

analisis dengan tanpa menggunakan model matematika, statistik ataupun

ekonometrika, dan selanjutnyamenguraikan dan menafsirkan data tersebut.

Jadi analisis data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan analisis

kualitatif, yang mana proses analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut: dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dari berbagai

sumber, diantaranya adalah dari hasil wawancara oleh Bapak BP, RR, AN dan

Ibu K di departemen X Tools Indonesia. Selain wawancara peneliti juga

melakukan observasi secara langsung ditempat lokasi dan memahami

dokumentasi tentang pembuatan mold tahun 2005 sampai 2013. Datayang

telah diperoleh dibaca dan dipelajari serta ditelaah. Kemudian tahapan berikutnya

adalah dengan melakukan reduksi data yang dilakukan dengan jalan melakukan

abstraksi. Abstraksi disini merupakan usaha untuk membuat rangkuman yang

inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada

didalamnya. Langkah selanjutkan adalah menyusunnya dalam satuan-satuan yang

Page 45: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

45

dikemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya.Tahap akhir dari analisis

data adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data, kemudian dilanjutkan

dengan tahap penafsiran datadan mengelolah hasilnya dengan menggunakan

metode analisis data kualitatif.

3.7 Tahap Pengolahan Data

Pengolahan data yang telah diperoleh dari bagian planning di departemen X

Tools Indonesia terdiri dari:

1. JPI (Jadwal Produksi Induk)

Langkah-langkah untuk menentukan Jadwal Produksi Induk (JPI):

a) Jumlah produk yang diproduksi (unit).

b) Jadwal Produksi Induk dalam lot.

c) Jadwal Produksi Induk dalam minggu (1 periode = 1

bulan = 4 minggu).

2. Penyusunan RCCP dengan menggunakan metode CPOF (Capacity

Planning using Overall Factor)

Menyusun RCCP dengan metode CPOF:

a) Merekapitulasi routing file.

b) Menentukan proporsi untuk setiap stasiun kerja.

c) Menentukan total kapasitas yang dibutuhkan per

periode.

d) Menentukan kapasitas yang dibutuhkan per stasiun

kerja pada setiap periode.

e) Menentukan kapasitas yang tersedia.

f) Membuat grafik.

Page 46: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

46

BAB IV

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT. X Indonesia

Sistem manufaktur menurut Wignjosoebroto (2006) mempunyai definisi

sebagai keseluruhan entitas yang bekerja dalam suatu aturan tertentu untuk

mengubah resource (material, modal, tenaga, energi dan keterampilan) menjadi

produk (barang atau jasa) yang dapat dijual oleh perusahaan dengan melakukan

proses produksi tertentu untuk meningkatkan added value suatu resource.

PT. X Indonesia merupakan salah satu bagian dari perusahaan mainan

berskala internasional bernama X Inc. yang berkantor pusat di Amerika (US). PT.

X Indonesia awalnya memiliki 2 President Directordengan manajemen yang

berbeda pula. Namun untuk meningkatkan efisiensi maka pada bulan Mei 2002

kedua pabrik (Plant) tersebut di gabung menjadi satu manajemen.PT. X Indonesia

menjalankan produksi boneka “B” untuk di ekspor ke luar negeri dan saat ini

telah memiliki sekitar 10.000 karyawan untuk mendukung kegiatan produksinya.

PT. X Indonesia yang berada di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang

Bekasi memiliki 2 pabrik (Plant) yaitu:

1) West Plant (MJS) / Plant 1

X Jakarta Satu dikenal dengan namaWest Plant (MJS), merupakan pabrik

pertama yang dibangun di Indonesia. West Plant (MJS) memulai

produksinya pada Oktober 1992. Saat ini kegiatan produksi yang

dilakukan hanya untuk proses pencetakan (injection mold) aksesoris

boneka “B” untuk mendukung proses produksi di East Plant (MJD).

2) East Plant (MJD) / Plant 2

X Jakarta Dua dikenal dengan namaEast Plant (MJD), merupakan pabrik

kedua yang dibangun pada bulan September 1996 dan memulai

Page 47: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

47

produksinya pada tanggal 9 Oktober 1997. Saat ini semua kegiatan

produksi boneka “B” dan operasional manajemen dilakukan di tempat ini.

4.1.2 Departemen X Tools Indonesia

PT. X Indonesia memiliki beberapa departemen dalam menjalankan

kegiatan operasionalnya, diantaranya Finance & IT, Human Services, Human

Resource, Materials & Secondary Process, Soft Goods & Development

Engineering Of Jakarta Operation, Soft Goods Of Solo Operation, Primary

Process, Lean Supply Chain (LSC), Quality, dan Engineering.

X Tools merupakan salah satu bagian di departemen Engineering yang

memfokuskan kegiatannya untuk membuat cetakan (Mold Injection) guna

mendukung proses produksi di PT. X Indonesia yang memproduksi boneka “B”.

Dalam pembuatan proses manufaktur mold ada beberapa divisi di

departemen X Tools Indonesia seperti Design, CAD/CAM, IP, Mold Base, CNC

Steel, CNC Electrode, CMM, EDM, WEDM, Polishing dan Bench. Cetakan part

yang dihasilkan untuk mesin injection harus di design sesuai dengan bentuk dan

ukuran yang diinginkan pada saat FMEA (First Meeting Engineering Approval)

sebelum mold tersebut dirilis ke produksi, serta perlu diperhatikan juga jenis

material yang akan digunakan.

4.1.3 Visi – Misi PT. X Indonesia

Sebagai salah satu perusahaan multinasional yang ada di Indonesia, PT. X

Indonesia sebagai The World's Premier Toy Brands - Today and Tomorrow

memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi perusahaan adalah “Creating the future of play” atau menciptakan

masa depan bermain. Sedangkan Misi perusahaan dituangkan dalam nilai-nilai

perusahaan, yaitu:

a) Play with Passion (Bermain dengan Semangat)

Membuat dampak positif pada kehidupan anak-anak dan keluarga

diseluruh dunia dengan kreatifitas dan inovasi yang tak tertandingi,

Page 48: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

48

mencintai apa yang anda lakukan dan memiliki keberanian untuk

membuat perbedaan.

b) Play Together (Bermain Bersama)

Bermain sebagai team untuk memaksimalkan potensi, membentuk

kerjasama dan kemitraan yang mendalam dengan orang-orang dan

perusahaan mitra, memperkaya masyarakat dimana kita bekerja dan

bermain.

c) Play Fair (Bermain dengan Adil)

Memperlakukan satu sama lain dengan hormat dan bermartabat, percaya

satu sama lain untuk membuat keputusan yang tepat, bertanggungjawab

dan bertindak dengan integritas yang tak tergoyahkan pada semua

kesempatan.

d) Play to Grow (Bermain untuk Berkembang)

Carilah perbaikan secara terus menerus dan memberikan hasil berkualitas

dalam setiap bagian dalam bisnis kami, memberikan kesempatan dan

dukungan untuk pertumbuhan pribadi dan professional, keunggulan dan

mencapai tujuan dalam finansial sehingga kami dapat terus bermain.

4.1.4 Proses Pembuatan Mold di Departemen X Tools Indonesia

Dewasa ini, terjadi pertumbuhan yang sangat pesat pada penggunaan

produk plastik di industri manufaktur karena sangat serbaguna dan memiliki nilai

ekonomis yang tinggi.Dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat

diperlukan khususnya untuk pemanfaatan dan pengolahan polimer, sehingga

dapat dihasilkan produk plastik dengan kuantitas yang cukup tinggi dan kualitas

yang baik.Salah satu teknik yang cukup efektif dan banyak dipergunakan untuk

pengolahan bahan thermoplastic adalah injection molding.

Samuel Belcher (2003) mengemukakan bahwa Injection Molding banyak

dipilih karena memiliki beberapa keuntungan diantaranya : kapasitas produksi

yang tinggi, sisa penggunaan material (useless material) sedikit dan tenaga kerja

minimal. Sedangkan kekuranganya, biaya investasi dan perawatan alat yang

Page 49: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

49

tinggi , serta perancangan produk harus mempertimbangkan untuk pembuatan

disain moldingnya.

Mold dapat didefinisikan sebagai cetakan, atau proses yang dipergunakan

dalam industri manufaktur untuk mencetak material. Sedangkan Injection

Molding merupakan salah satu teknik pada industri manufaktur untuk mencetak

material dari bahan thermoplastic. Material thermoplasctic yang biasa dicetak

dengan teknik Injection Molding :Polystyrene, Acrylonitrile Butadiene Styrene

(ABS), PMMA (Polymethyl Methacrylatic) dll.

Desain mold merupakan aspek penting dalam proses injection molding,

selain membuat struktur mold yang efektif design molding berpengaruh pada

produk yang dihasilkan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pembuatan molding atau mendesign mold, diantaranya:

a) Sistem Runner

Sistem runner merupakan bagian penting dalam merancang sebuah

design molding. design runner yang baik tidak hanya meliputi geometri

yang benar, ukuran, serta posisi atau tata letak runner, tetapi perlu di

perhatikan juga pada sistem eject (mengeluarkanya) dan pendinginannya

(Cooling System).

b) Sistem Pendingin Mold

Sistem pendingin adalah salah satu faktor yang paling penting,

yang utamanya yaitu sebagai pendingin molding yang kan berakibat pada

produk yang dihasilkan serta waktu yang panjang pada saat proses

produksi.

Sistem pendingin pada core dan cavity harus cukup untuk

mengatur suhu pada molding. Semua bagian dalam core dan cavity pada

molding harus bisa didinginkan, terlebih molding tersebut memiliki

jumlah cavity yang banyak ataupun memiliki ukuran yang besar, system

pendingin pun harus di maksimalkan. Akibat dari kurang maksimalnya

sistem pendinginan dapat mengakibatkan cacat pada produk.

c) Sistem Ejektor

Sistem ejector atau sistem mengeluarkan produk dari molding,

baik berupa ejector pin, angular,ataupun hidrolik pada penempatanya

Page 50: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

50

harus selaras. Artinya penempatannya yang benar agar fungsi utamanya

bekerja baik,baik posisi agar seimbang pada saat mengeluarkan produk.

Pada sistem ejektor sebaiknya diberikan sistem pelindung, agar

pada saat molding tertutup kembali dapat mencegah tabrakan / menabrak

Cavity. Selain sistem Spring yang baik pada Ejector System perlu juga

ditambahkan komponen yang lain. Baik itu pada slider, angular atau

ejector pin yang biasa bisa ditambahkan komponen tersebut.

d) Mold ventilasi

Mold ventilasi (Mold Vent / Air Vent) adalah lubang yang dibuat

sebagai sistem saluran untuk mengeluarkan udara yang terperangkap

didalam molding. Beberapa molding yang tidak menggunakan Air Vent ini

akan menimbulkan masalah yang banyak. Maka air vent ini sangatlah

penting untuk diaplikasikan kedalam design molding yang akan dibuat

dan penempatanya juga perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan

masalah lain.

Proses pembuatan mold di departemen X Tools Indonesia dapat dilihat

pada gambar 4.1 sebagai berikut:

Page 51: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

51

Gambar 4.1

Proses Pembuatan Mold Di Departemen X Tools Indonesia

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Proses pada sisi kiri bagan merupakan proses produksi pada proses Tool

Let (T/L) yang dimulai dari proses Final Release hingga ke Design Mold, proses

area shop floor merupakan proses First Shot (F/S), sedangkan proses di bagian

kanan atas merupakan proses Tool Ship (T/S). Berikut merupakan beberapa

penjelasan singkat mengenai proses-proses tersebut:

Page 52: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

52

1) Tool Let (T/L)

Pada waktu akan membuat design, hal penting yang harus dipahami

adalah mengenai part yang akan dihasilkan. Proses pembuatan mold di

departemen X Tools Indonesia berawal dari FPR (Final Product Release) yang

dikeluarkan oleh bagian Research & Development dari MOA (El Segundo, USA),

setelah itu dilakukan FMEA (First Meeting Engineering Approval) yang dihadiri

oleh Tooling Engineer, Designer, Production Supervisor danTooling Planner

untuk membahas design part dari mold yang akan dibuat dan kemudian merilis

TDSM (Tool Design Start Memo) sebagai acuan bahwa mold tersebut sudah

Final Release. Setelah itu Tooling Planner akan mengeluarkan TSM (Tool Start

Memo) kepada team dari design untuk segera memulai proses design mold.

Untuk part yang akan dirilis pada saat Tool Let, urutan proses akan di

update oleh team planning dalam form yang disebut Tooling Plan seperti yang

tertera pada gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2 Tooling Plan

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

TO : ATTN :

TOOL MAKER : FROM :

TOY NO.: TOY NAME : B Dolls

2 Tools

K

TOY YEAR: 2014-Fall

New Tool

CBX72-Q501-01 CBX72-2009 1 2 24 38 EDGE GATE 420SS-GS HKD 2 B 3,015 YES 3,287 Yes-11.5% 378 3,665 Y

- -

- -

CBX72-Q503-01 CBX72-2029 1 4 28 64 EDGE GATE 420H-GS HKD 2 B 2,810 YES 3,063 No 0 3,063

- -

- -

5825 6350 378 0 6728

REMARKS New tool (Y/N)

COMPLEXITY

PREMIUM

(YES-11.5%,

YES-20% OR

NO)

COMPLEXITY

PREMIUM COST

TOOLING

DISCOUNT (if

any) note 1

TOTAL COST

(USD$)

ORIGINAL +

MCM

PREMIUM

COST

TOOL

CLASS

(A, B)

ORIGINAL

TOOLING

COST

ONLY(USD$)

MCM PREMIUM

(YES OR NO) Part Weight CYCLE TIME (SEC)

WEEKLY

CAPACITY

(TOYS)*

GATING INSERT MAT'L TOOL NO. PART NO. QTY PER TOY CAV

TOTAL NO. OF MOLD : TOOLING LEAD-TIME : WEEKLY CAPACITY: 30

TARGET TOOL LET DATE: TARGET PRODUCTION START DATE : FIRST SHOT DATE :

X Tools Indonesia ) K REVISION :

30142-CBX72 ASSIGNED MAUFACTURING VENDOR : PT. X Indonesia

NEW MOLD QUOTATION

MOA YS DATE : 17/07/14

Page 53: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

53

Proses pembuatan mold pada tahap ini terdiri dari beberapa tahapan

proses, yaitu:

a) Split Steel dan Design

Proses awal di area design dimulai dari Split Steel yang merupakan proses

pemisahan antara core dan cavity dengan menggunakan software,

kemudian dilanjutkan dengan proses design, yaitu proses menciptakan

cetakan mold injection dan menuangkannya dalam bentuk 3D.

b) Work Book

Kemudian setelah proses design selesai akan dilanjut dengan merilis

workbook yang berisi tentang Bill Of Material (BOM) dan gambar teknik

dalam bentuk 2D sebagai acuan untuk dimulainya proses awal di area

shop floor, yaitu di area IP (Insert Preparation).

c) CAD Split Electrode

Proses berikutnya setelah Split Steel dan Design adalah CAD Split

Electrode dimana pada proses ini mulai di pilah bagian-bagian part pada

mold yang memerlukan electrode untuk proses finishing nya untuk

kemudian dituangkan pada checklist electrode yang akan digunakan untuk

proses selanjutnya.

d) CAM Steel dan Electrode

Proses ini dilakukan setelah team CAD Split Electrode, dimana pada

proses ini memproses dari gambar 3D ke dalam bentuk bahasa program

yang akan dijalankan di mesin CNC Steel dan Electrode yang dituangkan

dalam bentuk PDS (Program Data Sheet) sebagai acuan di proses

berikutnya.

2) First Shot (F/S)

Proses pembuatan mold pada tahap ini terdiri dari beberapa tahapan

proses, yaitu:

a) IP (Insert Preparation)

Proses ini merupakan proses awal di area shop floor, yang dimulai

dari proses pemotongan benda kerja (work piece) sesuai dengan workbook

yang sudah dirilis oleh team design. Setelah material di potong sesuai

ukuran design selanjutnya material akan diproses dengan milling. Proses

Page 54: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

54

selanjutnya yaitu drilling part mold yaitu proses pembuatan lubang pada

benda kerja (work piece) sesuai dengan workbook drawing. Kemudian

dalam proses grinding dilakukan perataan pada permukaan material mold

agar tidak ada gram atau permukaan material yang tidak rata akibat dari

proses band saw atau miling manual.

b) CNC Steel & Electrode

CNC merupakan singkatan dari Computer Numerically Controlled

merupakan mesin perkakas yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan

kontrol berbasis komputer yang mampu membaca instruksi kode N, G, F,

T, dan lain-lain, dimana kode-kode tersebut akan menginstruksikan ke

mesin CNC agar bekerja sesuai dengan program benda kerja yang akan

dibuat.

Secara umum cara kerja mesin perkakas CNC tidak berbeda

dengan mesin perkakas konvensional. Fungsi CNC dalam hal ini lebih

banyak menggantikan pekerjaan operator dalam mesin perkakas

konvensional.Misalnya pekerjaan setting tool atau mengatur gerakan

pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan dan

gerakan kembali keposisi awal, dan lain-lain.Demikian pula dengan

pengaturan kondisi pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan dan

kedalaman pemotongan) serta fungsi pengaturan yang lain seperti

penggantian pahat, pengubahan transmisi daya (jumlah putaran poros

utama), dan arah putaran poros utama, pengekleman, pengaturan cairan

pendingin dan sebagainya.

c) CMM

Merupakan proses pengecekan untuk steel & electrode yang

dikerjakan pada mesin CNC, yaitu untuk mengetahui apakah benda kerja

(workpiece) mengalami pergeseran atau tidak pada saat proses machining

di proses CNC.

d) WEDM (Wire Cut)

Proses permesinan wire cut merupakan proses permesinan dengan

menggunakan proses erosi yang dihasilkan dari perbedaan potensial lewat

sebuah kawat. Elektrodanya adalah sebuah kawat gulungan yang terus

Page 55: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

55

berputar dan berganti selama proses permesinan berlangsung. Selama

proses erosi, kawat selalu berganti dan berputar agar pada setiap erosi

kawat yang digunakan selalu baru dan tidak putus. Kawat yang digunakan

bisa terbuat dari tembaga , brass, zink,dll.

Mesin wire cut tidak terlepas dari apa yang di sebut dengan mesin

super drill, Jika terdapat sebuah benda kerja yang mempunyai profil di

dalam, maka langkah pertama adalah membuat lubang sebagai awalan

start pemotongan masuknya wire.

e) EDM (Electrode Discharge Machine)

Proses EDM adalah proses pengerjaan material yang dikerjakan

oleh sejumlah loncatan bunga api listrik yang terjadi pada celah antara

katoda (pahat) dengan benda kerja (anoda). Loncatan bunga api listrik

tersebut terjadi secara tidak kontinyu tetapi secara periodik terhadap

waktu.

Pada Proses awal EDM, elektrode yang berisi tegangan listrik

didekatkan ke benda kerja (elektrode positif mendekati benda kerja/turun).

Di antara dua elektrode ada minyak isolasi (tidak menghantarkan arus

listrik), yang pada EDM dinamai cairan dielectric. Walaupun cairan

dielektrik adalah sebuah isolator yang bagus, beda potensial listrik yang

cukup besar menyebabkan cairan membentuk partikel yang bermuatan,

yang menyebabkan tegangan listrik melewatinya dari elektrode ke benda

kerja.

f) Polishing

Pada proses polishing mold yang sudah di proses machining akan

di finishing agar tidak ada sisa gram atau bagian permukaan mold yang

masih kasar (rough surface).

g) Bench

Proses assembling mold dilakukan setelah semua part mold yang

sudah di buat dan di proses dengan permesinan telah lengkap dimana

semua komponen mold tersebut akan di pasang sesuai dengan letak dari

komponen masing – masing sesuai gambar dari design. Setelah semua

proses sudah selesai maka mold akan di pasangkan di sebuah mesin

Page 56: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

56

injection molding yang berfungsi untuk menggerakan mold tersebut dan

bisa menghasilkan cetakan parts sesuai dengan yang diinginkan.

3) Tool Ship (T/S)

Setelah mold dinyatakan sudah First Shot, maka Tooling Engineerakan

mereview parts yang dihasilkan oleh mold tersebut. Jika parts yg dihasilkan

belum memenuhi kriteria, Tooling Engineerakan memberikan feedback berupa

MRM (Mold Revision Memo). Namun apabila parts tersebut sudah memenuhi

kriteria maka proses selanjutnya adalah melakukan Probe Test dan LTR

(Laboratory Test Result). Jika hasilnya sudah didapat maka akan dibuatkan TSR

(Tool Shipping Request) supaya mold tersebut dapat dikirim ke PT. X Indonesia.

4.1.5 Produk yang dihasilkan Dept. X Tools Indonesia

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Dept. X Tools Indonesia

memproduksi mold untuk cetakan mesin injection dimana part yang dihasilkan

akan digunakan untuk mendukung proses produksi di PT. X Indonesia. Berikut

ini adalah gambar mold di produksi oleh Dept. X Tools Indonesia dan part yang

dihasilkan untuk mendukung produksi pembuatan boneka “B” di PT. X

Indonesia.

Gambar 4.3 Type Mini Mold

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia

Page 57: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

57

Gambar 4.4 Type Mold MUM

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia

Gambar 4.5 Type Mold Conventional

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia

Gambar 4.6 Part yang dihasilkan dari cetakan mold injection

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia

Page 58: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

58

4.1.6 Struktur Organisasi Dept. X Tools Indonesia

Berikut merupakan bagan struktur organisasi di departemen X Tools

Indonesia.

Gambar 4.7 Struktur Organisasi departemen X Tools Indonesia

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

4.2 Pembahasan Masalah

4.2.1 Analisa Perencanaan Produksi Di Dept. X Tools Indonesia

Rough Cut Capacity Planning (RCCP) merupakan urutan kedua dari

hierarki perencanaan prioritas-kapasitas yang berperan dalam mengembangkan

MPS. Guna menetapkan sumber-sumber spesifik tertentu khususnya yang

diperkirakan akan menjadi hambatan potensial (potential bottlenecks) adalah

cukup untuk melaksanakan MPS. Dengan demikian kita dapat membantu

Page 59: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

59

manajemen untuk melaksanakan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) dengan

memberikan informasi tentang tingkat produksi dimasa mendatang yang akan

memenuhi permintaan total itu.

Rough Cut Produksi Capacity Planning (RCCP) merupakan teknik

perhitungan untuk memvalidasi Jadwal Induk.RCCP menentukan kebutuhan

kapasitas yang diperlukan untuk melaksanakan JPI. Horizon waktu RCCP sama

dengan JPI yaitu selama 1 sampai dengan 3 bulan. Interval waktu yang umum

digunakan mingguan atau bulanan dan direvisi tiap minggu atau tiap bulan.

Grafik 2

Permintaan Produksi Mold Periode Januari – Maret 2014

0

2

4

6

8

10

12

we 01/04 we 01/11 we 01/18 we 01/25 we 02/01 we 02/08 we 02/15 we 02/22 we 03/01 we 03/08 we 03/15 we 03/22 we 03/29

Permintaan Produksi Mold Periode Januari - Maret 2014

M3 (Mini Mold) MUM Conventional Mold

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Tahap pertama dalam RCCP adalah mengidentifikasi sumber daya kritis

(stasiun kerja, tenaga kerja, dan material).Kemudian secara terpisah beban kerja

setiap item produk secara keseluruhan ditentukan sehingga diperoleh kumulatif

kebutuhan sumber daya per satuan waktu perencanaan.Langkah selanjutnya

adalah membandingkan hasil perhitungan kebutuhan sumber daya dengan

ketersediaan sumber daya tersebut. Jika terjadi kekurangan kapasitas (overload),

maka harus dilakukan perubahan sumber daya atau pengurangan beban kerja

dengan mengurangi pengerjaan produk. Sedangkan jika terjadi kelebihan

Page 60: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

60

kapasitas (underload), maka jadwal harus diubah kembali atau kapasitas harus

dikurangi.

Grafik 3

Total Permintaan Produksi Mold Periode Januari – Maret 2014

Conventional

MUMMiniMold

Jumlah 70 31 8

0

20

40

60

80

Loading Mold Quarter 1

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Berdasarkan grafik 2 dan grafik 3 diatas dapat disimpulkan bahwa loading

pembuatan mold di departemen X Tools Indonesia cenderung fluktuatif, oleh

sebab itu diperlukan perencanaan kapasitas produksi yang tepat supaya proses

produksi berjalan dengan lancar sehingga mampu memenuhi permintaan

konsumen.

Dalam menyusun RCCP digunakan tiga metode yaitu CPOF, BOLA dan

RPA, namun metode yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya metode Rough

Cut Capacity Planning (RCCP) dengan menggunakan pendekatan Capacity

Planning using Overall Factor (CPOF).

4.2.2 Rekapitulasi Routing File

Routing file merupakan aliran komponen di lantai produksi dan memuat

informasi waktu proses (run time) yang ditempuh komponen itu dalam

pengerjaan sebuah unit produk di setiap stasiun kerja. Tabel berikut menjelakan

rekapitulasi Routing File per unit produk, dimana hasil perhitungan didapatkan

dari data rata-rata total hours untuk jumlah pengerjaan masing-masing jenis mold

pada kedua work station.

Page 61: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

61

Tabel 4.1 Rekapitulasi Routing File per Unit Produk

Stasiun Kerja (Work Station) Mini Mold MUM Conventional

CNC Steel 3 hrs 5 hrs 60 hrs

CNC Electrode 8 hrs 24 hrs 78 hrs

Routing File

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Tabel 4.2 Rekapitulasi Routing File per Unit Produk

Stasiun Kerja (Work Station) Mini Mold MUM Conventional

CNC Steel 180 menit 300 menit 3603 menit

CNC Electrode 480 menit 1440 menit 4694 menit

Routing File

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

4.2.3 Menentukan Proporsi Untuk Setiap Stasiun Kerja

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil

kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang

menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan

metode penelitian ini diharapkan akan dapat diketahui hubungan yang signifikan

antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan

memperjelas gambaran mengenai obyek yang diteliti. Proporsi ini digunakan

sebagai pertimbangan seberapa besar suatu stasiun kerja berperan dalam

menghasilkan produk A dan produk B. Persamaannya:

lotdalamprodukunitjumlahx

historisdatarataratagguanhistorisdatarataRata

14min

Page 62: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

62

Tabel 4.3 Bill of Labour dan Proporsi

Stasiun Kerja

(Work Station)Mini Mold MUM Conventional Mini Mold MUM Conventional Mini Mold MUM Conventional

CNC Steel 24.00 155.00 4203.32 6.00 38.75 1050.83 144.00 6006.25 4416969.94 4423120.19 73718.67 0.37

CNC Electrode 64.00 744.00 5475.88 16.00 186.00 1368.97 1024.00 138384.00 7496328.08 7635736.08 127262.27 0.63

12058856.27 200980.94 1.00

Bill of Labour

Total (menit) Proporsi

BOL*data historis Rata-rata data historis (mingguan)

TOTAL

Total (jam)

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Contoh perhitungan manual:

Work Station CNC Electrode untuk tipe mini mold

lotdalamprodukunitjumlahx

historisdatarataratagguanhistorisdatarataRata

14min

= 14

64

x

= 16

Bol x Data historis = 64 x 16 = 1024

4.2.4 Menentukan Kapasitas Tersedia Per Stasiun Kerja Pada Setiap Periode

Penentuan kapasitas yang tersedia pada metode CPOF di setiap stasiun

kerja dalam satuan waktu merupakan kapasitas yang dimiliki oleh lantai produksi

untuk memproduksi demand yang diminta. Komponen yang diperlukan adalah

utilitas, efisiensi, dan kapasitas produksi dari kemampuan produksi perusahaan

sebagai kapasitas yang tersedia.

Kapasitas yang tersedia untuk satu bulan adalah:

7 x 1 x 22.5 = 157.5 jam.

Page 63: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

63

Sedangkan kapasitas yang tersedia untuk satu periode (tiap minggu) adalah:

4

157.5= 39.38 jam.

Berikut ini merupakan perhitungan kapasitas tersedia pada work station

CNC Steel dan CNC Electrode dengan membandingkan antara teoritical capacity

dengan practical capacity yang ada pada mesin yang digunakan di work station

CNC Steel dan CNC Electrode serta perhitungan downtime mesin sekitar 10%

didapatkan hasil bahwa kapasitas yang tersedia pada work station CNC Steel

dengan menggunakan 3 mesin adalah 416.2 jam per minggu sedangkan pada

work station CNC Electrode adalah 559.2 jam per minggu dengan menggunakan

5 mesin.

Tabel 4.4 Tabel kapasitas yang tersedia pada work station CNC Steel

CNC STEEL MUM MINI MOLD

Tonnage 120 100 80 40-50 23 7

Standard Finishing Est 96 96 80 48 5 3

TOTAL Flowchart hours 96.0 96.0 80.0 48.0 5 3.0

FINISHING Insert 48 48 48 34.00 4.00 2.00

FINISHING Slider 20 20 16 12 1 1

Actual Hours 68.0 68.0 64.0 46.0 5.0 3.0

Efficiency 141% 141% 125% 104% 100% 100%

Standard X Tools Hours 44.0 44.0 22.0 44.0 12.0 0.0

In Efficiency Quality Downtime

Loss time -19% 2% 1%

T Cap P Cap Machine:

# mesin 3 3 Max 65 , Max 65s , FNC 76

Working hours /day 24 20 Downtime MC 10%

Days / week 6 6

Loss -16%

CNC STEEL 432.0 416.2

CONVENTIONAL

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Page 64: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

64

Tabel 4.5 Tabel kapasitas yang tersedia pada work station CNC Electrode

CNC ELECTRODEMUM MINI MOLD

120 100 80 40-50 23 7

Standard ROUGHING + FINISHING

TOTAL Flowchart hours 240.0 240.0 108.0 122.0 24.0 10.0

ROUGH + FINISH 210.00 291.20 131.04 148.03 29.12 12.13

No of ELECT 70.00 46.00 72.00 16.00 16.00 8.00

SETTING CUTTER

SETTING ELECT

CUTTING ELECT & MOUNT

Actual Hours 210.0 291.2 131.0 148.0 29.1 12.1

Efficiency 114% 82% 82% 82% 82% 82%

Standard X Tools Hours 44.0 44.0 22.0 44.0 12.0 0.0

In Efficiency Quality Downtime

Loss time 12% 2% 1%

T Cap P Cap Machine:

# mesin 5 5 KEA1, KEA2, KE551, KE552, SNC64

Working hours /day 24 22 Downtime MC 10%

Days / week 7 6

Loss 15%

CNC ELECTRODE 840.0 559.2

CONVENTIONAL

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

4.2.5 Membandingkan Antara Kapasitas Tersedia Dengan Kapasitas Yang

Dibutuhkan Dengan Menggunakan Grafik Perstasiun Kerja

Berikut adalah perbandingan antara kapasitas tersedia dengan

kapasitas yang dibutuhkan pada work station CNC Steel dan CNC Electrode

berdasarkan schedule mingguan yang telah dibuat oleh team planning seperti

yang terlihat pada tabel 4.6 dan 4.7 berikut ini:

Page 65: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

65

Tabel 4.6 Weekly Schedule CNC Steel

We January 25, 2014 Spv Area Aries Nugraha

PROCESS CNC Finishing Man Power 2 machine / 3 People

WG 3 Shift Cap hrs 405

Start Finish Start Finish Max 65 Max 65s FNC 74

3966 CBX46-Q052-01 Necklace Waluyo 420-SS 1/6 2/3 1/20 1/21 3 1/21 1/22 a 1 day 90%

3931 CBX48-Q502-01 Brooch Cecep 420H 12/14 4/19 1/20 1/21 20 1/27 1/28 a 7 day 0%

3959 CBX45-Q504-01 Belt CECEP 420-H 1/2 4/21 1/21 1/22 20 1/28 2/1 a 10 day 0%

3958 CBX45-Q506-01 Melting Button with Collar WALUYO 420-H 1/2 4/21 1/21 1/22 20 1/30 2/1 a 10 day 0%

3970 CBX46-U512-01 Purse Handle Karmi 420H 1/9 4/21 1/22 1/23 5 1/28 1/29 a 6 day 0%

3941 CBX44-Q501-01 Bag Flap X3649 D.Boy P-20 12/17 4/22 1/22 1/23 20 1/29 1/30 a 7 day 0%

3960 CBX45-Q507-01 Ice Cream Purse Ft SAKIR 420-H 1/2 4/22 1/22 1/23 20 1/29 1/30 a 7 day 0%

3956 CBX45-Q501-01 Hand Rt IWAN 420-SS 1/3 4/23 1/23 1/24 20 2/3 2/4 a 11 day 0%

3963 CBX46-Q501-01 Hand Rt Rinto 420-SS 1/7 4/23 1/23 1/24 20 2/4 2/4 a 11 day 0%

3947 CBX56-Q501-01 Glasses Iwan 420-SS 12/20 4/24 1/24 1/25 20 2/4 2/5 a 11 day 0%

3954 CBX45-Q502-01 Girl lower arm Rt RINTO 420-SS 1/2 4/24 1/24 1/25 20 2/5 2/6 a 12 day 0%

3952 CCR74-Q501-01 wing clip fr Ipril P-20S 12/28 4/25 1/25 1/26 20 2/1 2/4 a 9 day 0%

3951 X8810-U516-02 Necklace Sakir P-20S 12/27 4/25 1/25 1/26 5 1/28 1/30 a 4 day 20%

NOTE Capacity Hours 405

FNC74 CNC Finish & Rough Total Hours 213

MAX65 CNC FinishVar 192

MAX65S CNC Finish

TOTAL 14 tools 8%

Capacity Hours = 22.5 hrs*6working days* 3 machine = 405 hrs

Weekly Schedule Work Process

Job # Tool # Mold Name TM Material T/L Sch F/S Sch

CNC STEEL

Weekly Schedule Adherence

Progress

Schedule W/E : January 25, 2014

Sch Hours

Actual (Machine)Var

(days)

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Page 66: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

66

Tabel 4.7 Weekly Schedule CNC Electrode

We January 25, 2014 Spv Area Ram Rosena

PROCESS CNC Electrode Man Power 5 machine / 3 People

Work Group 3 Shift Cap hrs 675

Start Finish Start Finish

3966 CBX46-Q052-01 Necklace Waluyo 1/6 2/3 1/20 1/21 5 hrs 8 elect 2/6 2/6 11 hrs 16 day 0%

3931 CBX48-Q502-01 Brooch Cecep 12/14 2/3 1/20 1/22 8 hrs 29 elect 2/4 2/7 87 hrs 16 day 0%

3959 CBX45-Q504-01 Belt CECEP 1/2 2/3 1/21 1/23 8 hrs 2 elect 2/4 2/6 52 hrs 14 day 0%

3958 CBX45-Q506-01 Melting Button with Collar WALUYO 1/2 2/4 1/21 1/22 8 hrs 18 elect 4/4 4/5 183 hrs 73 day 0%

3970 CBX46-U512-01 Purse Handle Karmi 1/9 2/4 1/22 1/23 8 hrs 8 elect 1/22 1/23 24 hrs 0 day 100%

3941 CBX44-Q501-01 Bag Flap X3649 D.Boy 12/17 2/5 1/22 1/23 8 hrs 10 elect 1/22 1/23 24 hrs 0 day 100%

3960 CBX45-Q507-01 Ice Cream Purse Ft SAKIR 1/2 2/5 1/23 1/24 8 hrs 18 elect 2/7 2/10 76 hrs 17 day 0%

3956 CBX45-Q501-01 Hand Rt IWAN 1/3 2/5 1/23 1/24 8 hrs 12 elect 2/6 2/7 35 hrs 14 day 0%

3963 CBX46-Q501-01 Hand Rt Rinto 1/7 2/4 1/23 1/24 8 hrs 8 elect 2/6 2/8 49 hrs 15 day 0%

3947 CBX56-Q501-01 Glasses Iwan 12/20 2/7 1/24 1/25 8 hrs 5 elect 2/7 2/10 65 hrs 16 day 0%

3954 CBX45-Q502-01 Girl lower arm Rt RINTO 1/2 2/7 1/24 1/25 8 hrs 14 elect 2/8 2/10 62 hrs 16 day 0%

3952 CCR74-Q501-01 wing clip fr Ipril 12/28 2/8 1/25 1/26 8 hrs 20 elect 2/8 2/10 43 hrs 15 day 0%

3951 X8810-U516-02 Necklace Sakir 12/27 2/8 1/25 1/26 8 hrs 6 elect 4/5 4/6 24 hrs 70 day 0%

3955 CBX45-Q503-01 Headband D.BOY 1/2 2/10 1/25 1/26 8 hrs 4 elect 2/10 2/12 55 hrs 17 day 0%

Capacity Hours 675 hrs 162 elect 790 hrs

Total Hours 109 hrs

Var 566 hrs

TOTAL 14 tools Weekly Schedule Adherence CNC Electrode

Capacity Hours = 22.5 hrs*6working days* 5 machine = 675 hrs

Job # Tool # Mold Name TM T/L Sch F/S SchCNC ELECT

Sch Hours

14%

Weekly Schedule Work Process

Schedule W/E : January 25, 2014

Total Electrode

ACTUAL CNC Act Hours

Var(days)

Progress

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Page 67: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

67

Dari schedule diatas terlihat bahwa terdapat perbedaan antara

capacity hours dan total hours yang diberikan oleh team planning, dapat dilihat

pada schedule hours yang diberikan dan actual hours untuk pengerjaan tiap mold

terdapat selisih hours yang cukup significant. Untuk itu perlu dibuat suatu matrix

standart hours untuk pengerjaan mold yang terdiri dari beberapa tipe.

Tabel 4.8 Tabel Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada

work station CNC Steel

WE 7-Jan 14-Jan 21-Jan 28-Jan 4-Feb 11-Feb 18-Feb 25-Feb 4-Mar 11-Mar 18-Mar 25-Mar

T-Cap 432 432 432 432 432 432 432 432 432 432 432 432

P-Cap 416.2 416.2 416.2 416.2 416.2 416.2 416.2 416.2 416.2 416.2 416.2 416.2

Loading 473 416 412 567 609 227 104 588 473 416 412 767

Var P-Cap IH (57) 0 4 (151) (193) 189 312 (172) (57) 0 4 (351)Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Pada tabel diatas terlihat bahwa untuk work station CNC Electrode terdapat

kelebihan kapasitas pada week ending 7 Januari, 28 Januari, 4 Februari, 25

Februari, 4 Maret dan 25 Maret dengan total kapasitas 981 jam. Seperti yang

terlihat pada grafik 4 berikut ini.

Grafik 4

Grafik Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada work

station CNC Steel

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

0

100

200

300

400

500

600

700

800

7-Jan 14-Jan 21-Jan 28-Jan 4-Feb 11-Feb 18-Feb 25-Feb 4-Mar 11-Mar 18-Mar 25-Mar

Loading T-Cap P-Cap

Page 68: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

68

Tabel 4.9 Tabel Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada

work station CNC Electrode

WE 7-Jan 14-Jan 21-Jan 28-Jan 4-Feb 11-Feb 18-Feb 25-Feb 4-Mar 11-Mar 18-Mar 25-Mar

T-Cap 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840

P-Cap 559 559 559 559 559 559 559 559 559 559 559 559

Loading 767 709 767 709 525 588 365 649 473 416 412 767

Var P-Cap IH (208) (150) (208) (150) 34 (29) 194 (90) 86 143 147 (208)Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Grafik 5

Grafik Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada work

station CNC Electrode

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Dari perhitungan tabel selisih kapasitas tersedia dan kapasitas dibutuhkan

dapat kita lihat bahwa pada kedua stasiun kerja terdapat selisih yang negatif.Ini

artinya kapasitas yang tersedia pada kedua stasiun kerja tersebut tidak bisa

memenuhi kapasitas yang dibutuhkan, oleh karena itu perlu dilakukan adjusment

pada kedua stasiun kerja tersebut.

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

7-Jan 14-Jan 21-Jan 28-Jan 4-Feb 11-Feb 18-Feb 25-Feb 4-Mar 11-Mar 18-Mar 25-Mar

Loading T-Cap P-Cap

Page 69: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

69

4.3 Penerapan Konsep Perencanaan Produksi Di Dept. X Tools

Indonesia

Menurut Gaspersz (2004) perencanaan proses adalah fungsi di dalam

proses manufacturing yang menetapkan proses dan parameter apa yang digunakan

untuk merubah part awal menjadi part akhir, yang didahului adanya gambar

teknik. Proses planning merupakan penentuan proses perakitan dan pembuatan

dan pengurutan dimana proses ini harus diselesaikan untuk menyelesaikan produk

dari bentuk awal sampai bentuk akhir.

Berikut adalah langkah-langkah dari proses planning pada saat mold Tool

Let yang meliputi:

a) Interpretasi gambar rancangan

b) Proses dan urutan

c) Pemilihan tools, dies, mold, material dan gates

d) Standar kerja

Kapasitas produksi menurut Heizer (2006) dapat diartikan sebagai jumlah

maksimum output yang dapat diproduksi atau dihasilkan dalam satuan waktu

tertentu. Kapasitas produksi juga berkaitan erat dengan schedule atau jadwal

produksi yang tertuang dalam jadwal produksi induk (Master Production

Shedule), karena jadwal produksi induk mencerminkan apa dan berapa yang harus

diproduksi dalam jangka waktu tertentu.

Penghitungan waktu pengerjaan tugas produksi dilakukan dengan

menggunakan penghitungan waktu melalui pengamatan langsung terhadap proses

kerja dari tiap tugas produksi, di mana waktu pengerjaan diukur menggunakan

stopwatch.

Untuk mengetahui nilai rata-rata waktu pengerjaan tugas produksi, maka

dilakukan pengamatan waktu pengerjaan terhadap 3 unit produk yang berbeda

pada masing-masing tugas produksi. Nilai rata-rata dari hasil pengamatan tersebut

kemudian dijadikan nilai waktu rata-rata pengerjaan tugas produksi dari masing-

masing tugas produksi yang diamati untuk kemudian dijadikan acuan pada

Page 70: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

70

pembuatan standart matrix hours untuk tiap-tiap tipe pengerjaan mold di Dept. X

Tools Indonesia seperti yang terlihat pada table berikut ini:

Tabel 5.0 Standart Matrix Hours

CodeMC

Tonnage MB DIM Jenis Mold Category

Type Of

Tools

CNC

ELECTRODE

CNC STEEL

FINISHING

1 1A 7 Mini Mold Flat PL Accessories 10 3

2 1B 7 Contour PL Accessories 10 3

1 2A 23 MUM SOFT Slide Accessories 24 5

2 2B 23 Non Slide Accessories 24 5

1 3A 40-50 420H / P20 SOFT Non Slide Body Parts 108 20

2 3B 40-50 1 - 4 Slide Accessories 24 48

3 3C 40-50 1- 6 Slide Accessories 50 48

4 4A 40-50 420ss HARD Non Slide Body Parts 122 20

5 4B 40-50 1 - 4 Slide Accessories 24 48

6 4C 40-50 1- 6 Slide Accessories 50 48

1 5A 80T 420H/P20 SOFT Non Slide Body Parts 108 40

2 5B 80T 1 - 4 Slide Accessories 48 56

4 5C 80T 420SS HARD Non Slide Body Parts 108 48

5 5D 80T 1 - 4 Slide Accessories 100 80

1 6A 100 T 420H/P20 SOFT Non Slide Body Parts 240 88

2 6B 100 T 1 - 4 Slide Accessories 48 56

3 6C 100 T 420SS HARD Non Slide Body Parts 240 96

4 6D 100 T 1 - 4 Slide Accessories 48 56

1 7A 120 T 420H/P20 SOFT Non Slide Body Parts 240 88

2 7B 120 T 1 - 4 Slide Accessories 48 56

3 7C 120 T 420SS HARD Non Slide Body Parts 240 96

4 7D 120 T 1 - 4 Slide Accessories 48 80

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Untuk pembuatan schedule berikutnya pada kedua work stationakan

menggunakan matrix hours sebagai acuan. Sehingga diharapkan perbedaan antara

capacity hours dan total hours yang diberikan oleh team planning tidak terlalu

jauh perbedaannya. Penulis telah melakukan penyesuaian jumlah unit produk

dengan memindahkan profil beban kerja ke periode lebih awal atau ke periode di

belakangnya, kemampuan produksi untuk melakukan overtime juga dapat

digunakan sebagai salah satu cara untuk membantu kapasitas yang dimiliki agar

dapat memenuhi schedule tiapminggunya. Berikut adalah weekly schedule yang

telah di revisi seperti terlihat pada tabel 5.2 berikut:

Page 71: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

71

Tabel 5.2Weekly Schedule CNC Steel yang telah di revisi

We April 12, 2014 Spv Area Aries Nugraha

PROCESS CNC Finishing Man Power 2 machine / 3 People

WG 3 Shift Cap hrs 405

Start Finish Start Finish Max 65 Max 65s FNC 74

4032 CGH18-U511-01 Hair Clip Prapta P-20 3/28 4/19 4/12 4/13 5 4/11 4/12 a a -1 day 100%

3996 CDC31-Q502-01 Girl Leg Lt Lower D.Boy 420SS 3/11 4/19 4/12 4/7 96 3/28 4/2 a a -5 day 100%

4023 CDC33-Q502-01 Chain Belt Sakir 420-H 3/13 4/21 4/14 4/15 56 4/7 4/12 a a -3 day 100%

4036 CDC31-U515-02 Girl Doll stand C-Clip ( Duplicate ) Karmi 420H 3/27 4/21 4/14 4/15 5 4/12 4/14 a a -1 day 100%

3998 CDC31-Q507-01 Girl Doll stand base Prapta 420SS 3/19 4/21 4/14 4/15 48 3/27 4/2 a a -13 day 100%

4020 CDC31-Q503-01 Girl Leg Rt Lower Iwan 420SS 3/17 4/22 4/15 4/16 80 4/7 4/8 a a -8 day 100%

4047 CDM52-Q051-01 Earring Rt(change to 7T wait new No)Ipril P20 4/4 4/22 4/15 4/15 3 4/17 4/17 a a 2 day 80%

4044 CDM50-Q051-01 Earring Rt Karmi 420-SS 4/4 4/23 4/16 4/17 3 4/16 4/18 a a 1 day 90%

4030 CGH18-Q501-01 Piano belt w/ ¡°seat belt¡± buckle Dedy 420-SS 3/24 4/23 4/16 4/16 48 4/14 4/14 a a -2 day 100%

4037 Y9960-Q502-05 Elsa’s Tiara Waluyo 420-SS 3/29 4/24 4/17 4/18 48 4/19 4/21 a a 3 day 60%

4045 CDM51-U511-01 Earring Rt Waluyo 420-SS 4/2 4/24 4/17 4/17 5 4/18 4/20 a a 3 day 60%

4046 CDM51-U512-01 Doll Ring Prapta 420H 4/2 4/25 4/18 4/19 5 4/21 4/21 a a 2 day 80%

4048 CDM53-U513-01 Earring Rt Sakir P20 4/1 4/25 4/18 4/19 5 4/22 4/23 a a 4 day 20%

4038 Y9958-Q503-06 Anna’s Tiara Iwan 420H 3/29 4/26 4/19 4/20 48 4/18 4/22 a a 2 day 80%

NOTE Capacity Hours

FNC74 CNC Finish & Rough Total Hours

MAX65 CNC FinishVar

MAX65S CNC Finish

TOTAL 14 tools 74%

Capacity Hours = 22.5 hrs*6working days* 3 machine = 405 hrs

Schedule W/E : April 12, 2014

CNC STEELSch

Hours

Actual

Vendor In-house (Machine)

Job # Tool # Mold Name TM Material T/L Sch F/S Sch

Weekly Schedule Work Process

Weekly Schedule Adherence

405

455

-50

Friday, April 11, 2014

Saturday, April 12, 2014

Wednesday, April 09, 2014

Thursday, April 10, 2014

Monday, April 07, 2014

Tuesday, April 08, 2014

Var(days)

Progress

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Page 72: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

72

Tabel 5.2 Weekly Schedule CNC Electrode yang telah di revisi

We April 12, 2014 Spv Area Ram Rosena

PROCESS CNC Electrode Man Power 5 machine / 3 People

Work Group 3 Shift Cap hrs 675

Start Finish Start Finish

4032 CGH18-U511-01 Hair Clip Prapta 3/28 4/19 4/7 4/8 24 hrs 6 elect 4/6 4/8 48 hrs 0 day 100%

3996 CDC31-Q502-01 Girl Leg Lt Lower D.Boy 3/11 4/19 4/7 4/9 240 hrs 12 elect 3/26 3/28 56 hrs -12 day 100%

4023 CDC33-Q502-01 Chain Belt Sakir 3/13 4/21 4/8 4/10 48 hrs 10 elect 3/25 3/26 36 hrs -15 day 100%

4036 CDC31-U515-02 Girl Doll stand C-Clip ( Duplicate ) Karmi 3/27 4/21 4/8 4/9 24 hrs 16 elect 4/4 4/5 0 hrs -4 day 100%

3998 CDC31-Q507-01 Girl Doll stand base Prapta 3/19 4/21 4/9 4/10 108 hrs 10 elect 3/27 3/29 27 hrs -12 day 100%

4020 CDC31-Q503-01 Girl Leg Rt Lower Iwan 3/17 4/22 4/9 4/10 48 hrs 16 elect 3/28 4/5 182 hrs -5 day 100%

4047 CDM52-Q051-01 Earring Rt Ipril 4/4 4/22 4/10 4/11 10 hrs 8 elect 4/16 4/17 19 hrs 6 day 0%

4044 CDM50-Q051-01 Earring Rt Karmi 4/4 4/23 4/10 4/11 10 hrs 8 elect 4/10 4/10 19 hrs -1 day 100%

4030 CGH18-Q501-01 Piano belt w/ ¡°seat belt¡± buckle Dedy 3/24 4/23 4/10 4/11 24 hrs 2 elect 4/1 4/2 23 hrs -9 day 100%

4037 Y9960-Q502-05 Elsa’s Tiara Waluyo 3/29 4/24 4/11 4/12 24 hrs 2 elect 4/2 4/3 11 hrs -9 day 100%

4045 CDM51-U511-01 Earring Rt Waluyo 4/2 4/24 4/11 4/12 24 hrs 8 elect 4/11 4/11 21 hrs -1 day 100%

4046 CDM51-U512-01 Doll Ring Prapta 4/2 4/25 4/12 4/13 24 hrs 2 elect 4/4 4/4 15 hrs -9 day 100%

4048 CDM53-U513-01 Earring Rt Sakir 4/1 4/25 4/12 4/13 24 hrs 12 elect 4/5 4/6 40 hrs -7 day 100%

4038 Y9958-Q503-06 Anna’s Tiara Iwan 3/29 4/26 4/12 4/13 24 hrs 2 elect 4/14 4/15 12 hrs 2 day 80%

Capacity Hours 675 hrs 114 elect 509 hrs

Total Hours 656 hrs

Var 19 hrs

TOTAL 14 tools Weekly Schedule Adherence CNC Electrode

Capacity Hours = 22.5 hrs*6working days* 5 machine = 675 hrs

Schedule W/E : April 12, 2014

Monday, April 07, 2014

F/S SchCNC ELECT

Sch HoursTotal

Electrode

ACTUAL CNCJob # Tool # Mold Name TM T/L Sch

91%

Saturday, April 12, 2014

Act Hours

Var(days)

Progress

Weekly Schedule Work Process

Tuesday, April 08, 2014

Wednesday, April 09, 2014

Thursday, April 10, 2014

Friday, April 11, 2014

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Page 73: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

73

Tabel 5.3 Tabel Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada

work station CNC Steel setelah di revisi

WE 7-Jan 14-Jan 21-Jan 28-Jan 4-Feb 11-Feb 18-Feb 25-Feb 4-Mar 11-Mar 18-Mar 25-Mar

T-Cap 540 540 540 540 540 540 540 540 540 540 540 540

P-Cap 473.2 416.7 416.7 567.0 609.0 416.7 416.7 588.0 473.2 416.7 416.7 767.0

Loading 473 416 412 567 609 227 104 588 473 416 412 767

Over Time 54 0 0 54 54 0 0 54 54 0 0 54

Vendor 3 0 0 43 42 0 0 64 3 0 0 243

Var P-Cap IH 0 1 0 0 0 190 313 0 0 1 5 0

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah overtime yang dapat dilakukan

pada tiap minggu nya rata-rata hanya dapat dilakukan maksimal 3 jam per hari

karena harus sesuai dengan GMP (Global Manufacturing Principle) dari

Pemerintah. Sedangkan untuk hours pengerjaan di vendor juga dapat diketahui

pada tiap minggu nya berdasarkan Jadwal Produksi Induk yang sudah dibuat

disesuaikan dengan loading permintaan mold pada saat Tool Let, dimana total

hours pengerjaan oleh vendor adalah 399 jam pada quarter pertama.

Grafik 6

Grafik Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada work

station CNC Steel setelah di revisi

0

100

200

300

400

500

600

700

800

7-Jan 14-Jan 21-Jan 28-Jan 4-Feb 11-Feb 18-Feb 25-Feb 4-Mar 11-Mar 18-Mar 25-Mar

Loading T-Cap P-Cap

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Page 74: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

74

Tabel 5.4 Tabel Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada

work station CNC Electrode setelah di revisi

WE 7-Jan 14-Jan 21-Jan 28-Jan 4-Feb 11-Feb 18-Feb 25-Feb 4-Mar 11-Mar 18-Mar 25-Mar

T-Cap 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840 840

P-Cap 767 709 767 709 559 559 559 649 559 559 559 767

Loading 767 709 767 709 525 588 365 649 473 416 412 767

Over Time 54 54 54 54 54 29 0 54 0 0 0 54

Vendor 154 96 154 96 0 0 0 36 0 0 0 160

Var P-Cap IH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Grafik 7

Grafik Perbandingan Kapasitas Dibutuhkan & Kapasitas Tersedia pada work

station CNC Electrode setelah di revisi

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

07-Jan 14-Jan 21-Jan 28-Jan 04-Feb 11-Feb 18-Feb 25-Feb 04-Mar 11-Mar 18-Mar 25-Mar

Loading T-Cap P-Cap

Sumber: Data Dept X Tools Indonesia yang diolah kembali, 2014

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan rencana produksi

pada week ending 18 Februari, 4 Maret, 11 Maret, dan 18 Maret sedangkan

rencana produksi pada bulan lainnya cukup tinggi. Sehingga penyesuaian jumlah

unit produk dengan memindahkan profil beban kerja ke periode lebih awal atau

ke periode di belakangnya dapat dilakukan.

Page 75: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

75

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa yang menjadi

permasalahan pada Dept. X Tools Indonesia adalah:

1) Kurangnya kapasitas produksi yang dapat mendukung kebutuhan produksi

sesuai dengan jumlah permintaan dari PT. X Indonesia. Oleh sebab itu

perlu dilakukan perencanaan kapasitas produksi dengan menentukan work

centre mana yang mengalami kekurangan kapasitas produksi kemudian

melakukan perencanaan kapasitas pada work centre yang mengalami

kekurangan kapasitas tersebut. Apabila terjadi kekurangan kapasitas,

tentunya akan berakibat pada kekurangan pencapaian target produksi,

pengiriman produk ke konsumen terlambat dan kehilangan kepercayaan

sistem manajemen perusahaan karena perencanaan kapasitas memberikan

kontribusi bagi perusahaan untuk menentukan tingkat kapasitas yang

diperlukan dalam melakukan jadwal produksi yang berguna bagi

pencapaian target produksi.

2) Jadwal induk produksi dapat dengan mudah direalisasikan apabila

permintaan konsumen bersifat konstan, namun kenyataannya di

departemen X Tools Indonesia tak jarang mengalami fluktuasi permintaan

yang cenderung meningkat dan tidak stabil.

3) Perhitungan selisih kapasitas pada metode Rough Cut Capacity Planning

(RCCP) dengan pendekatan Capacity Planning Using Overall Factor

(CPOF) yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa selisih

kapasitas negatif terdapat pada kedua stasiun kerja. Oleh karena itu

penyesuaian perencanaan produksi perlu diperhitungkan pada kedua

stasiun kerja tersebut. Pada penyesuaian ini, pihak planning di dept. X

Tools Indonesia dapat melakukan penyesuaian jumlah unit produk dengan

Page 76: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

76

memindahkan profil beban kerja ke periode lebih awal atau ke periode di

belakangnya, kemampuan produksi untuk melakukan overtime juga dapat

digunakan sebagai salah satu cara untuk membantu kapasitas yang

dimiliki agar dapat memenuhi schedule yang telah ditetapkan pihak

planning tiap minggunya, selain itu cara lainnya adalah melakukan

pengiriman ke vendor terutama pada saat produksi sedang dalam masa

puncak (Peak Season) sehingga dapat mengurangi bottle neck di kedua

work station tersebut, sehingga proses lainnya menjadi tidak terhambat.

5.2 Saran

Suatu perusahaan akan mampu memberikan nilai terbaik kepada

pelanggannya apabila memiliki rencana produksi yang realistis yang berarti

bahwa output produksi direncanakan berdasarkan sumber daya potensial,

khususnya kapasitas produksi. Rencana produksi di Dept. X Tools Indonesiapada

awalnya disusun tanpa perencanaan kapasitas sehingga mengakibatkan jumlah

produksi tidak tercapai sebesar 23% dari yang telah direncanakan pada tahun

2013. Oleh karena itu, integrasi antara rencana produksi dan rencana kapasitas

perlu dilakukan agar diperoleh rencana produksi yang realistis.

Usulan alternatif keputusan terhadap rencana produksi dan kapasitas

produksi untuk mengatasi terjadinya kekurangan kapasitas pada Work Centre

CNC Steel dan CNC Electrode antara lain mengoreksi rencana produksi dengan

menyesuaikan jumlah unit produk antar periodesesuai dengan kapasitas tersedia.

Berdasarkan perhitungan RCCP didapatkan total selisih absolute kapasitas

yang melebihi planning capacity sehingga ada beberapa alternatif yang dapat

diambil untuk mengatasi kekurangan kapasitas pada Work Centre CNC Steel dan

CNC Electrode yaitu sebagai berikut:

1) Melakukan revisi JPI, pihak planning harus teliti dalam memperhitungkan

hasil perhitungan JPI revisi yang diperhitungkan sesuai dengan langkah –

langkah perhitungan dari metode metode Rough Cut Capacity Planning

(RCCP) yang digunakan.

Page 77: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

77

2) Mengoreksi rencana produksi dengan melakukan penyesuaian jumlah unit

produk dengan memindahkan profil beban kerja ke periode yang lebih

awal atau ke periode di belakangnya.

3) Pada saat Mold Release (Tool Let), pihak planning dapat membaginya ke

dalam beberapa minggu dengan menambah Lead Time dengan catatan

harus juga mempertimbangkan tanggal EP (Engineering Pilot) dari pihak

produksi (menyesuaikan jumlah unit produk antar periode).

4) Dengan menambah overtime per hari 3 jam (merupakan maksimal hours

yang ditetapkan dari GMP) Global Manufacturing Principles

5) Mengirim ke vendor untuk menyelesaikan sisa kelebihan kapasitas apabila

tidak ada penambahan mesin untuk masing-masing work station terutama

pada saat produksi sedang dalam masa puncak (Peak Season).

Page 78: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

78

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Buku

Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta,

Edisi Revisi, Penerbit PT.Rineka Cipta.

Evans, J.R., Anderson D.R., Sweeney D.J., dan Williams, T.A. (2007). Applied

Production and Operations Managemen, Second Edition. USA, Penerbit

West Publishing Company.

Fogarty, D.W., Blackstone, J.H., Hoffman, T.R.(2001). Production & Inventory

Management.Ohio, Penerbit South-Western Publishing Co.

Gaspersz, Vincent. (2004). Production Planning And Inventory Control. Jakarta,

Penerbit PT.GramediaPustaka Utama.

Hafidhuddin Didin dan Hendri Tanjung (2003).Manajemen Syariah dalam

Praktik.Jakarta, Penerbit Gema Insani Press.

Heizer, Jay dan Barry Render.(2001). Prinsip-prinsip Manajemen

Operasi.Jakarta,Penerbit Penerbit Salemba Empat.

Heizer, Jay dan Barry Render.(2006). Operations Management, Edisi 7 Jilid

2.Jakarta, Penerbit Salemba Empat.

Iqbal Hasan(2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya.Jakarta,Penerbit Ghalia Indonesia.

Sangjadi, Etta Mamang, dan Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian –

Pendekatan Praktis dalam Penelitian.Yogyakarta,Penerbit Graha Ilmu.

Siswanto.(2005). Pengantar Manajemen, Edisi 13 Jilid 1. Jakarta,Penerbit PT.

Bumi Aksara.

Wignjosoebroto, Sritomo. (2000).Teknik Analisis untuk Peningkatan

Produktivitas Kerja.Surabaya,Guna Widya.

Zulian Yamit. (2003). Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 2

Yogyakarta,Penerbit Ekonisia.

Page 79: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

79

Jurnal dan Skripsi

David Hartanto, Dini Wahyuni & Ikhsan Siregar (2013).Perencanaan Produksi

Dan Kapasitas Jangka Menengah Pada PT X,Jurnal Manajemen,

Universitas Jayabaya. Diakses 20 Juni, 2014 dari

http://repository.widyatama.ac.id/handle/10364 /

Fetry Nidia Irawati (2010). Perencanaan Kapasitas Produksi DenganMetode

Rough Cut Capacity Planning (RCCP) Di PT. Lotus Indah Textile

Industries Surabaya, Tesis S1 Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”,Program Studi Teknik Industri.Diakses 23 Juni, 2014 dari

http://eprints.upnjatim.ac.id/3962/

Ira Rumiris Hutagalung, A. Jabbar M. Rambe & Nazlina (2013).Perencanaan

Kebutuhan Kapasitas Produksi Pada PT XYZ, Jurnal Teknik Industri,

Universitas Sumatera Utara, Diakses 28 Juni, 2014 dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38270/

Lina Esti Ayuningtyas (2006). Penerapan Fungsi Perencanaan Untuk

Meningkatkan Produksi Usaha Mebel (Studi Kasus Pada Usaha Mebel

Karya Malang, Tesis S1 Universitas Islam Negeri Malang , Program

Studi Manajemen. Diakses 15 Juni, 2014 dari

http://eprints.upnjatim.ac.id/1706/

Daftar Web

Implementasi Master Production Schedule, diakses pada 10 Juni 2014 dari:

http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/bab1-3.pdf

Metode Rough Cut Capacity Planning, diakses pada 10Juni 2014 dari:

http://ti.unikom.ac.id/rough-cut-capacity-planning-rccp/

Perencanaan Kapasitas Produksi, diakses pada 12Juni 2014 dari:

www.slideshare.net/yhamysunny/perencanaan-kapasitas-16069688

Penentuan Kapasitas Produksi, diakses pada 18 Juni 2014 dari:

http://blog.ub.ac.id/.../makalah-pengantar-agroindustri-penentuan-

kapasitas- produksi/

Strategi Proses dan Perencanaan Kapasitas, diakses pada 12 Juni 2014 dari:

http://alimudasimanjuntak.blogspot.com/strategi-proses-dan-

perencanaan.html /

Page 80: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

80

LAMPIRAN

Proses Pembuatan Mold Di Departemen X Tools Indonesia

Page 81: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

81

Type Mini Mold

Type Mold MUM

Type Mold Conventional

Page 82: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

82

Tabel kapasitas yang tersedia pada work station CNC Steel

CNC STEEL MUM MINI MOLD

Tonnage 120 100 80 40-50 23 7

Standard Finishing Est 96 96 80 48 5 3

TOTAL Flowchart hours 96.0 96.0 80.0 48.0 5 3.0

FINISHING Insert 48 48 48 34.00 4.00 2.00

FINISHING Slider 20 20 16 12 1 1

Actual Hours 68.0 68.0 64.0 46.0 5.0 3.0

Efficiency 141% 141% 125% 104% 100% 100%

Standard X Tools Hours 44.0 44.0 22.0 44.0 12.0 0.0

In Efficiency Quality Downtime

Loss time -19% 2% 1%

T Cap P Cap Machine:

# mesin 3 3 Max 65 , Max 65s , FNC 76

Working hours /day 24 20 Downtime MC 10%

Days / week 6 6

Loss -16%

CNC STEEL 432.0 416.2

CONVENTIONAL

Tabel kapasitas yang tersedia pada work station CNC Electrode

CNC ELECTRODEMUM MINI MOLD

120 100 80 40-50 23 7

Standard ROUGHING + FINISHING

TOTAL Flowchart hours 240.0 240.0 108.0 122.0 24.0 10.0

ROUGH + FINISH 210.00 291.20 131.04 148.03 29.12 12.13

No of ELECT 70.00 46.00 72.00 16.00 16.00 8.00

SETTING CUTTER

SETTING ELECT

CUTTING ELECT & MOUNT

Actual Hours 210.0 291.2 131.0 148.0 29.1 12.1

Efficiency 114% 82% 82% 82% 82% 82%

Standard X Tools Hours 44.0 44.0 22.0 44.0 12.0 0.0

In Efficiency Quality Downtime

Loss time 12% 2% 1%

T Cap P Cap Machine:

# mesin 5 5 KEA1, KEA2, KE551, KE552, SNC64

Working hours /day 24 22 Downtime MC 10%

Days / week 7 6

Loss 15%

CNC ELECTRODE 840.0 559.2

CONVENTIONAL

Page 83: PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI …

83

Standart Matrix Hours

CodeMC

Tonnage MB DIM Jenis Mold Category

Type Of

Tools

CNC

ELECTRODE

CNC STEEL

FINISHING

1 1A 7 Mini Mold Flat PL Accessories 10 3

2 1B 7 Contour PL Accessories 10 3

1 2A 23 MUM SOFT Slide Accessories 24 5

2 2B 23 Non Slide Accessories 24 5

1 3A 40-50 420H / P20 SOFT Non Slide Body Parts 108 20

2 3B 40-50 1 - 4 Slide Accessories 24 48

3 3C 40-50 1- 6 Slide Accessories 50 48

4 4A 40-50 420ss HARD Non Slide Body Parts 122 20

5 4B 40-50 1 - 4 Slide Accessories 24 48

6 4C 40-50 1- 6 Slide Accessories 50 48

1 5A 80T 420H/P20 SOFT Non Slide Body Parts 108 40

2 5B 80T 1 - 4 Slide Accessories 48 56

4 5C 80T 420SS HARD Non Slide Body Parts 108 48

5 5D 80T 1 - 4 Slide Accessories 100 80

1 6A 100 T 420H/P20 SOFT Non Slide Body Parts 240 88

2 6B 100 T 1 - 4 Slide Accessories 48 56

3 6C 100 T 420SS HARD Non Slide Body Parts 240 96

4 6D 100 T 1 - 4 Slide Accessories 48 56

1 7A 120 T 420H/P20 SOFT Non Slide Body Parts 240 88

2 7B 120 T 1 - 4 Slide Accessories 48 56

3 7C 120 T 420SS HARD Non Slide Body Parts 240 96

4 7D 120 T 1 - 4 Slide Accessories 48 80