efektivitas penggunaan media audio visual dalam

195
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DRAMA DI KELAS VIII SMP AL-HASRA TAHUN PELAJARAN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nama : Papat Fathiyah NIM : 1110013000004 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO

VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK

DRAMA

DI KELAS VIII SMP AL-HASRA

TAHUN PELAJARAN 2013-2014

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nama : Papat Fathiyah

NIM : 1110013000004

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN

KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2014

Page 2: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 3: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 4: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 5: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

ABSTRAK

Papat Fathiyah, 1110013000004. Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual

dalam Pembelajaran Menyimak Drama di Kelas VIII SMP Al-Hasra Tahun

Pelajaran 2013/2014. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Ilmu Trabiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2014.

Penelitian yang berjudul efektivitas penggunaan media audio visual dalam

pembelajaran menyimak drama di kelas VIII SMP Al-Hasra ini dilaksanakan di

SMP Al-Hasra yang beralamat di Jalan Raya Ciputat-Parung KM. 24 Bojongsari,

Kota Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif.

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan efektivitas penggunaan media

audio visual dalam pembelajaran menyimak drama di kelas VIII SMP Al-Hasra,

serta menjelsakan komponen-komponen yang mendukung efektivitas penggunaan

media audio visual dalam pembelajaran menyimak drama.

Metode kualitatif deskriptif dipilih karena dianggap sebagai metode yang

mampu mengupas suatu persoalan secara mendalam. Bukan hanya menjawab

pertanyaan dengan angka-angka, melainkan menjelaskan secara rinci mengenai

fenomena yang terjadi. Mulai dari identifikasi gejala sampai pada pemaparan

solusinya.

Hasil observasi yang diperoleh menunjukkan bahwa media audio visual

sangat efektif dalam pembelajaran menyimak drama. Uji materi yang dilakukan di

akhir pembelajaran menunjukkan rata-rata nilai yang memuaskan. Wawancara

yang dilakukan untuk melengkapi data pun memperoleh kesimpulan bahwa media

audio visual menarik atensi belajar peserta didik serta membantu mereka

memahami materi pelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

penggunaaan media audio visual dalam pembelajaran menyimak drama di kelas

VIII SMP Al-Hasra sangat efektif, baik untuk menarik atensi peserta didik

maupun membantu peserta didik memahami materi pembelajaran.

Kata kunci: Efektivitas, pembelajaran Bahasa Indonesia, dan media audio visual.

i

Page 6: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

ABSTRACT

Papat Fathiyah, 1110013000004. The Effectiveness Of Using The Audio

Visual Media In Learning To Listen The Drama At Eighth Grade Students

Of SMP Al-Hasra In The 2013/2014 Academic Year. The Department of

Indonesian Language and Literature Education, Faculty of Tarbiyah and

Teaching Since, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

The study, entitled the effectiveness of using the audio-visual media in

learning to listen the drama at the eighth grade students of SMP Al-Hasra was

implemented in SMP Al-Hasra that located at Jalan Raya Ciputat-Parung KM.24

Bojongsari, Depok. The reaserch method that‟s used is descriptive qualitative.

The purpose of this research was to describe the effectiveness of using the audio-

visual media in learning to listen the drama at the aight grade students of SMP Al-

Hasra and explain the components that support the effectiveness of using the

audio-visual media in learning to listen the drama.

Descriptive method is chosen because it is considered as a method that is

able to explore an issue in depth. It is not only answer the question with the

numbers, but also explain in detail about the phenomena that occur. Start fro, the

identification of the symptoms of exposure to the solution.

The observation result showed that the audio-visual media is very effective

in learning to listen to teh drama. The test materials were carried out at the end of

the study showed that the average values are statisfactory. Interviews were

conducted to complete the data also came to the conclusion that the audio-visual

,edia attracted the attention of learners and help them to understand the subject

matter.

Based on these result, it can be concluded that the use of audio-visual

media in learning to listen the drama at eighth grade students of SMP Al-Hasra is

very effective; both to attract the attention of learners and help them to understand

the learning materials.

Key word: Effectiveness, Indonesian language learning, and audio-visual media.

ii

Page 7: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tiada terkira penulis haturkan kepada Allah SWT. yang

telah memberikan rezeki kepada penulis, baik berupa kesehatan maupun peluang

kesempatan sehingga penulis bisa menyelesaikan studi yang dirangkum dalam

tugas akhir berupa skripsi. Shalawat serta salam tak lupa pula tercurah kepada

kekasih Ilahi Rabbi, Nabi Muhammad SAW. kepada keluarganya, serta para

sahabatnya, yang telah membawa ummat manusia dari zaman kebodohan kepada

zaman metropolitan dengan Al-Qur‟an dan sunnahnya sebagai pegangan

kehidupan.

Salah satu bukti eksistensi seorang manusia dalam kehidupannya adalah

diciptakannya karya. Sebuah karya tulis ilmiah bernama skripsi ini akhirnya

rampung ditulis dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Karya ini tentunya lahir bukan hanya berkat penulis seorang. Ada tangan-

tangan yang selalu menolong dan mensuport. Ada doa dan restu yang tak henti

terpanjat. Sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada:

1. Seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang membantu dalam hal administrasi.

2. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan kritik, saran, dan wawasan pengetahuan

selama penulis mengikuti perkuliahan.

3. Nuryati Djihadah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini bab demi babnya.

4. Teristimewa, untuk kedua orangtuaku tercinta, Ummi Yoyoh Rukiyah dan

Ayahanda Muchtasar AM. yang tiada henti memanjatkan doa untuk

kesuksesan putrinya. Serta, abang tercinta yang juga tiada henti dalam

iii

Page 8: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

mensuport, Ahmad Rusydi Romdhoni, S.Pd. Demi dan untuk kalianlah

skripsi dan gelarku ini.

5. Nenek tersayang, Mimik Suhaemi (alm) yang ingin sekali mendampingi

cucunya mengenakan toga, namun sudah Allah SWT. panggil lebih dahulu

setahun lalu. Serta keluarga besar di Jasingan, Bogor, yang selalu

menyemangati dengan iringan doa.

6. Sahabat tercinta, Boncabeners dan keluarga kost Bu Ginem-Mamih Ainun

yang selalu memberikan kekuatan dan hiburan. Kawan berdiskusi,

bercengkrama, dan bergila ria menghilangkan penat selama 4 tahun

merantau sebagai mahasiswa.

7. Saman Postar dan kawan-kawan di Pramuka UIN Jakarta yang menjadi

wadah mengeksplor bakat dan minat penulis selama menjadi mahasiswa.

8. Neong, plently, Cmenk, dan Ummi Athiyah, kawan rumah yang setia

mendoa dan memberi semangat dengan caranya yang unik-unik.

9. SMP Al-Hasra yang dengan tangan terbuka mengizinkan penulis melakukan

penelitan. Serta, SMP Sabiluna dan MTs Thadzibun Nufus yang sudah

memberi kesempatan penulis menerapkan ilmu dan mencari pengalaman

mengajar.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang selama

proses penyusunan skripsi ini selalu mengatakan “Semangat, Papat!”, “don’t

give up, Papat!”, “Cepetan kelar dan jangan lelet, Papat!”. Terlebih untuk kalian

yang selalu berkata “amin” untuk setiap doa yang dipohonkan penulis, terima

kasih tak terkira. Semoga Allah SWT. membalas kebaikan yang pernah kalian

berikan. Semoga skripsi ini juga bisa memberikan manfaat bagi penulis maupun

pembacanya di hari depan untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik.

Jakarta, 04 Desember 2014

Penulis

Papat Fathiyah

iv

Page 9: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................

DAFTAR TABEL ....................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

A. Latar Belakang ....................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................5

C. Pembatasan Masalah ...........................................................................5

D. Perumusan Masalah .............................................................................5

E. Tujuan Masalah ...................................................................................6

F. Manfaat Penelitian ...............................................................................6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori ....................................................................................8

1. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ............................8

a. Pengertian Belajar Mengajar ..............................................8

b. Komponen Pembelajaran ...................................................10

c. Keterampilan Berbahasa ....................................................14

d. Drama ................................................................................16

2. Efektivitas dalam Pembelajaran ..................................................18

3. Media Pembelajaran ....................................................................28

a. Pengertian Media Pembelajaran ........................................28

b. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran .........................29

c. Fungsi Media Pembelajaran ..............................................30

d. Pemilihan Media Pembelajaran .........................................34

Page 10: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

e. Macam-macam Media Pembelajaran ................................35

4. Media Audio Visual ....................................................................39

a. Video ..................................................................................40

B. Penelitian yang Relevan .....................................................................42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu .............................................................................44

B. Metode Penelitian ...............................................................................44

C. Objek Penelitian .................................................................................45

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................45

E. Teknik Analisis Data ..........................................................................47

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah .....................................................................................49

B. Proses Belajar Mengajar Menggunakan Media Audio Visual

1. Menyusun RPP ............................................................................57

2. Menentukan Media Pembelajaran ...............................................58

C. Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran

Menyimak Drama ...............................................................................60

1. Uji Efektivitas Melalui Observasi (Pelaksanaan Kegiatan Belajar

Mengajar) ....................................................................................60

2. Uji Efektivitas Melalui Tes Tertulis ............................................64

D. Pendukung Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual dalam

Pembelajaran Menyimak Drama ........................................................66

E. Harapan SMP Al-Hasra Terhadap Penggunaan Media Audio Visual

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia ..............................................83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................85

B. Saran ...................................................................................................87

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................86

Page 11: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 : Media Visual Diam .............................................................................38

Tabel 2.2 : Media Proyeksi Diam .........................................................................39

Tabel 2.3 : Media Audio .......................................................................................39

Tabel 2.4 : Media Audio Visual Diam ..................................................................40

Tabel 2.5 : Media audio Visual Gerak ..................................................................40

Tabel 4.1 : Daftar Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Al-Hasra Tahun

Pelajaran 2013/2014 ...........................................................................56

Tabel 4.2 : Jumlah Rombel dan Jumlah Peserta didik (per kelas) Tahun Pelajaran

2013/2014 ...........................................................................................58

Tabel 4.3 : Hasil Uji Materi Peserta Didik ............................................................67

Page 12: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Observasi Aktivitas Mengajar

Lampiran 2 : Observasi Aktivitas Belajar

Lampiran 3 : Panduan Wawancara

Lampiran 4: Hasil Wawancara

Lampiran 5: Soal Uji Materi (Tes Tertulis)

Lampiran 6: Kunci Jawaban

Lampiran 7: Kisi-kisi Soal Tes

Lampiran 8: Hasil Uji Materi

Lampiran 9: Evaluasi Media Video

Lampiran 10: Dokumentasi Penelitian

Lampiran 11: Data Informan

Lampiran 12: Silabus

Lampiran 13: RPP

Lampiran 14: Materi Ajar

Lampiran 15: Profil Sekolah

Lampiran 16: Observasi Sekolah

Lampiran 17: Data Sarana dan Pra Sarana Sekolah

Lampiran 18: Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 19: Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 20: Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 21: Surat Keterangan Wawancara

Page 13: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan dewasa ini kian melaju mengikuti perkembangan

zaman. Segala aspek kehidupan pun turut disematkan nilai-nilai pendidikan,

baik dalam bentuk seni, teknologi, sosial, maupun dalam ritual keagamaan.

Masyarakat mengharapkan apa-apa yang terjadi di kehidupan ini selalu bisa

menjadi edukasi melalui nilai-nilai yang diperoleh dari segala peristiwa yang

terjadi.

Seiring dengan hal tersebut, dunia pendidikan pun tidak lantas diam.

Jika senias perfilman berlomba-lomba membuat film-film edukasi, agama

juga menganjurkan berlomba-lomba menuntut ilmu setinggi-tingginya,

masyarakat umum semakin berpikir kritis, serta teknologi menghadirkan

perangkat-perangkat canggih yang membantu aktivitas edukasi, maka dunia

pendidikan itu sendiri juga memanfaatkan kemajuan tersebut untuk

mengembangkan pembelajaran agar lebih kreatif dan variatif dengan tujuan

supaya pembelajar selain mendapat ilmu akademis juga mendapat ilmu non-

akademis yang juga sama-sama bisa bermanfaat.

Untuk menghadirkan berbagai edukasi dalam proses belajar mengajar

yang dibatasi oleh tempat dan waktu, media audio visual dipilih untuk

memperkenalkan berbagai hal kompleks yang dikemas menjadi lebih

sederhana dalam bentuk penyajian audio visual. Media audio visual adalah

sebuah perantara yang dianggap paling dekat dengan masyarakat. Sehari-hari,

orang-orang lebih sering menggunakan televisi, baik hanya untuk hiburan

maupun memperoleh informasi. Disadari atau tidak, dengan media tersebut

orang-orang menjadi terhibur dan mendapat wawasan, bahkan menjadi candu.

Seperti halnya film, alat tersebut dianggap sangat ampuh dan efektif

untuk menyampaikan maksud tertentu karena alat tersebut lebih banyak

melibatkan penggunaan aspek emosi daripada aspek rasionalitasnya, ini

menjadikan penyimaknya menjadi lebih terangsang dan tergugah. Atas hal

tersebut, dapat disimpulkan bahwa media audio visual merupakan media yang

1

Page 14: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

paling dekat dengan masyarakat, karena selain mendapat hiburan,

penggunanya juga mendapat edukasi disaat yang bersamaan. Hal tersebut

mejadikan media audio visual lebih mudah diterima karena tampilannya yang

lebih variatif daripada media audio (hanya menampilkan suara), atau visual

(hanya menampilkan gambar).

Penggunaan media audio visual dalam pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia akan memungkinkan dihadirkannya lebih banyak rekayasa dalam

pembelajaran. Salah satu fungsi media pembelajaran adalah fungsi

manipulatif, yaitu media pembelajaran bisa mengatasi batas-batas ruang,

waktu dan keterbatasan inderawi seseorang. Pemutaran pementasan drama,

siaran berita, musikalisasi puisi, cerita rakyat, dan lainnya, semua itu pada

dasarnya dibatasi oleh ruang dan waktu. Namun, dengan bantuan media audio

visual hal tersebut dapat dihadirkan ke dalam kelas untuk membantu peserta

didik menyerap pelajaran lebih baik lagi.

Guru tidak perlu membawa peserta didik ke gedung pertunjukan hanya

untuk memperkenalkan apa itu drama dan teater sementara ia hanya

mempunyi waktu mengajar dua jam pelajaran. Guru juga tidak harus

menunggu suatu peristiwa atau bencana alam terjadi untuk mengajarkan

peserta didik cara membuat paragraf fakta dan opini, tetapi guru bisa

menghadirkan sebuah liputan berita mengenai bencana alam atau peristwa

apapun yang terjadi untuk kemudian dipelajari oleh peserta didiknya. Dan

guru juga bisa membuat berbagai inovasi dalam memperkenalkan cerita

rakyat kepada peserta didiknya, bukan hanya sebatas membaca cerita rakyat

di buku bacaan mereka, tetapi juga menayangkan cerita rakyat dalam bentuk

film yang lebih menyita atensi peserta didiknya.

Perkembangan teknologi saat ini sedang dalam grafik yang memuncak.

Menjamurnya smart phone, serta gadget – gadget serupa di pasaran, serta

mudahnya koneksi internet menyebabkan masyarakat menuntut dunia

pendidikan memberi lebih dari yang dunia hiburan tawarkan. Dalam hal

pemanfaatannya untuk pendidikan, sosialisasi dampak penggunaan, serta

upaya mengimbangi penggunaan teknologi sebagai hiburan dan teknologi

sebagai media pendidikan. Salah satu upaya pendidik memanfaatkan situasi

2

Page 15: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

tersebut adalah memanfaatkan perkembangan teknologi untuk

mengembangkan metode pembelajaran.

Lewat perkembangan teknologi, materi yang sekiranya tidak bisa

dihadirkan ke dalam kelas kini dapat dengan mudah disajikan kepada peserta

didik dengan bantuan televisi, komputer, dan lainnya yang disediakan di

kelas, di ruang multimedia, ataupun di laboratorium bahasa yang

dikoneksikan dengan TV kabel, internet, dan lainnya yang tersedia untuk

membantu pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Namun, bagaimana pun diketahui, bahwa media merupakan alat yang

memiliki dua mata pisau. Media bisa menjembatani, menyalurkan, serta

memudahkan seseorang kepada rencananya. Rencana itu bisa menuju kepada

sesuatu yang baik dan rencana itu juga bisa merujuk kepada sesuatu yang

tidak baik, pun penggunaan media untuk pembelajaran.

Media pembelajaran hendaknya bisa menjadi jembatan untuk

memudahkan peserta didik memahami materi yang mereka pelajari di

sekolah. Media pembelajaran juga dimaksudkan untuk membantu guru dalam

mengkondusifkan kelas agar proses belajar bisa berlangsung secara efisien

dan efektif.

Untuk mewujudkan kegunaan media pembelajaran seperti yang

dijabarkan di atas, para penyelenggara penggunaan media pembelajaran

hendaknya dapat meminimalisir hambatan-hambatan yang akan terjadi dalam

penerapannya di sekolah. Komponen sekolah harus lebih dahulu

mempersiapkan fasilitas yang memadai, serta membekali guru dan peserta

didik dengan skemata yang jelas tentang penggunaan media pembelajaran

tersebut. Hambatan yang dapat muncul dalam penggunaan media

pembelajaran di antaranya berasal dari faktor manusia sebagai penggunnya –

peserta didik, tenaga pendidik, dan staf sekolah.

Bila dilihat dari sudut pandang peserta didik, hambatan yang ditemui

peserta didik dalam menerima perkembangan media pembelajaran di

antaranya, peserta didik sebagai penggunanya tidak memiliki skemata yang

cukup untuk menggunakannya, peserta didik belum siap secara moral

menerima perkembangan yang terjadi sehingga memunculkan “geger

3

Page 16: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

budaya”, serta peserta didik secara materil belum siap menerima

perkembangan media pembelajran sehingga menyebabkan kesenjangan sosial

di antara peserta didik. Hal ini tentu akan memunculkan permasalahan baru,

baik antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru,

maupun peserta didik dengan lingkungan sekitarnya yang ditimbulkan oleh

kehadiran media pembelajaran yang kurang dipertimbangkan.

Sekolah sebagai penyelenggara pengadaan media pembelajaran juga

turut memberikan kemungkinan hambatan yang akan timbul. Hambatan

tersebut di antaranya, pengadaan fasilitas tidak maksimal. Artinya, fasilitas

yang diberikan bukan barang dari kualitas yang terbaik, standar, atau bahkan

kurang baik. Alih-alih menekan biaya pengeluaran, fasilitas yang diberikan

kadang justru memunculkan masalah baru bagi guru dan peserta didik sebagai

penggunanya. Serta perawatan fasilitas yang terkesan diabaikan sehingga

media pembelajaran yang ada mudah rusak dan tidak tahan lama.

Subjek ketiga dari kemunculan hambatan yang terjadi seiring hadirnya

media pembelajaran adalah guru. Jika sebagai pemegang skenario

penggunaan media di kelas guru tidak mampu mengkombinasikan media

yang digunakan, serta mengandalkan media audio visual sebagai pemeran

utama pembelajaran sementara guru berleha-leha dengan gadget-nya, maka

penggunaan media tersebut dapat diindikasikan tidak efektif. Hal tersebut

dapat menimbulkan dampak pada peserta didik berupa keterlambatan

penerimaan materi. Hal ini kemudian akan berdampak pada kacaunya

penerapan RPP, keterlambatan pemahaman peserta didik terhadap materi ajar,

sampai kepada penurunan prestasi belajar peserta didik.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang tertuang dalam judul skripsi:

”EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

PEMBELAJARAN MENYIMAK DRAMA DI KELAS VIII SMP AL

HASRA TAHUN PELAJARAN 2013-2014”

4

Page 17: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, masalah

yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tidak efektifnya penggunaan media audio visual dalam pembelajaran

menyimak drama.

2. Kurangnya manfaat yang dapat diambil peserta didik dari penggunaan

media audio visual dalam pembelajaran menyimak drama.

3. Kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan media audio visual

seiring berkembanganya ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Hambatan penerapan penggunaan media audio visual dalam

aplikasinya di kelas.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini, penulis merasa perlu membatasi masalah yang akan

dibahas agar lebih jelas pejabarannya. Permasalahan dalam penelitian ini

dibatasi pada efektivitas penggunaan media audio visual berupa video drama

dalam pembelajaran menyimak drama di kelas VIII SMP Al Hasra.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah,

maka masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas penggunaan media audio visual berupa video

drama dalam pembelajaran menyimak drama di kelas VIII SMP Al

Hasra?

2. Komponen apa saja yang mendukung efektivitas penggunaan media

audio visual berupa video drama dalam pembelajaran menyimak

drama di kelas VIII SMP Al Hasra?

5

Page 18: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan efektivitas penggunaan media audio visual video

drama dalam pembelajaran menyimak drama di kelas VIII SMP Al

Hasra.

2. Menjelaskan komponen yang mendukung efektivitas penggunaan

media audio visual video drama dalam pembelajaran menyimak drama

di kelas VIII SMP Al Hasra.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan memiliki beberapa fungsi, baik bagi

penulis, pembaca, Para akademisi, guru, maupun bagi pihak

sekolah/madrasah.

1) Manfaat Teoretis

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

sekolah/madrasah dalam mengembangkan dan meningkatkan

fasilitas media pembelajaran menyimak sehingga pembelajaran

bisa lebih berkualitas.

2. Bagi penulis dan pembaca pada umumnya, penelitian ini

diharapkan mampu mengungkapkan peran media audio visual

bukan hanya sebagai suatu media ajar sampingan, melainkan

memiliki peran yang krusial dalam pembelajaran menyimak.

2) Manfaat Praktis

1. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

mengembangkan metode pembelajaran yang melibatkan media

audio visual sehingga pembelajaran menyimak bisa menjadi

lebih efektif.

2. Dengan penelitian ini peserta didik diharpakan memperoleh

manfaat yang tepat dari penggunaan media audio visual dalam

pembelajaran menyimak drama, sehingga peserta didik dapat

memahami materi ajar dengan lebih mudah.

6

Page 19: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberi

pengetahuan tentang pemilihan media pembelajaran yang tepat

untuk kemudian diterapkan dalam praktik pembelajaran

menyimak drama di kelas.

7

Page 20: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

BAB II

Kajian Teori

A. Landasan Teori

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai

edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik.

Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kagiatan belajar mengajar yang

dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan

sebelum pengajaran dilakukan.

Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara

sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.

Salah satu yang biasa dipersiapkan oleh seorang guru sebelum mengajar adalah

media pembelajaran yang akan digunakan. Perencanaan media dalam

pembelajaran tersebut dirasa perlu dilakukan supaya proses belajar mengajar bisa

berlangsung secara efektif.

1. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

a. Pengertian Belajar Mengajar

Seperti halnya anak yang pergi ke sekolah, kemudian di sana

mereka membaca, menyimak, dan membicarakan berbagai hal yang bisa

menambah pengetahuan dengan tujuan menjadi seseorang yang pandai.

Dalam hal ini, secara sederhana belajar diartikan sebagai suatu usaha

memperoleh dan menambah informasi pengetahuan supaya menjadikan

individu pandai atau berilmu.

Belajar merupakan proses kerja pikiran dan perasaan untuk

mengubah atau memproses sesuatu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak

bisa menjadi bisa, dari tidak paham menjadi paham.1 Sementara, mengajar

1 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

h. 2

8

Page 21: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

pada hakikatnya adalah melakukan kegiatan belajar sehingga proses

pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.2

Secara sederhana, „belajar‟ dimaknai sebagai usaha memperoleh

pengetahuan atau ilmu. Sementara, „belajar‟ lebih jauh lagi dipandang

sebagai proses manifestasi kerja pikiran dan perasaan yang hanya bisa

dilihat ketika sudah menjadi akibat. Maka, belajar bukanlah sekedar

membaca buku, menghafal rumus, atau menghitung angka, tapi belajar

adalah segala kegiatan berpikir yang pada akibatnya memberikan

tambahan pengetahuan atau ilmu.

Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan interaksi antara

manusia, sumber daya, dan lingkungannya. Kegiatan belajar-mengajar

yang baik adalah kegiatan belajar yang membantu peserta didik untuk

mampu memaksimalkan potensi belajar dalam dirinya. ‟Good’ education

as one that helps students maximize their capacity as learners.3

Jika pembelajaran bisa berlangsung secara efektif, maka

pembelajaran tersebut bukan hanya mampu mengubah pengetahuan

peserta didik, tetapi juga mampu memaksimalkan potensi yang ada dalam

diri peserta didik. Dengan begitu, pembelajaran bukan hanya merupakan

kegiatan yang bersifat satu arah (guru ke murid), tapi dalam kegiatan

belajar mengajar peserta didik juga bisa mengembangkan potensinya lewat

berbagai kegiatan yang digagas, baik oleh dirinya sendiri maupun guru.

Pelajar juga hendaknya diberi kesempatan berlatih pada saat

pengajar menyampaikan pengajaran yang berupa suatu keterampilan. Hal

tersebut perlu dilakukan karena setiap orang memiliki cara unik untuk

belajar. Jika peserta didik semakin baik menerima dan mengolah

pengertian menjadi pemahaman mereka dengan alat inderanya, itu berarti

daya tangkapnya terhadap suatu objek, orang, atau peristiwa, semakin

baik. Jika sudah seperti itu, biasanya mereka bisa menyimpan pemahaman

2 Iskandarwasid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 6 3 Cerol Ann Tomlinson, How To Differentiate Instruction In Mixed-Ability Classrooms,

(USA: ASCD Product, 2001), h. 8.

9

Page 22: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

mereka lebih baik daripada terjebak di keadaan tidak dipahaminya apa

yang mereka pelajari, sehingga mereka mudah melupakannya.

Ada berbagai strategi dan metode dalam mengajar yang kini

banyak dikembangkan oleh para tenaga pendidik. Seperti pengembangan

metode belajar aktif learning, inkuiri, learning by doing, dan yang lainnya.

Selain dikembangkannya metode dan strategi pembelajaran, turut

dikembangkan pula penggunaan media pembelajaran.

Jika di atas telah dijelaskan bahwa dalam pembelajaran aktif,

peserta didik harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berinteraksi.

Maka, media pembelajaran juga coba dikembangkan dengan maksud

untuk menjadikan peserta didik lebih mandiri dalam menemukan dan

memahami materi ajar.

Salah satu media yang giat dikembangkan saat ini adalah

penggunaan media audio visual sebagai media pembelajaran. Dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia, contohnya media audio visual video

digunakan dalam pembelajaran drama.

Jadi, belajar mengajar dewasa ini bukan hanya mengenai hasil

akhir kuantitatif yang dicapai seorang guru atas pengajarannya. Melainkan

tentang pemikiran dan perencanaan dan hal-hal lain yang perlu dilakukan

seorang tenaga pengajar supaya metode dan strategi mengajarnya mengena

bagi peserta didiknya sehingga bisa mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Komponen Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar-mengajar layaknya sebuah sistem, tentu ada

hal-hal yang di dalamnya saling terkait. Sebuah pembelajaran akan

memberikan hasil yang maksimal jika apa-apa yang terkait di dalamnya

bisa berjalan berkesinambungan, begitu pun dengan kegiatan belajar

mengajar di sekolah.

Maka, untuk menjadikan sebuah pembelajaran berhasil dan

maksimal adalah dengan menjalankan setiap komponen pembelajaran

secara berkesinambungan. Komponen perlu diperhatikan karena

10

Page 23: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

keberadaannya akan saling mempengaruhi dalam kegiatan proses

pembelajaran, seperti tujuan, isi/materi, metode, media, dan evaluasi.

1) Tujuan

Tujuan adalah komponen paling awal yang harus ditegaskan dalam

belajar pengajar. Seperti halnya tujuan materi yang akan dibawakan oleh

guru dalam pembelajaran harus jelas dan memiliki manfaat bagi muridnya.

Tujuan merupakan komponen yang kejelasannya harus dikatahui oleh

kedua belah pihak antara pelajar dan pengajar. 4

Hal tersebut perlu

dilakukan supaya kedua pihak mengetahui ke mana arah mereka dalam

pembelajaran.

Tujuan dalam pembelajaran juga sangat penting, karena

keberadaannya akan disesuaikan dengan komponen-komponen yang

lainnya. Seperti materi, metode, dan media, jelas akan menyesuaikan

dengan tujuan yang akan dicapai.

Dalam memilih media pembelajaran, salah satu pertimbangan guru

dalam memilih media pembelajaran adalah menyesuaikan antara isi atau

materi yang dimiliki sebuah media dengan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Dengan demikian, maka memperjelas tujuan dalam KBM

sangatlah diperlukan. Sebab, hal tersebut yang akan menjadi indikator

keberhasilan pembelajaran peserta didik.

2) Isi/materi

komponen kedua yang ada dalam pembelajaran adalah isi atau

materi pelajaran. Dalam suatu pembelajaran, materi pelajaran adalah inti

dari suatu kegiatan belajar, sebab dalam aktivitas itu materi adalah sesuatu

yang kemudian akan ditransfer dari sumber belajar ke pembelajar.

Meskipun ada banyak bahan yang bisa dijadikan materi pelajaran,

namun isi atau materi pelajaran harus dibuat sesuai dengan tujuan dan

alokasi waktu yang tersedia dalam sebuah pembelajaran. Sebab itu, guru

dituntut untuk kreatif mengkonsep skenario pengajaran lewat RPP. Supaya

pengajaran yang diberikan bisa tersampaikan secara efektif, sehingga

hasilnya pun maksimal.

4 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,

2013), h. 204.

11

Page 24: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Selain itu, kejelasan materi yang terkonsep juga memudahkan guru

untuk mengkombinasikannya dengan media pembelajaran yang akan

digunakan untuk membantu pemahaman peserta didik. 5

Jadi, isi atau

materi pembelajaran merupakan tindak lanjut dari tujuan yang kemudian

dikembangkan menjadi sebuah materi. Dengan demikian, guru dituntut

untuk memilih materi yang sesuai dengan latar belakang dan karakter

peserta didiknya, supaya peserta didik bisa memahami materi dan

mencapai tujuan dengan mudah.

3) Metode

Setelah guru memiliki tujuan dan materi yang akan disampaikan,

komponen yang menjadi penting setelah itu adalah metode atau strategi.

Tujuan dan materi yang sebagus apapun tanpa diimbangi dengan strategi

penyampaian materi yang baik kepada murid akan membuat semua itu sia-

sia, sebab murid akan lebih dulu merasa acuh terhadap materi yang

disampaikan.

Guru memerlukan metode atau strategi dalam memainkan perannya

di kelas. Untuk bisa menyampaikan materi, guru harus lebih dulu menjadi

pusat perhatian peserta didiknya. 6

Sebab itu, guru membutuhkan metode

atau strategi untuk membantu peserta didik supaya lebih fokus dalam

belajar.

4) Media

Komponen selanjutnya yang dapat membantu efektivitas

pembelajaran adalah media pembelajaran. Teknologi yang terus

berkembang membuat peserta didik bisa mendapat bahan pelajaran dari

berbagai sumber. Sebab itu, kini guru bukan lagi menjadi sumber belajar,

melainkan menjadi pengelola sumber belajar.

Pemilihan media pembelajaran juga hendaknya memperhatikan

kriteria pemilihan media pembelajaran.7 Jika media sudah dipilih sesuai

kriteria, maka keberadaan media pembelajaran diharapkan mampu

membuat pembelajaran lebih efektif.

5 Ibid., h. 204.

6 Ibid., h. 206.

7 Nasution , Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 60.

12

Page 25: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Selain itu, dalam penggunaan media pembelajaran, guru juga

dituntut untuk bisa mengkombinasikan materi pelajaran dan berbagai

informasi terkini. Dengan begitu, guru bisa terpicu untuk memberikan

strategi belajar yang beragam. Itu semua juga akan bisa terlaksana jika

kehadiran media pembelajaran didukung oleh sarana dan prasarana yang

ada di sekolah.

5) Evaluasi

Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya

dalam mengelola pembelajaran.8 Untuk mengetahui sasuai atau tidaknya

pengajaran, guru juga perlu melakukan evaluasi, supaya dia bisa

melakukan perbaikan metode maupun strategi dalam mengajar. sealain itu,

evaluasi bagi pada guru juga bermanfaat untuk membantu guru untuk lebih

memahami karakter peserta didiknya lewat masalah-masalah yang pernah

dihadapi ketika mengajar.

Jika evaluasi bisa dilakukan dengan tritmen yang tepat, maka

evaluasi itu akan menjadi cambuk bagi pembelajaran ke depannya supaya

lebih baik lagi. Apalagi dalam hal pelayanan, jika guru dan personil

sekolah bisa sama-sama belajar memperbaiki pelayanan pembelajarannya,

tidak hanya peserta didik yang akan berhasil meraih prestasi, tetapi

lembaga pendidikan tersebut juga bisa berhasil.

Banyak orang yang menyepelekan evaluasi sebagai tahap akhir

yang dianggap mudah. Melakukan evaluasi secara sekedarnya. Bahkan,

meniadakan evaluasi karena sudah ditunggu oleh kegiatan yang akan

datang. Tapi justru di situ kegagalan banyak lembaga pendidikan yang

menyepelekan evaluasi. Maka, tahap evaluasi ini perlu dipandang bukan

hanya sebagai tahap akhir proses KBM, melainkan sebagai tahap penilaian

yang akan menentukan kualitas kegiatan di masa mendatang.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kelima komponen tersebut

sangat berpengaruh dalam pengajaran yang akan banyak melibatkan

komponen satu dengan yang lainnya. Seperti, sumber belajar yang banyak

mengaitkan dengan lingkungan alam, strategi yang melibatkan

8 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,

2013), h.206.

13

Page 26: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

penggunaan media pembelajaran yang beragam, serta evaluasi untuk

menentukan strategi pembelajaran yang tepat. Jadi, untuk memperoleh

efetivitas dalam pembelajaran, komponen di atas menjadi standar yang

harus dipenuhi.

c. Keterampilan Menyimak

Untuk membaca sebuah doengeng, seseorang harus memiliki

kemampuan membaca dongeng disertai dengan intonasi dan gaya bicara

yang sesuai. Selain itu, untuk menjadi orator yang ulung seseorang juga

harus belajar berbicara dan belajar retorika. Itu artinya, keterampilan

berbahasa merupakan keterampilan yang mutlak diperlukan oleh setiap

orang dengan profesi apapun.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa merupakan

pembelajaran yang sangat krusial karena di dalamnya terkandung

kebutuhan manusia supaya terampil berbicara untuk mengkomunikasikan

ide-ide yang ada di kepalanya kepada orang lain. Sebab itu, ada dua

prinsip untuk mencapai keterpaduan dalam pembelajaran bahasa:

Pertama, keefektifan komunikasi secara luas. 9

Artinya, pelajaran

bahasa secara efektif harus mampu membuat pembelajar memiliki

kemampuan berkomunikasi, baik untuk keperluan belajar seperti

berdiskusi dengan teman sejawat atau berkunsultasi dengan guru, maupun

untuk berkomunikasi dalam bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan

secara menyenangkan serta meyakinkan. Selain itu, Keterampilan

berbahasa juga harus mampu membuat penuturnya bisa menempatkan

bahasa sesuai dengan konteks atau situasi tuturnya.

Kedua, pembelajaran bahasa dalam konteks yang bermakna.10

Pembelajaran bahasa harus menjadi wadah kegiatan berkomunikasi yang

menyenangkan, sehingga berbahasa menjadi kegiatan yang bermakna.

Lewat berbahasa, peserta didik bisa mengkomunikasikan ide-ide

kreatifnya serta mengembangkan kepekaan sosial dan linguistiknya

terhadap konteks yang dibangun oleh guru lewat materi pelajaran.

9 Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 174-175.

10Ibid., h. 174-175.

14

14

Page 27: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Terkait dengan dua prinsip tersebut, dalam memperoleh

keterampilan berbahasa, setiap orang mengalami tahap perkembangan

yang sama. Dimulai dari menyimak, kemudian anak mulai belajar

berbicara, dilanjutkan dengan membaca, lalu yang terakhir anak bisa

menulis. Bahasa dan Sastra Indonesia diajarkan di sekolah kepada peserta

didik bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa mencakup

keterampilan menyimak, berbicara, menulis, dan membaca.

Keterampilan menyimak merupakan faktor penting bagi

keberhasilan seseorang dalam belajar membaca secara efektif.11

Jika

seseorang sudah terbiasa mendengar pembicaraan tentang dunia musik,

maka ketika anak itu membaca tentang musik ia akan lebih mudah

memahaminya daripada membaca bacaan tentang anatomi tubuh yang

sama sekali belum ia dengar. Begitulah salah satu kaitan antara menyimak

dengan keterampilan membaca.

Pada penggunaan media pembelajaran kaitannya dengan

menyimak. Kegiatan menyimak seringkali dianggap sebagai kegiatan yang

membosankan, seperti mendengarkan guru menjelaskan materi panjang

lebar, menyimak teman menceritakan drama di depan kelas. Seringkali

kegiatan tersebut diabaikan peserta didik karena dianggap sudah biasa dan

monoton.

Hal ini tentu perlu diatasi. Salah satunya dengan cara memberikan

pelajaran menyimak dengan bantuan media pembelajaran. Ini dilakukan

supaya pembelajaran menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa bisa

tetap menjadi pelajaran yang menarik dan membuat anak bisa

mengembangkan keterampilan berbahasanya.

Keterampilan berbahasa saling terkait antara satu dengan yang lain.

Jadi, dalam kegiatan pembelajaran, guru dituntut untuk mampu

memodifikasi aktivitas pembelajaran agar peserta didik mampu

melaksanakan kegiatan komunikasi baik satu arah, dua arah, maupun multi

arah.

11

Henry Guntur Tarigan, Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung,

2008), h. 5.

15

Page 28: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Menyimak merupakan keterampilan yang sangat diperlukan untuk

menerima informasi yang disampaikan guru di depan kelas. Guru tidak

jarang harus menggunakan strategi yang bervariasi untuk menjelaskan

materi di kelas. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk membuat

peserta didik bisa fokus dan menerima informasi yang diberikan secara

lengkap.

Dalam pemebelajaran drama contohnya. Untuk membuat peserta

didik dapat mengapresiasi sebuah drama kini bukan lagi hanya

mengandalkan guru membacakan drama tersebut di depan kelas.

Melainkan, guru bisa memanfaatkan media film maupun video untuk

membantu perannya di dalam kelas untuk menjelaskan lebih konkrit

kepada peserta didik menganai kondisi sebuah pementasan drama.

Sebab itu, keterampilan menyimak dengan menggunakan media

audio visual (video) dipandang lebih efektif untuk mengenalkan peserta

didik akan drama dan pementasan drama. Hal tersebut diharapkan mampu

memberikan kesan yang menarik dan membuat peserta didik terinspirasi

untuk mempelajarinya.

d. Drama

Drama adalah bentuk sastra yang dapat merangsang gairah dan

mengasyikkan para pemain dan penonton sehingga digemari masyarakat.12

Dahulu, di Nusantara drama dianggap sebagai suatu ritual keagamaan.

Drama dianggap sebagai suatu kesenian yang sakral sehingga tidak

sembarang orang bisa melakukannya. Seiring berjalannya waktu, di

Indonesia drama kemudian menjadi salah satu kesenian yang paling akrab

dengan masyarakat. Hal tersebut terjadi karena pertunjukan drama

dianggap sebagai panggung sandiwaranya kehidupan.

Artinya, dalam pertunjukan drama ada peragaan tingkah laku

manusia yang dipertontonkan, ditertawakan, ditangisi, bahkan dibenci,

yang pada kenyataannya itulah yang manusia selama ini lakukan. Jadi,

drama dianggap sebagai seni yang paling melekat dengan masyarakat

12

B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, (Yogyakarta, KANISIUS, 1992), h. 89.

16

Page 29: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

karena di dalam pertunjukannya ada realitas kehidupan yang

dipertontonkan.

Kini, para tokoh pendidikan melihat bahwa sastra bisa menjadi

wadah bagi generasi muda menunjukkan peran, bakat, dan

kemampuannya. Drama sebagai seni peragaan tingkah laku dianggap bisa

menjadi pilihan bagi generasi muda -khususnya peserta didik, untuk

menambah wawasannya lewat berbagai macam peran yang dimainkan.

Tujuan utama dalam mempelajari drama adalah untuk memahami

bagaimana suatu tokoh harus diperankan dengan sebaik-baiknya dalam

suatu pementasan. Ini tentu bukan pembelajaran yang mudah bagi peserta

didik yang memiliki waktu terbatas di kelas. Sebab itu, guru sebagai

pelatih drama bertanggung jawab memperkenalkan peserta didiknya

mengenai kondisi pementasan drama dengan berbagai cara, seperti melalui

televisi, sandiwara, maupun film.13

Dalam beberapa hal, drama memang dianggap lebih pelik

dibanding dengan novel. Ada banyak aspek yang dilibatkan dalam

pementasan drama. Salah satunya, yaitu mengenai unsur-unsur yang ada

dalam drama, meliputi; gerak, posisi, isyarat, dan ekspresi wajah.

Sementara, dari sisi kebahasaan lisan meliputi; lagu kalimat, lafal, volume

suara, dan tekanan.

Pada pembelajaran drama di tingkat sekolah menengah pertama,

peserta didik lebih diarahkan pada apresiasi pementasan drama. Hal

tersebut dilakukan untuk membangun kesan seni yang menghibur supaya

peserta didik memiliki ketertarikan terhadap kesenian tersebut. Guru

dituntut dapat memberikan referensi pementasan drama yang tepat sesuai

dengan usia peserta didiknya. Dalam hal ini, jika guru hendak

menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu menayangkan video

pementasan drama, hendaknya guru dapat mempertimbangkan pemilihan

video pementasan drama yang tepat.

Setelah peserta didik mengetahui kondisi pementasan drama, guru

kemudian bisa mengarahkan peserta didik pada naskah drama dan peran-

13

Ibid., h. 90.

17

Page 30: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

peran yang ada dalam drama. Dari situ, peserta didik dapat berlatih

bermain peran dan berdiskusi mengenai peran yang mereka mainkan.

Jadi, drama pada peserta didik kelas menengah pertama dititik

beratkan untuk memperkenalkan drama sebagai karya sastra dan drama

sebagai salah satu karya seni yang bisa menjadi wadah pembelajaran

melalui seni peran.

2. Efektivitas dalam Pembelajaran

Efektivitas merupakan keadaan yang membuat pembelajar mengalami

berbagai pengalaman baru dan terjadinya perubahan menuju titik akumulasi

kompetensi yang dikehendaki.14

Untuk menuju pembelajaran yang efektif

perlu dimulai dengan menganalisis tujuan pelajaran supaya mengetahui

langkah-langkah mengajar.15

Jika guru sebagai pengajar telah mengetahui tujuan utama mengenai

apa yang hendak disampaikan dalam pembelajaran, dari situ kemudian ia

dapat menentukan langkah seperti apa yang tepat untuk mencapai tujuannya.

Jika pembelajaran yang dilakukan memberikan hasil sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai, maka pembelajaran tersebut efektif.

Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dari peserta didik

supaya belajar menjadi efektif:

a. Perlunya Bimbingan

Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kecakapan dan

ketangkasan belajar peserta didik juga berbeda-beda tergantung individual.

Tidak selalu belajar secara otodidak menjamin suksesnya seorang pembelajar.

Sebab itu, diperlukan bimbingan dan pengawasan sewaktu pembelajaran itu

berlangsung. Terlebih jika disetiap akhir pembelajaran dilakukan evaluasi,

baik secara tertulis maupun lisan. Ini mengindikasikan perlunya bimbingan

dalam sebuah proses pembelajaran untuk memaksimalkan usaha belajar itu

sendiri. Dengan begitu kegiatan belajar yang dilakukan bisa berlangsung

secara efektif.

14

Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 120. 15

T.F. Gilbert dalam Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h.

60.

18

Page 31: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

b. Kondisi dan Strategi Belajar

Belajar yang efektif dapat membantu peserta didik untuk

meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan

isntruksional yang ingin dicapai.16

Untuk mencapai pembelajaran yang efektif

tentu dibutuhkan kondisi belajar yang mendukung, baik kondisi internal

maupun kondisi eksternal.

Kondisi internal terkait dengan keadaan si pembelajar. Keadaan

fisiologis atau jasmani, keamanan, kasih sayang, pengakuan, dan motivasi

merupakan bentuk dari kebutuhan yang bersumber dari diri si pembelajar

untuk menunjang strategi belajarnya.

Sementara kondisi eksternal terkait dengan kondisi yang ada di luar

diri pribadi manusia.17

Seperti keadaan kelas yang rapih dan bersih, serta

ketersediaan sarana dan prasarana belajar, semua itu harus juga dikondisikan

supaya menjadi pendukung pembelajaran yang efektif. Kondisi internal

maupun eksternal pada intinya dibangun untuk mendukung strategi belajar

yang akan dilaksanakan.

c. Metode Belajar

Selain diperlukannya bimbingan, kondisi yang kondusif, diperlukan

juga metode belajar yang tepat supaya bisa menjadi rutinitas yang baik dalam

belajar. Sebab, kebiasaan belajar akan mempengaruhi belajar itu sendiri.

Seperti kebiasaan membuat jadwal belajar, membuat catatan, mengulangi

pelajaran, dan lain sebagainya akan mempengaruhi efektivitas pembelajaran

peserta didik terutama dalam hal penerimaan pemahaman materi ajar.

Peserta didik yang memiliki kebiasaan mengulang pelajaran di rumah

setelah diajarkan di sekolah tentu akan berbeda dengan peserta didik yang

tidak membaca ulang materi pelajarannya di rumah, terlebih jika keesokan

harinya guru mengadakan kuis dadakan. Dari situ dapat diketahui mana

peserta didik yang sudah menemukan metode belajar yang tepat lalu

menerapkannya dan mana peserta didik yang belum menemukan metode

belajarnya bahkan tidak mencoba mencarinya.

16

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

h. 74. 17

Ibid., h. 76.

19

Page 32: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Jadi, untuk mencapai pembelajaran yang efektif, persiapan peserta

didik secara pribadi maupun persiapan kelas secara fisik juga mempengaruhi

hasil pembelajaran.

Efektivitas menunjukkan ketercapaian sasaran/tujuan yang telah

ditetapkan.18

Sebab itu, efektivitas juga dapat dijadikan barometer untuk

mengukur keberhasilan pendidikan. Dalam upaya pengukuran ini teradapat

dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu validitas dan evaluasi.19

a. Validitas, yaitu serangkaian tes atau penilaian, baik mengenai hal tertulis

maupun perilaku untuk mengetahui secara pasti apakah suatu program

pendidikan benar-benar telah mencapai tujuan yang telah ditargetkan.

Artinya, jika didapati bahwa tes tertulis yang dilakukan hasilnya

mencapai atau melebihi kriteria ketentuan minimum (KKM), serta hasil

pengamatan menunjukkan hasil bahwa peserta didik berperan aktif dalam

pembelajaran maka pembelajaran dikatakan efektif.

b. Evaluasi yaitu penilaian yang dilakukan untuk menilai serangkaian

kegiatan berupa perencanaan, pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan.

evaluasi yang baik adalah evaluasi yang hasilnya didapat dari kegiatan

yang berlangsung sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Bila

perencanaannya baik, pelaksanaan hanya tinggal mengikuti. Setelah itu,

hasil dari evaluasi tidak akan jauh dari apa yang telah direncanakan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan atau

kegiatan yang dapat memberikan pengaruh kepada pengguna atau pelakunya.

Pengaruh itu berupa perbedaan pengalaman dari sebelum dan sesudah

menggunakan. Hal atau kegiatan dikatakan efektif jika perbedaan itu

membawa pengaruh ke arah yang lebih baik atau adanya kemajuan, meskipun

efek itu sendiri berpotensi memberikan pengaruh positif maupun negatif.

Salah satu upaya untuk membuat pembelajaran menjadi efektif adalah

digunakannya media audio visual sebagai media pembelajaran. Di antara

empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan

18

Aan Komariyah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), h. 7. 19

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005),

h. 90.

20

Page 33: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

menulis), menyimak merupakan kegiatan yang paling guru tidak bisa pastikan

peserta didik fokus atau tidak dalam prosesnya. Maka, untuk membuat

peserta didik fokus terhadap pembelajaran yang disimaknya, media audio

visual digunakan untuk merangsang terjadinya proses belajar mengajar yang

efektif.

Brown juga menggarisbawahi bahwa media yang digunakan guru atau

peserta didik dengan baik dapat mempengaruhi efektivitas program belajar

mengajar.20

Sebab itu, pemilihan media yang tepat juga menjadi

pertimbangan penting agar strategi yang direncanakan guru dapat benar-benar

terlaksana dan kegiatan pembelajaran menjadi efektif.

Dalam upaya pembelajaran yang efektif, semua unsur sekolah harus

dilibatkan. Kini bukan lagi mengenai upaya sekolah dan guru membuat

peserta didik menjadi sekedar mengerti materi yang diajarkan di sekolah.

Sekolah dan guru hendaknya melibatkan mereka secara penuh dalam proses

dinamika tersebut, supaya peserta didik bisa turut bergairah dan tidak ada

yang tertinggal. Sebab itu, proses tersebut hendaknya membuat guru bisa

memperhatikan peserta didik secara individual, bukan perwakilan suatu

kelompok.

Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan guru supaya pengajaran

dengan menggunakan media audio visual bisa menjadi kegiatan yang benar-

benar efektif.

a. Meyusun Perencanaan Pembelajaran dengan Bijak

Guru efektif mengajar dengan terlebih dahulu membuat perencanaan

pembelajaran, lalu mengkomunikasikan perencanaan tersebut dengan client-

nya, yaitu peserta didik, kemudian menyelenggarakan proses pembelajaran

dan mengelola kelas sehingga efektif, dan terakhir melakukan evaluasi

terhadap proses dan hasil belajar.21

Hasilnya kemudian akan menjadi input

untuk perencanaan berikutnya.

20

Brown dalam Asep Henry Hermawan, Badru Zaman, Cepi Riyana, Media Pembelajaran

Sekolah Dasar,(Bandung: UPI Press, 2007), h. 56. 21

Hunt dan More dalam Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta:

Kencana, 2004), h. 122.

21

Page 34: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Jadi, efekivitas dalam pembelajaran bukan hanya berbicara tentang

sebuah kurikulum beserta Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD) nya bisa dicapai/dipenuhi peserta didik, melainkan merancang sistem

pembelajaran tersebut agar menjadi efektif. Karena itu, guru sebagai

perencana pembelajaran harus benar-benar bisa menyusun dan melaksanakan

pemebelajaran, minimal mengikuti RPP yang telah dibuat supaya bisa

memberikan pengaruh yang diharapkan. Seperti, peserta didik diharapkan

mendapat perubahan-perubahan baik dalam hal intelegensi, perilaku,

kreativitas, maupun cara berpikir ke arah progresif.

Learning takes place most effectively in classrooms where knowledge

is clearly and powerfully organized, students are highly active in the learning

process, assessments are rich and varied, and students feel a sense of safety

and connection.22

Artinya, menuju pembelajaran yang efektif, guru sebagai

pusat pengajaran memang harus mempersiapkan strategi supaya materi yang

disampaikan jelas. Namun, guru juga harus mempersiapkan metode belajar

yang menarik, supaya peserta didik merasa nyaman dan bersemangat dengan

cara penyampaiannya. Serta dapat mengakomodir dinamika yang terjadi di

dalam kelas, sehingga hasil penilaian yang diperoleh bisa menjadi evaluasi

pembelajaran yang tepat.

Dengan begitu, dalam upaya meningkatkan efektivitas proses

pembelajaran, perencanaan pembelajaran merupakan sesuatu yang mutlak

dipersiapkan oleh setiap guru. Walaupun belum tentu semua yang

direncanakan akan bisa sepenuhnya terlaksana, karena bisa saja kondisi kelas

yang sudah dipersiapkan justru menuntut strategi yang bersifat opsional.

Namun demikian, guru tetap diharapkan mampu menyusun

perencanana yang lebih sempurna, sesuai dengan kebutuhan peserta didik,

sehingga semua peserta didik bisa memahami bahan-bahan ajar yang

ditawarkan. Semua peserta didik bisa memperoleh berbagai pengalaman baru

dan menambah kompetensinya sesuai hasil belajar mereka.

Agar dapat membuat perencanaan yang baik dan dapat

menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus

22

Cerol Ann Tomlinson, How to Differentiate Instruction in Mixed-Ability Classrooms,

(USA: Assosiation fo r Supervision and Curriculum Development, 2001), h. 8.

22

Page 35: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

mengetahui unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik. Pendapat lain

menyebutkan perencanaan tersebut antara lain, berupa kebutuhan-kebutuhan

peserta didik, tujuan-tujuan yang akan dapat dicapai, berbagai strategi yang

relevan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, dan kriteria evaluasi.23

Bersamaan dengan itu, peran guru dalam mengembangkan strategi

amat penting karena aktivitas peserta didik belajar sangat dipengaruhi oleh

sikap dan perilaku guru dalam kelas. Jika mereka antusias, memperhatikan

aktivitas dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik, maka peserta didik tersebut

pun akan mengembangkan aktivitas belajarnya dengan baik, antusias, giat dan

serius. Salah satu yang bisa mengembangkan antusias mereka adalah

penggunaan media sebagai strategi belajar agar pembelajaran tidak monoton.

Mengingat di zaman yang canggging akan teknologi ini masyarakat mulai

akrab dengan penggunaan media. Diharapkan media menjadi salah satu

pilihan guru dalam membuat pembelajaran menjadi lebih efektif.

b. Berkomunikasi Secara Efektif dengan Peserta didik

Guru adalah seorang komunikator, sebab dia akan menyampaikan

rencna-rencana pembelajarannya pada peserta didik. Dalam konteks apa pun

tugas guru membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik, termasuk

mengkomunikasikan program-program kelasnya kepada komite sekolah, atau

orang tua peserta didik.

Sebab itu, guru harus mengetahui teori-teori komunikasi efektif

karena tidak akan menjadi terlalu bermanfaat ilmu yang dikuasai guru jika

tidak mampu mengkomunikasikannya kepada peserta didik secara baik, yakni

enak diikuti dan mudah dipahami. Jadi, salah satu kriteria pembelajaran akan

menjadi efektif di antaranya adalah cara guru mengkomunikasikan

pembelajaran juga harus bisa menyampaikannya secara efektif.

Dalam teori yang amat tradisional, Hunt mengemukakan bahwa

unsur-unsur pokok dari komunikasi adalah pesan, sasaran komunikasi,

sumber dan media.24

Dalam konteks komunikasi di kelas, pesan adalah bahan

ajar yang akan disampaikan, intruksi-intruksi untuk pelaksanaan proses

23

Rosyada, op. cit., h. 123. 24

Hunt dalam Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), h.

150-151.

23

Page 36: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

pembelajaran, tugas-tugas dan rencana-rencana kegiatan lainnya. Sedangkan

sasaran komunikasi adalah peserta didik. Sumber pesan adalah guru,

sedangkan media komunikasi adalah bahasa atau simbol lain yang digunakan

untuk penyampaian pesan.

Peserta didik juga harus dilatih untuk bisa memahami pesan-pesan

verbal baik melalui kegiatan mendengar/menyimak maupun membaca.

Peserta didik juga harus dilatih untuk mnyampaikan pesan atau tanggapan

terhadap pesan guru dengan baik melalui bahasa lisan atau tulisan. Guru

sebagai fasilitator kemudian harus bisa memfasilitasinya.

Hunt kemudian mengemukakan bebebrapa rekomendasi untuk

mendukung terjadinya komunikasi yang efektif untuk turut mendukung

berlangsungnya pembelajaran yang efektif di kelas, yaitu:25

Peserta didik harus dilatih keterampilan membaca dalam konteks

memahami pesan-pesan tertulis yang terdapat dalam bacaan.

1) Peserta didik harus dilatih untuk mau dan mampu berbicara dengan baik.

Mereka harus terus didorong untuk berbicara, dan senantiasa memiliki

sesuatu yang sangat penting untuk disampaikan pada guru, sehingga dia

terlatih untuk menyampaikan pendapat dan pandangannya dengan baik.

2) Guru harus menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk terbiasa

menyampaikan pandangan atau buah pemikirannya, baik dengan

menggunakan bahasa tulis maupun lisan, sehingga mereka terlatih

menyusun bahasa lisannya.

3) Guru juga harus mengkondisikan ruang kelas yang nyaman agar bisa

mendukung proses pembelajaran yang efektif, seperti menghadirkan

media pembelajaran ke depan kelas, sehingga peserta didik terus

terdorong untuk melakukan komunikasi verbal, baik berdiskusi dengan

temannya maupun berdiskusi dengan guru.

4) Guru juga harus dengan sabar mendengarkan peserta didik

menyampaikan pendapatnya serta memberi mereka feed back untuk

evaluasi ke depan.

25

Ibid., h. 152.

24

Page 37: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Dengan demikian, situasi kelas aktif dan kondusif yang dikondisikan

oleh guru, bisa menjadi salah satu upaya untuk membuat pembelajaran

menjadi efektif, karena peserta didik diajak untuk tidak hanya menerima tapi

juga merespon dan menunjukkan efek perkembangan yang mereka dapatkan.

c. Mempergunakan Metode yang Beragam

Mengajar yang efektif salah satunya harus membuat peserta didik

belajar aktif, baik secara mental maupun fisik. Artinya, peserta didik diajak

untuk berpikir kritis serta diajak untuk mengungkapkan kemampuan

intelektualnya, salah satunya dengan mempresentasikan hasil temuannya.

Dengan begitu, pembelajaran bukan hanya dirasakan efeknya oleh otak

melainkan juga oleh sistem motorik tubuh.

Untuk sampai pada belajar aktif, tentu dibutuhkan metode belajar

yang bervariasi. Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran

lebih menarik perhatian peserta didik, mudah diterima, dan kelas menjadi

hidup.26

Jika metode yang digunakan selalu sama hal tersebut hanya akan

membuat peserta didik menjadi bosan kerena merasa tidak adanya tantangan

untuk menyelesaikan pelajaran dengan bersemnagat.

Variasi metode belajar dibutuhkan untuk membuat kelas menjadi

dinamis. Metode yang beragam juga digunakan untuk membuat peserta didik

selalu merasa termotivasi dan tertantang lewat sugesti-sugesti yang diberikan

oleh guru. Selain itu, metode yang bervariasi juga diperlukan supaya guru

bisa selalu mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan implikasinya di

kehidupan nyata dalam masyarakat.

Guru pada hakikatnya adalah pembelajar senior yang harus

mentransformasikan pengalaman belajarnya pada pembelajar junior lewat

metode-metode belajar yang variatif. Dalam proses tersebut guru harus terus

memberikan bimbingan dan arahan karena pembelajaran meski dengan

bantuan teknologi secanggih apa pun tetap membutuhkan bimbingan intensif

dari guru, sehingga pembelajaran bisa menjadi lebih efektif.

26

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

h. 92.

25

Page 38: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

d. Mampu Meguasai Kelas

Dalam konteks peningkatan efektivitas kelas, guru tidak cukup hanya

dengan berpenampilan menarik, penuh optimisme, antusias, dan menguasai

bahan ajar dengan baik. Namun, guru harus memiliki berbagai kemampuan

penguasaan kelas dengan tidak menggunakan pendekatan pemaksaan atau

berbagai bentuk kekerasan psikologis lainnya. Guru harus menggunakan

pendekatan pedagogis yang mampu menciptakan suasana tenang, penuh

keceriaan, dan penuh motivasi untuk belajar.

Selain itu, seorang guru juga harus memiliki keberanian untuk

menghadapi peserta didiknya yang memiliki karakter berbeda-beda, serta

menghadapi berbagai masalah yang muncul saat KBM berlangsung. Guru

harus berani memunculkan kepercayaan diri sendiri sehingga guru dapat

berwibawa di depan kelas maupun di luar sekolah.27

Hal tersebut dilakukan

supaya cita-cita yang ditanamkan ke peserta didik benar-benar diterapkan dan

resapi oleh peserta didik yang bersangkutan.

Salah satu langkah pengelolaan kelas yang baik adalah membuat

persiapan yang cermat. Guru harus mengenali benar kemampuan dan

karakteristik peserta didiknya. Mengidentifikasi anak yang kemampuan daya

tangkapnya lebih lambat dan yang daya tangkapnya cepat, bahkan sangat

cepat. Seringkali kekacauan kelas berawal dari kekurangsiapan guru

mengatasi keragaman kemampuan peserta didik dalam memahami pelajaran

dan guru kurang mempersiapkan antisipasinya. Seperti pemilihan strategi

pembelajaran yang disesuaikan dengan materi ajar. Agar pembelajaran

menjadi efektif maka guru harus mengkombinasikan cara penyampaian

materi ajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didiknya.

Selain itu, terkait juga dengan media pembelajaran yang hendak

digunakan untuk membantu performa pengajaran, media yang akan

digunakan tersebut juga harus dipertimbangkan efektivitasnya di kelas, serta

disesuaikan dengan metode yang akan digunakan, sehingga pengelolaan kelas

27

Ibid., h. 93.

26

Page 39: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

menjadi benar-benar efektif. Guru tidak hanya sekedar memberikan materi

ajar, menggunakan metode pembelajaran, dan menghadirkan media

pembelajaran untuk mengisi kelas, tapi juga memaksimalkan performanya

supaya peserta didik benar-benar mendapatkan efeknya terhadap pemahaman

mereka.

e. Melakukan Evaluasi Secara Benar

Dalam rangka pengembangan kelas efekif, langkah yang tidak kalah

penting dilakukan guru adalah mampu mengukur kompetensi yang telah

dicapai peserta didik dari setiap tatap muka terhadap kegiatan proses

pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga bisa menentukan perlakuan

terhadap mereka.

Selanjutnya, langkah yang harus dilakukan adalah memilih jenis tes

yang baik. Ciri-ciri tes yang baik harus memperhatikan alat evaluasi yang

objektif, valid, reliabel, detil, dan praktis. Semua itu dilakukan juga dengan

mempertimbangkan sejauh mana materi yang telah diajarkan dan dikuasai

peserta didik, sehingga tes yang dilakukan untuk mengukur pemahaman

peserta didik benar-benar bisa menjadi alat evaluasi yang tepat.

Selain itu, jika pengajaran melibatkan penggunaan media

pembelajaran, maka evaluasi terhadap media pembelajaran pun perlu

dilakukan. Evaluasi terhadap penggunaan media pembelajaran dimaksudkan

untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar

lebih efektif dan efisien.28

Jadi, dalam pembelajaran bukan hanya peserta didiknya saja yang

perlu dievaluasi, melainkan media yang disertakan ke dalam KBM juga perlu

dievaluasi untuk mengetahui pembelajaran yang selama ini telah dilakukan

sudah berjalan secara efektif atau belum. Jika belum, maka hasil evaluasi

digunakan untuk mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki. Namun jika

sudah, maka hasil evaluasi digunakan sebagai tolak ukur efektivitas

pembelajaran.

28

Asep Henry Hermawan, dkk., Media Pembelajaran Sekolah Dasar,(Bandung: UPI Press,

2007), h. 250.

27

Page 40: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata “medium” , yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”.29

Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (wasilah) atau pengantar pesan

pengirim ke penerima pesan.30

Bahkan, Asosiasi Teknologi dan Komunikasi

Pendidikan (Association of Education and Communication Techology/ AECT)

di Amerika membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang

digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.31

Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah semua bahan

dan alat fisik yang bisa digunakan untuk menyalurkan pengajaran dan

membantu memfasilitasi peserta didik dalam memahami suatu materi ajar.

Media pembelajaran mencakup bahan-bahan tradisional, seperti papan tulis,

buku pegangan, bagan, slide, OHP/OHT, objek-objek nyata, dan rekaman

video atau film. Selain itu, juga bisa berupa bahan-bahan yang lahir dari

metode mutakhir, seperti komputer, DVD, CD-Room, internet, dan

penggunaan fasilitas konferensi video secara interaktif (video call).

Media pembelajaran diperlukan untuk membantu komunikasi guru

dengan peserta didik, sehingga peserta didik dapat menangkap pesan atau inti

pembelajaran dengan baik. Namun, adakalanya pesan tersebut tidak diserap

dengan baik oleh peserta didik sebagai komunikan, dan ini disebabkan oleh

adanya gangguan dan hambatan.

Hal tersebut terjadi pada komunikasi, pesan, dan saluran. Misalnya,

peserta didik tidak mengerti materi yang disampaikan oleh guru disebabkan

peserta didik tersebut sejak awal tidak menyimak dangan baik karena

mengantuk, sehingga peserta didik mengalami gangguan. Jika seorang guru

mengajar dengan cara yang tidak antusias, tidak bersemangat, atau dalam

29

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.

120. 30

Azhar Arsyad, Media pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 3. 31

Association of Education and Communication Techology dalam Arif S. Sadiman, Media

Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 6.

28

Page 41: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

keadaan yang tidak baik, tentu akan terjadi gangguan pada sumbernya atau

komunikator.

Penggunaan media pembelajaran sangat penting bagi proses belajar

mengajar. Dikatakan demikian karena media pendidikan sangat membantu

pengajar dalam memberikan pembelajaran secara maksimal, efektif, serta

efisien. Meski demikian, keberhasilan program pengajaran tidak tergantung

dari canggih tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan

keefektifan media yang digunakan oleh pengajar.

Guru kemudian harus menggunakan media dengan kualitas baik untuk

memfasilitasi pembelajaran atau meningkatkan pemahaman peserta didik

terhadap bahan pelajaran. Sebab, proses komunikasi untuk memfasilitasi

pembelajaran bisa mejadi sebuah proses yang menantang, yang sering kali

membutuhkan usaha-usaha kreatif untuk mencapai sebuah ragam tujuan-

tujuan pengajaran yang implisit.

Dalam dunia pendidikan, media pembelajaran terdiri atas dua unsur,

yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang

dibawanya (massage/software).32

Software merupakan informasi atau bahan

ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik, sedangkan hardware

berupa peralatan atau sarana yang digunakan untuk menyajikan pesan atau

bahan ajar tersebut.

Dengan demikian, media pembelajaran memerlukan peralatan untuk

menyajikan pesan. Namun, yang terpenting bukanlah terletak pada bentuk

fisik media itu semata, tetapi pada pesan atau informasi belajar yang

dibawakan oleh media tersebut.

b. Tujuan penggunaan media pembelajaran

Tujuan umum digunakannya media pembelajaran adalah untuk

memudahkan pemerolehan aspek afektif, kognitif, dan psikomotor yang

sangat penting dalam proses pembelajaran peserta didik.33

Tiga aspek tersebut

menjadi indikator keberhasilan peserta didik untuk bisa mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

32

AECT dalam Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran, (Jakarta, GP Press: 2012) h. 9. 33

Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran, (Jakarta, GP Press: 2012), h. 22.

29

Page 42: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

1) Ranah Kognitif

Tujuan yang hendak dicapai dari penggunaan media pembelajaran

pada ranah kognitif adalah melalui media pembelajaran peserta didik

dapat meningkatkan kemampuan yang bersifat intelektual atau kognitif.

Kemampuan tersebut terdiri atas pengetahuan, pemahaman, penerapan,

penguraian/analisis, sintesis, dan penilaian.

2) Ranah Afektif

Pada ranah afektif, kemampuan yang dituju dari penggunaan

media adalah berkaitan dengan rasa, sikap, dan tingkah laku. Terdiri atas

penerimaan, tanggapan, penghargaan, pengaturan, dan karakterisasi.

3) Ranah Psikomotorik

Kemampuan yang diterapkan melalui media pengajaran adalah

kemampuan yang bersifat jasmaniah atau fisik. Ranah psikomotorik ini

terdiri atas persepsi, kesiapan untuk menyesuaikan, respons berpandu,

mekanisme, respons terbuka yang bersifat kompleks, dan organisasi.

Jadi, media pembelajaran merupakan wadah dari materi ajar yang

ingin disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Tujuannya adalah untuk

mencapai proses belajar yang efektif dan efisien. Jika guru mampu

memanfaatkan media pembelajaran dengan tepat serta maksimal, maka

peserta didik akan mampu menyerap segala materi yang disampaikan serta

meningkatkan performa pengajaran guru tersebut.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar.34

Untuk beberapa hal, media pembelajaran bahkan berperan menggantikan

fungsi guru sebagai sumber belajar utama. Namun, hal tersebut bukan berarti

media menggantikan sepenuhnya peran guru di depan kelas.

Ciri-ciri umum media pembelajaran yang mampu merekam,

menyimpan, melestarikan, merekonstruksi, dan mentransportasikan suatu

34

Ibid., h.36.

30

Page 43: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

peristiwa atau objek. Inilah yang kemudian dimaksud fungsi media

pembelajaran sebagai penyampai pesan, baik secara verbal maupun

nonverbal.

Macam-macam fungsi media pembelajan, yaitu:

1) Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber

belajar. Dalam kalimat “Sumber Belajar” tersirat makna keaktifan, yakni

sebagai penyalur, penyampai, dan penghubung.35

Artinya, media sebagai

sumber belajar berperan membuat peserta didik aktif dalam menerima

materi ajar, menghubungkannya dengan skemata yang dia miliki, serta

menyampaikannya kembali berdasarkan pemahamannya sendiri. Bukan

hanya peserta didik, tetapi guru juga dituntut untuk turut aktif karena di

sini guru berperan sebagai pemberi interuksi dan pengontrol kelas.

2) Fungsi Semantik

Yaitu media memiliki kemampuan memberikan rangsangan

kepada peserta didik untuk menambah perbendaharaan kata melalui apa

yang ditampilkan kemudian memunculkan opini-opini yang didapat dari

media yang disimaknya.

3) Fungsi manipulatif

Yaitu media memiliki kemampuan untuk mengatasi batas-batas

ruang dan waktu serta mengatasi keterbatasan inderawi. Kemampuan

media menjadikan objek atau peristiwa yang terlalu jauh ataupun terlalu

menyita waktu jadi lebih dekat dan lebih singkat. Serta kemampuan

menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi, seperti

legenda yang dikemas menjadi sebuah video dongeng, dan penampilan

drama yang dimuat ke dalam sebuah video drama.

Selain itu, media juga membantu peserta didik dalam memahami

objek yang bergerak terlalu lambat maupun terlalu cepat. Seperti halnya

sebuah video drama. Video drama tersebut bisa diputar lebih cepat

maupun lebih lambat untuk membuat fokus pada bagian tertentu.

35

Ibid., h.37.

31

Page 44: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

4) Fungsi Psikologis

a) Fungsi Atensi

Setiap orang memiliki sel saraf penghambat yang berfungsi

membuang sejumlah sensasi yang datang. Sebab itu, ketidakfokusan

para peserta didik dapat dihambat oleh sel penghambat tersebut.

Sebagai gantinya, peserta didik lebih memfokuskan perhatiannya

pada rangsangan yang dianggapnya menarik. Ketika kita

memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang rangsangan

lainnya, itu disebut selektif attention.36

Jadi, di sinilah fungsi media

untuk meningkatkan perhatian atau fokus peserta didik terhadap

materi ajar.

b) Fungsi Afektif

Fungsi afektif yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat

penerimaan atau penolakan peserta didik terhadap sesuatu. Sambutan

ataupun penerimaan tersebut berupa kemauan. Dengan adanya media

pembelajaran, kesediaan peserta didik dalam menerima

pembelajaran lebih bisa dilihat dari sikapnya lebih bisa menghargai

dan menunjukkan minatnya. Hal ini contohnya, ketika ditayangkan

video drama, peserta didik menyimaknya dengan seksama dan

tenang ketika adegan sedang menegangkan, lalu tertawa ramai ketika

adegan humor, dan menunjukkan mimik sedih ketika adegan

membawa mereka ke latar suasana duka.

c) Fungsi Kognitif

Peserta didik yang belajar dari media pembelajaran akan

memperoleh dan mempergunakan representasi untuk mewakili objek

maupun peristiwa yang alami. Objek-objek tersebut dihadirkan

dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan dan atau lambang,

yang dalam psikologi semuanya merupakan sesuatu yang bersifat

mental.37

Artinya, apa yang ia simak dari media pembelajaran

36

Jalaluddin Rahmat dalam Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran, (Jakarta, GP Press:

2012), h. 44. 37

Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran, (Jakarta, GP Press: 2012), h. 45.

32

Page 45: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

menstimulus ia untuk menghadirkannya kembali kepada orang lain

lewat tanggapan atau kesan yang ia kemukakan tentang objek dalam

media tersebut.

d) Fungsi Imajinatif

Dengan keragaman penyajian dan keragaman isi, media

pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi

peserta didik. Apa yang peserta didik simak bisa memberikan

inspirasi untuk mereka, dan kemudian membuat peserta didik bukan

hanya sekedar berfantasi, tetapi juga menstimulus peserta didik

untuk bermimpi dan bercita-cita. Lebih dari itu, sesuatu yang

menginspirasi dapat memberikan dorongan semangat tersendiri bagi

seseorang untuk kemudian mewujudkannya.

5) Fungsi Motivasi

Ketika media pembelajaran disajikan dengan menarik dan

menyenangkan, media tersebut bisa mendorongan peserta didik untuk

mengikuti dan menyimak sampai akhir kegiatan belajar mengajar. Selain

berfungsi untuk memotivasi peserta didik untuk betah dengan KBM yang

melibatkan media, lebih dari itu, media juga bisa menjadi untuk

memotivasi perubahan tingkah laku mereka. Seperti, sebuah dongeng

Malin Kundang yang kemudian bisa memotivasi peserta didik untuk

menjadi anak yang berbakti kepada orangtua.

6) Fungsi Sosio-Kultural

Media salah satunya berfungsi untuk mengatasi perbedaan latar

belakang kultur dan sosial dalam pembelajaran. Contoh, sebuah drama

dibuat dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Hal tersebut dilakukan

untuk mempersatukan para peserta didik yang memiliki latar belakang

yang berbeda-beda, sehingga motto “Bahasa Satu Bahasa Indonesia” bisa

tercapai di pembelajaran Bahasa Indonesia.

Media pembelajaran secara konkrit memberikan efek kepada peserta

didik lewat terjadinya perubahan tingkah laku dan sikap peserta didik akibat

interaksi dia dengan pesan. Whatever approach is used, effective teaching

33

Page 46: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

practice indicates that the filmstrip be used in lesson, using visualization to

help the teacher alter the behavior of his students in a desirable way.38

Jadi, terkait dengan fungsi media sebagai perantara pembelajaran,

perannya akan menjadi efektif dan efisien jika media tersebut mampu

membantu maupun mewakili guru menyampaikan pesan dalam pembelajaran.

Kemudian mampu memberikan efek berupa perubahan tingkah laku lewat

interaksi yang ditimbulkan oleh peserta didik dengan media tersebut.

d. Pemilihan Media Pembelajaran

Agar media yang dipilih bisa digunakan secara efektif, ada beberapa

langkah yang perlu diperhatikan. Prosedur pemilihan media pembelajaran

didasarkan pada pertimbangan isi dan tujuan pelajaran dengan karakteristik

media yang akan digunakan.39

1) Menentukan media sebagai perantara pemberi informasi atau sebagai

pembelajaran.

2) Menentukan metode transmisi

3) Menentukan ciri-ciri khas mata pelajaran

4) Memilih media yang paling sesuai dengan kategori di atas dan paling

cocok dengan populasi peserta didik

5) Tinjau kembali kekurangan dan kelebihan media terpilih

6) Merencanakan tes pengembangan bagi media tersebut maupun bagi

bahan atau materi pelajaran.

Hal-hal di atas adalah prosedur pemilihan media yang difokuskan

pada media dan materi ajarnya. Selain itu, dalam memilih media, perlu juga

diperhatikan pemilihan media kaitannya dengan komponen pembelajaran.

Kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih media, seperti objektivitas

pemilih, program pengajaran, sasaran program, kesesuaian situasi dan

38

Paul F. Brandwein, etc, A Book of Methods, (New York: Harcourt, Brace, and World,

Inc, 1958), h. 484. 39

Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran,

(Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), h. 16.

34

Page 47: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

kondisi, kualitas media, serta pertimbangan efektivitas dan efisiensi

penggunaan media. 40

1) Objektivitas, artinya guru tidak boleh memilih media hanya berdasarkan

kesenangan pribadi.

2) Program pengajaran yang disampaikan harus sesuai dengan kurikulum

yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya.

3) Sasaran program, artinya media yang akan digunakan harus dilihat

kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan anak didik, baik dari segi

bahasa, simbol-simbol, cara dan kecepatan penyajian, atau pun waktu

penggunaannya.

4) Situasi dan kondisi harus disesuaikan, baik media dengan kelengkapan

fasilitas yang dimiliki sekolah maupun media, maupun dengan kesiapan

peserta didik dalam menerima kehadiran media tersebut.

5) Kualitas teknik, yaitu media yang digunakan harus lah media yang layak

pakai.

6) Keefektifan dan efisiensi penggunaan, yaitu suatu media harus mampu

memberikan efek/perubahan kepada penggunanya serta pengadaannya

juga tidak sulit.

e. Macam-Macam Media

Menurut bentuk dan informasi yang digunakan, media dapat

diklasifikasikan dalam lima kelompok besar, yaitu media visual diam, media

visual gerak, media audio, media audio visual diam, dan media audio visual

gerak.41

1) Media visual diam

Tabel 2.1

Jenis Media Produk Media Kelebihan Kekurangan

a. Media Grafis Grafik

Diagram

Mudah

dipahami

Membutuhkan

keterampilan khusus

40

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.

128. 41

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung, CV Wacana Prima,

2009), h. 14.

35

Page 48: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Bagan

Sketsa

Poster

Papan flanel

Papan buletin

Pembuatann

ya mudah

dan murah

dalam

pembuatannya

Penyajian hanya

berupa unsur visual

b. Media Bahan

Cetak

Buku teks

Modul

Dapat

dipelajari

kapan dan di

mana saja

Bentuknya yang tebal

dapat membosankan

dan mematikan minat

peserta didik untuk

membacanya

c. Media

Gambar

Diam

Foto Lebih konkret

dibanding

dengan grafis

Perbandingan yang

kurang tepat dari suatu

objek akan

menimbulkan

kesalahan persepsi

2) Media Proyeksi Diam

Tabel 2.2

Jenis Media Produk Media Kelebihan Kekurangan

a. Media OHP

dan OHT

Plastik

tranparansi

OHP Portable

OHP Classroom

Dapat menyajikan

pesan di semua

ukuran ruang kelas

Memerlukan

perencanaan yang

matang dalam

pembuatan dan

penyajiannya

b. Media Slide Film bingkai Mudah direvisi Hanya dapat

menyajikan

gambar yang

diam

c. Media

Filmstrip

Film gelang Mudah

penggandaannya

Sulit direvisi

36

Page 49: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

3) Media Audio

Tabel 2.3

Jenis Media Produk Media Kelebihan Kekurangan

a. Media

Radio

Siaran radio Dapat

memusatkan

peserta didik pada

kata, kalimat,

maupun musik.

Program

siarannya tidak

bisa diulang-

ulang

b. Media alat

perekam

pita

magnetik

Kaset tape

recorder

Pita rekamannya

dapat diputar

berulang-ulang

Daya

jangkauannya

terbatas

4) Media Audio Visual Diam

Tabel 2.4

Jenis Media Kelebihan Kekurangan

a.

b.

Media Sound

Slide

Film strip

bersuara

Ada aspek suaranya Hanya dapat menyajikan

gambar yang diam

5) Media Audio Visual Gerak

Tabel 2.5

Jenis

Media Produk Media Kelebihan Kekurangan

a. Film Film bisu

Film bersuara

Memberi kesan

mendalam dan dapat

mempengaruhi sikap

peserta didik

Harga

produksinya

mahal

b. Televisi Media televisi

terbuka

Informasinya lebih

aktual

Programnya

tidak dapat

37

Page 50: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

diputar

berulang kali

Media televisi

siaran terbatas

Bisa dilakukan

komunikasi dua arah

Jangkauan

materinya

terbatas

Media video kaset

recorder

Programnya dapat

diputar berulang kali

Jangkauan

materinya

terbatas

Berdasarkan tabel di atas, ada berbagai macam media pembelajaran

dan produk keluarannya yang bisa digunakan dalam pembelajaran. Baik

untuk membantu memberi informasi maupun membantu memberi

pembelajaran kepada peserta didik. Selain itu, pada tabel di atas juga jelas

terlihat bahwa setiap media memiliki karakteristiknya masing-masing.

Jika media tersebut dibandingkan satu sama lain hanya dari

keterbatasan yang masing-masing miliki, tentu media visual diam menjadi

media yang paling terbatas. Tapi, jika setiap media tersebut dipilih dan

digunakan berdasarkan kriteria pemilihan media pembelajaran, tentu setiap

media tersebut akan memberikan pesan atau informasi yang tepat sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Pada pembelajaran mengenai poster dan slogan contohnya, akan

menjadi lebih efektif jika menggunakan media visual. Sebab, dengan

digunakannya media visual tersebut membantu peserta didik untuk bisa

mengamati ciri-ciri slogan dan poster dengan lebih intensif. Jika slogan dan

poster disajikan dengan menggunakan media filmstrip tentu peserta didik

akan kesulitan mengamati slogan dan poster disebabkan gambar yang terus

bergerak.

Jadi, pemilihan media yang tepat sesuai dengan kriteria pemilihan

media benar-benar perlu diterapkan supaya penggunaan media menjadi

efektif. Seperti halnya penggunaan media audio visual berupa video dalam

pembelajaran menyimak drama. Media audio visual bisa memanipulasi

keterbatasan ruang dan waktu, sehingga dalam waktu dan ruang yang terbatas

38

Page 51: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

guru dapat merencanakan pembelajaran menyimak drama tanpa harus pergi

ke gedung pertunjukan.

4. Media Audio Visual

Teknologi pendidikan merupakan suatu model pendidikan yang

bertolak dari penerapan ilmu dan teknologi di dalam pendidikan. Model

pendidikan seperti ini secara konsisten mulai berusaha menerapkan prinsip-

prinsip ilmu dan teknologi di dalam proses pendidikan. Hal tersebut

dilakukan untuk menyesuaikan perkembangan pendidikan dengan

perkembangan teknologi yang semakin pesat di zaman ini.

Terkait dengan hal tersebut, kemudian dikenal dua jenis teknologi

yang dilibatkan dalam dunia pendidikan, yaitu teknologi perangkat keras

(hardware technology) atau alat teknologi, dan teknologi perangkat lunak

(hardware technology) atau sistem teknologi.42

Sistem pendidikan lebih

banyak diterapkan dan dikembangakan dalam perencanaan pembelajaran.

Sementara, alat teknologi dimanfaatkan untuk menunjang sistem pendidikan

itu sendiri.

Keduanya saling berintegrasi dalam proses pembelajaran. Hal ini yang

kemudian membuat keberadaan media pembelajaran menjadi ciri dari

implementasi terlaksananya teknologi pendidikan. Salah satu contohnya

adalah dilibatkannya media pandang dengar atau media audio visual dalam

sistem pembelajaran yang berbasis teknologi.

Media audio visual merupakan bentuk media pengajaran yang murah

dan terjangkau. Media audio visual adalah media yang melibatkan indera

pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.43

Media tersebut

memuat pesan, baik yang disampaikan secara verbal maupun non verbal

lewat audio maupun visualnya. Itu artinya, media audio visual memuat

makna, baik dari tampilan audio maupun visualnya.

Gabungan media aduio dan visual ini bisa dikatakan serba guna,

mudah digunakan, dan cukup efektif untuk pengajaran kelompok ataupun

42

Derek Rowntree dalam Nana Syaodih Sukmadinata, Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi , (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), h. 15. 43

Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran, (Jakarta, GP Press: 2012) h. 56.

39

Page 52: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

perorangan dan belajar mandiri.44

Jika didesain dengan baik, media tersebut

dapat membawa dampak yang dramatis dan tentu saja dapat meningkatkan

hasil belajar.

Media audio visual terbagi menjadi dua jenis, yaitu media audio visual

murni dan media audio visaul tidak murni.45

Media audio visual tidak murni

berupa slide atau unsur visaul yang diberi unsur suara atau musik. Sementara

media audio visual murni berupa film gerak, televisi, dan video.

Dalam penelitian kali ini, pembahasan akan difokuskan pada media

audio visual berupa video.

a. Video

Video adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk suara

dan visual.46

Video bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didi untuk

memahami sebuah materi melalui visualisasi.47

Unsur suara yang ditampilkan

berupa narasi, sound effect, dan musik. Sementara unsur visual berupa

gambar, foto, gambar bergerak, animasi, maupun teks.

Program video biasanya disebut sebagai alat bantu pandang dengar

(audio visual aids/audio visual media).48

Setelah melalui berbagai perbaikan

dan pengembangan, akhirnya perusahaan video Jepang seperti Hitachi, JVC,

dan Sony, serta Philips dari Belanda menguasai pasar Indonesia.49

Dahulu, mereka memproduksi video dalam dua format, yakni video

tape recorder (VTR) dan video cassette recorder (VCR). Dua tipe tersebut

adalah tipe yang paling ramai di pasaran Indonesia era 1980-an hingga awal

1990-an. Video yang semula digunakan untuk keperluan rumah kemudian

menyusup ke segala bidang kegiatan. Harga yang murah dan lebih mudah

pengoperasian dan perawatannya.

44

Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997), h. 153. 45

Munadhi, op. cit., h. 113. 46

B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, (Yogyakarta, KANISIUS, 1992), h. 114. 47

Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran, (Jakarta, GP Press: 2012), h.154. 48

Marno, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta, Direktorat Pendidikan Agama Islam pada

Sekolah (DITPAIS) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementrian Agama Republik

Indonesia: 2012), h. 31. 49

Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran, (Jakarta, GP Press: 2012), h.36.

40

Page 53: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Pada perkembangan berikutnya, media penyimpanan untuk kamera

atau handycame sudah berbasis disc dan chip memori. Dahulu, video digital

memanfaatkan format medium compact disc (CD). Data dimasukkan ke

ruang memori yang tersedia yang secara fisik bentuknya lebih besar dan lebih

berat namun dengan daya tampung yang belum seberapa, dari situ tayangan

video sudah bisa diakses.

Seiring dengan perkembangan teknologi, kini digunakan chip memori

dalam penyimpanan video karena chip memori dianggap memiliki kapasitas

memori yang lebih besar dan bentuk yang lebih ringan serta daya responnya

lebih cepat. Selain itu, daya tahan penggunaannya juga lebih kuat dan tahan

guncangan karena dia 100% digital.

Berikut ini akan diuraikan karakteristik video yang menjadikannya

lebih unggul dari media lain.

1) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu

2) Dapat diulang bila perlu, untuk menambah kejelasan

3) Mengembangkan pikiran dan pendapat

4) Mengembangkan imajinasi peserta didik

5) Memperjelas hal-hal yang abstrak

6) Semua peserta didik mampu belajar melalui video, baik peserta didik

yang pandai maupun peserta didik yang tidak terlalu pandai

7) Menumbuhkan minat dan motivasi

Selain itu, pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya

memperhatikan hal-hal berikut:

1) Program video harus dipilih yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

2) Pemutaran video untuk tujuan kognitif bertujuan untuk melatih

kemampuan mengingat kembali isi materi melalui gambar yang bergerak

dan bersuara. Umpamanya, untuk mengingat materi drama, peserta didik

mengingat kembali video drama yang minggu lalu diputarkan di kelas.

Dengan mengingat video drama secara tidak langsung peserta didik juga

jadi mengingat kembali materi drama minggu lalu.

41

Page 54: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

3) Video dengan tujuan psikomotor mampu memperlihatkan kepada peserta

didik contoh keterampilan gerak, seperti bermain peran. Melalui video

drama, peserta didik jadi dapat melihat seperti apa seorang pemain drama

ketika memainkan sebuah lakon. Gerak tubuhnya, mimik wajahnya, serta

suaranya, semuanya dapat dilihat dalam video tersebut.

4) Video sebagai alat untuk mempengaruhi emosi peserta didik. Dengan

dukungan efek gambar dan suara, video mampu menyihir peserta didik

untuk tetap fokus pada apa yang sedang mereka simak sehingga

pembelajaran bisa berlangsung lebih kondusif.

Selain itu, penggunaan video sebagai media pembelajaran secara

tidak langsung mengkondisikan peserta didik untuk belajar sesuai dengan

kecepatan daya tangkapnya masing-masing. Jadi, peserta didik dituntut untuk

mengembangkan metode belajar inkuiri. Sehingga mereka akan terbiasa

berpikir kritis meski materi disajikan dalam bentuk sebuah hiburan.

Semua itu akan terlaksana dan menjadi cara yang ampuh untuk

mengontrol dan mengembangkan aktivitas kelas selama guru menguasai betul

media tersebut. Peserta didik diberikan intruksi yang jelas, serta diadakan

diskusi untuk membahas kaitannya media tersebut dalam pembelajaran

mereka. Dengan begitu penggunaan video sebagai media pembelajaran bisa

menjadi efektif dan efisien.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut adalah hasil penelitian yang menjadi acuan penulis dalam

peneliatian ini.

Penelitian pertama, dilakukan oleh Fajar Fitri Rahayu. Mahasiswa SI

jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini membuat skripsi dengan judul

“Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur Intrinsik Naskah Drama”, dengan

menggunakan Siswa Kelas VIII SMPN 22 Kota Serang sebagai objek

penelitiannya.

42

Page 55: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode

penelitian quasi eksperimen. Hasilnya, disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri

berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik pada pokok

bahasan unsur intrinsik naskah drama.

Penelitian selanjutnya juga dilakukan oleh Mulyani Wagimin, mahasiswa

S1 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian yang mengusung judul

“Peningkatan Kemampuan Bermain Drama dengan Pembelajaran

Kooperatif Teknik Jigsaw pada Peserta Didik Kelas V Madrasah Ibtidaiyah

Al-Karimiyah Jakarta” menggunakan metode Kualitatif dengan desain

penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil yang diperoleh menyebutkan bahwa

penggunaan teknik jigsaw membawa pengaruh terhadap penigkatan kemampuan

bermain drama peserta didik.

Penelitian yang ke tiga dilakukan oleh Hilmia Murtaqia Sama dalam

skripsinya yang berjudul “Alih Wahana Naskah Drama Sobrat Karya Arthur

S. Nalan ke dalam Pementasan serta Implikasinya terhadap Pembelajaran”.

Metode penelitan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

Dalam penelitiannya, Hilmia menyimpulkan bahwa Alih wahana dapat

dijadikan metode dalam pembelajaran drama di sekolah. Metode alih wahana juga

dapat menjadi sarana aktualisasi kreativitas dan dapat melatih keterampilan

berbahasa peserta didik.

Dari ketiga penelitian tersebut, terdapat penelitian yang relevan, yaitu

sama-sama menjadikan materi drama sebagai objek penelitian sehingga tiga

penelitian tersebut menjadi acuan penulis untuk penelitian. Perbedaannya dengan

penelitian penulis, yaitu pada penelitian ini penulis akan membahas mengenai

efektivitas penggunaan media audio visual dengan fokus pada penggunaan video

untuk materi menyimak drama pada pelajaran bahasa Indonesia di jenjang SMP.

43

43

Page 56: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Hasra yang beralamat di Jalan Raya

Ciputat-Parung KM. 24 Bojongsari, Kota Depok. Adapun penelitian ini

dilaksanakan pada Bulan April sampai dengan Bulan Juni, Tahun 2014.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif. Istilah

„penelitian kualitatif‟ menurut Bogdan dan Taylor adalah metode sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.50

Metode penelitian

deskriptif kualitatif juga merupakan metode yang bertujuan menjelaskan atau

mendeskripsikan suatu keadaan atau peristiwa, objek, atau segala sesuatu yang

terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka

maupun dengan kata-kata.51

Jadi, metode kualitatif merupakan metode penelitian yang dalam

pelaksanaannya dilakukan pengamatan terhadap suatu keadaan atau peristiwa,

objek, atau segala sesuatu yang berlangsung dalam situasi wajar. Kemudian, hasil

dari pengamatan itu dilakukan analisis yang pada akhirnya dituangkan lewat kata-

kata atau angka yang isinya menjelaskan atau mendeskripsikan keadaan objek

penelitian tersebut.

Penelitian dilakukan dalam situasi wajar supaya peneliti dapat

menyesuaikan diri terhadap objek atau lingkungan yang akan diteliti. Serta,

diharapkan kegiatan penelitian tidak mengganggu konidisi biasanya atau kondisi

semula sehingga hasil penelitian yang dilakukan bisa benar-benar

menggambarkan kondisi nyata objek yang diteliti.

50

Bogdan dan Taylor dalam Nuraida dan Halida Alkaf, Metode Penelitian Pendidikan,

(Tangerang: Islamic Research Publishing, 2009), h. 35 51

Punaji Setyosari, Metode Penelitian dan Pengembangan, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 39

44

Page 57: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Salah satu ciri dari penelitian kualitatif, yaitu responden yang berkembang

terus secara bertujuan sampai data yang dikumpulkan dianggap memuaskan.52

Selain itu, pada penelitian ini juga menghendaki peneliti atau dengan bantuan

orang lain sebagai alat utama pengumpul data.53

Jadi, dalam hal ini peneliti

sebagai instrumen penelitian. Sebab, peneliti tersebut harus terjun sendiri ke

lapangan mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi kepustakaan (Library reseach), yaitu penelitian yang dilakukan

dengan cara membaca, mempelajari, dan meneliti buku-buku, dan

sumber lain yang berkaitan dengan tema skripsi.

2. Studi lapangan (field reseach), yaitu penelitian yang dilakukan

dengan mengkaji data-data yang diperoleh dari lapangan (SMP Al-

Hasra), seperti observasi, uji materi, dan wawancara, serta data-data

sekolah yang diperoleh dari bagian Tata Usaha (TU) SMP Al-Hasra.

Dari segi penulisan, penulis berpedoman pada buku panduan penulisan

skripsi, tesis, dan disertasi yang diterbitkan oleh Tim Penyusun UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta: UIN Jakarta Press, 2008.

C. Objek Penelitian

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati. Dengan demikian dalam penelitian ini yang menjadi objek

penelitian adalah peserta didik kelas VIII.3 SMP Al-Hasra yang berjumlah 31

orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Tekni atau cara pengumpulan data dan informasi yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu observasi, wawancara, dan uji materi. Informasi yang

52

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008), h. 78. 53

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), h. 38.

45

Page 58: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

diperoleh berbentuk dokumen dan catatan peristiwa yang kemudian diolah

menjadi data.

1. Jenis dan Sumber Data

Prosedur pengambilan data penelitian menggunakan dua jenis data,

yaitu:

a. Data primer, yaitu meliputi data-data yang diperoleh dari pihak SMP

Al-Hasra.

b. Data sekunder, yaitu data yang berupa kutipan-kutipan dari wawancara

maupun catatan lapangan yang kemudian dianalisis dengan suatu

metode.54

2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

a. Observasi, yaitu sebagai pengamatan dan pencatatan sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek peneliti. Pengamatan dan

pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau

berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek

yang diselidiki.55

Metode ini tidak memerlukan pengajuan pertanyaan

kepada responden.

Observasi dilakukan di SMP Al-Hasra dengan melakukan pengamatan

langsung terhadap proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan

hasil kerja yang diperoleh untuk menilai tingkat akurasi data dan

informasi yang disampaikan oleh setiap unit kerja yang dianggap perlu

dengan pertimbangan:

1) Adanya data atau informasi yang dinilai kurang layak atau

meragukan sehingga perlu diobservasi ke lapangan.

2) Adanya unit organisasi yang spesifik dan cenderung mengarah

kepada bentuk organisasi fungsional sehingga perlu pendalaman

lebih khusus untuk perumusan dan pengkajian.

b. Tes, yaitu cara untuk mendapatkan hasil penelitian dengan

menggunakan seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada

54

Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 43. 55

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), h. 158.

46

Page 59: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat

dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.

c. Wawancara, sebagai alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan

pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Cara ini

bertujuan untuk mendapatkan data yang dapat menjelaskan

permasalahan peneliti. Wawancara yang diajukan kepada informan

semata-mata sebagai bahan kajian mendasar untuk mebuat kesimpulan.

Bagaimana pun pendapat banyak orang merupakan hal penting

meskipun tidak dapat dijamin validitasnya. Namun, semakin banyak

informasi, maka diharapkan dapat menghasilkan data yang semakin

akurat.

d. Dokumentasi, merupakan kegiatan penelitian dengan mengamati

berbagai dokumen yang berkaitan dengan topik dan tujuan penelitian.

Teknik ini sering disebut observasi historis. Dokumen yang telah

diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan

(sintesis) membentuk hasil kajian yang sistematis, padu, dan utuh.

Metode ini dimaksudkan untuk mencari data-data tentang profil

lengkap SMP Al-Hasra, baik tentang sejarah beridirinya maupun

infrastruktur serta sumber daya manusia yang ada di dalamnya.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data ialah proses pencarian dan penyususnan data yang sistematis

melalui transkrip wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi yang secara

akumulasi menambah pemahaman peneliti terhad apa yang ditemukan. 56

Hal

tersebut dilakukan untuk mendapatkan pola hubungan yang sistematis mengenai

permasalahan yang diteliti sehingga bisa menyimpulkan suatu tema umum dari

hasil penelitian tersebut.

Penafsiran atau interpretasi tentunya menjadi bagian dari teknis analisis data

yang sangat penting. Dimulai dari memberikan makna dalam analisis,

menjelaskan pola atau kategori, sampai pada tahap mencari hubungan antara

berbagai konsep yang mencerminkan pandangan atau perspektif peneliti, dan

56

Bogdan dan Biklen dalam Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi

Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 83.

47

Page 60: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

bukan kebenaran. Kebenaran penelitian masih harus dinilai oleh orang lain dan

diuji dalam berbagai situasi lain. Sebab itu, dalam penelitian ini digunakan alur

analisis data sebagai berikut:

1. Pengumpulan Informasi

Data atau informasi yang dikumpulkan meliputi tempat, pelaku, dan

kegiatan yang terjadi di lapangan.57

Data atau informasi tersebut didapat

melalui observasi langsung, wawancara, dan hasil uji materi.

2. Reduksi

Ini adalah langkah untuk memilih informasi mana yang sesuai dan

tidak sesuai dengan masalah penelitian.

3. Penyajian Data

Pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

penyajian dalam data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif maupun

dalam bentuk grafik dan bagan.

4. Tahap Akhir

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan di akhir

penelitian kualitatif. Pada tahap ini peneliti harus menyadari bahwa dalam

mencari makna, ia harus menggunakan pendekatan sistemik58

. Yaitu

pencarian makna yang dilakukan dari kacamata informan dan bukan hanya

berdasarkan penafsiran peneliti seca subjektif.

57

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta,

Bumi Aksara, 2008), h. 83. 58

Ibid., h. 87.

48

Page 61: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

BAB IV

HASIL PENELTIAN

A. Profil Sekolah

1. Sejarah Singkat SMP Al-Hasra

Perubahan sosial budaya masyarakat Indonesia melalui proses yang

lebih dikenal dengan istilah “pembangunan nasional” tidak hanya

mempengaruhi tatanan fisik material dan sosiokultural saja, tetapi juga sangat

mempengaruhi kehidupan spiritual umat Islam di Indonesia. Dalam

perkembangan kehidupan sosial budaya seperti ini, agama (baca : Islam) yang

semula dianggap dan diharapkan berfungsi sebagai sumber inspirasi

kehidupan umat. Justru ditantang untuk menciptakan bentuk-bentuk ekspresi

dan institusi yang baru, yaitu ekspresi ataupun bentuk institusi yang sesuai

dengan perkembangan kebudayaan modern dewasa ini.

Kemampuan untuk melahirkan ekspresi dan institusi baru akan

membuat Islam mampu berperan dan bermakna bagi peletakan dasar-dasar

etika kehidupan umat khususnya umat Islam. Tetapi sebaliknya,

ketidakmampuan agama menyesuaikan diri dengan perkembangan modern

akan berakibat pada semakin jauhnya umat dari agamanya, agama bisa-bisa

kehilangan makna ditengah-tengah kehidupan yang semakin sekuler ini. Dan

tampaknya gejala yang terakhir inilah yang umum terjadi pada dunia Islam

dewasa ini.

Sementara di sisi lain, umat Islam juga mempunyai agenda besar yang

perlu secara cepat diantisipai yaitu masalah kualitas sumber daya manusia.

Kualitas sumber daya manusia yang belum memungkinkan umat Islam

mengambil peran aktif dalam proses pembangunan. Umat Islam tidak lebih

sebagai pemakai hasil pembangunan daripada menjadi pelaku pembangunan

yang berpartisipatif.

Atas dasar pemikiran tersebut, timbulah cita-cita pada diri Bapak Haji

Hashuda. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1985/1986, untuk pertama

kalinya Yayasan Pendidikan Al-Hasra membuka Sekolah Menengah Pertama

49

Page 62: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

(SMP) dengan nama SMP Al-Hasra dengan sarana fisik yang masih sangat

terbatas (1 ruang kelas dan 1 ruang kantor), dan tenaga edukatif yang bersedia

mengabdikan tenaga dan pikirannya secara ikhlas, pada tahun pelajaran

1985/1986 itu SMP Al-Hasra berhasil menerima siswa baru dengan jumlah

siswa 26 orang.

Pimpinan sekolah dan Dewan guru pada masa-masa awal berdirinya

Al-Hasra adalah :

Kepala Sekolah : Muzahar Jalil

Dewan Guru : Jefferson Al-Kafawi

Afrizal Dt. Majo Indo

Farid Hamzens

Sumitar

Saptani

Ir. Suwito

Komar Suparman

Rahmansyah

Hasyim Hasibuan

Sementara, kepemimpinan SMP Al-Hasra saat ini dipimpin oleh Sri

Nurhayati Apriliani, S.Pd. sejak tahun 2011 hingga sekarang. Dibantu oleh 30

orang tenaga pendidik dan kependidikan yang sesuai dengan latar belakang

pendidikannya. Dengan jumlah peserta didik sebanyak 324 orang untuk tahun

ajaran 2013/2014.

Disadari betul bahwa SMP Al-Hasra harus mampu berada di garda

paling depan perkembangan dunia pendidikan Indonesia, dan itu hanya

mungkin jika diikuti dengan kemampuan untuk mengantisipasi setiap

perkembangan sains dan teknologi yang didasari oleh nilai-nilai spiritual

50

Page 63: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

islam yang kuat. Kesadaran itu kemudian dijabarkan dan dilaksanakan

melalui kerangka kerja yang terencana dan terprogram, baik menyangkut

pembinaan tenaga edukatif, peningkatan proses belajar mengajar maupun

penciptaan suasana yang kondusif bagi terselenggaranya proses pendidikan

dengan lancar dan tertib. Seiring dengan hal tersebut, Al-Hasra juga terus

melakukan peningkatkan sarana fisik setiap periodenya. Peningkatan tersebut

diharapkan dapat membantu terselenggaranya kegiatan pendidikan yang tertib

dan nyaman.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

a. Visi

“Terwujudnya lulusan pendidikan dasar yang Islami, mampu

menguasai teknologi dan bahasa asing”

b. Misi

1. Melaksanakan pendidikan dasar sembilan tahun mengacu pada

Standar Nasional Pendidikan

2. Menanamkan aqidah Islam agar menumbuhkan kesadaran dalam

menjalankan ibadah dan mewujudkan perilaku akhlakul karimah

3. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi dan bahasa

asing

4. Mengembangkan potensi peserta didik di bidang akademik dan

non akademik (pengembangan diri)

c. Tujuan

1. Terwujudnya pendidikan dasar sembilan tahun mengacu pada

Standar Nasional Pendidikan

2. Tercapainya pemenuhan 8 SNP secara bertahap sesuai dengan

kemampuan sekolah

3. Terwujudnya pelaksanaan ibadah oleh seluruh warga sekolah

51

Page 64: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

4. Tercapainya kepribadian akhlakul karimah bagi seluruh warga

sekolah

5. Tercapainya keterampilan penggunaan teknologi

6. Tercapainya kemampuan berbahasa asing

7. Tercapainya peningkatan rata-rata kelulusan

8. Terwujudnya pengembangan kreativitas peserta didik dalam

bidang akademik dan non akademik

9. Tercapainya peningkatan 7K (keamanan, kertertiban,

kedisiplinan, kekeluargaan, kerindangan, dan kesehatan)

3. Guru dan Tenaga Kependidikan

Guru dan tenaga kependidikan di SMP Al-Hasra merupakan orang-

orang yang bekerja sesuai dengan latar belakang ilmu pendidikan. Jadi, para

tenaga pendidik dan kependidikannya dapat bekerja secara profesional.

Berikut adalah data tenaga pendidik dan kependidikan di SMP Al-Hasra:

Tabel 4.1

Daftar Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Al-Hasra

Tahun Pelajaran 2013/2014

No NAMA GURU

PENDIDIKAN &

JURUSAN/ THN

LULUS

JABATAN MATA

PELAJARAN

1 Sri Nurhayati

Apriliani, S.Pd.

S1~ IKIP Jakarta

Kepala Sekolah/guru IPS Terpadu

Pend. Sejarah / 1997

2 Sopian Hadi, S.Si.

S1~Univ. Pakuan Bogor Wakil Kepala Sekolah

Bid. Kurikulum/guru Biologi/PLH

Biologi / 2007

3 Ir. Hj. Urip Anjar

Winarni, MM.Pd.

S2~Universitas Ganesha Wakil Kepala Sekolah

Bid. Keuangan &

Sarpras/guru

Biologi

Manajemen Pend. / 2010

4 Andi Suhandi, S.Pd.

S1~Uhamka Jakarta Wakil Kepala Sekolah

Bidang Humas/guru IPS Terpadu

IPS / 1998

5 Izhar, S.Pd. S1~Univ. Negeri Padang Wakil Kepala Sekolah

Bidang Lab &

IPA Fisika

52

Page 65: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Teknik / 2002 Perpus/guru

6 Vivi Elvia, S.Pd.

S1~STKIP Padang Koord.

Laboratorium/guru B. Inggris

Pend. Bhs & Seni/ 1997

7 Sumitar Dahlan, B.A.

D3 Sarmud (Bakaloreat)

Guru PAI (A)

Da'wah / 1983

8 Mansyur, S.Pd.

S1~ Ibnu Khaldun Bogor

Guru Olahraga dan

Kesehatan Ilmu Pendidikan / 2005

9 Drs. Alam Semesta

S1~IAIN Jakarta

Guru PAI (F)

Peradilan Agama/ 2002

10 Dra. Efiwarni

S1~IAIN Jakarta

Guru PAI (Q)

Penyiaran A. Islam / 1993

11 Tedi Sediana, S.Pd.

S1~Uhamka Jakarta

Guru PKn

Geografi / 2005

12 Sulistyowati, S.Si.

S1~Universitas Pamulang

Guru Matematika

Matematika / 2008

13 Herman , S.Pd.

S1~Univ. Matlaul 'Anwar

Banten Guru Bhs. Indonesia

Bhs & Sas. Daerah/ 2006

14 Risawati, S.Pd.

S1~UIN Jakarta

Guru Bahasa Inggris

Pend. Bhs & Seni/ 2007

15 Siti Rohma, S.Kom.

S1

Guru TIK

Manaj. Informatika/ 2011

16 Hertika

Widyaningtyas, S.Pd.

S1~Uhamka Jakarta

Guru Bahasa Inggris

Bahasa Inggris / 2010

17 Edwin Effendhy

S1~STKIP Arrahmaniyah

Depok

Guru TIK

Pend. Kewarganegaraan /

2012

18 Wasta

S1~UIN Jakarta (Dalam

Proses) Guru Matematika/TIK

Matematika

19

Nurfarida

Fikrotushohihah,

S.Pd.

S1~UIN Jakarta

Guru Matematika +

KTK Matematika / 2010

53

Page 66: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

20 Suryani, S.Pd.

S1~UIN Jakarta

Guru IPA Fisika/PLH

IPA / 2009

21 Sri Sulastri, S.Pd.

S1~UIN Jakarta

Guru Bhs. Indonesia &

KTK Bahasa Indonesia

22 Rifki Faslika

S1~UIN Jakarta (Dalam

Proses) Guru IPS Terpadu

IPS

23 Herman Suherman,

S.Pd.

S1~STKIP Arrahmaniyah

Depok

Guru IPS Terpadu

Pend. Kewarganegaraan /

2012

24 Elis Hindayati

S1

Guru Bhs. Indonesia

Bahasa Indonesia

25 Herman Suherman,

S.Pd.

S1~STKIP Arrahmaniyah

Depok Tata Usaha

Bidang

Kesiswaan &

Kepegawaian

Pend. Kewarganegaraan /

2012

26 Suhendi, S.IP.

S1~UIN Jakarta

Perpustakaan

Ilmu Perpustakaan / 2009

27 Nuryadi

SMA Al-Hasra

Satpam

IPS /

28 Susi Rohyani

SMK Tata Usaha

Bidang

Keuangan & Operator

Sekolah Adm. Perkantoran

29 Iwan Setiawan

SMK Al-Hasra Tata Usaha

Bidang

Kurikulum &

Persuratan Adm. Perkantoran

30 Iyan Pardiyana

SMK Al-Hasra

Satpam

Sekretaris

Jumalah tenaga pendidik 24 orang

Jumlah tenaga kependidikan 6 orang

Total 30 orang

54

Page 67: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

4. Siswa

Seiring dengan berjalannya waktu, peserta didik di SMP Al-Hasra

terus mengalami perkembangan. Selain dari jumlah peserta didiknya yang

bertambah, segementasi peserta didik yang mendaftar di sekolah ini juga

semakin beragam. Hal ini menyebabkan SMP Al-Hasra membuka kelas

reguler dan plus untuk memaksimalkan pelayanan pembelajaran. 1 kelas

untuk kelas plus dan 3 kelas untuk kelas reguler dibuka setiap tahun pelajaran

baru. Berikut adalah data jumlah rombongan belajar yang terdapat di SMP

Al-Hasra:

Tabel 4.2

Jumlah Rombel dan Jumlah Peserta Didik (Per Kelas) Tahun Pelajaran

2013/2014

L/P

Kelas

Jumlah

VII.1 VII.2 VII.3 VII.4

LAKI-LAKI 12 10 22 20 64

Perempuan 9 10 16 17 52

Jumlah 21 20 38 37 116

L/P

Kelas

Jumlah

VIII.1 VIII.2 VIII.3 VIII.4

LAKI-LAKI 9 9 20 19 57

Perempuan 9 8 15 16 48

Jumlah 18 17 34 35 105

55

Page 68: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

L/P

Kelas

Jumlah

IX.1 IX.2 IX.3 IX.4

LAKI-LAKI 11 10 14 18 53

Perempuan 7 7 21 15 50

JUMLAH 18 17 35 33 103

L/P TOTAL

VII,VIII,IX

LAKI-LAKI 174

Perempuan 150

JUMLAH 324

JUMLAH ROMBEL

KELAS

VII VIII IX

4 4 4

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang secara langsung

maupun tidak langsung mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Di

56

Page 69: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

SMP Al-hasra, sarana dan prasarana pembelajaran merupakan salah satu hal

yang diberi perhatian lebih untuk dikembangkan. Hal ini bisa dilihat dari

lengkapnya fasilitas belajar yang ada di SMP Al-Hasra, baik sarana dan

prasarana yang digunakan secara bersama (digunakan seyayasan) maupun

sarana dan prasarana yang diberikan untuk setiap kelas.

Hal tersebut dilakukan untuk mendukung guru maupun peserta didik

mengembangkan cara belajar dan memaksimalkan proses belajar. Selain itu,

sarana dan prasarana juga diberikan untuk memaksimalkan pelayanan

pendidikan, baik dalam hal pengajaran maupun administrasi. (Data sarana dan

prasarana terlampir)

B. Proses Belajar Mengajar Menggunakan Media Audio Visual

1. Meyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sebelum penelitian, penulis terlebih dahulu membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dengan dibuatnya RPP terlebih dahulu,

penulis bisa mengetahui gambaran rekayasa pembelajaran seperti apa yang

hendak dilakukan, serta respon seperti apa yang hendak diterima peserta didik

terhadap rekayasa pemebalajaran tersebut.

Membuat RPP merupakan tahap yang paling menentukan

keberhasilan kegiatan pembelajaran. Sebab, dalam RPP memuat SK, KD,

tujuan, dan indikator yang ingin dicapai. Jadi, berdasarkan tujuan dan

indikator tersebut penulis kemudian mengembangkannya dengan

mempertimbangkan komponen lain, seperti materi, metode, strategi, sumber

belajar, evaluasi, maupun media yang akan digunakan.

Dalam proses pembuatan RPP penulis mempertimbangkan komponen

pembelajaran. Komponen tersebut kemudian disesuaikan dengan karakter

peserta didik. Sebab, sehebat apapun sebuah strategi maupun media yang

digunakan, jika tidak disesuaikan dengan karakter peserta didik yang akan

diajarkan hasilnya tentu tidak akan efektif.

Pada penelitian ini, penulis mengajar di kelas VIII.3. Berdasarkan

penjelasan dari salah seorang informan, kelas ini termasuk peserta didik yang

memiliki kecenderungan audio dan visual dalam belajar. Artinya, peserta

57

Page 70: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

didik di kelas VIII. 3 lebih kondusif jika dilibatkan dalam kegiatan

mendengarkan. Hal tersebut kemudian menjadi salah satu pertimbangan

penulis dalam membuat RPP.

2. Menentukan Media Pembelajaran

Kegiatan yang selanjutnya dilakukan adalah memilih dan menentukan

video yang akan digunakan. Terkait dengan karakter peserta didik yang

cenderung lebih fokus pada media audio dan visual. Artinya, penulis harus

memilih video yang memiliki lompatan suara yang baik serta resolusi gambar

yang baik. Selain itu, isi video juga harus sesuai dengan tujuan dan indikator

yang akan dicapai.

Selain harus sesuai secara kognitif, video juga harus menarik secara

imajinasi dan motivasi. Dengan demikian, peserta didik akan mendapatkan

manfaat digunakannya media tersebut. Berikut adalah hasil observasi

pemilihan media.

a. Evaluasi Media Video

Nama media : Video drama Pengemis Masa Kini

Durasi : 20 menit

Judul materi : Apresiasi Pementasan Drama

Sasaran : Kelas VIII.3

Tujuan : Memberi gambaran nyata kepada peserta didik

tentang kondisi pertunjukan drama serta

mengidentifikasi unsur-unsur pertunjukan

drama.

Waktu pembelajaran : Jam ke 5-6

1) Deskripsi Media

Sebuah video drama berjudul Pengemis Masa Kini. Video dengan

format VLC Media Player ini sebenarnya berdurasi 45 menit. Namun,

berdasarkan hasil suntingan yang disesuaikan dengan syarat-syarat

pemilihan media dan berdasarkan tujuan dan indikator yang akan dicapai,

maka video yang disajikan ke peserta didik hanya berdurasi 20 menit.

58

Page 71: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Video ini termasuk video buatan sendiri sehingga isinya bisa

disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Selain itu, video ini juga

sudah dilakukan proses editing sehingga adegan-adegan yang tidak perlu

atau tidak diinginkan sudah dibuang terlebih dahulu. Dengan begitu,

tayangan video bebas dari penyimpangan yang tidak dapat diterima

peserta didik.

2) Sinopsis

Secara isi, video drama berjudul Pengemis Masa Kini (PMK)

berkisah tentang seorang tokoh bernama Euis yang memiliki latar

belakang pendidikan S1 (sarjana sastra) tetapi justru hidup sebagai

pengangguran yang hobinya hanya bersajak di kamar tidurnya. Hal

tersebut tentu membuat Ambu (ibu si Euis) merasa kesal dan geregetan

kepada anak semata wayangnya.

Karena pusing selalu diteriaki Ambu untuk mencari pekerjaan, Euis

pun mencoba mencari peruntungan. Tapi untung tidak dapat diraih,

malang tidak dapat ditolak. Euis malah bertemu dengan para pengemis

terselubung. Pada awalnya Euis tidak mengetahui kalau pekerjaan yang

ditawarkan adalah mengemis, jadi ia ikut-ikutan saja “yang penting dapat

uang banyak” katanya. Ternyata setelah dipertemukan dengan Bu Derek

(direktur para pengemis) akhirnya ia mengetahui kalau pekerjaan yang

kawan-kawan barunya maksud adalah pekerjaan mengemis.

Tidak punya pekerjaan, tidak punya uang, dimarahi Ambu,

pandangan tetangga yang meremehkannya sebagai Sarjana

pengangguran, membuat Euis tidak memiliki alasan lain menolak

pekerjaan tersebut. Tanpa sepengetahuan Ambu dan Abah, Euis pun

menjadi pengemis di pasar-pasar atau di jalan-jalan.

Hingga akhirnya suatu ketika Ambu menemukan baju robek-robek

dan peralatan lain yang biasa Euis gunakan untuk mengemis. Dari situ

Ambu menjadi sedih dan kemudian mengungkapkan kekecewaannya

kepada Euis.

59

Page 72: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

3) Peran Media Video

Dalam pembelajaran kali ini, video drama Pengemis Masa Kini

dimaksudkan untuk:

a) Memberikan pembelajaran pertunjukan drama mengenai gambaran

kondisi pertunjukan/panggung drama.

b) Selain itu, lewat video ini peserta didik juga diajak untuk

mengidentifikasi unsur pertunjukan drama yang dapat tergambarkan

dalam video drama tersebut.

c) Menyimak pertunjukan drama dan menanggapinya dalam diskusi

C. Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran

Menyimak Drama

Setelah pengamatan dilakukan dan RPP juga telah dilaksanakan, penulis

kemudian melakukan uji efektivitas pembelajaran dengan menggunakan media

audio visual.

Uji Efektivtas dilakukan dengan mengamati perilaku peserta didik dalam

dinamika kelas dan mengadakan serangkaian tes tertulis berupa latihan soal.

Pengamatan terhadap perilaku peserta didik dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana peserta didik berperan aktif dalam dinamika kelas dengan teman sejawatnya

dalam merespon dan mendiskusikan materi.

1. Uji Efektivitas Melalui Observasi (Pelaksanaan Kegiatan Mengajar)

Setelah melalui tahap pembuatan RPP dan pemilihan media

pembelajaran yang akan digunakan kemudian observasi, lalu masuk pada

tahap pelaksanaan kegiatan mengajar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

secara nyata efektivitas penggunaan media pembelajaran secara kualitas

tercapai atau tidak.

Sebelum memulai pembelajaran, sambil menunggu peserta didik lebih

kondusif, guru terlebih dahulu mempersipakan media pembelajaran yang

akan digunakan, seperti menyiapkan laptop, speaker aktif, dan LCD

proyektor yang memang sudah tersedia di kelas. Setelah itu, masuk guru

kemudian membuka pelajaran.

60

Page 73: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Pada kegiatan awal, guru terlebih dahulu memulai pembelajaran

dengan mengajak peserta didik membaca basmallah bersama-sama.

Dilanjutkan dengan mengecek kehadiran peserta didik. Setelah itu, guru

menanyakan materi di pertemuan sebelumnya. Peserta didik pun merespon

dengan sangat antusias. Kegiatan awal tersebut menghabiskan durasi 15

menit.

Masuk pada kegiatan inti. Guru memberitahukan tujuan dan indikator

di pembelajaran kali ini. Ketika guru menjelaskan bahwa materi hari ini

adalah apresiasi drama, peserta didik langsung merespon dengan antusias.

Pada pembelajaran kali ini guru menggunakan metode belajar problem

solving dengan bermain stik. Metode problem solving dipilih karena dalam

pembelajaran kali ini peserta didik diajak untuk memahami materi dimulai

dari sebuah permasalahan yang harus mereka pecahkan. Permasalahan yang

akan mereka bahas ada di dalam stik yang akan dibagikan. Sementara

jawabannya bisa mereka peroleh dari hasil diskusi dan menyimak video

drama. Jadi, metode ini dapat menghantarkan peserta didik pada perlunya

menyimak video drama yang akan ditayangkan.

Pembelajaran dimulai dengan membuat kelompok belajar yang terdiri

dari 5-6 orang perkelompok. Peserta didik menentukan anggota dan ketua

kelompok berdasarkan warna origami yang telah mereka pilih secara acak.

Setelah mendapatkan kelompok, peserta didik kemudian mendapatkan stik

berdasarkan warna origami kelompok mereka.

Di dalam stik tersebut sudah disiapkan sebuah pernyataan yang harus

dijelaskan atau diberi definisi beserta contohnya. Pernyataan tersebut

tentunya seputar materi drama yang akan diajarkan. Jadi, peserta didik diajak

untuk mencari sendiri terlebih dahulu, baik dari buku, diskusi dengan teman

kelompok, maupun bertanya langsung kepada guru.

Kegiatan tersebut berlangsung secara aktif namun tetap kondusif.

Guru menyiapkan hukuman bagi peserta yang memicu kegaduhan dengan

memberi tambahan stik, yang artinya akan ada materi tambahan yang harus

mereka selesaikan. Jadi, semua peserta mencoba menjaga suasana kelas agar

tetap kondusif supaya tidak ada yang dihukum.

61

Page 74: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Beberapa peserta didik ada yang bertanya langsung kepada guru untuk

meminta gambaran mengenai materi yang mereka terima. Sebab itu, guru

harus berkeliling mengontrol kelompok belajar tersebut supaya peserta didik

yang mungkin malu bertanya, bisa tetap mengungkapkan kebingungannya

terhadap materi yang diajarkan.

Setelah kurang lebih 15 menit digunakan untuk diskusi kelompok,

kemudian guru secara tiba-tiba menyuruh seluruh peserta didik untuk diam

sejenak dan memperhatikan video yang akan ditayangkan. Hampir semua

peserta didik kelihatan terkejut, karena mereka pikir mereka hanya akan

berdiskusi kelompok.

Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan video drama PMK

secara seksama. Serta mencari contoh yang dibutuhkan setiap stik kelompok

dari tayangan pertunjukan drama PMK. Misalnya, kelompok merah mendapat

pernyataan „Properti‟, maka contoh mereka boleh menyebutkan contoh

properti yang digunakan dalam pertunjukan drama PMK tersebut.

Ketika video ditayangkan, semua peserta didik langsung diam dan

tidak ada yang berdiskusi. Sebagian peserta didik mencatat sambil

memperhatikan, sebagiannya menyimak tanpa mencatat, sebagiannya lagi

menyimak sambil kadang-kadang menjahili teman di sebelahnya.

Guru selalu memantau dan memberi petunjuk berupa penjelasan

kepada peserta didik bila dalam tayangan ada sesuatu yang membingungkan

peserta didik. Misalnya, ketika pertunjukan sampai pada tahap transisi

adegan, kemudian lampu dimatikan sehingga membuat layar menjadi gelap

beberapa saat peserta didik mengira kalau proyektornya mati. Di situ

kemudian guru menjelaskan bahwa itu adalah salah satu teknik pertunjukan

drama, salah satu fungsinya untuk mengkondisikan properti dan berganti

peran yang disebut black out.

Setelah tayangan usai, diskusi dilanjutkan dengan sisa waktu yang

diberikan 5 menit. Kesempatan ini banyak digunakan peserta didik untuk

melengkapi contoh maupun bertanya kepada guru tentang drama yang baru

saja ditayangkan.

62

Page 75: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Setelah itu, kemudian dibuka sesi presentasi antar kelompok selama

30 menit. Setiap kelompok harus maju dan menjawab tantangan stik yang

telah diberikan. Tidak lupa dalam presentasi itu harus juga disampaikan

tanggapan setiap kelompok mengenai tayangan drama yang telah disimak.

Sementara, kelompok lain menanggapi. Bagi kelompok yang tidak bisa

menjawab pertanyaan dari kelompok lain, atau kelompok penanya tidak

memiliki pertanyaan, maka mereka dihukum dengan berakting sesuai dengan

konteks yang diberikan penantang.

Peserta didik terlihat sangat antusias dan tertantang. Terlebih mereka

telah memegang jawaban dan pertanyaan yang mereka siapkan. Diskusi

berjalan dengan lancar, meskipun ada beberapa kelompok yang masih

sungkan dan malu berbicara di depan kelas. Suara yang kecil dan artikulasi

bicara yang tidak jelas yang mungkin membuat kelompok lain terkadang

tidak menyimak temannya yang sedang presentasi. Namun di situ guru

langsung tanggap dan membantu mengkondisikan kelas. Jadi, sedikit

kesempatan peserta didik untuk tidak menyimak kawannya.

Berdasarkan hasil diskusi dan presentasi kelompok, rata-rata peserta

didik menyimpulkan bahwa unsur intrinsik drama hampir sama dengan unsur

intrinsik yang diajarkan dalam cerpen maupun novel. Yang membedakan

hanya, pada drama mereka mengetahuinya dengan cara menyimak

pertunjukannya lalu bisa menangkap tema, latar, tokoh, dan lain-lainnya,

sementara dalam cerpen atau novel mereka hanya akan mengetahuinya jika

selesai membaca karya tersebut. Mereka merasa menonton lebih

menyenangkan daripada membaca. Kemudian, 5 menit terkahir digunakan

untuk membuat kesimpulan bersama-sama dan melakukan penilaian.

Melalui jenis hukuman yang diberikan, guru juga dapat melihat

efektivitas penggunaan viedo drama. Hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa

yang mendapat hukuman dan harus berakting. Penantang menyuruh lawannya

untuk memerankan tokoh Euis yang sedang membaca puisi, atau

memerankan tokoh Ambu yang sedang mengomeli Euis. Dengan begitu,

artinya peserta didik mendapat inspirasi dari tayangan yang mereka simak.

Berarti fungsi media secara kognitif dan imajinasi tercapai.

63

Page 76: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

2. Uji Efektivitas Melalui Tes Tertulis

Tes tertulis (uji materi ajar) diberikan berupa latihan soal berisi 15

soal pilihan ganda dan 5 soal esay. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berisi

seputar materi yang telah disampaikan dalam satu pertemuan tersebut (1 SK

dan 1 KD). Soal esay dimasukan karena materi yang disampaikan merupakan

materi tentang apresiasi pertunjukan drama. Jadi, dengan pertanyaan terbuka

dan terstruktur tersebut, penulis dapat mengetahui sejauh mana pemahaman

peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan. Hal itu dapat dilihat

dari jawaban yang beragam yang diperoleh dari hasil wawancara penulis

dengan beberapa peserta didik.

Kedua hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil uji efektivitas

yang valid dan didukung oleh deskripsi kondisi peserta didik, dan diperkuat

oleh hasil belajar peserta didik, yaitu berupa skor hasil tes.

Berikut adalah skor hasil latihan soal peserta didik pada materi

mengapresiasi drama dengan menggunakan media pembelajran audio visual

video drama:

Tabel 4.3

Hasil Uji Materi Peserta Didik

No. Nama

Jumlah

Benar

PG

Jumlah

Benar

Esay

Total

Benar Skor

1 Agung Beni Wijaya 14 10 24 96

2 Allyssa Fitri Caesarani 13 9 22 88

3 Andre Nurul Fallah 10 9 19 76

4 Ayudya Fauziah 13 6 19 76

5

Azzirah Salshadelia

Yusvita

13 10 23 92

6 Azura Zuhri Lazuardi 13 9 22 88

64

Page 77: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

7 Della Amirra 11 8 19 76

8 Dimas Farhan 10 4 14 56

9 Dinah Ayu Afifi Suherman 13 10 23 92

10 Evrida Andrayani 13 8 21 84

11 Faisal Rahman 12 10 22 88

12 Firda 12 9 21 84

13 Ira Ghaitsa Zahira 13 9 21 84

14

Muhamad Arthur

Gunawan

13 10 23 92

15 M. Bima Nugraha Herby 12 7 19 76

16

Muhammad Fazlur

Rahman

10 7 17 68

17

Muhammad Jalaluddin

Akbar

10 10 19 76

18 Nabila Fitri Kharisma 13 10 23 92

19 Nada Mufidah 12 10 22 88

20 Nadhila Kusdianti 11 9 20 80

21 Nindhy Saphira 10 10 20 80

22 Novi Berliana Putri 12 10 22 88

23 Octari Ratnasari 12 9 21 84

24 Orlando Arya Saputra 10 9 20 80

25 Rifky Fathul Mubarok 11 9 20 80

26 Riyan Riarno 12 9 21 84

65

Page 78: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

27 Rizki Rafly Rahmawan 7 9 16 64

28 Siti Zahra 12 10 22 88

29 Wisnu Aji Pradana Syafie 8 10 18 72

30 Ibrahim Pasya Danya Endo 11 10 21 84

31 Muhamad Nur Hidayah 14 10 24 96

Rata-rata 11,6 9 20,6 82,3

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata peserta didik

pada pelajaran ini sebesar 82,3. Dengan standar KKM pelajaran Bahasa

Indonesia 75, maka dikatakan nilai rata-rata tersebut melampaui KKM.

Artinya, pada pembelajaran „mengapresiasi drama‟ dengan menggunakan

media audio visual drama sudah tuntas mencapai indikator dengan nilai rata-

rata 82, 3.

Selain itu, dilakukan juga wawancara untuk mengetahui efektivitas

penggunaan media audio visual dalam pembelajaran drama. Pertanyaan yang

diajukan seputar kesesuaian media audio visual dengan materi pelajaran dan

daya tangkap peserta didik terhadap materi yang disampaikan.

Penulis mengambil tiga orang untuk menjadi informan dalam penelitian

ini. Informan pertama yaitu peserta didik yang mendapat nilai tertinggi.

Informan ke dua yaitu peserta didik yang memperoleh nilai tengah. Informan

ke tiga merupakan peserta didik yang memperoleh nilai terendah. Ketiga

informan tersebut diperoleh berdasarkan hasil tes tertulis yang dilakukan usai

pembelajaran.

D. Pendukung Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual dalam

Pembelajaran Menyimak Drama

Berdasarkan hasil uji efektivitas berupa pengamatan dan latihan soal

yang dilakukan kepada peserta didik, serta wawancara yang dilakukan dengan

peserta didik dan guru di sekolah, diperoleh hal-hal yang mendukung

efektivitas penggunaan media audio visual sebagai berikut:

66

Page 79: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

1. Terpenuhinya Komponen Pembelajaran Secara Maksimal

a. Tujuan

Dalam kriteria memilih media pembelajaran, salah satu yang

menjadi kriterianya adalah kesesuaian media dengan tujuan

pembelajaran. Guru harus mampu menerjemahkan tujuan pembelajaran

yang ada dalam silabus untuk kemudian disusun menjadi RPP. Setelah

guru mengetahui kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajarannya,

kemudian guru baru bisa menentukan jenis media yang sesuai dengan

tujuan pembelajarannya.

Dalam pembelajaran drama ini, tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai adalah peserta didik mampu menentukan serta menanggapi

unsur-unsur pementasan drama. Drama merupakan bentuk sastra yang

mempertunjukkan tingkah laku manusia, mulai dari cara manusia

tertawa, marah, bersedih, bahkan bahagia. Berdasarkan tujuan

pembelajaran dan bentuk sastra yang akan dipelajari, video drama dipilih

sebagai media pembelajaran yang dapat memberikan gambaran atau

contoh mengenai kondisi dan situasi peanggung pertunjukan drama.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan dari

peserta didik, dua dari tiga informan mengatakan bahwa drama

merupakan materi pelajaran yang sulit.

Sulit. (Informan III)

Agak sulit awalnya, tapi lama-lama ngerti. ... dengan

melihat video, materi menjadi lebih jelas. (Informan I)

Namun, mereka menyebutkan bahwa video memang membantu mereka

dalam memahami materi drama. Artinya, tujuan digunakannya media

untuk membantu peserta didik dalam memahami materi tercapai.

Selain itu, ketercapaian tujuan pembelajaran juga tercermin ketika

peserta didik mampu menjelaskan kembali materi yang diajarkan. Seperti

mampu menyebutkan unsur-unsur pertunjukan drama, mampu

menyertakan contoh, serta mampu menyanggah maupun menambahkan

ketika mendiskusikan unsur-unsur pertunjukan drama.

67

Page 80: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Dengan demikian, guru dianggap berhasil dalam

menginterpretasikan tujuan pembelajarannya yang digambarkan dalam

sebuah kegiatan belajar mengajar. Ini membuktikan bahwa peran media

audio visual dalam materi pelajaran ini efektif sebegai sumber belajar.

b. Metode

Berkaitan dengan penggunaan media dalam pembelajaran,

kelengkapan fasilitas belajar yang ada di SMP Al-Hasra pada umumnya

dapat mengubah persepsi peserta didik terhadap penggunaan media audio

visual dalam pembelajaran. Di sekolah ini, media audio visual sering

digunakan untuk mengisi waktu luang setelah materi pelajaran selesai,

atau lebih tepatnya sering digunakan sebagai sarana untuk rileksasi dari

setumpuk rutinitas belajar yang dilakukan.

Manfaatnya, peserta didik jadi terbiasa mengkondisikan diri jika

dalam pembelajaran dilibatkan media audio visual. Peserta didik jadi

lebih mudah menciptakan suasana kelas yang kondusif. Sementara,

dampak negatifnya adalah peserta didik sering malas mencatat hal-hal

penting dari video yang ditayangkan. Peserta didik justru ketagihan

menonton video tersebut dalam pembelajaran-pembelajaran selanjutnya,

sehingga menganggap pembelajaran tidak lebih menarik tanpa media

tersebut.

Berdasarkan hasil observasi tersebut maka dipilihlah metode

belajar diskusi kelompok dengan problem solving menggunakan media

stik. Karakter peserta didik di sini juga sangat suka berkompetisi. Jadi,

metode diskusi untuk memecahkan suatu masalah sangat efektif

digunakan supaya peserta didik bisa fokus pada video untuk

menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Hal ini terbukti ketika

stik yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab secara

kelompok dibagikan, peserta didik menyimak video dengan penuh

perhatian.

Salah seorang informan juga menyampaikan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan media audio visual yang dikombinasikan dengan

68

Page 81: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

metode diskusi membuat mereka lebih mudah memahami materi

pelajaran.

Metode diskusi lebih cocok. Sebab, bisa membuat peserta

didik saling bertukar pikiran tentang materi yang mungkin hanya

disimak sekali jalan. Itu akan menjadi baik karena peserta didik

akan belajar sigap dan disiplin dalam menangkap materi,

sehingga tidak ada waktu yang terbuang-buang dalam belajar.

(Wawancara dengan guru Bahasa Indonesia)

Video yang tampilnya hanya sekali jalan membuat peserta didik

harus memperhatikan dengan baik pesan yang disampaikan oleh video

tersebut. Sementara diskusi membuat mereka saling bertukar pendapat

dan pemikiran mengenai pesan yang termuat di dalam tayangan tersebut.

Ini membuat mereka merasa tidak ada waktu untuk bermalas-malasan

karena ada banyak kegiatan berantai yang terjadi di kelas.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, dapat disimpulkan

bahwa penggunaan media audio visual bisa efektif jika guru bisa

menyajikan media tersebut kepada peserta didik sesuai dengan porsinya

(kesesuaian waktu dan pesan). Guru juga harus bisa mengoptimalkan

penggunaan media audio visual dengan metode belajar yang sesuai.

Semua itu perlu dilakukan agar peserta didik bisa tetap fokus pada tujuan

utama penggunaan media, yaitu sebagai media belajar.

c. Isi/materi

Menyusun materi dan memilih metode belajar yang menjadikan

peserta didik sebagai pusat pembelajaran memang bukan hal mudah.

Tapi dengan memperbanyak komunikasi dengan peserta didik, peneliti

jadi mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam

memahami materi pelajaran.

Sebagian besar peserta didik merasa bahwa belajar dengan

menggunakan media audio visual membantu mereka mengatasi

kejenuhan dalam memahami materi yang ada dalam buku teks. Wacana

yang berparagraf-paragraf, halaman yang berlembar-lembar, serta

penjelasan yang dianggap membosankan membuat peserta didik

69

Page 82: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

cenderung menjadi malas memahami materi secara mandiri karena

menghindari membaca.

Video yang ditayangkan padahal berisi seputar materi yang ada

dalam buku teks. Hanya saja materi tersebut dikemas oleh guru dengan

metode belajar yang beragam sehingga peserta didik tidak merasa belajar

adalah aktivitas yang membebani. Saat diajak untuk melihat kembali ke

buku teks, peserta didik pun menyadari bahwa materi drama yang mereka

pelajari hari itu dari media audio visual ternyata tertera di buku teks

mereka. Berikut adalah tanggapan salah seorang informan yang diminta

peneliti untuk membuka materi yang ada dalam buku teks.

“Menurut saya, materi yang disampaikan dalam media

audio visual sama dengan materi yang ada di buku paket, tetapi

lebih banyak yang dari video dan diskusi. Sebagiannya lagi ada

di buku paket.” (Wawancara dengan Informan I)

Jadi, berdasarkan pernyataan dari informan I tersebut

menunjukkan bahwa media audio visual pada dasarnya memberikan

pesan (materi) sesuai dengan yang ada dalam buku teks. Hanya saja

dalam penyajiannya dikemas sedemikian rupa dengan tujuan membuat

peserta didik lebih tertarik dan aktif, sehingga membuat peserta didik

lebih kerasan dalam belajar.

Lebih dari itu, media audio visual bahkan dihadirkan ke dalam

kelas untuk memberikan wawasan yang lebih luas mengenai suatu

konsep. Contohnya, dalam materi drama, peserta didik dapat mengetahui

panggung pementasan drama dan aktivitas yang terjadi di atas panggung

drama dengan menontonya melalui video. Itu artinya video dapat

memberikan materi lebih dari yang ada di buku tapi tetap tidak keluar

dari konteks materi.

Salah satu informan juga memaparkan bahwa penggunaan video

dalam pembelajaran membantu ia dalam memahami materi-materi yang

70

Page 83: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

dianggap sukar jika hanya dilakukan dengan cara ceramah atau membaca

dari buku.

“Belajar dengan menggunaan media audio visual

membantu saya untuk lebih memahami materi kerena dengan

melihat video, materi menjadi lebih jelas daripada hanya

membaca dari buku ... .“ (Wawancara dengan Informan I)

Teori yang pada awalnya membosankan dan cenderung formal,

dengan penggunaan media audio visual, belajar tentang teori atau suatu

konsep membuat pengetahuan dan pemahaman peserta didik menjadi

lebih luas. Mereka jadi lebih banyak memiliki contoh-contoh konkrit,

serta memiliki pendapat yang beragam mengenai suatu teori atau konsep.

Jadi, media audio visual dalam pembelajaran menyimak drama ini

memang sengaja dihadirkan kepada peserta didik untuk memberikan

pengetahuan yang lebih luas. Membuat peserta didik memahami materi

pelajaran secara mandiri. Serta menjadikan materi yang dipelajari dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Evaluasi

Selain melakukan evaluasi pengajaran, guru juga perlu melakukan

evaluasi terhadap media yang digunakan dalam pembelajaran. Hal ini

dilakukan supaya pembelajaran dengan menggunakan media bisa lebih

efektif dan terkontrol.

Setelah melalui tahap pemilihan media, lalu penggunaan media,

kemudian masuk pada tahap evaluasi media dalam pembelajaran. Untuk

memastikan hal tersebut, penulis melakukan pengamatan ketika peserta

didik menyimak, berdiskusi, serta melakukan aktivitas lainnya selama

pelajaran berlangsung. Hal tersebut dilakukan supaya evaluasi yang nanti

diberikan di akhir pelajaran bisa diberikan dengan tepat. Dengan

demikian, peserta didik betul-betul mampu mencapai indikator yang telah

ditentukan.

Indikator yang digunakan untuk mengetahui suatu pembelajaran

efektif atau tidak, yaitu peserta didik aktif dalam dinamika pembelajaran

71

Page 84: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

di kelas. Setelah itu nilai akhir yang diperoleh peserta didik mencapai

KKM yang telah ditentukan.

“Kalau kompetensi dasar dan indikator sudah tercapai

berarti penggunaan media audio visual dalam suatu

pembelajaran sudah efektif. Namun, ketercapaian tersebut bukan

hanya dilihat dari nilai secara tertulis. Tetapi dari pemantauan

guru terhadap kemampuan anak dalam pembelajara tersebut

secara kualitas sudah tercapai atau belum.” (Wawancara dengan

Wakil Bidang Kurikulum)

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, dijelaskan bahwa

evaluasi penggunaan media audio visual dilakukan dengan

mempertimbangkan proses penggunaan sampai pada perolehan nilai dari

tes akhir. Dengan begitu, hasil evaluasi yang diperoleh berasal dari

pengamatan yang menyeluruh.

Selain itu, evaluasi tersendiri juga dilakukan terhadap media

audio visual. Berdasarkan hasil pengamatan penggunaan video drama

ketika kegiatan belajar mengajar menggunakan video berlangsung, hasil

evaluasi menunjukkan bahwa video drama yang ditayangkan

tampilannya baik, serta keterkaitan isi video dengan materi pelajaran juga

baik.

Media audio visual tepat digunakan untuk materi drama karena

dalam drama memuat unsur dialog (audio) dan akting (visual). Jadi,

dalam pembelajaran drama, video membantu guru dalam

mendemosntrasikan drama itu sendiri. Selain itu, media audio visua

digunakan dalam pembelajaran karena memuat nilai afektif yang lebih

banyak. Lalu, disusul dengan muatan nilai psikomotorik dan kognitif.

Jadi, seefektif apapun pembelajaran yang menggunakan media

audio visual, tetap akan ada hal-hal yang perlu dievaluasi terkait dengan

dinamika peserta didik sebagai penggunanya. Guru sebagai penyaji

sekaligus evaluator harus jeli melihat perubahan itu. Dengan demikian,

hasil evaluasi pada akhirnya bisa menjadi barometer keberhasilan

72

Page 85: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

penggunaan media maupun keberhasilan pembelajaran peserta didik yang

valid.

2. Kondisi Belajar

Salah satu yang menyebabkan efektifnya pembelajaran adalah kondisi

belajar. Kondisi belajar secara internal terkait dengan keadaan peserta didik,

seperti kesiapan peserta didik menerima pembelajaran, waktu yang telah

diluangkan sebelumnya untuk mengulang pelajaran di rumah, dan keadaan

perasaan si pembelajar. Ini tentu akan mempengaruhi penerimaan pesan yang

disampaikan guru kepada peserta didik.

Contoh dari kondisi belajar yang tidak baik ditemukan peneliti pada

peserta didik yang juga sebagai informan III. Ketika mengikuti pembelajaran,

informan III sedang dalam keadaan tidak mood belajar sehingga ia mengakui

tidak fokus dalam menyimak pelajaran.

Menyimak, tapi tidak terlalu ingat karena saya kemarin

sedang tidak fokus menyimak pelajaran. Mungkin akan bagus dan

menarik kalau saya sedang mood belajar. (Wawancara dengan

informan III)

Pernyataan tersebut menunjukkan bawa peserta didik sedang dalam

kondisi psikologis, tidak mau membuka dirinya untuk menerima pelajaran.

Ciri-ciri psikologis seperti ini mengidentifikasikan adanya sesuatu yang

sedang membebani diri seseorang sehingga membuat pikirannya tidak bisa

fokus. Sebab itu, materi yang disampaikan juga tidak sepenuhnya bisa

diterima dengan baik. Ini menunjukkan bahwa faktor internal si pembelajar

juga sangat mempengaruhi penerimaan pesan (materi) yang disampaikan.

Selain itu, diakui juga bahwa sebelum belajar di kelas, informan III

tidak pernah meluangkan waktu untuk mengulang pelajaran di rumah. Sebab

itu, ketika materi disampaikan, ia tidak bisa berpartisipasi secara maksimal

seperti kawan-kawannya yang lain terutama ketika berdiskusi. Ini juga yang

kemudian ia akui sebagai alasan nilai ujian tertulisnya mendapat nilai paling

kecil.

73

Page 86: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Berbeda dengan informan III, informan I yang sudah meluangkan

waktu belajar di rumah sebelumnya, ketika mengikuti pelajaran pun ia merasa

gembira. Dengan begitu ia merasa nyaman dalam belajar sehingga ia

mengikuti pelajaran dengan pikiran dan hati terbuka.

“Saya jadi semangat belajarnya sebab cara belajarnya

berbeda.” (Wawancara dengan informan I)

Kutipan wawancara tersebut menjelaskan bahwa faktor internal

pembelajar, seperti keadaan hati yang baik dan persiapan menerima materi,

mempengaruhi penerimaan materi. Ini bisa dilihat dari keaktifan peserta didik

dalam proses pembelajaran. Nilai tes yang diperoleh pun sangat memuaskan.

Selain itu, belajar juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal, yaitu hal di

luar diri si pembelajar, seperti keadaan kelas yang rapih dan bersih, serta

ketersediaan fasilitas belajar. Keadaan kelas yang kotor dan posisi duduk

peserta didik tidak teratur akan membuat mereka tidak konsentrasi dalam

belajar.

Hal yang biasanya terjadi akibat posisi duduk yang tidak ideal adalah

peserta didik akan sering berpindah-pindah tempat duduk. Saat ia menyimak

ia duduk di belakang, kemudian saat ia harus mencatat tulisan dari papan tulis

ia pindah duduk ke depan. Ini biasanya terjadi karena letak papan tulis tidak

sesuai dengan posisi duduk peserta didik atau pun ukuran papan tulis tidak

sesuai dengan jumlah peserta didik dalam satu kelas.

Selain itu, keadaan kelas yang kotor juga turut mempengaruhi

keefektifan kelas. Guru dan peserta didik pun akan tidak nyaman. Hal ini

biasanya terjadi di awal pembelajaran. Ketika guru membuka pembelajaran,

guru biasanya meminta peserta didik untuk memungut sampah-sampah yang

ada di sekitar mereka, dan peserta didik cenderung akan merasa terbebani

karena malas memungutnya. Selain guru akan kehilangan beberapa menitnya

karena digunakan untuk operasi semut, peserta didik juga biasanya

kehilangan motivasi belajar karena menganggap mereka mendapat hukuman

di awal pembelajaran.

74

Page 87: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Pada akhirnya, semua kejadian itu berpotensi menimbulkan kegaduhan

kelas. Ini tentu akan mengganggu sebagian peserta didik yang sudah siap

menerima pelajaran. Itu artinya, kondisi belajar eksternal yang tidak nyaman

turut mempengaruhi kondisi internal peserta didik secara individu.

Di SMP Al-Hasra belum lama ini telah dilakukan Gerakan Bersih yang

digagas oleh Bpk. Andi Suhandi, S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang

Humas. Kegiatan tersebut mempelopori terciptanya kondisi sadar kebersihan,

baik yang dilakukan oleh peserta didik, dewan guru, maupun tenaga

kependidikan. Semua personil sekolah turut terlibat dalam Gerakan Bersih

tersebut.

Hal inilah yang mendukung keadaan sekolah yang bersih dan ruang

belajar yang nyaman. Dari CCTV yang dipasang di area-area tertentu

memungkinkan guru dapat memantau siapa saja peserta didik yang

membuang sampah sembarangan. Dengan begitu, keadaan ruang kelas yang

bersih dan rapih bisa dirasakan oleh peserta didik. Jadi, ketika pembelajaran

dimulai, guru tidak kerepotan mengkondisikan ruang kelas agar bersih dan

teratur, peserta didik pun otomatis menjadi nyaman belajar.

Berdasarkan pernyataan tersebut, disimpulkan bahwa guru harus sering

memotivasi peserta didik guna membangun kondisi belajar internal yang

baik. Hal ini perlu dilakukan untuk mengingatkan kepada peserta didik

tentang cita-cita dan harapan-harapan yang mungkin baru mereka bangun

sebatas di dalam hati saja. Jika peserta didik sudah semangat tentu mereka

akan mengikuti semua aturan yang guru intruksikan, salah satunya

meluangkan waktu untuk mengulang pelajaran di rumah dan menciptakan

kelas yang bersih dan kondusif.

3. Skill dan Kreativitas Guru dalam Mengembangkan Media

Pembelajaran

Di zaman yang serba pesat perkembangan teknologi seperti ini, tentu

membuat sebagian besar orang mampu mengoperasikan sebuah perangkat

teknologi. Begitu pun dengan pengoperasian perangkat audio visual berbasis

komputer. Tapi nyatanya tidak semua orang mampu mengintegrasikan dan

73

75

Page 88: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

mengembangkan penggunaan atau pemanfaatan audio visual sebagai media

pembelajaran.

Guru bidang studi Bahasa Indonesia sendiri mengakui bahwa memang

dibutuhkan keahlian khusus untuk bisa mengoperasikan media pembelajaran

yang melibatkan beberapa alat pendukung, seperti speaker aktif dan DVD

player ataupun laptop. Dengan begitu pembelajaran akan efektif dan efisien.

Namun, jika penggunaan media pembelajaran tidak didukung dengan skill

yang demikian, penggunaan media tersebut menjadi tidak efektif dan tidak

efisien.

“Penggunaan media audio visual tidak sulit. Tapi cukup

menyulitkan. Sebab saya bukan orang yang ahli dalam hal

teknologi.“ (Wawancara dengan guru Bahasa Indonesia)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, diperoleh fakta yang

menunjukkan bahwa di SMP Al-Hasra sendiri terdapat terdapat sekitar 10%

guru yang masih jarang atau bahkan tidak menggunakan media terutama

audio visual dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh kesibukan guru

dalam memenuhi jam mengajar serta usia yang sudah tidak muda membuat

beberapa guru mengalami keterbatasan dalam memanfaatkan media terutama

media audio visual dalam mengajar. Tidak memiliki waktu luang untuk

secara khusus mempelajari komputer beserta aplikasi yang ada di dalamnya,

serta keterbatasan usia yang sudah tidak muda membuat pemanfaatan media

audio visual sebagai media pembelajaran tidak dimanfaatkan secara optimal

atau bahkan sama sekali tidak digunakan dalam pembelajaran karena

dipandang akan merepotkan.

Setelah dilakukan penelitian, peneliti mendapati bahwa peserta didik di

SMP Al-Hasra pada dasarnya memang merupakan siswa-siswi dengan

prestasi akademis yang baik. Hal ini dibuktikan dengan catatan prestasi

belajar yang baik dan kemampuan menerima pelajaran yang baik pula.

Sehingga ketika dalam pembelajaran dilibatkan media pembelajaran atau

tidak, peserta didik tetap bisa menerima materi dengan baik.

76

Page 89: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Namun, hal ini harusnya tidak membuat guru lantas berpuas diri. Dalam

rangka menjawab segala tantangan perkembangan zaman, guru harus bisa

menjadi contoh pengguna teknologi yang baik bagi peserta didiknya. Salah

satunya dengan mengajarkan kepada peserta didik mengenai pemanfaatan

teknologi sebagai media belajar, contohnya video drama yang dapat diunggah

dari internet.

Selain sudah memanfaatkannya dalam pembelajaran di kelas, guru juga

bisa semakin menambah pengetahuannya mengenai teknologi komputer.

Sebab, dewasa ini teknologi cepat sekali mengalami perkembangan, terutama

aplikasi komputer.

Video sebagai media yang paling dekat dengan masyarakat, diharapkan

bukan hanya menjadikan guru sebagai pengguna, melainkan juga sebagai

pengembang pemanfaatan media audio visual. Hal tersebut dilakukan supaya

penggunaan video dapat dimaksimalkan manfaat positifnya oleh masyarakat,

terutama sebagai media pembelajaran.

Selain itu, tidak sedikit para orang tua murid yang rela merogoh kocek

lebih dalam demi menyekolahkan anak mereka di tempat yang dianggap bisa

memberikan fasilitas teknologi yang terbaik.

“Orang tua murid mana yang mau nyekolahkan anak-

anaknya dengan biaya yang besar sementara guru yang

mengajari anaknya hanya mengandalkan mengajar dengan cara

yang tradisional? Selain guru akan ditinggalkan oleh peserta

didiknya, sekolah juga akan dianggap tidak mengikuti

perkembangan zaman.” (Wawancara dengan Wakil Bidang

Kurikulum)

Kutipan tersebut jelas menjelaskan bahwa kemajuan pola pikir masyarakat

juga turut mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap pendidikan sebagai

investasi masa depan. Mengeluarkan uang lebih banyak asal setimpal dengan

fasilitas dan pelayanan yang diperoleh dari sebuah sekolah lebih utama

daripada menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang memiliki

77

Page 90: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

kualitas standar dengan biaya yang standar hanya supaya anak-anak mereka

mendapat pengalaman menjadi pelajar.

Ini kemudian mengarah pada tuntutan guru untuk menjadi sosok yang

profesional dan mengembangkan profesionalitasnya, di antaranya dengan

selalu memperbaharui kemampuan teknologi dan mengembangkan

kreativitasnya. Salah satunya yaitu mengintegrasikan media audio visual

dalam pembelajaran dan menerapkan metode belajar dengan berpusat pada

keaktifan peserta didik.

Bagi kebanyakan orang yang memang sudah menguasai penggunaan

teknologi, mengintegrasikan media pandang dengar dengan perangkat keras

lainnya bukanlah hal yang sulit atau memberatkan. Namun, bagi mereka yang

tertinggal dalam hal penguasaan teknologi, ini memang merupakan pekerjaan

yang cukup rumit. Tapi diharapkan semangat untuk terus belajar tetap ada.

Antusiasme yang baik juga ditunjukkan oleh guru Bahasa Indonesia

lewat ungkapannya dalam wawancara yang peneliti lakukan,

Saya termasuk tipe guru yang mengajar dengan cara

tradisional, tetapi saya tidak menutup diri untuk mengikuti

perkembangan. (Wawancara dengan guru Bahasa Indonesia)

Artinya, perkembangan teknologi yang terjadi memang harus disikapi optimis

oleh masyarakat dewasa ini, termasuk oleh guru profesional. Jadi, tidak

menutup kemungkinan untuk belajar dan berlatih mengoperasikan sistem

komputer dalam proses pengelolaan kelas maupun dalam memproses

adminstrasi siswa.

Pada akhirnya, pengajaran dengan melibatkan media audio visual hanya

akan menjadi efektif jika guru itu sendiri membekali dirinya dengan

kemampuan dasar teknologi informasi. Dengan begitu, guru baru bisa

mengkombinasikan berbagai media ke dalam kelas dengan efektif. Guru juga

dituntut untuk selalu mengembangkan kemampuan tersebut supaya selalu

dapat mengikuti perkembangan teknologi mutakhir sebagai upaya

pengembangan profesionalitas profesi keguruan.

78

Page 91: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

4. Pemilihan Media Pembelajaran yang Sesuai

Pada dasarnya, penggunaan media dalam pembelajaran sudah

merupakan bentuk usaha kreatif dari seorang guru. Di tengah-tengah

kewajibannya melaksanakan tugas mengajar dan administrasi, guru masih

meluangkan waktu untuk memilih dan memilah cara atau pun jenis media

yang menarik dan bisa disertakan dalam skenario mengajar di kelasnya. Salah

satunya adalah memilih dan melibatkan media audio visual dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia.

Siapapun bisa melibatkan media dalam pembelajaran, namun tidak

semua mampu memadupadankan media yang sesuai dengan tujuan materi

pelajaran dan segmentasi peserta didik. Terlebih lagi jika media itu

dihadirkan sebagai sumber belajar. Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara yang penulis lakukan dengan narasumber, diperoleh fakta bahwa

penggunaan media pembelajaran terutama audio visual merupakan media

yang cukup sulit digunakan di dalam kelas.

Kesulitan ini tentunya mengarah pada persoalan penentuan jenis media

pembelajaran itu sendiri. Salah seorang guru Bahasa Indonesia di SMP Al-

Hasra dalam wawancaranya mengungkapkan bahwa untuk menentukan jenis

media yang akan digunakan dan teknis pelaksanaan penggunaannya saja

sudah membuat ia sendiri cukup kesulitan.

Contoh kasus yang dialami, yaitu dalam penggunaan media audio

visual berupa video drama, kesulitan pertama yang dirasakan adalah jika guru

memilih media audio visual, guru harus memilih video yang secara fisik

beresolusi baik, memiliki suara yang jelas, dan transmisi yang baik.

Kemudian secara isi harus sesuai dengan segmentasi peserta didik dan

mempertimbangkan pesan yang terkandung di dalam tayangan video tersebut.

Misalnya, memilih video drama yang ringan untuk peserta didik SMP kelas

VIII supaya penyimaknya tidak kebingungan memahami tayangan tersebut.

“Tidak akan ada dampak negatif selama kita benar-benar

memilah media audio visual terutama memilih video drama yang

sesuai dengan segmentasi anak. Disesuaikan dengan usia dan

79

Page 92: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

daya tangkap peserta didik.” (Wawancara dengan guru Bahasa

Indonesia)

Jadi, guru harus benar-benar memastikan kalau video yang ditayangkan

tidak terkandung hal negatif yang tidak diinginkan. Selain itu, media audio

visual tidak boleh menyulitkan peserta didik dalam menangkap pesan

(materi) yang terkandung dalam media tersebut, sebab media kegunaannya

justru harus memudahkan peserta didik dalam memahami suatu materi. Itu

artinya, video yang hendak diberikan harus disesuaikan betul-betul dengan

segmentasi peserta didik sehingga pesan (materi) bisa tersampaikan dengan

baik kepada peserta didik.

Persoalannya sekarang adalah semakin jarangnya koleksi video drama

yang dimiliki sekolah karena semakin minimnya drama yang dibuat khusus

untuk pembelajaran di jenjang SMP. Lebih banyak drama dibuat untuk

keperluan seni yang memiliki tingkat kesulitan pemahaman yang tinggi. Guru

Bahasa Indonesia SMP Al-Hasra termasuk guru yang mengalami kesulitan

tersebut.

“Memang ribet, sebab kita harus terlebih dahulu memiliki

atau mengoleksi video-video yang akan menjadi play list. Kalau

sudah punya seperti itu tentu tidak akan ribet. Tapi kalau tidak,

tentu sedikit terbebani karena penyajiannya tidak maksimal.

(Wawancara dengan guru Bahasa Indonesia)

Menurutnya, minimnya koleksi video pembelajaran yang dimiliki,

terutama koleksi video drama, menyebabkan ia cukup kerepotan melibatkan

video sebagai media pembelajaran.

Dalam penelitian, penulis mengatasinya dengan cara membuat video

sendiri dengan cara memilih pementasan drama yang sesuai kriteria lalu

merekamnya dengan kamera handycame, kemudian mengeditnya supaya

benar-benar sesuai dengan materi pelajaran.

Setelah memiliki video drama yang sesuai dengan segmentasi peserta

didik, tahap yang selanjutnya dilakukan adalah mencocokkan media dengan

materi yang sesuai. Tidak perlu memaksakan memasukkan media dalam

80

Page 93: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

suatu materi pelajaran karena hasilnya tidak akan efektif. Media audio visual

akan efektif dihadirkan ke kelas jika peserta didik memiliki luang waktu yang

cukup, artinya tidak dikejar oleh materi yang harus segera dituntaskan.

Belajar dengan video cukup membantu tapi harus

dijelaskan atau didiskusikan lagi hasil menontonnya supaya

murid-murid sekelas bisa paham betul. (Wawancara yang

dilakukan dengan informan II)

Peserta didik harus diberikan waktu yang cukup untuk mencerna apa

yang mereka simak dengan skemata yang mereka miliki untuk kemudian guru

mengaitkannya dengan tujuan pembelajaran. Jadi, pemilihan waktu yang

tepat juga menjadi kriteria pemilihan media. Ini termasuk dalam kesesuaian

media dengan situasi dan kondisi peserta didik.

Mengenai keefektifan dan efisiensi penggunaan media audio visual,

guru sebagai penggagas penggunaan media audio visual memang harus

berusaha lebih keras di awal dalam mempersiapkan video untuk media

pembelajaran tersebut. Selanjutnya nanti, guru dapat menggunakan kembali

media tersebut untuk mengajarkan materi yang sama tanpa persiapan yang

serepot di awal. Seperti, video drama Pengemis Masa Kini telah digunakan

untuk kelas VIII semester 2 tahun ajaran 2013/2014, di tahun ajaran baru

video tersebut bisa kembali digunakan untuk jenjang kelas yang sama.

Dengan pengalaman penggunaan di tahun sebelumnya, membuat guru

sudah bisa memperkirakan pesan yang bisa disampaikan lewat video tersebut,

serta teknis penggunaan yang akan digunakan. Semuanya sudah terekam dan

tinggal memadupadankan dengan situasi dan kondisi yang terjadi.

Guru memang harus mendedikasikan dirinya untuk memperoleh video

yang baik, yang sesuai dengan kriteria pemilihan media pada umumnya.

Hingga pada akhirnya ketika sudah mendapatkan, video tersebut bisa

digunakan berulang kali, tentunya dikembangkan berdasarkan kreativitas

guru dalam memanfaatkan video tersebut sebagai media pembelajaran.

Dengan begitu, guru akan dikenal oleh peserta didik sebagai seorang

yang penuh persiapan dan modern dalam cara mengajarnya. Kepada sekolah

81

Page 94: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

pun guru akan mampu menunjukkan profesionalitasnya sebagai guru yang

mengikuti tantangan zaman.

5. Dukungan dari Pihak Sekolah Terhadap Penggunaan Media Audio

Visual

SMP Al-Hasra dipilih sebagai tempat penelitian ini salah satunya

karena SMP Al-Hasra dianggap sebagai sekolah yang memiliki fasilitas

belajar cukup lengkap. Sekolah dengan akreditasi A ini selalu

mengembangkan pelayanan pengajarannya, baik dalam hal administrasi,

pengajaran, maupun pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran.

“Salah satu upaya yang dilakukan sekolah dalam mendukung

pembelajaran yang efektif adalah dengan menyediakan sarana dan

prasarana oleh sekolah. Fasilitas media pembelajaran dilengkapi

sesuai dengan karakteristik peserta didik.” (Wawancara dengan

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum)

Salah satu yang disoroti dalam penelitian ini adalah upaya

pengembangan fasilitas berupa sarana dan prasarana pembelajaran. Ini terlihat

dari terdapatnya fasilitas belajar yang cukup lengkap di masing-masing kelas

peserta didik. Sekolah sendiri menerangkan bahwa Al-Hasra menyadari betul

perkembangan kemajuan teknologi untuk pendidikan. Sebab itu, Al-Hasra

mengikuti perkembangan tersebut dengan memanfaatkan teknologi sebagai

bagian dari pembelajaran.

Sekolah memfasilitasi setiap kelas dengan Projektor dan speaker aktif

portable. Ini memungkinkan guru untuk bisa menggunakan media visual,

audio, maupun audio visual kapan pun guru mau. Hanya tinggal membawa

laptop dan menyambungkannya ke projektor atau speaker aktif, pembelajaran

dengan media berbasis teknologi sudah bisa dilakukan.

Pengadaan fasilitas tersebut sudah tersedia di semua ruang kelas.

Mengenai resolusi, jarak LCD, dan volume speaker, semua itu sudah

disesuaikan dengan ukuran ruang kelas dan jumlah peserta didik dalam satu

82

Page 95: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

ruangan. Jadi, guru hanya perlu merancang ide-ide kreatif dan menyajikannya

di depan kelas.

Terkait dengan penggunaan media audio visual, selain memberi

dukungan berupa pengadaan sarana dan prasarana, sekolah juga memfasilitasi

dewan guru dengan mengadakan pelatihan-pelatihan penggunaan media

ataupun pengoperasian media berbasis komputer yang dilakukan secara rutin.

“Pelatihan pemanfaatan media audio visual biasanya diadakan

oleh pihak laboratorium komputer sebagai salah satu program kerja

laboratorium komputer dalam rangka membantu mengembangkan

pengetahuan guru mengenai ilmu teknologi (IT).” (Wawancara

dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum)

Hal tersebut dilakukan supaya skill dewan guru bisa merata, terutama dalam

hal pemanfaatan media pembelajaran berbasis komputer. Selain itu, dengan

dilakukan pelatihan seperti itu sekolah mengharapkan kinerja guru semakin

berkembang dan bisa menjadi guru yang kreatif.

Itu semua dirasa belum cukup, sebab pendidikan dan teknologi selalu

berkembang. SMP Al-Hasra juga merasa harus selalu berbenah untuk bisa

terus meningkatkan prestasi melalui pelayanannya. Apa yang sudah

dilakukan dan diupayakan adalah salah satu bentuk dukungan sekolah

terhadap berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan optimal.

E. Harapan SMP Al-Hasra Terhadap Penggunaan Media Audio Visual

dalam Pelajaran Bahasa Indonesia

Di zaman yang modern ini semua hal mengalami perkembangan, baik

dalam hal mode, bisnis, teknologi, dan pendidikan. Meski demikian, tidak

dipungkiri bahwa di Indonesia pendidikan (khususnya) belum mengalami

perkembangan yang merata. Masih didapati sekolah-sekolah dengan standar

operasional yang masih minim, seperti gedung sekolah yang tidak layak,

terbatasnya tenaga pendidik, serta terbatasnya buku dan media ajar yang bisa

digunakan. Ini membuktikan bahwa kemajuan zaman belum dirasakan oleh

seluruh Warga Negara Indonesia.

83

Page 96: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

SMP Al-Harsa dalam hal ini berusaha untuk memberikan pelayanan yang

terbaik bagi peserta didiknya. Ongkos yang telah dikeluarkan untuk pendidikan

dibayar setimpal dengan fasilitas dan pelayanan pengajaran yang maksimal.

Sebagai sekolah swasta yang berakreditasi A, SMP Al-Hasra berupaya

memberikan sarana dan prasarana belajar yang lengkap serta pelayanan

pendidikan yang terbaik.

Sebab itu, dalam rangka turut memanfaatkan dan memaksimalkan

kemajuan teknologi dan pendidikan ini, SMP Al-Hasra berharap seluruh upaya

pengembangan fasilitas dan pelayanan pendidikan yang telah dilakukan bisa

memberikan peningkatan mutu bagi pendidikan di SMP Al-Hasra maupun di

Indonesia. Selain itu, juga memperoleh keluaran peserta didik yang cerdas,

berakhlak, dan kompeten.

Dengan tersedianya sarana belajar yang lengkap, penggunaan media audio

visual juga diharapkan dapat memaksimalkan pembelajaran dengan metode

belajar yang beragam. Dengan demikian, peserta didik selain mendapat

pengetahuan (teori), juga mendapat pengalaman belajar yang dapat

diimplementasikan dalam kehidupannya sehari-hari.

SMP Al-Hasra berharap, dengan digunakannya media audio visual dalam

pembelajaran, dapat memberikan variasi mengajar bagi guru dan dapat

meningkatkan kreativitas guru dalam menyampaikan pesan kepada peserta

didiknya. Jadi, kemampuan teknologi yang dimiliki oleh guru juga bisa

diaplikasikan untuk menyampaikan materi kepada peserta didik meskipun guru

tersebut bukan dari baground ilmu pendidikan tekonologi. Ini juga merupakan

upaya sekolah dalam rangka menstandarkan kemampuan teknologi para guru

(khususnya), supaya seluruh guru dapat mengoperasikan pekerjaan mengajar

maupun administrasi yang berbasis komputer.

82

84

Page 97: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Drama merupakan materi yang cukup sulit dalam pembelajaran bahasa

Indonesia, terutama untuk peserta didik di jenjang SMP. Dalam drama terlibat

banyak aspek, bukan hanya aspek teks yang harus dipahami sebagai dasar dari

sebuah dialog dan alur cerita, tetapi juga keterlibatan motorik yang diwujudkan

dalam akting. Mengingat hal tersebut guru maupun peserta didik pada umumnya

menganggap materi drama merupakan materi pelajaran yang rumit, baik untuk

diajarkan maupun untuk dipahami.

Di balik itu semua jika guru bisa mencari cara yang tepat untuk

menyampaikannya kepada peserta didik, drama bisa menjadi materi yang

memberikan pembelajaran yang sangat menarik dan bermanfaat. Bukan hanya

mengajarkan memahami teks tetapi guru juga bisa mengajarkan peserta didiknya

bermasyarakat dalam drama.

Setelah dilakukan serangkaian pengamatan dan tes, media audio visual

terbukti efektif digunakan untuk materi menyimak drama di kelas VIII.3 SMP Al-

Hasra. Efektivitas penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menyimak

drama tersebut diperoleh berdasarkan hal berikut:

1. Hasil observasi menunjukkan peserta didik berperan aktif dalam

pembelajaran menyimak drama yang melibatkan video. Hal ini

ditunjukkan dengam respon peserta didik yang antusias dalam menyimak

video dan aktif berpendapat dalam diskusi, serta cekatan dalam menjawab

pertanyaan yang diajukan guru maupun teman sejawatnya.

2. Hasil uji materi (tes tertulis) menunjukkan nilai rata-rata yang diperoleh

peserta didik sebesar 82,3 dengan standar KKM 75. Dalam menjawab soal

esay yang diberikan, rata-rata peserta didik tidak hanya bisa menyebutkan,

tetapi juga mampu menjelaskan meski dengan bahasa mereka masing-

masing. Ini menunjukkan bahwa peserta didik tidak hanya mengingat

materi yang diberikan tetapi juga memahaminya.

85

Page 98: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

3. Hasil wawancara yang dilakukan kepada tiga informan dari peserta didik

diperoleh kesimpulan bahwa media audio visual yang dilibatkan dalam

pembelajaran drama membantu mereka memahami materi dan

memberikan pengalaman belajar yang berbeda. Meski kondisi belajar

secara internal antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya

berbeda-beda, terutama dalam hal kesiapan menerima materi pelajaran,

tetapi media audio visual dianggap mampu menarik atensi peserta didik

untuk mengikuti pembalajaran.

Berdasarkan hasil uji efektivitas pada penelitian tersebut, penulis

menyimpulkan dua hal yang menjadi barometer efektifnya penggunaan suatu

media dalam pembelajaran. Pertama, peserta didik berpartisipasi aktif dalam

dinamika kelas ketika pembelajaran dengan media sedang berlangsung. Kedua,

hasil evaluasi berupa tes tertulis peserta didik nilainya mencapai atau melebihi

KKM.

Keefektifan tersebut tentunya diperoleh dengan melakukan serangkaian

persiapan, baik yang dilakukan oleh guru, peserta didik, bahkan sekolah. Berikut

adalah hal-hal yang mendukung efektivitas pembelajaran dengan menggunakan

media audio visual dalam materi menyimak drama:

1. Tercapainya komponen pembelajaran secara maksimal

2. Kondisi belajar

3. Skill dan kreativitas guru dalam mengembangkan media pembelajaran

4. Pemilihan media pembelajaran yang sesuai

5. Dukungan dari pihak sekolah

Media pembelajaran kadang-kadang dianggap sebagai komponen

pembelajaran yang sifatnya tidak wajib. Artinya, keiukutsertaannya dalam sebuah

pengajaran dianggap merepotkan. Padahal, pada pembelajaran modern ini

keterlibatan media pembelajaran (terutama audio visual) akan sangat memberi

pengaruh dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Meski memang dalam perencanaan maupun teknis pelaksanaannya

ditemui kesulitan dan hambatan yang mungkin akan merepotkan guru dan sekolah

selaku penyelenggara pendidikan dan pengajaran. Namun, diharapkan seluruh

86

Page 99: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

personil sekolah bisa saling mendukung dan memfasilitasi segala bentuk

kreativitas yang diupayakan. Sebab, semua itu pada akhirnya untuk memajukan

kualitas dan mutu pendidikan itu sendiri.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mendapat berbagai pengalaman

dan pengetahuan baru, khususnya tentang penggunaan media audio visual dalam

pembelajaran drama. Berikut adalah saran dari penulis seputar penggunaan media

audio visual supaya penggunaannya ke depan bisa lebih dikembangkan.

1. Guru diharapkan giat membekali dirinya dengan kreativitas dan skill

dalam memanfaatkan perkembangan teknologi supaya dapat

mengaplikasikannya untuk mengembangkan pendidikan.

2. Guru diharapkan tidak mudah menyerah dalam mencoba mengaplikasikan

berbagai media di dalam kelas. Sebab, pengalaman pembelajaran yang

beragam juga menambah pengetahuan dan wawasan peserta didik.

3. Sekolah diharapkan bersungguh-sungguh dalam memberikan pelayanan

pendidikan terutama dalam hal penyediaan sarana dan prasarana

pembelajaran yang lengkap.

4. Diharapkan kebijakan sekolah bisa mewadahi kreativitas guru dan peserta

didiknya dalam mengembangkan pelajaran.

87

Page 100: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

DAFTAR PUSTAKA

Ann, Cerol Tomlinson. How to Differentiate Instruction in Mixed-Ability

Classrooms. USA: Assosiation for Supervision and Curriculum

Development. 2001.

Arifin,Bustanul, dkk. Berbicara. Jakarta:Universitas Terbuka. 2007.

Arsyad, Azhar. Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.

Bahri, Syaiful Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Brandwein, Paul F. et. al. A Book of Methods. New York: Harcourt, Brace, and

World, Inc. 1958.

Henry, Asep Hermawan, dkk. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung:

UPI Press. 2007.

Iskandarwasid dan Sunendar, Dadang. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya. 2011.

Komariyah, Aan dan Triatna, Cepi. Visionary Leadership Menuju Sekolah

Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2005.

Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan.. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2007.

Marno. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Agama Islam

pada Sekolah (DITPAIS) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementrian

Agama Republik Indonesia. 2012.

Miarso, Yusuf hadi. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran.

Jakarta: Universitas Terbuka. 1994.

Mulyasa E. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

2005.

Munadhi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press. 2012.

Nasution. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 1994.

Nuraida dan Halida Alkaf, Metode Penelitian Pendidikan. Tangerang, Islamic

Research Publishing. 2009.

Rahayu, Fajar Fitri. “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar

Bahasa Indonesia”. Skripsi pada FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

2013. Tidak dipublikasikan.

Rahmanto B. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: KANISIUS. 1992.

86

Page 101: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana. 2004.

Sadiman, Arif S. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 2010.

Sama, Hilmia Murtaqia. “Alih Wahana Naskah Drama Sobrat Karya Arthur

S.Nalan ke dalam Pementasan serta Implikasinya terhadap Pembelajaran”.

Skripsi pada FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013. Tidak

dipublikasikan.

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup. 2013.

Setyosari, Punaji. Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. 2012.

Shodiq, Muhammad, dan Muttaqien, Imam. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2003.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

2010.

Sukmadinata, Nana SY. dan Syaodih, Erliany. Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama. 2012.

Suparno. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. 2006

Susilana, Rudi, dan Riyana, Cepi. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana

Prima. 2009.

Tarigan, Henry Guntur. Membaca sebagai Suatu Keterampilan. Bandung:

Angkasagroup. 2008.

Tarigan, Henry Guntur. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa. 2008.

Usman, Husaini, dan Setiady, Purnomo Akbar. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Usman, Husaini, dan Setiady, Purnomo Akbar. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Wagimin, Mulyani. “Peningkatan Bermain Drama dengan Pembelajaran

Kooperatif Teknik Jigsaw pada Peserta Didik Kelas V Madrasah Ibtidaiyah

Al-Karimiyah Jakarta”. Skripsi pada FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

2010. Tidak dipublikasikan.

Zuchdi, Darmiyati. Humanisasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2008.

87

Page 102: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 103: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 104: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 105: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

LAMPIRAN

Page 106: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR

Tempat : SMP Al-Hasra

Kelas : VIII (Delapan) - 3

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Waktu : Rabu

Tanggal : 30 April 2014

NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI

I Pra Pembelajaran

1. Tempat duduk masing-masing siswa Dalam kelas ini, setiap seminggu

sekali tempat duduk siswa dirolling per

baris. Hal ini dilakukan supaya siswa

tidak jenuh dalam proses belajar.

Dengan dilakukan rolling, siswa juga

dituntut untuk menjaga kerapihan dan

kebersihan tempat duduk yang ia

tempati.

2. Kesiapan menerima pembelajaran Meski ketika guru masuk keadaan

kelas masih berisik, namun ketika guru

duduk dan membuka pelajaran semua

siswa berangsur-angsur tenang.

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Menjawab pertanyaan guru Meski banyak siswa yang berisik,

namun sebagian besar dari mereka

tetap aktif bertanya dan menjawab

pertanyaan dari gurunya.

2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang

hendak dicapai

Penjelasan kompetensi yang hendak

dicapai disampaikan hanya sekilas.

Hanya pada intinya saja. Kemudian

dikembangkan di kegiatan inti.

III Kegiatan Inti Pembelajaran

Page 107: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

A. Penjelasan materi pelajaran

1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran Ada siswa yang mendengarkan

penjelasan dengan baik, ada yang tidak

mendengarkan penjelasan guru.

Namun, guru tetap tidak lengah untuk

selalu memantau perhatian siswa yang

tidak fokus.

2. Bertanya saat proses penjelasan materi Dalam mengajukan pertanyaan siswa

cukup aktif

3. Interaksi antar siswa Interaksi antar siswa berjalan dengan

aktif, meski lebih banyak yang saling

menyahut mengolok-olok temannya.

Namun demikian, susana kelas

berjalan sangat dinamis.

4. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran Sebagian besar siswa memperhatikan

dengan baik. ketika guru menanyakan

kembali materi yang telah ia

sampaikan, siswa mampu

menjawabnya meski dengan terbata-

bata.

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar Ada siswa yang aktif terlibat, ada yang

hanya biasa saja, tidak terlalu antusias

2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan

kesempatan

Ada beberapa siswa yang senang jika

dimintai pendapat, ada siswa yang

kurang senang dimintai pendapat

3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru Siswa mencatat tanpa perlu

diinstruksikan oleh guru

4. Mengikuti proses pembelajaran Seluruh siswa mengikuti proses

pembelajaran hingga akhir

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber

Belajar

1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang

digunakan guru

Pada pertemuan kali ini, guru

menggunakan halaman belakang

sekolah sebagai tempat belajar

pengganti kelas. Siswa terlihat sangat

antusias karena ia mendapat suasana

Page 108: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

yang berbeda.

2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan media

pembelajaran

Siswa tertarik dengan materi yang

menggunakan lingkungan alam

terbuka sebagai tempat mereka

belajaran.

3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang

ditentukan guru

Siswa antusias dalam materi kali ini

karena sumber belajar yang disajikan

guru sangat menarik.

D. Penilaian Proses

1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru Siswa diminta untuk membuat puisi

bebas dengan tema yang menarik dan

gaya bahasa yang indah.

2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar Sebagian besar siswa bisa menjawab

pertanyaan guru ketika di akhir

pelajaran guru melakukan konfirmasi.

E. Penggunaan Bahasa

1. Mengemukakan pendapat Siswa dirangsang untuk mengeluarkan

pendapat

2. Mengajukan pertanyaan Tidak semua siswa dapat mengajukan

pertanyaan, namun ada beberapa yang

berani menghampiri guru dan bertanya

secara personal tentang tugas yang

diberikan.

IV PENUTUP

Keterlibatan dalam memberi rangkuman/kesimpulan Seluruh siswa terlibat dalam menarik

kesimpulan

Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :

Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, kegiatan mengajar cukup aktif.

Selain karena materi yang menyenangkan, guru juga tepat dalam memilih strategi belajar.

Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar siswa menjadikan kegiatan

membuat puisi bebas sebagai sebuah tugas yang tidak memberatkan. Terkadang tidak

Page 109: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

perlu menggunakan media yang rumit untuk membuat siswa tertarik dan antusias. Cukup

memanfaatkan apa yang ada dan menuangkan kreativitas yang kita punya, maka menjadi

guru yang kreatif adalah salah satu keharusan.

Nama pengamat : Papat Fathiyah

Tanda Tangan :………………………………...

Page 110: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR

Tempat : SMP Al-Hasra

Kelas : VIII (Delapan) - 3

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Waktu : Jumat

Tanggal : 2 Mei 2014

NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI

I Pra Pembelajaran

1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa Guru mengatur tempat duduk yang

saat itu ternyata tidak jadi rolling.

Meski ruang kelas cukup luas. Namun

guru sengaja memposisikan bangku-

bangku siswa untuk lebih ke depan

supaya siswa bisa lebih fokus terhadap

pelajaran.

2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran Guru melakukan pengkondisian

terhadap siswa dengan cara menyuruh

siswa-siswa untuk diam. Guru tidak

melakukan ice breaking

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi Guru mengajukan pertanyaan awal

terkait materi di pertemuan

sebelumnya. Setelah itu guru

menanyakan kepada siswa seputar

topik yang akan disampaikan

2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang

hendak dicapai

Guru memberikan penjelasan tentang

kompetensi yang akan dicapai

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan materi pelajaran

1. Memberikan penjelasan materi pelajaran Guru menjelaskan materi pelajaran

Page 111: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

dengan metode ceramah yang mengacu

pada buku paket

2. Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan

materi

Guru mengajukan pertanyaan-

pertanyaan secara spontan terhadap

siswa-siswa

3. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa Guru cukup memfasilitasi interaksi

antar siswa

4. Memfasilitasi interaksi antara siswa-guru, siswa-

materi pelajaran

Guru cukup memfasilitasi interaksi

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Melaksanakan pembelajaran aktif Guru cukup melaksanakan

pembelajaran aktif, namun ada siswa-

siswa yang lebih dominan yang

antusias.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya

Guru memberikan kesempatan siswa

untuk bertanya tentang materi yang

belumdimengerti

3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan

jawaban siswa

Siswa merespon pertanyaan guru

dengan jawaban yang baik

4. Memotivasi siswa untuk bertanya guru memberi motivasi kepada siswa

untuk tidak takut salah dalam bertanya

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber

Belajar

1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran Dalam mata pelajaran ini, guru tidak

menggunakan media pembelajaran

2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi Tidak ada media pembelajaran yang

digunakan

3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan

LKS

Guru menggunakan transkrip

wawancara yang telah diperoleh siswa

di pertemuan sebelumnya. Transkrip

itu kemudian digunakan untuk diubah

mejadi teks narasi.

D. Penilaian Proses

1. Memberikan tugas/latihan Guru memberikan latihan kepada

siswa untuk membuat teks narasi.

Meski ada beberapa siswa yang masih

Page 112: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

bingung, namun guru bisa memotivasi

siswa untuk tetap percaya diri

melakukan semampunya.

2. Melakukan penilaian Penilaian baru akan dilakukan setelah

siswa menyelesaikan menulis narasi

wawancara. Guru menggunakan cara

„siapa cepat‟ dalam memberikan nilai.

Semakin cepat siswa mengumpulkan,

semakin besar nilai yang diberikan.

E. Penggunaan Bahasa

1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan

perkembangan peserta didik

Guru menggunakan bahasa yang sesuai

dengan perkembangan peserta didik

2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan

kaidah

Guru menggunakan bahasa yang

komunikatif ketika menyampaikan

materi sehingga mudah dimengerti

oleh siswa

IV PENUTUP

Melakukan konfirmasi

Memberikan kesimpulan dan tindak lanjut

Guru memberikan kesimpulan di akhir

pembelajaran.

Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :

Dalam proses pembelajaran, khususnya dalam keterampilan menulis, siswa perlu

dibimbingan lebih intens. Baik untuk mengamati cara penulisannya, maupun menjadi

fasilitator dalam memberikan pemahaman kepada siswa. Di kesempatan selanjutnya,

siswa perlu diberikan contoh-contoh tulisan seperti narasi, supaya ketika diinstruksikan

siswa sudah mempunyai gambaran bentuk penulisannya.

Nama pengamat : Papat Fathiyah

Tanda Tangan :………………………………...

Page 113: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR

Tempat : SMP Al-Hasra

Kelas : VIII (Delapan) - 3

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Waktu : Rabu

Tanggal : 7 Mei 2014

NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI

I Pra Pembelajaran

1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa guru meminta siswa untuk

membersihkan ruang kelas dari

sampah yang berserakan di kolong

meja.

2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran Agak lama mengkondisikan kelas ini

karena banyak siswa yang sering izin

keluar kelas dan membuat siswa yang

lain merasa terganggu

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi Guru mengajukan pertanyaan

mengenai tugas

2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang

hendak dicapai

Guru menjelaskan kompetensi dasar

yang hendak dicapai

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan materi pelajaran

1. Memberikan penjelasan materi pelajaran Guru memberikan penjelasan dengan

baik, meski ada yang tidak

mendengarkan penjelasan guru

2. Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan

materi

Guru membuka sesi tanya jawab

Page 114: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

3. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa Guru cukup memfasilitasi interaksi

antar siswa

4. Memfasilitasi interaksi antara siswa-guru, siswa-

materi pelajaran

Guru cukup memfasilitasi interaksi

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Melaksanakan pembelajaran aktif guru melakukan pembelajaran aktif.

Siswa diperbolehkan bertanya materi

apapun yang masih belum jelas.

Ataupun membantu memberi

penjelasan bagi teman sejawatnya.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya

Guru memberikan kesempatan siswa

untuk bertanya tentang materi yang

belumdimengerti

3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan

jawaban siswa

Guru merespon pertanyaan siswa

dengan jawaban yang baik

4. Memotivasi siswa untuk bertanya Guru memberikan nilai plus kepada

siswa yang mengumpulkan tepat waktu

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber

Belajar

1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran Dalam mata pelajaran ini, guru tidak

menggunakan media pembelajaran

2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi Tidak ada media pembelajaran yang

digunakan

3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan

LKS

Guru menggunakan buku paket

sebagai acuan

D. Penilaian Proses

1. Memberikan tugas/latihan Guru memberikan latihan kepada

siswa dengan baik

2. Melakukan penilaian Guru memberikan penilaian proses

dari keaktifan siswa bertanya dan

menjawab. Serta memberikan

penilaian tertulis berdasarkan hasil

kerja siswa

E. Penggunaan Bahasa

Page 115: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan

perkembangan peserta didik

Guru menggunakan bahasa yang sesuai

dengan perkembangan peserta didik

2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan

kaidah

Guru menggunakan bahasa yang baik

ketika menyampaikan materi sehingga

mudah dimengerti oleh siswa

IV PENUTUP

Melakukan konfirmasi

Memberikan kesimpulan dan tindak lanjut

Guru memberikan penguatan di akhir

pembelajaran.

Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :

Apapun dinamika yang terjadi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, kita

sebagai guru harus bisa menempatkan diri baik sebagai pengajar, pendidik, teman,

maupun orang tua, sehingga pembelajaran bisa berlangsung dengan baik.

Nama pengamat : Papat Fathiyah

Tanda Tangan :………………………………...

Page 116: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR

Tempat : SMP Al-Hasra

Kelas : VIII (Delapan) - 3

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Waktu : Jumat

Tanggal : 9 Mei 2014

NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI

I Pra Pembelajaran

1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa Ketika guru datang, siswa sudah siap

di tempat duduknya masing-masing.

2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran Guru melakukan pengkondisian

terhadap siswa dengan cara menyuruh

siswa-siswa untuk tenang.

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi Guru mengajukan pertanyaan awal

terkait materi yang akan disampaikan

2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang

hendak dicapai

Guru memberikan penjelasan tentang

kompetensi yang akan dicapai

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan materi pelajaran

1. Memberikan penjelasan materi pelajaran Guru menjelaskan materi pelajaran

dengan metode ceramah yang mengacu

pada buku paket

2. Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan

materi

Guru mengajukan pertanyaan-

pertanyaan secara spontan terhadap

siswa-siswa yang tidak menyimak apa

yang sedang disampaikan.

Page 117: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

3. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa Guru cukup memfasilitasi interaksi

antar siswa

4. Memfasilitasi interaksi antara siswa-guru, siswa-

materi pelajaran

Guru cukup memfasilitasi interaksi

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Melaksanakan pembelajaran aktif guru melakukan pembelajaran aktif.

guru hanya menjelaskan skilas tentang

teori. Selanjutnya siswa diminta

berlatih membuat teks narasi sendiri

berdasarkan transkrip wawancara

mereka sendiri.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya

Guru memberikan kesempatan siswa

untuk bertanya tentang materi yang

belumdimengerti

3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan

jawaban siswa

Guru merespon pertanyaan siswa

dengan jawaban yang baik

4. Memotivasi siswa untuk bertanya

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber

Belajar

1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran Dalam mata pelajaran ini, guru tidak

menggunakan media pembelajaran

2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi Tidak ada media pembelajaran yang

digunakan

3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan

LKS

Guru memberi kesempatan siswa

untuk melakukan wawancara.

Transkrip wawancara tersebutlah yang

kemudian dijadikan guru sebagai

sumber belajar untuk membuat teks

narasi.

D. Penilaian Proses

1. Memberikan tugas/latihan Guru memberikan latihan kepada

siswa dengan baik

2. Melakukan penilaian Guru memberikan penilaian proses dan

penilaian dari tugas otentik yang

dikerjakan siswa

Page 118: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

E. Penggunaan Bahasa

1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan

perkembangan peserta didik

Guru menggunakan bahasa yang sesuai

dengan perkembangan peserta didik

2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan

kaidah

Guru menggunakan bahasa yang baik

ketika menyampaikan materi sehingga

mudah dimengerti oleh siswa

IV PENUTUP

Melakukan konfirmasi

Memberikan kesimpulan dan tindak lanjut

Guru memberikan kesimpulan di akhir

pembelajaran.

Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :

Dalam pelajaran kali ini guru memang dituntut untuk memanfaatkan ruang-

ruang publik yang dikaitkan dengan pembelajaran di sekolah. Hal tersebut sangat bagus

karena dengan begitu, selain siswa memiliki pengalaman belajar, mereka juga memiliki

pengalaman bersosialisasi/bermasyarakat, terlebih dalam pelajaran wawancara.

Dengan demikian, siswa juga jadi belajar menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri.

Nama pengamat : Papat Fathiyah

Tanda Tangan :………………………………...

Page 119: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR

Tempat : SMP Al-Hasra

Kelas : VIII (Delapan) - 3

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Waktu : Rabu

Tanggal : 30 April 2014

NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI

I Pra Pembelajaran

1. Tempat duduk masing-masing siswa Dalam kelas ini, setiap seminggu

sekali tempat duduk siswa dirolling per

baris. Hal ini dilakukan supaya siswa

tidak jenuh dalam proses belajar.

Dengan dilakukan rolling, siswa juga

dituntut untuk menjaga kerapihan dan

kebersihan tempat duduk yang ia

tempati.

2. Kesiapan menerima pembelajaran Meski banyak siswa yang berisik,

namun sebagian besar dari mereka

tetapI semua siswa berangsur-angsur

tenang.

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Menjawab pertanyaan guru Siswa aktif bertanya dan menjawab

pertanyaan dari gurunya

2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang

hendak dicapai

Hanya siswa yang memang sudah aktif

di kelas dan pintar saja yang lebih

memperhatikan penjelasan guru.

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan materi pelajaran

1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran Ada siswa yang mendengarkan

penjelasan dengan baik, ada yang tidak

mendengarkan penjelasan guru

Page 120: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

2. Bertanya saat proses penjelasan materi Dalam mengajukan pertanyaan siswa

cukup aktif

3. Interaksi antar siswa meski lebih banyak yang saling

menyahut mengolok-olok temannya,

tapi interaksi antar siswa berjalan

dengan aktif

4. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran Sebagian besar siswa memperhatikan

dengan baik. ketika guru menanyakan

kembali materi yang telah ia

sampaikan, siswa mampu

menjawabnya meski dengan terbata-

bata.

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar Siswa lebih senang ketika

pembelajaran dikemas dengan metode-

metode yang menarik dan tidak terlalu

formal.

2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan

kesempatan

Ada beberapa siswa yang senang jika

dimintai pendapat, ada siswa yang

kurang senang dimintai pendapat

3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru Siswa mencatat tanpa diinstruksikan

oleh guru untuk mencatat

4. Mengikuti proses pembelajaran Seluruh siswa mengikuti proses

pembelajaran hingga akhir

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber

Belajar

1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang

digunakan guru

Siswa antusias karena pada

pembelajaran kali ini guru

mengggunakan halaman belakang

sekolah untuk mencari inspirasi

membuat puisi

2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan media

pembelajaran

Siswa tertarik dengan pembelajaran

karena ia mendapat suasana yang

berbeda.

3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang

ditentukan guru

Siswa antusias dalam materi kali ini

karena sumber belajar yang disajikan

guru sangat menarik.

Page 121: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

D. Penilaian Proses

1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru Siswa mengerjakan latihan yang

diberikan guru dengan baik,namun ada

beberapa siswa yang harus dibimbing

ketika mengerjakan latihan

2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar Hanya beberapa siswa yang kurang

tepat menjawab pertanyaan guru

E. Penggunaan Bahasa

1. Mengemukakan pendapat Siswa dirangsang untuk mengeluarkan

pendapat

2. Mengajukan pertanyaan Tidak semua siswa dapat mengajukan

pertanyaan dengan baik

IV PENUTUP

Keterlibatan dalam memberi rangkuman/kesimpulan Seluruh siswa terlibat dalam menarik

kesimpulan

Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :

Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, kegiatan blajar cukup aktif. Selain

karena materi yang menyenangkan, guru juga tepat dalam memilih strategi belajar.

Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar siswa menjadikan kegiatan

membuat puisi bebas sebagai sebuah tugas yang tidak memberatkan. Dikarenakan guru

tidak sempat menyiapkan media visual atau audio, atau audio visual untuk pembelajaran

di kelas, guru kemudian memanfaatkan apa yang ada dan menuangkan kreativitas yang

dimiliki. Jadi, menjadi guru yang kreatif adalah salah satu keharusan.

Nama pengamat : Papat Fathiyah

Tanda Tangan :………………………………...

Page 122: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR

Tempat : SMP Al-Hasra

Kelas : VIII (Delapan) - 3

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Waktu : Jumat

Tanggal : 2 Mei 2014

NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI

I Pra Pembelajaran

1. Tempat duduk masing-masing siswa Karena tidak jadi rolling tempat duduk,

keadaan kelas menjadi agak berisik.

2. Kesiapan menerima pembelajaran Meski banyak siswa yang berisik,

namun setelah beberapa saat mereka

berangsur-angsur tenang.

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Menjawab pertanyaan guru Beberapa siswa menanyakan tentang

materi

2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang

hendak dicapai

Siswa menyimak penjelasan tentang

kompetensi yang akan dicapai

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan materi pelajaran

1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran Siswa yang tidak menyimak langsung

disuruh menjelaskan kembali apa yang

telah disampaikan guru

2. Bertanya saat proses penjelasan materi Siswa mengajukan pertanyaan kepada

guru seputar tugas yang kemarin telah

diberikan

3. Interaksi antar siswa interaksi antar siswa berjalan dengan

Page 123: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

aktif

4. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran ketika guru menanyakan kembali

materi yang telah ia sampaikan, siswa

mampu menjawabnya meski dengan

terbata-bata.

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar Siswa aktif, karena digunakan strategi

kelompok diskusi. Guru hanya

menjelaskan materi yang belum

dipahami siswa dengan metode

ceramah.

2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan

kesempatan

Ada beberapa siswa yang senang jika

dimintai pendapat, ada siswa yang

kurang senang dimintai pendapat

3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru Siswa mencatat tanpa diinstruksikan

oleh guru untuk mencatat

4. Mengikuti proses pembelajaran Seluruh siswa mengikuti proses

pembelajaran hingga akhir

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber

Belajar

1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang

digunakan guru

Ada siswa yang hanya biasa saja,

namun ada juga iswa yang sangat

antusias.

2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan media

pembelajaran

Tidak menggunakan media

3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang

ditentukan guru

Siswa mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru.

D. Penilaian Proses

1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru Siswa mengerjakan latihan yang

diberikan guru dengan baik,namun ada

beberapa siswa yang harus dibimbing

ketika mengerjakan latihan

2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar Hanya beberapa siswa yang kurang

tepat menjawab pertanyaan guru

E. Penggunaan Bahasa

Page 124: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

1. Mengemukakan pendapat Siswa beramai-ramai mengemukakan

pendapat mereka tentang materi hari

ini.

2. Mengajukan pertanyaan Tidak semua siswa mengajukan

pertanyaankepada guru namun siswa

yang lain menyimak dan membantu

memberikan jawab dengan aktif

IV PENUTUP

Keterlibatan dalam memberi rangkuman/kesimpulan Seluruh siswa terlibat dalam menarik

kesimpulan

Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :

Diperlukan contoh dan alat bantu lain untuk membantu siswa dalam memahami

materi pelajaran. Media pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia sangat

penting, karena itu akan mendorong siswa antusias dalam belajar. Penggunaan

metode yang tepat akan membantu siswa dalam memotivasi untuk belajar.

Nama pengamat : Papat Fathiyah

Tanda Tangan :………………………………...

Page 125: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR

Tempat : SMP Al-Hasra

Kelas : VIII-4

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Waktu : Rabu

Tanggal : 7 Mei 2014

NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI

I Pra Pembelajaran

1. Tempat duduk masing-masing siswa Pada pelajaran kali ini, guru meminta

siswa untuk membersihkan ruang kelas

dari sampah yang berserakan di kolong

meja. Setelah itu siswa diminta duduk

kembali di bangkunya masing-masing.

2. Kesiapan menerima pembelajaran Sebagian siswa bisa dengan mudah

dikondisikan, tapi ada beberapa siswa

laki-laki yang agak sulit disuruh

tenang.

Hal ini membuat siswa yang lain

merasa terganggu dan turut menyuruh

kawannya itu untuk diam.

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Menjawab pertanyaan guru Beberapa siswa aktif menjawab

pertanyaan yang diajukan guru dan

memberitahukannya kembali kepada

teman sebangkunya.

2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang

hendak dicapai

Siswa-siswi lebih mendengarkan

penjelasan guru dalam pelajaran kali

ini.

III Kegiatan Inti Pembelajaran

Page 126: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

A. Penjelasan materi pelajaran

1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran Ada siswa yang mendengarkan

penjelasan dengan baik, ada yang tidak

mendengarkan penjelasan guru

2. Bertanya saat proses penjelasan materi Pada materi kali ini, banyak siswa

yang maju ke depan bertanya ke meja

guru tentang materi yang sedang

diajarkan.

3. Interaksi antar siswa Interaksi antar siswa juga bagus karena

siswa dibuat perkelompok untuk

mengerjakan tugas.

4. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran Meski terlihat, hanya siswa yang

dominan saja yang interaksinya baik

dengan guru

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar Guru terlibat aktif berkomunikasi

dengan siswa

2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan

kesempatan

Ada beberapa siswa yang senang jika

dimintai pendapat, ada siswa yang

bercanda ketika dimintai pendapat.

3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru Siswa akan mencatat jika

diinstruksikan oleh guru untuk

mencatat

4. Mengikuti proses pembelajaran Seluruh siswa mengikuti proses

pembelajaran hingga akhir

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber

Belajar

1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang

digunakan guru

Siswa tidak terlalu antusias karena

guru tidak menggunakan media

2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan media

pembelajaran

Siswa hanya menyimak pembelajaran

seperti biasa.

3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang

ditentukan guru

Siswa mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru.

D. Penilaian Proses

Page 127: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru Siswa mengerjakan latihan yang

diberikan guru, namun ada beberapa

siswa yang harus dibimbing ketika

mengerjakan latihan

2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar Tidak semua siswa menjawab

pertanyaan guru dengan benar. Guru

kemudian memancingnya dengan

perkataan-perkataan yang memotivasi

supya siswa yang lain menanggapi dan

membantu memberikan jawaban yang

benar

E. Penggunaan Bahasa

1. Mengemukakan pendapat Siswa dirangsang untuk mengeluarkan

pendapat

2. Mengajukan pertanyaan Sebagian besar siswa dapat

mengajukan pertanyaan dengan baik

IV PENUTUP

Keterlibatan dalam memberi rangkuman/kesimpulan Siswa-siswa terlibat dalam menarik

kesimpulan

Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :

Bersikap tegas sebagai guru sangat penting. Meski demikian tidak lantas

menghilangkan keluwesan guru yang juga bertindak sebagai orang tua pengganti selama

di sekolah. Apapun dinamika yang terjadi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung,

kita sebagai guru harus bisa menempatkan diri baik sebagai pengajar, pendidik, teman,

maupun orang tua, sehingga pembelajaran bisa berlangsung dengan baik.

Nama pengamat : Papat Fathiyah

Tanda Tangan :………………………………...

Page 128: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR

Tempat : SMP Al-Hasra

Kelas : VII (Tujuh) - 4

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Waktu : Jumat

Tanggal : 9 Mei 2014

NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI

I Pra Pembelajaran

1. Tempat duduk masing-masing siswa siswa sudah siap di tempat duduknya

masing-masing.

2. Kesiapan menerima pembelajaran Siswa sudah siap dengan buku mereka

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Menjawab pertanyaan guru Beberapa siswa aktif menjawab

pertanyaan yang diajukan guru dan

memberitahukannya kembali kepada

teman sebangkunya.

2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang

hendak dicapai

Siswa-siswi mendengarkan penjelasan

guru dengan tenang

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan materi pelajaran

1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran Ada siswa yang mendengarkan

penjelasan dengan baik, ada yang tidak

mendengarkan penjelasan guru

2. Bertanya saat proses penjelasan materi Tidak banyak siswa yang bertanya

3. Interaksi antar siswa Interaksi antar siswa juga bagus karena

siswa dibuat perkelompok untuk

mengerjakan tugas.

4. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran Meski terlihat, hanya siswa yang

dominan saja yang interaksinya baik

Page 129: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

dengan guru

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar Guru terlibat aktif berkomunikasi

dengan siswa

2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan

kesempatan

Sesi ini dimanfaatkan siswa untuk

menanyakan seputar tugas yang telah

mereka kerjakan, apakah butuh

perbaikan atau sudah sesuai dengan

yang telah ditugaskan

3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru Siswa mencatat beberapa poin penting

yang disampaikan guru mengenai cara

menarasikan hasil wawancara

4. Mengikuti proses pembelajaran Seluruh siswa mengikuti proses

pembelajaran hingga akhir

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber

Belajar

1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang

digunakan guru

Siswa sibuk mengumpulkan tugas dan

melakukan perbaikan. Guru tidak

melibatkan media pembelajaran.

2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan media

pembelajaran

Siswa antusias dengan pembelajaran

meski tidak menggunakan media

pembelajaran, sebab materi yang

diajarkan bersinggungan langsung

dengan kehidupan sehari-hari mereka

3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang

ditentukan guru

Siswa mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru meski ada

sebagian siswa yang masih bersantai-

santai tidak mengerjakan

D. Penilaian Proses

1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru Sebagian besar siswa mengerjakan

latihan yang diberikan guru dengan

baik di bawah pengawasan guru

2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar Siswa yang tidak fokus memperhatikan

diberi pertanyaan tapi tidak bisa

menjawabnya dengan sempurna

E. Penggunaan Bahasa

Page 130: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

1. Mengemukakan pendapat Siswa dirangsang untuk mengeluarkan

pendapat

2. Mengajukan pertanyaan Sebagian besar siswa dapat

mengajukan pertanyaan dengan baik

IV PENUTUP

Keterlibatan dalam memberi rangkuman/kesimpulan Siswa-siswa terlibat dalam menarik

kesimpulan

Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :

Siswa akan menjadi mudah tidak fokus jika materi yang sedang diajarkan

adalah materi yang agak sulit/berat. Terlebih lagi jika metode yang digunakan tidak turut

membantu menyamarkan kesulitan materi tersebut, maka jelas siswa akan menjadi mudah

tidak fokus terhadap pembelajaran.

Jadi, ketika materi yang akan disampaikan dirasa sulit, maka guru hendaknya

mencari cara alternatif untuk menyamarkan materi yang sulit itu dari mind set siswa

supaya motivasi belajar siswa tidak menurun.

Nama pengamat : Papat Fathiyah

Tanda Tangan :………………………………

Page 131: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

DATA INFORMAN

Informan 1

Nama : Muhamad Nurhidayah

Kelas : VIII.3

Tanggal Lahir : Sabtu,8 Januari 2000

Alamat : Jl.Jambu Rt,02rw,05 Kedaung,Sawangan Depok

Anak : Anak Ke 3

Nama Orang Tua

Bapak : Widodo

Pekerjaan : Wiraswasta

Ibu : Nurhayati

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Informan II

Nama : Firda

Kelas : VIII.3

Tanggal lahir : 04 agustus 2000

Alamat : Gg.Bahagia, RT 001/12 Bojongsari lama

Anak ke : 3 dari 2 bersaudara

Nama orang tua

Bapak : alm. Jayamat

Page 132: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Ibu : Wati

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Informan III

Nama : Dimas Farhan

Kelas : VIII.3

Tempat lahir : 13 agustus 2000

Alamat : Bojong sari baru jalan manggis Rw.02 Rt.04

Anak ke : 5 dari 6 bersaudara

Nama orang tua

Ibu : Sumatini

Perkerjaan : Ibu rumah tetangga

Bapak : susilo

Pekerjanan : tidak ada

Page 133: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Panduan Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

1. Apa saja yang telah dilakukan sekolah supaya pembelajaran menjadi

efektif?

2. Bagaimana peran serta Sapras dalam membantu para guru menciptakan

pembelajaran yang efektif?

3. Apakah setiap mengajar guru harus menyiapkan RPP?

4. Bagaimana dengan guru yang berdalih tidak membuat RPP?

5. Menurut kamu, bagaimana para guru di sini dalam mempersiapkan RPP?

6. Bagaimana pengaruh dan peran RPP bagi sekolah ini?

7. Bagaimana urgensi RPP bagi kualitas mengajar para guru di sekolah ini

terkait dengan capaian hasil belajar siswa?

8. Sejauh mana fasilitas di sekolah ini membantu membuat metode belajar

guru menjadi lebih kreatif?

9. Seberapa sering guru di sekolah ini memanfaatkan media audio visual

sebagai media pembelajaran?

10. Apakah pernah diadakan pelatihan khusus tentang penggunaan dan

pemanfaatan media audio visual dengan tepat?

11. Apakah siswa antusias dengan penggunaan media audio visual dalam

pembelajaran?

12. Sudah efektifkah penggunaan media audio visual dalam KBM tersebut?

13. Apa barometer efektif atau tidak efektifnya penggunaan media audio

visual tersebut?

14. Apa harapan Bapak/Ibu terhadap dewan guru dalam penggunaan media

audio visual di dalam kelas?

Page 134: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Panduan Wawancara dengan Peserta Didik

1. Bagaiamana persiapan kamu sebelum memulai pembelajaran? Apakah

sebelumnya kamu telah belajar di rumah?

2. Tadi materi yang ada di Video sulit atau mudah?

3. Ketika kamu belajar, apakah kamu sebelumnya pernah menggunakan

media pembelajaran audio visual berupa video sebagai bahan pelajaran

selain buku wajib di sekolah?

4. Apakah dalam pelajaran Bahasa Indonesia selalu menggunakan media

audio visual?

5. Apakah kamu menyimak dan memperhatikan ketika guru mengajar

dengan media audio visual dan menangkap materi yang hendak

disampaikan?apakah kamu faham dengan materi tersebut?

6. Apa tanggapan kamu dengan digunakannya media audio visual dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia?

7. Apakah kamu menyukainya?

8. Menurut kamu, apakah materi yang disampaikan dalam media audio visual

sama dengan materi yang ada di buku paket?

9. Apakah penggunaan media audio visual dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia membantu kamu untuk lebih memahami materi?

10. Ketika guru menayangkan media audio visual, apakah suara, gambar, dan

pencahayaannya jelas? Perasaan kamu bagaimana ketika menyimaknya?

11. Apa perbedaan menggunakan media audio visual dengan tidak

menggunakan media audio visual dalam belajar Bahasa Indonesia?

Page 135: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Panduan Wawancara dengan Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia

1. Apakah sebelum mengajar bapak/ibu membuat RPP?

2. Komponen pemebelajaran mana yang menjadi acuan dalam penggunaan

media yang akan dipilih?

3. Bagaimana cara Bapak/Ibu melibatkan media audio visual dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia?

4. Bagaimana persiapan kelas dan situasi siswa saat Bapak/Ibu mulai

mengajar dengan menggunakan media audio visual?

5. Apakah ada tuntutan dari sekolah untuk memanfaatkan media audio visual

ketika mengajar?

6. Apakah ada sangsi bagi guru yang tidak memanfaatkan media audio visual

dalam mengajar?

7. Menurut Bapak/Ibu, adakah manfaat bagi siswa dalam menggunakan

media audio visual dalam pembelajaran Bahasa Indonesia?

8. Apa saja manfaat yang dirasakan dari penggunaan media?

9. Kendala apa saja yang dihadapi dalam proses belajar mengajar dengan

menggunakan media audio visual dalam pembelajaran Bahasa Indonesia?

10. Bagaimana menyikapi masalah tersebut?

11. Apakah Bapak/Ibu merasa terbebani dalam menggunakan media tersebut?

12. Apakah ada waktu rutin menggunakan media audio visual dalam

pembelajaran bahasa indonesia atau digunakan sebutuhnya materi

pelajaran?

13. Apa pertimbangan penggunaan media secara materi tersebut?

14. Apa metode pembelajaran yang paling tepat dalam menggunaan media

audio visual untuk pembelajaran drama?

15. Apa harapan Bapak/Ibu dengan digunakannya media audio visual dalam

pembelajaran bahasa indonesia di kelas?

16. Bagaimana tindak lanjutnya?

Page 136: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Hasil Wawancara dengan Peserta Didik

(Informan I)

No. Pertanyaan Jawaban

1 Bagaiamana persiapan kamu

sebelum memulai pembelajaran?

Apakah sebelumnya kamu telah

belajar di rumah?

Belajar tentang drama di rumah, tapi

sedikit.

2 Tadi materi yang ada di Video

sulit atau mudah?

Biasa saja. Agak sulit awalnya, tapi

lama-lama ngerti.

3 Ketika kamu belajar, apakah

kamu sebelumnya pernah

menggunakan media

pembelajaran audio visual

berupa video sebagai bahan

pelajaran selain buku wajib di

sekolah?

Belum pernah. Yang saya tahu, selama

ini kami lebih sering belajar dari buku

dan mencatat saja.

4 Apakah kamu menyimak dan

memperhatikan ketika guru

mengajar dengan media audio

visual dan menangkap materi

yang hendak disampaikan?

Menyimak. Saya paham.

5 Apa tanggapan kamu dengan

digunakannya media audio

visual dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia?

Bagus karena saya termasuk siswa yang

memiliki cara belajar antara auditori

dan visual, jadi kalau belajar dengan

menonton video saya bisa lebih suka,

paham, dan ingat.

6 Apakah kamu menyukainya?

Suka

7 Menurut kamu, apakah materi

yang disampaikan dalam media

audio visual sama dengan materi

yang ada di buku paket?

Sama. Tetapi lebih banyak yang dari

video dan diskusi. Sebagiannya lagi ada

di buku paket.

8 Apakah penggunaan media

audio visual dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia membantu

kamu untuk lebih memahami

materi?

Membantu, kerena dengan melihat

video, materi menjadi lebih jelas

daripada hanya membaca dari buku.

tapi saya akan lebih faham jika setelah

menonton, guru kemudian menjelaskan

tayangan barusan.

9 Ketika guru menayangkan media

audio visual, apakah suara,

gambar, dan pencahayaannya

jelas? Perasaan kamu bagaimana

ketika menyimaknya?

Cukup jelas. Saya jadi semangat

belajarnya sebab cara belajarnya

berbeda. Hanya kalau bisa nanti

suaranya lebih keras lagi untuk satu

kelas.

Page 137: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

10 Apa perbedaan menggunakan

media audio visual dengan tidak

menggunakan media audio

visual dalam belajar Bahasa

Indonesia?

Kalau hanya dengan membaca atau

mencatat saya jadi mudah lupa dan

agak bosan. Tapi kalau dengan

menyimak video saya jadi semangat

dan mudah diingat. Saya juga jadi bisa

melihat contoh bermain drama yang

nyata. Itu membuat saya jadi tahu

caranya bermain drama dan membuat

saya terinspirasi.

Page 138: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

(Informan II)

No. Pertanyaan Jawaban

1 Bagaiamana persiapan kamu

sebelum memulai pembelajaran?

Apakah sebelumnya kamu telah

belajar di rumah?

Belajar. Saya mengerjakan soal-soal PG

yang ada di buku paket.

2. Tadi materi yang ada di Video

sulit atau mudah?

Biasa saja. Saya suka Bahasa Indonesia.

Jadi, saya suka-suka saja. Cuma tadi

beda aja soalnya nonton langsung.

3 Ketika kamu belajar, apakah

kamu sebelumnya pernah

menggunakan media

pembelajaran audio visual

berupa video sebagai bahan

pelajaran selain buku wajib di

sekolah?

Kalau video drama belum pernah

4 Apakah kamu menyimak dan

memperhatikan ketika guru

mengajar dengan media audio

visual dan menangkap materi

yang hendak disampaikan?

Menyimak. Paham.

5 Apa tanggapan kamu dengan

digunakannya media audio

visual dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia?

Bagus-bagus saja. Hanya saja, saya

lebih suka belajar dengan cara

mendengar daripada melihat, jadi kalau

setelah menonton kemudian dijelaskan

saya mengerti.

6 Apakah kamu menyukainya?

Saya suka baca buku. Tapi kalau

pelajaran drama memang lebih

mengerti jika menonton video.

7 Menurut kamu, apakah materi

yang disampaikan dalam media

audio visual sama dengan materi

yang ada di buku paket?

Sama. Tapi lebih banyak dari video.

8 Apakah penggunaan media

audio visual dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia membantu

kamu untuk lebih memahami

materi?

Cukup membantu tapi harus dijelaskan

atau didiskusikan lagi hasil

menontonnya supaya murid-murid

sekelas bisa paham betul

9 Ketika guru menayangkan media

audio visual, apakah suara,

gambar, dan pencahayaannya

jelas? Perasaan kamu bagaimana

ketika menyimaknya?

Tertarik. Suka-suka saja.

10 Apa perbedaan menggunakan

media audio visual dengan tidak

Kalau belajar dengan video memang

lebih ribet tapi waktu jadi tidak terasa.

Page 139: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

menggunakan media audio

visual dalam belajar Bahasa

Indonesia?

Sementara kalau dengan ceramah lebih

simpel, hanya tinggal menyimak dan

mencatat tetapi waktu rasanya lama.

Page 140: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

(Informan III)

No. Pertanyaan Jawaban

1 Bagaiamana persiapan kamu

sebelum memulai pembelajaran?

Apakah sebelumnya kamu telah

belajar di rumah?

Tidak mempersiapkan apa-apa dan

tidak belajar.

2 Tadi materi yang ada di Video

sulit atau mudah?

Sulit.

3 Ketika kamu belajar, apakah

kamu sebelumnya pernah

menggunakan media

pembelajaran audio visual

berupa video sebagai bahan

pelajaran selain buku wajib di

sekolah?

Kalau pelajaran Bahasa Indonesia,

belum. Tapi pelajaran lain, pernah.

4 Apakah kamu menyimak dan

memperhatikan ketika guru

mengajar dengan media audio

visual dan menangkap materi

yang hendak disampaikan?

Menyimak, tapi tidak terlalu ingat

karena saya kemarin sedang tidak fokus

menyimak pelajaran.

5 Apa tanggapan kamu dengan

digunakannya media audio

visual dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia?

Mungkin akan bagus dan menarik kalau

saya sedang mood belajar.

6 Apakah kamu menyukainya?

Suka

7 Menurut kamu, apakah materi

yang disampaikan dalam media

audio visual sama dengan materi

yang ada di buku paket?

Sama.

8 Apakah penggunaan media

audio visual dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia membantu

kamu untuk lebih memahami

materi?

Tidak terlalu. Saya kayanya lebih

mudah paham jika diceramahi. Tapi

saya ingat apa yang kemarin

disampaikan dalam video itu.

9 Ketika guru menayangkan media

audio visual, apakah suara,

gambar, dan pencahayaannya

jelas? Perasaan kamu bagaimana

ketika menyimaknya?

Jelas. Sulit dimengerti karena saya

sedang tidak mood belajar. Rumit,

karena saya tidak terlalu

memperhatikan, sehingga saya tidak

memahami secara jelas. Saya juga

duduk di bangku paling belakang ketika

video itu diputar.

10 Apa perbedaan menggunakan

media audio visual dengan tidak

Kalau diceramahi guru saya takut, jadi

didengar dan jadi paham. Tapi kalau

Page 141: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

menggunakan media audio

visual dalam belajar Bahasa

Indonesia?

menyimak video, itu rumit karena harus

mencerna sendiri.

Page 142: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Sopyan Hadi, S.Si.

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa saja yang telah

dilakukan sekolah supaya

pembelajaran menjadi

efektif?

Salah satu upaya yang dilakukan sekolah

dalam mendukung pembelajaran yang efektif

adalah dengan menyediakan sarana dan

prasarana oleh sekolah. Fasilitas media

pembelajaran dilengkapi sesuai dengan

karakteristik peserta didik. Seperti halnya,

untuk membantu memfasilitasi peserta didik

yang memiliki cara belajar audio, sekolah

menyediakan fasilitas speaker aktif maupun

Lab bahasa. Sementara, untuk membantu

peserta didik dengan cara belajar yang

cenderung visual, sekolah menyediakan

proyektor dan poster-poster. Penggunaan

media pembelajaran yang sifatnya melibatkan

audio dan visual juga sering dilakukan untuk

membantu melatih peserta didik tidak

cenderung pada satu cara belajar. Artinya,

sekolah mendukung upaya guru mengajar

dengan cara yang variatif.

2. Bagaimana peran serta

Sapras dalam membantu

para guru menciptakan

pembelajaran yang

efektif?

Sarana dan prasarana jelas sangat membantu

terciptanya efektivitas dalam mengajar. salah

satu paya sekolah dalam memenuhi

kebutuhan guru dan mengajar di kelas terkait

dengan sarana dan prasarana adalah:

1. Guru diminta membuat list keperluan

mengajar yang nantinya akan disesuaikan

dengan anggaran dan kebijakan sekolah

2. Menghadirkan sarana maupun prasarana

yang telah di list yang dianggap prioritas

dalam mendukung kegiatan belajar mengajar.

Dan mengupayakan menghadirkan sisanya

secara berkala.

3. 90% fasilitas mengajar terkait dengan

penggunaan media pembelajaran dibiayai oleh

sekolah, seperti infokus, CD pembelajaran,

dan speaker aktif.

3. Bagaimana pengaruh dan

peran RPP bagi sekolah

ini?

RPP merupakan bagian paling penting dalam

proses mengajar.

Aktivitas guru terbagi ke dalam tiga, yaitu

perencanaan, pelaksanaan atau proses, dan

penilaian. Tanpa perencanaan bagaimana

Page 143: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

seorang guru akan melaksanakan

pembelajaran yang baik, bagitupun dengan

penilaian yang dilakukan. Jadi, mengingat

betapa pentingnya RPP maka guru diharapkan

dapat mengupayakan menyusun RPP sebelum

masuk ke kelas. Hasilnya sesuai atau tidak

dengan RPP, itu urusan belakangan yang

nanti berguna dalam tahap evaluasi. Guru

yang datang dengan persiapan seadanya

hanya akan memberikan yang seadanya juga

untuk peserta didiknya.

4 Bagaimana dengan guru

yang berdalih ketika tidak

membuat RPP?

Tanpa RPP lebih baik seorang guru tidak usah

mengajar, sekalipun dia seorang guru yang

telah berpengalaman.

5. Menurut kamu, bagaimana

para guru di sini dalam

mempersiapkan RPP?

50% guru-guru di sekolah ini sudah

mempersiapkan materi-materi mengajarnya

melalui RPP. Sementara 50% nya lagi

membuat RPP tapi masih apa adanya.

Dikarenakan pekerjaan guru bukan hanya

mengajar di kelas, mereka juga memiliki

tugas sosial dan sebagainya, dan mereka juga

memiliki porsi kewajiban yang banyak pada

pengelolaan administrasi dan sebagainya,

sehingga untuk pembuatan RPP itu sendiri

secara realitas memang agak terbengkalai.

Meski demikian, guru tetap diwajibkan

membuat RPP terlepas nanti hasilnya efektif

atau tidak.

6. Bagaimana urgensi RPP

bagi kualitas mengajar

para guru di sekolah ini

terkait dengan capaian

hasil belajar siswa?

Untuk pembuatan RPP tentu sangat penting.

Tapi, ketika guru diwajibkan untuk

menyediakan RPP atau mengumpulkan RPP

bagi guru yang sudah terlanjur mengajar tanpa

RPP, hasilnya tidak efektif. Guru cenderung

membuatnya tidak sesuai dengan silabus.

Segelintir guru bahkan mengajar tanpa

menjelaskan kepada peserta didiknya

mengenai tujuan dan indikator yang hendak

dicapai dalam suatu pembelajaran.

Dalam beberapa kasus bahkan terjadi

ketidaksesuaian antara SK KD yang tertera di

silabus dengan kisi-kisi butir soal yang akan

diujikan.

7. Bagaimana peran dan

pengaruh RPP bagi

sekolah ini?

RPP yang merupakan tindak lanjut dari

silabus tentu sangat mempengaruhi kualitas

pengajaran di sekolah ini. Sebab itu, sekolah

mengupayakan kinerja guru dengan sering

mengadakan workshop-workshop maupun

pembinaan mengenai pengkajian silabus dan

Page 144: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

RPP supaya pengetahuan guru mengenai

indikator dan tujuan pembelajaran jelas dan

berkembang.

8. Sejauh mana fasilitas di

sekolah ini membantu

membuat metode belajar

guru menjadi lebih

kreatif?

Sangat membantu. Selain itu, sekolah juga

memfasilitasi dalam mengembangkan metode

mengajarnya dengan cara mengikutsertakan

SDM di sekolah ini dalam pelatihan-

pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh

sekolah sendiri, yang diselenggarakan oleh

perkumpulan guru bidang studi, ataupun yang

diselenggarakan oleh pemerintah.

9 Seberapa sering guru di

sekolah ini memanfaatkan

media audio visual

sebagai media

pembelajaran?

Media audio visual belum diterapkan oleh

seluruh guru. 80%-90% guru sudah

menggunakan media audio visual.

Sementatara, 10%-20% nya lagi masih betah

mengajar dengan cara tradisional atau dengan

cara ceramah dan mencatat.

Hal ini tentu menjadi PR untuk kami semua

ke depannya. Supaya seluruh guru bisa sejajar

kemampuan mengajarnya.

Ada yang dalam satu semester tidak pernah

menggunakan media pembelajaran sama

sekali, namun ada juga yang dalam satu

semester menggunakan media audio visual 4-

5 kali atau bahkan lebih. bahkan

10 Apakah pernah diadakan

pelatihan khusus tentang

penggunaan dan

pemanfaatan media audio

visual dengan tepat

Minimal setiap satu tahun sekali diadakan

pelatihan intern. Pelatihan pemanfaatan media

audio visual biasanya diadakan oleh pihak

laboratorium komputer sebagai salah satu

program kerja laboratorium komputer dalam

rangka membantu mengembangkan

pengetahuan guru mengenai IT.

Selain itu, sekolah juga sering mengirim guru

maupun tenaga kependidikan yang memiliki

latar belakang pendidikan IT untuk mengikuti

pelatihan yang diselenggarakan oleh dinas

terkait. Setelah mengikuti pelatihan tersebut,

ilmu yang didapat kemudian ditularkan di

sekolah kepada guru-guru lain dalam sebuah

workshop intern.

11 Apakah siswa antusias

dengan penggunaan media

audio visual dalam

pembelajaran

Lebih dari 80% peserta didik antusias. Sebab,

mereka hidup tepat di mana media teknologi

dan internet sedang berkembang pesatnya. Di

sini tentu guru dituntut untuk tidak kalah

dengan perkembangan yang diikuti peserta

didik, salah satunya dengan menjadikan

Page 145: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

kesenangan mereka menggunakan media

teknologi dan internet sebagai media belajar

mereka. orangtua murid mana yang mau

nyekolahkan anak-anaknya dengan biaya

yang besar sementara guru yang mengajari

anaknya hanya mengandalkan mengajar

dengan cara yang tradisional? Selain guru

akan ditinggalkan oleh peserta didiknya,

sekolah juga akan dianggap tidak mengikuti

perkembangan zaman.

12 Sudah efektifkah

penggunaan media audio

visual dalam KBM

tersebut?

Lebih efektif daripada tidak menggunakan.

Dilihat dari kreativitas guru tersebut,

bagaimana dia mengkombinasikan

pembelajaran bukan hanya dengan membaca

atau menulis karena itu akan menjadi

monoton. Tapi bagaimana dengan

kreativitasnya, guru tersbeut mampu membuat

peserta didik menonton tapi setelah menonton

mereka dapat menulis maupun berbicara

mengenai apa yang mereka simak sesuai

dengan materi yang sedang dipelajari.

Jadi, makna yang tersirat di dalam video itu

harus memuat materi yang sedang dipelajari.

Dengan menggunakan media audio visual,

diaharpakan peserta didik mendapatkan

pembelajaran dengan contoh yang lebih

kongkrit. Supaya pembelajaran yang mereka

dapat di sekolah bisa diterapkan di kehidupan

sehari-hari.

Selain itu, media audio visual juga bisa

menjadi sarana hiburan atau rielksasi bagi

peserta didik. Otak mana yang sanggup hanya

memuat tulisandan tulisan dari buku. Tentu

mereka juga akan mengalami kejenuhan

dalam belajar. Sebab itu, media audio visual

perlu digunakan sebagai variasi metode dalam

mengajar suapaya pembelajaran bisa lebih

efektif.

13 Apa barometer efektif atau

tidak efektifnya

penggunaan media audio

visual tersebut?

Kalau kompetensi dasarn dan indikator sudah

tercapai berarti penggunaan media audio

visual dalam suatu pembelajaran sudah

efektif.

Namun, ketercapaian tersebut bukan dilihat

dari nilai secara tertulis. Tetapi dari

pemantauan guru terhadap kemampuan anak

dalam pembelajara tersebut secara kualitas

sudah tercapai atau belum. Bisa dilakukan

dengan cara bertanya face to face dalam

Page 146: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

sebuah kuis. Jadi bukan dari nilai dalam

sebuah ujian tertulis saja, sebab jika hanya

mengandalkan nilai ujian tertulis hasilnya

terkadang bisa menipu. Misalnya, si anak

menyontek.

14 Apa harapan Bapak/Ibu

terhadap dewan guru

dalam penggunaan media

audio visual di dalam

kelas?

100% para guru memanfaatkan media audio

visual dalam pembelajarannya di kelas.

Suapay kesan dan pengalaman belajar pesrta

didik bisa berkembang. Dengan begitu citra

yang muncul tentang sekolah itu sendiri dapat

terangkat lewat kualitas mengajar guru-

gurunya.

15 Apa harapan Bapak terkait

dengan pengembangan

pembelajaran Bahasa

Indonesia di sekolah ini?

Saya berharap, suatu saat sekolah ini bisa

membangun sebuah podium atau mimbar

terbuka di halaman sekolah, di mana peserta

didik dapat langsung mempraktikkan

kemampuan berpidatonya di depan khalayak

ramai. Dengan begitu diharapkan siswa-siswi

SMP Al-Hasra menjadi siswa-siswi yang

tidak malu lagi untuk tampil ke depan

masyarakat, karena mereka merasa sudah

terlatih dalam menggunakan bahasa yang baik

dan benar.

Page 147: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Hasil Wawancara dengan Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia

Herman Risin

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah sebelum mengajar

bapak/ibu membuat RPP?

Selalu, walaupun presentasinya masih 90%

karena sering ada yang terlupa.

2. Komponen pemebelajaran

mana yang menjadi acuan

dalam penggunaan media

yang akan dipilih?

Lebih cenderung ke materi karena materi itu

bagian yang paling penting dalam

pembelajaran. Jadi, dilihat seberapa banyak

materi yang tergambarkan dalam media itu,

baru media akan digunakan. Tapi kalau dalam

media itu hanya terkandung 20% materi

biasanya saya tidak akan menggunakannya.

3. Bagaimana cara

Bapak/Ibu melibatkan

media audio visual dalam

pembelajaran Bahasa

Indonesia?

Sejujurnya saya jarang sekali menggunakan

media audio, visual, atau bahkan audio visual

dalam pembelajaran, tapi kalau pun saya

menggunakannya tentu saya akan membuat

anak-anak terlibat aktif dalam pembelajaran.

Mulai dari tujuan, materi, sampai kepada

penggunaan media dalam materi itu sendiri,

peserta didik harus terlibat aktif.

4. Bagaimana persiapan

kelas dan situasi siswa

saat Bapak/Ibu mulai

mengajar dengan

menggunakan media

audio visual?

1. membuat power poin untuk menjelaskan

tujuan pembelajaran dan selayang pandang

materi

2. menyiapkan video yang akan disajikan ke

kelas

5. Apakah ada tuntutan dari

sekolah untuk

memanfaatkan media

audio visual ketika

mengajar?

Secara instruksi ada, tetapi dikembalikan lagi

ke materi setiap bidang studi untuk

disesuaikan. Tapi saya setuju jika ada

instruksi yang mewajibkan guru mengajar

dengan melibatkan media audio visual.

6. Menurut Bapak

melibatkan media audio

visual dalam kelas itu

menyulitkan atau tidak?

Sulit, tidak! Tapi menyulitkan, iya! Sebab

saya bukan orang yang ahli dalam hal

teknologi. Saya termasuk tipe guru yang

mengajar dengan cara tradisional, tetapi saya

tidak menutup diri untuk mengikuti

perkembangan.

7. Menurut Bapak/Ibu,

adakah manfaat bagi

siswa dalam

menggunakan media

audio visual dalam

Banyak sekali. Salah satunya yaitu membantu

peserta didik untuk lebih mengetahui dan

memahami materi yang diajarkan.

Page 148: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

pembelajaran Bahasa

Indonesia?

8. Adakah dampak negatif

dari penggunaan media

audio visual dalam

pembelajaran Bahasa

Indonesia terutama dalam

materi drama?

Menurut saya tidak, selama kita benar-benar

memilah media audio visual terutama memilih

video drama yang sesuai dengan segmentasi

anak. Disesuaikan dengan usia dan daya

tangkap peserta didik.

9. Kendala apa saja yang

dihadapi dalam proses

belajar mengajar dengan

menggunakan media

audio visual dalam

pembelajaran Bahasa

Indonesia?

Beberapa kali sering terjadi kesalahan teknis.

Misalnya, video yang akan diputar tiba-tiba

tidak ada suaranya, atau proyektornya tidak

mau menyala.

10. Bagaimana menyikapi

masalah tersebut?

Memanggil teknisi sekolah. Lalu bisa. Tapi

kalau mati lagi saya memilih untuk

mengajarkan secara manual. Tetapi saya tidak

kapok untuk mencoba dan mencobanya lagi.

11. Apakah Bapak/Ibu merasa

terbebani dalam

menggunakan media

tersebut?

Memang ribet, sebab kita harus terlebih

dahulu memiliki atau mengoleksi video-video

yang akan menjadi play list. Kalau sudah

punya seperti itu tentu tidak akan ribet. Tapi

kalau tidak, tentu sedikit terbebani karena

penyajiannya tidak maksimal.

12. Apa metode pembelajaran

yang paling tepat dalam

menggunaan media audio

visual untuk pembelajaran

drama?

Diskusi. supaya bisa saling bertukar pikiran

tentang materi yang mungkin hanya disimak

sekali jalan. Tapi justru itu akan menjadi baik

karena peserta didik belajar sigap dan disiplin

dalam menangkap materi, sehingga tidak ada

waktu yang terbuang-buang dalam belajar.

13. Apakah barometer

efektivitas penggunaan

media audio visual dalam

pembelajaran Bahasa

Indonesia?

1. dari segi out put, nilai peserta didik

melibihi KKM.

2. dari segi psikomotor, anak mampu

berimprofisasi dalam dinamika pembelajaran.

Dua hal itu yang menjadi barometer saya

dalam mengetahui efektif atau tidaknya

penggunaan media audio visual dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia.

14. Apakah Bapak rutin

mengikuti pelatihan

penggunaan media

pembelajaran yang sering

diadakan oleh sekolah?

Sejujurnya, tidak. Sebab saya memiliki jadwal

mengajar yang cukup padat. Pagi sampai

siang di Al-Hasra, lalu siang sampai sorenya

di sekolah lain. Jadi, belum ada waktu yang

luang untuk fokus mengikuti pelatihan seperti

itu. Tapi saya tetap berusaha mengejar

ketertinggalan saya dengan belajar sedikit-

sedikit.

15. Apa harapan Bapak/Ibu Peserta didik bisa mendapatkan pengetahuan

Page 149: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

dengan digunakannya

media audio visual dalam

pembelajaran bahasa

indonesia di kelas?

lebih banyak. Terutama dalam hal

pengimplikasiannya di kehiduapn sehari-hari.

Seperti halnya mempelajari drama melalui

video. Diharapkan dari situ peserta didik

mampu mengetahui secara rill tentang unsur-

unsur pertunjukan drama dan bisa

mengimplikasikannya di kehidupan sehari-

hari, contohnya menjadi tutor sebaya bagi

kawannya untuk memberikan informasi

mengenai unsur pertunjukan drama ketika

berkunjung ke tempat pementasan drama.

Page 150: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Nama :

Kelas : VIII (Delapan)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Hari/Tanggal :

A. Soal Pilihan Ganda

1. Tema drama yang berjudul “Pengemis Masa Kini (PMK)” adalah ...

a. Pendidikan c. Keluarga

b. Percintaan d. Pekerjaan

2. Tokoh utama dalam cerita adalah ...

a. Euis c. Togar

b. Jono d. Ambu

3. Penyebab utama Euis menjadi pengemis adalah ...

a. Euis tidak memiliki pendidikan yang tinggi

b. Euis durhaka kepada orangtu

c. Euis kurang giat berusaha

d. Euis berteman dengan orang yang salah

4. Apa alur yang digunakan?

a. Campuran c. Maju

b. Mundur d. Mundur-maju

5. Karakter tokoh Togar dalam cerita digambarkan sebagai seorang yang ...

a. Tegas c. Pemurung

b. Humoris d. Pemarah

6. Perasaan Ambu ketika mengetahui Euis menjadi peminta-minta adalah ...

a. Bersedih c. Marah

b. Benci d. Malu

7. Peralatan yang digunakan untuk menunjang peran tokoh dalam cerita

disebut ...

a. Properti c. lighting

b. Setting d. casting

8. Orang yang mengatur atau mengarahkan pemain dalam suatu pertunjukan

drama disebut?

a. Aktor c. Sutradara

b. Produser d. fotographer

9. Untuk menentukan siapa yang cocok memerankan sebuah tokoh/karakter,

biasanya para pemain diadakan ...

a. Pementasan c. Karantina

b. Casting d. Dialog

10. Berikut ini adalah bagian dari unsur pementasan drama, kecuali ...

Page 151: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

a. Tokoh c. Panggung

b. Dialog d. Pujian

11. Berikut adalah tokoh-tokoh yang terdapat dalam drama PMK, kecuali ...

a. Pak RT c. Ambu

b. Abah d. Bu Derek

12. Tokoh antagonis dalam drama PMK tergambar pada tokoh ...

a. Euis c. Togar

b. Ambu d. Abah

13. Amanat yang dapat diambil dari drama PMK ...

a. Menjadi pengemis jika ingin kaya

b. Jangan putus asa dan giatlah dalam mencari pekerjaan

c. Mengemis membawa rezeki

d. Jangan manjadi seniman jika ingin sukses

14. Apakah peran tokoh Bu Derek dalam cerita?

a. Pengemis c. Guru

b. Pedagang d. Direktur Pengemis

15. Puisi yang terdapat dalam dialog drama PMK berjudul ...

a. Sebatang Lisong c. Jinak-jinak Merpati

b. Karangan Bunga d. Menyesal

B. Soal Esay

1. Sebutkan tokoh-tokoh drama Pengemis Masa Kini yang Kamu ketahui!

2. Bagaimana karakter tokoh Euis dalam drama tersebut? Jelaskan!

3. Sebutkan latar yang digunakan dalam pertunjukan drama tersebut!

4. Apa tanggapanmu tentang Penampilan pertunjukan drama tadi?

5. Menurutmu, apakah judul drama tersebut sesuai dengan isi drama yang

ditampilkan? Jelaskan!

Page 152: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Kunci Jawaban PG

1. D

2. A

3. C

4. C

5. B

6. A

7. A

8. C

9. B

10. D

11. A

12. B

13. B

14. D

15. A

Page 153: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 154: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 155: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 156: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Indikator Soal Tes Tertulis (untuk satu pertemuan)

Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII (Delapan) /2 (Dua)

Standar Kompetensi : Mendengarkan/menyimak

Mengapresiasi pementasan drama

Kompetensi Dasar : Menanggapi unsur pementasan drama

Materi Pelajaran : Menanggapi unsur-unsur pementasan drama dan

implementasinya

Standar

Kompetensi Indikator Soal

Materi

Ajar No Soal

Bentuk

Soal Skor

Mengapresiasi

pementasan

drama

Siswa dapat menentukan

tema drama yang disajikan

Drama

1

PG

1

Siswa dapat menentukan

tokoh utama dalam cerita

2 1

Siswa dapat

mengedintifikasi alur cerita

dan menemukan penyebab

konflik

3 1

Siswa dapat

mengidentifikasi alur yang

terdalam drama

4 1

Siswa dapat menentukan

karakter tokoh

5 dan 12 1

Siswa dapat menganalisis

keadaan batin tokoh

6 1

Siswa dapat

mendeskripsikan defisnisi

properti

7 1

Siswa dapat

mendeskripsikan definisi

sutradara

8 1

Siswa dapat

mendeskripsikan makna

dari casting

9 1

Siswa dapat menyebutkan

unsur-unsur pementasan

drama

10 1

Siswa dapat

mengidentifikasi tokoh-

tokoh yang terdapat dalam

drama yang disajikan

11 1

Siswa dapat menemukan

amanat dari drama yang

13 1

Page 157: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

disimak

Siswa dapat menganalisis

peran tokoh dalam cerita

14 1

Siswa dapat menyebutkan

puisi yang terdapat dalam

dialog drama tersebut

15 1

Siswa dapat

mengidentifikasi tokoh-

tokoh yang terdapat dalam

drama Pengemis Masa Kini

1 Essay 2

Siswa dapat menganalisis

karakter salah satu tokoh

dalam cerita

2 2

Siswa dapat

mengidentifikasi dan

mendeskripsikan latar yang

terdapat dalam drama yang

disajikan

3 1

Siswa dapat menanggapi

penampilan pertunjukan

drama yang telah disajikan

4 3

Siswa dapat menanggapi

kesesuaian judul dengan

cerita drama yang

dipentaskan

5 2

Keterangan: Bojongsari, 29 April

2014

Soal Pilihan Ganda 10 nomor dengan skor maksimum = 15 Guru Mapel.

Bhs.Indonesia

Soal Esay 5 nomor dengan skor maksimum = 10

dengan rincian bobot nilai esay:

1= 2 2=2 3=1 4=3 5=2

Skor maksimal = PG + Esay= 25 (Papat Fathiyah)

Total skor x 100

Skor maksimal

Jika skor akhir > 75 maka Tuntas

Jika skor < 75 maka Tidak Tuntas

Page 158: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

ANALISIS BUTIR SOAL

No. Nama Nomor Soal Pilihan Ganda

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1. Agung Beni Wijaya 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

2 Allyssa Fitri Caesarani 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

3 Andre Nurul Fallah 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

4 Ayudya Fauziah 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

5 Azzirah Salshadelia

Yusvita

1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

6 Azura Zuhri Lazuardi 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

7 Bayu Pamungkas -

8 Della Amirra 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1

9 Dimas Farhan 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1

10 Dinah Ayu Afifi

Suherman

1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

11 Evrida Andrayani 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1

12 Fadhel Akbari -

13 Faisal Rahman 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1

14 Faris Rizky Pratama -

15 Firda 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1

16 Ira Ghaitsa Zahira 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1

17 Muhamad Arthur

Gunawan

1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1

18 M. Bima Nugraha Herby 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1

19 Muhammad Fazlur

Rahman

1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1

20 Muhammad Jalaluddin

Akbar

1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1

21 Nabila Fitri Kharisma 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

22 Nada Mufidah 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1

23 Nadhila Kusdianti 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1

24 Nindhy Saphira 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

25 Novi Berliana Putri 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1

26 Octari Ratnasari 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1

27 Orlando Arya Saputra 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1

28 Rifky Fathul Mubarok 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0

29 Riyan Riarno 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

30 Rizki Rafly Rahmawan 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1

31 Siti Zahra 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0

32 Wahyu Ismail -

33 Wisnu Aji Pradana Syafie 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1

34 Ibrahim Pasya Danya

Endo

1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

35 Muhamad Nur Hidayah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

Jumlah Betul 31 31 9 18 15 4 28 30 29 31 31 31 32

Nomor

Soal PG

Jumlah

Benar

Page 159: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Skor tertinggi = 56

Skor terendah= 96

Keterangan:

Soal Pilihan Ganda skor maksimum = 15

Soal Esay skor maksimum = 10 dengan rincian bobot nilai:

1= 2 2=2 3=1 4=3 5=2

No. 14 15

1 1 1 14

2 1 1 13

3 1 0 10

4 1 1 13

5 1 1 13

6 1 1 13

7 -

8 1 1 11

9 1 1 10

10 1 1 13

11 1 1 13

12 -

13 1 1 12

14 -

15 1 1 12

16 1 1 13

17 1 1 13

18 0 0 12

19 1 0 10

20 0 1 10

21 1 1 13

22 1 1 12

23 1 1 11

24 1 0 10

25 1 1 12

26 1 1 12

27 1 1 10

28 1 1 11

29 1 1 12

30 0 0 7

31 1 1 12

32 -

33 0 1 8

34 1 1 11

35 1 1 14

30 29

Nomor Soal Esay Jumlah

Benar

Total

Benar

Skor Ket

1 2 3 4 5

2 2 1 3 2 10 24 96 L

2 2 1 2 2 9 22 88 L

2 2 1 2 2 9 19 76 L

2 1 0 2 1 6 19 76 L

2 2 1 3 2 10 23 92 L

2 1 1 3 2 9 22 88 L

2 2 1 2 1 8 19 76 L

2 2 0 0 0 4 14 56 TL

2 2 1 3 2 10 23 92 L

2 2 1 3 0 8 21 84 L

2 2 1 3 2 10 22 88 L

2 2 1 3 1 9 21 84 L

2 2 1 2 1 9 21 84 L

2 2 1 3 2 10 23 92 L

2 1 1 2 1 7 19 76 L

2 2 1 1 1 7 17 68 TL

2 2 1 3 2 10 19 76 L

2 2 1 3 2 10 23 92 L

2 2 1 3 2 10 22 88 L

2 2 1 3 1 9 20 80 L

2 2 1 3 2 10 20 80 L

2 2 1 3 2 10 22 88 L

2 2 1 2 2 9 21 84 L

1 2 1 3 2 9 20 80 L

2 2 1 3 1 9 20 80 L

2 2 1 3 1 9 21 84 L

2 1 1 3 2 9 16 64 TL

2 2 1 3 2 10 22 88 L

-

2 2 1 3 2 10 18 72 TL

2 2 1 3 2 10 21 84 L

2 2 1 3 2 10 24 96 L

34 31 32 22 20 82,3

Page 160: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Skor maksimal = PG + Esay= 25

Total skor x 100

Skor maksimal

Jika skor akhir > 75 maka Lulus

Jika skor < 75 maka Tidak Lulus

Page 161: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

No. Nama Jumlah

Benar PG

Jumlah

Benar

Esay

Total

Benar

Skor

1. Agung Beni Wijaya 14 10 24 96

2 Allyssa Fitri Caesarani 13 9 22 88

3 Andre Nurul Fallah 10 9 19 76

4 Ayudya Fauziah 13 6 19 76

5 Azzirah Salshadelia Yusvita 13 10 23 92

6 Azura Zuhri Lazuardi 13 9 22 88

7 Bayu Pamungkas

8 Della Amirra 11 8 19 76

9 Dimas Farhan 10 4 14 56

10 Dinah Ayu Afifi Suherman 13 10 23 92

11 Evrida Andrayani 13 8 21 84

12 Fadhel Akbari

13 Faisal Rahman 12 10 22 88

14 Faris Rizky Pratama

15 Firda 12 9 21 84

16 Ira Ghaitsa Zahira 13 9 21 84

17 Muhamad Arthur Gunawan 13 10 23 92

18 M. Bima Nugraha Herby 12 7 19 76

19 Muhammad Fazlur Rahman 10 7 17 68

20 Muhammad Jalaluddin Akbar 10 10 19 76

21 Nabila Fitri Kharisma 13 10 23 92

22 Nada Mufidah 12 10 22 88

23 Nadhila Kusdianti 11 9 20 80

24 Nindhy Saphira 10 10 20 80

25 Novi Berliana Putri 12 10 22 88

26 Octari Ratnasari 12 9 21 84

27 Orlando Arya Saputra 10 9 20 80

28 Rifky Fathul Mubarok 11 9 20 80

29 Riyan Riarno 12 9 21 84

30 Rizki Rafly Rahmawan 7 9 16 64

31 Siti Zahra 12 10 22 88

32 Wahyu Ismail

33 Wisnu Aji Pradana Syafie 8 10 18 72

34 Ibrahim Pasya Danya Endo 11 10 21 84

35 Muhamad Nur Hidayah 14 10 24 96

Rata-rata 11,6 9 20,6 82,3

Page 162: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Indikator Soal Tes Tertulis (untuk satu pertemuan)

Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII (Delapan) /2 (Dua)

Standar Kompetensi : Mendengarkan/menyimak

Mengapresiasi pementasan drama

Kompetensi Dasar : Menanggapi unsur pementasan drama

Materi Pelajaran : Menanggapi unsur-unsur pementasan drama dan

implementasinya

Standar

Kompetensi Indikator Soal

Materi

Ajar No Soal

Bentuk

Soal Skor

Mengapresiasi

pementasan

drama

Siswa dapat menentukan

tema drama yang disajikan

Drama

1

PG

1

Siswa dapat menentukan

tokoh utama dalam cerita

2 1

Siswa dapat

mengedintifikasi alur cerita

dan menemukan penyebab

konflik

3 1

Siswa dapat

mengidentifikasi alur yang

terdalam drama

4 1

Siswa dapat menentukan

karakter tokoh

5 dan 12 1

Siswa dapat menganalisis

keadaan batin tokoh

6 1

Siswa dapat

mendeskripsikan defisnisi

properti

7 1

Siswa dapat

mendeskripsikan definisi

sutradara

8 1

Siswa dapat

mendeskripsikan makna

dari casting

9 1

Siswa dapat menyebutkan

unsur-unsur pementasan

drama

10 1

Siswa dapat

mengidentifikasi tokoh-

tokoh yang terdapat dalam

drama yang disajikan

11 1

Siswa dapat menemukan

amanat dari drama yang

13 1

Page 163: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

disimak

Siswa dapat menganalisis

peran tokoh dalam cerita

14 1

Siswa dapat menyebutkan

puisi yang terdapat dalam

dialog drama tersebut

15 1

Siswa dapat

mengidentifikasi tokoh-

tokoh yang terdapat dalam

drama Pengemis Masa Kini

1 Essay 2

Siswa dapat menganalisis

karakter salah satu tokoh

dalam cerita

2 2

Siswa dapat

mengidentifikasi dan

mendeskripsikan latar yang

terdapat dalam drama yang

disajikan

3 1

Siswa dapat menanggapi

penampilan pertunjukan

drama yang telah disajikan

4 3

Siswa dapat menanggapi

kesesuaian judul dengan

cerita drama yang

dipentaskan

5 2

Bojongsari, 29 April 2014

(Papat Fathiyah)

Guru Mapel. Bhs.Indonesia

Keterangan:

Soal Pilihan Ganda 10 nomor dengan skor maksimum = 15

Soal Esay 5 nomor dengan skor maksimum = 10

dengan rincian bobot nilai esay:

1= 2 2=2 3=1 4=3 5=2

Skor maksimal = PG + Esay= 25

Total skor x 100

Skor maksimal

Page 164: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Jika skor akhir > 75 maka Tuntas

Jika skor < 75 maka Tidak Tuntas

Page 165: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 166: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 167: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Al-Hasra

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII/2

Alokasi Waktu : 4 × 40 menit (dua kali pertemuan)

Standar Kompetensi : Mendengarkan

5. Mengapresiasi pementasan drama

Kompetensi Dasar : Menanggapi unsur pementasan drama

Indikator :

Mampu menentukan unsur-unsur pementasan drama

Mampu menanggapi tiap-tiap unsur dengan alasan yang logis

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini:

Peserta didik mampu menentukan unsur-unsur pementasan drama

Peserta didik mampu menanggapi tiap-tiap unsur dengan alasan yang logis

Karakter siswa yang diharapkan :

Dapat dipercaya ( Trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

2. Materi Pembelajaran

Apresiasi Pementasan Drama

3. Metode Pembelajaran

Problem solving

Pemodelan

4. Kegiatan Pembelajaran

Page 168: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

A. Kegiatan Awal Guru mengkondisikan kelas

Guru mengecek kehadiran peserta didik

Apersepsi

Guru menanyakan kembali tentang materi di pertemuan sebelumnya

Guru menjelskan indikator dan tujuan pembelajaran hari ini

Peserta didik diajak untuk mengingat kembali materi di pertemuan

sebelumnya

B. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

membuatkan kelompok yang terdiri dari 3-4 orang per kelompoknya

menjelaskan aturan main dalam pembelajaran kali ini

membagikan stik kepada peserta didik. Permainan dimulai.

Meminta peserta didik mendiskusikan materi yang telah tiap kelompok

dapatkan

Meminta peserta didik kemudian menjelaskan secara sederhana mengenai

materi yang mereka dapatkan

Memberikan apresiasi dan penjelasan tambahan mengenai materi

pementasan drama

Mengajak peserta didik mengidentifikasi komponen pementasan drama

melalui video yang akan ditayangkan

Menanyakan pendapat peserta didik mengenai video pertunjukan drama

yang ditayangkan

Melibatkan peserta didik menemukan unsur intrinsik drama yang baru saja

mereka simak

Meminta peserta didik menyebutkan komponen pertunjukan drama yang

terdapat pada tayangan tadi dan mengaitkannya dengan materi yang telah

mereka dapatkan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Memberikan penjelasan tambahan mengenai materi drama yang terlewat

dijelaskan oleh peserta didik

Melibatkan peserta didik mengevaluasi penggunaan media dalam

pembelajaran kali ini

Memberikan apresiasi berupa hadiah kepada kelompok yang sudah berani

tampil mengemukakan pendapat mereka

C. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan penutup, guru:

bersama-sama dengan peserta didik memberikan kesimpulan pembelajaran

hari ini

Page 169: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa yang sudah dilaksanakan

secara tertib dan sesuai intruksi

bersama-sama siswa mengakhiri pembelajaran dengan membaca

hamdalah.

5. Sumber Belajar

1. Media audio visual berupa Video pertunjukan drama (terlampir)

2. Buku teks

6. Penilaian Penilaian akan dilakukan dengan mengadakan tes tertulis berbentuk pilihan ganda

(PG) dan esay. (Soal terlampir)

Guru Mapel Bhs. Indonesia

(Sri Sulastri, S.Pd.)

Bojongsari, 29 April 2014

Observer

(Papat Fathiyah)

Mengetahui,

Kepala SMP Al-Hasra

(Sri Nurhayati Apriliani, S.Pd.)

Page 170: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Lampiran Sumber Belajar (Media Pembelajaran)

a. Pemilihan Media Pembelajaran

Analisis Tujuan Pembelajaran

Aktivitas siswa

Jenis Media yang

Dipilih

Sifat Pengadaan

Media ini bertujuan untuk mecapai fungsi atensi dan fungsi sosio-kultural melalui kegiatan menganalisis teori yang ada dan membandingkannya dengan fakta yang berkembang di masyarakat yang coba di hadirkan lewat Video

Media ini menuntut adanya aktivitas siswa dalam hal

Visual activities melalui memperhatikan gambar.

Listening activities dengan mendengarkan dialog

Mental activities dengan menggabungkan schemata yang telah ia miliki dan menggabungkannya dengan apa yang baru ia simak.

Media audio visual dengan format Video (MP4)

Media rancangan yang dibuat sendiri oleh guru.

b. Isi Program Media

Judul Indikator

Keberhasilan Melalui Media

Rincian Materi Referensi Durasi

Pertunjukan drama “Pengemis Masa Kini”

-Siswa mampu menentukan unsur-unsur pementasan drama.

-Siswa mampu menanggapi tiap-tiap unsur dengan alasan yang logis

Video ini berisi sebuah tayangan pertunjukan drama berjudul “Pengemis Masa Kini”. Sebuah drama yang menceritakan tokoh Euis yang notabene sudah bergelar S1 namun ia masih kesulitan mendapatkan pekerjaan. Hal tersebut membuat Euis justru tergabung

Munadi, Yudhi. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada

14, 55 menit

Page 171: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

dalam sebuah organisasi pengemis di era masa kini.

c. SifatPemanfaatan

Media audio visual ini termasuk dalam media sekunder karena media ini

memberikan pengayaan materi untuk memperkuat materi yang telah diketahui

oleh siswa sebelumnya. Media ini berguna untuk memudahkan siswa

memahami materi yang bersifat teoritis melalui contoh-contoh yang biasa

terjadi di masyarakat. Melalui media ini siswa akan mampu memahami dan

mengingat poin-poin penting mengenai unsur-unsur yang terlibat dalam sebuah

pementasan drama, serta dapat menanggapi pementasan drama yang telah

mereka simak.

7. Penilaian

Rubrik Penilaian

No. Aspek yang dinilai Skor Nilai Keterangan

1. Menemukan tema dan jalan cerita

a. Tepat (5)

b. Kurang tepat (4)

c. Tidak tepat (3)

5

2. Peserta didik mampu menemukan unsur-unsur pementasan drama beserta contoh real-nya yang ada di video

a. 3 atau lebih unsur pementsan drama (5)

b. 2 unsur pementasan drama (4)

c. 1 unsur pementasan

5

Page 172: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

drama (3)

3. Peserta didik mampu menanggapi unsur-unsur pementasan drama beserta contoh real-nya yang ada di video

a. 3 atau lebih unsur pementsan drama (5)

b. 2 unsur pementasan drama (4)

c. 1 unsur pementasan drama (3)

5

Keterangan penskoran:

Skor maksimum 5 kemudian (5x3) = 15

Nilai akhir : Skor yang diperoleh

X 100

Skor maksimal

Page 173: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

VERIFIKASI DATA SEKOLAH A. DATA IDENTITAS SEKOLAH

1. N S S : 2 0 2 0 2 6 6 0 7 0 0 1

2. N P S N : 2 0 2 2 9 0 0 1

3. Nama Sekolah : SMP Al-Hasra

4. Status Sekolah : Negeri Swasta v

5. Jenjang Sekolah : TK SD v SMP SLB SMA SMK

6. Alamat Sekolah : Jl.Ciputat-Parung Km.24

Desa/Kelurahan : Bojongsari Baru

Kecamatan : Bojongsari

Kabupaten/Kota*) : Depok

Kode POS : 16516

Kode Area : -

Telphon : 021-7491141

Faximile : 021-7491141

Email : [email protected]

Website : www.smp.alhasra.com

7. Waktu Penyelenggaraan : a. Pagi v

b. Siang

c. Pagi/Siang

8. Nama Kepala Sekolah : SRI NURHAYATI APRILIANI, S.Pd

9. NIP Kepala Sekolah : -

10. NUPTK Kepala Sekolah : 5751 7526 5330 0012

11. Kepemilikan Sekolah : Pemerintah Pusat

Pemerintah Daerah

Yayasan v

Lain-lain

12. Tahun Pendirian : 2 9 - 0 1 - 1 9 8 8

13. Luas Lahan/Tanah : 8760 Meter2

14. Luas Bangunan : 4000 Meter2

15. SK Pendirian : 905/I02/Kep/E/88

16. Tahun Pendirian : 2 9 - 0 1 - 1 9 8 8

Page 174: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

B. DATA TITIK KOORDINAT SEKOLAH

Kode/Nomor GPS : G.014/13

Koordinat Utara S : - - Diisi oleh Petugas

Koordinat Selatan

E : - - Diisi oleh Petugas

C. PROFIL DATA SEKOLAH

1. Akreditasi Sekolah : Tingkat A v

Tingkat B

Tingkat C

Belum Terakreditasi

Terdaftar

Diakui

Disamakan

2. SK. Akreditasi Sekolah : Tingkat : Jawa Barat/Provinsi

Tanggal Akreditasi 2 5 - 1 1 - 2 0 0 8

3. Standar Mutu Sekolah : PRA SPM SPM PRA SSN

SSN v RSBI SBI

4. Sertifikasi ISO : ISO 9001 : 2000

ISO 9001 : 2008

Proses Sertifikasi

Belum Sertifikasi v

5. Jumlah Rombel : 12 Rombel

6. Status Internet : Ada Iinternet v

Tidak Ada Internet

7. Tahun Pelajaran : 2013: v / 2014 : v

8. Kurikulum yang Digunakan : Kurikulum KTSP v

Kurikulum 2013

Kurikulum

9. Peserta Ujian Nasional Tahun 2012/2013

: Jumlah Peserta 71

Jumlah Peserta yang Lulus 71

Page 175: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

DATA SARANA SMP AL-HASRA

No Jenis Sarana Jumlah Letak Keterangan

1 Tempat Sampah 1 Ruang Kelas 7.3 Laik

2 Kursi Siswa 39 Ruang Kelas 7.3 Laik

3 Meja Guru 1 Ruang Kelas 7.3 Laik

4 Meja Guru 1 Ruang Kelas 7.3 Laik

5 Papan Tulis 1 Ruang Kelas 7.3 Laik

6 Jam Dinding 1 Ruang Kelas 7.3 Laik

7 Proyektor 1 Ruang Kelas 7.3 Laik

8 Simbol Kenegaraan 1 Ruang Kelas 7.3 Laik

9 Meja Siswa 19 Ruang Kelas 7.3 Laik

10 Printer 1

Ruang Wakasek Bidang

Keuangan Laik

11 Lemari 2

Ruang Wakasek Bidang

Keuangan Laik

12 Komputer 1

Ruang Wakasek Bidang

Keuangan Laik

13 Meja Pimpinan 1

Ruang Wakasek Bidang

Keuangan Laik

14 Kursi Pimpinan 1

Ruang Wakasek Bidang

Keuangan Laik

15 Tempat Tidur UKS 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

16 Tempat Sampah 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

17 Komputer 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

18 Lemari 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

19 Kursi Guru 2 Ruang UKS Al-Hasra Laik

20 Meja Guru 2 Ruang UKS Al-Hasra Laik

21 Pengukur Tinggi

1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

Page 176: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Badan

22 Timbangan Badan 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

23 Termometer Badan 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

24 Tensimeter 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

25 Selimut 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

26 Perlengkapan P3K 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

27

Catatan Kesehatan

Siswa 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

28 Kursi UKS 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

29 Meja UKS 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

30 Lemari UKS 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

31

Kursi dan Meja

Tamu 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

32 Filling Cabinet 1 Ruang UKS Al-Hasra Laik

33 Papan Tulis 1 Ruang Kelas 7.2 Laik

34 Kursi Guru 1 Ruang Kelas 7.2 Laik

35 Meja Guru 1 Ruang Kelas 7.2 Laik

36 Lemari 1 Ruang Kelas 7.2 Laik

37 Kursi Siswa 21 Ruang Kelas 7.2 Laik

38 Meja Siswa 21 Ruang Kelas 7.2 Laik

39 Proyektor 1 Ruang Kelas 7.2 Laik

40 Tempat Air (Bak) 1 Ruang Kelas 7.2 Laik

41

Papan

pengumuman 1 Ruang Kelas 7.2 Laik

42 Jam Dinding 1 Ruang Kelas 7.2 Laik

43 Tempat Sampah 1 Ruang Kelas 7.2 Laik

44 Kursi Siswa 40

Ruang Kimia/Biologi Al

Hasra Laik

45 Papan

1 Ruang Kimia/Biologi Al

Laik

Page 177: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

pengumuman Hasra

46 Meja Baca 2

Ruang Kimia/Biologi Al

Hasra Laik

47 Jam Dinding 1

Ruang Kimia/Biologi Al

Hasra Laik

48 Lemari 3

Ruang Kimia/Biologi Al

Hasra Laik

49 Papan Tulis 1

Ruang Kimia/Biologi Al

Hasra Laik

50 Rak Buku 1

Ruang Guru SMP Al-

Hasra Laik

51 Rak Buku 0

Ruang Guru SMP Al-

Hasra

52 Jam Dinding 1

Ruang Guru SMP Al-

Hasra Laik

53 Tempat Sampah 1

Ruang Guru SMP Al-

Hasra Laik

54 Papan Panjang 1

Ruang Guru SMP Al-

Hasra Laik

55

Rak hasil karya

peserta didik 1

Ruang Guru SMP Al-

Hasra Laik

56 Kursi Guru 12

Ruang Guru SMP Al-

Hasra Laik

57 Filling Cabinet 1

Ruang Guru SMP Al-

Hasra Laik

58 Meja Guru 12

Ruang Guru SMP Al-

Hasra Laik

59

Papan

pengumuman 2

Ruang Guru SMP Al-

Hasra Laik

60 Kloset Jongkok 2 Wc Laki-Laki Al-Hasra Laik

61 Tempat Sampah 1 Wc Laki-Laki Al-Hasra Laik

62 Tempat Air (Bak) 2 Wc Laki-Laki Al-Hasra Laik

63 Gayung 2 Wc Laki-Laki Al-Hasra Laik

Page 178: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

64 Tempat cuci tangan 2 Wc Laki-Laki Al-Hasra Laik

65 Kloset Jongkok 1

Ruang Wc Guru

Perempuan Al Hsr Laik

66 Tempat Air (Bak) 1

Ruang Wc Guru

Perempuan Al Hsr Laik

67 Tempat Sampah 1

Ruang Wc Guru

Perempuan Al Hsr Laik

68 Gayung 1

Ruang Wc Guru

Perempuan Al Hsr Laik

69 Lemari 2 Ruang Kelas 9.2 Laik

70 Kursi Guru 1 Ruang Kelas 9.2 Laik

71 Papan Tulis 1 Ruang Kelas 9.2 Laik

72 Meja Siswa 17 Ruang Kelas 9.2 Laik

73 Kursi Siswa 17 Ruang Kelas 9.2 Laik

74 Proyektor 1 Ruang Kelas 9.2 Laik

75 Brangkas 2 Ruang Kelas 9.2 Laik

76 Simbol Kenegaraan 3 Ruang Kelas 9.2 Laik

77

Papan

pengumuman 1 Ruang Kelas 9.2 Laik

78 Meja Guru 1 Ruang Kelas 9.2 Laik

79 Jam Dinding 1 Ruang Kelas 9.2 Laik

80 Tempat Sampah 1 Ruang Kelas 9.2 Laik

81 Papan Panjang 1 Ruang Kelas 9.2 Laik

82 Tempat Sampah 1 Ruang Kelas 9.3 Laik

83 Meja Siswa 19 Ruang Kelas 9.3 Laik

84 Kursi Siswa 36 Ruang Kelas 9.3 Laik

85 Meja Guru 1 Ruang Kelas 9.3 Laik

86 Kursi Guru 1 Ruang Kelas 9.3 Laik

87 Papan Tulis 1 Ruang Kelas 9.3 Laik

Page 179: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

88 Jam Dinding 1 Ruang Kelas 9.3 Laik

89 Proyektor 1 Ruang Kelas 9.3 Laik

90 Jam Dinding 1 Usaha Sekolah Al-Hasra Laik

91 Tempat Sampah 1 Usaha Sekolah Al-Hasra Laik

92 Filling Cabinet 1

Ruang Wakasek Bidang

Kurikulum Laik

93 Komputer 1

Ruang Wakasek Bidang

Kurikulum Laik

94 Printer 1

Ruang Wakasek Bidang

Kurikulum Laik

95 Tape Recorder 1

Ruang Wakasek Bidang

Kurikulum Laik

96 Lemari 2

Ruang Wakasek Bidang

Kurikulum Laik

97 Meja Pimpinan 1

Ruang Wakasek Bidang

Kurikulum Laik

98 Kursi Pimpinan 1

Ruang Wakasek Bidang

Kurikulum Laik

99

Papan

pengumuman 1 Ruang Lab Kom Al-Hasra Laik

100 Meja Siswa 20 Ruang Lab Kom Al-Hasra Laik

101 Proyektor 1 Ruang Lab Kom Al-Hasra Laik

102 Meja Guru 1 Ruang Lab Kom Al-Hasra Laik

103 Kursi Guru 1 Ruang Lab Kom Al-Hasra Laik

104 Papan Tulis 1 Ruang Lab Kom Al-Hasra Laik

105 Lemari 2 Ruang Lab Kom Al-Hasra Laik

106 Komputer 40 Ruang Lab Kom Al-Hasra Laik

107 Filling Cabinet 1 Ruang Lab Kom Al-Hasra Laik

108 Kursi Siswa 40 Ruang Lab Kom Al-Hasra Laik

109 Tempat Sampah 1 Ruang Lab Kom Al-Hasra Laik

Page 180: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

110 Jam Dinding 1 Ruang Lab Kom Al-Hasra Laik

111 Lemari 2

Ruang Tata Usaha SMP

Al-Hasra Laik

112 Meja TU 4

Ruang Tata Usaha SMP

Al-Hasra Laik

113 Kursi TU 4

Ruang Tata Usaha SMP

Al-Hasra Laik

114 Komputer TU 4

Ruang Tata Usaha SMP

Al-Hasra Laik

115 Printer TU 4

Ruang Tata Usaha SMP

Al-Hasra Laik

116 Tempat Sampah 1

Ruang Tata Usaha SMP

Al-Hasra Laik

117 Rak Buku 2

Ruang Tata Usaha SMP

Al-Hasra Laik

118 Simbol Kenegaraan 2

Ruang Tata Usaha SMP

Al-Hasra Laik

119

Penanda Waktu

(Bell Sekolah) 1

Ruang Tata Usaha SMP

Al-Hasra Laik

120 Pengeras Suara 1

Ruang Tata Usaha SMP

Al-Hasra Laik

121 Filling Cabinet 1

Ruang Tata Usaha SMP

Al-Hasra Laik

122 Filling Cabinet 1

Ruang Tata Usaha SMP

Al-Hasra Laik

123 Proyektor 1 Ruang Kelas 8.1 Laik

124 Meja Siswa 18 Ruang Kelas 8.1 Laik

125 Papan Tulis 1 Ruang Kelas 8.1 Laik

126 Kursi Guru 1 Ruang Kelas 8.1 Laik

127 Lemari 1 Ruang Kelas 8.1 Laik

128 Tempat Sampah 1 Ruang Kelas 8.1 Laik

129 Meja Guru 1 Ruang Kelas 8.1 Laik

Page 181: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

130 Kursi Siswa 1 Ruang Kelas 8.1 Laik

131 Jam Dinding 1 Ruang Kelas 8.1 Laik

132

Papan

pengumuman 1 Ruang Kelas 8.1 Laik

133 Simbol Kenegaraan 3 Ruang Kelas 8.1 Laik

134 Meja Siswa 18 Ruang Kelas 8.3 Laik

135 Proyektor 1 Ruang Kelas 8.3 Laik

136 Simbol Kenegaraan 1 Ruang Kelas 8.3 Laik

137 Kursi Guru 1 Ruang Kelas 8.3 Laik

138 Meja Guru 1 Ruang Kelas 8.3 Laik

139 Papan Tulis 1 Ruang Kelas 8.3 Laik

140

Papan

pengumuman 1 Ruang Kelas 8.3 Laik

141 Jam Dinding 1 Ruang Kelas 8.3 Laik

142 Tempat Sampah 1 Ruang Kelas 8.3 Laik

143 Kursi Siswa 35 Ruang Kelas 8.3 Laik

144 Proyektor 1 Ruang Kelas 9.4 Laik

145 Jam Dinding 1 Ruang Kelas 9.4 Laik

146 Meja Siswa 18 Ruang Kelas 9.4 Laik

147 Tempat Sampah 1 Ruang Kelas 9.4 Laik

148 Kursi Siswa 36 Ruang Kelas 9.4 Laik

149 Papan Tulis 1 Ruang Kelas 9.4 Laik

150 Kursi Guru 1 Ruang Kelas 9.4 Laik

151 Meja Guru 1 Ruang Kelas 9.4 Laik

152 Kursi Siswa 10 Ruang Osis Al-Hasra Laik

153 Filling Cabinet 1 Ruang Osis Al-Hasra Laik

154 Simbol Kenegaraan 1 Ruang Osis Al-Hasra Laik

155 Kursi dan Meja

1 Ruang Osis Al-Hasra Laik

Page 182: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Tamu

156 Jam Dinding 1 Ruang Osis Al-Hasra Laik

157 Tempat Sampah 1 Ruang Osis Al-Hasra Laik

158

Rak hasil karya

peserta didik 1 Ruang Osis Al-Hasra Laik

159 Lemari 1 Ruang Osis Al-Hasra Laik

160 Papan Tulis 1 Ruang Osis Al-Hasra Laik

161 Meja Guru 4 Ruang Osis Al-Hasra Laik

162 Kloset Jongkok 1

Ruang Wc Guru Laki-Laki

Al-Hsr Laik

163 Tempat Air (Bak) 1

Ruang Wc Guru Laki-Laki

Al-Hsr Laik

164 Gayung 1

Ruang Wc Guru Laki-Laki

Al-Hsr Laik

165 Tempat Sampah 1

Ruang Wc Guru Laki-Laki

Al-Hsr Laik

166 Meja Siswa 3 Perpustakaan Al-Hasra Laik

167 Kursi Siswa 3 Perpustakaan Al-Hasra Laik

168 Lemari 4 Perpustakaan Al-Hasra Laik

169 Komputer 1 Perpustakaan Al-Hasra Laik

170 Printer 1 Perpustakaan Al-Hasra Laik

171 Tempat Sampah 1 Perpustakaan Al-Hasra Laik

172 Jam Dinding 1 Perpustakaan Al-Hasra Laik

173 Meja Baca 2 Perpustakaan Al-Hasra Laik

174 Rak Majalah 1 Perpustakaan Al-Hasra Laik

175

Papan

pengumuman 1 Perpustakaan Al-Hasra Laik

176 Simbol Kenegaraan 1 Perpustakaan Al-Hasra Laik

177 Rak Buku 15 Perpustakaan Al-Hasra Laik

Page 183: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

178

Kursi dan Meja

Tamu 1

Ruang Kepala SMP Al-

Hasra Laik

179 Tempat Sampah 1

Ruang Kepala SMP Al-

Hasra Laik

180 Jam Dinding 1

Ruang Kepala SMP Al-

Hasra Laik

181 Meja Pimpinan 2

Ruang Kepala SMP Al-

Hasra Laik

182 Kursi Pimpinan 1

Ruang Kepala SMP Al-

Hasra Laik

183 Lemari 1

Ruang Kepala SMP Al-

Hasra Laik

184 Printer 1

Ruang Kepala SMP Al-

Hasra Laik

185 Simbol Kenegaraan 2

Ruang Kepala SMP Al-

Hasra Laik

186 Tempat Sampah 1 Ruang Kelas 7.1 Laik

187 Meja Siswa 2 Ruang Kelas 7.1 Laik

188

Papan

pengumuman 1 Ruang Kelas 7.1 Laik

189 Jam Dinding 1 Ruang Kelas 7.1 Laik

190 Proyektor 1 Ruang Kelas 7.1 Laik

191 Meja Guru 1 Ruang Kelas 7.1 Laik

192 Kursi Siswa 21 Ruang Kelas 7.1 Laik

193 Papan Tulis 1 Ruang Kelas 7.1 Laik

194 Kursi Guru 1 Ruang Kelas 7.1 Laik

195 Jam Dinding 1 Ruang Bahasa Al-Hasra Laik

196

Papan

pengumuman 1 Ruang Bahasa Al-Hasra Laik

197 Tempat Sampah 1 Ruang Bahasa Al-Hasra Laik

198 Lemari 1 Ruang Bahasa Al-Hasra Laik

Page 184: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

199 Papan Tulis 1 Ruang Bahasa Al-Hasra Laik

200 Meja Siswa 30 Ruang Bahasa Al-Hasra Laik

201 Kursi Siswa 27 Ruang Bahasa Al-Hasra Laik

202 Meja Guru 1 Ruang Bahasa Al-Hasra Laik

203 Kursi Guru 1 Ruang Bahasa Al-Hasra Laik

204 Proyektor 1 Ruang Bahasa Al-Hasra Laik

205 Kloset Jongkok 5 Ruang Wc Al-Hasra Laik

206 Tempat cuci tangan 5 Ruang Wc Al-Hasra Laik

207 Gayung 5 Ruang Wc Al-Hasra Laik

208 Tempat Air (Bak) 5 Ruang Wc Al-Hasra Laik

209 Proyektor 1 Ruang Kelas 9.1 Laik

210 Papan Tulis 1 Ruang Kelas 9.1 Laik

211 Kursi Guru 1 Ruang Kelas 9.1 Laik

212 Meja Guru 1 Ruang Kelas 9.1 Laik

213 Jam Dinding 1 Ruang Kelas 9.1 Laik

214 Tempat Sampah 2 Ruang Kelas 9.1 Laik

215 Kursi Siswa 18 Ruang Kelas 9.1 Laik

216 Meja Siswa 19 Ruang Kelas 9.1 Laik

217 Lemari 2 Ruang Kelas 9.1 Laik

218 Papan Tulis 1 Ruang Kelas 8.4 Laik

219 Meja Guru 1 Ruang Kelas 8.4 Laik

220 Kursi Siswa 36 Ruang Kelas 8.4 Laik

221 Meja Siswa 20 Ruang Kelas 8.4 Laik

222 Tempat Sampah 1 Ruang Kelas 8.4 Laik

223 Jam Dinding 1 Ruang Kelas 8.4 Laik

224

Papan

pengumuman 1 Ruang Kelas 8.4 Laik

Page 185: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

225 Simbol Kenegaraan 1 Ruang Kelas 8.4 Laik

226 Proyektor 1 Ruang Kelas 8.4 Laik

227 Kursi Guru 1 Ruang Kelas 8.4 Laik

228 Kursi Siswa 39 Lab Fisika Al-Hasra Laik

229 Papan Tulis 1 Lab Fisika Al-Hasra Laik

230 Lemari 4 Lab Fisika Al-Hasra Laik

231 Jam Dinding 1 Lab Fisika Al-Hasra Laik

232 Simbol Kenegaraan 1 Lab Fisika Al-Hasra Laik

233

Papan

pengumuman 2 Lab Fisika Al-Hasra Laik

234 Proyektor 1 Ruang Kelas 7.4 Laik

235 Simbol Kenegaraan 1 Ruang Kelas 7.4 Laik

236 Jam Dinding 1 Ruang Kelas 7.4 Laik

237 Tempat Sampah 1 Ruang Kelas 7.4 Laik

238 Kursi Siswa 40 Ruang Kelas 7.4 Laik

239 Meja Siswa 20 Ruang Kelas 7.4 Laik

240 Meja Guru 1 Ruang Kelas 7.4 Laik

241 Kursi Guru 1 Ruang Kelas 7.4 Laik

242 Papan Tulis 1 Ruang Kelas 7.4 Laik

243 Lemari 1 Ruang Kelas 8.2 Laik

244 Meja Siswa 17 Ruang Kelas 8.2 Laik

245 Proyektor 1 Ruang Kelas 8.2 Laik

246 Kursi Siswa 18 Ruang Kelas 8.2 Laik

247 Meja Guru 1 Ruang Kelas 8.2 Laik

248 Kursi Guru 1 Ruang Kelas 8.2 Laik

249 Papan Tulis 1 Ruang Kelas 8.2 Laik

250 Jam Dinding 1 Ruang Kelas 8.2 Laik

Page 186: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

Total 1094

Page 187: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 188: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 189: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 190: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 191: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 192: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 193: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 194: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
Page 195: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM

BIOGRAFI PENULIS

Papat Fathiyah, kelahiran Jakarta 5 Juni 1992. Anak

kedua dari Bapak Muchtasar dan Ibu Yoyoh Rukiyah ini

mengawali pendidikannya di MI Al-Abbasiyah pada

tahun 1998-2004, dilanjutkan ke MTs Tahdzibun Nufus

dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, dan

kemudian menamatkan sekolah menengah atas di MAN

16 Jakarta pada tahun 2010.

Melalui program seleksi PMDK, bungsu dari dua

bersaudara ini melanjutkan pendidikannya ke Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia. Dimulai dari ketidaksengajaan menemukan buku

kumpulan puisi karya MH. Ainun Najib yang berjudul Papyrus ketika di

perpustakaan sekolah sewaktu aliyah, membuat ia kemudian menyukai untaian

kata-kata indah yang memberinya banyak inspirasi.

Selama menjadi mahasiswa, perempuan yang gemar berkegiatan out door

ini aktif di Pojok Seni Tarbiyah pada elemen Tari Saman-Ratoe Jaroeh asal

Nangroe Aceh Darussalam. Selain itu, ia juga aktif di kegiatan kepramukaan sejak

MI sampai sekarang. Sebab, dari Pramuka lah mahasiswa PBSI ini mulai

mengenal dan mencintai pendidikan dan pengajaran. “SATYAKU

KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN”, teriaknya!