penerapan pendekatan multi representasi terhadap …digilib.unila.ac.id/23911/18/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENERAPAN PENDEKATAN MULTI REPRESENTASI TERHADAPKEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM
PERNAPASAN(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar
Tahun Pelajaran 2015/2016)
(Skripsi)
Oleh
DWI MUSTIKA SARI TERA MALAU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
PENERAPAN PENDEKATAN MULTI REPRESENTASI TERHADAPKEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM
PERNAPASAN
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 NatarTahun Pelajaran 2015/2016)
ABSTRAK
OlehDwi Mustika Sari Tera Malau
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan multi representasi
terhadap hasil belajar kognitif XI IPA SMA Negeri 1 Natar pada materi sistem
pernapasan. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 dan X IPA 6
yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Desain penelitian ini
menggunakan pretest- posttest non ekuivalen. Data kuantitatif di peroleh dari
pretest, postest dan N-gain yang di analisis menggunakan uji kesamaan dua
varians dan kesamaan dua rata-rata serta uji U. Data kuantitatif berupa tanggapan
siswa terhadap pendekatan multi representasi dalam pembelajaran sistem
pernapasan melalui angket tanggapan siswa dan dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan multi representasi berpengaruh
terhadap kemampuan kognitif siswa. Nilai pretes siswa mengunakan uji Mann-
Whitney U yaitu p(0,580> 0,05). Nilai postes siswa menggunakan uji kesamaan dan
iii
perbedaan dua rata-rata didapatkan hasil uji t1(5,783) > tt(1,684) dan t2(11,068) > tt(1,684).
N-gain kedua kelas menggunakan uji kesamaan dan perbedaan dua rata-rata
didapatkan hasil uji t1(6,148) > tt(1,684) dan t2(8,339) > tt(1,684) artinya N-gain siswa
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kontrol. Siswa kelas eksperimen
memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran menggunakan
pendekatan multi representasi. Dengan demikian, penggunaan pendekatan multi
representasi dalam pembelajaran materi sistem pernapasan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif siswa.
Kata kunci : kemampuan kognitif, multi representasi, sistem pernapasan
PENERAPAN PENDEKATAN MULTI REPRESENTASI TERHADAPKEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM
PERNAPASAN(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar
Tahun Pelajaran 2015/2016)
Oleh
DWI MUSTIKA SARI TERA MALAU
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Utara, pada tanggal 25
Februari 1993, merupakan anak kedua dari empat
bersaudara pasangan Bapak J. Malau dengan Ibu T.
Sidabutar. Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD
Negeri 1 Dwi Warga Tunggal Jaya (1999-2005), SMP
Lentera Harapan Banjar Agung (2005-2008), SMA Lentera Harapan Banjar
Agung (2008-2011).
Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP
Unila melalui jalur SNMPTN Tertulis. Penulis beralamatkan di RT/RW V/VI
Penawar Rejo, Kec. Banjar Margo, Kab. Tulang Bawang. No.Hp penulis
082282621997.
Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1
Pesisir Utara dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Pesisir Barat
(Tahun 2015), dan melakukan penelitian pendidikan di SMA Negeri 1 Natar
untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2016).
ix
MOTTO
“Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya ituakan ditambahkan kepadamu”(matius 6:33)
“Karena Masa Depan Sungguh Ada dan Harapanmu Tidak Akan Hilang”(Amsal 23 : 18)
“Apapun yang terjadi percaya Tuhan itu tetap bekerja untuk mendatangkankebaikan bagi hidup ku”(penulis)
“Hiduplah seperti layang-layang yang tidak mengikuti arah akan tetapimelawan angin”(penulis)
x
PERSEMBAHAN
Tuhan Yesus Kristus, Juruselamatku yang memberiku kesempatan, kemampuan, dan kemenangan.
Bapak dan Mama terkasih yang selalu setia
memberi doa serta dukungan yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan penuh kesabaran
dan limpahan kasih sayang, selalu menjaga dan menguatkanku, serta mendukung segala langkah
ku menuju kesuksesan dan kebahagian.
Abangku yang terkasih Misno Riyanto Malau. Adek-adekku terkasih: Victor Pandapotan
Malau, dan Regina Wati Malau, yang selalu memberiku semangat, dukungan, dan doa.
Sahabat – sahabat terbaikku yang setia
mendukungku suka maupun duka.
Serta
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENERAPAN
PENDEKATAN MULTI REPRESENTASI TERHADAP KEMAMPUAN
KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN (Studi
Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran
2015/2016)”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Lampung;
3. Berti Yolida, S. Pd., M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi;
4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai
xii
6. Dr. Arwin Surbakti, M.Si., atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang
sangat berharga;
7. Drs. Suwarlan, M.M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Natar dan Sandra
Budiarti S. Pd serta Dra. Jaminar, selaku guru mitra, yang telah memberikan
izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;
8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas XI IPA 3 dan XI IPA 6 SMA
Negeri 1 Natar atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;
9. Orang tua yang selalu memberikan dukungan, doa, dan kasih sayang yaitu
bapak J. Malau dan Ibu T. Sidabutar
10. Abang dan adik-adik ku yang telah memberikan dukungan, semangat, doa dan
semua bantuan yaitu Misno Riyanto Malau. Amd, Victor Pandapotan Malau
dan Regina Wati Malau.
11. Saudara-saudara ku yang telah memberikan dukungan, semangat, doa dan
semua bantuan yaitu Derican, Novena Caecilia. S.P, Sri Bulan.
12. Sahabat seperjuangan skripsi (tim) yaitu Farhanah dan Lia Lestari atas
dukungan, semangat, dan semua bantuan yang telah diberikan;
13. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi 2012, kakak dan adik tingkat
Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang telah diberikan;
14. Sahabat-sahabat Pendidikan Biologi 2012 yaitu Dwi Rahmawati, Niki Harfa,
Nurul, Indri, Lina, dan Ratna atas persahabatan yang telah diberikan;
15. Sahabat-sabahat dan adik-adik CO3 yaitu Cisca, Dina, Rahma, Meilin, Ulfa,
Hasna, Lita, Nada, Anggi, Tika, Icha, Elok, Lesta, Rency, Zulfa dan Nanda
atas dukungan, semangat, dan semua bantuan yang telah diberikan.
xiii
16. Teman –teman KKN-KT FKIP 2015 Pekon Kuripan atas persahabatan yang
telah diberikan yaitu Didi, Emil, Tika, Rita, Tia, Velin, Nurma, Putri dan
Marina
17. Sahabat-sabahat SMA atas persahabatan yang telah diberikan yaitu Yulianti,
S.E, Wayan Ari Suda, S.E, Tyas, Nia Daniati. Amd, Karla dan Yusnia.
18. Sahabat-sabahat yang dukungan, semangat, dan doa yaitu Delima, Wika,
Posma dan Aknes
Terimakasih atas semua saran yang sangat membangun bagi penulis demi
perbaikan di masa mendatang. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
dunia pendidikan dan sumbangsih yang berharga bagi dunia ilmu pengetahuan.
Bandar Lampung, September 2016Penulis
Dwi Mustika Sari Tera Malau
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendekatan Multi Representasi ............................................................. 9
B. Kemampuan Kognitif ........................................................................... 15
C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 20
D. Hipotesis ................................................................................................ 21
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 22
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 22
C. Desain Penelitian .................................................................................. 22
D. Prosedur Penelitian................................................................................ 23
E. Jenis dan Teknik Analisis Data ............................................................. 28
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 34
B. Pembahasan .......................................................................................... 39
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 45
B. Saran ..................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47
xiv
LAMPIRAN
1. Silabus ................................................................................................... 49
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 53
3. Kisi-Kisi Soal Pretest/Posttest ............................................................... 65
4. Soal Pretest/Posttest ............................................................................. 70
5. Jawaban Soal Pretest/Posttest Essay ..................................................... 75
6. Lembar Kerja Kelompok........................................................................ 76
7. Kunci Jawaban Lembar Kerja Kelompok .............................................. 91
8. Rubrik Penilaian LKK............................................................................ 96
9. Angket Tanggapan Siswa ....................................................................... 101
10. Data-Data Hasil Penelitian ................................................................... 102
11. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ......................................... 114
12. Lampiran Foto Penelitian ...................................................................... 135
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Proses berpikir kognitif........................................................................ 19
2. Angket tanggpan siswa........................................................................ 29
3. Skor per item angket............................................................. .............. 30
4. Tabulasi data angket tanggpan siswa................................................... 30
5. Hasil Uji Statistik Nilai Pretest, Posttest dan N-gain.......................... 34
6. Hasil Analisis Rata-Rata Nilai N-gain per Indikator............................ 36
7. Tanggapan siswa terhadap pendekatan multi representasi.................... 38
8. Analisis butir soal Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen................... 102
9. Analisis butir soal Pretest dan Posttest Kelas Kontrol.......................... 104
10. Skor setiap indikator Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen............... 106
11. Skor setiap indikator Pretest dan Posttest Kelas kontrol....................... 108
12. Daftar Nilai Pretest, Posttest dan N-gain Siswa Kelas Eksperimen...... 110
13. Daftar Nilai Pretest, Posttest dan N-gain Siswa Kelas kontrol............. 112
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Taksonomi fungsi multipel representasi.............................................. 12
2. Model hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.......... 21
3. Desain penelitian kelompok pretes/postes non ekuivalen.................... 23
4. Hasil Uji Statistik Nilai Pretest, Posttest dan N-gain.......................... 35
5. Hasil Analisis Rata-Rata Nilai N-gain per Indikator........................... 37
6. Tanggapan siswa terhadap pendekatan multi representasi.................... 39
7. Siswa mengerjakan soal evaluasi pretes.............................................. 135
8. Guru menjelaskan materi dengan pendekatan multi reperesentasi
menggunakan video dan gambar sistem pernapasan......................... 135
9. Siswa berdiskusi mengerjakan LKK dalam kelompok......................... 135
10. Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok................................. 136
11. Siswa mengerjakan soal evaluasi postes.............................................. 136
12. Siswa mengerjakan soal evaluasi pretes............................................... 136
13. Siswa berdiskusi mengerjakan LKK..................................................... 137
14. Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok................................. 137
15. Siswa mengerjakan postes..................................................................... 137
1
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran di kelas memiliki peranan penting dalam menentukan hasil
belajar siswa. Semakin baik suatu pembelajaran maka akan baik pula hasil
belajar yang diperoleh. Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses
interaksi komunikasi antara sumber belajar, guru dan siswa (Rusman,
Kurniawan dan Riyana, 2011: 9).
Kegiatan pembelajaran di kelas merupakan salah satu bagian dari proses
pendidikan yang bertujuan untuk membawa suatu keadaan ke keadaan baru
yang lebih baik.Kegiatan pembelajaran biologi di kelas menuntut siswa untuk
dapat memahami materi atau konsep serta dapat mengaitkan materi atau
konsep yang diterima dengan kehidupan sehari-hari. Materi atau konsep
yang diterima umumnya dapat dijumpai di kehidupan sehari-hari atau bahkan
dialami oleh siswa itu sendiri di dalam tubuhnya.
Kegiatan pembelajaran biologi selama ini cenderung membuat siswa menjadi
pasif dan terkesan hanya menghafal materi atau konsep yang diberikan oleh
guru. Padahal pembelajaran biologi bukan untuk dihafal melainkan untuk
dipahami lalu di aplikasikan. Siswa yang hanya menghafal materi atau
2
konsep yang berikan kan cenderung cepat lupa dibandingkan siswa yang
memahami atau mengaplikasikan materi atau konsep.
Bagi siswa penting untuk dapat memahami materi atau konsep yang diberikan
oleh guru. Hal ini menuntut guru untuk dapat menyajikan pelajaran yang
dapat diterima oleh siswa dengan baik yaitu dengan menggunakan banyak
representasi. Materi pelajaran biologi terdiri dari materi yang makro dan
mikro. Materi-materi yang besifat makro dapat diamati oleh mata secara
langsung sedangkan materi-materi biologi yang besifat mikro tidak dapat
diamati dengan mata tanpa alat bantu seperti kaca pembesar atau mikroskop.
Sehingga untuk materi-materi biologi yang bersifat mikro diperlukanlah
repesentasi-representasi yang dapat membantu dalam memahami materi-
materi biologi yang bersifat mikro tersebut. Representasi itu sendiri yaitu
suatu yang dapat disimbolkan atau simbol pada suatu objek ataupun proses.
Sehingga diperlukan pendekatan pembelajaran yang dapat menampilkan
banyak representasi.
Hasil observasi dan wawancara pada guru bidang studi biologi di SMA
Negeri 1 Natar, di peroleh hasil bahwa dari 6 lokal untuk kelas XI IPA,
kemampuan kognitif siswa untuk kelas XI IPA 4 sampai XI IPA 6, memiliki
hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas XI IPA 1 sampai XI IPA
3. Pada tahun pelajaran 2014/2015 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
untuk materi sistem pernapasan yaitu 74. Hasil belajar pada siswa kelas
eksperimen hanya 70% dari jumlah siswa yang mencapai KKM sedangkan
untuk kelas kontrol 90% dari jumlah siswa yang mencapai KKM. Hal ini
3
membuktikan kurang optimalnya pencapaian penguasaan materi pada sistem
pernapasan. Pembelajaran pada materi sistem pernapasan yang berlangsung
selama ini belum menggunakan pendekatan pembelajaran tetapi hanya
menggunakan metode diskusi . metode diskusi memiliki kekurangan yaitu
peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas dan dapat dikuasai oleh
orang-orang yang suka berbicara. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
maka diperlukan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan materi
tentang sistem pernapasan. Salah satu strateginya yaitu dengan menggunakan
suatu pendekatan pembelajaran yang mampu menggambarkan tentang materi
sistem pernapasan dengan lebih konkrit. Sehingga salah satu alternatifnya
adalah pendekatan multi representasi.
Pendekatan multi representasi merupakan pendekatan pembelajaran yang
banyak menggunakan representasi dalam kegiatan pembelajaran.
Kemampuan representasi dapat ditunjang dengan pembelajaran berbasis multi
representasi. Multi representasi berarti mempresentasi ulang konsep yang
sama dengan format yang berbeda, termasuk verbal, gambar, grafik, dan
matematik. Multi representasi adalah penggunaan dua atau lebih representasi
untuk menggambarkan suatu sistem atau proses nyata. Menurut Meij (dalam
Widianingtyas, Siswoyo dan Bakri, 2015: 2) multi representasi dapat
menggambarkan aspek yang berbeda dari suatu keadaan nyata atau
menggambarkan aspek yang sama dengan cara yang berbeda. Penggunaan
multirepresentasi dapat membantu guru dalam mengindentifikasi tiga dimensi
pembelajaran yang terjadi yakni: (1) representasi memberi peluang kepada
guru untuk dapat menilai pemikiran siswa, (2) representasi memberi peluang
4
guru untuk menggunakan teknik pedagogik yang baru, dan (3) representasi
memudahkan guru untuk menjembatani antara pendekatan konvensional dan
pendekatan modern.
Penggunaan pendekatan multi representasi ini diharapkan dapat membuat
siswa menjadi lebih memahami materi atau konsep yang diberikan. Dalam
biologi representasi dapat berupa gambar, diagram, grafik, simulasi komputer
dan sebagainya. Selain itu multi representasi juga dapat membantu
mempelajari konsep, memecahkan masalah, serta menyikapi masalah.
Sehingga akan membuat siswa memahami materi atau konsep dengan banyak
representasi. Dengan demikian akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu dilakukan oleh
Widianingtyas, Siswoyo dan Bakri (2015: 6). Hasil penelitiannya yaitu
dengan pendekatan multi representasi memberikan pengaruh positif terhadap
kemampuan kognitif siswa yang diukur berdasarkan hasil belajar kognitifnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Suhandi dan Wibowo (2012: 1) menunjukkan
bahwa bahwa multirepresentasi merupakan salah satu pendekatan yang cukup
efektif untuk digunakan dalam rangka menanamkan pemahaman konsep-
konsep fisika di kalangan mahasiswa. Penelitian yang dilakukan Herawati
dkk (2012: 42) menunjukkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran
multiple representasi pada materi laju reaksi lebih tinggi daripada
pembelajaran konvensional
Ranah kognitif siswa menurut Anderson dan Karthwohl (dalam
Widianingtyas, Siswoyo dan Bakri, 2015:2) tediri dari enam aspek, yakni
5
mengingat (C1, remember), mengerti (C2, understand), memakai (C3, apply),
menganalisis (C4, analyze), menilai (C5, evaluate), dan mencipta (C6,
create). Keenam aspek di atas disusun berdasarkan struktur piramidal dari
aspek yang paling sederhana hingga aspek yang paling kompleks. Adapun
kemampuan kognitif seseorang dibagi menjadi dua bagian, yaitu kemampuan
kognitif tingkat rendah dan kemampuan kognitif tingkat tinggi.
Penggunaan pendekatan multi representasi dalam pembelajaran biologi
dalam menyampaikan materi atau konsep diharapkan dapat membantu siswa
untuk meningkatkan kemampuan kognitifnya. Sehubungan dengan itu akan di
lakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Multi Representasi
Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Sistem Pernapasan (Studi
pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Natar TP 2015/2016)”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah pada penelitian ini
adalah :
1. Apakah ada perbedaan nilai kognitif siswa dengan penerapan pendekatan
multi representasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar tahun
pelajaran 2015/2016 pada materi sistem pernapasan ?
2. Bagaimana tanggapan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar terhadap
penggunaan pendekatan multi representasi pada pembelajaran materi
sistem pernapasan ?
6
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Perbedaan nilai kognitif siswa dengan penerapan pendekatan multi
representasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran
2015/2016 pada materi sistem pernapasan.
2. Tanggapan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar terhadap penggunaan
pendekatan multi representasi pada pembelajaran materi sistem
pernapasan
D. Manfaat Penelitian
Setelah diadakan penelitian ini, diharapkan bermanfaat sebagai berikut :
a. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
b. Bagi guru, memberikan alternatif pilihan dalam menerapkan
pendekatan dalam pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil
belajar kognitif siswa.
c. Bagi sekolah , sebagai masukan atau saran dalam upaya
mengembangkan suatu proses pembelajaran yang mampu meningkatkan
kemampuan kognitif siswa sehingga menghasilkan siswa yang
berkualitas.
d. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai calon
guru biologi dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran multi representasi.
7
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari terjadinya penafsiran pada penelitian ini, maka ruang
lingkup penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Multi representasi adalah penggunaan dua atau lebih representasi untuk
menggambarkan suatu sistem atau proses nyata. representasi yang
digunakan pada penelitian ini berupa video dan gambar sistem
pernapasan. Selain itu multi representasi juga dapat membantu
mempelajari konsep, membatu memecahkan masalah, serta membantu
menyikapi masalah Someren (dalam Widianingtyas, Siswoyo dan Bakri,
2015: 3)
2. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil tes siswa
pada aspek kognitif mata pelajaran biologi pada materi sistem pernapasan
dengan menggunakan soal pretest dan postest dengan bentuk pilihan
jamak dengan jumlah 20 butir soal dan essay 5 butir
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar pada
semester genap tahun ajaran 2015/2016 . Kelas XI IPA 6 sebagai kelas
eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol.
4. Materi pokok dalam penelitian ini adalah materi sistem pernapasan pada
kompetensi dasar (KD) 3.4 “Mengaitkan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernafasan
pada manusia dan membandingkan dengan pernapasan pada hewan
burung”.
5. Ranah kognitif siswa menurut Anderson dan Karthwohl (dalam
Widianingtyas, Siswoyo dan Bakri, 2015:2) tediri dari enam aspek, yakni
8
mengingat (C1, remember), mengerti (C2, understand), memakai (C3,
apply), menganalisis (C4, analyze), menilai (C5, evaluate), dan mencipta
(C6, create).
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendekatan Multi Representasi
Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan bermakna pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang masih umum (Sutirman, 2013:21). Istilah pendekatan merujuk
kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
umum. Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan
merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu
masalah atau objek kajian.
Pendekatan akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk
menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek
kajian yang akan dipelajari. Pendekatan dalam pembelajaran secara umum
dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan berorientasi pada guru (teacher centered
approaches) dan pendekatan berorientasi pada siswa (student centered
approaches) (Rusman, Kurniawan, dan Riyana, 2011:45).
Kamus besar bahasa indonesia mengartikan multi sebagai banyak; lebih dari
satu; lebih daru dua. Kamus besar bahasa indonesia mengartikan representasi
sebagai pebuatan mewakili; keadaan diwakili; apa yang diwakili;
perwakilan.Menurut Prain dan Waldrip (Putri dalam Widianingtyas, Siswoyo
10
dan Bakri, 2015: 2) multi representasi berarti merepresentasi ulang konsep
yang sama dengan format yang berbeda, termasuk verbal, gambar, grafik dan
matematik.Menurut Tytler (dalam Widianingtyas, Siswoyo dan Bakri, 2015
:2). Dalam pembelajaran sains, multi representasi mengacu pada
pembelajaran sains yang menggambarkan suatu konsep dan proses yang sama
dalam format yang berbeda, termasuk format verbal, grafik dan format
numerik.
Menurut Haveleun & Zou (Sunyono 2012: 16) Representasi dikategorikan ke
dalam dua kelompok, yaitu representasi internal dan eksternal. Representasi
internal diartikan sebagai konfigurasi kognitif individu yang diduga berasal
dari perilaku yang menggambarkan beberapa aspek dari proses fisik dan
pemecahan masalah, sedangkan representasi eksternal dapat di gambarkan
sebagai situasi fisik yang terstruktur yang dapat dilihat sebagai perwujudan
ide-ide fisik. Menurut Norman (dalam Sunyono 2012:16) representasi
eksternal biasanya mengacu pada (1) simbol fisik, objek, atau dimensi, dan
(2) aturan eksternal, kendala, atau hubungan yang terkait dengan konfigurasi
fisik (misalnya hubungan spasial dari bilangan dengan digit tertentu, kendala
fisik pada alat bantu belajar, dan lain-lain).
Someren (dalam Widianingtyas, Siswoyo dan Bakri, 2015:3) membagi
bentuk-bentuk multi representasi menjadi 4 kategori, yaitu (1) multi
representasi dalam penalaran manusia, multi representasi dapat mendukung
pembentukan pemahaman seseorang akan suatu informasi. Dimana setiap
orang memiliki multi intelegensi masing-masing sehingga membutuhkan
11
tampilan yang berbeda-beda dari informasi yang didapatkanya agar lebih
mudah dipahami. (2) multi representasi dalam Pembelajaran menurut
Dufresne, representasi mempunyai tiga cara (modes). Ketiga cara tersebut
adalah: (a) sebagai cara atau alat yang menguraikan persoalan yang terjadi
ketika peserta didik membuat atau menggambar sketsa situasi fisis dan
melengkapi informasi, (b) sebagai pokok persoalan ketika peserta didik
secara eksplisit diminta untuk membuat grafik atau mencari nilai suatu
besaran fisis menggunakan grafik, (c) sebagai langkah atau prosedur formal
ketika peserta didik diminta untuk menggambar diagram benda bebas sebagai
salah satu langkah awal untuk memecahkan soal. (3) multi representasi dalam
pengajaran, pengajar dapat menggunakan multi representasi untuk
menjelaskan konsep yang abstrak dengan mengubah konsep tersebut ke
dalam bentuk representasi visual. Sehingga peserta didik dapat memahami
makna dari konsep tersebut. (4) multi representasi dalam penyelesaian
Masalah, keberhasilan representasi dalam mengarahkan peserta didik untuk
memahami suatu informasi dan pengetahuan memberikan kemudahan pada
peserta didik untuk menyelesaikan masalah.
Menurut de Jong et al dalam (Treagust, D. F & Tsui, C-Y, 2013: 4)peserta
didik bisa mendapatkan keuntungan dari belajar dengan lebih dari satu
representasi eksternal.Peserta didik cenderung menguntungkan ketika
Informasi yang disajikan dalam lebih dari satu representasi. Hal ini karena
informasi yang spesifik sangat baik disampaikan dalam representasi tertentu,
beberapa representasi dapat lebih berguna dalam menampilkan berbagai
12
informasi, dan pemecahan masalah untuk beberapa representasi dari domain
yang sama.
Multi representasi adalah alat yang sesuai untuk membantu peserta didik
mengembangkan pengetahuan ilmiah yang kompleks. Beberapa representasi
disediakan untuk konsep-konsep ilmiah bagi pendidikan. Penggunaan
representasi untuk membantu peserta didik dalam memahami konsep-konsep
ilmiah yang kompleks.Multi representasi ini memiliki tiga fungsi utama, yaitu
(1) multi representasi dapat mendukung pembelajaran, (2) multi representasi
sebagai pembatas interpretasi, (3) multi representasi dapat membangun
pemahaman (Ainsworthdalam Gilbert. JK, Reiner. M, dan Nakhleh. M. 2008:
196). Ketiga fungsi tersebut dapat dibagi menjadi bagian-bagian lebih rinci
seperti pada Gambar dibawah ini.
Fungsi MultiRepresentasi
Fungsi Pelengkap MembatasiInterpresentasi
MembangunPemahaman
MelengkapiProses
MelengkapiInformasi Membatasi
MelaluiKeakraban
MembatasiMelalui Sifat
Inheren
Abstraksi Hubungan
Perluasan
13
Gambar 1. Taksonomi Fungsi Multipel Representasi(Ainsworth dalamSunyono 2012: 17)
Sebagai pelengkap, multipel representasi eksternal (MERs) digunakan untuk
memberikan representasi yang berisi informasi pelengkap atau melengkapi
proses kognitif. Sebagai pembatas interpretasi, multipel representasi
digunakan untuk membatasi kemungkinan kesalahan menginterpretasi
representasi satu dengan representasi yang lain dan sebagai pemahaman,
multipel representasi dapat digunakan untuk mendorong siswa membangun
pemahaman terhadap situasi secara mendalam.
Ainsworth (Treagust, D. F & Tsui, C-Y, 2013: 5-6) mengusulkan taksonomi
beberapa representasi. Multipel representasi eksternal (misalnya, ketika dua
atau lebih representasi eksternal secara simultan digunakan) dalam mengajar
dan belajar-dapat melayani tiga fungsi pedagogis dasar. Pertama, MERs
mendukung proses pelengkap dan informasi pelengkap. Misalnya,
menyediakan grafik, tabel, persamaan, dan gambar dari fenomena biologi
berarti bahwa setiap representasi dapat dirancang sehingga informasi tersebut
disajikan dalam cara yang paling tepat untuk kebutuhan peserta didik.
Berbagai bentuk representasi membuat kesimpulan tertentu lebih mudah-
grafik memungkinkan pola persepsi untuk dilihat, tabel menunjukkan sel-sel
kosong, dan persamaan menunjukkan kuantitatif yang tepat hubungan antara
variabel Kedua, MERs membatasi interpretasi atau salah tafsir dari fenomena
oleh keakraban atau sifat yang melekat. Misalnya, ketika belajar melibatkan
MERs, sebuah representasi familiar dapat mendukung interpretasi peserta
14
didik dari kurang akrab representasi untuk memahami (misalnya, penggunaan
metafora dan analogi), atau diagram yang menyertai deskripsi, dengan cara
sifat yang melekat, visual dapatmendukung interpretasi peserta didik dari
deskripsi ambigu (misalnya, tentang lokasi fisik dari objek). Ketiga, MERs
membangun pemahaman melalui abstraksi, ekstensi, dan hubungan sebagai
berikut:
1. Abstraksi (yaitu, mendeteksi dan mengekstrak bagian dari elemen yang
terkait informasi dari representasi)
2. Extension (yaitu, memperluas pengetahuan yang dipelajari dalam satu
representasi untuk newsituations dengan representasi lain atau membuat
generalisasi dari representasi)
3. Hubungan (yaitu, menerjemahkan antara dua atau lebih representasi yang
jarang digunakan
Beberapa representasi eksternal (MERs) dalam biologi melibatkan tiga
dimensi: mode representasi, tingkat representasi, dan domain pengetahuan
biologi.Tingkat representasi biologi adalah unik karena empat tingkat
representasi perlu dipertimbangkan untukpemahaman penuh dari fenomena
biologis: (1) tingkat makroskopik di mana truktur biologis yang terlihat
dengan mata telanjang; (2) selular atau subselular (Mikroskopis) tingkat di
mana struktur hanya dapat dilihat di bawah mikroskop cahaya atau mikroskop
elektron; (3) tingkat molekuler (submicroscopic) yang melibatkan DNA,
protein, dan berbagai biokimia misalnya, biokimia dapat diidentifikasi dengan
menggunakan elektroforesis, kromatografi, sentrifus,dan alat-alat analisis
lainnya, termasuk tomografi elektron cryogenic terbaru; dan (4) tingkat
15
simbolik yang menyediakan mekanisme penjelas dari fenomena diwakili oleh
simbol-simbol, rumus, persamaan kimia, jalur metabolisme, perhitungan
numerik, genotipe, warisan pola, pohon filogenetik dalam evolusi, dan
sebagainya (Treagust, D. F & Tsui, C-Y, 2013: 7).
Domain pengetahuan biologi yang luas dan kompleks tentang hidup dan
kehidupan organisme-menggabungkan integrasi disiplin lain, khususnya
kimia, fisika, dan matematika. Hidup atau hidup sistem dapat konseptual
direpresentasikan, seperti yang disarankan oleh pemandu guru dari Biological
Sains Kurikulum Studi , dengan enam tema pemersatu:
1. Evolusi: pola dan produk dari perubahan sistem kehidupan
2. Homeostasis: menjaga keseimbangan dinamis dalam sistem kehidupan
3. Energi, materi, dan organisasi: hubungan di sistem kehidupan
4. Continuity: reproduksi dan warisan dalam sistem kehidupan
5. Pembangunan: pertumbuhan dan diferensiasi dalam sistem kehidupan
6. Ekologi: interaksi dan saling ketergantungan dalam sistem hidup
(Treagust, D. F & Tsui, C-Y, 2013: 8).
B. Kemampuan Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan otak. Artinya, segala
upaya yang menyangkut aktivitas otak termasuk ke dalam ranah kognitif
(Sudaryono, 2012:43). Menurut Bloom (dalam Sudijono, 1996: 49-50) segala
upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari
jenjang terendah sampai jenjang yang paling tinggi.
16
Bloom dan Krathwohl (dalam Arikunto, 2007:116-117) telah memberikan
banyak insipirasi kepada banyak orang yang melahirkan taksonomi lain.
Prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh 2 orang ini ada 4 buah yaitu:
1. Prinsip metodologis
Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru
dalam mengajar.
2. Prinsip psikologis
Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaan yang ada
sekarang.
3. Prinsip logis
Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten.
4. Prinsip tujuan
5. Tingkatan-taingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan
nilai-nilai. Tiap-tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan
corak yang netral
Atas dasar prinsip ini maka taksonomi disusun menjadi suatu tingkatan yang
menunjukkan tingkat kesulitan. Sebagai contoh, mengingat fakta lebih mudah
daripada menarik kesimpulan. Atau menghafal, lebih mudah daripada
memberikan pertimbangan. Tingkatan kesulitan ini juga merefleksi kepada
kesulitan dalam proses belajar dan mengajar. Secara garis besar, Bloom
bersama kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada 3
tingkatan:
17
1) Kategori tingkah laku yang masih verbal.
2) Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan.
3) Tingkah laku kongkret yang terdiri dari tuga-tugas (task) dalam
pertanyaan- pertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal.
Ada 3 ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke-2 yang
selanjutnya disebut taksonomi yaitu: (1) Ranah kognitif (cognitive domain),
(2) Ranah afektif (affective domain), (3) Ranah psikomotorik (psychomotor
domain).Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan otak. Artinya,
segala upaya yang menyangkut aktivitas otak termasuk ke dalam ranah
kognitif (Sudaryono, 2012:43).
Aspek kognitif dapat dilihat melalui berbagai aspek.Menurut Bloom (dalam
Daryanto, 2007:103-113) Taksonomi atau penggolongan tujuan dalam ranah
kognitif ada 6 (enam) kelas/tingkat yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonomi Bloom.
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali
atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah. Karena itu,
rumusan TIK menggunakan kata-kata operasional sebagai berikut :
menyebutkan, menunjukkan, mengingat kembali, menyebut definisi,
memilih, dan menyatakan. Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur
kemampuan ini antara lain : benar-salah, menjodohkan, isian atau jawaban
singkat, dan pilihan ganda.
2. Pemahaman (comprehension)
18
Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar-
mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan,
mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan
isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain. Bentuk
soal yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah
pilihan ganda dan uraian.
3. Penerapan (application)
Dalam jenjang kemampuan ini dituntut kesanggupan ide-ide umum, tata
cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip serta teori-teori dalam situasi
baru dan konkret. Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur aspek
penerapan antara lain pilihan ganda dan uraian. Kata kerja operasional
yang dipakai untuk merumuskan TIKnya adalah menggunakan,
meramalkan, menghubungkan, memilih, mengembangkan,
mengorganisasi, mengubah, menyusun kembali, mengklasifikasikan,
menghitung, menerapkan, menentukan, dan memecahkan masalah.
4. Analisis (analysis)
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat
menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau
komponen-komponen pembentuknya. Bentuk soal yang sesuai untuk
mengukur kemampuan ini adalah pilihan ganda dan uraian.
5. Sintesis (synthesis)
Pada jenjang ini seorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang
baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada. Hasil yang
diperoleh dari penggabungan ini dapat berupa tulisan, rencana atau
19
mekanisme. Kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk merumuskan
TIKnya adalah menghasilkan, mengambil manfaat, mengklasifikasikan,
menarik kesimpulan, merumuskan dan memodifikasi.
6. Penilaian (evaluation)
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dapat dituntut untuk dapat
mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan suatu
kriteria tertentu. Kata kerja operasional untuk merumuskannya adalah
menafsirkan, menduga, mempertimbangkan, mengevaluasi, menentukan,
membandingkan, membenarkan, mengkritik.
Anderson dan Krathwol (dalam Prawiradilaga,Maudiarti dan Suma 2009: 95)
merumuskan jenjang berpikir kognitif yang merupakan revisi dari taksonomi
Bloom, seperti Tabel 1.
Tabel 1. Proses Berpikir KognitifRanahKognitif
Berpikir Uraian Rincian
C1 Mengingat Memunculkan pengetahuandari jangka panjang.
Mengenali Mengingat
C2 Mengerti Membentuk arti dari pesanpembelajaran (isi): lisan,tulisan, grafis, gambar.
Memahami Membuat contoh Mengelompokkan
C3 Menerapkan Melaksanakan ataumenggunakan prosedurdalam situasi tertentu
Melaksanakan Mengembangkan
C4 Menganalisis Menjabarkan komponen ataustruktur dengan membedakandari bentuk dan fungsi tujuandan seterusnya.
Membedakan Menyusun
kembali Menandai
C5 Mengevaluasi Menyusun pertimbanganberdasarkan kriteriapersyaratan khusus.
Mengecek Mengkritik
C6 Berkreasi Menyusun suatu hal baru,memodifikasi suatu modellama menjadi sesuatu yangberbeda.
Menghasilkan Merencanakan Membentuk
Sumber: Prawiradilaga, Santi, dan Anggiearanidipta(2009: 95)
20
C. Kerangka Pikir
Salah satu pilihan pembelajaran yang dapat dipakai oleh guru yaitu
pendekatan multi representasi. Multi representasi adalah penggunaan dua
atau lebih representasi untuk menggambarkan suatu sistem atau proses nyata.
Multi representasi kiranya dapat membantu siswa dalam mempelajari dan
memahami materi atau konsep biologi. Beberapa bentuk representasi yang
dapat di berikan dalam pelajaran biologi yaitu berupa kata, gambar, diagram,
grafik, simulasi komputer, dan sebagainya. Pada penelitian ini reperesentasi
yang digunakan adalah representasi berupa gambar dan video pembelajaran
tentang sistem pernapasan. Dengan pemberian multi representasi pada
materi pokok sistem pernapasan diharapkan siswa mampu memahami proses
pernapasan di dalam tubuhnya.
Bloom dalam taksonominya mengelompokkan 3 ranah pembelajaran yaitu
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Pada penelitian ini
yang diukur adalah ranah kognitifnya yaitu berupa hasil kemampuan kognitif
yang didapat dari hasil mengerjakan soal pretest dan postest.
materi yang akan digunakan dalam kegiatan pemebelajaran ini adalah materi
tentang sistem pernapasan pada manusia dan hewan seperti burung. Sub
materi yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu mengenai struktur,
fungsi dan proses pernapasan pada manusia, fungsi dan proses pernapasan
pada hewan burung, dan gangguan dan penyakit pada sistem pernapasan
manusia.
21
Ranah kognitif siswa menurut Anderson dan Karthwohl terdiri dari enam
aspek, yakni mengingat (C1, remember), mengerti (C2, understand),
memakai (C3, apply), menganalisis (C4, analyze), menilai (C5, evaluate), dan
mencipta (C6, create).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan multi representasi
(variabel X), dan variable terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan
kognitif siswa (variabel Y).
Gambar 2. Model hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Keterangan :X : Variabel bebas, yaitu pendekatan multi representasi.Y : Variabel terikat, yaitu kemampuan kognitif siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka dirumuskan suatu
hipotesis dalam penelitian ini, yaitu :
1. H0 : Tidak terdapat perbedaan nilai kognitif siswa dengan penerapan
pendekatan multi representasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1
Natar pada materi pokok sistem pernapasan
2. H1 : Terdapat perbedaan nilai kognitif siswa dengan penerapan
pendekatan multi representasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1
Natar materi pokok sistem pernapasan
YX
22
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016
di SMA Negeri 1 Natar, pada bulan April 2016.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap di
SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2015/2016. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Sampel tersebut adalah siswa
kelas XI IPA 6 yang berjumlah 41 orang sebagai kelas ekperimen dan siswa
kelas XI IPA 3 yang berjumlah 41 orang sebagai kelas kontrol.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretest-postest
equivalen. Kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan pendekatan
multi representasi, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi.
Hasil pretest-postest pada kedua kelas subjek dibandingkan. Struktur
desainnya adalah sebagai berikut.
23
Desain penelitian ini dapat dilihat pada melalui skema berikut:
Gambar 3. Desain penelitian kelompok pretes-postes non ekuivalen(Riyanto, 2001: 43)
Keterangan:I = Kelas eksperimen (kelas XI IPA 6)II = Kelas kontrol (kelas XI IPA 3)X = Perlakuan di kelas eksperimen dengan pendekatan multi
representasiC = Perlakuan di kelas kontrol dengan pendekatan konvensionalO1= PretestO2= Postest
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut, sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada penelitian adalah :
1 Membuat surat izin observasi ke sekolah.
2 Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan
diteliti.
3 Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen menggunakan
pendekatan multi representasi, dan kelas kontrol menggunakan
pendekatan konvensional.
Kelas Pretest Perlakuan Postest
I O1 X O2
II O1 C O2
24
4 Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Kelompok
(LKK).
5 Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretest-postest berupa soal
pilihan jamak dengan jumlah 20 soal dan soal essay dengan jumlah 5
soal.
6 Membuat kelompok pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang
terdiri dari 6 anggota untuk 6 kelompok dan 5 anggota untuk 1
kelompok.
7 Pembagian kelompok dilakukan dengan membagi siswa secara
heterogen yaitu dengan kemampuan kognitif tinggi, sedang dan
rendah dalam satu kelompok.
8 Pembuatan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang
diberikan.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan penelitian dengan menggunakan pendekatan multi
representasi untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode diskusi
untuk kelas kontrol.
A. Kelas eksperimen (Pendekatan Multi Representasi)
1) Pendahuluan
1. Guru memberikan pretes (pertemuan 1).
2. Guru menggali pengetahuan awal siswa (apersepsi):
1. Pertemuan 1 : “zat apa yang dihirup setiap hari?”. Apakah
25
ada hubungannya dengan pernapasan ?
2. Pertemuan 2 : ” Masih ingatkah kalian tentang
mekanisme pernapasan dengan
menanyakan bagaimana manusia
bernapas?”
3. Pertemuan 3 :“ Tahukah kalian gangguan/penyakit yang
terjadi pada sistem penapasan?”
3. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya pernapasan
bagi tubuh, pentingnya mekanisme pernapasan bagi tubuh dan
cara menghindari ganguan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan.
2) Kegiatan Inti
1. Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok, 6 kelompok terdiri
dari 6 orang dan 1 kelompok terdiri dari 5 orang.
2. Siswa mengamati gambar dan video yang ditayangkan
mengenai organ-organ penyusun sistem pernapasan pada
manusia, sistem pernapasan pada manusia dan pada hewan
burung serta gangguan/penyakit pada sistem pernapasan pada
manusia.
3. Siswa mendiskusikan bersama kelompoknya untuk menjawab
pertanyaan yang ada di Lembar Kerja Kelompok (LKK).
4. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
5. Guru memberikan kesempaan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang telah dipelajari.
26
6. Guru memberikan penguataan dengan menjelaskan materi
yang belum dipahami oleh siswa.
3) Penutup
1. Pertemuan I : Guru membimbing siswa membuat
kesimpulan dan Guru menyampaikan sub
materi pada pertemuan selanjutnya.
2. Pertemuan II : Guru membimbing siswa membuat
kesimpulan dan Guru menyampaikan sub
materi pada pertemuan selanjutnya.
3. Pertemuan III: Membimbing siswa membuat
kesimpulan/rangkuman materi yang telah
dipelajari selanjutnya membagikan soal tes
akhir (postes).
B. Kelas Kontrol (Pendekatan Konvensional)
1) Pendahuluan
1 Guru memberikan pretes (pertemuan 1).
2 Guru menggali pengetahuan awal siswa (apersepsi):
1. Pertemuan 1 : “zat apa yang dihirup setiap hari?”. Apakah
ada hubungannya dengan pernapasan ?
2. Pertemuan 2 : ” Masih ingatkah kalian tentang
mekanisme pernapasan dengan
menanyakan bagaimana manusia
bernapas?”
27
3. Pertemuan 3 :“ Tahukah kalian gangguan/penyakit yang
terjadi pada sistem penapasan?”
3. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya pernapasan
bagi tubuh, pentingnya mekanisme pernapasan bagi tubuh dan
cara menghindari ganguan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan.
2) Kegiatan Inti
1 Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok, 6 kelompok terdiri
dari 6 orang dan 1 kelompok terdiri dari 5 orang.
2 Siswa membaca buku teks, kemudian mengumpulkan
informasi tentang organ-organ penyusun sistem pernapasan
pada manusia, informasi tentang mekanisme pernapasan pada
manusia dan pada hewan burung serta gangguan/penyakit pada
sistem pernapasan manusia.
3 Siswa mendiskusikan bersama kelompoknya untuk menjawab
pertanyaan yang ada di Lembar Kerja Kelompok (LKK).
4 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
5 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
megenai materi yang telah dipelajari.
6 Guru memberikan pengutaan dengan menjelaskan materi yang
belum dipahami oleh siswa.
3) Penutup
1. Pertemuan I : Guru membimbing siswa membuat
28
kesimpulan dan Guru menyampaikan sub \
materi pada pertemuan selanjutnya.
2. Pertemuan II : Guru membimbing siswa membuat
kesimpulan dan Guru menyampaikan sub
materi pada pertemuan selanjutnya.
3. Pertemuan III: Membimbing siswa membuat
kesimpulan/rangkuman materi yang telah
dipelajari selanjutnya membagikan soal tes
akhir (postes).
E. Jenis Data dan Teknik Analisis Data
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif, yaitu berupa data hasil belajar yang di peroleh dari nilai
pretest dan postest pada materi pokok sistem permapasan, kemudian
dihitung selisih antara nilai pretest dengan postest (skor N-gain), lalu
dianalisis secara statistik menggunakan uji t atau .
Data hasil belajar berupa pretest dan postest. Nilai pretest diambil pada
awal pertemuan setiap kelas, baik ekperimen maupun kontrol, sedangkan
nilai postest diambil di akhir pembelajarn pada pertemuan terakhir setiap
kelas, baik eksperimen maupun kontrol dengan bentuk dan jumlah soal
yang sama.
Soal tes berbentuk pilihan jamak, teknik penskoran nilai pretest dan postest
yaitu :
29
S = RN × 100Keterangan :S : nilai yang diharapkan (dicari)R : jumlah skor dari item atau soal yang di jawab benarN : jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2007: 112).
b. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa hasil angket tanggapan siswa. Data angket
tanggapan siswa dimaksudkan untuk mengetahui pendapat siswa tentang
pembelajaran yang menggunakan pendekatan multi representasi setelah
proses pembelajaran. Angket tanggapan siswa diberikan saat pertemuan
akhir pembelajaran. Angket diukur dengan skala Guttman. Menurut
(Sudaryono, Margono dan Rahayu, 2013: 53) skala Guttman skala yang
digunakan untuk menjawab yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Dalam
skala Guttman hanya ada dua interval yaitu, setuju dan tidak setuju.
Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu untuk jawaban setuju dan
terendah nol untuk jawaban tidak setuju. Pengolahan data angket sebagai
berikut:
Tabel 2. Angket Tanggapan Siswa
No Pernyataan-pernyataan S TS1. Saya senang mempelajari materi pokok sistem
pernapasan dengan pendekatan yang diberikan oleh guru2 Saya lebih mudah mempelajari materi pokok sistem
pernapasan dengan pendekatan yang diberikan oleh guru3 Pembelajaran yang diberikan kepada saya memberikan
kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kognitif4 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman ketika
proses pembelajaran berlangsung5 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal test melalui
pembelajaran yang diberikan oleh guru
Keterangan :S = Setuju, TS = Tidak Setuju
30
Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:
1) Menetapkan skor angket
Tabel 3. Skor per item angket
Skor per item angket
1 0Pernyataan positif S TS
Pernyataan negative TS S
dst. ... ...
Keterangan: S= setujuTS= Tidak setujuRahayu (2010: 29)
2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan
klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran
frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan
pernyataan angket.
Tabel 4. Tabulasi Data Hasil Angket Tanggapan Siswa
Nopertanyaan
Pilihanjawaban
Nomor Responden Siswa Persentasefrekuensi1 2 3 4 5 6 Dst
1S
TS
2S
TS
DstS
TS
Keterangan, S= Setuju, TS= Tidak Setuju
31
2. Teknik Analisis Data
Data penelitian berupa nilai pretest, postest, dan skor N-gain. Untuk
mendapatkan skor N-gain menggunakan formula Hake (Loranz, 2008:2)
yaitu : skor maksimum - pretest
N − gain = postest − pretestskor maksimum − pretest × 100Keterangan: Skor tinggi jika gain > 0,7
Skor sedang jika 0,7 > gain > 0,3Skor rendah jika gain < 0,3
Nilai pretest, posttest, dan skor N-gain pada kelas kontrol dan eksperimen
dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17. Yang
sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
a. Uji prasyarat
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dapat dilakukan dengan cara uji Lilliefors.
Pengujian normalitas lebih cepat dapat dikerjakan dengan komputer
(SPSS versi 17).
Rumusan hipotesis
H0 = data berdistribusi normal
H1= data tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian
Untuk mencari Ltabel digunakan rumus (n= 41)
L tabel eksperimen =,
L tabel kontrol =,
32
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05
tolak Ho untuk harga yang lainnya (Uyatno, 2009: 46).
2) Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji apakah kedua
data tersebut homogen yaitu dengan membandingkan dua
variansnya. Selanjutnya dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian
dengan menggunakan program SPSS versi 17.
a) Rumusan Hipotesis
H0 = kedua data mempunyai varians yang sama
H1 = kedua data mempunyai varians yang berbeda
b) Kriteria Pengujian
Jika Fhitung≤ Ftabel maka H0 diterima
Ftabel = F 1/2 (dk varians terbesar -1, dk varians terkecil -1)
(Susanti, 2014:238-239).
3) Uji t
Uji t digunakan untuk pengujian hipotesis, untuk mengetahui
adanya perbedaan nilai rata-rata antara dua sample, yaitu nilai
pretest-postest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hipotesis :
H0 = rata-rata N-gain score kedua sampel sama
H1 = rata-rata N-gain score kedua sampel tidak sama
Kriteria Pengujian :
Jika –ttabel≤ thitung≤ + ttabel, maka H0 diterima (Usman dan Akbar,
2006: 124).
33
4) Uji Mann-Whitney U
Apabila data yang didapatkan tidak berdistribusi normal, maka
untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan uji Mann-Whitney U
1. Hipotesis
H0 = rata-rata nilai kedua sampel berbeda tidak signifikan
H1 = rata-rata nilai kedua sampel berbeda secara signifikan
2. Kriteria Pengujian
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak
menolak H0 berdasarkan P-value adalah sebagai berikut:
Jika Zh < Zα=0,05, maka Ho diterima (p>0,05)
Jika Zh > Zα=0,05, maka Ho ditolak (p<0,05) (Badri, 2012: 229).
45
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan nilai kognitif siswa dengan penerapan pendekatan
multi representasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar tahun
pelajaran 2015/2016 pada materi sistem pernapasan
2. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan pendekatan
multi representasi pada materi sistem pernapasan
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagaiberikut:
1. Siswa diharapkan dapat lebih memperhatikan pembelajaran biologi yang
berlangsung di dalam kelas agar dapat meningkatkan kemampuan
kognitifnya.
2. Guru biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Natar dapat menjadikan
pendekatan multi representasi sebagai salah satu pilihan dalam proses
pembelajaran di kelas.
46
3. Sekolah agar dapat mengembangkan pendekatan multi representasi dalam
pembelajaran yang dapat mendukung proses pembelajaran biologi di
dalam kelas.
4. Peneliti lain yang akan menerapkan penggunaanpendekatan multi
representasi dalam proses pembelajaran dalam pengerjaan soal
pretes/postes untuk memperhatikan waktu pengerjaannya.
47
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta. BumiAksara. 306 hlm.
Badri, S. 2012. Metode Statistika Untuk Penelitian Kuantitatif. Penerbit Ombak.Yogyakarta. 272 hlm.
Daryanto. 2007. Evaluasi pendidikan: komponen MKDK. Jakarta: PT. RinetaCipta. 227 hlm..
Gilbert. JK, Reiner. M, dan Nakhleh. M. 2008. Visualization: Theory and Practicein Science Education. Springer. USA.
Herawati, R.F., Mulyani, S., dan Redjeki, T. 2013. Pembelajaran Kimia BerbasisMultiple Representasi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Terhadap PrestasiBelajar Laju Reaksi Siswa SMA Negeri I Karanganyar Tahun Pelajaran2011/2012. Jurnal pendidikan kimia 2 (2): 38-43.
Loranz, D. 2008. Gain Score. Googlehttp://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf. (6 November2015).
Prawiradilaga, D. S., Santi M., dan Anggiearanidipta S. 2009. Prinsip DesainPembelajaran. Jakarta. Kencana. 156 hlm.
Purwanto, N. M. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung. Remaja Rosdakarya. 165 hlm.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga).Jakarta: Balai Pustaka. 1386 hlm.
Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan MelaluiPendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) PadaKelas VII MTs Guppi Natar. Skripsi. Universitas Lampung. BandarLampung. 134 hlm.
Riyanto, Y. 2001. Metodologi penelitian pendidikan. Surabaya. SIC. 121 hlm
48
Rusman, D. Kurniawan., dan C.Riyana. 2011. Pembelajaran Berbasis TeknologiInformasi Dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta.Rajawali Pers. 448 hlm.
Sari, A.P., Feranie, S., dan Karim, S. 2015. Penerapan Pembelajaran BerbasisMasalah dengan Pendekatan Multi Representasi untuk MeningkatkanPrestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah Berbasis Multirepresentasi padaMateri Elastisitas. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika1 (2): 45-50.
Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Graha Ilmu. Yogyakarta.234 hlm.
Sudaryono., Margono., dan Rahayu. 2013. Pengembangan Instrumen PenelitianPendidikan. Yogyakarta. Graha Ilmu. 174 hlm.
Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta.488 hlm.
Suhandi, A., dan Wibowo, F.C. 2012. Pendekatan Multirepresentasi DalamPembelajaran Usaha Energi dan Dampak Terhadap Pehamahaman KonsepMahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8: 1-7.
Sunyono. 2012. Buku Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi(Model Simayang). Bandar Lampung. Anugrah Utama Raharja (AURA).165.hlm
Susanti, M.N.I. 2014. Statistika Deskriptif & Induktif. Yogyakarta. Graha Ilmu.248 hlm.
Sutirman. 2013. Media dan model-model pembelajaran inovatif. Yogyakarta.Graha Ilmu. 90 hlm.
Treagust, D. F & Tsui, C-Y. (Eds.). (2013). Multiple representations in biologicaleducation. Springer.389 hlm.
Usman, H dan Akbar P.S. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua. Jakarta. BumiAksara. 363 hlm.
Uyanto, S. S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS Edisi 3. Yogyakarta.Graha Ilmu. 359 hlm.
Widianingtyas, L., Siswoyo., dan Bakri. 2015. Pengaruh PendekatanMultirepresentasi dalam Pembelajaran Fisika Terhadap KemampuanKognitif Siswa SMA. Jurnal Penelitian dan Pengembangan PendidikanFisika 1 (1): 31-37.