percobaan 3
DESCRIPTION
Percobaan TigaTRANSCRIPT
-
KOEFISIEN PARTISI
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH larutan
terhadap koefisien partisi obat yang bersifat asam lemah dalam campuran pelarut
kloroform-air.
B. LANDASAN TEORI
Kelarutan suatu obat di dalam, misanya air mudah ditentukan dengan
mengocok kelebihan obat tersebut dalam air atau dapar sampai tercapai
kesetimbangan dan kemudian menggunakan spektrofotometri UV untuk
menentukan konsentrasi obat yang telah hilang ke dalam larutan ( Watson, 2009).
Istilah kelarutan dalam pengertian umumkadang-kadang perlu digunakn, tanpa
mengindahkan perubahan kimia yang mungkin terjadi pada pelarutan tersebut.
Pernyataan kelarutan zat pada bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu
20o dan kecuali dinyatakan lain menunjukkan bahwa, 1 bagian bobot zat padat
atau 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut.
Pernyataan kelarutan yang tidak disertai angka adalah kelarutan pada suhu kamar.
Kecuali dinyatakan lain, zat jika dilarutkan boleh menunjukkan sedikit kotoran
mekanik seperti bagian kertas saring, serat dan butiran debu (Ditjen POM, 1979)
Kita menggunakan istilah kelarutan unruk mengacu pada konsetrasi suatu
larutan jenuh dari sebuah larutan dalam sebuah pelarut pada kondisi suhu tertentu.
Sebuah larutan jenuh dapat di hasilkan dari penambahan zat terlarut sampai tidak
ada lagi yang bisa terurai, atau dengan meningkatkan kondeensasi ion ion
-
sehingga pengendapan terjadi. Pengendapan tersebut dapat di analisa untuk
menentukan kelarutan suatu larutan.(Day R. A. 2002). Kelarutan suatu zat terlarut
di dalam pelarut tergantung pada tingkat kepolaran pelarut dan zat terlarut atau
komponen polar akan larut dalam pelarut polar serta komponen non polar akan
larut dalam pelarut non polar ( Anam, 2010 ).
Larutan buffer merupakan larutan yang semua pH-nya dapat dikatakan
tetap, walaupun ditambahkan sedikit asam atau basa. Biasanya larutan buffer
mengandung asam lemah beserta basah lemah konjugatnya dalam konsentrasi
yang hampir sama. Larutan Buffer berperan besar dalam mengontrol kelarutan
ion-ion dalam larutan sekaligus mempertahankan pH dalam proses biokimia dan
fisiologis (Oxtoby & David, W,. 2009)
Campuran homogeny antara dua zat atau lebih dikenal sebagai larutan.
Suatu campuran dikatakan homogen karena susunannya seragam sehingga tidak
teramati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskopic optic.
Larutan (solution) terdiri atas zat pelarut (solvent) dan satu atau lebih zat terlarut
(solute). Pelarut merupakan medium tempat zat lain melarut. Pelarut dikenal juga
sebagai zat pendisersi, yaitu empat menyebarnya partikel-partikel zat terlarut. Zat
terlarut adalah zat yang terdispersi di dalam pelarut (Sumardjo, 2008). Polaritas
pelarut yang digunakan harus disesuaikan dengan komponen target, sesuai dengan
prinsip kelarutan like dissolve like yaitu pelarut polar akan melarutkan senyawa
polar dan pelarut non polar akan melarutkan senyawa non polar(Lestari, 2008).
Pelarut organik biasanya dipakai dalam proses manufaktur bahan baku
farmasetika, dengan tujuan anatara lain untuk memperbanyak hasil produk,
-
memperbaiki proses kristalisasi, meningkatkan kelarutan, homogenisasi dan lain-
lain ( Darmawati, 2008 ).
Benzoat yang umum digunakan adalahbenzoat dalam bentuk
garamnya karena lebih mudah larut dibanding asamnya. Dalam bahan
pangan, garam benzoat terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam
benzoat yang tidak terdisosiasi. Bentuk ini mempunyai efek racun pada
pemakaian berlebih terhadap konsumen, sehingga pemberian bahan pengawet
ini tidak melebihi 0,1% dalam bahan makanan( Siaka, 2009 )
-
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu :
a. Batang Pengaduk
b. Corong
c. Gelas Kimia
d. Gelas Ukur 5ml
e. Kertas Saring
f. Labu Ukur 50 ml
g. Neraca Analitik
h. Oven
i. Pipet Tetes
j. Pipet Volume 10 ml.
k. Tabung Reaksi
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu :
a. Alumunium Foil
b. Amonium (NH4)
c. Amonium Klorida (NH4Cl)
d. Aquades (H2O)
e. Asam benzoat (C8H5COOH)
f. Asam Salisilat (C9H8O4)
g. Natrium Klorida (NaCl)
-
h. Natrium Salisilat (C7H5NaO3)
-
D. PROSEDUR KERJA
- Dipipet 10 ml
- Dimasukan kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan 2 g asam benzoat
- Dikocok hingga 5 menit
- Disaring dengan kertas saring
Dikeringkan
Ditimbang kertas saring
Dihitung kelarutan semu
pH 5 = 8,195 M
pH 6 = 7,450 M
pH 7 = 5,215 M
pH 8 = 8,195 M
pH 9 = 8,195 M
pH 5 pH 6 pH 8 pH 9
Filtrasi Residu
pH 7
-
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Hasil Pengamatan
No pH
Berat Kertas saring (gram)
Asam Benzoate tidak larut (gram)
(berat kertas saring akhir -
awal)
Awal Akhir
1 5 1,08 1,70 1,70 1,08 = 0.62
2 6 0,99 1,50 1,50 - 0,99 = 0,51
3 7 1,07 1,48 1,48 1,07 = 0,41
4 8 1,07 1,63 1,63 1,07 = 0,56
5 9 1,01 1,57 1,51 1.01 = 0,56
2. Analisis Data
a. Massa Asam benzoat yang larut
Untuk pH 5
Massa Asam Benzoat = 2 g 0,62 g
= 1,38 g
Untuk pH 6
Massa Asam Benzoat = 2 g 0,51 g
= 1,49 g
Untuk pH 7
Massa Asam Benzoat = 2 g - 0,41 g
= 1.59 g
-
Untuk pH 8
Massa Asam Benzoat = 2 g 0,56 g
= 1, 44 g
Untuk pH 9
Massa Asam Benzoat = 2 g 0,56 g
= 1,44 g
b. Menghitung Konsentrasi Kelarutan Intrinsik (So)
Mr Asam Salisilat =122 g/mol
Volume 10 ml .>> 0,01 L
Untuk pH 5
So =
= ,
,
So = 0,011 x 100
So = 1,1 M
Untuk pH 6
So =
= ,
,
So = 0,01 x 100
So = 1 M
Untuk pH 7
So =
= ,
,
-
So = 0,007 x 100
So = 0,7 M
Untuk pH 8
So =
= ,
,
So = 0,011 x 100
So = 1,1 M
Untuk pH 9
So =
= ,
,
So = 0,011 x 100
So = 1,1 M
c. Untuk Menghitung Konsentrasi Kelarutan Semu (S)
pKa Asam Benzoat = 4,19
Untuk pH 5
log ( )
= ( )
( )
= log( )
( 1,1)
1,1 = log( 5 4,19 )
( 1,1)
1,1 = 6,45
S = 6,45 x 1,1 + 1,1
-
S = 8,195 M
Untuk pH 6
log ( )
= ( )
( )
= log( )
( 1)
1,1 = log( 6 4,19 )
( 1,1)
1 = 6,45
S = 6,45 x 1 + 1
S = 7, 45 M
Untuk pH 7
log ( )
= ( )
( )
= log( )
( 0,7)
0,7 = log( 5 4,19 )
( 0,7)
0,7 = 6,45
S = 6,45 x 0.7 + 0,7
S 5,215 M
Untuk pH 8
log ( )
= ( )
( )
= log( )
( 1,1)
1,1 = log( 5 4,19 )
-
( 1,1)
1,1 = 6,45
S = 6,45 x 1,1 + 1,1
S = 8,195 M
Untuk pH 9
log ( )
= ( )
( )
= log( )
( 1,1)
1,1 = log( 5 4,19 )
( 1,1)
1,1 = 6,45
S = 6,45 x 1,1 + 1,1
S = 8,195 M
3. Tabel Berrdasarkan Hasil Perhitungan Data Pengamatan
No Ph A B C D So S
1 5 1,09 1,70 2 0,62 1,1 8,195
2 6 0,99 1,50 2 0,51 1 7,450
3 7 1,07 1,48 2 0,41 0,7 5,215
4 8 1,07 1,63 2 0,56 1,1 8,195
5 9 1,01 1,57 2 0,56 1,1 8,195
-
Keterangan :
A : Massa Kertas Saring
B : Massa Kertas Saring + Massa Asam Benzoat Tidak Larut (A+D)
C : Massa Asam benzoat
D : Massa Asam Benzoat yang Tidak Larut
So : Kelarutan Intrinsik
S : Kelarutan Semu
4. Grafik Hubungan antara pH dan Larutan Semu
Keterangan :
: Kelarutan Semu (S)
8,1957,45
5,215
8,195 8,195
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 2 4 6 8 10
PH
Kelarutan Semu (S)
-
F. PEMBAHASAN
Kelarutan atau solubilitas merupakan kemampuan suatu zat kimia
tertentu(zat terlarut) untuk dapat larut dalam suatu zat (pelarut). Kelarutan
dinyatakan dalam jumlah maksimumzat terlarut yang larut dalam suatu pelarut
yang larut dalam kesetimbangan. Kelarutan suatu zat dapat terjadi karena di
pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1) pengaruh jenis zat pada kelarutan. Zat
yang umumnya memiliki struktur kimia yang hampir mirip dapat dengan baik
saling bercampur, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda sukar utuk
saling bercampur. Senyawa yang bersifat polar akan sangat mudah larut dalam
pelarut polar, sedanngkan senyawa nonpolar akan mudah larut pula pada pelarut
yang nnonpolar.(2) Pengaruh temperatur pada kelarutan. Pada umumnya kelarutan
pada gas dapat berkurang karena temperatur yang tinggi. Misalnya pada air, Saat
dipanaskan pada suhu yang tinggi air lebih cepat menguap dan air yang
dipanaskan tersebut menjadi berkurang.(3) Pengaruh Tekanan pada kelarutan,
perubahan teanan memberikan pengaruh terhadap zat cair atau padat.(4)
Pengadukan, merupakan cara untuk melarutkan suatu zat dengan cepat. (5)
Partikel zat. Apabila suatu zat partikelnya kecil maka akan dengan mudah larut
pada pelarut hal ini disebabkan oleh luas permukaan zat yang besar. Karena
semakin kecil zat tersebut maka akan semakin besar luas permukaannya. Dalam
proses kelarutan suatu zat terlarut di dalam zat pelarut sangat ditentukan dengan
tingkat kepolaran dari zat terlarut maupun zat pelarut. Senyawa polar hanya akan
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar hanya akan larut pada senyawa
non polar.
-
Penentuan kelarutan semu pada percobaan ini digunakan asam benzoat
yang dicampurkan pada larutan buffer yang telah dibuat. Sebelumnya dibuat
terlebih dahulu larutan dapar dengan pH 5 kemudian dilanjutkan membuat larutan
dapar dengan pH 6, pH 7, pH 8 dan pH 9. Semua larutan dapar dengan pH
berbeda-beda terlebih dahulu di larutkan. Tujuannya adalah agar dapat bercampur
dengan asam bensoat Setelah itu tersebut dimasukkan dalam tabung reaksi dan di
kocok hingga 5 menit. Perlu diperhatikan tahap ini tidak boleh memberhetikan
proses pengocokkan agar sampel yang terdapat dalam tabung dapat terpisah
dengan rata antara garam dengan asam atau garam dan basa. Larutan tersebut
kemudian disaring untuk dipisahkan anatar Filtral dan Residu. Kemudian
dikeringkan dengan menggunakan oven sekitar 10-20 menit. Tujuan dari
pengeringan ini adalah agar pada saat penimbangan berat yang diukur pada
timbangan analitik hanya berat asam bensoat yang tidak larut dan berat kertas
saring. Kemudian diukur berat garam yang di dapatkan dengan cara berat endapan
garam dikurangi berat kertas saring.
Berat garam yang di dapatkan setelah melakukaan prosedur tersebut yaitu
untuk pH 5 sebasar 0,62 gram, pH 6 sebesar 0,51 gram, pH 7 sebesar 0,41 gram,
pH 8 Sebesar 0,56 gram dan pH 9 sebesar 0.56 gram. Perbedaan yang di dapatkan
pada percobaan ini disebabkan karena adanya pengaruh air (H2O) pada kertas
saring sehingga berat yang di dapatkan relatif besar. Kesalah lainnya adalah
tingkat ketidaktepatan dalam menimbang bahan yang akan digunakan sehingga
perhitungan yang di dapatkan nanti akan jauh berbeda dengan hasil yang
seharusnya di dapatkan. Kesalahan lainnya adalah waktu pengocokkan larutan
dalam tabung reaksi yang berisi asam bensoat, pada saat pengocokkan tidak
-
dilakukan selama 5 menit karena sering berhenti, akibatnya garam yang terpisah
dengan larutan tidak didapatkan maksimal.
Dari hasil percobaan di dapatkan konsentrasi kelarutan intrinsik dan
konsentrasi kelarutan semu. Untuk konsentrasi kelarutan intrinsik pH 5 sebesar
1,1 M, pH 6 sebasar 1 M, pH 7 sebesar 0,7 M, pH 8 dan pH 9 sebesar 1,1 M.
Untuk Kelarutan semu di dapatkan hasil yaitu pH 5 sebesar 8,195 M, pH 6
Sebesar 7,450M, pH 7 sebesar 5,215 M, pH 8 dan pH 9 sebesar 8,195 M. Data
yang di peroleh jika dilihat pada grafik terjadi penurunan dan kenaikan
konsentrasi pada Kelarutan semu dan kelarutan intrinsik. Jika hasil percobaan
yang dilakukan benar maka data yang akan di dapatkan yaitu penurunan
konsentrasi kelarutan intrinsik dan kelarutan semu. Kesalahan kesalah yang
mungkin terjadi pada saat melakukan percobaan ini adalah kesalahan menimbang
bahan, kesalahan mengukur volume larutan, kesalahan dalam pengocokkan,
kesalahan dalam waktu pengeringan, serta kesalahan memasukkan rumus pada
perhitungan bahan.
Manfaat kelarutan dalam bidang farmasi yaitu kelarutan sangat berguna
untuk mengetahui tingkat kelarutan senyawa obat saat dimasukkan ke dalam
tubuh. Melalui kelarutan dapat diketahui tingkat kecepatan obat tersebut untuk
dapat larut dalam tubuh. Kelarutan pula dapat membantu membuat sediaan padat
dalam bentuk kristal garam contoh pembuatan Natrium Salisilat dan Amonium
klorida.
-
G. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperolah hasil bahwa Massa
asam benzoat yang di dapatkan yaitu untuk pH 5 sebesar 0, 62 gram, pH 6 sebesar
0,51 gram, 0,41 gram, pH 8 0,56 dan pH 9 sebesar 0,56 gram. Kelarutan intrinsik
yang di dapatkan diantara pH 5 1,1 M, pH 6 1 M, pH 7 0,7 M dan pH 8 serta pH 9
1,1 M. Untuk Kelarutan semu diperoleh hasil pH 5 sebasar 8.195 M, pH 6 sebesar
7,450 M, pH 7 sebesar 5,215 M , pH 8 dan pH 9 sebesar 8,195 M.
-
DAFTAR PUSTAKA
Day , R.A., Underwood, A.L.,2000, Analisis KimiaKuantitatif Edisi Keenam. Balai Pustaka, Jakarta.
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Oxtoby, Gills, Nachtrieb, Suminar, 2000, Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Sumardjo, D., 2008, Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Strata l Fakultas Bioeksakta, EGC, Jakarta.
Watson, D.C. 2009. Kimia Analis. EGC. Jakarta.