peranmartabatbi

Upload: neysa-pucciinkk

Post on 05-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    1/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 1

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    Peran dan Martabat Bahasa Indonesia dalam

    Pengembangan Ilmu1

    Suwardjono

    Fakulta s Ekonomika da n B usinesUn iversitas G adjah Ma da

    Pengantar

    Makalah ini membahas ma salah yan g lebih sempit da ripada topik yang luas yaitu “ Peran

    Ba hasa dalam P endidikan Ana k Ba ngsa menuju Insan I ndonesia Cerdas Kompetit i f ”sebagai tema K ongres IX Baha sa Indonesa. P enulis merasa mendapat kehormat an ka rena

    diberi kesempata n unt uk menyampaikan gagasan tenta ng baha sa Indonesia ya ng menjadi

    perha tian penulis cukup lama sebagai dosen yang har us menggunakan baha sa I ndonesiadala m kegiat an pembelajara n. Perh at ian t imbul setelah penulis mempelajari, meng-

    gunakan , merasa kan, dan membandingkan baha sa Indonesia dan baha sa Inggris selamamenjalanka n t ugas sebaga i staf pengajar di perguruan tinggi yang sebagian besar sum-bernya berbaha sa Inggris. Penulis mendapat kan pema ham an da n keyakinan bah wa

    baha sa In donesia cukup kaya da n m empunyai potensi yang besar unt uk menjadi baha sa

    pengant ar i lmu pengeta hun da n t eknologi pada t ingkat ya ng sepada n dengan bah asa I ng-gris. Penulis berkeyakinan bahw a baha sa In donesia yang baku dan pada a ras (level) yang

    mema dai ha rus dikuasa i oleh ilmuw an da n pembelajar da lam bidang ilmu yang menjadiminat nya. Ha l ini menunt ut sikap dan pandan gan baru t erhadap bahasa I ndonesia di

    tengah-tengah persaingan ant ara ba hasa Indonesia dengan bah asa asing teruta ma baha sa

    Inggris. Makalah ini lebih memfokuskan pada pembahasa n masa lah da n kendala pengem-banga n bah asa I ndonesia da ripada solusi untuk menjadikan baha sa Indonesia sama mar -tabat nya dengan bahasa Inggr is .

     Sara na ut ama dalam pengembangan dan penyebaran i lmu adalah baha sa. Baha sa

    mempunyai ra gam dan tingkat sesuai dengan tujuan dalam mencapai keefektifan komuni-kasi . Unt uk tujuan pengembangan i lmu, bah asa menjadi sara na komunikasi oleh sesama

    ilmuwa n at au pakar dalam bentuk buku ata u karya t ulis lainnya . Karya tulis akademikdan i lmiah m enuntut kecermata n baha sa karena karya tersebut ha rus disebarluaskankepada pihak yang tidak secara langsung berha dapan dengan penulis baik pada saa t

    tulisan diterbitkan ma upun pada beberapa t ahun sesudah i tu. Kecerma ta n bah asa m en-

    jamin ba hw a makna yang ingin disampaikan penulis akan sa ma persis seperti makna yangditangkap pembaca tan pa terikat oleh waktu. Kesamaa n interpreta si terhada p makna

    akan tercapai kalau penulis dan pembaca mempunyai pemah ama n ya ng sama terha dapkaidah kebahasaa n yang digunaka n. Lebih dari i tu, komunikasi i lmiah juga a kan menjadi

    lebih efektif kalau kedua pihak mempunyai kekaya an yang sama dalam h al kosa ka ta , gra-mat ika, idiom, dan saran a kebaha saan lainnya .

    Ciri raga m baha sa keilmuan ada lah kemam puan baha sa tersebut unt uk meng-

    ungkapkan gagasan dan pikiran yang kompleks dan abstra k secara cermat. Kecerma ta ngagasan dan buah pikiran ha nya da pat dilakukan kalau struktur baha sa (terma suk

    kaidah pembentukan isti lah) sudah canggih da n m ant ap.

    1Makalah ini didasarkan pada dua artikel penulis yang selalu penulis kembangkan dan revisi. Dua artikel tersebut

    ada lah Suw ar djono (1991a dan 1991b).

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    2/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 2

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    Arti penting kemam puan berbahasa untuk t ujuan i lmiah da n penyerapan i lmu dinyat a-kan Suria suman tr i (1999) seperti berikut:2

    Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyarata n mutlak

    untuk melakukan kegiat an ilmiah sebab ba hasa merupakan sara na komunikasiilmiah ya ng pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosa kata yang baikakan sukar bagi seorang ilmuwan unt uk mengkomunikasikan ga gasan nya kepada

    pihak lain. Dengan ba hasa selaku alat komunikasi, kita bukan sa ja menya mpaikan

    informasi t eta pi juga  argumentasi, di mana kejelasa n kosa kat a da n logika t at abaha sa merupakan persyara ta n uta ma (hlm. 14).

    Suriasumant ri selanjutnya m engemukakan bahw a baha sa merupakan sar ana un tukmengungka pkan pera saa n, sikap, dan pikiran . Aspek pikira n dan pena lara n merupaka n

    aspek yang membedakan baha sa ma nusia dan makluk lainnya . Selan jutnya disimpulkanbahwa aspek penalaran bahasa Indonesia belum berkembang sepesat aspek kultural.

    Demikian juga, kemampuan berbaha sa Indonesia unt uk komunikasi i lmiah dirasakan

    san gat kuran g apala gi dalam komunikasi tulisan. Ha l ini disebabkan oleh proses pendi-dikan yang kura ng memperlihat kan a spek penalar an dalam pengajara n bah asa.

    Tulisan ini membahas dua m asalah kebaha saan Indonesia yaitu ma salah stra tegikebaha saan nasional dan peran lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi sebagaiagen pengembangan da n perubaha n baha sa untuk tujuan keilmuan . Masalah perta ma

    berkaitan dengan kebijakan penegasan kedudukan dan pengembangan baha sa I ndonesia

    sebagai baha sa keilmuan beserta masa lah dan kendalan ya. Masalah kedua menyangkutperan lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi dalam m engembangkan dan

    menana mkan a rti penting baha sa Indonesia sebagai baha sa pengan ta r keilmuan t ersebut.Ba hasa keilmuan merupakan sa lah sat u ragam baha sa yan g harus dikuasai oleh mereka

    yan g berkecimpung dalam dunia keilmua n dan aka demik.

    Poedjosoedarmo (2001) menjelaskan bahw a mar ta bat baha sa a dalah tinggi ata urendahnya derajat bahasa d i mat a pemakainya a tau orang asing. Kemampuan baha sauntuk memenuhi berbagai keperluan komunikasi menentukan derajat baha sa. Sema kin

    besar kemampuan baha sa untuk menyampaikan segala macam cipta, ra sa, dan karsa

    dalam suat u masyara kat, semakin tinggi derajat baha sa i tu. Agar ma mpu dan berma r-ta bat t inggi baha sa i tu harus kaya dalam ha l perbendaha raa n kata , idiom, struktur kali-

    mat , dan register khusus untuk menyampaikan berbagai pesan dalam segala a spekkehidupan. B aha sa dapat dikat akan berkemam puan dan berma rta bat t inggi kalau bahasaitu digunakan dalam bidang aga ma, kesusasteraan, i lmu pengeta huan , polit ik, hukum,

    dan kenegaraa n.

    Berdasar kan pemaha man penulis terhada p sarana kebaha saan yang t ersedia, penulisberkeyakinan bah wa baha sa Indonesia mempunyai mart abat dan kemampuan yang

    memadai unt uk menjadi baha sa penganta r i lmu sampai pada t ingkat yang t inggi sepertibaha sa asing terutam a bah asa I nggris. Ba hasa I ndonesia dapat dikembangkan menuju ke

    ara h i tu, khususnya unt uk tujuan pengungkapan segala ma cam ilmu pada t ingkat yangtinggi . Raga m baha sa keilmuan pada dasar nya merupakan raga m baha sa baku yang

    memenuhi kaidah kebahasaa n. La mpiran makalah ini menunjukkan sebagian ka idah

    baha sa In donesia ya ng seharusnya digunakan dalam dunia akademik demi penyebara ndan pemaha man i lmu. Kaidah ba hasa difokuskan pada pengalihbahasa an isti lah asing

    (khususnya baha sa I nggris) ke baha sa I ndonesia.

    2Penebalan oleh penulis. Kata “ di mana ” seharusnya diganti “ya ng di dalamnya.”

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    3/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 3

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    Bahasa Indonesia di Persimpangan Jalan

    Ba hasa m erupakan salah satu fakt or pendukung kemajuan suatu ban gsa karena baha sa

    merupakan sa ran a unt uk membuka wa wa san bangsa (khususnya pelajar da n ma hasiswa)terhada p ilmu pengeta huan dan teknologi yang berkembang. Dengan kata lain, t ia3 meru-

    pakan sara na unt uk menyerap dan mengembangkan pengeta huan . Pada umumn ya,negara ma ju mempunyai struktur baha sa yang sudah modern dan m ant ap.

    Moeliono (1989) menegaskan bahw a untuk da pat memodernkan ba ngsa da n masya ra-kat, pemoderna n bah asa merupakan suatu ha l yang sanga t penting. Beliau mencotohkan

    apa ya ng dialami J epan g. Usaha pemoderna n bah asa J epan g yang dirintis sejak Restorasi

    Meiji telah ma mpu menjadi kat alisat or perkemba nga n ilmu dan t eknologi di J epan g. Ha li tu dapat dicapai karena semua sumber i lmu pengetahua n dan teknologi Bar at dapatditerjemahkan ke dalam baha sa J epang dengan cermat sehingga w aw asan berpikir bangsa

    J epang dapat dikembangkan secara intensif lewa t usaha penerjemahan secara menyelu-ruh da n besar-besara n. H al ini mencipta kan insan yang cerdas dan kompetit i f tanpa h arus

    menunggu kefasihan berbaha sa a sing.G aga san t ersebut t elah m endorong usaha unt uk menjadikan bah asa I ndonesia

    sebagai baha sa yang bermart abat untuk tujuan keilmuan. Usa ha ini telah dita ndai

    dengan dibentuknya P embinaan da n P engembangan Ba hasa (sekaran g P usat Ba hasa) danditerbitkannya buku Kamus Besar B ahasa I ndonesi a, Tata Bahasa Baku Bahasa I ndone- 

    si a, Ej aan Bahasa In donesi a Yang Di sempur nakan , da n Pedoman U mum Pembentu kanIst i lah.4 Wala upun publikasi tersebut belum secara tun ta s menggam bar kan aspek keba-

    hasa an ya ng dihar apkan, publikasi tersebut memberi isyarat bahw a unt uk meman ta pkankedudukan baha sa In donesia perlu ada suatu pembakuan baik dalam bidang ejaa n ma u-

    pun ta ta ba hasa . Pembakuan ini merupakan suat u prasya rat un tuk menjadikan bahasa

    Indonesia sebagai bah asa keilmuan . P ublikasi itu m erupakan salah sa tu sar ana untuk

    menuju ke sta tus t ersebut.Keefektifan usaha di ata s dipengaruhi oleh sikap dan ta nggapan masya raka t (khusus-nya i lmuwa n dan akademisi) terhada p baha sa I ndonesia. K omunikasi ilmiah dan profe-siona l dalam ba ha sa Indonesia belum sepenuhnya mencapai titik kesepaka ta n yan g tinggi

    dalam ha l kesama an pemaham an t erhadap kaidah baha sa termasuk kosa kat a. Sebagian

    i lmuwan dan a kademisi masih memandang rendah kemampuan dan mart abat bahasaIndonesia sehingga t idak mempunyai minat un tuk mengembangkan nya. B aha sa baku

    sering malaha n menjadi bahan ejekan. B eberapa kenyat aa n a ta u faktor mungkin men-jelaskan keada an ini dan m enjadi kendala pengembangan baha sa keilmuan .

    Pertama, keban yakan orang dalam dunia akademik belajar berbahasa Indonesiasecara a lamiah (bila t idak dapat dikata kan secara monkey see monkey do ). Art inya ora ng

    belajar dar i apa ya ng nyat anya digunakan t an pa memikirkan a pakah bentuk baha sa

    tersebut secara kaidah benar at au tidak. Lebih da ri i tu, a kademisi kada ngkala lebih m ene-kankan selera bahasa daripada penalaran bahasa. Akibat nya, ma salah kebaha saanIndonesia dianggap hal yang remeh at au sepele dan da lam menghada pi masa lah baha saorang lebih ban yak mengguna kan argumen “ yang penting ta hu maksudnya.” Orang lupa

    bahwa “ tahu maksudnya” juga harus d icapai pada t ingkat dan keakurata n ya ng t inggi

    3Kata “ t ia” merupakan kata gant i untuk kata “ bahasa” yang d isebut sebelumnya. Kata “ t ia” d igunakan untuk kata

    ganti nomina (kata benda) tunggal sebagai pasangan ia ata u dia yang merupakan ka ta ganti personal (untuk orang).

    Unt uk kata gan ti nomina jama k, penulis mengusulkan dan menggunakan kat a “ meretia” sebagai pasangan “ mereka”

    dalam beberapa tulisan penulis.4Depdikbud, Kam us Besar Bahasa In donesia (J akart a: Ba lai P ustaka, 1988); Depdikbud, Tata B ahasa Baku Bahasa

    Indonesia (Jakar ta : Perum B alai P ustaka, 1988). Buku pertama telah mengalami revisi dua kali ta hun 1998 dan 2000.

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    4/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 4

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    khususnya untuk t ujuan i lmiah. Lihat pembaha san lebih lan jut m engena i hal ini dalamsubbaha san Tugas Siapa di bagian lain tulisan ini .

    Kedua, baha sa Indonesia h arus bersaing dengan baha sa asing (teruta ma Inggris).

    Kenyata an ini t idak ha nya terjadi pada t ingkat penggunaa n sehari-har i dalam kehidupan

    masya rakat umum teta pi juga dalam kehidupan akademik. Cendekiaw an dan ora ng yan gberpengaruh biasanya mempunyai kosa ka ta asing yang lebih luas daripada kosa kataIndonesianya (sebagian ka rena t untut an untuk belajar bah asa asing ketika belajar di luarnegeri) dan m elupakan ba ha sa In donesia. Akibatn ya, mereka merasa lebih asing denga n

    baha sa I ndonesia. S elan jutnya , mereka lebih nyama n m enggunaka n ba hasa (isti lah) asing

    untuk komunikasi i lmiah ta npa a da upaya sedikit pun untuk m emikirkan pengembanganbaha sa In donesia. Media m assa juga m emperpara h ma salah t erutama televisi. Nama

    acara berbaha sa Inggris tetapi isinya berbaha sa In donesia. Apakah ba hasa Indonesiaat aukah penyelenggara acara yang miskin kosa kata ? Kalau tidak, apakah menggunakan

    baha sa Indonesia kurang bergengsi , kurang ma mpu, dan kuran g berma rta bat ?

    Ketiga, dala m dunia pendidikan (khususnya perguruan tinggi) sebagian buku refe-

    rensi at au buku ajar ya ng memadai dan lengkap biasan ya berbahasa asing (teruta ma I ng-gris) karena m emang ba nyak i lmu pengeta huan dan teknologi yang berkembang di luar

    negeri . Sementara i tu, kemampuan baha sa asing rata -rat a pelajar da n ma hasiswa dewasa

    ini belum dapat dikat akan memadai unt uk mampu menyerap pengetahua n ya ng luas dandalam ya ng terkandung da lam buku tersebut. Kenyata an t ersebut sebenarnya m erupakan

    implikasi dari suat u keputusan stra tegik implisit yang didasar kan pada a sumsi bahw asetiap pelajar har us sudah fa sih berbaha sa In ggris setama tn ya dari sekolah sehingga

    bahasa Inggris mempunyai kedudukan istimewa dalam kurikulum sekolah. Selain itu,digunaka nnya buku teks berbaha sa Inggris didasar kan pada gaga san bahw a jama n

    sekar an g telah menga lami globalisasi dan ba nya k oran g berpikir bah w a globalisasi ha rusdiikuti dengan penginggrisan ba ngsa dan ma syarakat . Stra tegi ini t idak ha nya merasuki

    pikiran penga mbil keputusan di bidan g pendidikan di tingkat institusional t etapi juga di

    t ingkat individual guru at au dosen. P ikiran semacam ini sebenarnya merupakan suatukecohan pena laran (reasoni ng fal l acy) . Di J epan g, globalisasi dimakna i sebaga i pengglo-balan bangsa at au negara bukan pengglobalan individual . Di Indonesia, globalisasi ta m-

    paknya dimakna i sebagai penginggrisan masya rakat Indonesia sampai pada lapisanmasyarakat dan t ingkat pendidikan yan g paling bawah (tam an bermain dan tama n

    kanak-kanak). Kalau globalisasi dimaknai dengan penginggrisan masyarakat, yang sebe-

    nar nya terjadi adalah gombalisasi  (penggombalan) masyara kat.

    Keempat, kalangan akademik sering telah mera sa ma mpu berbaha sa In donesia

    sehingga t idak merasa perlu untuk belajar bah asa Indonesia a ta u membuka kamusbaha sa In donesia (misalnya Kamu s Besar B ahasa Indonesi a ). Akibatn ya, ora ng sering

    merasa lebih asing mendengar kat a bah asa sendiri daripada mendengar ka ta baha sa

    asing. Anehnya , kalau orang menjumpai kat a a sing (Inggr is) yan g masih asing bagidirinya, mereka dengan sadar dan penuh m otivasi berusaha untuk mengetahui ar tinya

    dan mencarinya di dalam kamus dan tidak perna h terl inta s dalam pikirannya bahw a kat ai tu aneh. Akan t etapi, kalau mereka mendengar kata baha sa Indonesia ya ng ma sih a sing

    bagi dirinya, dia merasa i tu bukan ba hasa nya dan a kan bereaksi dengan mengata kan “Apaart inya ini , kok aneh-an eh?” dan berusaha untuk tidak perna h t ahu a palagi membuka

    kamus dan menggunakannya secara tepat . D alam “ Kontak Pembaca” (Tempo , 2 Mei1992), Sofia Mansoor-Niksolihin mengemukakan hal berikut ini.5

    5Dalam kutipan ini, “kata-kata i tu” adalah sentana, menyura, menyoal, legah-leguh, da n nafsi-naf si yang terdapat di

    majalah TEMPO yang dikeluhkan oleh seorang pembaca melalui Kontak P embaca. Kutipan t ersebut merupakan

    sebagian dar i tanggapan terhada p keluhan tersebut.

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    5/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 5

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    Sebetulnya, kat a-kat a itu bisa dicari sendiri dalam kamus kar ena memang itulah

    itulah salah satu fungsi kamus. Tapi, biasan ya, kamus ha nya dibuka jika kita

    mengalami kesulita n untuk memaha mi kata baha sa a sing. Bila menjumpai kata

    Indonesia ya ng tidak kita kenal, kita bukannya membuka kamus, melainkan pada

    umumnya menggerutu dan merasa terganggu.Rupanya, bukan han ya film nasional yang sulit menjadi tuan rum ah di negeri

    sendiri . Ba hasa nasional pun ternya ta sering kita ana k tirikan. Menurut hemat

    saya , kamus perlu dibuka setiap kali kita menjumpai kata yang t idak kita kenal,

    baik itu kat a a sing maupun kata Indonesia. Kita t erpaksa mengakui bahwa kita ini

    sebenarnya miskin kosa kat a ba hasa sendiri . Han ya sebagian kecil yang kaya,

    misalnya par a penulis TEMPO . J adi , agar dapat memahami tul isan si kaya, kitalah

    yan g ha rus memperkaya diri . Cara nya? Tidak serumit menjadi konglomerat .

    Cukup dengan memiliki kamus, sedikitnya K BB I (Kamus B esar Ba hasa Indonesia).

    Sikap sepert i ini sebenar nya m enunjukkan ba hw a seseoran g sudah mera sa cukup dan

    puas dengan baha sa aw am a ta u alamiahn ya. Da pat juga sikap semacam itu t imbul karena

    menta lita s rendah diri yang a kut (in fer i or i ty complex)  at au m enta l terjajah. Akademisiyang bersikap demikian lupa bahw a kemampuan menyerap gaga san da n pengeta huanyang kompleks dan konseptua l memerlukan kemam puan berbaha sa da n penguasaa n kosa

    kata pada t ingkat yang memadai .

    Pa da w akt u belajar di luar n egeri, penulis bert emu denga n ma ha sisw a Amerika(teman baik penulis) yang pada w aktu i tu membaw a ka mus The Amer ican H er it age Di c- 

    tionary yang cukup tebal . Penulis menan yakan kepadanya mengapa dia ma sih membaw akamus segala t oh dia sudah bisa berbaha sa In ggris. Dengan n ada yang cukup tinggi

    (mungkin dia berpikir bahw a penulis menany aka n stupi d questi on  dan ingin memberipelajara n kepada penulis) dia menjaw ab ya ng kira-kira a rt inya demikian: “Apa ka mu kira

    saya ini tah u semua kat a ba hasa I nggris?” P elajaran ya ng dapat dipetik dari pengalamanini adalah ba hw a seseorang (khususnya dosen dan m aha siswa ) harus belajar baha sa

    sendiri (Indonesia) lebih da ri apa yan g diperolehnya secar a a lamia h .Kel ima, beberapa kalangan masyar akat termasuk profesional (karena ketidaktahua n-

    nya ) sering menunjukkan sikap sinis terha dap usaha -usah a pengemba nga n bah asa . Lebihdari i tu, menggunakan baha sa Indonesia dengan ba ik dan benar belum merupakan suatu

    kebanggaa n a ta u gengsi bagi penuturnya. Sua tu struktur ba hasa yang ba ik dan benar jus-tr u sering menjadi olok-olok sebaga iman a ditunjukkan seora ng penulis di sebuah ma jalah

    terkenal yang menganjurkan untuk menggan ti P usat Pembinaan  B ahasa dengan P usa t

    Pembinasaan  B a hasa .6 Penulis tersebut ta mpaknya t idak dapat membedakan a nta rabahasa baku dan ra gam bahasa.

    Kebijakan Nasional

    Sam pai saat ini tampaknya belum a da suat u kesama an persepsi dan kebijakan yang t egas

    (di tingkat n asional, inst itusi, dan individual dosen) mengena i ma salah kebah asa an un tukkepentinga n pengemba nga n ilmu dan t eknologi. Ata s dasar beberapa dilema a ta u kenda la

    kebahasaan Indonesia d i a tas , ada suatu per tanya an yang sangat mendasar yang dapat

    dijadikan h aluan suatu kebijakan stra tegik na sional yan g penting. Mana kah kebijakanna siona l yan g paling efektif untuk t ujuan pengemban gan ilmu pengeta hua n dan teknologid i masa dat ang:

    6Remy Sylado, “P usat Pembinaan B ahasa Apa P usat Pembinasaan B ahasa,” Jakarta, Jakarta  No. 173 (Oktober 1989),

    hlm. 84-85. Pusat P embinaa n dan Pengembangan Ba hasa sekarang disebut Pusat B aha sa saja.

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    6/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 6

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    (1) mengajarka n ba ha sa a sing (Inggris) kepada pelajar /ma ha sisw a sehingga m ereka

    dapat membaca buku-buku asing t etapi tetap menggunakan baha sa In donesia

    sebagai pengantar,

    (2) menerjemah kan buku asing itu ke dalam ba ha sa In donesia sehingga ilmu penge-ta hua n asing itu dapat dipelajari oleh pelajar/ma ha sisw a In donesia ya ng tida k ata ubelum paham ata u fas ih baha sa a s ing pada t ingkat yang memadai, a ta u

    (3) mengguna kan ba ha sa In ggris sebagai bah asa r esmi di perguruan tinggi (buku teks

    dan bah asa penganta r kuliah).

    Da patkah dicapai suatu keada an ya ng memungkinkan bah wa i lmu pengetahua n dan

    teknologi dapat segera dikuasai dan ka rya seni tinggi dapat segera dinikma ti para pelajardan ma hasiswa t an pa mereka har us belajar ba hasa asing dulu? Tidak mudah unt uk men-

    jaw ab perta nyaa n-perta nyaa n ini . Masing-masing pil ihan akan membawa implikasi yangsan gat luas baik dalam kehidupan m asya ra kat um um ma upun akademik. Yan g jelas, kebi-

    jakan man apun ya ng dipilih aka n mempunyai implikasi dalam membangun insan I ndone-sia yan g cerda s dan kompetitif .

    Apa ya ng t erjadi di Indonesia dewa sa ini juga merupakan refleksi dar i keputusan

    stra tegik yang sekaran g dianut baik secara sadar at aupun t idak. Implikasi keputusanstra tegik mengenai ha l ini di J epan g dapat dijadikan contoh dan pertimbangan . Di negaratersebut, pelajar pada t ingkat pendidikan menegah dan at as t idak harus menunggu fasih

    berbaha sa Inggris untuk dapat menikmat i karya -karya i lmiah dan kar ya-karya seni

    tinggi asing. Akibatn ya, inovasi tumbuh dengan subur dan dapat disaksikan ba hw a

    bangsa J epang telah m enikmat i hasil keputusan st rat egik tersebut. Memang hasil sepertii tu t idak dapat diraih dalam wa ktu pendek (dan juga t idak hanya fa ktor bahasa ya ngmenentukan). Akan t etapi, t idak ada kah usa ha dalam diri kita untuk m enuju ke sana?

    Tidak ada kah para digma da n sikap baru dalam menghadapi masalah kebahasaa n kita bilamemang benar bahw a keman ta pan baha sa merupakan kat al isat or kemajuan dan pengua-

    saan i lmu pengetahua n?

    Bahasa Menunjukkan Bangsa

    Kita m emaklumi bahw a bah asa In ggris yang kita kenal sekaran g memang dapat dikat a-

    kan mempunyai ejaa n dan struktur bah asa ya ng baku yang m enjadi bagian penting dar imar ta bat da n kemam puan ba hasa . Oleh karena i tu, baha sa tersebut telah mencapai sta-tus unt uk diguna kan sebaga i baha sa keilmuan . Tentu saja kedudukan sema cam itu tidak

    terjadi begitu saja. B aha sa t ersebut t elah mengalami pengembangan dan perluasan da lam

    wa ktu ham pir t iga aba d untuk mencapai stat usnya seperti sekara ng. Sta tus yangdemikian a khirnya juga menjadi sikap menta l bagi pema kai dan penuturn ya. Art inya,

    kesalahan dalam penggunaan bah asa baik ta ta bahasa maupun ejaa n (spell i ng) merupa-kan suatu kesalaha n yang dianggap “ tercela” dan memalukan apalagi di kalangan a kade-

    mik. Sudah menjadi kebiasaa n umum da lam penilaia n pekerjaa n t ulis pelajar da nma ha sisw a di Amerika bah wa salah eja akan m engura ngi skor pekerjaan t ulis tersebut.

    Ha l seperti i tu da pat t erjadi karena pemilihan ejaa n didasarkan pada kaidah yang bakudan bukan didasarkan a tas selera  pemaka i . Ban dingkan dengan keada an di Indonesia

    khususnya di kalan gan profesional dan a kademik.7 

    7Perhat ikan cara penyerapan isti lah photocopy  yang digunakan sebagai contoh di Lampiran.

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    7/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 7

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    Kesadaran akan adanya pedoman yang baku mencerminkan bahw a masyarakat mem-punyai mentali tas unt uk mengikuti apa ya ng menjadi ketentua n a ta u kesepakata n ber-

    sama . Meman g dalam setiap ketentua n ya ng baku selalu ada penyimpangan. Akan t etapi ,

    penyimpangan tentu sa ja dihar apkan san gat minimal. Bila penyimpangan lebih banyak

    daripada ketentua n yan g baku berar ti ketentua n baku tersebut praktis t idak ada m an fa-atnya sama sekali. Dalam kehidupan sehari-hari, bila kebijaksanaan lebih banyak dariketentua n yan g telah digariskan, dapat dibayan gkan apa ya ng akan terjadi . Bila dalamkehidupan bermasyara kat lebih banya k kebijaksana an (yang berar ti penyimpangan ) dari-

    pada ketentua n hukum yang berlaku maka kepercayaa n ma syaraka t t erhadap hukum

    menjadi berkurang da n a khirnya ma syaraka t lebih mempercaya i ata u menganut jalansimpang. Oleh kar ena itu, semboyan bahasa menunj uk kan bangsa  sebenarnya bukan

    sekada r ungka pan klise melainkan semboyan ya ng mempunya i makna filosofis yan gsangat dalam. Sikap masyar akat terhada p baha sa bara ngkali dapat dijadikan indikator

    mengenai sikap masyar akat dalam hidup bernegara . Mungkinkah perilaku da lam penggu-naa n ba ha sa In donesia dewasa ini merupakan r efleksi sikap mental kita yang selalu

    menghara pkan kebijaksana an (baca: h ak istimewa, priorita s, penyimpan gan, at au penge-cualian t erhadap hukum) daripada mengikuti ketentua n yang berlaku?

    Arti Penting Bahasa Asing

    Mungkin sekali banyak oran g menjadi khaw at ir bahw a ka lau baha sa In donesia m enjadimaju dan semua buku sudah ditulis dalam baha sa In donesia maka kemam puan pelajar

    dan mah asiswa berbaha sa a sing menjadi berkurang sehingga t idak ma mpu bersaing.Sekali lagi bersaing secar a global hendaknya tida k diar tikan sebaga i bersaing secara indi-vidual teta pi secara nasional . Mengembangkan dan memodernkan ba hasa Indonesia di

    masa mendata ng tidak berarti memat ikan baha sa a sing. Yan g sebenarnya har us dicapai

    ada lah membuka cakrawa la pelajar dan m aha siswa terhada p pengeta huan dan t eknologisejak dini tan pa ha rus menunggu fasih berbaha sa a sing. Hal inilah ya ng perlu dipert im-

    ban gkan secara serius sebaga i kebijaka n na siona l. Sebaga i individual, kalau kita inginlebih melebarka n cakraw ala pengetahua n, bah asa asing jelas m erupakan hal ya ng t idak

    dapat dit inggalkan. Masih lan gkanya buku-buku keilmuan berbaha sa I ndonesia dewa saini mengharuskan kita (kalangan busines, akademik, dan i lmiah) menguasai baha sa a sing

    (khususnya baha sa In ggris). J adi , belajar baha sa a sing ha rus merupakan dorongan indi-vidual yang kuat bukan kebijakan nasional.

    Ha l yang perlu dicata t a dalah bah wa seseorang dapat m enguasai bahasa a sing (ter-

    ma suk memba ca buku teks) dengan ba ik kalau dia juga mengua sai baha sa sendiri(Indonesia) dengan baik pula. B aga imana mungkin seseorang da pat belajar ba hasa Inggris

    yang m empunyai struktur yang ba ku dan canggih kalau dia sendiri t idak menguasaibaha sa Indonesia yan g baku (dan sebena rnya juga canggih dan bermart abat ) sebagai

    pemba ndingnya ? Telah disebutka n di muka , ban yak oran g mengeluh dan m erasa sulitbelajar bah asa Inggris tetapi mereka lupa bah wa kesuli tan tersebut sebenar nya disebab-

    kan oleh struktur ba hasa Indonesianya ya ng ma sih belum memada i .

    Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah

    Ka rya t ulis ilmiah a ta u akademik menuntut kecermata n dalam penalar an da n baha sa.Da lam ha l baha sa, karya tulis semacam itu (termasuk laporan peneli t ian) harus

    memenuhi raga m baha sa stan dar (forma l) at au t erpelajar dan bukan bah asa informal

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    8/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 8

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    at au pergaulan . Sugono (1997) memba gi ragam ba ha sa a ta s dasar m edia/sar an a, penutur,dan pokok persoalan. Ata s dasar media, ragam baha sa t erdiri ata s ragam baha sa l isan da n

    tulis. Ata s dasar penutur nya , terdapat bebera pa raga m yait u dialek, terpelajar, resmi, dan

    ta kresmi. Dari segi pokok persoalan, ada berbaga i ragam an ta ra lain i lmu, hukum, niaga,

    jurna listik, dan sast ra.Ra gam ba hasa karya tulis ilmiah/akademik hendaknya mengikuti ragam baha sa yan g

    penuturn ya a dalah t erpelajar dalam bidan g i lmu t ertentu. Raga m bah asa ini mengikutikaidah bahasa ba ku untuk menghindari keta ksaan at au am biguitas makna karena kar ya

    tulis ilmiah tidak terikat oleh wa ktu. Dengan demikian, ra gam ba hasa karya tulis i lmiah

    sedapat-dapatn ya t idak mengan dung baha sa yan g sifatn ya kontekstua l seperti ragambaha sa jurnalistik. Tujuann ya ada lah a gar karya tersebut da pat t etap dipaha mi oleh pem-

    baca yan g tidak berada dalam situasi at au konteks saat karya tersebut diterbitkan .Masalah i lmiah biasanya menyangkut ha l yan g sifat nya a bstrak at au konseptual yang

    suli t dicari alat peraga a ta u ana loginya dengan keadaan n yat a. Un tuk mengungkapkanhal semacam itu, diperlukan struktur ba hasa dan kosa kat a yang canggih. Ciri-ciri baha sa

    keilmuan a dalah kemampuannya un tuk membedakan gaga san at au pengertian yan gmemang berbeda dan strukturnya yang ba ku dan cerma t. Dengan karakt eristik ini, suatu

    gagasan dapat t erungkap dengan cermat t anpa kesalaha n makna bagi penerimanya .

    Suha rsono (2001) menyebutka n bebera pa aspek yan g har us diperha tikan da lam kar yatulis ilmiah berupa penelitia n ya itu:

    • B er ma kn a isin ya

    • J e la s ur aia n nya• B e rk esa t u an yang b ula t

    • S in gka t da n pa da t• Memenuhi ka idah kebahasaan

    • Memenuhi kaidah penulisan dan format karya i lmiah

    • Komunika t if secara ilmiah

    Aspek komunika tif (keefektifa n) hendaknya dicapa i pada tingka t kecanggiha n ya ng

    diharapkan dalam komunikasi ilmiah. Oleh ka rena i tu, karya i lmiah tidak selaya knyamembata si diri untuk menggunakan baha sa (struktur kalimat dan isti lah) popular

    khususnya unt uk komunikasi anta ri lmuwa n. Kar ena ma kna simbol baha sa har us diart i-

    kan at as dasar kaidah baku, karya i lmiah tidak harus mengikuti apa yan g nyata nyadigunaka n at au popular dengan mengorbankan m akna yang seharusnya. B aha sa keil-

    muan tidak selayaknya m engikuti kesalahkaprah an. Da lam kaitan nya dengan ha l ini ,St erling (1979) menegaskan pendekat an pengguna an istilah akun ta nsi sebaga i berikut:

    The danger i n conti nu i ng to use a nonsci enti fi c language i s that we wi ll not evenun derstan d t he questi ons of science, mu ch l ess seek an swer s to those questi ons. If we

    begi n to use the l anguage of sci ence, we may begi n to ask th e r i ght ki nd s of ques- 

    ti ons. Aski ng th e ri ght k i nds of questi ons is a long way of obtai ni ng answers, but i t

    i s a prer equi site.

    Another advan tage of adopti ng t he language of sci ence i s that t he scient i fi c com- 

    muni ty has had a consid erable exper ience i n mak i ng th ei r communi cation m ore pre- 

    cise. T he major contri butor towar d precise communi cati on is th e adoption of

    techn i cal t erms by each sci ent i fi c subspecial ty. We accoun tan ts seem to have a nega- 

    ti ve atti tud e toward techn ical t erms. On th e one hand, thi s attitud e i s wel l founded

    since we need to commun i cate wi th n onaccoun tan ts via our f i nan cial r eports. On the

    other h and , the absence of techni cal terms i nh i bits commun i cation among accoun - 

    tants. The lan guage that w e cur rently use in tr yin g to communi cate wi th each other

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    9/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 9

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    i s most imprecise. It w oul d be wh oll y beneficial i f we adopted techn i cal terms to com- 

    muni cate wi th each other an d th en tr anslated th ose terms in to plain Engli sh w hen

    we communi cate wi th nonaccoun tants  (hlm. 36).

    Pemenuhan kaidah kebaha saan merupakan ciri utama dari baha sa keilmuan. Olehkarena i tu, aspek kebaha saan dalam karya i lmiah sebenar nya a dalah meman faat kan

    kaidah kebaha saan untuk mengungkapkan gaga san secara cerma t. Ka idah inimenyangkut str uktur kalimat, diksi , perangkat peristi lahan , ejaa n, dan ta nda baca.

    Apa yang dikat akan Sterl ing di ata s mengajarkan kepada kita bahw a kita t idak harustakut menciptakan ist i lah baru han ya karena ki ta khaw at i r ma syarakat a kan bingung

    at au tidak tahu. Da lam mencipta kan istilah baru, masyara kat yan g diacu hendaknyaada lah m asyara kat profesional , i lmiah, a ta u a kademik yan g mempunyai kebersediaa n 

    (willingness) dan ketekunan (di l i gence) untuk belajar bukan orang aw am da lam per-

    gaulan umum at au pasar. I tulah sebabnya bada n penyusun sta ndar di Amerika, FinancialAccounti ng Stand ard s Board  (FASB), tidak takut menciptakan istilah baru karena

    mereka menetapkan sta ndar keilmiaha n a ta u profesionalisma minimal masya rakat yangdituju. Ha l ini dinyat aka n FASB sebagai berikut: 8

    Fi nancial reporti ng shoul d pr ovi de i nform ation th at is useful to pr esent and poten- 

    ti al i nvestors and credi tors and other u sers i n m aki ng r ati onal i nvestment, credit,

    and sim i l ar d ecisions. The i nf ormati on shoul d be comprehensi ble to those wh o have

    a r easonabl e un der standi ng of busin ess and economi c acti vi ti es and ar e w i l l i n g t o

    st u dy t he i n f o rm a t i on w i t h r easonab l e d i l i g ence.

    Ka idah kebaha saan Indonesia di perguruan tinggi menjadi masa lah karenakenyat aa n ba hwa sebagian besar buku ilmu pengeta huan dan t eknologi berbaha sa In ggris

    sementa ra proses belajar menggun aka n bah asa I ndonesia. Lebih dari itu, peran dosen

    dalam memaha mkan pengetahua n ma sih sangat dominan sehingga dosen san gat dihara p-kan ma mpu berbaha sa Inggris. J adi , dosen ha rus mampu menyerap pengetahua n dalambaha sa Inggris dan menyampaikannya dalam bah asa In donesia. Fungsi semacam ini akan

    melibat kan penerjemah an dan pembent ukan ist ilah oleh dosen. Masala h ya ng paling pelikada lah pembent ukan isti lah. Saya ngnya, para dosen t idak berusaha sama sekali untuk

    mengemban gkan isti lah baru karena mengira bahw a ba hasa Indonesia t idak cukup kaya

    dan ma mpu. Alih-alih m engapresiasi da n m empelajari penjabar an istilah , mereka lebihsuka menggerutu a ta u ma lah mengolok-olok pengena lan istilah ba ru. Akibatnya, istilahbar u tidak dibaha s di kelas t eta pi disembunyikan . Da lam memba ha s istilah di kelas, dosen

    tidak ha rus selalu setuju dengan isti lah baru t etapi harus mengajukan a lasan a ta upena laran nya. Tugas dosen a dalah menyam paikan gagasa n dengan baik bukan memaksa-

    kan seleranya . Tidak mengenalkan dan membahas isti lah baru sa ma saja dengan

    memasangi kaca ma ta kuda pada ma hasiswa da n menutup perbaikan potensial .Oleh ka rena i tu, dosen perlu memaha mi kaidah ya ng berkaitan dengan pembentukan

    istilah. Pedoman Umum Pembentuk an I sti lah (P UP I) yang d ikeluarkan oleh P usat Ba hasamerupaka n sumber ya ng cukup baik dan mema dai sebagai pedoma n. Wala upun tidak ber-

    kaitan dengan pembentukan isti lah, t an da baca juga merupakan ba gian penting dalampemapar an kar ya i lmiah. P edoman penggunaa n ta nda ba ca dimuat secara lengkap dalam

    Ej aan yang Di sempur nakan  (EYD). Dalam kenyat aa nnya , pedoman ini belum dimanfa at -

    kan sepenuhnya karena kura ngnya a presiasi dan perha tian m asyara kat a kademik danprofesional terhadapnya.

    8FASB (1991), Stat ement of Fin an cial Account ing Concepts No. 1, paragr af 40. Penebala n oleh penulis.

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    10/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 10

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    Level Bahasa

    Maha siswa sering mengeluh bahw a m ereka sukar memah ami suat u buku yang ditulis

    dalam ba hasa Indonesia. Ada berbagai alasan yang da pat menerangkan hal tersebut. Per-tama, buku yang dibacanya membaha s masalah konkret dan sederhana teta pi ditulis

    dengan baha sa ya ng kurang m emadai sehingga suli t dipaha mi apalagi kalau pembacahanya menggunakan s truktur bahasa alamiahnya sehingga pembaca t idak tahu bahwa

    struktur ba hasa dalam buku t ersebut keliru dan menjadi t idak mudah dipaha mi maksud-nya. Kedua, mah asiswa m embaca buku yang memerlukan pemikiran mendalam t etapi

    memba canya seperti membaca berita di koran sehingga pema ha ma n tida k diperoleh.

    Ketiga, ini ya ng justru sering t erjadi, buku tersebut memang ingin mengungkapkansesuatu ya ng kompleks dan konseptual yang memerlukan struktur baha sa da n kosa kat ayang canggih dan ditulis dalam bahasa ya ng sangat memadai dan baku pada t ingkat nya

    tetapi mahasiswa menggunakan s truktur bahasa alamiahnya unt uk memaha mi. Bukudengan tingkat baha sa yang tinggi dibaca dengan kemam puan ba hasa pada t ingkat

    rendah. Buku dengan tingkat baha sa standa r yang tinggi dibaca dengan t ingkat ba hasapergaulan umum. Sa yangn ya, banya k oran g yang menuduh bahw a suat u buku suli t dipa-ham i padah al sebenar nya oran g tidak mempunyai kemam puan baha sa dan daya nalar

    yang m emadai untuk memaha mi. Alih-alih belajar ba hasa , maha siswa menuntut agarbaha sa buku teks “m embumi.”

    Ba hasa memang mempunyai a ras (level) dit injau dari luasnya kosa ka ta khusus (spe- ci al i zed vocabul ar y) dan ra gam ba hasa . Buku bacaan asing (berbaha sa Inggris) sering

    diberi keteranga n mengenai aras at au level baha sa yan g digunakan a ta s dasar kosa kat akhusus dan kekompleksan struktur baha sa. G amba r 1 melukiskan level baha sa ya ng

    digunaka n unt uk menanda i level beberapa bacaan berbaha sa I nggris.

    Gambar 1. Level Bahasa 

    Oxfor d Advanced L earn er ’s D ictionary , 7th Edit i on  memuat daf tar kata yang masuk

    dalam Oxford 3000TM Vocabulary Trainer (hlm. R100-R113). Ka lau d itinjau da ril ingkup pemakaian, da ftar kata ini dapat digunaka n sebagai pengukur level baha sa. Ka laukita sudah t ahu ha mpir semua a rti kata dan penggunaa nnya , berar ti kita sudah berada

    paling tidak pada level 3000-kat a. Akan tet api, kalau kita tidak t ah u lebih dar i 150 kat a

    Level Contoh Penggunaan

    30,000 kata ke atas Buku Shakespeare, fi lsafat

    20,000 kata Sastra tinggi, beberapa buku klasik, filosofi

    10.000 kata Buku teks ilmu sosial

    5,000 kata Buku teks ilmu alam atau pasti

    4,000 kata Majalah popular, koran, bacaan pupular lainnya

    2.000 kata Buku cerita sederhanaan (simplified)

    1000 kata Buku teks dan cerita sekolah dasar  

    500 kata Belanja di swalayan, papan nama, iklan layanan

    masyarakat

    Orang bisu pun dapat bercerita Bahasa simbol atau isyarat

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    11/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 11

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    (5%), kita m ungkin berada pada level di baw ah 3000-kat a. K ita aka n m engalam i ham -bat an untuk memah ami ma teri dengan level bahasa di ata s level yang kita kuasa i .

    Oleh karena itu, kalau maha siswa ingin menikmat i dunia pengetahua n yan g luas dan

    tinggi , mahasiswa har us memperbaiki kemam puan bah asan ya (baik Indonesia maupun

    Inggris). Mahasiswa ha rus mempunyai kemam puan berbaha sa pada t ingkat ya ng mema-dai unt uk mampu menyerap gagasan dan pengetahua n ya ng kompleks dan konseptual .Ba hasa mah asiswa ha rus “melangi t . ”  Maha siswa h arus meningkat kan level baha sanya .Ka lau han ya keterampilan t eknis dan komunikasi umum yan g menjadi tujuan, ba hasa

    alamiah memang sudah cukup. Ga mbar 2 melukiskan ar ti penting penguasaa n bah asa

    (Indonesia dan I nggris) kalau kita ingin berkomunikasi dan belajar dala m dua ba ha sa itusam a ba iknya pada level yan g tinggi. Yan g jelas kita a kan m am pu menjelajahi medan

    pengetahua n asing sepenuhnya kalau kita mempunyai kemampuan baha sa pada levelyang sama dengan ya ng d igunakan dalam bahasa sumber dan sasaran. Persoalannya

    ada lah berapa lama diperlukan untuk m encapai level baha sa In ggris yang tinggi? Ha rus-kah pembelajar In donesia belajar ba ha sa In ggris (dan asing lainn ya) sampai level yan g

    tinggi unt uk menjelajahi medan pengeta hua n ya ng da pat dijelajahi oleh orang a sing? Halini merupakan m asalah ya ng harus dipertimbangan dengan saksama dalam menetapkan

    kebijakan nasional dalam pengemban gan baha sa In donesia yang pada gilirannya mempu-

    nya i implikasi terha dap pengemba nga n ilmu dan t eknologi pada tingka t ya ng tinggi..

    Apakah m aha siswa perlu mampu berbahasa asing (Inggris)? Kalau m aha siswa ingin

    lebih melebarka n cakraw ala pengeta huann ya, bah asa asing jelas merupakan ha l yangtidak dapat ditinggalkan. Masih langkanya buku-buku keilmuan berbahasa Indonesia

    dewa sa ini mengharuskan ma hasiswa menguasai baha sa asing (khususnya ba hasa I ng-gris). Mat a kuliah da n pengeta huan lain di perguruan tinggi (yang bukan ma ta kuliah

    baha sa In ggris teta pi menggunakan buku teks asing), wa laupun membant u, bukan meru-

    pakan sar ana untuk belajar bah asa Inggris. Baha sa In ggris har us dipelajari secara khususdan serius melalui pelajaran dan pelatihan secara khusus. Hal yang perlu dicatat adalah

    bahw a seseorang da pat m enguasai baha sa a sing (termasuk membaca buku teks) denganbaik kalau dia juga mengua sai bah asa sendiri (Indonesia) denga n ba ik pula. In i berlaku

    Gambar 2. Arti Penting Kemampuan Bahasa

    Kekayaan gramatika,

    kosa kata, gaya bahasa,idiom, ekspresi

    Medan cipta, karsa, rasa

    dalam bentuk ilmu penge-

    tahuan, teknologi, dan

    karya seni

     Asing

    (bahasa sumber)

    Yang dapat diungkap

    dengan bahasa sumber 

    Yang dapat ditangkap

    dengan alih bahasa atau

    penguasaan bahasa

    asing

     Alih bahasa

    Penguasaan bahasa

    asing pada tingkat

    yang memadai

    Kekayaan gramatika,

    kosa kata, gaya bahasa,idiom, ekspresi

    Medan cipta, karsa, rasa

    dalam bentuk ilmu penge-

    tahuan, teknologi, dan

    karya seni

    Nasional

    (bahasa sasaran)

    Dapatkah segera

    dikuasai secara efektif

    (100%)

     oleh mahasiswa

    tingkat S1 atau di

    bawahnya tanpa

    hambatan bahasa?

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    12/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 12

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    untuk mereka ya ng selama hidup belum pernah h idup di masya rakat yang berbaha sa Ing-gris secara penuh. B aga imana mungkin seseorang dapat belajar baha sa In ggris yang m em-

    punyai struktur yan g baku dan canggih kalau dia sendiri t idak menguasai baha sa

    Indonesia yan g baku (dan sebenar nya juga canggih) sebagai pemba ndingny a? Banyak

    orang mengeluh dan merasa suli t belajar bah asa Inggris tetapi mereka lupa bahw a kesu-lita n t ersebut sebenar nya disebabkan oleh penguasaa n st ruktur ba hasa Indonesianyasendiri yan g masih belum mema dai.

    Ka lau hanya keterampilan t eknis yan g menjadi tujuan, baha sa alam iah memang

    sudah cukup. Apakah ketidakpedulian kalangan akademik terhadap pengembangan

    baha sa I ndonesia justru disebabkan oleh kenyat aa n bahw a yang dipelajari di perguruantinggi sebenar nya han yalah hal-hal yang sangat teknis (diketahui-hitung-hitungan ) dan

    bukan ha l-ha l yang bersifat konseptua l dan filosofis?9

    Masalah Pembentukan Istilah

    Pembentukan isti lah ya ng konsisten dan berkaidah a kan memudahkan pengart ian ma knaat au gaga san yan g terkandung dalam simbol berupa rangkaian ka ta . Pembentukan isti lah

    yang cermat ini akan sangat terasa manfaa tnya dalam bahasa kei lmuan ya ng men-syar at kan kecerma ta n ekspresi. Acapkali oran g mencipta kan istilah bukan dengan

    penalaran dan kaidah baha sa melainkan dengan perasaan ata u pengalaman saja a ta u bah-

    kan dengan dasa r pendengaran . Isti lah hendaknya t idak diciptakan a ta s dasar telinga saja t etapi yang lebih penting a dalah a ta s dasar apa yang ada di balik telinga.Pembentukan isti lah at as dasa r t elinga dapat saja dilakukan teta pi hasilnya sering t idakmengena a tau bahkan menyesatkan.

    Pengembangan pengeta huan dan ba hasa keilmuan sering menjadi terhamba t karena

    orang mempertaha nkan a pa yang sudah kaprah teta pi secara kaidah dan ma kna baha sa

    keliru sehingga penangkapan dan pemah ama n suat u konsep dalam pengeta huan tertentujuga ikut keliru (wa laupun t idak disadar i).

    Kemajuan baha sa In donesia dewa sa ini sebena rnya cukup menggembirakan dan men-jan jikan. Ka ta -kat a ba ru (yan g mula-mula dian ggap asing) mulai muncul dan bebera pa

    kata menjadi berterima di masyara kat. Semua kat a-kata baru t ersebut t elah dikemban g-kan oleh Pusat B aha sa, ahli baha sa, dan pemakai baha sa yang mempunyai kesadara n

    bahasa a ta s dasar perekayasaa n bahasa (language engi neer i ng) .Perekaya saan baha sa ada lah proses penalara n yan g digunakan da lam pengembangan

    isti lah dan kosa kata . Dengan perekayasaa n t ersebut, bentuk bah asa sedapat-dapatn ya

    mema nfa at kan sa ra na morfologi bah asa Indonesia. Moeliono (1986) menjelaskan ba hw apada a wa l pemakaiann ya seakan-akan kata -kata baru a kan m enjadi lebih asing dari ben-

    tuk asingnya. Akan t etapi , dalam jangka panjang usaha ini akan sangat menunjangpengembangan i lmu pengeta huan dan teknologi karena m emberi sara na untuk m enerus-

    kan gaga san a ta u i lmu pengetahua n kepada mereka yan g belum mengenal baha sa asingsecukupnya. U saha perekaya saan baha sa di bidang keilmuan bertujuan aga r setiap makna

    isti lah, baik yang berupa kata maupun yan g berupa un gkapan, dapat dijaba rkan da ri

    strukturnya . Ha l ini juga aka n mempunyai pengaruh terha dap kelancaran dan ketepat anpenerjemahan antarbahasa.

    Perekaya saan baha sa telah mampu dan berhasil mencipta kan isti lah dan kata baru

    yang s ifa tnya menambah kosa kata dan menambah m edan makna yang dapat d iungkap-

    9Ha l ini pernah penulis kemukakan dalam art ikel “ Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi,” Jur nal Akuntansi & Manaje- 

    men STI E-YKPN , Maret 1991.

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    13/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 13

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    kan dalam ba hasa I ndonesia sehingga suat u pengalaman a ta u gagasan da pat diungkapkandengan simbol kata yang t epat . Kat a-kata baru tersebut ban yak yang sudah berterima

    baik di kalanga n akademik maupun ma syaraka t umum. Misalnya, kata pelatihan  (sebaga i

    padanan t ra in ing ) mulai berterima dan banya k digunakan untuk membedakann ya

    dengan lat ihan  yang m erupakan padana n exer cise . Ka ta pelaporan  mulai diguna kan disamping laporan  untuk membedakan m akna reporting  (sebaga i proses) da n reports  (sebagai h asil proses). Ka ta rerangka  perlu dicipta kan untuk pada nan framework  untukmembedakann ya dengan kerangka  yang digunaka n sebagai padan kata skeleton . Di

    bidang ejaa n, perekaya saan baha sa menganjurkan kata prakt ik  untuk mengganti praktek  

    aga r pembentukan isti lah t urunan (pr akti s, prakti si  dan prakt ikum)  dapat mengikutimorfologi baha sa secara t aa t a sas.

    Keberterimaan beberapa kat a a ta u isti lah bar u dalam masyar akat dewa sa ini menun-jukkan ba hw a m asya ra kat (baik aw am m aupun a kademik/profesiona l) sebena rnya cukup

    lentur dan a daptif dalam menerima gaga san baru. Masyaraka t umum dapat memah amibahwa memenangkan  harus diganti dengan memenangi , membawahi  dengan membawah- 

    kan , dan komodit i dengan komoditas . Oleh kar ena i tu, dalam pengembangan isti lah kitatidak ha rus terbelenggu oleh apa yan g nyat anya digunaka n t etapi selalu berupaya untuk

    menggunakan apa yan g seharusnya digunaka n. Penyimpanga n at au anoma li memang

    selalu ada teta pi penyimpangan hendaknya t idak t erlalu ban yak. Terlalu ban yakpenyimpangan sama saja a rtinya dengan t idak ada ka idah.

    Perangkat Kata Peristilahan

    P UP I mengart ikan perangkat ka ta peristilahan sebagai kumpulan isti lah yang dijaba rkandari bent uk yang sama , baik dengan proses penambah an dan pengurangan ma upun

    dengan proses penuruna n kat a. B erikut ini adalah contoh seperangkat kata peristilahan

    yang diberikan dalam P UP I (butir 1.9):

    absorb  serap

    absorbate  zat terserap, absorbat

    absorbent  (nomina) za t penyera p, absorben

    absorbent  (a djekt iva ) berdaya sera p

    absor ber  penyerap

    absorptivity  kedayaserapan, daya serap

    absortive  absortif

    absorbency  daya serap, absorbensi

    absorbable  terserapkan

    absorbability  keterserapan, absorbabilita s

    absoprtion  penyerapan, absorpsi

    Peran gkat kat a peristi laha n seperti di at as sanga t penting art inya unt uk kepentingan

    ilmiah dan akademik yang menunt ut kecermat an. B aha sa Indonesia sebena rnya m ampu

    dan mempunyai sara na untuk mengembangkan perangkat kata peristi laha n seperti itu.Namun demikian , karena para pakar a ta u ilmuwan a ta u akademisi sering merendahkan

    baha sa In donesia at au tidak bersedia mempelajari kemampuan baha sa I ndonesia yangsebenarnya, perangkat seperti i tu belum sepenuhnya dimanfaa tkan untuk kepentinganilmiah. D engan perangkat peristi lahan semacam itu, pelajar dan mah asiswa yang belum

    fasih berbaha sa Inggris akan ma mpu menjelajahi medan ma kna a ta u dunia abstra k yang

    dapat dibayan gkan oleh penulis buku asing (berba ha sa In ggris). Ha l inilah ya ng menjadiperan baha sa Indonesia dalam mencerdaskan ban gsanya ya ng mempunyai daya sa ing

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    14/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 14

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    secara global . Kamus ba hasa Indonesia juga akan berkembang. P ada gilirannya , pelajardan mah asiswa I ndonesia a kan dengan mudah belajar baha sa a sing (Inggris). Beberapa

    masa lah yan g berkaitan dengan pembentukan isti lah t erutama dengan penyerapan isti lah

    baha sa Inggris diuraikan da lam Lam piran .

    Haruskah Diubah

    Dengan ringkasan sebagian kaidah-kaidah pembentukan isti lah yang diuraikan dalam

    Lam piran , masalah yang t imbul ada lah apakah isti lah yan g sudah telanjur popular ta pisalah kapra h ha rus digant i? U ntuk t ujuan jangka panjan g (kepentingan m asa depan) dan

    untuk kemudahan belajar baha sa a sing, penggant ian merupakan keharusan . Alasan n os-

    ta lgik ata u sentimenta l t idak dapat menjadi basis untuk memperta han kan isti lah ya ngmenyimpang khususnya untuk t ujuan keilmuan at au profesional . Dalam hal ini , orang

    sering mengutip ungka pan Sh akespear e, What’s in a name?  (Apalah a rt i sebuah n am a?).10 

    Apakah kalau bunga ma wa r diberi na ma lain lalu t ia t idak harum. Nam a a ta u isti lahha nya lah sebuah kesepakat an . Yan g penting a dalah objek yan g diberi na ma . Akan t eta pi,dalam dunia akademik dan profesional yang m enuntut kecerma ta n, sentimen a ta u ar gu-

    men semacam itu jelas t idak berlaku karena nam a at au isti lah membawa perilaku.Perilaku, sikap, dan persepsi dapat diuba h menjadi lebih baik at au lebih memenuhi har a-

    pan dengan memberi na ma sesuai dengan makna nya. I t ulah sebabnya , agar sikap

    masya raka t t erhadap pajak berubah, Kan tor Inspeksi Pa jak (KIP ) harus digant i denganKant or Pelayanan Pa jak (KP P ).

    Dengan pena laran yang sama dan dilanda si oleh kemaua n polit ik yang tinggi, peme-rinta h secara menaw an t elah mengubah bait lagu Tuj uh Belas Agustus  dari “Satu tujuhd’ l apan tahun empat l i ma”  menjadi “T uj uh belas Agustus tahun empat l im a”  t anpa

    mengurangi jasa ba ik penggubahnya . Demikian juga, karena pena nam an wa wa san nusan -

    ta ra ba gi bangsa Indonesia, lagu Dari Barat Sampai ke T im ur  har us diubah m enjadi Dar iSabang Sampai M er auke . Dapat dibaya ngkan betapa n gerinya orang-orang India, Sri

    10Ungkapan tersebut t erdapat da lam dra ma Romeo and J uliet sebagai berikut (penebalan oleh penulis):

     J ul. Oh R omeo, Romeo! Wher efore art th ou Romeo? 

    Deny thy fath er and refuse thy n ame; 

    Or, if th ou wi lt not, be but sworn m y love,

    And I’ ll no longer be a Capulet.

    Rom. [Aside]. Shal l I hear m ore, or shall I speak at thi s? 

     J ul. T is but thy nam e that i s my enemy; 

    T hou art t hyself, though not a M ontague.

    What’ s M ontague? it is nor hand , nor foot,

    N or arm , nor face, nor any other par t 

    Belongi ng t o a man . O, be some other nam e! 

    Wha t ’ s i n a nam e?  that w hi ch we call a r ose 

    By an y other name would smell as sweet; 

    So Romeo woul d, were he not Romeo call ’d 

    Retain t hat d ear perfection w hi ch he owes 

    With out that ti tle. Romeo, doff thy name,

    And for th at name, whi ch is no part of thee,

    Tak e all myself.

    Rom. [Aloud]. I t ake at thy word ; Call m e but L ove, and I ’l l be new babtiz’d; 

    H enceforth I never wi ll be Romeo.

    Bait-bait di atas dikutip seperti apa adanya dari A. J. J. Ratcliff (editor), Shakespear e’s Romeo and J ul i et  (London:

    Thomas Nelson & Sons, Ltd., ta npa ta hun), hlm. 52-53.

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    15/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 15

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    Lan gka, Pa kistan , Pa pua Nugini , Malaysia, dan Austral ia mendengar lagu tersebut dinya-nyikan a na k-ana k dan pelajar Indonesia bila syair asl inya t idak diubah. Masih ada satu

    lagu yang perlu diperbaiki salah satu baitnya yaitu lagu perjuanga n Sepasang M ata Bol a .

    Ba it yang berbunyi “l indu ngi daku pahlawan d a r i p a d a si angkara mu rka”  harus

    diubah m enjadi “l ind ungi daku pahlawan d a r i p a r a   angkara mur ka.” Bila t idak diubah,ana k-ana k at au pelajar yan g menyajikan lagu t ersebut a kan m empunyai kesan yangkeliru t entan g si tuasi perjuanga n pada wa ktu i tu.

    Tugas Siapa

    Seandainya a da keyakinan bahw a baha sa Indonesia ha rus dit ingkat kan dan dimodernkan

    sehingga mempunyai keman ta pan dan kebermanfaa ta n yang setingkat dengan baha sayang sudah modern dan maju, siapakah ya ng paling berta nggung jaw ab un tuk i tu? Tentu

    saja t ugas pengembangan t idak seluruhnya ada di pundak P usat (Pengemban gan) Ba hasa

    ata u para ahl i bahasa. Semua yang t erlibat dalam penggunaa n baha sa mempunyai kewa -jiban unt uk itu. P erguruan tinggi sebena rnya merupakan suatu a gen pengemban gan(agent of devel opment)  dan a gen perubaha n (agent of changes)  yan g sangat strat egik. Oleh

    karena itu, para par tisipan (khususnya dosen dan ma ha siswa) dalam proses pendidikan diperguruan tinggi tentunya har us ikut m endukung pengembangan tersebut. P erguruan

    tinggi t idak harus tunduk pada a pa yang nyat anya dipraktikkan teta pi har us dapat

    mempengaruhi selera penggunaa n baha sa oleh masyaraka t. Masalahn ya ada lah apakahsekara ng ini para partisipan mempunyai kesadara n dan perha tian (awareness  dan con- cern)  mengenai ha l ini?

    Kemampuan berbaha sa dan menggunakan ba hasa sebagai alat ekspresi buah pikiranbukan merupakan bakat a lam (gif ted)  melainka n keteram pilan ya ng ha rus dipelajari

    dengan penuh kesadar an . Sayangnya banya k di an ta ra kita yang sudah merasa dapat ber-

    baha sa (bahasa Indonesia khususnya) bukan karena mempelajarinya secara sada r a kantet api memperolehnya secara a lamia h (secar a MSMD ). Bila kita ingin mencapai dan

    menikmat i pikiran-pikiran dan ga gasan-gagasan i lmiah, maka baha sa yang kita kuasaisecara a lamiah ha rus kita t ingkatka n menjadi bahasa i lmiah.

    Un tuk percakapan da n penulisan sehar i-hari dalam pergaulan umum, baha sa yan gdiperoleh secara a lamia h meman g cukup tet api tingkat kecanggiha n bah asa t ersebut sebe-

    narnya ada pada t ingkat yang pal ing baw ah. Cir i umum baha sa t ersebut adalah s trukturbaha sa ya ng sederhana (sering t idak lengkap dan m engandung salah ka prah) dan kosa

    kata yang sanga t terbat as. Ba hasa t ersebut cukup untuk saran a komunikasi umum dalam

    kehidupan um um sehar i-hari . Akan t etapi, bahasa a wa m at au a lamiah tidak ma mpu dankurang memada i untuk mengungkapkan ha l-hal yan g bersifat i lmiah dan abstra k ata u

    konseptua l . Unt uk mengungkapkan ha l ini diperlukan struktur ba hasa dan kosa kat ayan g lebih canggih. Ciri-ciri baha sa keilmuan a dala h kema mpuan nya un tuk membedakan

    gagasan at au pengertian yang meman g berbeda dan st rukturnya ya ng baku dan cerma t.Dengan kara kteristik ini , suat u gagasa n da pat t erekspresi dengan cerma t t an pa kesala-

    han makna bagi penerimanya (untuk ma salah i lmiah).

    Simpulan

    Ba hasa da pat mempunyai dampak yang luas dalam penyebara n ma upun pemah ama n i lmupengetahua n da n t eknologi. Ba ha sa Indonesia sedang bersaing dengan baha sa a sing

    dalam menemukan ciri khasnya. S ikap sinis dan apriori terha dap pengembangan baha sa

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    16/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 16

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    merupakan salah sat u faktor yang menghamba t pengembangan i tu sendiri . Baha sa Indo-nesia ta mpaknya masih dipanda ng sebagai baha sa poli t is ata u sebagai simbol persat uan

    tetapi belum dikembangkan menjadi sarana komunikasi untuk pengungkapan informasi

    yan g kompleks dalam bidang keilmuan . Ata s dasar st ruktur da n morfologi bah asa Indone-

    sia ya ng sekara ng t ersedia, baha sa In donesia sebenarnya mempunyai potensi yang besaruntuk dikembangkan menjadi baha sa ya ng ma ju dan canggih sebagai baha sa keilmuansehingga para pelajar dapat menikmat i karya-karya sastra , i lmu pengeta huan, danteknologi yang t inggi ta npa ha rus menunggu kefasihan berbaha sa a sing. Pa da gil iran nya,

    kefasihan berbahasa Indonesia akan sa ngat membant u proses dan pemah ama n dalam

    belajar ba ha sa a sing itu sendiri.Pembentukan isti lah ya ng konsisten dan berkaidah aka n memudahkan pengart ian

    makna at au gagasa n yang terkandung dalam simbol berupa ra ngkaian kata . Pemben-tukan is t ilah yang cermat ini akan sangat terasa manfaa tnya dalam bahasa kei lmuan

    yang m ensyarat kan kecermata n ekspresi. Pengembangan pengeta huan dan baha sa seringmenjadi terhambat karena orang memperta han kan apa ya ng sudah kaprah teta pi secara

    kaidah dan makna baha sa keliru sehingga penan gkapan dan pemah ama n suat u konsepdala m pengeta hua n juga ikut keliru (wa laupun tidak disadar i). Istilah memba w a perilaku.

    Oleh karena itu, istilah ya ng keliru dapa t menga kibatka n perilaku yang keliru pula dan

    kalau perilaku yang keliru t ersebut diprakt ikkan ta npa sa dar dalam suatu profesi makaprofesi sebenar nya telah melakukan ma lpra ktik/ma laprakt ik (malpractice).

    Perguruan tinggi merupakan pusat pengembangan i lmu sehingga perguruan tinggitidak dapat melepaskan diri dari fungsinya sebagai pengembang bahasa Indonesia. Pergu-

    ruan t inggi t idak harus tunduk pada a pa yang nyat anya dipraktikkan t etapi har us dapatmempengaruhi selera penggunaa n ba hasa oleh masyar akat . Ka lau perguruan tinggi

    hanya mengajarkan apa yang nya tanya d iprakt ikkan dalam ma syarakat ma ka hi langlahfungsi perguruan tinggi sebaga i agen pengembanga n dan perubah an (kemajuan). Pergu-

    rua n tinggi ha nya berfungsi tida k lebih dar i sebuah kursus keteram pilan. Da lam ha l peng-

    gunaan baha sa, memang dapat d i ter ima pandangan yang menyatakan bah wa the publi c

    has the fi nal taste . Akan teta pi, selera m asyara kat dapat diarahka n m enuju ke selerabaha sa ya ng t inggi kalau al terna ti f-al ternat i f yang berselera t inggi dita wa rkan kepada

    mereka. Apa ya ng diungka pkan oleh Moeliono (1989) berikut da pat menjadi landa san kitadalam bersikap terhadap pengembangan baha sa.

    The lan guage planners—and we mean not onl y the exper ts but al so the member s of

    other social gr oups—wh o wi sh to see the In donesian l angu age become more refi ned,

    mor e fl exi ble, mor e accur ate and capable of ser vi ng i ts speaker s in al l of i ts pur poses,

    should wh olehear tedl y tr y to gui de the di r ection of th e publ i c's taste by setti ng th e

    exampl e that is sensiti ve to the lan guage's un if ormi ty as well as its mul ti vari ous- 

    ness.

    I f we wan t to expand the vocabul ar y and devel op vari ous styl es, the problem that

    ar i ses i s wh ether t he I ndonesian l angu age has enough means to make thi s modern - 

    i zation possible? To an swer th i s question i ts speaker s mu st exer cise their creati ve

    power ; they should not tr y to escape fr om di ffi cult i es and ther eby abandon th ei r

    i ngr ai ned tend ency to sti ck to an accepted usage (hlm. 68-69).

    G agasa n Moeliono di atas memberi isyara t ba hw a kalau ada isti lah yang salah t etapikapra h, tuga s dunia pendidikan dan profesilah unt uk memberi alterna tif yan g lebih baik

    dan valid sehingga lambat laun kesalahkapraha n at au kerancuan dapat dihilangkan .G aga san-gagasan dan a lternat i f-al terna ti f baru (terma suk isti lah) har us dita wa rkan

    kepada ma hasiswa dan bukan ma lahan diisolasi, disembunyikan, a ta u dihindarka n da ri

    mah asiswa . Dalam kenyat aa nnya , sikap yang diambil dalam pengajara n di perguruan

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    17/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 17

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    t inggi acapkali justru memant apkan kesalahkapra han dengan dalih a gar ma hasiswa tidakbingung dala m prakt ik. B erkaita n dengan sikap ini, Ha ll dan Ca nn on (1975) menga jukan

    perta nyaa n mendasar sebagai berikut:

    Shoul d a u ni ver sity cour se be devi sed t o hel p a student fi t i nt o soci ety or to encour- 

    age a stud ent to chan ge soci ety? (hlm. 25)

    Menurut pendapat penulis, pengajaran di perguruan tinggi harus dapat mengubahprakt ik at au kehidupan m enjadi lebih baik. J ustru da lam ha l inilah perguruan t inggi

    har us berbeda dengan lembaga kursus dan pelatihan . P eran badan aut orita ti f , profesional ,dan pendidikan sa ngat besar dalam pengembanga n ba hasa Indonesia khususnya isti lah

    yan g tepat unt uk pengemban gan ilmu. Dunia profesi dan pendidikan tida k perlu merasa

    ma lu untuk merevisi kesalah an ya ng mempunya i akibat fat al. Sikap profesiona l danintelektua l sehar usnya lebih ba nyak ditunt un oleh r asa bersalah (gui lt y feel i ng)  daripada

    oleh rasa malu (asham e feel i ng)  at au oleh tujuan unt uk menutupi rasa ma lu.

    Pembentukan isti lah unt uk tujuan keilmuan at au profesional hendaknya t idakdidasar kan pada t elinga saja t etapi juga pada a pa yang a da di balik telinga. J uga, harusdijauhkan a rgumen “ya ng penting tahu maksudnya” untuk mempertaha nkan isti lah yan g

    salah . Nam un, semua itu ha nya ga gasa n. Siapa peduli? Lebih menggigit lagi, siapaberani?!

    Daftar Bacaan:

    Departemen P endidikan dan Kebudayaa n. Kamu s Besar B ahasa I ndonesia  (Ja karta : Ba lai Pusta ka, 1988).

    __________. Tata Bah asa Baku Bahasa In donesia  (Ja karta: Perum Ba lai Pusta ka, 1988).

    Finan cial Accounting S ta ndar ds Boa rd (FASB ), Statement of F in ancial Accounti ng Concepts (Homewood, IL :

    Ir win , 1991).

    Ha ll, William C. da n Robert C anon. Uni versity Teachi ng (Adelaide: ACUE, 1975).

    Ikata n Akuntan Indonesia. Standar A kun tansi Keuangan, per Apr i l 2002 (Ja kart a: Sa lemba E mpat, 2002).

    Kridalaksana, Ha rimurti . Pembentuk an Kata dalam Bahasa I ndonesia  (J aka rta : P T G ram edia, 1989).

    Mansoor, Sofia dan Niksolihin. “ Konta k Pemba ca: Soalnya , Malas Membuka Kamus” dalam Tempo  (2 Mei

    1992).

    Moeliono, Anton M. “ Beberapa Aspek Masalah P enerjemaha n ke Ba hasa Indonesia,” dalam Kembar a Bah asa:

    Kumpul an Kar angan Ter sebar  (J aka rta : P T G ram edia, 1989).

    Moeliono, Anton M. “ Sikap Bertaat Asas dan Kelentukan B aha sa” dalam Santun B ahasa  ( Jakar ta : P T Grame-

    dia , 1986).

    Moeliono, Anton M. “ Term an d Terminological La nguage,” dalam Kembara Bahasa: Kumpulan Karangan

    Ter sebar  (J aka rta P T G ram edia, 1989).

    Poedjosoedar mo, S oepomo. Fi lsafat Bahasa (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2001).

    Soedjito. Kosa K ata Bahasa In donesia: B uku Pelengkap Mata Pelaj aran Bahasa dan Sastra I ndonesia u ntuk

    SM A  (J akarta : PT Gramedia Pusta ka Ut ama , 1992).St erling, Robert R. Towar d a Science of Accounti ng  (Houst on, TX: S cholars B ook Co., 1979).

    Sugono, Dendy. Berbahasa In donesia Dengan B enar  (Ja karta : P uspa S war a, 1997).

    Suharsono. “B ahan Kuliah Baha sa Indonesia.” Hand-out . Fakultas I lmu Budaya , Universi tas G adjah Ma da,

    Yogyaka rt a, 2001.

    Suriasuma ntr i, J ujun S. “H akikat D asa r Keilmuan ,” da lam M. Thoyibi (editor), Fi lsafat I lm u dan Perk em- 

    bangannya  (Sura kart a: Muha mma diyah U niversity P ress, 1999).

    Suw ardjono. “ Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi,” Jur nal Akuntansi & M anajemen STIE -YKPN  (Maret

    1991a).

    Suwardjono. “Aspek Kebahasaan Dalam Pengembangan Akuntansi di Indonesia,” Jurnal Akuntansi & Mana- 

     j emen ST I E -YK PN  (November 1991b).

    Sylado, Remy. “P usat Pembinaa n Baha sa Apa Pusat Pembinasaan B ahasa ,” Jakarta, Jakarta  No. 173 (Okto-

    ber 1989), hlm. 84-85.!

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    18/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 18

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    LAMPIRAN

    Kata Peristilahan Lain

    Selain yan g dikutip dalam subbaha san K at a P eristi laha n dalam maka lah ini , berikut iniada lah seperan gkat kat a peristi laha n lain yang sudah dimuat da lam KB BI ya ng belumbanya k diman faat kan dengan baik ata u secara penuh. Contoh ini menunjukkan bahw a

    baha sa In donesia sebenar nya cukup kaya da n m ampu unt uk menjadi baha sa keilmuanyang andal .

    vary (verba ) berva ria si

    variable  variabel

    var iate  variat

    variat ion  variasi

    variety  varietas

    var iant  varian

    variance  variansi

    Walaupun ma sih ha rus disempurnaka n, P U P I merupakan pedoman yang cukup

    an dal untuk menciptakan isti lah baru unt uk tujuan keilmuan. Dengan pemaha mankaidah ini dan pemanfaa ta n sara na kebahasa an I ndonesia lainnya, dapat dibentuk per-

    angkat kata peristilahan berikut ini :

    compare  banding, membandingkan

    comparable  terbandingkan

    comparison  pembandingan

    comparative  perban dingan, berpembanding, kompara tif

    comparabil i ty  keterbandingan

    economic  ekonomik

    economy  ekonomi

    economics  ekonomika

    economical  ekonomis

    economist  ekonomikawan

    statistic  sta tistik (kumpulan dat a)

    statistics  sta tistika (bidang ilmu)

    statistical  stat ist is

    statistician  stat ist ikawan

    Ha l di at as paling t idak menunjukkan bahw a ba hasa Indonesia cukup kaya danmam pu untuk menjadi bahasa ba ku yang berma rta bat . Da lam bidang akunt ansi misal-

    nya, ba nyak peran gkat kat a peristi laha n ya ng dapat disusun sebagai serapan at au t erje-mah an isti lah asing. Di bawa h ini adalah beberapa contoh.

    inventory  sediaan

    inventoriable  tersediaankan

    inventoriabil i ty  ketersediaa nan , ketersediaa nkana n11

    11Walaupun diturunkan dar i kata “ tersediaankan,” gugus “kan” dapat dihilangkan untuk membentuk isti lah yang lebih

    pendek tanpa mengurangi makna. Kedua istilah ini dapat dianggap sinonimus. Demikian juga, alih-alih keterandal-

    kanan dan keterhabiskana n, is ti lah keterandalan dan keterhabisan dapat digunakan karena lebih pendek.

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    19/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 19

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    understandable  terpahami

    understandabil i ty  keterpahamian, keterpahaman

    understanding  pemahaman

    acceptable a t au accepted  berterima

    acceptability  keberterimaanapplicable  terterap

    applicabil i ty  keterterapan

    application  penerapan

    Kaidah Penting Lainnya

    Dewa sa ini masih banyak kerancuan dan inkonsistensi dalam penentua n padan kata ist i-

    lah yan g berasal dari baha sa Inggris. Hal t ersebut disebabkan oleh t idak digunakan nyakaidah pembentukan isti lah dan tidak dipahaminya perangkat kat a peristilahan ya ngdibaha s di at as. Ist i lah sering dicipta kan at as dasar kebiasaa n at au perasa an a ta u

    keenakan bunyi di tel inga a ta u bahkan ketidakta huan serta keta kpedulian terha dapkaidah baha sa sederha na yang sebena rnya tersedia untuk diacu. Saya ngnya di Indonesia,kata yang sa lah ban yak yan g menjadi popular dan kemudian dianggap bena r seperti kata

    rebonding  yang sehar usnya rebounding . Demikian juga, kat a photo copy  sudah begituterkena lnya di mat a ma syaraka t padaha l seharusnya ditulis photocopy  (serangkai). Lebih

    parah lagi , makna fu l l y-pressed body  ditulis secar a sa lah m enjadi fu l l pr essed body ; ful lyair -condi ti oned r oom  ditulis ful l air -condi ti on room   a t au ful l AC room . Lebih mempri-

    hat inkan lagi, photo copy  ya ng sa lah kapra h kemudian diserap secara an arkis menjadiphot o kopy, phot o copi, fot o kopy, fot o kopi, fotokopy, phot o kopi, foto copy, fot o copi, da n

    bahkan fotho kopi (l ihat papan na ma toko at au papan iklan usaha ini).

    Ba nyak isti lah ya ng sebenarnya dapat dengan m udah dibentuk bila kaidah ya ng telah

    tersedia diikuti dengan saksama. Kesaksamaa n da lam menentukan isti lah juga a kanmenentukan ketepat an makna yang melekat pada isti lah yan g bersangkuta n. Berikut inidibaha s beberapa kaidah yan g dapat dijadikan a cuan dalam pembentukan isti lah at asdasar P U P I dan beberapa sumber lain yan g relevan. B eberapa kaidah telah dibaha s dalam

    Suw ar djono (1991) yang m enguraikan pedoman pembent ukan istilah-istilah dala m litera-

    tur a kuntan si, mana jemen, dan ekonomika. Ka idah ya ng sama dapat diterapkan dalambidang ilmu lainn ya. Wala upun demikian , bidang ilmu t ertent u seperti biologi, kimia, dan

    kedokteran m empunyai konvensi khusus dalam pengembangan isti lah at au t at a n ama(nomenklatur).

    Kaidah Diterangkan Menerangkan (DM)

    Ba hasa Indonesia mengikuti kaidah D M untuk pembentukan isti lah yang t erdiri ata sran gkaian kata . Kaidah ini masih sering dilanggar da lam penerjemahan isti lah baha sa

    Inggris yang menganut kaidah MD. Kaidah D M tidak berlaku untuk gugus kata berupaproleksem.12 P erhat ikan beberapa contoh di baw ah ini.

    asset m anagement  man ajemen a set

    cont act l ens  lensa konta k

    r eal estat e   estat real (bukan  real esta t)

    r eal asset aset real

    12P roleksem a dalah gugus kata yang m empunyai a rti t etapi tidak dapat berdiri sendiri . Lihat contoh beberapa proleksem

    dalam lampiran.

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    20/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 20

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    test stati stic  stat istik tes (bukan  tes stat istik)

    stati stical test  tes sta tistis

    descri pti ve stati stics  statistik deskriptif (bukan  deskriptif statistik)

    standard devi ation  deviasi sta ndar (bukan  stan dar deviasi)

    female accoun tan t  akuntan wani tacer ti fi ed publi c account ant  akunt an publik bersertif ikat13

    femal e graduate  sarjana w anita (bukan  wani ta sarjana)

    male manager  man ager pria

    total assets  aset tota l (bukan tota l aset)

    other assets  a set lain ny a/lain -lain

    mi scel l aneous expenses  biaya ma cam-macam

    Penyerapan Istilah Asing

    Penyerapan isti lah asing merupakan salah sa tu a l tenati f dalam pembent ukan isti lah.

    P UP I menegaskan bahwa demi kemudahan pengali han antarbahasa  dan keper l uan masa

    depan , pembentuka n istilah melalui penyerapan istilah asing dapa t dilakukan jika istilahserapan ya ng dipilih memenuhi satu syar at at au lebih berikut ini:

    a . lebih cocok karena konotasinya

    b. lebih singkat jika dibandingkan dengan t erjemaha n Indonesianya

    c. dapat mempermudah t ercapainya kesepakat an jika isti lah Indonesia terlalubanya k sinonimnya.14

    Selanjutnya P UP I memberi petunjuk bahw a isti lah yang diambil dari baha sa a singdapat berupa bentuk dasar at au t urunan . Bent uk tunggal (singular) lebih dian jurkan kec-uali kalau kont eksnya cenderung pada bentuk jam ak (plural). Pemilihan bentuk t ersebut

    bergant ung pada (1) konteks situasi dan ikat an ka limat , (2) kemudaha n belajar ba ha sa,

    dan (3) kepra ktisan .

    Asas Bunyi atau Asas Eja?

    Masalah ya ng banya k dijumpai dalam penulisan a kademik adalah penyerapan huruf “ g”kata baha sa Inggris ke dalam ba hasa Indonesia. Apakah kata serapan teta p menggunakan

    “ g” a ta u menggant inya dengan huruf “ j. ” P UP I sebenarnya menggar iskan bahwa demikeseraga man , sumber rujukan yan g diuta maka n ada lah i st i lah I nggr i s  yang pemaka ian-

    nya sudah interna sional , yakni yang paling dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya .Penulisan isti lah i tu sedapat -dapatn ya dilakukan dengan mengutamakan ejaann ya dalam

    bahasa sum ber t anpa mengabai kan segi l afal .

    Menurut pendapat penulis, akan lebih menguntungkan untuk kepentingan jangkapanjan g bila kita menggunakan asas eja da ripada asas bunyi. Alasannya ada lah kemuda-han dalam penerjemaha n da ri baha sa In donesia ke Inggris. Hal ini berlaku untuk kat a

    baha sa Inggris yang mengandung hur uf g yang diucapkan “ j” secara fonetis dalam kam us.

    Alasannya ada lah aga r kat a bentukan konsisten dengan isti lah Indonesia yang sudahada .15 

    13Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerjemahkan kata tersebut menjadi bersertifikat akuntan publik (BAP). Ini

    jelas dan nyata merupakan penyimpangan kaidah sehingga makna asli berubah atau bergeser. Yang jelas, blue round

    table  (meja bundar biru) berbeda ma knanya dengan roun d blue table  (meja biru bundar) dan keduanya jelas sangat ber-

    beda maknanya dengan biru meja bundar ata u bundar meja biru. Sekarang, IAI menggunakan isti lah aslinya ya itu cer - 

    ti fied publi c account ants In donesia.14Lihat kriteria tam bahan dalam PU P I edisi baru (2007) butir 2.4.2.1.

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    21/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 21

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    Asas bunyi terlalu subjektif sehingga aka n ban yak t imbul inkonsistensi ant ar kat abentukan. Berikut ini adalah beberapa contoh penyerapan yang penulis anjurkan.

    energy  energi

    gender  gendergeography  geografi

    logics  logika

    logical  logis

    manager  manager bukan man ajer (merupakan a nomali)

    marg in  margin

    merger  merger

    psychology  psikologi

    strategic  strategik

    strategical  strategis

    Walaupun ditulis dengan huruf “ g,” huruf tersebut dalam suatu ka ta teta p dapat diu-

    capkan sebagaima na aslinya. Walaupun tulisann ya “ merger,” kata ini dapat teta p diucap-kan “ merjer.” J adi , yan g harus konsisten adalah ejaa nnya bukan bunyinya a ta u

    phonetic nya. Ha l yang harus d icata t adalah bahw a penurunan is t ilah baru hendaknya

    tidak didasarkan pada an omali at au a na logi at as dasar bentuk yang salah. Misalnya, fried

    chicken  t elah salah ka prah diterjemahkan menjadi ayam goreng (mestinya ayamgorengan). Anoma li ini tidak dapat dijadikan da sar un tuk menerjema hkan auditedfi nan ci al statm ent , consol i dat ed r eport, stol en money, d an smugg led goods menjadi st at e-men keuanga n audit , laporan konsolidasi, uang curi, dan ba ra ng selundup.

    Yan g masih menjadi masalah a dalah menyerapan kat a ba hasa Inggris yang mengan -dung ch  misalnya anar chy, char acter, voucher, machi ne, dan check  a t au mengandung c  

    seperti cereal , centr al , percent , code,  dan coupon . Apakah unt uk kata -kata tersebutdigunaka n a sas bunyi ata u asas eja. B ila ist i lah asl i akan diserap dalam bah asa Indonesia,

    asas eja t etap digunakan teta pi yang dianut adalah ejaa n fonetiknya. D engan dasa r ini

    kata -kata tersebut da n cont oh lainnya dapat diserap sebagai berikut:

    anarchy  anarki

    character  karakter

    voucher  vucer

    machine  mesin (ini a nomali)

    mechanical  mekanis

    check  cek

    cer eal  sereal

    central  sentral

    discount  diskun

    percent  persencode  koda

    coupon  kupon

    theoretis  teoretis

    15Kecuali kata  jenderal dan manajemen yang merupakan anomali ata u penyimpangan dalam penyerapan kat a general  

    dan management . Bila perlu, istilah manajemen masih dapat diluruskan penulisannya menjadi managemen. Penye-

    suaian ejaan ya ng lain (termasuk penyesuaian imbuh an a sing) dibaha s cukup rinci dalam P UP I. Asas eja juga berlaku

    untuk penyerapan kata yang mengandung huruf j  seperti object, subj ect, project, da n pr ojection yang h arus diserap men-

    jadi objek, subjek, projek, da n projeksi.

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    22/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 22

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    Metode atau metoda?

    Perta nyaa n ya ng sama dapat diajukan ya itu periode ata u perioda dan kode atau koda.

    KB B I meman g masih menulis metode sementa ra i tu banya k karya i lmiah yang cenderung

    menggunakan metoda. Da lam jan gka panjan g, penyerapan ka ta baha sa Inggris tertent udengan menambah a khiran a  lebih mengunt ungkan da n lebih alamiah dari sudut pan-dang ucapan orang In donesia. B eberapa isti lah ya ng sudah mengikuti kaidah ini adalahhibrida (hybrid) , katoda (cathode) , anoda (anode) , kurva (curve) , f rasa (phrase) , marka

    (mark) , sinusoida (sinusoid) , bromida (bromide) , kolega (colleague) , aksioma (axiom), glu-

    kosa (glucose) , verba (ver b) , pestisida (pesticide) , piramida (pyramid) , klona (clone) , lensa

    (lens) , dan Roma (Rome) .

    Pembentukan kat a semacam itu juga memudahkan unt uk membentuk kat a tur unanmisalnya, “ pengkodaan ” lebih mudah diucapkan dar ipada “ pengkodean” untuk padan

    kata coding. Demikian juga, “ pengkurvaan” dan “ pengklonaan ”  (cl oni ng)  lebih nat uralat au luwes diucapkan dar ipada “ pengkurvean” dan “ pengklonean.”

     J adwal atau jadual?

    Penulisan kata jadw al merupakan penulisan at as da sar ejaa n etimologis karena kata jad-wa l berasa l dari baha sa Arab yang ditulis dengan huruf hijaiyah j dw l . J adi , huruf w  meru-

    pakan bagian dari kat a tersebut seperti kata serapan lainnya yaitu ta qw a, fatw a, ihwal ,dan a swa d. Kat a-kata ini jelas t idak dapat ditulis menjadi ta qua, fa tua , ihual , dan a suad.

    Konon, kat a jadual t imbul lanta ran orang mengana logi perubaha n kwa litet , kwinta l , dankwan tita s menjadi kualita s, kuintal , dan kuan ti ta s. Perubahan ini dimaksudkan unt uk

    menyesuaikan ejaa n dengan m engutama kan ba hasa Inggris sebaga i sumber. J adi ,penulisan jadwal menjadi jadual merupakan analogi yang berlebihan atau kebablasan .

    Bila a nalogi i tu diikuti , jan gan-janga n a kan mun cul beberapa ka ta at au n ama seperti

    bahua , sisua, dakua, suasta, a ruah, Anuar, Riduan, da n B asuedan.

    Empirik atau empiris?

    Masalah ya ng sama diajukan unt uk periodik at au periodis. P U P I menggariskan bahw a

    kata (Inggris) berakhiran -ical untuk membentuk kata s ifa t ya ng bermakna “ secara” a ta u

    “ bersifat” yang dikan dung kata pan gkalnya misalnya econom i cal , practi cal , physi cal , sym- metri cal, empi r i cal, stati sti cal, da n cycl i cal disera p secar a umum menjadi ekonomis, prak-

    tis, fisis, simetris, empiris, stat istis, dan siklis. Ka ta bah asa Inggr is berakhira n -i c  yangdapat berdiri sendiri sebaga i kat a sifat seperti economi c, per i odi c, dynami c, da n academ i cdisera p secar a umum menjadi ekonomik, periodik, dina mik, dan aka demik. Ekonomik

    ar tinya secar a ilmu ekonomika sedangka n ekonomis berart i hema t. J adi, sebaga i pedomanumum, bila ist i lah a slinya berakhiran -i c serapan nya menjadi -ik. B ila istilah a sli ber-

    akhiran -ical dan da pat dibent uk menjadi kata keteran gan (adverb)  dengan menam bah -lyserapannya adalah kata berakhiran -i s. Un tuk menyerap isti lah ba hasa Inggris semacam

    ini, yan g penting dipertimban gkan a dalah bentuk a sli baha sa In ggrisnya.

    Penerjemahan atau Penyerapan Bentuk Ge r u nd 

    Bentuk gerund  adalah bentuk kata ba hasa I nggris berakhiran “ - ing ” yang dimaksudkanuntuk menomina kan verba aga r dapat menjadi kata yang da pat berdiri sendiri at au men-

    jadi subjek dalam kalimat . Ba hasa Indonesia t idak mengenal akhiran “ i ng ” sehingga t idak

    selayaknya gugus kat a tersebut digunakan dalam membent uk isti lah. Dengan memben-

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    23/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 23

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    tuk gerund , kata ba hasa Inggris mempunyai ma kna melakukan a ta u mengerjakan .

    Gerund  juga digunaka n dengan ma kna ha l-hal yan g berkaita n dengan at au pengetahua n

    tenta ng sesuatu. Bentuk “ pe-an ” at au “ per-an” merupakan pada n bentuk gerund tersebut

    seperti ditunjukkan da lam beberapa cont oh berikut ini.16

    aud i t ing  pengauditan

    banking  perbankan

    budgeting  penganggaran

    catering  pengkateran

    costing  pengkosan

    f inancing  pendanaan

    forecasting  pemrakira an /pera ma lan

    franchising  pewaralabaan

    leasing  penyewagunaan

    marketing  pemasaran

    planning  perencanaan

    Bent uk seperti a kting, katering, dan auditing (karena ka ta  audi t  telah diserap men-jadi audit dalam baha sa In donesia) merupakan penyimpangan kaidah di ata s. Bila

    imbuhan “-ing”  digunaka n unt uk membentuk adjektiva at au pewa ta s (modifier) , kaidah

    di ata s t idak berlaku. Pada n kat a unt uk kat a-kata ini bergantung pada konteks. Adabeberapa makna kat a berakhiran “ - ing ” yang berfungsi sebagai pewa ta s.

    a . B i la pewata s ter sebut bermakna “ ber fungsi sebaga i” a t au “ pelaku, ” padan ka ta Indo-nesian ya a dalah ka ta berawa lan “ pe-” seperti contoh berikut.

    adj ustin g entr i es  aya t jurnal penyesuai

    closi ng ent r i es  aya t jurna l penutupdecid i ng factor s  faktor-faktor penentu

    foundi ng father  ba pak pendiri/perint is

    in terveni ng variable  var iabel penyela

    magni fying glass  kaca pembesar

    moderati ng vari able  variabel pemoderasi

    ru l i ng body  ba da n peneta p/pengua sa

    supporti ng evi dence  bukti pendukung

    b . B i la pewata s ter sebut bermakna “ bers if a t ” a t au “ beker ja secara” a t au “ sedang

    mengalami,” ma ka pada n kata In donesian ya adalah verba beraw alan “ ber” seperticont oh berikut.

    competi ng mar ket  pasar bersaing

    contin ui ng edu cation  pendidikan berlanjut

    consenti ng adul t  dewasa bersepakat

    devel oping count r y  negara berkembang

    movin g average  rat a-rat a bergerak

    part icipating divi dend  dividen berpar tisipasi

    ru nni ng balance  saldo berjala n

    16Bentuk “ pe-an,” “ per-an,” “ pem-an,” dan “ pel-an” merupakan varian a kibat proses yang disebut dengan a lomorf .

  • 8/15/2019 PeranMartabatBI

    24/35

    Peran dan Martabat bahasa Indonesia 24

    S uwa rdjono 2008 Kong res IX Ba ha sa Indones ia

    c. B i la pewat as te r sebut bermakna “ d igunakan untuk” a t au “ yang dapa t a t a u mampu,”maka padan kat a In donesian ya a dalah kat a pangkalnya seperti contoh berikut.

    board in g house  rumah singgah

    campin g ground  lahan kemahcutti ng board  papa n potong/iris

    di ving apparatus  perlengka pan selam

    f lyin g shi ps/animal s  kapa l/binat an g terba ng

    measur in g device  alat ukur

    quali fyin g exam  ujian kualifikasi

    spi nn in g wh eel  roda pinta l

    vot ing r ight  hak pilih

    work i ng paper  kerta s kerja

    washing machi ne  mesin cuci

    d . B i la pewata s mengandung makna “ yang di ” a t au “ yang dilaksanakan o leh pelaku, ”

    maka padan kata Indonesianya a dalah kata bentukan berakhiran “ -an.” Bentuk inisebenarnya sam a dengan pewa ta s past-participle butir a yan g akan dibaha s sesudahini. Di baw ah ini adalah beberapa contoh penerapan kaidah ini .

    borr owin g money  uang pinjama n

    carr ying valu e  nilai baw aa n (istilah a kunta nsi)

    tradi ng goods  barang dagangan

    teachi ng mater ial s  bahan a jaran

    e. Beberapa adjekt iva mempunyai bentuk “me-” sepert i binatang menyusui, melata , danmengerat . Bila kat a yang diwa ta si menjadi subjek yan g melakukan a ta u mengalami

    sesuatu sebagaimana ditunjukkan oleh pewat as, padan kat a In donesianya ada lah

    kata bent ukan berawa lan “ me” seperti bentuk yang dicontohkan t ersebut. B eberapaistilah berikut m emenuhi kaidah ini.

    f loating m ass  massa mengambang

    promising situati on  situa si menjan jikan

    quali fyin g assets  aset memenuhi17

    sell in g product  produk menjual (istilah dalam pemasaran)

    Pewat as bahasa Inggr is yang berakhiran “-ing”  memang san gat banya k dijumpai

    dalam buku-buku asing. Ka idah di at as merupakan pedoman yang bersifat umum. Da lamhal t ertentu meman g tidak setiap isti lah dapat diterapi kaidah ini dengan pas. Oleh

    karena i tu, konteks dan ikat an kalimat harus dipertimbangkan sehingga penyimpan gan

    dari kaidah di at as dimungkinkan.P U P I menegaskan ba hwa dalam penerjemaha n isti lah asing t idak selalu diperoleh

    bentuk yang berimbang a rti sat u-lawa n-satu. H al t ersebut bahkan tidak selalu perlu.Yan g har us diuta maka n a dalah kesamaa n da n kepada nan konsep, bukan kemiripan ben-

    tuk luarnya (strukturnya) ata u makna har af iahn ya. Walaupun demikian, medan ma kna

    (semant i c fi el d) dan kekhususan ma kna (hue of meani ng) istilah a slinya ha rus teta p diper-

    hat ikan.

    17Aset memenuhi artinya aset yang memenuhi syarat unt uk tujuan tertentu. Makna qual i fy ing  dalam hal ini berbeda

    dengan makna quali fyin g exam yang dicontohkan sebelumnya. Dalam contoh terakhir, qual i fy ing bermakna untuk

    mengkualifasi atau m enentukan apakah seseorang memenuhi syara t