perbandingan kadar interleukin-8 lokal dan...
TRANSCRIPT
1
PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT
COMPARISON LEVELS OF LOCAL AND SYSTEMIC INTERLEUKIN-8 IN SEVERE ACNE VULGARIS
Soraya Bakri1, Anis Irawan Anwar1, Khaeruddin Djawad1, Nasrum Massi2
1Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
2Bagian Mikrobioloigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi : dr. Soraya Bakri Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar Hp.081342741741 Email: [email protected]
2
Abstrak Akne vulgaris (AV) merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel pilosebasea yang disebabkan antara laion oleh Propionibacterium acnes yang yang dapat memicu respon sitokin melalui TLR-2 dan secara langsung menstimulasi sel mononuclear darah perifer (PMN) dan monosit menghasilkan sitokin proinflamasi IL-8 Penelitian dilakukan di Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 30 penderita akne vulgaris berat. Dilakukan pemeriksaan kadar interleukin-8 lokal dan sistemik dengan menggunakan metode ELISA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan kadar interleukin-8 lokal yang lebih tinggi dibandingkan kadar interleukin-8 sistemik pada penderita AV berat. Tidak didapatkan adanya hubungan bermakna antara IL-8 pada penderita AV berat dengan faktor risiko. Namun hal ini harus diteliti lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan metode pengambilan sampel yang lain. Kata kunci : akne vulgaris, interleukin-8, Propionibacterium acnes Abstract
Acne vulgaris (AV) is a skin disease caused by chronic inflammation of the pilosebaceous follicles between laion caused by Propionibacterium acnes which can trigger cytokine responses via TLR-2 and directly stimulated peripheral blood mononuclear cells (PMN) and monocytes produce proinflammatory cytokines IL-8. The study was conducted at the Dermatology clinic Wahidin Sudirohusodo Makassar with the method used in this study was cross-sectional. The study sample of 30 patients with severe acne vulgaris. Examination of interleukin-8 levels locally and systemically by using ELISA method. The results showed that there were increased levels of interleukin-8 local higher than systemic levels of interleukin-8 in patients with severe AV. There was no significant correlation between IL-8 in patients with risk factors for severe AV. However this should be further investigated with more number of samples and other sampling methods. Keywords: acne vulgaris, interleukin-8, propionibacterium acnes
3
PENDAHULUAN
Akne vulgaris (AV) merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan
menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan komedo, papul,pustul,nodul dan kista
pada wajah, leher, dada, bahu, punggung dan lengan atas.(Zaenglein et al., 2008)
Berdasarkan laporan kunjungan pasien pada poliklinik Divisi Dermatologi
Kosmetik Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta, jumlah kunjungan pasien AV pada
tahun 2010 mencapai 2489 kunjungan, dengan jumlah kasus baru mencapai 756 pasien
(30,37%) .(Sitohang, 2011) Data dari rekam medik di poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar angka kunjungan penderita AV berat pada tahun
2012 sebanyak 31 penderita (19,53% dari seluruh kunjungan penderita AV)
Akne vulgaris bisa terjadi dalam beberapa bentuk/gradasi yang tidak selalu sama
pada setiap penderita. Kasus AV sering dijumpai oleh dermatologis terutama pada usia
remaja. Akne vulgaris dapat menetap hingga usia pertengahan.(Zouboulis et al., 2005)
Berdasarkan Combined Acne Severity Classification oleh Lehmann (2002)
tingkat AV dibagi menjadi akne ringan, sedang, dan berat. Akne vulgaris ringan bila
jumlah komedo < 20 atau lesi inflamasi < 15 atau lesi total berjumlah < 30 buah, AV
sedang bila jumlah komedo 20 - 100 atau lesi inflamasi 15 - 50 atau lesi total berjumlah
30 - 125 buah sedangkan AV berat bila jumlah nodul > 5 atau lesi inflamasi > 50 atau lesi
total berjumlah > 125 buah. (Lehmann et al., 2002)
Meskipun penyebab utama dari AV tidak diketahui, berbagai faktor diduga
terlibat dalam patogenesis penyakit ini. Patogenesis penyakit ini meliputi beberapa hal
diantaranya overproduksi kelenjar sebasea, keratinisasi folikel yang abnormal, inflamasi,
respon imun tipe lambat, faktor-faktor eksternal meliputi stress, merokok, minum
alkohol, makanan, genetik serta proliferasi Propionebactrium acnes (P. acnes) dimana
semua faktor ini saling mempengaruhi.(Zoubolis et al., 2008)
Dinding sel P. acnes mengandung antigen karbohidrat yang menstimulasi
pembentukan antibodi, antibodi antipropionibakterium ini memicu proses inflamasi
dengan mengaktifasi komplemen yang kemudian mengawali terjadi suatu jalur
proinflamasi. P. acnes juga memicu inflamasi melalui elisitasi respon hipersensitifitas
tipe lambat dan dengan memproduksi lipase, protease, hialuronidase dan faktor
kemotaktik sehingga merupakan sumber utama dari enzim lipase folikuler, protease, dan
4
hialuronidase. Propionibacterium acnes juga menstimulasi Toll like receptor 2 (TLR 2)
pada monosit dan sel polimorfonuklear (PMN) disekitar folikel sebasea. Setelah terjadi
ikatan TLR 2 kemudian melepaskan sitokin-sitokin proinflamasi seperti IL-I, IL-8, IL-12
dan tumor necrosis factor-alpha (TNF-α).(Zaenglein et al., 2008, Baz et al., 2008)
Diantara mediator-mediator proinflamasi tersebut, IL-8 teridentifikasi sebagai
neutrofil yang mengaktivasi peptida bersamaan dengan P.acnes yang menginduksi faktor
kemotakik yang berperan dalam menarik neutrofil ke dalam unit pilosebasea. Produksi
IL-8 oleh P.acnes adalah melalui NF-kappa B.(All et al., 2007, Kim, 2005)
Pada penelitian ini kami membandingkan kadar interleukin-8 lokal dan sistemik
pada penderita akne berat
METODE PENELITIAN
Lokasi dan rancangan penelitian
Penelitian dilakukan di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada RS Perjan Dr.
Wahidin Sudirohusodo dan RS Jejaring pendidikan Unhas di Makassar, Balai Penyakit
Kulit dan Kelamin Makassar dan Laboratorium Mikrobiologi Kakultas Kedokteran
UNHAS Makassar. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah cross sectional
Subjek penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional untuk melihat perbandingan
kadar IL-8 lokal dan sistemik pada penderita AV berat. Jumlah sampel dihitung
berdasarkan proporsi finit didapatkan jumlah sampel 30 subjek. Setelah mendapat
persetujuan dari komite etik penelitian, didapatkan 30 subjek yang memenuhi kriteria
penelitian dimasukkan dalam studi ini. Sampel penelitian ini adalah semua penderita AV
berat dan telah didiagnosis secara klinis yang memenuhi kriteria penerimaan sampel
penelitian. Kriteria inklusi pada penelitian ini: Penderita berat berdasarkan kriteria
Combined Acne Severity Classification yang dinilai oleh dokter spesialis kulit dan
kelamin, penderita AV berat tidak menderita penyakit infeksi lain, penderita menyetujui
dan menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi : penderita akne berat yang
mendapat pengobatan antibiotik dan anti inflamasi selama 1 bulan terakhir, penderita
akne berat yang menggunakan kontrasepsi hormonal,penderita akne berat yang hamil dan
menyusui. Penelitian dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Bagian
5
Mikrobiologi Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, yang dilaksanakan
pada bulan Januari 2013 - Februari 2013.
Metode
Seluruh subjek yang telah memenuhi kriteria penelitian diminta mengisi kuesioner
mengenai data pribadi dan riwayat penyakit, dilakukan pengambilan gambar lokasi AV
dengan menggunakan kamera digital
Analisis statistik
Data diolah menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16.
Metode statistik yang digunakan adalah perhitungan nilai rerata, simpang baku, sebaran
frekuensi dan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Rank
Test dengan tingkat kemaknaan p<0,05
HASIL
Selama periode penelitian, diperoleh 30 jumlah sampel penderita akne berat Pada
peneltian ini, umur pasien bervariasi antara 14 - 31 tahun dengan rerata 19,4 ± 4,3 tahun.
Kadar IL-8 lokal bervariasi antara -11,6 – 4171,5 dengan rerata 1161,1±1040,6. Kadar
IL-8 sistemik bervariasi antara 25,4 – 987,1 dengan rerata 141,7±233,4. Karena datanya
tidak berdistribusi normal, maka hal ini menunjukkan ada pasien yang mempunyai kadar
IL-8 sistemik yang sangat tinggi.
Berdasarkan tabel 1, terdapat perbedaan signifikan kadar IL-8 lokal dengan
sistemik (p<0,001). Kadar IL-8 lokal (rerata 1161,1) lebih tinggi dibandingkan kadar IL-8
sistemik (rerata=141,7). Pada table 2, Dari 30 sampel AV berat ditemukan distribusi jenis
kelamin yaitu perempuan sebanyak 15 (50%) dan laki-laki 15 (50%). Dari penelitian ini
ditemukan juga riwayat merokok pada 5 sampel (16,7%) dan tidak merokok sebanyak 25
(83,3%) dan riwayat mengkonsumsi alkohol pada 1 sampel (3,3%) dan tidak
mengkonsumsi alkohol sebanyak 29 (96,7%). Riwayat stress didapatkan pada sebagian
besar penderita AV berat pada penelitian ini.Dari 30 penderita AV berat didapatkan
berbagai makanan yang biasa dikonsumsi yaitu makanan berminyak, coklat dan kacang
dimana yang terbanyak adalah penderita AV berat yang biasa mengkonsumsi makanan
berminyak yaitu 27 (62,8%).Pada penelitian ini, juga didapatkan penderita AV berat
yang berkegiatan diluar ruangan yaitu sebanyak 13 (43,3%) dan dalam ruangan17
6
(56,7%). Dari 30 sampel AV berat didapatkan juga riwayat keluarga yang menderita AV
yaitu ibu 11 (36,7%), Ayah 9 (30%), kakak 5 (16,7%), Adik 1 (3,3%) dan sebanyak 4
(13,3%) mengaku tidak memiliki riwayat keluarga dengan AV. Mikroorganisme
terbanyak ditemukan pada sampel yaitu Alkaligenes sp (30,0) dan Staphylococcus sp
(23,3%). Pada penelitian ini ditemukan juga beberapa organisme lain yang diduga
merupakan kontaminan dari luar.
Pada tabel 3, menunjukkan terdapat perbedaan signifikan kadar IL-8 lokal dengan
sistemik (p<0,001). Kadar IL-8 lokal (rerata 1161,1) lebih tinggi dibandingkan kadar IL-8
sistemik (rerata=141,7). Pada tabel 4, Pada tabel 13, tidak didapatkan adanya ada
hubungan signifikan antara stress kerja dengan kadar IL-8 lokal (p>0,05) namun
didapatkan hubungan signifikan antara stres kerja dengan kadar IL-8 sistemik (p<0,05),
persentase penderita yang bekerja pada lingkungan stres sedang lebih tinggi kadar IL-8
sistemik ≥cut off dibandingkan yang nilai kadarnya <cut off. Pada tabel 5 , Hubungan
hasil kultur dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik pada penderita AV berat (p>0,05).
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan ELISA untuk melihat kadar
interleukin-8 lokal dan sistemik pada penderita AV berat. Pada penelitian ini,
didapatkan perbedaan signifikan antara kadar IL-8 lokal dengan IL-8 sistemik
(p<0,001).
Penelitian lainnya mengenai IL-8 pada AV pernah dilaporkan oleh All,dkk yang
meneliti mengenai ekspresi IL-8 pada biopsi kulit dari lesi inflamasi AV dibandingkan
dengan normal dan ditemukan ekspresi IL-8 pada lesi AV lebih tinggi dibandingkan
dengan sampel non lesi (p<0.001). (All et al., 2007)
Ghoname pada tahun 2008 melakukan studi mengenai ekspresi TLR2 dan IL-8
pada pasien AV dibandingkan dengan kulit tanpa lesi dan didapatkan ekspresi m-RNA
dari TLR2 dan IL-8 secara statistik lebih tinggi pada biopsi kulit dengan lesi
dibandingkan tanpa lesi. Ditemukan korelasi yang kuat antara TLR2 dan IL-8 pada biopsi
lesi kulit.(Ghoname et al., 2008)
Sugisaki ddk meneliti mengenai peningkatan produksi interferon gamma,
interleukin 12p40 dan interleukin-8 pada spesimen darah penderita AV dan didapatkan
7
peningkatan sitokin yang lebih tinggi pada penderita AV dibandingkan dengan non
akne.(Sugisaki et al., 2009)
Wang dkk melakukan penelitian pada 30 pasien dengan AV dan 20 kontrol
dengan mengambil sampel darah dan menggunakan pemeriksaan ELISA digunakan
untuk deteksi konsentrasi IL-8 dan TNF-a dan mendetksi adanya hubungan antara TLR
dan IL-8, TNF-α. Pada penelitian tersebut didapatkan kadar serum IL-8 dan TNF-α yang
meningkat secara signifikan pada pasien AV dibandingkan dengan kontrol tanpa AV
serta menunjukkan bahwa ekspresi TLR2 berkorelasi dengan positif dengan konsentrasi
IL-8 dan TNF-α.(Wang et al., 2011)
Palma dkk pada tahun 2007 melakukan penelitian terhadap 40 pasien AV dengan
cara mengambil punksi dari lesi inflamasi AV. Dan dilakukan pemeriksaan ELISA untuk
mendeteksi produksi IL-1B, IL-8 dan TNF-α. Pada penelitian tersebut didapatkan
peningkatan interleukin dan yang tertinggi adalah IL-8 (16) kemuadian IL-1Β (13) dan
TNF-α.(Palma et al., 2007)
Pada penelitian ini diperoleh hasil distribusi jenis kelamin dan usia terhadap
kejadian akne vulgaris berat dimana perempuan 15 kasus (30%) dan laki-laki 15 kasus
(30%) dan tidak terdapat adanya perbedaan signifikan kadar IL-8 lokal dan sistemik
berdasarkan jenis kelamin meskipun terlihat kecenderungan nilai IL-8 lokal lebih tinggi
pada laki-laki dan IL-8 sistemik lebih tinggi pada perempuan. Hal tersebut dapat
dikorelasikan dengan kejadian AV berdasarkan penelitian oleh Goulden dkk yang
menyatakan bahwa insiden akne vulgaris pada laki-laki sama dengan wanita. (Goulden et
al., 1999)
Pada penelitian ini, tidak didapatkan adanya perbedaan signifikan kadar IL-8
lokal dan sistemik berdasarkan kategori umur meskipun terlihat kecenderungan lebih
tinggi pada usia > 20 tahun. Hal ini dapat disebabkan dengan kejadian AV yang sering
pada usia muda. Penelitian Adityan dkk di India menemukan dari 309 penderita AV
ditemukan 137 wanita dan 172 pria dengan usia terbanyak yaitu 16-20 tahun sebanyak
185 orang (59,8%).(Goulden et al., 1999)
Riwayat keluarga dengan akne terutama pada ayah dan ibu akan meningkatkan
risiko akne pada anak mereka. Berdasarkan studi epidemiologi yang dilakukan di
sekolah-sekolah di Prancis didapatkan diantara 913 orang remaja usia 11-18 tahun
8
dengan riwayat akne pada ayah didapatkan hasil 16% pada kelompok akne dibandingkan
8% pada kelompok tanpa lesi akne. Sementara itu dikaji pula riwayat akne pada ibu dan
didapatkan hasil 25% pada kelompok akne dan 14% pada kelompok tanpa lesi akne. Pada
riwayat akne yang dikaji pada saudara kandung didapatkan hasil 68% pada kelompok
akne dan 57% pada kelompok tanpa lesi akne.Selain itu, riwayat akne pada ayah atau ibu
sering dikaitkan dengan kejadian akne berat maupun akne yang tidak berespon pada
pengobatan. (Dreno et al, 2003)
Pada penelitian ini, tidak didapatkan perbedaan signifikan kadar IL-8 lokal dan
sistemik berdasarkan riwayat keluarga yang menderita AV. Terlihat pula kecenderungan
bahwa kadar IL-8 lokal dan sistemik lebih tinggi pada pasien yang tidak ada riwayat
keluarga dengan AV.
Pada penelitian ini didapatkan riwayat stress pada sebagian besar penderita AV
berat. Stress pada penelitian ini diukur dengan menggunakan modifikasi Likert yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial. Tidak ada perbedaan signifikan kadar IL-8 lokal
berdasarkan stres kerja (p>0,05) dan terlihat ada perbedaan signifikan kadar IL-8
sistemik berdasarkan stres kerja (p<0,05). Kadar IL-8 sistemik paling tinggi pada pasien
yang tidak ada stres dan paling rendah pada pasien stres berat. Data ini tidak sesuai
dengan beberapa penelitian. Hal ini diduga karena pertanyaan pada kuisioner hanya
berdasarkan pendapat individu saja yang mungkin dirasakan pada saat mengisi kuisioner.
National Institutes of Health Amerika Serikat menyebutkan stress sebagai faktor
yang dapat menyebabkan timbunya akne vulgaris. Sebuah studi tentang remaja di
Singapura ditemukan korelasi positif yang signifikan antara tingkat stress dan tingkat
keparahan akne vulgaris. Mekanisme mengenai stress dan gangguan emosi dapat
menyebabkan ekserbasi akne belum diketahui. Salah satu teori mengatakan bahwa
ekserbasi ini disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon androgen dari kelenjar
adrenal dan sebum, bahkan asam lemak dalam sebum pun meningkat. (Yosipovitsh et al.,
2007)
Pada penelitian ini terlihat tidak ada perbedaan signifikan kadar IL-8 lokal
berdasarkan hasil kultur (p>0,05). Namun terlihat kecenderungan bahwa kadar IL-8 lokal
paling tinggi pada pasien yang mempunyai hasil kultur Enterobacter sp dan paling
9
rendah pada Staphylococcus sp dan tidak ada perbedaan signifikan kadar IL-8 sistemik
berdasarkan hasil kultur (p>0,05).
Hasil ini berbeda dengan yang dilaporkan oleh Till AE, dkk pada tahun 2000 di
Leeds melaporkan secara keseluruhan mikroflora yang utama ditemukan pada lesi akne
terdiri dari Propionibacterium, Staphylococcus dan Malassezia.Tan HH, dkk pada tahun
2007 di Singapura juga melaporkan mikroorganisme terbanyak adalah P.acnes 66,4%
dari 262 subyek. Berbeda dengan yang dilaporkan Hassanzadeh P, dkk pada tahun 2008
di Iran melakukan kultur dari lesi pustular dan nodulkistik akne secara aerobik dan
anareobik. Dari kultur aerobik ditemukan yaitu S. epidermidis 53%, Micrococcus sr. 45%
dan S.Aureus 41%. Dari kultur anaerobik yaitu S.aureus 39%, P.acnes 33% dan
S.epidermis 21%. (Till et al., 2000, Tan et al., 2007, Hassanzadeh et al., 2008)
KESIMPULAN DAN SARAN
Terdapat penigkatan kadar IL-8 lokal pada penderita AV berat dan terlihat bahwa
peningkatan kadar IL-8 lokal lebih tinggi secara signifikan dibandingkan IL-8 sistemik
pada penderita AV berat. Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan sampel lebih
besar serta dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan mengambil sampel biopsi dari lesi
inflamasi dan dengan menggunakan kontrol orang normal
10
DAFTAR PUSTAKA
All SHAE., Shoukry NS, Maged, RAE & Ayada MM. (2007) Immunohistochemical
expression of interleukin 8 in skin biopsies from patients with inflammatory acne
vulgaris. Diagnostic Pathol 4, 1-6.
Baz K, Erdal M, Yazis A, Soymelez F, Guvenc U, Tasdelen B & Ikizoglu G. (2008)
Association between tumor necrosis factor-alpha gene promoter polymorphism at-
308 and acne in Turkish Patient. Arch Dermatol Res, 300, 371-6.
Burkhart C. & Gottwald L. (2003) Assesment of etiologic agents in acne pathogenesis.
Skin Med, 2, 222-228.
Dreno B. & Poli F. (2003) Epidemiology of Acne. Dermatol, 206, 7-10.
Goulden V, Mcgeown C & Cunliff W. (1999) The family risk of adult acne: a
comparison between first-degree relatives of affected and unaffected individuals.
Br J Dermatol, 141, 297-300.
Ghoname NF, Amin AM, Ismail MA, Shaaban DM & Hassan AM. (2008) Expression
of Toll-Like Receptor-2, Human β -Defensin-2 and Interleukin-8 in Inflammatory
Acne Vulgaris. Egypt J of Med Microbiol, 17.
Hassanzadeh P, Bahmani M & Mehbrani D. (2008) Bacterial resistence to antibiotics in
acne vulgaris: an in vitro study. Indian J Dermatol 53, 122-124.
Kim J. (2005) Review of the Innate Immune Response in Acne vulgaris: Activation of
Toll-Like Receptor 2 in Acne Triggers Infl ammatory Cytokine Responses.
Dermatol, 193-198.
Lehmann H, Robinson K, Andrews J, Holloway V & Goodman S. (2002) Acne therapy:
A methodologic review. J Am Acad Dermatol, 47, 231-40.
Palma RA, Castrilion RL, Padilla DC, Chafez FSJ & Encinas PG. (2007) Identification of
IL-8, IL-1B and TNF alfa in lession of patients with
Sitohang IBS. (2011) Patogenesis terkini akne vulgaris. MDVI, 38, 149-152.
Sugisaki H, Yamanaka K, Kakeda M, Kitagawa H, Tanaka K, Watanabe,K, Gabazza E,
Kurokawa I & Mizutani H. (2009) Increased interferon-g, interleukin-12p40 and
IL-8 production in Propionibacterium acnes-treated peripheral blood mononuclear
11
cells from patient with acne vulgaris Host response but not bacterial species is the
determinant factor of the disease. J of Dermatol Sci 55, 47-52.
Tan Hh, Tan Aw, Barkham T, Yan Xy & Zhu M (2007) Community-based study of acne
vulgaris in adolescent in Singapore. Br J Dermatol, 157, 547-551.
Till A, Goutden V, Cunliffe W & Holland K. (2000) The cutaneous microflora of
adolescent, late-onset acne patients does not differ. Br J Dermatol, 142.
Wang ZY, Li K, Qiu PP, Qiu HF, Shu CM & Gau Y. (2011) Expression of TLR2 in
peripheral blood mononuclear cells and its correlation with interleukin-8 and
tumor necrosis factor-α in patients with acne vulgaris. Chin J Dermatol, 44.
Yosipovitsh G, Tang M, Dawn AG, Chen M, Goh Cl, Chan YH & Seng LF. (2007) Study
of Psychological Stress, Sebum Production and Acne Vulgaris in Adolescents.
Acta Derm Venereol, 87, 135-139.
Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM & Strauss JS. (2008) Acne vulgaris and
acneiform eruptions. IN Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Palmer A
& Leffel D. (Eds.) Fitzpatrick's dermatology in general medicine. New York,
McGraww-Hill Medical.
Zouboulis C, Eady A, Philpott M, Goldsmith L., Orfanos C, Cunliffe W & Rosenfield R.
(2005) What is the pathogenesis of acne ? Exp Dermatol, 14, 143-52.
12
Tabel 1. Perbandingan kadar IL-8 lokal dan sistemik
N Rerata
Simpang
Baku p
Kadar IL-8 Lokal 30 1161,1 1040,6 0,000
Kadar IL-8 Sistemik 30 141,7 233,4
Tabel 2. Distribusi faktor risiko pada penderita AV berat
n % Jenis Kelamin Laki-Laki 15 50,0
Perempuan 15 50,0 Merokok Ya 5 16,7
Tidak 25 83,3 Alkohol Ya 1 3,3
Tidak 29 96,7 Stress Tidak ada stress 6 20,0
Stres Ringan 11 36,7 Stres Sedang 11 36,7 Stres Berat 2 6,7
Kebiasaan Makan Makanan Berminyak 27 62,8% Kacang 8 18,6% Coklat 8 18,6%
Tempat aktivitas Dalam ruangan 17 56,7
Luar ruangan 13 43,3
Riwayat keluarga
Tidak ada 4 13,3
Bapak 9 30,0 Ibu 11 36,7 Saudara 6 20,0
13
Jenis Mikroorganisme
Staphylococcus sp 7 23,3
Enterobacter sp 7 23,3 Alkaligenes sp 9 30,0 Providencia sp 5 16,7 Klebsiella sp 2 6,7 Total
Tabel 3. Perbandingan kadar IL-8 lokal dan sistemik
N Rerata
Simpang Baku p
Kadar IL-8 Lokal 30 1161,1 1040,6 0,000
Kadar IL-8 Sistemik 30 141,7 233,4
Tabel 4. Hubungan stress kerja dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik pada penderita AV berat
Kadar IL-8 Lokal
Total
Kadar IL-8 Sistemik
Total
≥ Cut Off <Cut Off ≥ Cut Off <Cut Off
Stres Kerja Tidak ada stress N 3 3 6 5 1 6 % 25,0% 16,7% 20,0% 33,3% 6,7% 20,0%
Stres Ringan N 6 5 11 2 9 11 % 50,0% 27,8% 36,7% 13,3% 60,0% 36,7%
Stres Sedang N 3 8 11 7 4 11 % 25,0% 44,4% 36,7% 46,7% 26,7% 36,7%
Stres Berat N 0 2 2 1 1 2 % 0,0% 11,1% 6,7% 6,7% 6,7% 6,7%
Total N 12 18 30 15 15 30 % 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
14
Tabel 5. Hubungan hasil kultur dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik pada
penderita AV berat
Kadar IL-8 Lokal
Total
Kadar IL-8 Sistemik
Total ≥ Cut Off <Cut Off
>= Cut Off <Cut Off
Hasil Kultur
Staphylococcus sp n 1% 6 7 3 4 7 8,3%
33,3% 23,3% 20,0% 26,7% 23,3%
Enterobacter sp n 4 3 7 2 5 7 % 33,3% 16,7% 23,3% 13,3% 33,3% 23,3%
Alkaligenes sp n 5 4 9 2 5 7 % 41,7% 22,2% 30,0% 13,3% 33,3% 23,3%
Providencia n 1 4 5 3 2 5 % 8,3% 22,2% 16,7% 20,0% 13,3% 16,7%
Klebsiella n 1 1 2 2 0 2 % 8,3% 5,6% 6,7% 13,3% ,0% 6,7%
Total n 12 18 30 15 15 30 % 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%