perbankan syariah akad.docx

Upload: andika

Post on 13-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

. MACAM-MACAM AKAD DALAM AKAD LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH Pembagian Akad dari segi ada atau tidaknya Kompensasi

I. AKAD TABARRUAkad tabarru merupakan segala macam perjanjian yang menyangkut transaksi nirlaba yang tidak mencari keuntungan (not for profit), Akad tabarru dilakukan dengan tujuan tolong-menolong dalam rangka berbuat kebaikan. Dalam akad tabarru, pihak yang berbuat kebaikan tersebut tidak berhak mensyaratkan dan mengharapkan imbalan apapun kepada pihak lainnya, Pada hakekatnya, akad tabarru adalah akad melakukan kebaikan yang mengharapkan balasan dari Allah SWT semata. Contoh akad-akad tabarru adalah qard, rahn, hiwalah, wakalah, kafalah, wadiah, hibah,waqf, shadaqah,hadiah, dll.

Pada dasarnya dalam akad tabarru ada dua hal yaitu memberikan sesuatu atau meminjamkan sesuatu baik objek pinjamannya berupa uang atau jasa.1. Dalam bentuk meminjamkan uangAda tiga jenis akad dalam bentuk meminjamkan uang yakni :a. Qard, merupakan pinjaman yang diberikan tanpa adanya syarat apapun dengan adanya batas jangka waktu untuk mengembalikan pinjaman uang tersebut.b. Rahn adalah menahan salah satu harta milik sipeminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis, dengan demikian pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnyac. Hiwalah, merupakan bentuk pemberian pinjaman uang yang bertujuan mengambil alih piutang dari pihak lain atau dengan kata lain adalah pemindahan hak atau kewajiban yang dilakukan seseorang (pihak pertama) yang sudah tidak sanggup lagi untuk membayarnya kepada pihak kedua yang memiliki kemampuan untuk mengambil alih atau untuk menuntut pembayaran utang dari/atau membayar utang kepada pihak ketiga

2. Dalam bentuk meminjamkan JasaAda tiga jenis akad dalam meminjamkan jasa yakni :a. Wakalah, merupakan akad pemberian kuasa (muwakkil) kepada penerima kuasa (wakil) untuk melaksanakan suatu tugas (taukil) atas nama pemberi kuasa. Dapat dilakukan dengan cara kita melakukan sesuatu baik itu bentuknya jasa , keahlian, ketrampilan atau lainya yang kita lakukan atas nama orang lain.b. Wadiah, dapat dilakukan dengan cara kita memberikan sebuah jasa untuk sebuah penitipan atau pemeliharaan yang kita lakukan sebagai ganti orang lain yang mempunyai tanggungan. Wadiah adalah akad penitipan barang atau jasa antara pihak yang mempunyai barang atau uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang atau uang tersebut.Pembagian wadiah sebagai berikut :a. Wadiah Yad Al-AmanahAkad Wadiah dimana barang yang dititipkan tidak dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan dan penerima titipan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang titipan selama si penerima titipan tidak lalai.b. Wadiah Yad Ad-DhamanahAkad Wadiah dimana barang atau uang yang dititipkan dapat dipergunakan oleh penerima titipan dengan atau tanpa ijin pemilik barang. dari hasil penggunaan barang atau uang ini si pemilik dapat diberikan kelebihan keuntungan dalam bentuk bonus dimana pemberiannya tidak mengikat dan tidak diperjanjikan.

c. Kafalah, merupakan akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain dimana pemberi jaminan bertanggung jawab atas pembayaran kembali suatu hutang yang menjadi hak penerima jaminan.

3. Memberikan SesuatuYang termasuk ke dalam bentuk akad memberikan sesuatu adalah akad-akad : hibah, wakaf, shadaqah, hadiah, dll. Dalam semua akad-akad tersebut, si pelaku memberikan sesuatu kepada orang lain. Bila penggunaannya untuk kepentingan umum dan agama, maka akadnya dinamakan wakaf. Objek wakaf ini tidak boleh diperjual belikan begitu sebagai aset wakaf. Sedangkan hibah dan hadiah adalah pemberian sesuatu secara sukarela kepada orang lain.Ketika akad tabarru telah disepakati maka tidak boleh dirubah menjadi akad tijarah yang tujuannya mendapatkan keuntungan, kecuali atas persetujuan antar kedua belah pihak yang berakad. Akan tetapi lain halnya dengan akad tijarah yang sudah disepakati, akad ini boleh diubah kedalam akad tabarru bila pihak yang tertahan haknya merelakan haknya, sehingga menggugurkan kewajiban yang belum melaksanakan kewajibannya.Adapun fungsi dari akad tabarru ini selain orientasi akad ini bertujuan mencari keuntungan akhirat,bukan untuk keperluan komersil. Akan tetapi dalam perkembangannya akad ini sering berkaitan dengan kegiatan transaksi komersil, karena akad tabarru ini bisa berfungsi sebagai perantara yang menjembatani dan memperlancar akad tijarah.

II. AKAD TIJARAH

Akad Tijarah adalah akad yang berorientasi pada keuntungan komersial ( for propfit oriented). Dalam akad ini masing-masing pihak yang melakukan akad berhak untuk mencari keuntungan. Contoh akad tijarah adalah akad-akad investasi, jual-beli, sewa-menyewa dan lain lain. Pembagian akad tijarah dapat dilihat dalam skema akad dibawah ini.

Pembagian berdasarkan tingkat kepastian dari hasil yang diperoleh akad tijarah dibagi menjadi dua yaitu Natural Uncertainty Contract (NUC) dan Natural Certainty Contrats (NCC).

A. Natural Certainty Contracts

Natural Certainty Contracts adalah kontrak/akad dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Cash flow-nya bisa diprediksi dengan relatif pasti, karena sudah disepakati oleh kedua belah pihak yangbertransaksi di awal akad. Kontrak-kontrak ini secara menawarkan return yang tetap dan pasti. Objek pertukarannya (baik barang maupun jasa) pun harus ditetapkan di awal akad dengan pasti, baik jumlahnya (quantity), mutunya (quality), harganya (price), dan waktu penyerahannya (time of delivery). Yang termasuk dalam kategori ini adalah kontrak-kontrak jual-beli, upah-mengupah, sewa-menyewa.

Macam Macam Natural Certainty Contracts (NCC) sebagai berikut :

1. Akad Jual Belia. Bai naqdan adalah jual beli biasa yang dilakukan secara tunai. Dalam jual beli ini bahwa baik uang maupun barang diserahkan di muka pada saat yang bersamaan, yakni di awal transaksi (tunai).b. Bai muajjal adalah jual beli dengan cara cicilan. Pada jenis ini barang diserahkan di awal periode, sedangkan uang dapat diserahkan pada periode selanjutnya. Pembayaran ini dapat dilakukan secara cicilan selama periode hutang, atau dapat juga dilakukan secara sekaligus di akhir periode.c. Murabahah adalah jual beli dimana besarnya keuntungan secara terbuka dapat diketahui oleh penjual dan pembeli.d. Salam adalah akad jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu.e. Istisna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (Pembeli, Mustashni) dan penjual (Pembuat, shani).

2. Akad Sewa-Menyewa

a. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.b. Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) adalah Ijarah yang membuka kemungkinan perpindahan kepemilikan atas objek ijarahnya pada akhir periode.c. Jualah adalah akad ijarah yang pembayarannya didasarkan kepada kinerja objek yang disewa /diupah.

B. Natural Uncertainty Contracts (NUC)

Natural Uncertainty Contracts adalah kontrak/akad dalam bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Dalam NUC, pihak-pihak yang bertransaksi saling mencampurkan asetnya (baik real assets maupun financial assets) menjadi satu kesatuan, dan kemudian menanggung resiko bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan. Di sini, keuntungan dan kerugian ditanggung bersama. Yang termasuk dalam kontrak ini adalah kontrak-kontrak investasi. Kontrak investasi ini tidak menawarkan keuntungan yang tetap dan pasti.

Macam Macam Natural Uncertainty Contracts (NUC) adalah sebagai berikut:1. MusyarakahMenurut Syafii Antonio Akad Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.

Macam macam musyarakah :a. MufawadhahAkad kerjasama dimana masing-masing pihak memberikan porsi dana yang sama. Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan dan kerugian ditanggung bersama.

b. InanAkad kerjasama dimana pihak yang bekerjasama memberikan porsi dana yang tidak sama jumlahnya. Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan dan kerugian ditanggung sebesar porsi modal.

c. WujuhAkad kerjasama dimana satu pihak memberikan porsi dana dan pihak lainnya memberikan porsi berupa reputasi. Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan dan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi modal, pihak yang memberikan dana akan mengalami kerugian kehilangan dana dan pihak yang memberikan reputasi akan mengalami kerugian secara reputasi.

d. AbdanAkad kerjasama dimana pihak-pihak yang bekerjama bersama-sama menggabungkan keahlian yang dimilikinya. Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan dan kerugian ditanggung bersama. dengan akad ini maka pihak yang bekerjasama akan mengalami kerugian waktu jika mengalami kerugian.

e. MudharabahMudharabah merupakan akad kerjasama dimana satu pihak menginvestasikan dana sebesar 100 persen dan pihak lainnya memberikan porsi keahlian. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan dan kerugian sesuai dengan porsi investasi.

Macam Macam Mudharabah :a) Mudharabah MutlaqahMudharabah Mutlaqah merupakan akan mudharabah dimana dana yang diinvestasikan bebas untuk digunakan dalam usaha oleh pihak lainnya.b) Mudharabah MuqayadahBerbeda dengan Mudharabah Muqayadah, dana yang diinvestasikan digunakan dalam usaha yang sudah ditentukan oleh pemberi dana.2. MuzaraahAkad Syirkah dibidang pertanian yang digunakan untuk pertanian tanaman setahun3. MusaqahAkad Syirkah di bidang pertanian dimana digunakan untuk pertanian tanaman tahunan.4. MukharabahAkad Muzaraah dimana bibitnya berasal dari pemilik tanah

A. Pengert[1]ian akadSecara bahasa, akad berarti ikatan atau penghubungan terhadap dua hal.sementara secara istilah adalah keterkaitan keinginan dari dengan keinginan orang lain dengan cara yang memunculkan adanya kotmitmen tertentu yang disyariatkan.Menurut istilah fiqaha ialah:..............................................................................................................perikatan ijab dengan kobul secara yang disyariatkan agama nampak bekasanya pada yang diakadkan ituAkad adalah salah satu sebab dari yang ditetapkan syara yang kerenanya menimbulkan hukum.dengan memperhatikan tarif akad, dapat di katakan bahwa akad adalah suatunperbuatan yang sengaja yang dibuat oleh dua orang, berdasarkan oleh persetujuan masing-masing.

B. Diantara macam-macam aqad adalah:[2]1. Dilihat dari segi ditetapkan atau tidaknya oleh syara:1) Aqad musamma, adalah aqad yang telah ditetapkan oleh syara dan diberi hokum-hukumnya, seperti jual beli, hibah, ijarah, syirkah dan lain-lain.2) Aqad ghaira musawwa, adalah aqad yang belum ditetapkan istilah, hokum dan namanya oleh syara.2. Dilihat dari segi disyariatkan atau tidaknya:1) Aqad musyaraah, aqad yang dibenarkan oleh syara seperti jual beli, hibah, gadai, dan lain-lai.2) aqad mamnuah, aqad yang dilarang oleh syara seperti menjual anak binatang yang masih dalam kandungan.3. Dilihat dari segi sah atau tidaknya aqad:1) Aqad shahihah, aqad yang cukup syarat-syaratnya. Misalnya, menjual sesuatu dengan harga sekian jika kontan dan sekian jika hutang.2) Aqad fasidah, aqad yang cacat misalnya menjual sesuatu dengan harga yang ditentukan tapi pembayarannya ditangguhkan.4. Dilihat dari segi sifat bendanya:1) Aqad ainiyah, aqad lengkap dengan barangnya.2) Aqad ghaira ainiyah,aqad tanpa disertakan barang.5. Dilihat dari bentuk atau cara melakukannya:1) Dilaksanakan dengan upacara tertentu, yaitu ada saksi seperti pernikahan.2) Aqad ridhaiyah, tidak memerlukan upacara.6. Dilihat dari tukar menukar hak:1) Aqad muawadah, aqad berlaku atas timbal balik, seperti jual beli.2) Aqad tabarrut aqud, berdasarkan pemberian seperti hibah.

C. Rukun-rukun akad

a) [3]Aqid (orang yang beraqad),orang yang ber akad harus baleg,berakal,tidak mengandung unsure penipuan.b) Mauqud alaih(sesuatu yang diaqadkan)c) Shigat aqad (ijab dan qabul)d) Dua pihak atau lebih yang saling terkaitan dengan akadYaitu dua orang atau lebih yang secara langsung terlibat dalam perjanjian.kedua belah piak disyaratkan harus memiliki kemampuan yang cukup untuk mengikuti proses perjanjian, kemampuan tersebut antara lain:1) Kemampuan membedakan mana yang baik dan yang buruk.2) Pilihan, yaitu tidak sah akad yang yang dilakukan orang dibawah paksaan.3) Akad itu dianggap berlaku (jadi total)bila tidak dimiliki pengandian khiyar (hak pilih),seperti khiyar syarat (hak pilih menetapkan persyaratan)e) Sesuatu yang diikat dengan akad Yaitu barang yang dijual dalam akad jualbeli, atau sesuatu yang disewakan dengan akad sewa dan sebagainya. Ada persyataran yang harus dipenuhi agar akad tersebut di anggap sah, yaitu1) Barang tersebut suci atau meskipun terkena najis bisa dibersihkan.akad usaha ini tidak berlakukan pada benda najis secara dzat atau benda yang terkena najis namu tidak mungkin dihilangkan najisnya seperti cuka.2) Barang tersebut harus bisa digunakan dengan cara disyariatkan.3) Komoditi harus bisa diserah terima .4) Barang yang dijual harus merupakan milik sempurna dari yang melakukan penjualan.5) Harus diketahui wujudnya.D. Pengucapan akad[4]Pengucapan akad yaitu pengucapan yang dilantarkan oleh orang yang melakukan akad untuk menunjukkan keinginannya yang mengesankan bahwa akad itusudah berlangsung.tentu saja ungkapan itu harus serahterima (ijab-qabul)Ijab adalah serah terima sedangkan kobul adalah penerima.

E. Syarat-ayarat akad1. Ada beberapa syarat yang harus terdapat dalam aqad, namun dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:a. Syarat umum, yaitu syarat-syarat yang wajib sempurna wujudnya dalam segala macam aqad.b. Syarat khusus, yaitu syarat-syarat yang disyaratkan wujudnya dalam sebagian aqad, tidak dalam sebagian yang lain. Syarat-syarat ini biasa juga disebut syarat tambahan (syarat idhafiyah) yang harus ada disamping syarat-syarat umum,seperti adanya saksi,untuk terjadinya nikah,tidak boleh adanya taliq dalam aqad muwadha dan aqad tamlik, seperti jual beli dan hibah.2. Sedangkan syarat-syarat yang harus terdapat dalam segala macam aqad adalah:a. Ahliyatul aqidaini (kedua pihak yang melakukan aqad cakap bertidak atau ahli)b.Qabiliyatul mahallil aqdi li hukmihi (yang dijadikan objek aqad dapat menerima hukuman )c. Al-wilyatus syariyah fi maudhuil aqdi (aqad itu diizinkan oleh syara dilakukan oleh orang yang mempunyai hak melakukannya).d.Alla yakunalaqdu au madhuuhu mamnuan binashshin syariyin(janganlah aqad itu yang dilarang syara)e.Kaunul aqdi mufidan (akad it memberi faidah)f. Ittihatul majlisil aqdi (bertemu dimajlis akad)F. Klasifikasi akadAkad memiliki banyak klasifikasi melalui sudut pandang yang berbeda-beda yaitu,1. darisegi hukum tallifia. Akad wajib, contohnya akad nikah bagi orang yang sudah wajib nikah, memiliki bekal untuk menikah dan khawatir dirinya akan berbuat maksiat.b. Akad sunah,contohnya akad meminjamkan uangc. Akad mubah, contohnya akad jual beli.d. Akad makhruh, contohnya menjual anggur kepada[5] orang yang masih diragukan apakah ia akan membuat jadi minuman keras atau tida.e. Akad haram, contohnya perdagangan riba.2. Dari sudut pandang sebagai harta (akad material ) atau bukan material.a. Akad harta dari kedua belah pihak, disebut dengan perjanjian materi, seperti jualbeli secara umum.b. Akad selain harta kedua belah pihak, akad yang terjadi terhadap suatu pekerjaan tertentu tanpa imbalan uang, seperti gencatan senjata antara kaum muslimi dengan orang kafir. Wasiat dan lain-lain.c. Akad harta dari suatu pihak dan selain harta dari pihak lain, contohnya pembebasan denda.3. Dari sudut pandang sebagai akad permanen atau non permanen.a. Akad permaen dari dua belah pihak, yakni akad yangterjadi dimana masing-masing dari kedua belah pihak tidak mampu membatalkan.b. Akad non permanen dari kedua belah pihak, yakni bahwa salah satu dari kedua belah pihak memnghendaki bisa membatalkan akad tersebut, contohnya wakilah, peminjaman.c. Akad permanen dari slah satu pihak namun non permanen dari belah pihak lain. Contohnya penggandean barang setelah barang ditangan.4. Dari sudut pandang, apakah ada syarat penyerahan barang langsung atau tidak.a. Akad yang tidak mengharuskan serah terima barang secara langsung pada saat akad,seperti jual dan beli secara umum.b. Akad yang harus serah terima barang secara langsung, dan akad semacam ini dibagi menjadi tiga antara lain:1) Akad yang disyaratkan sarah terimakan bRng secara langsung untuk memindahkan kepemilikan, seperti hibah dan peminjaman uang.2) Akad yang mensyaratkan serah terima barang secara langsung sebagai syarat syahnya, seperti sharf (monay changer)3) Akad yang akan menjadi permanen bila ada serah terima barang secara langsung, seperti hibah dan penggadean.5. Dari sudut pandang legalatifa. Akad legal atau akad yang sah. Yakni akad yang secara mendasar dan aplikatif memang disyariatkan.b. Akad elegal atau batal (akad yang tidah sah).G. Melakukan Akad Usaha Melalui Media Komunikasi Mudoren[6] Jika akad usaha antara kedua belah pihak berlangsung sementara keduanya tidaj berada di lokasi akad, masing-masing tidak melihat pihak lain dengan mata kepala sendiri, juga tidag mendengar suaranya, sementara media komunikasi yang menghubungkan keduanya adalah tulis, surat, kedutaan atau delegasi, via telegram, surat kilat faksimile, layar komputer dalam semua kondisi perjanjian dianggap sah, kalau ijab sampe kepada yang dituju, demikian kobul dari pihak lain. Kalau pihak yang menawarkan akad dengan media-media tersebut memberikan ijab dengan waktu tertntu, maka harys dijaga konsekuensi pada waktu tersebut, tidak boleh di ralat kembali. Semua kaidah-kaidah tersebut di atas tidak berlaku bagi akad nikah karena nikah mengharuskan ada saksi, tidak juga berlaku dengan syarf (penukaran mata uang asing) karena da syarat penyerahan barang langsung, juga tidak untuk jual beli As-salm karena ada syarat pembayaran yang harus dibayar dimuka.Tujuan AkadTujuan akad, yang merupakan rukun keempat menurut beberapa ahli hukum Islam kontemporer, dibedakan dengan objek akad, yang merupakan rukun ketiga akad. Yang terakhir ini, yakni objek akad. Objek akad merupakan tempat terjadinya akibat hukum sedangkan tujuan akad adalah maksud para pihak yang bila terealisasi timbul akibat hukum pada objek tersebut.[footnoteRef:2][11] [2: ]

Tujuan akad dalam Islam dikenal dengan istiilah Maudhu Aqd adalah maksud utama disyariatkan akad. Dalam syariat Islam Maudhu Aqd hares benar dan sesuai dengan ketentuan syara'. Sebenarnya Maudhu Aqd sama meskipun berbeda-beda barang jenisnya. Pada akad jual-beli misalnya, Maudhu Aqd pemindahan kepemilikan barang dari penjual kepada pembeli, sedangkan dalam sewa menyawa pemindahan dalam mengambil manfaat disertai pengganti.[footnoteRef:3][12] [3: ]

Tujuan dan hukum suatu akad disyariatkan dalam hukum Islam, tujuan akad ditentukan oleh Allah SWT dalam Al-Quran dan Nabi Muhammad SAW dalam Hadist. Menurut ulama figih, Tujuan akad dapat dilakukan apabila sesuai dengan ketentuan syari'ah tersebut. Apabila tidak sesuai, maka hukumnya tidak sah.[footnoteRef:4][13] [4: ]

Tujuan akad ini ditandai dengan beberapa karakteristik, yaitu[footnoteRef:5][14] [5: ]

a. Bersifat objektif.b. Menentukan jenis tindakan hukum.c. Tujuan akad merupakan fungsi hukum dari tindakan hukum.Ahmad Azhar Basyir menentulcan syarat-syarat yang hares dipenuln agar suatu tujuan akad dipandang sash dan mempunyai akibat hukum, yaitu: [footnoteRef:6][15] [6: ]

1. Tujuan akad tidak merupakan kewajiban yang telah ada atas pihak-pihak yang bersangkutan tanpa akad yang diadakan.2. Tujuan harus berlangsung adanya hingga berakhirnya pelaksanaan akad.3. Tujuan akad harus dibenarkan syara.