perbaikan disertasi dr. endang

3
PERBAIKAN dari Adnil Edwin Nurdin BAB. 1.PENDAHULUAN Latar Belakang 1.Keterangan tentang kenaikan insiden/prevalensi dll diletakkan sebagai kalimat pertama dalam latar belakang sebagai “iklan” bahwa penelitian ini penting. 2.Setelah “iklan” mulai dengan teori pembukaan. 3.Segera setelah membahas stress, ditekankan bahwa stres dinilai berdasarkan kadar cortisol darah. 4.Hendaknya semua statement ilmiah dalam latar belakang disusun dalam bentuk piramida terbalik yang makin meruncing makin mendekati rumusan masalah, tetapi selalu terhubung dalam “benang merah”. 5.Bila membahas polimorfisme, sebagai peneliti level S3 minimal sampai ke allel. 6.Aliniyah terakhir dalam latar belakang secara garis besar berbunyi; “berdasarkan uraian diatas, penulis mengasumsikan bahwa terjadinya akne vulgaris berasosiasi dengan allel ? gen CYP1A1, kadar hormon stres cortisol, dan kadar testosterone. Untuk membuktikan asumsi ini akan dilakukan penelitian ………. terhadap populasi penderitra akne vulgaris. Variabel yang diteliti ialah poilmorfisme gen CYP1A1 allel…….., kadar hormon stress cortisol jam 08.00 am, dan kadar hormon testosterone jam 09.00 am (lihat buku psikoneuroimunologi edisi ke 5 tahun 2013 ) (minta ke Zal). Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini ialah paradigma psikoneuroimunologi .” Rumusan masalah Rumusan masalah adalah ujung teruncing piramida terbalik latar belakang masalah !!!! Mengacu kepada paradigm psikoneuroimunologi, maka berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1.Apakah allel…gen CYP1A1 berasosiasi dengan akne vulgaris?

Upload: andria-prima-rosyadi

Post on 01-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbaikan Disertasi Dr. Endang

PERBAIKAN dari Adnil Edwin Nurdin

BAB. 1.PENDAHULUAN

Latar Belakang1.Keterangan tentang kenaikan insiden/prevalensi dll diletakkan sebagai kalimat pertama dalam latar belakang sebagai “iklan” bahwa penelitian ini penting.2.Setelah “iklan” mulai dengan teori pembukaan.3.Segera setelah membahas stress, ditekankan bahwa stres dinilai berdasarkan kadar cortisol darah.4.Hendaknya semua statement ilmiah dalam latar belakang disusun dalam bentuk piramida terbalik yang makin meruncing makin mendekati rumusan masalah, tetapi selalu terhubung dalam “benang merah”.5.Bila membahas polimorfisme, sebagai peneliti level S3 minimal sampai ke allel.6.Aliniyah terakhir dalam latar belakang secara garis besar berbunyi; “berdasarkan uraian diatas, penulis mengasumsikan bahwa terjadinya akne vulgaris berasosiasi dengan allel ? gen CYP1A1, kadar hormon stres cortisol, dan kadar testosterone. Untuk membuktikan asumsi ini akan dilakukan penelitian ………. terhadap populasi penderitra akne vulgaris. Variabel yang diteliti ialah poilmorfisme gen CYP1A1 allel…….., kadar hormon stress cortisol jam 08.00 am, dan kadar hormon testosterone jam 09.00 am (lihat buku psikoneuroimunologi edisi ke 5 tahun 2013) (minta ke Zal). Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini ialah paradigma psikoneuroimunologi.”

Rumusan masalahRumusan masalah adalah ujung teruncing piramida terbalik latar

belakang masalah !!!!Mengacu kepada paradigm psikoneuroimunologi, maka berdasarkan latar

belakang dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:1.Apakah allel…gen CYP1A1 berasosiasi dengan akne vulgaris?2.Apakah pada penderita akne vulgaris terdapat peningkatan kadar cortisol darah?3.idem testosterone4.Dari ketiga faktor diatas, faktor mana yang paling berperan terhadap terjadinya akne vulgaris?

Tujuan penelitianMerupakan upaya untuk menjawab rumusan masalah item per item.

Tetapi ingat bahwa kadar kortisol yang tertinggi ialah jam 08.00 am dan kadarbtestosteron jam 09.00 am (lihat buku psikoneuroimunologi edisi ke 5 tahun 2013) (minta ke Zal).

Page 2: Perbaikan Disertasi Dr. Endang

Kerangka konseptualJelaskan polimorfisme itu menghasilkan allel apa yang berekspresi sebagai av?Coba pelajari sekali lagi, apakah peningkatan cortisol langsung berekspresi sebagai inflamasi, atau harus menigkatkan dulu ekspresi IL-6 dan IL-8 derived T- cell, kecondongan pro-inflamatori,Karena itu pada dari cortisol ada panah ke IL-6 dan IL-8 derived T- cell, lalupada panah dari IL-6, IL-8 tuliskan kecondongan (skew) kearah pro-inflamasi, dimana ujungnya sampai ke kotak inflamasi.

Tebalkan kotak yang akan diperiksa yaitu polimorfisme genetic, kadar cortisol, dan kadar testosterone

HipotesisPertajam hipotesis pada:Polimorfisme, allel apaKadar cortisol, meningkatKadar testosterone meningkat

Tinjauan pustakaPenatalaksanaan hapus , ganti dengan mekanisme genetic, testosterone , dan psikoneuroimunologi (dari cortisol sampai inflamasi)untuk sampai ke akne vulgaris secara sangat terinci

Metode penelitianUntuk criteria inklusi atau eksklusi : harus ada pernyataan tidak suka berjemur dikolam renang tanpa suncream (ingat sinar uv adalah stresor fisik kuat).

Definisi operasional variable tentang polimorfisme gen terkait (pelajar lagi apa polimorfime itu, apa yang dideteksi, biasanya allel…., lalu perbaiki. Jelaskan secara rinci prosedur pemeriksaan gen (mulai dari pengambilan sampel darah atau mukosa bukal. apa primernya, prosedur termasuk PCR, dengan apa difoto, dsb) (pakai kepustakaan)

Kontrol harus mendapat perlakuan sama

Kortisol diukur jam 08.00 am, testosterone jam 09.00 am.Jelaskan dengan metode apa.

Trims.SELAMAT UJIAN PROPOSAL, DAN HARUS LULUS !!!!!!