2. perancangan 2.1. perancangan tapak 2.1.1. kriteria ... · 2.1.1. kriteria pemilihan lokasi dan...

37
17 Universitas Kristen Petra 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa kriteria dasar dalam pemilihan lokasi dan tapak, yaitu: a. Terletak di kawasan yang sudah memiliki infrastruktur yang memadai (jalan raya, air, telepon dan listrik). Kriteria ini diambil agar pada proses pembangunan dan kegiatan operasional planetarium dan galeri astronomi dapat berjalan dengan lancar. b. Terletak di kawasan yang diizinkan untuk membangun sebuah fasilitas pendidikan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota. RTRK yang dibutuhkan adalah perdagangan dan jasa. Kriteria ini diambil agar dapat mengikuti peraturan yang telah ditentukan pemerintah kota Surabaya dan mencegah permasalahan legalitas pembangunan. c. Terletak di kawasan yang berada di dekat jalan raya utama. Kriteria ini diambil agar planetarium dan galeri astronomi dapat diakses dan dilihat dengan mudah sehingga dapat menjadi sebuah ikon dunia astronomi kota Surabaya. Selain itu bangunan ini merupakan fasilitas rekreasi pendidikan yang diperuntukan untuk publik (terutama pelajar, mahasiswa, akademisi/ilmuan dan keluarga) maka pencapaian merupakan salah satu pertimbangan yang cukup penting, termasuk fasilitas transportasinya. d. Keadaan lingkungan sekitar site Lingkungan sekitar site dan bangunan tersebut dapat saling menunjang, terutama karena bangunan ini merupakan fasilitas rekreasi pendidikan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, lokasi tapak yang dipilih terletak pada kecamatan Sukomanunggal, wilayah Surabaya Barat, tepatnya di jalan Lingkar Dalam.

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

23 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

17 Universitas Kristen Petra

2. PERANCANGAN

2.1. Perancangan Tapak

2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak

Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat

beberapa kriteria dasar dalam pemilihan lokasi dan tapak, yaitu:

a. Terletak di kawasan yang sudah memiliki infrastruktur yang memadai (jalan

raya, air, telepon dan listrik). Kriteria ini diambil agar pada proses

pembangunan dan kegiatan operasional planetarium dan galeri astronomi

dapat berjalan dengan lancar.

b. Terletak di kawasan yang diizinkan untuk membangun sebuah fasilitas

pendidikan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota. RTRK yang

dibutuhkan adalah perdagangan dan jasa. Kriteria ini diambil agar dapat

mengikuti peraturan yang telah ditentukan pemerintah kota Surabaya dan

mencegah permasalahan legalitas pembangunan.

c. Terletak di kawasan yang berada di dekat jalan raya utama. Kriteria ini

diambil agar planetarium dan galeri astronomi dapat diakses dan dilihat

dengan mudah sehingga dapat menjadi sebuah ikon dunia astronomi kota

Surabaya. Selain itu bangunan ini merupakan fasilitas rekreasi pendidikan

yang diperuntukan untuk publik (terutama pelajar, mahasiswa,

akademisi/ilmuan dan keluarga) maka pencapaian merupakan salah satu

pertimbangan yang cukup penting, termasuk fasilitas transportasinya.

d. Keadaan lingkungan sekitar site

Lingkungan sekitar site dan bangunan tersebut dapat saling menunjang,

terutama karena bangunan ini merupakan fasilitas rekreasi pendidikan.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, lokasi tapak yang dipilih terletak

pada kecamatan Sukomanunggal, wilayah Surabaya Barat, tepatnya di jalan

Lingkar Dalam.

Page 2: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

18 Universitas Kristen Petra

2.1.2. Data Tapak

Gambar 2.1 Peta Surabaya

Sumber : img.google.com

Gambar 2.2 Peta Surabaya Barat

Sumber: map.google.com

Gambar 2.3 Lokasi tapak dan sekitarnya

Sumber: map.google.com

Data mengenai tapak dan peraturan yang terkait adalah sebagai berikut :

Kecamatan : Sukomanunggal

Wilayah : Surabaya Barat

Kota : Surabaya

Provinsi : Jawa Timur

Lebar jalan utama : 20 meter

Lebar jalan sekunder : 9 meter

LOKASI

Page 3: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

19 Universitas Kristen Petra

Topografi : Tak berkontur

Kondisi existing : Unbuilt

Koordinat : 7°17'55.20"S

112°40'33.33"E

Suhu : 22,7° - 33,7°C

Arah Angin : Barat laut - Tenggara

Tekanan Udara : 1004,4 - 1017,7 MBS

Gambar 2.4 Luasan tapak

2.1.3. Kondisi Eksisting Kawasan

Kondisi eksisting tapak masih berupa tanah kosong. Di sekitar tapak yang

berada di Surabaya Barat dijumpai banyak pembangunan, perumahan, apartemen

mewah, maupun pertokoan mewah.

Pada sisi Utara dari tapak, dapat dijumpai salah satu pertokoan mewah

Landmark maupun Pakuwon Trade Centre yang menjadi pusat perbelanjaan di

Surabaya Barat. Selain itu, adanya apartemen Water Place dan juga perumahan

Pakuwon serta didukung oleh beberapa rumah makan mewah seperti Loop dan

Boncafe juga mendukung terciptanya sebuah kawasan elit di Surabaya Barat. Pada

sisi Barat dari tapak terdapat sebuah danau yang cukup besar. Dari pagi hingga

malam hari, danau ini selalu dipenuhi dengan orang-orang yang berjualan

makanan, dikarenakan jalan Lingkar Dalam merupakan jalur yang sering dilewati

Luas area =21.000 m2

Page 4: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

20 Universitas Kristen Petra

orang. Pada sisi Selatan dari tapak masih berupa tanah kosong yang merupakan

tanah milik perumahan Graha Family. Pada sisi Timur dari tapak dapat dijumpai

perumahan Graha Family. Kondisi tapak secara lebih jelas dapat dilihat pada

gambar 2.5.

Gambar 2.5 Kondisi di sekitar tapak

Berikut adalah batas – batas tapak:

Utara : Rumah sakit

Barat : Danau, pintu gerbang UNESA dan Citra Land

Timur : Perumahan Graha Family

Selatan : Tanah kosong, jalan menuju perumahan Wiyung

2.1.4. Data Tata Guna Lahan

Rencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Ketentuan Koefisien dasar bangunan (KDB) berfungsi sebagai alat untuk

mencegah terjadinya kerapatan bangunan yang dapat mengurangi keberadaan

ruang terbuka hijau dan akses gerak bebas.

Page 5: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

21 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.1 Rencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

No Peruntukan KDB Keterangan

1 Fasilitas Umum 50%-60% - KDB maksimal diberlakukan pada

bangunan fasilitasumum yang berada di

jalan dan kawasan perumahan

- KDB terkecil diberlakuan pada

bangunan fasilitas umum baik yang biasa

maupun blok yang berada di jl.Lingkar

Dalam, jl.Terusan Mayjen Sungkono.

Sumber : Badan Perencanaan Kotamadya Surabaya

Rencana Koefisien Luas Bangunan (KLB)

Koefisien lantai bangunan (KLB) peru diarahkan dalam mengatur tata

bangunan di suatu kawasan. Hal ini juga berpengaruh pada kondisi kerapatan

bangunan secara vertical. Arahan KLB ini dibuat berdasarkan tinjuaan kondisi

bangunan dan kondisi lingkungan yang beragam pola penggunaan lahannya yaitu

: Kawasan perumahan, fasilitas umum yang didominasi oleh fasilitas perkantoran,

dan fasilitas komersial yang didominasi oleh fasilitas perdagangan yang tersebar

di wilayan perencanaan.

Tabel 2.2 Rencana Koefisien Luas Bangunan (KLB)

No Peruntukan KLB Keterangan

1 Fasilitas Umum 210-1500%

Atau 2.1-15

-KLB maksimal 2.1 diberlakukan pada

bangunan fasilitas umum yang berada di

jalan lingkungan dan kawasan perumahan

dengan jumlah lantai maksimal 3.

- KLB maksimal 15 diberlakukan pada

bangunan fasilitas umum yang berada di

jalan utama kota seperti jl.Lingkar

Dalam, jl.Terusan Mayjen Sungkono.

0.5-1.5 -Komplek pendidikan yang luas persilnya

Page 6: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

22 Universitas Kristen Petra

lebih dari 500m2, 1-3 lantai di jl.Wiyung,

lingkar barat dalam,babatan III, kramat

I,Graha Famili Selatan.

180-600% - KLB maksimal 2.1 diberlakukan pada

bangunan fasilitas umum yang berada di

jalan lingkungan dan kawasan perumahan

dengan jumlah lantai maksimal 3.

- KDB maksimal 600 diberlakukan pada

bangunan fasilitas umum yang berada di

jalan utama kota

Sumber : Badan Perencanaan Kotamadya Surabaya

Rencana Ketinggian Bangunan

Ketinggian bangunan pembatasnya tergantung pada daya dukung dan daya

tamping lahan serta potensi sarana dan prasarana lingkungan yang bersangkutan.

Batsan ketinggian dapat diwujudkan dalam satuan ketingian meter. Batasan

ketinggian bangunan dalam satuan meter didasarkan pada pertimbangan estetika,

factor keselamatan udara / penerbangan, dan factor keselamatan bangunan itu

sendiri.

Tabel 2.3 Rencana Ketinggian Bangunan

No Peruntukan Ketinggian Keterangan

1 Fasilitas Umum 20-30m -Ketinggian maksimal 20m diberlakukan

pada bangunan fasilitas umum yang

berada pada jalan lingkungan atau

perumahan

- Ketinggian maksimal 130m

diberlakukan pada bangunan fasilitas

umum yang berada di jalan utama kota

Page 7: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

23 Universitas Kristen Petra

Rencana Garis Sepadan (GSB)

Garis Sepadan Bangunan (GSB) adalah jarak antara as jalan dengan

dinding luar bangunan persil. GSB bermanfaat untuk mengendalikan tata letak

bangunan terhadap jalan sehingga menciptakan keteraturan dan memberikan

pandangan yang lebih luas terhadap pemakai jalan.

Dalam lingkup makro (ruang kawasan / unit distrik) ketentuan

pemberlakuan GSB perlu dipahami sebagai sebuah alat preventif untuk mencegah

terjadinya kerapatan bangunan dan pengamanan di sebuah ruang kawasan.

Penetapan garis sepadan di wilayah UP.Wiyung ditujukan untuk mengataur jarak

antara satu bangunan dengan lainnya dalam satu kapling / blok yang berbeda

disamping dengan obyek-obyek vital lainnya,guna mencapai:

- Keseimbangan lingkungan

- Keamanan dan kesehatan publik

- Keberlanjutan kehidupan

Pada daerah UP.Wiyung garis sepadan bangunan perlu ditetapkan untuk

pendirian bangunan terhadap damija jalan umum, standart perencanaan jalan

perkotaan Ditjen Bina Marga dapat dilihat pada jaringan saluran pematusan

sekunder-tersier(avuur).

Lebar garis sepadan bangunan (GSB) :

Jalan utama = 20m

Jalan sekunder = 10m

Sumber: Standart Perencanaan Jalan Perkotaan, Ditjen. Bina Marga.

Page 8: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

24 Universitas Kristen Petra

2.1.5 Analisis Tapak

Gambar2.6 Lokasi Perencanaan Tapak Alternatif 2

Sumber : Google Map

2.1.5.1 Keadaan Fisik Tapak

Keadaan Topografi

Lokasi tapak ini memiliki permukaan tanah yang cukup tinggi di kawasan

kodya Surabaya. Ketinggiannya berkisar antara ± 30 m di atas permukaan air

laut.

Keadaan Hidrologi

Hidrologi adalah salah satu kondisi fisik dasar yang terkait erat dengan

masalah air. Kondisi curah hujan di wilayah perencanaan hampir sama

dengan curah hujan di wilayah kota Surabaya secara keseluruhan, yang

berkisar antara 1.700 – 1.850 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 90 hari

per tahun.

Pengamatan terhadap hidrologi wilayah perencanaan U.P. Wiyung

menunjukan bahwa kawasan perencanaan dilewati oleh satu saluran utama.

Pada beberapa bagian wilayah terjadi genangan disebabkan faktor hujan

sehingga air mengalir dari arah selatan ke utara menuju Kali Makmur, dan

menjadi genangan terutama pada kawasan di sekitar perumahan Bukit Mas,

khususnya area SLTP Negri 28, Surabaya dan perumahan Babatan Indah.

Intensitas genangan yang terjadi dipengaruhi oleh intensitas hujan yang

terjadi.

Lokasi Perencanaan Tapak

Page 9: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

25 Universitas Kristen Petra

Keadaan Geologi dan Jenis Tanah

Kondisi dan jenis tanah pada wilayah perencanaan secara umum tidak

berbeda jauh dengan wilayah sekitarnya. Menurut Data Pokok Surabaya

Tahun 1992, wilayah perencanaan memiliki jenis tanah Aluvial Hidromorf,

dengan tekstur tanah yang halus dan kedalaman afektif tanah ± 90 cm.

Keadaan Klimatologi

Kondisi klimatologi pada wilayah perencanaan secara umum tidak berbeda

dengan kondisi Kota Surabaya, sehingga data-data mengenai klimatologi kota

Surabaya dapat dianggap berlaku untuk wilayah perencanaan. Pembahasan

tentang klimatologi ini akan terkait dengan masalah :

- Temperature : Min : 27,30 oc (Juni)

Max : 29,90 oc (September)

Rata-rata : 28,30 oc

- Curah Hujan : Tertinggi : 485 mm (Januari)

Rata-rata : 187 mm

Pada bulan Desember - Juni merupakan musim penghujan,

sedangkan bulan lainnya adalah musim kemarau.

- Kelembaban Udara : Min : 62,3 % (September)

Max : 79,9 % (Januari)

Rata-rata : 72,8 %

- Tekanan Udara : Min : 106,7 mbs (Februari)

Max : 1013,8 mbs (Agustus)

Rata-rata : 1.010,8 mbs

2.1.5.2 Matahari

Matahari yang bersinar sepanjang tahun memberikan radiasi matahari yang

dapat menimbulkan masalah pada sebuah bangunan yang berada di dekat garis

khatulistwa. Kondisi tapak yang memanjang dari arah utara menuju selatan

kurang. Bangunan atau pepohonan yang berfungsi sebagai elemen pembayangan

tidak ditemukan di sisi barat, timur dan selatan dari tapak. Rumah sakit bertingkat

tingkat tinggi yang berada di sisi utara tapak berpotensi dalam memberikan

pembayangan dari sisi utara tapak pada jam – jam tertentu.

Page 10: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

26 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.7 Arah matahari pada tapak

Dengan mempertimbangkan analisa terhadap arah matahari yang melintasi

site, bangunan fasilitas ini didesain dengan cara:

a. Meminimalkan peletakkan ruangan pada area barat sehingga ruangan yang

terpakai tidak mengenai radiasi matahari langsung. Hal ini diselesaikan

dengan meletakkan koridor di arah barat bangunan.

Gambar 2.8. Pengaturan tatanan ruangan

Page 11: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

27 Universitas Kristen Petra

b. Dinding bangunan diberi kemiringan sehingga sinar matahari yang masuk

tidak diterima secara frontal. Hal ini dapat mengurangi radiasi matahari

yang masuk ke dalam bangunan.

Gambar 2.9. Betuk dinding yang miring

2.1.5.3. Kebisingan

Kebisingan pada tapak ini terbagi menjadi tiga tingkat kebisingan yang

berbeda. Tingkat kebisingan yang tinggi dijumpai pada sisi barat tapak yang

berada dekat dengan jalan raya Lingkar Dalam yang memiliki tingkat kepadatan

kendaraan bermotor yang tinggi. Kendaraan yang menuju maupun berasal dari

wiyung sering memadati jalan lingkar dalam. Selain kendaraan bermotor pribadi

dijumpai banyak truk pengangkut bahan material pembangunan perumahan di

Surabaya Barat menambah kebisingan yang timbul di dalam tapak. Sisi timur dari

tapak yang berdekatan dengan jalan Boulevard Selatan tidak dilewati banyak

kendaraan bermotor. Jalan Boulevard Selatan yang merupakan jalan perumahan

hanya sesekali dilewati kendaraan pemilik perumahan, sehingga memiliki tingkat

kebisingan yang rendah. Berbeda dengan jalan Boulevard Selatan, sejumlah

kendaraan bermotor terlihat melewati jalan boulevard timur yang berada di sisi

utara tapak. Jalan boulevard timur yang digunakan sebagai salah satu exit dari

pertokoan, tempat makan loop dan boncafe juga memberikan kontribusi

kebisingan tingkat menengah pada tapak.

Page 12: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

28 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.10. Analisa kebisingan tapak

Gambar 2.11. Kondisi jalan di sekitar tapak

Sumber : Dokumentasi pribadi, 2012

Kebisingan dapat menjadi faktor utama dalam menentukan zoning yang

dipakai, terutama jika tingkat kebisingan berhubungan erat dengan aktifitas yang

berada di dalam bangunan. Dalam proyek planetarium dan galeri astronomi,

dimana memperhatikan kenyamanan bagi pengguna dalam mengenal dan

mempelajari ilmu astronomi, maka tingkat kebisingan adalah poin penting dalam

pendesainan. Penempatan fasilitas disesuaikan dengan tingkat kebutuhan fasilitas

akan ketenangan. Fasilitas yang tidak membutuhkan tingkat ketenangan yang

tinggi diletakkan pada daerah dengan kebisingan tinggi (sisi barat) dan fasilitas

Jalan Lingkar Dalam Boulevard Timur Boulevard Selatan

Page 13: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

29 Universitas Kristen Petra

yang membutuhkan tingkat ketenangan tinggi diletakkan pada daerah dengan

kebisingan rendah (sisi timur tapak).

2.1.5.4.View

View dapat dibagi menjadi dua, yaitu view ke dalam dan ke luar tapak.

Dalam Planetarium dan Galeri Astronomi di Surabaya ini, view ke luar tapak tidak

diberikan penekanan karena tidak adanya kebutuhan fasilitas akan view ke luar

tapak. View ke dalam tapak dipengaruhi oleh jalan yang mengitari tapak. Tapak

dikelilingi oleh tiga jalan yang memiliki tingkat kepadatan yang berbeda, yaitu

jalan Lingkar Dalam, Boulevard Timur dan Boulevard Selatan. Secara tingkatan,

jalan Lingkar Dalam memiliki tingkat kepadatan kendaraan tertinggi. Jalan

Boulevard Selatan memiliki tingkat kepadatan terendah namun dekat dengan

target market dari fasilitas pendidikan ini. Keberadaan pembangunan rumah sakit

menjadi poin negatif bagi tapak karena view masyarakat yang melewati jalan

Lingkar Dalam menuju Wiyung berpotensi akan tertutup oleh rumah sakit.

Namun, posisi tapak yang strategis dengan berada dekat dengan jalan raya utama

memberikan kesempatan bagi fasilitas ini untuk mudah terlihat oleh masyarakat.

Dengan tingginya jumlah kendaraan yang melewati jalan Lingkar Dalam,

Fasilitas Pendidikan Musik Klasik di Surabaya didesain menarik sehingga dapat

menarik masyarakat untuk dapat berkunjung ke dalam fasilitas ini. Perhatian

masyarakat yang melewati jalan Lingkar Dalam menuju Wiyung maupun

sebaliknya serta yang berasal dari perumahan Citraland dapat ditangkap melalui

penggunaan wajah bangunan yang menarik, terutama wajah bangunan di sisi barat

tapak. Untuk merespon perumahan Graha Family sebagai target market, wajah

bangunan yang menghadap perumahan Graha Family (dari jalan Boulevard Timur

menuju jalan Lingkar Dalam maupun sebaliknya) didesain menarik agar

masyarakat sekitar sebagai target market tertarik dalam mengunjungi fasilitas ini.

Page 14: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

30 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.12. Wajah bangunan dari arah jalan Lingkar Dalam

2.1.6 Pencapaian Tapak

2.1.6.1.Pencapaian Tapak dari Wilayah Sekitar

Pencapaian terhadap tapak dapat menggunakan kendaraan pribadi,

kendaraan umum, maupun berjalan kaki. Lokasi tapak yang berada di jalan utama

dapat mempermudah pengunjung untuk menemukan fasilitas ini.

Gambar 2.13. Alternatif pencapaian tapak

Page 15: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

31 Universitas Kristen Petra

Pencapaian menuju tapak dapat melalui beberapa alternatif jalur, yakni :

a. Jalan Lingkar Dalam (lebar jalan = 20 meter)

Jalan ini bermula dari depan PTC hingga menuju ke arah Wiyung.

Mengalami penyempitan lebar jalan di depan tapak, yang semula berupa

dua buah jalur dengan pembatas jalan di bagian tengah jalan menjadi dua

jalur mobil tanpa pembatas. Tingkat keramaian pada jam kantor cukup

tinggi dikarenakan jalan ini merupakan jalan utama yang sering dilalui

orang banyak.

b. Jalan Citra Raya (lebar jalan = 10 meter)

Jalan ini adalah jalan menuju perumahan Citraland dengan tingkat

keramaian yang tidak terlalu padat. Jalan ini merupakan jalur mobil dua

arah yang tidak memiliki pembatas tengah jalan.

c. Jalan Boulevard Timur (lebar jalan = 9 meter)

Jalan ini merupakan jalan sekunder bagi tapak untuk menuju ke

perumahan Graha Family. Tingkat keramaian dari jalan ini cenderung sepi,

hanya ramai pada saat jam pulang kantor karena jalan ini dijadikan jalur

alternatif untuk menuju ke perumahan Citraland. Jalan yang memiliki dua

buah jalur mobil dengan pembatas di tengahnya ini sebenarnya merupakan

jalan milik dari perumahan Graha Family

d. Jalan Boulevard Selatan (lebar jalan = 9 meter)

Jalan ini merupakan jalan tersier bagi tapak, memiliki dua buah jalur mobil

tanpa pembatas jalan ditengahnya. Jalan ini juga digunakan bagi

masyarakat yang datang dari kondominium Graha Family maupun dari

masyarakat umum. Jalan ini memiliki tingkat keramaian yang cenderung

rendah.

e. Jalan Kondominium Graha Famili (lebar jalan = 7,5 meter)

Jalan ini adalah salah satu jalur alternatif menu tapak yang merupakan

percabangan dari jalan Lingkar Dalam. Bermula dari daerah dekat dengan

restoran Loop dan berakhir pada jalan Boulevard Timur. Tingkat

keramaian dari jalan ini cenderung rendah dikarenakan hanya orang-orang

dari perumahan yang umumnya mengetahui jalan ini.

Page 16: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

32 Universitas Kristen Petra

2.1.6.2 Penentuan Entrance dan Exit

Gambar 2.14 Penentuan Entrance dan Exit

Dengan dikelilingi oleh tiga jalan, tapak memiliki keuntungan dalam

penentuan posisi entrance maupun exit dari fasilitas. Penenetuan posisi entrance

dan exit harus dipertimbangkan agar sirkulasi di dalam fasilitas dapat terjadi

dengan baik. Penentuan posisi entrance yang kurang tepat dapat mengurangi

kenyamanan dari pengunjung. Penentuan jumlah serta posisi entrance dan exit

didesain berdasarkan kebutuhan fasilitas saat saat operasi kerja normal maupun

saat terjadinya konser. Terdapat tiga pilihan akses entrance maupun exit, yaitu

melalui jalan Lingkar Dalam, jalan Boulevard Timur dan jalan Boulevard Selatan.

Tabel 2.4 Kelebihan dan kekurangan jalan di sekitar tapak

1.Jalan Lingkar Dalam 2.Jalan Boulevard Timur 3.Jalan Boulevard Selatan

(+) Mudah dilihat dan

diakses

(+) Menambah kesan

elegan

(-) Potensi kemacetan

(+) Akses masuk mudah

bagi masyarakat sekitar

(+) Tidak menambah

kemacetan

(-) Entrance terhalang

rumah sakit

(+) Tidak menambah

kemacetan

(-) Entrance tidak mudah

dicapai

Page 17: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

33 Universitas Kristen Petra

Melihat rencana aktifitas Planetarium dan Galeri Astronomi di Surabaya,

disediakan hanyan membutuhkan satu enterance dan exit. Berdasarkan tabel 2.1,

berikut adalah pertimbangan yang dilakukan dalam memilih entrance dan exit:

Entrance

Entrance melalui jalan Lingkar Dalam dipilih karena memiliki kemudahan

dalam pencapaiannya serta mudah bagi masyarakat untuk melihat akses

entrance tersebut.

Exit

Jalan Lingkar Dalam digunakan sebagai exit agar kendaraan tidak

mengelilingi seluruh lahan, sehingga tidak menambah polusi udara.

2.1.6.3 Zoning

Dari analisis tapak pada poin sebelumnya, dapat ditentukan zoning tapak

yang sesuai dengan kondisi tapak (Gambar 2.20). Zoning publik diletakkan di sisi

barat dan utara tapak dimana merupakan daerah yang dekat dengan entrance,

sehingga mudah dicapai oleh pengunjung. Zoning semi-publik yang menampung

kegiatan interen dari fasilitas pengunjung, diletakkan di sisi tengah dari tapak

sebagai perantara dari zoning publik dan privat. Hal ini dilakukan agar fasilitas

pada zoning ini masih mudah tercapai oleh pengunjung, namun telah memiliki

kesan privat. Zoning privat diletakkan di sisi paling timur dari site dimana tingkat

kebisingan dari sisi tapak ini rendah.

Page 18: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

34 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.15 Zoning tapak

Mengingat hal di atas, maka pembagian zoning dalam bangunan disesuaikan

dengan kebutuhan fasilitas (Gambar 2.20). Planetarium yang merupakan fasilitas

utama yang mengedukasi dan mengentertain pengunjung diletakkan di zoning

yang paling tenang. Fasilitas galeri yang tidak terlalu membutuhkan ketenangan

diletakkan di zona yang cuup tenang. Fasilitas umum seperti cafeteria diletakkan

di zoning yang tingkat kebisingannya tinggi karena tidak memerlukan ketenangan

dan merupakan fasilitas publik.

Gambar 2.16 Pembagian zoning pada bangunan

Page 19: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

35 Universitas Kristen Petra

2.2 Kerangka Berpikir

2.3 Pendekatan Perancangan

Proyek ini merupakan suatu bangunan yang dirancang guna memberikan

sarana atau wadah untuk mempelajari ilmu astronomi dan gejala-gejala yang

terdapat di alam semesta bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat

Surabaya dan sekitarnya dengan dilatarbelakangi oleh minimnya fasilitas

Page 20: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

36 Universitas Kristen Petra

planetarium yang memberikan suasana berbeda sehingga dapat menarik minat

masyarakat dalam mempelajari ilmu astronomi.

Berdasarkan masalah desain yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa

masalah utama yang dimiliki dalam sebuah perancangan planetarium adalah

masalah mengenai teknis operasional bangunan itu sendiri. Perancangan

Planetarium dan Galeri ini lebih menitik beratkan terhadap fungsionalitas dan

program kegiatan yang benar-benar melayani pola aktifitas pengguna.

Oleh karena itu, pendekatan desain yang akan dipilih adalah pendekatan

terhadap “system”. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat ditemukan komposisi

maupun pengaturan ruang yang paling efisien untuk mendukung operasional

bangunan.

2.4 Aktifitas Proyek

2.4.1 Pengelompokan Ruang

Fasilitas yang dikelompokan berdasarkan sistem pengolahannya dan juga

berdasarkan atas aktivitas yang terjadi di dalamnya, yaitu sebagai berikut :

Planetarium

Ruang duduk penonton

Ruang kontrol

Ruang audio

Gudang

Toilet

Astronomy Gallery

Ruang pamer tetap

Galeri astronomi anak

Fasilitas Penunjang

Perpustakaan

Cafetaria

Ruang club astronomi

Ruang auditorium

Service

Page 21: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

37 Universitas Kristen Petra

Terdiri dari Ruang genset dan panel, tandon dan ruang pompa, ruang

AC,gudang, Musholla, dll.

2.5. Konsep Perancangan

2.5.1 Bentuk dan Penampilan bangunan

Konsep dasar perancangan bentukan bangunan lebih condong ke

bentukan-bentukan yang statis, dimana bangunan ditata memusat (radial) sesuai

dengan konsep tata surya.

Berdasarkan atas pemikiran tentang suatu gagasan modern tentang alam

semesta, seperti yang diungkapkan oleh Albert Einstein. Menurut teori relatifitas

dari Einstein, tata surya terbentuk karena adanya energi yang disebut gaya

grafitasi dari sebuah pusat tata surya yang mengikat planet-planet penyusun tata

surya tersebut, sehingga dapat berotasi dan berevolusi dalam suatu orbit yang

tetap.

Massa Penerima

Gambar 2.17 Massa Bangunan Planetarium

Massa penerima dibuat lebih menonjol dari massa pendukung

lainnya, hal ini dapat dilihat dari letak massa dan juga dari segi bentuk.

Bentuk massa bangunan berbentuk dome atau bola yang mencerminkan

wujud sebuah bangunan planetarium.

Massa ini berorientasi langsung kearah jalan Lingkar Dalam yang

merupakan jalan utama, hal ini dimaksudkan agar dapat menarik

Page 22: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

38 Universitas Kristen Petra

pengunjung karena bangunan ini menggunakan sistem sirkulasi terpusat,

maka massa ini juga berperan sebagai massa penghubung.

Massa Galeri

Gambar 2.18 Massa Bangunan Galeri

Massa galeri yang berfungsi sebagai fasilitas penunjang dari

bangunan planetarium ini terletak di bagian barat bangunan. Massa ini

dapat diakses dari massa penerima dengan tujuan agar setiap pengunjung

galeri dapat diatur, sehingga menciptakan suatu sistem operasional yang

baik pada bangunan.

Massa ini terdiri dari dua lantai, dimana lantai pertama merupakan

area galeri yang memamerkan benda-bena luar angkasa, sedangkan lantai

kedua adalah area permainan anak yang mengajarkan suatu edukasi

astronomi pada anak-anak dengan permainan-permainan, sehingga

menanamkan kecintaan akan dunia astronomi pada anak-anak.

Page 23: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

39 Universitas Kristen Petra

Massa Office

Gambar 2.19 Massa Bangunan Office

Massa office terdiri dari tiga lantai. Massa ini juga tidak

terhubung secara langsung dengan massa penerima, namun massa ini

memiliki entrance yang terpisah dari massa penerima yang hanya

dapat diakses oleh pejalan kaki.

Pada bagian belakang dari massa ini terapat area service yang

juga memiliki akses terpisah, sedangkan lantai dasar digunakan

sebagai area kelas yang bertujuan mengajarkan pendidikan astronomi,

dilantai kedua terdapat area office dan auditorium ditempatkan di

lantai tiga.

2.5.2 Pola Penataan Massa Bangunan

Dari konsep dasar perancangan, maka penataan massa bangunan dibentuk

dengan adanya massa utama yang ada ditengah, yang mengikat massa lain. Untuk

itu digunakan suatu bentukan radial dengan titik pusat pada massa utama.

Pola penataan massa bangunan juga ditata agar dapat menarik atau

mengundang pengunjung untuk masuk dalam bangunan dengan menempatkan

posisi entrance menghadap ke area penangkap, berdasarkan zoning yang

membagi area atau daerah service, public, semi public, privat dan semi privat,

yang didapat dari analisa tapak, baik dari analisa view, kebisingan, pencahayaan

dan lain-lainnya.

Page 24: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

40 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.20 Siteplan

2.5.3 Sirkulasi Dalam Tapak

2.5.3.1.Sirkulasi Kendaraan

Sirkulasi kendaraan telah didesain agar memberikan kenyamanan bagi

setiap pengunjung. Fasilitas ini memiliki drop zone di pintu entrance dimana

setelah drop zone, pembawa kendaraan dapat memilih untuk keluar dari fasilitas

atau menuju lahan parkir utama yang terletak pada basement maupun parkir yang

tersedia di sisi bangunan. Bagi pengunjung yang membawa supir, supir dapat

menjemput kembali pengunjung saat keluar dari basement.

Page 25: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

41 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.21 Jalur Kendaraan

2.5.3.2. Sirkulasi Pengguna Bangunan

Sirkulasi pengguna bangunan dibagi menurut kategori aktivitas pengguna

bangunan, yaitu bagi penonton planetarium, penikmat galeri dan pengunjung dari

fasilitas pendukung. Setiap pengunjung yang datang akan masuk pada satu plaza

yang terdapat lobby, dari plaza tersebut pengunjung dapat berpencar sesuai

kegiatan apa yang akan dilakukan pada fasilitas ini. Jika pengunjung ingin

langsung menonton film di planetarium, maka pengunjung harus ke tiket box dan

melewati ramp naik menuju planetarium. Bagi pengunjung yang ingin ke galeri

astronomi, pengunjung dapat menuju barat bangunan, melewati koridor terbuka

dan akan disambut oleh lobby galeri. Dan bagi pengunjung yang ingin ke fasilitas

pendukung seperti perpustakaan, pengunjung dapat berjalan ke arah timur

melewati koridor terbuka dan memasuki bangunan fasilitas-fasilitas pendukung

bangunan ini.

ke basement

Page 26: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

42 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.22 Sirkulasi pengguna bangunan

2.5.3.3. Sirkulasi Servis

Servis yang terdiri dari loading dock masuk melalui entrance pada ujung

bangunan menuju ke belakang bangunan, menuju ruang – ruang yang terkait

seperti ruang gudang, bengkel restorasi, dan lain lain.

Gambar 2.23 Jalur servis fasilitas

Jalur servis

Menuju fasilitas pendukung

Menuju Planetarium

Menuju galeri

Page 27: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

43 Universitas Kristen Petra

2.5.4 Penataan Ruang Dalam Bangunan

Pola penataan ruang dalam bangunan ini secara garis besar adalah

menggunakan pola grid. Hal ini dapat dilihat dari pola penataan, serta bentukan

ruang yang condong mengarah ke bentukan-bentukan kotak, karena dengan

bentukan-bentukan kotak maka pemanfaatan ruang dan sirkulasi dapat lebih

maksimal. Pola grid yang dibentuk secara tidak langsung mempengaruhi bentukan

massa bangunan secara keseluruhan yang lebih bersifat statis, sedangkan bentuk

lingkaran pada massa utama terbentuk untuk mendukung fungsi utama dalam

sebuah bangunan planetarium.

Penataan ruang dengan “solid dan void”, membentuk dinding masif dengan

void yang besar bertujuan untuk menarik perhatian orang serta memberikan kesan

yang berbeda.

Gambar 2.24 Interior galeri astronomi

Page 28: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

44 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.25 Perbedaan solid dan void

2.5.5 Konsep Struktur

Sesuai dengan bentuk fungsi dari fasilitas utama yang membutuhkan

bentukan bola sempurna, maka bangunan utama menggunakan struktur dome.

Dome pada planetarium menggunakan struktur space frame baja yang

menggunakan sistem double layer, karena untuk mendukung operasional

bangunan planetarium, dimana dinding dalam dari sebuah planetarium harus

bersifat masif, sehingga gambar yang diproyeksikan dari proyektor dapat

terpantulkan secara maksimal.

Gambar 2.26 Struktur dome yag memiliki fungsi sebagai planetarium

Page 29: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

45 Universitas Kristen Petra

Kedua bangunan lainnya yang tidak memiliki fungsi khusus menggunakan

konstruksi sederhana, atap bangunan mnggunakan struktur rangka dengan

menggunakan konstruksi baja. Konstruksi menggunakan material baja atas dasar

pertimbangan bentang kolom 8meter sehingga lebih efisien jika menggunakan

kolom baja.

Gambar 2.27 Aksonometri struktur

Gambar 2.28 Penyaluran Beban Bangunan

Page 30: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

46 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.29 Sistem Penyaluran Beban

Gambar 2.30 Atap dengan menggunakan space truss

Beban disalurkan dari atap menuju balok diterukskan oleh kolom dan

disalurkan ke pondasi bangunan.

Pada bangunan yang terdapat kantilever, lantai dua dan lantai tiga,

penyelesaian struktur yang dipakai adalah penggunaan mega kolom yang

diteruskan ke pondasi dan bagian depannya di berikan shearwall agar dapat

menstabilkan kantilever yang panjang tersebut

Page 31: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

47 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.31 Mega Kolom dan Shearwall yang menjadi stuktur pada

bagian kantilever

Pada lantai tiga bangunan fasilitas penunjang dan lantai dua bangunan

galeri, memerlukan ruangan bebeas kolom melihat dari fugsinya sebagai

auditorium dan galeri astronomi anak. Hal ini diselesaikan dengan cara

memberikan bracing pada bagian tersebut sehingga ruangan trsebut dapat bebas

kolom dan berfungsi sebagaimana fungsi yang seharusnya.

Gambar 2.32 Bracing untuk ruangan bebas kolom

2.5.6 Pendalaman Desain

Pendalaman “struktur” pada desain bangunan, dipilih karena bentukan

bola pada bangunan ini yang sangat menonjol dan memiliki keistimewaan

tersendiri, selain itu juga berfungsi sebagai massa utama. Oleh karena itu, struktur

pada bangunan ini perlu didesain, sehingga dapat mewadahi aktifitas utama dalam

sebuah planetarium dengan baik.

Page 32: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

48 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.33 Pendalaman Struktur

Page 33: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

49 Universitas Kristen Petra

2.5.7 Konsep Utilitas

Sistem Air Bersih

Sistem air bersih yang digunakan pada bangunan ini adalah menggunakan

sistem Up Feed dengan pertimbanga karena jumlah lantai maksimal hanya tiga

lantai. Pasokan air bersih berasal dari PDAM,Tandon Utama, tandon anak,

didistribusikan.

Gambar 2.34 Sistem distribusi air bersih pada bangunan

Berikut perkiraan kebutuhan air bersih:

Tabel 2.5 Perhitungan air bersih

Page 34: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

50 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.6 Perhitungan Kapasitas Tandon

Gambar 2.35 Peletakaan kamar mandi pada bangunan

Sistem Air Kotor dan Kotoran

Sistem pembuangan air kotor dan kotoran hampir sama dengan pola yang

ada pada sistem air bersih. Dengan berawal dari unit-unit yang ada ditiap

bangunan air kotor dan kotoran melalui jalur shaft yang ad kemudian menuju ke

STP.

Posisi kamar mandi

Page 35: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

51 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.36 Diagram sistem utilitas air kotor dan kotoran

Sistem Drainase

Air hujan yang turun dari atap disalurkan melalui talang, pipa lalu ke

saluran utama di sekeliling bangunan. Air yang jatuh pada halaman di salurkan

menuju saluran maupun bak kontrol terdekat agar dapat segera dibuang menuju

saluran kota. Air hujan juga ada yang diolah untuk dipakai, seperti untuk

penyiraman tanaman, flush, ataupun kolam.

Gambar 2.37 Sistem Drainase

Sistem Listrik

Sumber listrik dari gardu listrik di salurkan menuju ruang PLN pada

basement. Listrik kemudian disalurkan menuju trafo, lalu di salurkan menuju ke

ruang panel pada daerah basement atau lebih dikenal dengna istilah MDP. Dari

MDP, listrik akan disalurkan menuju SDP (ruang panel) di tiap lantai. Dari SDP,

listrik akan disebarkan menuju ruangan-ruangan yang membutuhkan.

Apabila listrik padam, bangunan ini memiliki genset yang siap menyuplai

kebutuhan listrik bangunan. Sistem yang akan terjadi adalah ketika genset

menyala akan mengalirkan listrik cadangan menuju trafo yang kemudian akan

menyalurkan ke MDP lalu SDP dan didistribusikan ke ruang-ruang yang

membutuhkan.

Page 36: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

52 Universitas Kristen Petra

Sistem Penghawaan

Bangunan ini menggunakan sistem penghawaan aktif dikarenakan adanya

tuntutan fungsi dari bangunan planetarium dan galeri astronomi ini. Menggunakan

sistem AC terpusat atau central dengan pembagian dua zona karena pertimbangan

kegiatan yang berbeda.

Gambar 2.38 Diagram distribusi AC

Pemadam Kebakaran

Sistem pemadam keabakaran pada bangunan menggunakan

- Portable Fire Extinguisher (PAR). Ditempatkan pada bangunan

dengan perhitungan 100m2 /buah

- Hydrant pada luar bangunan setiap jarak 60m. dengan pompa dan

taandon khusus

- Menggunakan sistem sprinkler didalam bangunan

Gambar 2.39 Proteksi kebakaran bangunan

Page 37: 2. PERANCANGAN 2.1. Perancangan Tapak 2.1.1. Kriteria ... · 2.1.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Agar proyek dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa

53 Universitas Kristen Petra

Sistem Pembuangan Sampah

Sampah yang ada pada bangunan akan dikumpulkan oleh cleaning service

menuju ruang-ruang janitor yang tersebar. Kemudian dari janitor akan dibawa

menuju ruang sampah pada basement sehingga dapat diambil oleh truk sampah.