kelompok 4 bangpin (bayu, gabriela, irene, intan, imroatin, agus).pdf

34
KELOMPOK 4

Upload: irene-dien

Post on 22-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

KELOMPOK 4

Jendela Untuk memasukkan cahaya

matahari kedalam ruangan dan

membantu sirkulasi udara dalam

ruang, sehingga ruangan menjadi

nyaman. Dari fungsi tersebut

jendela perlu ditempatkan pada

dinding yang berhubungan

dengan ruang luar.Pada jendela

dengan kaca besar berfungsi untuk

mewujudkan adanya hubungan

antara interior dan eksterior.

1. Fixed window: tipe jendela yang tidak

bervebtilasi sehingga hanya bisa memasukkan

sumber cahaya dan tidak bisa memasukkan

sirkulasi udara.

2. Double Hung Window: jendela yang terdiri atas 2

daun yang disusun vertikal dan dioperasikan

dengan cara menggeser salah satu daun jendela

secara vertikal.

3. Single Hung Window: jendela yang memiliki

bentuk sama dengan Double Hung Window,

tetapi hanya 1 daun yang dapat digeser.

4. Sliding Window: jendela yang dibuka dan ditutup

dengan digeser secara horizontal.

5. Casement Window (jendela ayun): jendela yang

satu sisinya terkait dan dioperasikan dengan cara

diayun keluar atau ke dalam.

6. Awning Dan Hopper: mirip dengan Casement

Window tapi sisi yang terkait adalah sisi atas atau

bawahnya.

7. French Window: tipe jendela dengan sepasang

jendela ayun yang juga berfungsi sebagai akses

keluar masuk.

8. Pivoted Window: tipe jendela yang daun

jendelanya dapat berputar 90 derajat atau 180

derajat secara horizontal maupun vertikal.

9. Jalousie Window: tipe jendela yang memiliki

pelat-pelat panjang horizontal dari kayu yang

tersusun rapat.

10. Bay Window: adalah tipe jendela yang menjorok

ke depan.

11. Bow Window: tipe jendela yang hampir mirip

dengan Bay Window, bedanya pada format

jendela yang dibuat melengkung.

11. Ox-Eye: jendela kecil yang berbentuk lingkaran,

bundar atau oval sering disebut juga Oeli de

boeuf window biasanya aplikasi tipe jendela ini

sering terlihat menggunakan elemen kaca patri

atau kaca warna-warni.

12. Ribbon Window: bentuk horizontal memanjang

seperti pita, jendela ini bisa dibuat bersegmen

atau menerus tanpa segmen.

1. Annealed glass

Annealed glass merupakan kaca yang dibuat

melalui proses pendinginan. Kaca jenis ini merupakan

produk dasar kaca dan banyak digunakan pada

mayoritas pintu dan jendela.

2. Toughened glass

Toughened glass dihasilkan dengan cara memanaskan annealed glass hingga temperatur tinggi, kemudian meniupkan udara ke permukaannya. Proses ini memunculkan adanya motif atau bentuk – bentuk khas yang timbul akibat perbedaan tekanan antara bagian luar dan dalam kaca. Jika pecah, toughened glass cenderung akan pecah berkeping – keping namun tidak menghasilkan ujung pecahan yang tajam dibandingkan dengan annealed glass. Dengan demikian, kaca ini bisa jauh lebih aman digunakan sebagai kaca jendela.

3. Coating

Coating atau pelapisan dengan menggunakan bahan tertentu seperti bahan kimia bisa juga dilakukan pada proses pembuatan kaca. Coating biasanya menggunakan bahan kimia yang diterapkan pada permukaan kaca agar kaca menjadi tahan gores, atau mengubah tampilan optik sehingga kaca menjadi reflektif atau kaca berwarna. Untuk membuat kaca reflektif / cermin misalnya, cairan tipis dari logam yang dipanaskan, misalnya cairan alumunium atau perak, kemudian cairan tersebut dilapiskan di salah satu sisi kaca.

4. Laminasi

Selain dilapisi (coating), kaca juga bisa diciptakan dengan

menambahkan laminasi (lamination). Hal ini bertujuan

guna meredam getaran kaca atau meredam suara.

Bahan vinyl biasa dipakai sebagai laminasi untuk kaca

jendela ini. Vinyl diaplikasikan dalam layer – layer di antara

2 atau beberapa lapis kaca. Dengan adanya vinyl, kaca

menjadi lebih rekat satu sama lain, sehingga tidak mudah

retak atau meninggalkan bekas saat tergores. Kaca yang

dilaminasi ini biasanya diaplikasikan untuk kaca jendela

mobil. Namun, tak jarang kaca jenis ini juga diaplikasikan

di rumah yang berada di kondisi cuaca ekstrim.

5. Single pane dan double pane

Jendela dengan kaca single pane menyebabkan

tingkat isolasi yang rendah, sementara jendela

dengan kaca double pane mampu meningkatkan

efisiensi energi. Di rumah – rumah yang berada di

lingkungan dengan kondisi suhu yang dingin, kaca

jenis double pane lebih banyak digunakan dan

biasanya disisipkan gas argon untuk meningkatkan

efisiensi energinya.

6. Tinted glass

Tinted glass atau kaca yang diberi warna biasanya

hadir dalam varian yang lebih spesifik, yakni tinted-

heat absorbing glass. Kaca jenis ini didesain untuk

mengurangi radiasi panas yang masuk melalui kaca

jendela.

7. Low-E

Sesuai namanya, kaca Low-E merupakan jenis kaca yang rendah emisivitas. Kaca jenis ini tergolong kaca dengan kualitas tinggi dan salah satu jenis kaca terbaik karena kemampuannya untuk merefleksikan atau memantulkan kembali radiasi panas hingga 70%. Yang menarik dari jenis kaca ini adalah, meskipun mampu memantulkan kembali panas dari cahaya matahari, intensitas cahaya matahari yang masuk atau tembus melalui kaca sama dengan intensitas cahaya matahari yang tembus melalui kaca biasa. Dengan kata lain, ruangan yang dipasangi jendela dengan kaca Low-E akan tetap terang dan dipenuhi cahaya alami tanpa terasa panas yang berlebihan.

8. Tempered glass

Bahasan mengenai tempered glass sudah pernah

disajikan di sini. Tempered glass sendiri merupakan

salah satu jenis kaca terkuat dan umum digunakan

sebagai pintu atau dinding ruangan yang terbuat

dari kaca. Kaca ini juga lebih tepat digunakan di

outdoor atau luar ruangan. Jika tempered glass ini

pecah, pecahannya akan membentuk butiran –

butiran kecil dan bukan membentuk pecahan –

pecahan dengan ujung yang tajam yang bisa

menggores permukaan kulit.

9. Security glass

Kaca jenis ini biasanya tampil dengan warna yang

buram dan tak tembus cahaya. Beberapa

jenis security glass bahkan memiliki tekstur yang khas.

Kaca jenis ini sangat tepat diaplikasikan pada

jendela bagi Anda yang menginginkan privasi lebih

pada rumah.

KONDISI SUHU KELEMBABAN

SNI-14-1993-03

Sejuk Nyaman 20.8°C – 22.8°C 40 % - 70 %

Nyaman Optimal 22.8 °C – 25.8°C

Hangat Nyaman 25.8°C – 27.1°C

Basaria(2005)

Sejuk Nyaman

Ambang Atas

20.5°C – 22.8°C

24°C

50 %

80%

Nyaman Optimal

Ambang Atas

25.8°C – 25.8°C

28°C

70%

Hangat Nyaman

Ambang Atas

25.8°C – 27.1°C

31°C

60%

Menkes

Sehat 18°C - 26°C 40 % – 60 %

The experimental system with controlled shading and controlled ventilation

The experimental and control cells viewed from the south with the shade system and without the shade system

Comfort range in California: 18.33 C – 25.55 C

ANALISIS KECERDASAN DASAR

Smart Window on Thermal Comfort

ANALISIS KECERDASAN DASAR

Smart Window on Thermal Comfort

Dari hasil series yang dibandingkan dapat disimpulkan bahwa series 2 dan

series 4 merupakan series yang baik untuk diaplikasikan pada bangunan

A climate-response control for a natural ventilation system, which can predict indoor thermal comfort and determine the appropriate window opening level needed to provide passive cooling.

Predicted Mean Vote (PMV) was selected to evaluate the thermal comfort, which was calculated based on parameters of environment and occupant characteristics.

Six parameters of environment

and occupant characteristics

associated with the PMV index:

• air temperature,

• relative humidity

• air velocity

• mean radiant temperature

• clothes insulation

• occupant activity

Occupant activity and clothes insulation are almost constant. Four of the

environment parameters else were measured by two indoor sensor, attached

with sensors to record temperature, wind speed, mean radiation temperature,

relative humidity and CO2 concentration separately.

Several wind sensors were attached on the windows, which were to measure

the air flow through the window during the natural ventilation process.

The outdoor climate parameters were monitored by a mini weather station installed on the roof of the house. The weather station could record outdoor

temperature, relative humidity, wind direction and speed, as well as solar

radiation.

The PMV Prediction model was firstly

built based on closed window

condition. Without the interfering of

air flow through the windows.

The window open area and how long

the window position lasts will affect

the indoor environment

• PMV of a forecast time of

10 minutes is predicted

with the model and

current indoor

environment and exterior

climate.

• produce the Window

Function 1, which can be

+25%, -25% or No change,

depending on the PMV

prediction.

• About 5 minutes after the

Window Function 1

performs, PMV Prediction

model runs again. The purpose for the 2nd prediction is to make sure if the tendency of

thermal comfort is in demand.

Then Window Function 2 is produced based on the 2nd prediction. In that

way, the control logic has two chances to adjust the windows in 10

minutes.

Typical days in warm season

• Pada musim panas di

bulan Mei dan

September suhu

dibawah 80 F.

• Pada bulan Juni dan

Agustus temperatur

berkisar 80 F.

• Pada bulan Juli

temperatur diatas 80 F

ketika diatas jam 10

pagi.

Melihat temperatur udara pada musim panas dapat diterapkan sistem

penghawaan alami untuk penghematan energi.

• The possible cooling energy

reduction through the use of a

combination of mechanical and natural ventilation system.

• The simulation results indicate

significant energy savings to be

achieved by proper usage of

natural ventilation, particularly between April and October.

• Using natural ventilation, the

annual electrical consumption

for cooling is only 502kWh, much

smaller than the counterpart of baseline, 1558kWh.

• About 67.8% of electricity

consumption has been saved over the course of a typical year.

PELAKU AKTIVITAS RUANG ESTIMASI WAKTU

• General Manager Datang/Absen Lobby 08.00 – 08.15

Bekerja Workshop 08.15 -12.00, 13.00-16.00

Menemui Tamu Ruang Tamu 09.00-10.00

Ishoma Mushola, Pantry 12.00-13.00

Pulang/Absen Lobby 16.00-16.10

• Manager Bidang • Sekretaris • Administrasi • Staf

Datang/Absen Lobby 08.00 – 08.15

Bekerja Workshop 08.15-12.00

Ishoma Mushola, Pantry 12.00-13.00, 13.00-16.00

Pulang/Absen Lobby 16.00-16.10

• Tamu Datang Ruang Tamu 09.00-10.00

Duduk Ruang Tamu

Pulang Lobby

• Cleaning Service Datang/Absen Lobby 08.00 – 08.15

Bersih-bersih Kantor 08.15-12.00, 13.00-16.00

Ishoma Mushola, Pantry 12.00-13.00

Pulang/Absen Lobby 16.00-16.10

CONTOH:

Analisis pada ruang kantor/kerja menurut pelaku, aktivitas, kebutuhan ruang,

estimasi waktu:

AKTIVITAS KENYAMANAN TERMAL VISUAL AUDIO

MENULIS 28 BTU 400 LX 30 dB

MEMBACA 18 BTU 400 LX 30 dB

MENERIMA TAMU 18 BTU 100 LX 45 dB

BERISTIRAHAT (DUDUK) 18 BTU 100 LX 30 dB

BERJALAN 31 BTU 100 LX 50 dB

BERDIRI 26 BTU 100 LX 30 dB

RAPAT 18 BTU 400 LX 20 dB

KUANTITATIF RUANG KERJA PENELITI:

• LUAS RUANG KERJA PENELITI 350 M2

• KEDALAMAN RUANG 10 M

• LEBAR RUANG 18 M

• 12-15 ORANG PER RUANG

• TINGGI CEILING 4 M

KUALITATIF RUANG PENELITI: GROUP OFFICES

Keseimbangan termal dalam ruang kerja

sumber gambar: Ilmu Fisika Bangunan, Heinz Frick