percobaan griffith
DESCRIPTION
Resume GenetikaTRANSCRIPT
Oleh:
1) Lely Mardiyanti (120341421998)
2) Yeni Puspita Sari ()
PERCOBAAN GRIFFITH
ADN Adalah Materi Genetik
Pada tahun 1982, Federick Griffith mengubah anggapan akan sifat bakteri yang
cenderung patogen dengan mengekstrak ADNnya di tahun 1944. Pada tahun 1952, Martha
Chase dan Alfred Harshey menggunakan ADN virus yang telah diberi radioaktif untuk
menginfeksi bakteri.
Identifikasi ADN
Asam Deoksiribonukleotida (ADN) pertama kali kemukakan oleh Fedrich Miescher
di tahun 1869, hanya berselang 4 tahun setelah penemuan Mendel dipublikasikan. Tapi belum
sampai 80 tahun lamanya kenyataan bahwa ADN sebagai materi genetik dari sebagian besar
organisme nampaknya telah menjadi acuan. ADN digambarkan pertama kali sebagai material
asam yang dapat mengendap dari inti sel yang ada pada nanah dan sperma ikan.
Perbandingan nitrogen dan fosfatnya sangat tidak biasa dibandingkan dengan substansi
organik yang telah dikenal kala itu. Miescher yakin bahwa dia telah menemukan sebuah
substansi biologi baru. Dia menamainya nuklein karena berkaitan erat dengan inti sel.
Kemudian diibaratkan nuklein adalah sebuah kompleks protein dan ADN.
ADN dan Hereditas
Meskipun kejelasan eksperiment akan penempatan ADN pada hereditas yang belum
diketahui fungsinya hingga pertengahan tahun 1940an, ada sebuah hubungan yang
membenarkan hal tersebut. Pada organisme yang lebih tinggi, ADN ditemukan hanya pada
kromosom. Protein histon dan ARN yang juga terdapat di kromosom, tidak nampak seperti
materi genetik. Sperma tidak memiliki RNA dan histon digantikan oleh protein lain yang
disebut protamin. Tidak seperti ARN dan protein, setiap sel diploid dari suatu organisme
kurang lebih memiliki jumlah ADN yang sama. Pada ayam contohnya, darah merahnya
mengandung 2,6x10-12g/sel. Lalu, jumlah ADN nampak sepadan dengan bagian kromosomal.
Memasuki mitosis, jumlah ADN sel mengganda, saat hasil haploid dari meiosis henya
memiliki setengah dari jumlah normalnya (jadi, sperma ayam mengandung 1,3x10-12g/sel).
Pada tumbuhan poliploid yang mengandung banyak kromosom diploid, jumlah ADNnya juga
banyak. Jadi, hubungan ADN dengan kromosom menjadikan ADN sebagai materi genetik.
ADN Dapat Mengubah Bentuk Sel Secara Genetik
Kejelasan yang pertama kalinya akan ADN adalah materi hereditas datang dari
penelitian Frederick Griffith di tahun 1928. Griffith menggunakan mutagen kimia untuk
mengisolasi sifat bakteri virulen yang dapat menyebabkan pneumonia (Diplococcus
pneumoniae). Sifat virulen memerlukan adanya kapsul polisakarida disekitar bakteri. Mutan
yang jinak mengurangi kapsul tersebut. Koloni dari kapsul bakteri invirulen yang mengendap
kasar dikatakan sebagai R. Sebaliknya bentuk virulen mengakibatkan koloni nampak halus,
maka dikatakan sebagai S. Beberapa penyebab sifat virulen diketahui, sebagian dengan
sebuah karakteristik kapsul polisakarida (dinamakan IS, IIS, IIIS, dan lain-lain) yang secara
genetik tidak diwariskan dan secara imunitas berbeda dari bentuk lainnya. Sebuah bakteri
invirulen dilihat dari tipe kapsulnya (katakan saja IIS) dapat bermutasi menjadi tidak
berkapsul, bentuk invirulen (IIR, karena diturunkan dari sell tipe II). Hal ini sangat jarang
terjadi (satu diantara sejuta sel), tapi itu tidak diturunkan ketika terjadi. Hampir sama, IIR sel
dapat bermutasi kembali menjadi bentuk IIS yang virulen namun jarang terjadi.
Bagaimanapun juga, jenis sel IIR tidak bisa bermutasi ke bentuk IIIS yang virulen. Konsep
inilah yang menjadi kunci untuk eksperimen.
Gambar 1. Penemuan Griffith Tentang Prinsip Perubhan Bentuk
Percobaan Griffith
Griffith menggabungkan Pneumococcus tipe IIR dengan sel IIS yang telah dibunuh
dan dimasukkan dengan memanaskan mereka sampai 650C, dan dia menginjeksi mereka ke
dalam seekor kelinci atau pada percobaan lain ke dalam seekor tikus. Ketika keduanya
diinjeksikan secara terpisah menghasilkan penyakit namun tidak pada injeksi penggabungan
keduanya yang sama-sama virulen. Meski begitu, banyak kelinci yang diberi injeksi
campuran perlahan mengalami pneumonia dan mati. Ketika dianalisa, semua kelinci itu
ternyata mengandung sel virulen tipe IIIS. Sel-sel ini tidak dapat terbentuk dari sel tipe IIR
oleh mutasi (akan dihasilkan sel tipe IIS) dan sel tipe IIIS terbukti mati (injeksi terpisah tidak
akan menyebabkan penyakit). Beberapa faktor harus dihilangkan dari kematian sel IIIS untuk
suatu kehidupan IIR, membantu dengan memberi mereka kemampuan untuk membuat
sebuah kapsul dari tipe III. Griffith menyebutnya faktor “prinsip transformasi” dan proses
transformasi genetik. Prinsip transformasi dapat diisolasi sebagai sebuah sel ekstrak yang
bebas dan sangat aktif. Kestabilan dari aktivitas prinsip transformasi untuk panas disarankan
pada 650C jika bukan merupakan protein (seperti temperatur tinggi mengubah sifat
kebanyakan protein). Pada tahun 19944, Oswald Avery, C. M. MacLeod, dan M. J. McCarty
berhasil pada pengisolasian sebuah preparat pemurnian tinggi ADN dari bakteri tipe IIIS.
Preparat ADN tipe IIIS ini sangat aktif sebagai sebuah agen transformasi dan dapat
mentransformasi sel tipe IIR ke dalam sel tipe IIIS pada sebuah tabung reaksi. Jika ADN
dihancurkan oleh deoksiribonuklease (sebuah enzim yang khusus menyerang ADN), maka
semua aktivitas transformasi akan hilang. Oleh karena itu, terlihat jelas bahwa ADN “secara
fungsional aktif dalam penentuan aktivitas biokimia dan karakter khusus dari sel
pneumococcal. Percobaanyang dilakukan oleh mereka sendiri ini bagaimanapun juga ini
tidak dapat memastikan bahwa ADN adalah materi genetik itu sendiri. Mungkinkah setiap
reaksi ADN (materi genetik) sel penerima mengubah gennya untuk menyerupai gen ADN
pendonor? Sebuah gambaran lengkapnya diberikan oleh percobaan pada virus dari bakteri.
Percobaan Harshey dan Chase
Percobaan ini dengan jelas menghubungkan ADN dan hereditas yang dilakukan
Alfred Hershey and Martha Chase pada tahun 1952. Mereka memilih untuk megeksplor They
chose to explore kekayaan genetik ADN menggunakan virus dari bakteri. Virusnya kecil,
sangat sederhana terdiri atas kumpulan asam nukleat dan protein. Beberapa tipe virus
menyerang bakteri dan diketahui sebagai bakteriofag (jelasnya berupa “pemakan bakteri”).
Salah satu virus yang menyerang Escherichia coli adalah bakteriofag T2. Itu hanya terdiri
atas protein dan ADN. ADN membentuk inti tengah virus. Ketika protein mengelilingi inti
seperti sebuah lapisan. Fag menginfeksi bakteri dengan mengabsorbsi dinding sel dan
memasukkan materi genetik ke dalam bakteri. Materi itu menyebabkan banyak produksi virus
baru tanpa sel. Akhirnya sel dirusak / lisis dan virus baru pun lepas. Bahan kimia yang
berasal dari protein dan dari ADN sungguh berbeda. Hershey dan Chase menggunakan
perbedaan ini untuk membedakan keduanya. ADN tidak mengandung fosfor dan protein.
Protein biasanya mengandung sulfur, sedangkan ADN tidak. Menggunakan penamaan fosfor
secara khusus dan atom sulfur dengan radioisotop, Hershey dan Chase dapat membedakan
secara jelas antara protein dan ADN dari fag dan mengelompokkannya tanpa menginjeksi
salah satu ataupun bersamaan keduanya ke dalam sel bakteri selama infeksi berlangsung.
Ketika penamaan bakteriofag dengan 32P ADN diperbolehkan untuk menginfeksi sebuah sel,
hampir semua nama masuk ke dalam sel. Jika sel yang terinfeksi berakhir lisis maka 32P
ADN ditemukan diantara keturunan virus. Terulang ketika fag dengan nama 35S menginfeksi
sebuah biakan bakteri. Hampir semua 35S tinggal di luar bakteri, menuju pada bagian dari
dinding sel. Sebagian kecil protein memasuki sel bakteri selama infeksi berlangsung. Ini tidak
masuk dalam produksi bakteriofag baru dapat terlihat dari ulangan percobaan dengan
melepaskan bakteri dari dinding selnya (protoplas). Jika protoplasma protoplas diinfeksi
dengan protein bebas ADN fag 32P maka fag virulen akan terbentuk. Jika pemurnian 32P
pertama kali dilakukan dengan ADNase, maka tidak akan ada keturunan fag yang terbentuk.
Secara jelas ADN yang diberi nama itu mengandung semua informasi yang dibutuhkan untuk
memproduksi bahan dasar virus baru.
Gambar 2. Percobaan Hershey-Chase dengan virus dari bakteri