tugas perencanaan pembangunan

35
ANALISA RPJMD KOTA SURABAYA Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah suatu pengendalian yang sudah direncanakan oleh Badan Perencanaan untuk mencapai sasaran tertentu dalam jangka waktu tertentu. Ciri-ciri perencanaan pembangunan : 1. Ada usaha yang mencerminkan untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi yang mantap. 2. Ada usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita 3. Ada usaha untuk perubahan struktur ekonomi 4. Ada usaha perluasan kesempatan kerja 5. Ada usaha pemerataan pembangunan dalam peradilan 6. Ada usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang menunjang perekonomian. 7. Ada usaha yang terus menerus menjaga stabilitas ekonomi Unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan : 1. Kebijakan dasar/strategi dasar rencana pembangunan 2. Ada kerangka rencana makro dalam bentuk variabel makro ekonomi 3. Adanya perkiraan sumber daya bagi pembangunan khususnya sumber pembiayaan pembangunan 4. Ada kerangka kebijakan yang konsisten 5. Harus ada perencanaan program investasi baik secara sektoral maupun regional

Upload: rina

Post on 18-Jun-2015

1.304 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ANALISA RPJMD KOTA SURABAYA

TRANSCRIPT

Page 1: tugas perencanaan pembangunan

ANALISA RPJMD KOTA SURABAYA

Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah suatu pengendalian yang sudah direncanakan oleh Badan

Perencanaan untuk mencapai sasaran tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Ciri-ciri perencanaan pembangunan :

1. Ada usaha yang mencerminkan untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi

yang mantap.

2. Ada usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita

3. Ada usaha untuk perubahan struktur ekonomi

4. Ada usaha perluasan kesempatan kerja

5. Ada usaha pemerataan pembangunan dalam peradilan

6. Ada usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang menunjang

perekonomian.

7. Ada usaha yang terus menerus menjaga stabilitas ekonomi

Unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan :

1. Kebijakan dasar/strategi dasar rencana pembangunan

2. Ada kerangka rencana makro dalam bentuk variabel makro ekonomi

3. Adanya perkiraan sumber daya bagi pembangunan khususnya sumber

pembiayaan pembangunan

4. Ada kerangka kebijakan yang konsisten

5. Harus ada perencanaan program investasi baik secara sektoral maupun regional

6. Ada administrasi yang mendukung untuk pelaksanaan pembangunan.

Jika dilihat dari ciri-ciri dan unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan seperti

yang tertera di atas maka RPJMD Kota Surabaya sudah sesuai dengan aturan/kriteria

yang telah ditentukan tersebut yaitu sebagai berikut:

I. Unsur-Unsur Pokok Perencanaan Pembangunan

Unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan di dalam PRJMD Kota Surabaya :

Page 2: tugas perencanaan pembangunan

1. Kebijakan dasar/strategi dasar perencanaan pembangunan

Berdasarkan tujuan yang akan diwujudkan sebagai bentuk akhir dalam

menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang dicita-citakan yaitu

menjadikan Surabaya yang Cerdas dan Peduli, maka strategi dasar pembangunan

kota Surabaya untuk lima tahun kedepan (2006-2010), adalah sebagai berikut :

Misi ke-1 :

Mewujudkan pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan dan

akuntabel, dengan tujuan akhir yaitu :

(a) Terwujudnya pelayanan prima,

(b) Terwujudnya kemandirian keuangan Daerah, dan

(c) Terwujudnya ketertiban dan kepatuhan masyarakat,

maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :

Pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan.

Tertib administrasi Pemerintahan.

Peningkatan pengawasan dan akuntanbilitas kinerja Pemerintah dan

Legislatif.

Percepatan proses pelayanan perijinan.

Peningkatan kinerja dan mutu layanan di semua aspek layanan

publik.

Mobilisasi PAD dan Penerimaan daerah lainnya.

Menegakkan pelaksanaan peraturan Pemerintah.

Misi ke-2 :

Meningkatkan akselerasi pertumbuhan arus perdagangan barang dan jasa

dalam skala regional maupun international serta memadukan wilayah Greater

Surabaya dalam suatu sistem tata ruang yang terintegrasi didukung

infrastruktur, sistem transportasi dan sistem IT yang memadai, dengan tujuan

akhir yaitu :

(a) Terwujudnya penataan ruang dan pengembangan wilayah perkotaan

Surabaya ((greater Surabaya) secara terpadu,

Page 3: tugas perencanaan pembangunan

(b) Meningkatnya prasarana dan sarana transportasi yang mendukung

mobilitas barang dan jasa,

(c) Terwujudnya pengembangan sistem teknologi informasi yang berbasis

global,

maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :

Peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat/ stakeholder

dalam penataan ruang dan pengendalian pembangunan secara

intensif.

Penataan ruang dan pengendalian pembangunan secara intensif.

Penyediaan prasarana dan sarana jalan, dan peningkatan efisiensi

transportasi kota.

Penyediaan sarana dan prasarana transportasi publik.

Penyediaan Sistem informasi yang berbasisi TI.

Misi ke-3 :

Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)

investasi serta menciptakan keterpaduan antara pengusaha kecil, menengah

dengan pengusaha besar yang didukung oleh iklim yang kondusif , dengan

tujuan akhir yaitu :

(a) Meningkatnya Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), Koperasi, dan

Investasi,

(b) Meningkatnya ketahanan pangan, dan

(c) Meningkatnya perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga

kerja,

maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :

Peningkatan penyediaan jaringan pendukung untuk UMKM,

koperasi dan investasi.

Pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan.

Peningkatan perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga

kerja.

Page 4: tugas perencanaan pembangunan

Misi ke-4 :

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat miskin

melalui fasilitasi kebutuhan dasar , penataan dan pembinaan PKL serta usaha

sektor informal lainnya, dengan tujuan akhir yaitu :

(a) Meningkatnya pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial,

(b) Meningkatnya kualitas kehidupan keluarga miskin, dan

(c) Terwujudnya penataan dan pengelolaan usaha sektor informal secara

konstruktif dan modern,

maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :

Pemberdayaan masyarakat miskin dan penyandang masalah sosial.

Penataan dan pembinaan PKL.

Misi ke-5 :

Mewujudkan penataan lingkungan akan dibentuk yaitu : terwujudnya

lingkungan kota yang bersih, hijau dan nyaman bagi warga kota,

maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :

Pembangunan kota ber-wawasan lingkungan.

Peningkatan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau.

Peningkatan sistem pengendalian banjir.

Peningkatan pengelolaan sampah.

Peningkatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

Peningkatan kualitas permukiiman.

Misi ke-6 :

Meningkatkan kualitas pendidikan yang berwawasan kebangsaan dan

berkualitas global yang terjangkau bagi warga kota serta menyiapkan generasi

muda yang siap menghadapi tantangan kemajuan zaman, dengan tujuan akhir

yaitu :

(a) Meningkatnya kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu

dan teknologi,

(b) Terwujudnya pemerataan dan perluasan pendidikan bagi warga kota, dan

(c) Meningkatnya kualitas generasi muda dan prestasi olah raga,

Page 5: tugas perencanaan pembangunan

maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :

Peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan.

Peningkatan peran generasi muda.

Peningkatan prestasi olah raga.

Misi ke-7 :

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat

kota serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang lingkungan sehat

dan perilaku sehat, dengan tujuan akhir yaitu :

(a) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, dan

(b) Meningkatnya akses pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh

masyarakat,

maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :

Pemberdayaan masyarakat melalui penyebarluasan informasi tentang

kesehatan.

Meningkatkan peran posyandu dan puskesmas sebagai ujung tombak

pembangunan kesehatan masyarakat.

Optimalisasi kinerja pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas

dan kuantitas tenaga medis.

Misi ke-8 :

Menggali dan meningkatkan khasanah budaya lokal serta mengembangkan

kehidupan masyarakat yang harmonis, bertoleransi dan berakhlakul karimah,

dengan tujuan akhir yaitu :

(a) Meningkatnya ketahanan budaya lokal dan kepariwisataan,

(b) Terwujudnya kerukunan antar kelompok masyarakat, dan

(c) Terwujudnya kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan

anak,

maka maka strategi pembangunan yang diletakkan adalah :

Pengembangan kepariwisataan, seni, budaya yang konstruktif dan

Konstektual.

Mendorong terciptanya kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.

Page 6: tugas perencanaan pembangunan

Fasilitasi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

2. Kerangka rencana makro dalam bentuk variabel makro ekonomi

Kondisi ekonomi daerah secara umum dapat ditunjukkan oleh angka

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Investasi, Inflasi, pajak dan retribusi,

pinjaman dan pelayanan bidang ekonomi. Besaran nilai Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) ini secara nyata mampu memberikan gambaran mengenai

nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada suatu daerah dalam

periode tertentu. Lebih jauh, perkembangan besaran nilai PDRB merupakan salah

satu indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan

pembangunan suatu daerah, atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu

daerah dapat tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB. Berdasarkan data BPS

Surabaya, perkembangan perekonomian kota Surabaya periode (2002-2004),

menunjukkan angka pertumbuhan yang cukup positif , masing-masing sebesar

3,80 persen (2002), 4,22 persen (2003) dan 5,45 persen (2004), sebagaimana tabel

2.1.

Tabel 2.1Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya

Tahun 2000 s/d 2004

No Sektor 2002 2003 2004

1. Sektor PrimerPertanianPertambangan dan Penggalian

-2,26 -5,09 -0,14-2,24 -5,23 -0,21-2,85 0,42 2,08

2. Sektor SekunderIndstr. PengolahanListrik, Gas, dan Air BersihKonsrtuksi

1,18 2,67 3,660,53 1,77 2,516,42 9,39 7,502,10 3,97 6,51

3. Sektor TersierPerdag. Hotel dan RestoranPengangkutan dan KomunikasiKeu., Persewaan dan Jasa Persh.Jasa-Jasa

6,11 5,55 6,906,47 6,38 7,457,46 5,98 6,205,37 2,44 7,992,03 2,99 3,04

PDRB 3,81 4,23 5,45Sumber : Bappeko Surabaya (2005), dalam Studi Penyusunan Produk Domestik Regional

Bruto Kota Surabaya, Tahun 2004.

Page 7: tugas perencanaan pembangunan

Secara umum peranan sektoral perekonomian kota Surabaya (2002-2004)

rata-rata didominasi oleh sektor tersier (54,37 persen), kemudian diikuti oleh

sektor sekunder (45,44 persen) dan terakhir sektor primer (0,19 persen). Besarnya

peranan sektor tersier tersebut disumbang oleh (i) sektor perdagangan hotel

restoran (34,76 persen), (ii) sektor angkutan dan komunikasi (8,98 persen), (iii)

sektor perbankan dan lembaga keuangan (6,17 persen), dan (iv) sektor jasa-jasa

(4,46 persen).

Disamping peranan masing-masing sektor usaha, pertumbuhan ekonomi

yang terjadi juga didukung oleh adanya kecenderungan bahwa tingkat inflasi

selama tiga periode terakhir (2002-2004) terus mengalami penurunan, dengan

tingkat inflasi masing-masing sebesar 9,30 persen (2002), 7,68 persen (2003) dan

6,96 persen (2004). Gambaran umum perkembangan tingkat inflasi di Kota

Surabaya selama tiga periode terakhir dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut :

Tabel 2.2Perkembangan Tingkat Inflasi Kota Surabaya

Tahun 2000 s/d 2004

No. Sektor 2002 2003 2004

1. Pertanian 8,44 5,48 1,122. Pertambangan dan Penggalian 2,28 2,53 2,633. Indstr. Pengolahan 10,41 7,58 7,844. Listrik, Gas, dan Air Bersih 13,74 8,05 11,325. Konsrtuksi 7,75 7,15 5,926. Perdag. Hotel dan Restoran 9,59 9,84 5,857. Pengangkutan dan Komunikasi 5,30 4,39 6,798. Keu., Persewaan dan Jasa Persh. 9,13 3,71 8,469. Jasa-Jasa 8,73 5,35 7,27

PDRB 9,30 7,68 6,96Sumber : Bappeko Surabaya (2005), dalam Studi Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto

Kota Surabaya, Tahun 2004

Adapun perkembangan sektor ekonomi berdampak langsung terhadap

peningkatan PDRB dan nilai PDRB perkapita yang pada hakekatnya

menunjukkan kemampuan daya beli masyarakat. Secara lengkap gambaran

Page 8: tugas perencanaan pembangunan

tentang PDRB dan nilai PDRB perkapita di Kota Surabaya selama tiga periode

terakhir (2002-2004) dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini.

Tabel 2.3PDRB dan Nilai PDRB Perkapita ADHB

Kota Surabaya Tahun 2002 – 2004

No. UraianTahun

2002 2003 20041 PDRB (Rp. Juta) 53.047.330 59.533.880 67.142.6602 Jumlah Penduduk (Jiwa) 2.647.283 2.660.381 2.681.0923 Nilai PDRB Per Kapita (Rp. Juta) 20.04 22.38 25.04

Sumber : BPS Surabaya, 2004, diolah.

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari adanya perkembangan

indikator perekonomian daerah (kota Surabaya) sebagaimana diuraikan diatas,

adalah sebagai berikut :

Perkembangan perekonomian nasional akan senantiasa

mewarnai perkembangan ekonomi di perkotaan. Hal ini menunjukkan

bahwa perkotaan yang dahulu pernah dijadikan motor penggerak

pertumbuhan ekonomi nasional tampaknya tetap menjadi bahan

pertimbangan untuk dapat memacu proses pemulihan perekonomian

nasional. Dengan demikian, kedepan, wilayah perkotaan – termasuk salah

satunya kota Surabaya - tampaknya akan tetap menjadi simpul

pertumbuhan ekonomi yang cukup strategis dan diharapkan mampu

memberikan side effect yang positif bagi perkembangan ekonomi daerah

yang ada disekitarnya.

Perkembangan sektor tersier di kota Surabaya dalam

beberapa tahun terakhir tampaknya semakin cukup dominan apabila

dibandingkan dengan dua sektor lainnya (primer dan sekunder), baik

dilihat dari sisi peranan maupun pertumbuhannya, Dengan demikian,

berbagai aktivitas yang ada dalam sektor tersier kedepan tampaknya akan

memiliki trend yang cukup prospektif. Selain itu, adanya perkembangan

kondisi perekonomian tersebut tentunya akan menimbulkan suatu

Page 9: tugas perencanaan pembangunan

tantangan untuk dapat memposisikan kota Surabaya sebagai kota yang

benar-benar mampu memberikan suatu kondisi lingkungan yang tidak

hanya kondusif namun juga kompetitif bagi perkembangan kota itu

sendiri ketika harus dihadapkan pada perkembangan kota-kota lainnya,

baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri.

3. Perkiraan sumber daya bagi pembangunan khususnya sumber

pembiayaan pembangunan

Adapun kebijakan yang ditetapkan dalam menyertai Pembiayaan Daerah

adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan Daerah tahun 2006 - 2010 diperkirakan akan mengalami

pertumbuhan rata-rata sekitar 9,31 persen, sedangkan kebutuhan Belanja

Daerah diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 9,53

persen. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perkiraan kebutuhan belanja

daerah lebih besar dari perkiraan pendapatandaerah, sehingga APBD

tahun 2006 - 2010 diperkirakan akan mengalami defisit anggaran rata-rata

sekitar 10,43 persen.

2. Optimalisasi sumber penerimaan pembiayaan yang paling mungkin dapat

dilakukan secara cepat, yaitu dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Lalu. Selain itu juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran

pembiayaan yang timbul dari pernyertaan modal dan pembayaran utang

pokok yang jatuh tempo.

Asumsi dasar yang menyertai dalam penetapan kebijakan pembiayaan

diatas, adalah :

1. Kumulatif defisit APBD tahun 2006 – 2010 diperkirakan rata-rata sekitar

0,35 persen dari proyeksi PDRB tahun 2006 – 2010.

2. Alternatif pembiayaan dari sisi penerimaan diharapkan mampu memenuhi

kebutuhan pembiayaan dari sisi pengeluaran. Alternatif penerimaan

pembiayaan yang bisa dikembangkan, seperti : pinjaman daerah,

penerbitan surat obligasi dan penjualan aset, baik yang akan dipergunakan

Page 10: tugas perencanaan pembangunan

untuk penyertaan modal maupun pembayaran angsuran utang pokok yang

akan jatuh tempo, ataupun program pengeluaraan pembiayaan lainnya

yang timbul sebagai akibat dari pengembangan alternatif penerimaan

pembiayaan.

Khusus dalam pengelolaan pinjaman daerah, harus diperhatikan

kemampuan daerah dalam menyediakan sejumlah dana untuk menutup kewajiban

membayar. Berdasarkan perhitungan kasar dengan menerapkan metode kalkulasi

Debt Service Coverage Ratio (DSCR) menunjukkan bahwa, prospek kemampuan

daerah (APBD) kota Surabaya selama periode 2006 – 2010 menunjukkan rata-rata

DSCR sebesar 46,22 atau rata-rata diatas batas rasio yang dipersyaratkan (2,5).

Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan APBD Kota Surabaya dalam

menyediakan sejumlah dana dalam periode waktu tertentu untuk menutup

kewajiban membayar pinjaman masih bisa dilakukan. Gambaran perkembangan

DSCR Kota Surabaya tahun 2006 – 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tahun DSCR2006 30,652007 36,292008 44,672009 53,922010 65,54

Rata-rata 46,22 Sumber : Hasil Simulasi (lihat pada tabel 5.9 )

4. Perencanaan program investasi baik secara sektoral maupun regional

Dapat dilihat dari salah satu misi di dalam RPJMD kota Surabaya yaitu :

”Fasilitasi Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro Kecil, Menengah

(UMKM) dan Investasi Serta Menciptakan Keterpaduan Antara Pengusaha Kecil,

Menengah Dengan Pengusaha Besar Yang Didukung Oleh Iklim Usaha Yang

Kondusif”

Dalam rangka meningkatkan fasilitasi pengembangan koperasi, usaha

mikro, kecil, menengah (UMKM) dan investasi serta menciptakan keterpaduan

Page 11: tugas perencanaan pembangunan

antara pengusaha kecil dan menengah dengan pengusaha besar, maka tujuan yang

ada dalam misi ini diletakkan pada :

1) Meningkatnya Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,

Menengah (UMKM), dan Investasi

a. Tantangan :

Tingginya persaingan usaha sebagai akibat adanya

globalisasi perdagangan.

Tingginya kebutuhan investasi untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi daerah.

Adanya tuntutan untuk mampu bersaing dengan kota-kota

lain baik di dalam maupun luar negeri dalam menciptakan

lingkungan dan iklim yang kondusif, sehingga dapat menarik

investor luar negeri dan dalam negeri maupun mempertahankan

investor yang telah ada.

b. Kendala :

Masih rendahnya kualitas produk dari UMKM.

Masih adanya UMKM yang belum dilengkapi aspek

legalitas usaha.

Terbatasnya akses koperasi, usaha kecil dan menengah

terhadap sumber daya produktif meliputi tiga aspek penting yaitu

modal usaha, informasi dan pasar.

Belum seimbangnya nilai produk-produk ekspor yang

dihasilkan bila dibandingkan dengan nilai produk-produk impor.

Proses perijinan investasi PMA dan PMDN sampai dengan

saat ini masih merupakan kewenangan Pemerintah Pusat.

Kurang optimalnya kemudahan dalam berinvestasi.

c. Sasaran :

Meningkatnya investasi, kemandirian Usaha Mikro, Kecil,

Menengah dan Koperasi. Sampai dengan tahun 2010 diperkirakan

capaian dari sasaran tersebut adalah :

Page 12: tugas perencanaan pembangunan

Meningkatnya nilai investasi secara kumulatif rata-rata 5,8

persen.

Meningkatnya usaha mikro binaan menjadi 1.585 unit.

Meningkatnya jumlah UKM Tangguh menjadi 3.825 unit.

Meningkatnya jumlah UKM Mandiri menjadi 1.460 unit.

Meningkatnya Koperasi dengan kualifikasi skor baik

menjadi 1.159 unit

Meningkatnya kemitraan antara UMKM dengan

pengusaha besar, lembaga perbankan dan lembaga keuangan

menjadi sekitar 5 persen

d. Kebijakan :

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan

pembangunan yang ditetapkan adalah Pemberdayaan Koperasi dan

UMKM serta Pengembangan Investasi. Untuk menjalankan kebijakan

tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Ekonomi yang didukung oleh

program-program pembangunan yaitu :

Program Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,

Menengah dan Investasi.

2) Meningkatnya Ketahanan Pangan Dan Pendapatan

Masyarakat

a. Tantangan :

Luas lahan tambak dan pertanian semakin menyusut;

Tuntutan konsumen terhadap keamanan dan kualitas

produk di bidang kelautan, perikanan dan pertanian.

b. Kendala :

Kurangnya sarana dan prasarana bidang

kelautan.perikanan dan pertanian;

Rendahnya sumber daya nelayan dan petani;

Rendahnya implementasi teknologi tepat guna di bidang

kelautan,perikanan dan pertanian

Page 13: tugas perencanaan pembangunan

c. Sasaran :

Meningkatnya produktivitas hasil perikanan, kelautan,

peternakan, pertanian dan ketersediaan bahan pangan sampai dengan

tahun 2010 diperkirakan capaian dari sasaran tersebut adalah :

Meningkatnya produktivitas hasil perikanan dan kelautan

menjadi 5.381,92 kg/Ha/tahun

Meningkatnya produktivitas hasil Peternakan menjadi

50.087 ekor

Meningkatnya produktivitas hasil pertanian menjadi 73,41

Ku/Ha

Meningkatnya ketersediaan bahan pangan yang terjangkau

menjadi 80 persen

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan

pembangunan yang ditetapkan adalah Pemberdayaan Petani dan

Nelayan. Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui

Fungsi Ekonomi yang didukung oleh program-program pembangunan

yaitu :

Program Pengembangan Kelautan, Perikanan dan

Pertanian

3) Meningkatkan Perluasan Kesempatan Kerja Dan

Perlindungan Tenaga Kerja.

a. Tantangan :

Kurangnya pendidikan dan ketrampilan pencari kerja

Tingkat partisipasi angkatan kerja kurang.

Adanya PHK sepihak dan Tingkat keselamatan kecelakaan

kerja yang rendah

b. Kendala

Belum optimalnya pelaksanaan peraturan ketenagakerjaan

Masih kurangnya kesempatan kerja

Page 14: tugas perencanaan pembangunan

Rendahnya disiplin Penyalur tenaga kerja

c. Sasaran

Meningkatnya perluasan kesempatan kerja dan perlindungan

tenaga kerja. Melalui perluasan kesempatan dan perlindungan tenaga

kerja diharapkan :

Prosentase tingkat partisisipasi angkatan kerja (TPAK)

akan meningkat dari 62,96 % Tahun 2005 menjadi 73,76 % pada

tahun 2010

Peningkatan jumlah Kader Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) dari 858 pada Tahun 2005 menjadi 978 Tahun 2010

Terjadi peningkatan kerjasama lembaga Bipartit sebanyak

18 Tahun 2005 meningkat menjadi 78 pada Tahun 2010

d. Kebijakan

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, kebijakan

pembangunan yang ditetapkan adalah meningkatkan perluasan

kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja. Untuk menjalankan

kebijakan tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Ekonomi yang

didukung oleh program-program pembangunan yaitu :

Program Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan.

5. Kerangka kebijakan yang konsisten

Dari uraian unsur No. 4 di atas juga dapat kita lihat kerangka kebijakan

yang konsisten yaitu selalu adanya kebijakan yang diambil oleh pemerintah

setelah menganalisis tantangan dan kendala yang dihadapi serta sasaran yang akan

dicapai.

6. Administrasi pembangunan yang mendukung untuk pelaksanaan

pembangunan

Investasi yang meningkat dan partisipasi tenaga kerja merupakan contoh

administrasi pembangunan yang mendukung pelaksanaan pembangunan, dapat

kita lihat di dalam RPJMD Kota Surabaya seperti uraian berikut :

Page 15: tugas perencanaan pembangunan

a. Investasi

Pertumbuhan ekonomi selama tiga periode terakhir diyakini banyak

ditopang oleh adanya peningkatan aliran investasi masuk ke Kota Surabaya.

Investasi sendiri secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pengeluaran

atau perbelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli

barang-barang modal dan perlengkapanperlengkapan produksi untuk

menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang

tersedia dalam perekonomian (Lapda study penyusunan analisa ekonomi

daerah, 2005). Dalam hal perkembangan investasi, secara akumulatif sejak

tahun 2002 hingga tahun 2004, angka persetujuan investasi baik PMA

maupun PMDN yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan

dan Penanaman Modal Kota Surabaya menunjukkan peningkatan sebesar

2,23 persen dan 32,55 persen untuk masing – masing jumlah proyek PMDN

dan PMA, serta 3,70 persen dan 7,21 persen untuk masing – masing nilai

investasi PMDN dan PMA. Secara lengkap perkembangan dari PMDN dan

PMA tersebut dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini.

Tabel 2.4Akumulasi Perkembangan Investasi PMDN dan PMA di Kota Surabaya

(Tahun 2002 –2004)

Tahun

PMND PMA

JumlahProyek

NilaiInvestasi

(Rp. Milyar)JumlahProyek

NilaiInvestasi

(US$.Juta)2002 404 15.150 298 2.7892003 408 15.506 352 2.9682004 413 15.710 395 2.990

Perkembangan investasi sebagaimana digambarkan diatas,

setidaknya harus tetap menjadi perhatian bagi semua pihak, khususnya

dalam upaya untuk senantiasa menciptakan iklim usaha yang kondusif guna

mendorong peningkatan investasi yang dalam kaitan ini merupakan elemen

yang cukup penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dengan

Page 16: tugas perencanaan pembangunan

demikian, adanya kelengkapan infrastruktur yang memadai, kesiapan SDM

yang berkualitas, pemberian layanan perijinan yang prima serta jaminan

stabilitas keamanan yang mantap serta peraturan – peraturan daerah berikut

aturan pendukungnya termasuk dalam pengimplementasiannya, sudah tidak

dapat ditawar – tawar lagi dalam mendorong pertumbuhan investasi di kota

Surabaya. Program Pengembangan Koperasi, UMKM dan Investasi

Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan usaha mikro kecil menengah

(UMKM), koperasi dan investasi, dengan kegiatan pokok yaitu:

1. Fasilitasi terwujudnya kemitraan strategis antara pengusaha besar,

lembaga perbankan dan lembaga keuangan dengan UMKM dan

koperasi.

2. Pembinaan UMKM dan koperasi

3. Fasilitasi pengembangan jaringan kerjasama antar koperasi

4. Promosi investasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri

5. Mendorong dan menfasilitasi peningkatan koordinasi dan kerjasama

di bidang investasi dengan instansi pemerintah dan dunia usaha baik

di dalam negeri maupun di luar negeri.

b. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK)

Indikator ini menggambarkan persentase penduduk usia kerja yang

menjadi angkatan kerja pada periode tertentu, dimana pengukurannya

didasarkan pada perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan

penduduk usia kerja. Penduduk usia kerja sebagaimana dimaksud adalah

penduduk dengan usia lebih dari 15 tahun, sedangkan yang dimaksud

dengan angkatan kerja adalah penduduk yang sedang bekerja atau mencari

pekerjaan.

TPAK di Kota Surabaya selama tahun 2002 sampai dengan

September 2004 menunjukkan perkembangan sebagai berikut: Pada tahun

2002 TPAK mencapai 61,19%, tahun 2003 naik menjadi 61,23% dan di

tahun 2004 sampai dengan bulan September, TPAK di Kota Surabaya telah

mencapai angka 61,97%. Perkembangan tersebut menunjukkan bahwa

TPAK di Kota Surabaya cenderung menunjukkan adanya peningkatan.

Page 17: tugas perencanaan pembangunan

Perkembangan TPAK pada dasarnya menunjukkan bahwa pertumbuhan

alami dari jumlah penduduk usia kerja juga diikuti dengan bertambahnya

jumlah angkatan kerja baik yang telah memasuki dunia kerja maupun yang

sedang mencari pekerjaan.

II. Ciri-Ciri Perencanaan Pembangunan

Ciri-ciri perencanaan pembangunan di dalam RPJMD Kota Surabaya dapat kita

lihat di dalam Visi dan Misi Kota Surabaya yaitu sebagai berikut :

a. Visi Pembangunan Kota Surabaya Tahun 2006-2010

Visi pembangunan kota Surabaya sampai dengan tahun 2010, adalah sebagai

berikut :

“Surabaya Cerdas dan Peduli”

“Surabaya Smart and Care”

Terwujudnya kota Surabaya sebagai pusat perdagangan dan jasa yang cerdas

dalam merespon semua peluang dan tuntutan global, didukung oleh kepedulian

tinggi dalam mewujudkan struktur pemerintahan dan kemasyarakatan yang

demokratis, bermartabat dalam tatanan lingkungan yang sehat dan manusiawi

b. Misi Pembangunan Kota Surabaya Tahun 2006-2010

Dalam mewujudkan visi yang menjadi tujuan akhir bagi segala bentuk

penyelenggaraan pembangunan di Kota Surabaya, maka misi yang akan dijalankan

dan menjadi sasaran bagi segala bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

seluruh pelaku pembangunan-baik oleh penyelenggara pemerintahan maupun

masyarakat selama lima tahun kedepan adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan dan

akuntabel.

Penjelasan :

Pemerintahan yang demokratis, transparan mempunyai makna

bahwa proses penyusunan kebijakan, dan perencanaan pembangunan

melalui proses yang demokratis dan transparan dengan mengikutsertakan

masyarakat sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah

memenuhi azas keadilan. Pemerintahan yang akuntabel menggambarkan

Page 18: tugas perencanaan pembangunan

kemampuan untuk menjawab harapan masyarakat berupa pemerintahan

yang bersih, profesional, dan mampu memberikan pelayanan yang terbaik

bagi warga kota serta pertanggungjawaban secara konstruktif dan

proporsional. Untuk itu, tujuan yang akan diwujudkan sebagai cermin dari

penyelesaian perjalanan misi ke-1 ini pada akhir nantinya, adalah :

a. Terwujudnya pelayanan prima;

b. Terwujudnya kemandirian keuangan Daerah.

c. Terwujudnya ketertiban dan kepatuhan masyarakat.

d. Terwujudnya kepercayaan masyarakat melalui mekanisme

pertanggungjawaban yang konstruktif dan proporsional.

2. Meningkatkan akselerasi pertumbuhan arus perdagangan barang dan jasa

dalam skala regional maupun internasional serta memadukan wilayah

Greater Surabaya dalam suatu sistem tata ruang yang terintegrasi didukung

infrastruktur, sistem transportasi dan sistem IT yang memadai.

Penjelasan :

Pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya dimasa datang diharapkan

akan ditopang dari sektor perdagangan dan jasa. Untuk itu perlu didukung

infrastruktur, sistem transportasi dan jaringan sistem teknologi yang

memadai. Selain itu diharapkan terjadi keterpaduan sistem tata ruang antara

Surabaya dengan Gresik, Bangkalan, Sidoarjo dan Pasuruan, sehingga

menimbulkan dampak bagi pertumbuhan ekonomi, dan kerja sama yang

saling menguntungkan antar pemerintah daerah. Untuk itu, tujuan yang akan

diwujudkan sebagai cermin dari penyelesaian perjalanan misi ke-2 ini pada

akhir nantinya, adalah :

Terwujudnya penataan ruang dan pengembangan wilayah perkotaan

Surabaya ((greater Surabaya) secara terpadu

a. Meningkatnya prasarana dan sarana transportasi yang

mendukung mobilitas barang dan jasa

b. Terwujudnya pengembangan sistem teknologi informasi

yang berorientasi global.

Page 19: tugas perencanaan pembangunan

3. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha mikro kecil dan menengah

(UMKM) investasi serta menciptakan keterpaduan antara pengusaha kecil,

menengah dengan pengusaha besar yang didukung oleh iklim yang

kondusif.

Penjelasan :

UMKM merupakan penyangga ekonomi masyarakat Kota yang

cukup signifikan sehingga kemampuan UMKM dari segi penataan,

pengelolaan managemen, teknologi, dan permodalan perlu mendapat

perhatian. Pertumbuhan dunia usaha diharapkan bersama-sama antara

Pengusaha Besar dengan UMKM melalui kerjasama yang saling

menguntungkan dalam konteks kemitrasejajaran yang didukung oleh iklim

yang kondusif bagi berkembangnya dunia usaha dan investasi. Untuk itu,

tujuan yang akan diwujudkan sebagai cermin dari penyelesaian perjalanan

misi ke-3 ini pada akhir nantinya, adalah

a. Meningkatnya Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)

dan Investasi

b. Meningkatnya perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga

kerja

c. Meningkatnya ketahanan pangan dan pendapatan masayarakat.

4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat miskin

melalui fasilitasi kebutuhan dasar , penataan dan pembinaan PKL serta

usaha sektor informal lainnya.

Penjelasan :

Misi ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin

dan menanggulangi masalah kemiskinan kota serta meningkatkan

kesejahteraan penyandang masalah sosial melalui pembinaan, pemberian

bantuan, serta pembangunan sosial masyarakat. Untuk itu, tujuan yang akan

diwujudkan sebagai cermin dari penyelesaian perjalanan misi ke-4 ini pada

akhir nantinya, adalah :

Page 20: tugas perencanaan pembangunan

a. Meningkatnya kualitas kehidupan keluarga miskin

b. Meningkatnya pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial

c. Terwujudnya penataan dan pembinaan usaha sektor informal secara

proporsional dan modern.

5. Mewujudkan penataan lingkungan kota yang bersih sehat, hijau dan nyaman.

Penjelasan :

Misi ini bertujuan mewujudkan lingkungan kota yang bersih, hijau

dan nyaman bagi warga kota. Upaya ini dilakukan melalui penataan

lingkungan kota dan peningkatan fungsi maupun kapasitas prasarana dan

sarana lingkungan melalui kerjasama dan peran serta masyarakat.

6. Meningkatkan kualitas pendidikan berwawasan kebangsaan dan berkualitas

global yang terjangkau bagi warga kota serta menyiapkan generasi muda

yang siap menghadapi tantangan kemajuan zaman.

Penjelasan :

Pendidikan yang ingin diwujudkan oleh Pemerintah Kota Surabaya

adalah pendidikan yang terjangkau bagi warga kota serta pendidikan mampu

menyiapkan generasi penerus yang cerdas, trampil, mandiri dan berwawasan

global sehingga mampu menghadapi perubahan serta tantangan

perkembangan kemajuan zaman, Untuk itu, tujuan yang akan diwujudkan

sebagai cermin dari penyelesaian perjalanan misi ke-6 ini pada akhir

nantinya, adalah

a. Meningkatnya kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan

ilmu dan teknologi

b. Terwujudnya pemerataan dan perluasan pendidikan bagi warga kota

c. Meningkatnya kualitas ketrampilan generasi muda dan prestasi olah

raga.

7. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat

kota serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang lingkungan sehat

dan perilaku sehat.

Page 21: tugas perencanaan pembangunan

Penjelasan :

Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan Surabaya sehat melalui

upaya prefentif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Untuk itu, tujuan yang

akan diwujudkan sebagai cermin dari penyelesaian perjalanan misi ke-7 ini

pada akhir nantinya, adalah :

a. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.

b. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh

masyarakat.

c. Terbangunnya lingkungan sehat dan perilaku sehat

8. Menggali dan meningkatkan khasanah budaya lokal serta mengembangkan

kehidupan masyarakat yang harmonis, bertoleransi dan berakhlakul

karimah,

Penjelasan :

Menggali dan meningkatkan khasanah budaya lokal mempunyai

maksud meningkatkan apresiasi dan menghidupkan kembali budaya

masyarakat yang bernilai etika dan estetika tinggi sebagai modal

pembangunan dan jati diri masyarakat Surabaya. Selain itu, misi ini

bermaksud meningkatkan kehidupan bermasyarakat yang harmonis, toleran,

berbudi pekerti luhur sebagai perwujudan dari nilai adiluhung agama dan

jatidiri budaya Surabaya serta meningkatkan kualitas dan memberikan

perlindungan bagi perempuan dan anak. Untuk itu, tujuan yang akan

diwujudkan sebagai cermin dari penyelesaian perjalanan misi ke-8 ini pada

akhir nantinya, adalah :

a. Terwujudnya kerukunan antar kelompok masyarakat dan antar umat

beragama

b. Meningkatnya ketahanan budaya lokal yang menunjang

kepariwisataan.

c. Meningkatnya kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan

dan anak.

Page 22: tugas perencanaan pembangunan

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Kritikan Terhadap RPJMD Kota Surabaya

OLEH:

RAVITA SARI

0800542111

JURUSAN KEUANGAN NEGARA

PROGRAM DIII FAKULTAS EKONOMI

Page 23: tugas perencanaan pembangunan

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2010