analisis perencanaan dan pengendalian produksi terhadap

49
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP PANEL BACK DOOR OUTER STUDI KASUS PADA PT. XXX Oleh : Wawan Irwanto NIM. 004201000159 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Strata Satu pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2015

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

PRODUKSI TERHADAP PANEL BACK DOOR OUTER

STUDI KASUS PADA PT. XXX

Oleh :

Wawan Irwanto

NIM. 004201000159

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik

Mencapai Gelar Strata Satu

pada Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Industri

2015

Page 2: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

ABSTRAK

Panel back door outer adalah komponen otomotif yang diproduksi oleh PT. XXX

untuk pelanggan PT. XYZ. Komponen ini diaplikasikan sebagai pintu belakang

mobil Xenia-Avanza. Panel back door outer merupakan produk utama dengan

tingkat volume permintaan pelanggan yang sangat tinggi disetiap bulannya,

sehingga sangat penting target permintaan pelanggan dapat dipenuhi oleh

perusahaan. Bagaimanapun setiap permintaan mengandung unsur ketidakpastian,

untuk itu diperlukan suatu metode peramalan yang akurat agar target penjualan

bisa tercapai. Disisi lain kapasitas sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan

perlu menjadi pertimbangan dan saling melengkapi dengan peramalan tersebut

sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat waktu

dan tidak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Saat ini

perusahaan tidak memiliki mekanisme peramalan yang baik dan tidak

mempertimbangkan kapasitas produksi yang ada sehingga perusahaan banyak

kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Untuk mengatasi

masalah ini maka perlu dibuatkan perencanaan dan pengendalian terhadap produk

Panel back door outer yang akan produksi untuk memenuhi permintaan

pelanggan yang disesuaikan dengan kapasitas produksi perusahaan. Dengan

adanya perbaikan yang dilakukan dalam analisis ini maka didapatkan peningkatan

kapasitas produksi dari 88.425 unit menjadi 99.325 unit terdapat kenaikan sebasar

12,3% yaitu 10.900 unit dan total biaya produksi dari Rp. 89.764.738 menjadi Rp.

85.807.045 ada penurunan biaya 4,41% sebesar Rp. 3.957.693.

Kata kunci : Peramalan, Regresi Linier, Kapasitas Produksi, Perencanaan

Produksi, Metode Transportasi, Biaya Produksi.

Page 3: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

PT. XXX adalah anak perusahaan dari Sumitomo group yang bergerak dalam

bidang otomotif yang memproduksi produk panel back door outer. Produk ini

diaplikasikan untuk pintu mobil bagian belakang xenia / avanza. Panel back door

outer merupakan produk utama dengan tingkat volume permintaan pelanggan

yang sangat tinggi disetiap bulannya. Permintaan tertinggi sering terjadi pada awal

tahun dimana pada awal tahun biasanya kapasitas produksi pada jam kerja normal

tidak mencukupi, sehingga perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan

pelanggan secara tepat waktu, dalam hal ini perlu diadakannya perencanaan dan

pengendalian dalam menentukan jumlah persediaan yang sesuai dengan

peramalan permintaan, agar perusahaan tidak mengalami kerugian yang

disebabkan oleh rasa kecewa terhadap pelayanan yang diberikan.

Berdasarkan data permintaan aktual 5 tahun terakhir terlihat permintaan yang

meningkat secara signifikan yaitu diawal periode setiap tahunnya dan cenderung

meningkat dari tahun ke tahun walaupun jika dilihat dari pola penjualan

perbulannya cenderung menurun. Peramalan perusahaan yang kurang tepat juga

berpengaruh terhadap rencana produksi yaitu pada saat permintaan meningkat

perusahaan tidak mampu untuk memenuhi permintaan pelanggan sehingga

perusahaan kehilangan penjualannya untuk mendapatkan keuntungan. Pada tahun

lalu perusahaan mengalami kehilangan penjualannya karenan tidak mampu untuk

memenuhi permintaan pelanggan dimana terdapat permintaan 107.712 unit tetapi

hanya terpenuhi 105.350 unit sehingga terjadi lost sale 2,2% atau sebesar 2.362

unit hal ini tentunya mengurangi pendapatan perusahaan.

Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan kegiatan yang sangat penting

dari seluruh kegiatan produksi suatu perusahaan, maka jika perencanaan

produksinya kurang tepat akan mengakibatkan tingginya biaya produksi karena

perusahaan menerapkan strategi lembur dan subcon untuk menutupi kekurangan

Page 4: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

2

permintaan pelanggan, padahal masih terdapat kapasitas yang tersedia yang dapat

dimanfaatkan untuk berproduksi pada jam kerja normal, untuk kapasitas produksi

jam kerja normal yang seharusnya 100% ini hanya terpakai 81% berarti ada 19%

lagi yang tidak terpakai yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya down

time mesin, reject, dan efisiensi loss oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan

dalam perencanaan dan pengendalian produksi agar didapat perencanaan produksi

yang memaksimalkan penggunaan kapasitas yang ada dalam perusahaan dengan

total biaya yang rendah dan dapat memenuhi permintaan pelanggan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan bahwa permasalahan dalam

penelitian ini adalah :

Bagaimana merencanakan dan mengendalikan produksi panel back door outer

untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan total biaya produksi yang

minimum di PT XXX ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Memperbaiki perencanaan dan pengendalian produksi panel back door

outer dengan mempertimbangkan peramalan dan kapasitas produksi.

2. Melakukan perbaikan untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan

profit perusahaan.

1.4. Batasan Masalah

Agar penelitian ini memberikan hasil yang jelas dan terarah maksud dan

tujuannya sesuai dengan tujuan penelitian diatas maka akan dilakukan batasan

terhadap perumusan masalah diatas, batasan - batasannya adalah sebagai berikut :

1. Produk yang diteliti hanya satu jenis yaitu panel back door outer

2. Produk yang diteliti mempunyai ketebalan 0,60 mm.

3. Faktor produksi yang dilibatkan adalah material, mesin, dan tenaga kerja.

4. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2014 sampai Desember 2014.

Page 5: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

3

1.5. Asumsi

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa asumsi yaitu sebagai berikut :

1. Karyawan mempunyai kemampuan (skill) yang sama.

2. Tidak boleh ada lost sales.

3. Proses produksi berjalan normal dengan tidak adanya masalah.

4. Kapasitas produksi disamaratakan.

1.6. Sistematika Penulisan

Dengan tujuan agar skripsi ini dapat lebih mudah dan jelas dalam membahas serta

menganalisa permasalahan yang menjadi topik utamanya, maka skripsi ini disusun

berdasarkan suatu sistematika penulisan skripsi penelitian ini yang secara garis

besar mencakup lima bab, yaitu :

Bab I Pendahuluan

Bab pertama menjelaskan tentang pendahuluan yang berisi latar

belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan

masalah, asumsi, dan sistematika penulisan.

Bab II Studi Pustaka

Bab kedua menjelaskan tentang landasan teori yang di gunakan

dalam penelitian yaitu pengertian perencanaan dan pengendalian

produksi, serta studi lainnya yang digunakan dalam penelitian..

Bab III Metodologi Penelitian

Bab ketiga menjelaskan tentang metodologi penelitian yang berisi

tentang jenis dan sumber data, pengolahan data, serta metode

analisa yang di lakukan dalam penelitian.

Bab IV Data dan Analisis

Bab keempat menjelaskan tentang hasil penelitian menggunakan

metode yang di uraikan pada bab ketiga serta pembahasan yang

dilakukan dalam penelitian.

Bab V Simpulan dan Saran

Bab kelima adalah bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran

terhadap analisis yang dibuat pada bab keempat yang di peroleh

dari hasil penelitian yang di lakukan.

Page 6: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Peramalan produksi

Dalam pengambilan keputusan kita seringkali membutuhkan jenis peramalan

tertentu, seperti seorang akuntan membutuhkan peramalan akan biaya dan

pendapatan untuk perencanaan pajak, dan manager personalia membutuhkan

peramalan dalam perekrutan karyawan. Begitu pula dengan bagian produksi

membutuhkan teknik peramalan untuk perencanaan kapasitas akan tingkat

inventori. Peramalan produksi juga dapat mengukur perubahan demand menjelang

lead time sehingga dapat membantu menentukan jumlah safety stock dan menekan

biaya inventori.

Peramalan selalu salah, sehingga meramalkan produksi dengan metode apapun

akan selalu mengandung error. Oleh sebab itu, kita menggunakan beberapa

metode dan teknik peramalan dalam peramalan produksi untuk memperoleh nilai

error terkecil yang menunjukkan keakuratan peramalan kita lebih tinggi .

2.2. Pengertian Peramalan

Peramalan adalah kegiatan fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan penjualan

dan penggunaan produk sehingga produk tersebut dapat dibuat dalam jumlah yang

tepat. Dengan demikian peramalan dapat diartikan sebagai perkiraan atau estimasi

volume permintaan suatu produk untuk periode yang akan datang berdasarkan

data penjualan dimasa lampau yang dianalisis dengan berbagai metode tertentu.

(Hari Purnomo, 2004).

2.2.1. Peramalan Berdasarkan Jangka Waktu

Peramalan yang diterapkan dalam perusahaan tentunya berbeda – beda sesuai

dengan kondisi perusahaan pada saat itu sehingga peramalan dapat dibedakan

berdasarkan jangka waktunya, diantaranya adalah :

1. Peramalan jangka pendek biasanya kurang dari satu tahun yang digunakan

untuk peramalan rencana pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga

kerja dan tingkat produksi.

Page 7: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

5

2. Peramalan jangka menengah biasanya tiga bulan sampai tiga tahun yang

digunakan untuk perencanaan penjualan, perencanaan dan penganggaran

produksi dan menganalisis berbagai rencana produksi.

3. Peramalan jangka panjang biasanya tiga tahun atau lebih yang digunakan

untuk merencanakan produk baru, penganggaran modal, lokasi fasilitas

atau ekspansi dan penelitian serta pengembangan.

2.2.2. Peramalan Berdasarkan Metode

Peramalan yang dilakukan oleh seorang peramal dalam memprediksi kebutuhan

dimasa yang akan datang biasanya menggunakan beberapa metode, diantaranya

adalah :

1. Metode kuantitatif, metode kuantitatif adalah metode peramalan yang

berdasarkan atas data kuantitatif atau model matematis dari data masa lalu.

Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang

dipergunakan dalam peramalan tersebut. Contohnya : menggunakan

berbagai model matematis atau metode statistik dan data historis serta

variabel-variabel kausal untuk meramalkan permintaan.

2. Metode kualitatif, metode kualitatif adalah metode yang menganalisis

kondisi dengan apa adanya atau peramalan berdasarkan atas data kualitatif

pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tegantung pada orang

yang menyusunnya. Contohnya : menggunakan intuisi, pengalaman

pribadi dan berdasarkan pendapat (judment) dari yang melakukan

peramalan.

2.2.3. Empat Pola Data Masa Lalu

Data peramalan pada masa lampau dapat memberikan pola pergerakan atau

pertumbuhan permintaan pasar sehingga peramalan harus mendasarkan

analisisnya pada pola data yang ada. Empat pola data yang sering muncul dalam

peramalan.

1. Pola Data Horizontal

Pola ini terjadi bila permintaan dari pelanggan stabil disetiap periodenya

tidak meningkat dan menurun sehingga pola datanya datar atau disekitar

Page 8: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

6

rata – rata. Struktur datanya dapat digambarkan pada gambar 2.1 sebagai

berikut :

Gambar 2.1 Grafik Pola Data Horizontal

2. Pola Data Musiman

Pola ini terjadi bila permintaan dari pelanggan dipengaruhi oleh faktor

musiman baik dipengaruhi oleh iklim, tradisi, ataupun rutinitas yang lain

selama kuartal dalam periode tertentu sehingga pola datanya akan

berfluktuasi dalam pola tertentu dan terus berulang, contohnya permintaan

terhadap produk pakaian. Struktur datanya dapat digambarkan pada

gambar 2.2 sebagai berikut :

Gambar 2.2 Grafik Pola Data Musiman

3. Pola Data Siklis

Pola ini terjadi bila permintaan dari pelanggan dipengaruhi oleh faktor

lingkungan yang kompleks seperti kondisi sosial-ekonomi sehingga

99.299.499.699.8100

100.2100.4100.6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pola Data Horizontal

Data

85

90

95

100

105

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pola Data Musiman

Data

Page 9: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

7

penyimpangan yang mungkin akan terjadi merupakan resiko siklus bisnis

yang ada. Struktur datanya dapat digambarkan pada gambar 2.3 sebagai

berikut :

Gambar 2.3 Grafik Pola Data Siklis

4. Pola Data Trend

Pola ini terjadi bila permintaan dari pelanggan menunjukan arah

kecenderungan (trend) bahwa kebutuhan terhadap hasil kegiatan kerja

(produksi) dalam jangka waktu mendatang akan naik atau menurun.

Struktur datanya dapat digambarkan pada gambar 2.4 sebagai berikut :

Gambar 2.4 Grafik Pola Data Trend

96.6

96.8

97

97.2

97.4

97.6

97.8

98

98.2

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Pola Data Siklis

Data

90

92

94

96

98

100

102

104

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Pola Data Trend

Data

Page 10: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

8

2.2.4. Metode Peramalan Kuantitatif

Metode peramalan kuantitatif menggunakan berbagai model matematis atau

metode statistik dan data historis atau variabel-variabel kausal untuk meramalkan

permintaan. Metode peramalan kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua

jenis, seperti yang terlihat pada gambar 2.5 sebagai berikut :

Gambar 2.5 Skema Jenis – Jenis Peramalan

2.3. Metode Time Series

Metode deret waktu yaitu metode yang didasarkan atas penggunaan analisa pola

hubungan antar variabel yang diperkirakan dengan variabel waktu. Metode time

series dipergunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi

dari waktu.

2.3.1. Regresi Linier

Regresi linier merupakan prosedur statistikal yang paling banyak digunakan

sebagai metode peramalan, karena relatif lebih mudah dipahami dan hasil

peramalan dengan metode ini lebih akurat dalam berbagai situasi, penggunaan

metode ini didasarkan kepada variabel yang ada dan yang akan mempengaruhi

hasil peramalan. Hal-hal yang perlu diketahui sebelum melakukan peramalan

dengan metode regresi adalah mengetahui terlebih dahulu kondisi-kondisi seperti :

1. Adanya informasi masa lalu.

2. Informasi yang ada dibuatkan dalam bentuk data (dikuantitatifkan).

3. Diasumsikan bahwa pola data yang ada dari data masa lalu akan

berkelanjutan dimasa yang akan datang.

Page 11: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

9

Persamaan regresi linier dapat dinyatakan sebagai berikut :

Rumusnya : Ŷ = a + b.x (2-1)

Nilai a a = Σ Yi – b Σ xi (2-2)

n n

Nilai b b = n Σ xi yi – ((Σxi)(Σyi)) (2-3)

nΣxi2–(Σxi)

2

Dimana :

Ŷ = perkiraan permintaan

X = variabel bebas yang mempengaruhi Ŷ

a = nilai tetap y bila x = 0 berpotongan dengan sumbu y

b = kemiringan persamaan garis regresi

2.3.2. Moving Average

MA adalah suatu metode peramalan yang mangunakan rata-rata periode terakhir

untuk meramalkan periode berikutnya.

Rumusnya : MAn periode = ∑ ( permintaan dalam n periode sebelumnya ) (2-4)

N

Dimana :

N = banyaknya periode dalam rata-rata bergerak

MAn = ∑ ( Y dalam n periode sebelumnya )

2.3.3. Weight Moving Averages

WMA adalah metode yang menggunakan sejumlah data aktual permintaan yang

baru untuk membangkitkan nilai ramalan untuk permintaan dimasa yang akan

datang. Rumusnya : WMAn =

∑ (pembobot untuk periode n) x (permintaan aktual dalam periode n) (2-5)

∑ (pembobot)

Tabel 2.1 Pembobot WMA

Periode Bobot yang diberikan

1 bulan lalu 3

2 bulan lalu 2

3 bulan lalu 1

JUMLAH 6

Page 12: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

10

2.3.4. Exponential Smoothing

ES adalah metode peramalan dengan menambahkan parameter alpha dalam

modelnya untuk mengurangi faktor kerandoman, metode ini banyak mengurangi

masalah penyimpangan data, karena tidak perlu lagi menyimpan semua data

historis. permasalahan umum yang dihadapai apabila menggunakan model ini

adalah memilih konstanta pemulusan (α) yang di perkirakan tepat. Nilai konstanta

pemulusan dipilih diantara 0 dan 1 karena berlaku 0 < α < 1.

Rumusya : Ŷt= Ŷt-1 + α (Yt-1 - Ŷt-1) (2-6)

Dimana:

Ŷt = Nilai ramalan untuk periode waktu ke-t

Ŷt-1 = Nilai ramalan untuk satu periode waktu yang lalu, t-1

Yt-1 = Nilai permintaan aktual untuk satu periode waktu yang lalu, t-1

α = Konstanta pemulusan (smoothing constant), nilai α adalah 0<α<1

Pemilihan besar kecilnya nilai α ini ditentukan oleh fluktuasi data. Jika

fluktuasinya kecil, angka yang dipilih mendektai 0 (nol), jika flukasinya besar,

maka angka yang dipilih sebaiknya mendekati 1.

2.4. Metode Kausal

Metode kausal ini mengasumsikan variabel yang diramalkan menunjukkan

adanya hubungan sebab akibat dengan satu atau beberapa variabel bebas

(independent variable).

2.5. Ukuran Akurasi Peramalan / Menghitung Kesalahan Peramalan

Peramalan tidak mungkin hasilnya sama seperti data sebelumnya maka perlu

dilakukan validasi menggunakan beberapa indikator. Indikator-indikator yang

umum digunakan untuk memvalidasi hasil peramalan tersebut adalah rata-rata

penyimpangan absolute (Mean Absolute Deviation), validasi peramalan (Tracking

Signal), ukuran eror fungsi peramalan (Standard Error of Estimate), rata-rata

kuadrat terkecil (Mean Square Error), rata-rata persentase kesalahan absolute

(Mean Absolute Percentage Error).

Page 13: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

11

2.5.1. MAD (Mean Absolute Deviation)

MAD adalah nilai yang dihitung dengan mengambil jumlah nilai absolut dari

setiap kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data (n). MAD dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

MAD = ∑(absolute dari forecast errors) (2-7)

atau n

MAD = ∑ |aktual – peramalan| (2-8)

n

2.5.2. TS (Tracking Signal)

TS adalah suatu ukuran bagaimana baiknya suatu peramalan memperkirakan nilai-

nilai aktual. TS dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Tracking Signal = (2-9)

Dimana RSFE adalah kumulatif error, Tracking signal yang positif menunjukan

bahwa nilai aktual permintaan lebih besar daripada ramalan, sedangkan tracking

signal yang negatif nilai aktual permintaan lebih kecil daripada ramalan. Tracking

signal disebut baik jika memiliki nilai RSFE yang rendah, dan mempunyai positif

error yang sama banyak atau seimbang negatif error, sehingga pusat dari tracking

signal mendekati nol. Tracking signal yang telah dihitung dapat dibuat peta

kontrol untuk melihat kelayakan data didalam batas kontrol atas dan batas kontrol

bawah.

2.5.3. SEE (Standard Error of Estimate)

SEE adalah ukuran fungsi error peramalan, SEE dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

SEE = ` (2-10)

RSFE

MAD

Page 14: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

12

2.5.4. MSE (Mean Square Error)

Metode ini mengontrol kesalahan peramalan yang besar karena kesalahan yang

dikuadratkan, metode evaluasi ini digunakan untuk metode peramalan dengan

mengkuadratkan kesalahan dalam peramalan lalu dibagi dengan banyaknya

jumlah data aktual, MSE dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

MSE = ∑(Kesalahan Peramalan) ² (2-11)

n

2.5.5. MAPE (Mean Absolute Percentage Error)

Rata – rata persentasi kesalahan absolut merupakan ukuran kesalahan relatif,

MAPE menyatakan persentasi kesalahan hasil peramalan terhadap data

permintaan aktual selama periode tertentu yang akan memberikan informasi

persentasi kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah. MAPE dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

MAPE = ∑((Deviasi absolute / nilai aktual) x 100) (2-12)

n

2.6. Rencana Produksi

Sebelum melakukan kegiatan produksi perusahaan membutuhkan suatu

perencanaan agar sumber daya yang tersedia selalu mampu untuk memenuhi

kebutuhan. Tanpa suatu perencanaan yang matang, perusahaan tidak akan mampu

menyerap fluktuasi demand yang terjadi sehingga cenderung terjadi penumpukan

di gudang atau lost sales yang merugikan perusahaan.

Untuk menghindarinya maka perlu dibuat rencana item per item yang banyak

memakan waktu, maka setiap item dari family yang sama diagregasikan terlebih

dahulu untuk menyusun rencana produksi agregatnya. Suatu rencana produksi

agregat akan menentukan tingkat tenaga kerja yang dibutuhkan, overtime, subcon,

dan tingkat inventory dengan fungsi objektif untuk meminimasi biaya produksi.

Perencanaan aggregat bertujuan untuk membuat perencanaan produksi dalam

memenuhi permintaan (demand) berdasarkan kapasitas produksi. Perencanaan

Page 15: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

13

produksi secara sederhana bisa dibuat manakala laju permintaan cenderung tetap,

tidak berfluktuasi atau konstan. Demikian pula waktu untuk melaksanakan

kegiatan produksi cukup fleksibel dalam memenuhi permintaan tersebut, namun

kondisi semacam ini justru jarang dijumpai. Umumnya permintaan cenderung

berfluktuasi, naik-turun dan tidak tetap dari satu waktu ke waktu yang lain. Selain

itu perencanaan juga bisa dibuat berdasarkan periode waktu yang ingin dicakup,

seperti :

1. Perencanaan jangka panjang (long term planning) yang biasanya

diaplikasikan untuk hal-hal yang bersifat strategis.

2. Perencanaan jangka menengah (medium term or aggregate planning) yang

biasanya diaplikasikan untuk periode waktu 1 tahunan.

3. Perencanaan jangka pendek (short term planning) yang biasanya

diaplikasikan untuk aktivitas operasional yang bersifat taktikal.

2.7. Pengertian Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi merupakan salah satu rencana kegiatan dalam jangka waktu

menengah yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi permintaan. Tujuan perencanaan produksi adalah menyusun rencana

produksi secara keseluruhan sehingga dapat memenuhi permintaan dengan

menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia dengan biaya minimal.

2.8. Strategi Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang harus

diproduksi dengan berdasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang ada,

Perencanaan produksi dipengaruhi oleh persediaan, laju produksi, jumlah tenaga

kerja, kapasitas, atau variabel yang lainnya. Jika perubahan yang dilakukan

terehadap satu variabel yang menyebabkan perubahan laju produksi maka disebut

sebagai strategi murni (Pure Strategy), sebaliknya strategi gabungan (Mixed

Strategy) merupakan gabungan perubahan dua atau lebih dari strategi murni

sehingga diperoleh suatu perencanaan produksi yang fleksibel.

Page 16: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

14

2.8.1. Strategi Perencanaan secara Murni (Pure Strategy)

Dikatakan pure strategy, jika perubahan yang dilakukan terhadap suatu variabel

mengalami perubahan laju produksi. Beberapa metode yang ada dalam strategi

murni yaitu:

a. Mengendalikan jumlah persediaan.

Pengadaan persediaan dapat dilakukan pada saat kapasitas produksi

dibawah permintaan dan persediaan ini digunakan pada saat berada diatas

kapasitas produksi.

b. Mengendalikan jumlah tenaga kerja.

Perubahan tenaga kerja dapat dilakukan sesuai dengan laju produksi yang

diinginkan (tenaga kerja dapat dikurangi atau ditambahkan).

c. Sub kontrak.

Sub kontrak diperlukan untuk menaikan kapasitas produksi perusahaan

pada saat perusahaan dalam keadaan sibuk sehingga perusahaan tidak

mampu untuk memenuhi permintaan pelanggan maka perusahaan dapat

melakukan sub kontrak yang bersifat jangka pendek.

d. Mempengaruhi demand.

Karena perubahaan permintaan merupakan faktor utama dalam masalah

perencanaan agregat, maka pihak perusahaan perlu melakukan tindakan,

misalnya pemberian potongan harga, pemberian hadiah atau pemberian

layanan khusus.

2.8.2. Strategi Perencanaan secara Gabungan (Mixed Strategy)

Dikatakan mixed strategy, jika perubahaan yang dilakukan lebih dari satu variabel

dan mempengaruhi laju produksi. Beberapa metode yang ada dalam strategi

gabungan yaitu :

a. Strategi perburuan (chase strategy)

Sebuah strategi perburuan ialah strategi yang mencoba untuk mencapai

tingkat output disetiap periode untuk memenuhi prediksi permintaan dari

pelanggan. Sebagai contoh seorang manager produksi dapat

mengendalikan tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau

memberhentikan karyawan dan dapat memvariasikan produksi dengan

waktu lembur, karyawan paruh waktu atau sub kontrak.

Page 17: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

15

b. Strategi penjadwalan bertingkat (level-scheduling strategy)

Sebuah rencana agregat dimana produksi harian tetap sama dari periode ke

periode selanjutnya. Sebagai contoh perusahaan Toyota dan Nissan

mempertahankan tingkat produksi pada tingkatan yang seragam dan

mungkin membiarkan persediaan barang jadi naik turun untuk menopang

perbedaaan permintaan dari pelanggan. Penjadwalan bertingkat akan

bekerja lebih baik ketika permintaan stabil.

2.9. Biaya yang Terlibat Dalam Perencanaan Produksi

Biaya-biaya yang terlibat dalam perencanaan produksi antara lain :

a. Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja)

Biaya untuk mempekerjakan tenaga kerja baru, dimana biaya ini timbul

ketika adanya penambahan tenaga kerja dari mulai pasang iklan, proses,

seleksi sampai ke tahap training.

b. Firing Cost (biaya pemberhentian tenaga kerja)

Biaya untuk memberhentikan tenaga kerja, dimana biaya ini timbul ketika

ada pemberhentian tenaga kerja yang disebabkan karena rendahnya

permintaan terhadap produk yang dihasilkan, sehingga tingkat produksi

menurun yang mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang

pesangon bagi karyawan yang di PHK.

c. Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya persediaan dan biaya

kehabisan persediaan)

Biaya penyimpanan adalah biaya satu unit dalam inventori untuk satu

periode waktu dan biaya ketika kehabisan persediaan, dimana biaya ini

timbul ketika persediaan menumpuk digudang yang digunakan untuk

mengantisipasi timbulnya kenaikan permintaan pada waktu tertentu tetapi

akibat dari kebijakan ini perusahaan akan mengeluarkan biaya

penyimpanan terhadap persediaan yang ada digudang berupa biaya

tertahannya modal, kerusakan material, biaya sewa gedung, asuransi, dan

pajak. Biaya kehabisan persediaan dapat dihitung dari berapa barang yang

diminta yang tidak tersedia, kekecewaan pelanggan karena tidak

tersedianya barang yang diinginkan akan dihitung sebagai kerugian bagi

Page 18: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

16

perusahaan, dimana kerugian tersebut dinyatakan dalam biaya kehabisan

persediaan dan biaya kehabisan persediaan ini sama nilainya dengan biaya

pemesanan kembali bila pelanggan masih bersedia menunggu.

d. Sub contract Cost (biaya sub kontrak)

Biaya pembelian dari sebuah subkontrak, dimana biaya ini timbul ketika

permintaan melebihi kemampuan kapasitas perusahaan dalam berproduksi,

dan biasanya perusahaan mengsubkontrakan kelebihan permintaan dari

pelanggan yang tidak bisa ditangani oleh perusahaan untuk memenuhi

permintaan pelanggan, akibat dari kebijakan ini adalah timbulnya biaya

subkontrak, dimana biasanya biaya ini jauh lebih mahal dibanding dengan

memproduksi sendiri.

e. Overtime Cost (biaya jam kerja lembur)

Biaya lembur untuk menambah jam kerja, dimana biaya ini timbul ketika

adanya permintaan dari pelanggan yang meningkat dan kapasitas produksi

perusahaan tidak mencukupi sehingga perlu ditambah jam kerja untuk

menghasilkan output produksi yang maksimal, biasanya perusahaan

melakukan jam kerja tambahan atau lembur kepada karyawan untuk

memenuhi kekurangan permintaan yang tidak mencukupi, sehingga

dengan kebijakan ini timbulah biaya lembur, dimana biaya ini lebih mahal

dibanding dengan biaya jam kerja normal karena dengan menerapkan ini

perusahaan akan membayar lebih untuk ongkos pembuatan produknya

terhadap karyawan yang dilemburkan.

f. Reguler Time Cost (biaya jam kerja regular)

Biaya jam kerja normal ini timbul kepada suatu produk yang dihasilkan

dengan tanpa tidak adanya lembur dan subkontrak. Dikerjakan pada jam

kerja regular sehingga tidak ada penambahan biaya terhadap produk yang

dihasilkan.

g. Holding Cost (biaya simpan)

Biaya simpan ini timbul jika dalam memproduksi sebuah produk ada

kelebihan yang digunakan untuk inventori dan digunakan untuk periode

berikutnya maka untuk produk ini karena menunggu dan disimpan

digudang sehingga timbul biaya simpan terhadap produk tersebut.

Page 19: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

17

2.10. Metode Transportasi

Metode transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur

distribusi dari berbagai sumber yang menyediakan produk yang sama di tempat –

tempat yang membutuhkan secara optimal dalam pengalokasian hasil produk.

Pengalokasian produk ini harus seminimum mungkin karena akan timbul biaya

dalam pengalokasiannya.

Metode transportasi seringkali digunakan dalam proses perencanaan meminimasi

biaya suatu komoditas dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan. Permasalahan ini

dapat diselesaikan dengan tujuan umum metode simpleks, tetapi secara sederhana

menggunakan perhitungan dengan komputer akan lebih efisien. Beberapa masalah

dalam perencanaan produksi dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan

matematis untuk permasalahan transportasi dan kemudian dapat diselesaikan

dengan metode yang sama.

Suatu model transportasi dinyatakan seimbang apabila total supply (sumber) sama

dengan total demand (tujuan). Penyelesaian metode transportasi dalam bentuk

tabular yaitu meminimsai biaya maka demand harus terpenuhi dan sebaliknya

kapasitas tidak mesti terpenuhi. Prioritas yang harus di penuhi adalah Reguler

Time , jika ada sisa dilihat ongkos yang paling kacil lalu simpan kelebihan

tersebut tetapi harus disesuaikan dengan kapasitas periode yang akan dipilih.

Hukum Pareto merupakan sebuah konsep ekonomi yang dicetuskan oleh Vilfredo

Pareto (1848-1923). Di dalam konsep tersebut disebutkan seluruh kegiatan apa

saja akan tergambar menjadi perbandingan 80/20 yang menyatakan bahwa untuk

banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari

penyebabnya.

Page 20: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Diagram Alir Penelitian (Flow Chart)

Tahapan-tahapan perencanaan dan pengendalian produksi dalam mengidentifikasi

masalah dan penyelesaian masalah yang terjadi di PT. XXX dapat dilihat pada

bagan berikut :

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

Pengamatan Awal

Identifikasi Masalah

Mulai

Pengumpulan Data

Analisis Data

Simpulan dan Saran

Selesai

Studi Pustaka

Keterangan

Pengamatan awal :

Melakukan pengamatan terhadap panel back

door outer dari permintaan pelanggan sampai

proses produksi dan pengirimannya.

Wawancara dan diskusi langsung dengan

bagian yang bersangkutan.

Identifikasi masalah :

Merumuskan masalah yang ada.

Membuat tujuan dari perumusan masalah.

Membuat batasan agar tujuan dapat dicapai.

Studi pustaka :

Mempelajari buku – buku tentang perencanaan

dan pengendalian produksi khususnya untuk

materi peramalan, perencanaan agregat, dan

perhitungan biaya.

Pengumpulan data :

Secara kuantitatif yaitu data – data masa lalu

dalam suatu file.

Secara kualitatif yaitu menanyakan langsung

dengan mewawancarai asisten manajer

produksi.

Analisis data :

Meramalkan permintaan kedepan.

Menghitung jumlah yang akan diproduksi.

Menentukan biaya terendah dengan keuntungan

yang tinggi.

Simpulan dan saran :

Memberikan jawaban dari tujuan yang ingin

dicapai.

Memberikan saran terhadap perusahaan untuk

kemajuan perusahaan.

Page 21: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

19

3.2. Pengamatan Awal

Dalam penelitian ini pengamatan awal yang dilakukan adalah melihat proses

terhadap material SPC340BH yaitu panel back door outer yang berukuran

0,60x1.450x1.525mm dari raw material sampai menjadi barang finish good guna

melakukan perencanaan dan pengendalian produksi pada periode berikutnya

karena untuk item tersebut sering kali terjadi masalah dalam persediaan di gudang

yang disebabkan karena perencanaan produksi yang kurang baik sehingga

mengakibatkan kekurangan pengiriman kepada pelanggan karena permintaan

yang tidak menentu.

3.3. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi masalah yang ada terhadap

perencanaan dan pengendalian produksi panel back door outer yang kurang baik

untuk memenuhi permintaan pelanggan dimasa yang akan datang, yang nantinya

menyebabkan perusahaan mengalami pemborosan dalam keuangan dan banyak

mengeluarkan biaya dalam proses produksi yang terlaksana oleh sebab itu PT.

XXX perlu mengidentifikasi masalah yang ada dengan cara memperbaiki

perencanaan dan pengendalian produki panel back door outer dengan

mempertimbangkan peramalan dan kapasitas produksi untuk memenuhi

permintaan yang akan datang dengan total biaya produksi yang minimum di PT.

XXX agar perusahaan dapat mencapai tujuan tanpa adanya kendala dengan

batasan – batasan tertentu.

3.4. Studi Pustaka

Dalam penelitian ini dilakukan studi pustaka atau pembelajaran yang terkait

tentang perencanaan dan pengendalian produksi yang bersumber dari buku-buku,

internet, jurnal, dan materi atau modul-modul yang telah dipelajari dalam

perkuliahan mengenai perencanaan dan pengendalian produksi, serta ilmu

pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian

produksi, seperti PPIC (Production Planning and Inventory Control) yang

didalamnya terdapat forecasting (peramalan), inventory (persediaan), scheduling

(penjadwalan), aggregate planning (perencanaan agregat), dan MPS (Master

Page 22: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

20

Production Scheduling) dimana dalam MPS ini akan menentukan perencanaan

produksi dan kebutuhan sumber daya. Dalam penghitungan, pengolahan serta

pengoperasian data menggunakan bantuan software microsoft office excel, SPSS,

TORA untuk proses perhitungannya serta alat bantu hitung berupa kalkulator.

3.5. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan secara kuantitatif terhadap data-data masa

lalu yang bersumber dari data sekunder perusahaan yang berupa file – file yang

diarsipkan dan secara kualitatif yang diperoeh dengan cara wawancara langsung

dengan asisten manajer departemen produksi sebagai sumber data primer sehingga

data tersebut bisa diolah dan direalisasikan. Berikut adalah data yang diperlukan :

1. Untuk mengetahui pola data, data yang diperlukan ialah data aktual

permintaan dari pelanggan dari tahun 2010 sampai 2014.

2. Untuk peramalan permintaan tahun 2015, data yang diperlukan ialah data

aktual permintaan dari pelanggan dari tahun 2014.

3. Untuk data rincian biaya bersumber dari perusahaan pada anggaran biaya

tahun 2014.

4. Untuk data pendukung didapatkan dari hasil perhitungan.

3.6. Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dari data yang ada untuk perhitungan

dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang terdapat di PT. XXX dalam

proses produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan. Berikut adalah urutan

dalam menganalisis data :

1. Menganalisis data permintaan aktual dari pelanggan.

2. Menganalisis data kebutuhan material.

3. Menghitung peramalan untuk periode selanjutnya.

4. Menghitung kapasitas produksi dan persediaan.

5. Menghitung jumlah yang akan diproduksi

6. Menghitung biaya produksi.

Dalam penelitian ini dimana hasil peramalan dilihat dari error terkecil dengan pola

data menyerupai data yang lalu dan hasil perencanaan agregat dilihat dari biaya

Page 23: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

21

produksi terendah dengan kapasitas produksi yang maksimal. Sehingga pemilihan

model dan strategi sesuai dengan perhitungan, maka akan didapat biaya

operasional yang paling rendah dengan keuntungan yang tinggi, sehingga

didapatlah suatu perencanaan dan pengendalian produksi dalam proses produksi

untuk memenuhi permintaan pelanggan dimasa yang akan datang.

3.7. Kesimpulan dan Saran

Dalam penelitian ini langkah terakhir adalah mengambil kesimpulan dan saran

dimana hasil akhir dari penelitian adalah jawaban dari beberapa tujuan diatas

dengan merealisasikan hasil perhitungan dengan menggunakan metode yang ada

kepada perusahaan dan membandingkan dengan hasil perhitungan yang dibuat

oleh perusahaan yang ditunjukan untuk kemajuan perusahaan dimasa yang akan

datang serta memberikan kontribusi yang terbaik kepada perusahaan dalam

mengatur proses produksi yang lebih efektif dan efisien sehingga kapasitas

produksi dapat tercapai sesuai dengan target yang diinginkan, serta dapat

mengoptimalkan biaya dalam proses produksi dan bisa lebih efektif dan efisien

agar bisa dijadikan sebagai acuan untuk kedepannya. Saran yang disampaikan

kepada perusahaan adalah mempertimbangkan hasil penelitian untuk diterapkan di

perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas atau kemampuan

produksi dengan biaya terendah dan permintaan dari pelanggan pun dapat

terpenuhi tepat waktu sehingga perusahaan mampu mencapai tujuan yang

diinginkannya.

Page 24: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

22

Gambar 3.2 Research Frame Work Flowchart

Mulai

Melakukan pengamatan awal

terhadap panel back door outer dari

permintaan pelanggan sampai proses

produksi dan pengirimannya.

Identifikasi Masalah Studi Pustaka

Pengumpulan Data :

Permintaan Aktual Tahun 2010-2014

Kapasitas Produksi Tahun 2014

Biaya-Biaya (regular time, over time, sub

contrac & holding cost)

Analisis Data :

1. Menghitung peramalan dengan metode time series dan metode kausal.

2. Pemilihan hasil peramalan dengan tingkat error yang paling kecil.

3. Uji akurasi hasil peramalan dengan data aktual menggunakan software SPSS

PAWS statistics 18.

4. Menghitung kapasitas produksi dan persediaan (historis dan aktual).

5. Menghitung peningkatan kapasitas produksi dengan mempertimbangkan

down time mesin, reject produk, efisiensi loss.

6. Menghitung jumlah produk yang akan diproduksi.

7. Menghitung perencanaan produksi dengan metode transportasi.

8. Menghitung biaya produksi.

9. Menghitung keuntungan bagi perusahaan.

Simpulan dan Saran

Selesai

Page 25: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

23

BAB IV

DATA DAN ANALISA

4.1. Pengumpulan Data

Data yang terdapat dalam penelitian ini diambil dari data aktual sebelumnya dan

juga data diambil secara tidak langsung dengan menanyakan kepada bagian

departemen terkait yang ada diperusahaan sehingga dapat memberikan data secara

aktual terhadap produk yang diproduksi oleh perusahaan sehingga dapat

membantu dalam pengolahan perencanaan persediaan dan perencanaan produksi.

4.2. Spesifikasi Produk

Dalam penelitian ini hanya difokuskan terhadap produk yang selalu mandapat

orderan paling banyak dari customer di setiap periodenya, yaitu produk dengan

part name : panel back door outer yang memiliki ukuran 0,6 x 1450 x 1525 mm.

spesifikasi produk tersebut dapat dilihat dari tabel 4.1 di bawah ini :

Tabel 4.1 Spesifikasi Produk Panel Back Door Outer

Kanban Spec Thick Width Length Weight Customer Pcs Unit Price

J4023 SPC340BH 0,6 1.450 1.525 10,16 Kgs ADM5 1 Rp. 4.104

Material panel back door outer adalah pintu mobil bagian belakang xenia / avanza

yang dipotong di PT. XXX yang lalu kemudian dikirim ke PT. XYZ untuk di

press menjadi sebuah pintu belakang mobil yang kemudian dirakit menjadi sebuah

mobil utuh. Material ini yang paling banyak diorder dalam komponen perakitan

mobil di PT. XYZ karena memang peminat mobil xenia / avanza ini banyak di

indonesia untuk mobil mini bus keluarga dan material ini juga yang paling banyak

diminta oleh pelanggan pemakai mobil xenia / avanza dari data kerusakan mobil

akibat kecelakaan yang diperoleh dari bengkel resmi Daihatsu dan Toyota di

seluruh Indonesia, sehingga tingkat permintaannya pun selalu tinggi dan order

terhadap material ini pun selalu ada di setiap cyle permintaannya.

Page 26: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

24

Tabel 4.2 Data Kebutuhan Panel Back Door Outer

Kelompok Material % Nilai Permintaan Total Nilai Permintaan (unit)

Sering digunakan 90,5 % 147.000

J4023 Spec SPC

Jarang digunakan 9,5% 15.400

J4026 Spec SCGA

TOTAL 100% 162.400

Terlihat pada tabel 4.2 di atas bahwa jumlah pemesanan untuk material yang

sering digunakan oleh customer yaitu yang bertipe SPC di banding dengan yang

bertipe SCGA, karena material yang bertipe SPC untuk penjualan lokal dengan

kualitas yang yang bagus tetapi untuk material yang bertipe SCGA untuk

penjualan export (kirim ke luar negeri) dengan kualitas yang lebih bagus lagi

yaitu dengan adanya pelapisan anti karat pada materialnya. Karena permintaannya

yang banyak perusahaan sering mengalami lost sale, yaitu kehilangan

penjualannya dikarenakan tidak mampu untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Berikut adalah tabel 4.3 mengenai data lost sale tahun 2014.

Tabel 4.3 Data Lost Sale Tahun 2014

BULAN PERIODE

(t)

TAHUN

2014

OUTPUT AKTUAL LOST SALE

TAHUN 2014

JANUARI 1 14350 10917 -3433

FEBRUARI 2 17500 10917 -6583

MARET 3 15400 11462 -3938

APRIL 4 15050 11462 -3588

MEI 5 11900 10917 -983

JUNI 6 10850 11462 612

JULI 7 12250 10371 -1879

AGUSTUS 8 8050 10917 2867

SEPTEMBER 9 9450 12008 2558

OKTOBER 10 11200 12554 1354

NOVEMBER 11 10850 10917 67

DESEMBER 12 10150 11462 1312

TOTAL 147000 135366 -11634

Page 27: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

25

0

5000

10000

15000

20000

Grafik Permintaan Aktual Panel Back Door Outer Tahun

2014

SPC

Berikut adalah tabel 4.4 mengenai data permintaan aktual panel back door outer

tahun 2014 di setiap periodenya.

Tabel 4.4 Data Permintaan Aktual Tahun 2014

Bulan Periode (t) SPC SCGA

JANUARI 1 14.350 350

FEBRUARI 2 17.500 1.750

MARET 3 15.400 1.400

APRIL 4 15.050 1.400

MEI 5 11.900 2.450

JUNI 6 10.850 350

JULI 7 12.250 1.050

AGUSTUS 8 8.050 2.100

SEPTEMBER 9 9.450 1.400

OKTOBER 10 11.200 1.750

NOVEMBER 11 10.850 1.050

DESEMBER 12 10.150 350

TOTAL 147.000 15.400

Berikut adalah gambar 4.1 yaitu grafik data permintaan aktual Panel back door

outer dari customer tahun 2014 :

Gambar 4.1 Grafik Permintaan Aktual Panel Back Door Outer

Setelah mengetahui data pada periode lalu selanjutnya melakukan perhitungan

peramalan terhadap permintaan material untuk periode selanjutnya yang nantinya

hasil peramalan tersebut akan dibuatkan perencanaan produksi untuk 8 bulan ke

Page 28: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

26

depan. Karena di setiap akhir bulan Agustus 2014 akan mengadakan inventori

tahunan dan menghabiskan stock yang ada agar tidak terlalu banyak persediaan

yang ada di gudang serta dilakukannya jadwal preventive maintenance tahunan

untuk trial produksi tipe baru agar di awal tahun bisa berproduksi normal lagi.

4.3. Analisis Peramalan Permintaan Produk

Peramalan yang dilakukan menggunakan metode kuantitatif, sehingga

membutuhkan data permintaan aktual dari customer pada periode sebelumnya

untuk produk panel back door outer. Langkah dalam proses peramalan

permintaan produk menggunakan metode yang telah ditentukan yaitu metode time

series dan metode kausal setelah itu dilanjutkan dengan menghitung tingkat

kesalahan dari hasil yang didapatkan dengan teknik perhitungan peramalan yaitu :

moving averages, weight moving averages, exponential smoothing, teknik

konstan, teknik linier, dan teknik kuadratis kemudian dipilih tingkat kesalahan

terkecil yang akan ditetapkan sebagai hasil peramalan permintaan yang terbaik

untuk periode berikutnya dan setelah pengolahan data dilakukan maka

didapatkanlah hasil peramalan dengan tingkat kesalahan terkecil dan pola datanya

menyerupai pola data permintaan aktual adalah dengan menggunakan teknik linier

(terlampir pada lampiran I “hasil perhitungan peramalan”). Hasil peramalan panel

back door outer terlihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Peramalan Panel Back Door Outer

Error MA WMA ES Konstan Linier Kuadratis

MAD 2.971 1.563 2.113 2.633 1302 3.881

SEE 2.615 2.638 2.128 2.776 1791 4.059

MSE 6.837.431 6.961.250 4.530.241 7.064.167 2.673.584 12.357.174

MAPE 20.54% 21.04% 15.40% 18.69% 12.96% 23.59%

TS -3.99 4.12 -0.07 2.67 0.15 4.71

Dari hasil perhitungan peramalan yang didapat terlihat bahwa nilai kesalahan

terkecil terdapat pada teknik linier dengan nilai SEE dengan nilai 1.791 dan MSE

2.673.584 serta persentasi error atau MAPE dengan nilai terendah yaitu 12,96%.

Dengan menggunakan teknik linier didapat hasil jumlah akhir dari peramalan

Page 29: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

27

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

20000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Hasil Peramalan Regresi Linier Panel Back Door Outer

DATA AKTUAL (Y) FORECAST

dengan data aktualnya sama yaitu 147.000 unit untuk material panel back door

outer, terlihat pada tabel 4.6 yaitu hasil peramalan dengan teknik linier.

Tabel 4.6 Hasil Peramalan dengan teknik Linier

Bulan - Tahun 2014 Periode (t) Data Aktual (Y) Forecast

JANUARI 1 14.350 15.588

FEBRUARI 2 17.500 14.981

MARET 3 15.400 14.374

APRIL 4 15.050 13.767

MEI 5 11.900 13.161

JUNI 6 10.850 12.554

JULI 7 12.250 11.947

AGUSTUS 8 8.050 11.340

SEPTEMBER 9 9.450 10.733

OKTOBER 10 11.200 10.126

NOVEMBER 11 10.850 9.519

DESEMBER 12 10.150 8.912

TOTAL 147.000 147.000

Dari hasil peramalan diatas permintaannya cenderung menurun dari awal sampai

akhir periode, seperti yang terlihat pada gambar 4.2 di bawah ini :

Gambar 4.2 Grafik Hasil Peramalan Regresi Linier

Page 30: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

28

Dari grafik diatas terlihat bahwa hasil peramalan membentuk pola data trend

dimana permintaan cenderung menurun ini disebabkan karena perusahaan

otomotif pada umumnya diakhir tahun biasanya permintaan menurun karena

nantinya diawal tahun akan ada model baru sehingga kebanyakan konsumen

menunggu awal tahun untuk membeli produk yang terbaru dan perusahaan tidak

akan memproduksi banyak produknya di akhir tahun, perusahaan akan

menghabiskan persediaan yang ada di gudang karena pihak perusahaan pun sudah

mengetahui bahwa nantinya di awal tahun akan ada peningkatan produksi lagi, itu

terbukti dari data-data terdahulu walaupun tiap tahun kelihatan pola datanya

cenderung menurun tetapi aktualnya tidak, karena pasaran di indonesia selalu

tinggi apalagi ketika ada model terbaru dan masyarakat indonesia pasti ingin

memilikinya dan menjual yang model lama yang mereka miliki sehingga produksi

mobil di indonesia pun selalu meningkat tiap tahunnya walupun dalam tiap tahun

itu perbulannya menurun dari awal periode sampai akhir periode. Semua itu

terlihat pada data yang lalu yang diperoleh dari perusahaan dan di rangkum dalam

sebuah tabel 4.7 dan gambar 4.3 dimana data-data tersebut di ambil dari data lima

tahun yang lalu.

Tabel 4.7 Data Permintaan Aktual (Tahun 2010-2014)

BULAN PERIODE

(t)

THN

2010

THN

2011

THN

2012

THN

2013

THN

2014

JANUARI 1 12.850 12.300 12.650 13.000 14.350

FEBRUARI 2 15.750 15.750 16.100 16.800 17.500

MARET 3 13.300 14.000 14.350 15.050 15.400

APRIL 4 13.650 13.300 13.650 14.000 15.050

MEI 5 10.850 10.850 11.200 11.550 11.900

JUNI 6 10.500 9.800 10.150 10.500 10.850

JULI 7 9.800 10.150 10.500 11.200 12.250

AGUSTUS 8 7.350 6.650 7.000 7.700 8.050

SEPTEMBER 9 7.000 7.350 7.700 8.050 9.450

OKTOBER 10 9.100 9.450 9.800 10.500 11.200

NOVEMBER 11 9.800 9.800 10.150 10.500 10.850

DESEMBER 12 9.450 9.100 9.450 9.800 10.150

Page 31: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

29

Gambar 4.3 Grafik Data Permintaan Aktual (Tahun 2010-2014)

4.4. Analisis Mengenai Hasil Peramalan Regresi Linier

Berdasarkan hasil perhitungan peramalan yang telah dilakukan menggunakan

metode regresi linier maka dapat dilakukan analisis terhadap hasil peramalan

tersebut menggunakan bantuan software SPSS PAWS Statistic 18 (terlampir pada

lampiran II “analisa regresi linier dengan software SPSS”) dimana dalam software

ini akan terlihat nilai seberapa signifikan hasil peramalan menggunakan metode

regresi linier dan seberapa besar pengaruh tiap variabel terhadap hasil peramalan

serta kontribusi yang diberikan tiap variabel peramalan tersebut.

Tabel 4.8 Penentuan Nilai R²

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .788a .621 .584 1791.37336

a. Predictors: (Constant), forecast

Pada tabel 4.8 diatas ini terlihat bahwa kedua variabel saling berhubungan atau

berpengaruh sehingga dapat ditentukan berapa besar kontribusi yang diberikan

oleh varibel forecast kepada variabel data aktual. Dari tabel diatas terlihat nilai R

Square menunjukan bahwa 62,1% varian data aktual dapat dijelaskan oleh

perubahan dalam variabel forecast, yang artinya bahwa forecast memberikan

kontribusi sebesar 62,1% terhadap hasil data aktual, artinya 37,9% hasil data

aktual dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terangkum oleh analisis ini.

Page 32: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

30

Tabel 4.9 Penentuan Nilai Signifikan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.449 3067.689 .000 1.000

Forecast 1.000 .247 .788 4.052 .002

a. Dependent Variable: data aktual

Pada tabel 4.9 (coefficients) terlihat bahwa nilai signifikannya 0,002 karena

signifikan artinya ada pengaruh antara variabel forecast dan variabel data aktual

dan juga nilai tersebut kurang dari 0,05 maka hasilnya signifikan dan model baik

serta model bisa diterima. Hal ini berarti metode yang memiliki akurasi terbaik

adalah regresi linier. Sehingga peramalan menggunakan metode regresi linier

dapat diimplementasikan.

4.5. Analisis Perencanaan Produksi

Perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa strategi

yaitu dengan melakukan manipulasi persediaan, laju produksi, sejumah variabel

yang mempengaruhi perencanaan. Jika perubahan dilakukan terhadap suatu

variabel sehingga terjadi perubahaan laju produksi yang disebut strategi murni

(pure strategy), sebaliknya stategi gabungan (mixed strategy) merupakan

gabungan perubahan dua atau lebih strategi murni sehingga diperoleh

perencanaan.

4.5.1. Perhitungan Kapasitas Produksi

Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau jumlah unit yang dapat ditahan,

diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode

waktu tertentu. Dalam penelitian ini telah dibuatkan tabel hari kerja selama 1

tahun yang berasal dari kalender kerja yang dibuat oleh perusahaan dan tabel

prediksi bulanan untuk produksi panel back door outer dari hasil peramalan

selama 8 bulan. Seperti yang terlihat pada tabel 4.10 dan tabel 4.11 di bawah ini.

Page 33: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

31

Tabel 4.10 Data Hari Kerja Tahun 2014

Jumlah Hari Kerja Tahun 2014

JANUARI 20 hari

FEBRUARI 20 hari

MARET 21 hari

APRIL 21 hari

MEI 20 hari

JUNI 21 hari

JULI 19 hari

AGUSTUS 20 hari

SEPTEMBER 22 hari

OKTOBER 23 hari

NOVEMBER 20 hari

DESEMBER 21 hari

TOTAL 248 hari

Tabel 4.11 Prediksi Bulanan dari Bulan Januari sampai Agustus 2015

Bulan Prakiraan Permintaan Jumlah Hari Kerja Permintaan Per Hari

Januari 15.588 20 779

Februari 14.981 20 749

Maret 14.374 21 684

April 13.767 21 656

Mei 13.161 20 658

Juni 12.554 21 598

Juli 11.947 19 629

Agustus 11.340 20 567

TOTAL 107.712 162 5.320

Permintaan per hari dihitung dengan membagi permintaan yang diperkirakan dengan

banyaknya hari kerja atau produksi tiap bulan. Perhitungan dilakukan sebagai

berikut:

Rata – rata permintaan = (4-1)

= 107.712 unit / 162 hari = 664,889 dibulatkan menjadi = 665 unit/hari

Jadi permintaan rata – rata dalam 1 hari adalah 665 unit. Dalam kapasitas

produksi hasil peramalan tentu tidak 100% sama dengan permintaan aktualnya,

Total permintaan yang di perkirakan

Jumlah waktu produksi

Page 34: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

32

lalu bagaimana jika prediksi berbeda dengan permintaan rata-ratanya. Beberapa

strategi bisa diigunakan untuk memenuhi prediksi yang tidak sesuai dengan

aktualnya, seperti dengan merekrut karyawan untuk dapat menghasilkan tingkat

produksi di atas permintaan rata-rata atau harus memberikan jam kerja lembur,

perusahaan juga bisa memproduksi secara stabil tanpa jam lembur, perusahaan

melakukan subkontrak atas kelebihan permintaan, dan rencana lain mungkin

mengkombinasikan pekerjaan lembur dengan subkontrak untuk memenuhi

permintaan. Seperti yang terlihat pada gambar 4.4 di bawah ini :

Gambar 4.4 Kecepatan Laju Produksi

4.5.1.1. Perhitungan Kapasitas Produksi Jam Kerja Normal

Kapasitas produksi jam kerja normal (RT) dapat dihitung dengan rumus :

[hari kerja x jam kerja per hari x kapasitas produksi per jam] (4-2)

a. Jam kerja per hari yaitu 8 jam (7 jam kerja + 1 jam istirahat).

Perusahaan berjalan dengan 3 shift maka 7x3 = 21 jam kerja dalam 1 hari.

b. Kapasitas produksi per jam dapat dihitung dengan rumus :

[Rata – rata permintaan per hari/Jumlah jam kerja per hari] (4-3)

= 665/21 = 32 unit/jam.

Page 35: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

33

Dengan rincian sebagai berikut :

1. Januari = 20 x 21 x 32 = 13.440 unit

2. Februari = 20 x 21 x 32 = 13.440 unit

3. Maret = 21 x 21 x 32 = 14.112 unit

4. April = 21 x 21 x 32 = 14.112 unit

5. Mei = 20 x 21 x 32 = 13.440 unit

6. Juni = 21 x 21 x 32 = 14.112 unit

7. Juli = 19 x 21 x 32 = 12.768 unit

8. Agustus = 20 x 21 x 32 = 13.440 unit

4.5.1.2. Perhitungan Kapasitas Produksi Jam Kerja Lembur

Kapasitas produksi jam kerja lembur (OT) dapat di hitung dengan rumus :

[Jam kerja lembur dalam sebulan x kapasitas produksi per jam] (4-4)

42 x 32 = 1344 unit, dimana jam kerja lembur 42 jam berasal dari kebijakan

manajemen terhadap team produksi bahwa perusahaan memberikan lembur untuk

proses produksi hanya 2x dalam sebulan pada hari sabtu dengan operasional

normal yaitu 3 shift, sehingga 1 shift = 7 jam kerja dan jika 3 shift = 21 jam kerja

maka lembur 2x dalam sebulan = 21 x 2 = 42 jam kerja lembur.

4.5.1.3. Perhitungan Kapasitas Produksi Sub Kontrak

Kapasitas produksi sub kontrak (SK) yaitu 2.000 unit (kebijakan perusahaan

terhadap subcon untuk memenuhi kekurangan kebutuhan).

Sehingga didapatlah sebuah tabel 4.12 sesuai dengan perhitungan kapasitas

produksi dari bulan Januari sampai Agustus 2015.

Tabel 4.12 Kapasitas produksi dari Bulan Januari sampai Agustus 2015

No Periode Hari

Kerja

Jam Normal

(RT)

Jam Lembur

(OT)

Sub kontrak

(SK)

1 Januari 20 13.440 1.344 2.000

2 Februari 20 13.440 1.344 2.000

3 Maret 21 14.112 1.344 2.000

4 April 21 14.112 1.344 2.000

5 Mei 20 13.440 1.344 2.000

6 Juni 21 14.112 1.344 2.000

7 Juli 19 12.768 1.344 2.000

8 Agustus 20 13.440 1.344 2.000

Page 36: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

34

Setelah menghitung kapasitas produksi secara teori yang terlihat pada tabel 4.12

di atas selanjutnya membandingkan data kapasitas produksi secara historis yang

tedapat di perusahaan dan terhitung bahwa total losses 19% yang berasal dari :

Down time : 10% ( 100% - 10% = 90% )

Effisiensi Loss : 5% ( 100% - 5% = 95% )

Reject : 5% ( 100% - 5% = 95% )

90% x 95% x 95% = 0,9 x 0,95 x 0,95 = 0,81 (x100%) = 81%

Sehingga total loss time nya : 100% - 81% = 19%

sehingga untuk produksi jam kerja normal tidak mencukupi untuk memenuhi

permintaan dan perlu adanya jam kerja lembur dan sub kontrak untuk memenuhi

permintaan pelanggan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini :

Tabel 4.13 Hasil Akhir Perhitungan dengan Total Losses 19%

Periode Total

Losses

Jam

Normal

Kehilangan

Jam

Kerja

Normal

Produksi

Jam

Normal

Kehilangan Output

Aktual

Jam normal Aktual Material

Januari 19% 420 80 340 13.440 2.523 10.917

Februari 19% 420 80 340 13.440 2.523 10.917

Maret 19% 441 84 357 14.112 2.650 11.462

April 19% 441 84 357 14.112 2.650 11.462

Mei 19% 420 80 340 13.440 2.523 10.917

Juni 19% 441 84 357 14.112 2.650 11.462

Juli 19% 399 76 323 12.768 2.397 10.371

Agustus 19% 420 80 340 13.440 2.523 10.917

TOTAL 3.402 646 2.756 108.864 20.439 88.425

Setelah melihat data histori di atas bahwa kapasitas produksi di PT. XXX ternyata

dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan faktor - faktor yang membuat kapasitas

produksi di PT. XXX menurun dalam proses produksi panel back door outer

adalah faktor mesin, faktor tenaga kerja, faktor bahan baku, dan faktor produk

yang dihasilkan dengan rincian sebagai berikut :

1. Faktor Mesin

Di PT. XXX menerapkan Hukum Pareto 80:20 untuk meningkatkan

kapasitas produksi, yang artinya 20% Action akan memberikan 80%

hasil, faktor 20% inilah yang dipengaruhi oleh tenaga kerja atau man

power dan 80% adalah produk yang dihasilkan.

Page 37: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

35

2. Tenaga kerja

Di PT. XXX untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan

peningkatkan sumber daya tenaga kerja perusahaan menggunakan jam

kerja lembur (memakan biaya OT) dan Sub kontrak yaitu dengan

memberikan pekerjaan kepada pihak lain.

3. Bahan baku

Di PT. XXX dalam berproduksi sangat mengutamakan kualitas bahan

baku atau raw material yang disebut mother coil karena dengan

kualitas yang bagus proses produksi akan lancar sehingga dapat

meningkatkan kapasitas produksi tetapi jika ada masalah pada mother

coil nya proses produksi akan terhambat karena ada perlakuan khusus

dalam produksinya dan menyebabkan kapasitas produksi menurun.

4. Memodifikasi produk

Di PT. XXX dalam produksi harus menentukan standar produk agar

dalam penyetting mesin hanya dilakukan sekali saja, jumlah per

packing agar per packing jumlahnya sesuai dengan permintaan yang

akan dikirim (qty perpalet), agar tidak terjadi repack karena material di

proses tidak standar yang menyebabkan kapasitas produksi menurun.

Setelah melakukan analisa dari data histori di atas maka dilakukan perbaikan dan

improvement maka ada pengurangan loss time pada proses produksi sebesar 10%,

yaitu 19% - 10% = 9% dengan rincian :

Down time : 5% ( 100% - 5% = 95% )

Effisiensi Loss : 2% ( 100% - 2% = 98% )

Reject : 2% ( 100% - 2% = 98% )

95% x 98% x 98% = 0,95 x 0,98 x 0,98 = 0,91 (x100%) = 91%

Sehingga total loss time nya : 100% - 91% = 9%

(terlampir pada lampiran V “analisa untuk meningkatkan kapasitas produksi”)

dan berikut adalah contoh perbaikan yang dilakukan :

Perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi down time mesin :

1. Pengecekan mesin diawal setiap kali akan produksi.

2. Maintenance secara berkala diluar waktu jam produksi.

Page 38: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

36

3. Melaporkan dan mencatat jika ada kejanggalan pada mesin saat proses

produksi.

Perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi effisiensi loss :

1. Membuat prosedur kerja.

2. Mematuhi aturan dan standar kerja.

3. Meningkatkan kemampuan karyawan (training).

4. Mempersingkat waktu set-up.

Perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi material reject :

1. Penyetingan piller dengan penambahan garis bantu.

2. Proses sesuai aturan SOP (Standart Operating Prosedure).

3. Memastikan raw material yang akan di proses berkualitas.

Dari hasil analisis untuk menaikan kapasitas produksi di atas didapat jumlah

produksi yang seharusnya pada jam kerja normal menghasilkan 108.864 unit

dengan total waktu 3.402 jam secara teori tetapi setelah melihat data historis,

ternyata ada total loss time sebesar 19% yang kemudian perusahaan melakukan

improvement untuk menaikan kapasitas produksi dan perbaikan yang dilakukan

mampu mengurangi total loss time menjadi 9% dimana ada pengurangan 10%

dalam total loss time nya. Waktu jam kerja normal yang awalnya 2.756 jam naik

12,3% sebesar 340 jam menjadi 3.096 jam dan kapasitas output aktual juga naik

12,3% sebesar 10.900 unit dari 88.425 unit menjadi 99.325 unit. Seperti yang

terlihat pada tabel 4.14 dengan perhitungan total losses 9% di bawah ini :

Tabel 4.14 Hasil Akhir Perhitungan dengan Total Losses 9%

Periode Total

Losses

Jam

Normal

Kehilangan

Jam

Kerja

Normal

Produksi

Jam

Normal

Kehilangan Output

Aktual

Jam normal Aktual Material

Januari 9% 420 38 382 13.440 1.178 12.262

Februari 9% 420 38 382 13.440 1.178 12.262

Maret 9% 441 40 401 14.112 1.236 12.876

April 9% 441 40 401 14.112 1.236 12.876

Mei 9% 420 38 382 13.440 1.178 12.262

Juni 9% 441 40 401 14.112 1.236 12.876

Juli 9% 399 36 362 12.768 1.119 11.649

Agustus 9% 420 38 382 13.440 1.178 12.262

TOTAL 3.402 306 3.096 108.864 9.539 99.325

Page 39: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

37

4.5.2. Perhitungan Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membuat

suatu produk dari awal sampai produk itu dikirim ke pelanggan. Dalam penelitian

ini dibahas mengenai biaya yang terkait dalam perencanaan dan pengendalian

produksi, ada biaya produksi jam normal, jam lembur, sub kontak dan biaya

simpan, diantaranya adalah sebagai berikut :

4.5.2.1. Biaya Produksi Jam Normal

Tenaga kerja atau pekerja adalah orang yang bekerja dalam perusahaan baik yang

berhubungan langsung dengan produk ataupun tidak berhubungan langsung

dengan produk dalam jangka waktu tertentu dan jam kerja yang sesuai dari

pemerintah serta mendapatkan upah atau bayaran atas jerih payahnya untuk

menghasilkan suatu produk dan besarnya upah telah disesuaikan oleh peraturan

pemerintah dan kebijakan dari perusahaan dengan tujuan kesejahteraan terhadap

para pekerja. Berikut adalah data karyawan yang dirangkum dalam tabel 4.15 :

Tabel 4.15 Jumlah Tenaga Kerja Langsung Pada Unit Proses

No Unit Proses Shift 1 Shift 2 Shift 3

1 Blanking – 02 6 orang 6 orang 6 orang

Karyawan 1 = Leader

Karyawan 2 = Operator Uncoiler

Karyawan 3 = Operator Main Press

Karyawan 4 = Operator Dies

Karyawan 5 = Operator Piller

Karyawan 6 = Operator Hatenki

Di PT. XXX mengoperasikan satu mesin yaitu mesin Blanking-02 dengan sistem

kerja 3 shift dan jumlahnya 6 orang karyawan per shift sehingga totalnya 18 orang

karyawan, jumlah jam kerja 1 harinya adalah 7 jam kerja + 1 jam istirahat (x 3

shift) = 21 jam dan total hari kerja 5 hari (senin sampai jum’at) sehingga total jam

kerja dalam seminggu 105 jam. Berikut adalah rincian pembayaran gaji karyawan

yang dirangkum dalam tabel 4.16 :

Page 40: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

38

Tabel 4.16 Rincian Biaya Tenaga Kerja Langsung

No Waktu Gaji Pokok /

Bulan

Transportasi /

Hari

Makan /

Hari

Kehadiran /

Hari

1 Shift 1 , 2 , 3 Rp. 2.815.000 Rp. 14.000 Rp. 12.000 Rp. 2.500

Perhitungan biaya jam kerja normal per unit dalam kurun waktu 8 bulan atau 162

hari dengan rincian sebagai berikut :

1. Rp. 2.815.000 x 8 = Rp. 22.520.000

2. Rp. 14.000 x 162 = Rp. 2.268.000

3. Rp. 12.000 x 162 = Rp. 1.944.000

4. Rp. 2.500 x 162 = Rp. 405.000 +

Totalnya menjadi = Rp. 27.137.000

5. Rp. 27.137.000 / 162 = Rp. 167.512,3457

Di bulatkan menjadi = Rp. 167.513

6. Rp. 167.513 / 7 jam = Rp. 23.930,3351

Di bulatkan menjadi = Rp. 23.931

7. Rp. 23.931 / 32 unit = Rp. 747,84375

Di bulatkan menjadi = Rp. 748 / unit

*32 unit berasal dari : Kapasitas per hari = 665 unit

Kapasitas per shift = 665 / 3 shift = 222 unit

Kapasitas per jam = 222 / 7 jam kerja = 32 unit

4.5.2.2. Biaya Produksi Jam Lembur

Perhitungan lembur untuk setiap karyawan sesuai dengan peraturan pemerintah

dan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan dengan rincian sebagai berikut :

Gaji pokok per bulan / 173 (kebijakan pemerintah) x 2 (kebijakan perusahaan)

1. Rp. 2.815.000 / 173 = Rp.16.271,6763

2. Rp.16.271,6763 x 2 = Rp. 32.543,3526

Di bulatkan menjadi = Rp. 32.544

3. Rp. 32.544 / 32 unit = Rp. 1.017 / unit

Page 41: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

39

4.5.2.3. Biaya Produksi Sub kontrak

Perhitungan biaya sub kontrak bersumber dari negosiasi manajemen perusahaan

terhadap pihak kedua, yaitu perusahaan yang dijadikan sub kontrak.

Biaya sub kontrak = Rp. 1.571 / unit.

4.5.2.4. Biaya Simpan ( Holding Cost )

Perhitungan biaya simpan bersumber dari kebijakan perusahaan yaitu sebesar 5%

dari biaya harga item/unit. Biaya simpan = 5% x Rp. 4.104 = Rp. 205 / unit.

4.6. Pengolahan Data

Pengolahan data yang ada pada bab ini yaitu menjelaskan tentang total biaya

terhadap material panel back door outer dengan menggunakan beberapa strategi

dalam perencanaan dan pengendalian produksinya diantara beberapa strateginya

yaitu, strategi murni (pure strategy) dengan melakukan pengendalian terhadap

jumlah persediaan, pengendalian terhadap jumlah tenaga kerja (over time), sub

kontrak (pihak kedua) dan strategi gabungan (mixed strategy) dengan

menggabungkan dua perubahan atau lebih seperti dengan menggunakan lembur

dan sub kontrak untuk menganalisis pengaruh persediaan dengan model

transportasi (transportation models). Berdasarkan strategi yang digunakan maka

dibutuhkan beberapa data penunjang, data penunjang ini merupakan hasil

perhitungan yang sudah dilakukan sebelumnya, data penunjang ini diantaranya

data dari hasil perhitungan peramalan regresi linier terhadap material panel back

door outer dan rencana kebutuhan aggregat. Berikut data penunjang yang

dibutuhkan dalam perhitungan perencanaan dan pengendalian material panel back

door outer.

Rata – rata produksi per unit

162 hari = 107.712 unit 1 hari = 665 unit/hari

1 jam = 32 unit/jam 0,53 jam = 1 unit

Jadi dalam 1 hari terdapat 21 jam kerja dan untuk menghasilkan 1 unit produk

memerlukan waktu 0,53 jam atau 31,8 menit, sehingga 21 jam/hari dibagi 0,53

jam/unit = 39 unit/hari/orang, dengan 665 / 39 = 17,05 atau dibulatkan menjadi 18

Page 42: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

40

jadi untuk tenaga kerja yang dibutuhkan di awal yaitu 18 orang sesuai dengan data

pada tabel 5.10 yaitu 6 orang per shift ( 6 x 3 = 18 ) dimana :

Inventori awal = 0 unit

Waktu baku = 0,53 jam/unit

Rata – rata produksi per hari = 665 unit/hari

Rata – rata produksi per unit = 39 unit/hari/orang

Lead time = 1 minggu atau 7 hari

Jam kerja per hari = 7 jam

Biaya produksi jam normal = Rp. 748 / unit

Biaya produksi jam lembur = Rp. 1.017 / unit

Biaya subcon per unit = Rp. 1.571 / unit

Biaya simpan ( Holding Cost ) = Rp. 205 / unit

Harga 1 unit produk = Rp. 4.104

Kapasitas subcon = 2.000 unit/bulan

Kapasitas lambur = 1.344 unit/bulan

Jumlah tenaga kerja = 18 orang

4.6.1. Analisis Strategi Tingkat Persediaan

Dalam strategi ini perusahaan akan memilih memproduksi pada tingkat rata – rata

permintaan dan memenuhi perubahan permintaan dengan persediaan yang ada

atau dapat dilakukan pada saat kapasitas produksi dibawah permintaan sehingga

persediaan ini selanjutnya bisa digunakan pada saat permintaan berada diatas

kapasitas produksi. Penerapan strategi ini kurang bagus di PT. XXX karena

tingkat permintaan yang terkadang berubah-ubah pada periode tertentu yang

mengakibatkan perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan pelanggan yang

mengakibatkan delay pengiriman material dan dikenakan biaya denda karena

keterlambatan pengiriman yang mengakibatkan customer stopline. Jika hanya

mengandalkan persediaan di gudang tanpa memperhatikan kapasitas produksi

yang ada maka perusahaan akan kehilangan penjualannya.

Page 43: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

41

4.6.2. Analisis Strategi Tingkat Tenaga Kerja Tetap

Dalam strategi ini manajer dapat melakukan perubahan jumlah tenaga kerja

dengan menambah atau mengurangi tenaga kerja sesuai dengan laju produksi

yang dinginkan. Tindakan lain yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan jam

lembur dengan tingkat tenaga kerja tetap tanpa mengubah jumlah tenaga kerja

yang ada. Adapun untuk lembur adalah memproduksi sejumlah kekurangannya

dan disesuaikan dengan kapasitas lemburnya dan jika masih kurang dilakukan sub

kontrak. Berdasarkan data penunjang diatas bahwa perusahaan tidak mengubah

jumlah tenaga kerja yang ada maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan

strategi tenaga kerja tetap untuk pembuatan material panel back door outer.

Dengan asumsi lost sales = 0 atau tanpa kehilangan penjualan yang artinya setiap

permintaan pelanggan terpenuhi setiap periodenya.

4.6.3. Analisis Strategi Tingkat Sub Kontrak

Dalam strategi ini sub kontrak adalah suatu keputusan yang diambil oleh

perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan

yang tidak menentu dengan cara bekerja sama dengan pihak ke-2 yaitu perusahaan

lain untuk membuatkan produk. Strategi ini dapat dilakukan untuk menaikan

kapasitas produksi perusahaan pada saat perusahaan sibuk dan tidak mampu untuk

memenuhi permintaan dari pelanggan dan dengan adanya subcon ini diharapkan

permintaan dapat dipenuhi.

4.6.4. Analisis Strategi Model Transportation

Model ini merupakan kasus khusus dari program linear yang dapat digunakan

untuk menganalisis pengaruh dari persediaan dan dengan menggunakan lembur

dan sub kontrak. Untuk perhitungan dengan model ini ada bantuan dengan

menggunkan software TORA untuk pengalokasian lembur dan kontrak agar

didapatkan total cost yang minimum. (terlampir pada lampiran IV “analisa model

transportation”)

Berikut adalah hasil perhitungan dengan lost sales = 0 dengan mempertimbangkan

kapasitas produksi yang ada serta biaya-biaya yang terkait dalam produksi :

(terlampir pada lampiran III “hasil perhitungaan pendekatan metode transportasi”)

Page 44: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

42

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Perencanaan Produksi

No Metode Prediksi

Permintaan

Jumlah

Produksi

Kapasitas

Tidak

Terpakai

Persediaan

Awal

Persediaan

Akhir Total Biaya

1 Lost Sales = 0

dengan OT & SC

(dengan inventori) 107.712 119.706 11.994 0 5.840 89.764.738

2 Lost Sales = 0

dengan OT

(dengan inventori) 107.712 118.969 11.257 0 5.103 87.756.124

3 Lost Sales = 0

dengan SC

(dengan inventori) 107.712 118.969 11.257 0 5.103 89.944.978

4

Lost Sales = 0

dengan OT

(dengan -

inventori)

107.712 117.650 9.938 0 5.184 87.938.131

5

Lost Sales = 0

dengan SC

(dengan -

inventori)

107.712 119.426 11.714 0 5.152 90.145.982

6

Lost Sales = 0

(transportasi)

(tidak ada

inventori)

107.712 107.712 0 0 0 82.937.648

7 Lost Sales = 0

(transportasi-1)

(dengan inventori) 107.712 119.746 12.034 0 0 85.404.618

8 Lost Sales = 0

(transportasi-2)

(dengan inventori) 107.712 125.586 17.874 0 5.840 90.970.138

9 Lost Sales = 0

(transportasi-2)

(dengan inventori) 107.712 107.712 0 0 5.840 84.134.848

10 Lost Sales = 0

(teori) (dengan

inventori 525unit) 107.712 111.912 4.200 0 525 84.191.348

11

Lost Sales = 0

(teori) (dengan

ending inventori

525unit)

107.712 108.237 525 0 525 83.437.973

12 Lost Sales = 0

(aktual) (dengan

inventori 525unit) 107.712 111.405 3.693 0 525 87.740.949

13

Lost Sales = 0

(aktual) (dengan

ending inventori

525unit)

107.712 108.237 525 0 525 85.807.045

Page 45: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

43

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

20000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Kapasitas Tidak Terpakai

Kap Tidak Terpakai

0

10000000

20000000

30000000

40000000

50000000

60000000

70000000

80000000

90000000

10000000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Perbandingn Biaya Produksi

Total Biaya

Gambar 4.5 Kapasitas Tidak Terpakai

Gambar 4.6 Perbandingan Biaya Produksi

Page 46: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

44

Dari tabel 4.17 hasil perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa no.13

dengan perhitungan aktual lost sales = 0 dan ending inventori 525 unit sebagai

stock untuk periode berikutnya, untuk Over Time 4x periode dan Sub Contrak 2x

periode untuk memenuhi kekurangan permintaan pelanggan karena kapasitas

produksi yang tidak mencukupi dengan asumsi bahwa mesin tidak selamanya

berjalan normal karena pasti selalu ada kendalanya, seperti down time mesin atau

break down mesin, dalam proses banyak terjadi reject material yang menyebabkan

loss time terhadap mesin. PT. XXX memberikan kebijakan yang tertulis didalam

SOP nya terhadap department produksi bahwa berproduksi perlu memperhatikan

beberapa hal seperti :

1. Down time : untuk down time mesin, yaitu mesin stop tanpa

perencanaan yang disengaja, di luar prediksi atau tiba – tiba, sesuai

dengan kebijakan yang diberikan oleh perusahaan yaitu maximal 5%

dari jam kerja normal per periodenya.

2. Reject : untuk material reject yang diproses, sesuai dengan kebijakan

yang diberikan oleh perusahaan minimal 5% dengan persentasi 95%

tetapi rata – rata yang diharapkan 2% dengan persentasi output

produksi 98%, dihitung tiap kali proses dan jumlah per periode.

3. Effisiensi loss : untuk effisiensi loss mesin, yaitu mesin stop disaat

mesin berproduksi normal disebabkan oleh setting mesin, persiapan

material, pengecekan material sampai packing material yaitu 2% dari

produksi jam kerja normal sesuai dengan kebijakan yang diberikan

oleh perusahaan.

4. Persediaan akhir yang digunakan sebagai safety stock sebanyak 1,5 lot

atau 525 unit yang digunakan untuk periode berikutnya dan ketika

terjadi permintaan yang tidak menentu.

Page 47: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

45

Perincian hasil perencanaan produksi yang nantinya akan di aplikasikan di PT.

XXX adalah dengan jumlah total yang harus diproduksi adalah :

1. Januari = 15.588 dengan rincian (12.262 jam normal + 1.344 jam

lembur + 1.982 sub kontrak)

2. Februari = 14.981 dengan rincian (12.262 jam normal + 1.344 jam

lembur + 1.375 sub kontrak)

3. Maret = 14.374 dengan rincian (12.876 jam normal + 1.344 jam

lembur + 154 sub kontrak)

4. April = 13.767 dengan rincian (12.876 jam normal + 891 jam

lembur)

5. Mei = 13.161 dengan rincian (12.262 jam normal + 453 jam

lembur + 446 sub kontrak)

6. Juni = 12.554 dengan rincian (12.554 jam normal)

7. Juli = 11.947 dengan rincian (11.947 jam normal)

8. Agustus = 11.340 dengan rincian (11.822 jam normal + 43 sub

kontrak)

Dimana,

Jumlah produksi yang dihasilkan pada jam kerja nomal = 99.325 unit

Jumlah yang terpakai dari jam kerja normal = 98.861 unit

Jumlah yang tidak terpakai dari jam kerja normal = 464 unit

Untuk jam kerja lembur membutuhkan lembur 4x periode

Untuk jam kerja sub kontrak membutuhkan sub kontrak 2x periode

Dengan total cost = Rp. 85.807.045

Profit yang didapat oleh perusahaan adalah revenue – total cost = Rp.

442.050.048 – Rp. 85.807.045 = Rp. 356.243.003

4.7. Analisis Hasil Akhir

Hasil penelitian dari yang sudah dilakukan diatas dan dijabarkan diatas mengenai

perencanaan dan pengendalian produksi terhadap panel back door outer adalah :

4.7.1. Peramalan Produksi

1. Ukuran kesalahan peramalan yang terkecil ada pada metode regresi linier

dengan persentasi 12,96%.

2. Untuk data kuantitatif pada kasus ini metode peramalan yang terbaik

adalah metode regresi linier karena hasil dari pengolahan data didapat

nilai signifikan = 0,002 (karena kurang dari 0,05 maka hasilnya

signifikan & model baik / bisa diterima dan nilai R² = 0,621 yang artinya

Page 48: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

46

bahwa nilai peramalan memberikan kontribusi sebesar 62,1% terhadap

hasil data aktual dan sisanya (37,9%) dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Metode regresi linier cocok digunakan untuk pola data demand yang

mengandung unsur trend seperti yang terjadi pada kasus di PT. XXX.

4.7.2. Rencana Produksi

1. Metode transportasi merupakan metode yang terbaik dalam rencana

produksi agregat karena cenderung meminimasi biaya total produksi.

2. Biaya inventori, jam lembur, dan sub kontrak merupakan faktor

pembesar utama dalam rencana produksi agregat.

3. Perusahaan tidak harus membuat inventori di setiap akhir periode

bulannya cukup di ending inventori saja karena jika setiap periode ada

inventori akan menimbulkan biaya simpan yang tinggi.

4. Jumlah yang diproduksi pada jam kerja normal adalah 99.325 unit dan

hanya terpakai 98.861 sehingga kapasitas yang tidak terpakai pada jam

kerja normal adalah 464 unit.

5. Jumlah yang diproduksi oleh pihak kedua yaitu sub kontrak untuk

memenuhi kekurangan kebutuhan dari jam kerja normal ialah 4.000 unit

dengan melakukan 2 kali pemesanan.

6. Jumlah yang diproduksi pada jam kerja lembur ialah 5.376 unit dengan

waktu lembur 8 hari selama 4 bulan yang dialokasikan untuk memenuhi

kekurangan kebutuhan dari jam kerja normal untuk menutupi kekurangan

kebutuhan 5 bulan kedepan.

7. Total biaya yang diperlukan untuk proses produksi ialah Rp. 85.807.045

dan keuntungan yang didapat perusahaan ialah Rp. 356.243.003.

Page 49: ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari pengolahan data dan analisis perencanaan serta pengendalian persediaan

Panel Back Door Outer menggunakan pendekatan metode transportasi dengan

beberapa strategi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan perhitungan peramalan menggunakan regresi linier memberikan

kontribusi sebesar 62,1% terhadap akurasi data aktual sehingga ada

kenaikan kapasitas produksi sebesar 10.900 unit atau 12,3% dari output

aktual awal yaitu 88.425 unit menjadi 99.523 unit dengan memanfaatkan

sumber daya yang ada pada perusahaan.

2. Dengan melakukan beberapa perbaikan untuk meningkatkan kapasitas

produksi maka diperoleh total biaya produksi Rp. 85.807.045 dan

keuntungan yang didapat perusahaan adalah Rp. 356.243.003 dengan

kenaikan Rp. 3.957.693 atau 4,41% dari total biaya awal yaitu Rp.

89.764.738 dan keuntungan perusahaan hanya Rp. 352.285.310.

5.2. SARAN

Dengan melihat hasil analisis di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai

bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, yaitu :

Dalam penelitian perencanaan dan pengendalian panel back door outer

dengan pendekatan metode transportasi ini sebaiknya dilanjutkan dengan

perencanaan jadwal induk produksi dan persediaan bahan baku.