percobaan 4 kimia
DESCRIPTION
LaporanTRANSCRIPT
Percobaan 4
TERMOKIMIA DAN HUKUM HESS
I. Hari/ Tanggal : Jum’at/ 4 Januari 2013
II. Tujuan Praktikum :
1. Mengukur kalor reaksi dengan alat yang sederhana
2. Mengumpulkan dan menganalisis data termokimia
3. Menerapkan hukum Hess
III. Landasan Teori
Kajian tentang kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh reaksi kimia disebut
termokimia. Termokimia merupakan cabang dari termodinamika karena tabung reaksi dan
isinya membentuk sistem. Jadi, kita dapat mengukur (secara tak langsung, dengan cara
mengukur kerja dan dikenai atau keraikan temperatur) energi yang dihasilkan oleh reaksi
sebagai kalor dan dikenal sebagai q1 bergantung pada kondisinya, apakah dengan perubahan
energi dalam atau perubahan entalpi. Sebaliknya, jika kita tahu ΔV atau ΔH suatu reaksi, kita
dapat meramalkan jumlah energi yang dihasilkannya sebagai kalor.
Hukum Hess
“Entalpi reaksi secara keseluruhan adalah jumlah entalpi reaksi dari reaksi-
reaksi individual yang merupakan bagian dari suatu reaksi”
Tahap-tahap individual tidak perlu direaksikan dalam praktek bisa saja hanya reaksi-
reaksi hipotesis. Satu-satunya syarat adalah reaksi-reaksi itu harus seimbang. Dasar
termodinamika hukum ini adalah ΔHo tidak tergantung pada jalannya, dan pengertian bahwa
kita dapat meraksikan reaktan tertentu melalui berbagai reaksi (yang mungkin hipotesis)
menghasilkan produk tertentu, dan secara keseluruhan memperoleh perubahan entalpi yang
sama.
(Atkins, P.W,1999 : 47-54)
Keadaan termodinamika adalah keadaan makroskopik dari suatu sistem dimana sifat-
sifatnya hanya ditentukan oleh peralatan laboratorium yang menjaga sifat-sifat tersebut pada
nilai tertentu yang dipilih dan tidak tergantung pada waktu.
Panas dan kerja, keduanya adalah bentuk perpindahan energi kedalam atau keluar
sistem; mereka dapat dibayangkan sebagai energi dalam keadaan singgah. Jika perubahan
energi disebabkan oleh kontak mekanik sistem dengan lingkungannya, maka kerja dilakukan.
Jika perubahan itu, disebabkan oleh kontak luar (menyebabkan persamaan suhu), maka kalor
dipindahkan. Dalam banyak proses, kalor dan kerja keduanya menembus batas sistem, dan
perubahan energi dalam sistem adalah jumlah dari kontribusi itu. Pernyataan ini disebut
hukum pertama termodinamika, yang mempunyai rumus matematika
ΔE = q + W
(Oxtoby, David W, 2001 : 190-197)
Termodinamika adalah suatu cabang ilmu yang mempelajaru perubahan energi secara
kimia dan fisis. Menurut hukum Hess termodinamika, perubahan energi yang menyertai
perubahan wujud dinyatakan dalam rumus :
ΔE = Q – W
Dengan Q = kalor yang diserap oleh sistem
W = Kerja yang dilakukan oleh sistem
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung pada tekanan tetap. Kerja dirumuskan dengan
persamaan :
W = PAV
Dengan P = tekanan gas, dan ΔV = perubahan volume untuk sistem gas. Oleh
karenanya pada tekanan tetap :
ΔE = Q-PΔV
Bila ΔV = 0, maka ΔE = Q. Kuantitas kalor yang diserap pada tekanan tetap disebut
entalpi (ΔH)
Untuk reaksi kimia, ΔH adalah kalor reaksi. ΔH suatu reaksi kimia dapat ditetapkan
dengan mengukur perubahan suhu yang mengiringi reaksi sejumlah reagen tertentu, lalu
dikoreksi dengan kalor yang diserap oleh kalorimeter (tetapan kalorimeter).
Konversi mengenai tanda adalah serbagai berikut. Untuk reaksi eksotermik, kalor
diberikan oleh sistem reaksi ke sekeliling, tanda Qrks negatif. Untuk reaksi endotermik, Qrks
positif. Sama halnya untuk reaksi eksotermik, ΔHrks negatif dan untuk reaksi endotermik
ΔHrks positif.
Perhatikan bahwa dalam percobaan ini kalor yang diukur diserap oleh sekeliling
(yaitu air dan kalorimeter) sehingga tanda harus diubah sebelum mencari Hrks. Isilah
eksotermik dan endotermik dikaitkan dengan aliran kalor dari sistem reaksi sehingga
Qrks = -Qsekeliling
(Penuntun Praktikum Kimia Dasar, 2012 :56)
Hukum termodinamika telah berhasil diterapkan dalam penelitian tentang proses
kimia dan fisika. Hukum pertama termodinamika didasarkan pada hukum kekekalan energi.
Hukum kedua termodinamika berkenaan dengan proses alami atau proses spontan. Hukum
kedua menyatakan bahwa untuk proses spontan, perubahan entalpo semesta haruslah positif.
Termodinamika dalam sistem biologis. Banyak reaksi yang memiliki pengaruh
biologis yang signifikan merupakan reaksi nonspontan. Jika dengan bantuan enzim, reaksi
semacam in digandengkan dengan reaksi yang memiliki perubahan energi bebas Gibbs
negatif, reaksi bersinya akan bisa terjadi dan produk yang diinginkan bisa diperoleh.
Salah satu tujuan utama mempelajari termodinamika, dari sudut pandang kimiawan,
ialah agar dapat memprediksi apakah suatu reaksi akan terjadi atau tidak, ketika sejumlah
pereaksi dicampur pada sekumpulan kondisi tertentu (misalnya, pada suhu, tekanan, dan
konsentrasi tertentu).
(Chang, Raymond, 2004 : 165-166)
Reaksi yang berlangsung dalam sistem kimia, selalu disertai dengan perubahan panas.
Akibatnya entalpi sistem juga berubah. Telah dikemukakan bahwa reaksi kimia umumnya
berlangsung pada tekanan tetap. Sehingga, perubahan entalpi (ΔH) sesuai dengan banyaknya
panas yang dibebaskan atau diserap (q) oleh sistem :
ΔH = q
ΔH atau q ini hanya ditentukan oleh keadaan awal (reaktan) dan keadaan akhir (hasil
akhir) sistem tersebut :
ΔH reaksi = ΔH hasil – ΔH awal
Pada reaksi eksoterm, sistem membebaskan reaksi panas sehingga harga q adalah
negatif maka ΔH juga negatif. Pada reaksi endoterm, sistem menyerap panas sehingga harga q
adalah positif, sistem menyerap positif. Perubahan entalpo pembentukan beberapa senyawa
dalam kkal/mol pada suhu 25oC dan tekanan 1 atm.
Hukum Hess
Menurut hukum Hess panas reaksi tidak tergantung pada arahnya reaksi akan tetapi
ditentukan oleh keadaan awal dan akhir.
Reaksi pembakaran etanol dapat dianggap sebagai penjumlahan reaksi-reaksi berikut :
C2H5OH(l) 2C(s) + 3H2(g) + ½ O2(g) ΔH = + 66,4 kkal
2C(s) + 2O2(g) 2CO2(g) ΔH = - 188,2 kkal
3 H2(g) + 3/2O2 3H2O(g) ΔH = - 173, 4 kkal
C2H5OH(l) + 3O2(g) 2CO2(g) + 3H2O(g) ΔH = -295,2 kkal
(Tida Koci Ham, 1981 : 66)
Pertanyaan Pra Praktek
1. Berikan pengertian tentang : (a) entalpi; (b) sistem terisolasi; (c) sistem terbuka;
(d)sistem tertutup; (e)lingkungan; (f)kalorimeter; (g)eksotermik
Jawaban :
(a) Entalpi adalah kuantitas kalor yang diserap pada tekanan tetap
(b) Sistem terisolasi adalah tidak terjadi pertukaran materi dan energi dengan
lingkungannya
(c) Sistem terbuka adalah terjadi pertukan materi dan energi dengan
lingkungannya
(d) Sistem tertutup adalah terjadi pertukaran energi dengan lingkungan namun
tidak pada materi
(e) Lingkungan adalah bagian lain dari alam semesta yang berinteraksi dengan
sistem
(f) Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor reaksi
(g) Eksoterm adalah kalor yang mengalir dari sistem ke lingkungannya
2. Apa perbedaan antara entalpi dengan energi dalam ΔE ?
Jawaban :
- Entalpi adalah kuantitas atau jumlah kalor yang diserap pada tekanan tetap/
standar suatu reaksi
- Energi dalam ΔE adalah energi yang berada didalam suatu sistem yang
keberadaannya dipengaruhi oleh suhu
IV. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Gelas ukur
2. Kalorimeter
3. Termometer
4. Alat Pengaduk
5. Gelas kimia
6. Gelas busa
7. Bunsen
B.Bahan
1. 40 ml Air suling
2. 40 ml larutan NaOH IM
3. 40 ml larutan HCl 1 M
V. Prosedur Kerja
A. Penentuan tetapan kalorimeter
1.
Diukur 40 ml dengan gelas ukur
Dituangkan ke kalorimeter
Dilengkapi termometer dan alat pengaduk
Ditutup
Dicatat suhuh (Td)
2.
Diukur 40 ml dengan gelas ukur
Dituangkan ke gelas kering
Dipanaskan 60o sampai 700
Diukur suhu air panas dengan tepat (Tp) dengan termometer yang sama
Ditutup
Dicatat suhu setiap 15 detik sambil mengaduk campuran
Air Suling
Kalorimeter
Air Suling
Catatan :
Suhu larutan akan segera mencapai maksimum, lalu perlahan-lahan turun. Bila mulai turun, catat suhu setiap 1 menit sampai tak ada lagi perubahan suhu.
Dengan menanggap bobot 40 ml air suling adalah 40 gr dan kalor jenis air adalah 4,184J/goC maka tetapan kalorimeter dapat dihitung dari persamaan
c Mp (Tp – Tm) = c Md (Tm – Td) + W (Tm – Td)
dengan c = kalor jenis air 4,184J/goC
Mp = bobot air panas
Md = bobot air dingin
Tp = Suhu air panas sebelum bercampur
Td = Suhu air dingin sebelum bercampur
Tm = Suhu campuran
W = Tetapan kalorimeter J/oC
Diulangi prosedur, lalu rata-ratakan hasilnya
Ditunjukkan hasilnya pada asisten
B. Penentuan ΔH netralisasi untuk reaksi asam-basa
Dimasukkan Dimasukkan
Didekatkan
Diukur suhu basa Diukur suhu asam
Dimasukkan
Hasil
40 ml larutan NaOH 1 M 40 ml larutan HCl 1M
Kalorimeter + NaOH Kalorimeter + NaOH
Kalorimeter + NaOH
Kalorimeter + NaOH+HCl
Dicatat suhu maksimum Yb
Catatan.
Suhu kedua larutan tidak boleh berselisih lebih dari 0,5oC. Bila suhu tidak sama, sesuaikan suhu larutan asam dengan cara menghangatkan piala dengan telapak tangan atau meredamnya dalam air dingin.
Bila suhu sudah sama, masukkan larutan asam cepat-cepat kedalam kalorimeter, aduk dan catat suhu maksimum seperti pada prosedur A.
Hasil