percobaan 3

17
KOEFISIEN PARTISI A. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH larutan terhadap koefisien partisi obat yang bersifat asam lemah dalam campuran pelarut kloroform-air. B. LANDASAN TEORI Kelarutan suatu obat di dalam, misanya air mudah ditentukan dengan mengocok kelebihan obat tersebut dalam air atau dapar sampai tercapai kesetimbangan dan kemudian menggunakan spektrofotometri UV untuk menentukan konsentrasi obat yang telah hilang ke dalam larutan ( Watson, 2009). Istilah kelarutan dalam pengertian umumkadang-kadang perlu digunakn, tanpa mengindahkan perubahan kimia yang mungkin terjadi pada pelarutan tersebut. Pernyataan kelarutan zat pada bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 20 o dan kecuali dinyatakan lain menunjukkan bahwa, 1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut. Pernyataan kelarutan yang tidak disertai angka adalah kelarutan pada suhu kamar. Kecuali dinyatakan lain, zat jika dilarutkan boleh menunjukkan sedikit kotoran mekanik seperti bagian kertas saring, serat dan butiran debu (Ditjen POM, 1979) Kita menggunakan istilah kelarutan unruk mengacu pada konsetrasi suatu larutan jenuh dari sebuah larutan dalam sebuah pelarut pada kondisi suhu tertentu. Sebuah larutan jenuh dapat di hasilkan dari penambahan zat terlarut sampai tidak ada lagi yang bisa terurai, atau dengan meningkatkan kondeensasi ion ion

Upload: nurhayatinasridboba

Post on 10-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Percobaan Tiga

TRANSCRIPT

  • KOEFISIEN PARTISI

    A. TUJUAN

    Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH larutan

    terhadap koefisien partisi obat yang bersifat asam lemah dalam campuran pelarut

    kloroform-air.

    B. LANDASAN TEORI

    Kelarutan suatu obat di dalam, misanya air mudah ditentukan dengan

    mengocok kelebihan obat tersebut dalam air atau dapar sampai tercapai

    kesetimbangan dan kemudian menggunakan spektrofotometri UV untuk

    menentukan konsentrasi obat yang telah hilang ke dalam larutan ( Watson, 2009).

    Istilah kelarutan dalam pengertian umumkadang-kadang perlu digunakn, tanpa

    mengindahkan perubahan kimia yang mungkin terjadi pada pelarutan tersebut.

    Pernyataan kelarutan zat pada bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu

    20o dan kecuali dinyatakan lain menunjukkan bahwa, 1 bagian bobot zat padat

    atau 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut.

    Pernyataan kelarutan yang tidak disertai angka adalah kelarutan pada suhu kamar.

    Kecuali dinyatakan lain, zat jika dilarutkan boleh menunjukkan sedikit kotoran

    mekanik seperti bagian kertas saring, serat dan butiran debu (Ditjen POM, 1979)

    Kita menggunakan istilah kelarutan unruk mengacu pada konsetrasi suatu

    larutan jenuh dari sebuah larutan dalam sebuah pelarut pada kondisi suhu tertentu.

    Sebuah larutan jenuh dapat di hasilkan dari penambahan zat terlarut sampai tidak

    ada lagi yang bisa terurai, atau dengan meningkatkan kondeensasi ion ion

  • sehingga pengendapan terjadi. Pengendapan tersebut dapat di analisa untuk

    menentukan kelarutan suatu larutan.(Day R. A. 2002). Kelarutan suatu zat terlarut

    di dalam pelarut tergantung pada tingkat kepolaran pelarut dan zat terlarut atau

    komponen polar akan larut dalam pelarut polar serta komponen non polar akan

    larut dalam pelarut non polar ( Anam, 2010 ).

    Larutan buffer merupakan larutan yang semua pH-nya dapat dikatakan

    tetap, walaupun ditambahkan sedikit asam atau basa. Biasanya larutan buffer

    mengandung asam lemah beserta basah lemah konjugatnya dalam konsentrasi

    yang hampir sama. Larutan Buffer berperan besar dalam mengontrol kelarutan

    ion-ion dalam larutan sekaligus mempertahankan pH dalam proses biokimia dan

    fisiologis (Oxtoby & David, W,. 2009)

    Campuran homogeny antara dua zat atau lebih dikenal sebagai larutan.

    Suatu campuran dikatakan homogen karena susunannya seragam sehingga tidak

    teramati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskopic optic.

    Larutan (solution) terdiri atas zat pelarut (solvent) dan satu atau lebih zat terlarut

    (solute). Pelarut merupakan medium tempat zat lain melarut. Pelarut dikenal juga

    sebagai zat pendisersi, yaitu empat menyebarnya partikel-partikel zat terlarut. Zat

    terlarut adalah zat yang terdispersi di dalam pelarut (Sumardjo, 2008). Polaritas

    pelarut yang digunakan harus disesuaikan dengan komponen target, sesuai dengan

    prinsip kelarutan like dissolve like yaitu pelarut polar akan melarutkan senyawa

    polar dan pelarut non polar akan melarutkan senyawa non polar(Lestari, 2008).

    Pelarut organik biasanya dipakai dalam proses manufaktur bahan baku

    farmasetika, dengan tujuan anatara lain untuk memperbanyak hasil produk,

  • memperbaiki proses kristalisasi, meningkatkan kelarutan, homogenisasi dan lain-

    lain ( Darmawati, 2008 ).

    Benzoat yang umum digunakan adalahbenzoat dalam bentuk

    garamnya karena lebih mudah larut dibanding asamnya. Dalam bahan

    pangan, garam benzoat terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam

    benzoat yang tidak terdisosiasi. Bentuk ini mempunyai efek racun pada

    pemakaian berlebih terhadap konsumen, sehingga pemberian bahan pengawet

    ini tidak melebihi 0,1% dalam bahan makanan( Siaka, 2009 )

  • C. ALAT DAN BAHAN

    1. Alat

    Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu :

    a. Batang Pengaduk

    b. Corong

    c. Gelas Kimia

    d. Gelas Ukur 5ml

    e. Kertas Saring

    f. Labu Ukur 50 ml

    g. Neraca Analitik

    h. Oven

    i. Pipet Tetes

    j. Pipet Volume 10 ml.

    k. Tabung Reaksi

    2. Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu :

    a. Alumunium Foil

    b. Amonium (NH4)

    c. Amonium Klorida (NH4Cl)

    d. Aquades (H2O)

    e. Asam benzoat (C8H5COOH)

    f. Asam Salisilat (C9H8O4)

    g. Natrium Klorida (NaCl)

  • h. Natrium Salisilat (C7H5NaO3)

  • D. PROSEDUR KERJA

    - Dipipet 10 ml

    - Dimasukan kedalam tabung reaksi

    - Ditambahkan 2 g asam benzoat

    - Dikocok hingga 5 menit

    - Disaring dengan kertas saring

    Dikeringkan

    Ditimbang kertas saring

    Dihitung kelarutan semu

    pH 5 = 8,195 M

    pH 6 = 7,450 M

    pH 7 = 5,215 M

    pH 8 = 8,195 M

    pH 9 = 8,195 M

    pH 5 pH 6 pH 8 pH 9

    Filtrasi Residu

    pH 7

  • E. HASIL PENGAMATAN

    1. Tabel Hasil Pengamatan

    No pH

    Berat Kertas saring (gram)

    Asam Benzoate tidak larut (gram)

    (berat kertas saring akhir -

    awal)

    Awal Akhir

    1 5 1,08 1,70 1,70 1,08 = 0.62

    2 6 0,99 1,50 1,50 - 0,99 = 0,51

    3 7 1,07 1,48 1,48 1,07 = 0,41

    4 8 1,07 1,63 1,63 1,07 = 0,56

    5 9 1,01 1,57 1,51 1.01 = 0,56

    2. Analisis Data

    a. Massa Asam benzoat yang larut

    Untuk pH 5

    Massa Asam Benzoat = 2 g 0,62 g

    = 1,38 g

    Untuk pH 6

    Massa Asam Benzoat = 2 g 0,51 g

    = 1,49 g

    Untuk pH 7

    Massa Asam Benzoat = 2 g - 0,41 g

    = 1.59 g

  • Untuk pH 8

    Massa Asam Benzoat = 2 g 0,56 g

    = 1, 44 g

    Untuk pH 9

    Massa Asam Benzoat = 2 g 0,56 g

    = 1,44 g

    b. Menghitung Konsentrasi Kelarutan Intrinsik (So)

    Mr Asam Salisilat =122 g/mol

    Volume 10 ml .>> 0,01 L

    Untuk pH 5

    So =

    = ,

    ,

    So = 0,011 x 100

    So = 1,1 M

    Untuk pH 6

    So =

    = ,

    ,

    So = 0,01 x 100

    So = 1 M

    Untuk pH 7

    So =

    = ,

    ,

  • So = 0,007 x 100

    So = 0,7 M

    Untuk pH 8

    So =

    = ,

    ,

    So = 0,011 x 100

    So = 1,1 M

    Untuk pH 9

    So =

    = ,

    ,

    So = 0,011 x 100

    So = 1,1 M

    c. Untuk Menghitung Konsentrasi Kelarutan Semu (S)

    pKa Asam Benzoat = 4,19

    Untuk pH 5

    log ( )

    = ( )

    ( )

    = log( )

    ( 1,1)

    1,1 = log( 5 4,19 )

    ( 1,1)

    1,1 = 6,45

    S = 6,45 x 1,1 + 1,1

  • S = 8,195 M

    Untuk pH 6

    log ( )

    = ( )

    ( )

    = log( )

    ( 1)

    1,1 = log( 6 4,19 )

    ( 1,1)

    1 = 6,45

    S = 6,45 x 1 + 1

    S = 7, 45 M

    Untuk pH 7

    log ( )

    = ( )

    ( )

    = log( )

    ( 0,7)

    0,7 = log( 5 4,19 )

    ( 0,7)

    0,7 = 6,45

    S = 6,45 x 0.7 + 0,7

    S 5,215 M

    Untuk pH 8

    log ( )

    = ( )

    ( )

    = log( )

    ( 1,1)

    1,1 = log( 5 4,19 )

  • ( 1,1)

    1,1 = 6,45

    S = 6,45 x 1,1 + 1,1

    S = 8,195 M

    Untuk pH 9

    log ( )

    = ( )

    ( )

    = log( )

    ( 1,1)

    1,1 = log( 5 4,19 )

    ( 1,1)

    1,1 = 6,45

    S = 6,45 x 1,1 + 1,1

    S = 8,195 M

    3. Tabel Berrdasarkan Hasil Perhitungan Data Pengamatan

    No Ph A B C D So S

    1 5 1,09 1,70 2 0,62 1,1 8,195

    2 6 0,99 1,50 2 0,51 1 7,450

    3 7 1,07 1,48 2 0,41 0,7 5,215

    4 8 1,07 1,63 2 0,56 1,1 8,195

    5 9 1,01 1,57 2 0,56 1,1 8,195

  • Keterangan :

    A : Massa Kertas Saring

    B : Massa Kertas Saring + Massa Asam Benzoat Tidak Larut (A+D)

    C : Massa Asam benzoat

    D : Massa Asam Benzoat yang Tidak Larut

    So : Kelarutan Intrinsik

    S : Kelarutan Semu

    4. Grafik Hubungan antara pH dan Larutan Semu

    Keterangan :

    : Kelarutan Semu (S)

    8,1957,45

    5,215

    8,195 8,195

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    0 2 4 6 8 10

    PH

    Kelarutan Semu (S)

  • F. PEMBAHASAN

    Kelarutan atau solubilitas merupakan kemampuan suatu zat kimia

    tertentu(zat terlarut) untuk dapat larut dalam suatu zat (pelarut). Kelarutan

    dinyatakan dalam jumlah maksimumzat terlarut yang larut dalam suatu pelarut

    yang larut dalam kesetimbangan. Kelarutan suatu zat dapat terjadi karena di

    pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1) pengaruh jenis zat pada kelarutan. Zat

    yang umumnya memiliki struktur kimia yang hampir mirip dapat dengan baik

    saling bercampur, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda sukar utuk

    saling bercampur. Senyawa yang bersifat polar akan sangat mudah larut dalam

    pelarut polar, sedanngkan senyawa nonpolar akan mudah larut pula pada pelarut

    yang nnonpolar.(2) Pengaruh temperatur pada kelarutan. Pada umumnya kelarutan

    pada gas dapat berkurang karena temperatur yang tinggi. Misalnya pada air, Saat

    dipanaskan pada suhu yang tinggi air lebih cepat menguap dan air yang

    dipanaskan tersebut menjadi berkurang.(3) Pengaruh Tekanan pada kelarutan,

    perubahan teanan memberikan pengaruh terhadap zat cair atau padat.(4)

    Pengadukan, merupakan cara untuk melarutkan suatu zat dengan cepat. (5)

    Partikel zat. Apabila suatu zat partikelnya kecil maka akan dengan mudah larut

    pada pelarut hal ini disebabkan oleh luas permukaan zat yang besar. Karena

    semakin kecil zat tersebut maka akan semakin besar luas permukaannya. Dalam

    proses kelarutan suatu zat terlarut di dalam zat pelarut sangat ditentukan dengan

    tingkat kepolaran dari zat terlarut maupun zat pelarut. Senyawa polar hanya akan

    larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar hanya akan larut pada senyawa

    non polar.

  • Penentuan kelarutan semu pada percobaan ini digunakan asam benzoat

    yang dicampurkan pada larutan buffer yang telah dibuat. Sebelumnya dibuat

    terlebih dahulu larutan dapar dengan pH 5 kemudian dilanjutkan membuat larutan

    dapar dengan pH 6, pH 7, pH 8 dan pH 9. Semua larutan dapar dengan pH

    berbeda-beda terlebih dahulu di larutkan. Tujuannya adalah agar dapat bercampur

    dengan asam bensoat Setelah itu tersebut dimasukkan dalam tabung reaksi dan di

    kocok hingga 5 menit. Perlu diperhatikan tahap ini tidak boleh memberhetikan

    proses pengocokkan agar sampel yang terdapat dalam tabung dapat terpisah

    dengan rata antara garam dengan asam atau garam dan basa. Larutan tersebut

    kemudian disaring untuk dipisahkan anatar Filtral dan Residu. Kemudian

    dikeringkan dengan menggunakan oven sekitar 10-20 menit. Tujuan dari

    pengeringan ini adalah agar pada saat penimbangan berat yang diukur pada

    timbangan analitik hanya berat asam bensoat yang tidak larut dan berat kertas

    saring. Kemudian diukur berat garam yang di dapatkan dengan cara berat endapan

    garam dikurangi berat kertas saring.

    Berat garam yang di dapatkan setelah melakukaan prosedur tersebut yaitu

    untuk pH 5 sebasar 0,62 gram, pH 6 sebesar 0,51 gram, pH 7 sebesar 0,41 gram,

    pH 8 Sebesar 0,56 gram dan pH 9 sebesar 0.56 gram. Perbedaan yang di dapatkan

    pada percobaan ini disebabkan karena adanya pengaruh air (H2O) pada kertas

    saring sehingga berat yang di dapatkan relatif besar. Kesalah lainnya adalah

    tingkat ketidaktepatan dalam menimbang bahan yang akan digunakan sehingga

    perhitungan yang di dapatkan nanti akan jauh berbeda dengan hasil yang

    seharusnya di dapatkan. Kesalahan lainnya adalah waktu pengocokkan larutan

    dalam tabung reaksi yang berisi asam bensoat, pada saat pengocokkan tidak

  • dilakukan selama 5 menit karena sering berhenti, akibatnya garam yang terpisah

    dengan larutan tidak didapatkan maksimal.

    Dari hasil percobaan di dapatkan konsentrasi kelarutan intrinsik dan

    konsentrasi kelarutan semu. Untuk konsentrasi kelarutan intrinsik pH 5 sebesar

    1,1 M, pH 6 sebasar 1 M, pH 7 sebesar 0,7 M, pH 8 dan pH 9 sebesar 1,1 M.

    Untuk Kelarutan semu di dapatkan hasil yaitu pH 5 sebesar 8,195 M, pH 6

    Sebesar 7,450M, pH 7 sebesar 5,215 M, pH 8 dan pH 9 sebesar 8,195 M. Data

    yang di peroleh jika dilihat pada grafik terjadi penurunan dan kenaikan

    konsentrasi pada Kelarutan semu dan kelarutan intrinsik. Jika hasil percobaan

    yang dilakukan benar maka data yang akan di dapatkan yaitu penurunan

    konsentrasi kelarutan intrinsik dan kelarutan semu. Kesalahan kesalah yang

    mungkin terjadi pada saat melakukan percobaan ini adalah kesalahan menimbang

    bahan, kesalahan mengukur volume larutan, kesalahan dalam pengocokkan,

    kesalahan dalam waktu pengeringan, serta kesalahan memasukkan rumus pada

    perhitungan bahan.

    Manfaat kelarutan dalam bidang farmasi yaitu kelarutan sangat berguna

    untuk mengetahui tingkat kelarutan senyawa obat saat dimasukkan ke dalam

    tubuh. Melalui kelarutan dapat diketahui tingkat kecepatan obat tersebut untuk

    dapat larut dalam tubuh. Kelarutan pula dapat membantu membuat sediaan padat

    dalam bentuk kristal garam contoh pembuatan Natrium Salisilat dan Amonium

    klorida.

  • G. KESIMPULAN

    Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperolah hasil bahwa Massa

    asam benzoat yang di dapatkan yaitu untuk pH 5 sebesar 0, 62 gram, pH 6 sebesar

    0,51 gram, 0,41 gram, pH 8 0,56 dan pH 9 sebesar 0,56 gram. Kelarutan intrinsik

    yang di dapatkan diantara pH 5 1,1 M, pH 6 1 M, pH 7 0,7 M dan pH 8 serta pH 9

    1,1 M. Untuk Kelarutan semu diperoleh hasil pH 5 sebasar 8.195 M, pH 6 sebesar

    7,450 M, pH 7 sebesar 5,215 M , pH 8 dan pH 9 sebesar 8,195 M.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Day , R.A., Underwood, A.L.,2000, Analisis KimiaKuantitatif Edisi Keenam. Balai Pustaka, Jakarta.

    Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

    Oxtoby, Gills, Nachtrieb, Suminar, 2000, Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

    Sumardjo, D., 2008, Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Strata l Fakultas Bioeksakta, EGC, Jakarta.

    Watson, D.C. 2009. Kimia Analis. EGC. Jakarta.