percobaan 6 (total plate count)

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemurnian air minum sebenarnya sudah cukup terjamin. Akan tetapi sering kali secara sukqarela masih diadakan pengujian debgan menggunakan cara “menghitung jumlah koloni pada agar-agar lempengan yang yang telah ditetapkan”, disingkat “penjumlahan pada lempengan” (standard plate count). Untuk ini satu atau lebih ml air contoh dicampurkan kedalam cawan agar-agar yang belum beku yang mengandung glukosa tripton. Setelah itu sebagian dari cawan-cawan disimpan dalam suhu 20C selama 24 jam dan sebagian lain dalam suhu 35C selama 24 jam. Kalau jam-jam yang sudah ditentukan itu berakhir, jumlah koloni-koloni dihitung. Jika jumlah yang ditentukan pada masing-masing lempengan itu kurang dari pada standard yang telah ditetapkan, maka air dianggap murni.(waluyo. 2004) Pada mikroorganisme, pertumbuhan individu dapat berubah langsung menjadi pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel dan pertumbuhan populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang

Upload: itatriewahyuni

Post on 07-Dec-2014

3.271 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Percobaan 6 (total plate count)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemurnian air minum sebenarnya sudah cukup terjamin. Akan tetapi sering

kali secara sukqarela masih diadakan pengujian debgan menggunakan cara

“menghitung jumlah koloni pada agar-agar lempengan yang yang telah

ditetapkan”, disingkat “penjumlahan pada lempengan” (standard plate count).

Untuk ini satu atau lebih ml air contoh dicampurkan kedalam cawan agar-agar

yang belum beku yang mengandung glukosa tripton. Setelah itu sebagian dari

cawan-cawan disimpan dalam suhu 20C selama 24 jam dan sebagian lain dalam

suhu 35C selama 24 jam. Kalau jam-jam yang sudah ditentukan itu berakhir,

jumlah koloni-koloni dihitung. Jika jumlah yang ditentukan pada masing-masing

lempengan itu kurang dari pada standard yang telah ditetapkan, maka air

dianggap murni.(waluyo. 2004)

Pada mikroorganisme, pertumbuhan individu dapat berubah langsung menjadi

pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel dan pertumbuhan

populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang kemudian terjadi, kadang-

kadang karena terlalu cepat perubahannya, sulit untuk diamati dan dibedakan.

(deidjoseputro. 2005)

Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan tentang pertumbuhan

jumlah mikroba ini adalah agar dapat mengetahui dan mepelajari teknik atau cara

dalam menghitung mikroba. Serta agar dapat memahami air yang murni atau

dilakukan pengenceran dapat mengurangi pertumbuhan mikroba pada media.

1.2 Tujuan

- Mengetahui komposisi dalam pembuatan LBA

Page 2: Percobaan 6 (total plate count)

- Mengetahui hasil yang didapat pada percobaan

- Mengetahui tujuan pada pengeceran

Page 3: Percobaan 6 (total plate count)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan secara umum dapat didifinisikan sebagai pertambahan secara

teratur semua komponen didalam sel hidup. Dengan demikian, pertambahan ukuran

yang diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena penumpukan lemak, bukan

merupakan pertumbuhan. Pada mikroorganisme, petumbuhan individu(sel) dapat

berubah langsung menjadi pertumbuhan sel dan pertumbuhan populasi, serta sebagai

satu kesatuan populasi yang terjadi, kadang-kadang terlalu cepat pertumbuhannya,

sulit untuk diamati dan dibedakan.(Dwidjoseputro. 2005)

Umur sel jasad renik ditentukan segera setelah proses pembelahan sel selesai

sedangkan umur kultur ditentukan dari waktu atau lamanya inkubasi. Ukuran sel

tergantung dari kecepatan pertumbuhannya. Semakin baik zat nutrisi didalam substrat

tempat tumbuhnya, mengakibatkan pertumbuhan sel semakin cepat dan ukuran sel

semakin besar.(dwidjoseputro. 2005)

Akhir-akhir ini ditemukan cara pengujian yang lebih cepat dan tepat, yaitu

dengan menggunakan saringan halus yang dibuat dari pada semacam selulosa.

Metode ini dikenal sebagai metode penyaringan(membrane filter method). Cara untuk

menguji permurnian air sehingga mikroorganisme tidak terlalu banyak.(waluyo.

2004)

Pengukuran pertumbuhan, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

mengukur atau menghitung jumlah jasad renik, yaitu :

a) Perhitungan jumlah sel

o Hitungan mikroskopik

o Hitungan cawan

Page 4: Percobaan 6 (total plate count)

o MPN (Most Probable Number)

b) Perhitungan massa sel secara langsung

o Cara volumetric

o Cara gravimetric

o Turbidimetri (kekeruhan)

c) Perhitungan massa sel secara tidak langsung

o Analisis komponen sel secara (protein, AND, ATP, dan sebagainya)

o Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit sekunder,

panas)

o Analisis komsumsi nutrient (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino

mineral, dan sebagainya)

Perhitungan massa sel secara langsung maupun perhitungan massa sel secara

tidak langsung jarang digunakan dalam menguji jumlah mikroba padabahan, tetapi

juga sering digunakan untuk mengukur pertumbuhan sel selama proses etrmentasi.

Dalam perhitungan massa sel secara langsung, jumlah mikroorganisme dapat dihitung

jika medium pertumbuhannya tidak mengganggu pengukiran.

Metode volumetric dan gravimetric, pengukuran volume dan berat sel

dilakukan terlebih dahulu dengan menyaring mikroorganisme tersebut. Oleh karena

itu, bila substrat tempat tumbuhnya banyak mengandung padatan, misalnya bahan

pangan, sel mikroorganisme tidak dapat diukur dengan menggunakan metode

volumetric maupun dengan turbudimetri. Perhitungan massa sel secara tidak langsung

sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel -sel selama proses fermentasi

dimana komponene substrata atau bahan yanag difermentasi dapat diamati dan

diukur.(dwidjoseputro. 2005)

Cara menghitung bakteri

o Menghitung secara langsung

Page 5: Percobaan 6 (total plate count)

Pada tiap perhitungan bakteri ketepatan berkurang dengan meninkatkanya

konsentrasi sel-sel, begitu halnya bila jumlah yang dihitung terlalu kecil.

Bahan yang mengandung sejumlah bear bakteri(kira-kira lebih dari 104 per

ml) biasanya diencerkan dari 1:10 sampai 1:10 atau lebih tergantung bahan

pemeriksaan dan metode hitung sehingga hasil hitungan yang diperoleh dapat

diandalkan dan memudahkan perhitungan. Perhitungan langsung ini dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Menghitung sel langsung

Cara ini menggunakan bilik hitung(hemositumeter) yang

menghasilkan hitungan total, karena semua sel terhitung, baik sel yang

hidup maupun yang mati. Karena bakteri itu sangat kecil, maka

perhitungan yang dilakukan secara setatistik dapat diterima, namun

harus dibuat suspense sekurang-kurangnya 104 per ml.

b. Menghitung dari preparat pengnceran

Sama halnya dengan menghitung sel langsung, cara ini menghasilkan

hitung total. Perhitungan dilakukan dengan cara mengoleskan

sejumlah volum pada luas kaca objekyang telah diukur dicat dengan

metilen biru atau cat lain yang sesuai kemudian dihitung jumlah

organism pada bagian-bagian yang telah diketahui luasnya.

c. Menghitung dengan filter membrane

Contoh cairan yang telah ditakar dan disaring dengan filter steril yang

terbuat dari membrane berpori. Bakteri yang bertahan oleh filter itu

kemudian dihitung langsung

d. Menghitung dengan alat perhitungan elektronik

Dengan alat ini dapat dihitung beribu-ribu bakteri dalam beberapa

detik penggunaan kebanyakan alat ini didasarkan alat kerja dengan

lubang pengnilai elektronik(dapat disamakan dengan mata elektronik).

(irianto. 2007)

Page 6: Percobaan 6 (total plate count)

Cara hitungan mikroskopik

o Metode Petroff-Hawser

Dalam metode ini, hitungan mikroskopik dilakukan dengan pertolongan

kotak-kotak skala, dimana dalam setiap ukuran skala seluas 1mm

terhadap 25, kotak besar dengan luas 0,04 mm, dan setiap kotak besar

terdiri dari 16 kotak-kotak kecil. Tinggi sampel yang terletak diantara kaca

benda dan kaca penutup adalah 0,02 mm. jumlah sel dalam beberapa kotak

besar dapat dihitung, kemudian dihitung jumlah sel rata-rata dalam kotak

besar. Jumlah sel per ml sampel dapat dihitung sebagai berikut :

Jumlah sel per ml sampel :

Jumlah sel per kotak besar x 25 kotak x 1/0,02 x 103

Jumlah sel / mm2

Jumlah sel / mm3

Jumlah sel / mm3 (ml)

Jumlah sel per ml sampel = jumlah sel per kotak besar x 25 x 50 x 102

Jumlah sel per ml sampel = jumlah sel per kotak besar x 1,25 x106

Hitungan mikrokopik merupakan metode yang epat dan urah tetapi mempunyai

kelemahan sebagai berikut :

o Sel-sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel yang hidup,

karena itu keduanya terhitung

o Sel-sel yang berukuran kecil sukar dilihat dibawah mikroskop sehingga

kalau tidak teliti tidak terhitung

Page 7: Percobaan 6 (total plate count)

o Untuk mempertinggi ketelitian jumlah sel di dalam suspense harus cukup

tinggi, minima untuk bakteri 106 sel/ml metode Bread.

Cara ini merupakan suatu cara cepat yaitu menghitung bakteri langsung

dengan menggunakan mikroskop. Kelemahannya tidak dapat dilakukan terhadap susu

yang dipasteorisasi, karena secara mikroskopik tidak dapat dibedakan antara sel-sel

bakteri yang masih hidup atau yang tel mati, karena perlakuan pasteorisasi. Metode

hitung cawan.(dwidjoseputro. 2005)

Prinsip dari metode hitungan cawan adalah bila sel mikroba yang masih hidup

ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan

membentuk koloni yang dapat dilihat langsung, tanpa mikroskop.(dwidjoseputro.

2005)

Pada individu multiseluler bila sel-selnya membelah individunya menjadi

bertamabah banyak, pada mikroorganisme uniseluler pembelahan berarti bertambah

banyaknya individu. Jadi dalam hal ii pembelahan berrti multiplikasi. Bakteri

multiplikasi secara aseksual dengan pembelahan menjadi dua, dua menjadi empat,

empat menjadi delapan, dan seterusnya. Setiap keturunannya secara individual dapat

melanjutkan proses reproduksi secara tidak terbatas dengan cara yang sama dengan

induknya atau individu sebelumnya dengan syarat tersedia makanan dan energy yang

cukup dan keadaan linkungan(PH,Suhu) bebas polusi oleh sisa buang yang beracun

dan sebagainnya.(irianto. 2007)

Kebanyakan bakteri bermultiplikasi dengan pembelahan biner melintang yaitu

pembelahan menjadi dyua sel yang sama, tidak semua factor yang memprakarsai dan

menguasai pembelahan sel ini di ketahui dengan jelas. Metode hitungan cawan

didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup berkembang menjadi

satu koloni jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi

jumlah organism yang dapat hidup terkandung pada sampel. Karena jumlah

mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya maka untuk memperoleh

Page 8: Percobaan 6 (total plate count)

sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang

memenuhu syarat tersebut maka harus dilakukan sederetan pengenceran dan

pencawanan.(irianto. 2007)

Page 9: Percobaan 6 (total plate count)

BAB III

METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum kali ini tentang perhitungan jumlah mikroba dilaksanakan pada hari

Rabu, 13 April 2011, pada pukul 10.00-12.00 wita dan dilanjutkan pada hari Kamis,

tanggal 14 April 2011 pada pukul 14.00-15.00 wita, bertempat di laboratorium

Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat-alat

- Mikropipet

- Bluetip

- Spatula

- Cawan petri steril

- Lampu Bunsen

- Labu Erlenmeyer

- Pensit

- Digital coloni Counter

- Hand fally c ounter

- Laminar air flow cabinet

- Spidol

- Tabung reaksi

- Rak tabung reaksi

Page 10: Percobaan 6 (total plate count)

- Inkubator

- Hot plate

- Autoclave

- Neraca analitik

- Wadah

- Botol spray

3.2.2 Bahan-bahan

- Alkohol 70%

- Garam fisiologis 0,9%

- LBA

- Kertas lebel

- Aquades

- Tanah teknik 1 gr

- kore

- Pensil

- Tissue

3.3 Cara kerja

3.3.1 Pengamatan Tanah Teknik

1. Disterilkan tangan dengan menggunakan alcohol 70%

2. Ditimbang sampel tanah sebanyak 1 gram

3. Disiapkan tabung reaksi berisi garam fisiologis sebanyak 9 ml

Page 11: Percobaan 6 (total plate count)

4. Dimasukkan tanah 1 gram kedalam tabung reaksi berisi garam fisiologis

secara aseptic dan divortex ini pengenceran 10-1, kemudian ambil 1ml dari

pengenceran 10-1, dimasukkan dalam tabung pengenceran 10-2 divortex,

diulangi sampai pengenceran 10-5

5. Diambil tiga pengenceran 10-3, 10-4, 10-5, masing-masing diambil sebanyak

1 ml dan diletakkan pada cawan petri yang berbeda, sebelumnya

dipanaskan pinggian cawan petri

6. Diambil LBA, buka tutup Erlenmeyer, dipanaskan mulut Erlenmeyer,

kemudian dituangkan LBA kedalam cawan petri yang telah berisi

pengenceran sampai menutupi seluruh permukaan, lakukan pada cawan

10-3, 10-4, 10-5

7. Ditutup cawan petri, kemudian dihomogenkan dengan digerakkan

membentuk angka delapan

8. Diberi kertas label

9. Dinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam

10. Dihitung jumlah mikroba pada masing-masing cawan petri.

Page 12: Percobaan 6 (total plate count)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pengamatan

4.1.1 Tabel Pengamatan Jumlah Mikroba Tanah Teknik

NO Sampel Keterangan

1

2

Tanah teknik 10-3

Tanah teknik 10-4

Jumlaqh koloni = 300

Jumlah koloni /gr = jumlah koloni/cawan

x 1/factor pengencer

Jumlah koloni = 91

Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan

x 1/factor pengenceran

Page 13: Percobaan 6 (total plate count)

3 Tanah teknik 10-5

Jumlah koloni = 11

Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan

x 1/factor pengenceran

4.1.2 Grafik

4.2 Perhitungan

4.2.1 perhitungan tanah teknik 10-3

Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengenceran

= 300 x 1/10-3

Page 14: Percobaan 6 (total plate count)

= 300000 cfu/gram

4.2.2 Perhitungan tanah teknik 10-4

Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengenceran

= 91 x 1/10-4

=910000 cfu/gram

4.2.3 Perhitungan tanah teknik 10-5

Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengenceran

= 11 x 1/10-5

= 1100000 cfu/gram

4.3 Pembahasan

Dalam percobaan tentang perhitungan jumlah mikroba digunakan metode

total plate count (TPC).metode ini merupakan analisis untuk menguji cemaran

mikroba dengan menggunakan metode pengenceran dan metode cawan tuang.

Metode cawan tuang adalah metode per plate. Metode ini dilakukan dengan

mengencerkan sumber isolate yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 ml larutan

garam fisiologis, larutan yang digunakan sekitar 1 ml suspense ke dalam cawan petri

steril, dilanjutkan dengan menuangkan media penyubur (nutrient agar), NA / media

penyubur merupakan nutrisi untuk makanan mikroba.(dwidjoseputro. 2005)

Dalam percobaan ini digunakan media LBA (Luria Barthani Agar) media ini

sama halnya dengan media NA dan PDA, sebagai media pertumbuhan mikroba.

Komposisi dar LBA adalah Nacl 0,5%, pepton 1%, yeast extras 0,5% dan agar 1,5%.

Page 15: Percobaan 6 (total plate count)

Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil dengan perhitungan

menggunakan digital coloni counter didapatkan hasil yang berbeda-beda dari tiap-tiap

cawan petri dengan pengenceran yang berbeda namun dapat disimpulkan bahwa

semakin tinggi tingkat pengenceran yang dilakukan maka semakin sedikit mikroba

yang tumbuh dalam media. Dapat kita lihat pada pengenceran 10-3 didapatkan

pehitungan koloni sebanyak 300, pada pengenceran 10-4 didapatkan hasil perhitungan

sebanyak 91 koloni, dan pada pengenceran 10-5 didapatkan hasil perhitungan

sebanyak 11 jumlah koloni.

Dilakukan pengenceran sampai 10-5 berfungsi untu mengurangi jumlah

mikroba. Dan dapat melihat perbedaan mikroba yang tumbuh atau baerkembang dari

pengenceran 10-3, 10-4,dan 10-5. Bertujuan untuk memperkecil jumlah mikroba yang

tersuspensi dalam cairan sehingga untuk membantu perhitungan jumlah mikroba.

Dalam melakukan percobaan dilakukan beberapa perlakuan yaitu

memanaskan pinggiran cawan petri agar bakteri yang telah diinginkan tidak tumbuh

dan mencegah terjadinya kontaminasi. Dihomogenkan larutan dengan vortex agar

tidak terjadi dua fase dan larutan tercampur merata. Ditimbang sampel agar sesuai

dengan takaran.

Terdapat factor kesalahan dalam melakukan percobaan ini yaitu kurang teliti

dalam menghitung, jumlah mikroba sehigga hasil yang didapatkan tidak tepat.

Page 16: Percobaan 6 (total plate count)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan perhitungan jumlah mikroba dapat disimpulkan bahwa :

- Komposisi dalam pembuatan LBA (luria bertahani agar), adalah Nacl

0,5%, pepton 1%, yeast ectras 0,5% dan agar 1,5%.

- Dari percobaan dengan menggunakan sampel tanah teknik, pada

pengenceran 10-3 didapatkan 300 jumlah koloni, pada pengenceran 10-4

didaapatkan 91 jumlah koloni dan pada pengenceran 10-5 didapatkan 11

jumlah koloni.

- Dilakukan pengenceran bertujuan untuk memperkeci atau mengurangi

jumlah mikroba yang tercupensi dalam cairan sehingga membantu untuk

mempermudah perhitungan jumlah mikroba.

5.2 saran

Sebaiknya peraktikan harus teliti dalam menghitung jumlah koloni, sehingga

hasil yang didapatkan tepat.

Page 17: Percobaan 6 (total plate count)

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatani : Jakarta

Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme ; jilid 1. Cv.

Yrama. Media :Bandung

Waluyo, Iud. 2004. Mikrobiologi. Universitas Muhamadiyah : Malang