Percobaan 4. Waktu Reaksi

Tujuan : Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi atau menentukan waktu reaksi seseorang.

Alat :

1. Mistar pengukur waktu reaksi

Cara Kerja :

1. Suruh pasien simulasi duduk dan meletakkan lengan bawah dan tangan kanannya di tepi meja dengan ibu jari dan telunjuk berjarak 1cm siap untuk menjepit.

2. Pemeriksa memegang mistar pengukur waktu reaksi pada titik hitam dengan menempatkan garis tebal di antara dan setinggi ibu jari dan telunjuk PS tanpa menyentuh jari-jari PS.

3. Dengan tiba-tiba pemeriksa melepaskan mistar tersebut da PS harus menangkapnya selekas-lekasnya. Ulangi latihan ini sebanyak 5 kali.

4. Tetapkan waktu reaksi pasien simulasi (rata-rata dari ke 5 hasil yang diperoleh)

Hasil Percobaan

Percobaan 1 0,18

Percobaan 2 0,19

Percobaan 3 0,16

Percobaan 4 0,20

Percobaan 5 0,15

Rata-rata = ( 0,18 + 0,19 + 0,16 + 0,20 + 0,15 ) / 5

= 0,176

Apa yang menentukan waktu reaksi seseorang?

Pembahasan:

Waktu reaksi merupakan waktu antara pemberian rangsangan sampai dengan timbulnya respon terhadap rangsangan tersebut. Parameter waktu reaksi ini dipakai untuk pengukuran

performansi. Semua informasi yang diterima indera baik dari dalam maupun dari luar disebut rangsang. Indera akan mengubah informasi tersebut menjadi impuls-impuls saraf dengan bahasa yang dipahami oleh otak. Ketika mistar dijatuhkan, mata bereaksi dan melihat kejadian itu, informasi tersebut kemudian diteruskan ke otak, otak kemudian akan merespon dengan memberi perintah untuk menjepit mistar yang jatuh. Perintah ini akan diteruskan sepanjang saraf eferen untuk sampai ke efektor yaitu otot-otot tangan yang digunakan untuk menjepit mistar. Yang mempengaruhi atau menentukan performansi kerja diantaranya adalah tingkat kelelahan, kondisi motivasi, rasa bosan, konsentrasi, dan kondisi psikologis manusia lainnya. Hal tersebut akan mengakibatkan waktu reaksi yang berbeda-beda antara satu kondisi dengan kondisi lainnya. Kondisi-kondisi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan baik secara fisik (penerangan, temperatur, getaran, dll) maupun secara psikologis (suasana hati, motivasi, dll) dan kerja itu sendiri.