perbandingan hasil belajar materi ikatan …repository.unja.ac.id/3576/1/artikel ilmiah -...

12
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DAN STAD ARTIKEL ILMIAH OLEH NURJANAH A1C113009 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MARET, 2018

Upload: lamnguyet

Post on 31-Aug-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN …repository.unja.ac.id/3576/1/ARTIKEL ILMIAH - Janah.pdf · power point dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN KIMIA

MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TAI DAN STAD

ARTIKEL ILMIAH

OLEH

NURJANAH

A1C113009

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

MARET, 2018

Page 2: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN …repository.unja.ac.id/3576/1/ARTIKEL ILMIAH - Janah.pdf · power point dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Artikel ilmiah berjudul: “Perbandingan Hasil Belajar Materi Ikatan Kimia

Menggunakan Media Komik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

dan STAD” yang disusun oleh Nurjanah NIM A1C113009 telah diperiksa dan

disetujui.

Pembimbing I

Jambi, Maret 2018

Dr. Harizon, M.Si

NIP. 19651016 199203 1 010

Pembimbing II

Jambi, Maret 2018

Drs. Affan Malik, M.E

NIP. 19580717 198403 1 003

Page 3: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN …repository.unja.ac.id/3576/1/ARTIKEL ILMIAH - Janah.pdf · power point dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh

1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN KIMIA

MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TAI DAN STAD

Oleh

Nurjanah1, Harizon2

, Affan Malik2

1Alumni Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi

2Staf Pengajar Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh terbatasnya media ajar yang membantu siswa

dalam proses memahami materi serta rendahnya ketertarikan siswa akan materi kimia

yang diajarkan yang mana hal ini juga berdampak terhadap hasil belajar siswa.

Penggunaan media komik didalam model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan STAD

dapat menjadi salah satu alternative yang dapat diterapkan untuk menarik minat dan

meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

perbandingan hasil belajar siswa materi ikatan kimia menggunakan media komik

melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tipe STAD. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini berupa Post-test Only Control Design. Pengambilan sampel dilakukan

dengan total sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes essay. Data

yang didapat dianalisis menggunakan uji-t. Uji prasyarat menggunakan uji normalias

dan uji homogenitas. Adapun rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa kelas

eksperimen I menggunakan media komik melalui model pembelajaran kooperatif tipe

TAI adalah 77,3, kelas eksperimen II yang menggunakan media komik melalui model

pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 63,88. Pengujian hipotesis dihitung dengan

menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi = 0,05 didapat thitung > ttabel dimana thitung

= 5,54 dan ttabel = 1,67. Dari hasil analisis ini disimpulkan bahwa hasil belajar materi

ikatan kimia menggunakan media komik melalui model pembelajaran kooperatif tipe

TAI lebih baik dari pada penggunaan media komik melalui model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

Kata kunci: Komik Kimia, Team Assisted Individualization (TAI), Student Team

Achievement Division (STAD), Hasil Belajar Siswa

PENDAHULUAN

Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi

manusia beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung

Page 4: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN …repository.unja.ac.id/3576/1/ARTIKEL ILMIAH - Janah.pdf · power point dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh

2

jawab (Pasal 3 Undang-undang No. 20

Tahun 2003). Pembaharuan di bidang

pendidikan sekarang didasarkan dan

ditujukan pada perbaikan situasi dan

kondisi belajar, untuk mencapai

perbaikan mutu pendidikan. Kemajuan

ilmu dan teknologi berkaitan dengan

pembaharuan dan keterampilan yang

baik dalam memilih dan menggunakan

media.

Materi Ikatan kimia merupakan

kompetensi wajib bagi siswa kelas X di

SMA. Terdiri dari konsep-konsep dan

contoh soal yang cukup banyak,

membutuhkan daya hafalan dan

pemahaman yang tinggi karena siswa

akan dikenalkan pada jenis-jenis ikatan

dan proses terjadinya ikatan. Tidak

semua siswa dapat dengan mudah

memahami bagaimana proses terjadinya

ikatan dalam suatu senyawa. Oleh

karena itu butuhkan suatu alternatif

yang dapat meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi ini.

Informasi yang diperoleh dari

guru kimia di SMA Negeri 1 Betara

Tanjung Jabung Barat, menyebutkan

bahwa mereka sudah menerapkan

berbagai model pembelajaran dalam

pembelajaran kimia diantaranya adalah

model pembelajaran kooperatif tipe

STAD, CTL, Jigsaw, Discovery

learning dan TAI. Banyak siswa yang

hasil pembelajarannya rendah.

Kesulitan yang dialami siswa ialah

materi ikatan kimia yang membutuhkan

tingkat pemahaman yang tinggi.

Kemudian siswa kurang tertarik

mengikuti proses pembelajaran. Guru

terkadang juga menggunakan media

power point dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar siswa yang diperoleh

lumayan baik, walaupun ada sebagian

siswa yang kurang berpartisipasi dalam

proses pembelajaran.

Media adalah alat yang dapat

membantu proses belajar mengajar yang

berfungsi memperjelas makna pesan

yang disampaikan sehingga tujuan

pengajaran dapat tercapai dengan baik

(Daryanto, 1993). Media pembelajaran

yang peneliti gunakan dalam penelitian

ini adalah media pembelajaran komik

kimia yang telah dikembangkan oleh

peneliti terdahulu, yaitu penelitian oleh

Kurniawan (2016). Hasil dari

pengembangan media pembelajaran

komik kimia dapat mendukung dalam

pembelajaran ikatan kimia.

Menurut Waluyanto (2005) komik

merupakan bentuk media komunikasi

visual yang memiliki kekuatan untuk

menyampaikan informasi secara

popular dan mudah dimengerti, hal ini

karena komik memadukan kekuatan

gambar dan tulisan yang dirangkai

dalam suatu alur cerita yang membuat

informasi menjadi lebih mudah diserap.

Teks dan gambar membuat komik

menjadi lebih mudah dimengerti,

sedangkan alur pembuatannya menjadi

lebih mudah diikuti dan diingat.

Sehingga pesan yang disampaikan

melalui komik tersimpan dalam memori

jangka panjang yang tidak mudah

dilupakan meskipun telah lama dibaca

dan sewaktu-waktu dengan mudah

dapat diceritakan/recall kembali.

Model pembelajaran merupakan

komponen dalam pembelajaran, yang

diyakini efektif untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Pembelajaran kooperatif

merupakan strategi pembelajaran yang

mendorong siswa aktif menemukan

sendiri pengetahuannya melalui

keterampilan proses. Contoh model

pembelajaran kooperatif adalah TAI.

Model pembelajaran ini menerapkan

bimbingan antar teman, siswa

dikelompokkan ke dalam kelompok

kecil yang terdiri 4-5 anak dengan

tingkat kemampuan yang berbeda antara

individu. Model pembelajaran yang

diprakarsai oleh Robert Slavin ini

merupakan model pembelajaran secara

berkelompok dimana terdapat seorang

Page 5: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN …repository.unja.ac.id/3576/1/ARTIKEL ILMIAH - Janah.pdf · power point dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh

3

siswa yang lebih mampu berperan

sebagai asisten yang bertugas

membantu secara individual siswa lain

yang kurang mampu dalam suatu

kelompok.

Contoh model pembelajaran

kooperatif lainnya adalah STAD. Slavin

dalam Trianto (2015) menyatakan

bahwa pada STAD siswa ditempatkan

dalam tim belajar beranggotakan 4-5

orang yang merupakan campuran

menurut tingkat prestasi, jenis kelamin

dan suku. Diawali dengan penyampaian

tujuan pembelajaran, penyampaian

materi, kegiatan kelompok, kuis dan

penghargaan kelompok.

Model pembelajaran memerlukan

suatu media untuk membantu

mempercepat tercapainya tujuan

pembelajaran. Menurut Gagne dalam

Octavianti, dkk (2014) media

pembelajaran adalah berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa

yang dapat merangsangnya untuk

belajar. Berdasarkan penelitian Lestari,

dkk (2014) menyatakan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe TAI dan

STAD dapat digunakan dengan mudah

dalam kelas. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe TAI yang

dilengkapi media animasi memberikan

prestasi belajar yang lebih tinggi

dibandingkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD

yang dilengkapi media animasi terhadap

prestasi belajar aspek kognitif siswa.

Berdasarkan latar belakang yang

telah dijelaskan diatas, peneliti

bermaksud untuk melakukan penelitian

dengan judul “Perbandingan Hasil

Belajar Materi Ikatan Kimia

Menggunakan Media Komik Melalui

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TAI dan STAD”.

KAJIAN PUSTAKA

Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah suatu aktivitas atau

suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan

keterampilan, memperbaiki perilaku,

sikap, dan mengokohkan kepribadian.

Dalam konteks menjadi tahu atau proses

memperoleh pengetahuan, menurut

pemahaman sains konvensional, kontak

manusia dengan alam disebut dengan

pengalaman (experience). Pengalaman

yang terjadi berulang kali melahirkan

pengetahuan, (knowledge), a body of

knowledge. Definisi ini merupakan

definisi umum dalam pembelajaran

sains secara konvensional, dan

beranggapan bahwa pengetahuan sudah

terserak di alam, tinggal bagaimana

siswa atau pembelajar berekplorasi,

menggali dan menemukan kemudian

memungutnya, untuk memperoleh

pengetahuan (Suyono dan Hariyanto,

2014).

Pembelajaran menurut Dimyati

dan Mudjiono dalam Sagala (2014)

adalah kegiatan guru secara terprogram

dalam desain instruksional, untuk

membuat siswa belajar secara aktif,

yang menekankan pada penyediaan

sumber belajar. UUSPN No. 20 tahun

2003 menyatakan pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan

pendidikan dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar.

Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran yang bernaung

dalam teori konstruktivis adalah

kooperatif. Pembelajaran kooperatif

muncul dari konsep bahwa siswa akan

lebih mudah menemukan dan

memahami konsep yang sulit jika

mereka saling berdiskusi dengan

temannya. Di dalam kelas kooperatif

siswa belajar bersama dalam kelompok-

kelompok kecil yang terdiri dari 4-6

orang siswa yang sederajat tetapi

Page 6: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN …repository.unja.ac.id/3576/1/ARTIKEL ILMIAH - Janah.pdf · power point dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh

4

heterogen, kemampuan, jenis kelamin,

suku/ras, dan satu sama lain saling

membantu. Tujuan dibentuknya

kelompok tersebut adalah untuk

memberikan kesempatan kepada semua

siswa untuk dapat terlibat secara aktif

dalam proses belajar (Trianto, 2007).

Team Assisted Individualization

atau yang lebih sering disingkat TAI

merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang menarik

karena menerapkan gabungan dari dua

hal, yaitu belajar dengan kemampuan

masing-masing individu dan belajar

kelompok. Model pembelajaran

kooperatif tipe TAI ini dikembangkan

oleh Robert E. Slavin dalam karyanya

Cooperative Learning: Theory,

Research and Practice. Slavin (2016)

memberikan penjelasan bahwa dasar

pemikirannya adalah untuk

mengadaptasi pengajaran terhadap

perbedaan individual berkaitan dengan

kemampuan siswa maupun pencapaian

prestasi siswa.

Pembelajaran kooperatif tipe

STAD ini merupakan salah satu tipe

dari model pembelajaran kooperatif

yang menggunakan kelompok kecil

dengan jumlah 4-5 orang siswa secara

heterogen. Diawali dengan

penyampaian tujuan pembelajaran,

penyampaian materi, kegiatan

kelompok, kuis dan penghargaan

kelompok. Slavin dalam Trianto (2015)

menyatakan bahwa pada STAD siswa

ditempatkan dalam tim belajar

beranggotakan 4-5 orang yang

merupakan campuran menurut tingkat

prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru

menyajikan pelajaran, dan kemudian

siswa bekerja dalam tim mereka

memastikan bahwa seluruh anggota tim

telah menguasai pelajaran tersebut, pada

saat tes ini mereka tidak dibolehkan

saling membantu.

Media pembelajaran komik Kata media berasal dari bahasa

latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium. Secara harfiah berarti

perantara atau pengantar. Dengan

demikian, media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim ke

penerima pesan. Pembelajaran adalah

usaha-usaha belajar agar terjadi proses

belajar dalam diri siswa (Sardiman,

2014).

Menurut Waluyanto (2005) komik

merupakan bentuk media komunikasi

visual yang memiliki kekuatan untuk

menyampaikan informasi secara

popular dan mudah dimengerti, hal ini

karena komik memadukan kekuatan

gambar dan tulisan yang dirangkai

dalam suatu alur cerita yang membuat

informasi menjadi lebih mudah diserap.

Teks dan gambar membuat komik

menjadi lebih mudah dimengerti,

sedangkan alur pembuatannya menjadi

lebih mudah diikuti dan diingat.

Sehingga pesan yang disampaikan

melalui komik tersimpan dalam memori

jangka panjang yang tidak mudah

dilupakan meskipun telah lama dibaca

dan sewaktu-waktu dengan mudah

dapat diceritakan/recall kembali.

Media komik yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini masuk

pada faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar yaitu faktor eksternal

instrumental. Sebab media tersebut

merupakan instrumen yang sengaja

peneliti rancang untuk menumbuhkan

faktor internal siswa, sehingga pada

akhirnya siswa menjadi lebih senang

dan mudah dalam mempelajari

pelajaran khususnya pelajaran kimia.

Ikatan Kimia

Ikatan kimia adalah ikatan yang

terjadi antaratom atau antarmolekul,

dengan cara atom yang satu melepaskan

elektron, sedangkan atom yang lain

menerima elektron. Penggunaan

Page 7: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN …repository.unja.ac.id/3576/1/ARTIKEL ILMIAH - Janah.pdf · power point dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh

5

H H H H

bersama pasangan elektron yang berasal

dari salah satu atom. Tujuan

pembentukan ikatan kimia adalah agar

terjadi pencapaian kestabilan suatu

unsur. Elektron yang berperan pada

pembentukan ikatan kimia adalah

elektron valensi dari suatu atom/unsur

yang terlibat. Dalam pembentukan

ikatan kimia, atom-atom akan

membentuk konfigurasi elektron seperti

pada unsur gas mulia. Berdasarkan

perubahan konfigurasi elektron yang

terjadi pada pembentukan ikatan, maka

ikatan kimia dibedakan menjadi empat

bagian yaitu: ikatan ion, ikatan kovalen,

ikatan kovalen koordinat, dan ikatan

logam.

Ikatan ion terjadi jika atom unsur

yang memiliki energi ionisasi rendah

melepaskan elektron valensinya

(membentuk kation) dan atom unsur

lain yang mempunyai afinitas elektron

tinggi menangkap/menerima elektron

tersebut (membentuk anion). Kedua ion

tersebut kemudian saling berikatan

dengan gaya elektrostatis.

Contoh:

Ikatan antara Mg12 dan O8

Konfigurasi elektronnya:

28,2,Mg12

62,O8

82282

2eMgMg 2

8O + 2e- →

O2-

(2,6) (2,8)

Terjadi tarik menarik antara 2 elektron

Mg2+

dengan ion O2-

membentuk

gabungan ion MgO.

Ikatan kovalen adalah ikatan yang

terjadi akibat pemakaian pasangan

elektron secara bersama oleh kedua

atom yang berikatan. Berdasarkan

banyaknya pasangan elektron yang

membentuk ikatan, ada tiga jenis ikatan

kovalen, yaitu ikatan kovalen tunggal,

rangkap dua, dan rangkap tiga.

Ikatan kovalen tunggal ialah

ikatan dengan sepasang elektron yang

berikatan.

Contoh:

Ikatan yang terjadi antara atom H

dengan atom H membentuk molekul H2

Konfigurasi elektronnya: 1H = 1

Rumus struktur: H – H

Rumus kimia: H2

Ikatan kovalen rangkap dua ialah ikatan

dengan dua pasang elektron yang

berikatan.

Contoh:

Ikatan yang terjadi antara atom O

dengan atom O membentuk molekul O2

Konfigurasi elektronnya: 8O = 2 6

Rumus struktur: O ═ O

Rumus kimia: O2

Ikatan kovalen rangkap tiga ialah ikatan

dengan tiga pasang elektron yang

berikatan.

Contoh:

Ikatan yang terjadi antara atom N

dengan atom N membentuk molekul N2

Konfigurasi elektronnya: 7N = 2 5

Rumus struktur: N ≡ N

Rumus kimia: N2

Ikatan kovalen koordinat adalah ikatan

yang terbentuk dengan cara penggunaan

bersama pasangan elektron bebas yang

berasal dari salah satu atom yang

berikatan, sedangkan atom yang lain

hanya menerima pasangan elektron

O

O

O O

N

N

N N

Page 8: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN …repository.unja.ac.id/3576/1/ARTIKEL ILMIAH - Janah.pdf · power point dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh

6

yang digunakan bersama. Ikatan logam

adalah ikatan yang terbentuk akibat

adanya gaya tarik-menarik yang terjadi

antara muatan positif dari ion-ion logam

dengan muatan negative dari elektron-

elektron yang bebas bergerak (Akbar,

2009).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

metode eksperimen dengan rancangan

penelitian Posttest-Only Control

Design, yang digambarkan sebagai

berikut: Tabel 1. Rancangan penelitian

Kelas Perlakuan Posttest

Eksperimen I Media

Komik (TAI) X T

Eksperimen II Media

Komik (STAD) Y T

Keterangan:

X = Perlakuan menggunakan media

komik melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TAI

Y = Perlakuan menggunakan media

komik melalui model

pembelajaran kooperatif tipe

STAD

T = Hasil posttest yang diberikan pada

kelas eksperimen I dan kelas

eksperimen II.

Berdasarkan rancangan penelitian

yang telah dirancang, maka prosedur

penelitian dilakukan dalam beberapa

tahap dengan urutan sebagai berikut: (1)

Memberikan perlakuan X berupa

penggunaan media komik melalui

model pembelajaran kooperatif tipe TAI

pada kelas eksperimen I dan perlakuan

Y berupa penggunaan media komik

melalui model pembelajaran kooperatif

tipe STAD pada kelas eksperimen II,

(2) Memberikan posttest pada kedua

kelas untuk mengukur rata-rata

kemampuan kognitif (hasil belajar), (3)

Mengukur rata-rata posttest kognitif

(hasil belajar) pada masing-masing

kelas setelah diberi perlakuan X dan Y,

(4) Menggunakan uji statistik yaitu

dengan uji-t pihak kanan untuk

membuktikan hipotesis, (5) Menarik

kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas X SMA Negeri 1

Betara Tanjung Jabung Barat tahun

ajaran 2017/2018. Penentuan sampel

dalam penelitian ini menggunakan

teknik Nonprobability yaitu sampel

jenuh atau sering disebut total sampling

(Sugiyono, 2016). Di SMA Negeri 1

Betara Tanjung Jabung Barat terdapat 2

kelas X IPA, yaitu kelas X IPA I dan

kelas X IPA II. Kedua kelas ini

dijadikan sebagai kelas sampel yaitu

kelas X IPA I sebagai kelas eksperimen

I dengan menggunakan media komik

melalui model pembelajaran kooperatif

tipe TAI dan kelas X IPA II sebagai

kelas eksperimen II dengan

menggunakan media komik melalui

model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

Teknik pengambilan data

dilakukan dengan metode tes essay

untuk mengetahui hasil belajar kognitif

siswa. Untuk uji hipotesis digunakan

uji-t pihak kanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa

pada materi ikatan kimia pada aspek

kognitif. Data penelitian mengenai hasil

belajar siswa secara ringkas disajikan

pada Tabel 2.

Table 2. Rata-rata hasil belajar siswa

menggunakan media komik melalui

model pembelajaran kooperatif tipe

TAI dan STAD

Kelas Jumlah

siswa Rata-rata

Eksperimen I Media

Komik (TAI) 36 77,3

Eksperimen II Media

Komik (STAD) 27 63,88

Page 9: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN …repository.unja.ac.id/3576/1/ARTIKEL ILMIAH - Janah.pdf · power point dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh

7

Berdasarkan Tabel 2 terlihat

bahwa rata-rata nilai kognitif pada kelas

eksperimen I (menggunakan media

komik melalui model pembelajaran

kooperatif tipe TAI) lebih tinggi

dibandingkan kelas eksperimen II

(menggunakan media komik melalui

model pembelajaran kooperatif tipe

STAD).

Uji normalitas dilakukan dengan

metode Liliefors pada taraf signifikansi

sebesar 95%.

Hasil uji normalitas terangkum

dalam Tabel 3. Sedangkan uji

homogenitas dilakukan dengan

menggunakan uji F. Ringkasan hasil uji

homogenitas terangkum dalam Tabel 4.

Berdasarkan Tabel 3 dan 4 data hasil

penelitian dinyatakan terbukti normal

dan homogen sebab harga L0 < Ltabel dan

Fhitung < Ftabel, sehingga data tersebut

telah memenuhi syarat untuk uji-t pihak

kanan.

Tabel 3. Uji normalitas hasil belajar siswa menggunakan media komik melalui model pembelajaran

Kooperatif Tipe TAI dan STAD Kelas L0 Lt Keterangan

Eksperimen I Media Komik (TAI) 0,1344 0,1476 Normal

Eksperimen II Media Komik (STAD) 0,1370 0,1705 Normal

Tabel 4. Uji homogenitas hasil belajar siswa menggunakan media komik melalui model pembelajaran

Kooperatif Tipe TAI dan STAD

Kelas Varians (S2) Uji Homogenitas Keterangan

Eksperimen I Media Komik (TAI) 70,8 Fhitung < Ftabel

(1,664 < 1,874) Homogen

Eksperimen II Media Komik (STAD) 117,9

Dari hasil perhitungan diperoleh

harga thitung = 5,54, sedangkan dari tabel

distribusi t didapat ttabel = 1,67, dengan

demikian thitung > ttabel, maka H0 ditolak

dan H1 diterima dengan kata lain µ1 >

µ2. Hal ini menunjukkan bahwa hasil

belajar materi ikatan kimia

menggunakan media komik melalui

model pembelajaran kooperatif tipe TAI

lebih baik dibandingkan menggunakan

media komik melalui model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam penelitian ini, kedua kelas

eksperimen diberikan waktu

pembelajaran sebanyak 3 jam pelajaran,

dimana diakhir pertemuan penelitian ini

digunakan untuk posttest. Kedua kelas

eksperimen mempunyai jumlah siswa

yang berbeda, yaitu kelas eksperimen I

sebanyak 36 siswa dan kelas

eksperimen II sebanyak 27 siswa.

Untuk setiap kelas dibentuk kelompok

yang dibagi secara heterogen.

Setelah kelompok terbentuk,

untuk kelas eksperimen I menggunakan

media komik melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TAI guru

memperkenalkan konsep-konsep utama

materi ikatan kimia pada siswa dalam

presentasi kelas yang dibantu dengan

penanyangan media komik didepan

kelas, selanjutnya pada tahap Student

Creative sebelum siswa bekerja dalam

kelompoknya terlebih dahulu masing-

masing siswa diminta untuk mencoba

memahami materi ikatan kimia secara

mandiri. Kemudian siswa berdiskusi

dalam kelompok membahas tentang

materi ikatan kimia dan soal-soal yang

diberikan guru. Dalam kelas eksperimen

I yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI

dengan media komik ini terdapat satu

orang asisten dalam kelompok untuk

membantu guru dalam menjelaskan

materi, dimana jika dalam diskusi

kelompok ada anggota kelompok yang

Page 10: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN …repository.unja.ac.id/3576/1/ARTIKEL ILMIAH - Janah.pdf · power point dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh

8

kurang paham bisa bertanya kepada

asisten. Jika asisten tidak dapat

membantu anggota kelompoknya,

asisten dapat bertanya kepada guru yang

berperan sebagai fasilitator dalam

menyelesaikan masalah kelompok.

Setelah itu, tahap selanjutnya adalah

diskusi kelas. Dalam diskusi kelas

ketika ada kelompok yang

mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya, maka tugas kelompok

lain adalah menanggapi jawaban dari

hasil kerja kelompok yang dihasilkan.

Diakhir pembelajaran guru memberikan

penghargaan berupa nilai kepada

kelompok terbaik.

Pada kelas eksperimen II yang

menggunakan media komik melalui

model pembelajaran kooperatif tipe

STAD, setelah kelompok terbentuk,

guru memperkenalkan materi dengan

cara menjelaskan materi ikatan kimia

secara garis besar dalam presentasi

kelas dibantu dengan menayangkan

media komik. Setelah itu, para siswa

belajar dan berdiskusi sesuai kelompok

masing-masing untuk mediskusikan

materi dan mengerjakan soal-soal yang

diberikan guru. Setelah dilakukan

diskusi kelompok disampaikan dalam

diskusi kelas. Kemudian diberikan kuis

untuk dikerjakan secara individu dan

diakhir pembelajaran guru memberikan

penghargaan berupa nilai pada

kelompok berprestasi.

Kedua kelas eksperimen sama-

sama menggunakan media komik dalam

proses pembelajaran. Dalam media

komik terdapat materi yang

disampaikan dalam bentuk gambar dan

tulisan yang dirangkai dalam suatu alur

cerita yang membuat informasi menjadi

mudah diserap. Teks dan gambar

membuat komik menjadi lebih mudah

dimengerti, sedangkan alur

pembuatannya menjadi lebih mudah

diikuti dan diingat. Hal ini sesuai

dengan penelitian oleh Wati, dkk (2014)

bahwa dengan media komik dapat

menjadikan siswa lebih aktif dalam

proses pembelajaran dan penggunaan

media komik dapat menambah daya

ingat dan membuat pembelajaran

menjadi lebih menarik.

Setelah kedua kelas sampel diberi

perlakuan, diakhir pembelajaran materi

diberikan posttest untuk mengetahui

seberapa besar siswa mampu menguasai

materi ikatan kimia yang telah dipelajari

pada saat pembelajaran. Dari hasil

pengujian hipotesis pada lampiran 23

telah diketahui bahwa pembelajaran

kimia dengan menggunakan media

komik melalui model pembelajaran

kooperatif tipe TAI memberikan hasil

belajar yang lebih tinggi (lebih baik)

dibandingkan melalui model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Hal ini sesuai dengan penelitian oleh

Yunindar, dkk (2014) bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe TAI

memberikan prestasi belajar kognitif

yang lebih baik dibandingkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Adanya perbedaan nilai rata-rata

hasil belajar diduga karena pada

pembelajaran kooperatif tipe TAI terjadi

diskusi kelompok yang kondusif. Hal

ini karena dalam setiap kelompok

terdapat seorang asisten yang bertugas

sebagai ketua kelompok dan bertugas

membantu teman-temannya untuk

memahami materi. Dalam setiap diskusi

kelompok asisten ikut

bertanggungjawab terhadap anggota

kelompok yang kurang paham dengan

materi. Dalam pembelajaran ini apabila

ada siswa yang kurang paham dapat

bertanya kepada asisten. Asisten juga

bertugas dalam memimpin diskusi

kelompok lebih aktif dan efektif.

Model pembelajaran kooperatif

tipe TAI dan STAD memiliki

karakteristik pembelajaran yang hampir

sama, dalam setiap pembelajaran siswa

belajar dalam kelompok. Dalam kerja

Page 11: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN …repository.unja.ac.id/3576/1/ARTIKEL ILMIAH - Janah.pdf · power point dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh

9

kelompok, siswa saling membantu

untuk memahami materi pelajaran,

sehingga anggota kelompok

bersemangat untuk memahami materi

yang belum dipahami. Selain itu, dari

kedua kelas sampel eksperimen sama-

sama menggunakan media komik yang

membuat siswa termotivasi untuk

mengikuti proses pembelajaran. Dengan

bantuan media komik ini, siswa terlibat

aktif dalam proses pembelajaran karena

media ini menampilkan materi melalui

gambar dan tulisan secara singkat,

sehingga siswa perlu mendiskusikan

materi dengan anggota kelompok yang

lain. Berdasarkan hasil uraian diatas

dapat disimpulkan bahwa penggunaan

media komik melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih

tinggi (lebih baik) dibandingkan melalui

model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa penggunaan media

komik melalui model pembelajaran

kooperatif tipe TAI memberikan hasil

belajar yang lebih baik dibandingkan

melalui model pembelajaran kooperatif

tipe STAD pada materi ikatan kimia

siswa kelas X SMA Negeri 1 Betara

Tanjung Jabung Barat. Hal ini

dibuktikan dengan hasil perhitungan

menggunakan uji-t pihak kanan dengan

taraf signifikansi 95% diperoleh thitung =

5,54 > ttabel = 1,67.

DAFTAR RUJUKAN

Akbar, F. R., 2009. Kimia untuk Kelas

X. Depok: Arya Duta.

Anonim, http://www.kemenag.go.id.

Diakses tanggal 10 Juni 2017.

Daryanto, 1993. Media Visual untuk

Pengajaran Teknik. Bandung:

Tarsito.

Kurniawan, E. D. A., 2016.

Pengembangan media

pembelajaran komik kimia

menggunakan 3d pageflip untuk

materi ikatan kimia siswa SMA

Negeri 10 Kota Jambi, Skripsi,

Universitas Jambi, Jambi.

Lestari, N. D., Ariani, S. R. D., dan

Ashadi., 2014. Pengaruh

pembelajaran kimia menggunakan

metode Student Teams

Achievement Divisions (STAD)

dan Team Assisted

Individualization (TAI)

dilengkapi media animasi

terhadap prestasi belajar siswa

pada materi asam basa kelas XI

semester ganjil SMK Sakti

Gemolong tahun pelajaran

2013/2014. Jurnal Pendidikan

Kimia (JPK), 3 (1): 45-46.

Octavianti, S., Ashadi., dan Redjeki, T.,

2014. Studi Komparasi Model

Pembelajaran Kooperatif Metode

STAD (Student Team

Achievement Division)

Berbantuan Macromedia Flash

pada Pembelajaran Materi

Senyawa Hidrokarbon. Jurnal

Pendidikan Kimia (JPK), 3(1): 67.

Sagala, S., 2014. Konsep dan Makna

Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta.

Sardiman, 2014. Interaksi & Motivasi

Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Page 12: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI IKATAN …repository.unja.ac.id/3576/1/ARTIKEL ILMIAH - Janah.pdf · power point dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh

10

Slavin, R. E., 2016. Cooperative

Learning: Theory, Research and

Practice. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Suyono dan Hariyanto, 2014. Belajar

dan Pembelajaran. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Trianto, 2007. Model-model

Pembelajaran Inovatif

Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

_______, 2015. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif, Progresif,

dan Kontekstual. Jakarta:

Kencana.

Waluyanto, H. D., 2005. Komik sebagai

media komunikasi visual

pembelajaran. Jurnal Nirmana, 7

(1): 34.