produksi audio visual

54
Heriyanto, SE. 1

Upload: smkn-1-wanareja

Post on 25-Jul-2015

162 views

Category:

Education


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Produksi audio visual

Heriyanto, SE.

1

Page 2: Produksi audio visual

Cara Metode Teknik

Menciptakan Menambah Kegunaan Sumber2 Produksi

2

Page 3: Produksi audio visual

Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah keguanaan suatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan sumber-sumber produksi.

Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber yang ada dirubah untuk memperoleh suatu hasil.

Proses Produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang/jasa dgn menggunakan sumber-sumber yang ada.

3

Page 4: Produksi audio visual

Proses Produksi

Televisi Siaran Siaran Televisi

Sumber-Sumber Produksi Tahapan Produksi ( SOP )

4

Page 5: Produksi audio visual

Sumber-Sumber Produksi

Man

Material

Methode

Money

Machine

Market

6 M

Kerabat kerja

Ide, Naskah, Pengisi acara

Jenis-Jenis Produksi

Dana / Anggaran

Peralatan

Penonton

5

Page 6: Produksi audio visual

Man / Tim Kerja Produksi / Kerabat Kerja

1. Produser / producer

2. Pengarah acara / Program Director / Sutradara

3. Penulis Naskah / Script Writer

4. Pengarah Teknik / Technical Director

5. Operator Kamera / Cameraman

6. Operator Audio / Audioman

7. Penata Cahaya / Lightingman

8. Penyunting/Pemadu Gambar & Suara / Editor

6

Page 7: Produksi audio visual

TIPS MENCIPTAKAN TEAM WORK

1. Kesederajatan : keserajatan bagi anggota tim dengan menghilangkan sikap individu, karena status, gengsi sosial., dll.

2. Kerjasama :

3. Disiplin :

tidak ada perasaan bahwa pekerjaan yang ditangani bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.

taat dan mematuhi segala peraturan di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan secara bersamaan.

4. Selera yang sama : Penyatuan selera dapat menciptakan seni lebih bervariatif, namun berkesan satu cita rasa.

Latar belakang yang berbeda dapat saling mengisi untuk mendukung karya yang positif.

5. Latar yang beda :

6. Satu tujuan : Konsep dan kebersamaan untuk mencapai satu tujuan, walaupun bisa untuk kepentingan yang berbeda.

7

Page 8: Produksi audio visual

MATERIAL / IDE, NASKAH, PENGISI ACARA

Ide dapat dikatakan konsep pemikiran yang mempunyai kerangka tujuan.

Ide dapat dikatakan pula sebagai pemikiran yang dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan.

Naskah adalah konsep pemikiran yang dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk tulisan.

Pengisi Acara

Performer

Artis / Aktor8

Page 9: Produksi audio visual

Performer adalah seseorang yang bergaya di depan kamera dan muncul di layar kaca atas namanya sendiri.

Penyiar/pembawa acara (berita/non berita), juru khotbah, dosen, tokoh masyarakat, dll.

Artis/aktor adalah seseorang yang bergaya di depan kamera dan muncul di layar kaca tidak membawakan kepribadiannya sendiri, tetapi membawakan kepribadian orang lain yang memerlukan akting.

Penyanyi , pelawak, pemain sinetron, pemain drama, dll.

9

Page 10: Produksi audio visual

METHODE / JENIS PRODUKSI

PENYIARANNYA :

1. Live production

2. Recording production

LOKASI : Di dalam Studio, dan di luar studio,atau gabungan.

KARAKTERISTIK KAMERA : Single camera, dan multi camera

KARAKTERISTIK SOUND :

• Live sound production

• Playback sound production

• Gabungan

10

Page 11: Produksi audio visual

MONEY / ANGGARAN / BIAYA

• Financial Oriented perencanaan biaya produksi didasarkan pada keuangan yang ada.

• Quality Oriented perencanaan biaya produksi didasarkan pada tuntutan kualitas.

11

Page 12: Produksi audio visual

MACHINE / PERALATAN

Studio Produksi

Kamera ( EFP = Electronic Field Production ), ( ENG = Electronic News Gathering)

Lighting, Vision mixer, Audio mixer, Master control, Telecine, VTR, ATR, Audio dan video monitor, CCU, Mobil Unit Produksi (OB Van), Disel/listrik, Pemancar, dll.

12

Page 13: Produksi audio visual

MARKET / PENONTON / PEMIRSA

Heterogen Anonim

Bermacam-macam tidak berada dalam satu tempat.

Tidak saling kenal, tidak terlembaga, dan perhatiannya terikat pada satu pesan yaitu dari medium yang sama.

Memiliki sifat individual yang psycological independent, yang senatiasa berubah-ubah, tidak menentu, bebas berbuat sesuatu, mudah bosan dan mudah terganggu perhatiannya.

13

Page 14: Produksi audio visual

TAHAPAN PRODUKSI ( SOP )

Pre Production Planning

Set Up and Rehearsal

Production

Post Production

14

Page 15: Produksi audio visual

Pre Production Planning

1. Pengembangan konsep

a. Penelitian Primer : wawancara

langsung dilapangan

b. Penelitian Skunder: kepustakaan

2. Menetapkan tujuan dan pendekatan produksi

3. Menulis naskah

4. Pertemuan produksi dengan anggota tim

15

Page 16: Produksi audio visual

Set Up And Rehearsal

Set up

• Menata dekor, suara, lampu, dll.

• Casting

Rehearsal / Latihan

• Latihan membaca naskah

• Latihan Blocking pemain

• Latihan Blocking kamera

• Gladi bersih

16

Page 17: Produksi audio visual

PRODUCTION

Tahapan ini merupakan upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk audio visual, dimana seluruh pendukung dan tim kerja produksi terlibat

Pelaksanaan produksi tergantung dari tuntutan naskah,karakter produksi pada umumnya lebih ditentukan tuntutan karakter naskah atau karakteristik acaranya

Post Production

Capturing, Mixing, Editing, Effects, Evaluation, dll.

17

Page 18: Produksi audio visual

Tahapan Editing

A. Offline Editing

Menyalin dari rekaman yang asli berdasarkan hasil yang terbaik sesuai dengan catatan perekaman.

B. Online Editing

Berdasarkan rekaman yang telah di edit dalam tahap off-line, online editing juga mengacu pada EDL (Editing Decision List)

Dalam tahap ini editor mengatur segala permintaan dari EDL dan juga memberikan efek-efek termasuk efek suara misalkan colour balancing dan special effect.

18

Page 19: Produksi audio visual

19

Dalam tahapan post produksi dimungkinkan penanmbahan unsur unsur visual seperti grafik, film atau efek efek lain untuk menghasilkan penyajian yang lebih efektif.

Audio tambahan bisa diberikan selama untuk meningkatkan atau memodifikasi alur suara yang telah ada agar lebih hidup.

Dengan demikian tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap untuk penyempurnaan hasil produksi, seperti credit title, mixing, insert, editing, sound effect dan evaluasi hasil produksi

Page 20: Produksi audio visual

Aba-aba dalam pelaksanaan produksi yang harus dilakukan oleh seorang Pengarah Acara / Sutradara kepada anggota tim produksi (dengan menggunakan single camera)

Siapa Apadan

Cameraman Stand by / siap Stand by

Cameraman menjawab

Cameraman

Cameraman

Record

Cut

Running

Okey cut

20

Page 21: Produksi audio visual

TATA ISTILAH DALAM PENGAMBILAN GAMBAR

• Memiliki bahasa tersendiri dalam berkomunikasi

• Diformulasikan secara internasional

• Peristilahannya memiliki makna universal

• Peristilahan itu harus benar-benar dipahami guna kebutuhan komunikasi

21

Page 22: Produksi audio visual

STANDARISASI UKURAN GAMBAR

Standarisasi ukuran / pengambilan gambar biasanya menggunakan obyek manusia dengan berbagai variasi dan penempatan kamera, dikenal dengan istilah :

Pedoman ini seyogyanya dimengerti dan dipahami dahulu sebelum kita masuk pada peristilahan yang berkaitan dengan jenis-jenis shot.

One Shot Two Shot Three Shot Group Shot

22

Page 23: Produksi audio visual

ONE SHOT

23

Page 24: Produksi audio visual

TWO SHOT TWO SHOT 24

Page 25: Produksi audio visual

THREE SHOT

2225

Page 26: Produksi audio visual

GROUP SHOT 26

Page 27: Produksi audio visual

Artinya baik One Shot hingga Group Shot adalah petunjuk perintah dari seorang sutradara kepada kamerawan akan keinginannya menentukan obyek manusia yang berada di depan kamera.

Bisa jadi orang yang banyak bergaya di depan kamera itu, tidak semuanya ingin ditampilkan pada satu keutuhan pengambilan gambar. Sehingga One Shot pun bisa saja dikomandokan untuk maksud tertentu, khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan pengambilan gambar dalam setiap shot.

Yang tidak mungkin adalah perintah pengambilan gambar Group Shot, sementara obyek manusia yang ada di depan kamera hanya seorang diri.

27

Page 28: Produksi audio visual

Jenis-jenis shot untuk televisi berbeda dengan yang lazim digunakan di kalangan orang-orang film dan fotografer.

JENIS-JENIS SHOT

Namun perbedaan ini bukanlah yang prinsip, karena maksud dan size shot yang dikehendaki tidak jauh berbeda, mengingat pedoman dari jenis-jenis shot sumbernya sama.

Jenis-jenis shot harus dijadikan pedoman dalam pengambilan gambar oleh seorang pengarah acara dan sutradara

28

Page 29: Produksi audio visual

29

Page 30: Produksi audio visual

1. Close Up. ditulis ucap : CU

Jenis Shot ini penggunaannya juga dibutuhkan untuk menunjukkan detail dari sebuah benda atau obyek sehingga penonton dituntut untuk melihat benda atau obyek yang diingintampilkan sehingga memberikan informasi kepada pemirsa tentang sesuatu yang memang harus dilihat atau diketahui.

Batasan anatomisnya dari ujung rambut hingga leher. Sedangkan penggunannya adalah untuk menunjukkan ekspresi dari wajah pelaku yang berada dalam layar atau yang berada di depan kamera.

30

Page 31: Produksi audio visual

2. Medium Close Up. ditulis ucap : MCU.

Jadi tidak ada ucapan MCU untuk sebuah kursi, meja, rumah dan sebagainya. Tapi ada MCU untuk hewan sekalipun hal ini terbatas kelaziman perintah atau komandonya. MCU juga biasa digunakan untuk menunjukkan ekspresi seseorang, karena size shot untuk ini masih nampak benar dilayar.

Batasan anatomisnya dari ujung rambut hingga bahu. Istilah ini hanya digunakan untuk menunjuk pada jenis shot dari manusia atau obyek lain yang memang memiliki anatomis sebagaimana lazimnya manusia.

31

Page 32: Produksi audio visual

3. Medium Shot. ditulis ucap : MS.

Selain untuk menunjukkan ekspresi juga variasi pengambilan agar tidak semua shot dalam satu adegan atau totalitas sama size shotnya. Shot ini juga hanya berpedoman pada obyek manusia atau hewan pada posisi tertentu, dan tidak untuk benda mati, kecuali patung berbentuk manusia.

Batasan anatomisnya ukuran setengah badan, dari ujung rambut sampai pinggang / perut. Ada juga yang menyebutnya Bush Shot. Kegunaannya sama dengan MCU.

32

Page 33: Produksi audio visual

4. Knee Shot. ditulis ucap : KS.

KS biasanya untuk obyek manusian yang berdiri atau duduk pada sebuah kursi roda, dimana batasan kepala dan lutut masih terlihat.

Batasan anatomisnya dari ujung rambut sampai lutut.

Penggunaannya juga sama, namun pada posisi ini detail ekspresi sudah agak sulit diperhatikan, mengingat batasan anatomisnya pada layar sudah agak mengecil dibandingkan dengan ketiga jenis shot di atas.

33

Page 34: Produksi audio visual

Batasan anatomisnya dari ujung rambut hingga ujung kaki nampak secara keseluruhan.

5. Full Shot. ditulis ucap : FS.

Dapat pula istilah ini digunakan untuk mengambil obyek benda mati, seperti FS kursi atau meja dan sebagainya, artinya pengambilan batasan gambar atas frame dan bawah frame yakni bagian paling atas dari kursi hingga kaki kursi.

Biasanya pada obyek yang bergerak baik manusia maupun hewan.

34

Page 35: Produksi audio visual

6. Long Shot. ditulis ucap : LS.

Penggunaan size shot ini untuk memperlihatkan posisi atau tempat atau lokasi dimana terdapat obyek manusia, hewan berada atau totalitas dari panorama. Long Shot lazim digunakan untuk perintah sutradara kepada kamerawan dalam mengambil obyek secara totalitas.

Batasan anatomisnya sama dengan FS, hanya pengambilan gambarnya lebih melebar sehingga obyek yang nampak di layar semakin kecil.

35

Page 36: Produksi audio visual

Batasan ukuran frame-nya semakin luas lagi dari LS. Jadi gambar untuk obyeknya semakin mengecil, sehingga untuk manusia, bisa seperti sebuah bola di lapangan pertandingan sepak bola. Type shot XLS pada umumnya digunakan untuk menunjukkan ruang secara totalitas atau panoramic shot.

7. Extreme Long Shot. ditulis ucap : XLS.

36

Page 37: Produksi audio visual

Jadi janganlah menjadi kebingungan buat anda, karena tidak jarang komando sutradara untuk menunjukan pada BCU, menggunakan XCU.

8. Extreme Close Up. Ditulis ucap : XCU.

Batasan anatomisnya lebih detail, dan cenderung mengambil satu bagian anggota tubuh, seperti mata, telinga, hidung, telapak tangan, dll.

Ada juga yang menyebut untuk XCU ini dengan Big Close Up (BCU). Kedua istilah ini memang tidak banyak berbeda pada tahapan aplikasinya.

37

Page 38: Produksi audio visual

Batasan anatomisnya lebih lebar dan detail lagi. Ada pula orang menggunakan istilah BCU ini untuk XCU.

9. Big Close Up ditulis ucap : BCU.

Bisa saja digunakan istilah BCU untuk mata macan yang sedang mengincar mangsanya.

Namun yang menjadikan pedoman BCU lebih condong pada komando pengambilan gambar satu anatomi manusia atau hewan.

38

Page 39: Produksi audio visual

Batasan anatomisnya hampir sama dengan CU, yaitu batas ujung rambut hingga batas leher.

Yang lebih kerap dikapai untuk maksud ini biasanya CU. Kegunaannya sama untuk menunjuk pada detail eksperimen manusia yang sedang bergaya di depan kamera.

10. Tight Close Up. Ditulis ucap : TCU.

Istilah TCU ini jarang dipakai untuk memberi komanado camerawan mengambil shot dari obyek manusia untuk maksud sebatas leher hingga ujung rambut.

39

Page 40: Produksi audio visual

11. Over The Shoulder Shot

Membingkai gambar dari atas pundak/bahu subyek dalam suatu adegan. Ini biasanya digunakan ketika dua atau lebih karakter sedang berbicara, karena ini membantu membangun hubungan diantara mereka.

40

Page 41: Produksi audio visual

Lack of HeadroomJangan lupa mempertimbangkan area yang paling penting, terutama ketika melakukan framing “close-up shot”. Shot kepala yang dipadatkan terlihat pada viewfinder kamera tidak terpotong, tapi akan terlihat terpotong (tidak ada headroom) pada pesawat penerima (tv set) dirumah-rumah.

Kurang bagus Bagus

41

Page 42: Produksi audio visual

Lack of Looking Room

Ketika mengambil subyek pada suatu sudut tertentu atau dengan profil shot harus diberi ruang pandang/looking room untuk mengimbangi daya tarik psykologis yang disalurkan oleh pandangan itu. Membuat komposisi dengan memberikan sedikit ruang yang lebih luas pada arah pandangan membantu menyeimbangkan shot dan menyatakan kesan daya tarik visual pada penonton.

Kurang Bagus Bagus42

Page 43: Produksi audio visual

Gambar televisi merupakan gambar dua dimensi, dimana bidang kedalaman (depth) bisa diperoleh melalui pengaturan angle kamera, blocking pemain dan elemen visual lain yang mendukung produksi (penataan property, dekorasi, penataan cahaya,

Bidang kedalaman dapat diperoleh dengan memanfaatkan ; Foreground (latar depan), Middleground (latar tengah), dan Background (latar belakang).

Triangular grouping (pengelompokan segitiga) adalah mengorganisasikan elemen-elemen visual dalam satu frame menjadi bentuk segitiga, dominasi visual yang biasanya muncul pada salah satu titik puncak segitiga.

43

Page 44: Produksi audio visual

Segi Tiga

Segi Tiga

Melengkung

44

Page 45: Produksi audio visual

Memproduksi suatu acara audio visual dari acara yang paling sederhana sampai dengan yang kompleks sekalipun haruslah dilengkapi dengan sebuah naskah, sebab naskah merupakan pedoman dasar bagi pelaksanaan produksi.

PENULISAN NASKAH PRODUKSI

Fully Script ProductionNaskah yang full page ada bermacam-macam bentuk, tergantung pada kemampuan penulis dan kebiasaan yang telah dilakukan. Naskah yang lengkap harus mengandung informasi tentang pelaku, lokasi, interior/exterior, waktu (pagi/siang/sore/malam), scene/sequence (adegan/babak). Untuk acara Entertainment seperti Sinetron, Video clip, Fragmen, dll.

Semi Script ProductionNaskah yang dipergunakan untuk acara yang bersifat berita.

45

Page 46: Produksi audio visual

Prinsip penulisan naskah audio visual meliputi :

Ide/gagasan, Sasaran Program, Tujuan Program (umum & khusus), Judul Program, Menyusun Sinopsis, Treatment/konstruksi, Naskah, Shooting Script.

Ide / Gagasan disebut sebagai asal mula lahirnya sebuah program

Ide dapat dikatakan konsep pemikiran yang mempunyai kerangka tujuan, tapi belum dapat dioperasionalkan

Ide dapat dikatakan pula sebagai pemikiran yang dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan.

Sasaran Program :

Menjelaskan tentang konsumen Anda. Untuk lebih mengefektifkan penyampaian pesan, Anda perlu menganalisis sasaran program Anda termasuk latar belakang, kemanpuan berbahasa, dan lain sebagainya.

46

Page 47: Produksi audio visual

Tujuan Program :

Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus dari program Anda berguna sebagai acuan kerja kreatif yang bermakna dan dapat langsung menuju sasaran program kreasi Anda pada masyarakat luas.

Selanjutnya menentukan Judul Program

SinopsisSinopsis adalah intisari cerita yang memberikan gambaran tentang isi naskah, sehingga dengan membaca sinopsis saja orang sudah dapat menilai bagaimanakah cerita tersebut menarik atau tidak menarik.

Treatment :Treatment dikatakan sebagai sebuah kerangka dari sebuah naskah.

47

Page 48: Produksi audio visual

ACARA : COMPANY PROFILEFORMAT : Dokumenter JUDUL : MMTC in The Digital EraSASARAN : Masyarakat UmumDURASI : 10 menitMEDIA : TelevisiPENGARAH ACARA : Heriyanto

SEQUENCE II : Mahasiswa dan fasilitas yang dimiliki MMTC.

Tokoh Peran : Mahasiswa, Dosen dan Staf MMTC

Isi Pokok Adegan : 1. Studio Televisi 1 Sto. produksi, Sub kontrol produksi, Master kontrol, Chargen, VTR, Komputer animasi, ruang Make up, Maintenance, Work shop 1..

Properties : Seragam MMTC, Jaket Almamater, dll.

Waktu : Siang hari Suasana : Kesibukan karyawan dan kegiatan mahasiswa.

Lokasi : Kampus MMTC Yogyakarta

Peralatan : Kamera ENG (digital), Lampu, TV Monitor, Mikropon, Kabet perleng, dll. 48

Page 49: Produksi audio visual

KONSTRUKSI

1. Tune Pembuka : Dengan teknik Animasi.2. Intro : Suasana Kota Magelang ;

Candi Borobudur ; Kerajinan Pahat Batu di Mungkid; I Nyoman sedang Memahat Batu;

Judul : “Permata Hitam Dari Mungkid”.3. Keseharian

Bapak I Nyoman Alim : Kegiatan sehari-hari sejak pagi hingga malam tiba.Narator membacakan narasi ;

4. I Nyoman Alim M. Menjalin Hubungan Dengan Lingkungan Sekitarnya : I Nyoman Alim M. sedang memberikan bimbingan tentang bagaimana memahat batu kepada masyarakat

sekitarnya; I Nyoman Alim M. sedang memahat; Murid-murid SD N. Taman Agung IV sedang memahat; Narator membacakan narasi.

5. Penutup : Hasil karya seni pahat batu.Tune Penutup Animasi.

49

Page 50: Produksi audio visual

Naskah :Penulisan Naskah Berita

Inverted Pyramid Form (Bentuk Piramida Terbalik)

Penulisan Naskah Novel

Literary Form (Bentuk Kesusastraan)

1

2

3

4

1

2

3

Climax atau Lead (Bagian yang sangat penting)1.

2. Important supporting facts (Bagian fakta-fakta penunjang yang termasuk penting)

Increasing details (Bagian rincian peristiwa yang sedang meningkat

3.

4. Minor details (Bagian rincian peristiwa yang lebih kecil

2. Facts ot increasing importance

1. Introduction

3. Climax

50

Page 51: Produksi audio visual

Penulisan naskah Jurnalistik televisi yang baik harus mengandung unsur 5W + 1H, yaitu

Who, What, When, Where, Why + How.

Alinea pertama menonjolkan inti peristiwa yang fungsinya untuk memperkenalkan berita keseluruhannya secara singkat dan cepat. Alinea ini disebut Lead.

Fakta yang paling kuat reader interest-nya, kita tonjolkan pada alinea pertama setiap susunan berita, apabila perlu benar, boleh juga disambung ke alinea kedua.

51

Page 52: Produksi audio visual

Shooting ScriptNaskah untuk keperluan pengambilan gambar yang merupakan penjabaran dan analisis dari naskah lengkap, terdiri dati kolom ; nomor shot, mode/type shot, gambar/video, suara/audio (dialog) dan durasi.

52

Page 53: Produksi audio visual

WORKSHOP “PRODUKSI AUDIO VISUAL”SMK Negeri I WANAREJA Kabupaten CILACAP

DI SEKOLAH TINGGI MULTI “MMTC”YOGYAKARTA 2008

THE TELEVISION PRODUCTION

CATEGORY :FORMAT :TITLE :SUB TITLE :DURATION : DIRECTOR :

PRODUCTION NO : CAMERA OPERATOR :

TAPE NO :

CASSETTE NO : RECORDING DATE :

NO. Model/Tipe Shot Video Audio Duration

A B C D E

Program Director,

( . . . . . . . . . . . . . ) 53

Page 54: Produksi audio visual

Komposisi adalah pengorganisasian elemen-elemen visual dalam videospace (frame). Videospace merupakan ukuran secara riil bagi penonton televisi dari apa yang dilihat dan didengar melalui pesawat televisi.

Visualisasi adalah pengungkapan ide atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan (naskah) diubah menjadi bentuk gambar.

Picturization adalah penggabungan / pergantian antara gambar yang satu dengan gambar lainnya menggunakan alat switching desk / vision mixer, sehingga menjadi rangkaian gambar yang menarik da mengandung arti.

54