peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

16
IGntor ftrsaf Perum LPPNPI G&rgAi6lavIndme*a F-IL llJuada Eangelzrrgl51X Barrien - krdsresia TelpGl-559150tS Fax 021-5591 51{X} www.aimavindonesia.coid PERATURAN DIREKSI PERUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAI\T NAYIGASI PEI\IERBAI\TGAII INDONTESIA NOMOR ' pppo"9 / tpprrr /q / 2otq TENTAI\tG TATA CARA PELAKSANAAN CUTI KARYA}YAI\I PERUM LEMBAGA PEI\TYELENGGARA PELAYANAI\I NAYIGASI PENERBAI{GAN INDONESIA DIREKSI PERUM LEMBAGA PEI\TYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI AirNav Indonesia Menimbang : Mengingat PEI{ERBAI\IGAI\I INDONESIA' a. bahwa berdasarkan Pasal 31 huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tafnjtr- 2a12 @ntang Perusahaan umum (Perum) Lemtaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, Direksi b"r*"oaog untuk mengatur ketentuan tentang ketenagakerjaan Perum termasuk penghasilan lain bagi pekerja Perum berdasarkan ketentuan perah$an perandang'undangan; b. bahwa beidasarkan huruf a diatas, maka dipandang perlu untuk menetapkan tzta c,ara pelaksanaan cuti Karyawan dalam suatu Peraturan Direksi; : 1. Undang.{fudailg Nomor 13 Tehm 2AA} @ntfmjg Ketenagakerjaam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39); 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2403 tentanf Badan Usaha Mitik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 70 Tambahan Lembaran Negara Nomor a297); 3. Undang-Undang Nomor I Tahun 2009 tentang tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 1 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 77 Tahtn 2012 tentang Perusahaan Umum @erum) Lembaga Penyelenggara pelayinan Navigasi Penerbangan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 176); 5. Keputusan Menteri Badan usaha Milik Negara Nomor sr-t+firagulzol3 tanggat 16 Januari 2013 tentang Pengangfuatan Anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia;

Upload: dodiep

Post on 18-Jan-2017

253 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

IGntor ftrsaf Perum LPPNPIG&rgAi6lavIndme*aF-IL llJuadaEangelzrrgl51XBarrien - krdsresiaTelpGl-559150tSFax 021-5591 51{X}

www.aimavindonesia.coid

PERATURAN DIREKSI PERUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAI\T

NAYIGASI PEI\IERBAI\TGAII INDONTESIA

NOMOR ' pppo"9 / tpprrr /q / 2otq

TENTAI\tG

TATA CARA PELAKSANAAN CUTI KARYA}YAI\IPERUM LEMBAGA PEI\TYELENGGARA PELAYANAI\I NAYIGASI

PENERBAI{GAN INDONESIA

DIREKSI PERUM LEMBAGA PEI\TYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI

AirNav Indonesia

Menimbang :

Mengingat

PEI{ERBAI\IGAI\I INDONESIA'

a. bahwa berdasarkan Pasal 31 huruf d Peraturan Pemerintah Nomor

77 Tafnjtr- 2a12 @ntang Perusahaan umum (Perum) Lemtaga

Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, Direksi

b"r*"oaog untuk mengatur ketentuan tentang ketenagakerjaan

Perum termasuk penghasilan lain bagi pekerja Perum berdasarkan

ketentuan perah$an perandang'undangan;

b. bahwa beidasarkan huruf a diatas, maka dipandang perlu untuk

menetapkan tzta c,ara pelaksanaan cuti Karyawan dalam suatu

Peraturan Direksi;

: 1. Undang.{fudailg Nomor 13 Tehm 2AA} @ntfmjg Ketenagakerjaam

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39);

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2403

tentanf Badan Usaha Mitik Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 2003 Nomor 70 Tambahan Lembaran Negara

Nomor a297);

3. Undang-Undang Nomor I Tahun 2009 tentang tentang

Penerbangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009

Nomor 1 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4956);

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 77 Tahtn 2012

tentang Perusahaan Umum @erum) Lembaga Penyelenggarapelayinan Navigasi Penerbangan Indonesia (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 176);

5. Keputusan Menteri Badan usaha Milik Negara Nomor

sr-t+firagulzol3 tanggat 16 Januari 2013 tentang Pengangfuatan

Anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyelenggara Pelayanan

Navigasi Penerbangan Indonesia;

Page 2: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

6_ Keputusan Menteri Badan usaha hdilik Negara Nomor

sr-tsAaeu 120L3 tanggal 16 Januari 2013 tentang Pengangkatan

Anggota-anggota Direksi Perum Lembaga Penyelenggara

Pelayanan Navigasi Penerbangan lndonesia;

7. Keputusan Menteri Badan usaha Milik Negara Nomor

sr-zogfi\ffiu/2ol3 tanggal 10 April 2013 tentang Pengangkatan

Anggota-anggota Dewan Perum Lembaga Penyelenggara

Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia;

8. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor :

PER.001ILPPNPfK2013 tentang Organisasi dan

Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi

Indonesia Kantor Pusat;

g. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor

Tata KedaPenerbangan

pER.002/LPPNPy)il2013 tefiang organisasi dan Tata Kerjaperum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan

Indonesia Kantor cabang Jakafia Air Traffic services Cenffe

(JATSC);

10. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor :

pER003ILPPNPI/)V2013 tentang organisasi dan Tata Kerja

Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan

Indonesia - Kantor Cabang Makasar Air Traffic Services Centre

(MATSC);

PER011/LPPNPI/)#2013 tentang Perubahan Peraturan Direksi

tentang Nomor PER002I LPPNPyril2o13 tentang Organisasi. dan

Tata ierja perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi

Penerbangan Indonesia Kantor cabang Jakarta Air Traffic services

cenffe (JATSC);

11. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor :

PER004/LPPNPID#2013 tentang organisasi dan Tata Kerja

Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan

Indonesia Kantor Cabang Medan, Palembang, Surabaya,

Denpasar dan BalikPaPan;

12. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor :

PER005&PPNPy)#2013 Pelayanan Navigasi Penerbangan

lndonesia - Kantor Distrik Ambon, Banda Aceh, Bandung,

Banjarmasin, Biak, Halim, Jambi, Kupang, I'ombok, Manado,

Padang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Solo,

Taqimg Pinang dan Yoryakatta;

13. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor :

Page 3: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

14. Peraturan Direksi Penrn LPPNPI Nomor :

PER0I2/LPPNPID#2013 tentang Perubahan Peraturan Direksi

tentang Nomor PER003I LPPNPI/)#2013 tentang Organisasi dan

Tata Ke{a Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasipenerbanlan Indonesia Kantor Cabang Makasar Air Traffic

Services Ceatre (MATSC) ;

15. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor :

PER013lLPPNPmil2013 tentang Perubahan Peraturan Direksi

tentaog Nomor PER004/ LPPNPIDV20I3 tentang organisasi dan

Tata Kerja Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi

Penerbangan Indonesia Kantor Cabang Medan, Palembang,

Surabaya, Denpasar dan BalikPaPan;

16. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor :

PER0I4ILPPNPID#2O13 tentang Perubahan Perafirran Direksi

tentang Nomor PER.005/ LPPNPI/)#2013 tentang Organisasi dan

Tata Keda Psum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi

Penerbangan lndonesia Kantor Distrik Ambon, Banda Aceh,

Bandung, Banjarmasin, Biak" Halim, Jambi, Kupang, Lombok,

Manadq Padang, Pangkal Pinang Pekanbaru, Pontianak,

Semarang, Solo, Tanjung Pinang dan Yogyakarta;

17. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor :

PER03.08i00/LPPNPV XU2013/001 tentang Pedoman Penetapan

Penghasilan Bagr Karyawan Dalarr Jabatan Furgsional di

Linghmgm Perum LPPNPI;

18. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor ;

PER.009/LPPNPI/XV20I3 tentang Penetapan Peuglrasilan Bagi

Karyawan Pernegang Jabatan Non-Manajerial di Lingkungan

Penun LPPNPL

MEMLI TUSKAN

Menetapkan PERATTIRAN DIREKSI PERT]M LEMBAGANAYIGASI

TATA CARAPENYELENGGARA PELAYANANPENERBANGAF{ INDONESIA TBNTANGPELAKSANAAN CUTI.

BAB IKetenfuan Umum

Pasal l

Dalam peraturar ini yang dirnaksud dengan :

1. pinrsahaan adalah Penun Lernbaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan

Indonesi a, selanj utnya disingkat Perum LPPNPI.

Page 4: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

) Direksi adalah organ Perusahaan yang bertanggrmg jawab atas Pengunrsar Perusahaan

untgk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam

maupur di luar Perusahaan.

Kantor Fusat adalah Kantor Pusat Perum LPPNPI.

Kantor Cabang adalah Kantor Cabang Perum LPPNPI.

Uoit kerja aAilaU seluruh unit kerja yangada dalam struktur organisasi Perum LPPNPI

pada tingkat Pusat, Cabang dan Distrik.kuryu*i" adalah pekerja perusahaan yang pergangkatan, pernberhentian" hak serta

kewajibannya ditetapkan oleh Direksi berdasarkan Peraturan Direksi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di lingkungan perusahaan.

Karyawan Diperbantukal adalah Pegawai Negen Sipil atau laryayanff "engkasa

Pura I (Persero) dan PT Angkasa Fura II (Persero) yang diperbantukan

pada pJrusahaan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Buf* Kepegawaian Negara

utug pir.k*i PT Angkasa Pura L(Persero) atau Direksi PT Angkasa Pura II (Persero).

Calon karyawan perusahaan adalah pekerja yang telah dinyatakan lulus seleksi dan

sedang menjalani masa percobaan selama waktu yang ditentukan untuk menjadi

karyawan perusahaan.KaryawarPerjaqiian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) ada.lah Pekerja yang terikat pada

isi irerjanjian VanS telah diperjanjikan antam Pekerja dan Perusahaan datam waktu

tertentu.Karyawan Operasional adalah Karyawan yang karena sifat urit kerja atau pekerjaannya

bertugas berdasarkan waktu ke{a operasional.

Cuti adatah hak Karyawan urhrk tidak bekerja berdasarkan alasan yang dibenarkan

sesuai ketentuan yang bertaku di Perusahaan dan peraturan perundang-rmdangan di

bidan g ketenagakerjaan.Dokter Perusahaan adalah Dokter yang diangkat sebagai Karyawan atau Dokter lain

yang ditunjuk Perusahaan untuk melayani kesehatan Karyawan.

ir*nln*im adalah penghasilan tetap berupa wmg yang diterima setiap bulan oleh

karyawan dan/ataukaryawan lair di lingkungan Perum LPPNPI'

Hari kerja administrasi adalah hari kerja dari hari Senin sampai deagan hari Jrmr'at

setiap minggu.Sistem Infonnasi Personalia (SIMPERS) adalah suatu sistem ymlg mengelola data

kepegawaian karyawan Perum LPPNPI-

Uait-fe4a nungsi Keuangan adalah unit ke{a yaag melinduugi ftmgsi keuangan di

Kantor Pusat, Kantor Cabang dan Kantor Disfiik.Unit Kerja Fungsi Umum adalah unit kerja yang melindungi fungsi umum di Kantor

Pusat, Kantor Cabang dan Kantor Distrik'

-1_

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

t2.

13

14

15.

16.

17.

BAB TI

JENIS CUTI DAN MEKANISME PENGAJUAhT CUTI

Bagrar PertamaJenis'jenis Cuti

Pasal2

Jenis-jenis cuti di lingkungan Perusahaan meliputi :

a. cutitahunan;

b. cutibesaq

Page 5: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

c. cuti sakit,

d. cuti bersalin/gugur kandungan dan haid;

e. cuti alasanPenting; dan

f. cuti di luartanggungan perusahaan'

Bagian KeduaCuti Tahunan

Pasal3

(1) Karyawan yang telah bekerja sekurang-kurangnya.l (satu) tahun secara terus menerus

berhak atas cuti tahunan selama l2 (dua belas) hari kerja.

(2) Karyawan yang menjalani cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan tunj angan cuti.

(3) Pelaksanaan cuti-sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dapat diambil maksimal dalam

2 (dua) tahaP.

(4) Seiiap'tahaian cuti sebagaimana pada ayat (3), dilaksanakan sekurang-kurangnya

4 (ernPat) hari kerja.

(5) Selama *.n1uturi,"n cuti tahunan penghasilan Karyar'van yang bersangkutan tetap

dibayarkan ,L.ur* penuh sesuai ketentuan yang berlaku.

(6) Karyawan V*g tiOrt menjalankan cuti tahunan pada tahun keqa. berjalan tetap

mendapatku, tinirngan Cuii dan berhak atas cuti selama 6 (enam) hari keria pada

tahun kerja berikutnYa'(7) Karyawan yang tidal rnenjalankan cuti tahunan sebagaimana dirraksud pada ayat (6),

tunlangan cutiiya akan dibayarkanselambat-lambatnya pada tanggal24 Jantari tahun

kerja berikutnYa.(S) Ha[ cuti bagi Karyaw-an yang tidak rnenjalankan cuti tahunan sebagaimana dimaksud

pada ayat 121, Aiiatsanairan-paling lambat pada rninggu keempat bulan Desember

tahun kerja berikutnYa.

Pasal4

Karyaw,an yang pada tahun kerja berjaian belum melaksanakan cuti tahunan dan harus

meninggattln pei.eriaannya untuk tugas kedinasan dalarn jangka waktu melampaui tahun

kerja 6Jrjalan,-berhak atas tunjangan-cuti dan hak atas cuti sebagaimana dirnaksud pada

Pasal 3 ayat (6), (7) dan (8)'

Bagian KetigalUekanisme Pengajuan Cuti Tahunan

Pasal5

(1) Karyarvan Kantor Pusat yang akan rnenjalani. cuti tahunan wajib mengajukan

permohonan tertulis ,errai foimulir yang tersedia dan atau menggunakan Sistem

Informasi Personalia ($IMPERS) dengan ketentuan sebagai berikut :

a. 1 (satu) tingkat di bawah Direksi, mengajulian permohonan tertulis kepada

Direksi, ditiruskan kepada unit keqfa yang bertanggungjawab terhadap

adm inistrasi Personalia:

Page 6: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

b. 2 (dua) tingkat di bawah Direksi, mengajukan pennohonan tertulis kepada Senior

fvfinagerlsiti"gkat, diteruskan kepada *lt t oju yang benanggungiawab tertradap

administrasi pelsonalia dengan tembusan kepada Direktw terkait; dan

c. 3 (tiga) Ou" + 1"mpa0 tingkat di bawah Uireksi, mengajukafl perrtohonan tertulis

teiraOi uranagels'etingkai, Oiteruskan kepada unit kerja yang bertanggungjawab

terhadap ui*l"ittt*i personalia, deogan tembusan kepada Senior

Manager/setingkat terkait.

(2) Karyawan Kantor CabanglKantor Distrik yang akan menjalani cuti tahunan wajib

mengajukan perrnohonan ternrlis sesuai formulir yang tersedia dan atau menggunakan

Sistem tnformasi Personalia (SIMPERS) dengan ketentuan sebagai berikut:--

a. I {satu) tingkat di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulis kepada

Direksi, O*oE* tembusan kepada turit kerja yang bertanggungjawab terhadap

adminisfasi Personalia;b. 2 (dua) tingtat di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulis kepada

General Mai.ager, dengan tembusan kepada unit kerja yaag bertanggrrngiawab

terhadap administrasi personalia; dan

c. 3 (tigald;4 (empat) tingfuat di bawah Direksi, mengajukan permohorran terhrlis

rcpaAa Distrik ManagerAvlanager, dengan tembusan kepada General Manager.

(3) pengajuan cuti tahunan bagi karyawan non manajerial dilaksanakan sesuai dengan

ayat (1) huruf c dan ayat (2) huruf c sesuai tempat tugitstrya'

{4) p*oohoo* cuti taiunan diajukan minimal 10 (sepuluh) hari kerja sebelum

pelaksanaan cuti.(5) irejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat {2) dapat menunda atflv

minyetujui permohonan cuti taiunan yang diajukan dengan mempertimbangkan

kepentingan dinas.(6) feisetujuan cuti oleh Atasan Langsung sebagaimaaa dimaksud pada ayat (1), ayat {2)

dan aya:t (3) diberikan paling hm6at 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan cuti.

(T) Karyiwan yang tidak metatsanafan cuti tahunan sampai dengan akhir tahun berjalan,

maka cuti t f,.*un wajib dilaksanakan paling lambat alfiir bulan Januari tahun

berikunrYa.(S) Karyawan yang melaksanakan cuti tahruran sebagaimana dimaksud pada ayat (7) teap

berhak atas tunjangan cuti khunan.(9) Cuti tahunan diperhitungkan berdasarkan hari kerja administrasi.

(1)

(2)

(3)

Bagian KeemPatCuti Bmar

Pasal6

Karyawan yang telah bekerja di Perusahaan sekurang-kuraopya 6 (enam) tahun

secara terus menerus berhak memperoleh cuti besar paling lama 3 (tiga) bulan

kalender.Karyawan yang melaksanakan cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunan pada

tahun berjalan.Apabila iuti besar tidak dilaksanakan secara sekaligus maka cuti besar tersebtrt dapat

oitatsanakm pada ahun ke ? (tujuh) atau ke delapan (8) masing-masing 1 (satu)

Page 7: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

(4)

(s)

(6)

bulan dan 2 (dua) bulan atau sebaliknya, dengan keterrtuan Karyawan yang

bersangkutan tidat< Uerhat lagi atas cuti tahunan dalam 2 (dua) tahun berjalan'pengajian cuti besar selanjuinya berlaku unnrk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam)

tahun, sej ak pelaks afiaafl . cuti besar terakhir-

funjandn iuti besar diberikan kepada karyawan yang menjalankan cuti besar,

dengan besaran sama dengan tunjangan cuti tahunan'pemlerian tgnjangan "uI

b.r* sJbagaimana dimaksud pada ayat (5), ditentgkan

sebagai berikut:at. ipabila cuti besar dilaksanakan sefira sekaligus, maka pembayaran tunjangan

dilaksanakan setelah diberikan persetujuan cuti; dan

b. apabila cuti besar dilaksanakansecarabertahap (pada tahun yang berbeda), maka

pimbayaran tunjangan cuti dilaksanakan pada setiap tahapan'

Bagian KelimaMekanisme Pengajuan Cuti Besar

Pasal T

(1) Karyawan yang akan menggunakan hak cuti besar harus rnengajukan permohonan

selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan cuti.

{2) Selama pelaksanaan cuti besar Karyawan be$ak ata! peryhasilan, tidak termasuk

tunjaogan-tunjangan lain yang tidak termasuk dalam paket gaji'

(3) i{gi"dtan *Uugii**a dimiksud pada ayat (3) diberlakukan paling lama 3 (tiga)

bulan;(4) Karyawan Kantor hrsat yang akan menjalani cuti besar wajib mengajukan

permohonan terhrlis sesuai fonnutir yang tersedia dan/atau meuggunakan Sistem

Infonnasi Personalia (SIMPERS) kepada:

a. I (satu) tingkat di bawah Direksi, mengajukaa permohonan tertulis kepada

n*tsi, diGruskan kepada Unit kerja yatrg bertanggungiawab terhadap

administrasi Personalia;b. 2 (dua) tingtcat di bawah Direksi, mengajukan pennohonan terhrlis kepada Se,nior

Hrfanager/sitiilgkat, diteruskan kepada Unit kerja yang bertanggungjlwab terhadap

administrasi personalia dengan tembusan kepada Direktur Terkait; dan

c. 3 {tiga) Aan 4 (empa| tingkat di bawah Direksi, mengajukan permohonan terhrlis

kepadi trrtanageVsitingkat, aiteruskan kepada Unit kerja yang bertanggungiawab

teriadap ud*ini*ttuii personalia, dengan tembusan kepada Senior

Manager/setingkat terkait.

(5) Karyawan Kantor Cabang/Ifuntor Distrik yang akan meqialani cuti besar wajib

-*ogujotuo permohonan tertulis sesuai fonnulir yang tersedia dan atau menggunakan

Sistem Informasi Personalia (SIMPERS) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. 1 (satu) tingkat di bawah Direksi, mengajukan permohonan terh{is kepada

Direksi,dengin tembusan kepada Unit kerja yang bertanggungiawab terhadap

administrasi Personalia;b. 2 (dua) ti"&."t di bawah Direksi, mengajukan permohonan terhrlis kepada

General Maiager, dengan terrbusan kepada Unit kerja yang bertanggungfawab

terhadap administrasi personalia; dan

c. 3 (tigaldan 4 (empatf tingkat di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulis

kepaia Distrik ManagerAvtanager, dengan tembusan ke,pada General Manager.

Page 8: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

(6)

(7)

pengajuan cuti besar bagi karyawan non manajerial dilaksanakan sesuai dengan ayat

(4) huruf c dan ayat (5) huruf c.

iennohonan cuti besar dimaksud pada ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) dapet diterima

atau ditolak oleh Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ayat (5) dan ayat (6)

selambat-lambatnya3 (tiga) hari kerja setelah pengajuan diterima.

Atasan LangsungKaryawan yang mengajukan cuti b?*t, berianggung jawab untuk

mengatur pelaksanaan cuti besar di tingkungan unit kerjanya'

Bagran KeenamCuti Sakit

Pasal S

Karyawan yang menderita sakit sampai dengan 2 (dua) hari berhak mendapatkan cuti

sakii dengan kltentuan Karyawm yang beriangkutan harus memberitahukan kepada

atasannya secara terhrlis'Karyawan yang menderita sakit lebih dari 2 {dua) hari sampai dengan 14 (empat

belas) hari berhak mendapatkan cuti sakit dengan ketentuan Karyawan yang

bersangkutan harus memb"ritanukn kepada atasannya dmgan melampirkan surat

keterangan Doktsr.d&1y.611 yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari kerja berhak mendapatkan cuti

.uklt a"og* tciteatuaa Karyawan yang bersangkutan harus memberitahukan kepada

atasannya dengan melamPirkan :

a. surat keterangan Dokter yang disahkan oletr Dok;ter Perusahaan; dan

b. formulir cuti sakit.

Karyawan yang dalam jangka waktu 1 (satu) bulan mengajukan cuti sakit lebih dari 3

(tigd kali walib memeriksakan diri kepada Dokter Perusahaan'

Cuti satit OiOeritcan untuk waktu paling lama12 (dua belas) bulan.

Apabila setelah jangka waktu tj tOua belas) bulan yang bersangkutan masih-belum

dapat bekerja kembili, maka diadakan pengujian kesehatan oleh Dokter Perusahaan.

gp'aUifa nasit u3i kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dinyatakan belum

Ouput U.f..tja fembali, cuti sakii dapat diperpanjang untuk paling lama 6 (enam)

(8)

(t)

(2)

(3)

(4)

(5)(6)

(7)

bulan.(S) apuUitu setelah jangka waktu 18 (delapan belas) bulan yang bersangkutan belum

dapat bekerja kemb-ali, maka diadakan pengujian kesehatan kembali oleh Dokter

Perusahaan.Apabila dari hasil uji kesehatan sebagaimaaa dimaksud pada ayat (8) menyatakan

bahwa yang bersansL*rt* tidak dapat bekerja maka yang bersangkutan diberhentikan

sebagai Karyawan.

Bagan KetujuhMekanisme Pengaiuan Cuti Sakit

Pasal9

Karyawan Kantor Pusat yang akan menjalani cuti sakit wajib mengajukan surat

pemberitahuan cuti sakit dengan ketentuan sebagai berikut:

(e)

(1)

Page 9: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

a. 1 (satu) tingkat di bawah Direksi, mengajukan permohonan^ tertulis kepada

Oiritsl, ditiruskan kepada Unit kerja yang bertanggungiawab terhadap

administrasi Persoualia;b. 2 (dua) tiogtut di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulis kepada Senior

NAanager/sltingkat, diteruskan kepada Unit tce4a yang bertang$ul8ig.wab terhadap

administrasi personalia dengan tembusan kepada Direktur Terkait; dan

c. 3 (tiga) aan + (empat) tingkat di bawah Direksi, mengajukan pe-nnohonan terhrlis

teiiOi fvfanage/setiriekat, Oiteruskan kepada Uait kerja yang bertanggungiawab

tertradap aJministraii personalia, dengan tembusan kepada Senior

Manager/setingkat terkait.

(2) Karyawan Kantor CabangAkntor Distrik yang akan menjalani cuti sakit wajib

mengajukan surat pembmitahuan cuti sakit dengan ketentuan sebagar berikut:

a. i isatu) ti"gk"t di bawah Direksi, mengajukan permohonan terhrlis kepada

Direksideng[, tg1ouu** kepada unit kerja yang bertanggungiawab terhadap

administrasi Personalia;b. 2 (dua) tlngSat di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulis kepada

General Maiager, dengan tembusan kepada Uoit kerja yang bertanggungiawab

terhadap administrasi personalia; dan

c. : (tigaidan 4 (empatjfingkat di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulis

tepana Dstrik Managerltrdanager, dengan tembusan kepada General Manager.

(3) pengajuan cuti sakit untuk Karyawan non manajerial dilaksanakan sesuai pada ayat

(t) hurufc dan ayat (2) hurufc sesuai tempat tugasnya'

{4) Karyawan yang sakit tefl$ meoerus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, maka

penghasilannya dibayarkan sebagai berikut :

;. I-tntpka (empatlbulanPertama dibayar sebesm 100 %penghasilan;

b. untuk 4 (empat) bulan Kedua dibayar sebesar 75 a/open$tasilan;

c. untuk 4 (empat) bulan Ketiga dibayar sebesar 50 % penghasilan; dan

d. Uiltuk selanjutrya dibayar sebesar 25 o/openghasilan'

(5) Dalam hal Karyawan menderita sakit terus-menerus selama lebih dari I (satu) bulan

maka:a. bonus diberikan secara proporsional;

b. Uang mobilitas dan i,rqi*g* lain yang bersifat harian/perkehadiran tidak

diberikaq danc. tidak berhak atas cuti tahunan dan tunjangan cuti tahunan'

(6) Ketentuan sebagaimana tersebut pada ayat (Z) huru! b dan huruf c, diberlakukan

selama Karyawan yang bersangfuutan menjalani cuti sakit'

Bagian KedelaPanCuti Haid

Pasal 10

Karyawan rvanita yang dalarn masa haid merasakan sakit dapat diberikan cuti haid

pada hari pertama dan kedua pada waktu haid.(1)

Page 10: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

{2)

(3)

(4)

(1)(2)

untuk memperoleh cuti haid Karyawan wanita wajib mengajukan perrrohonan tertulis

kepada Atasan Langsung.

Bagran KesembilanCuti Bersalin

Pasal Ll

Karyawan wanita berhak memperoleh cuti bersalin selama 3 (tiga) bulan

faryawan wanita yang menjatankan cuti bersalin sebagaimana dimaksud pada ayat

(lt;"t p mendapa*anlenghasilan tanpa tunjangan yang biasa-diterima setiap bulan'

kiry"** **rit y*S .Ja*g mengandung diberikan ctrti borsalin I (satu) bulan

sEbilum melahirkan dan 2 (dua) bulan setelahmelahirkan'

Apabila Karyawan wanita sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meng3lu*i ryg*tandungan berhat< mendapatkan-cuti sakit untuk paling lama 45 (empat puiuh lima)

hari kal-ender dengan dilampiri surat keterailgan Dokter yang disahkan oleh Dolcter

Perusahaan.

Bagian KesePuluhMekanisme Pengajuan Cuti Bersalin

(1)

Pasal 12

cuti bersalin bagi Karyawan Kantor Fusat adalah

Direksi, mengajukan pernrohonan terhilis kepada

. Unit kerja yang bertanggungiawab terhadap

administrasi Personalia;b. 2 (dua) tingkat di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulis kepada Senior

fr4anagerlsetlngkat, diteruskan kepada Unit kerja yang bertang$u1ei1wab terhadap

administrasi personalia dengan tembusan kepada Direktur Terkait; dan

c. 3 (tiga) dan 4 (empag tingkat di bawah Direksi, mengajukan pe-rmohonan terhrlis

f.epaaa Aaanaglr/setingkai aiteruskan kepada Unit keda yang bertanggungiawab

teriadap ad*ioistraii personalia, dengan tembusan kepada Senior

Manager/setingkat terkait.

(Z) Ketentuan Surat pemberitahuan cuti bersalin bagi Karyawan Kantor CabanglDistrik

adalah sebagai berikut:a. 1 (satu) tingkat di bawah Direksi, mengajukan pennohonau terhrlis kepada

Oireksi,dengln tembusan kepada Unit kerja yang bertanggungiawab terhadap

administrasi Personalia;b. 2 (&n) tingkat di bawah Direksi, mengajukan pennohonan tertulis kepada

General Maiager, dengan tembusan kepada Unit keda yang bertanggungiawab

terhadaP administrasi Personalia;c. 3 (tigai dan 4 (empatj tingkat di bawah Direksi, mengajukan perrnohonan tertulis

kepada Distrik Managerilrdatrager, dengan tembusan kepada General Manager.

Ketentuan Surat pemberitahuansebagai berikut:a. t (satu) tingkat di bawah

Direksi, diteruskan kePada

10

Page 11: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

(3)

(4)

Pengajuan cuti bersalin atau cuti sakit karena keguguran bagi karyawan non

"tu"lioiur dilaksanakan sesuai dengan ayat (1) hurufc dan eyat(2) hurufc sesuai

tempat tugasnya.DaGm hai Karyawan wanita melaksanakan cuti bersalin maka :

a. bonus diberikan sefilra proporsional;

b. uang transport, tunjansan profesi dan tuqjangan lain yang bersifat

harianlperkehadiran tidak diberikan;

c. khusus pejabat manajerial, uang mobilitas, dan tunjangan lain yang bersifat

harian/perkehadiran tidak diberikan.

Ketentuan sebagaimana tersebut pada ayat (S) huruf b dan huruf c, diberlakukan

selama Karyawan yang bersangkutan meqialani cuti sakit karena kegUguran.

Bagran KesebelasCuti Alasan Penting

Pasal 13

Karyawan berhak memperoleh cuti alasan penting 0i tuq cuti tahunan dalarn hal:

L. irt y*ou*i/*uLloraog toa,Aertra menderita sakit, dapat memperoleh cuti paling

lama? (dua) hari kerja;b. istrilsuamil*utior*g tua/mernra menderita sakit dan harus dirawat di rumah

sakit sesuai keteran$n dari rumah sakit, dapat memperoleh cuti paling lama 5

(lima) hari kerja;c. istrilsuami/anak/oraog tua/mertu#saudara kandung meninggal dunia sesuai

keterangan tertulis Oarl turan atau visum dol$er dapat memperoleh cuti paling

lama 5 (lima ) hari kerja;d. melaksanakan pernikahan pertama, dapat memperoleh cuti paling lury 5 (lima)

hari kalender dan 3 (tiga) hari kalender untuk menyelenggarakan pernikahan anak;

e. menunaikan kewajiban agama (melaksanakan ibadah haji yang pertama),

memperoleh cuti paling lama41 (empat puluh lima) han kalender;

f. istri melahirkan, dapatmemperoleh cuti selama 2 (dua) hari kerja;

g. mendapatkan m.rsibab/beocana alam, dapat memperoleh euti palmg lama 5 (lima)

hari kerja; danh. alasan p*ti"g lainnya yang telah mendapatkan persetujuan Direksi, dapat

memperoleh cuti untuk paling lama 5 hmi kerja.

Karyawan yang melaksanakan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hwuf e,

ditentukan sebagai berikut :

a. uang mobilitas, insentif lisense & ratings dan tunjangan lain yang bersifat

harianlperkehadiran tidak diberikan;dan

b. berhak atas cuti tahunan dan tunjangan cuti ahunan'

Ketentuan sebagaimana tersebut pada ayat (2) huruf a dan huruf b, diberlakukan

selama Karyawan yang bersangkutan menjalani cuti alasan pentiag karena

melaksanakan ibadah haji yang psrtama.

(s)

(1)

(.2)

(3)

1L

Page 12: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

(4) Karyawan Kantor Pusat yang akan menjalani cuti alasan penting wajib mengajukan

pennohonan terhrlis sesuai ?ornxrlir yang tersedia dan atau menggunakan Sistem

informasi Personalia (SIMPERS) kepada :

a. 1 (satu) tirgkut di bawah Direksi, mengajukan permohonan. tertulis kepada

Direksi, aitirustan kepada Unit kerja yang bertanggungfawab terhadap

administrasi Personalia;b. 2 (dua) ti"gk; di bawah Direksi, mengajukan pennohonan tertulis kepada Senior

tvtanagerlsitingkat, diteruskan kepada Unit kerja yang berAnggungiawab terhadap

administrasi pJrsonalia dengan tembusan kepada Direktrn Terkait; dan

c. 3 (tiga) dan 4 (empat) tingkat di bawah Direksi, mengajukan permohoran terhrlis

f<epaOa h4anug*r/setisskai Citeruslian ke,pada Uilit keda yang bertanggungiawab

teriadap ui*ioirtuii personalia, dengan tembusan kepada Senior

Maaagerlsetingkat terkait'

(5) Karyawan Kantor Cabang/Ikntor Disffik yang akan menjalani cuti alSan penting

wa;ib mengajukan permohoo* terhrlis sesuai formulir yang tersedia dan atau

*jogg*atin S*tem Informasi Personalia (SIMPERS) dengan keterrtuan sebagai

berikut:a. I (satu) tingkat di bawah Direksi, mengajukan pennohonan terfulis kepada

nirbtcsi,Aeng;n tembusan kepada Unit kerja yang bertanggungiawab terhadap

adminisrasi Personalia ;b. Z (dua) trngkat di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulis kepada

General Maiager, dengan tembusan kepada Unit kerja yang bertanggungiawab

terhadap administrasi personalia ; dan

c. 3 (tigai dan 4 (empatitiogkat di bawah Direksi, mengajukan pennohonan tertulis

teiaaa Distrik Manager/Manager, dengan tembusan kepada General Manager.

(6) pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (a) dan ayat (5) dapat menyetujui dan

minolak perirohonan cuti alasan penting selambat-tarnbatnya 3 (tiga) hari keda

setelah permohonan diterima.

Bagran KeduabelasCuti di Luar Tanggutrgan Perusahaan

Pasal 14

(l) permohonan cuti diluar tanggungan Perusahaan dapat disenljui oleh Perusahaan,

apabila Karyawan telah memenuhi persyaratan sebagai beriktil :

;. telah bekerja sekurang-kuranglya 6 (enam) tahun secara terus- menerus;

b. mengajukan permohonan tertulis disertai alasan yarg dapat

dipertanggrmgi awabkan antara lain meliputi :

1) melaksanakan tugas Negara;2) mendampingi anggota keluarga yang sakit;

3) mendampingi suamilistri menjalankan tugas Negara;

4) penyelesaian studi Karyawan yang bersangkutan;

5) menyelesaikan rrrusan keluarga yang tersargkut masalah Pengadilan; dan

Oi kepentingan-kepentingan lain, setelah mendapat persetujuan Direksi.

!2

Page 13: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

(2)

(3)

Selarna menjalankan cuti di luar tanggunryn Perusahaan, Karyawan yailg

bersangkutan tidak meneriroa penghasilin dari Perusahaan kecuali apabila

menjalankan tugas Negara bukan atas pennintaan sendiri'

Kd;* yung *eniiunmo cuti di luar tanggungan Perusahaan karena menjalankan

togu* N"g*u b"ukan"atas pennintaan sendiri tetap diperhitungkan sebagai masa kerja

dan menerima penghasilan dari Perusahaan dengan ketentuan:

&. Negara tidak melalarkan pembayaran; dan

b. upunAu Negara membayar kurang dari penghasilan terakhir, Perusahaan wajib

membayar selisih kekurangannYa.

Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan Karyawan yang

bersangkutao dibebaskan dari jabatannya.

Cuti di luar tanggungan Perusahaan diberikan untuk paling lama2 (dua) tahun;

Karyawan V*S tiAuk rnelapor diri kepada Perusahaan setelah menjalankan cuti di luar

tanggmgan plrusahaao data* jangka waktu selambat-larnbatnya 1 (satu)_bulan

set!i,,rr= berakhirnya cuti di lum tanggungan Perusahaan, diberhentikan dengan

honnat sebagai Karyawan.Setelah menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan maka:

a. apabila ierdapat formasi, dapat ditempatkan kembali pada jabatan/formasi yang

tersedia dalam Perusahaan; dan

b. apabila tidak ada formasi maka Karyawan yang bersangkutan diberhentikan

d*gu" mendapa&an kompensasi sesuai ketentuan yang berlaku.

(4)

(5)(6)

(7)

(1)

(2)

Bagian Ketigahel,asPelaksanaan Cuti Karyawan Operasional

Pasal LS

Jumlah hari cgti Karyawan operasional sesuai dengan jumtah hari cuti Karyawan

administrasi yaitu selama t2 (duabelas) hari kerja.

Dalam perhi-tungan hari cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hari Sabtu dan

Minggu diperhifungkan sebagai waktu istirahat mingguan dan tidak mengurangi

jumlah hari cuti Karyawan operasional.

BAB IIITATA CAR{ PEMBERIAN TUNJANGAN CUTI

Pasal 16

Ultuk rneningkatkan kesejahterazur karyawan dan keluarga kalyawan, kepada karyawan yang

menjalani cuti tahunan atau cuti besar diberikan tunjangan cuti.

Pasal l7

Karyawan yang melaksanakan cuti tahunan atau cuti besar secara bertahap, tunjangan cuti

diberikan pada cuti Peltalna.

13

Page 14: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

Pasal 18

Karyawan Perusahaan yang diperbanJukan ke anak Perusahaan atau instansi lain yang

;;tq,rk* cuti paaa rrat iipr**tot* di anak Perusahaan atau instansi lain tidak berhak

mendapatkao tunj angan cuti Perusahaan'

Pasal 19

Tunjangan cuti sebagaimana tersebttt pada pasal 16, diberikan sebesar 1 (satu) kali

p"ngh;il*, tidak teiasuk insentif license & rating dan bantuau rnobilitas yang diterima

pada saat rnengajukan permohonan cuti.

Pasal 20

Proses pembayaran tunjangan cuti ditetapkan sebagai berikut :

a. Karyawan n *rgil.rk* pennohonan cuti tahunan atau cuti besar kepada Atasan

Langsung;b. Dalam hal Atasan Langsurg memberikan persehrjuan, tnaka permohonan cuti tersebut

pada hurlf a ditenrskan kepada rurit kerja Fmgsi Kepegawaian;

c. Unit kerja Fungsi Kepegiwaian memeriksa kebenaran dan mengajukan pennohonan

pembayaran tunjangan cuti kepada Fungsi unit kerja Keuangatr;

d. ir.roohonan pembayaran tunjangan cuti sebagaimana tersebut pada huruf c, dilengkapi

dengan:1. Daftar/formulir persetujuan cuti;

?. Daftar pemberian tunjangan cuti;

3. Voucher pembayaran;

e. Unit kerja Fulgsi Keuangan melaksanaan pembayaran kepada unit kerja fungsional

dengan iembusil unit kerja Fungsi Kepegawaian, selambat-lambatnya 4 (ernpat) hari

kerja setelah permohonan tersebut pada huruf d diterima'

Pasal 21

Untuk pelaksanaar tugas sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 20, Pirnpinan masing - masing

unit kerJa menunjuk*pejabat/staf yang bertanggurgjawab dalam penyiapan anggaran dan

pernbayaran t unjangan cuti.

BAB IVKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 22

pernberian tgnjalgan cuti bersifat final, tidak dapat dilakukan penyesuaian besaran ttuljangan

yang disebabkan ileh perubahan data Karyawan yang ditetapkan setelah tunjangan diberikan

kepada Karyawan yang bersangkutan.

Page 15: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

BAB VKETENTUAN PENUTUP

Pasal 23

Peratrran ini berlaku terhitung mulai tanggal 0l Januari 2014.

Ditetapka* diPada tanggal

SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada Yth. :

1. Dervan Pengawas;2. Direksi;3. SekretarisPerusahaan,4. Kepala Satuan Pengawasan Intern;

5. Kepala Biro Pengadaan;6. Para Senior Manager;7. Para General Manager; dan8. Para Distrik Manager.

Tangerangor ,\ni ro\Y

15

Page 16: peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara

suR{T PESJVTOHONAN DAN.SU.FiT lzIN cuTIffi *Besarisakit/Bersalin/Alasan Penti'g

Bersama ini diberitahukan bahwa :

NamaNIPI}IIKJabatanUnit KerjaJenis Cuti

Lampiran Peraturan Drreksi Perum LPPNPI

Nomor : PER.Tanggal :

Kategori .,{Dtu1. /OPS

tllil

Cuti Tahunan

Cuti Sakit

Cuti Alasan Penting

Cuti Besu

Cuti Bersalin

tltlLamanya CutiDari tanggal s/d tanggalAlasan CudAlamat CutiCuti terakhira.

b.

Keterangan

Jenis Cuti:Dilaksanakan tanggal : ..'.....'.- ..

Lokasi, Tanggal, Bulan dan Tahtul

PemohonMenyetuj ui/Menolak ( * )

Atasan Langsung Pemohon

N{engetahui :

a.n. Direksi

u.b.

HRMS & People Adm. Senior ManagerlGeneral Man agerlDisffik \4anager

Dipedksa dan dicatat :

Nomor : .................

t6