percobaan 6 awal

Upload: isroq-kurniawan-junior

Post on 06-Mar-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

woke

TRANSCRIPT

PERCOBAAN 6

ANALISA KUALITATIF GUGUS FUNGSI (II)

I. Tujuan

1. Mengetahui reaksi- reaksi senyawa karbonil.2. Mengatahui reaksi reaksi yang membedaka aldehid dan ketonII. Teori

Keton mempunyai dua gugus fungsi (Aril) yang terlihat pada karbon karbonil, sedangkan aldehida mempunyai sekurangnya satu atom hidrogen yang terikat pada karbon karbonilnya. Aldehida dan keton lazim terdapat dalam makhluk hidup. Gula ribose dan hormone betina progesterone merupakan 2 contoh aldehid dan keton yang penting secara biologis (Fessenden, 1982, hal: 1).

Aldehid dan keton memiliki gugus fungsi karbonil (C=O), yaitu atom karbon yang berikatan rangkap dua dengan oksigen. Pada keton, terdapat dua atom karbon lain yang terikat pada gugus karbonil. Karbon yang terikat pada gugus karbonil dapat merupakan rantai alifatik (bukan merupakan bagian dari cincin aromatic) atau aromatic (merupakan bagian dari cincin aromatic). Aldehid dan keton sama-sama mengalami reaksi yang disebut adisi nukleofilik. Aldehid dan keton memiliki sifat-sifat fisik yaitu karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak bias menjadi ikatan hidrogen seperti pada alcohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan membentuk gaya tarik menarik elekstatif yang relative kuat antara molekulnya, bagian negative dari suatu molekul akan tertarik pada bagian negative dari yang lain (Sari, 2010, hal: 2). Aldehid dan keton lazim trdapat dalam system makhluk hidup. Gula ribose dan hormone betina progesterone merupakan dua contoh aldehid dan keton yang paling penting secara biologis. Banyak aldehida dan keton mempunyai bau khas yang membedakannya umumnya aldehida berbau merangsang dan keton berbau harum (Fessenden, 1982, hal: 1). Reaktifitas reaktif aldehid dan keton dalam reaksi adisi sebagian disebabkan oleh banyaknya muatan positif pada karbon karbonil. Makin besar muatan positif itu akan semakin reaktif. Bila muatan positif parsial ini tersebar ke seluruh molekul, maka senyawa karbonil itu lebih stabil dan kurang reaktif. Gugus karbonil distabilkan oleh gugus alkil di dekatnya yang bersifat melepas electron (Fessenden, 1982, hal: 12). Amida adalah turunan asam karboksilat yang paling tidak reaktif. Karena itu, golongan senyawa ini banyak terdapat di alam. Amida yang terpenting adalah protein. Amida diberi nama dengan mengganti akhiran asam at atau cat pada akhiran amida. Amida mempunyai geometri datar. Sekalipun ikatan karbon nitrogen biasanya ditulis sebagai ikatan tunggal, rotasi pada ikatan ini sangat terbatas. Alasannya ialah karena adanya resonansi yang sangat penting pada amida (Hart, 1983, hal: 248).

Amina dapat dianggap sebagai turunan ammonia, dengan mengganti satu, dua atau tiga hidrogen dari ammonia dengan gugus organic, seperti ammonia, amina bersifat basa. Pada kenyataannya, amina dalah jenis basa organic penting di alam. Amina sederhana diberi nama dengan menambhkan nama gugus alkil yang melekat pada nitrogen dan akhiran amina. Gugus NH2 atau amino kadang dianggap sebagai subsituen. Senyawa dengan gugus amino melekat ada cincin aromatic diberi nama sebagai turunan aniline atau system cincin aromatiknya (Hart, 1983, hal: 283-284).Peraksi fehling dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh senyawa lain. Pereaksi fehling terdiri dari dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. larutan fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkan larutan fehling B adalah larutan garam KNa tartrat dan NaOH dalam air. Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat (Poedjiadi, 2009, hal: 40).Cincin karbon yang memiliki nitrogen amina disebut amina heterosiklik. Sifat asam basa amina serupa dengan ammonia. Jadi, kemampuan pasangan electron terpatungan pada nitrogen amina untuk menerima proton dalam larutan asam menyatakan bahwa amina adalah basa lemah. Karena itu, amin bertindak sebagai penyangga pH di dalam cairan hayati. Amida adalah turunan asam dan amina. Jika terbentuk dari asam karboksilat, rumus umunya RCONH2 (amida sederhana), RCONHR (amida bersubsituen satu) dan RCONRR (amida bersubsituen dua). Amida adalah senyawa netral, pasangan electron terpatungan pada nitrogen amida tertarik ke arah oksigen karbonil, membuatnya tidak tersedia untukmenerima proton (Wilbraham, 1992, hal: 183).Amina adalah turunan organic dari ammonia. Amina dapat disebut primer, sekunder atau tersier bergantung pada jumlah gugus R yang melekat pada nitrogen. Sedangkan amida adalah turunan ammonia atau amina dari asam organic. Senyawanya mungkin sedehana, bersubstituen satu atau dua (Wilbraham, 1992, hal: 170).Aldehida mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen melekat pada gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus hidrogen, alkil atau aril. Sedangkan pada keton karbon karbonil dihubungkan dengan dua atom karbon lain. Dalam system IUPAC, aldehid diberi akhiran al (berasal dari suku pertama aldehida). Dan dalam system IUPAC, keton diberi akhiran on (dari suku akhir padaketon) (Hart, 1983, hal: 200-201).III) Prosedur Kerja3.1 Alat dan BahanAlat:

1. Tabung reaksi

: 10 buah2. Penangas air

: 1 buah3. Gelas kimia 100 mL

: 5 buah4. Erlenmeyer 100 mL

: 2 buah5. Pengaduk

: 2 buah6. Stop watch

: 1 buah7. Gelas ukur 50 mL

: 1 buah8. Pipet tetes

: 5 buahBahan :

3.2 Skema Kerja

1. Uji Tollens

Benzaldehid, Asetaldehid, 2-pentanon, Aseton

Di Masukkan 2 ml larutan yang akan dianalisa ke dalam tabung reaksiDi tambahkan 1-2 ml pereaksi Tollens, Uji positif apabila terbentuk cincin perak, jika belum panaskan lalu di dinginkan

Hasil pengamatan

2. Uji FehlingBenzaldehid, Asetaldehid, 2-pentanon, Aseton

Di Masukkan 2-4 tetes pereaksi Fehling (campuran Fehling A dan Fehling B) ke dalam tabung reaksiDi tambahkan bahan yang akan diujiDi Tempatkan tabung reaksi tersebut ke dalam air mendidih dan amati perubahan yang terjadi setelah 10-15 menit, Reaksi positif dengan aldehid bila terbentuk endapan merahHasil pengamatan

3. Adisi BisulfitBenzaldehid, Asetaldehid, 2-pentanon, Aseton

Di Masukkan 2 ml NaHSO3 jenuh ke dalam tabung reaksiDi Tambahkan beberapa tetes (2 ml) bahan yang akan diuji sambil diguncang-guncangHasil pengamatan

4. Iodoform Tes

Benzaldehid, Asetaldehid, 2-pentanon, Aseton

Di Masukkan 3 ml NaOH 5% ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 5 tetes asetonDi tambahkan larutan iodium iodida sedikit demi sedikit sambil diguncang-guncang sampai warna iodium tidak hilang lagi, Reaksi positif bila terdapat endapan berwarna kuningHasil pengamatan

5. Uji dengan 2,4-dinitrofenilhidrazinBenzaldehid, Asetaldehid, 2-pentanon, Aseton

Di Masukkan 0,5 ml 2,4-dinitrofenilhidrazin ke dalam tabung reaksiDi Tambahkan 5-10 tetes bahan yang akan diuji. Tutup tabung reaksi dan kocok dengan kuat selama 1-2 menit. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan merahHasil pengamatan

Larutan NaHSO3 jenuh

2,4-dinitrofenilhidrazin

Asetaldehid

Benzaldehid

KOH 2M

Reagen Tollens

NaOH 5%

Aseton

Pereaksi Fehling

2-Pentanon

Iodium iodida