dasar teori diff count

15
1. DASAR TEORI Darah Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut Plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin , protein pernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme , yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat -obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni (Tadeus, 2009). Leukosit Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Upload: desi-jumanti

Post on 28-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Hematologi

TRANSCRIPT

Page 1: DASAR TEORI Diff Count

1. DASAR TEORI

Darah

Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam

cairan yang disebut Plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai

jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur

sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Fungsi utama dari darah

adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah

juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa

metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang

bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen

sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah

disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein), yang

terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang

merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut

bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati

untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni (Tadeus, 2009).

Leukosit

Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik

yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi

sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau

jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel

tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan

menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup.

Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara

mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic

pluripotent yang ada pada sumsum tulang (Hoffbrand,A.V.2012)

Jenis-Jenis Leukosit :

Basofil

Basofil adalah jenis leukosit yang terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang

seperti asma, alergi kulit, dan lain-lain. Sel ini jarang ditemukan dalam darah tepi

Page 2: DASAR TEORI Diff Count

normal. Sel ini mempunyai banyak granula sitoplasma yang gelap menutup inti

serta mengandung heparin dan histamin. Pada reaksi antigen-antibodi basofil akan

melepaskan histamin dari granulanya. Di dalam jaringan basofil berubah menjadi

sel mast basofil mrmpunyai tempat perlekatan immunoglobulin E (IgE) dan

degranulasinya disertai dengan pelepasan histamin. Basofil terutama bertanggung

jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan

histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

Eosinofil

Eosinofil merupakan jenis leukosit yang terlibat dalam alergi dan infeksi

(terutama parasit) dalam tubuh. Sel ini mirip dengan neutrofil kecuali granula

sitoplasmanya lebih kasar, lebih berwarna merah tua, jarang dijumpai lebih dari 3

lobus inti. Sel ini memasuki eksudat inflamatorik dan berperan khusus dalam

respon alergi, pertahanan terhadap parasit, dan pembuangan fibrin yang terbentuk

selama inflamasi.

Neutrofil

Neutrofil merupakan sel yang paling cepat bereaksi terhadap radang dan luka

dibanding leukosit yang lain dan merupakan pertahanan selama fase infeksi akut.

Sel ini mempunyai inti padat khas yang terdiri atas 2-5 lobus dan sitoplasma yang

pucat dengan batas tida beraturan, mengandung banyak granula merah-biru

(azurofilik) atau kelabu-biru. Granula terbagi menjadi granula primer yang

muncul pada stadium promielosit, dan sekunder yang muncul pada stadium

mielosit dan terbanyak pada neutrofil matang. Netrofilia adalah suatu keadaan

dimana jumlah netrofil lebih dari 7000/µl dalam darah tepi. Penyebab biasanya

adalah infeksi bakteri, keracunan bahan kimia dan logam berat, gangguan

metabolik seperti uremia, nekrosia jaringan, kehilangan darah dan radang. Banyak

faktor yang mempengaruhi respons netrofil terhadap infeksi, seperti penyebab

infeksi, virulensi kuman, respons penderita, luas peradangan dan pengobatan.

Pada anak-anak netrofilia biasanya lebih tinggi dari pada orang dewasa.

Rangsangan yang menimbulkan netrofilia dapat mengakibatkan dilepasnya

granulosit muda ke peredaran darah dan keadaan ini disebut pergeseran ke kiri

atau shift to the left. Infeksi tanpa netrofilia atau dengan netrofilia ringan disertai

banyak sel muda menunjukkan infeksi yang tidak teratasi atau respons penderita

yang kurang. Pada infeksi berat dan keadaan toksik dapat dijumpai tanda

Page 3: DASAR TEORI Diff Count

degenerasi, yang sering dijumpai pada netrofil adalah granula yang lebih kasar

dan gelap yang disebut granulasi toksik.

Limfosit

Limfosit adalah jenis leukosit agranuler dimana sel ini berukuran kecil dan

sitoplasmanya sedikit. Salah satu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan

dan pembentukan antibodi. Limfosit adalah sel yang kompeten secara imunologik

dan membantu fagosit dalam petahanan tubuh terhadap infeksi dan invasi asing

lain. Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis

limfosit, yaitu:

a.       Sel B.

Berfungsi membuat antbodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya (sel

B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen tetapi setelah

adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam

menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori').

b.      Sel T = CD+4 (pembantu)

Berfungsi mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV)

serta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD+8 (sitotoksik) dapat

membunuh sel yang terinfeksi virus

c.       Sel natural killer = sel pembunuh alami (NK, Natural Killer) dapat

membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh

dibinuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.

Monosit

Monosit merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan ukuran 2x

lebih besar dari eritrosit sel darah merah, terbesar dalam sirkulasi darah dan

diproduksi di jaringan limpatik. biasanya berukuran lebih besar dari leukosit darah

tepi lainnya dan mempunyai inti sentral berbentuk lonjong atau berlekuk dengan

kromatin yang menggumpal. Sitoplasmanya yang banyak berwarna biru dan

mengandung banyak vakuola halus sehingga memberikan gambaran kaca asah

(ground-glass-apperance). Granula sitoplasma juga sering d-glass-apperance.

granula sitoplasma juga sering dijumpai. Monosit membagi fungsi 'pembersih

vakum' (fagositosis) dari neutrofil tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas

tambahan yaitu memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen

Page 4: DASAR TEORI Diff Count

tersebut dapat dihafal dan dibunuh atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk

menjaga (Sari, Lia Dwi, 2013).

Differential Count

Diff Count atau yang sering kita ketahui dengan pemeriksaan hitung jenis

leukosit. Diff Count ini merupakan salah satu pemeriksaan penting dalam bidang

hematologi, jadi tidak boleh dilewatkan dan harus dipahami tujuan, prinsip, alat

dan bahan yang digunakan, cara, harga normal, dan cara menghitungnya. 

Untuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah

yang diwarnai dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di

bawah mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap

jenis sel darah putih dinyatakan dalam persen (%). Jumlah absolut dihitung

dengan mengalikan persentase jumlah dengan hitung leukosit, hasilnya dinyatakan

dalam sel/μL

Hitung jenis leukosit dilakukan pada counting area, mula-mula dengan

pembesaran 100x kemudian dengan pembesaran 1000x dengan minyak imersi.

Pada hitung jenis leukosit hapusan darah tepi yang akan digunakan perlu

diperhatikan hapusan darah harus cukup tipis sehingga eritrosit dan leukosit jelas

terpisah satu dengan yang lainnya, hapusan tidak boleh mengandung cat, dan

eritrosit tidak boleh bergerombol

Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis

leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi

yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit,

monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi

yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit.  Hitung jenis leukosit

hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk

mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%)

dikalikan jumlah leukosit total (sel/μl)

Hitung jenis leukosit berbeda tergantung umur. Pada anak limfosit lebih

banyak dari netrofil segmen, sedang pada orang dewasa kebalikannya. Hitung

jenis leukosit juga bervariasi dari satu sediaan apus ke sediaan lain, dari satu

Page 5: DASAR TEORI Diff Count

lapangan ke lapangan lain. Kesalahan karena distribusi ini dapat mencapai 15%.

(Radias, 2012)

Bila pada hitung jenis leukosit, diperoleh  eritrosit berinti lebih dari 10 per 100

leukosit, maka jumlah leukosit/µl perlu dikoreksi. Berikut ini merupakan beberapa

hasil yang mungkin diperoleh pada hitung jenis leukosit:

1. Netrofilia

Netrofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil melebihi nilai

normal. Penyebab biasanya adalah infeksi bakteri, keracunan bahan kimia dan

logam berat, gangguan metabolik seperti uremia, nekrosia jaringan, kehilangan

darah dan kelainan mieloproliferatif.

Banyak faktor yang mempengaruhi respons netrofil terhadap infeksi, seperti

penyebab infeksi, virulensi kuman, respons penderita, luas peradangan dan

pengobatan. Infeksi oleh bakteri seperti Streptococcus hemolyticus dan

Diplococcus pneumonine menyebabkan netrofilia yang berat, sedangkan infeksi

oleh Salmonella typhosa dan Mycobacterium tuberculosis tidak menimbulkan

netrofilia. Pada anak-anak netrofilia biasanya lebih tinggi dari pada orang

dewasa. Pada penderita yang lemah, respons terhadap infeksi kurang sehingga

sering tidak disertai netrofilia. Derajat netrofilia sebanding dengan luasnya

jaringan yang meradang karena jaringan nekrotik akan melepaskan leukocyte

promoting substance sehingga abses yang luas akan menimbulkan netrofilia

lebih berat daripada bakteremia yang ringan. Pemberian adrenocorticotrophic

hormone (ACTH) pada orang normal akan menimbulkan netrofilia tetapi pada

penderita infeksi berat tidak dijumpai netrofilia.

Rangsangan yang menimbulkan netrofilia dapat mengakibatkan dilepasnya

granulosit muda keperedaran darah dan keadaan ini disebut pergeseran ke kiri

atau shift to the left.

Pada infeksi ringan atau respons penderita yang baik, hanya dijumpai

netrofilia ringan dengan sedikit sekali pergeseran ke kiri. Sedang pada infeksi

berat dijumpai netrofilia berat dan banyak ditemukan sel muda. Infeksi tanpa

Page 6: DASAR TEORI Diff Count

netrofilia atau dengan netrofilia ringan disertai banyak sel muda menunjukkan

infeksi yang tidak teratasi atau respons penderita yang kurang.

Pada infeksi berat dan keadaan toksik dapat dijumpai tanda degenerasi,

yang sering dijumpai pada netrofil adalah granula yang lebih kasar dan gelap

yang disebut granulasi toksik. Disamping itu dapat dijumpai inti piknotik dan

vakuolisasi baik pada inti maupun sitoplasma

2. Eosinofilia

Eosinofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil melebihi nilai

normal. Eosinofilia terutama dijumpai pada keadaan alergi. Histamin yang

dilepaskan pada reaksi antigen-antibodi merupakan substansi khemotaksis yang

menarik eosinofil. Penyebab lain dari eosinofilia adalah penyakit kulit kronik,

infeksi dan infestasi parasit, kelainan hemopoiesis seperti polisitemia vera dan

leukemia granulositik kronik.

3. Basofilia

Basofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah basofil melebihi nilai normal.

Basofilia sering dijumpai pada polisitemia vera dan leukemia granulositik kronik.

Pada penyakit alergi seperti eritroderma, urtikaria pigmentosa dan kolitis

ulserativa juga dapat dijumpai basofilia. Pada reaksi antigen-antibodi basofil akan

melepaskan histamin dari granulanya.

4. Limfositosis

Limfositosis adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah limfosit

melebihi nilai normal.  Limfositosis          dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti

morbili, mononukleosis infeksiosa; infeksi kronik seperti tuberkulosis, sifilis, pertusis

dan oleh kelainan limfoproliferatif seperti leukemia limfositik kronik dan

makroglobulinemia primer.

5. Monositosit

Page 7: DASAR TEORI Diff Count

Monositosis adalah suatu keadaan dimana jumlah monosit melebihi nilai

normal. Monositosis dijumpai pada penyakit mieloproliferatif seperti leukemia

monositik akut dan leukemia mielomonositik akut; penyakit kollagen seperti lupus

eritematosus sistemik dan reumatoid artritis; serta pada beberapa penyakit infeksi baik

oleh bakteri, virus, protozoa maupun jamur

Perbandingan antara monosit : limfosit mempunyai arti prognostik pada

tuberkulosis. Pada keadaan normal dan tuberkulosis inaktif, perbandingan antara

jumlah monosit dengan limfosit lebih kecil atau sama dengan 1/3, tetapi pada

tuberkulosis aktif dan menyebar, perbandingan tersebut lebih besar dari 1/3.

6. Netropenia

Netropenia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil kurang dari nilai

normal. Penyebab netropenia dapat dikelompokkan atas 3 golongan yaitu

meningkatnya pemindahan netrofil dari peredaran darah, gangguan pembentukan

netrofil dan yang terakhir yang tidak diketahui penyebabnya.

Termasuk dalam golongan pertama misalnya umur netrofil yang memendek

karena drug induced. Beberapa obat seperti aminopirin bekerja sebagai hapten dan

merangsang pembentukan antibodi terhadap leukosit. Gangguan pembentukan dapat

terjadi akibat radiasi atau obat-obatan seperti kloramfenicol, obat anti tiroid dan

fenotiasin; desakan dalam sum-sum tulang oleh tumor. Netropenia yang tidak

diketahui sebabnya misal pada infeksi seperti tifoid, infeksi virus, protozoa dan

rickettisa; cyclic neutropenia, dan chronic idiopathic neutropenia.

7. Limfopenia

Pada orang dewasa limfopenia terjadi bila jumlah limfosit kurang dari nilai

normal. Penyebab limfopenia adalah produksi limfosit yang menurun seperti pada

penyakit Hodgkin, sarkoidosis; penghancuran yang meningkat yang dapat disebabkan

oleh radiasi, kortikosteroid dan obat-obat sitotoksis; dan kehilangan yang meningkat

seperti pada thoracic duct drainage dan protein losing enteropathy.

8. Eosinopenia dan lain-lain

Page 8: DASAR TEORI Diff Count

Eosinopenia terjadi bila jumlah eosinofil kurang dari nilai normal. Hal ini

dapat dijumpai pada keadaan stress seperti syok, luka bakar, perdarahan dan infeksi

berat; juga dapat terjadi pada hiperfungsi koreks adrenal dan pengobatan dengan

kortikosteroid.

Pemberian epinefrin akan menyebabkan penurunan jumlah eosinofil dan

basofil, sedang jumlah monosit akan menurun pada infeksi akut. Walaupun demikian,

jumlah basofil, eosinofil dan monosit yang kurang dari normal kurang bermakna

dalam klinik. Pada hitung jenis leukosit pada pada orang normal, sering tidak

dijumlah basofil maupun eosinofil (Yully, 2013).

DAPUS

Bakri,Samsyul,dkk.1989.Hematologi.Jakarta:Pesat Pendidikan Tenaga Kesehatan

Departemen Kesehatan RI

Gandosoebrata,R.2010.Penuntun Laboratorium Klinik edisi keenambelas.Jakarta:Dian

Rakyat

Hoffbrand,A.V.2012.Kapita Selekta Hematologi edisi keempat.Jakarta:EGC

Info Laboratorium Kesehatan, 2012, Cara Membaca Hasil Laboratorium,

ONLINE, available:

https://infolaboratoriumkesehatan.wordpress.com/tag/nilai-normal-

leukosit-sel-darah-putih/, diakses pada 12 April 2014

Radias, 2012, Differential Count (Hitung Jenis Leukosit), ONLINE, available:

http://radiascakep86.blogspot.com/2012/04/diff-count.html, diakses

pada 12 April 2014

Sari, Lia Dwi, 2013, Makalah Hematologi Differential Counting Hitung Jenis

Leukosit Differential Count, ONLINE, available:

http://waterforest94.blogspot.com/2013/06/makalah-hematologi-

differential.html, diakses pada 12 April 2014

Page 9: DASAR TEORI Diff Count

Tadeus, 2009, Histopalogi Darah, online,

http://histologidrgtadeus.blogspot.com/2009/01/5-darah.html, 12 April 2014

Yully, 2013, HITUNG JENIS LEUKOSIT (DIFFERENTIAL COUNT) DAN EVALUASI

HAPUSAN DARAH TEPI (HDT), online,

http://yullyanalis.wordpress.com/2013/06/28/hitung-jenis-leukosit-

differential-count-dan-evaluasi-hapusan-darah-tepi-hdt/, 12 April

2014

Page 10: DASAR TEORI Diff Count

Gambar yg diprint

Limposit monosit

Neutrofil stab neutrofil segmen

Page 11: DASAR TEORI Diff Count

Eusinofil basofil