perbedaan metode audio visual dan metode buku …

61
PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU SAKU TERHADAP PENGETAHUAN PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE PADA SISWA KELAS V DI SD N 18 KAMPUNG BARU TAHUN 2018 Skripsi Diajukan ke Program Studi D 4 Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Padang sebagai Pemenuhan Syarat Skripsi Sarjana Terapan Kesehatan Lingkungan dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma 4 Politeknik Kementerian Kesehatan Padang Oleh : YEFRISYAM NIM: 131210758 PROGRAM STUDI D4 KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG 2018

Upload: others

Post on 18-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU SAKU

TERHADAP PENGETAHUAN PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE

PADA SISWA KELAS V DI SD N 18 KAMPUNG BARU

TAHUN 2018

Skripsi

Diajukan ke Program Studi D 4 Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Padang sebagai Pemenuhan Syarat Skripsi Sarjana

Terapan Kesehatan Lingkungan dalam menyelesaikan Pendidikan

Diploma 4 Politeknik Kementerian Kesehatan Padang

Oleh :

YEFRISYAM

NIM: 131210758

PROGRAM STUDI D4 KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

2018

Page 2: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yefrisyam

Tempat/ Tanggal Lahir : Balai Selasa/ 05 April 1995

Status : Belum Menikah

Alamat : Jalan Taruko No. 16 RT 2 RW 6 Kelurahan Kampung

Baru, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang

Agama : Islam

No. Hp/Telp. : 0812-6640-0420

Email : [email protected]

Nama Orang Tua :

Ayah : Fardinal

Ibu : Yelismarni

Riwayat Pendidikan :

2000 - 2001 : TK Adi Karya

2001 - 2007 : SD N 30 Cengkeh

2007 - 2010 : SMP N 8 Padang

2010 - 2013 : SMA N 14 Padang

2013 - 2018 : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes

Kemenkes Padang

Page 3: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Perbedaan Metode Audio Visual Dan Buku Saku Terhadap

Pengetahuan Pencegahan Penyakit Diare Pada Siswa Kelas V Di SD N 18

Kampung Baru Tahun 2018 Kota Padang”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai

pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Selama proses pembuatan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peran dan

dukungan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam

penyelesaian skripsi ini :

1. Bapak H. Sunardi selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Padang.

2. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang.

3. Bapak H. Asep Irfan, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi D 4

Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang.

4. Bapak Erdinur, SKM, M.Kes selaku pembimbing I yang telah

mengarahkan, membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

kesabaran dan perhatian dalam pembuatan skripsi ini.

Page 4: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

iv

5. Bapak Evino Sugriarta, SKM, M.Kes selaku pembimbing II yang telah

mengarahkan, membimbing dan memberikan masukan dengan penuh

kesabaran dan perhatian dalam pembuatan skripsi ini.

6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan sehingga

terselesaikannya skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis

sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga

segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.

Padang, Juli 2018

Penulis

Y

Page 5: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

v

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PERNYATAAN PENGUJI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ v

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan ............................................................................................... 5

D. Manfaat ............................................................................................. 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare ................................................................................................ 8

B. Promosi Kesehatan ......................................................................... 10

C. Kerangka Teori ............................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Disain Penelitian .............................................................................. 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 28

C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 29

D. Kerangka Konsep ............................................................................ 29

E. Defenisi Operasional ........................................................................ 29

F. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 30

G. Instrumen Penelitian ........................................................................ 30

H. Cara Pengumpulan Data .................................................................. 31

I. Prosedur Pengolahan Data .............................................................. 31

J. Analisis Data ................................................................................... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi ................................................................... 33

B. Hasil Penelitian ................................................................................... 34

C. Pembahasan ........................................................................................ 38

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 48

B. Saran ................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 6: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Konsep Hl. Blum……………………………….…………………….27

Page 7: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Angket Penelitian

Lampiran B : Lembaran Konsul

Lampiran C : Lokasi penelitian

Lampiran D : Dokumentasi

Lampiran E : Master Tabel

Lampiran F : Output SPSS

Lampiran G : Satuan Acara Penyuluhan

Page 8: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

viii

DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome

AVA : Audio Visual Aids

BAB : Buang Air Besar

CDR : Case Detection Rate

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KLB : Kejadian Luar Biasa

MDGs : Millenium Development Goals

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

SD : Sekolah Dasar

SDGs : Sustainable Development Goals

SLA : Sekolah Lanjut Atas

SLP : Sekolah Lanjut Pertama

UKS : Usaha Kesehatan Sekolah

WHA : World Health Assembly

WHO : World Health Organization

Page 9: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Siswa Kelas V di SD N 18 Kampung Baru

Kota Padang Tahun 2018

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Siswa Kelas V di SD N 18

Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Sebelum dilakukan

Promosi Kesehatan Metode Buku Saku Siswa Kelas V di SD N 18

Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Sesudah dilakukan

Promosi Kesehatan Metode Buku Saku Siswa Kelas V di SD N 18

Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Sebelum dilakukan

Promosi Kesehatan Metode Audio Visual Siswa Kelas V di SD N 18

Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Sesudah dilakukan

Promosi Kesehatan Metode Audio Visual Siswa Kelas V di SD N 18

Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018

Tabel 7. Pengetahuan Responden Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Promosi

Kesehatan Metode Audio Visual Terhadap Pengetahuan Pencegahan

Penyakit Diare

Tabel 8. Pengetahuan Responden Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Promosi

Kesehatan Metode Buku Saku Terhadap Pengetahuan Pencegahan

Penyakit Diare

Page 10: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

9

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan di Indonesia, adalah sebuah kesepakatan pembangunan baru

pengganti Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs). SDGs berisi 17 tujuan, salah

satu tujuannya adalah kesehatan untuk semua umur.1

Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi derajat

kesehatan yaitu faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.

Perilaku merupakan salah satu yang mempengaruhi derajat kesehatan dan

mempunyai peran yang sangat penting dalam derajat kesehatan.2

Manusia menjadi sehat atau sakit karena perilakunya sendiri. Dalam

pendidikan kesehatan amatlah penting mengenali hal apa saja yang menyebabkan,

menyelesaikan, atau mencegah timbulnya suatu masalah. Demikian pula dengan

cara pengobatan terhadap suatu penyakit. Salah satu penyakit yang diakibatkan

perilaku adalah diare.3

Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan

konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan

menderita Diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga

kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24

jam.4

Penyakit Diare merupakan masalah global yang menjadi penyebab kematian

pada anak nomor dua setelah pneumonia. Diare merupakan salah satu penyakit

menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena angka

Page 11: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

2

kesakitan masih tinggi dan berpotensi menyebabkan kematian, terutama apabila

penanganan penderitanya terlambat dilakukan. Penyakit diare merupakan penyakit

endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa

(KLB) yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2015 terjadi 18 kali KLB

Diare yang tersebar di 11 provinsi, 18 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 1.

213 orang dan kematian 30 orang.5

Upaya pencegahan diare dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti

memberikan air susu ibu kepada bayi, memasak air sebelum di minum, mengambil

air di sumur atau mata air yang terlindung, mencuci tangan dengan sabun dan air

bersih sebelum dan sesudah makan, dan mencuci peralatan makan dengan air dan

sabun.3

Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 memperkirakan jumlah

penderita diare di fasilitas kesehatan sebanyak 5.097.247 orang, sedangkan jumlah

penderita diare yang dilaporkan ditangani di fasilitas kesehatan sebanyak

4.017.861 orang atau 74,33% dan targetnya sebesar 5.405.235 atau 100%.5

Penyakit Diare sampai saat ini masih termasuk dalam urutan 10 penyakit

terbanyak di Kota Padang. Penyakit Diare yang banyak ditemukan adalah

gastroentritis yang disebabkan oleh kuman. Laporan Dinas Kesehatan Kota Padang

Tahun 2014, target penemuan kasus diare pada tahun 2014 adalah 18.765 dari

876.880 penduduk Kota Padang.4

Kota Padang memiliki 22 puskesmas yang salah satunya adalah Puskesmas

Lubuk Begalung yang terletak di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang. Data

kasus Diare pada tahun 2015 di Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang dari

bulan Januari s/d Desember 2015 adalah 398 kasus. Kasus Diare di wilayah kerja

Page 12: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

3

Puskesmas Lubuk Begalung yang tertinggi terletak di Kelurahan Kampung Baru

dengan kasus sebanyak 77 kasus.

Diare bila tidak diatasi dengan cepat dapat menyebabkan kematian.

Pencegahan penyakit Diare dapat dilakukan sedini mungkin, salah satu upaya

untuk melakukan pencegahan diare yaitu dengan melakukan promosi kesehatan.4

Promosi Kesehatan menurut Departemen Kesehatan RI adalah upaya untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari, oleh,

untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta

mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya

setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Promosi kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses

pemberdayaan masyarakat, yaitu memperoleh pembelajaran dari, oleh dan

bersama masyarakat sesuai dengan lingkungan sosial budaya setempat, agar

masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan.2

Promosi kesehatan tidak lepas dari media karena melalui media,

pesan-pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga

sasaran dapat mempelajari pesan tersebut dan sasaran dapat memutuskan untuk

mengadopsinya perilaku yang positif. Metode penyampaian pesan dan informasi

dalam promkes diantaranya adalah metode audio visual (lihat-dengar) dan metode

cetak (buku saku) yang masing-masing metode memiliki kelebihan dan

kekurangan.3

Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan–pesan kesehatan

dalam bentuk buku yang berisi tulisan dan gambar-gambar. Booklet merupakan

sebuah buku berukuran kecil dan tipis,tidak lebih dari 24 lembar atau halaman.

Page 13: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

4

Audiovisual adalah alat bantu pendidikan yang dalam penggunaanya

menstimulasi indera penglihatan dan pendengaran. Audiovisual adalah media

intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar.

Contoh alat bantu dengar dan lihat (audio visual aids) seperti TV, film, video.

Promosi kesehatan di sekolah merupakan langkah yang strategis dalam

upaya peningkatan kesehatan masyarakat, karena hal ini didasarkan pemikiran

bahwa sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja didirikan untuk

membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental,

moral, maupun intelektual.6

Sekolah adalah sebagai perpanjangan tangan keluarga dalam meletakkan

dasar perilaku untuk kehidupan anak selanjutnya, termasuk perilaku kesehatan.

Sementara itu populasi anak sekolah di dalam suatu komunitas cukup besar,

antara 20% - 30%. Oleh sebab itu, promosi atau pendidikan kesehatan di sekolah

sangatlah penting. Di Indonesia, bentuk promosi kesehatan di sekolah adalah

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan sekaligus UKS merupakan salah satu upaya

kesehatan masyarakat di sekolah. Komunitas sekolah yang terdiri dari murid, guru

dan karyawan sekolah, baik ditingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan

Pertama (SLP), dan Sekolah Lanjutan Atas (SLA) adalah merupakan sasaran

promosi kesehatan di sekolah. Di dalam kehidupan bangsa, anak-anak sekolah

tidak dapat diabaikan, karena mereka inilah sebagai generasi penerus bangsa.7

Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kecamatan Lubuk Begalung Kota

Padang berjumlah 39 Sekolah Dasar. Dan Kelurahan Kampung Baru mempunyai

2 Sekolah Dasar, salah satunya adalah SD N 18 Kampung Baru Kota Padang.

Page 14: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

5

Berdasarkan uraian diatas yang menjelaskan bahwa kasus diare di Wilayah

Kerja Puskesmas Lubuk Begalung tertinggi terjadi di Kelurahan Kampung Baru

dengan jumlah kasus sebanyak 77 kasus, sementara promosi kesehatan di sekolah

merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan

masyarakat dan siswa Sekolah Dasar merupakan kelompok yang sangat peka

untuk menerima pembaruan atau perubahan karena berada dalam taraf

pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena SD N 18 Kampung Baru terletak di

Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung dan terletak di pusat Kelurahan

Kampung Baru, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SD N 18

Kampung Baru Kota Padang tentang perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan

promosi kesehatan metode audio visual dan buku saku terhadap pengetahuan

pencegahan penyakit Diare pada siswa kelas V di SD N 18 Kampung Baru Kota

Padang Tahun 2018.

B. Rumusan masalah:

Rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah apakah ada perbedaan

promosi kesehatan metode audio visual dibandingkan dengan metode buku saku

terhadap pengetahuan pencegahan penyakit Diare pada siswa kelas V di SD N 18

Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Diketahuinya perbedaan promosi kesehatan metode audio visual

dibandingkan dengan metode buku saku terhadap pengetahuan pencegahan

penyakit Diare pada siswa kelas V di SD N 18 Kampung Baru Kota Padang

Tahun 2018.

Page 15: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

6

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan

dengan metode audio visual dan metode buku saku terhadap

pengetahuan pencegahan penyakit Diare pada siswa kelas V di SD

N 18 Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018.

b. Diketahuinya pengetahuan sesudah dilakukan promosi kesehatan

dengan metode buku saku dan metode buku saku terhadap

pengetahuan pencegahan penyakit Diare pada siswa kelas V di SD

N 18 Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018.

c. Diketahuinya perbedaan promosi kesehatan metode audio visual

dengan metode buku saku terhadap pengetahuan pencegahan

penyakit Diare pada siswa kelas V di SD N 18 Kampung Baru Kota

Padang Tahun 2018.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

a. Bagi Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang

Memberi informasi yang berguna tentang perbedaan promosi

kesehatan metode audiovisual dengan metode buku saku terhadap

pengetahuan pencegahan penyakit Diare pada siswa kelas V di SD N 18

Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018. Dan memberi masukan

mengenai media yang digunakan selanjutnya untuk pencegahan penyakit

Diare.

Page 16: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

7

b. Bagi Poltekkes Kemenkes Padang

Memberi informasi dan menjadi referensi tentang perbedaan

promosi kesehatan metode audio visual dengan metode buku saku

terhadap pengetahuan pencegahan penyakit Diare pada siswa kelas V di

SD N 18 Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman kepada peneliti tentang

perbedaan promosi kesehatan metode audio visual dengan metode buku saku

terhadap pengetahuan pencegahan penyakit Diare pada siswa kelas V di SD N

18 Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018.

3. Bagi Sekolah Dasar

a. Sebagai masukan kepada guru dan menambah pengetahuan guru

tentang perbedaan promosi kesehatan metode audio visual dengan

metode buku saku terhadap pengetahuan pencegahan penyakit

Diare.

b. Menambah wawasan siswa-siswi tentang pencegahan penyakit diare

metode audio visual dan metode buku saku.

E. Ruang Lingkup

Untuk membatasi terlalu luasnya pembahasan dalam penelitian ini, maka

penulis membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada perbedaan promosi

kesehatan metode audio visual dengan metode buku saku terhadap pengetahuan

pencegahan penyakit Diare pada siswa kelas V di SD N 18 Kampung Baru Kota

Padang Tahun 2018.

Page 17: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

8

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Diare

1. Pengertian Diare

Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

Organization (WHO) pada tahun 1984 mendefinisikan diare sebagai berak

cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam (24 jam). Para ibu mungkin

mempunyai istilah tersendiri seperti lembek, cair, berdarah, berlendir, atau

dengan muntah (muntaber).7

2. Etiologi

Penyebab diare dapat dikelompokkan menjadi :

a. Virus: Rotavirus (40-60%), Adenovirus.

b. Bakteri: Escherichia coli (20-30%), Shigella sp. (1-2%), Vibrio

cholerae, dan lain-lain.

c. Parasit: Entamoeba histolytica (<1%), Giardia lamblia,

Crystosporidium (4-11%).

d. Keracunan makanan.

e. Malabsorbsi: karbohidrat, lemak dan protein.

f. Alergi: Makanan, susu sapi.

g. Imunodefisiensi: Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS).7

3. Gejala dan Tanda

Beberapa gejala dan tanda diare antara lain:

a. Gejala umum

1) Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare.

Page 18: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

9

2) Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut.

3) Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare.

4) Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun,

apatis, bahkan gelisah.7

b. Gejala spesifik

1) Vibrio Cholera: diare hebat, warna tinja seperti cucian beras

dan berbau amis

2) Disenteriform: tinja berlendir dan berdarah7

Diare yang berkepanjangan dapat menyebabkan:

a) Dehidrasi (kekurangan cairan)

Tergantung dari persentase cairan tubuh yang hilang,

dehidrasi dapat terjadi ringan, sedang dan berat.7

b) Gangguan Sirkulasi

Pada diare akut, kehilangan cairan dapat terjadi dalam

waktu yang singkat. Bila kehilangan cairan ini lebih dari 10%

berat badan, pasien dapat mengalami syok atau presyok yang

disebabkan oleh berkurangnya volume darah (hipovolemia).7

c) Gangguan asam basa

Hal ini terjadi akibat kehilangan cairan elektrolit

(bikarbonat) dari dalam tubuh. Sebagai kompensasinya tubuh

akan bernapas cepat untuk membantu meningkatkan pH arteri.7

d) Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)

Hipoglikemia sering terjadi pada anak yang sebelumnya

mengalami malnutrisi (kurang gizi). Hipoglikemia dapat

Page 19: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

10

mengakibatkan koma. Penyebab yang pasti belum diketahui,

kemungkinan karena cairan ekstraseluler menjadi hipotonik dan

air masuk kedalam cairan intraseluler sehingga terjadi edema

otak yang mengakibatkan koma.7

4. Pencegahan Diare

Upaya pencegahan diare dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

seperti memasak air sebelum di minum, mengambil air di sumur atau mata air

yang terlindung, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum dan

sesudah makan, dan mencuci peralatan makan dengan air dan sabun.3

Penyakit diare dapat dicegah melalui promosi kesehatan, antara lain:

a. Menggunakan air bersih. Tanda-tanda air bersih adalah ‘3 Tidak,’

yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.

b. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan

sebagian besar kuman penyakit.

c. Mencuci tangan dengan sabun pada waktu sebelum makan, sesudah

makan, dan sesudah Buang Air Besar (BAB).

d. Menggunakan jamban yang sehat.3

B. Promosi Kesehatan

1. Pengertian Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari, oleh, untuk, dan

bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta

mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan

kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang

Page 20: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

11

berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat

mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan

kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, serta mampu

pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut

terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.8

2. Hubungan Kesehatan dan Promosi Kesehatan

Kesehatan merupakan totalitas dari faktor lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan yang saling mempengaruhi satu

sama lain. Lingkungan merupakan faktor terbesar, salin langsung

mempengaruhi kesehatan dan memengaruhi perilaku, begitu pula sebaliknya,

perilaku juga memengaruhi lingkungan dan faktor-faktor yang lain

(pelayanan kesehatan dan keturunan). Status kesehatan akan tercapai secara

optimal, jika keempat faktor secara bersama-sama memiliki kondisi yang

optimal pula.3

Telah banyak hal yang diperdebatkan sejak awal tahun 70-an tentang

kepentingan relatif dari berbagai faktor determinan kesehatan. Satu perhatian

sentral adalah peningkatan kesadaran bahwa kedokteran, sebagai praktik

profesional, secara mengagetkan dan mengecewakan telah memberikan

pengaruh yang kecil (hanya 5%) terhadap kesehatan penduduk. Lebih lanjut,

diungkapkan bahwa praktek kedokteran barat sesungguhnya mengandung

ancaman yang berbahaya. Efek samping pengobatan, komplikasi yang terjadi

setelah pembedahan, dan ketergantungan pada obat yang diresepkan

merupakan contoh untuk hal ini.3

Page 21: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

12

Sejauh ini, kesehatan merupakan konsep yang kompleks. Di samping

itu, derajat “perasaan sehat” barkaitan erat dengan kemampuan seseorang

dalam mencapai potensi mereka secara penuh. Hal tersebut dipengaruhi

berbagai faktor yang secara luas diklasifikasikan sebagai faktor perilaku yang

berurusan dengan tingkah laku kesehatan perorangan, faktor-faktor sosial,

ekonomi, dan lingkungan yang lebih besar, seperti jaringan dukungan sosial,

pekerjaan, penghasilan, dan perubahan. Tekanan pada pendekatan perilaku

berarti pemusatan pada upaya pendidikan kesehatan.3

WHO pada World Health Assembly (WHA) ke-30 tahun 1977,

menyatakan bahwa target sosial pokok dari pemerintah WHO pada dasawarsa

mendatang harus berupa pencapaian status kesehatan yang memungkinkan

seluruh warga dunia di tahun 2000 mempunyai kehidupan yang produktif,

baik secara ekonomi maupun sosial. Hal ini membawa pada perkembangan

strategi regional WHO Eropa tahun 1980. Strategi regional ini menghimbau

perubahan-perubahan mendasar dalam kebijakan kesehatan dari

negara-negara anggotanya, melalui pemberian prioritas yang lebih besar pada

promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.9

3. Visi dan Misi Promosi Kesehatan

Visi adalah impian, cita-cita, atau harapan yang ingin dicapai oleh

suatu kegiatan program. Promosi kesehatan sebagai suatu lembaga atau

institusi atau suatu program seyogianya mempunyai visi dan misi yang jelas.

Sebab dengan visi dan misi tersebut institusi atau program mempunyai arah

dan tujuan yang akan dicapainya. Oleh sebab itu, visi promosi kesehatan

(khususnya di Indonesia) tidak terlepas visi pembangunan kesehatan di

Page 22: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

13

Indonesia, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Kesehatan RI No.

36 Tahun 2009, yakni: “Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya, sebagai investasi sumber daya manusia yang

produktif secara sosial dan ekonomi”. Oleh sebab itu promosi kesehatan

sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat di Indonesia, harus

mengambil bagian dalam mewujudkan visi pembangunan kesehatan di

Indonesia tersebut. Sehingga promosi kesehatan dapat dirumuskan:

“Masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya”.

Dari visi tersebut terdapat empat kata kunci, yaitu :10

a. Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

b. Mampu (abillity) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

c. Memelihara kesehatan, berarti mau dan mampu mencegah penyakit,

melindungi diri dari gangguan-gangguan kesehatan, dan mencari

pertolongan pengobatan yang profesional bila sakit.

d. Menigkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan

kesehatannya. Kesehatan perlu ditingkatkan, karenaderajad

kesehatan baik individual, kelompok, atau masyarakat itu bersifat

dinamis, tidak statis.10

Untuk mewujudkan visi promosi kesehatan, yakni masyarakat mau dan

mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya, diperlukan

upaya-upaya. Upaya-upaya untuk mewujudkan visi ini disebut “misi promosi

kesehatan”, yaitu apa yang harus dilakukan untuk mencapai visi. Secar umum

misi promosi kesehatan ini sekurang-kurangnya ada tiga hal, yaitu:10

Page 23: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

14

a. Advokat (advocate):

Kegiatan advokat ini dilakukan terhadap para pengambil

keputusan dari berbagai tingkat, dan sektor terkait dengan kesehatan.

Tujuan kegiatan ini adalah menyakinkan para pejabat pembuat keputusan

atau penetu kebijakan, bahwa program kesehatan yang akan dijalankan

tersebut penting. Oleh sebab itu, perlu dukungan kebijakan atau

keputasan dari para pejabat tersebut.10

b. Menjembatani (Mediate)

Promosi kesehatan juga mempunyai misi “mediator” atau

“menjembatani” antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai

mitra. Dengan perkataan lain promosi kesehatan merupakan perekat

kemitraan di bidang pelayanan kesehatan. Kemitraan adalah sangat

penting, sebab tanpa kemitraan, niscaya sekor kesehatan mampu

menangani masalah-masalah kesehatannya yang begitu kompleks dan

luas.10

c. Memampukan (Enable)

Sesuai dengan visi promosi kesehatan, yaitu masyarakat mau dan

mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan

mempunyai misi utama untuk memampukan masyarakat. Hal ini berarti,

baik secara langsung atau melalui tokoh-tokoh masyarakat, promosi

kesehatan harus memberikan keterampilan-keterampilan kepada

masyarakat agar mereka mandiri di bidang kesehatan. Telah kita sadari

bersama, bahwa kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor di luar

kesehatan seperti pendidikan, ekonomi, sosial dan sebagainya. Oleh

Page 24: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

15

sebab itu dalam rangka memberdayakan masyarakat dibidang kesehatan,

maka keterampilan dibidang ekonomi (pertanian, perternakan,

perkebunan), pendidikan, dan sosial lainnya, perlu dikembangkan melalui

promosi kesehatan ini.10

4. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Cakupan pendidikan kesehatan, baik sebagai ilmu maupun seni sangat

luas. Cakupan tersebut dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu: a) dimensi aspek

pelayanan kesehatan, dan b) dimensi tatanan (setting) atau tempat

pelaksanaan promosi kesehatan.10

a. Ruang Lingkup Berdasarkan aspek Kesehatan

Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat

itu mencakup empat aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatf. Ahli lain hanya membaginya menjadi dua aspek, yakni: a)

aspek promotif preventif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan b)

aspek kuratif (penyembuhan) dan rehabilitatif dengan sasaran kelompok

orang yang berisiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.

Sejalan dengan uraian ini, maka ruang lingkup pendidikan/promosi

kesehatan juga dikelompokkan menjadi dua.10

1) Promosi kesehatan pada aspek preventif-promotif

Sasaran promosi kesehatan pada aspek promotif adalah

kelompok orang sehat. Selama ini kelompok orang sehat kurang

memperoleh perhatian dalam upaya keehatan masyarakat. Padahal

kelompok orang sehat disuatu komunitas sekitar 80-85% dari

populasi. Apabila jumlah ini tidak dibina kesehatannya, maka jumlah

Page 25: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

16

ini akan meningkat. Oleh sebab itu pendidikan kesehatanpada

kelompok ini perlu ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat, atau

lebih menongkat lagi. Derajat kesehatan bersifat dinamis, oleh sebab

itu meskipun seseorangsudah dalam kondisi sehat, tetap perlu

ditingkatkan dan dibina kesehatannya.10

2) Promosi kesehatan pada aspek penyembuhan dan pemulihan

(kuratif-rehabilitatif)

Pada aspek ini upaya promosi kesehatan mencakup tiga upaya

atau kegiatan, yakni :

a) Pencegahan tingkat pertama (primary prventif)

Sasaran promos kesehatan pada aspek ini adalah

kelompok masyarakat yang berisiko tinggi (high risk) misalnya

kelompok ibu hamil dan menyusui, para perokok obesitas

(orang-orang yang kegemukan), para pekerja seks (wanita atau

pria) dan sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada

kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena

penyakit.10

b) Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)

Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para

penderita penyakit kronis, misalnya asma, diabetes melitus,

tuberkulosis, rematik, tekanan darah tinggi, dan sebagainya.

Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar

penderita mampu mencegah penyakitnya menjadi lebih parah.10

Page 26: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

17

c) Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)

Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah

kelompokm pasien yang baru sembuh (recovery) dari suatu

penyakit. Tujuannya adalah agar mereka segera pulih kembali

kesehatannya. Dengan kata lain menolong para penderita yang

baru sembuh dari penyakitnya ini agar tidak menjadi cacat atau

mengurangi kecacatan seminimal mungkin (rehabilitasi).10

b. Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan pelaksanaan

Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi

atau pendidikan kesehatan, maka ruang lingkup promosi kesehatan ini

dapat dikelompokkan menjadi:10

1) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)

Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil.

Oleh sebab itu untuk mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus

dimulai di masing-masing keluarga.10

2) Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah

Sekolah merupakan perpanjangan tangan pendidikan

kesehatan bagi keluarga. Kunci pendidikan kesehatan disekolah

adalah guru, oleh sebab itu guru harus dikondisikan melalui

pelatihan-pelatihan kesehatan, seminar, lokakarya dan sebagainya.10

3) Pendidikan kesehatan di tempat kerja

Tempat kerja merupakan tempat orang dewasa memperoleh

nafkah untuk keluarga. Pemilik, pemimpin atau menejer dari institusi

tempat kerja termasuk perkantoran merupakan sasaran promosi

Page 27: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

18

kesehatan sehingga mereka peduli terhadap kesehatan para

pekerjanya dan mengembangkan unit pendidikan kesehatan di

tempat kerja.10

4) Pendidikan di tempat-tempat umum

Tempat-tempat umum disini mecakup pasar, terminal bus,

bandar udara, tempat-tempat perbelanjaan, tempat-tempat olahraga,

taman-taman kota dan sebagianya. Para pengelola tempat-tempat

umum merupakan sasaran promosi kesehatan agar mereka

melengkapi tempat-tempat umum dengan fasilitas yang dimaksud,

disamping melakukan himbauan-himbauan kebersihan dan kesehatan

bagi pemakai tempat umum atau masyarakat melalui pengeras suara,

poster, leaflet dan sebagainya.10

5) Fasilitas pelayanan kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan ini mencakup rumah sakit,

puskesmas, poliklinik, rumah bersalin dan sebagainya. Pimpinan

fasilitas pelayanan kesehatan merupakan sasaran utama promosi

kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan ini. Mereka inilah yang

beranggung jawab atas terlaksananya pendidikan atau promosi

kesehatan di institusinya tersebut. Kepada pemimpin atau manajer

institusi-institusi pelayanan kesehatan ini diperlukan kegiatan

advokasi. Sedangkan bagi para karyawannya diperlukan

pelatihan-pelatihan tentang promosi kesehatan.10

Page 28: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

19

b. Ruang lingkup berdasarkan tingkat pelayanan

Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan

kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five

level of prevention) dari leavel and clark.10

1) Promosi Kesehatan (Health Promotion)

Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya

dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi

lingkungan, kesehatan perorangan dan sebagianya.10

2) Perlindungan khusus (Specifik Protection)

Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan

perlindungan khusus ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan

terutama di negara-negara berkembang. Hal ini karena kesadaran

masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai cara perlindungan

terhadap penyakit pada orang dewasa maupun pada anak-anaknya

masih rendah.10

3) Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early diagnosis and

prompt treatment)

Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran

masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka

penyakit-penyakit yang terjadi di dalam masyarakat sering sulit

terdeteksi. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau

diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini akan menyebabkan

masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Oleh

sebab itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan pada tahap ini.10

Page 29: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

20

4) Pembatasan cacat (Disability limitation)

Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang

kesehatan dan penyakit, seringkali mengakibatkan masyarakat tidak

melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Mereka tidak melakukan

pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya.

Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan

orang yang bersangkutan menjadi cacat atau memiliki

ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu

pendidikan kesehatan juga perlu dilakukan pada tahap ini.10

5) Rehabilitas (Rehabilitation)

Setelah sembuh dari penyakit tertentu, kadang-kadang orang

menjadi cacat. Unutk memulihkan cacatnya tersebut diperlukan

latihan-latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan

kesadaran orang tersebut, ia tidak atau segan melakukan

latihan-latihan yang dianjurkan. Oleh sebab itu jelas pendidikan

kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut,

tetapi juga untuk masyarakat.10

5. Sasaran pendidikan/promosi kesehatan

Berdasarkan penahapan promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam

tiga kelompok sasaran:

a. Sasaran Primer (Primary Target)

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala

upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan

kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala

Page 30: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

21

keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk

masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), anak sekolah untuk kesehatan

remaja dan sebagainya. Upaya promosi kesehatan dilakukan terhadap

sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat.11

b) Sasaran Sekunder (Secondary target)

Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya.

Disebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan pendidikan

kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok

ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya.

Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini

adalah sejalan dengan strategi dukungan sosial.11

c) Sasaran Tersier (Tertiary target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat

pusat maupun daerah adalah sasaran tertier pendidikan kesehatan dengan

kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini

akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat

(sasaran sekunder) dan juga kepada masyarakat umum (sasaran primer).

Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tertier ini

sejalan dengan strategi advokasi.11

6. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Berikut ini uraian mengenai beberapa pengertian dari Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat, yang disebutkan oleh beberapa sumber:

a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku

yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau

Page 31: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

22

keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan

berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.12

b. PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau

menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan

masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan

informasi, dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,

sikap dan perilaku melalui pendidikan pimpinan (advokasi),

binasuasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat

(empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat

mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri dalam tatanan

masing-masing agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam

rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan.12

7. Manfaat PHBS

Keluarga yang melaksanakan PHBS maka setiap rumah tangga akan

meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah tangga yang sehat

dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga. Dengan

meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya

dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk investasi lain yang dapat

meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga. Salah satu indikator

menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dibidang kesehatan

adalah pelaksanaan PHBS. PHBS juga bermanfaat untuk meningkatkan citra

pemerintah daerah dalam bidang kesehatan, sehingga dapat menjadi

percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.13

Page 32: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

23

8. Metode dan Media Promosi Kesehatan

a. Metode

Metode diartikan sebagai cara atau pendekatan tertentu. Di proses

belajar, pendidik harus dapat memilih dan menggunakan metode (cara)

mengajar yang cocok atau relevan, sesuai dengan kondisi setempat.

Meskipun berlaku pedoman umum bahwa tidak ada satupun metode

belajar yang paling baik dan tidak ada satupun metode belajar yang

berdiri sendiri. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang cukup

tentang penerapan metode sesuai dengan sasaran, tempat, dan waktu yang

berbeda.3

b. Media atau alat peraga

Media adalah alat peraga yang digunakan oleh pendidik dalam

menyampaikan bahasa pendidikan atau pengajaran. Media pendidikan

kesehatan disebut juga sebagai alat peraga karena berfungsi membantu

dan memeragakan sesuatu dalam proses pendidikan atau pengajaran.

Prinsip pembuatan alat peraga atau media bahwa pengetahuan yang ada

pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui panca indera. Disebut

media promosi kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk

mempermudah penerimaan pesan‐pesan kesehatan bagi masyarakat atau

klien.3

Menurut Notoatmodjo alat bantu yang dapat digunakan antara lain

alat bantu lihat (visual), alat bantu dengar (audio), dan alat bantu dengar

dan lihat atau audio visual aids (AVA), sedangkan media tulis dapat

berupa leaflet, buku saku (booklet), lembar balik, flipchart.3

Page 33: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

24

Manfaat Media

Media memiliki peranan penting dalam suatu proses pembelajaran.

Beberapa manfaat penggunaan media, diantaranya:

1) Menumbuhkan motivasi belajar karena proses pembelajaran

akan lebih menarik apabila menggunakan media.

2) Penyampaian pesan melalui media akan lebih mudah sehingga

dapat lebih dipahami sehingga tujuan pembelajaran yang

diinginkan dapat dicapai.

3) Proses belajar menjadi tidak membosankan untuk siswa dan

akan memberikan kemudahan bagi pengajar dalam

menyampaikan pesan.

4) Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar lebih banyak

karena dengan menggunakan media, siswa tidak hanya belajar

mendengarkan akan tetapi juga dituntut untuk mengamati,

mendemostrasikan, dan lain-lain.3

9. Metode Audiovisual

Audiovisual adalah alat bantu pendidikan yang dalam penggunaanya

menstimulasi indera penglihatan dan pendengaran. Audiovisual adalah media

intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar.

Contoh alat bantu dengar dan lihat (audio visual aids) seperti TV, film, video.

Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar, media ini dibagi dalam:

Page 34: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

25

a. Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan

gambar diam seperti film bingkai suara, film rangkai suara, cetak

suara.

b. Audo visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan

unsur-unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan

kaset video.14

Kelebihan dan kekurangan audiovisual

a. Kelebihan

1) Sudah dikenal masyarakat.

2) Mengikutsertakan semua panca indera.

3) Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.

4) Bertatap muka.

5) Penyajian dapat dikendalikan.

6) Jangkauan relatif lebih besar.

7) Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang.

b. Kelemahan

1) Biaya lebih tinggi.

2) Sedikit rumit.

3) Perlu listrik.

4) Perlu alat canggih untuk produksinya.

5) Perlu persiapan matang.

6) Peralatan selalu berkembang dan berubah.

7) Perlu keterampilan penyimpanan.

8) Perlu terampil dalam pengoperasian.15

Page 35: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

26

10. Metode Buku Saku (Booklet)

Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan–pesan

kesehatan dalam bentuk buku yang berisi tulisan dan gambar-gambar. Booklet

merupakan sebuah buku berukuran kecil dan tipis,tidak lebih dari 24 lembar

atau halaman.14

Kelebihan dan Kekurangan buku saku (booklet)

a. Kelebihan

1) Tahan lama.

2) Mencakup banyak orang.

3) Biaya tidak tinggi.

4) Tidak perlu listrik.

5) Dapat dibawa kemana-mana.

6) Dapat mengungkit rasa keindahan.

7) Mempermudah pemahaman.

8) Meningkatkan gairah belajar.

b. Kelemahan

1) Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek

gerak.

2) Mudah terlipat.15

Page 36: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

27

C. Kerangka Teori

Derajat kesehatan menurut Hendrik L. Blum di pengaruhi oleh 4 faktor:

Derajat Kesehatan

Gambar 1. Konsep Hl. Blum

Faktor Pelayanan

Kesehatan

- Promotif

- Preventif

- Kuratif

- Rehabilitatif

Faktor Perilaku

- Sikap

- Gaya hidup

Faktor Penduduk

- Herediter

Faktor Lingkungan

- Fisik

- Biologis

- Sosiokultural

Page 37: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

35

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Disain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasi

experimental dengan pendekatan pre test-post test two group yaitu melihat

perbedaan metode audio visual dengan metode buku saku terhadap pengetahuan

pencegahan penyakit Diare pada siswa Kelas V di SD N 18 Kampung Baru

Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang Tahun 2018.

Kelompok eksperimen

Pre test Perlakuan Post test

01 X 02

Pre test Perlakuan Post test

03 X 04

Keterangan:

01 : Pengukuran pertama metode audio visual (pre test)

02 : Pengukuran kedua metode audio visual (post test)

03 : Pengukuran pertama metode buku saku (pre test)

04 : Pengukuran kedua metode buku saku (post test)

X : Perlakuan (eksperimen)

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD N 18 Kampung Baru Kecamatan Lubuk

Begalung Kota Padang Tahun 2018 pada bulan Mei s/d Juni 2018.

Page 38: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

29

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas V di SD N 18

Kampung Baru Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang dengan jumlah

seluruh siswa kelas V sebanyak 40 siswa, sebanyak 20 orang. seluruh siswa

kelas V di SD N 18 Kampung Baru Kecamatan Lubuk Begalung sebanyak 40

siswa.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi

yaitu sebanyak 40 siswa, terdiri dari 20 orang siswa kelas V A dan 20 orang

siswa kelas V B.

D. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

E. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Alat ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel Dependen

1 Pengetahua

n

pencegahan

penyakit

Diare

Pengetahuan

pencegahan

penyakit Diare

adalah

pengetahuan

untuk mencegah

keadaan dimana

terjadi

Kuesioner Angket Skor

Ratio

Pengetahuan Pencegahan

penyakit Diare

Metode Audio Visual

Metode Buku Saku

Page 39: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

30

pengeluaran feses

sebanyak lebih

dari tiga kali

sehari dengan

konsistensi encer

Variabel Independen

1 Media

penyuluhan

Media

penyuluhan

adalah media atau

alat yang

digunakan untuk

membantu

sesuatu dalam

proses

penyuluhan

0. Audio

visual

1. Buku saku

Nominal

F. Hipotesa Penelitian

Ho : Tidak ada perbedaan metode audio visual dengan metode buku saku

terhadap pengetahuan pencegahan penyakit Diare pada siswa Kelas V di

SD N 18 Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018.

Ha : Ada perbedaan metode audio visual dengan metode buku saku terhadap

pengetahuan pencegahan penyakit Diare pada siswa Kelas V di SD N 18

Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Angket.

Page 40: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

31

2. Media buku saku (booklet).

3. Media audiovisual.

4. Laptop

5. Infocus.

6. Alat tulis.

H. Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari promosi

kesehatan di SD N 18 Kampung Baru dengan pembagian angket kepada

responden atau siswa kelas V.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Puskesmas Lubuk

Begalung Kota Padang berupa data 10 penyakit terbanyak untuk mengetahui

jumlah kasus penyakit Diare dan data yang diperoleh dari SD N 18 Kampung

Baru Kota Padang berupa data jumlah siswa kelas V.

I. Prosedur Pengolahan data

1. Editing

Dilakukan pemeriksaan langsung data setiap instrumen yang berkaitan

dengan kelengkapan pengisian dan kejelasan penelitian.

2. Coding

Pemberian kode pada setiap instrumen yang terkumpul untuk

memudahkan melakukan pengolahan data.

Page 41: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

32

3. Entry Data

Data yang sudah diberi kode, dimasukkan ke dalam komputer untuk

diketik, menjadikannya dalam bentuk master table menggunakan aplikasi

pengolahan data.

4. Cleaning

Data yang sudah diolah diperiksa kembali untuk melihat dan

memastikan data yang dibuat sudah benar.

J. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan

melihat data numerik berupa mean, median, standar deviasi.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan uji statistik uji Paired t test (dependen t test)

dengan tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) yaitu untuk melihat perbedaan

rata-rata pre test – post test pengetahuan kelompok metode audio visual dan

kelompok buku saku, jika p value dibandingkan dengan α 5 % ≤ 0,05 maka

ada perbedaan rata-rata pre test – post test pengetahuan kelompok metode

audio visual dan kelompok buku saku. Sedangkan bila p value dibandingkan

dengan α 5 % > 0,05 maka tidak ada perbedaan rata-rata pre test – post test

pengetahuan kelompok metode audio visual dan kelompok buku saku. 18

Selanjutnya analisis bivariat dilakukan uji statistik uji independen t test

dengan tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) yaitu untuk melihat perbedaan

promosi kesehatan pengetahuan pencegahan penyakit Diare antara metode

Page 42: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

33

audiovisual dengan metode buku saku, jika p value dibandingkan dengan α

5 % ≤ 0,05 maka ada perbedaan antara metode audio visual dengan metode

buku saku, Sedangkan bila p value dibandingkan dengan α 5 % > 0,05 maka

tidak ada perbedaan antara metode audio visual dengan metode buku saku. 18

Page 43: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

1. Keadaan Geografis

SD N 18 Kampung Baru Kota Padang terletak di Jalan Caniago,

Kelurahan Kampung Baru Nan XX Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang

Provinsi Sumatera Barat. Dengan luas tanah 604 m2

yang terdiri dari luas

bangunan 504 m2, luas pekarangan 100m

2, luas lapangan olahraga 100 m

2,

batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kelurahan Cengkeh

Sebelah Barat : Kelurahan Cengkeh

Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Kilangan

Sebelah Selatan : Kelurahan Kampung Jua

2. Keadaan Demografi

Jumlah siswa di SD N 18 Kampung Baru Kota Padang berjumlah 220

siswa terdiri dari 123 siswa laki-laki dan 97 siswa perempuan. Jumlah guru

sebanyak 1 orang.

Page 44: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

35

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

a. Umur

Tabel 1.

Distribusi Frekuensi Umur Siswa Kelas V di SD N 18 Kampung Baru

Kota Padang Tahun 2018

No Umur f %

1 10 Tahun 2 5.0

2 11 Tahun 26 65.0

3 12 Tahun 8 20.0

4 13 Tahun 2 5.0

5 14 Tahun 2 5.0

Total 40 100.0

Tabel 1. menunjukkan bahwa sebagian besar umur siswa kelas V

SDN 18 Kampung Baru Kota Padang adalah umur 11 tahun (65.0%).

b. Jenis Kelamin

Tabel 2.

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Siswa Kelas V di SD N 18

Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018

No Jenis Kelamin f %

1 Laki-Laki 20 50.0

2 Perempuan 20 50.0

Total 40 100.0

Tabel 2. menunjukkan bahwa jenis kelamin siswa kelas V SDN 18

Kampung Baru Kota Padang adalah sama banyak antara laki-laki dan

perempuan yaitu masing-masing 20 orang (50.0%).

c. Kategori Pengetahuan

1) Metode Buku Saku

Page 45: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

36

Tabel 3.

Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Sebelum dilakukan

Promosi Kesehatan Metode Buku Saku Siswa Kelas V

di SD N 18 Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018

No Kategori Pengetahuan f %

1 Kurang 5 12.5

2 Cukup Baik 12 30.0

3 Baik 3 7.5

Total 20 100.0

Tabel 3. menunjukkan bahwa sebagian besar kategori

pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan Metode Buku Saku

siswa kelas V SDN 18 Kampung Baru Kota Padang adalah cukup baik

sebanyak 12 orang (30.0%).

Tabel 4.

Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Sesudah dilakukan

Promosi Kesehatan Metode Buku Saku Siswa Kelas V

di SD N 18 Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018

No Kategori Pengetahuan f %

1 Kurang 4 10.0

2 Cukup Baik 11 27.5

3 Baik 5 12.5

Total 20 100.0

Tabel 4. menunjukkan bahwa sebagian besar kategori

pengetahuan sesudah dilakukan promosi kesehatan Metode Buku Saku

siswa kelas V SDN 18 Kampung Baru Kota Padang adalah cukup baik

sebanyak 11 orang (27.5%).

2) Metode Audio Visual

Tabel 5.

Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Sebelum

dilakukan Promosi Kesehatan Metode Audio Visual

Siswa Kelas V di SD N 18 Kampung Baru

Kota Padang Tahun 2018

No Kategori Pengetahuan f %

1 Kurang 4 10.0

Page 46: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

37

2 Cukup Baik 13 32.5

3 Baik 3 7.5

Total 20 100.0

Tabel 5. menunjukkan bahwa sebagian besar kategori

pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan Metode Audio

Visual siswa kelas V SDN 18 Kampung Baru Kota Padang adalah

cukup baik sebanyak 13 orang (32.5%).

Tabel 6.

Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Sesudah

dilakukan Promosi Kesehatan Metode Audio Visual

Siswa Kelas V di SD N 18 Kampung Baru

Kota Padang Tahun 2018

No Kategori Pengetahuan f %

1 Kurang 2 5.0

2 Cukup Baik 12 30.0

3 Baik 6 15.0

Total 20 100.0

Tabel 6. menunjukkan bahwa sebagian besar kategori

pengetahuan sesudah dilakukan promosi kesehatan Metode Audio

Visual siswa kelas V SDN 18 Kampung Baru Kota Padang adalah

cukup baik sebanyak 12 orang (30.0%).

2. Analisis Bivariat

a. Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Responden Sebelum Dan Sesudah

Dilakukan Promosi Kesehatan Metode Audio Visual

Tabel 7.

Pengetahuan Responden Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Promosi

Kesehatan Metode Audio Visual Terhadap Pengetahuan Pencegahan

Penyakit Diare

Pengetahuan Mean SD p value Kesimpulan

Sebelum 12,65 4,171 0,0001 Ho ditolak

Sesudah 16,40 4,370

Page 47: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

38

Tabel 7. menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan sebelum

dilakukan promosi kesehatan dengan metode audio visual adalah 12,65

dengan standar deviasi 4,171. Sedangkan rata-rata pengetahuan sesudah

dilakukan promosi kesehatan dengan metode audio visual adalah 16,4

dengan standar deviasi 4,37. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value

0,0001, terdapat perbedaan antara pengetahuan sebelum dan pengetahuan

sesudah dilakukan promosi kesehatan dengan media audio visual.

b. Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Responden Sebelum Dan Sesudah

Dilakukan Promosi Kesehatan Metode Buku Saku

Tabel 8.

Pengetahuan Responden Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Promosi

Kesehatan Metode Buku Saku Terhadap Pengetahuan

Pencegahan Penyakit Diare

Pengetahuan Mean SD p value Kesimpulan

Sebelum 11,45 4,174 0,0001 Ho ditolak

Sesudah 15,25 4,471

Tabel 8. menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan sebelum

dilakukan promosi kesehatan dengan metode buku saku adalah 11,45

dengan standar deviasi 4,174. Sedangkan rata-rata pengetahuan sesudah

dilakukan promosi kesehatan dengan metode buku saku adalah 15,25

dengan standar deviasi 4,471. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value

0,0001, terdapat perbedaan antara pengetahuan sebelum dan

pengetahuan sesudah dilakukan promosi kesehatan dengan media buku

saku.

Page 48: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

39

c. Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Responden Sesudah Dilakukan

Promosi Kesehatan Dengan Metode Audio Visual Dan Metode Buku

Saku

Tabel 9.

Pengetahuan Responden Sesudah Dilakukan Promosi Kesehatan

Dengan Metode Audio Visual Dan Metode Buku Saku Terhadap

Pengetahuan Pencegahan Penyakit Diare

Pengetahuan Sesudah Mean SD p value Kesimpulan

Metode Audio Visual 16,50 4,419 0,0001 Ho ditolak

Metode Buku Saku 15,25 4,471

Tabel 9. menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan sesudah

dilakukan promosi kesehatan dengan metode buku saku adalah 15,25

dengan standar deviasi 4,471. Sedangkan rata-rata pengetahuan sesudah

dilakukan promosi kesehatan dengan metode audio visual adalah 16,5

dengan standar deviasi 4,419. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value

0,0001. ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

bermakna antara peningkatan pengetahuan terhadap pencegahan penyakit

diare sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan pada siswa kelas

V di SD N 18 Kampung Baru Kota Padang menggunakan media booklet

maupun audiovisual.

C. Pembahasan

1. Analisa Univariat

a. Umur

Dari hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan sebagian besar

umur siswa kelas V SDN 18 Kampung Baru Kota Padang adalah umur 11

tahun (65.0%).

Page 49: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

40

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan

seseorang berdasarkan tingkatannya dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain : umur, pendidikan, pengalaman, informasi, sosial budaya,

ekonomi, dan lingkungan.

b. Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian tabel 2 menunjukkan bahwa jenis kelamin

siswa kelas V SDN 18 Kampung Baru Kota Padang adalah sama banyak

antara laki-laki dan perempuan yaitu masing-masing 20 orang (50.0%).

Jenis kelamin merupakan salah satu karakteristik reponden dalam

penelitian ini. Dalam penelitian ini laki-laki dan perempuan sama banyak

jumlahnya dan memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda satu

dengan yang lainnya.

c. Kategori Pengetahuan

1) Metode Buku Saku

Hasil penelitian tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar

kategori pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan metode

buku saku siswa kelas V SDN 18 Kampung Baru Kota Padang adalah

cukup baik sebanyak 12 orang (30.0%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan yang didapat melalui pancaindera manusia yaitu indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Page 50: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

41

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan sebelum

dilakukan promosi kesehatan metode buku saku siswa kelas V SDN 18

Kampung Baru Kota Padang adalah cukup baik.

Hasil penelitian tabel 4. menunjukkan bahwa sebagian besar

kategori pengetahuan sesudah dilakukan promosi kesehatan metode

buku saku siswa kelas V SDN 18 Kampung Baru Kota Padang adalah

cukup baik sebanyak 11 orang (27.5%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan yang didapat melalui pancaindera manusia yaitu indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan sesudah

dilakukan promosi kesehatan metode buku saku siswa kelas V SDN 18

Kampung Baru Kota Padang adalah cukup baik.

2) Metode Audio Visual

Hasil penelitian pada tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar

kategori pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan Metode

Audio Visual siswa kelas V SDN 18 Kampung Baru Kota Padang

adalah cukup baik sebanyak 13 orang (32.5%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan yang didapat melalui pancaindera manusia yaitu indera

Page 51: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

42

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan sebelum

dilakukan promosi kesehatan metode buku saku siswa kelas V SDN 18

Kampung Baru Kota Padang adalah cukup baik.

Hasil penelitian pada tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar

kategori pengetahuan sesudah dilakukan promosi kesehatan Metode

Audio Visual siswa kelas V SDN 18 Kampung Baru Kota Padang

adalah cukup baik sebanyak 12 orang (30.0%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan yang didapat melalui pancaindera manusia yaitu indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan sesudah

dilakukan promosi kesehatan metode buku saku siswa kelas V SDN 18

Kampung Baru Kota Padang adalah cukup baik.

2. Analisa Bivariat

a. Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Responden Sebelum Dan Sesudah

Dilakukan Promosi Kesehatan Metode Audio Visual

Dari hasil penelitian pada tabel 7. menunjukkan bahwa rata-rata

pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan dengan metode audio

visual adalah 12,65 dengan standar deviasi 4,171. Sedangkan rata-rata

pengetahuan sesudah dilakukan promosi kesehatan dengan metode audio

Page 52: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

43

visual adalah 16,4 dengan standar deviasi 4,37. Terlihat nilai mean

perbedaan antara pengetahuan sebelum dan pengetahuan sesudah

dilakukan promosi kesehatan dengan metode audio visual adalah 3,75

dengan standar deviasi 0,199. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value

0,000, terdapat perbedaan antara pengetahuan sebelum dan pengetahuan

sesudah dilakukan promosi kesehatan dengan media audio visual.

Dilihat dari nilai rata- rata tersebut diketahui bahwa terjadi

kenaikan nilai rata- rata setelah dilakukan promosi kesehatan. Terdapat

perbedaan rata-rata pengetahuan responden antara sebelum dan sesudah

dilakukan promosi kesehatan media audiovisual sebesar 3,75. Hal ini

menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan responden tentang

pencegahan terhadap penyakit diare sebelum dan sesudah dilakukan

promosi kesehatan.

Pendidikan kesehatan dengan media atau alat peraga dapat

mengubah pengetahuan melalui panca indera yang ditangkap oleh

seseorang. Media audiovisual adalah alat bantu pendidikan yang dalam

penggunaannya menstimulasi indera penglihatan dan pendengaran. Media

audiovisual merupakan alat bantu pendidikan yang memiliki unsur suara

dan gambar, yang sifatnya mampu meningkatkan persepsi, mampu

meningkatkan pengertian dan meningkatkan ingatan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nazarwin tahun 2011 bahwa ada pengaruh pengetahuan setelah dilakukan

pendidikan kesehatan dengan media audiovisual.21

Page 53: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

44

Penelitian lain oleh Hastuti tahun 2010 mengatakan bahwa ada

pengaruh pendidikan kesehatan gigi menggunakan metode ceramah

dengan lembar balik dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan

gigi.20

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

pengetahuan setelah dilakukan promosi kesehatan menggunakan media

audio visual terhadap pencegahan penyakit diare pada siswa kelas V di SD

N 18 Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018.

b. Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Responden Sebelum Dan Sesudah

Dilakukan Promosi Kesehatan Metode Buku Saku

Dari hasil penelitian pada tabel 8. menunjukkan bahwa rata-rata

pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan dengan metode buku

saku adalah 11,45 dengan standar deviasi 4,174. Sedangkan rata-rata

pengetahuan sesudah dilakukan promosi kesehatan dengan metode buku

saku adalah 15,25 dengan standar deviasi 4,471. Terlihat nilai mean

perbedaan antara pengetahuan sebelum dan pengetahuan sesudah

dilakukan promosi kesehatan dengan metode buku saku adalah 3,8 dengan

standar deviasi 0,297. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,000,

terdapat perbedaan antara pengetahuan sebelum dan pengetahuan

sesudah dilakukan promosi kesehatan dengan media buku saku.

Dilihat dari nilai rata-rata tersebut diketahui bahwa terjadi

kenaikan nilai rata-rata pada kelompok buku saku setelah dilakukan

promosi kesehatan. Berdasarkan analisa sebelum dan sesudah dilakukan

promosi kesehatan menggunakan media buku saku maka terdapat

Page 54: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

45

perbedaan rata-rata pengetahuan responden antara sebelum dan sesudah

dilakukan promosi kesehatan media buku saku sebesar 3,8. Hal ini

menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan responden tentang

pencegahan terhadap penyakit diare sebelum dan sesudah dilakukan

promosi kesehatan.

Media atau alat peraga adalah alat yang digunakan oleh pendidik

untuk membantu dan menerangkan sesuatu dalam proses pendidikan atau

pengajaran. Media bermanfaat menimbulkan minat sasaran, merangsang

sasaran untuk meneruskan pesan pada orang lain, dan memudahkan

penyampaian informasi. Media booklet adalah buku yang tipis dan

lengkap informasinya, yang memudahkan media tersebut untuk dibawa.

Booklet berisi informasi yang jelas, tegas dan mudah dimengerti selain itu

juga berisi tulisan dan gambar.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wibowo tahun 2013 bahwa ada pengaruh pengetahuan responden setelah

dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode buku saku.22

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

pengetahuan setelah dilakukan promosi kesehatan menggunakan media

buku saku terhadap pencegahan penyakit diare pada siswa kelas V di SD

N 18 Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018.

c. Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Responden Sesudah Dilakukan

Promosi Kesehatan Dengan Metode Audio Visual Dan Metode Buku

Saku

Page 55: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

46

Dari hasil penelitian pada tabel 9. menunjukkan bahwa rata-rata

pengetahuan sesudah dilakukan promosi kesehatan dengan metode buku

saku adalah 15,25 dengan standar deviasi 4,471. Sedangkan rata-rata

pengetahuan sesudah dilakukan promosi kesehatan dengan metode audio

visual adalah 16,5 dengan standar deviasi 4,419. Terlihat nilai mean

perbedaan antara pengetahuan sesudah dilakukan promosi kesehatan

dengan metode audio visual dan metode buku saku adalah 1,25 dengan

standar deviasi 0,052. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,000 dan

Ho ditolak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna

antara peningkatan pengetahuan terhadap pencegahan penyakit diare

sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan pada siswa kelas V di

SD N 18 Kampung Baru Kota Padang menggunakan media booklet

maupun audiovisual, karena didapatka nilai p value sebesar 0,0001.

Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata antara kelompok

media buku saku dan kelompok media audio visual. Didapat kesimpulan

bahwa Ho ditolak menunjukkan bahwa media audio visual lebih efektif

meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan penyakit diare daripada

media buku saku. Hal ini terjadi karena pada media audio visual

melibatkan 2 alat penginderaan yaitu penglihatan dan pendengaran,

sedangkan pada media buku saku hanya melibatkan 1 penginderaan yaitu

penglihatan saja. Selain itu pengaruh lingkungan atau kondisi ketika

responden duduk atau bisa berinteraksi dengan yang lain sehingga mampu

Page 56: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

47

mengurangi konsentrasi dan membuat kondisi tidak kondusif pada

pengisian kuesioner.

Informasi dan pengalaman pribadi merupakan faktor yang

mempengaruhi pengetahuan. Informasi adalah sesuatu yang dapat

diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer

pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan menyediakan bermacam-

macam media yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang

inovasi baru, dan adanya inovasi baru mengenai suatu hal memberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal baru

tersebut. Selain informasi yang didapat, adanya pengalaman pribadi juga

dapat sebagai sumber pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu. Penerimaan perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan sikap

yang positif, maka perilaku tersebut akan bertahan lama. Tetapi sebaliknya,

jika perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan dan sikap yang

positif maka perilaku tersebut tidak bertahan lama. Dalam hal ini, guru

juga perlu mengetahui metode apa yang bagus digunakan dalam

penyuluhan kepada siswa agar penyuluhan lebih efektif dan ilmu yang

disampaikan dapat di serap dengan baik oleh siswa.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Farinta tahun

2018 menyatakan bahwa ada perbedaan atau peningkatan antara

pengetahuan ibu tentang MP ASI sebelum dan sesudah pendidikan gizi

menggunakan media leaflet, buku saku dan video.24

Page 57: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

48

Penelitian ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh

Muthmainah tahun 2015 tentang pengaruh penyuluhan dengan media audio

visual dan leaflet terhadap pengetahuan ibu tentang pemberian makanan

pendamping ASI dengan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh

penyuluhan dengan media audio visual dan media leaflet.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara

pengetahuan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media buku

saku dan dengan metode buku saku terhadap pencegahan penyakit diare

pada siswa kelas V di SD N 18 Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018.

Page 58: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

49

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Ada pengaruh pengetahuan setelah dilakukan promosi kesehatan

menggunakan media media audio visual terhadap pencegahan

penyakit diare pada siswa kelas V di SD N 18 Kampung Baru Kota

Padang Tahun 2018.

2. Ada pengaruh pengetahuan setelah dilakukan promosi kesehatan

menggunakan media media buku saku terhadap pencegahan penyakit

diare pada siswa kelas V di SD N 18 Kampung Baru Kota Padang

Tahun 2018.

3. Ada perbedaan antara pengetahuan sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan dengan media buku saku dan dengan metode buku saku

terhadap pencegahan penyakit diare pada siswa kelas V di SD N 18

Kampung Baru Kota Padang Tahun 2018.

B. Saran

Adapun saran dari penelitian ini adalah

1. Agar dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai dasar untuk

penelitian selanjutnya.

2. Perlunya penyuluhan tentang pencegahan penyakit Diare bagi siswa

sekolah dasar untuk mengurangi penyakit Diare

3. Guru juga perlu mengetahui metode yang digunakan untuk melakukan

penyuluhan tentang kesehatan.

Page 59: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

DAFTAR PUSTAKA

1. Mickael B. Hoelman, Panduan SDGs, Internasional NGO Forum on

Indonesian Development, November 2015

2. Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Penerbit

Rineka Cipta. Jakarta, 2007.

3. Tjitarsa Ida Bagus, Pendidikan Kesehatan Pedoman Pelayanan Kesehatan

Dasar, Penerbit ITB, Bandung, 1992.

4. Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2014.

5. Profil Kesehatan Indonesia 2015.

6. Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta, 2005.

7. Notoatmodjo Soekidjo, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta, 2010.

8. Widoyono, Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan

Pemberantasannya, Penerbit Erlangga, Semarang, 2005.

9. Ahmad Kholid, Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori Perilaku,

Media, Dan Aplikasinya, Penerbit RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012.

10. Maulana Heri, Promosi Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,

2009.

11. Notoatmodjo Soekidjo, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta, 2010.

12. , Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta, 2012.

13. Maryunani Anik, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penerbit CV.

Trans Info Media, Jakarta, 2013.

14. Maria Agustin, Irdawati, Efektivitas Pendidikan Kesehatan Media Booklet

Dibandingkan Dengan Audiovisual Terhadap Pengetahuan Orang Tua Dengan

Karies Gigi Pada Anak Usia 5-9 Tahun Di Desa Makam Haji, Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2014.

15. Proverawati Atikah, Eni Rahmawati, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS), Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta, 2012.

Page 60: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …

16. Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Penerbit Rineka

Cipta, Jakarta, 2003.

17. , Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta, 2005.

18. Susanto Priyo Hastono, Analisis Data Kesehatan, Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia, Depok 2011.

19. Maria Agustin, Efektifitas Pendidikan Kesehatan Media Booklet

Dibandingkan Media Audiovisual Terhadap Pengetahuan Orang Tua Tentang

Karies Gigi Pada Anak Usia 5-9 Tahun Di Desa Makamhaji, Fakultas Ilmu

Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta 2014. Skripsi.

Diakses tanggal 20 November 2016

20. Hastuti, Sri dan Andriyani, A. Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Gigi Dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi Pada Anak Di

SD Negeri 2 Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. Thesis. 2010.

http://library.stikes.ac.id. Diakses tanggal 20 November 2016.

21. Nazarwin, Saputra, Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan HIV AIDS

Dengan Metode Curah Pendapat dan Ceramah Menggunakan Media Audiovisual

Terhadap Pengetahuan Siswa SMAN 4 Tangerang. 2011 Thesis.

http://lib.syarif.ac.id. Diakses 20 November 2016.

22. Wibowo, Surya & Suryani, Dyah. Pengaruh Promosi Kesehtan Metode

Audiovisual Dan Metode Buku Saku Terhadap Peningkatan Pengetahuan

Penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) Pada Ibu Rumah Tangga. Jurnal

Kesmas ISSN: 1978-0575, Vol.7 No.2. 2013 Http://lib.ugm.ac.id. Diakses tanggal

21 November 2016.

23. Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan Jilid 2. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

24. Farinta Isna Nur Fauziyyah, Efektifitas Penggunaan Media Untuk

Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI

(MP ASI) Di Desa Kenep Kabupaten Sukoharjo, Ilmu Gizi Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2018 Skripsi. Diakses Tanggal

24 Mei 2018.

Page 61: PERBEDAAN METODE AUDIO VISUAL DAN METODE BUKU …