perbandingan hasil belajar antara siswa yang …digilib.unila.ac.id/26047/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWAYANG TINGGAL DI ASRAMA DENGAN SISWA
YANG TINGGAL DI RUMAH ORANG TUAPADA MATA PELAJARAN SEJARAH
KELAS X SMA AL-KAUTSARBANDAR LAMPUNG
T.A 2015/2016
(Skripsi)
Oleh:
BAHTIAR AFWAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAHUNIVERSITAS LAMPUNG
2017
ABSTRAK
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWAYANG TINGGAL DI ASRAMA DENGAN SISWA
YANG TINGGAL DI RUMAH ORANG TUAPADA MATA PELAJARAN SEJARAH
KELAS X SMA AL-KAUTSARBANDARLAMPUNG
T.A 2015/2016
Oleh:
Bahtiar Afwan
Keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari nilai yangdiperolehnya selama kurun waktu tertentu yang diberikan oleh guru melaluimekanisme penilaian yang telah ditetapkan. Hasil belajar tersebut merupakansalah satu parameter yang dapat dilihat untuk mengetahui seberapa berhasilnyasiswa dalam kegiatan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Salah satu faktoryang mempengaruhi hasil belajar siswa dalah tempat tinggal. Berdasarkanpenelitian pendahuluan terdapat 2 kategori tempat tinggal siswa SMA Al-Kautsar.Tempat tinggal siswa ada yang tinggal di asrama dan ada juga yang tinggal dirumah bersama dengan orang tuanya.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian iniadalah Apakah ada perbedaan hasil belajar kognitif siswa yang tinggal di asramadan siswa yang tinggal di rumah orang tua pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XSMA Al-Kautsar Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui ada tidaknya peredaan hasil belajar siswa yang tinggal di asrama dansiswa yang tinggal di rumah orang tua pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XSMA Al-Kautsar Tahun Ajaran 2015/2016.
Metode penelitian yang digunakan adalah komparatif. Desain penelitian yangdigunakan adalah causal comparative tipe komparatif independen. Sampel padapenelitian ini adalah 30 orang siswa dari masing masing sub populasi. Teknikpengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dankepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis datakuantitatif deskriptif yaitu dengan menganalisis data hasil belajar semester genapsiswa kelas X SMA Al-Kautsar Bandarlampung. Analisis data yang digunakansecara kuantitatif dengan menggunakan uji beda non-parametrik mann-whittneydengan menggunakan bantuan software SPSS 21 (0,029 < 0,05) dapatdisimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang tinggal diasrama dan siswa yang tinggal di rumah orang tua pada mata pelajaran sejarahkelas X SMA Al-Kautsar tahun ajaran 2015/2016.
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWA
YANG TINGGAL DI ASRAMA DENGAN SISWA
YANG TINGGAL DI RUMAH ORANG TUA
PADA MATA PELAJARAN SEJARAH
KELAS X SMA AL-KAUTSAR
BANDAR LAMPUNG
T.A 2015/2016
OLEH
BAHTIAR AFWAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Simpang Pematang Kecamatan Simpang
Pematang Kabupaten Mesuji pada tanggal 28 Maret 1994
merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan
Zaeni S.Pd dan Dra. Salisatun Mubarokah.
Penulis memulai pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Simpang
Pematang Kecamatan Simpang Pematang Kabupaten Mesuji pada Tahun 2005,
setelah itu penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Simpang Pematang Kecamatan Simpang
Pematang Kabupaten Mesuji dan selesai pada Tahun 2009. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan menengah atas di Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-
Kautsar Bandarlampung dan selesai pada Tahun 2012.
Pada Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi
Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung. Tahun 2015 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan
(PPL) di SMA Bhakti Mulya Suoh dan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
di Desa Tugu Ratu Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat.
MOTO
“Allah S.W.T Tidak akan membebani seseorang melainkansesuai dengan kesanggupannya, percayalah setelah kesulitan
pasti ada kemudahan” (Q.S Al-Insyirah:5)
Persembahan
Dengan rasa syukur kepada Allah S.W.T dan kerendahan hati. Sebagai ungkapan terima kasihkupersembahkan lembaran-lembaran sederhana ini untuk orang-orang terkasihku :
Ibuku Dra. Salisatun Mubarokah, yang telah membukakan mata tentang sebuah
kehidupan, yang mengajarkan untuk menghadapinya dengan kesabaran dan
perjuangan, yang selalu menopang dan mendoakan disaat sempit maupun lapang.
Ayahku Zaeni S.Pd, terimakasih telah menjadi ayah yang selalu menjadi teladan bagi
kami anak-anakmu, rangkaian tasbih dan dzikir dalam setiap do’a dan shalat mu tiada
pernah henti terus mengiringi langkahku. Semoga butir-butir air mata dan tetesan
keringatmu terwujud sebagai kebahagian dan keberhasilanku.
Adikku Iqbal Nur Aziz yang tak lelah mendoakanku.
Rekan dan sahabat, Faris Putra, Sukma Nugroho, Rendy Wahyudi, Andi Novrianto,
Yohanes Susilo, Zulfikar Khanif, Ody Iqbal, Dwi Santoso, Andi Wahyudi, Banuarea,
Deni Satria, Enggal Dona, Kadafi, Alex, Maxi dan rekan-rekan lainnya yang tidak bisa
disebutkan satu persatu yang selalu menemani dan memberikan dukungan di saat suka
dan duka.
Para pendidikku dan dosen yang selalu memberikan ilmunya
Almamater tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan segala bentuk kerendahan hati, penantian panjang dan perjuangan yang
selalu dihiasi dengan pasang surutnya semangat demi sebuah harapan dan
tanggung jawab untuk mengemban amanah dari orang-orang yang selalu
merindukan keberhasilanku, maka tidak ada kata yang pantas yang patut penulis
ucapkan kecuali ucapan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan sebuah karya tulis ini, yang berjudul “Perbandingan Hasil
Belajar Antara Siswa Yang Tinggal Di Asrama Dengan Siswa Yang Tinggal Di
Rumah Orang Tua Pada Mata Pelajaran Sejarah SMA Al-Kautsar Tahun
Ajaran 2015/2016” penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih
gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan,
dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd, Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung;
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung
6. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan sebagai
pembimbing II skripsi,terimakasih atas dukungan, masukan dan saran
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Drs. H. Tontowi Amsia, M.Si. Selaku pembimbing akademik (PA)
dan pembimbing I terimakasih atas segla saran, dukungan, dan masukan
dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Drs. H. Maskun, M.H Selaku pembahas skripsi yang dengan ikhlas
dan senantiasa sabar membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung, Drs. Wakidi, M.Hum, Drs. H. Ali Imron, M.Hum,
M. Basri, S.Pd, M.Pd, Drs. H.Iskandar Syah, M.Hum, Drs. Henry
Susanto, M.Si, Dr. Risma Margaretha Sinaga, M.Hum, Yustina Sri
Ekwandari, S.Pd, M.Hum dan Suparman Arif S.Pd, M.Pd sebagai dosen
Pendidikan Sejarah FKIP Unila yang telah membimbing penulis selama
menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah.
10. Bapak Eko Anzair, S.Si selaku kepala SMA Al- Kautsar yang telah
memberikan izin penulis untuk melakukan penelitan.
11. Bapak Ersontowi, S.Pd selaku guru bidang studi sejarah SMA Al- Kautsar
yang memberi bantuan dan saran dalam melaksanakan penelitian.
12. Teman-temanku seperjuangan angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan
satu persatu, terimakasih untuk kekeluargaan dan kebersamaan selama ini.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi.
Semoga amal ibadah dan ketulusan hati semua pihak yang terkait mendapat
imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 2017Penulis,
Bahtiar AfwanNPM 1213033012
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xivDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ............................................................................... 11.2 Identifikasi Masalah...................... .................................................. 41.3 Pembatasan masalah........ ................................................................ 51.4 Rumusan Masalah .......... ................................................................ 51.5 Tujuan Penelitian............................................................................. 51.6 Kegunaan Penelitian ........................................................................ 61.7 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 6
II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DANHIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................. 72.1.1 Konsep Perbandingan ........................................................... 72.1.2 Konsep Hasil Belajar .............................................................. 82.1.3 Konsep Tempat Tinggal ......................................................... 102.1.4 Konsep Asrama ...................................................................... 122.1.5 Konsep Rumah Orang Tua ..................................................... 142.1.6 Konsep Pembelajaran Sejarah ................................................ 16
2.2 Kerangka Pikir. ................................................................................ 172.3 Paradigma ........................................................................................ 18
III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ............................................................................. 193.2 Desain Penelitian............................................................................... 203.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 21
3.3.1 Populasi............ ........................................................................ 213.3.2 Sampel...................................................................................... 22
3.4 Variabel dan Definisi Operasional ................................................... 233.4.1 Variabel Penelitian ................................................................. 23
3.4.1.1 Variabel Bebas (Independen) ...................................... 233.4.1.2 Variabel Terikat (Dependen)......................................... 23
xiii
3.4.2 Definisi Operasional ............................................................... 243.5 Instrumen Penelitian ........................................................................ 25
3.5.1 Instrumen ............................................................................... 253.6 Langkah-langkah Penelitian............................................................. 253.7 Teknik Pengumpulan Data............................................................... 26
3.7.1 Observasi ................................................................................ 263.7.2 Kepustakaan .......................................................................... 263.7.3 Dokumentasi........................................................................... 26
3.8 Teknik Analisis Data........................................................................ 273.8.1 Uji Normalitas ....................................................................... 273.8.2 Uji Hipotesis .......................................................................... 29
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 31
4.1.1 Sejarah Berdirinya SMA Al-Kautsar Bandarlampung ......... 314.1.2 Letak Geografis ..................................................................... 354.1.3 Perkembangan Sekolah ......................................................... 364.1.4 Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan ....................... 374.1.5 Keadaan Peserta Didik SMA Al-Kautsar............................... 404.1.6 Visi dan Misi SMA Al-Kautsar.............................................. 41
4.1.6.1 Visi ............................................................................. 414.1.6.2 Misi ............................................................................ 41
4.1.7 Keadaan Sarana dan Prasarana............................................... 424.1.8 Kegiatan Ekstrakulikuler........................................................ 46
4.2 Hasil Penelitian .............................................................................. 474.3 Uji Prasyarat ................................................................................... 50
4.3.1 Uji Normalitas........................................................................ 504.3.2 Uji Hipotesis ......................................................................... 53
4.3 Pembahasan..................................................................................... 55
V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 605.2 Saran...................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Anggota Populasi Siswa Kelas X SMA Al-Kautsar
Bandarlampung Tahun Ajaran 2015/2016 .....................................21
2. Anggota Sampel Penelitian ............................................................22
3. Kriteria penilaian hasil belajar siswa .............................................29
4. Daftar Nama Kepala Sekolah SMA Al-Kautsar Bandarlampung...35
5. Tenaga Pendidik SMA Al-Kautsar Bandarlampung ......................38
6. TU Kependidikan di SMA Al-Kautsar Bandarlampung ................40
7. Keadaan Jumlah Sarana dan Prasarana
di SMAN Al-Kautsar Bandarlampung ...........................................42
8. Sarana / Ruang Penunjang .............................................................45
9. Prasarana ........................................................................................46
10. Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Al-Kautsar Bandarlampung ...47
11. Kriteria penilaian hasil belajar siswa ...........................................47
12. Hasil Belajar Kelas X Siswa Yang Tinggal
di Asrama SMA Al-Kautsar Bandarlampung ..............................48
13. Hasil Belajar Kelas X Siswa Yang Tinggal
di Rumah Orang Tua SMA Al-Kautsar Bandarlampung..............49
xv
14. Hasil Output Uji Normalitas SPSS 21 ..........................................51
15. Perhitungan Kenormalan Data Hasil Belajar ...............................52
16. Hasil Output Uji Hipotesis SPSS21 ..............................................54
17. Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Tinggal
di Asrama dan di Rumah Orang Tua .........................................54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1. Daftar Nilai Hasil Belajar Sejarah Semester Genap
Siswa Kelas X SMA Al-Kautsar Bandarlampung
T.A 2015/2016
Lampiran 2. Tahap Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Dengan
Menggunakan SPSS 21
Lampiran 3. Tahap Uji Hipotesis Mann-Whitney Dengan
Menggunakan SPSS 21
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
Lampiran 5. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 6. Rencana Judul Penelitian
1
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
SMA Al-Kautsar Bandarlampung Bandarlampung merupakan sekolah
menengah atas yang berada di Kecamatan Rajabasa, Kota Bandarlampung.
SMA Al-Kautsar Bandarlampung adalah sekolah swasta yang memiliki
akreditasi A, hal ini membuat yayasan SMA Al-Kautsar Bandarlampung
menjadi salah satu sekolah favorit di Bandar Lampung. Visi dari SMA Al-
Kautsar Bandarlampung adalah unggul, islami, dan global yang juga sepadan
dengan tujuan pendidikan nasional di Indonesia.
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas (BSNP, 2010:39). Tercapainya sebuah tujuan pendidikan
adalah dengan melihat keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar siswa.
Salah satu parameter yang di lihat dari keberhasilan belajar siswa adalah hasil
belajar siswa yaitu berupa nilai yang diperoleh siswa yang diberikan guru
dengan mekanisme penilaian yang telah ditentukan.
Baik atau buruknya hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Dalyono, 2009:55). Faktor internal
adalah faktor yang timbul dari dalam diri. Faktor internal meliputi kesehatan,
2
bakat, motivasi dan cara belajar. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor
yang berasal dari luar. Faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan tempat tinggal. Hal ini tentunya memberikan arti
bahwa segala unsur yang ada di dalam faktor internal maupun eksternal dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Tempat tinggal sebagai salah satu unsur
yang termasuk di dalam faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar.
Tempat tinggal merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi
hasil belajar siswa. Tempat tinggal adalah “tempat di mana seseorang
dianggap hadir dalam hal melakukan hak-haknya dan memenuhi
kewajibannya meskipun kenyataannya dia tidak di situ (Soedewi, 1975:44).
Tempat tinggal seseorang dapat ditentukan berdasarkan kesehariannya dalam
melakukan rutinitasnya di suatu tempat. Tempat tinggal siswa dapat diartikan
sebagai tempat tinggal yang digunakan siswa sebagai kediaman siswa dalam
melaksanakan kegiatan sehari-harinya dan juga sebagai tempat belajar di luar
sekolah.
Hubungan antara tempat tinggal dengan hasil belajar merupakan hal yang
saling berkaitan satu sama lain. Indriyani (2014:52) dalam penelitiannya
mengenai tempat tinggal siswa terhadap hasil belajar berkesimpulan bahwa
tempat tinggal siswa dapat meningkatkan hasil kualitas yang maksimal
khususnya dalam hasil belajar siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa tempat
tinggal siswa yang baik tentunya akan memberikan dampak yang baik pula
terhadap baiknya hasil belajar yang didapatkan siswa dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
3
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti terdapat 2
kategori tempat tinggal siswa SMA Al-Kautsar Bandarlampung. Tempat
tinggal siswa SMA Al-Kautsar Bandarlampung ada yang tinggal di asrama
dan ada juga yang tinggal di rumah bersama dengan orang tuanya. Siswa
SMA Al-Kautsar Bandarlampung tidak hanya berasal dari Kota
Bandarlampung, namun juga berasal dari beberapa daerah kabupaten yang
ada di Provinsi Lampung, bahkan ada yang berasal dari luar Provinsi
Lampung. Orang tua siswa SMA Al-Kautsar Bandarlampung yang berasal
dari daerah luar Kota Bandarlampung cenderung menitipkan anaknya di
asrama Al-Kautsar Bandarlampung dikarenakan jarak yang jauh sehingga
membutuhkan jaminan fasilitas dan keamanan.
Asrama merupakan suatu tempat penginapan yang ditujukan untuk anggota
suatu kelompok, umumnya murid-murid sekolah. Toffler (dalam
Kusmintardjo, 1992:36) menyatakan asrama adalah suatu tempat tinggal bagi
anak-anak dimana mereka diberi pengajaran atau bersekolah. Sedangkan
rumah adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama
jangka waktu tertentu yang di dalamnya terdapat anggota keluarga. Di rumah
sendiri terdapat orang tua sebagai seseorang yang mempunyai kebijakan
penuh di rumah. Siswa yang tinggal di asrama lebih tinggi hasil belajarnya
dibandingkan dengan siswa yang tinggal di rumah orang tua (Sholeh,2013:6).
Hal ini menunjukkan bahwa asrama sebagai tempat tinggal yang menunjang
hasil belajar yang baik. Sedangkan dalam penelitian yang lain didapatkan hasil
belajar siswa yang tinggal di lingkungan rumah orang tua lebih tinggi
dibandingkan siswa yang tinggal di lingkungan asrama (Harjono, 2009:70).
4
Perbedaan hasil belajar antara siswa yang tinggal di asrama dengan siswa
yang tinggal di rumah orang tua masih menjadi sebuah kontroversi. Salah
satunya adalah Mukarromah (2013:9) menyatakan dalam penelitiannya bahwa
tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang tinggal di asrama dengan
siswa yang tinggal di rumah bersama dengan orang tuanya. Pernyataan
tersebut tentunya memberikan arti bahwa hasil belajar siswa yang tinggal di
asrama dengan siswa yang tinggal di rumah orang tua sama besar atau sedikit
perbedaan. Caswa (2013:91) juga menyatakan dalam sebuah penelitian
komparatif siswa asrama dan siswa non asrama berkesimpulan bahwa tidak
ada perbedaan hasil belajar yang signifikan diantara keduanya.
Berdasarkan fenomena berbeda yang terjadi di atas, peneliti tertarik untuk
meneliti “Perbandingan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Tinggal Di Asrama
Dengan Siswa Yang Tinggal Di Rumah Orang Tua Pada Mata Pelajaran
Sejarah Kelas X Di SMA Al-Kautsar Bandarlampung Tahun Ajaran
2015/2016.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi
adalah :
1. Perbedaan hasil belajar siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal
di rumah orang tua pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Al-
Kautsar Bandarlampung Bandarlampung Tahun Ajaran 2015/2016.
5
2. Persamaan hasil belajar siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal
di rumah orang tua pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Al-
Kautsar Bandarlampung Tahun Ajaran 2015/2016.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti
membatasi dan memfokuskan penelitian ini pada perbedaan hasil belajar
antara siswa yang tinggal di asrama dengan siswa yang tinggal di rumah
orang tua pada mata pelajaran sejarah kelas X SMA Al-Kautsar
Bandarlampung tahun ajaran 2015/2016.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan hasil belajar kognitif siswa
yang tinggal di asrama dan siswa yang tinggal di rumah orang tua pada Mata
Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Al-Kautsar Bandarlampung Tahun Ajaran
2015/2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui besarnya perbedaan hasil belajar antara siswa yang tinggal
asrama dengan siswa yang tinggal di rumah orang tua.
2. Mengetahui tempat tinggal yang efektif bagi hasil belajar siswa.
6
1.6 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini mempunyai kegunaan, diantaranya adalah :
1. Dapat mengetahui hasil belajar yang tinggi antara siswa yang tinggal di
asrama dan siswa yang tinggal di rumah.
2. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian lain yang melakukan
penelitian sejenis.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Subjek Penelitian : Siswa Kelas X SMA Al-Kautsar Bandarlampung
2. Objek Penelitian : Perbandingan Hasil Blajar antara Siswa yang
tinggal di asrama ddengan siswa yang tinggal di
rumah orang tua pada mata pelaaran sejarah SMA
Al-Kautsar Bandarlampung
3. Tempat Penelitian : SMA Al-Kautsar Bandarlampung
4. Waktu Penelitian : Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016
5. Bidang Ilmu : Ilmu Pendidikan khususnya pendidikan sejarah
7
REFERENSI
Muhammad Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta. Hlm 55
Sri Soedewi. 1975, Hukum Perutangan, terjemahan Verbintenissenrecht bagian
dari Inleiding Nederlands Burgerlijk Recht. Yogyakarta. Hlm 44
Ratna Indriyani. 2014. Pengaruh Asal Sekolah Dan Tempat Tinggal Terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi D III Kebidanan Universitas Wiraraja
Sumenep (tesis). (digilib.uns.ac.id, diakses pada 10 januari 2016, 13.34
WIB). Hlm 52
Kusmintardjo. 1992. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah. IKIP Malang. Hlm
36
Sholeh, Muhammad. 2013. Perbedaan Motivasi Belajar Dan Prestasi Belajar
Pada Siswa Yang Menggunakan Sistem Boarding School Dan Siswa Yang
Tidak Menggunakan Sistem Boarding School Di SMA Muhammadiyah 1
Gresik (Tesis). (ejournal.unesa.ac.id, diakses 7 januari 2016, 13.15 WIB).
Hlm 6
Muhammad Adhiwardana Hardjono. 2009. Perbedaan Prestasi Belajar ditinjau
dari Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang (skripsi).( http://karya-
ilmiah.um.ac.id, diakses 15 januari 2016, 22.00 WIB). Hlm 70
Wulidzatul Mukarromah.2013. Perbedaan Kebiasaan Belajar Dan Prestasi
Belajar Mahasiswa Prodi D IV Bidan Pendidikan Reguler Yang Tinggal Di
Asrama Dan Di Luar Asrama Stikkes Aisyiah Yogyakarta (Skripsi).
(opac.unisayogya.ac.id, diakses 7 januari 2016, 17.00 WIB) Hlm 9
Caswa. 2013. Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Berasrama Dengan Siswa
Non Asrama Di SMP Khariisma Bangsa Tangerang Selatan Dalam Mata
Pelajaran pendidikan Agama Islam (Skripsi). (repository.uinjkt.ac.id,
diakses 8 januari 2016, 21.00 WIB) Hlm 91.
7
II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1. Konsep Perbandingan
Perbandingan adalah sesuatu yang menggambarkan dua atau lebih
fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti dengan membandingkan
persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta tersebut berdasarkan
kerangka pemikiran tertentu (Sugiyono, 2012:92). Perbandingan adalah
membandingkan dua unsur yang berbeda dengan cara mencari
perbedaan (selisih) atau kesamaan.
Perbandingan di dalam pendidikan bertujuan untuk
menggambarkan suatu fakta-fakta pendidikan baik dalam satu
negara maupun antar negara. Bisa menyangkut sistem pendidikan
secara umum maupun menyangkut bagian per bagian dalam sistem
pendidikan, misalnya: kurikulumnya, kondisi siswanya, tenaga
kependidikannya, pendanaanya, dan lain-lain (Arif Rahman,
2010:100).
Berdasarkan pernyataan diatas dapat dipahami bahwa perbandingan di
dalam pendidikan digunakan untuk melihat kelebihan maupun kelemahan
yang ada di dalam sebuah sistem pendidikan. Perbandingan dalam hal ini
sangat baik utuk melihat seberapa baik atau buruknya segala unsur yang
ada di dalam pendidikan.
8
2.1.2. Konsep Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, sedangkan menurut
Gagne hasil belajar harus harus didasarkan pada pengamatan tingkah
laku melalui stimulus respon (Nana Sudjana, 2005:19).
Hasil belajar berkenaan dengan kemampuan siswa di dalam
memahami materi pelajaran. Hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,
ablititas dan keterampilan (Hamalik, 2007:31).
Hasil belajar tampak sebagai terjadi perubahan tingkah laku pada diri
siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi
sopan dan sebagainya (Hamalik, 2007: 155).
Penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran merupakan
implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional pendidikan (SNP). Penetapan SNP membawa
implikasi terhadap model dan teknik penilaian pembelajaran yang
mendidik. Perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan
pembelajaran mencakup penilaian eksternal dan internal.
Langkah perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan
pembelajaran mencakup rencana penilaian proses pembelajaran dan
rencana penilaian hasil belajar peserta didik. Rencana penilaian proses
serta hasil belajar dan pembelajaran merupakan rencana penilaian yang
akan dilakukan oleh guru untuk memantau proses kemajuan
9
perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang
dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan.
Berdasarkan Taksonomi Bloom, (dalam Usman, 1994: 29) hasil
belajar dalam rangka pembelajaran meliputi tiga kategori ranah,
yaitu:
1. Ranah kognitif
2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai.
3. Ranah psikomotor
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan
psikomotor karena lebih menonjol namun hasil belajar psikomotor dan
afektif harus menjadi bagian dari hasil penilaian dan proses
pembelajaran di sekolah. Berdasarkan daripengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan
hasil tersebut dapat digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau
kriteria dalam mencapa isuatu tujuan pendidikan dan hal ini dapat
tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diringi oleh
perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan
melakukan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat
sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil
belajar. Instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non
tes (Wahidmurni, 2010: 28). Hasil belajar yang diperoleh dapat diukur
melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan
sungguh-sungguh (Hamalik 2006: 155). Hasil belajar tampak terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur
10
melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat
diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya.
Berdasarkan konsepsi di atas, pengertian hasil belajar dapat
disimpulkan sebagai perubahan perilaku secara positif serta
kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan
mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap
dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut
dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih
baik dibandingkan dengan sebelumnya.
2.1.3. Konsep Tempat Tinggal
Tempat kediaman atau tempat tinggal (domisili) diatur dalam pasal 17
KUH Perdata sampai dengan pasal 25 KUH Perdata. Tempat kediaman
adalah tempat seseorang yang melakukan perbuatan hukum (Soedewi,
1975:44). Domisili adalah terjemahan dari domicile atau woonplaats
yang artinya tempat tinggal. Domisili atau tempat tinggal itu
adalahntempat di mana seseorang dianggap hadir mengenai hal
melakukan hak-haknya dan memenuhi kewajibannya juga meskipun
kenyataannya dia tidak di situ. Tempat tinggal dapat berupa
wilayah/daerah atau dapat pula berupa rumah kediaman kantor yang
berada dalam wilayah/daerah tertentu. Tempat tinggal manusia pribadi
biasa disebut tempat kediaman.
11
Menurut kitab Undang-Undang Hukum Perdata tempat kediaman itu
seringkali adalah rumahnya, kadang-kadang kotanya. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa setiap orang dianggap selalu mempunyai
tempat tinggal di mana ia sehari-harinya melakukan kegiatannya atau di
mana ia berkediaman pokok. Kadang-kadang menetapkan tempat
kediaman seseorang itu sulit, karena selalu berpindah-pindah (banyak
rumahnya).
Tempat tinggal merupakan ruang lingkup seseorang dalam menjalankan
rutinitas sehari-harinya. Terbentuknya sifat kepribadian pada seseorang
sangat ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan (Arsyad 2014:15).
Faktor lingkungan yang baik menurutnya dapat diatur oleh pendidikan
dan pengalaman. Hal ini memberikan arti bahwa lingkungan dan
pendidikan memiliki keterkaitan dalam membentuk pribadi seseorang.
Keberhasilan sebuah proses pendidikan adalah dengan melihat hasil
belajar siswa sebagai alat ukurnya. Terdapat 2 faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor
eksternal (Dalyono, 2009:55). Faktor internal adalah faktor yang timbul
dari dalam diri. Faktor internal meliputi kesehatan, bakat, motivasi dan
cara belajar. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
luar. Faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan tempat tinggal. Pernyataan di atas tentunya memberikan
penjelasan bahwa tempat tinggal siswa sebagai salah satu faktor
eksternal memiliki pengaruh terhadap hasil .
12
Tempat tinggal siswa dapat diartikan sebagai tempat tinggal yang
digunakan siswa sebagai kediaman siswa dalam melaksanakan kegiatan
sehari-harinya dan juga sebagai tempat belajar di luar sekolah. Tempat
tinggal dipengaruhi oleh jarak tempuh seseorang terhadap
keperluannya. Siswa sebagai subjeknya menentukan tempat tinggal
berdasarkan jarak antara tempat tinggal dengan sekolahnya. Siswa yang
memiliki tempat tinggal yang jauh cenderung menggunakan asrama dan
kost sebagai tempat tinggalnya selama menjalani studinya. Sementara
siswa yang berjarak dekat dengan lokasi sekolahnya cenderung tetap
tinggal di rumah bersama dengan orang tuanya.
2.1.4. Konsep Asrama
Asrama merupakan sebuah tempat tinggal bagi siswa yang biasanya
jauh dari rumah dan di dalamnya terdapat pembina asrama serta aturan
yang terikat (Setiawan, 2013 : 8). Hal ini dapat diartikan bahwa asrama
sekolah adalah suatu tempat dimana para siswa bertempat tinggal dalam
jangka waktu yang relatif tetap bersama dengan guru sebagai
pengasuhnya yang memberikan bantuan kepada para siswa dalam
proses peningkatan hasil belajar.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan pada lingkungan asrama
dihadapkan pada situasi hidup terpisah dengan orangtua kemudian
bertemu dengan orang-orang baru sesama peserta didik dan civitas
akademika tentunya memerlukan kemampuan penyesuaian diri. Dalam
hal ini dibutuhkan kemampuan penyesuaian diri dan kemauan yang
13
besar dari peserta didik untuk mengikuti setiap kegiatan yang
dilaksanakan dalam pendidikan.
Asrama sebagai salah satu tempat tinggal merupakan salah satu faktor
eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang tinggal di
asrama lebih tinggi hasil belajarnya dibandingkan dengan siswa yang
tinggal di rumah orang tua (Sholeh 2013:6). Hal ini menunjukkan bahwa
asrama sebagai tempat tinggal yang menunjang hasil belajar yang baik
bagi siswa.
Kehidupan di asrama serupa dengan kehidupan dalam lingkungan
keluarga namun lebih terstruktur. Di asrama ada bapak atau ibu sebagai
pengganti orang tua, ada peraturan-peraturan secara tertulis maupun
tidak tertulis, dan seperangkat fasilitas yang menyerupai fasilitas dalam
kehidupan keluarga di rumah. Karena merupakan lingkungan yang
menyerupai lingkungan keluarga namun lebih formal, maka kehidupan
di asrama peserta didik dapat dikondisikan untuk membentuk sikap dan
kepribadian penghuninya.
Kehidupan siswa yang tinggal di asrama mereka hidup berkelompok
bersama dengan siswa yang lain. Dalam kehidupan belajar siswa yang
tinggal di asrama cenderung belajar secara berkelompok dikarenakan
penghuni asrama yang cukup banyak.
Asrama memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri bagi siswa yang
tinggal di dalamnya. Kelebihan asrama sebagai tempat tinggal siswa
diantaranya adalah membentuk pribadi siswa yang mandiri, selain itu di
14
lingkungan asrama memiliki jadwal kegiatan sehari-hari yang dapat
membentuk kepribadian disiplin siswa. Lingkungan asrama tentu juga
memiliki kekurangan yaitu bagi siswa yang baru masuk ke asrama maka
akan sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitar asrama. Siswa tersebut
akan merasa tidak nyaman dengan kondisi semacam ini dan akan
mempengaruhi proses belajar mengajar di awal-awal tahun
pembelajaran. Selain itu juga cara belajar mereka secara berkelompok
tentu juga akan menyebabkan suasana yang tidak kondusif dalam
belajar.
2.1.5. Konsep Rumah Orang Tua
Rumah merupakan sebuah bangunan, tempat manusia tinggal dan
melangsungkan kehidupannya (Budihardjo, 1998: 148). Disamping itu
rumah juga merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi pada
saat seorang individu diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan
yang berlaku di dalam suatu masyarakat. Jadi setiap rumah memiliki
sistem nilai yang berlaku bagi warganya. Sistem nilai tersebut berbeda
antara satu perumahandengan perumahan yang lain, tergantung pada
daerah ataupun keadaan masyarakat setempat.
Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan
(struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-
syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan
masyarakat. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan,
untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama
15
keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari
kehidupannya di dalam dunia ini.
Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh,
memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya,
dan lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan,
kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya.
(Frick, 2006: 1).
Rumah orang tua dalam hal ini merupakan sebuah tempat tinggal yang
ditempati oleh siswa yang di dalamnya terdapat orang tua sebagai
pengasuhnya. Orang tua sebagai seseorang yang bertanggung jawab di
rumah dapat membentuk dan mempengaruhi dalam pembentukan
kebiasaan-kebiasaan anak karena pendidikan anak diawali dari
pendidikan di lingkungan keluarga. Pendidikan yang dilakukan di
lingkungan keluarga dapat dilakukan melalui pembiasaan, pengawasan,
perintah, larangan, ganjaran, dan hukuman.Tumbuh kembangnya
beberapa aspek manusia baik fisik atau psikis, sosial dan spiritual, yang
paling menentukan bagi keberhasilan kehidupannya, sangat ditentukan
oleh rumah atau lingkungan keluarga. Rumah atau lingkungan keluarga
yang kondusif menentukan optimalisasi perkembangan pribadi,
penyesuaian diri, kemampuan bersosialisasi, kecerdasan, kreativitas,
moral, juga peningkatan kapasitas diri menuju batas-batas kebaikan dan
kesempurnaan dalam ukuran kemanusiaan.
Kehidupan siswa yang tinggal di rumah orang tua mendapat
pengawasan dari orang tua. Cara belajar siswa yang tinggal di rumah
orang tua pun secara mandiri. Siswa yang belajar secara mandiri lebih
kondusif daripada belajar secara berkelompok. Hal ini disebabkan siswa
16
yang belajar mandiri akan lebih serius dalam belajar dibandingkan
siswa yang belajar secara berkelompok.
Kelebihan dari lingkungan rumah orang tua tentunya adalah keseriusan
belajar akan didapatkan ketika siswa belajar secara mandiri
dibandingkan belajar secara berkelompok. Selain itu pun kekurangan
dari lingkungan rumah orang tua adalah tidak adanya jadwal khusus
bagi siswa yang tinggal di rumah orang tua. Hal ini menyebabkan
kurangnya kepribadian disiplin siswa yang tinggal di rumah orang tua.
2.1.6. Konsep Pembelajaran Sejarah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab “Syajaratun” yang artinya
“Pohon” atau “Keturunan” atau “Asal-usul” yang kemudian
berkembang sebagai kata dalam bahasa Melayu Syajarah yang akhirnya
berkembang menjadi kata “Sejarah” dalam Bahasa Indonesia.
Sejarah adalah ilmu yang meneliti gambaran dengan penglihatan
yang singkat untuk merumuskan fenomena kehidupan, yang
berhubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi karena
hubungan manusia dengan masyarakat, memilih fenomena tersebut
dengan memperhatikan akibat-akibat pada zamannya serta bentuk
kualitasnya dan memusatkan perubahan-perubahan itu sesuai
dengan waktunya serta tidak akan terulang lagi (irreproducible)
(Poerwantana, 1987:5).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mata pelajaran sejarah adalah
studi yang diajarkan kepada siswa yang berhubungan dengan peristiwa
atau kejadian yang dialami oleh manusia, dimana peristiwa tersebut
terjadi pada masa lampau, hanya terjadi sekali, dan dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk kehidupan di masa kini serta masa yang akan
datang.
17
2.2 Kerangka Pikir
Keberhasilan proses pembelajaran disekolah berkaitan dengan tempat
tinggal.Tempat tinggal yang kondusif tentu akan memberikan dampak pada
hasil belajar yang baik. Tempat tinggal dapat menunjang keberhasilan belajar
siswa. Ada banyak tempat tinggal yang dapat menunjang keberhasilan belajar
siswa, tetapi penelitian ini hanya membandingkan tempat tinggal siswa yang
di asrama dan siswa yang tinggal di rumah.
Peranan tempat tinggal sangat besar terhadap kehidupan individu, dimana
tempat tinggal berperan dalam perkembangan individu. Peran dan pengaruh
tempat tinggal bagi pelajar ikut memberikan dampak yang besar dalam
proses belajar dan hasil belajar. Asrama adalah suatu tempat tinggal bagi
anak-anak dimana mereka diberi pengajaran atau bersekolah. Asrama sekolah
merupakan lembaga pendidikan baik tingkat dasar ataupun tingkatmenengah
yang menjadi tempat bagi para siswa untuk dapat bertempat tinggal selama
mengikuti program pengajaran. Kehidupan siswa yang tinggal di asrama
lebih menerapkan sistem belajar kelompok. Rumah merupakan sebuah
bangunan, tempat manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya. Rumah
orang tua merupakan lembaga sosial yang paling awal dikenal dan dekat
dengan anak, hal ini menjadikan peranan keluarga dalam pendidikan. Rumah
harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, member
kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu,
rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan
kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya. (Frick, 2006: 1). Sistem belajar
siswa yang tinggal di rumah orang tua adalah sistem belajar mandiri.
18
Menurut teori di atas tentunya rumah dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa.
Kedua tempat tinggal antara asrama dan rumah dapat mempengaruhi proses
hasil belajar siswa. Hal ini bersumber dari pengaruh tempat tinggal sebagai
penunjang keberhasilan belajar siswa. Jadi tempat tinggal yang baik tentu
akan memberikan dampak yang baik pula terhadap hasil belajarnya.
2.3 Paradigma
Keterangan :
: Garis Perbandingan
: Garis Tempat Tinggal
RUMAH
ORANG TUA
HASIL
BELAJAR
ASRAMA
19
REFERENSI
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Hlm 92
Arif Rahman. 2010. Pendidikan Komparatif. Yogyakarta: Laksbang Grafika.Hlm
100
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:PT.
Remaja Rosdikarya.Hlm 19
Oemar Hamalik. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.Hlm31
Oemar Hamalik. Ibid.Hlm 155
Moh Uzer Usman. 1994. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.Hlm 29
Wahidmurni. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik.
Yogyakarta: Nuha Letera.Hlm 28
Oemar Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hlm
155
Sri Soedewi. 1975, Hukum Perutangan, terjemahan Verbintenissenrecht bagian
dari Inleiding Nederlands Burgerlijk Recht. Yogyakarta.Hlm 44
A. Arsyad .2014.Media Pembelajaran.Jakarta.Raja Grafindo Jakarta. Hlm 15
Muhammad Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta. Hlm 55
Irfan Setiawan. 2013. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik Pada
Institusi Berasrama. Yogyakarta: CV.Smart Writing.Hlm 8
Muhammad Sholeh. 2013. Perbedaan Motivasi Belajar Dan Prestasi Belajar
Pada Siswa Yang Menggunakan Sistem Boarding School Dan Siswa Yang
Tidak Menggunakan Sistem Boarding School Di SMA Muhammadiyah 1
Gresik (Tesis). (ejournal.unesa.ac.id, diakses 7 januari 2016, 13.15 WIB).
Hlm 6
20
Budihardjo. 1998, Sejumlah Masalah Permukiman Kota.Bandung: Cetakan III,
PT. Alumni.Hlm 148
Frick. 2006. Arsitektur Ekologis. Yogyakarta:Penerbit Kanisius.Hal:1
Poerwantana.1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta, Bina Aksara.Hlm 5
Frick. Opcit.Hlm 1
19
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian pendidikan adalah suatu kegiatan yang sistematis untuk
menemukan jawaban yang mendekati kebenaran mengenai permasalahan
pendidikan atas dasar penalaran yang rasional dan logis, serta adanya
dukungan dari fakta empiris (Margono, 2000:18). Metode penelitian
merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan
menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nasir, 1988:51). Jadi
metode penelitian pendidikan dilakukan untuk mengembangkan, menemukan
dan menguji atas kebenaran dari suatu konsep, prinsip, pengetahuan dan
mengenai pendidikan secara umum.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
komparatif independen. Pelitian komparatif dapat berupa komparatif
independen maupun komparatif korelasional. Komparatif independen adalah
penelitian yang membandingkan variabel yang sama dengan kriteria sampel
terpisah secara tegas. (Misbahudin, 2013:168). Hal ini memberikan makna
bahwa terdapat dua kriteria sampel yang dimana sampel yang satu tidak bisa
mewakili sampel yang lain.
20
3.2 Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain causal
comparative. Causal comparative merupakan jenis penelitian yang digunakan
untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel
tertentu (Arifin, 2012:46). Penelitian komparatif ini memiliki tujuan untuk
melihat perbedaan dua atau lebih situasi, peristiwa, kegiatan, atau program
yang sejenis atau hampir sama yang melibatkan semua unsur atau
komponennya. Analisis penelitian dilakukan terhadap perbedaan dalam
perencanaan, pelaksanaan, faktor-faktor pendukung dan hasil. Hasil analisis
perbandingan dapat menemukan unsur-unsur atau faktor-faktor penting yang
melatarbelakangi persamaan dan perbedaan.
Penelitian kausal komparatif bersifat expost facto, artinya data yang
dikumpulkan setelah semua peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Ex post
facto merupakan suatu penelitian empiris yang sistematis dimana peneliti
tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan
variabel tersebut telah terjadi atau variabel tersebut memang pada dasarnya
tidak bisa dimanipulasi. Peneliti tidak memberikan perlakuan dalam
membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya.
Peneliti hanya mencari sebab akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan
menelusuri kembali masalalu untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan
hubungan, dan maknanya. Penelitian ini cenderung menggunakan data
kuantitatif.
21
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono 2014:80). Jadi populasi bukan hanya diartikan sebagai orang
saja, tetapi bisa juga objek dan benda-benda alam yang lain.
Tabel 1. Anggota Populasi Siswa Kelas X SMA Al-Kautsar
Bandarlampung Tahun Ajaran 2015/2016.
No Kelas Siswa Yang Tinggal di
Jumlah Asrama Rumah
1. X-I 11 21 32
2. X-2 15 16 31
3. X-3 13 23 36
4. X-4 6 29 35
5. X-5 5 31 36
6. X-6 9 27 36
7. X-7 19 12 31
8. X-8 10 26 36
9. X-9 6 29 35
Jumlah 94 216 314
Sumber : Tata Usaha SMA Al-Kautsar Tahun 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui yang menjadi populasi adalah
seluruh siswa kelas X SMA Al-Kautsar Bandarlampung tahun ajaran
2015/2016 yang terdistribusi dalam 9 kelas dengan jumlah siswa
sebanyak 314 siswa. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 94 siswa
yang tinggal di asrama dan 216 siswa yang tinggal di rumah orang tua.
22
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut” (Sugiyono 2013:118). Dalam menentukan banyaknya
jumlah sampel yang digunakan, Arikunto (2006:134) menyatakan
apabila populasi lebih dari 100 maka sampel dapat diambil sebanyak
dari kisaran 10-15%, 20-25%, atau lebih dari 25%. Berdasarkan
pertimbangan teori-teori tersebut, maka sampel yang diambil peneliti
adalah sebesar 19% atau sebanyak 60 siswa dengan rincian 30 siswa
yang tinggal di asrama dan 30 siswa yang tinggal bersama orang tua.
Tabel 2. Anggota Sampel Penelitian
No. Kelas Siswa Yang Tinggal di
Jumlah Asrama Rumah
1. X-I 3 4 7
2. X-2 2 3 5
3. X-3 3 3 6
4. X-4 5 3 8
5. X-5 4 4 8
6. X-6 3 4 7
7. X-7 4 3 7
8. X-8 3 3 6
9. X-9 3 3 6
Jumlah Sampel 30 30 60
Sumber : Olah data peneliti Tahun 2016
Sampel pada tabel diatas diambil dengan menggunakan teknik
purposive sampling, teknik ini merupakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:68). Pada penelitian ini
23
yang menjadi pertimbangan peneliti adalah berdasarkan tempat tinggal
siswa (asrama dan rumah orang tua) dengan jumlah antara siswa yang
tinggal di asrama dan siswa yang tinggal di rumah orang tua adalah
sebesar 20%. Jumlah 20% dari populasi siswa yang tinggal di asrama
dan di rumah orang tua adalah sebesar 60 siswa. Siswa tersebut terbagi
sama besar yaitu sebesar 30 siswa yang tinggal di asrama dan siswa
yang tinggal di rumah orang tua.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yaitu segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:60). Dalam
penelitian ada dua variabel yaitu :
3.4.1.1 Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik yang oleh
peneliti dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan
hubungannya dengan fenomena yang diobservasi (Wina
Sanjaya, 2013:95). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
siswa yang tinggal di asrama dan siswa yang tinggal di rumah.
3.4.1.2 Variabel Terikat (dependen)
Variabel terikat adalah kondisi atau karakteristik yang
berubah, yang muncul atau tidak muncul ketika peneliti
mengintroduksi, mengubah, dan mengganti variabel bebas
24
(Wina Sanjaya, 2013:95). Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah hasil belajar kognitif kognitif siswa.
3.4.2. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah suatu cara untuk menggambarkan
dan mendiskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel
tersebut bersifat spesifik dan terukur. Tujuannya agar menghindari
terjadinya kesalahpahaman dalam penafsiran variabel yang akan
diteliti, sehingga perlu adanya batasan atau definisi operasional
mengenai variabel yang akan penulis teliti. Maka definisi operasional
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar kognitif adalah hasil yang diperoleh siswa berupa
angka atau nilai yang tertuang setelah proses pembelajaran. Untuk
mengetahui data hasil belajar kognitif, peneliti menggunakan
metode pemberian soal test sebagai metode pengumpulan datanya.
Data hasil belajar siswa diambil dari pemberian soal test di
semester genap. Oleh karena subyeknya adalah siswa kelas X maka
peneliti memberikan soal test di semester genap.
2. Tempat tinggal adalah tempat dimana siswa hidup, bergaul,
berkembang, dan melakukan banyak aktifitas di dalamnya. Dalam
penelitian ini tempat tinggal siswa dikelompokan menjadi dua yaitu
siswa yang bertempat tinggal di asrama dan yang bertempat tinggal
di rumah. Siswa yang bertempat tinggal di asrama adalah siswa
yang hidup, bergaul, menetap dan melakukan banyak aktifitas di
asrama, serta terdaftar sebagai siswa asrama yang ditempatinya.
25
Siswa yang bertempat tinggal di rumah adalah siswa yang tinggal
bersama orang tua atau keluarganya. Untuk mengetahui data
tempat tinggal siswa, penulis menggunakan metode observasi
sebagai metode pengumpulan datanya.
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1. Instrumen
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data (Arikunto, 2006:149). Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Penelitian ini hanya
mengambil data hasil belajar semester genap siswa yang tinggal di
asrama dan siswa yang tinggal di rumah orang tua pada lokasi
penelitian. Hasil belajar yang diambil merupakan data hasil belajar
sejarah tahun ajaran 2015/2016. Instrumen pada soal semester genap
diakui validitas dan reliabilitasnya, hal ini disebabkan soal semester
genap merupakan hasil musyawarah kerja kepala sekolah dinas Provinsi
Lampung.
3.6 Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi awal untuk melihat kondisi sekolah atau tempat penelitian
seperti banyak kelas, jumlah siswa siswa asrama dan siswa di rumah
orang tua.
2. Menentukan populasi dan sampel berdasarkan klasifikasi tempat tinggal.
26
3. Mengambil hasil belajar semester genap dari siswa yang tinggal di
asrama dan siswa yang tinggal di rumah.
4. Menganalisis data dan menarik kesimpulan.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.7.1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu suatu proses
pengamatan dan ingatan (Hadi,2001:224). Untuk memperoleh data
yang dibutuhkan dan relevan dalam penelitian ini, maka penulis
menggunakan teknik observasi langsung. Observasi ini peneliti
gunakan untuk melihat kondisi belajar mengajar di sekolahyaitu di
SMA Al-Kautsar Bandarlampung.
3.7.2. Kepustakaan
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan
dengan penulisan dalam penelitian ini, seperti teori-teori yang sesuai
dengan materi yang dibutuhkan, konsep-konsep dalam penelitian, serta
data-data yang diambil dari berbagai referensi.
3.7.3. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar sejarah
siswa yang tinggal di asrama dengan siswa yang tinggal di rumah
orang tua. Data hasil belajar sejarah siswa yang tinggal di asrama dan
siswa yang tinggal di rumah orang tua diperoleh penulis dari hasil
belajar semester genap siswa SMA Al-Kautsar Bandarlampung tahun
ajaran 2015/2016.
27
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono,
2013:335).
Sebelum menganalisis data penelitian maka langkah pertama yang harus
digunakan adalah menguji kenormalan data. Uji normalitas digunakan untuk
melihat data penelitian yang digunakan berdistribusi normal atau tidak
normal. Untuk menguji kenormalan data peneliti menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov dengan bantuan software SPSS 21. Teknik analisis data
untuk menguji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t-test
dua sampel. Jika di dalam proses uji kenormalan data didapatkan data
penelitian yang berdistribusi normal maka uji t- test dua sampel dapat
digunakan, namun jika di dalam proses uji kenormalan data didapatkan data
yang berdistribusi tidak normal maka peneliti menggunakan uji beda non-
parametrik Mann-Whittney dengan bantuan software SPSS 21.
3.8.1. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk menganalisis data dengan menguji kenormalan
data. Untuk melihat kenormalan data, peneliti menggunakan uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov. Kolmogorov-Smirnov adalah alat
ukur yang digunakan dengan membandingkan distribusi data (yang
akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Uji
normalitas pada sampel data akan didapatkan dua kemungkinan yaitu
data sampel yang berdistribusi normal dan data sampel yang
28
berdistribusi tidak normal. Normal dan tidaknya sampel data tidak
mempengaruhi penelitian karena masing-masing memiliki cara
penghitungan secara statistik. Jika data sampel yang diujikan
mendapatkan hasil normal maka dapat digunakan dengan uji t-test dua
sampel dan jika data sampel berdistribusi tidak normal maka dapat
digunakan uji beda non-parametrik Mann-Whittney dengan bantuan
software SPSS 21.
Langkah-langkah menguji normalitas data dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software SPSS21 adalah
sebagai berikut.
1. Langkah pertama adalah memepersiapkan data yang ingin diuji
dalam file dokumen.
2. Buka program SPSS. Klik variabel view, dibagian pojok kiri
bawah.
3. Selanjutnya, pada bagian name tulis variabel yang bebas dan
variabel terikat, pada desimal ubah menjadi angka 0 dan pada
bagian label tuliskan variabel bebas dan variabel terikat.
4. Kemudian pilih menu analyze. Kemudian pilih menu descriptive
statistic, dan kemudian pilih explore.
5. Kemudian muncul tabel dialog explore, lalu pilih menu plots
memberikan tanda ceklis pada normality plots with test. Setelah
itu akan muncul hasil normalitas.
Jika nilai uji signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak atau terdapat
perbedaan dan jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima atau
29
tidak terdapat perbedaan (Priyatno, 2009:190). Uji ini menggunakan
bantuan software SPSS.21.
Setelah diketahui data berdistribusi normal atau tidak normal langkah
selanjutnya adalah pengkategorian nilai hasil belajar sejarah siswa
semester genap tahun 2016.
Pengkategorian ini berguna untuk membantu perhitungan selanjutnya
yaitu pada uji hipotesis, dalam hal ini peneliti membagi kategori
motivasi belajar sejarah berdasarkan 5 tingkatan yaitu sangat rendah,
rendah,cukup,tinggi dan sangat tinggi.
Tabel 3. Kriteria penilaian hasil belajar siswa
No. Inteval Kategori
1 81 – 100 Sangat tinggi
2 61 – 80 Tinggi
3 41 – 60 Cukup
4 21 – 40 Rendah
5 0 – 20 Sangat rendah
Sumber: Riduwan (2012:89).
3.8.2. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan diketahui
bahwa sampel berdistribusi tidak normal maka selanjutnya dilakukan
uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji t-test dua sampel dengan. Uji t-test dua sampel dapat
digunakan dengan syarat jika sampel data berdistribusi normal,
disebabkan sampel data yang didapatkan dalam penelitian ini
30
berdistribusi tidak normal maka peneliti menggunakan uji beda yaitu
uji non-parametrik Mann-Whittney dengan bantuan software SPSS
21.
Setelah mengetahui hasil belajar siswa, selanjutnya dilakukan
analisis data untuk mengetahui perbedaan hasil belajar berdasarkan
tempat tinggal (asrama dan rumah orang tua) yaitu dengan
menggunakan uji non-parametrik Mann-Whitney dengan
menggunakan software SPSS 21. Uji ini dapat digunakan untuk data
yang berdistribusi tidak normal.
Langkah-langkah menguji hipotesis data dengan menggunakan uji
Mann-Whitney dengan bantuan software SPSS21 adalah sebagai
berikut.
1. Dimulai dengan memasukkan data hasil belajar.
2. Setelah itu memilih menu alayze, kemudian pilih non parametric
test, lalu pilih legacy dialog dan memilih 2 independent samples.
3. Kemudian akan muncul kotak dialog independent sample test dan
memberi tanda ceklis pada Mann Whitney U.
4. Setelah itu akan muncul hasil uji hipotesis.
Jika nilai uji signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak atau terdapat
perbedaan dan jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
atau tidak terdapat perbedaan (Priyatno, 2009:190). Uji ini
menggunakan bantuan software SPSS 21.
31
REFERENSI
Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Hlm 18
Mohammad Nasir.1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.Hlm 51
Misbahudin. 2013. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta, Bumi
Aksara.Hlm 168
Zainal Arifin.2012. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta, Bumi
Aksara.Hlm 46
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung : Alfabeta.Hlm 80
Sugiyono.2013.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Hlm 118
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:PT. Rineka Cipta.Hlm 134
Sugiyono.Op.Cit.Hlm 68
Sugiyono.Ibid.Hlm 60
Wina Sanjaya. 2013. Penelitian Pendidikan, Jenis, Metode dan Prosedur.
Jakarta:Kencana Prenada Media Group.Hlm 95
Arikunto. Ibid.Hlm 149
Sutrisno Hadi. 2001. Metodologi Research untuk Penulisan Paper, Skripsi,
Thesis dan Disertasi, Jilid Tiga. Yogyakarta : Penerbit Andi.Hlm224
Sugiyono.Op.Cit.Hlm 335
Dwi Priyatno.2013. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta, Bumi
Aksara.Hlm 190
Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Varibel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.Hlm 89
Dwi Priyatno.Opcit.Hlm 190
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan hasil belajar siswa kelas
X SMA Al-Kautsar yang tinggal di asrama dengan siswa yang tinggal di
rumah orang tua, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar dalam pembelajaran sejarah di kelas X SMA Al-Kautsar.Seberapa
nyata perbedaan keduanya didapatkan dengan menggunakan uji non-
parametrik Mann-Whitney dengan bantuan software SPSS 21. Hasil yang
didapatkan 0.029 yaitu dapat dikatakan terdapat perbedaan antara siswa yang
tinggal di asrama dengan siswa yang tinggal di rumah orang tua karena nilai
uji yang didapatkan < 0.05 dengan masing masing sampel 30 orang siswa.
Maka dapat disimpulkan bahwa nilai siswa yang tinggal di rumah orang tua
lebih besar daripada siswa yang tinggal di asrama.
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan peneliti dalam memaparkan
perbedaan hasil belajar antara siswa yang tinggal di asrama dengan siswa
yang tinggal di rumah orang tua. Perbedaan hasil belajar antara siswa yang
tinggal di asrama dan siswa yang tinggal di rumah orang tua juga sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ada di dalam tempat tinggal siswa
diantaranya adalah perhatian orang tua, pengawasan berdasarkan tempat
61
tinggal siswa, fasilitas kebutuhan belajar dan juga kondisi lingkungan tempat
tinggal.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran siswa yang
tinggal di asrama dengan siswa yang tinggal di rumah orang tua dan juga
analisis terhadap hasil pengamatan, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Tempat tinggal siswa mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga untuk
mencapai hasil belajar yang maksimal orang tua hendaknya
memperhatikan tempat tinggal siswa.
2. Untuk penulis selanjutnya hendaknya lebih bisa menambahkan variabel-
variabel lain yang yang berkaitan dengan judul penelitian ini, sehingga
penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dan dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Rahman.2010. Pendidikan Komparatif. Yogyakarta. Laksbang Grafika.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta. Rineka Cipta.
Arsyad A.2014.Media Pembelajaran.Jakarta.Raja Grafindo Jakarta
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad
XXI. (isi-dsp.ac.id, diakses 7 januari 2016, 08.30 WIB). 59 hlm.
Budiharjo, Eko. 1998. Sejumlah Masalah Permukiman Kota. Bandung. Cetakan III,
PT. Alumni.
Caswa. 2013. Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Berasrama Dengan Siswa
Non Asrama Di SMP Khariisma Bangsa Tangerang Selatan Dalam Mata
Pelajaran pendidikan Agama Islam (Skripsi). (repository.uinjkt.ac.id,
diakses 8 januari 2016, 21.00 WIB) 123 hlm.
Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Frick, Heinz., dan Tri Hesti M. 2006. Arsitektur Ekologis. Yogyakarta. Penerbit
Kanisius.
Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research untuk Penulisan Paper, Skripsi,
Thesis dan Disertasi, Jilid Tiga. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Hamalik, Oemar. 2007. Evaluasi Kurikulum Pendekatan Sistematik. Bandung:
Yayasan Al-Madani Terpadu.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Harjono, Muhammad Adhiwardana. 2009. Perbedaan Prestasi Belajar ditinjau
dari Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang (skripsi).( http://karya-
ilmiah.um.ac.id, diakses 15 januari 2016, 22.00 WIB) 80 hlm.
Indriyani, Ratna. 2014. Pengaruh Asal Sekolah Dan Tempat Tinggal Terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi D III Kebidanan Universitas Wiraraja
Sumenep (tesis). (digilib.uns.ac.id, diakses pada 10 januari 2016, 13.34
WIB). 68 hlm.
Kusmintardjo. 1992. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah. IKIP Malang.
Maksudin. 2006. Pendidikan Nilai Sistem Boarding School di SMP IT Abu
Bakar (Disertasi). Yogyakarta.Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga.
Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Mudyahardjo, Redja. 2008. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang
Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di indonesia.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mukarromah, Wulidzatul. 2013. Perbedaan Kebiasaan Belajar Dan Prestasi
Belajar Mahasiswa Prodi D IV Bidan Pendidikan Reguler Yang Tinggal Di
Asrama Dan Di Luar Asrama Stikkes Aisyiah Yogyakarta (Skripsi).
(opac.unisayogya.ac.id, diakses 7 januari 2016, 17.00 WIB) 11 hlm.
Nasir, Mohammad, 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pidarta, Made. 2009. Landasan Pendidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Poerwantana. 1987. Penganter Ilmu Sejarah.Iawirohamidjojo. 1991. Hukum
Perikatan. Surabaya. Bina Ilmu..
Priyatno, Dwi. 2013. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta. Bumi
Aksara
Purwanto, M. Ngalim. 2007. Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung.
Alfabeta
Sanjaya, Wina, Prof. 2013. Penelitian Pendidikan, Jenis, Metode dan Prosedur.
Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Saroni,Muhammad. 2006. Manajemen Pendidikan: Kiat Menjadi Pendidik Yang
Kompeten. Yogyakarta:Ar-Ruzz.
Setiawan, Irfan. 2013. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik Pada
Institusi Berasrama. Yogyakarta: CV.Smart Writing.
Shohib M. 1998. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan
Displin Diri. Jakarta. Rineka Cipta
Sholeh, Muhammad. 2013. Perbedaan Motivasi Belajar Dan Prestasi Belajar
Pada Siswa Yang Menggunakan Sistem Boarding School Dan Siswa Yang
Tidak Menggunakan Sistem Boarding School Di SMA Muhammadiyah 1
Gresik (Tesis). (ejournal.unesa.ac.id, diakses 7 januari 2016, 13.15 WIB). 7
hlm.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:PT.
Rineka Cipta
Soedewi Sri. 1975, Hukum Perutangan, terjemahan Verbintenissenrecht bagian
dari Inleiding Nederlands Burgerlijk Recht. Yogyakarta.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:PT.
Remaja Rosdikarya.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh Uzer dan Lilis Setiawati. 1994. Upaya Optimalisasi Kegiatan
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wahidmurni, Mustikawan, dan Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran:
Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera.
-