perbedaan tingkat st res kerja antara guru sd dan guru … · guru sd dan guru smp di kecamatan...
TRANSCRIPT
PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA
GURU SD DAN GURU SMP
di Kecamatan Pakis Magelang
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Deni Rona Dewi
NIM: 019114030
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karya sederhana ini saya persembahkan untuk
keluargaku yang begitu luar biasa, Bapak, Ibu,
kakakku Mas Widyaka dan Mbak Stephanie,
dan adikku Purbo
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ia membuat segala sesuatu indah pada
waktunya, bahkan Ia memberikan
kekekalan dalam hati
mereka.
Tetapi manusia tidak dapat menyelami
pekerjaan yang dilakukan Allah
dari awal sampai akhir.
Pengkhotbah 3:11
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebut dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
Penulis
Deni Rona Dewi
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Deni Rona Dewi (2007). Perbedaan Tingkat Stres Kerja antara Guru SD dan
Guru SMP di Kecamatan Pakis Magelang. Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
Penelitian ini adalah penelitian komparatif, yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru
SMP. Penelitian ini menggunakan sebuah skala tingkat stress kerja yang terdiri
dari 50 item. Pengujian validitas alat ukur menggunakan professional judgement
dan pengujian reliabilitasnya dengan Alpha Cronbach. Koefisien reliabilitas skala
tingkat stres sebesar 0,932.
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purpose
sampling. Sampel terdiri dari 50 subjek guru SD dan 50 subjek guru SMP, yang
diambil dari sekolah-sekolah yang ada di kecamatan Pakis Magelang.
Uji hipotesis penelitian ini menggunakan teknik Independent Sample t-
Test dengan program SPSS versi 12.00 for windows. Hasil uji hipotesis diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,011. Hipotesis penelitian ini diterima, yaitu ada
perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP. Hasil uji hipotesis
menunjukkan mean tingkat stres kerja untuk guru SD lebih besar dari guru SMP,
yaitu sebesar 93,34 dan untuk guru SMP sebesar 85.52.
Kata kunci:Tingkat stress kerja, guru SD, guru SMP.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Deni Rona Dewi (2007). The Difference of Work Stress Level Between
Elementary School’s Teachers and Junior High School’s Teachers in
Kecamatan Pakis Magelang. Faculty of Psychology Sanata Dharma
University.
This research is a comparative research, which has purpose to know
whether there is difference of work stress level between elementary school’s
teachers and junior high school’s teachers. This research used a Work Stress Level
Scale, which has 50 items. Validation test scale use professional judgment and the
reliability test by Alpha Cronbach. The reliability of Work Stress Level Scale is
0,932.
This research used purpose sampling method. There were 50 subjects
of elementary school’s teachers and 50 subjects of junior high school’s teachers,
who was taken from schools in kecamatan Pakis Magelang.
This research used Independent Sample t-Test method for hypothesis
test, by SPSS version 12.00 program for windows. Hypothesis test resulted 0,011
for significantly point. This research hypothesis was accepted so there is
difference of work stress level between elementary school’s teachers and junior
high school’s teachers. Hypothesis test result showed stress levels mean for
elementary school’s teachers is 93,34, highest than stress levels mean for junior
high school’s teachers which only 85.52.
The keywords are: Work Stress level, Elementary school’s teachers, Junior high
school’s teachers.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada sumber kasih, kehidupan dan
pengharapan, Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan pertolongan yang tiada
pernah terbatas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tak lepas dari banyaknya
dukungan dan bantuan yang di berikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah menuntun penulis dari awal hingga terselesainya skripsi ini.
2. Ibu Kristiana Dewayani, S.Psi., M.Si dan bapak Minta Istono, S.Psi., M.Si
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan berharga
sehingga saya lebih memahami hasil penelitian ini.
3. Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku dekan fakultas psikologi yang
telah mengijinkan penelitian ini berlangsung.
4. Seluruh dosen fakultas psikologi yang telah membagikan ilmunya dan telah
membimbing penulis selama ini.
5. Mas Gandung, mbak Nanik, pak Gik, mas muji dan mas Doni yang telah
membantu saya selama di fakultas psikologi ini.
6. Ibu Darsih, Bapak Suwardi, Bapak Sukedi, Ibu Purwati,dan Bapak Sudiyono
yang telah mengijinkan untuk melakukan uji coba skala penelitian di sekolah
yang dipimpin. Seluruh guru di SDN Kajangkoso, SDN Kragilan, SDN
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gumelem, SDN Gejagan, dan SMP PRI yang telah bersedia membantu
mengisi skala uji coba dalam penelitian ini.
7. Bapak Joko, selaku kepala UPT Dinas Pendidikan di kecamatan Pakis yang
telah mengijinkan penulis melakukan penelitian di kecamatan Pakis,
terimakasih atas segala kemudahan yang diberikan.
8. Bapak Ichwani yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian,
terimakasih atas koordinasinya. Terimakasih kepada seluruh pengurus
Koperasi Guru di Kecamatan pakis. Seluruh Guru di Kecamatan Pakis yang
telah berpatisispasi dalam penelitian ini.
9. Bapak Mantep Spd, Kepala SMP Kragilan, terimakasih sudah diijinkan untuk
melakukan penelitian dan kerelaan waktu dan tenaga Bapak dalam membantu
penulis.
10. Bapak Slamet Joko, Kepala SMPN 3 Pakis, yang telah memberi ijin dan
seluruh guru yang berpartisipasi. Ibu Wiwik yang telah memfasilitasi saya
dalam pengambilan data ini, terimakasih banyak.
11. Bapak Sudiyono Spd, Kepala SMP PGRI 8 Pakis, terimakasih atas kerjasama
yang luar biasa dan kemurahan hati Bapak. Pak Juki, Pak Pri, Bu Ari dan
seluruh guru SMP PGRI 8 pakis yang sangat kooperatif, terimakasih juga kue-
kuenya.
12. Mbak Pun yang sangat membantu memfasilitasi dan rela meluangkan
waktunya untukku, thanks for your support dan masukan-masukannya, itu
sangat berharga buatku. Thanks juga buat Dhea dan Chatrine yang merelakan
ibunya untuk membantuku.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Keluargaku yang tak pernah berhenti mencintaiku dalam kondisi apapun.
Kedua orang tuaku Bapak Johan Sukedi dan Ibu Kanti Murniningsih,
terimakasih untuk doa, dorongan, dukungan dan segala pengorbanan yang
telah diberikan, terimakasih untuk segala kesabaran dan penerimaan ketika
aku mengecewakan kalian. Kakakku tercinta Mas Wied dan Mbak Phanie,
thanks atas kasih sayang dan perhatiannya, ‘ma kasih telah ‘mencukupiku’
dan membuatku gemuk he…he. Adikku tersayang Purbo yang selalu
menyayangiku, thanks po…
14. Mak Wo (Alm) dan Mbah Yoso yang selalu menanti saat aku diwisuda, maaf
mak aku belum bisa mewujudkan keinginanmu ketika engkau masih ada.
15. Simbah Putri, yang selalu bangga kan cucu-cucunya, matur nuwun mbah…
16. Seluruh keluarga besar Abuyono dan Yoso Diharjo, terimakasih atas semua
dorongan dan dukungannya selama ini.
17. Aapay yang tak pernah berhenti mendorongku untuk terus maju, thanks a lot.
Makasih buat kasih tanpa syarat, kesabaran, dan perhatian yang selalu kamu
berikan.
18. Sahabat terbaikku Beluwati Lestari yang tak pernah lelah memberi semangat
untuk maju, dan yang tak pernah lelah jadi temenku meskipun aku sering
nyebelin he…he..’tur nuwun yo yu…
19. Mbak Menk yang telah menemaniku menemaniku melakukan penelitian
thanks banget.
20. Temen-temen kost: cik Anul, Mb Dewi, Mb Hebby, Yanti-mb Tuti, Mb Ika,
Mb Utri-mb Tuti, Mb sari-Mb Cicil, Mb Yanti-Tuti, Mb Pipit, Tiwi, Heny,
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(akulah si penghuni terakhir he..he), Wiwin dan Adeth (makasih telah
menemaniku ujian, GBU girls..)
21. Dewi, Ita, Nining, Lina, Elis, Tyas, Yuni, Nina, Sapti, (akhirnya aku nyusul
kalian juga), Evi, Anas, Mita, Reni (cayo..!!!) dan semua teman-teman
angkatan 2001 yang tidak pernah pelit berbagi informasi.
22. Pdt. Sabar Martana dan teman-teman gereja yang selalu setia dalam pelayanan,
Mb menk, Kadar, Itut, Joko, Wuri, Heri, Yohanes, Galih, Lono, Utri, Pireno,
Budi. Trimakasih atas doanya.
23. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya skripsi ini yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul…………………………………………………………………..i
Halaman Persetujuan Pembimbing……………………………………………...ii
Halaman Pengesahan……………………………………………………………iii
Halaman Persembahan………………………………………………………......iv
Halaman Moto…………………………………………………………………..v
Pernyataan Keaslian Karya………………………………………………….......vi
Abstrak……………………………………………………………………….....vii
Abstract…………………………………………………………………………viii
Kata Pengantar………………………………………………………………….ix
Daftar Isi……………………………………………………………………......xii
Daftar Tabel………………………………………………………………….....xvii
Daftar Lampiran……………………………………………………………......xviii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
A. Latar Belakang…………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….7
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………..8
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………8
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………9
A. Stres………………………………………………………………………9
1. Pengertian Stres…………………………………………………..9
2. Pengertian Stres Kerja…………………………………………..12
3. Faktor-faktor Penyebab…………………………………………13
4. Indikator Stres…………………………………………………...17
B. Guru……………………………………………………………….....22
1. Pengertian Guru…………………………………………..……...22
2. Tugas Guru……………………………………………………….23
3. Guru SD………………………………………………………….25
4. Guru SMP………………………………………………………...28
C. Stres Kerja pada Guru SD dan SMP………………………………....29
D. Hipotesis………………………………………………….………..…32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………….….……….33
A. Jenis Penelitian……………………………………………..………...33
B. Identifikasi Variabel Penelitian……………………………..………..33
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian……………………..……...33
1. Stres Kerja………………………………………………………..33
2. Guru SD………………………………………………………….35
3. Guru SMP………………………………………………………..35
D. Subjek Penelitian…………………………………………………….35
E. Metode Pengumpulan Data…………………………………………..36
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Penyusunan Pernyataan………………………………………37
2. Pemberian Skor Skala Tingkat Stres Kerja…………………..38
F. Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur…………………………………38
1. Uji Reliabilitas…………………………………………….....38
2. Uji Validitas………………………………………………….39
3. Uji Analisis Item……………………………………………..40
G. Metode Analisis Data………………………………………………...40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………..41
A. Persiapan Penelitian……………………………………..…………...41
1. Perizinan……………………………………………………..41
2. Pelaksanaan Uji Coba………………………………………..41
3. Skala Tingkat Stres Kerja…………………………………….41
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………….….44
2. Cara Pelaksanaan Penelitian…………………………………44
C. Hasil Penelitian……………………………………………………....44
1. Uji Asumsi…..……………………………………………….44
a. Uji Normalitas Sebaran……………………………………44
b. Uji Homogenitas Varian………………………………......45
2. Uji Hipotesis…………………………………………………46
D. Deskripsi Data Penelitian…………………………………………….49
1. Kriteria Berdasarkan Kategori Tingkat Stres Kerja…..……….49
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Hasil Kategorisasi Tingkat Stres Kerja Guru SD dan SMP…...51
E. Pembahasan……………………………………………...……………52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………58
A. Kesimpulan…………………………………………………………..58
B. Saran…………………………………………………………………58
C. Keterbatasan Penelitian……………………………………………...59
Daftar Pustaka……………………………………………………………………61
Lampiran……………………………………………………………………...….64
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Sebelum Uji Coba…………………………………………..37
Tabel 2. Spesifikasi Item Sebelum Uji Coba…………………………………….37
Tabel 3. Penskoran Item Favorable dan Unfavorable……………………………38
Tabel 4. Nomor-nomor Item yang Sahih dan yang Gugur……………………….42
Tabel 5. Item-item yang Terseleksi………………………………………………43
Tabel 6. Blue Print Skala Tingkat Stres Kerja (Setelah Uji Coba)……………....43
Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov………………45
Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas……………………………………46
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis…………..……………………………47
Tabel 10. Norma Kategori Skor………………………………………………….49
Tabel 11. Kategori Tingkat Stres Kerja Subjek SD………………………...……50
Tabel 12. Kategori Tingkat Stres Kerja Subjek SMP……………………………50
Tabel 13. Kategori Tingkat Stres Kerja Guru SD dan SMP……………………..51
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
1. Skala Uji Coba………………………………………………………….. 65
2. Uji Beda dan Reliabilitas Item Skala Tingkat Stres Kerja……………….73
3. Skala Penelitian…………………………………………………………..83
4. Uji Asumsi…………………………………………………………….....89
a. Uji Normalitas…………………………………………………....90
1) Uji Normalitas Tingkat Stres Guru SD……….………..90
2) Uji Normalitas Tingkat Stres Guru SMP……………....91
b. Uji Homogenitas…………………………………………………92
5. Uji Hipotesis..……………………………………………………………93
6. Data Tambahan…………………………………………………………..95
7. Perizinan..………………………………………………………………..97
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia berkualitas unggul sangat dibutuhkan saat
ini, terutama untuk menghadapi persaingan dalam berbagai bidang.
Kualitas sumber daya manusia yang unggul tidak tercipta begitu saja,
tetapi melalui proses panjang. Kualitas sumber daya manusia yang baik
akan terbentuk melalui sistem dan mutu pendidikan yang baik pula. Guru
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia tersebut karena guru merupakan ujung
tombak dalam sistem pendidikan nasional.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia guru diartikan sebagai
seorang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar (1991).
Dalam sebuah sistem pendidikan tugas seorang guru adalah sebagai
pengajar. Mengajar adalah melatihkan ketrampilan, menyampaikan
pengetahuan, membentuk sikap dan memindahkan nilai-nilai (Lefrancois,
dalam Mahmud, 1989). Menurut Syah (2002) kata mengajar dapat
ditafsirkan bermacam-macam, misalnya: menularkan pengetahuan dan
kebudayaan kepada orang lain, melatih ketrampilan jasmani kepada orang
lain, menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain.
Pekerjaan mengajar itu sendiri bukan merupakan pekerjaan yang
mudah karena dibutuhkan suatu ketrampilan khusus. Mengajar merupakan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pekerjaan yang banyak dan tidak ringan, karena guru bukan hanya
menyampaikan pelajaran di depan kelas, tetapi juga menyiapkan dan
mendesain bahan pelajaran, memberikan tugas-tugas, menilai proses dan
hasil belajar murid, merencanakan kegiatan-kegiatan lain, dan
menegakkan disiplin (Mahmud, 1989).
Seorang guru dituntut untuk menjadi profesional. Menurut
Wilonoyudho (2001) ada lima ukuran seorang guru dikatakan profesional.
Pertama, memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Kedua,
secara mendalam menguasai bahan ajar dan cara mengajarkannya. Ketiga,
bertanggung jawab memantau kemajuan belajar siswa melalui berbagai
teknik evaluasi. Keempat, mampu berpikir sistematis dalam melakukan
tugasnya. Kelima, seyogianya menjadi bagian dalam masyarakat belajar
dalam lingkungan profesinya.
Selain dituntut untuk menjadi profesional dalam pekerjaannya,
seorang guru juga memiliki tuntutan yang besar dalam masyarakat.
Menurut Nasution (1983), berdasarkan kedudukannya, seorang guru harus
menunjukkan kelakuan yang layak bagi guru menurut harapan masyarakat.
Apa yang dituntut dari seorang guru dalam aspek etis, intelektual dan
sosial lebih tinggi dari pada yang dituntut oleh orang dewasa lainnya.
Tugas yang harus dipikul oleh guru memang sangat berat, akan
tetapi sepertinya hal itu sangat tidak sesuai dengan apa yang diperolehnya.
Pada umumnya kehidupan ekonomi para guru masih sangat
memprihatinkan, meskipun mereka harus bekerja keras namun mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
hanya memperoleh gaji yang pas-pasan, bahkan sering kali tidak dapat
memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarganya.
Tuntutan profesionalisme dan tuntutan besar dari masyarakat,
serta kurang tercapai kesejahteraan itu tentunya dirasakan sangat menekan,
atau berpotensi menimbulkan stres. Selain hal-hal di atas,
lingkungan .kerja juga memiliki potensi menimbulkan stres. Berdasarkan
hasil penelitian Smith dan Bourke (dalam Arismunandar dan Ardhana,
1998) terungkap bahwa 66 persen stres yang dialami oleh guru bersumber
dari pekerjaannya. Hal ini disebabkan ciri pekerjaan guru yang bersifat
repetitif. Long dan Khan (dalam Arismunandar dan Ardhana, 1998)
mengemukakan bahwa pekerja yang melakukan tugas yang bersifat rutin
akan mengalami stres jangka panjang.
Stres merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara
fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang
dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam (Anoraga,
2006). Stres pada diri seseorang dapat menimbulkan berbagai macam
gangguan baik bagi dirinya sendiri, orang lain maupun bagi lingkungan
kerjanya. Menurut Rini (2002) ada hubungan sebab akibat antara stres
dengan penyakit seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag,
alergi, dan beberapa penyakit lainnya. Bakker dkk (dalam Rini, 2002)
mengungemukakan bahwa stres yang dialami oleh seseorang akan
merubah sistem kekebalan tubuh dan menurunkan daya tahan tubuh
terhadap serangan penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Menurut Robbins (1996) faktor yang menyebabkan stres adalah
faktor lingkungan, yaitu faktor yang menyebabkan stres yang bersumber
dari lingkungannya secara umum; faktor organisasional, yaitu yang berasal
dari dalam organisasi tempat kerjanya; dan faktor individual.
Guru merupakan pekerjaan yang memiliki ritme kerja yang rutin,
yaitu mengajar dengan jam yang sudah ditentukan. Namun demikian,
tugas guru berbeda-beda berdasarkan jenjang pendidikan yang diampunya.
Dalam sistem pendidikan dasar 9 tahun yang diterapkan di negara kita saat
ini, terdapat dua jenjang pendidikan yang wajib ditempuh oleh setiap anak,
yaitu pendidikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah pertama.
Pada umumnya guru Sekolah Dasar memiliki tugas mengajar
yang lebih monoton dibandingkan dengan guru Sekolah Menengah
Pertama. Kebanyakan guru Sekolah Dasar, terutama guru-guru di
lingkungan pedesaan, berperan sebagai guru kelas yang mengajar siswa
dalam satu kelas, sehingga setiap harinya seorang guru Sekolah Dasar
akan menghadapi murid-murid yang sama. Seorang guru kelas juga
memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan dan menyampaikan hampir
semua mata pelajaran yang ada, sehingga dapat dikatakan bahwa jam
kerjanya adalah sehari penuh. Selain itu seorang guru kelas juga
bertanggung jawab terhadap perkembangan pendidikan seluruh anak
didiknya dalam setiap mata pelajaran.
Guru SMP tidak berperan sebagai guru kelas. Pada umumnya
guru Sekolah Menengah Pertama memiliki tugas untuk menyampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
satu mata pelajaran untuk beberapa kelas sesuai dengan spesifikasi
ilmunya. Hal ini tentunya akan menimbulkan adanya variasi siswa yang
diajarnya, artinya seorang guru tidak selalu menghadapi murid yang sama
sepanjang hari. Berbeda dengan guru Sekolah dasar yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan siswanya dalam seluruh mata pelajaran,
seorang guru sekolah menengah biasanya hanya bertanggung jawab
terhadap perkembangan siswanya dalam satu mata pelajaran yang
diampunya.
Menurut Slavin (2003) guru yang baik adalah guru yang
mengetahui bahan pelajaran dan menguasai ketrampilan mendidik.
Seorang guru yang efektif tidak hanya mengetahui mata pelajaran, tetapi
juga mampu mengkomunikasikan ilmunya kepada peserta didik. Jika
demikian halnya maka seorang guru SD memiliki tugas dan tanggung
jawab yang relatif lebih berat karena dia harus menguasai semua mata
pelajaran dan juga harus memiliki ketrampilan mendidik. Guru pada
tingkat SMP pada umumnya hanya dituntut untuk menguasai satu atau dua
mata pelajaran saja di samping ketrampilan mendidik.
Dalam praktik pendidikan tugas seorang guru tidak hanya
terbatas pada menyampaikan pelajaran pada muridnya, tetapi juga
mendidik muridnya untuk menjadi seorang yang baik yang diharapkan
oleh masyarakat. Dalam hal ini tentunya beban tugas guru SD dan guru
SMP tidak sama, karena mereka memiliki anak didik yang berbeda dalam
hal usia, sehingga pola pendidikan yang diterapkan serta tantangan kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang dihadapi juga akan berbeda. Peserta didik dalam jenjang pendidikan
SD dan SMP memiliki keunikan masing-masing.
Sekolah Dasar merupakan awal dari sebuah proses pendidikan,
di Sekolah Dasar ini seorang anak akan mulai diajarkan bagaimana
membaca, menulis, berhitung, serta mengenal hal-hal yang ada
dilingkungannya, tentunya itu bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah dan
bahkan memiliki tantangan yang sangat tinggi. Pendidikan di Sekolah
Dasar sering kali dianggap sebagai dasar utama dalam kehidupan
seseorang.
Jalannya proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh kondisi
perkembangan kognitif peserta didik. Piaget (dalam Gunarsa, 1987)
menganggap belajar sebagai proses yang aktif yang harus disesuaikan
dengan tahap-tahap perkembangan anak. Oleh karena itu guru juga harus
mampu memiliki pemahaman tentang perkembangan kognitif anak.
Rentang usia peserta didik di Sekolah Dasar adalah sekitar 7
sampai 12 tahun. Menurut Piaget (dalam Irwanto, 1997) tahap
perkembangan kognitif anak pada usia 7 – 12 tahun masuk pada tahap
perkembangan operasional konkrit, dimana seorang anak mampu menalar
suatu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya. Selain itu pada usia ini
anak mampu mengklasifikasikan objek berdasarkan cirinya. Meskipun
demikian, pemikiran logis anak masih terpancang pada objek konkrit yang
disajikan. Untuk itu guru SD harus mampu menyajikan pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sedemikian rupa sehingga anak mampu memahaminya, misalnya dengan
menyajikan pelajaran yang berisi obyek atau benda-benda yang nyata.
Pendidikan pada tingkat SMP masih termasuk dalam pendidikan
dasar, tapi dalam hal karakteristik peserta didik secara umum tentunya
sudah sangat berbeda dengan peserta didik di SD. Guru SMP memiliki
peserta didik yang usianya sekitar 13 sampai 15 tahun. Usia ini secara
kognitif masuk pada tahap perkembangan operasional formal. Dalam tahap
ini seorang anak mampu berpikir secara abstrak dan simbolis. Pola
berpikir anak juga menjadi lebih fleksibel dan mampu melihat persoalan
dari berbagai sudut yang berbeda (Piaget, dalam Irwanto, 1997). Dalam
usia ini seorang anak masuk pada usia pubertas yang sering disebut
periode tumpang tindih, yaitu saat akhir masa kanak-kanak dan awal masa
remaja (Irwanto, 1997). Periode ini merupakan masa yang sulit bagi
seseorang, sehingga tentunya akan menimbulkan berbagai macam
permasalahan dan tantangan bagi guru.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud untuk
mengetahui perbedaan tingkat stres antara guru SD dan guru SMP
khususnya di kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah ada perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP di
kecamatan Pakis?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP di kecamatan
Pakis.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat menambah kajian teoretis di bidang psikologi
pendidikan, khususnya mengenai stres kerja pada guru.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai stres kerja pada guru SD dan SMP khususnya di kecamatan
Pakis Magelang. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan masukan mengenai hal-hal yang menyebabkan stres pada
guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Stres
1. Pengertian Stres
Stres menurut Santrock (2003) adalah respon individu terhadap
keadaan dan kejadian yang disebut stressor, yang mengancam dan menganggu
kemampuan seseorang untuk menanganinya (coping).
Selye (dalam Huffman, 2000) mendefinisikan stres sebagai respon
nonspesifik dari tubuh terhadap suatu tuntutan. Secara sederhana Anoraga
(2006) mengartikan stres sebagai suatu bentuk tanggapan seseorang, baik
secara fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang
dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.
Hardjana (1994), mengartikan stres sebagai keadaan atau kondisi
yang tercipta bila transaksi orang yang mengalami stres dan orang yang
dianggap mendatangkan stres membuat orang yang bersangkutan melihat
ketidaksepadanan antara keadaan atau kondisi dan sumber daya biologis,
psikologis, dan sosial yang ada padanya.
Sarafino (1997) mendefinisikan stres dalam tiga pendekatan antara
lain :
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
a. stres sebagai stimulus
Pendekatan ini menitikberatkan pada lingkungan, dan
mengambarkan stres sebagai stimulus. Individu melihat dalam referensi
orang terhadap sumber atau penyebab kegelisahan dan tekanan sebagai
kejadian atau keadaan yang menyebabkan stres. Keadaan atau kejadian
yang membuat kita merasa terancam atau terganggu, sehingga
menghasilkan perasaan tertekan yang disebut stressor.
Stressor dapat berupa bencana besar (tornado, tsunami, gempa
bumi, banjir, dll), kejadian besar dalam kehidupan seseorang (kehilangan
orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan), kondisi yang tidak
menyenangkan (hidup di daerah yang bising).
b. stres sebagai respon
Pendekatan ini lebih menekankan pada reaksi seseorang terhadap
stressor dan menggambarkan stres sebagai suatu respon. Individu secara
cepat akan merespon stimulus yang diterimanya. Respon yang dialami
tersebut mengandung dua komponen, yaitu komponen psikologis dan
komponen fisiologis. Komponen psikologis meliputi: perilaku, pola pikir,
emosi dan perasaan stres. Komponen fisiologis berupa rangsangan-
rangsangan fisik yang meningkat, seperti jantung bedebar, mulut kering,
perut mulas, dan berkeringat. Respon terhadap stressor ini disebut strain
atau ketegangan.
Selye (dalam Sarafino, 1997) menyatakan pendapat yang senada,
bahwa ketika organisme berhadapan dengan stressor, dia akan mendorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dirinya sendiri untuk melakukan suatu tindakan. Usaha ini diatur oleh
kelenjar adrenalin yang mengaktifkan sistem saraf simpatetik. Menurut
Selye individu tidak hanya berhenti pada merespon stressor saja namun
masih ada 2 tahap lagi. Selye menyebut 3 tahap tersebut dengan istilah
General Adaption System (GAS) antaralain: (1) Tahap reaksi alarm (alarm
reaction) merupakan upaya mempersiapkan diri untuk melawan stres.
Upaya yang dilakukan seperti: jantung berdebar-debar, muka pucat,
tekanan darah naik, kadar gula dalam darah meningkat. (2) Tahap resisten
(resistance reaction) merupakan tahap dimana tubuh melakukan
penyesuaian pada keadaan yang menimbulkan stres. (3) Tahap kelelahan
(exhoustion reaction) terjadi ketika tubuh sudah tidak mampu lagi untuk
memberi respon dalam melawan keadaan stress (Sarafino, 1997).
c. stres sebagai transaksi
Stres adalah hubungan antara individu dengan lingkungan yang
merupakan kelanjutan dari interaksi dan penyesuain diri. Interaksi antara
individu dalam lingkungan yang saling mempengaruhi disebut hubungan
transaksional. Stres tidak hanya suatu stimulus atau suatu respon, namun
juga merupakan sebuah proses yang mana individu sebagai pengantara
yang aktif yang dapat mempengaruhi stressor melalui perilaku, kognitif,
dan emosional. Individu dapat memberikan reaksi yang berbeda pada
stressor yang sama.
Sarafino (1997) menyimpulkan bahwa stres merupakan kondisi yang
merupakan hasil ketika transaksi orang/lingkungan membawa individu merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
ketidaksesuaian-nyata atau tidak-dengan tuntutan dari situasi dan sumberdaya
biologis, psikologi atau sistem sosial.
Steers (dalam Rasid, 1992) memandang stres sebagai reaksi individu
terhadap karakteristik lingkungan yang dirasa menunjukkan suatu ancaman.
Dari pendapat-pendapat di atas disimpulkan bahwa stres merupakan
tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental, terhadap kondisi
lingkungan yang menuntut, membebani dan mengancamnya.
2. Pengertian Stres Kerja
Secara umum jika seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang
melampaui kemampuan individu tersebut, maka individu tersebut dikatakan
mengalami stres kerja (Rini, 2002).
Stres kerja adalah kondisi dinamik yang terjadi ketika seseorang
dihadapkan dengan suatu peluang, kendala dan tuntutan yang tidak seimbang
di dalam pekerjaannya. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan
munculnya ketidakpastian yang dirasakan oleh seseorang dalam kehidupan
bekerjanya (Robbins, 1997).
Ivanchevich dan Matteson (dalam Nurofia, 2000) mendefinisikan
stres dalam dunia kerja sebagai suatu respon adaptif, yang diantarai oleh
perbedaan individual dan atau proses-proses psikologis, yang merupakan
konsekuensi dari segala tindakan, situasi, atau kejadian eksternal yang
mempunyai tuntutan psikologis atau fisik yang cukup besar bagi diri
seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Sedangkan menurut Behr dan Newman (dalam Nurofia, 2000) stres
kerja adalah suatu kondisi yang muncul dari interaksi individu dengan
pekerjaannya dan dicirikan oleh perubahan-perubahan di dalam individu
tersebut yang mendorong timbulnya penyimpangan dari fungsi normal.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa stres kerja
adalah respon penyesuaian yang merupakan hasil interaksi individu dengan
pekerjaannya terhadap situasi eksternal (peluang, kendala, tuntutan) yang
tidak seimbang yang menyebabkan timbulnya penyimpangan-penyimpangan
fisik, psikologis yang berpengaruh terhadap kognisi dan emosi, serta tingkah
laku.
3. Faktor-faktor penyebab stres kerja
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres pada individu disebut
sebagai stressor. Rice menggolongkan macam stressor sebagai berikut:
a) Stressor individu merupakan sumber stres yang berasal dari faktor
internal seperti: kepribadian, sikap terhadap stres, dan faktor kognitif
(penilaian terhadap stres).
b) Stressor interpersonal adalah sumber stres yang berhubungan dengan
proses interaksi dengan orang lain. Proses ini akan menimbulkan
masalah yang menyebabkan terjadi ketegangan secara fisik, sehingga
memicu sekresi hormon stres dalam tubuh seperti: adrenalin,
noradrenalin, dan cortisol.
c) Stressor sosial merupakan sumber stres yang berasal dari kehidupan
sosial, seperti: perubahan sosial yang cepat, kepadatan penduduk,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kepadatan pemukiman, keramaian, kemacetan, pertikaian antara
kelompok masyarakat, kerusuhan, kenaikan biaya hidup, tingkat
kriminalitas yang tinggi, dan sebagai kaum minoritas.
d) Stressor lingkungan fisik merupakan sumber stres yang disebabkan
oleh kondisi lingkungan fisik disekitar individu. Stressor ini sering
dialami oleh individu, sehingga mereka mampu beradaptasi dan
melakukan koping stres. Stressor ini seperti: bencana alam, banjir,
cuaca, temperatur, kecepatan angin, kebisingan, polusi, dan bencana
yang berasal dari teknologi.
e) Stressor organisasi merupakan sumber stres terjadi pada setting khusus
yaitu organisasi atau perusahaan. Jenis stressor yang timbul bisa
bersifat struktural maupun kultural seperti stres pada pekerjaan, jadwal
kerja padat, struktur tugas berat, kebijakan perusahan yang negatif, dan
budaya organisasi yang destruktif.
Selain dalam kehidupan secara luas, stres juga dialami di dalam
lingkungan kerja. Menurut Smet (1994) ada dua hal yang menyebabkan suatu
pekerjaan menjadi stressful. Pertama, tuntutan kerja yang terlalu banyak yang
mengharuskan orang untuk bekerja terlalu keras. Kedua, jenis pekerjaannya,
misalnya pekerjaan yang memberikan penilaian atas penampilan kerja
bawahannya (supervisi), guru atau dosen.
Menurut sarafino (dalam Smet, 1994) stres kerja dapat disebabkan oleh:
a) lingkungan fisik yang terlalu menekan, misalnya kebisingan, udara yang
panas, dan penerangan yang kurang terang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b) kurangnya kontrol yang dirasakan
c) kurangnya hubungan interpersonal
d) kurangnya pengakuan terhadap kemajuan kerja.
Sumber stres menurut Cary Cooper (dalam Rini, 2002) adalah stres
karena kondisi pekerjaan, masalah peran, hubungan interpersonal, kesempatan
pengembangan karir, dan struktur organisasi.
a) Kondisi Pekerjaan
1) Lingkungan Kerja.
Keadaan lingkungan kerja yang buruk berpotensi menimbulkan karyawan
mudah sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas
kerja. Selain itu kenyamanan kerja karyawan akan terganggu jika ruang kerja
tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan terlalu padat,
lingkungan kerja kurang bersih, dan berisik.
2) Overload
Overload ini dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif. Overload
secara kuantitatif adalah jika banyaknya pekerjaan yang ditargetkan melebihi
kapasitas karyawan tersebut,sehingga karyawan tersebut mudah lelah dan
berada dalam "tegangan tinggi". Overload secara kualitatif adalah bila
pekerjaan tersebut sangat kompleks dan sulit, sehingga menyita kemampuan
teknis dan kognitif karyawan.
3) Deprivational Stress
Istilah deprivational stress adalah untuk menjelaskan kondisi pekerjaan
yang tidak lagi menantang, atau tidak lagi menarik bagi karyawan. Biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
keluhan yang muncul adalah kebosanan, ketidakpuasan, atau pekerjaan
tersebut kurang mengandung unsur sosial (kurangnya komunikasi sosial).
4) Pekerjaan Berisiko Tinggi
Banyak pekerjaan yang memiliki resiko yang tinggi, seperti pekerjaan di
pertambangan, tentara, pemadam kebakaran dan lain-lain. Pekerjaan-pekerjaan
ini sangat berpotensi menimbulkan stres kerja karena mereka setiap saat
dihadapkan pada kemungkinan terjadinya kecelakaan yang mengancam
keselamatan mereka.
b) Konflik Peran
Banyak pekerja yang stres karena ketidakjelasan peran dalam bekerja
dan tidak tahu apa yang diharapkan oleh manajemen. Hal seperti ini mungkin
banyak dialami pekerja di Indonesia, dimana perusahaan atau organisasi tidak
punya garis-garis haluan yang jelas, aturan main, visi dan misi yang seringkali
tidak dikomunikasikan pada seluruh karyawannya. Akibatnya, sering muncul rasa
ketidakpuasan kerja, ketegangan, menurunnya prestasi, bahkan timbul keinginan
untuk meninggalkan pekerjaan.
Wanita bekerja menghadapi konflik peran sebagai wanita karir
sekaligus ibu rumah tangga. Dalam kebudayaan Indonesia, wanita sangat dituntut
perannya sebagai ibu rumah tangga yang baik dan benar sehingga masih banyak
wanita karir yang merasa bersalah ketika harus bekerja. Perasaan bersalah
ditambah dengan tuntutan dari dua sisi, yaitu pekerjaan dan ekonomi rumah
tangga, sangat berpotensi menyebabkan wanita bekerja mengalami stress.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Sehingga wanita yang bekerja mengalami stress lebih tinggi dibandingkan
dengan pria.
c) Pengembangan Karir
Ketika mulai bekerja setiap orang pasti memiliki harapan-harapan.
Kesuksesan karir menjadi fokus perhatian tujuan seseorang. Namun seringkali
prestasi yang mereka capai tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini bisa
disebabkan karena ketidakjelasan sistem pengembangan karir dan penilaian
prestasi kerja, budaya nepotisme dalam manajemen perusahaan, atau karena sudah
tidak ada kesempatan lagi untuk naik jabatan
d) Struktur Organisasi
Kebanyakan perusahaan di Indonesia masih sangat konvensional dan
penuh dengan budaya nepotisme, minim akan kejelasan struktur yang
menjelaskan jabatan, peran, wewenang dan tanggung jawab. Selain itu, aturan
main yang terlalu kaku atau malah tidak jelas, iklim politik perusahaan yang tidak
sehat serta minimnya keterlibatan atasan membuat karyawan jadi stres.
Berdasarkan penelitian (Arismunandar dan Ardhana, 1998) terungkap
bahwa sumber stres kerja guru yang paling dominan adalah potongan gaji,
kenaikan pangkat yang tertunda, siswa perorangan yang berkelakuan buruk,
konflik dengan personil lain, lingkungan sekolah yang terlalu bising, dan
kurangnya motivasi, perhatian, dan respon siswa terhadap pelajaran.
4. Indikator Stres
Akibat yang ditimbulkan oleh stres terhadap diri seseorang dapat
bermacam-macam, hal ini tergantung pada kekuatan konsep dirinya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kemudian menentukan besar kecilnya toleransi orang tersebut terhadap stress
(Anoraga, 2006).
Gejala stres menurut Robbins (2003) adalah sebagai berikut ini:
a) Gejala Fisiologis: sakit kepala, tekanan darah naik, detak jantung
meningkat.
b) Gejala Psikologis: gelisah, depresi, penurunan kepuasan.
c) Gejala Perilaku: perubahan produktifitas, perpindahan, ketidakhadiran.
Sarafino (1997) memecahan gejala psikologi menjadi lebih spesifik
lagi menjadi gejala emosional. Ia membagi 4 tanda individu mengalami stres
antara lain sebagai berikut:
a) Gejala fisiologis: detak jantung dan pernafasan rata-rata meningkat
dengan segera, gemetar terutama pada kaki dan tangan. migrain, sakit
kepala, pegal di leher, darah tinggi, gangguan makan dan kebiasaan
tidur.
b) Gejala emosional: marah-marah, sedih, cemas, phobia, depresi, tidak
bahagia, mood yang buruk, putus asa, tampak lesu dan pasif, konsep
diri rendah serta suka menyalahkan diri.
c) Gejala kognitif: ganguan dalam pola berpikir.
d) Gejala interpersonal: tidak ramah, permusuhan, perilaku negatif,
agresif, tidak sensitif.
Menurut Braham (dalam Handoyo, 2001) stress dapat dilihat dari
gejala-gejala sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a) Gajala fisik: sulit tidur/tidur tidak teratur, sakit kepala, sulit buang air
besar, gangguan pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal, pungung
terasa sakit, urat-urat pada bahu dan leher terasa tegang, keringat
berlebihan, berubah selera makan, tekanan darah tinggi/serangan
jantung, kehilangan energi.
b) Gajala emosional: marah-marah, mudah tersinggung, terlalu sensitif,
gelisah cemas, mood, sedih, mudah menangis, depresi, gugup, agresif,
mudah bermusuhan, gampang menyerang, kelesuan mental.
c) Gejala intelektual: mudah lupa, kacau pikiranya, daya ingat menurun,
sulit berkosentrasi, suka melamun, pikiran hanya terfokus pada satu
hal saja.
d) Gejala interpersonal: Acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan
menurun, mudah mengingkari janji, senang mencari kesalahan orang
lain, menyerang dengan kata-kata, menutup diri dan mudah
menyalahkan diri sendiri.
Menurut Anoraga (2006), gejala stres meliputi :
a) Gejala badan : sakit kepala, sakit maag, berdebar-debar, keluar
keringat dingin, gangguan pola tidur, mual, muntah, lesu, letih, kaku
leher belakang sampai punggung, nafsu makan menurun.
b) Gejala emosional : pelupa, sukar konsentrasi, sukar mengambil
keputusan, cemas, mudah marah, was-was, murung, mudah marah,
mudah menangis, gelisah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c) Gejala sosial : makin banyak merokok/minum/makan, menarik
diri dari pergaulan sosial, mudah bertengkar.
Menurut Beehr dan Newman (dalam Rini, 2002) gejala stres kerja
dapat di bagi dalam 3 (tiga) aspek, yaitu gejala psikologis, gejala fisik dan
perilaku.
a) Gejala psikologis berupa kecemasan, ketegangan, bingung, marah,
sensitif, memendam perasaan, komunikasi tidak efektif, mengurung
diri, depresi, merasa terasing dan mengasingkan diri, kebosanan,
ketidakpuasan kerja, lelah mental, menurunnya fungsi intelektual,
kehilangan daya konsentrasi, kehilangan spontanitas dan kreatifitas,
kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri dan rasa percaya
diri.
b) Gejala fisik berupa meningkatnya detak jantung dan tekanan darah,
meningkatnya sekresi adrenalin dan noradrenalin, gangguan
gastrointestinal misalnya gangguan lambung, mudah terluka, mudah
lelah secara fisik, gangguan kardiovaskuler, kematian, gangguan
pernafasan, lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit, kepala
pusing, migraine, kanker, ketegangan otot, gangguan tidur.
c) Gejala perilaku berupa menunda atau menghindari pekerjaan atau
tugas, penurunan prestasi dan produktivitas, meningkatnya
pengguanaan miniman keras dan mabuk, perilaku sabotase,
meningkatnya frekuensi absensi, perilaku makan yang tidak normal
(kebanyakan atau kekurangan), kehilangan nafsu makan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penurunan drastis berat badan, meningkatnya kecenderungan perilaku
beresiko tinggi seperti ngebut dan berjudi, meningkatnya agresivitas
dan kriminalitas, penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan
keluarga dan teman, kecenderungan bunuh diri.
Jadi, dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa indikator
stres yaitu :
a) Fisiologis berupa sakit kepala, migrain, detak jantung meningkat,
tekanan darah naik, pucat, pernafasan rata-rata meningkat, gemetar
pada kaki dan tangan, berkeringat, pegal pada leher dan punggung,
insomnia, lelah, dan gangguan pencernaan.
b) Emosional berupa gelisah, cemas, kecewa, panik, bosan, lesu, marah,
sedih, depresi, mood yang buruk, putus asa, mudah tersinggung,
agresif, mudah bermusuhan, mudah menyerang, konsep diri rendah,
suka menyalahkan diri.
c) Kognitif berupa gangguan berpikir, ketidak mampuan mengambil
keputusan, kurang konsentrasi, mudah lupa, suka melamun, pikirannya
hanya terfokus pada satu hal saja.
d) Perilaku berupa perubahan produktifitas, ketidak hadiran, peningkatan
konsumsi alkohol dan rokok, tidak nafsu makan/makan berlebihan,
penyalahgunaan obat-obatan, menurunnya semangat untuk berolahraga,
menarik diri.
e) Interpersonal berupa sikap permusuhan, menarik diri, tidak ramah,
mudah tersinggung, perilaku negatif, agresif, tidak peka terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
lingkungan sekitar, acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan
menurun, mudah mengingkari janji, senang mencari kesalahan orang
lain, menyerang dengan kata-kata, menutup diri dan mudah
menyalahkan diri sendiri.
B. Guru
1. Pengertian Guru
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), guru adalah orang
yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Kata guru dalam bahasa
Inggris disebut teacher, kata ini diartikan sebagai seseorang yang
pekerjaannya mengajar orang lain (Syah, 2002).
Menurut Roestiyah (1982) guru memiliki bermacam-macam arti.
Secara tradisional, guru diartikan sebagai seorang yang berdiri di depan kelas
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Guru juga diartikan sebagai seorang
yang menyebabkan orang lain mengetahui atau mampu melaksanakan sesuatu
atau memberikan pengetahuan atau ketrampilan kepada orang lain.
Menurut Syah (2002) pengertian guru tersebut dapat diinterpretasikan
secara bermacam-macam. Pertama, kata seseorang mengacu pada siapa saja
asal pekerjaan sehari-harinya mengajar, jadi bukan hanya yang mengajar di
sekolah saja tetapi juga yang mengajar di tempat lain misalnya kyai di
pesantren, pendeta di gereja, dan instruktur di balai pendidikan dan pelatihan.
Kedua, kata mengajar dapat ditafsirkan bermacam-macam, misalnya:
menularkan pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain (bersifat kognitif);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
melatih ketrampilan jasmani kepada orang lain (bersifat psikomotorik); dan
menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (bersifat afektif).
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru bukan
hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya, tetapi
merupakan tenaga profesional yang mampu menjadikan muridnya mampu
merencanakan, menganalisa, dan menyimpulkan suatu masalah yang dihadapi.
2. Tugas Guru
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait dengan dinas maupun
yang di luar dinas. Piaget (dalam Gunarsa, 1989) mengemukakan bahwa tugas
guru bukan memberikan pengetahuan yang diberikan kepada anak, tetapi
mencarikan, menunjukkan atau memberikan alat-alat yang menimbulkan
minat dan merangsang anak untuk memecahkan persoalan sendiri.
Menurut Usman (1997) guru memiliki tiga jenis tugas, yaitu tugas
dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan.
a) Tugas guru dalam sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. sedangkan melatih berarti mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan pada siswa.
b) Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orangtua kedua. Ia harus mampu menarik simpati siswanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Setiap pelajaran yang diberikan hendaknya dapat menjadikan motivasi
bagi siswa untuk belajar.
c) Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan adalah guru berkewajiban
mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya
yang berdasarkan Pancasila.
Menurut Mahmud (1990) peran guru adalah sebagai berikut:
a) Guru sebagai pembuat keputusan
Seorang guru harus membuat keputusan-keputusan bahan pelajaran dan
metode mengajar.
b) Guru sebagai motivator
Guru harus memberikan motivasi kepada murid-muridnya agar mereka
dapat berhasil dalam belajarnya.
c) Guru sebagai menejer
Waktu yang dipergunakan oleh guru setiap harinya selain untuk
berinteraksi secara verbal dengan murid-muridnya adalah untuk kegiatan
pengelolaan. Pengelolaan yang dimaksud di sini antara lain memeriksa dan
menilai pekerjaan murid, menyiapkan ujian, mengorganisasi pelajaran,
mengadakan pertemuan dengan orang tua murid, dan mengelola kelas.
d) Guru sebagai pemimpin
Guru yang efektif adalah pemimpin yang efektif, yaitu memanfaatkan
potensi kelompok untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
individual. Dalam peranannya sebagai pemimpin, guru diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menjadi wasit, teman, pencegah timbulnya permusuhan, sumber kasih
sayang dan pemberi semangat.
e) Guru sebagai konselor
Sebagai konselor, guru harus menjadi pengamat yang peka terhadap
tingkah laku dan gerak-gerik muridnya. Guru harus memberikan
tanggapan yang konstruktif apabila muridnya mengalami kelesuan belajar.
f) Guru sebagai insinyur atau perekayasa lingkungan
Peran guru di sini adalah dalam hal pengaturan ruang kelas, karena
penataan ruang kelas yang bagus akan membantu proses belajar.
g) Guru sebagai model
Guru berperan sebagai model atau contoh bagi murid-muridnya.
3. Guru Sekolah Dasar
Guru sebagai pelaku pendidikan merupakan faktor yang sangat
menentukan tinggi rendahnya kualitas pendidikan. Di Sekolah Dasar, tenaga
kependidikan khususnya guru merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat
hubungannya dengan peserta didik. Hal ini membuat guru menjadi lebih
leluasa dalam mengarahkan peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar,
yang kemudian akan menentukan keberhasilan peserta didik.
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, Sekolah Dasar
menggunakan sistem guru kelas. Menurut Sastrapraja (dalam Stevanus, 2004),
guru kelas adalah guru yang dikuasakan mempertanggung jawabkan murid
sekelas dan memberikan hampir semua mata pelajaran untuk jangka satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tahun pelajaran. Seorang guru SD adalah seorang guru kelas, oleh karena itu
guru perlu menguasai berbagai hal untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.
Setiap guru wajib memberikan pendidikan sesuai dengan tataran
pendidikan peserta didiknya. Menurut Usman (1997), pendidikan dasar pada
tataran Sekolah Dasar, menekankan pada kemampuan dan keterampilan dasar
yaitu baca, tulis, dan hitung, sebagaimana tercermin dalam kemampuan dan
keterampilan baca, tulis dan bicara serta berhitung (menambah, mengurang,
membagi, mengali, mengukur sederhana, dan memahami bentuk geometri)
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan dasar yang diberikan oleh guru SD bertujuan memberikan
bekal kemampuan dasar “baca-hitung”, pengetahuan dan keterampilan dasar
yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya serta
persiapan untuk mengikuti pendidikan di SMP.
Seorang guru SD harus mampu menyampaikan suatu pengajaran yang
disesuaikan dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar. Karakteristik siswa
Sekolah Dasar menurut Rachman (2001) adalah senang melakukan kegiatan
manipulatif, ingin serba konkrit, dan terpadu. Hal tersebut tentunya sesuai
dengan taraf perkembangan anak pada usia 7 sampai 12 tahun. Menurut
Piaget (dalam Irwanto, 1997) tahap perkembangan kognitif anak pada usia 7 –
12 tahun masuk pada tahap perkembangan operasional konkrit, dimana
seorang anak mampu menalar suatu objek yang diubah bagaimanapun
bentuknya. Selain itu pada usia ini anak mampu mengklasifikasikan objek
berdasarkan cirinya. Meskipun demikian, pemikiran logis anak masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
terpancang pada objek konkrit yang disajikan. Melihat hal tersebut tentunya
seorang guru akan memiliki beban yang relatif berat karena dia adalah orang
dewasa yang secara kognitif masuk pada taraf yang lebih tinggi, namun di
sini harus mampu berperan dan menyampaikan pelajaran yang dapat dipahami
oleh anak pada taraf operasional konkret.
Guru Sekolah Dasar memiliki tantangan yang tidak mudah dalam
menghadapi peserta didiknya. Menurut Hurlock (1991) pada usia Sekolah
Dasar, seorang anak dianggap masuk pada periode kritis dalam dorongan
berprestasi. Periode ini merupakan masa di mana anak membentuk kebiasaan
untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Pada masa kritis ini
pendidik harus lebih memperhatikan dan memberi pengertian, serta bimbingan
Biasanya pada awal sekolah anak sangat bergairah ke sekolah, tetapi
pada akhir kelas dua, banyak yang merasa bosan, mengembangkan sikap
menentang dan kritis terhadap tugas-tugas akademis, meskipun anak masih
menyukai kegiatan nonakademis. Menurut Hurlock (1991), sikap anak ini
dipengaruhi oleh menarik atau tidaknya cara guru menyajikan bahan yang
harus dipelajari dan bagaimana ia memandang bahan-bahan ini berkaitan
dengan pekerjaan di masa depan.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan guru
Sekolah Dasar dalam penelitian ini adalah seorang yang mengajarkan
pendidikan dasar di tingkat Sekolah Dasar yang berperan sebagai guru kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
4. Guru Sekolah Menengah Pertama
Di dalam sekolah menengah, tugas seorang guru berbeda dengan tugas
seorang guru sekolah dasar. Di sekolah menengah pertama seorang guru tidak
lagi berperan sebagai guru kelas, akan tetapi berperan sebagai guru mata
pelajaran.
Yang dimaksud dengan guru mata pelajaran adalah guru yang
dikuasakan untuk memberikan suatu mata pelajaran kepada murid. Jadi di sini
guru Sekolah Menengah Pertama bertanggung jawab terhadap suatu mata
pelajaran yang diberikannya kepada murid di beberapa kelas.
Menilik dari tugas guru SMP tersebut, maka seorang guru tidak
dituntut untuk menguasai berbagai kemampuan yang harus diberikan kepada
muridnya. Meskipun demikian seorang guru SMP harus menguasai materi
untuk tiga tingkatan kelas sekaligus.
Guru SMP memiliki peserta didik yang memiliki rentang usia sekitar
13 sampai 15 tahun. Usia ini secara kognitif masuk pada tahap perkembangan
operasional formal. Dalam tahap ini seorang anak mampu berpikir secara
abstrak dan simbolis. Pola berpikir anak juga menjadi lebih fleksibel dan
mampu melihat persoalan dari berbagai sudut yang berbeda (Piaget, dalam
Irwanto, 1997). Hal ini tentu saja akan lebih mempermudahkan guru dalam
menyampaikan mata pelajaran.
Dalam usia ini seorang anak masuk pada masa puber dan masa remaja
yang tentunya akan menimbulkan berbagai macam permasalahan dan
tantangan bagi guru. Masa puber merupakan masa transisi antara masa kanak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kanak dan masa remaja. Pada masa ini seorang anak akan mengalami
pertumbuhan yang pesat dan perubahan yang mencolok dalam proporsi tubuh.
Menurut Hurlock (1991), perubahan pada masa puber ini akan mempengaruhi
keadaan fisik, sikap, dan perilaku. Masa puber kadang disebut “fase negatif”
karena akibat yang ditimbulkannya, terutama semasa awal puber, relatif buruk.
Melihat karakteristik dari anak usia SMP ini maka tugas guru juga
relatif berat. Akan tetapi guru tidak setiap saat harus menghadapi siswa yang
sama dengan perilaku yang sama, sehingga hal tersebut tentunya lebih
meringankan beban guru SMP.
Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan guru SMP dalam
penelitian ini adalah seorang yang mengajarkan pendidikan dasar di tingkat
Sekolah Menengah Pertama, yang berperan sebagai guru mata pelajaran, di
mana guru hanya mengajarkan mata pelajaran tertentu saja.
C. Stres kerja pada Guru SD dan SMP
Guru merupakan tenaga profesional yang memberikan ilmunya kepada
murid-muridnya dan mampu menjadikan muridnya mampu merencanakan,
menganalisa, dan menyimpulkan suatu masalah yang dihadapi.
Stres merupakan suatu keadaan atau tuntutan yang membebani
seseorang, baik secara fisik maupun mental, yang mengakibatkan ketegangan
dalam dirinya. Seorang guru pasti memiliki masalah dalam pekerjaannya
setiap permasalahan yang ada tersebut berpotensi menimbulkan stres. Stres
pada guru tersebut termasuk pada stres kerja, yang dimaksud dengan stres
kerja adalah respon penyesuaian yang merupakan hasil interaksi individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dengan pekerjaannya terhadap situasi eksternal (peluang, kendala, tuntutan)
yang tidak seimbang yang menyebabkan timbulnya penyimpangan-
penyimpangan fisik, psikologis dan tingkah laku.
Permasalahan yang dihadapi oleh guru tidak hanya menyangkut
peserta didiknya, tetapi juga permasalahan lain, baik itu mengenai lingkungan
kerja, teman kerja, banyaknya tugas atau pekerjaan yang harus lakukan,
masalah kesejahteraan dan tentunya masih banyak hal lain yang dapat
menimbulkan stress bagi guru. Setiap orang, dalam hal ini guru, pasti
memiliki tingkatan stres ketika menghadapi stressor, dan tingkat stres
seseorang akan berbeda dengan orang yang lainnya.
Guru dituntut untuk profesional dalam pekerjaannya dan dalam
bermasyarakat. Tuntutan profesionalisme dan tuntutan besar dari masyarakat,
serta kurang tercapai kesejahteraan hidup, tentunya dirasakan sangat menekan,
atau berpotensi menimbulkan stres. Selain hal-hal di atas, lingkungan .kerja
juga memiliki potensi menimbulkan stress. Berdasarkan hasil penelitian Smith
dan Bourke (dalam Arismunandar dan Ardhana, 1998) terungkap bahwa 66
persen stres yang dialami oleh guru bersumber dari pekerjaannya. Hal ini
disebabkan ciri pekerjaan guru yang bersifat repetitif.
Long dan Khan (dalam Arismunandar dan Ardhana, 1998)
mengemukakan bahwa pekerja yang melakukan tugas yang bersifat rutin akan
mengalami stres jangka panjang. Guru merupakan pekerjaan yang bersifat
repetitif dan memiliki ritme kerja yang rutin, tetapi tugas guru akan berbeda
pada masing-masing jenjang pendidikan, dalam hal ini guru SD dan guru SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Seorang guru Sekolah Dasar bertugas sebagai guru kelas yaitu, guru
yang dikuasakan mempertanggung jawabkan murid sekelas dan memberikan
hampir semua mata pelajaran untuk jangka satu tahun pelajaran, oleh karena
itu guru perlu menguasai berbagai hal untuk melaksanakan tugasnya dengan
baik. Sedangkan guru Sekolah Menengah Pertama berperan sebagai guru mata
pelajaran, di mana seorang guru hanya bertanggung jawab pada mata pelajaran
tertentu saja. Secara tugas menyampaikan mata pelajaran maka guru Sekolah
Dasar memiliki tugas yang lebih berat dibandingkan guru Sekolah Menengah
Pertama.
Guru Sekolah Dasar memiliki anak didik yang berada pada taraf
perkembangan operasional konkret, pada masa ini anak mampu menalar suatu
objek yang diubah bagaimanapun bentuknya. Selain itu pada usia ini anak
mampu mengklasifikasikan objek berdasarkan cirinya. Meskipun demikian,
pemikiran logis anak masih terpancang pada objek konkrit yang disajikan.
Melihat hal tersebut tentunya seorang guru akan memiliki beban yang relatif
berat karena dia adalah orang dewasa yang secara kognitif masuk pada taraf
yang lebih tinggi, namun di sini harus mampu berperan dan menyampaikan
pelajaran yang dapat dipahami oleh anak pada taraf operasional konkret.
Guru Sekolah Menengah Pertama memiliki anak didik yang berada
pada taraf perkembangan operasional formal, Dalam tahap ini seorang anak
mampu berpikir secara abstrak dan simbolis. Pola berpikir anak juga menjadi
lebih fleksibel dan mampu melihat persoalan dari berbagai sudut yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Hal ini tentu saja akan lebih mempermudahkan guru dalam menyampaikan
mata pelajaran.
Usia anak Sekolah Dasar digolongkan sebagai usia kritis dalam
dorongan berprestasi. Pada masa kritis ini pendidik memiliki tanggung jawab
yang besar karena harus lebih memperhatikan dan memberi pengertian, serta
bimbingan.
Sedangkan usia anak Sekolah Menengah Pertama biasanya merupakan
usia di mana terjadi berbagai perubahan dan perkembangan yang sangat
mencolok pada tubuhnya, perubahan pada masa puber ini akan mempengaruhi
keadaan fisik, sikap, dan perilaku. Masa ini juga disebut sebagai “fase negatif”
karena akibat yang ditimbulkannya relatif buruk. Melihat karakteristik dari
anak usia Sekolah Menengah Pertama ini maka tugas guru juga relatif berat.
Akan tetapi guru tidak setiap saat harus menghadapi siswa yang sama dengan
perilaku yang sama, sehingga hal tersebut tentunya lebih meringankan beban
guru SMP.
D. Hipotesa
Hipotesa dari penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat stres kerja
antara guru SD dan Guru SMP. Tingkat stres guru SD lebih tinggi
dibandingkan tingkat stres guru SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparatif. Penelitian
komparatif adalah jenis penelitian yang berbentuk perbandingan dari dua sampel
atau lebih (Azwar, 2001). Penelitian ini disebut sebagai penelitian komparatif
karena penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat stres kerja antara
dua kelompok subjek berdasarkan tingkat pendidikan yang diampu yaitu guru
Sekolah Dasar dan guru Sekolah Menengah Pertama.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel bebas : a. Guru Sekolah Dasar
b. Guru Sekolah Menengah Pertama
Variabel tergantung : Tingkat stres kerja
C. Definisi operasional Variabel Penelitian
1. Stres Kerja
Stres kerja adalah respon penyesuaian yang merupakan
hasil interaksi individu dengan pekerjaannya terhadap situasi eksternal
(peluang, kendala, tuntutan) yang tidak seimbang yang menyebabkan
timbulnya penyimpangan-penyimpangan fisik, psikologis yang
berpengaruh terhadap kognisi dan emosi, serta perubahan tingkah laku.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tingkat stres kerja ini diungkap dengan metode skala, jadi stres
kerja ini adalah skor yang diperoleh subjek melalui skala pengukuran
stres kerja. Tingkat stres akan diukur menggunakan skala tingkat stres
yang terungkap melalui indikator :
a. fisiologis berupa sakit kepala, migrain, detak jantung meningkat,
tekanan darah naik, pucat, pernafasan rata-rata meningkat, gemetar pada
kaki dan tangan, berkeringat, pegal pada leher dan punggung, insomnia,
lelah, dan gangguan pencernaan.
b. emosional berupa gelisah, cemas, kecewa, panik, bosan, lesu, marah,
sedih, depresi, mood yang buruk, putus asa, mudah tersinggung, agresif,
mudah bermusuhan, mudah menyerang, konsep diri rendah, suka
menyalahkan diri.
c. kognitif berupa gangguan berpikir, ketidak mampuan mengambil
keputusan, kurang konsentrasi, mudah lupa, suka melamun, pikirannya
hanya terfokus pada satu hal saja.
d. perilaku berupa perubahan produktifitas, ketidak hadiran, perpindahan,
peningkatan konsumsi alkohol dan rokok, tidak nafsu makan/makan
berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan, menurunnya semangat untuk
berolahraga, menarik diri.
e. interpersonal berupa sikap permusuhan, menarik diri, tidak ramah,
mudah tersinggung, perilaku negatif, agresif, tidak peka terhadap
lingkungan sekitar, acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan
menurun, mudah mengingkari janji, senang mencari kesalahan orang lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
menyerang dengan kata-kata, menutup diri dan mudah menyalahkan diri
sendiri.
Tingkat stres kerja dilihat dari tinggi rendahnya jumlah skor total
yang diperoleh dari skor skala. Skor yang tinggi menunjukkan tingkat stres
kerja yang tinggi dan sebaliknya skor yang rendah menunjukkan tingkat
stres kerja yang rendah .
2. Guru SD
Guru Sekolah Dasar dalam penelitian ini adalah seorang yang
mengajarkan pendidikan dasar di tingkat Sekolah Dasar yang berperan
sebagai guru kelas. Guru kelas adalah guru yang dikuasakan
mempertanggung jawabkan murid sekelas dan memberikan hampir
semua mata pelajaran untuk jangka satu tahun pelajaran.
3. Guru SMP
Yang dimaksud dengan guru SMP dalam penelitian ini adalah
seorang yang mengajarkan pendidikan dasar di tingkat Sekolah Menengah
Pertama, yang berperan sebagai guru mata pelajaran, di mana guru hanya
mengajarkan mata pelajaran tertentu saja.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 50 guru Sekolah Dasar yang
mengajar sebagai guru kelas (bukan guru mata pelajaran), yang diambil dari
beberapa Sekolah Dasar yang ada di kecamatan Pakis Kabupaten Magelang, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
50 guru Sekolah Menengah Pertama yang merupakan guru mata pelajaran, yang
diambil dari 3 SMP yang ada di kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan alat ukur berupa pengisian skala psikologis. Skala
psikologis merupakan alat ukur psikologis yang stimulusnya berupa pertanyaan
atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur,
melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan (Azwar,
2003).
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala stres kerja
untuk mengukur perbedaan tingkat stres kerja pada guru berdasarkan jenjang
pendidikan yang diampunya. Penelitian ini menggunakan metode skala karena
penelitian ini hanya mengungkap satu atribut tunggal yaitu stres kerja. Selain itu
dengan menggunakan metode skala, sekalipun subjek memahami isi pernyataan
tetapi biasanya subjek tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan
kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pernyataan atau pertanyaan
tersebut.
Skala disusun berdasarkan skala Likert. Setiap skala dalam penelitian
ini diberikan empat alternatif jawaban yaitu sangat Selalu (SL), Sering (SR),
Jarang (JR), Tidak Pernah (TP). Peneliti hanya mencantumkan empat alternatif
jawaban agar dapat menghindari kemungkinan subjek untuk memberikan jawaban
yang bersifat netral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1. Penyusunan pernyataan
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala tingkat
stres kerja. Skala ini terdiri dari item yang dikembangkan dari 5 indikator
yang menunjukkan tingkat stres seseorang. Indikator tingkat stres adalah
fisiologis, emosional, kognitif, perilaku, dan interpersonal.
Tabel 1
Blue print sebelum uji coba
Item No Indikator Favorabel Unfavorabel
Total
1 Fisiologis 9 (11,25%)
9 (11,25%)
18 (22,50%)
2 Emosional 9 (11,25%)
9 (11,25%)
18 (22,50%)
3 Kognitif 8 (10%)
8 (10%)
16 (20%)
4 Perilaku 7 (8,75%)
7 (8,75%)
14 (17,50%)
5 Interpersonal 7 (8,75%)
7 (8,75%)
14 (17,50%)
Jumlah 40 (50%)
40 (50%)
80 (100%)
Tabel 2
Spesifikasi item sebelum uji coba Item N
o Indikator
Favorabel Unfavorable Total
1 Fisiologis 9;16;37;40;43;45;48;58;72
10;17;38;44;54;56;61;71;74
18
2 Emosional 2;11;19;22;31;35;53;67;75
4;18;20;24;33;36;41;62; 69
18
3 Kognitif 7;12;21;23;32;52;63;68 8;25;30;34;47;64;70;73 16 4 Perilaku 5;14;29;39;49;51;76 1;3;13;60;65;77;79 14 5 Interpersonal 6;26;28;42;55;59;78 15;27;46;50;57;66;80 14
Jumlah 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Pemberian skor skala stres kerja
Cara pemberian skor pada skala stres kerja guru ini adalah dengan
memberikan skor yang bergerak dari rentang angka 4 sampai 1 untuk item
favorable, yaitu dari selalu sampai tidak pernah. Sedangkan untuk item
unfavorable, skor bergerak dari angka 1 sampai 4, yaitu dari sangat tidak
pernah sampai selalu.
Tabel 3
Penskoran item favorabel dan unfavorable
Skor Alternatif jawaban
Favorabel Unfavorabel
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak pernah 1 4
F. Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur
Validitas dan reliabilitas merupakan tingkatan mutu dari seluruh proses
pengumpulan data dalam penelitian. Pengujian reliabilitas dan validitas perlu
dilakukan sebelum alat ukur digunakan dalami penelitian, agar alat ukur bener-
benar mengukur apa yang diukur dan memiliki ketepatan ukur.
1. Uji Reliabilitas
Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran
yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Reliabilitas mengacu pada
konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan
pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi antara individu lebih
ditentukan oleh faktor eror (kesalahan) daripada faktor yang sesungguhnya
(Azwar, 2003). Skala dianggap reliabel bila skala tersebut memunculkan hasil
yang relatif sama pada subjek yang sama pada kesempatan yang berbeda atau
pada kelompok yang berbeda namun memiliki karakteristik yang sama. Nilai
reliabilitas skala dianggap memuaskan bial koefisiensinya mencapai 0,900 (Azwar,
2003).
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi
internal melalui prosedur Alpha Cronbach yang dinyatakan dalam koefisien alpha.
Prosedur ini hanya didasarkan pengukuran satu kali saja pada sekelompok
responden (Azwar, 2003). Prosedur ini dipilih karena praktis dan memiliki
efisiensi yang tinggi.
2. Uji Validitas
Suatu alat ukur psikologi selain harus memiliki reliabilitas yang tinggi
juga harus memiliki validitas yang tinggi. Validitas adalah sejauh mana ketepatan
dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya. Pengujian validitas
bertujuan untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu mengasilkan data
yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar, 2003).
Pengujian validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi
adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis
rasional melalui professional judgment. Professional judgment dalam penelitian
ini dilakukan oleh dosen pembimbing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3. Uji Analisis Item
Uji analisis item digunakan untuk mengetahui kecermatan alat ukur dalam
melakukukan fungsi ukurnya. Prosedur seleksi item ini berdasarkan data empiris.
Kualitas item diukur dengan menggunakan parameter daya diskriminasi item atau
daya beda item. Daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu
membedakan antara individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang
diukur (Azwar, 2003).
Pengujian daya diskriminasi item dalam penelitian ini dilakukan dengan
komputansi koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan suatu kriteria
yang relevan. Komputansi ini menghasilkan koefisien korelasi item total (rxy).
G. Metode Analisis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, karena itu untuk
menganalisis data digunakan uji statistika. Analisis statatistik yang digunakan
adalah Independent-Sample t-Test. Metode analisis ini digunakan dalam penelitian
ini karena penelitian ini ingin mengetahui perbedaan mean dari 2 kelompok
subjek yang berbeda, yang mengindikasikan ada tidaknya perbedaan tingkat stres
kerja guru SD dan SMP. Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan bantuan
program komputer SPSS versi 12.00 for windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Perizinan
Sebelum melakukan uji coba, peneliti meminta perizinan dari
beberapa sekolah untuk melaksanakan ujicoba penelitian di sekolah tersebut.
Peneliti memperoleh surat keterangan penelitian untuk uji coba skala tingkat
stress dengan nomor surat 58b/D/KP/Psi/USD/V/07 dan kemudian surat
tersebut diajukan kepada SDN Gejagan, SDN Kajangkoso, SDN Gumelem,
SDN Kragilan, dan SMP PRI Pakis yang semuanya berada di wilayah
Kabupaten Magelang.
2. Pelaksanaan Uji Coba
Uji coba alat tes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui daya
beda item dan reliabilitas alat penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian.
Uji coba alat tes dilakukan selama 5 hari sejak tanggal 4-8 Juni
2007 bagi guru-guru SD dan SMP. Jumlah subjek uji coba adalah 54 guru
yang masing-masing mengisi 80 item skala tingkat stres kerja.
3. Skala Tingkat Stres Kerja
Hasil analisis item uji coba diperoleh item-item yang sahih dan
item-item yang gugur dari skala tingkat stres kerja adalah sebagai berikut,
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 4
Nomor-nomor item yang sahih dan yang gugur
Nomor item
Sahih 1;3;6;7;8;9;10;11;12;14;15;16;17;18;19;20;21;22;23;24;25;27;28;31;
32;35;36;37;38;39;40;41;42;43;44;45;46;47;48;49;50;52;53;55;56;57;
58;59;60;61;62;63;64;65;66;67;69;70;71;72;73;74;75;76;77;80
Gugur 2;4;5;13;26;29;30;33;34;51;54;68;78;79
Hasil seleksi item skala diperoleh 66 item yang sahih dan 14 item yang
gugur. Item yang gugur karena item-item tersebut tidak memiliki korelasi yang
positif dan signifikansi dengan item total.
Hasil uji reliabilitas berdasarkan korelasi alpha dari Cronbach
diperoleh koefisiensi alpha 0,932, yang berarti bahwa item-item pada skala ini
cukup reliabel karena nilai koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,900.
Hasil uji reliabilitas dan daya beda diperoleh item yang tersisa dan
layak uji sebanyak 66 item. Item-item tersebut masih diseleksi agar memperoleh
hasil penelitian yang maksimal. Proses seleksi berdasarkan daya beda tertinggi
pada masing-masing indikator dalam rentang 0,300-0.665 untuk memperoleh 50
item. Indikator perilaku memiliki item yang paling sedikit karena berdasarkan
daya beda antara 0,300-0.665 hanya diperoleh 6 item saja. Berikut adalah item
yang sudah di seleksi dan Blue print skala penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 5
Item yang terseleksi
Item N
o
Indikator
Favorabel Unfavorable
Total
1 Fisiologis 9;37;40;43;45;48;72 38;56;61;71;74 12
2 Emosional 11;19;22;31;35;53;67 8;24;36;62;69 12
3 Kognitif 7;12;21;23;32;52 25;47;70;73 10
4 Perilaku 14;49 1;60;65;77 6
5 Interpersonal 6;28;55;59 15;46;50;57;66;80 10
Jumlah 50
Tabel 6
Blue Print Skala Tingkat Stres Kerja (Setelah Uji Coba)
Item N
o
Indikator
Favorabel Unfavorable
Total
1 Fisiologis 8;16;21;28;34;39;46 10;19;26;41;44 12
2 Emosional 6;14;22;31;35;42;45 11;3;25;36;47 12
3 Kognitif 4;15;30;32;48;50 9;17;27;40 10
4 Perilaku 7;18 1;20;23;43 6
5 Interpersonal 2;12;24;37 5;13;29;33;38;49 10
Jumlah 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Waktu dan tempat Penelitian
Penelitian dilaksanaakan pada tanggal 18-24 Juli 2007, untuk subjek
guru SD penelitian dilakukan di gedung SMP PGRI 8 Pakis, dimana akan
dilaksanakan pertemuan guru-guru SD sekecamatan Pakis. Sedangkan untuk
subjek guru SMP, penelitian dilakukan di 3 SMP yaitu SMPN 3 Pakis, SMPN
Kragilan Pakis, dan SMP PGRI 8 Pakis.
Subjek penelitian ini berjumlah 100 orang guru yang terdiri dari 50
guru SD dan 50 guru SMP yang ada di kecamatan Pakis.
2. Cara Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan cara membagikan instrumen penelitian
kepada para guru. Pengisian skala penelitian dilakukan secara klasikal dengan
dipandu oleh peneliti. Hasil penelitian dikumpulkan saat itu juga sehingga
semua instrumen yang dibagikan bisa kembali. Cara penelitian ini sama untuk
semua kelompok guru yang diteliti, dengan hari dan tempat yang berbeda.
C. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
Terdapat dua asumsi yang harus dipenuhi dalam mengerjakan studi
perbedaan, yaitu uji normalitas sebaran dan uji homogenitas varian.
a) Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi
pengambilan sampel dan distribusi sebaran skor mengikuti distribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Uji normalitas ini dilakukan dengan program SPSS versi 12 for windows
dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Program ini dipilih karena
dapat digunakan untuk data ordinal (Tim Penelitian dan Pengembangan
Wahana Komputer, 2003).
Uji normalitas dilakukan dengan cara melihat nilai probabilitasnya.
Bila nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka distribusi data
penelitian adalah normal. Sebaliknya, bila nilai probabilitasnya lebih kecil
dari 0,05 (p<0,05) maka distribusi data penelitian adalah tidak normal (Tim
Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2004).
Hasil uji normalitas menunjukan nilai probabilitas data guru SD
adalah 0,812 (p=0,812), sehingga p>0,05, atau 0,812>0,05, nilai probabilitas
data guru SMP adalah 0,498 (p=0,498), sehingga p>0,05, atau 0,498>0,05,
dengan demikian dapat dinyatakan bahwa distribusi data pada kedua sampel
adalah normal (lihat tabel 7).
Tabel 7
Hasil Penghitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
SD SMP
Kolmogorov-Smirnov 0,637 0,829
Asymp.Sig (2-tailed) 0,812 0,498
b) Uji homogenitas varian
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel-
sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang memiliki varian sama. Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
homogenitas dilakukan dengan melihat nilai probabilitasnya dengan
menggunakan Levene’s Test for Equality of Variance. Apabila nilai
probabilitasnya lebih besar dari 0.05 (p>0.05) maka dinyatakan bahwa data
berasal dari populasi yang memiliki varian sama, dan jika probabilitasnya
lebih kecil dari 0.05 (p<0.05) maka dinyatakan bahwa data berasal dari
populasi yang mempunyai varian berbeda. Hasil uji homogenitas tampak pada
tabel berikut ini.
Tabel 8
Hasil Penghitungan Uji Homogenitas
Levene Statistik Df1 Df2 Sig
.530 1 98 .468
Dari tabel di atas tampak bahwa penghitungan uji homogenitas
menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.468, jadi p > 0.05 (0.468>0.05) yang
berarti bahwa data berasal dari populasi yang mempunyai varian yang sama.
2. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas maka kemudian
dilakukan uji hipotesis menggunakan Independent Sample t-test dengan
bantuan program SPSS 12. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada
perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP di kecamatan
Pakis. Tingkat stres kerja guru SD lebih tinggi dari guru SMP”. Berikut adalah
tabel rangkuman hasil uji hipotesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 9
Rangkuman Hasil Uji Hipotesis (Independent Sample t-Test)
Tingkat
Stres
N Mean SD Std
Error
Df t p
SD
SMP
50
50
93.34
85.52
14.403
15.844
2.037
2.241
98 2.582 0.011
Keterangan :
N : Jumlah Subjek
SD : Besarnya standar deviasi
t : Hasil perhitungan uji t
p : Probabilitas
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah subjek dalam penelitian
ini adalah 50 orang guru SD dan 50 orang guru SMP. Mean atau rerata yang
diperoleh dari subjek guru SD adalah sebesar 93.34 dan nilai rerata yang
diperoleh dari subjek guru SMP adalah sebesar 85.52. Standar deviasi untuk
kelompok guru SD sebesar 14.403, sedangkan untuk kelompok guru SMP
sebesar 15.844.
Dalam tabel tampak bahwa besarnya nilai standar eror dari kelompok
subjek guru SD sebesar 2.037 dan standar eror untuk kelompok subjek guru
SMP adalah sebesar 2.241. Standar eror dalam pengukuran adalah deviasi
standar eror yang menunjukkan besarnya variasi eror pengukuran pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kelompok subjek (Azwar, 2003). Semakin besar standar eror dalam
pengukuran maka hasil pengukuran semakin tidak dapat dipercaya.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
Ho : Tidak ada perbedaan perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD
guru SMP di kecamatan Pakis.
Ha : Ada perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP di
kecamatan Pakis. Tingkat stres kerja guru SD lebih tinggi dari guru
SMP
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai
signifikansi hasil uji t dengan 0.05. Jika nilai p>0.05 maka hipotesis ditolak
atau tidak terdapat perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP
di kecamatan Pakis. Hipotesis akan diterima bila p<0.05, yang berarti bahwa
terdapat perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP di
kecamatan Pakis.
Uji hipotesis ini menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0.011
(p=0.011), jadi p<0.05 (0.011<0.05) yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Dari uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam
penelitian ini diterima, sehingga hasilnya adalah ada perbedaan tingkat stres
kerja antara guru SD dan guru SMP di kecamatan Pakis.
Dari hasil uji hipotesis tampak bahwa nilai mean tingkat stres untuk
guru SD sebesar 93.34 dan nilai mean tingkat stres untuk guru SMP adalah
85.52, ini berarti bahwa rata-rata tingkat stres guru SD lebih tinggi dari guru
SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
D. Deskripsi data Penelitian
1. Kriteria berdasarkan kategori tingkat stres kerja
Tujuan kategorisasi ini adalah untuk menempatkan individu ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum
berdasarkan atribut yang diukur (Azwar,2003). Kontinum jenjang yang
digunakan terdiri dari lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi,
dan sangat tinggi.
Item skala tingkat stres kerja ini berjumlah 50 dengan skor 1, 2, 3, 4
sehingga skor minimum adalah 1 x 50 = 50, dan skor maksimum 4 x 50 = 200.
Setelah diketahui nilai minimal dan maksimalnya maka dapat diketahui
rangenya yaitu 200 - 50 = 150, satuan deviasi standar (σ) 150 : 6 = 25,
sedangkan untuk meannya adalah (50 + 200) : 2 = 125.
Tabel 10
Norma Kategori Skor
x ≤ 87.5 Sangat rendah
87.5 < x ≤ 112.5 Rendah
112.5 < x ≤ 137.5 Sedang
137.5 < x ≤ 162.5 Tinggi
162.5 < x Sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 11
Kategori Tingkat Stres Kerja Subjek SD
Kategori Jumlah subjek Prosentase Katagori
x ≤ 87.5 21 42% Sangat rendah
87.5 < x ≤ 112.5 22 44% Rendah
112.5 < x ≤ 137.5 7 14% Sedang
137.5 < x ≤ 162.5 - - Tinggi
162.5 < x - - Sangat tinggi
Total 50 100%
Dari tabel di atas tampak bahwa dari kelompok subjek SD, yang
memiliki kategori sangat rendah adalah sebanyak 21 subjek atau 42%,
sedangkan subjek yang berada pada kategori rendah sebanyak 22 subjek atau
44%, subjek yang berada pada kategori sedang sebanyak 7 subjek atau 14%.
Pada kelompok subjek ini tidak terdapat subjek yang memiliki kategori tinggi
dan sangat tinggi.
Tabel 12
Kategori Tingkat Stres Kerja Subjek SMP
Kategori Jumlah subjek Prosentase Katagori
x ≤ 87.5 24 48% Sangat rendah
87.5 < x ≤ 112.5 25 50% Rendah
112.5 < x ≤ 137.5 1 2% Sedang
137.5 < x ≤ 162.5 - - Tinggi
162.5 < x - - Sangat tinggi
Total 50 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakan bahwa dari kelompok
subjek SMP, yang memiliki kategori sangat rendah adalah sebanyak 24 subjek
atau 48%, subjek yang berada pada kategori rendah sebanyak 25 subjek atau
50%, subjek yang berada pada kategori sedang hanya 1 subjek atau 2%. Pada
kelompok subjek ini juga tidak ditemukan subjek yang memiliki kategori
tinggi dan sangat tinggi.
2. Hasil kategorisasi tingkat stres kerja guru SD dan guru SMP
Tabel 13
Kategori Tingkat Stres Kerja Guru SD dan Guru SMP
Kategori Jumlah subjek Prosentase Katagori
x ≤ 87.5 45 45% Sangat rendah
87.5 < x ≤ 112.5 47 47% Rendah
112.5 < x ≤ 137.5 8 8% Sedang
137.5 < x ≤ 162.5 - - Tinggi
162.5 < x - - Sangat tinggi
Total 100 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari seluruh subjek yang ada, terdapat
45 subjek yang memiliki kategori sangat rendah atau sebesar 45%, 47 subjek
berada pada kategori rendah atau sebesar 47%, subjek yang berada pada
kategori sedang sebanyak 8 subjek atau 8%. Pada seluruh subjek tidak
terdapat subjek yang memiliki kategori tinggi dan sangat tinggi, jadi sebagian
besar guru SD dan SMP berada pada kategori tingkat stres yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat
stres kerja antara guru SD dan guru SMP. Uji hipotesis menghasilkan nilai
signifikansi sebesar 0.011 atau lebih kecil dari 0.05 (0.011<0.05) yang berarti
bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, sehingga hasilnya adalah ada
perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP.
Berdasarkan kategorisasi pada penelitian ini ditemukan bahwa dari 100
subjek penelitian ada 45 subjek yang memiliki kategori sangat rendah (45%), 47
subjek berada pada kategori rendah atau sebesar (47%), subjek yang berada pada
kategori sedang sebanyak 8 subjek atau (8%). Secara umum tingkat stres pada
seluruh subjek berada pada kategori sangat rendah hingga sedang, hal ini
menunjukkan bahwa secara umum para guru baik guru SD maupun guru SMP
tidak memiliki tingkat stres yang tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres guru SD lebih tinggi
dari guru SMP. Hal ini dipengaruhi oleh banyak hal, faktor kondisi lingkungan
kerja sangat berpengaruh dalam kasus ini. Kecamatan Pakis secara geografis
memiliki wilayah yang luas yang terdiri dari desa-desa kecil yang sebagian besar
masyarakatnya menggantungkan hidupnya dalam bidang pertanian. Kecamatan
Pakis sendiri terletak di kaki gunung Merbabu, dan sebagian besar penduduknya
kurang memiliki kesadaran tentang pentingnya pendidikan. Wilayah kecamatan
memiliki sekitar 30 Sekolah Dasar yang tersebar di desa-desa kecil. Banyak di
antaranya yang letaknya jauh dari jalan raya, sehingga membutuhkan waktu,
tenaga dan biaya yang tidak sedikit bagi guru untuk sampai ke sekolah. Di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
wilayah Pakis terdapat 6 SMP yang terletak di tempat-tempat yang mudah
dijangkau oleh transportasi.
Ditinjau dari segi sosial tentunya beban guru SD lebih berat dari guru
SMP. Guru-guru di SD berperan secara langsung di dalam masyarakat karena
letaknya yang berada di lingkungan desa, sehingga harus selalu menjaga
hubungan baik dan melayani tuntutan masyarakat secara langsung. Di lingkungan
seperti ini guru masih memiliki pengaruh yang kuat dalam masyarakat, oleh
karena itu segala sikap dan perilaku guru akan selalu menjadi sorotan bagi
masyarakat. Hal ini tentunya menjadi tanggung jawab guru yang tidak bisa
dikatakan sepele.
Daerah tempat kerja yang berada pada lingkungan desa yang masih
rendah minat belajarnya, menimbulkan masalah tersendiri. Seringkali guru juga
harus mengejar muridnya agar mau belajar, bersekolah, atau melanjutkan
pendidikannya. Kurangnya motivasi, perhatian, dan respon siswa dalam pelajaran
tentunya akan menimbulkan stres pada diri guru.
Lingkungan kerja yang jauh dari keramaian tentunya juga menimbulkan
beban lain bagi guru-guru SD di kecamatan Pakis, karena setiap hari mereka harus
menempuh perjalanan yang panjang bahkan melewati jalan yang kondisinya
buruk. Hal ini tentunya akan menyulitkan guru itu sendiri dan menyulitkan anak
didiknya dalam memperluas pengetahuannya. Misalnya menjadi terhambatnya
informasi atau sarana pendidikan yang sampai ke sekolah mereka.
SMP-SMP di kecamatan Pakis di bangun di daerah-daerah yang mudah
dijangkau oleh transportasi, dan semua SMP di kecamatan Pakis berada di tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
yang tidak terlalu bising oleh kendaraan. Bangunan gedung-gedung sekolah
tergolong bagus, lingkungan sekolah juga tertata rapi serta udara yang sejuk
tentunya sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Dalam lingkungan
kemasyarakatan, secara sosial guru-guru SMP tidak memiliki peran sedekat guru
SD. Hal ini karena sebagian besar muridnya berasal dari berbagai daerah di
wilayah kecamatan Pakis maupun di sekitar wilayah Pakis, atau dengan kata lain
ruang lingkupnya lebih luas, sehingga masyarakat tidak bisa berhubungan sedekat
guru-guru SD yang memiliki ruang lingkup yang lebih kecil. Dengan demikian
beban kerja guru SMP yang berasal dari tuntutan masyarakat juga tentunya lebih
kecil.
Faktor beban kerja juga mempengaruhi perbedaan tingkat stres guru SD
dan guru SMP. Tugas mengajar yang dilakukan oleh guru SD cenderung lebih
besar karena perannya sebagai guru kelas. Menurut Sastrapraja(dalam Stevanus,
2004), guru kelas adalah guru yang dikuasakan mempertanggung jawabkan murid
sekelas dan memberikan hampir semua mata pelajaran untuk jangka satu tahun
pelajaran. Seorang guru SD adalah seorang guru kelas, oleh karena itu guru perlu
menguasai berbagai hal terutama semua mata pelajaran yang ada. Beban mengajar
guru SD tidak hanya terbatas pada penguasaan materi pelajaran tetapi seorang
guru SD juga dituntut untuk dapat menguasai berbagai macam ketrampilan yang
harus diajarkan kepada muridnya, misalnya membuat kerajinan tangan,
menggambar, dan juga menyanyi.
Seorang guru SD juga memiliki waktu mengajar yang lebih panjang
karena sejak jam pelajaran pertama dimulai hingga jam pelajaran terakhir berakhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
seorang guru selalu berada di ruang kelas. Mereka hanya memiliki waktu istirahat
sekitar 30 menit setiap harinya. Banyaknya tugas pekerjaan yang harus
ditanggung oleh seseorang mengakibatnya karyawan tersebut mudah lelah dan
berada dalam "tegangan tinggi" (Rini, 2002). Hal ini bisa dikatakan sebagai
overload yang dialami oleh seorang guru SD.
Beban kerja yang tinggi dan tidak diimbangi oleh gaji yang tinggi pula
mengakibatkan ketidak seimbangan pada diri seseorang. Secara ekonomi guru SD
memiliki penghasilan yang lebih rendah dari guru SMP. Hal ini tentunya juga
merupakan salah satu pemicu lebih tingginya tingkat stres pada guru SD
dibanding guru SMP.
Penelitian (Arismunandar dan Ardhana, 1998) menemukan bahwa
stressor kerja lebih tinggi pada guru SD dibandingkan dengan guru SMP dan
SMU. Lebih tingginya stressor kerja pada guru SD tentunya juga berakibat pada
lebih tingginya tingkat stres pada guru SD itu sendiri.
Secara Interpersonal, seorang guru SD berhubungan lebih lama dengan
murid-muridnya. Jika terdapat permasalahan pada muridnya, seorang guru SD
akan turun tangan secara langsung. Apabila ada murid yang berkelakuan buruk,
seorang guru SD akan menanganinya secara langsung, dan jika murid berkelakuan
buruk terus menerus maka akan secara langsung mengganggu proses belajar
mengajar secara keseluruhan karena guru harus menanganinya terlebih dahulu.
Jika guru SMP mendapati murid yang berkelakuan buruk, mereka dapat
melimpahkannya kepada konselor murid atau guru BK. Ini tentu akan lebih
membantu guru itu sendiri dan murid-muridnya yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berbeda dari guru SMP yang menghadapi berbagai murid dalam satu
hari, guru SD akan menghadapi murid dan kelakuan yang sama dari pagi hingga
siang setiap harinya. Ini tentunya akan menimbulkan kejenuhan dalam diri
seseorang yang memicu timbulnya stres.
Dalam pengembangan karir, profesi guru secara keseluruhan tidak
terlalu mencolok, sehingga mereka terkadang tidak terlalu mengejar prestasi kerja.
Namun demikian jika kenaikan pangkat atau jabatannya tertunda maka akan
menimbulkan permasalahan tersendiri pada diri seseorang.
Berdasarkan data tambahan yaitu jenis kelamin subjek, tampak bahwa
tingkat stres kerja guru perempuan lebih besar dari pada guru laki-laki. Mean
yang diperoleh dari subjek perempuan adalah sebesar 95,00 dan mean yang
diperoleh dari subjek laki-laki adalah sebesar 83,15. Lebih tingginya tingkat stres
guru perempuan dari guru laki-laki ini disebabkan karena adanya konflik peran
sebagai perempuan bekerja dan sekaligus sebagai ibu rumah tangga.
Masing-masing peran yang dihadapi oleh guru perempuan ini memiliki
tuntutan yang sama besarnya. Di satu sisi sebagai seorang ibu rumah tangga, dia
harus menyelesaikan seluruh tugas dalam mengurus rumah tangganya yang tidak
bisa dikatakan ringan, dan di sisi lain dia juga dituntut untuk mampu
melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru di sekolah. Sebagai contoh seorang
guru wanita sebelum berangkat mengajar ia harus bangun pagi-pagi sekali untuk
melakukan tugas rumah tangga seperti mempersiapkan segala kebutuhan suami
dan anak-anaknya, memasak, mencuci dan sebagainya. Kemudian dia harus
segera berangkat bekerja. Hal ini tentunya akan menimbulkan kelelahan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
fisik dan psikis yang kemudian akan menimbulkan stres pada diri seorang
perempuan yang bekerja pada umumnya dan guru pada khususnya.
Tingkat stres kerja guru-guru di kecamatan Pakis yang relatif rendah
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya kondisi lingkungan terutama udara
yang sejuk dan nyaman, hubungan interpersonal antar guru maupun dengan
lingkungan yang terjalin dengan baik, perasaan senang dalam menjalani
profesinya, dan faktor usia yang rata-rata sudah masuk pada usia yang matang
sehingga secara umum mereka sudah memiliki kematangan secara emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Uji hipotesis dalam penelitian ini menghasilkan nilai signifikansi
sebesar 0,011, ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Jadi, ada perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP di
kecamatan Pakis Magelang. Hasil uji hipotesis menunjukkan mean tingkat stress
kerja untuk guru SD sebesar 93,34 dan untuk guru SMP sebesar 85.52. Dari
perbandingan nilai mean yang diperoleh tersebut, maka disimpulkan bahwa
tingkat stres kerja guru SD lebih besar dari guru SMP.
B. Saran
Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan karena keterbatasan
peneliti, oleh karena itu saran untuk pembaca dan peneliti selanjutnya, yaitu
1. saran bagi peneliti selanjutnya
Peneliti menyarankan untuk melengkapi kriteria identitas subjek seperti
lamanya mengajar dan tingkat pendidikan, agar dapat memperkaya hasil
penelitian .
2. saran bagi pembaca
a. guru seyogianya mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah,
karena banyaknya tugas yang harus diemban guru dan kurangnya
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
kesejahteraan yang didapat bisa menimbulkan dampak yang buruk
bagi guru itu sendiri dan bagi anak didiknya.
b. sebaiknya kondisi tempat kerja guru (sekolah), terutama guru SD di
kecamatan Pakis lebih diperhatikan, karena sebagian besar SD di
kecamatan Pakis belum memiliki sarana dan prasarana yang
memadai. Kondisi gedung dan penataan yang kurang baik juga dapat
menimbulkan stres bagi guru yang berakibat negatif bagi proses
belajar-mengajar.
c. guru sebaiknya menjalin hubungan sosial yang lebih baik lagi
dengan rekan sejawatnya, dengan murid-muridnya, maupun dengan
lingkungan sosial, agar dapat menciptakan suasana yang nyaman
dalam pelaksanaan pendidikan. Sehingga dapat mengurangi
timbulnya stres bagi guru.
d. masyarakat sebaiknya menaruh perhatian kepada proses pendidikan
yang ada, dan memberi dukungan yang positif bagi guru dalam
melaksanakan tugasnya. Masyarakat, terutama masyarakat di daerah
pedesaan, sebaiknya juga dibimbing dan dibina agar memiliki
kesadaran yang lebih akan pentingnya pendidikan bagi dirinya
maupun bagi anak-anaknya.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya
adalah adanya beberapa item skala yang masih kurang tepat dan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
item skala yang memiliki kesan ambigu sehingga menghasilkan data yang
kurang akurat dan mempengaruhi hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. (2006). Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arismunandar. & Ardhana, I. W. (1998). Sumber-sumber Stres Kerja Guru. Jurnal
Ilmu Pendidikan. Jilid 5, no.1. hal 3-13. Azwar, S (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Putra Pelajar Gibson. Ivancevich. Donnelly. (1987). Organisasi Perilaku.Struktur.Proses.
Jakarta : Erlangga. Gunarsa, S. D. (2003). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: BPK
Gunung Mulia. Handoyo, S. (2001). Stres Pada Masyarakat Surabaya. Insan Media Psikologi.
Vol. 3, no.2.hal: 61-74. Huffman, K., Vernoy, M., Vernoy, J. (2000). Psychology in Action (5th edition).
New York: John Wiley & Sons, Inc. Hurlock, E. B. (1991). Psikologi Perkembangan suatu Pendapat Sepanjang
Rentang Kehidupan (edisi ke-5). Jakarta: Erlangga. Irwanto. Dkk. (1997). Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka. Tim Penyususun Kamus Pusat Pengambangan dan Pembinaan Bahasa. (1991).
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Mahmud, Dimyati. M. (1990). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan.
Yogyakarta: BPFE. Nasution, M.A. (!983). Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jemmars. Nurofia, F. (2000). Stress Kerja dan Penanggulangannya. Majalah Ilmiah
Maranatha. Vol XVIII/th ke-VII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Rachman, M. (2001). Reposisi, Re-evaluasi dan Redefinisi Pendidikan Nilai bagi Generasi Muda Bangsa. http:www.depdiknas.go.id/jurnal/28/reposisi.htm.
Rasyid. A. (1992). Stres dan Kerja, Suatu Perspektif Manajerial. Cakrawala
Pendidikan no.3, th XI. Rice, L.P. (1992). Stress and Health. California: Brooks/Cole Publishing. Rini, J. F. (2002). Stress Kerja. http://www.e-psikologi.com/masalah/stress/htm.
Diakses tanggal 10 November 2006. Robbins, S.P. (1996). Organizational Behavior Concept. Controvercies.
Applications (7th edition). New Jersey : Prentice-Hall International, Inc. Roestiyah, N.K. (1982). Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: PT Bina
Aksara Samana, A. (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius. Santrock, J. W. (2002). Life-Span Developmental:Perkembangan Masa Hidup
jilid 2 (edisi ke-5 ). Jakarta: Erlangga Sarafino, E. P. (1997). Health Psychology: Biopsychosocial Interaction (3rd ed).
New York: John Wiley & Son, Inc. Slavin, E. R. (2003). Educational Psychology Theory and Practice (7th ed). USA :
John Hopkins University. Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo. Stevanus, I. (2004). Persepsi Guru SD Terhadap Standar Kompetensi Guru Kelas
SD. Jurnal Psiko-edukasi Vol.2, no. 2. hal:93-110. Syah, M. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer.(2003). Pengolahan Data
Statistik dengan 11.25. Jakarta: Infotek. Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer.(2004). Pengolahan Data
Statistik dengan 12.00. Yogyakarta: Andi Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Trihendradi, C. (2005). Statistik Inferen Teori Dasar dan Aplikasinya Menggunakan SPSS 12. Yogyakarta : Penerbit Andi
Wilonoyudho, S. (2001, 12 September). Merenungkan Perjalanan Hidup Guru.
http:// www.kompas.com /kompas-cetak/0109/12/opini/mere04.htm. Diakses tanggal 12 November 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
1. SKALA UJI COBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
SKALA PENGAMATAN DIRI Umur :
Jenis Kelamin :
Tempat Kerja :
Petunjuk Pengisian Skala
Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan berbagai kemungkinan
keadaan anda berkaitan dengan pekerjaan. Anda diminta untuk berpendapat
tentang keadaan tersebut dengan memberi tanda (X) pada pilihan yang paling
sesuai dengan keadaan diri anda selama ini.
Keterangan pilihan:
SL, bila SELALU anda alami
SR, bila SERING anda alami
JR, bila JARANG anda alami
TP, bila TIDAK PERNAH anda alami
Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut anda sendiri, karena tidak ada
jawaban yang dianggap salah. Jawaban anda tidak ada hubungannya dengan nama
baik, karir, dan kedudukan anda di sekolah ini dan segala kerahasiaan dijamin
oleh peneliti.
Berikanlah pendapat anda pada semua pernyataan.
1. Saya hadir di sekolah tepat waktu.
SL SR JR TP
2. Saya merasa gelisah jika hasil belajar murid-murid saya jelek
SL SR JR TP
3. Saya bersemangat dalam berolahraga
SL SR JR TP
4. Saya merasa puas dengan hasil kerja saya
SL SR JR TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
5. Nafsu makan saya menurun
SL SR JR TP
6. Saya mendiamkan dan mengacuhkan orang lain
SL SR JR TP
7. Saya sulit mengambil keputusan
SL SR JR TP
8. Pikiran saya jernih saat bekerja
SL SR JR TP
9. Saya mengalami sakit kepala
SL SR JR TP
10. Tekanan darah saya stabil
SL SR JR TP
11. Saya merasa kecewa terhadap orang-orang di sekitar saya
SL SR JR TP
12. Saya suka melamun
SL SR JR TP
13. Saya mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan di sekolah
SL SR JR TP
14. Saya merasa capek dan ingin berhenti bekerja
SL SR JR TP
15. Saya bersikap ramah terhadap murid-murid saya
SL SR JR TP
16. Saya mudah lelah ketika sedang mengajar
SL SR JR TP
17. Saya buang air besar secara teratur
SL SR JR TP
18. Saya merasa senang dengan pekerjaan saya sebagai guru
SL SR JR TP
19. Saya bosan dengan rutinitas saya selama ini
SL SR JR TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
20. Saya merasa percaya diri ketika berhadapan dengan orang lain
SL SR JR TP
21. Pikiran saya sulit terpusat pada pekerjaan
SL SR JR TP
22. Saya mudah marah bila sedang bekerja
SL SR JR TP
23. Pikiran saya kosong dan susah untuk berpikir
SL SR JR TP
24. Saya bersikap tenang dalam menghadapi permasalahan yang timbul
SL SR JR TP
25. Saya ingat nama-nama murid saya
SL SR JR TP
26. Saya marah kepada murid-murid saya
SL SR JR TP
27. Saya berusaha mengenal lingkungan di sekitar tempat kerja saya
SL SR JR TP
28. Saya memberikan hukuman fisik kepada murid yang berbuat salah
SL SR JR TP
29. Nafsu makan saya meningkat
SL SR JR TP
30. Saya mudah menentukan sanksi bagi murid yang melanggar
SL SR JR TP
31. Saya cemas jika harus berhadapan dengan orang tua murid
SL SR JR TP
32. Saya bimbang bila harus memutuskan sesuatu
SL SR JR TP
33. Saya merasa bekerja dengan baik
SL SR JR TP
34. Saya mampu memikirkan beberapa hal sekaligus
SL SR JR TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
35. Saya panik jika menghadapi situasi yang sulit
SL SR JR TP
36. Saya bersabar dalam menghadapi permasalahan
SL SR JR TP
37. Saya mengalami migraine (sakit kepala sebelah)
SL SR JR TP
38. Saya tidur secara teratur
SL SR JR TP
39. Saya merokok
SL SR JR TP
40. Saya mengalami insomnia/susah tidur
SL SR JR TP
41. Saya merasa mood/suasana hati saya bagus
SL SR JR TP
42. Saya merasa enggan bergaul terlalu akrab dengan murid-murid saya
SL SR JR TP
43. Kaki dan tangan saya gemetar saat berada di tempat kerja
SL SR JR TP
44. Jantung saya berdetak secara teratur
SL SR JR TP
45. Saya sukar buang air besar
SL SR JR TP
46. Saya melakukan kegiatan sosial bersama teman-teman saya
SL SR JR TP
47. Saya mudah mengingat materi pelajaran yang akan saya sampaikan
SL SR JR TP
48. Saya mudah berkeringat jika sedang mengajar di depan kelas
SL SR JR TP
49. Saya merasa kurang kerasan dan ingin pindah dari sekolah ini
SL SR JR TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
50. Saya bisa memahami perasaan orang lain
SL SR JR TP
51. Saya malas berolah raga
SL SR JR TP
52. Saya lupa dengan apa yang akan saya kerjakan
SL SR JR TP
53. Saya merasa diri saya penyebab berbagai permasalahan
SL SR JR TP
54. Punggung dan leher saya terasa rileks
SL SR JR TP
55. Saya berdebat dengan teman saya
SL SR JR TP
56. Saya merasa sehat
SL SR JR TP
57. Saya merasa bahwa teman-teman saya bisa dipercaya
SL SR JR TP
58. Tekanan darah saya naik
SL SR JR TP
59. Saya merasa masalah muncul karena kesalahan orang lain
SL SR JR TP
60. Saya memiliki hubungan yang dekat dengan murid-murid saya
SL SR JR TP
61. Saya menarik nafas secara teratur
SL SR JR TP
62. Saya bersemangat dalam menjalani pekerjaan saya
SL SR JR TP
63. Saya susah memahami materi pelajaran yang baru
SL SR JR TP
64. Saya mudah mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan
saya
SL SR JR TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
65. Produktifitas kerja saya stabil
SL SR JR TP
66. Saya menepati janji saya
SL SR JR TP
67. Saya cepat tersinggung
SL SR JR TP
68. Pikiran saya hanya fokus pada satu hal saja
SL SR JR TP
69. Saya merasa senang mengajar di sekolah ini
SL SR JR TP
70. Saya berkonsentrasi penuh saat mengajar
SL SR JR TP
71. Saya dapat tidur nyenyak
SL SR JR TP
72. Jantung saya berdetak cepat
SL SR JR TP
73. Saya bisa memahami ilmu/informasi yang baru
SL SR JR TP
74. Muka saya tampak segar
SL SR JR TP
75. Suasana hati saya cepat berubah
SL SR JR TP
76. Saya tidak masuk kerja
SL SR JR TP
77. Saya bercerita tentang berbagai hal kepada rekan-rekan saya
SL SR JR TP
78. Saya enggan berhubungan dengan orang-orang yang tidak sejalan dengan
saya
SL SR JR TP
79. Saya menghindari mengkonsumsi alkohol
SL SR JR TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
80. Saya memaklumi kenakalan yang dilakukan murid-murid saya
SL SR JR TP
Mohon periksa kembali jawaban anda agar tidak ada pernyataan yang
terlewati.
“Terimakasih Atas Kejujuran
dan Kerjasama Anda”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2. UJI BEDA DAN RELIABILITAS
ITEM SKALA TINGKAT STRES
KERJA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Uji Beda dan Reliabilitas item
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Item1 56 1,61 ,731item2 56 3,48 ,603item3 56 2,41 ,890item4 56 2,39 1,003item5 56 2,43 ,710item6 56 1,71 ,731item7 56 2,61 ,731item8 56 1,82 ,664item9 56 2,30 ,630item10 56 1,82 ,765item11 56 1,98 ,726item12 56 2,07 ,684item13 56 1,62 ,776item14 56 1,77 ,934item15 56 1,34 ,549item16 56 2,29 ,680item17 56 1,55 ,784item18 56 1,18 ,431item19 56 1,82 ,876item20 56 1,66 ,837item21 56 2,05 ,699item22 56 1,95 ,644item23 56 1,66 ,640item24 56 1,77 ,738item25 56 1,66 ,815item26 56 2,13 ,662item27 56 1,30 ,502item28 56 1,57 ,735item29 56 2,41 ,626item30 56 2,71 ,780item31 56 1,59 ,708item32 56 2,16 ,781item33 56 1,95 ,942item34 56 2,50 ,572item35 56 2,59 ,781item36 56 1,88 ,854item37 56 1,98 ,842item38 56 1,98 ,842item39 56 1,30 ,829item40 56 1,79 ,731
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
item41 56 1,98 ,556item42 56 1,79 ,948item43 56 1,48 ,632item44 56 1,46 ,687item45 56 1,68 ,765item46 56 1,82 ,690item47 56 1,57 ,568item48 56 1,64 ,773item49 56 1,59 ,804item50 56 2,05 ,699item51 56 2,32 ,876item52 56 2,02 ,751item53 56 1,87 ,662item54 56 2,16 ,890item55 56 1,89 ,755item56 56 1,64 ,672item57 56 1,71 ,756item58 56 1,80 ,672item59 56 1,98 ,700item60 56 1,39 ,705item61 56 1,27 ,486item62 56 1,39 ,623item63 56 2,45 ,784item64 56 1,96 ,660item65 56 1,77 ,603item66 56 1,52 ,632item67 56 2,23 ,738item68 56 2,39 ,867item69 56 1,25 ,477item70 56 1,39 ,528item71 56 1,68 ,636item72 56 2,18 ,636item73 56 2,05 ,519item74 56 1,66 ,640item75 56 2,36 ,554item76 56 1,88 ,605item77 56 2,41 ,682item78 56 1,87 ,854item79 56 1,43 ,931item80 56 1,57 ,599jumlah 56 149,25 18,973
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Correlations
Pearson Correlation ,344(**) Sig. (1-tailed) ,005
Item1 N 56
Pearson Correlation ,048 Sig. (1-tailed) ,362
item2 N 56
Pearson Correlation ,293(*) Sig. (1-tailed) ,014
item3 N 56
Pearson Correlation ,214 Sig. (1-tailed) ,056
item4 N 56
Pearson Correlation -,139 Sig. (1-tailed) ,153
item5 N 56
Pearson Correlation ,478(**) Sig. (1-tailed) ,000
item6 N 56
Pearson Correlation ,493(**) Sig. (1-tailed) ,000
item7 N 56
Pearson Correlation ,336(**) Sig. (1-tailed) ,006
item8 N 56
Pearson Correlation ,547(**) Sig. (1-tailed) ,000
item9 N 56
Pearson Correlation ,364(**) Sig. (1-tailed) ,003
item10 N 56
Pearson Correlation ,429(**) Sig. (1-tailed) ,000
item11 N 56
Pearson Correlation ,503(**) Sig. (1-tailed) ,000
item12 N 56
Pearson Correlation ,135 Sig. (1-tailed) ,161
item13 N 56
Pearson Correlation ,442(**) Sig. (1-tailed) ,000
item14 N 56
Pearson Correlation ,521(**) Sig. (1-tailed) ,000
item15 N 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Pearson Correlation ,403(**) Sig. (1-tailed) ,001
item16 N 56
Pearson Correlation ,432(**) Sig. (1-tailed) ,000
item17 N 56
Pearson Correlation ,597(**) Sig. (1-tailed) ,000
item18 N 56
Pearson Correlation ,665(**) Sig. (1-tailed) ,000
item19 N 56
Pearson Correlation ,287(*) Sig. (1-tailed) ,016
item20 N 56
Pearson Correlation ,491(**) Sig. (1-tailed) ,000
item21 N 56
Pearson Correlation ,511(**) Sig. (1-tailed) ,000
item22 N 56
Pearson Correlation ,562(**) Sig. (1-tailed) ,000
item23 N 56
Pearson Correlation ,603(**) Sig. (1-tailed) ,000
item24 N 56
Pearson Correlation ,403(**) Sig. (1-tailed) ,001
item25 N 56
Pearson Correlation ,216 Sig. (1-tailed) ,055
item26 N 56
Pearson Correlation ,296(*) Sig. (1-tailed) ,013
item27 N 56
Pearson Correlation ,366(**) Sig. (1-tailed) ,003
item28 N 56
Pearson Correlation -,212 Sig. (1-tailed) ,058
item29 N 56
Pearson Correlation ,071 Sig. (1-tailed) ,301
item30 N 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Pearson Correlation ,339(**) Sig. (1-tailed) ,005
item31 N 56
Pearson Correlation ,441(**) Sig. (1-tailed) ,000
item32 N 56
Pearson Correlation ,100 Sig. (1-tailed) ,231
item33 N 56
Pearson Correlation ,201 Sig. (1-tailed) ,069
item34 N 56
Pearson Correlation ,548(**) Sig. (1-tailed) ,000
item35 N 56
Pearson Correlation ,554(**) Sig. (1-tailed) ,000
item36 N 56
Pearson Correlation ,563(**) Sig. (1-tailed) ,000
item37 N 56
Pearson Correlation ,524(**) Sig. (1-tailed) ,000
item38 N 56
Pearson Correlation ,262(*) Sig. (1-tailed) ,026
item39 N 56
Pearson Correlation ,559(**) Sig. (1-tailed) ,000
item40 N 56
Pearson Correlation ,313(**) Sig. (1-tailed) ,010
item41 N 56
Pearson Correlation ,261(*) Sig. (1-tailed) ,026
item42 N 56
Pearson Correlation ,595(**) Sig. (1-tailed) ,000
item43 N 56
Pearson Correlation ,362(**) Sig. (1-tailed) ,003
item44 N 56
Pearson Correlation ,593(**) Sig. (1-tailed) ,000
item45 N 56
Pearson Correlation ,398(**) Sig. (1-tailed) ,001
item46 N 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Pearson Correlation ,657(**) Sig. (1-tailed) ,000
item47 N 56
Pearson Correlation ,467(**) Sig. (1-tailed) ,000
item48 N 56
Pearson Correlation ,543(**) Sig. (1-tailed) ,000
item49 N 56
Pearson Correlation ,567(**) Sig. (1-tailed) ,000
item50 N 56
Pearson Correlation ,213 Sig. (1-tailed) ,058
item51 N 56
Pearson Correlation ,528(**) Sig. (1-tailed) ,000
item52 N 56
Pearson Correlation ,319(**) Sig. (1-tailed) ,008
item53 N 56
Pearson Correlation ,217 Sig. (1-tailed) ,054
item54 N 56
Pearson Correlation ,300(*) Sig. (1-tailed) ,012
item55 N 56
Pearson Correlation ,438(**) Sig. (1-tailed) ,000
item56 N 56
Pearson Correlation ,448(**) Sig. (1-tailed) ,000
item57 N 56
Pearson Correlation ,225(*) Sig. (1-tailed) ,048
item58 N 56
Pearson Correlation ,359(**) Sig. (1-tailed) ,003
item59 N 56
Pearson Correlation ,646(**) Sig. (1-tailed) ,000
item60 N 56
Pearson Correlation ,665(**) Sig. (1-tailed) ,000
item61 N 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Pearson Correlation ,579(**) Sig. (1-tailed) ,000
item62 N 56
Pearson Correlation ,293(*) Sig. (1-tailed) ,014
item63 N 56
Pearson Correlation ,255(*) Sig. (1-tailed) ,029
item64 N 56
Pearson Correlation ,655(**) Sig. (1-tailed) ,000
item65 N 56
Pearson Correlation ,562(**) Sig. (1-tailed) ,000
item66 N 56
Pearson Correlation ,432(**) Sig. (1-tailed) ,000
item67 N 56
Pearson Correlation ,217 Sig. (1-tailed) ,054
item68 N 56
Pearson Correlation ,514(**) Sig. (1-tailed) ,000
item69 N 56
Pearson Correlation ,371(**) Sig. (1-tailed) ,002
item70 N 56
Pearson Correlation ,643(**) Sig. (1-tailed) ,000
item71 N 56
Pearson Correlation ,471(**) Sig. (1-tailed) ,000
item72 N 56
Pearson Correlation ,358(**) Sig. (1-tailed) ,003
item73 N 56
Pearson Correlation ,522(**) Sig. (1-tailed) ,000
item74 N 56
Pearson Correlation ,249(*) Sig. (1-tailed) ,032
item75 N 56
Pearson Correlation ,302(*) Sig. (1-tailed) ,012
item76 N 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Pearson Correlation ,324(**) Sig. (1-tailed) ,007
item77 N 56
Pearson Correlation ,202 Sig. (1-tailed) ,068
item78 N 56
Pearson Correlation ,172 Sig. (1-tailed) ,103
item79 N 56
Pearson Correlation ,423(**) Sig. (1-tailed) ,001
item80 N 56
* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Reliabilitas Skala Tingkat Stres Kerja
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
151,39 525,988 22,934 80
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha
Cronbach’s Alpha Based
on Standardized Items
N of Items
,932 ,937 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3. SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
SKALA PENGAMATAN DIRI Umur :
Jenis Kelamin :
Tempat Kerja :
Petunjuk Pengisian Skala
Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan berbagai kemungkinan
keadaan anda berkaitan dengan pekerjaan. Anda diminta untuk berpendapat
tentang keadaan tersebut dengan memberi tanda (X) pada pilihan yang paling
sesuai dengan keadaan diri anda selama ini.
Keterangan pilihan:
SL, bila SELALU anda alami
SR, bila SERING anda alami
JR, bila JARANG anda alami
TP, bila TIDAK PERNAH anda alami
Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut anda sendiri, karena tidak ada
jawaban yang dianggap salah. Jawaban anda tidak ada hubungannya dengan nama
baik, karir, dan kedudukan anda di sekolah ini dan segala kerahasiaan dijamin
oleh peneliti.
Berikanlah pendapat anda pada semua pernyataan.
1. Saya hadir di sekolah tepat waktu.
SL SR JR TP
2. Saya mendiamkan dan mengacuhkan orang lain
SL SR JR TP
3. Saya bersikap tenang dalam menghadapi permasalahan
SL SR JR TP
4. Saya sulit mengambil keputusan
SL SR JR TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
5. Saya bersikap ramah terhadap murid-murid saya
SL SR JR TP
6. Saya merasa kecewa terhadap orang-orang di sekitar saya
SL SR JR TP
7. Saya merasa capek dan ingin berhenti bekerja
SL SR JR TP
8. Saya mengalami sakit kepala
SL SR JR TP
9. Saya ingat nama-nama murid saya
SL SR JR TP
10. Saya tidur secara teratur
SL SR JR TP
11. Pikiran saya jernih saat bekerja
SL SR JR TP
12. Saya memberikan hukuman fisik kepada murid yang berbuat salah
SL SR JR TP
13. Saya melakukan kegiatan sosial bersama teman-teman saya
SL SR JR TP
14. Saya bosan dengan rutinitas saya selama ini
SL SR JR TP
15. Saya suka melamun
SL SR JR TP
16. Saya mengalami migraine (sakit kepala sebelah)
SL SR JR TP
17. Saya mudah mengingat materi pelajaran yang akan saya sampaikan
SL SR JR TP
18. Saya merasa kurang kerasan dan ingin pindah dari sekolah ini
SL SR JR TP
19. Saya merasa sehat
SL SR JR TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
20. Saya memiliki hubungan yang dekat dengan murid-murid saya
SL SR JR TP
21. Saya mengalami insomnia/susah tidur
SL SR JR TP
22. Saya mudah marah bila sedang bekerja
SL SR JR TP
23. Produktifitas kerja saya stabil
SL SR JR TP
24. Saya berdebat dengan teman saya
SL SR JR TP
25. Saya bersabar dalam menghadapi permasalahan
SL SR JR TP
26. Saya menarik nafas secara teratur
SL SR JR TP
27. Saya berkonsentrasi penuh saat mengajar
SL SR JR TP
28. Saya mudah berkeringat jika sedang mengajar di depan kelas
SL SR JR TP
29. Saya bisa memahami perasaan orang lain
SL SR JR TP
30. Pikiran saya kosong dan susah untuk berpikir
SL SR JR TP
31. Saya cemas jika harus berhadapan dengan orang tua murid
SL SR JR TP
32. Saya bimbang bila harus memutuskan sesuatu
SL SR JR TP
33. Saya merasa bahwa teman-teman saya bisa dipercaya
SL SR JR TP
34. Kaki dan tangan saya gemetar saat berada di tempat kerja
SL SR JR TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
35. Saya panik jika menghadapi situasi yang sulit
SL SR JR TP
36. Saya bersemangat dalam menjalani pekerjaan saya
SL SR JR TP
37. Saya merasa masalah muncul karena kesalahan orang lain
SL SR JR TP
38. Saya menepati janji saya
SL SR JR TP
39. Saya sukar buang air besar
SL SR JR TP
40. Saya bisa memahami ilmu/informasi yang baru
SL SR JR TP
41. Saya dapat tidur nyenyak
SL SR JR TP
42. Saya merasa diri saya penyebab berbagai permasalahan
SL SR JR TP
43. Saya bercerita tentang berbagai hal kepada rekan-rekan saya
SL SR JR TP
44. Muka saya tampak segar
SL SR JR TP
45. Saya cepat tersinggung
SL SR JR TP
46. Jantung saya berdetak cepat
SL SR JR TP
47. Saya merasa senang mengajar di sekolah ini
SL SR JR TP
48. Pikiran saya sulit terpusat pada pekerjaan
SL SR JR TP
49. Saya memaklumi kenakalan yang dilakukan murid-murid saya
SL SR JR TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
50. Saya lupa dengan apa yang akan saya kerjakan
SL SR JR TP
“Terimakasih Atas Bantuan
dan Kerjasama Anda”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
4. UJI ASUMSI
a. UJI NORMALITAS
b. UJI HOMOGENITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
a. UJI NORMALITAS
1) Uji Normalitas Tingkat Stres Guru SD
Descriptive Statistics
50 93,34 14,403 63 135Tingkat StresN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
5093,34
14,403,090,090
-,076,637,812
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Tingkat Stres
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
2) Uji Normalitas Tingkat Stres Guru SMP
Descriptive Statistics
50 85,52 15,844 56 127Tingkat StresN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
5085,52
15,844,117,085
-,117,829,498
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Tingkat Stres
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
b. UJI HOMOGENITAS
Test of Homogeneity of Variances
Tingkat Stres
,530 1 98 ,468
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Tingkat Stres
1528,810 1 1528,810 6,669 ,01122465,700 98 229,24223994,510 99
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
5. UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
T-Test Group Statistics
50 93,34 14,403 2,03750 85,52 15,844 2,241
TempatkerjaSDSMP
Tingkat StresN Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean
Independent Samples Test
,530 ,468 2,582 98 ,011 7,820 3,028 1,811 13,83
2,582 97 ,011 7,820 3,028 1,810 13,83
EqualvariancesassumedEqualvariancesnotassumed
Tingkat StresF Sig.
Levene'sTest for
Equality ofVariances
t dfSig.
(2-tailed)
MeanDifferen
ce
Std.Error
Difference Lower Upper
95%Confidence
Interval of theDifference
t-test for Equality of Means
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
6. DATA TAMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Mean Laki-laki dan Perempuan
Report
Tingkat Stres
83,15 47 56 11195,00 53 64 13589,43 100 56 135
jnskelaminlaki-lakiperempuanTotal
Mean N Minimum Maximum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
7. PERIZINAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI