tugas perencanaan pembangunan
DESCRIPTION
ANALISA RPJMD KOTA SURABAYATRANSCRIPT
ANALISA RPJMD KOTA SURABAYA
Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah suatu pengendalian yang sudah direncanakan oleh Badan
Perencanaan untuk mencapai sasaran tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Ciri-ciri perencanaan pembangunan :
1. Ada usaha yang mencerminkan untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi
yang mantap.
2. Ada usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
3. Ada usaha untuk perubahan struktur ekonomi
4. Ada usaha perluasan kesempatan kerja
5. Ada usaha pemerataan pembangunan dalam peradilan
6. Ada usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang menunjang
perekonomian.
7. Ada usaha yang terus menerus menjaga stabilitas ekonomi
Unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan :
1. Kebijakan dasar/strategi dasar rencana pembangunan
2. Ada kerangka rencana makro dalam bentuk variabel makro ekonomi
3. Adanya perkiraan sumber daya bagi pembangunan khususnya sumber
pembiayaan pembangunan
4. Ada kerangka kebijakan yang konsisten
5. Harus ada perencanaan program investasi baik secara sektoral maupun regional
6. Ada administrasi yang mendukung untuk pelaksanaan pembangunan.
Jika dilihat dari ciri-ciri dan unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan seperti
yang tertera di atas maka RPJMD Kota Surabaya sudah sesuai dengan aturan/kriteria
yang telah ditentukan tersebut yaitu sebagai berikut:
I. Unsur-Unsur Pokok Perencanaan Pembangunan
Unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan di dalam PRJMD Kota Surabaya :
1. Kebijakan dasar/strategi dasar perencanaan pembangunan
Berdasarkan tujuan yang akan diwujudkan sebagai bentuk akhir dalam
menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang dicita-citakan yaitu
menjadikan Surabaya yang Cerdas dan Peduli, maka strategi dasar pembangunan
kota Surabaya untuk lima tahun kedepan (2006-2010), adalah sebagai berikut :
Misi ke-1 :
Mewujudkan pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan dan
akuntabel, dengan tujuan akhir yaitu :
(a) Terwujudnya pelayanan prima,
(b) Terwujudnya kemandirian keuangan Daerah, dan
(c) Terwujudnya ketertiban dan kepatuhan masyarakat,
maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :
Pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan.
Tertib administrasi Pemerintahan.
Peningkatan pengawasan dan akuntanbilitas kinerja Pemerintah dan
Legislatif.
Percepatan proses pelayanan perijinan.
Peningkatan kinerja dan mutu layanan di semua aspek layanan
publik.
Mobilisasi PAD dan Penerimaan daerah lainnya.
Menegakkan pelaksanaan peraturan Pemerintah.
Misi ke-2 :
Meningkatkan akselerasi pertumbuhan arus perdagangan barang dan jasa
dalam skala regional maupun international serta memadukan wilayah Greater
Surabaya dalam suatu sistem tata ruang yang terintegrasi didukung
infrastruktur, sistem transportasi dan sistem IT yang memadai, dengan tujuan
akhir yaitu :
(a) Terwujudnya penataan ruang dan pengembangan wilayah perkotaan
Surabaya ((greater Surabaya) secara terpadu,
(b) Meningkatnya prasarana dan sarana transportasi yang mendukung
mobilitas barang dan jasa,
(c) Terwujudnya pengembangan sistem teknologi informasi yang berbasis
global,
maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :
Peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat/ stakeholder
dalam penataan ruang dan pengendalian pembangunan secara
intensif.
Penataan ruang dan pengendalian pembangunan secara intensif.
Penyediaan prasarana dan sarana jalan, dan peningkatan efisiensi
transportasi kota.
Penyediaan sarana dan prasarana transportasi publik.
Penyediaan Sistem informasi yang berbasisi TI.
Misi ke-3 :
Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
investasi serta menciptakan keterpaduan antara pengusaha kecil, menengah
dengan pengusaha besar yang didukung oleh iklim yang kondusif , dengan
tujuan akhir yaitu :
(a) Meningkatnya Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), Koperasi, dan
Investasi,
(b) Meningkatnya ketahanan pangan, dan
(c) Meningkatnya perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga
kerja,
maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :
Peningkatan penyediaan jaringan pendukung untuk UMKM,
koperasi dan investasi.
Pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan.
Peningkatan perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga
kerja.
Misi ke-4 :
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat miskin
melalui fasilitasi kebutuhan dasar , penataan dan pembinaan PKL serta usaha
sektor informal lainnya, dengan tujuan akhir yaitu :
(a) Meningkatnya pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial,
(b) Meningkatnya kualitas kehidupan keluarga miskin, dan
(c) Terwujudnya penataan dan pengelolaan usaha sektor informal secara
konstruktif dan modern,
maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :
Pemberdayaan masyarakat miskin dan penyandang masalah sosial.
Penataan dan pembinaan PKL.
Misi ke-5 :
Mewujudkan penataan lingkungan akan dibentuk yaitu : terwujudnya
lingkungan kota yang bersih, hijau dan nyaman bagi warga kota,
maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :
Pembangunan kota ber-wawasan lingkungan.
Peningkatan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau.
Peningkatan sistem pengendalian banjir.
Peningkatan pengelolaan sampah.
Peningkatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.
Peningkatan kualitas permukiiman.
Misi ke-6 :
Meningkatkan kualitas pendidikan yang berwawasan kebangsaan dan
berkualitas global yang terjangkau bagi warga kota serta menyiapkan generasi
muda yang siap menghadapi tantangan kemajuan zaman, dengan tujuan akhir
yaitu :
(a) Meningkatnya kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi,
(b) Terwujudnya pemerataan dan perluasan pendidikan bagi warga kota, dan
(c) Meningkatnya kualitas generasi muda dan prestasi olah raga,
maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :
Peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan.
Peningkatan peran generasi muda.
Peningkatan prestasi olah raga.
Misi ke-7 :
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat
kota serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang lingkungan sehat
dan perilaku sehat, dengan tujuan akhir yaitu :
(a) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, dan
(b) Meningkatnya akses pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh
masyarakat,
maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :
Pemberdayaan masyarakat melalui penyebarluasan informasi tentang
kesehatan.
Meningkatkan peran posyandu dan puskesmas sebagai ujung tombak
pembangunan kesehatan masyarakat.
Optimalisasi kinerja pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas
dan kuantitas tenaga medis.
Misi ke-8 :
Menggali dan meningkatkan khasanah budaya lokal serta mengembangkan
kehidupan masyarakat yang harmonis, bertoleransi dan berakhlakul karimah,
dengan tujuan akhir yaitu :
(a) Meningkatnya ketahanan budaya lokal dan kepariwisataan,
(b) Terwujudnya kerukunan antar kelompok masyarakat, dan
(c) Terwujudnya kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan
anak,
maka maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :
Pengembangan kepariwisataan, seni, budaya yang konstruktif dan
Konstektual.
Mendorong terciptanya kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Fasilitasi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
2. Kerangka rencana makro dalam bentuk variabel makro ekonomi
Kondisi ekonomi daerah secara umum dapat ditunjukkan oleh angka
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Investasi, Inflasi, pajak dan retribusi,
pinjaman dan pelayanan bidang ekonomi. Besaran nilai Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) ini secara nyata mampu memberikan gambaran mengenai
nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada suatu daerah dalam
periode tertentu. Lebih jauh, perkembangan besaran nilai PDRB merupakan salah
satu indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan
pembangunan suatu daerah, atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu
daerah dapat tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB. Berdasarkan data BPS
Surabaya, perkembangan perekonomian kota Surabaya periode (2002-2004),
menunjukkan angka pertumbuhan yang cukup positif , masing-masing sebesar
3,80 persen (2002), 4,22 persen (2003) dan 5,45 persen (2004), sebagaimana tabel
2.1.
Tabel 2.1Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya
Tahun 2000 s/d 2004
No Sektor 2002 2003 2004
1. Sektor PrimerPertanianPertambangan dan Penggalian
-2,26 -5,09 -0,14-2,24 -5,23 -0,21-2,85 0,42 2,08
2. Sektor SekunderIndstr. PengolahanListrik, Gas, dan Air BersihKonsrtuksi
1,18 2,67 3,660,53 1,77 2,516,42 9,39 7,502,10 3,97 6,51
3. Sektor TersierPerdag. Hotel dan RestoranPengangkutan dan KomunikasiKeu., Persewaan dan Jasa Persh.Jasa-Jasa
6,11 5,55 6,906,47 6,38 7,457,46 5,98 6,205,37 2,44 7,992,03 2,99 3,04
PDRB 3,81 4,23 5,45Sumber : Bappeko Surabaya (2005), dalam Studi Penyusunan Produk Domestik Regional
Bruto Kota Surabaya, Tahun 2004.
Secara umum peranan sektoral perekonomian kota Surabaya (2002-2004)
rata-rata didominasi oleh sektor tersier (54,37 persen), kemudian diikuti oleh
sektor sekunder (45,44 persen) dan terakhir sektor primer (0,19 persen). Besarnya
peranan sektor tersier tersebut disumbang oleh (i) sektor perdagangan hotel
restoran (34,76 persen), (ii) sektor angkutan dan komunikasi (8,98 persen), (iii)
sektor perbankan dan lembaga keuangan (6,17 persen), dan (iv) sektor jasa-jasa
(4,46 persen).
Disamping peranan masing-masing sektor usaha, pertumbuhan ekonomi
yang terjadi juga didukung oleh adanya kecenderungan bahwa tingkat inflasi
selama tiga periode terakhir (2002-2004) terus mengalami penurunan, dengan
tingkat inflasi masing-masing sebesar 9,30 persen (2002), 7,68 persen (2003) dan
6,96 persen (2004). Gambaran umum perkembangan tingkat inflasi di Kota
Surabaya selama tiga periode terakhir dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2Perkembangan Tingkat Inflasi Kota Surabaya
Tahun 2000 s/d 2004
No. Sektor 2002 2003 2004
1. Pertanian 8,44 5,48 1,122. Pertambangan dan Penggalian 2,28 2,53 2,633. Indstr. Pengolahan 10,41 7,58 7,844. Listrik, Gas, dan Air Bersih 13,74 8,05 11,325. Konsrtuksi 7,75 7,15 5,926. Perdag. Hotel dan Restoran 9,59 9,84 5,857. Pengangkutan dan Komunikasi 5,30 4,39 6,798. Keu., Persewaan dan Jasa Persh. 9,13 3,71 8,469. Jasa-Jasa 8,73 5,35 7,27
PDRB 9,30 7,68 6,96Sumber : Bappeko Surabaya (2005), dalam Studi Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto
Kota Surabaya, Tahun 2004
Adapun perkembangan sektor ekonomi berdampak langsung terhadap
peningkatan PDRB dan nilai PDRB perkapita yang pada hakekatnya
menunjukkan kemampuan daya beli masyarakat. Secara lengkap gambaran
tentang PDRB dan nilai PDRB perkapita di Kota Surabaya selama tiga periode
terakhir (2002-2004) dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini.
Tabel 2.3PDRB dan Nilai PDRB Perkapita ADHB
Kota Surabaya Tahun 2002 – 2004
No. UraianTahun
2002 2003 20041 PDRB (Rp. Juta) 53.047.330 59.533.880 67.142.6602 Jumlah Penduduk (Jiwa) 2.647.283 2.660.381 2.681.0923 Nilai PDRB Per Kapita (Rp. Juta) 20.04 22.38 25.04
Sumber : BPS Surabaya, 2004, diolah.
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari adanya perkembangan
indikator perekonomian daerah (kota Surabaya) sebagaimana diuraikan diatas,
adalah sebagai berikut :
Perkembangan perekonomian nasional akan senantiasa
mewarnai perkembangan ekonomi di perkotaan. Hal ini menunjukkan
bahwa perkotaan yang dahulu pernah dijadikan motor penggerak
pertumbuhan ekonomi nasional tampaknya tetap menjadi bahan
pertimbangan untuk dapat memacu proses pemulihan perekonomian
nasional. Dengan demikian, kedepan, wilayah perkotaan – termasuk salah
satunya kota Surabaya - tampaknya akan tetap menjadi simpul
pertumbuhan ekonomi yang cukup strategis dan diharapkan mampu
memberikan side effect yang positif bagi perkembangan ekonomi daerah
yang ada disekitarnya.
Perkembangan sektor tersier di kota Surabaya dalam
beberapa tahun terakhir tampaknya semakin cukup dominan apabila
dibandingkan dengan dua sektor lainnya (primer dan sekunder), baik
dilihat dari sisi peranan maupun pertumbuhannya, Dengan demikian,
berbagai aktivitas yang ada dalam sektor tersier kedepan tampaknya akan
memiliki trend yang cukup prospektif. Selain itu, adanya perkembangan
kondisi perekonomian tersebut tentunya akan menimbulkan suatu
tantangan untuk dapat memposisikan kota Surabaya sebagai kota yang
benar-benar mampu memberikan suatu kondisi lingkungan yang tidak
hanya kondusif namun juga kompetitif bagi perkembangan kota itu
sendiri ketika harus dihadapkan pada perkembangan kota-kota lainnya,
baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri.
3. Perkiraan sumber daya bagi pembangunan khususnya sumber
pembiayaan pembangunan
Adapun kebijakan yang ditetapkan dalam menyertai Pembiayaan Daerah
adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan Daerah tahun 2006 - 2010 diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan rata-rata sekitar 9,31 persen, sedangkan kebutuhan Belanja
Daerah diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 9,53
persen. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perkiraan kebutuhan belanja
daerah lebih besar dari perkiraan pendapatandaerah, sehingga APBD
tahun 2006 - 2010 diperkirakan akan mengalami defisit anggaran rata-rata
sekitar 10,43 persen.
2. Optimalisasi sumber penerimaan pembiayaan yang paling mungkin dapat
dilakukan secara cepat, yaitu dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Lalu. Selain itu juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran
pembiayaan yang timbul dari pernyertaan modal dan pembayaran utang
pokok yang jatuh tempo.
Asumsi dasar yang menyertai dalam penetapan kebijakan pembiayaan
diatas, adalah :
1. Kumulatif defisit APBD tahun 2006 – 2010 diperkirakan rata-rata sekitar
0,35 persen dari proyeksi PDRB tahun 2006 – 2010.
2. Alternatif pembiayaan dari sisi penerimaan diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan pembiayaan dari sisi pengeluaran. Alternatif penerimaan
pembiayaan yang bisa dikembangkan, seperti : pinjaman daerah,
penerbitan surat obligasi dan penjualan aset, baik yang akan dipergunakan
untuk penyertaan modal maupun pembayaran angsuran utang pokok yang
akan jatuh tempo, ataupun program pengeluaraan pembiayaan lainnya
yang timbul sebagai akibat dari pengembangan alternatif penerimaan
pembiayaan.
Khusus dalam pengelolaan pinjaman daerah, harus diperhatikan
kemampuan daerah dalam menyediakan sejumlah dana untuk menutup kewajiban
membayar. Berdasarkan perhitungan kasar dengan menerapkan metode kalkulasi
Debt Service Coverage Ratio (DSCR) menunjukkan bahwa, prospek kemampuan
daerah (APBD) kota Surabaya selama periode 2006 – 2010 menunjukkan rata-rata
DSCR sebesar 46,22 atau rata-rata diatas batas rasio yang dipersyaratkan (2,5).
Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan APBD Kota Surabaya dalam
menyediakan sejumlah dana dalam periode waktu tertentu untuk menutup
kewajiban membayar pinjaman masih bisa dilakukan. Gambaran perkembangan
DSCR Kota Surabaya tahun 2006 – 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tahun DSCR2006 30,652007 36,292008 44,672009 53,922010 65,54
Rata-rata 46,22 Sumber : Hasil Simulasi (lihat pada tabel 5.9 )
4. Perencanaan program investasi baik secara sektoral maupun regional
Dapat dilihat dari salah satu misi di dalam RPJMD kota Surabaya yaitu :
”Fasilitasi Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro Kecil, Menengah
(UMKM) dan Investasi Serta Menciptakan Keterpaduan Antara Pengusaha Kecil,
Menengah Dengan Pengusaha Besar Yang Didukung Oleh Iklim Usaha Yang
Kondusif”
Dalam rangka meningkatkan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha
mikro, kecil, menengah (UMKM) dan investasi serta menciptakan keterpaduan
antara pengusaha kecil dan menengah dengan pengusaha besar, maka tujuan yang
ada dalam misi ini diletakkan pada :
1) Meningkatnya Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah (UMKM), dan Investasi
a. Tantangan :
Tingginya persaingan usaha sebagai akibat adanya
globalisasi perdagangan.
Tingginya kebutuhan investasi untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah.
Adanya tuntutan untuk mampu bersaing dengan kota-kota
lain baik di dalam maupun luar negeri dalam menciptakan
lingkungan dan iklim yang kondusif, sehingga dapat menarik
investor luar negeri dan dalam negeri maupun mempertahankan
investor yang telah ada.
b. Kendala :
Masih rendahnya kualitas produk dari UMKM.
Masih adanya UMKM yang belum dilengkapi aspek
legalitas usaha.
Terbatasnya akses koperasi, usaha kecil dan menengah
terhadap sumber daya produktif meliputi tiga aspek penting yaitu
modal usaha, informasi dan pasar.
Belum seimbangnya nilai produk-produk ekspor yang
dihasilkan bila dibandingkan dengan nilai produk-produk impor.
Proses perijinan investasi PMA dan PMDN sampai dengan
saat ini masih merupakan kewenangan Pemerintah Pusat.
Kurang optimalnya kemudahan dalam berinvestasi.
c. Sasaran :
Meningkatnya investasi, kemandirian Usaha Mikro, Kecil,
Menengah dan Koperasi. Sampai dengan tahun 2010 diperkirakan
capaian dari sasaran tersebut adalah :
Meningkatnya nilai investasi secara kumulatif rata-rata 5,8
persen.
Meningkatnya usaha mikro binaan menjadi 1.585 unit.
Meningkatnya jumlah UKM Tangguh menjadi 3.825 unit.
Meningkatnya jumlah UKM Mandiri menjadi 1.460 unit.
Meningkatnya Koperasi dengan kualifikasi skor baik
menjadi 1.159 unit
Meningkatnya kemitraan antara UMKM dengan
pengusaha besar, lembaga perbankan dan lembaga keuangan
menjadi sekitar 5 persen
d. Kebijakan :
Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan
pembangunan yang ditetapkan adalah Pemberdayaan Koperasi dan
UMKM serta Pengembangan Investasi. Untuk menjalankan kebijakan
tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Ekonomi yang didukung oleh
program-program pembangunan yaitu :
Program Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah dan Investasi.
2) Meningkatnya Ketahanan Pangan Dan Pendapatan
Masyarakat
a. Tantangan :
Luas lahan tambak dan pertanian semakin menyusut;
Tuntutan konsumen terhadap keamanan dan kualitas
produk di bidang kelautan, perikanan dan pertanian.
b. Kendala :
Kurangnya sarana dan prasarana bidang
kelautan.perikanan dan pertanian;
Rendahnya sumber daya nelayan dan petani;
Rendahnya implementasi teknologi tepat guna di bidang
kelautan,perikanan dan pertanian
c. Sasaran :
Meningkatnya produktivitas hasil perikanan, kelautan,
peternakan, pertanian dan ketersediaan bahan pangan sampai dengan
tahun 2010 diperkirakan capaian dari sasaran tersebut adalah :
Meningkatnya produktivitas hasil perikanan dan kelautan
menjadi 5.381,92 kg/Ha/tahun
Meningkatnya produktivitas hasil Peternakan menjadi
50.087 ekor
Meningkatnya produktivitas hasil pertanian menjadi 73,41
Ku/Ha
Meningkatnya ketersediaan bahan pangan yang terjangkau
menjadi 80 persen
d. Kebijakan
Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan
pembangunan yang ditetapkan adalah Pemberdayaan Petani dan
Nelayan. Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui
Fungsi Ekonomi yang didukung oleh program-program pembangunan
yaitu :
Program Pengembangan Kelautan, Perikanan dan
Pertanian
3) Meningkatkan Perluasan Kesempatan Kerja Dan
Perlindungan Tenaga Kerja.
a. Tantangan :
Kurangnya pendidikan dan ketrampilan pencari kerja
Tingkat partisipasi angkatan kerja kurang.
Adanya PHK sepihak dan Tingkat keselamatan kecelakaan
kerja yang rendah
b. Kendala
Belum optimalnya pelaksanaan peraturan ketenagakerjaan
Masih kurangnya kesempatan kerja
Rendahnya disiplin Penyalur tenaga kerja
c. Sasaran
Meningkatnya perluasan kesempatan kerja dan perlindungan
tenaga kerja. Melalui perluasan kesempatan dan perlindungan tenaga
kerja diharapkan :
Prosentase tingkat partisisipasi angkatan kerja (TPAK)
akan meningkat dari 62,96 % Tahun 2005 menjadi 73,76 % pada
tahun 2010
Peningkatan jumlah Kader Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dari 858 pada Tahun 2005 menjadi 978 Tahun 2010
Terjadi peningkatan kerjasama lembaga Bipartit sebanyak
18 Tahun 2005 meningkat menjadi 78 pada Tahun 2010
d. Kebijakan
Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan
pembangunan yang ditetapkan adalah meningkatkan perluasan
kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja. Untuk menjalankan
kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Ekonomi yang
didukung oleh program-program pembangunan yaitu :
Program Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan.
5. Kerangka kebijakan yang konsisten
Dari uraian unsur No. 4 di atas juga dapat kita lihat kerangka kebijakan
yang konsisten yaitu selalu adanya kebijakan yang diambil oleh pemerintah
setelah menganalisis tantangan dan kendala yang dihadapi serta sasaran yang akan
dicapai.
6. Administrasi pembangunan yang mendukung untuk pelaksanaan
pembangunan
Investasi yang meningkat dan partisipasi tenaga kerja merupakan contoh
administrasi pembangunan yang mendukung pelaksanaan pembangunan, dapat
kita lihat di dalam RPJMD Kota Surabaya seperti uraian berikut :
a. Investasi
Pertumbuhan ekonomi selama tiga periode terakhir diyakini banyak
ditopang oleh adanya peningkatan aliran investasi masuk ke Kota Surabaya.
Investasi sendiri secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pengeluaran
atau perbelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli
barang-barang modal dan perlengkapanperlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian (Lapda study penyusunan analisa ekonomi
daerah, 2005). Dalam hal perkembangan investasi, secara akumulatif sejak
tahun 2002 hingga tahun 2004, angka persetujuan investasi baik PMA
maupun PMDN yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Penanaman Modal Kota Surabaya menunjukkan peningkatan sebesar
2,23 persen dan 32,55 persen untuk masing – masing jumlah proyek PMDN
dan PMA, serta 3,70 persen dan 7,21 persen untuk masing – masing nilai
investasi PMDN dan PMA. Secara lengkap perkembangan dari PMDN dan
PMA tersebut dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini.
Tabel 2.4Akumulasi Perkembangan Investasi PMDN dan PMA di Kota Surabaya
(Tahun 2002 –2004)
Tahun
PMND PMA
JumlahProyek
NilaiInvestasi
(Rp. Milyar)JumlahProyek
NilaiInvestasi
(US$.Juta)2002 404 15.150 298 2.7892003 408 15.506 352 2.9682004 413 15.710 395 2.990
Perkembangan investasi sebagaimana digambarkan diatas,
setidaknya harus tetap menjadi perhatian bagi semua pihak, khususnya
dalam upaya untuk senantiasa menciptakan iklim usaha yang kondusif guna
mendorong peningkatan investasi yang dalam kaitan ini merupakan elemen
yang cukup penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dengan
demikian, adanya kelengkapan infrastruktur yang memadai, kesiapan SDM
yang berkualitas, pemberian layanan perijinan yang prima serta jaminan
stabilitas keamanan yang mantap serta peraturan – peraturan daerah berikut
aturan pendukungnya termasuk dalam pengimplementasiannya, sudah tidak
dapat ditawar – tawar lagi dalam mendorong pertumbuhan investasi di kota
Surabaya. Program Pengembangan Koperasi, UMKM dan Investasi
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan usaha mikro kecil menengah
(UMKM), koperasi dan investasi, dengan kegiatan pokok yaitu:
1. Fasilitasi terwujudnya kemitraan strategis antara pengusaha besar,
lembaga perbankan dan lembaga keuangan dengan UMKM dan
koperasi.
2. Pembinaan UMKM dan koperasi
3. Fasilitasi pengembangan jaringan kerjasama antar koperasi
4. Promosi investasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri
5. Mendorong dan menfasilitasi peningkatan koordinasi dan kerjasama
di bidang investasi dengan instansi pemerintah dan dunia usaha baik
di dalam negeri maupun di luar negeri.
b. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK)
Indikator ini menggambarkan persentase penduduk usia kerja yang
menjadi angkatan kerja pada periode tertentu, dimana pengukurannya
didasarkan pada perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan
penduduk usia kerja. Penduduk usia kerja sebagaimana dimaksud adalah
penduduk dengan usia lebih dari 15 tahun, sedangkan yang dimaksud
dengan angkatan kerja adalah penduduk yang sedang bekerja atau mencari
pekerjaan.
TPAK di Kota Surabaya selama tahun 2002 sampai dengan
September 2004 menunjukkan perkembangan sebagai berikut: Pada tahun
2002 TPAK mencapai 61,19%, tahun 2003 naik menjadi 61,23% dan di
tahun 2004 sampai dengan bulan September, TPAK di Kota Surabaya telah
mencapai angka 61,97%. Perkembangan tersebut menunjukkan bahwa
TPAK di Kota Surabaya cenderung menunjukkan adanya peningkatan.
Perkembangan TPAK pada dasarnya menunjukkan bahwa pertumbuhan
alami dari jumlah penduduk usia kerja juga diikuti dengan bertambahnya
jumlah angkatan kerja baik yang telah memasuki dunia kerja maupun yang
sedang mencari pekerjaan.
II. Ciri-Ciri Perencanaan Pembangunan
Ciri-ciri perencanaan pembangunan di dalam RPJMD Kota Surabaya dapat kita
lihat di dalam Visi dan Misi Kota Surabaya yaitu sebagai berikut :
a. Visi Pembangunan Kota Surabaya Tahun 2006-2010
Visi pembangunan kota Surabaya sampai dengan tahun 2010, adalah sebagai
berikut :
“Surabaya Cerdas dan Peduli”
“Surabaya Smart and Care”
Terwujudnya kota Surabaya sebagai pusat perdagangan dan jasa yang cerdas
dalam merespon semua peluang dan tuntutan global, didukung oleh kepedulian
tinggi dalam mewujudkan struktur pemerintahan dan kemasyarakatan yang
demokratis, bermartabat dalam tatanan lingkungan yang sehat dan manusiawi
b. Misi Pembangunan Kota Surabaya Tahun 2006-2010
Dalam mewujudkan visi yang menjadi tujuan akhir bagi segala bentuk
penyelenggaraan pembangunan di Kota Surabaya, maka misi yang akan dijalankan
dan menjadi sasaran bagi segala bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
seluruh pelaku pembangunan-baik oleh penyelenggara pemerintahan maupun
masyarakat selama lima tahun kedepan adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan dan
akuntabel.
Penjelasan :
Pemerintahan yang demokratis, transparan mempunyai makna
bahwa proses penyusunan kebijakan, dan perencanaan pembangunan
melalui proses yang demokratis dan transparan dengan mengikutsertakan
masyarakat sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
memenuhi azas keadilan. Pemerintahan yang akuntabel menggambarkan
kemampuan untuk menjawab harapan masyarakat berupa pemerintahan
yang bersih, profesional, dan mampu memberikan pelayanan yang terbaik
bagi warga kota serta pertanggungjawaban secara konstruktif dan
proporsional. Untuk itu, tujuan yang akan diwujudkan sebagai cermin dari
penyelesaian perjalanan misi ke-1 ini pada akhir nantinya, adalah :
a. Terwujudnya pelayanan prima;
b. Terwujudnya kemandirian keuangan Daerah.
c. Terwujudnya ketertiban dan kepatuhan masyarakat.
d. Terwujudnya kepercayaan masyarakat melalui mekanisme
pertanggungjawaban yang konstruktif dan proporsional.
2. Meningkatkan akselerasi pertumbuhan arus perdagangan barang dan jasa
dalam skala regional maupun internasional serta memadukan wilayah
Greater Surabaya dalam suatu sistem tata ruang yang terintegrasi didukung
infrastruktur, sistem transportasi dan sistem IT yang memadai.
Penjelasan :
Pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya dimasa datang diharapkan
akan ditopang dari sektor perdagangan dan jasa. Untuk itu perlu didukung
infrastruktur, sistem transportasi dan jaringan sistem teknologi yang
memadai. Selain itu diharapkan terjadi keterpaduan sistem tata ruang antara
Surabaya dengan Gresik, Bangkalan, Sidoarjo dan Pasuruan, sehingga
menimbulkan dampak bagi pertumbuhan ekonomi, dan kerja sama yang
saling menguntungkan antar pemerintah daerah. Untuk itu, tujuan yang akan
diwujudkan sebagai cermin dari penyelesaian perjalanan misi ke-2 ini pada
akhir nantinya, adalah :
Terwujudnya penataan ruang dan pengembangan wilayah perkotaan
Surabaya ((greater Surabaya) secara terpadu
a. Meningkatnya prasarana dan sarana transportasi yang
mendukung mobilitas barang dan jasa
b. Terwujudnya pengembangan sistem teknologi informasi
yang berorientasi global.
3. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) investasi serta menciptakan keterpaduan antara pengusaha kecil,
menengah dengan pengusaha besar yang didukung oleh iklim yang
kondusif.
Penjelasan :
UMKM merupakan penyangga ekonomi masyarakat Kota yang
cukup signifikan sehingga kemampuan UMKM dari segi penataan,
pengelolaan managemen, teknologi, dan permodalan perlu mendapat
perhatian. Pertumbuhan dunia usaha diharapkan bersama-sama antara
Pengusaha Besar dengan UMKM melalui kerjasama yang saling
menguntungkan dalam konteks kemitrasejajaran yang didukung oleh iklim
yang kondusif bagi berkembangnya dunia usaha dan investasi. Untuk itu,
tujuan yang akan diwujudkan sebagai cermin dari penyelesaian perjalanan
misi ke-3 ini pada akhir nantinya, adalah
a. Meningkatnya Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)
dan Investasi
b. Meningkatnya perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga
kerja
c. Meningkatnya ketahanan pangan dan pendapatan masayarakat.
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat miskin
melalui fasilitasi kebutuhan dasar , penataan dan pembinaan PKL serta
usaha sektor informal lainnya.
Penjelasan :
Misi ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin
dan menanggulangi masalah kemiskinan kota serta meningkatkan
kesejahteraan penyandang masalah sosial melalui pembinaan, pemberian
bantuan, serta pembangunan sosial masyarakat. Untuk itu, tujuan yang akan
diwujudkan sebagai cermin dari penyelesaian perjalanan misi ke-4 ini pada
akhir nantinya, adalah :
a. Meningkatnya kualitas kehidupan keluarga miskin
b. Meningkatnya pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial
c. Terwujudnya penataan dan pembinaan usaha sektor informal secara
proporsional dan modern.
5. Mewujudkan penataan lingkungan kota yang bersih sehat, hijau dan nyaman.
Penjelasan :
Misi ini bertujuan mewujudkan lingkungan kota yang bersih, hijau
dan nyaman bagi warga kota. Upaya ini dilakukan melalui penataan
lingkungan kota dan peningkatan fungsi maupun kapasitas prasarana dan
sarana lingkungan melalui kerjasama dan peran serta masyarakat.
6. Meningkatkan kualitas pendidikan berwawasan kebangsaan dan berkualitas
global yang terjangkau bagi warga kota serta menyiapkan generasi muda
yang siap menghadapi tantangan kemajuan zaman.
Penjelasan :
Pendidikan yang ingin diwujudkan oleh Pemerintah Kota Surabaya
adalah pendidikan yang terjangkau bagi warga kota serta pendidikan mampu
menyiapkan generasi penerus yang cerdas, trampil, mandiri dan berwawasan
global sehingga mampu menghadapi perubahan serta tantangan
perkembangan kemajuan zaman, Untuk itu, tujuan yang akan diwujudkan
sebagai cermin dari penyelesaian perjalanan misi ke-6 ini pada akhir
nantinya, adalah
a. Meningkatnya kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan
ilmu dan teknologi
b. Terwujudnya pemerataan dan perluasan pendidikan bagi warga kota
c. Meningkatnya kualitas ketrampilan generasi muda dan prestasi olah
raga.
7. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat
kota serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang lingkungan sehat
dan perilaku sehat.
Penjelasan :
Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan Surabaya sehat melalui
upaya prefentif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Untuk itu, tujuan yang
akan diwujudkan sebagai cermin dari penyelesaian perjalanan misi ke-7 ini
pada akhir nantinya, adalah :
a. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
b. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh
masyarakat.
c. Terbangunnya lingkungan sehat dan perilaku sehat
8. Menggali dan meningkatkan khasanah budaya lokal serta mengembangkan
kehidupan masyarakat yang harmonis, bertoleransi dan berakhlakul
karimah,
Penjelasan :
Menggali dan meningkatkan khasanah budaya lokal mempunyai
maksud meningkatkan apresiasi dan menghidupkan kembali budaya
masyarakat yang bernilai etika dan estetika tinggi sebagai modal
pembangunan dan jati diri masyarakat Surabaya. Selain itu, misi ini
bermaksud meningkatkan kehidupan bermasyarakat yang harmonis, toleran,
berbudi pekerti luhur sebagai perwujudan dari nilai adiluhung agama dan
jatidiri budaya Surabaya serta meningkatkan kualitas dan memberikan
perlindungan bagi perempuan dan anak. Untuk itu, tujuan yang akan
diwujudkan sebagai cermin dari penyelesaian perjalanan misi ke-8 ini pada
akhir nantinya, adalah :
a. Terwujudnya kerukunan antar kelompok masyarakat dan antar umat
beragama
b. Meningkatnya ketahanan budaya lokal yang menunjang
kepariwisataan.
c. Meningkatnya kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan
dan anak.
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Kritikan Terhadap RPJMD Kota Surabaya
OLEH:
RAVITA SARI
0800542111
JURUSAN KEUANGAN NEGARA
PROGRAM DIII FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2010