perencanaan pembangunan 1 sultra

9
Tugas 1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN 1 (MENGURANGI ANGKA KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA) A. ANALISIS SITUASI Provinsi Jumlah Penduduk (000) Penduduk Miskin (%) Garis Kemiskinan 2012 2013 2014 201 2 201 3 201 4 2 012 2013 2014 Sulawesi Utara 189. 10 184. 40 208. 23 8.1 8 7.8 8 8.7 5 215 260 237 672 261 117 Sulawesi Selatan 825. 80 787. 67 864. 30 10. 11 9.5 4 10. 28 190 545 203 070 222 003 Sulawesi Tenggara 316. 30 301. 71 342. 26 13. 71 12. 83 14. 05 195 306 204 406 230 627 Sulawesi Barat 160. 50 154. 01 153. 89 13. 24 12. 30 12. 27 198 792 213 403 233 838 sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, Bulan Maret website: www.bps.go.id Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin berkurangnya jumlah penduduk miskin di suatu wilayah. Berdasarkan data, dapat dilihat bahwa jumlah dan persentase penduduk miskin Provinsi Sulawesi Tenggara di Maret 2013 menurun dari 316.300 jiwa atau 13,71% di Maret 2012 menjadi 301.710 jiwa atau 12,83%. Namun di Maret 2014 meningkat menjadi 342.260 jiwa atau 14,05%. Propinsi Jumlah Penduduk Penduduk Miskin Garis Kemiskinan

Upload: twefitweni-angeliiaan-moniicaa

Post on 16-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ilmu ekonomi

TRANSCRIPT

Tugas 1PERENCANAAN PEMBANGUNAN 1(MENGURANGI ANGKA KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA)

A. ANALISIS SITUASI

ProvinsiJumlah Penduduk (000)Penduduk Miskin (%)Garis Kemiskinan

201220132014201220132014 2 01220132014

Sulawesi Utara189.10184.40208.238.187.888.75215 260237 672261 117

Sulawesi Selatan825.80787.67864.3010.119.5410.28190 545203 070222 003

Sulawesi Tenggara316.30301.71342.2613.7112.8314.05195 306204 406230 627

Sulawesi Barat160.50154.01153.8913.2412.3012.27198 792213 403233 838

sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, Bulan Maretwebsite: www.bps.go.idSalah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin berkurangnya jumlah penduduk miskin di suatu wilayah. Berdasarkan data, dapat dilihat bahwa jumlah dan persentase penduduk miskin Provinsi Sulawesi Tenggara di Maret 2013 menurun dari 316.300 jiwa atau 13,71% di Maret 2012 menjadi 301.710 jiwa atau 12,83%. Namun di Maret 2014 meningkat menjadi 342.260 jiwa atau 14,05%.

PropinsiJumlah Penduduk (000)Penduduk Miskin (%)Garis Kemiskinan

201220132014201220132014 2 01220132014

Sulawesi Utara177.50200.16197.56 7.648.508.26223 883250 249266 528

Sulawesi Selatan805.90857.45806.35 9.8210.329.54195 627217 547229 222

Sulawesi Tenggara304.30326.71314.09 13.0613.7312.77203 333226 990243 035

Sulawesi Barat160.60154.20154.69 13.0112.2312.05207 072228 944246 523

sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, Bulan Septemberwebsite: www.bps.go.id

Berdasarkan data ini, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk miskin Provinsi Sulawesi Tenggara periode Maret-September 2013 meningkat 0,9%. Pada September angka kemiskinan mencapai 326.710 jiwa (13,73%) dari total jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara. Jumlah tersebut meningkat sebesar 25.000 jiwa dibandingkan Maret 2013 lalu. Angka kemiskinan Sulawesi Tenggara pada Maret 2013 lalu tercatat sebesar 301.710 jiwa (12,83%) dari total jumlah penduduk Sultra. Ini sangat bertolak belakang dengan data kemiskinan tahun sebelumnya. Angka kemiskinan tahun 2012 di Sultra menurun sebesar 1,5% dari tahun sebelumnya. Ini di tentukan dari adanya kontribusi program-program penanggulangan kemiskinan di Provinsi Sulawesi Tenggara antara lain, Program Bahtera Mas, PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan dan program lainnya yang bertujuan menanggulangi kemiskinan.Meningkatnya jumlah penduduk miskin pada September 2013 diakibatkan kenaikan harga BBM. Dimana, pada bulan Juni 2013, harga jual bahan bakar jenis premium naik sebesar Rp. 2000 dari Rp. 4.500 menjadi Rp. 6.500 per liter. Sementara harga solar naik Rp. 1.000 dari Rp. 4.500 menjadi Rp. 5.500 per liter. Kebijakan tersebut untuk menekan subsidi dari Rp. 297 triliun menjadi sekitar Rp.200 triliun. Penyebab lainnya, penutupan sejumlah tambang yang tidak memiliki smelter, sehingga terjadi banyak PHK yang berakibat pada banyaknya tingkat pengangguran.Sedangkan, jumlah penduduk miskin Provinsi Sulawesi Tenggara periode Maret-September 2014 menurun 1,28%. Pada September angka kemiskinan mencapai 314.09 jiwa (12,77%) dari total jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara. Jumlah tersebut menurun sebesar 28.170 jiwa dibandingkan Maret 2014.

Berdasarkan data ini, juga dapat dilihat bahwa diantara 4 provinsi ini jumlah penduduk miskin terbanyak ada di Provinsi Sulawesi Selatan dan jumlah penduduk miskin paling sedikit ada di Provinsi Sulawesi Barat. Sedangkan Presentase penduduk miskin tertinggi ada di Provinsi Sulawesi Tenggara dan presentase penduduk miskin terendah ada di Provinsi Sulawesi Utara. Olehkarena itu, meskipun di September 2014 angka kemiskinan sultra menurun tapi dibandikan dengan provinsi lain Provinsi Sulawesi Tenggara masih lebih tinggu. Oleh sebab itu, sebagai pemerintah daerah harus berusaha untuk mengurangi angka kemiskinan atau presentase penduduk miskin yang ada di Sulawesi tenggara sebesar 2%.

B. JANGKA WAKTU CAPAIANDalam hal mengurangi angka kemiskinan di Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mencapainya pemerintah daerah membutuhkan waktu dalam kurun 1-2 tahun.C. LANGKAH MENCAPAI TUJUAN/TARGETDalam hal mengurangi angka kemiskinan di Provinsi Sulawesi Tenggara, langkah langkah yang dilakukan yaitu sebagai berikut: 1. Pemerdayaan Masyarakat Miskin, dengan membuka akses modal kepada masyarakat miskin sehingga mereka dapat meningkatkan pendapatan sekaligus mengakumulasi modalnya hingga semakin meningkat secara gradual, pada akhirnya kesejahteraan akan meningkat. Kesejahteraan yang meningkat akan meningkatkan pula tingkat pendidikan dan kesehatan dan seterusnya.2. Pengembangan UKM, dengan adanya program UKM masyarakat dapat memperoleh bantuan dari pemerintah dalam hal pengembangan Usaha Kecil yang dikelola oleh masyarakat agar tidak terjadi kekurangan permodalan usaha mereka. Pengembangan Usaha Kecil Masyarakat dapat memberikan solusi terhadap upaya penanggulangan kemiskinan khususnya di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.3. Pembatasan Pajak dan Retribusi daerah yang merugikan usaha lokal dan orang miskin. Salah satu sumber penghasilan terpenting bagi penduduk miskin di daerah pedesaan adalah wiraswasta atau UKM dan usaha pendukung pertanian. Setengah dari penghasilan masyarakat petani miskin berasal dari usaha pendukung pertanian. Untuk meningkatkan penghasilan tersebut, terutama yang berasal dari usaha kecil dan menengah, perlu dibangun iklim usaha yang lebih kondusif. Sayangnya, sejak proses desentralisasi dijalankan, pemerintah daerah berlomba-lomba meningkatkan pendapatan mereka dengan cara mengenakan pajak dan pungutan daerah yang lebih tinggi. Usahawan pada saat ini harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mengurus berbagai izin yang sebelumnya dapat mereka peroleh secara cuma-cuma. Belum lagi beban dari berbagai pungutan liar yang harus dibayarkan untuk menjamin pengangkutan barang berjalan secara lancar dan aman. Berbagai biaya ini menghambat pertumbuhan usaha di tingkat lokal dan menurunkan harga jual yang diperoleh penduduk miskin atas barang yang mereka produksi. Oleh karena itu pemerintah dapat berusaha menurunkan beban yang ditanggung oleh penduduk miskin dengan cara:a. Menggantikan sistem pajak daerah yang berlaku dengan mengeluarkan daftar sumber penghasilan yang boleh dipungut oleh pemerintah daerah. Daftar tersebut harus mencakup sumber penghasilan yang dapat meningkatkan penghasilan daerah secara signifikan, misalnya sumber penghasilan dari pajak bumi dan bangunan (PBB).b. Menghentikan pungutan pajak dan retribusi daerah yang tidak diperlukan, dengan mengharuskan pemerintah daerah untuk mengadakan pengkajian dampak suatu peraturan sebelum mengeluarkan pungutan baru. Pungutan yang akan diambil itu juga harus diumumkan di berbagai media, untuk memberikan kesempatan pada pengusaha dan sektor swasta lainnya mengajukan masukan dan komentar.4. Perbaikan atas Kualitas Pendidikan dan Penyediaan Pendidikan Transisi untuk Sekolah Menengah. Indonesia telah mencapai hasil yang memuaskan dalam meningkatkan partisipasi di tingkat pendidikan dasar. Hanya saja, banyak anak-anak dari keluarga miskin yang tidak dapat melanjutkan pendidikan dan terpaksa keluar dari sekolah dasar sebelum dapat menamatkannya (lihat gambar dibawah). Hal ini terkait erat dengan masalah utama pendidikan di Indonesia, yaitu buruknya kualitas pendidikan. Pemerintah dapat memperbaiki kualitas pendidikan dan mencegah terputusnya pendidikan masyarakat miskin dengan cara:a. Menyediakan dana bantuan pendidikan bagi masyarakat miskin. Dana tersebut berasal dari pemerintah pusat yang disesuaikan dengan kebutuhan dan rencana pengembangan pendidikan di daerah. Dana ini dapat disalurkan dalam bentuk DAK dan ditargetkan untuk membantu sekolah yang menyediakan pendidikan bagi masyarakat miskin serta tidak dapat memenuhi standar yang dibutuhkan. Pemberian dana ini dapat dikaitkan dengan kondisi perbaikan mutu dan tambahan bagi iuran sekolah.b. Mengubah beasiswa Jaring Pengaman Sosial menjadi program beasiswa untuk membantu siswa dari kalangan miskin dalam masa transisi dari sekolah dasar ke sekolah lanjutan.5. Pemerintah harus menyediakan lebih banyak lagi lapangan pekerjaan, agar dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah kehidupan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota keluarganya.6. Jangan menjadi pemalas! Selain pemerintah, masyarakat juga harus ikut andil dalam mensejahterakan kehidupan. Apabila masih belum ada lowongan pekerjaan, masyarakat bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, lebih bagus jika lapangan pekerjaan buatan sendiri itu bisa menampung orang lain untuk menjadi karyawan kita.D. KESIMPULANMeskipun Kondisi penduduk miskin di Sulawesi Tenggara di September 2013 memperhatikan. Tapi, September 2014 kondisi penduduk miskin menurun dan kekhawatiran pun berkurang. Namun, bila dibandingkan dengan Provinsi-provinsi lain, Provinsi Sulawesi Tenggara angka kemiskinannya masih mengkhawatirkan. Oleh karena itu, sebagai pemerintah harus berusaha menurunkan angka kemiskinan kurang lebih 2% dalam kurun waktu 1-2 tahun. Dengan langkah-langkah yang sudah di rencanakan.