percobaan vii

15
  LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I DIAGRAM TIGA KOMPONEN Disusun Oleh : Kelompok VI ( Enam ) k-111-003-f k-111-027-f k-111-033-f k-111-053-f LABORATORIUM KIMIA FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2011

Upload: rosidah-achudin-khalid

Post on 16-Jul-2015

302 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 1/15

 

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

DIAGRAM TIGA KOMPONEN

Disusun Oleh :

Kelompok VI ( Enam )

k-111-003-f 

k-111-027-f 

k-111-033-f 

k-111-053-f 

LABORATORIUM KIMIA FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2011

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 2/15

PERCOBAAN VII

DIAGRAM TIGA KOMPONEN

I.  Tujuan Percobaan

1.  Memberikan data kelarutan tiga komponen yang digambarkan pada diagram segitiga.

2.  Membuat kurva kelarutan suatu cairan yang terdapat dalam dua cairan tertentu

II.  Latar Belakang Teori

Menurut hukum Gibbs derajat kebebasan dari suatu sistem kesetimbangan dinyatakan

sebagai berikut :

F = C-P+2

Dalam hal ini :

F = derajat kabebasan

C = Jumlah komponen

P = Jumlah fasa

Atau dengan arti kata kesetimbangan tersebut hanya dipengaruhi oleh suatu tekanan dan

konsentrasi. Untuk sistem tiga komponen berfasa satu F = 3-1+2 sehingga F = 4, artinya

empat besaran. Variabel diperlukan untuk menggambarkan keadaan sistem tersebut.

Karena dalam hal ini diagram fasa merupakan diagram yang berdimensi empat. Untuk 

mempermudah sistem 3 komponen dipelajari pada suhu dan tekanan yang tetap, sehingga

  jumlah derajat kebebasan F = 3-P, sehingga diagram bidang yakni segitiga dapat

dipergunakan. Variabel sistem adalah komposisi ketiga komponen, bila komponen ketiga

sudah tertentu. Yakni kita pelajari disini adalah sistem 3 komponen kloroform-air-asam

asetat ( diagram sama sisi ) ( Tim Labor Kimia Fisika, 2011).

Oleh karena sistem tiga kompoen pada suhu dan tekanan tetap mempunyai

 jumlah derajat kebebasan paling banyak dua, maka diagram fasa sistem ini dapat

digambarkan dalam satu bidang datar berupa suatu segitiga samasisi yang disebut

diagram terner.Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga kompoen tergantung pada

daya saling larut antar zat cair tersebut dan suhu percobaan. Andaikan ada tiga zat

cair A, B dan C. A dan B saling larut sebagian. Penambahan zat C kedalam

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 3/15

campuran A dan B akan memperbesar atau memperkecil daya saling larut A dan

B ( Anonim, 2011 ).

Untuk sistem tiga komponen F = S - P sehingga variannya dapat mencapai 4.

Dengan menjaga temperatur dan tekanan tetap, masih ada dua derajat kebebasan

(yaitu fraksi mol dua komponen). Salah satu cara terbaik untuk memperlihatkan

variasi kesetimbangan fasa dengan sistem komposisi digunakan diagram fasa

segitiga. Fraksi mol tiga komponen dari sistem terner ( C = 3 ) sesuai dengan;

XA + XB + XC = 1

Diagram fase yang digambarkan sebagai segitiga sama sisi menjamin dipenuhinya

sifat ini secara otomatis, sebab jumlah jarak ke sebuah titik di dalam segitiga sama

sisi yang diukur sejajar dengan sisi-sisinya sama dengan panjang sisi segitiga itu

yang dapat di ambil sebagai satuan panjang ( Atkins, 1996 ). 

A

C 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 B

Gambar diatas menunjukan penggunaan diagram ini dalam prakik. Sisi AB bersesuaian dengan XC =

0, dan begitu pula kedua sisi lainnya. Oleh karena itu, setiap sisi bersesuaian dengan satu dari tiga

sistem biner (A,B), (B,C), dan (C,A). Sebuah titik di dalamnya bersesuaian dengan sistem yang

terdiri atas ketiga zatnya. Misalnya titik P, menunjukan XA = 0,50 XB = 0,10 dan XC = 0,40.

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 4/15

Setiap titik pada garis lurus yang menghubungkan satu titik sudut dengan titik pada sisi dihadapannya.

( garis putus-putus dalam gambar di atas ) menunjukan komposisi yang makin kaya akan A. Ketika

makin dekat dengan titik sudut A, titik perbandingan B dan C nya sama. Oleh karena itu, jika ingin

menunjukan perubahan komposisi sistem pada saat A ditambahkan, kita tarik dari sudut A ke titik 

pada BC yang menunjukan sistem biner awal. Setiap sistem terner yang terbentuk dengan

penambahan A akan terletak pada titik pada garis ini ( Atkins, 1996).

III.  Alat dan Bahan

a.  Peralatan yang digunakan

Buret 50 mL

Pipet tetes

Erlenmeyer 50 mL

Gelas ukur 5mL

Botol semprot

b.  Bahan yang digunakan

Asam asetat

Kloroform

Aquades

IV.  MSDS

a.  Asam Asetat ( CH3COOH)

grade Ph Eur,BP,JP,USP,E 260

Rumus kimia C2H4O2 

Formulasi

kimiaCH3COOH

Kode HS 2915 21 00

Nomor EC 200-580-7

Massa molar 60.05 g/mol

Penyimpanan Simpan pada +15°C hingga +25°C.

Nomor

indeks EC607-002-00-6

Nomor CAS 64-19-7

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 5/15

Kerangka

molekul

asam asetat

Nama

sistematis

Asam etanoat

Asam asetat

Nama

alternatif 

Asam metanakarboksilat

Asetil hidroksida (AcOH)

Hidrogen asetat (HAc)

Asam cuka

Keasaman 

(pK a)4.76 pada 25 °C

Penampilan Cairan tak berwarna atau kristal ( pada 250

C )

Data kimia dan fisika

Temperatur

penyalaan485 °C

Kelarutan

di dalam air( 20 °C)

Kosentrasi

 jenuh

(udara)

38 g/m3

(20 °C)

Titik leleh 17 °C

Massa

molar60.05 g/mol

Densitas 1.05 g/cm3

(20 °C)

Angka pH 2.5 (50 g/l, H2O, 20 °C)

Titik didih 116 - 118 °C (1013 hPa)

Tekanan

uap15.4 hPa (20 °C)

Batasan

ledakan4 - 19.9 %(V)

Titik nyala 44 °C

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 6/15

Indeks

Refraktif 1.37 (20 °C)

Viskositas

kinematis

1.17 mm2 /s (20 °C)

Angka

evaporasi24

Titik lebur 16.5 °C (289.6 ± 0.5 K) (61.6 °F) ( pada 250

C )

Densitas

dan fase

1.049 g cm−3

, cairan

1.266 g cm−3

, padatan ( Pada suhu 250

C )

Informasi keselamatan berdasarkan GHS

Hazard

Statement(s)

H226: Cairan dan uap yang mudah terbakar

H314: Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata

yang serius.

Precautionary

Statement(s)

P280: Gunakan pakaian/ sarungtangan pelindung / pelindung mata/ 

muka.

P301 + P330 + P331: JIKA TERTELAN: Berkumurlah. JANGANmemancing muntah.

P305 + P351 + P338: JIKA TERKENA MATA: Bilas secara hati-

hati dengan air selama beberapa menit. Lepas lensa kontak, jika

digunakan dan mudah melakukannya. Lanjutkan membilas.

Signal

WordBahaya

Hazard

Pictogram(s)

RTECS AF1225000

Kelas

penyimpanan3 Zat-zat cair yang dapat terbakar

WGK WGK 1 agak berbahaya untuk air

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 7/15

 

Informasi keselamatan kerja

Frase R R 10-35Mudah-menyala.Mengakibatkan luka bakar yang parah.

Frase S

S 23-26-45

Jangan menghirup uap.Jika kena mata, segera bilas dengan banyak 

air dan dapatkan bantuan medis.Jika terjadi kecelakaan atau jika

merasa tidak enak badan, segera dapatkan bantuan medis (tunjukkan

label jika mungkin).

Jenis-jenis

bahayadapat terbakar, korosif 

Hazard

Symbol Corrosive

b.  MSDS Kloroform

Rumus

Kimia

CHCl3 

Massa

Molar

119,38 gr/mol

Densitas 1,48 gr/cm3 

Titik Leleh -63,50C

Titik Didih 61,20C

Bahaya

Utama

Harmful, iritasi

Penampilan Clear, colorless liquid

Solubility 0,8 gr/100 gr water @ 20C (68F)

Evaporation

Rate

(BuAc=1)

11.6

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 8/15

V.  Skema Kerja

Sediakan 3 erlenmeyer 50 mL, pada masing-masing erlemeyer masukan asam asetat dan

aquades dengan perbandingan di bawah ini :

Asam asetat : 1 mL : 2,5 mL : 6 mL

Aquades : 9 mL : 7,5 mL : 4 mL

Setelah disediakan campuran larutan tersebut, lalu di titrasi dengan menggunakan

Kloroform sampai terjadi titik ekivalen ( di tandai dengan berubahnya warna larutan

seperti larutan gula atau kekeruhan yang tidak hilang selama pengocokan )

Pekerjaan point 1 dan 2 ditentukan lagi yakni larutan asam asetat dalam kloroform,

dengan perbandingan di bawah ini :

Asam asetat : 1mL : 2,5mL : 6mL

Kloroform : 9mL : 7,5mL : 4mL

.

VI.  Data Hasil Pengamatan

a.  Data Pengamatan Titrasi Pertama

NO V Asam Asetat V Aquadest V Kloroform

1. 1 ml 9 ml 0.9 ml

2. 2.5 ml 7.5 ml 1.8 ml

3. 6 ml 4 ml 2.9 ml

Disediakan Buret dan statif yang diisi dengan larutan kloroform sebagai

standarisasi.

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 9/15

b.  Data Perngamatan Titrasi Kedua

NO V Asam Asetat V kloroform V aquadest

1. 1 ml 9 ml 0.8 ml

2. 2.5 ml 7.5 ml 1.5 ml

3. 6 ml 4 ml 2.4 ml

VII.  Perhitungan

Ρ Asam Asetat : 1.049 gr/cm3 

Ρ Kloroform : 1.499 gr/cm

3

Ρ Air : 1 gr/cm3

a.  Kloroform sebagai titran

1.  Asetat m1 : ρ x v

1.049 gr/cm3x 1 ml

1.049 gr

m2 : ρ x v1.049 gr/cm

3x 2.5 ml

2.6225 gr

m3 : ρ x v

1.049 gr/cm3

x 6 ml

6.294 gr

2. 

Air m1 : ρ x v1gr/cm

3x 9 ml

9 gr

m2 : ρ x v

1 gr/cm3

x 7.5 ml

7.5 gr

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 10/15

m3 : ρ x v

1 gr/cm3

x 4 ml

4 gr

3.  Kloroform m1 : ρ x v

1.499 gr/cm3

x 0.9 ml

1.3491 gr

m2 : ρ x v

1.499 gr/cm3x 1.8 ml

2.6982 gr

m3 : ρ x v

1.499 gr/cm3

x 2.9 ml

4.3471 gr

Erlenmeyer 1

% w/w Asam Asetat = 1.049 gr/cm3 

1.049 + 9 gr + 1.3491 gr x 100 %

= 9.2 %

% w/w Kloroform = 1.3491 gr/cm3

1.049 gr + 9 gr + 1.3491 gr x100%

= 11.84 %

% Air = 9 gr/cm3 

1.049 gr + 9 gr + 1.3491 gr x100%

= 78.96 %

Erlenmeyer 2

% w/w Asam Asetat = 2.6225 gr/cm3 

2.6225 + 7.5 gr + 2.6982gr x 100 %

= 20.455 %

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 11/15

 

% w/w Kloroform = 2.6982 gr/cm3

2.6225gr + 7.5 gr + 2.6982 gr x 100%

= 21.055 %

% Air = 7.5 gr/cm3 

2.6225 gr + 7.5 gr + 2.6982 gr x100%

= 58.49 %

Erlenmeyer 3

% w/w Asam Asetat = 6.294 gr/cm3 

6.294 + 4 gr + 4.3471gr x 100 %

= 42.99 %

% w/w Kloroform = 4.3471 gr/cm3

6.294gr + 4 gr + 4.3471 gr x100%

= 29.69 %

% Air = 4 gr/cm3 

6.294 gr + 4 gr + 4.3471 gr x100%

= 27.32 %

b.  Air sebagai titran

1.  Asam Asetat m1 = ρ x v

1.049 gr/cm3

x 1 ml

1.049 gr

m2 = ρ x v

1.049 gr/cm3

x 2.5 ml

2.6225 gr

m3 = ρ x v

1.049 gr/cm3x 6 ml

6.294 gr

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 12/15

2.  Kloroform m1 = ρ x v

1.499 gr/cm3x 9 ml

13.491 gr

m2 = ρ x v1.499 gr/cm

3x 7.5 ml

11.2425 gr

m3 = ρ x v

1.499 gr/cm3

x 4 ml

5.996 gr

3.  Air m1 = ρ x v

1 gr/cm3

x 0.8 ml

0.8 gr

m2 = ρ x v

1 gr/cm3

x 1.5 ml

1.5 gr

m3 = ρ x v

1 gr/cm3

x 2.4 ml

2.4 gr

Erlenmeyer 1

% w/w Asam Asetat = 1.049 gr/cm3 

1.049 + 13.491 gr + 0.8gr x 100 %

= 6.84 %

% w/w Kloroform = 13.491 gr/cm3

1.049gr + 13.491 gr + 0.8 gr x 100%= 87.95%

% Air = 0.8 gr/cm3 

1.049gr + 13.491 gr + 0.8 gr x100%

= 5.21 %

Erlenmeyer 2

% w/w Asam Asetat = 2.6225 gr/cm3 

2.6225 + 11.2425 gr + 1.5gr x 100 %= 17.08%

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 13/15

 

% w/w Kloroform = 11.2425 gr/cm3

2.6225gr + 11.2425gr + 1.5 gr x 100%

= 73.16%

% Air = 1.5 gr/cm3 

2.6225gr + 11.2425 gr + 1.5 gr x 100%

= 9.76%

Erlenmeyer 3

% w/w Asam Asetat = 6.294 gr/cm3 

6.294 + 5.996 gr + 2.4 gr x 100 %

= 42.84%

% w/w Kloroform = 5.996 gr/cm3

6.294gr + 5.996 gr + 2.4 gr x 100%

= 40.82%

% Air = 2.4 gr/cm3 

6.294gr + 5.996 gr + 2.4 gr x 100%

= 16.34%

Adapun diagram yang dihasilkan dari hasil pengamatan :

a.  Diagram campuran H2O dan CH3COOH

H2O

CH3COOH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CHCl3 

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 14/15

b.  Diagram campuran CHCl3 dan CH3COOH

H2O

CH3COOH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CHCl3 

VIII.  Pembahasan

Pada percobaan diagram tiga komponen ini dilakukan proses titrasi antara

campuran asam asetat di tambah dengan aquadest dan dititrasi dengan kloroform dan

proses titrasi juga dilakukan pada campuran asam asetat ditambah dengan kloroform dan

di titrasi dengan aquadest. Pada proses titrasi ini titik akhir titrasi tidak ditandai dengan

perubahan warna tetapi ditandai dengan berubahnya larutan dari jernih menjadi keruh.

Setelah itu dicatat berapa titran yang terpakai selam proses titrasi berlangsung dan

kemudian dibuat diagram komponen dari data percobaan yang dilakukan.

Prinsip dari percobaan ini adalah titrasi tanpa indikator. Proses titrasi berlangsung

secara murni dengan menggunakan 3 larutan sebagai pembanding untuk menentukan

komposisi dalam diagram segitiga. Saat titrasi berlangsung, di dalam Erlenmeyer terdapat

campuran asam asetat-air maupun asam asetat-kloroform yang masing-masing dititrasi

dengan larutan standar kloroform maupun air. Proses titrasi terjadi perubahan, dari

campuran yang tidak berwarna menjadi campuran 3 larutan berwarna merah muda, dan

5/14/2018 Percobaan Vii - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-vii 15/15

pada saat terjadi perubahan warna ini lah yang disebut dengan titik akhir titrasi. Setelah di

dapat, maka kita dapat menentukan diagram segitiga dari komponen 3 larutan tersebut.

IX.  Pertanyaan

1.  Dalam rumus F=C-P+2, angka 2 menyatakan apa?

Jawab : Angka 2 menyatakan derajat kebebasan dipengaruhi oleh suatu

tekanan dan konsentrrasi.

2.  Apa yang dimaksud dengan wujud?

Jawab : Wujud adalah suatu zat yang terdapat pada suatu komponen. Zat

dapat dibagi menjadi 3. Yaitu zat padat, cair, dan gas.

X. Kesimpulan

1.  Untuk menentukan diagram 3 komponen menggunakan larutan asam asetat-air-

kloroform.

2.  Derajat kebebasan dipengaruhi oleh adanya suatu tekanan dan konsentrasi.

3.  Pada saat proses titrasi terjadi perubahan dari campuran tidak berwarna menjadi

campuran berwarna merah muda.

4.  Diagram segitiga merupakan media untuk menentukan komposisi dari ketiga

campuran.

5.  Salah satu cara terbaik untuk menentukan kesetimbangan dengan system

komposisi digunakan diagram segitiga.

XI. Daftar Pustaka

Anonim.2003. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. http://www.chemeng.ui.ac.id. 

Atkins, P.W. Kimia Fisika I. Erlangga. 1996. Jakarta

Tim Labor Kimia Fisika. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Fisika I. FMIPA-UNRI.

Pekanbaru