percobaan 6

20
PERCOBAAN VI SKRINING FITOKIMIA SENYAWA BAHAN ALAM I. HARI/TANGGAL : Sabtu, 28 September 2013 II. TUJUAN : Seteah mengikuti percobaa ini, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Mengenal dan memahami tehnik-tehnik skrining fitokimia bahan alam 2. Mengetahui jenis-jenis pereaksi yang digunakan dalam skrining fitokimia bahan alam 3. Melakukan skrining fitokimia bahan alam dari suatu simplisia tumbuhan. III. LANDASAN TEORI Fitokimia atau kadang disebut fitonutrient, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki  peran aktif bagi pencegahan penyak it(Clark, 2010). Penapisan kimia merupakan tahap awal dari pengerjaan secara kimia. Metode yang digunakan harus bersifat sederhana, pengerjaannya cepat, menggunakan  peralatan yang minimun, menggunakan reagen yang selektif terhadap suatu golongan senyawa tertentu, memiliki limit deteksi yang rendah dan memberikan informasi tambahan mengenai ada atau tudaknya gugus fungsi tertentu(Harborne, 1973). 1) Steroid / Triterpenoid Steroid adalah triterpenoida yang kerangka dasarnya sistem cincin siklo  pentana perhidrofenantren. Uji yang biasa digunakan adalah reaksi Liebermann- Burchard yang dengan kebanyakan triterpen dan steroid memberikan warna hijau-  biru (Harbone, 1987). Gambar Struktur steroid

Upload: novra-yansyah

Post on 11-Oct-2015

139 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

zfsfsdfds

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    1/20

    PERCOBAAN VI

    SKRINING FITOKIMIA SENYAWA BAHAN ALAM

    I. HARI/TANGGAL :Sabtu, 28 September 2013

    II. TUJUAN :

    Seteah mengikuti percobaa ini, diharapkan mahasiswa dapat :

    1. Mengenal dan memahami tehnik-tehnik skrining fitokimia bahan alam

    2. Mengetahui jenis-jenis pereaksi yang digunakan dalam skrining

    fitokimia bahan alam

    3. Melakukan skrining fitokimia bahan alam dari suatu simplisia

    tumbuhan.

    III.LANDASAN TEORI

    Fitokimia atau kadang disebut fitonutrient, dalam arti luas adalah segala jenis

    zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran

    dan buah-buahan. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa

    yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal

    tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki

    peran aktif bagi pencegahan penyakit(Clark, 2010).

    Penapisan kimia merupakan tahap awal dari pengerjaan secara kimia. Metode

    yang digunakan harus bersifat sederhana, pengerjaannya cepat, menggunakan

    peralatan yang minimun, menggunakan reagen yang selektif terhadap suatu

    golongan senyawa tertentu, memiliki limit deteksi yang rendah dan memberikan

    informasi tambahan mengenai ada atau tudaknya gugus fungsi tertentu(Harborne,

    1973).

    1) Steroid / Triterpenoid

    Steroid adalah triterpenoida yang kerangka dasarnya sistem cincin siklo

    pentana perhidrofenantren. Uji yang biasa digunakan adalah reaksi Liebermann-

    Burchard yang dengan kebanyakan triterpen dan steroid memberikan warna hijau-

    biru (Harbone, 1987).

    Gambar Struktur steroid

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    2/20

    Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam

    satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik,

    yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik yang rumit, kebanyakan berupa

    alkohol, aldehid atau asam karboksilat. berupa senyawa tanwarna, berbentuk

    kristal, sering kali bertitik leleh tinggi dan aktif optik (Harbone, 1987).

    Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang-kurangnya menjadi empat

    golongan senyawa: triterpenoid sebenarnya, steroid, saponin, dan glikosida

    jantung. Saponin dan glikosida jantung merupakan triterpenoida dan steroid yang

    terutama terdapat sebagai glikosida (Harbone, 1987).

    2) Alkaloid

    Alkaloida merupakan senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau

    lebih atom nitrogen, bersifat optis aktif. Kebanyakan alkaloid berbentuk kristal

    dan hanya sedikit yang berupa cairan pada suhu kamar. Sebagian besar alkaloid

    berasa pahit. Alkaloid sering kali beracun bagi manusia dan banyak yang

    mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jadi banyak digunakan secara luas

    dalam bidang pengobatan (Harborne, 1987).

    Alkaloid dari tanaman kebanyakan merupakan senyawa amina tersier dan

    yang lainnya terdiri dari nitrogen primer, sekunder, dan quartener (Poither, 2000).

    Semula alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya

    bersifat basa dan sebagian besar atom nitrogen ini merupakan cincin aromatis

    (Achmad, 1986). Berdasarkan asam amino penyusunnya, alkaloid asiklis yang

    berasal dari asam amino ornitin dan lisin. Alkaloid aromatis jenis fenilanin berasal

    dari fenilalanin, tirosin dan 3,4-dihidrosifenilalanin. Alkaloid indol yang berasal

    dari trifon.

    Sebagian besar alkaloid alami yang bersifat sedikit asam

    memberikan endapan dengan reaksi yang terjadi dengan reagent Mayer (Lar

    utan Kalium Mercuri Iodida); reagent Wangner (larutan Iodida dalam

    Kalium Iodida); dengan larutan asam tanat, reagent Hager (saturasi dengan

    asam pikrat); atau dengan reagent Dragendroff (larutan Kalium Bismuth

    Iodida). Endapan ini berbentuk amorf atau terdiri dari kristal dari berbagai

    warna. Cream (Mayer), Kuning (Hager),coklat kemerah merahan (Wagner

    dan Dragendroff). Caffein dan beberapa alkaloid tidak menimbulkan reaksi

    pengendapan. Ketelitian harus dimulai dari ekstraksi alkaloid yang diuji

    karena bahan akan membentuk endapan dengan protein. sebagian dari protein

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    3/20

    akan membuat tidak larut dari bahan yang telah diekstrak oleh proses

    epaporasi atau mungkin disebabkan filtrat yang terbongkar. Jika ekstrak asli

    telah dikonsentrasi ke konsentrasi rendah akan membentuk ekstrak alkaloid

    yang berbentuk basa dengan pertolongan suatu pelarut organik kemudian

    dimasukan dalam larutan asam encer (misalnya : Tartrat), larutan haus bebas dari

    protein dan siap untuk dilakukan uji alkaloid. (Teyler.V.E,1988).

    Reaksi alkaloid dengan pereaksi Mayer

    3) Flavonoid

    Menurut perkiraan, kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difosintesis oleh

    tumbuhan diubah menjadi flavonoid atau senyawa yang berkaitan erat dengannya.

    Sebagian besar tanin berasal dari flavonoid. Jadi flavonoid merupakan salah satu

    golongan fenol alam yang terbesar (Markham, 1988).

    Flavonoid mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya mempunyai

    struktur C6-C3-C6 yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh tiga atom

    karbon yang merupakan rantai alifatik (Markham, 1988).

    B

    A

    Gambar Struktur flavonoid

    Dalam tumbuhan flavonoid terikat dengan gula sebagai glikosida dan

    aglikon flavonoid yang mungkin terdapat dalam satu tumbuhan dalam bentuk

    kombinasi glikosida (Harborne, 1987). Aglikon flavonoid (flavonoid tanpa gula

    terikat) terdapat dalam berbagai bentuk struktur (Markham, 1988).

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    4/20

    Reaksi antara Flavonoid dengan Serbuk Mg dan HCl Pekat (Hidayat, 2004 cit

    Sriwahyuni, 2010).

    4) Saponin

    Saponin tersebar luas diantara tanaman tinggi. Keberadaan saponin sangat

    mudah ditandai dengan pembentukan larutan koloidal dengan air yang apabila

    dikocok menimbulkan buih yang stabil. Saponin merupakan senyawa berasa pahit

    menusuk, menyebabkan bersin dan sering mengakibatkan iritasi terhadap selaput

    lendir (Gunawan & Mulyani, 2004)

    Saponin merupakan senyawa aktif permukaan, bersifat seperti sabun dan

    dapat dideteksi berdasarkan kemampuanya membentuk busa dan menghemolisis

    sel darah. Pembentukan busa yang mantap sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau

    pada waktu memekatkan ekstrak tumbuhan merupakan bukti terpercaya akan

    adanya saponin (Harbone, 1987).

    Reaksi hidrolisis saponin dalam air

    (Miroslav, 1971)

    5) Kuinon

    Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti

    kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang

    berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbon karbon. Untuk tujuan

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    5/20

    identifikasi, kuinon dapat dipilah menjadi empat kelompok : benzokuinon,

    naftokuinon, antrakuinon, dan kuinon isoprenoid. Tiga kelompok pertama

    biasanya terhidroklisasi dan bersifat senyawa fenol serta mungkin terdapat in vivo

    dalam bentuk gabungan dengan gula sebagai glikosida atau dalam bentuk kuinol.

    Untuk memastikan adanya suatu pigmen termasuk kuinon atau

    bukan, reaksi warna sederhan masih tetap berguna. Reaksi yang khas ialah

    reduksi bolak balik yang mengubah kuinon menjadi senyawa tanwarna, kemudian

    warna kembali lagi bila terjadi oksidasi oleh udara. (Harbone.J.B, 1987)

    6) Fenolik

    Fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan.

    Fenolik memiliki cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil (OH -)

    dan gugus-gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama

    senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakan memiliki gugus hidroksi

    lebih dari satu sehingga disebut sebagai polifenol. Kelompok terbesar dari

    senyawa fenolik adalah flavanoid, yang merupakan senyawa yang secara

    umumdapat ditemukan pada semua jenis tumbuhan. Biasanya satu jenis tumbuhan

    mengandung beberapa macam flavanoid dan hamper setiap jenis tumbuhan

    memiliki profil flavanoid yang khas. Kerangka penyusun flavanoid adalah C6-C3-

    C6.. inti flavanoid biasanya berikatan dengan gugusan gula sehingga membentuk

    glikosida yang larut air. Pada tumbuhan flavanoid biasa disimpan dalam

    vakuolasel. Beberapa jenis flavon, flavonon, dan flavonol menyerap cahaya

    tampak, sehingga membuat bunga dan bagian tumbuhan yang lain berwarna

    kuning atau krem terang. Sedangkan jenis-jenis yang tidak berwarna merupakan

    zat penolak makan bagi serangga ataupun racun (Achmad S.A., 1986).

    Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan

    yang mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua

    hidroksil. Senyawa fenol cenderung mudah larut dalam air karena umumnya

    mereka seringkali berikatan dengan gula sebagai glikosida, dan biasanya terdapat

    dalam vakuola sel (Harborne, 2006).

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    6/20

    IV. ALAT DAN BAHAN

    a. Alat

    1) Tabung reaksi 20 buah 5) Pipet tetes

    2) Erlenmeyer 250 mL 6) Lumpang

    3) Plat tetes 7) Corong gelas

    4) Gelas kimia 200 mL 8) Gelas ukur

    b. Bahan

    1) Pereaksi Dragendorf 7) Shinoda

    2) Pereaksi Meyer 8) Heksan

    3) Pereaksi wagner 9) NaOH padatan

    4) Kloroform 10) Iodin

    5) Etanol 11) Brusin

    6) Metanol 12) KI

    V. PROSEDUR KERJA

    i. Pemeriksaan Alkaloid

    -dihaluskan dengan ditambah CHCl3dan pasir bersih

    -dibasahi dengan 10 mL CHCl3 dan digerus lagi

    -ditambah 10 mL kloroform amoniak 1/20 N, digerus lagi

    -disaring ke dalam tabung reaksi

    -dikocok, lapisan asam didekantasi dan dipindahkan dalam 3

    tabung reaksi

    -ditambah 1 tetes pereaksi meyer, wagner, dan dragendorf

    pada masing-masing tabung reaksi

    2-4 gr simplisia tumbuhan

    + 10 tetes H2SO42N

    Hasil

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    7/20

    ii. Pemeriksaan Steroid dan Terpenoid

    -dimasukkan dalam erlenmeyer 250 mL

    -diaduk-aduk, dipanaskan di atas penangas + 10 menit

    -disaring dalam keadaan panas

    -diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator

    -ditriturasi dengan eter dan beberapa tetes lar. eter ditempatkan

    dalam 2 lubang plat tetes dan dibiarkan kering

    -diaduk dengan hati-hati

    -diamati perubahan warna

    iii. Pemeriksaan Flavanoida

    -dihaluskan

    -diekstrak 5 menit dalam tabung reaksi

    -disaring

    -ditambah beberapa tete HCL pekat

    -ditambah + 0,2 gr bubuk Mg

    5 gr simplisia tumbuhan

    + 25 mL etanol

    ResiduFiltrat

    Ekstrak ekat

    + 2-3 tetes anhidrida CH3COOH

    + 1 tetes H2SO4pekat

    Hasil

    0,5 gr simplisia tumbuhan

    + 10 mL etanol panas

    filtrat residu

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    8/20

    -bila timbul warna merah tua, flavanoid positif

    Cara II

    -ditambah 2 tetes NaOH 10%

    -adanya flavanoid ditandai dengan perubahan warna kuning-orange

    merah

    iv. Pemeriksaan Saponin

    -dimasukkan dalama tabung reaksi

    -dibiarkan dingin lalu dikocok 10 detik

    -bila timbul busa setinggi 1-10 cm selama 10 menit dan tidakhilang setelah penambahan 1 tetes HCL 2 N berarti saponin

    positif

    v. Pemeriksaan Kuinon

    -dipotong-potong halus

    -diekstrak dengan eter

    -jika warna sampel masuk dalam eter boleh jadi zat warna yang

    ada adalah kuinon

    vi. Pemeriksaan kumarin

    Ekstak sim lisia tumbuhan

    Simplisia tumbuhan

    hasil

    0,5 gr simplisia tumbuhan

    + 10 mL air anas

    hasil

    hasil

    Ekstrak simplisia

    hasil

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    9/20

    -dideteksi kumarin dengan KLT, eluen etil asetat dibawah

    sinar UV

    -kumarin akan berfloresensi biru dan bila diberi uap

    amonium akan berwarna kuning

    VI. HASIL PENGAMATAN

    a. Ekstraksi Simplisia Tumbuhan

    Simplisia

    TumbuhanWarna Awal

    Warna setelah ekstraksi

    metanol etanol kloroform

    Buah

    mengkuduKuning Kuning pucat

    Kuning

    kecoklatan

    Kuning

    keruh

    Daun

    ketepengHijau cerah Hijau tua Hijau tua Hijau tua

    Daun

    pagodaHijau Hijau muda Hijau tua Hijau muda

    b. Pengujian Senyawa

    Simplisia

    tumbuhanPelarut

    Pereaksi

    Wagner Mayer Buchard

    1. Buah

    mengkudu

    2. Daun

    ketepeng

    3. Daun

    pagoda

    Metanol

    Kuning(enda

    pan coklat)

    Kuning

    kehijauan

    Coklat(endap

    an putih)

    Kuning pucat

    Hijau muda

    Hijau muda

    Kuning pucat

    Hijau muda

    Kuning

    pucat(endapan

    abu-abu)

    1. Buah

    mengkudu Etanol

    Kuning(enda

    pan coklat)

    Bening

    kekuningan

    Bening

    kekuningan

    hasil

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    10/20

    2. Daun

    ketepeng

    3. Daun

    pagoda

    Orange pucat

    Hijau

    kehitaman

    Hijau muda

    Hijau muda

    Kuning

    kehijauan

    Hijau muda

    1. Buah

    mengkudu

    2. Daun

    ketepeg

    3. Daun

    pagoda

    Kloroform

    Orange

    Hijau

    kecoklatan

    Kuning

    Bening

    Kuning

    kehijauan

    Bening

    Kuning

    Kuning

    kehijauan

    Bening

    VII.PEMBAHASAN

    Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawa-

    senyawa metabolit sekunder. Suatu ekstrak dari bahan alam terdiri atas berbagai

    macam metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas biologinya. Senyawa-

    senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi-pereaksi yang mampu

    memberikan ciri khas dari setiap golongan dari metabolit sekunder.

    Percobaan ini bertujuan untuk mengenal dan memahami tehnik-tehnik

    skrining fitokimia bahan alam dan mengetahui jenis-jenis pereaksi yang

    digunakan dalam skrining fitokimia bahan alam. Untuk mengetahui kandungan

    alkaloid dari sampel dengan tes Hager, Wagner, Mayer, dan Dragendroff, menguji

    keberadaan flavonoid dengan reaksi antara asam klorida dan magnesium. Dan

    menguji keberadaan triterpenoid, steroid, dan saponin dengan uji Liebermann-

    Burchard.

    Dalam pengujian fitokimia, untuk mengetahui kandungan senyawa

    metabolit sekundernya (alkaloid, steroid, triterpenoid dan saponin), sampel

    tumbuhan terlebih dahulu dengan cara sampel dipotong kecil-kecil dan kemudian

    ditumbuk sampai halus, sehingga dinding sel tumbuhan terbuka dan metabolit

    sekunder lebih mudah keluar dan lebih mudah diekstraksi. Pada percobaan ini

    digunakan sampel buah mengkudu, daun ketepeng, dan daun pagoda. Kemudian

    sampel yang telah halus diekstraksi dengan menggunakan pelarut metanol,etanol

    dan kloroform. Untuk tiap-tiap ekstraksi digunakan pelarut sebanyak 10 mL.

    Setelah itu disaring untuk memisahkan residu dengan filtratnya yang berupa

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    11/20

    ekstrak sampel + pelarut.

    Ekstrak dimasukkan kedalam tiga tabung reaksi yang berbeda, masing-

    masing ekstrak metanol, etanol, dan kloroform. Kemudian diambil ekstrak buah

    mengkudu dengan menggunakan metanol dan diteteskan ke dalam tiga lubang plat

    tetes sebanyak 1-2 tetes. Ektrak yang berada di plat tetes tersebut ditetesi dengan

    peraksi, masing-masing peraksi mayer, wagner, dan buchard. Setelah itu diamati

    perubahan warna yang terjadi. Dilakukan cara/langkah yang sama untuk

    pengujian terhadap ekstrak dari daun pagoda dan daun ketepeng.

    Adanya kandungan alkaloid ditandai dengan adanya endapan. Hal ini

    terjadi karena senyawa alkaloid mengandung atom nitrogen yang memiliki

    pasangan elektron bebas. Elektron bebas ini akan disumbangkan pada atom logam

    berat membentuk senyawa kompleks dengan gugus yang mengandung atom

    nitrogen sebagai ligannya. Senyawa kompleks ini tidak larut (mengendap) dan

    memberikan warna sesuai dengan pereaksi yang digunakan. Dengan pereaksi

    Wagner akan terbentuk endapan coklat, dengan pereaksi Dragendorf akan

    terbentuk endapan orange dan dengan pereaksi Mayer akan terbentuk endapan

    putih.

    Reaksi yang terjadi:

    Pereaksi Mayer

    Pereaksi Wagner

    CH3 OCH3 CH3

    N2OH I2, KI NCH3 CH3

    CH3 CH3

    OCH3 O CH3 OCH3 O CH3

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    12/20

    NaN

    Toluena NCH3 CH3

    CH3COOH ROH

    CH3 CH3+ NH3

    Pereaksi Dragendorff

    Sebagian besar alkaloid alami yang bersifat sedikit asam

    memberikan endapan dengan reaksi yang terjadi dengan reagent Mayer (Lar

    utan Kalium Mercuri Iodida); reagent Wangner (larutan Iodida dalam

    Kalium Iodida); dengan larutan asam tanat, reagent Hager (saturasi dengan

    asam pikrat); atau dengan reagent Dragendroff (larutan Kalium Bismuth

    Iodida). Endapan ini berbentuk amorf atau terdiri dari kristal dari berbagai

    warna. Cream (Mayer), Kuning (Hager),coklat kemerah merahan (Wagner

    dan Dragendroff).

    Berdasarkan data pecobaan yang doperoleh maka dapat disimpulkan

    bahwa buah mengkudu positif alkaloid atau dengan kata lain mengkudu

    mengandung alkaloid karena ekstrak mengkudu dengan metanol maupun etanol

    menghasilkan endapan berwarna coklat dengan pereaksi wagner. Dan untuk daun

    pagoda serta daun ketepeng hasil uji menunjukkan bahwa kedua simplisia tersebut

    negatif alkaloid meskipun telah diuji dengan ketiga pelarut(mayer, wagner, dan

    buchard).

    Tidak dihasilkannya senyawa alkaloid pada kedua simplisia tersebut

    mungkin saja dikarenakan oleh adanya kesalahan dalam melakukan percobaan.

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    13/20

    Seperti pada saat menghaluskan simplisia, penumbukan simplisia kurang halus

    sehingga senyawa yang terdapat pada simplisia hanya sedikit yang keluar.

    Senyawa metabolit sekunder lain tidak dapat diketahui keberadaanya

    karena tidak dilakukan pengujian secara langsung. Berdasarkan literatur yang ada

    pengujian terhada senyawa metabolit sekunder yang lain dapat dilakukan dengan

    cara berikut. Pertaman adalah ekstraksi flavonoid dari tumbuhan dapat dilakukan

    dengan menggunakan pelarut polar. Flavonoid merupakan senyawa polar karena

    mempunyai sejumlah gugus hidroksil. Oleh karena itu, umumnya flavonoid larut

    dalam pelarut polar seperti metanol. Metanol berfungsi sebagai pembebas

    flavonoid dari bentuk garamnya, kemudian ditambahkan asam sulfat 2N, asam

    sulfat berfungsi untuk protonasi flavonoid sehingga terbentuk garam flavonoid.

    Setelah itu ditambahkan bubuk magnesium. Hasil positif ditunjukkan dengan

    larutan berubah warna menjadi orange. Reaksi yang terjadi dapat dilihat dari

    reaksi berikut:

    Untuk pengujian steroid, triterpenoid dan saponin, sampel ditambahkan

    etanol panas. Pelarut etanol digunakan karena etanol memiliki dua gugus, yaitu

    gugus polar pada bagian alkoholnya dan gugus nonpolar pada bagian

    hidrokarbonnya.

    CH3- CH2- OH

    Gugus non polar Gugus polar

    Steroid dan triterpenoid bersifat relatif non polar sedangkan saponin

    cenderung bersifar polar. Dengan menggunakan etanol, ketiga senyawa tersebut

    dapat terekstrak. Penggunaan etanol panas akan meningkatkan kelarutan suatau

    senyawa sehingga diharapkan seluruh steroid, triterpenoid dan saponin yang

    terkandung dalam tumbuhan akan terekstrak ke dalam etanol.

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    14/20

    Pelarut etanolik kemudian diuapkan dan kemudian dilarutkan dengan eter

    untuk menarik komponen nonpolar dalam ekstrak kering sesuai dengan prinsip

    like dissolve like. Untuk pengujian kandungan triterpenoid dan streoid dalam

    sampel daun, ekstrak eter ditambahkan pereaksi Lieberman-Buchard (L-B), yaitu

    campuran asam asetat anhidrid dengan asam sulfat pekat (2:1).

    Indikasi positif steroid ditandai dengan perubahan warna menjadi biru atau

    hijau. Warna biru atau hijau bukan merupakan warna yang diserap melainkan

    warna komplementer. Warna yang diserap adalah warna jingga sehingga diketahui

    steroid menyerap pada panjang gelombang 585-647 nm. Sedangkan pada

    triterpenoid indikasi positif ditandai dengan perubahan warna menjadi merah,

    ungu atau coklat. Warna yang diserap oleh triterpenoid adalah warna hijau dengan

    panjang gelombang 491-570 nm. GugusOH pada triterpenoid akan mengalami

    pergeseran panjang gelombang yang diserap sehingga warna yang ditimbulkan

    berbeda. Jadi warna merah, ungu atau coklat adalah warna komplementer. Reaksi

    pembentukan warna ini dapat terjadi karena adanya gugus kromofor (gugus tak

    jenuh) yang disebabkan oleh absorpsi panjang gelombang tertentu oleh senyawa

    organik. Senyawa organik dengan konjugasi yang ekstensif menyerap panjang

    gelombang tertentu karena adanya transisi elektron ke dan n ke sehingga

    warna yang diserap bukan warna yang tampak melainkan warna

    komplementernya. Jika sampel mengandung triterpenoid dan steroid sekaligus

    maka warna yang pertama kali timbul adalah warna triterpenoid kemudian disusul

    warna steroid. Hal ini disebabkan karena panjang gelombang yang diserap oleh

    triterpenoid lebih panjang artinya energinya lebih rendah sehingga akan muncul

    lebih dahulu. Hasilnya menunjukkan tebentuknya warna coklat menandakan

    bahwa sampel positif mempunyai triterpenoid, tetapi karena wana hijau atau biru

    tidak muncul ini menandakan bahwa sampel daun tidak mengandung steroid.

    Reaksi Lieberman-Buchard

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    15/20

    Residu yang tidak larut saat penambahan eter, ditambahkan dengan

    akuades panas untuk menguji adanya saponin. Adanya saponin ditandai dengan

    timbulnya busa setelah pengocokan dengan akuades panas dan busa konstan

    selama 15 menit. Busa tersebut terbentuk karena adanya gelembung-gelembung

    udara yang terjebak dalam larutan. Saponin merupakan zat yang memiliki

    senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun sehingga pengenalannya

    dapat dilakukan degan mudah. Berikut reaksinya :

    Saponin merupakan komponen lipida polar yang bersifat ampifilik

    (memiliki gugus hidrofilik dan gugus hidrofobik). Di dalam sistem cair, lipida cair

    secara spontan terdispersi membentuk misel dengan ekor filik yang

    bersinggungan dengan medium cair. Misel tersebut dapat mengandung ribuan

    molekul lipida. Lipida cair membentuk suatu lapisan dengan ketebalan satu

    molekul yaitu lapisan tunggal. Pada sistem tersebut, ekor hidrokarbon terbuka

    sehingga terhindar dari air dan lapisan hidrofilik memanjang ke air yang bersifat

    polar, sistem inilah yang disebut denga busa. Hasil tidak menunjukkan adanya

    busa menandakan bahwa sampel tidak mengandung saponin.

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    16/20

    VIII. DISKUSI

    Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawa-senyawa

    metabolit sekunder. Suatu ekstrak dari bahan alam terdiri atas berbagai macam

    metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas biologinya. Senyawa-senyawa

    tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi-pereaksi yang mampu memberikan

    ciri khas dari setiap golongan dari metabolit sekunder(Setyawan,2000).

    Sebagian besar alkaloid alami yang bersifat sedikit asam

    memberikan endapan dengan reaksi yang terjadi dengan reagent Mayer (Lar

    utan Kalium Mercuri Iodida); reagent Wangner (larutan Iodida dalam

    Kalium Iodida); dengan larutan asam tanat, reagent Hager (saturasi dengan

    asam pikrat); atau dengan reagent Dragendroff (larutan Kalium Bismuth

    Iodida). Endapan ini berbentuk amorf atau terdiri dari kristal dari berbagai

    warna. Cream (Mayer), Kuning (Hager),coklat kemerah merahan (Wagner

    dan Dragendroff). (Teyler.V.E,1988).

    Percobaan yang dilakukan menghasilkan data bahwa buah mengkudu positif

    terhadap alkaloid karena menghasilkan endapan coklat setelah direaksikan dengan

    pereaksi wagner. Jadi percobaan pengujian terhadap buah mengkudu dapat

    dikatana berhasil. Sedangkan untuk percobaan pengujian terhadap ekstrak daun

    ketepen dan daun pagoda tidak berhasil karena tidak dihasilkan endapan meskipun

    telah diuji dengan ketiga pelarut yang digunakan.

    Tidak dihasilkannya senyawa alkaloid pada kedua simplisia tersebut

    mungkin saja dikarenakan oleh adanya kesalahan dalam melakukan percobaan.

    Seperti pada saat menghaluskan simplisia, penumbukan simplisia kurang halus

    sehingga senyawa yang terdapat pada simplisia hanya sedikit yang keluar. Untuk

    senyawa metabolit sekunder lain tidak diketahui keberadaanya karena tidak

    dilakukan percobaannya.

    Beberapa reaksi yang terjadi pada pengujian senyawa metabolit sekunder :

    a. Reaksi umum pada uji alkaloid

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    17/20

    (Fessenden & Fessenden. 1986)

    http://1.bp.blogspot.com/-pykM_-uGQEI/TYHw8A995yI/AAAAAAAAAOY/LFBjziydDSs/s1600/8.bmphttp://2.bp.blogspot.com/-j2nxbANdSkM/TYHwszCLSDI/AAAAAAAAAOQ/k5lar5E6VJ8/s1600/7.bmphttp://1.bp.blogspot.com/-pykM_-uGQEI/TYHw8A995yI/AAAAAAAAAOY/LFBjziydDSs/s1600/8.bmphttp://2.bp.blogspot.com/-j2nxbANdSkM/TYHwszCLSDI/AAAAAAAAAOQ/k5lar5E6VJ8/s1600/7.bmp
  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    18/20

    IX. PERTANYAAN DAN TUGAS

    1. Tuliskan dua contoh senyawa dari masing-masing kelompok metabolit

    sekunder?

    Jawab :

    a. Alkaloid

    b. Flavanoid

    c. Steroid

    d. Terpenoid

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    19/20

    e. Kumarin

    2. Apakah yang dimaksud dengan ekstraksi pelarut ?

    Jawab :

    Ekstraksi pelarut adalah metode ekstraksi yang didasarkan pada distribusi

    zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling

    bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasan nya

    adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fasepelarut.

    3. Apa tujuan dari skrining fitokimia ?

    Jawab :

    Untuk mengetahui/menguji keberadaan suatu senyawa aktif biologis

    (metabolit sekunder) yang terkandung alam simplisia tumbuhan atau makhluk

    hidup lainnya.

    4. Buat daftar nama-nama tumbuhan dan masing-masingnya lengkapi dengan

    kandungan metabolit sekundernya ?

    Jawab :

    Seledri : flavonoid, kumarin, alkaloid

    Kumis kucing : flavonoid, fenolik, kumarin

    Srikaya : alkaloid, fenolik

  • 5/21/2018 PERCOBAAN 6

    20/20

    X. KESIMPULAN

    1.Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawa-senyawa

    metabolit sekunder. Senyawa-senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan

    pereaksi-pereaksi yang mampu memberikan ciri khas dari setiap golongan dari

    metabolit sekunder.

    2.Sebagian besar alkaloid memberikan endapan dengan reaksi yang terjadi

    dengan reagent Mayer, reagent Wangner, dengan larutan asam tanat,

    reagent Hager atau dengan reagent Dragendroff.

    Endapan ini berbentuk amorf atau terdiri dari kristal dari berbagai

    warna. Cream (Mayer), Kuning (Hager),coklat kemerahmerahan (Wagner

    dan Dragendroff).

    3.Kandungan alkaloid dari buah mengkudu diketahui positif (+) karena

    mnghasilkan endapan coklat setelah direaksikan dengan pereaksi wagner,

    sedangkan untuk daun ketepeng dan daun pagoda negatif (-).

    DAFTAR PUSTAKA

    Achmad, S.A., 2006, Kimia Bahan Alam dan PotensiKeanekaragaman

    Hayati, WorkshopPeningkatan Sumber Daya Manusia PenelitianPotensi Padang.

    Clark, J. 2010.Fitokimia. http:www.chem-is-try.org/chemlab/25/fitokimia.html.

    Claus, E.P., Tyler V.E, Bradley, L.R., 1970, Pharmacognosy 6th ed.,

    Philadelphia : Lea and Febiger

    Dalimarta, Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Penebar

    Swadaya.

    Fessenden, R.J & J. S. Fessenden. 1986.Kimia Organik, diterjemahkan oleh A.H.

    Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta.

    Harbone, J. B. 1973. Photocemical Method. A Guide to Modern Techniques of

    Plant Analysis. Chapman & Hall. London.

    Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa

    Tumbuhan, Terbitan II, ITB Bandung.

    Miroslav, V. 1971. Detection and Identification of OrganicCompound. New

    York : Planum Publishing Corporation and SNTC Publishers of Technical

    Literatur.