perancangan tapak lembaga permasyarakatan.pdf
DESCRIPTION
PerencanaanTRANSCRIPT
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2013
Oleh :
Parasina Dewandari [3612100001] Amiroh [3612100004] Hesty Ristiani Putri [3612100007] Cindy Nur Aziza Rahman [3612100009] Yan Dimas Graita Putra [3612100044] Oon Suhendro [3612100047] Jovany Alifyantera [3612100062]
Perancangan Tapak
ii
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayah dan rahmat-Nya sehingga tim penyusun dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Perancangan Tapak yang berjudul “Lembaga Pemasyarakatan Tulung Agung Berbasis Koreksi Sosial”
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan ini tidak akan terselesaikan dengan adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini tim penyusun
menyampaikan terima kasih kepadadosen mata kuliah Perencanaan Tapak yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat, serta
semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian laporan ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Laporan ini kami harapkan dapat memberikan berbagai informasi dan data yang bermanfaat bagi perkembangan wilayah
perencanaan.
Surabaya, 4 Januari 2014
Tim Penyusun
iii
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
Daftar Isi
Sampul .................................................................................. i
Kata Pengantar ...................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................. iii
Daftar Tabel ......................................................................... iv
Bab I Pendahuluan ................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Tujuan ......................................................................... 3
1.3 Sistematika Penulisan .................................................... 3
Bab II Tinjauan dan Peraturan Perundang - Undangan .............. 4
2.1 Definisi Lembaga Pemasyarakatan .................................. 4
2.2 Tujuan Lembaga Pemasyarakatan .................................. 4
2.3 Kriteria Kawasan Lembaga Pemasyarakatan .................... 5
Bab III Gambaran Umum Wilayah ........................................... 6
3.1 Letak Geografis ............................................................. 6
3.2 Kondisi Fisik ................................................................. 7
A. Topografi ................................................................. 7
B. Hidrologi .................................................................. 8
C. Vegetasi .................................................................. 9
D. Arah Angin ............................................................. 10
3.3 Kondisi Eksternal Derah Tapak ..................................... 11
A. Utilitas ................................................................... 11
B. Landuse (penggunaan lahan) .................................. 12
C. Jaringan Jalan ........................................................ 13
Bab IV Analisis dan Rencana ................................................. 14
4.1 Analisis Tapak ............................................................ 14
4.2 Analisis Privasi Kegiatan .............................................. 15
4.3 Analisis Syarat Fisik dan Lingkungan ............................. 16
4.4 Analisis Kawasan Tapak ............................................... 19
A. Peta Analisis Daerah Terbangun ............................... 20
B. Analisis Daerah Polusi ............................................. 21
C. Analisis Genangan .................................................. 22
D. Analisis Groundcover ............................................... 23
E. Analisis Kebisingan ................................................. 24
F. Analisis Kelerengan ................................................. 25
iv
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
G. Analisis Pencahayaan .............................................. 26
H. Analisis Overlay Tapak ............................................ 27
Bab V Zonasi Tapak ............................................................. 28
5.1 Proses Perencenaan .................................................... 28
5.2 Pola Hubungan Unit Kegiatan ....................................... 29
5.3 Analisis Zonasi ............................................................ 30
5.4 Blok Plan .................................................................... 31
Bab VI Kesimpulan ............................................................... 32
Daftar Pustaka....................................................................... 1
Daftar Tabel
Tabel 1. Aktifitas dan kegiatan tapak ................................... 14
Tabel 2. Pola kegiatan ........................................................ 16
Tabel 3. Analisis Syarat fisik dan lingkungan ......................... 16
1
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia hukuman penjara saat ini menganut falsafah
pembinaan narapidana yang dikenal dengan nama
pemasyarakatan, dan istilah penjara telah diubah menjadi
Lembaga Pemasyarakatan (LP). Lembaga pemasyarakatan
berfungsi sebagai wadah pembinaan untuk melenyapkan
sifat-sifat jahat melalui pendidikan pemasyarakatan. ini
berarti kebijaksanaan dalam perlakuan terhadap narapidana
yang bersifat mengayomi masyarakat dari gangguan
kejahatan sekaligus mengayomi para narapidana dan
memberi bekal hidup narapidana setelah narapidana kembali
ke masyarakat (Saheroji, 1980). Karena secara tidak
langsung kondisi disebuah Lembaga Pemasyarakatan
sangatlah berbeda jauh dengan kondisi yang ada di
lingkungan masyarakat. Narapidana yang telah masuk
menghuni Lembaga Pemasyarakatan akan mendapatkan
stereotip buruk dari masyarakat, selain itu kondisi yang
penuh tekanan juga dapat mempengaruhi kondisi mental
narapidana. Narapidana selama berada dalam penjara,
mendapatkan pembinaan agar kelak dapat berfungsi secara
layak di tengah masyarakat. Sehingga narapidana dapat
menerima kenyataan, dan dapat mengembangkan kesadaran
diri, berfikir positif, memiliki kemandirian dan mempunyai
kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu
yang diinginkan (Anthony, 1991).
Dengan kata lain proses pembinaan pada narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan selain untuk mendidik dan
mengembangkan serta membekali keterampilan pada
narapidana, juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk
membentuk sikap dan mental yang positif pada narapidana.
Kebebasan merupakan proses yang paling ditunggu oleh
narapidana yang sedang menjalani masa hukuman.
Narapidana akan dikembalikan ke lingkungan masyarakat
dan kembali berkumpul dengan sanak keluarga serta dapat
kembali berinteraksi dengan masyarakat. Narapidana bisa
kembali menghirup udara segar diluar dinding penjara dan
bisa kembali berekspresi serta hidup bebas tanpa aturan
yang mengikat seperti pada saat menjalani hukuman
penjara. Angan-angan indah dari setiap narapidana (napi)
untuk dapat menghirup udara segar di luar penjara, kembali
dan hidup di tengah masyarakat bersama keluarga, sahabat,
dan bergaul dengan anggota masyarakat yang lain,
terkadang tidak semulus seperti yang terlintas dalam benak
2
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
mereka, karena predikat bekas narapidana ibarat beban yang
amat berat, penuh tantangan dan pandangan penuh curiga
dari masyarakat.
Hal ini senada dengan pendapat Kurniawan (2008) yang
mengatakan bahwa mantan narapidana sering kesulitan
kembali ke tengah masyarakat karena predikat negatif
narapidana. Sikap penolakan sebagian masyarakat terhadap
para mantan napi terkadang membuat mereka merasa
diperlakukan tidak manusiawi. Yudobusono (1995)
mengatakan adanya penilaian negatif tentang mantan
narapidana dikarenakan banyaknya narapidana yang
mengulangi kesalahannya berulang kali, sehingga membuat
masyarakat memandang rendah dan negatif pada mereka,
namun demikian di samping adanya pandangan negatif dari
masyarakat, dari mantan narapidana sendiri juga terjadi rasa
rendah diri dan juga adanya hambatan-hambatan psikologis
untuk terjun di tengah masyarakat. Hal itu kemudian juga
memberi pengaruh tertentu pada kebahagiaan yang dimiliki.
Proses sosialisasi mantan narapidana dari lembaga
pemasyarakatan menuju masyarakat sulit dilakukan karena
adanya stereotip tersebut. Padahal jelas, masyarakat
mempunyai peran yang sangat berarti dalam proses
sosialisasi. Banyak narapidana
yang telah bebas kehilangan jati diri, hal ini ditandai dengan
sikap tertutup, acuh tak acuh, sinis dan antisosial (Susilo,
1985).
Pendapat ini didukung oleh Fattah (2008), yang mengatakan
bahwa sebagian individu seringkali dirundung rasa curiga dan
rasa tidak percaya diri sehingga tidak berani menyampaikan
berbagai gejolak atau pun emosi yang ada di dalam dirinya
kepada orang lain, apalagi jika menyangkut hal-hal yang
dianggapnya tidak baik untuk diketahui orang lain. Oleh
karena itu mantan narapidana sering kesulitan kembali ke
tengah masyarakat. Sikap penolakan seperti mengucilkan
pada sebagian masyarakat terhadap para mantan napi sering
membuat mereka merasa diperlakukan tidak manusiawi.
Saat ini terdapat kriteria lokasi lembaga pemasyarakatan
yang dikeluarkan oleh Departemen Hukum dan HAM RI
selaku institusi yang mengelola lembaga pemasyarakatan.
Pemerintah kota memiliki arahan yang luas dalam pendirian
lembaga pemasyarakatan yang mengakibatkan
pembangunan lembaga permasyarakatan kurang tepat
sasaran. Hal ini dapat terlihat dari belum adanya arahan yang
spesifik mengenai lembaga pemasyarakatan dalam arahan
rencana tata ruang. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk
menyempurnakan kriteria lokasi lembaga pemasyarakatan.
3
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
Dari latar belakang diatas kami membuat perancangan
tapak yang dapat menjadi usulan konsep pembangunan
lembaga permasyarakatan. Lembaga permasyarakatan ini
direncanakan dengan mempertimbangkan lokasi, kriteria
yang telah ditetapkan, dan lahan yang ada agar bisa
menghasilkan lembaga pemasyarakatan yang berpotensi
sekaligus meningkatkan sumber daya manusia. Dengan
tujuan membantu para narapidana mendapatkan pekerjaan
yang layak dan tidak melanggar hukum. Dalam perencanaan
lembaga permasyarakatan ini, kami mempertimbangkan
aspek koreksi sosial yaitu perbaikan susila para narapidana.
Hal ini diharapkan dapat membantu narapidana lebih mudah
diterima kembali oleh masyarakat sekaligus meningkatkan
efisiensi pembangunan lembaga permasyarakatan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kajian perencanaan tapak pada
pembangunan LAPAS (Lembaga pemasyarakatan) ini adalah
untuk membangun lembaga pemasyarakatan yang sesuai
dengan UU yang telah diatur, lembaga pemasyarakatan yang
mampu memberikan pembekalan ketrampilan untuk
narapidana, perbaikan moral para narapidana, dan perbaikan
citra narapidana. Jadi, nantinya didapatkan output berupa
suatu perencanaan tapak yang berpotensi sekaligus
meningkatkan sumber daya manusia.
1.3 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan berisi tentang Latar belakang
penulisan,tujuan dan sistematika penulisan makalah.
Bab II Kriteria kawasan berisi tentang definisi, dan
kriteria lembaga pemasyarakatan (lapas).
Bab III gambaran umum wilayah berisi tentang gambaran
umum daerah tapak, kondisi eksternal daerah tapak dan
faktor – faktor lahan tapak.
Bab IV analisis dan rencana berisi tentang analisis tapak
dan analisis kegiatan.
Bab V Zonasi Tapak berisi tentang Zoning Berdasarkan
Syarat Fisik dan Lingkungan, serta Luasan Kegiatan, tabel
kegiatan berdasarkan‟ syarat fisik dan lingkungan dan blok
plan.
Bab VI Kesimpulan berisi tentang kesimpulan dari isi
makalah.
4
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
Bab II Tinjauan dan Peraturan Perundang -
Undangan
2.1 Definisi Lembaga Pemasyarakatan
Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya
disebut LAPAS adalah tempat untuk melaksanakan
pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.
(Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan). Lembaga Pemasyarakat (Lapas) atau
dalam bahasa masyarakat awan di sebut dengan penjara,
merupakan tempat/ kediaman bagi orang – orangyang
bermasalah dengan huum. Ketika seseorang dimasukan ke
Lapas, berarti ia telah melanggar hukum dan hak
kebebasannya sebagai warga masyarakat akan di cabut. Ia
tidak bisa lagi bergerak sebebas masyarakat diuar lapas.
Orang – orang yang masuk ke lapas memang orang –
orang yang kurang beruntung, karena harus kehilangan
kebebasan sekaligus dicap sebagai „sampah masyarakat‟
oleh lingkungannya (Atmowiloto,1996).
2.2 Tujuan Lembaga Pemasyarakatan
Tujuan dari lembaga permasyarakatan adalah
sebagai berikut :
1. Membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi
manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri
dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima
kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan
dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai
warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
2. Memberikan jaminan perlindungan hak asasi tahanan yang
ditahan di Rumah Tahanan Negara dan Cabang Rumah
Tahanan Negara dalam rangka memperlancar proses
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang
pengadilan
3. Memberikan jaminan perlindungan hak asasi tahanan / para
pihak berperkara serta keselamatan dan keamanan benda-
benda yang disita untuk keperluan barang bukti pada tingkat
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang
pengadilan serta benda-benda yang dinyatakan dirampas
untuk negara berdasarkan putusan pengadilan.
5
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
2.3 Kriteria Kawasan Lembaga Pemasyarakatan
a. Lokasi
Lokasi yang mudah terjangkau dengan sarana
transportasi (umum), telekomunikasi (telepon),
penerangan (listrik), kesehatan (Puskesmas/Rumah Sakit)
dan mudah mendapatkan air bersih (PAM). Dekat
dengan kantor Kepolisian, Pengadilan, Kejaksaan, Kantor
Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia,
Rutan/Lapas/Bapas/Rupbasan dan Instansi lain yang terkait.
b. Peruntukan bangunan
Untuk pembangunan UPT Pemasyarakatan pada
lokasi di perkotaan yang luas lahannya sangat terbatas
dapat didirikan dengan bangunan bertingkat dengan
memperhatikan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan
Koefisien Lantai Bangunan (KLB). Bentuk bangunan
disesuaikan dengan tanah/lahan yang tersedia agar
dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan
mempertimbangkan aspek manfaat sebagai berikut :
menjaga keserasian bertetangga dengan masyarakat
sekitarnya (jarak antara gedung/bangunan
Rutan/Lapas/Bapas dengan tempat tinggal masyarakat
cukup berjauhan), dan keserasian lingkungan hidup
menghindari agar masyarakat tidak terganggu jika ada
tindakan pencegahan terhadap gangguan keamanan dan
ketertiban
jalan/transportasi kendaraan pemadam kebakaran atau
kendaraan lain dalam rangka mengatasi keadaan darurat
pada UPT Pemasyarakatan
keindahan (pertamanan, penghijauan) agar tampak sejuk
dan asri
lemabga pemasyarakatan untuk Pegawai Pemasyarakatan
berlokasi disekitar bangunan UPT Pemasyarakatan dan
atau lapangan upacara dan olah raga.
c. Karakter fisik
Bebas atau jauh dari kemungkinan tertimpa bencana
alam (gempa, banjir, tanah longsor) dan memiliki
pembuangan air limbah sehingga tidak mengakibatkan
dampak lingkungan yang tidak sehat.
6
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
Bab III Gambaran Umum Wilayah
3.1 Letak Geografis
Daerah perencanaan tapak kawasan lemabga pemasyarakatan terletak di Kabupaten Tulungagung tepatnya di Desa Tapan
dengan luas wilayah sebesar 50 Ha.
Adapun batas-batas administratif Kecamatan Bangsal, yakni sebagai berikut:
Sebelah utara : Sungai Brantas
Sebelah timur : Lahan Kosong
Sebelah selatan : Pemukiman Penduduk
Sebelah barat : Lahan Kosong
7
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
3.2 Kondisi Fisik
A. Topografi
Secara umum topografi di wilayah tapak tidak memiliki perbedaan ketinggian yang signifikan.
8
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
B. Hidrologi
Secara umum Siklus Hidrologi sungai wilayah tapak mengarah ke permukiman warga,arah aliran air sendiri mengarah ke
timur dimana disekitar area perencanaan bagian timur terdiri dari permukiman penduduk,fasilitas umum,ruang terbuka hijau,dan
sawah. Arah aliran sungai adalah kearah utara yaitu sungai brantas yang aliran sungainya juga dari arah timur.
9
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
C. Vegetasi
Secara umum vegetasi di wilayah tapak terdiri dari sawah dan juga semak belukar Vegetasi yang lebih dominan berupa
sawah.
10
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
D. Arah Angin
Secara umum di sekitar area lapas ada permukiman penduduk,ruang terbuka hijau,sawah dan fasilitas umum arah angin
menuju ke barat
11
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
3.3 Kondisi Eksternal Derah Tapak
A. Utilitas
Secara umum disekitar area tapak ada beberapa utilitas anatar lain air bersih,listrik,dan jaringan telepon yang mengelilingi
area tersebut.
12
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
B. Landuse (penggunaan lahan)
Secara umum land use disekitar area tapak meliputi fasilitas umum,ruang terbuka hijau,sawah,dan didominasi oleh
permukiman penduduk.
13
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
C. Jaringan Jalan
Secara umum peta jaringan jalan di sekitar area tapak dapat dilalui oleh dua ]arah yang terdiri dari jalan arteri,jalan lokal.
14
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
Bab IV Analisis dan Rencana
4.1 Analisis Tapak
a. Persiapan peta dasar
Pada awal perencanaan tapak dilakukan
identifikasi peta pada tapak yang akan direncanakan.
Peta yang digunakan merupakan peta eksisting
kondisi lahan lokasi, untuk semua faktor penentu.
Identifikasi ini dilakukan dengan menginventarisasi
data secara fisik sebagai gambaran kondisi tapak
yang akan direncanakan. Identifikasi ini meliputi
identifikasi topografi, hidrologi, vegetasi, jaringan
jalan, dan utilitas.
Setelah persiapan peta dasar selesai dilakukan
dan dihasilkan peta yang menunjukkan nilai
kemampuan lahan untuk dibangun proyek tersebut
dilihat dari kemungkinan dari setiap faktornya dan
telah tergambar gambaran awal tapak yang akan
direncanakan, selanjutnya dilakukan penentuan
aktivitas kegiatan dan kriteria syarat fisik dan
lingkungan dan juga meninjau peraturan yang ada.
b. Penentuan aktivitas kegiatan
Pada dasarnya kegiatan pada tapak kawasan dibagi
menjadi 3 yaitu :
Aktivitas utama : aktivitas inti yang dapat
menunjukkan atau mencerminkan identitas
image dan karakter
Aktivitas pendukung : aktivitas yang
diperlukan untuk mendukung berlangsungnya
kegiatan utama
Aktivitas penunjang : aktivitas yang
melengkapi agar lebih representatif
meningkatkan nilai namun bila tidak ada,
tidak akan berpengaruh
Berikut ini tabel kegiatan tapak:
Tabel 1. Aktifitas dan kegiatan tapak
Fungsi Aktifitas
Jenis Kegiatan
Utama
a. Kantor Lapas
Kantor Utama Kantor kedua
b. Blok narapidana/anak Negara c. Kantor pengawasan utama d. Kantor pengawasa kedua
Pendukung a. Pos-pos pengamanan b. Gudang arsip c. Ruang konsultasi/(counseling)
15
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
d. Ruang ibadah e. Perpustakaan dan Ruang baca f. Ruang Kunjung
Ruang Kunjung umum Ruang kunjung khusus Ruang kunjung Penasehat hukum
g. Ruang Dapur Ruang kontrol
Ruang Masak Ruang saji Gudang Beras Gudang Bahan Mentah
Gudang perlengkapan dapur h. Rumah sakit atau Poliklinik
Ruang atau kantor dokter Ruang Para medis Ruang Administrasi dan pendaftaran
pasien
Ruang pemeriksaan medik umum Ruang pemeriksaan medik gigi Ruang obat Ruang Bangsal rawat inap (opname) Ruang karantina bagi yang
berpenyakit menular Ruang/kamar jenazah Ruang penyimpanan alat
perlengkapan rumak sakit/poliklinik h. Garasi i. Parkir
Penunjang a. Ruang/kelas belajar b. Ruang bengkel kerja c. Lapangan Olah raga
4.2 Analisis Privasi Kegiatan
Privasi kegiatan adalah tingkat privasi suatu kegiatan
maupun unit kegiatan yang diklasifikasikan sesuai dengan
jenis pengguna unit kegiatan atau jenis pelaku kegiatan.
Berikut ini adalah klasifikasi dan definisi dari privasi
kegiatan:
Publik
Merupakan tempat yang dapat dijangkau
semua orang tanpa batasan.
Semi Publik
Merupakan daerah antara setelah umum (barrier)
sebagai area penyebaran sirkulasi menuju area
yang lebih khusus.
Semi Privat
Merupakan daerah antara menuju area yang lebih
khusus, dengan kegiatan yang lebih khusus.
Privat
Merupakan tempat-tempat atau daerah-daerah
yang hanya boleh dikunjungi orang-orang
tertentu yang berhubungan dengan security
system ataupun hal-hal yang sifatnya privacy.
Berikut ini merupakan tabel dari privasi kegiatan :
16
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
Tabel 2. Privasi kegiatan
Jenis Kegiatan Tingkat
Penggunaan
a. Kantor Lapas
a. Blok narapidana/anak Negara
b. Pos-pos pengamanan
c. Gudang arsip
d. Ruang
konsultasi/(counseling)
e. Ruang kunjung Penasehat
hukum
f. Ruang Dapur
g. Ruang bengkel kerja
h. Kantor pengawasan kedua
i. Lapangan Olah raga
Privat
j. Kantor pengawasan utama
k. Garasi
a. Ruang/kelas belajar
b. Ruang ibadah
c. Perpustakaan dan Ruang
baca
Semi Privat
a. Ruang kunjung khusus
b. Rumah sakit atau Poliklinik Semi Publik
a. Ruang Kunjung umum
b. Parkir Publik
4.3 Analisis Syarat Fisik dan Lingkungan
Analisa syarat fisik dan syarat lingkungan merupakan indikator yang menentukan apakah jenis kegiatan dalam suatu kawasan
tapak sesuai dengan kondisi eksisting yang ada baik dilihat dari fisik tapak maupun kondisi lingkungan sekitar. Analisa syarat
fisik dan syarat lingkungan jenis kegiatan dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Analisis Syarat fisik dan lingkungan
17
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
Jenis Kegiatan Fungsi Aktifitas Tingkat
Penggunaan Syarat Fisik Syarat Lingkungan
Kantor Lapas
Kantor Utama
Kantor kedua
Utama Privat
Daerah dengan
kelayakan terbangun
tinggi
Terletak setelah memasuki pagar
utama
Blok narapidana/anak Negara Utama Privat
Daerah dengan
kelayakan terbangun
tinggi
Terletak terpisah dari unit kegiatan
narapidana dan mendapatkan
pengawaan khusus
Pos-pos pengamanan Pendukung Privat Daerah layak bangun Diarea luar ataupun dalan lapas
Gudang arsip Pendukung Privat Daerah layak bangun Terletak disebelah kantor kedua
Ruang konsultasi/(counseling) Pendukung Privat Daerah layak bangun
Jauh kebisingan, terletak dekat
dengan ruang kunjung penasehat
hukum
Ruang/kelas belajar Penunjang Semi privat Daerah layak bangun Jauh dari kebisingan, letaknya
bersebelahan dengan perpustakaan
Ruang ibadah Pendukung Semi Privat Daerah layak bangun
Terpisah dari blok hunia untuk
agama minuritas dan berada di
dalam blok hunian untuk agama
minoritas
Perpustakaan dan Ruang baca Pendukung Semi privat Daerah layak bangun Jauh dari kebisingan Terletak
bersebelahan dengan ruang kelas
18
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
Ruang Kunjung
Ruang Kunjung umum
Pendukung
Publik Daerah layak Bangun
Terletak berdekatan dengan pos
pengamanan bawah di luar pagar
keliling dalam
Ruang kunjung khusus Pendukung Semi Publik Terletak di bangunan kantor kedua,
agar faktor keamanan terjami
Ruang kunjung
Penasehat hukum Pendukung Privat Kantor kedua, jauh dari keramaian
Ruang Dapur Pendukung Privat Daerah layak bangun Gedung kantor& berdampingan dg
gudang
Rumah sakit atau Poliklinik Pendukung Semi publik Daerah kemampuan
terbangun tinggi Sisi kanan/kiri rutan
Ruang bengkel kerja Penunjang Privat Daerah terbangun
Terletak jauh dari ruang ibadah,
tidak berhadapan langsung dengan
ruang konseling
Garasi pendukung Privat Teretak di pintu darurat
Parkir
Pendukung Publik Tidak ada syarat fisik
Terletak paling depan setalah pagar
lapis luar
Lapangan Olah raga Penunjang Privat Tidak ada syarat fisik
Tidak berhadapan langsung
ataupun bersebelahan dengan
dapur
Kantor pengawasan utama Pendukung Privat Tidak ada syarat fisik Berada di dekat parkir tamu
Kantor pengawasan kedua Pendukung Privat Tidak ada syarat fisik Berada disekitar blok hunian
19
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
4.4 Analisis Kawasan Tapak
Analisis kawasan tapak merupakan analisis dari peta dasar mengenai kondisi fisik dan kondisi eksternal. Analisis bertujuan untuk
mendapatkan overlay daerah layak terbangun. Berikut ini adalah tahapan dalam menganalisa kawasan tapak lapas :
Proses analisa kondisi fisik kawasan tapak memerlukan peta masukan berupa peta dasar, baik yang merupakan atribut internal
maupun atribut eksternal. Peta dasar atribut internal yang digunakan pada proses ini seperti peta topografi, hidrologi, dan vegetasi.
Sedangkan, peta dasar atribut eksternal yang digunakan seperti peta penggunaan lahan, jaringan jalan, dan utilitas. Langkah
pertama pada proses analisa kondisi fisik ini akan menghasilkan beberapa analisa yaitu analisa kelerengan, genangan air, vegetasi,
kebisingan, percahayaan matahari, groundcover, dan privasi. Selanjutnya, dengan menggunakan peta analisa kemiringan lahan,
genangan air,percahayan matahri dan vegetasi akan didapatkan sebuah analisa yaitu analisa area terbangun. Analisa area terbangun
tersebut akan digunakan bersama-sama dengan analisa kebisingan, polusi, dan privasi yang nantinya menghasilkan analisa overlay.
Topografi
Vegetasi
Hidrologi
Jaringan Jalan
Penggunaan Lahan
Groundcover
Pencahayaan Matahari
Kelerengan
Genangan
Polusi
Kebisingan
Lahan Layak Bangun
Peta Overlay
20
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
Peta jaringan jalan, penggunaan lahan dan utilitas menghasilkan peta analisa zonasi. Setelah itu hasil overly, analisa zonasi serta
meninjau dari kebijakan yang ada kemudian menghasilkan Blokplan.
A. Peta Analisis Daerah Terbangun
Analisis Daerah terbangun ini didapat dari kondisi groundcover dan juga daerah yang bebas dari genangan yang ada di
wilayah obyek studi. Yang dimaksud groundcover disini ada dua yaitu daerah dengan vegetasi yang dipertahankan dan daerah
non vegetasi.
Area ini merupakan area bebas
genangan selain itu di area ini tidak
berpotensi terjadi genangan air karena
wilyahnya bukan merupakan turunan
sehingga area ini mempunyai kelayakan
bangunan yang tinggi atau dapat
dimanfaatkan untuk peruntukan
bangunan.
Daerah ini dikategorikan menjadi daerah
terbangun rendah karena daerah ini
merupakan area vegetasi yang
dipertahankan selain itu area ini
merupakan daerah yang berpotensi
terdapat genangan air sehingga
kelayakan untuk dijadikan menjadi
bangunan menjadi rendah atau tidak
dapat dimanfaatkan untuk peruntukan
bangunan.
21
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
B. Analisis Daerah Polusi
Analisis daerah polusi digunakan untuk mengetahui area mana yang berpotensi digunakan untuk kegiatan utama. Kegiatan
utama harus berada pada area yang bebas dari polusi.
Daerah polusi tinggi karena wilayah tesebut
berbatasan langsung dengan jalan arteri dan
jalan lokal yang sering dilalui oleh kendaraan
Area ini termasuk wilayah sedang karena
tidak berbatasan langsung dengan jalan
arteri dan jalan lokal
Area ini adalah area bebas polusi karena
tidak berbatasan langsung dengan jalan
arteri dan juga jalan lokal selain itu area ini
juga berjarak cukup jauh dari jalanan
sehingga polusi yang ada telah tersaring
oleh vegetasi yang ada
22
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
C. Analisis Genangan
Analisis ini bertujuan untuk menemukan area yang terbebas dari genangan air sehingga dapat dikembangkan untuk
bangunan. Hasil ini didapat dari keadaan kontur yang ada di wilayah studi.
Area ini merupakan daerah genangan
karena garis konturnya berjarak lebar
sehingga daerah tersebut merupakan
daerah turunan sehingga air akan
mengalir ke daerah tersebut
Area ini terbebas dari genangan karena
dilihat dari garis konturnya area tersebut
merupakan daerah lebih tinggi karena
garis konturnya cenderung merapat
23
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
D. Analisis Groundcover
Analisis ini didapat dari kondisi persebaran vegetasi, kebisingan, dan juga polusi.
Area ini termasuk dalam
area yang vegetasinya
tetap dipertahankan
karena berfungsi untuk
menyaring polusi dan juga
kebisingan yang timbul
Area ini tidak berbatasan
langsung dengan jalan
arteri serta polusi dan
kebisingannya tidak
terlalu tinggi sehingga
vegetasi yang ada dapat
24
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
E. Analisis Kebisingan
Analisis Kebisingan didapat dari kondisi penggunaan lahan dan jaringan jalan. Berikut ini adalah analisis dari kebisingan pada
kawasan tapak lembaga pemasyarakatan.
Area ini memiliki tingkat kebisingan tinggi
dikarenakan letaknya yang berdekatan
dengan jaringan jalan arteri. Dalam jalan
arteri ini memiliki mobilitas cukup tingi.
Area ini memiliki tingkat kebisingan sedang
dikarenakan letaknya tidak berhadapan
langsung dengan jalan arteri dan dan lokal.
Area ini memiliki tingkat kebisingan rendah
dikarenakan letaknya jauh dari jaringan
jalan. Selain itu penggunaan lahan sekitar
berupa area pertanian dan lahan kosong
25
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
F. Analisis Kelerengan
Analisis Kelerengan Lahan untuk mengetahui tentang kemiringan lahan. Kondisi ini dilihat dari topografi kawasan lembaga
pemasyarakatan.
Area ini memiliki kelandaian
yaitu 0 – 0,4450 sehingga tidak
terlalu memiliki daerah yang
curam dan dapat digunakan
sebagai area terbangun
Area ini memiliki kelandaian
yaitu 1,447 – 2,1510 memiliki
kercuraman yang sedang dan
masih cocok sebagai area
terbangun
26
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
G. Analisis Pencahayaan
Analisis pencahayaan didapat dari kondisi kemiringan lahan dan topografi. Berikut ini adalah analisis pencahayaan pada kawasan
lembaga pemasyarakatan.
Hampir keseluruhan wilayah tapak
mendapatkan pencahayaan hingga sekitar
80000 lux dengan variabel 189.
27
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
H. Analisis Overlay Tapak
Overlay tapak merupakan hasil dari overlay beberapa aspek pada tapak untuk menunjukkan daerah terbaik untuk dilakukan
pembangunan. Pada pembangunan lapas, peta overlay dijadikan acuan untuk penerapan pendukung bangunan lapas.
28
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
Bab V Zonasi Tapak
5.1 Proses Perencenaan
Dalam perencanaan tapak, terdapat serangkaian proses agar didapatkan luaran yang sesuai dengan keinginan.
Topografi
Vegetasi
Hidrologi
Jaringan Jalan
Penggunaan Lahan
Groundcover
Pencahayaan Matahari
Kelerengan
Genangan
Polusi
Kebisingan
Lahan Layak
Bangun
Peta Overlay
Kebijakan
Kegiatan
Blok Plan
29
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
5.2 Pola Hubungan Unit Kegiatan
Parkir Pengunjung Parkir Penurunan Narapidana Parkir Pegawai Instansi
Ruang Kunjung Umum
Ruang Kunjung Khusus
Poliklinik Kantor Pengawasan
Kedua
Blok
Hunian
Ruang Bengkel Kerja
Kantor Kedua Kantor Utama
Ruang Konseling
Ruang Ibadah
Lapangan
Dapur
Ruang Kunjung Penasehat
Hukum
Gudang Arsip
Ruang Kelas
Perpustakaan
Privat
Semi Privat
Semi Publik
Pengunjung
Nara Pidana
Pegawai Instansi
Publik
30
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
nn
5.3 Analisis Zonasi
Analisis zonasi privasi dari kondisi penggunaan lahan,jaringan lahan,dan utilitas. Dari hasil analisa ini menghasilkan zona publik. Semi
publik, semi privat dan privat.
Zona privat merupakan zona untuk kegiatan
utama dan bersifat tertutup. Segala aktivitas di
dalamnya tidak boleh diketahui secara langsung
oleh pihak luar.
Area ini adalah zona publik dikarenakan letaknya
dekat dengan jaringan jalan. Terbuka untuk
pengunjung lembaga pemasyarakatan.
Area ini zona semi publik letaknya berdekatan
dengan zona publik. Pihak luar instansi dengan
Area ini semi privat untuk kegiatan pendukung.
Pihak luar boleh masuk dengan ijin.
31
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
5.4 Blok Plan
Peta blok plan merupakan peta keluaran yang berisi konsep penempatan tiap jenis kegiatan dalam perencanaan tapak untuk
kawasan lapas dengan bebasis koreksi sosial. Hasil peta blok plan adalah sebagai berikut:
32
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
Bab VI Kesimpulan
LAPAS yang merupakan tempat untuk melaksanakan
pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan lebih
banyak berupa rehabilitasi mental seseorang yang telah
melakukan tindak kejahatan dengan membekali seseorang itu
dengan ketrampilan.Tapak LAPAS Tulungagung ini dibuat untuk
membangun lembaga pemasyarakatan yang sesuai dengan UU
yang telah diatur, lembaga pemasyarakatan yang mampu
memberikan pembekalan ketrampilan untuk narapidana,
perbaikan moral para narapidana, dan perbaikan citra
narapidana. Jadi, nantinya didapatkan output berupa suatu
perencanaan tapak yang berpotensi sekaligus meningkatkan
sumber daya manusia.
LAPAS Tulungagung ini dibangun dengan struktur
yang berbeda dengan lapas lainnya,perbedaannya berada pada
bangunannya yang jauh lebih lengkap dibandingkan dengan
lapas lainnya.Selain itu pembangunan tapak lapas ini lebih
menuju ke rehabilitasi moral seseorang yang melakukan tindak
kejahatan dengan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat
dan dapat membekali diri mereka setelah mereka keluar dari
rehabilitasi.
Struktur bangunan yang dibagi menjadi empat bagian
yaitu Bangunan Privat, Bangunan Semi privat,Bangunan Semi
publik dan Bangunan Publik yang di setiap bangunannya
terdapat berbagai macam sub ruangan.
Pembangunan LAPAS di Tulungagung ini berada di Desa
Tapan,kecamatan kedungwaru yang juga harus memperhatikan
letak geografisnya,kondisi fisik secara
topografi,hidrologi,vegetasi,arah angin.Selain itu juga harus
memperhatikan kondisi eksternal daerah tapak yang berupa
utilitas,landuse,jaringan jalan.serta bangunan yang dbangun
harus sesuai dengan pola kegiatan yang nantinya akan
dilaksanakan disana.
Dengan adanya perencanaan tapak yang terstruktur
menjadikan bangunan yang dibangun nantinya juga dapat
berfungsi dengan baik dan lebih terstruktur.
1
Perancangan Tapak Lembaga Permasyarakatan Tulungagung
Daftar Pustaka
Keputusan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.01.Pl.01.01 Tahun 2003 Tentang Pola Bangunan
Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan
UU Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan