bab 4.doc intan

24
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum Lokasi penelitian Polindes Ny. Amirul Cholifah terletak di Desa Sumberwono Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto 10 km dan pusat kota dan 2 km dari Puskesmas Bangsal. Didirikan pada tahun 1991 dengan luas 80 m 2 . Polindes Ny. Amirul Cholifah merupakan suatu klinik swasta yang mempunyai fasilitas 1 ruang periksa, 2 ruang bersalin dan nifas,1 kamar jaga, 1 kamar mandi. Batas wilayah polindes Ny. Amirul Cholifah dibatasi oleh beberapa desa yaitu seelah utara desa Pacing, Sebelah Selatan Desa Tumapel, sebelah Timur desa Tambak Agung dan sebelah Barat Desa Kedungmuneng. Polindes Ny. Amirul Cholifah terdiri dari 1 bidan sebagai tanggung jawab adalah Ibu Amirul 54

Upload: m-syaiful-islam

Post on 15-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

arwegawrg

TRANSCRIPT

BAB 4

PAGE 66

BAB 4HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum Lokasi penelitian

Polindes Ny. Amirul Cholifah terletak di Desa Sumberwono Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto ( 10 km dan pusat kota dan 2 km dari Puskesmas Bangsal. Didirikan pada tahun 1991 dengan luas 80 m2. Polindes Ny. Amirul Cholifah merupakan suatu klinik swasta yang mempunyai fasilitas 1 ruang periksa, 2 ruang bersalin dan nifas,1 kamar jaga, 1 kamar mandi. Batas wilayah polindes Ny. Amirul Cholifah dibatasi oleh beberapa desa yaitu seelah utara desa Pacing, Sebelah Selatan Desa Tumapel, sebelah Timur desa Tambak Agung dan sebelah Barat Desa Kedungmuneng.

Polindes Ny. Amirul Cholifah terdiri dari 1 bidan sebagai tanggung jawab adalah Ibu Amirul Cholifah. Kegiatan yang dilakukan adalah pertolongan persalinan normal tanpa komplikasi, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan bayi dan balita, imunisasi, upaya kesehatan masyarakat, KB dan lain lain. Pelayanan imunisasi dan Posyandu Lansia dilakukan pada hari senin dan selasa satu bulan sekali pada minggu pertama dan kedua. 2. Data Umum a. Karakteristik frekuensi responden berdasarkan umur

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Polindes Ny. Amirul Cholifah Sumberwono Bangsal Mojokerto tanggal 2 Juni 2 Juli 2010.

NoUmur Frekuensi (f)Prosentase (%)

1> 20 tahun 620

220 35 tahun 660

3> 35 tahun 1820

Jumlah 30100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas didapat data bahwa bahwa sebagian besar responden berumur 20-30 tahun yaitu sebanyak18 orang (60%)b. Karakteristik frekuensi responden berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pendidikan di Polindes Ny. Amirul Cholifah Sumberwono Bangsal Mojokerto tanggal 2 Juni 2 Juli 2010.

NoPendidikan Frekuensi (f)Prosentase (%)

1Tidak tamat SD 00

2SD413

3SMP 413

4SMA 2067

5Akademi/PT27

Jumlah 30100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas didapat data bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 20 orang (67%)c. Karakteristik frekuensi responden berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pekerjaan di Polindes Ny. Amirul Cholifah Sumberwono Bangsal Mojokerto tanggal 2 Juni 2 Juli 2010.

NoPekerjaan Frekuensi (f)Prosentase (%)

1Bekerja 413

2Tidak bekerja 2687

Jumlah 30100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas didapat data bahwa hampir seluruhnya responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 26 orang (87%)

d. Karakteristik frekuensi responden berdasarkan Jumlah anak Ibu

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah anak di Polindes Ny. Amirul Cholifah Sumberwono Bangsal Mojokerto tanggal 2 Juni 2 Juli 2010.

NoJumlah anakFrekuensi (f)Prosentase (%)

111240

22-41860

3( 500

Jumlah 30100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapat data bahwa sebagian besar responden mempunyai anak 2 4 yaitu sebanyak 18 orang (60%)

e. Karakteristik frekuensi responden berdasarkan sumber informasi

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi di Polindes Ny. Amirul Cholifah Sumberwono Bangsal Mojokerto tanggal 2 Juni 2 Juli 2010.

NoSumber informasi Frekuensi (f)Prosentase (%)

1Tenaga kesehatan 1447

2Masyarakat 1653

3Media massa 00

4Media elektronik 00

Jumlah 30100

Berdasarkan tabel 4.5 diatas didapat data bahwa sebagian besar responden mendapat informasi dari masyarakat yaitu sebanyak 16 orang (53%).3. Data Khusus

a. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responder Berdasarkan pengetahuan di Polindes Ny. Amirul Cholifah Sumberwono Bangsal Mojokerto tanggal 2 Juni 2 Juli 2010.No.PengetahuanFrekuensi (f)Prosentase (%)

1.Baik1447

2.Cukup1240

3.Kurang413

Jumlah30100

Berdasarkan tabel 4.6 di atas di dapatkan data bahwa hampir semuanya responden mempunyai pengetahuan baik tentang pantangan makanan pada masa nifas yaitu sebanyak 14 orang (47%).b. Distribusi responden berdasarkan perilakuTabel 4.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilakudi Polindes Ny. Amirul Cholifah Sumberwono Bangsal Mojokerto tanggal 2 Juni 2 Juli 2010.No.SikapFrekuensi (f)Prosentase (%)

1.Positif1240

2.Negatif1860

Jumlah30100

Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukka bahwa sebagian besar responden yaitu 18 orang (60%) mempunyai perilaku negatif tentang pantangan makana pada masa nifas.

c. Analisa data hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu tentang pantangan makanan pada masa nifas. Tabel 4.8 Tabulasi Silang antara pengetahuan dengan perilaku tentang pantangan makanan pada masa nifas di Polindes Ny. Amirul Cholifah Sumberwono Bangsal Mojokerto tanggal 2 Juni 2 Juli 2010.NoPengetahuanPerilakuTotal

PositifNegatif

f%f%f%

Baik 124026,71446,7

Cukup 0012401240

Kurang 00413,3413,3

Jumlah 1240186030100

Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 responden dalam penelitian ini, dari 14 responden yang mempunyai pengetahuan baik 12 responden (40%) mempunyai sifat positif, 12 responden yang mempunyai pengetahuan cukup, 12 responden (40%) mempunyai perilaku negatif dan 4 responden yang mempunyai pengetahuan kurang, 4 responden (13,3%) mempunyai perilaku negatif. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan baik cenderung mempunyai perilaku positif terhadap pantangan makanan pada masa nifas.Hasil tabulasi silang, selanjutnya dilakukan perhitungan chi-square dengan bantuan SPSS 15 for windows. Hasil uji chi square dengan ( = 0,05 didapat nilai signifikan ( = 0,000, maka ( = 0,000 < ( = 0,05 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan pengetahuan dengan perilakuibu tentang pantangan makanan pada masa nifas di Polindes Ny. Amirul Cholifah Sumberwono Bangsal Mojokerto Juni 2010. B. Pembahasan

1. Pengetahuan tentang pantangan makanan pada masa nifas di Polindes Ny. Amirul Cholifah Sumberwono Bangsal Mojokerto tanggal 2 Juni 2 Juli 2010.

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dengan usia reproduksi 20-35 tahun yaitu sebanyak 18 orang (60%) dan dari jumlah tersebut didapat paling banyak yaitu 10 responden (56%) mempunyai pengetahuan cukup. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dikathui bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 20 orang (67%) dan dari jumlah tersebut ada 10 responden (50%) mempunyai pengetahuan baik. Dan ada 10 responden (50%) mempunyai pengetahuan cukup. Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 26 orang (87%) dan dari jumlah tersebut ada 12 responden (46%) mempunyai pengetahuan cukup. Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa seagian besar responden mempunyai anak 2 4 yaitu sebanyak 18 orang (60%) dan dari jumlah tersebut ada 8 responden (44%) mempunyai pengetahuan cukup. Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mendapat informasi dari masyarakat yaitu sebanyak 16 orang (53%) dan dari jumlah tersebut ada 6 responden (38%) mempunyai pengetahuan baik. Dan ada 6 responden (38%) mempunyai pengetahuan cukup. Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahgui bahwa hampir setengahnya responden mempunyai pengetahuan baik tentang pantangan makanan pada masa nifas yaitu sebanyak 14 orang (47%). Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah hasil "tahu" dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. Pendapat lain menyatakan Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (belief), tahayul (supertition) dan penerangan berbeda dengan buah pikiran (ideas) dan tidak semua pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang merupakan ilmu pengetahuan (Soekanto, 2007: 6). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa paling banyak responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang pantangan makan pada masa nifas, hal ini baik karena dasar dari perilaku seseorang berawal dari pengetahuan. Perlu diketahui adalah bahwa pengetahuan seseorang tidak dapat terbentuk dengan sendirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan dalam hal ini adalah pengetahuan tentang pantangan makanan pada saat nifas. Seseorang yang tidak bekerja, anak lebih dari satu dan sumber informasi dari masyarakat dapat mempunyai pengetahuan yang baik apabila mereka selalu mencari informasi dari masyarakat setempat. Menurut mereka sangat diperlukan untuk keadaan mereka saat itu, khususnya informasi tentang pantangan makanan pada masa nifas. Faktor lingkungan sekitar, tetangga, orang yang lebih berpengalaman atau dari media elektronik seperti TV dan radio. Jadi pekerjaan, jumlah anak, sumber informasi tidak selalu menjadi penentu tingkat pengetahuan seseorang.

2. Perilaku ibu tentang pantangan makanan pada masa nifas di Polindes Ny. Amirul Cholifah Sumberwono Bangsal Mojokerto tanggal 2 Juni 2 Juli 2010.

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dengan usia reproduksi 20-35 tahun yaitu sebanyak 18 orang (60%) dan dari jumlah tersebut didapat paling banyak yaitu 12 responden (67%) mempunyai perilaku negatif. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dikathui bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 20 orang (67%) dan dari jumlah tersebut ada 12 responden (60%) mempunyai perilaku negatif. Dan ada 10 responden (50%) mempunyai pengetahuan cukup. Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 26 orang (87%) dan dari jumlah tersebut ada 18 responden (69%) mempunyai perilaku negatif. Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa seagian besar responden mempunyai anak 2 4 yaitu sebanyak 18 orang (60%) dan dari jumlah tersebut ada 12 responden (67%) mempunyai perilaku negatif. Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mendapat informasi dari masyarakat yaitu sebanyak 16 orang (53%) dan dari jumlah tersebut ada 10 responden (63%) mempunyai perilaku negatif. Dan ada 6 responden (38%) mempunyai pengetahuan cukup. Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukka bahwa lebih dari 50% yaitu 18 responden (60%) mempunyai perilaku negatif tentang pantangan makana pada waktu nifas.

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku seseorang terhadap suatu objek merupakan perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau memihak (unfavorable) pada objek penelitian tersebut (Anwar, 2007:5).Banyaknya responden yang memiliki perilaku negatif tentang pantangan makanan pada masa nifas akan sangat mempengaruhi pola makan selama masa nifas jika mereka cenderung untuk tidak mentaati pantangan (makanan yang kurang sehat dan konsumsi makanan yang berlebihan) tersebut maka akan berdampak pada pemulihan kondisi fisik mereka pada masa nifas, terutama untuk kembalinya alat-alat kandungan seperti semula mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama dari seharusnya.Banyaknya perilaku responden yang negatif banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut seperti informasi, dimana Informasi memberikan pengaruh besar terhadap perilaku. Apabila ibu nifas diberikan informasi tentang pantangan makanan pada masa nifas dengan jelas, benar dan komprehensif termasuk akibatnya jika melanggarnya maka ibu akan lebih berperilaku positif terhadap pantangan makanan berkala. Faktor yang lain adalah ekonomi. Kondisi ekonomi yang kurang akan mempengaruhi daya beli ibu untuk membeli makanan makanan yang bergizi sehingga mereka cenderung lebih memilih makanan yang lebih mudah dijangkau dari segi ekonomi walaupun sebenarnya makanan tersebut kurang baik yang tidak mengandung gizi yang dibutuhkan bagi kesehatan ibu saat nifas yaitu tahu, tempe saja. Faktor lingkungan atau budaya juga sangat mempengaruhi perilaku ibu terhadap pantangan makanan pada masa nifas, yaitu mengikuti budaya setempat tidak boleh makan makanan seperti ayam, daging, ikan laut, dan lain lain atau merupakan budaya yang kurang baik, maka hal tersebut akan cenderung membentuk perilaku ibu yang negatif.

3. Hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu tentang pantangan makanan pada masa nifas di Polindes Ny. Amirul Cholifah Sumberwono Bangsal Mojokerto tanggal 2 Juni 2 Juli 2010.

Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 responden dalam penelitian ini, dari 14 responden yang mempunyai pengetahuan baik 12 responden (40%) mempunyai sifat positif, 12 responden yang mempunyai pengetahuan cukup, 12 responden (40%) mempunyai perilaku negatif dan 4 responden yang mempunyai pengetahuan kurang, 4 responden (13,3%) mempunyai perilaku negatif. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan baik cenderung mempunyai perilaku positif terhadap pantangan makanan pada masa nifas.

Hasil Tabel tabulasi silang, selanjutnya dilakukan perhitungan chi-square dengan bantuan SPSS 15 for windows. . Hasil uji chi square dengan ( = 0,05 didapat nilai signifikan ( = 0,000, maka ( = 0,000 < ( = 0,05 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan pengetahuan dengan perilakuibu tentang pantangan makanan pada masa nifas.

Perilaku makan ibu nifas secara kualitatif dapat diketahui dari frekuensi, jenis, dan porsi makan ibu selama menyusui bayinya. Frekuensi makan ibu nifas yang dianjurkan yaitu makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) dan sesuai dengan porsinya. Sedangkan jenis makanan yang dianjurkan adalah semua makanan yang mengandung semua unsur utama dalam tubuh terutama karbohidrat, protein, dan lemak yang many dikonsumsi secara seimbang dan tidak berlebihan dengan porsi makan 2 kali porsi makan waktu hamil. lbu menyusui diwajibkan menambah konsumsi protein hewani hingga 1,5 kali dengan jumlah normal (Krisnatuti, 2005: 2)Hal yang harus diketahui oleh seorang ibu pada masa nifas adalah pola makan sehat selama nifas. Petunjuk pola makan yang sehat adalah makanan yang dikonsumsi memiliki jumlah kalori dan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air. Selain makanan utama ibu nifas harus mengkonsumsi cemilan dan jus buah-buahan sebagai makanan selingan. Adapun dampak dari perilaku pantangan makanan yang salah pada ibu nifas adalah kekurangan zat gizi sehingga penyembuhan luka akan lebih lama sembuh bahkan bisa timbal infeksi. Apalagi pada ibu nifas tentu sangat membutuhkan makanan bergizi untuk memulihkan kondisi, mempercepat kesembuhan luka, dan proses laktasi (Zalilah, 2005: 2).

Hasil analisa didapatkan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan baik cenderung mempunyai perilaku positif terhadap pantangan makanan pada masa nifas dan ibu yang mempunyai pengetahuan kurang akan cenderung berperilaku negatif pada pantangan makanan masa nifas. Sebenarnya pantangan makanan pada saat nifas adalah kurang benar, karena apabila seseorang salah mengerti tentang pantangan makanan pada masa nifas maka seseorang tersebut cenderung untuk melakukan pantangan makanan secara penuh tanpa memikirkan asupan gizi yang dibutuhkan tubuhnya untuk pemulihan pada masa nifas dan masa menyusui. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tarak / pantangan makanan pada masa nifas supaya tidak terjadi kesalahan asumsi dan persepsi dan untuk membentuk perilaku ibu yang tepat terhadap tarak / pantangan makanan pada masa nifas maka peran petugas kesehatan untuk dapat aktif memberikan bimbingan, arahan yang berupa penyuluhan kesehatan pada masyarakat. BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Polindes Ny. Amirul Cholifah Sumberwono Bangsal Mojokerto tahun 2010 pada 30 responden didapat bahwa :

1. Bahwa paling banyak responden mempunyai pengetahuan baik tentang pantangan makanan pada saat nifas yaitu sebanyak 14 orang (47%).

2. Bahwa paling banyak responden mempunyai perilaku negatif tentang pantangan pada masa nifas yaitu 18 responden (60%).

3. Hasil uji chi square dengan ( = 0,05 didapat nilai signifikan ( = 0,000, maka ( = 0,000 < ( = 0,05 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu tentang pantangan makanan pada masa nifas di Polindes Ny. Amirul Cholifah Sumberwono Bangsal Mojokerto tanggal 2 Juni 2 Juli 2010.B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang perlu disampaikan adalah :

1. Praktis

a. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini terbukti ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu tentang pantangan makanan pada masa nifas maka perlu kiranya untuk memberikan motivasi atau penyuluhan tentang pentingnya gizi yang harus dikonsumsi oleh ibu nifas supaya pemulihan fisik ibu kembali pada mestinya.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkan komunikasi informasi, edukasi dan motivasi pada ibu nifas mengenai pengetahuan dan perilaku tentang pantangan makanan sehingga ibu dapat mengerti pentingnya asupan gizi, dengan kerjasama dengan ahli gizi membuat brosur brosur tentang kandungan gizi dari makanan.

2. Teoritis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini memberikan saran bagi peneliti untuk memperoleh pangalaman didalam melakukan penelitian analitik tentang hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu tentang pantangan makanan pada masa nifas.

b. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan didalam pelaksanaan penelitian atau pembuatan Karya Tulis Ilmiah ditahun tahun mendatang.

67