percobaan cicak

8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Toples 2 buah b. Mangkuk 1 buah c. Termometer Raksa 1 buah d. Stopwatch 1 buah 2. Bahan Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Cicak tembok (Cosymbotus platyurus) 2 ekor b. Air Panas Secukupnya c. Air Dingin Secukupnya B. Prosedur Kerja 1. Perlakuan Suhu panas a. Menyiapkan 2 cicak yang masih hidup. b. Mengambil toples , kemudian menaruh cicak 1 ekor yang sudah didapat ke dalam toples. c. Mengambil air panas secukupnya kemudian masukkan ke dalam mangkuk , lalu mengukur suhunya.

Upload: budhii-yanto

Post on 22-Nov-2015

67 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

percobaan ekologi hewan

TRANSCRIPT

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan1. Alat Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:a. Toples 2 buahb. Mangkuk1 buahc. Termometer Raksa1 buahd. Stopwatch1 buah

2. Bahan Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:a. Cicak tembok (Cosymbotus platyurus) 2 ekorb. Air PanasSecukupnyac. Air Dingin Secukupnya

B. Prosedur Kerja1. Perlakuan Suhu panasa. Menyiapkan 2 cicak yang masih hidup.b. Mengambil toples , kemudian menaruh cicak 1 ekor yang sudah didapat ke dalam toples.c. Mengambil air panas secukupnya kemudian masukkan ke dalam mangkuk , lalu mengukur suhunya.d. Masukkan toples yang sudah berisi cicak ke dalam mangkuk yang berisikan air panas.e. Mengamati tingkah laku dari cicak tersebut selama 60 detik.f. Menghitung jumlah berapa kali cicak melakukan responnya.

2. Perlakuan Suhu Dingina. Menyiapkan 2 cicak yang masih hidup.b. Mengambil toples , kemudian menaruh cicak 1 ekor yang sudah didapat ke dalam toples.c. Mengambil air panas secukupnya kemudian masukkan ke dalam mangkuk , lalu mengukur suhunya.d. Masukkan toples yang sudah berisi cicak ke dalam mangkuk yang berisikan air panas.e. Mengamati tingkah laku dari cicak tersebut selama 60 detik.f. Menghitung jumlah berapa kali cicak melakukan responnya.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil PengamatanPerlakuan Jumlah

Menjulurkan lidahMondar mandir Menguap

Suhu Panas 18152

Suhu Dingin3230

B. Pembahasan Pembahasan pada laporan ini adalah sebagai berikut: Pada percobaan ini untuk menentukan bagaimana proses adaptasi hewan dalam menanggapi suhu yang ada di lingkungannya, kami menggunakan hewan kelas reptil yaitu Cicak (Cosymbotus platyurus). Hewan ini ditempatkan ke dalam toples kemudian ditaruh di dalam mangkuk yang sudah berisi air panas dan air dingin. Lalu diamati tingkah lakunya dan menghitungnya.1. Perlakuan Suhu Panas Dari hasil pengamatan untuk mengamati adaptasi cicak (Cosymbotus platyurus) jika ditempatkan di suhu panas, kami menggunkan air panas. Setelah diukur menggunakan termometer ternyata suhu yang di dapatkan adalah . Tingkah laku atau respon yang didapatkan setelah cicak ditempatkan pada suhu air panas adalah dengan menjulurkan lidahnya sebanyak 18 kali, mondar-mandir sebanyak 15 kali, dan menguap 2 kali. Ini menandakan bahwa perlakuan suhu yang diberikan kepada hewan uji memberikan respon yang berbeda yang berupa perilaku. Pada Cicak (Cosymbotus platyurus) yang diberikan perlakuan suhu panas cenderung aktif. Ini dibuktikan dengan banyaknya tingkah laku/respon yang diperlihatkan cicak. Hal ini sesuai dengan teori yaitu bahwa pada suhu panas, hewan ektoterm seharusnya akan lebih aktif karena aktivitas metabolismenya menjadi lebih tinggi juga. Karena pada hewan ektoterm suhu internal tubuhnya akan bergantung pada suhu lingkungan sekitarnya.

2. Perlakuan Suhu Dingin Dari hasil pengamatan untuk mengamati adaptasi cicak (Cosymbotus platyurus) jika ditempatkan di suhu dingin, kami menggunakan air dingin. Setelah diukur menggunakan termometer ternyata suhu yang di dapatkan adalah . Tingkah laku atau respon yang didapatkan setelah cicak ditempatkan pada suhu air panas adalah dengan menjulurkan lidahnya sebanyak 11 kali, mondar-mandir sebanyak 3 kali, dan menguap 0 kali. Ini menandakan bahwa perlakuan suhu yang diberikan kepada hewan uji memberikan respon yang berbeda yang berupa perilaku. Pada Cicak (Cosymbotus platyurus) yang diberikan perlakuan suhu dingin cenderung tidak aktif atau dapat dikatakan lemas. Ini dibuktikan dengan sedikitnya tingkah laku/respon yang diperlihatkan cicak. Hal ini terjadi karena pada kondisi lingkungan yang dingin metabolisme hewan ektoterm akan cenderung lambat. Sehingga hewan akan lemas karena kekurangan energi sebagai akibat lambatnya laju metabolismenya tersebut.Aktivitas metabolisme pada tubuh hewan akan mempengaruhi suhu internal tubuhnya terutama pada hewan endoterm dan juga hewan ektoterm, walau hanya sedikit pengaruhnya. Aktivitas metabolisme tubuh yang tinggi, akan menyebabkan peningkatan suhu pada internal tubuhnya. Sehingga jika panas tubuh yang teerlalu tinggi maka perlu adanya suatu proses termoregulasi untuk menjaga gar suhu tubuh hewan tersebut tetap stabil. Begitu pula sebaliknya, apabila aktivitas metabolisme tubuhnya rendah atau lambat, maka penghasilan panas tubuhnya pun akan terlalu rendah. Akibatnya panas tubuh tubuh internalnya rendah, sehingga apabila hal tersebut terjadi maka kan diperlukan adanya proses termoregulasi.

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSuhu lingkungan menentukan suhu bagi hewan poikiloterm. Bahkan suhu menjadi fator pembatas bagi kebanyahan makhluk hidup. Suhu tubuh menentukan kerja enzim-enzim yang membantu metabolisme di dalam tubuh. Karena itu dari sudut pandang ekologi, kepentingan suhu lingkungan bagi hewan-hewan eksoterm iak hanya berkaitan dengan akifitasnya saja tetapi juga mengenai pengaruhnya terhadap laju perkembangannya (Dharmawan, tt).Avertebrata pada umumnya tidak mampu mengatur suhu tubuhnya, sehingga suhu tubuhnya sangat tergantung kepada lingkungannya. Pada vertebrata mekanisme pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) berjalan dengan baik. Suhu tubuh diatur dengan cara menyeimbangkan antara produksi panas dengan kehilangan panas. Terkecuali reptilia, amfibia (katak) dan ikan, mekanisme termoregulasi tidak berkembang. Binatang ini disebut binatang berdarah dingin (poikioterm) oleh karena itu suhu badan berubah-ubah sesuai perubahan suhu lingkungan (dalam kisaran tertentu). Dengan demikian kelompok hewan poikioterm bersifat conformer.Pada burung dan mamalia (manusia), mahkluk berdarah panas (homoiterm) memiliki sekelompok reflek respon, yang terutama terpadu di hipotalamus, yang bekerja untuk mempertahankan suhu badan dalam kisaran sempit walaupun ada perubahan besar pada suhu lingkungannya. Dengan demikian kelompok hewan homoiterm bersifat regulator.Berdasarkan uraian singkat diatas maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengentui bentuk adaptasi yang dilakukan hewan ektoterm terhadap suhu panas dan suhu dingin. Hewan ektoterm yang dijadikan hewan uji dalam percobaan ini adalah cicak (Cosymbotus platyurus), karena hewan ini gampang diamati dan gampang didapatkan.

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada percobaan kali ini adalah bagaimana bentuk adptasi terhadap suhu lingkungan pada cicak?

C. Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui bentuk respon/adaptasi terhadap suhu lingkungan pada cicak.