makalah perencanaan pembangunan

35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan indikator- indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Struktur perencanaan pembangunan diIndonesia berdasarkan hirarki dimensi waktunya berdasarkan Undang-Undang Nomor25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dibagi menjadiperencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek (tahunan),sehingga dengan Undang-Undang ini kita mengenal satu bagian penting dariperencanaan wilayah yaitu apa yang disebut sebagai rencana pembangunan daerah,yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJM-D) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sertaRencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan RencanaKerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya. B. Rumusan Masalah 1

Upload: mutiara-shifa

Post on 29-Nov-2014

7.074 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah memerlukan perencanaan

yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang

dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi

peningkatan permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data

sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan

adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Struktur perencanaan pembangunan diIndonesia berdasarkan hirarki dimensi

waktunya berdasarkan Undang-Undang Nomor25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dibagi menjadiperencanaan jangka panjang, jangka menengah dan

jangka pendek (tahunan),sehingga dengan Undang-Undang ini kita mengenal satu bagian

penting dariperencanaan wilayah yaitu apa yang disebut sebagai rencana pembangunan

daerah,yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana

Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJM-D) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) sertaRencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan

RencanaKerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada bab pembahasan yaitu :

1. Apakah yang dimaksud denganPerencanaan?

2. Apa sajakah sasaran pendekatan dalam pembangunan?

3. Apa sajakan tujuan perencanaan?

4. Apa sajakah manfaat perencanaan ?

5. Bagaimanakah langkah-langkah dan syarat perencanaan ?

6. Apakah yang dimaksud ruang lingkup perencanaan ?

7. Apa sajakah klasifikasi perencanaan ?

8. Bagaimanakah tahapan perencanaan ?

9. Apa sajakah unsur – unsur pokok perencanaan pembangunan ?

10. Bagaimanakah proses dan siklus perencanaan pembangunan ?

1

Page 2: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui defenisi perencanaan.

2. Mengetahui sasaran pendekatan dalam pembangunan.

3. Mengetahui tujuan perencanaan.

4. Mengetahui manfaat perencanaan

5. Mengetahui langkah-langkah dan syarat perencanaan

6. Mengetahui ruang lingkup perencanaan

7. Mengetahui klasifikasi perencanaan

8. Mengetahui tahapan perencanaan

9. Mengetahui unsur – unsur pokok perencanaan pembangunan

10. Mengetahui proses dan siklus perencanaan pembangunan

D. Manfaat Penulisan

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian perencanaan.

2. Mahasiswa dapat mengetahui pendekatan dalam pembangunan.

3. Mahasiswa mampu menyebutkan tujuan perencanaan.

4. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat perencanaan.

5. Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah dan syarat perencanaan.

6. Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup perencanaan.

7. Mahasiswa mampu menyebutkan klasifikasi perencanaan ?

8. Mahasiswa mampu menyebutkan tahapan perencanaan ?

9. Mahasiswa dapat mengetahui unsur – unsur pokok perencanaan pembangunan ?

10. Mahasiswa dapat mengetahui proses dan siklus perencanaan pembangunan ?

.

2

Page 3: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada

suatau periode tertentu dalam rangka tujuan yang ditetapkan. Sedangkan menurut para ahli

adalah :

Bintarao Tjokroaminoto ialah proses mempersiapkan kegiatan kegiatan  secara

sistematis yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Secara rinci Tjokroamidjojo (1977) menguraikan tahap-tahap dalam suatu proses

perencanaan yang meliputi penyusunan rencana, penyusunan program rencana, pelaksanaan,

pengawasan, dan evaluasi.

Pertama, penyusunan rencana meliputi unsur-unsur tinjauan keadaan (review) yang

dapat berupa tinjauan sebelum memulai suatu rencana maupun tinjauan terhadap pelaksanaan

rencana sebelumnya. Pada tahap ini pula dilakukan perkiraan keadaan masa yang akan dilalui

rencana (forecasting), karena itu dibutuhkan berbagai informasi untuk mengetahui

kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Informasi yang diperlukan dapat

berupa data statistik dan hasil penelitian terdahulu yang relevan.Setelah semua perkiraan

dilakukan, maka selanjutnya penetapan tujuan rencana (plan objectives) dan pemilihan cara-

cara pencapaian tujuan rencana.Unsur kegiatan berikutnya adalah mengidentifikasi kebijakan

(policy) yang perlu dilakukan.Operasionalisasi unsur ini perlu didasarkan pada pilihan

alternatif terbaik dan skala prioritas.Setelah seluruh unsur kegiatan dinilai tuntas, maka unsur

kegiatan yang terakhir dari tahapan penyusunan rencana adalah pengambilan keputusan

(decision making) sebagai persetujuan atas suatu rencana.

Kedua, penyusunan program rencana yang dilakukan melalui perumusan yang lebih

terperinci mengenai tujuan atau sasaran dalam jangka waktu tertentu, suatu perincian jadwal

kegiatan, jumlah dan jadwal pembiayaan serta penentuan lembaga atau kerja sama

antarlembaga mana yang akan melakukan program-program pembangunan. Tahap ini

seringkali perlu dibantu dengan penyusunan suatu tahap flow chart, operation plan atau

network plan.

Ketiga, pelaksanaan rencana (implementasi). Implementasi menurut Salusu (1996),

adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan menyusul suatu keputusan, atau dengan kata lain

dapat dikatakan sebagai operasionalisasi dari berbagai aktivitas guna mencapai sasaran

tertentu.

3

Page 4: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Keempat, pengawasan atas pelaksanaan rencana yang bertujuan untuk mengusahakan

supaya pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan rencana, apabila terdapat penyimpangan

maka perlu diketahui seberapa jauh penyimpangan tersebut dan apa sebabnya serta

dilakukannya tindakan korektif terhadap adanya penyimpangan. Untuk maksud tersebut,

maka diperlukan suatu sistem monitoring dengan mengusahakan pelaporan dan feedback

yang baik daripada pelaksana rencana. Berdasarkan pelakunya, pengawasan dapat dibedakan

ke dalam empat macam jenis pengawasan, yakni pengawasan melekat, pengawasan

fungsional, pengawasan masyarakat, dan pengawasan legislatif.

Pengawasan melekat adalah pengawasan terhadap program yang dilakukan secara

langsung oleh atasan terhadap bawahannya yang bersifat preventif dan represif serta

kontinue. Sementara pengawasan fungsional dilaksanakan oleh aparat baik secara internal

maupun eksternal yang ditunjuk khusus (exclusively assigned) untuk melakukan audit secara

independen. Lain halnya dengan pengawasan masyarakat yang merupakan bentuk kontrol

sosial baik secara langsung maupun dalam bentuk pemberitaan melalui media massa.

Sedangkan pengawasan legislatif yaitu pengawasan yang dilakukan oleh lembaga legislatif

yang memang memiliki fungsi pengawasan, selain fungsi legislasi dan anggaran.

Kelima, evaluasi untuk membantu kegiatan pengawasan, yang dilakukan melalui

suatu tinjauan yang berjalan secara terus menerus (concurrent review). Di samping itu,

evaluasi juga dapat dilakukan sebagai pendukung tahap penyusunan rencana yakni evaluasi

sebelum rencana dimulai dan evaluasi tentang pelaksanaan rencana sebelumnya. Dari hasil

evaluasi ini dapat dilakukan perbaikan terhadap perencanaan selanjutnya atau penyesuaian

yang diperlukan dalam (pelaksanaan) perencanaan itu sendiri.

Dalam pengertian tersebut, terkandung makna bahwa pada hakekatnya aspek

perencanaan senantiasa terdapat dalam setiap jenis usaha manusia. Perencanaan adalah suatu

cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum out put) dengan memberdayakan

sumber daya yang ada agar tujuan dapat tercapai secara efisien dan efektif. Dengan demikian,

dapat dipahami bahwa perencanaan tidak dapat terlepas dari kegiatan pengambilan keputusan

dan penentuan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan.

4

Page 5: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Prajudi Atmosudirdja mendefinisikan perencanaan ialah perhitungan dan penentuan

tentang sauatu yang akan dijalankan  dalam rangka mencapai tujuan tertentu , siapa

yang melakukan , bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukanya.

Handoko( 2003) meliputi (1)pemilihan atau penetapan tujuan tujuan organisasi., (2)

penentuan strategi , kebijakan , proyek, program , prosedur, metode, system,

anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Perencanaan pada hakikatnya adalah sauatu proses pengambilan keputusan atas

sejumlah alternatife mengenai sasaran dan cara cara yang kan dilaksanakan di masa yang

akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaian atas

hasil pelaksanaannya yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang disebut perencanaan adalah kegiatan

yang dilakukan di masa ynag akan datang untuk mencapai tujuan. Dari definisi perencanaan

mengandunmg unsure unsur (1) sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, (2)adanya

proses, (3) hasil yang ingin dicapai, dan (4) menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.

Perencanaan tidak terlepas dari unsur pelaksanaan termasuk pematauan , penilaian, dan

pelaporan. Pengawasan diperlukan dalam perencanaan agar tidak terjadi penyimpanagan

penyimpangan pengawasan dalam perencanaan dapat dilakukan secara preventif dan

respresif. Pengawasan preventif merupakan pengawasa yang melekat  dengan perencanaanya,

sedangkan pengawasan represif merupakan pengawasan fungsional atas perencanaan

rencana, baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal oleh aparat pengawas yang

ditugasi. Selanjutnya keempat fungsi dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Perencanaan merupakan proses yang sitematis dalam mengambil keputusan tentang

tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.  Perencanaan juga merupakan

kumpulan kebijakan yang secara sistematis disusun dan dirumuskan berdasarkan data yang

dipertanggungjawabkan serta dapat digunakan sebagai pedoman kerja. Perencanaan program

pendidikan sedikitnya memiliki dua fungsi, fungsi yang utama, pertama, perencanaan

merupakan  upaya sistematis yang menggambarkan penyusuanan rangkaian tindakan yang

akan dilakukan untuk mencapai tujuan organiosasi atau lembagadenagn mempertimbangkan

sumber sumber yang tersediia atau sumber asumber yang dapat dilakukan. Kedua,

perencanaan meruoakan kegiatan untuk mengarahkan atau menggunakan sumbner sumber

terbatas secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

5

Page 6: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Menurut Arthur W. Lewis (1965), Perencanaan pembangunan sebagai suatu

kumpulan kebijaksanaan dan program pembangunan unutk merangsang masyarakat

dan seasta untuk menggunakan sumberdaya yang tersedia secara lebih produktif.

Menurut M. L. Jhingan (1984), menyatakan bahwa Perencanaan pembangunan pada

dasarnya merupakan pengendalian dan pengaturan perekonomian dengan sengaja oleh

suatu penguasa (pemerintah) pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan tertentu

di dalam jangka waktu tertentu pula.

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004, Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN) adalah suatu kesatuan tata cara perencanaan

pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan jangka panjang,

jangka menegah dan tahunan, yang dilaksanakan oleh unsure peyelenggara negara

dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

Pendekatan Dalam Pembangunan

1. Teori Modernisasi

Modernisasi dapat dipahami sebagai sebuah upaya tindakan menuju perbaikan dari

kondisi sebelumnya. Selain upaya, modernisasi juga berarti proses yang memiliki tahapan

dan waktu tertentu dan terukur. Modernisasi memiliki asumsi dasar yang menjadi pangkal

hipotesisnya dalam menawarkan rekayasa pembangunan.Pertama, kemiskinan dipandang

oleh Modernisasi sebagai masalah internal dalam sebuah negara (Arief Budiman,

2000:18).

Kemiskinan dan problem pembangunan yang ada lebih merupakan akibat dari

keterbelakangan dan kebodohan internal yang berada dalam sebuah negara, bukan

merupakan problem yang dibawa oleh faktor dari luar negara. Jika ada seorang warga

yang miskin sehingga ia tidak mampu mencukupi kebutuhan gizinya, maka penyebab

utama dari fakta tersebut adalah orang itu sendiri dan negara dimana orang tersebut

berada, bukan disebabkan orang atau negara lain. Artinya, yang paling pantas dan layak

melakukan penyelesaian masalah atas kasus tersebut adalah orang dan negara dimana

orang itu berada, bukan negara lain.

Kedua, muara segala problem adalah kemiskinan, pembangunan berarti perang

terhadap kemiskinan.Jika pembangunan ingin berhasil, maka yang kali pertama harus

dilakukan adalah menghilangkan kemiskinan dari sebuah negara.Cara paling tepat

6

Page 7: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

menurut Modernisasi untuk menghilangkan kemiskinan adalah dengan ketersediaan

modal untuk melakukan investasi.Semakin tinggi tingkat investasi di sebuah negara,

maka secara otomatis, pembangunan telah berhasil, (Mansour Fakih, 2002:44-47).

Teori Modernisasi adalah teori pembangunan yang menyatakan bahwa pembangunan

dapat dicapai melalui mengikuti proses pengembangan yang digunakan oleh negara-

negara berkembang saat ini. Teori tindakan Talcott Parsons 'mendefinisikan kualitas yang

membedakan "modern" dan "tradisional" masyarakat.Pendidikan dilihat sebagai kunci

untuk menciptakan individu modern. Teknologi memainkan peran kunci dalam teori

pembangunan karena diyakini bahwa teknologi ini dikembangkan dan diperkenalkan

kepada negara-negara maju yang lebih rendah akan memacu pertumbuhan ekonomi.

Salah satu faktor kunci dalam Teori Modernisasi adalah keyakinan bahwa pembangunan

memerlukan bantuan dari negara-negara maju untuk membantu negara-negara

berkembang untuk belajar dari perkembangan mereka. Dengan demikian, teori ini

dibangun di atas teori bahwa ada kemungkinan untuk pengembangan yang sama dicapai

antara negara maju dan dikembangkan lebih rendah.

2. Teori Dependensi (Ketergantungan).

Teori Dependensi lahir atas respon ilmiah terhadap pendapat kaum Marxis Klasik

tentang pembangunan yang dijalankan di negara maju dan berkembang.Aliran neo-

marxisme yang kemudian menopang keberadaan teori Dependensi ini.Tokoh utama dari

teori Dependensi adalah Theotonio Dos Santos dan Andre Gunder Frank.Theotonio Dos

Santos sendiri mendefinisikan bahwa ketergantungan adalah hubungan relasional yang

tidak imbang antara negara maju dan negara miskin dalam pembangunan di kedua

kelompok negara tersebut.Dia menjelaskan bahwa kemajuan negara Dunia Ketiga

hanyalah akibat dari ekspansi ekonomi negara maju dengan kapitalismenya. Jika terjadi

sesuatu negatif di negara maju, maka negara berkembang akan mendapat dampak

negatifnya pula. Sedangkan jika hal negatif terjadi di negara berkembang, maka belum

tentu negara maju akan menerima dampak tersebut. Sebuah hubungan yang tidak imbang.

Artinya, positif-negatif dampak berkembang pembangunan di negara maju akan dapat

membawa dampak pada negara, (theotonio dos santos, review, vol. 60, 231).

7

Page 8: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Enam bagian pokok dari teory independensi adalah :

1. Pendekatan Keseluruhan Melalui Pendekatan Kasus. Gejala ketergantungan dianalisis

dengan pendekatan keseluruhan yang memberi tekanan pada sisitem dunia.

Ketergantungan adalah akibat proses kapitalisme global, dimana negara pinggiran

hanya sebagai pelengkap. Keseluruhan dinamika dan mekanisme kapitalis dunia

menjadi perhatian pendekatan ini.

2. Pakar Eksternal Melawan Internal. Para pengikut teori ketergantungan tidak

sependapat dalam penekanan terhadap dua faktor ini, ada yang beranggapan bahwa

faktor eksternal lebih ditekankan, seperti Frank Des Santos. Sebaliknya ada yang

menekan factor internal yang mempengaruhi/ menyebabkan ketergantungan, seperti

Cordosa dan Faletto.

3. Ekonomi Melawan Analisi Sosiopolitik. Raul Plebiech memulainya dengan memakai

analisis ekonomi dan penyelesaian yang ditawarkanya juga bersifat ekonomi. AG

Frank seorang ekonom, dalam analisisnya memakai disiplin ilmu sosial lainya,

terutama sosiologi dan politik. Dengan demikian teori ketergantungan dimulai sebagai

masalah ekonomi kemudian berkembang menjadi analisis sosial politik dimana

analisis ekonomi hanya merupakan bagian dan pendekatan yang multi dan

interdisipliner analisis sosiopolitik menekankan analisa kelas, kelompok sosial dan

peran pemerintah di negara pinggiran.

4. Kontradiksi Sektoral/Regional Melawan Kontradiksi Kelas. Salah satu kelompok

penganut ketergantungan sangat menekankan analisis tentang hubungan negara-

negara pusat dengan pinggiran ini merupakan analisis yang memakai kontradiksi

regional. Tokohnya adalah AG Frank. Sedangkan kelompok lainya menekankan

analisis klas, seperti Cardoso.

5. Keterbelakangan Melawan Pembangunan. Teori ketergantungan sering disamakan

dengan teori tentang keterbelakangan dunia ketiga. Seperti dinyatakan oleh Frank.

Para pemikir teori ketergantungan yang lain seperti Dos Santos, Cardoso, Evans

menyatakan bahwa ketergantungan dan pembangunan bisa berjalan seiring. Yang

perlu dijelaskan adalah sebab, sifat dan keterbatasan dari pembangunan yang terjadi

dalam konteks ketergantungan.

6. Voluntarisme Melawan Determinisme. Penganut marxis klasik melihat perkembangan

sejarah sebagai suatu yang deterministic. Masyarakat akan berkembang sesuai

tahapan dari feodalisme ke kapitalisme dan akan kepada sosialisme. Penganut Neo

8

Page 9: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Marxis seperti Frank kemudian mengubahnya melalui teori ketergantungan.

Menurutnya kapitalisme negara-negara pusat berbeda dengan kapitalisme negara

pinggiran. Kapitalisme negara pinggiran adalah keterbelakangan karena itu perlu di

ubah menjadi negara sosialis melalui sebuah revolusi. Dalam hal ini Frank adalah

penganut teori voluntaristik.

3. Teori Artikulasi

Teori ini menyikapi kegagalan kapitalisme yang dilakukan di negara satelit,

karena kapitalisme dapat berhasil dilakukan di negara maju. Minimal adadua alasan

utama yang menyebabkan kapitalisme gagal membawa negara berkembang untuk

mencapai kemajuan dalam pembangunan yang dilakukannya. Dua hal itu adalah

kegagalan cara dan proses produksi di negara satelit.

1. Kegagalan proses produksi di negara satelit

Teori ini berpendapat bahwa negara satelit telah gagal memahami proses

industrialisasi yang dicontohkan oleh negara maju. Pemahaman yang salah atas

kapitalisme ini kemudian menbawa kegagalan dalammewujudkan kapitalisme dengan

melakukan industrialisasi dalam negeri.Disinilah yang dimaksud dengan kegagalan dalam

pembangunan menurut teori Artikulasi. Negara Dunia Ketiga gagal

mengartikulasikan profil kemajuan dan kemandirian ekonomi yang telah tercapai

di negara maju dengan kapitalisasi ekonominya, sehingga kegagalan inimembawa

negara satelit tetap menjadi negara miskin.

2. Kesalahan cara produksi

Industrialiasi yang berjalan di negara satelit mengalami kesalahan dalam hal produksi

(made of production), sehingga pemanfaatan sumberdaya alamtidak dilakukan secara

maksimal untuk menghasilkan produk barang industri.Kesalahan cara produksi ini

menyebabkan kapitalisme di negara satelit tidak berjalan dan berkembang secara murni,

sehingga pembangunan tidak berhasilmembawa kemajuan bagi negara tersebut.

Kegagalan cara produksi di negara Dunia Ketiga ini terjadi karena keterbatasan

teknologi industri yang dikuasai oleh para tenaga ahli di negara Dunia Ketiga. Dengan

terbatas dan sedikitnya teknologi industri yagng dikuasai, maka produk industri

9

Page 10: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

yangdihasilkan oleh industri negara Dunia Ketiga tetap akan mengalamikekalahan dalam

persaingan di pasar konsumsi dengan produk yang dihasilkan oleh industri negara maju.

Dengan tidak lakunya barang-barang produk industri negara Dunia Ketiga,maka

pertumbuhan pendapatan industri-industri domestik akan cenderung rugi atau hanya

mendapatkan laba yang minim, sehingga dengan keuntungan terbatas tersebut,

karyawan dan para pekerja akan terbatas mendapatkan pendapatan dari kerja yang

telah mereka lakukan. Jika pendapatan rendah, maka kemampuan konsumsi juga

rendah. Maka negara Dunia Ketiga tetap masih berada dalamketerbelakangan jika tidak

mampu merubah cara produksi industri yangada didalam negaranya. Cara tercepat untuk

merubahnya adalah dengan menguasai teknologi industri yang sangat menentukan mutu

produk industri itu sendiri. Tokoh teori ini adalah Claude Meillassoux dan Pierre

Philippe Rey, keduanya adalah antropolog yang berasal dari Perancis,(Arief Budiman,

2000: 103-107).

      Tujuan Perencanaan

1. Standar pengawasan yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya.

2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan

3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (stuktur organisasinya) baik kualifikasinya

maupunkauntitasnya.

4. Mendapatkan kegiatan kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya tenaga dan

waktu.

5. Meminimalkan kegiatan kegiatan yang  tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga,

dan waktu.

6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerja.

7. Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.

8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui

9. Mengarahkan pada percapaian tujuan.

Manfaat perencanaan

1. Standar pelaksaanaan dan pengawasan

2. Pemilihan berbagai alternative terbaik.

3. Penyusunan skala prioritas , baik sasaran mauopun kegiatan,

4. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi’

5. Alat memudahkan dalam berkordinasi dengn pihak terkait

10

Page 11: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

6. Alat untuk meminimalkan pekerjaan tidak pasti.

                                   

Langkah-langkah dan Syarat Perencanaan

Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.

2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.

3. Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan.

4. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.

5. Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana

pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.

Syarat-syarat perencanaan antara lain sebagai berikut:

a. Perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas.

b. Bersifat sederhana, realistis, dan praktis.

c. Terinci, memuat segala uraian serta klasifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan

sehingga mudah dipedomani dan dijalankan.

d. Memiliki fleksibilitas sehinggga disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi dan

situasi sewaktu-waktu.

e. Terdapat pertimbangan antara bermacam-macam bidang yang akan digarap dalam

perencanaan itu, menurut urgensinya masing-masing.

f. Diusahakan agar sedapat mungkin tidak terjadi adanya duplikasi pelaksanaan.

Ciri-ciri dari suatu perencanaan pembangunan :

a. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan sosial

ekonomi yang mantap (steady socialeconomic growth). Hal ini dicerminkan dalam

usaha pertumbuhan ekonomi yang positif.

b. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan per kapita.

c. Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi. Hal ini seringkali disebut

sebagai usaha diversifikasi ekonomi.

d. Usaha perluasan kesempatan kerja.

e. Usaha pemerataan pembangunan sering disebut sebagai distributive justice.

f. Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang

kegiatan-kegiatan pembangunan.

g. Usaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi.

11

Page 12: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Ruang Lingkup Perencanaan

Perencanaan dari Dimensi Waktu

a.    Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Planning)

Perencanaan ini meliputi jangka waktu 10 tahun ke atas.Dalam perencanaan ini belum di

tampilkan sasaran-sasaran yang bersifat kuantitatif, tetapi lebih kepada proyeksi atau

prespektif atas keadaan ideal yang diinginkan dan pencapaian keadaan yang bersifat

fundamental. Contoh, Propenas.

b.    Perencanaan Jangka Menengah (Medium Term Planning)

Perencanaan ini meliputi jangka waktu antara tiga sampai delapan tahun. Di Indonesia

umumnya lima tahun. Perencanaan jangka menengah ini merupakan penjabaran atau uraian

perencanaan jangka panjang.Walaupun perencanaan jangka menengah ini masih bersifat

umum, tetapi sudah ditampilkan saran-saran yang diproyeksikan secara kuantitatif. Contoh,

Propeda.

c.    Perencanaan Jangka Pendek (Short Term Planning)

Jangka waktunya kurang maksimal satu tahun.Perencanaan jangka pendek tahunan (annual

plann) disebut juga perencanaan (annual operational planning).Contoh, Proyek-proyek.

Klasifikasi Perencanaan

Perencanaan pembangunan dapat diklasifikasi berdasarkan beberapa dimensi,

diantaranya: dimensi pendekatan dan koordinasi, dimensi waktu, dan dimensi arus penyunan.

Ketiga klasifikasi ini akan diuraikan pada pembahasan berikut ini.

I. Dimensi pendekatan dan koordinasi

Pertama, perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan pembangunan nasional

dalam skala menyeluruh. Dalam perencanaan makro ini dikaji berapa pesat pertumbuhan

ekonomi dapat dan akan direncanakan, berapa besar tabungan masyarakat dan pemerintah

akan tumbuh, bagaimana proyeksinya, da-n hal-hal lainnya secara makro dan menyeluruh.

Kajian ini dilakukan untuk menentukan tujuan dan sasaran yang mungkin dicapai dalam

jangka waktu rencana, dengan memperhitungkan berbagai variabel ekonomi

mikro.Perencanaan makro ini dilakukan dengan melihat dan memperhitungkan secara cermat

keterkaitannya dengan perencanaan sektoral dan regional.

Kedua, perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan pendekatan

berdasarkan sektor.Yang dimaksud dengan sektor adalah kumpulan dari kegiatan-kegiatan

12

Page 13: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

atau program yang mempunyai persamaan ciri-ciri serta tujuannya.Pembagian menurut

klasifikasi fungsional seperti sektor, maksudnya untuk mempermudah perhitungan-

perhitungan dalam mencapai sasaran makro. Sektor-sektor ini kecuali mempunyai ciri-ciri

yang berbeda satu sama lain, juga mempunyai daya dorong yang berbeda dalam

mengantisipasi investasi yang dilakukan pada masing-masing sektor. Meskipun pendekatan

ini menentukan kegiatan tertentu, oleh instansi tertentu, di lokasi tertentu, faktor lokasi pada

dasarnya dipandang sebagai tempat atau lokasi kegiatan saja.Pendekatan ini berbeda dengan

pendekatan perencanaan lainnya yang terutama bertumpu pada lokasi kegiatan.

Ketiga, perencanaan dengan dimensi pedekatan regional menitikberatkan pada aspek

lokasi di mana kegiatan dilakukan.Pemerintah daerah mempunyai kepentingan yang berbeda

dengan instansi-instansi di pusat dalam melihat aspek ruang di suatu

daerah.Departemen/lembaga pusat dengan visi atau kepentingan yang bertitik berat sektoral

melihat lokasi untuk kegiatan, sedangkan pemerintah daerah dengan titik berat pendekatan

pembangunan regional (wilayah/daerah) melihat kegiatan untuk lokasi. Kedua pola pikir itu

dapat saja menghasilkan hal yang sama, namun sangat mungkin menghasilkan usulan yang

berbeda. Pemerintah daerah dalam merencanakan pembangunan daerah mengupayakan

pendayagunaan ruang di daerahnya, mengisinya dengan berbagai kegiatan sedemikian rupa

sehingga menghasilkan alternatif pembangunan yang terbaik bagi daerah tersebut.Pilihan

daerah terhadap alternatif yang tersedia dapat menghasilkan pertumbuhan yang tidak optimal

dari sudut pandang sektor yang melihat kepentingan nasional secara sektoral.Berbagai

pendekatan tersebut perlu dipadukan dalam perencanaan pembangunan nasional, yang terdiri

dari pembangunan sektor-sektor di berbagai daerah, dan pembangunan daerah yang bertumpu

pada sektor-sektor.

Keempat, perencanaan mikro adalah perencanaan skala rinci dalam perencanaan

tahunan, yang merupakan penjabaran rencana-rencana baik makro, sektoral, maupun regional

ke dalam susunan proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan dengan berbagai dokumen

perencanaan dan penganggarannya. Secara operasional perencanaan mikro ini antara lain

tergambar dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO), dan rancangan

kegiatan. Perencanaan ini merupakan unsur yang sangat penting, karena pada dasarnya

pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan.Efektivitas dan efisiensi yang menjadi masalah

nasional sehari-hari dapat ditelusuri penanganannya dalam perencanaan dan pelaksanaan

rencana di tingkat mikro.

13

Page 14: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

II. Dimensi waktu

Perencanaan pembangunan yang didasarkan oleh periode waktu terdiri atas tiga

klasifikasi umum.Pertama, perencanaan jangka panjang.Perencanaan jangka panjang sekitar

10 sampai dengan 25 tahun.Perencanaan ini bukan merupakan pedoman kerja yang siap

pakai, melainkan keputusan kekuasaan tertinggi yang lebih bersifat dorongan atau

motivasi.Jenis perencanaan yang demikian ini bersifat berkesinambungan, tidak dapat

diputus-putus.Perencanaan pengentasan kemiskinan, perencanaan keluarga berencana, dan

proyek jalan raya merupakan contoh sederhana dari perencanaan jangaka panjang.

Kedua, Sementara perencanaan jangka menengah lazim disebut Repelita, oleh karena

periodesasinya dalam kurun waktu 5 tahunan.Perencanaan jangka menengah biasanya

dikaitkan dengan kebutuhan secara politis karena jangka waktu disesuaikan dengan jabatan

pemerintah yang sedang berjalan.

Ketiga, perencanaan jangka pendek.Perencanaan jangka pendek sering juga dikenal

dengan istilah rencana operasional tahunan yang hanya memiliki kurun waktu 1 tahun.Jenis

perencanaan ini merupakan operasionalisasi atau penjabaran dari perencanaan jangka

menengah ke dalam perencanaan tahunan yang biasanya disesuaikan dengan kemampuan

atau kondisi riil suatu daerah tertentu.Kemampuan yang dimaksudkan di sini terkait dengan

anggaran (budget) yang populer disebut APBN dan APBD.Dalam pandangan Lewis (1994),

rencana tahunan merupakan rencana pengontrol dengan pengertian bahwa ini adalah tahun

dimana tahun demi tahun menyesuaikan sumber-sumber daya dengan hasil-hasil yang dapat

diperoleh.Singkatnya dalam pandangan Lewis bahwa rencana tahunan merupakan sebuah

dokumen operasi.Dengan demikian, sasaran dalam perencanaan jangka pendek tidak

menyimpang dari frame work kebijakan yang telah ditentukan dalam perencanaan jangka

menengah dan jangka panjang.

III. Dimensi arus penyusunan

Berdasarkan prosesnya, perencanaan ini dibagi menjadi perencanaan dari bawah ke atas

(bottom-up planning) dan perencanaan dari atas ke bawah (top-downplanning).Perencanaan

dari bawah ke atas dianggap sebagai pendekatan perencanaan yang seharusnya diikuti karena

dipandang lebih didasarkan pada kebutuhan nyata.Pandangan ini timbul karena perencanaan

dari bawah ke atas ini dimulai prosesnya dengan mengenali kebutuhan di tingkat masyarakat

14

Page 15: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

yang secara langsung yang terkait dengan pelaksanaan dan mendapat dampak dari kegiatan

pembangunan yang direncanakan.

Sedangkan perencanaan dari atas ke bawah adalah pendekatan perencanaan yang

menerapkan cara penjabaran rencana induk ke dalam rencana rinci. Rencana rinci yang

berada di bawah adalah penjabaran rencana induk yang berada di atas.Pendekatan

perencanaan sektoral acapkali ditunjuk sebagai pendekatan perencanaan dari atas ke bawah,

karena target yang ditentukan secara nasional dijabarkan ke dalam rencana kegiatan di

berbagai daerah di seluruh Indonesia yang mengacu kepada pencapaian target nasional

tersebut.Pada tahap awal pembangunan, pendekatan perencanaan ini lebih dominan, terutama

karena masih serba terbatasnya sumber daya pembangunan yang tersedia.

Di dalam implementasinya tidak terdapat lagi penerapan penuh pendekatan dari atas ke

bawah.Beberapa pertimbangan, misalnya ketersediaan tabungan pemerintah sebagai sumber

pembiayaan pembangunan dan kepentingan sektoral nasional, masih menuntut penerapan

pendekatan dari atas ke bawah. Namun, kini pendekatan tersebut tidak lagi sepenuhnya

dijalankan karena proses perencanaan rinci menuntut peran serta masyarakat. Untuk itu,

diupayakan untuk memadukan pendekatan perencanaan dari atas ke bawah dengan

perencanaan dari bawah ke atas. Secara operasional pendekatan perencanaan tersebut

ditempuh melalui mekanisme yang disebut Pedoman Penyusunan Perencanaan dan

Pengendalian Pembangunan di Daerah (P5D) dengan memanfaatkan forum-forum

Musyawarah Pembangunan (Musbang) Desa, Musbang Kecamatan, Rapat Koordinasi

Pembangunan (Rakorbang) Dati II, Rakorbang Dati I, Konsultasi Regional Pembangunan

(Konregbang), yaitu Dati I sepulau/kawasan, dan puncaknya terjadi pada Konsultasi Nasional

Pembangunan (Konasbang). Di setiap tingkat diupayakan untuk mengadakan koordinasi

perencanaan sektoral dan regional.Usulan atau masalah yang lintas wilayah atau lintas

sektoral yang tidak dapat diselesaikan di suatu tingkat dibawa ke tingkat di atasnya. Proses

berjenjang ini diharapkan dapat mempertajam analisis di berbagai tingkat forum konsultasi

perencanaan pembangunan tersebut. Dengan demikian, perencanaan dari atas ke bawah yang

memberikan gambaran tentang perkiraan-perkiraan dan kemungkinan-kemungkinan yang ada

diinformasikan secara berjenjang, sehingga proses perencanaan dari bawah ke atas

diharapkan sejalan dengan yang ditunjukkan dari atas ke bawah.

15

Page 16: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Tahapan Perencanaan: Tiga Model Dasar

1. Model Pertumbuhan Agregat: Memproyeksikan Variabel-variabel Makro

Model perencanaan pertama dan pemula yang digunakan hampir semua oleh negara

berkembang adalah model pertumbuhan agregat. (aggregate growth model). Model ini

mengulas perekonomian secara keseluruhan dengan menggunakan variabel-veriabel

makroekonomi yang dinilai paling mempengaruh tingkatan dan laju pertumbuhan output

nasional, yaitu tabungan, investasi, cadangan modal, nilai ekspor, impor, bantuan luar negeri,

dan sebagainya. Model pertumbuhan egregat ini merupakan model yang cocok untuk

meramalkan pertumbuhan output (dan mungkin juga ketenagakerjaan) dalam kurun waktu

antara tiga sampai dengan lima tahun. Hampir semua model yang tergolong model

pertumbuhan agregat ini memiliki kemiripan gagasan dengan model dasar Harrod-Domar.

2. Model Input-Output dan Proyeksi Sektoral: Gagasan Dasar

Pendekatan lain yang jauh lebih canggih terhadap perencanaan pembangunan

menggunaka beberapa varian model-antar industri (inter-industry model) atau model input-

output (input-output model). Pendekatan ini memperhitungkan kenyataan bahwa kegiatan

ekonomi dalam sektor-sektor industri yang utama senantiasa saling berhubungan satu sama

lain dalam suatu bentuk himpunan persamaan aljabar yang simultan yang pada akhirnya akan

menunjukan proses produksi atau teknologi yang digunakan dalam masing-masing sektor

industri. Semua industri selain dianggap selain sebagai produsen output tertentu juga sebagai

konsumen atau pihak yang menggunakan output dari industri yang lain sebagai input-

inputnya. Sebagai contoh adalah sektor pertanian. Selain sebagai produsen output tertentu

(misalnya gandum) sektor ini juga menggunakan input-input yang merupakan output-output ,

katakalah sektor industri mesin dan sektor industri pupuk.

3. Penilaian Proyek dan Analisis Manfaat Biaya Sosial

Meskipun lembaga perencanaan di negara-negara berkembang pada umunya

menggunakan model perencanaan Harrod-Domar dengan aneka variasinya, serta model

output-input sektoral yang telah disederhanakan, namun dalam kegiatan operasional sehari-

harinya mereka lebih memperhatikan alokasi dana investasi pemerintah yang selalu terbatas

berdasarkan teknik analisis makroekonomi yang dikenal dengan nama penilaian proyek

(project appraisal). Namun hendaknya hubungan intelektual dan operasional antara tiga

teknik perencanaa yang penting tersebut tidak diabaikan. Model pertumbuhan makro

menyusun strategi yang luas, yang bila disertai dengan analisis output-input, akan

pelaksanaan upaya pemenuhan target sektoral domestik secara konsisten, sedangkan

penilaian proyek khusus dirancang untuk mennjamin terciptanya perencanaan proyek yang

16

Page 17: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

efisien unutk masing-masing sektor. Hubungan timbal balik antara ketiga tahap perencanaan

tersebut akan sangat banyak menentukan keberhasilan pelaksanaan perencanaan

pembangunan tersebut.

Jenis perencanaan pembangunan dapat dilihat dari berbagai sisi yaitu:

NO. SIFAT JENIS

1. Menurut Jangka Waktunya

 

Perencanaan Jangka Panjang

Perencanaan Jangka Menengah

Perencanaan Jangka Pendek

2. Menurut Sifat.

 

Perencanaan dengan Komando

Perencanaan dengan Rangsangan

3. Menurut Sumber Daya.

 

Perencanaan Keuangan

Perencanaan Fisik

4. Menurut Tingkat Keleluasaan

 

Perencanaan Indikatif

Perencanaan Imperatif

5. Menurut Sistem Ekonomi

 

Perencanaan pembangunan dalam

sistem kapitalis

Perencanaan pembangunan dalam

sistem komunis

Perencanaan pembangunan dalam

sistem campuran

6. Menurut Cara Pelaksanaan

 

Perencanaan Sentralistik

Perencanaan Desentralistik

Ciri-ciri perencanaan yang dipersiapkan dengan baik yaitu sebagai berikut:

Tersusun secara lengkap termasuk sektor swasta

Memasukkan evaluasi perekonomian masa lalu

Merinci tujuan dan prioritas pebangunan

17

Page 18: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Menterjemahkan tujuan kedalam target pembangunan

Strategi dan kebijakan bersifat spesifik

Berisikan perencanaan kebutuhan investasi

Memuat perkiraan atau proyeksi selama periode perencanaan

Mempunyai kaitan yang jelas dengan perencanaan pembangunan lainnya.

Unsur Pokok Perencanaan Pembangunan

Dalam melakukan pembangunan, harus memiliki perencanaan yang matang dan

mantap, agar pembangunan dapat berdaya guna dan berhasil guna. Dalam perencanaan

pembangunan, tentunya ada unsure-unsur pokok yang harus dimiliki yaitu seperti sebagai

berikut:

1. Mengetahui Locus: mengerti, mengetahui, dan memahami kondisi umum daerah yang

dijadikan sasaran pembangunan.

2. Memiliki visi dan misi pembangunan: pelaksanaan pembangunan harus tetap fokus,

sehingga harus bersandar pada visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya,

mengenai untuk apa, siapa, dan mengapa pembangunan itu harus dilaksanakan.

3. Mempunyai sasaran dan target pembangunan: mengetahui tindakan nyata yang akan

dilakukan serta jangka waktu yang dibutuhkan dari tujuan yang ingin dicapai.

4. Memiliki strategi pembangunan: bertujuan agar pelaksanaan berjalan secara

kronologis serta, mengutamakan pencapaian tujuan secara efektif dan efisien, dengan

tepat dan terarah. Berikut merupakan contoh strategi pembangunan seperti, strategi

menyeluruh dan strategi parsial, strategi fokus dan strategi campuran.

5. Adanya prioritas pembangunan: hal ini bertujuan agar tercipta pengoptimalisasian

terhadap pencapaian sasaran pembangunan dengan dana dan sumberdaya yang

terbatas.

6. Memiliki program dan kegiatan pembangunan yang jelas: sebagai bentuk intervensi

dari pemerintah dengan menggunakan sejumlah sumberdaya, termasuk dana dan

tenaga dalam rangka melaksanakan kebijakan pembangunan.

 Proses dan Siklus Perencanaan Pembangunan

Secara lebih rinci dapat dikemukakan tahap-tahap dalam suatu proses perencanaan sebagai

berikut :

18

Page 19: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

1. Penyusun Rencana

a. Tinjauan Keadaan

Tinjauan keadaan atau review ini dapat berupa tinjauan sebelum memulai

suatu rencana (review before take of) atau suatu tinjauan tentang pelaksanaan

rencana sebelumnya (review of performance). Dengan kegiatan ini diusahakan

dapat dilakukan dan diidentifikasi masalah-masalah pokok yang masih

dihadapi, seberapa jauh kemajuan telah dicapai untuk menjamin kontinuitas

kegiatan-kegiatan usaha, hambatan-hamabatan yang masih ada, dan potensi-

potensi serta prospek yang masih bisa dikembangkan.

b. Perkiraan keadaan masa yang akan datang akan dilalui rencana

Sering juga disebut sebagai forecasting. Dalam hal ini diperlukan data-data

statistik, sebagai hasil penelitian dan teknik-teknik proyeksi. Mekanisme

informasi untuk mengetahui kecenderungan-kecenderungan perpestik masa

depan.

c. Penetapan tujuan rencana (Plan Objectives)

Dalam hal ini seringkali nilai-nilai politik, sosial masyarakat,memainkan

peranan yang cukup penting. Secara teknis hal ini didasarkan kepada tinjauan

keadaan dan perkiraan tentang masa yang akan dilalui rencana.

d. Identifikasi kebijakan

Suatu kebijakan atau policy, mungkin perlu didukung oleh program-program

pembangunan. Untuk bisa lebih operasionalnya rencana kegiatan-kegiatan

usaha ini perlu dilakukan berdasar pemilihan alternatif yang terbaik. Hal ini

dilakukan berdasar opportunity cost dan skala prioritas. Bagi proyek-proyek

pembangunan identifikasinya didukung oleh feasibility studies dan survei-

survei pendahuluan.

19

Page 20: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

e. Tahap persetujuan rencana

Proses pengambilan keputusan disini mungkin bertingkat-tingkat, dari putusan

bidang teknis kemudian memasuki wilayah proses politik. Disini diusahakan

pula penyelarasan dengan perencanaan pembiayaan secara umum dari pada

program-program perencanaan yang akan dilakukan.

2. Penyususnan Program Rencana

Dalam tahap ini dilakukan perumusan yang lebih terperinci mengenai tujuan atau

sasaran dalam jangka waktu tertentu, suatu perincian jadwal kegiatan, jumlah dan

jadwal pembiayaan serta penentuan lembaga atau kerja sama antar lembaga mana

yang akan melakukan program-program pembangunan. Seringkali tahap ini perlu

dibantu dengan penyususnan suatu flow-chart, operation plan atau network plan.

3. Pelaksanaan rencana

Dalam hal ini seringkali perlu dibedakan antara tahap eksplorasi, tahap konstruksi

dan tahap operasi. Hal ini perlu dipertimbangkan karena sifat kegiatan usahanya

berbeda. Dalam tahap pelaksanaan operasi perlu dipertimbangkan kegiatan-kegiatan

pemeliharaan.

4. Pengawasan atas Pelaksanaan Rencana

a. Mengusahakan supaya pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan rencananya.

b. Apabila terdapat penyimpanan maka perlu diketahui seberapa jauh penyimpangan

tersebut dan apa penyebabnya.

c. Dilakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan-penyimpangan.

5. Evaluasi

Evaluasi ini membantu kegiatan pengawasan. Dalam hal ini dilakukan suatu evaluasi

atau tinjaun yang berjalan secara terus menerus, seringkali disebut sebagai concurrent

review. Evaluasi juga dilakukan sebagai pendukung tahap penyusunan rencana, yaitu

tentang situasi sebelum rencana dimulai dan evaluasi tentang pelaksanaan rencana

sebelumnya. Dari hasil hasil evaluasi ini dapat dilakukan perbaikan terhadap

20

Page 21: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

perencanaan selanjutnya atau penyesuaian yang diperlukan dalam pelaksanaan

perencanaan itu sendiri.

21

Page 22: Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manfaat dari Perencanaan adalah Diharapkan terdapat suatu pengarahan kegiatan, adanya

pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan

pembangunan. Dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan

yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi dan prospek pengembangan, juga

mengenai hambatan dan resiko yang mungkin dihadapi. Memberi kesempatan untuk memilih

berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara

yang baik.

Dapat dilakukan penyusunan skala prioritas, memilih urutan dari segi pentingnya suatu

tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya .Akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan

suatu pengawasan dan evaluasi.Perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan

ekonomi yang terus menerus dapat ditingkatkan.Dapat dicapai stabilitas ekonomi.

Didalam melakukan pembangunan, Pemerintaah memerlukan perencanaan yang

akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang

dilakukannya.Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi

peningkatan permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data

sampai tingkat Kabupaten/ Kota.Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan

adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

B. Saran

Kritik dan saran yang membangun, kami harapkan dapat menjadi perkembangan

kelompok kami dalam menulis makalah ini.

22