pkllllllllllllllllllll 4.doc

97
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan Menengah Kejuruan bertujuan mendidik calon tenaga kerja menengah yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk siap memsuki dunia kerja. Diantara Pendidikan Menengah Kejuruan salah satunya adalah Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi 10 NOVEMBER SIDOARJO yang menyelenggarakan program keahlian kefarmasian. Dengan perkembangan dunia kefarmasian menuntut ketersedianya tenaga kerja yang kompeten dalam memberikan pelayanan prima, dimana hal tersebut dapat diperoleh melalui pembelajaran teori dan praktek yang terencana dengan baik. Keterbatasan sarana yang dimiliki sekolah tidak mampu memberikan bekal pengalaman belajar untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Peran dan dukungan sektor usaha (sector industry) sangat diperlukan. Undang – Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. 1. Undang – Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

Upload: yudapradepta

Post on 21-Nov-2015

51 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

6

BAB I

PENDAHULUANA. Latar belakangPendidikan Menengah Kejuruan bertujuan mendidik calon tenaga kerja menengah yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk siap memsuki dunia kerja. Diantara Pendidikan Menengah Kejuruan salah satunya adalah Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi 10 NOVEMBER SIDOARJO yang menyelenggarakan program keahlian kefarmasian.Dengan perkembangan dunia kefarmasian menuntut ketersedianya tenaga kerja yang kompeten dalam memberikan pelayanan prima, dimana hal tersebut dapat diperoleh melalui pembelajaran teori dan praktek yang terencana dengan baik.Keterbatasan sarana yang dimiliki sekolah tidak mampu memberikan bekal pengalaman belajar untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Peran dan dukungan sektor usaha (sector industry) sangat diperlukan.

Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

1. Undang Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

2. Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.

3. Keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor: 323/U/1997 tentang penyelenggaraan sistem ganda (PSG) pada sekolah menengah kejuruan.

4. Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor: HK.00.06.2.3.335 A tentang berlakunya pedoman pelaksanaan praktek kerja lapangan sekolah menengah farmasi.B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah penggolongan obat, yang dimaksud dengan Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat Wajib Apotek, Obat Keras, Narkotika dan Psikotropika?

2. Bagaimanakah cara pembacaan resep, pemberian etiket atau label dengan benar?3. Bagaimana fungsi alat kesehatan yang terdapat di meja resep?4. Apa saja yang termasuk jenis-jenis Narkotik dan Psikotropika, dan bagaimana cara distribusinya?5. Apa yang kamu ketahui tentang penyakit yang sering diderita oleh pasien?C. Tujuan

Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan dapat:

1. Kita bisa mengetahui yang termasuk dari penggolongan obat, untuk dijadikan pedoman agar kita tidak sembarangan dalam membeli obat.

2. Kita jadi banyak mengetahui fungsi dan kegunaan alat-alat di laboratorium 3. Kita bisa mengetahui fungsi, kegunaan dan bahayanya dari penggunaan obat jenis Narkotika dan Psikotropika.

4. Kita jadi banyak tau tentang penyakit yang sering di derita oleh orang atau pasien5. kita bisa lebih membaca resep dengan benarD. Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)1. Kita bisa lebih mengenal penggeolongan obat 2. Dapat menambah wawaasan tentang cairan infuss3. Dapat mendeskripsikan resep (membaca resep,mendreskripsikan penggunaan etiket/label,mengenali alat laboratorium resep (jenis dan fungsinya)).

2BAB II

LANDASAN TORI

A. Penggolongan Obat

1. Obat bebasObat bebas adalah obat yang dapat diperoleh/dijual secara bebas kepada umum tanpa resep dokter yang sudah terdaftar di Depkes RI dan dapat dibeli di apotek, toko obat atau toko biasa.Tanda khusus obat bebas adalah lingkaran dengan diameter tertentu, warna hijau dengan garis tepi hitam.

Gambar 2.1. Simbol Obat bebas

Contoh : Parasetamol2. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Gambar 2.2. Simbol Obat Bebas TerbatasContoh : CTM3. Obat Keras Obat keras atau obat Daftar G adalah obat beracun yang memiliki khasiat, mengobati, menguatkan, mendesinfeksikan tubuh manusia, baik obat berada dalam bentuk substansi maupun tidak. Hanya boleh diserahkan pada pasien dengan resep dokter, kecuali bila digunakan untuk teknis.KepMenkes RI No. 02396/A/SK/VII/1986 tentang tanda khusus Obat Keras Daftar G: Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.

Gambar 2.3. Simbol obat keras

4. Obat Wajib Apotik ( OWA )

Obat wajib apotik adalah obat keras yang boleh di serahkan apoteker kepada pasien tanpa menggunakan resep dokter. Tetapi apoteker harus memberikan informasi pemakaian kepada pasien. Jumlah obat yang di berikan kepada pasien tidak boleh melebihi batas yang telah di tentukan oleh pemerintah yang sudah tercantum dalam daftar OWA. Obat obatan dan batasan yang boleh diberikan telah diatur dalam daftar OWA (Obat Wajib Apotek) Nomor 1, 2, dan 3.B. Ilmu Resep1. Pengertian Resep

Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk sediaan tertentu dan menyerahkannya kepada penderita.Adapun cara penyimpanan kertas resep di Instalasi farmasi Delta Surya adalah:

a. Disimpan ditempat yang aman: menghindarkan dicuri untuk di salahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab (misal: menuliskan resep palsu meminta obat bius).b. Disimpan menurut urutan tanggal dan nomor unit pembuatan, untuk memudahkan penulusuran kembali bila terjadi sesuatu akibat dari obat yang diberikan.4c. Disimpan sekurang-kurangnya selama 3 tahun, setelah lewat 3 tahun apoteker boleh memusnahkan resep tersebut dengan membuat proses verbal ( berita acara ) pemusnahan.d. Pemusnahan R/ dilakukan dengan cara dara dibakar atau dengan cara lain yang memadai oleh APA bersama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas apotek.e. Pada pemusnahan R/ harus dibuat berita acara pemusnahan R/ sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan, rangkap 4 dan ditandatangani oleh APA bersama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas apotek.2. Membaca resep

Membaca resep adalah suatu pekerjaan membaca keterangan dokter tentang obat yang akan diberikan oleh pasien.Resep di atas jika di baca adalah: ambillah Thiamphenicol 500 mg sebanyak 15 tablet kemudian tandailah 3x1 tablet sehari, ambillah Paracetamol 500 mg sebanyak 15 tablet kemudian tandailah 3x1 tablet sehari, ambillah Vit. Bcomp sebanyak 15 tablet kemudian tandailah 3x2 tablet sehari.3. Mendeskripsikan penggunaan etiket/label

Etiket/label sangat penting perannya karena etiket/label adalah salah satu sarana untuk pemberian informasi obat kepada pasien. Disamping itu etiket/label juga berguna untuk mengingatkan masyarakat antara obat pemakaian luar dan obat pemakaian dalam. Oleh karena itu etiket dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Etiket/label berwarna putih, etiket/label berwarna putih digunakan untuk obat obat pemakaian dalam. Etiket tersebut sering digunakan karena obat - obat pemakaian dalam pengonsumsiannya lebih nyaman, praktis dan lebih berkhasiat dari obat pemakaian luar. Namun terkadang ada suatu penyakit yang penyembuhannya harus menggunakan obat pemakaian luar.b. Etiket/label berwarna biru, etiket/label berwarna biru digunakan untuk obat obat pemakaian luar. Cara pemakaian/pengisian data informasi obat pada etiket biru lebih mudah dan praktis daripada cara pemakaian/pengisian etiket/label berwarna biru. (www.isfinational.or.id/)C. Jenis Dan Fungsi Alat Kesehatan1. Abbocat

Fungsi untuk memasang infus.

Gambar 2.4 contoh abbocat

2. Plug

Fungsi dipakai setelah infus dilepas. Plug dipasang apabila ada kemungkinan memasukkan cairan ke tubuh pasien setelah infus dilepas.Gambar 2.5 :contoh injeksen plug

3. Poligyp Fungsi untuk patah tulangGambar 2.6 : contoh poligyp

4. Poliban Fungsi untuk bebat atau sebagai pembalut luka.Gambar 2.7 contoh Poliban5. Infus set dewasa dan infus set anakFungsi untuk menyalurkan infus ke tubuh pasien.

Gambar 2.8 Infus set6. Urin Bag

Fungsi untuk tempat penampung air urinGambar 2.9 urin bag

7. Suction Catheter

Gambar 2.10 Suction Catheter

8. Nasal Oxygen CannulaFungsi untuk pernafasan, dipasang di hidung.Gambar 2.11 Nasal Oxygen Cannula

9. ETT (Endo Tracheal Tube): untuk pasien anastesi, dipasang di atas paru-paru untuk pernafasan.Gambar 2.12 ETT

D. Obat Psikotropika dan Narkotika1. PsikotropikaMenurut Undang Undang Nomor 5 tahun 1997 bab 1 pasal 1, psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang bersifat psikotropik melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang dapat menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Penyerahan psikotropika dilakukan berdasarkan Undang Undang Nomor 5 tahun 1997 pasal 14 yaitu bahwa penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dilakukan kepada apotek lainnya, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, dan kepada pasien. Seperti halnya penggunaan obat narkotika, penggunaan obat psikotropika di apotek juga harus dilaporkan setiap bulan (selambat lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya).Beberapa contoh obat psikotropika yang digunakan di Instalasi farmasi Delta Surya untuk melaksanakan pelayanan kesehatan (jenis dan fungsinya) :a. Diazepam, berfungsi untuk sebagai anti cemas/agar bisa tidur mempunyai khasiat pengobatan dan potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.b. Phenobarbital, berfungsi untuk pengobatan insomnia jangka pendek/agar bisa tidur dengan cara kerja sedative dan hipnotik, mempunyai khasiat pengobatan dan potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Penandaan Obat Psikotropika: Lingkaran bulat berwarna merah dengan huruf K berwarna hitam yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam.

Gambar 2.4. Simbol obat psikotropika2. Obat narkotika

Narkotika adalah obat obat yang dapat mempengaruhi susunan syaraf pusat. Obat golongan ini dapat memberikan efek depresi, misalnya morfin dan opium, atau dapat memberikan efek stimulant, seperti kokain. Menurut Undang Undang RI No. 22 tahun 1997 tentang narkotika, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Penggunannya pada apotek harus dilaporkan setiap bulan (selambat lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya) ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur Subdin Farmakmim, BPOM Propinsi Jawa Timur dan arsip apotek. Berdasarkan Undang Undang Nomor 22 tahun 1997 pasal 39 ayat 2, apotek hanya dapat menyerahkan narkotika kepada :a. Rumah Sakitb. Puskesmasc. Apotek lainnyad. Balai pengobatan

e. Dokterf. Pasien

Sesuai dengan pasal 39 ayat 3 Undang Undang Nomor 22 tahun 1997 maka penyerahan narkotika kepada pasien harus berdasarkan resep dokter.

Penandaan narkotika berdasarkan peraturan yang terdapat dalam Ordodasi Obat Bius yaitu Palang Medali Merah Gambar 2.5. Simbol obat narkotika3. Distribusi Narkotika dan Psikotropika Pengaturan narkotika dan psikotropika bertujuan untuk :

a. Menjamin ketersediaan narkotika dan psikotropika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan atau pengembangan ilmu pengetahuan.b. Mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.c. Memberantas peredaran gelap narkotika dan psikotropika.d. Pabrik obat yang memproduksi narkotika dan psikotropika merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin dari menteri kesehatan untuk melakukan produksi serta penyaluran obat narkotika dan psikotropika dan bahan obat termasuk psikotropika.e. Narkotika dan psikotropika didistribusikan oleh Pedagang Besar Faermasi yang memiliki izin dari Menkesf. Pelaporan narkotika dan psikotropikaDinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadyag. Pelaporan ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA).

E. FARMAKOLOGI OBAT

1. NSAID

Obat Anti Inflamasi memiliki efek analgesic, atipiretik, dan anti inflamasi. Aktivitas antiinflamasi obat AINS mempunyai mekanisme kerja melalui penghambatan biosintesis prostaglandin. Aspirin dan obat AINS yang lain, menghambat seluruh aktivitas jalur siklooksigenase dan seluruh sintesis prostaglandin. COX-1 terdapat di kebanyakan jaringan, antara lain di plat-plat darah, ginjal dan saluran cerna. Zat ini berfungsi pada pemeliharaan perfusi ginjal, homeostasis vaskuler dan melindungi lambung dengan jalan membentuk bikarbonat dan lendir serta menghambat produksi asam. Penghamabatan terhadap COX-1 menghambat pembentukan prostacyclin yang berdaya melindungi mucosa lambung dan ginjal sehingga dapat memiliki efek samping iritasi lambung. Selektivitas terhadap COX-1 dan COX-2 bervariasi dan tidak lengkap. Misal, tes tehadap enzim tikus, aspirin, indometasin, piroksikam, dan sulindak dianggap lebih efektif menghambat COX-1. Ibuprofen dan meklofenamat mempengaruhi COX-1 dan COX-2 sama besarnya. Metabolit aktif nabumeton sedikit agak selektif terhadap COX-2. Celecoxib dan rofecoxib telah dikembangkan lebih selektif terhadap enzim COX-2Selama pengobatan dengan obat AINS, peradangan berkurang dengan menurunnya pelepasan mediator dari granulosit, basofil, dan sel mast. Obat-obat AINS menurunkan kepekaan pembuluh darah terhadap bradikinin dan histamin, mempengaruhi produksi limfokindari limfosit T, dan melawan vasodilatasi. Obat-obatan AINS menghambat agregasi trombosit dan bersifat iritasi terhadap lambung.Obat- Obat NSAID

Cara kerja : mengambat enzim COX-1 dan COX-2 sehingga dapat menyebabkan efek analgesic, antipiretik dan antipiretik .

Efek Samping : Iritasi Lambung, kerusakan ginjal

Golongan obat

a. Derivat asam Salisilat

Ex Obat : Asetosal dan benorylate .

b. Asetat

Ex obat : Diklofenak dan indometasin,

c. Derivat Asam Propionat

Ex obat : ibu profen, ketoprofen dan naproksend. Derivat oxicam

Ex obat : piroxicam, meloxicam2. AntibiotikAntibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Literatur lain mendefinisikan antibiotik sebagai substansi yang bahkan di dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri dan fungi.Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) antibiotik dibagi menjadi dua:

a. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap bakteri.b. Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat pertumbuhan atau multiplikasi bakteri.

Penggolongan antibiotika. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel

1) Golongan PENISILIN

Penisilin, digolongkan ke dalam obat-obat beta-laktam karena mereka mempunyai cincin laktam dengan struktur inti 6-aminopenicillanic acid. mekanisme kerja, menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba, terhadap mikroba yang sensitiv, penisilin akan menghasilkan afek bakterisid (membunuh kuman) pada mikroba yang sedang aktif membelah.

Contoh obat : Ampisilin, Flucoxacilin, Cloxacilin, dan Amoxicilin dan asam clavulamat. Amoxicilin agar tidak rusak di asam lambung maka dikombinasi dengan asam klavulamat

Efek samping :Reaksi hipersensitifitas, ruam, gatal dan reaksi alergi sistemik yang serius, Nyeri tengorokan atau lidah, lidah terasa berbulu lembut, muntah, diare, Mudah marah, halusinasi, kejang

2) Golongan sefalosporin

Sefalosporin termasuk antibiotik beta laktam dengan struktur, khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin, tetapi dengan keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

a) Spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup enterokoki dan kuman-kuman anaerobb) Resisten terhadap penisilinase asal stafilokoki yang terhadap metisilin

Spektrum kerjanya luas dan meliputi banyak kuman gram positif dan gram negatif termasuk E. Colli, klepsiella, dan proteus. Berkhasiat bakterisid dalam fase pertumbuhan kuman berdasarkan penghambatan sintesa peptidoglikan yang diperlukan kuman untuk ketangguhan dindingnya.Penggolongan, berdasarkan khasiat antimikroba dan resistensinya terhadap beta laktamase :

a) Generasi ke 1 : sefalosporin, sefaleksin, sefadroksil. Zat-zat ini terutama aktif terhadap cocci gram positif, tidak berdaya terhadap gonocci, H. Influenza,bacteroides dan pseudomonas. Pada umumnya tidak tahan terhadap laktamase.

b) Generasi ke 2 : sefaklor, sefamandol,sefmetazol,dan sefuroksim lebih aktif terhadap kuman gram negatif, termasuk H. Influenza ,proteus, klebsiella, gonococci dan kuman-kuman yang resisten untuk amoksisilin.b. Antibiotik yang menghambat sintesis protein

Antibiotik ini bekerja menghambat sintesis proteinbakteri sehingga bakteri musnah dan tidak berkembang lagi.bakteri ini bersifat bakterisid. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Macrolide, Aminoglycoside, Tetracycline, Chloramphenicol, Kanamycin, Oxytetracycline.

1) Golongan Macrolidemenghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan pada subunit ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat translokasi peptidil RNA yang diperlukan untuk sintesis protein. Peristiwa ini bersifat bakteriostatis, namun dalam konsentrasi tinggi hal ini dapat bersifat bakteriosidal. Macrolide biasanya menumpuk pada leukosit dan akan dihantarkan ke tempat terjadinya infeksi. Macrolide biasanya digunakan untuk Diphteria, Legionella mycoplasma, dan Haemophilus.

Efek samping :

Diare, nyeri perut, kadang kadang muntah, dalam dosis tinggi dapat menyebabkan ketulian reversible.

Contoh obat :

Eritromicin, Azitromicin, Spiramicin, Linkomicin.2) Golongan Aminoglikosidamerupakan antibiotik bakterisidal yang berikatan dengan subunit sehingga menghambat sintesis protein. Namun antibiotik jenis ini hanya berpengaruh terhadap bakteri gram negatif. Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis fungi streptomycies dan mikromonospora.aminoglikosid tidak di absorbsi secara oral, maka di berikan secara parentral. Mekanisme kerjanya : menghambat sintesis protein ireversible (tidak kembali).Efek samping :

Pada penggunaan perentral dapat mengakibatkan kerusakan pada organ pendengaran dan keseimbangan (terutama pada lansia)

Contoh obat:

Streptomisin, Kanamicin, Neomicin, Gentamicin, Framicetin.3) Golongan Tetracycline merupakan antibiotik bakteriostatis yang berikatan dengan subunit ribosoma dan mencegah pengikatan aminoasil-tRNA dari situs A pada ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat translasi protein.

Obat obat golongan ini adalah : Tetrasiklin, Oksitetrasiklin, Doksisiklin, Monoksiklin

Penggunaan:

Digunakan pada infeksi saluran pernafasan,dan paru-paru

Saluran kemih, kulit dan mata

Peringatan :

Tidak boleh diminum bersamaan dengan susu dan antasida karena dapat pengikatan dengan kalsium

Anak dibawah 8 th tidak boleh di berikan tetrasiklin karena dapat menyebabkan pewarnaan pada gigi menjadi coklat/ kekuningan.

Tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati

Efek samping :

Mual,muntah,diare

Sakit kepala vertigo

Kulit menjadi peka terhadap cahaya, menjadi kemerah-merahan dan gatal4) Golongan Chloramphenicol merupakan antibiotik bakteriostatis yang menghambat sintesis protein dan biasanya digunakan pada penyakit akibat kuman Salmonella. Mekanisme kerjanya: merintangi proses protein bakteri. Chloramphenicol dimetabolisme terutama dalam hati dan dipenetrasi dengan baik, termasuk ke otak.

Contoh obat : Klorampenicol, Tiamfenicol, Camicetin.Efek samping:

Kerusakan sumsum tulang belakang

Gangguan lambung usus, radang lidah dan mukosa mulut

Mual,muntah,diare

Sakit kepala

Pada bayi prematur dapat menyebabkan Gray sindromePenggunaan :

Kloramphenicol digunakan untuk thypus. Sebaiknya tidak diberikan pada bayi prematur untuk menghindari GraySindrome, karena enzim untuk memetabolisme obat-obatan dihati bayi belum aktif, tidak diberikan pada ibu yang menyusui, dan hamil.

c. Antibiotik yang menghambat asam nukleat

1) SulfonamidaKuman memerlukan PABA ( Para Amino Benzoat Acid) untuk membemtuk asam folat yang digunakan untuk sintesis purin dan asam-asam nukleat. Sulfonamide merupakan penghambat bersaing PABA, dan mencegah produksi folat yang dibutuhkan untuk sintesis DNA. Sulfonamide umumnya bersifat bakteriostatik.

Efek samping : ruam, gagal ginjal, dan diskrasia darah.

Contoh : sulfonamide

2) Cotrimoxazole

Kombinasi ini biasa menghasilkan aksi sienergik dan meninkatkan aktivitas melawan bakteri tertentu. Pemberian cotrimoxazole menyebabkan hambatan dalam reaksi pembemtukan asam tetrahidrofolat. Cotrimoxazole merupakan antibiotik sulfonamide kombinasi dari sulfamethoxazole dan trimethoprime. Antibiotik ini memiliki spektrum kerja yang luas, dan daya antibakteri trimetophrim sekitar 20-100 kali lebih kuat dibandingkan sulfamethoxazole. Mikroba yang peka terhadap kombinasi ini ialah: S. pneumonia, C. diphteriae, N. meningitis, 50-95% strain S.aureus, S. pyogenes, S. viridans, S. faecalis, E. coli, P. mirabilis, P. morganii, P. rettgeri, Enterobacter, Aerobacter spesies, Salmonella, Shigella, Serratia dan Alcaligenes spesies dan Klebsiella spesies. Di mana pada infeksi saluran kemih yang paling banyak berperan adalah E. coli, Proteus dan Klebsiella. Mekanisme kerja cotrimoxazole adalah dengan menghambat reaksi enzimatikContoh : trimetorpim dan sulfametoksazol ( kotrimoksasol)

Mengeblok dua langkah penting pada biosintesis asam nukleat dan protein pada bakteri.3) Kuinolon

Menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat bakterisid. Golongan kuinolon penetrasinya baik kedalam jaringan dan sel (bandingkan dengan penisilin). Efektif bila diberikan secara oral dan toktisitasnya relative rendah.

Efek samping pada saluran cerna: mual, hilang nafsu makan.

Efek samping pada SSP : sakit kepala, vertigo, insomnia

Contoh obat : siprofloksasin, norfloksasin, ofloksasinF. Diabetes MelitusDiabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme pada karbohidrat, protein, dan lemak yang di tandai oleh hiperglikemia. Diabetes Melitus sendiri disebabkan oleh tidak diproduksinya Insulin di sel ( pankreas atau penurunan sensitifitas insulin yang diakibatkan gaya hidup yang kurang sehat. Pada dasarnya Diabetes Melitus ditandai dengan 3P yaitu Poli Fagia, Poli Dipsia, dan Poli Uria.1. Poli Fagia (banyak makan)

Terjadinya Poli Fagia atau banyak makan dikarenakan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga tidak ada energi dan menimbulkan rangsangan ke hipotalamus yang memicu rasa lapar sehingga mengakibatkan penderita menjadi banyak makan.

2. Poli Dipsia (banyak minum)

Glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel yang mengakibatkan kadar glukosa menjadi meningkat di pembuluh darah sehingga darah menjadi pekat, untuk mengurangi kepekatan itu kita memerlukan banyak air yang berakibat timbulnya rasa haus.

3. Poli Uria (banyak kencing)

Kadar glukosa yang berlebihan dalam darah mengakibatkan darah menjadi pekat. Untuk mengurangi kepekatan ini glukosa dikeluarkan melalui urin (selain banyak minum).Faktor Penyebab Diabetes Melitus1. Umumnya disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel dari pulau-pulau Langerhans pada pancreas yang berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin.2. Obesitas atau kegemukan.

3. Karena pola hidup yang tidak sehat4. Penurunan sensitifitas insulin5. Faktor genetis : Gen penyebab DM akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita DM.6. Diakibatkan oleh virus.

Penggolongan Diabetes Melitus

1. Diabetes Mellitus Tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Melitus)

Diabetes Mellitus Tipe 1 adalah Diabetes Mellitus yang tergantung pada Insulin. DM Tipe 1 terjadi karena keturunan dimana pada tipe ini terjadi kerusakan pada sel ( pancreas sehingga insulin tidak di produksi oleh tubuh. Diabetes Mellitus tipe ini menghinggapi orang-orang dibawah usia 30 tahun dan paling sering dimulai pada usia 10-13 tahun. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan terapi pemberian insulin seumur hidup.

2. Diabetes Mellitus Tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus)

Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah Diabetes Mellitus yang tidak tergantung pada insulin. Tipe ini diakibatkan pola hidup yang tidak sehat. Banyak penderita jenis ini mengalami penurunan jumlah atau sensitifitas insulin. Pada umumnya tipe ini dimulai pada usia dewasa di atas 40 tahun dengan kejadian lebih besar pada orang gemuk. Diabet tipe 2 ini berkembang ketika tubuh masih mampu menghasilkan insulin tetapi tidak cukup dalam pemenuhannya atau bisa juga disebabkan karena insulin yang dihasilkan mengalami resistance insulin dimana insulin tidak bekerja secara maksimal.3. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes tipe ini hanya terjadi pada saat kehamilan dan menjadi normal kembali setelah persalinan. Biasanya diabetes tipe ini terdeteksi pada minggu 24-28 kehamilanTerapi Diabetes Melitus

1. Terapi Insulin

Kerja insulin adalah membantu glukosa masuk ke dalam sel agar dapat ikut dalam siklus krebs dan mengahasilkan energi. Insulin tidak dapat digunakan per oral karena akan terurai oleh pepsin lambung. Cara pemberian insulin ada beberapa macam, yaitu:

a. intra vena

bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan glukosa darah,

b. intramuskuler

penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan,

c. subkutan

penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan, pemijatan, kedalaman, konsentrasi.

Menurut sumbernya insulin dibagi menjadi 2 :

a. Human InsulinInsulin yang diperoleh dari insulin manusiab. Analog InsulinInsulin yang diperoleh dari insulin babi

2. Rapid Acting

Rapid-acting insulin adalah jenis insulin yang dikonsumsi di pakai sebelum atau sesudah penderita diabetes makan. berfungsi untuk mengontrol lonjakan gula darah. Tipe insulin ini biasanya dipakai sebagai tambahan dalam mengkonsumsi insulin yang bekerja lambat.

contoh : Aspart, Lispro.3. Short Acting

Insulin jenis ini biasanya memenuhi kebutuhan insulin saat makan (bersamaan). Biasanya dikonsumsi 30 sampai 1 jam sebelum makan. Jenis insulin berlaku dalam waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam, dan puncak setelah 2 sampai 4 jam. Efeknya cenderung terakhir sekitar 6 sampai 10 jam. Keuntungan terbesar insulin short-acting adalah bahwa Anda tidak harus mengambil setiap kali makan. Anda bisa mengambilnya saat sarapan dan makan malam dan masih memiliki kontrol yang baik karena berlangsung sedikit lebih lama.Contoh : Actropid, Velosulin, Humulin regular.4. Intermediate Acting

Intermediate-acting insulin dapat mengontrol kadar gula darah selama sekitar 10 sampai 20 jam, sehingga dapat digunakan dalam semalam. Ia mulai bekerja dalam waktu 1 sampai 2 jam, dan puncak antara 4 sampai 8 jam.Contoh : NPH, Lente.

Terapi Oral Anti Diabetes (OAD)

1. Golongan Sulfonilurea

Bekerja merangsang sekresi insulin pada pancreas, sehingga hanya efektif bila sel beta pancreas masih bisa berproduksi. Obat golongan ini harus diberikan jam sebelum makan pagi hari karena makanan masuk dalam tubuh, insulin sudah siap untuk merombak menjadi glikogen sehingga kadar gula darah bisa dikendalikan.

Efek Samping: Gejala saluran cerna dan sakit kepala. Gejala hermatologik termasuk trombositopenia, agranulositosis dan anemia aplastic dapat terjadi namun jarang sekali.

Contoh Obat: Klorpropamid, Glikazid, Glibenklamid, Glipizid, Glikuidon, Glimepirid2. Golongan BiguaridBekerja menghambat gluconeogenesis dan meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan. Obat golongan ini diberikan jam sesudah makan.

Efek Samping: Mual muntah, anoreksia, diare yang selintas, acidosis laktat, gangguan penyerapan vit B12

Contoh Obat : Metformin

3. Golongan Tiazolidindion

Meningkatkan sensitifitas insulin pada otot dan jaringan dan menghambat gluconeogenesis hepatic.

a. Pioglitazone

Indikasi: Hiperglikemia

Efek Samping: Udema, sakit kepala, hipoglikemia, mialgia, faringitis, sinusitis, gangguan gigi, infeksi saluran perrnafasan atas.

b. Rosiglitazon

Indikasi: Hiperglikemia

Efek Samping: Nyeri punggung, sakit kepala, hiperglikemia, luka, sinusitis, anemia, ketika digunakan bersamaan dengan metformin, udem ketika digunakan bersamaan dengan insulin.

4. Golongan Penghambat Glukosidase

Zat ini bekerja atas dasar persaingan merintangi enzyme alfa glukosidase di mukosa duodenum, sehingga reaksi penguraian polisakarida menjadi monosakarida menjadi terhambat. Obat golongan ini diberikan bersamaan dengan makan pada suapan pertama.

Efek Samping: Flatulensi, diare, perut kembung dan nyeri, icterus, hepatitis.

Contoh obat : AkarboseG. HipertensiHipertensi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah melebihi normal. Tekanan darah di catat dalam dua angka, tekanan sistolik (ketika jantung kontraksi) dan diastolik (ketika jantung dilatasi). Tekanan darah sistolik yang normal adalah