2. perancangan tapak 2.1. konsep · • dengan adanya kondisi tapak yang memiliki kontur, ingin...
TRANSCRIPT
Universitas Kristen Petra
27
2. PERANCANGAN TAPAK
2.1. Konsep
2.1.1. Keinginan terhadap proyek yang direncanakan
• Untuk menunjang pemulihan fisik dan mental yang diterapi, diperlukan
adanya suasana yang mendukung konsentrasi agar tercapai tujuan terapi itu
sendiri yaitu membuat pikiran konsumen memusatkan diri pada tubuh dan
jiwanya. Oleh sebab itu, diperlukan suasana yang tenang, cukup terhindar dari
gangguan eksternal area terapi itu sendiri, yaitu : meminimalisasi terdengarnya
suara-suara ribut dan percakapan orang dari luar area terapi, menghindari
pencapaian langsung orang yang tidak sedang menjalani terapi ke area yang
sedang menjalankan terapi, pandangan luar ke dalam maupun dalam ke luar
terhalang.
• Kegiatan terapi yang terbanyak ialah menggunakan busana minimal sampai
dengan tidak menggunakan busana sama sekali. Oleh sebab itu, sangat diharapkan
jika kegiatan terapi demikian terlindung dari pandangan luar area terapi. Hal ini
merupakan salah satu cara yang dibuat demi menjaga kenyamanan konsumen
dalam prosesnya.
• Dalam setiap proses terapi, konsumen dapat menikmati ‘ruang luar’. Sehingga
direncanakanlah ruang luar yang dibuat sedemikian rupa dengan harapan suasana
yang terjadi dengan ruang luar tersebut mendukung proses terapi secara tidak
langsung.
Kesimpulan : setiap area terapi bersifat terbuka (bersentuhan dengan alam)
tetapi privat (tertutup dan terlindung dari gangguan eksternal-berupa suara bising,
pandangan, pencapaian dan bau tidak sedap).
2.1.2. Analisa berdasarkan keinginan terhadap proyek
• Didasarkan pada sifat dasar dan batas ruang sosial manusia, yang pada
dasarnya masing-masing individu memiliki ruang pribadinya sendiri, dibuatlah
Universitas Kristen Petra
28
sebuah sarana fasilitas terapi yang mendukung terciptanya suasana nyaman dan
menyenangkan.
• Menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan adalah dengan membuat
manusia tersebut merasakan suasana alam dalam setiap proses terapi. Oleh karena
itu, diupayakan tercipta adanya hubungan antara ruang terpakai dengan alam
lingkungan luar, baik buatan maupun alam.
• Dengan adanya kondisi tapak yang memiliki kontur, ingin menggunakan
kontur tersebut sebagai penyaring (sirkulasi) menuju area khusus dan privat yang
akan direncanakan.
• Mengingat proyek fasilitas ini dibuat untuk konsumen, maka titik awal dalam
menciptakan fasilitas yang berfungsi adalah kembali pada ‘rasa’ dari penggunanya
- termasuk dalam teori perilaku. Sementara, terdapat kemungkinan permasalahan
yang akan timbul yaitu bagaimana mendisain ruang dalam yang bisa berhubungan
dengan ruang luar tetapi tetap memperhatikan segi privasi orang yang berada di
ruangan tersebut sebagai implementasi dari batas ruang sosial dan ruang pribadi
setiap individu. Sehingga pendalaman yang dipilih adalah pendalaman yang
berhubungan dengan ruang luar yaitu lansekap. Dimana pendalaman ini akan
berguna untuk menghasilkan ruang-ruang terbuka namun terlindung dari
gangguan-gangguan eksternal saat proses berlangsung.
2.1.3. Ide Disain
Karena letak tapak berada di pulau bali dan berada dalam lingkungan bali,
maka menggunakan ide disain daerah setempat yaitu arsitektur bali yang
diperbarui sebagai patokan dalam penerapan konsep terbuka tetapi tertutup yang
telah dikaji diatas, tanpa menyentuh sisi religius ataupun norma serta simbol
keagamaan nya. Beberapa ciri khas ide arsitektur bali yang diambil sebagai ide
disain antara lain :
• Setiap area khusus memiliki batas-batas tertentu untuk memisahkan antara
area publik, semi publik dan privat. Selain itu, setiap area dengan kepentingan
yang berbeda untuk penghuni/pemilik rumah itu sendiri juga diberi batasan.
Biasanya pembatas yang digunakan adalah pagar.
• Pedestrian desa–desa bali yang masih alami tidak terlalu besar dan berkesan
Universitas Kristen Petra
29
seperi lorong, karena jarak satu rumah ke rumah lainnya berdempetan dan berada
di sepanjang pedestrian.
• Bentukan massanya sederhana, yaitu persegi.
• Satu bangunan mewakili satu ruang dengan fungsi tunggal, mis: dapur
terpisah dengan bangunan lain, kamar orang tua dengan kamar anak terpisah
dengan bangunan tersendiri, dll.
• Beratap sesuai dengan iklim tropis, perisai atau pelana.
• Pemilihan material yang digunakan mengambil bahan yang mudah didapat di
daerah yang bersangkutan.
• Penempatan massa menyebabkan terjadinya ruang-ruang luar. Sehingga setiap
massa mendapatkan bagian ruang luar sebagai jarak antara bangunan satu dengan
bangunan lain.
Demikian penjabaran ide disain yang akan diterapkan pada perancangan proyek
secara keseluruhan.
2.2. Pendaerahan/Zoning
Tapak berada di dalam area perumahan mewah Taman Mumbul wilayah
Benoa, Bali.
Batas-batas tapak (gambar 2.1) :
• Utara : Lahan kosong
• Timur : Lahan kosong
• Selatan : Jalan lokal perumahan dan perumahan
• Barat : Jalan masuk utama perumahan
Pendaerahan pada tapak berdasarkan nilai lebih (view) dan titik tertinggi
yang dimiliki tapak untuk menentukan daerah yang memungkinkan untuk
ditempatkan area yang dianggap bagus pemandangannya. Oleh karena itu, dengan
maksud memanfaatkan nilai lebih tersebut, maka titik ini dianggap area yang
terbaik. Sehingga ditempatkanlah area cottage yang merupakan tempat
mengistirahatkan tubuh dari kegiatan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan
menikmati suasana yang telah diciptakan dan yang telah ada (view teluk). Tidak
diabaikan juga pertimbangan pendaerahan dari segi kebisingan, pandangan dan
pencapaian ke area fasilitas.
Universitas Kristen Petra
30
Gambar 2.1. Batas-batas Tapak
Secara umum fasilitas-fasilitas proyek ini dikelompokkan atas cottage,
kelompok terapi, kelompok klinik dan laboratorium, area kebugaran, area servis,
kelompok persiapan, kelompok entrance, area sirkulasi kendaraan.
Pendaerahan kelompok-kelompok tersebut didasari atas pertimbangan-
pertimbangan dibawah ini :
• Pada proyek, cottage - area yang dianggap tidak bisa dimasuki orang lain yaitu
area dimana merupakan tempat beristirahat, sehingga dianggap bersifat ekstra
privat dari fasilitas lain. Dari segi pencapaian dipilih bagian ujung dari sirkulasi
agar hanya orang yang berkepentingan saja yang bisa mencapainya. Berlandaskan
pertimbangan terhadap nilai lebih yang dimiliki tapak yaitu pemandangan teluk
yang diperkirakan cukup jelas dari titik tertinggi tapak, maka area cottage
diletakkan pada titik ini. Kendala yang dihadapi dalam meletakkan posisi cottage
di titik ini adalah letaknya yang menyempit dan diapit dengan jalan lokal di kedua
sisinya. (gambar 2.2)
Pemecahan masalah yang dilakukan yaitu dengan memberikan penghalang
baik penghalang suara, pandangan dan juga pencapaian dari arah jalan lokal ke
area cottage pada tapak. Pemecahan masalah yang dipilih untuk area cottage
adalah dengan memberi pagar di sekeliling area yang berhubungan dengan jalan
lokal di sekitarnya setingi 3m dengan tujuan menghalangi bising dan pandangan
dari luar ke dalam. Ditambahkan pula tanaman lebat setinggi 3-5m, seperti jenis
pohon salix matsudana tortuosa dan green bamboo (lihat lampiran) yang berdaun
hijau tua sebagai pembatas pandangan dari dalam ke luar selain pagar.
Jalan Lokal
JalanLokal
Lahan kosong
Lahankosong
Universitas Kristen Petra
31
Gambar 2.2. Kelompok Cottage
• Kelompok Terapi – dari segi sirkulasi - dianggap menempati urutan kedua.
Tetapi dari segi keseluruhan judul dan fasilitas yang disediakan, area ini
merupakan area utama yang sangat penting dan memerlukan area terlindung.
(gambar 2.3) Oleh karena itu, pendaerahan fasilitas terapi dipilih dibawah area
cottage (pemenuhan segi sirkulasi-urutan kedua), di bagian sisi dalam tapak
(timur) agar cukup terlindung dari kebisingan jalan lokal (kepentingan segi
fasilitas utama). Selain itu, pencegahan terhadap perkembangan masa depan yang
menurut peraturan daerah bahwa wilayah ini akan direncanakan sebagai area
fasilitas umum dan jasa, dilakukan dengan memberikan penghalang dari luar
tapak sebelah timur ke dalam tapak.
Penghalang antara sisi luar tapak dengan area terapi yang berada pada sisi
timur tapak dengan membiarkan pepohonan asli tapak yang sangat lebat di area
tersebut (memanfaatkan kelebihan tapak) sebagai penghalang utama suara dan
kebisingan yang akan mungkin terjadi kurun waktu beberapa tahun mendatang.(gambar 2.4)
• Pendaerahan kelompok laboratorium, klinik dan bedah plastik di tempatkan
pada bagian bawah sebelum area cottage dengan maksud merupakan area yang
cukup privat dan hanya orang tertentu yang akan menuju area ini. (gambar 2.5)
Universitas Kristen Petra
32
Gambar 2.3. Site Plan Kelompok Terapi
Gambar 2.4. Batas-batas Kelompok Terapi
LahanKosong
LahanKosong Pedestrian
Sungai
Kelompok cottage
Universitas Kristen Petra
33
Gambar 2.5. Kelompok Laboratorium, Klinik dan Bedah Plastik
• Area Kebugaran ditempatkan pada bagian barat tapak agak dekat dengan jalan
lokasi dengan pertimbangan bahwa area ini bersifat publik dan cukup
menghasilkan kebisingan karena suara yang dihasilkan baik dari kegiatan
taekwondo, wrestling dan boxing, juga aerobik yang menggunakan musik untuk
kegiatannya. Area kebugaran ini juga berfungsi sebagai penahan gangguan
(barrier) kebisingan dari jalan lokal ke kelompok terapi. (gambar 2.6)
Gambar 2.6. Area Kebugaran
kelompok cottage
kelompokterapi
Jalanlokasi
Kelompokterapi
Universitas Kristen Petra
34
• Area Kolam renang diletakkan di sisi barat tapak, dengan pertimbangan yang
sama dengan area kebugaran. Area kolam renang ini juga merupakan bagian dari
fasilitas kebugaran tetapi diletakkan terpisah dengan pertimbangan bahwa area ini
akan lebih membutuhkan privasi dibanding kegiatan kebugaran lain, seperti
latihan beban, dll. (gambar 2.7)
Gambar 2.7. Area Kolam renang
• Kelompok Persiapan diletakkan dekat dengan area kolam renang dan entrance,
mengingat bahwa fungsi area ini sebagai area pertama dan terakhir yang akan
dikunjungi konsumen untuk persiapan (gambar 2.8) mengikuti kegiatan di dalam
tapak ataupun akan meninggalkan tapak. Sehingga dikelompokkan dalam satu
pendaerahan yang sama dengan entrance yaitu pendaerahan publik. Maksud
menempatkan area ini dekat dengan area kolam renang karena sebagi area
persiapan kegiatan, tentunya merupakan area persiapan untuk berenang yang juga
menyediakan fasilitas locker bebas untuk menyimpan barang berharga
pengunjung. Sehingga memungkinkan konsumen untuk mencapai area ini dengan
waktu cukup singkat dari area kolam renang langsung ke area shoe shine.
• Area Kantor ditempatkan di bagian timur tapak dengan maksud dekat dengan
entrance dan area servis agar koordinator fasilitas ini sewaktu-waktu dapat
Gambar 15. KelompokLaboratorium dan Klinik
Area kebugaran
Universitas Kristen Petra
35
mencapai kedua area tersebut bila ada sesuatu yang mendesak. Dikelompokkan
dalam pendaerahan semi publik. (gambar 2.9)
Gambar 2.8. Kelompok Persiapan
• Area Servis dipilih untuk diletakkan pada bagian timur depan dekat entrance
karena di sisi ini terdapat jalan buntu yang sama sekali tidak terpakai yang akan
difingsikan sebagai jalan servis melalui pertimbangan kemudahan pencapaian
mobil servis dari luar ke dalam tapak tanpa mengganggu pencapaian tamu ke
fasilitas. Letak area servis yang dekat dengan area entrance menimbulkan masalah
pandangan dari area entrance ke bangunan servis, sehingga dilakukan pemecahan
dengan membiarkan tanaman lebat tapak sebagai penghalang pandangan. (gambar
2.10)
• Kelompok Entrance diletakkan di bagian utara tapak yang berbatasan dengan
lahan kosong. Pemilihan didasarkan pada pemikiran bahwa area ini kurang baik
Kelompokpersiapan
Kelopokentrance
Area kolamrenang
Universitas Kristen Petra
36
karena perbatasannya dengan lahan kosong yang dalam perkembangannya akan
dibangun fasilitas umum atau jasa dengan ketinggian maksimum dua lantai.
Gambar 2.9. Area Kantor
Gambar 2.10. Kelompok servis
Jalanbuntu
AreaKantor
Kelompokservis
Kelompokentrance
Universitas Kristen Petra
37
Sehingga demi mengantisipasi hal itu, maka diletakkan bangunan entrance
dengan tinggi kontur 13,8m dari kontur terakhir lahan kosong (tapak tetangga).
Bukan hanya itu, direncanakan pula jarak antara lahan kosong dengan bangunan
entrance adalah area parkir sebagai pelengkap alur sirkulasi dari bawah menuju ke
atas semakin privat, dan dengan harapan pandangan dari entrance ke potensi alam
(Teluk Benua) masih tetap dapat dinikmati. (gambar 2.11)
Gambar 2.11. Kelompok Entrance dan parkiran
• Area Parkir di depan bangunan entrance (gambar 2.12) sebagai jarak antara
bangunan dengan lahan kosong. Tujuan utama membentuk parkir yang di mulai
dari kontur rendah ke kontur yang lebih tinggi sampai dengan lobby (entrance)
adalah menambah kesan penyaringan sirkulasi dari bawah ke atas. Hal lain yang
ingin dicapai dengan alur sirkulasi parkir yang seperti itu yaitu membuat rasa
ingin tahu pengunjung akan bangunan apa yang akan menyambutnya dan apa
yang ada di dalamnya dan memberi perasaan di hormati setelah mencapai
entrance melalui efek pencapaian dari bawah ke atas tersebut.
Perencanaan fasilitas ini dibuat menyesuaikan dengan kondisi fisik dimana
tapak berada, dengan harapan tidak banyak merusak kondisi asalnya. Maka dari
Lahan kosong
Areaservis
Universitas Kristen Petra
38
itu tidak banyak mengubah lingkungan sekitarnya dan juga memanfaatkan kondisi
alam yang sudah ada sebagai pembentuk kesan ‘hutan’ yang membantu konsep
perancangan ruang luar.
2.3. Pengaruh Lingkungan Sekitar Terhadap Tapak dan Pengaruh
Bangunan yang Dirancang Terhadap Lingkungan
Tapak terletak di daerah pertengahan dan laluan lalu lintas Denpasar -
Nusa Dua - Tanjung Benua. Berada 160 m dari jalan By Pass Ngurah Rai yang
merupakan arteri primer penghubung antar kota di hampir separuh pulau bali dan
juga batas, masuk perumahan mewah Taman Mumbul. (gambar 2.13) Dengan
kontur 2,3m antar kontur, membuat tapak cukup terlihat dari arah By Pass Ngurah
Rai. Selain itu, tapak berada di antara beberapa perumahan mewah dan area
publik seperti pusat perbelanjaan Tragia Nusa Dua, daerah perbelanjaan dan
perhotelan Nusa Dua dan juga Jimbaran. Oleh karena letaknya yang seperti ini,
maka sangat berpengaruh terhadap perkembangan tapak nantinya. Kondisi dan
situasi yang demikian mendukung pemilihan tapak, terutama dari segi konsumen
yang diharapkan yaitu lokal dan non lokal (sebagian besar perumahan mewah di
wilayah ini disewakan ataupun dijual kepada ekspatriat).
Keberadaan tapak dengan proyek tersebut di daerah ini diharapkan dapat
memberikan tambahan fasilitas kepada pulau Bali yang merupakan pulau wisata
bukan hanya memberikan kesenangan tetapi juga tersedia sarana pemulihan
kondisi mental dan fisik manusia. Sehingga Bali tidak hanya menyediakan sarana
pariwisata yang menyenangkan semata, tetapi juga menyediakan sarana yang
berguna untuk penyegaran tubuh menyeluruh dengan harmonisasi jiwa dan tubuh.
Selain fungsi proyek terhadap tapak seperti yang telah disebutkan diatas,
diharapkan nantinya tapak dengan proyeknya akan menjadi salah satu proyek
yang memperhatikan lingkungan dan menjadi salah satu area hijau di daerah itu.
Karena kondisinya yang berkontur dan serupa hutan, maka tapak direncanakan
dibentuk
Disamping itu, memanfaatkan kondisi asli tapak yang sangat rapat dengan
pepohonan seperti hutan tetap ditampilkan dan dipergunakan untuk memperkaya
vista dan suasana, juga menambah kesan alami vista buatannya.
Universitas Kristen Petra
39
Gambar 2.12. Lingkungan dan situasi
Dasar pemikiran yang digunakan dalam perencanaan tapak dengan konsep
awal dan penyesuaiannya dengan kondisi lingkungan sekitar beserta
pertimbangannya telah dijelaskan pada paragraf pendaerahan diatas.
Keberadaan tapak dan fasilitas yang direncanakan akan cukup berpengaruh
terhadap restoran dan cafe yang berada di sekitar area itu, karena fasilitas restoran
dan cafe juga disediakan di bangunan terapi ini sebagai fasilitas tambahan, agar
para tamu tidak perlu keluar dari area ini untuk sekedar makan dan minum.
Fasilitas lain yang berada di sekitar Puri Terapi akan tetap berfungsi sebagaimana
biasanya, mungkin justru terbantu. Karena penginapan yang disediakan fasilitas
terapi ini cukup sedikit, hanya empat buah maka kemungkinan jika permintaan
akan penginapan lebih dari yang disediakan, akan dialihkan ke penginapan lain
yang dekat dengan fasilitas ini. Demikian juga halnya dengan fasilitas Marta
Tilaar Salon dan Spa yang berada ± 300m dari fasilitas ini, akan tetap berjalan
sebagaimana mestinya karena fasilitas yang disediakan di area kami cenderung ke
arah terapi dan bukannya relaksasi. Sehingga dengan berdirinya fasilitas ini
diharapkan tidak mengganggu pasar fasilitas lain. Salah satu cafe, bar dan restoran
yang cukup terkenal dan dekat area fasilitas terapi ini bernama Moon Tee, dirasa
juga akan tetap beroperasi dengan pasarnya sendiri, karena memiliki suasana yang
berbeda dengan restoran yang disediakan Puri.
Luas area terbangun (bangunan) menurut Keputusan Bupati Badung (lihat
analisa), Koefisien Dasar Bangunan yang diperbolehkan : 60% dan Koefisien
TelukBenua
Universitas Kristen Petra
40
Lantai Bangunan : (analisa). Untuk garis sempadan depan 6m, samping 2m dan
belakang 3m. Zonning yang diatur menurut Keputusan Bupati Badung Nomor :
1741 tahun 2000, untuk tapak yang berada di pinggir jalan bisa menggunakan tiga
alternatif, yaitu berorientasi ke jalan dan ke natah (terhadap bangunan yang
direncanakan), dan ke berorientasi ke jalan saja (semua entrance pada bangunan
mengarah ke jalan) dan terakhir, bisa di atur menghadap ke daerah yang dianggap
memiliki potensi alam tertentu. Disain menggunakan orientasi ke daerah yang
memiliki potensi alam tertentu yaitu teluk benua. Kemudian garis sempadan yang
digunakan dalam disain lebih dari batas minimal yang disarankan dengan
pertimbangan bahwa pada keseluruhan sisi akan memerlukan cukup pembatas,
baik pembatas pandangan maupun pembatas suara. Sehingga dengan adanya jarak
yang cukup besar dapat ditambahkan pembatas yang bukan hanya pagar,tetapi
juga dengan menaikkan ketinggian tanah dan menanaminya dengan tanaman lebat
serta tanaman bambu sebagai usaha pembatas suara dan pandangan. Selain
pertimbangan tersebut juga memikirkan jika seandainya tapak tetangga dibangun
bangunan dengan jarak yang sangat dekat dengan tapak ini, maka tujuan ruang
yang privat tersebut masih tetap terjamin. Untuk area sirkulasi kendaraan dan
parkir juga lebih dari batasan yang disarankan dengan pertimbangan kurang lebih
sama dengan sisi tapak lainnya serta menginginkan tetap mendapatkan view teluk
benua dari kelompok entrance terutama dari bangunan entrance.
2.4. Pencapaian Tapak
Pencapaian dari lingkungan luar ke tapak dijelaskan dengan sistematis
dalam analisa sirkulasi, yaitu bisa dengan kendaraan pribadi (mobil, motor),
fasilitas jemputan yang disediakan (minibus – jalan yang ada tidak mencukupi
untuk dilewati bus besar), kendaraan umum (taksi – diasumsikan untuk tamu,
angkot – diasumsikan untuk para staf dan pegawai).
Pencapaian antar fasilitas pada tapak :
• Suasana yang diinginkan pada tapak adalah suasana seperti sedang berada di
pedesaan bali. Oleh sebab itu, perencanaan sirkulasi pedestrian pada tapak
menghadirkan suasana pedestrian bali dengan menciptakan kesan lorong. (gambar
2.14)
Universitas Kristen Petra
41
Gambar 2.13. Lorong Pedestrian
Gambar diatas (gambar 2.14) merupakan lorong yang sengaja dibentuk seperti kesan
pedestrian desa-desa di Bali. Gambar kiri adalah lorong menuju cottage dan
gambar sisi kanan adalah lorong disepanjang area kebugaran dan kelompok klinik
dan laboratorium).
Gambar 2.14. Perspektif lorong (kiri) dan layout lorong (kanan)
Perspektif lorong diatas (gambar 2.15) merupakan lorong boundary kelompok terapi
dengan area kolam renang.
• Pencapaian pada tapak cenderung berputar atau keliling yang terjadi karena
selaan jika ditarik garis linier dari area entrance ke area fasilitas lainnya dengan
maksud memberi pengalaman seperti berjalan di sepanjang desa di bali.
• Pencapaian dari gerbang area fasilitas menuju ke masing-masing bangunan
fasilitas menggunakan sistem berpencar.
Jalan masuk (entrance) untuk area ini ditentukan hanya satu, yaitu jalan
masuk utama saja. Disebabkan oleh keinginan mencapai adanya penyaringan
Universitas Kristen Petra
42
sirkulasi dari area publik ke area privat, maka dibuat alur sirkulasi yang bertahap
dari bawah ke atas.(gambar 2.16)
Gambar 2.15. Layout Plan
Untuk jalan masuk servis khusus (gambar 2.16) memanfaatkan jalan buntu
yang telah ada agar tidak melalui entrance tamu. Jalan masuk servis ini juga bisa
digunakan sebagai jalan masuk bagi karyawan. Jalan masuk pemadam kebakaran
tidak disediakan khusus karena sebagian besar tapak dikelilingi oleh jalan dan
diperkirakan bisa dicapai oleh semburan air mobil pemadam kebakaran.
2.5. Sistem Sirkulasi Pada Tapak
Sirkulasi parkir pada tapak terpusat, di mulai dari bawah menuju ke atas,
bangunan entrance. Tujuannya antara lain menambah kesan ingin tahu dan
perasaan ‘memiliki kontrol’ terhadap bagian di bawahnya karena berada lebih
tinggi dari bagian yang ada dibawahnya. Sehingga menimbulkan rasa dihormati
atau terhormat saat telah sampai kepada entrance tersebut.
Penyediaan fasilitas parkir ditujukan untuk baik kendaraan roda empat
(mobil dan mini bus) maupun roda dua. Parkir untuk bus dengan ukuran lebih dari
20sheet tidak disediakan karena menimbang bahwa jalan masuk utama ke
perumahan Taman Mumbul itu sendiri tidak memadai untuk ukuran bus tersebut.
Sehingga dalam prakteknya, untuk tamu dengan jumlah besar disediakan mobil
Jalan masukpengunjung
Jalan masukservis
Out
In
Universitas Kristen Petra
43
dan bus khusus untuk menjemput. Kapasitas parkir mobil disediakan dua puluh
tiga (23) buah, mini bus enam (6) buah dan motor dua puluh (20)buah. (gambar
2.17)
Gambar 2.16. Parkir
Sistem sirkulasi pejalan kaki dan sepeda dalam tapak dari satu fasilitas ke
fasilitas lainnya adalah berpencar dengan bentuk penataan massa yang cluster,
sistem sirkulasi kendaraan bermotor baik roda dua ataupun roda empat dibatasi
hanya sampai dengan area parkir. Sedangkan mobil pemadam kebakaran bisa
masuk melalui area servis dan bisa ke area kebugaran melewati pagar. Sistem
sirkulasi pejalan kaki dari tempatparkir ke area yang dituju memiliki alur sebagai
berikut : parkiran – entrance – area yang dituju – informasi area – ruang yang
akan digunakan. Dasar sirkulasi yang digunakan tetap berpencar, dari gerbang
area terapi ke bangunan informasi, baru kemudian menyebar ke ruang-ruang
terapi yang akan digunakan.
2.6. Lansekap
2.6.1. Pola Penataan Ruang Luar
Penataan lansekap arsitektur bali terbentuk karena pola penataan
massanya. Sehingga tidak ada aturan khusus dalam menata dan menciptakan
lansekap. Keseluruhan penataan (bangunan dan lingkungannya) merupakan
lansekap.
Minibus
SepedaMotor
Mobil
Universitas Kristen Petra
44
Pola penataan lansekap pada proyek ini juga terbentuk karena pola
penataan massanya. Sebagai patokan dan merupakan batasan yang digunakan
dalam menata lansekap kembali pada arsitektur bali yang mana pada arsitektur
bali tidak mengenal adanya plaza dan ruang terbuka khusus untuk berkumpul.
Sehingga ruang luar terbentuk secara tidak langsung Arsitektur bali hanya
mengenal halaman tengah (natah tengah) dan halaman dapur (natah paon-ditanami
dengan tanaman sayuran dan tanaman obat). Oleh sebab itu, pada proyek juga
tidak dibuat dengan sengaja adanya plaza, melainkan hanya beberapa titik tempat
untuk berteduh di sepanjang pedestrian sebagai tempat beristirahat pengunjung
yang menuju fasilitas yang diinginkan.
Tema yang digunakan untuk lansekap menyesuaikan dengan keberadaan
kondisi tapak awal. Kondisi awal tapak yang penuh dengan vegetasi yang tidak
teratur dan beraneka ragam sehingga serupa hutan, maka tema ruang luar yang
digunakan adalah liar, yangmana memanfaatkan kondisi yang ada agar tidak
banyak mengubah keadaan awal. Vegetasi yang terdapat pada tapak diusahakan
dipergunakan semaksimal mungkin untuk menjaga kealamian tapak dan juga
membantu tujuan perancangan lansekap proyek.
Untuk penataan pohon, dipilih pepohonan yang bisa digunakan sebagai
penahan (barrier) pandangan dan suara di daerah yang memerlukan penahan,
misalnya : area yang privat seperti area – area terapi digunakan jenis bambu-
bambuan (bambu hijau ataupun bambu kuning). Demikian halnya pohon bambu
digunakan pada area terapi untuk menghasilkan bunyi desiran yang melengkapi
suasana alam. (gambar 2.18) Penataan pepohonan di sekitar area di atur mulai dari
ground cover, pohon rendah (semata kaki), tanaman sedang (perdu), semak,
tanaman besar dan kemudian tanaman barrier. Jika perlu ditambahkan dengan
pagar agar lebih yakin area tersebut benar-benar terlindung.
Pot bunga digunakan sebagai elemen taman pelengkap dan juga sebagai
vocal point di suatu area terbuka.(gambar 2.19) Pot tanaman bahan tanah liat
ataupun batu lava ini juga digunakan sebagai wadah lampu taman untuk
penerangan dari bawah ke atas yang bisa memberikan efek tertentu. Penataan
lampu taman di dasari pada efek yang diinginkan. Kesan malam hari yang ingin
dicapai adalah misterius (suasana hutan di waktu malam), sehingga penempatan
Universitas Kristen Petra
45
Gambar 2.17. Pohon Bambu Area Terapi Sentuh
Gambar 2.18. Pot Tanaman Sebagai Vocal Point
Gambar 2.19. Lampu Taman
Pohon bambu
Pot tanaman berisi lampu
Lampu sama denganbentuk bangunan
Universitas Kristen Petra
46
Gambar 2.20. Lampu Taman dengan Patung
pencahayaan yang menghasilkan cahaya remang-remang, misalnya seperti di
bollard, lampu yang berdiri sendiri di antara tanaman (gambar 2.20), bisa juga
digantung ataupun di letakkan di dalam kendi atau pot tanaman.Ada pula lampu
yang dipegang oleh patung dan diletakkan di depan tanaman yang ingin diterangi
(gambar 2.21). Sementara elemen ruang luar lainnya yaitu gazebo-gazebo untuk
beristirahat (gambar 2.22)dan bangku-bangku diletakkan di tempat-tempat yang
mengundang terjadinya kegiatan, misalnya di tepi sungai dan di sekitar jalan
pertemuan.
2.6.2. Pedestrian
Hal lain yang menjadi ciri suasana bali adalah pedestriannya yang seperti
lorong dan berkesan lorong. Karena di kiri kanannya dibatasi dengan bangunan
rumah bali yang berjajar di sepanjang pedestrian. Ide ini diterapkan pada disain
lansekap proyek dengan ‘kesan lorong’ tersebut.
Penciptaan kesan lorong menggunakan elemen pembatas baik pembatas
fisik maupun visual, antara lain pagar tembok, pagar tanaman rambat, bisa juga
dengan penanaman pohon yang berjajar rapat disepanjang pedestrian.Sehingga
menciptakan kesan menuju satu titik. Masing-masing pembatas dengan ketinggian
3m untuk pagar tembok, 1.5m untuk pagar tanaman rambat, dan 2-3m untuk pagar
pohon.
Perkerasan yang digunakan bisa berbeda bahan, tekstur atau pola
materialnya di setiap area. Hal ini untuk memberikan ciri khusus pada area-area
tersebut.
Patungmembawa
lampu
Universitas Kristen Petra
47
Pedestrian di masing-masing area menggunakan sistem berpencar dari
gerbang utama area ke bangunan fasilitas khusus. Tetapi sebisa mungkin menjaga
privasi dari setiap ruang terapi agar terlindung dari gangguan luar (suara,
pandangan, dan bau dari lingkungan luar ruang khusus).
2.6.3. Pemilihan Elemen Taman
Elemen taman yang digunakan sebagai pelengkap lansekap adalah elemen
yang alami dengan bahan dasar alam, mis: tanah liat, batu-batuan alam, dsb.
Penambahan elemen taman didasarkan atas kebutuhan dan maksud
penambahan tersebut. Elemen yang ditambahkan dengan maksud sebagai vokal
poin :
• Tanaman palem botol atau palem cane yang sangat indah jika disorot lampu
dari bagian bawah ke atas dengan jarak tertentu.
• Kendi tanah liat ataupun pot tanah liat dengan tanaman air di atasnya seperti
jenis lili air atau bisa juga tanaman blue eye.
• Patung (binatang, orang atau peri) dari bahan batu lava yang juga disorot
dengan lampu dari sisi bawah ke atas.
• Tanaman pandanus juga digunakan sebagai titik penarik pandangan di siang
hari ataupun malam hari jika diterangi dengan lampu.
• Gazebo dengan konstruksi yang sama dengan bangunan lain sebagai tempat
berteduh di beberapa titik di sepanjang pedestrian.
2.6.4. Pemilihan Tanaman (Soft material)
Tanaman yang digunakan merupakan tanaman yang memiliki karakter
kuat bertahan di segala cuaca dan iklim, terutama bisa beradaptasi terhadap
perbedaan suhu dan cuaca yang cepat. Beberapa tanaman dihadirkan untuk
memberi kesan dan efek tertentu pada tapak.
Tabel 2.1. Spesifikasi Tanaman
• Bambu kuning • Kamboja jepang
• Bambu hijau • Kenanga
• Pinang Jambe • Rumput manila
Universitas Kristen Petra
48
Tabel 2.1. Spesifikasi Tanaman (sambungan)
• Pohon Jati • Bayam merah
• Flamboyan • Lantana juntai
• Kamboja • Lantana rambat
• Cempaka • Teratai
• Nusa Indah • Oleander
• Kemuning • Lili paris
• Gardena • Plumeria
• Alamanda • Keladi
• Kembang kertas (bougenville) • Miana
• Kembang Sepatu • Pakis krul
• Asoka Putih • Acalypha
• Asoka merah • Panitera
• Teh-tehan
Gambar 2.21. Gazebo untuk beristirahat di sepanjang pedestrian
Tanaman diatas merupakan tanaman yang dipilih menurut Keputusan Bupati
Badung Nomor : 1741 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan Jalan By Pass Ngurah Rai lampiran keempat mengenai perletakan
dan material lansekap].
Tanaman tambahan lainnya yang digunakan adalah :
• Tanaman Air
Lotus tumbuh di kolam yang cukup besar dengan kedalaman satu meter dan berisi
air setengahnya. Mekarnya di malam hari.
Universitas Kristen Petra
49
Tanaman air bisa tumbuh besar seperti kuping gajah raksasa (Caladium air) atau
Victoria amazonica (Victoria regia) – diameter daunnya 2-3m. Mudah
digandakan, memrlukan cukup air dan sinar matahari. Ada jenis yang bisa
ditanam di pot (Hyacints dan Iris). Jenis lili air kurcaci biru biasa ditanam dalam
kendi tanah liat. Tanaman air bisa melembutkan elemen air.
• Keluarga Palem
Sycas, palem Cane, palem kipas, palem wergu, palem botol, dan palem hurricane.
Nama-nama diatas termasuk dalam keluarga palem-paleman yang memiliki sifat
cocok dengan segala jenis kesempatan dan suasana.
Raphis elegan berguna untuk menyembunyikan unit AC dan kotak-kotak junction.
Date Palm bisa mencapai tinggi 2-3m saat dewasa, sempurna untuk menciptakan
privasi.
Giant Oil Palm dapat digunakan sebagai kanopi dan memerlukan ruang yang
cukup seimbang dengan pertumbuhanya yang besar dan sangat cepat. Jenis ini
bisa tumbuh sangat cepat bahkan dalam semalam jika tidak ditempatkan dalam
wadah tanaman.
Hurricane Palm digunakan sebagai pelindung dan bisa menyembunyikan
pandangan langsung ke obyek yang ada di depannya. Menciptakan efek sightly
(menyamping).
Cane Palm merupakan jenis palem yang dijuluki dengan sebutan ‘user friendly’
karena sangat ramah lingkungan, bisa beradaptasi dengan segala cuaca dan
pemeliharaannya mudah. Banyak digunakan di hotel-hotel tropis, bayangan yang
dihasilkannya sangat bagus untuk menciptakan tekstur pada lantai kolam renang,
sangat baik pula digunakan sebagai aksen.
• Yucca filamentosa variegata
Cirinya : hampir tidak mempunyai batang, bentuknya melingkar mengelompok,
tingginya mencapai 3-5m saat akan berbunga, panjang daunnya 35-75cm,
bunganya berwarna putih, dengan panjang 5cm, mekar akhir musim panas, cocok
di tanah yang drainasenya baik. Berkembang biak dengan benih.
• Vinca major
Jenis tanaman rambat. Tingginya minimum 30cm, merambat dengan cepat dalam
kumpulan membentuk seperti karpet sampai dengan lebar 2m, daun panjang 5cm,
Universitas Kristen Petra
50
bunga lebar 4cm, warna bunga biru keunguan, tumbuh di tanah yang berdaya
serap baik.
• Tanaman rambat
Untuk tanaman rambat digunakan tanaman jalar berbunga seperti bougainvillea,
stephanotis difungsikan sebagai penghalang pandangan (dirangkai di pagar kayu
setinggi 1.5m. Alamanda dan clorodendrum juga digunakan dengan tujuan
sebagai aksen pada musim hujan diletakkan bersama dengan bougainville (dalam
satu rangka pagar), karena jenis ini berbunga justru pada musim hujan.
• Bambu
Tumbuh di daerah yang lembab dan banyak humus. Berkembang dengan rhizoma,
ketinggiannya bisa mencapai 24m. Jika daerah atau tanahnya tidak mendukung,
ketinggiannya hanya mencapai 6m-8m. Merupakan keluarga rumput-rumputan.
Beberapa tanaman lain bisa tumbuh bersama bambu, asalkan bukan tanaman kecil
dan berakar dangkal. Untuk jenis bambu hijau (Green Giant Bamboo) atau disebut
juga Dendrocalamus giganteus, cocok sebagai penghalang pandangan (barrier),
sangat baik jika penanamannya dibarengi dengan jenis bambu lain yaitu Bambusa
ventricosa dan Golden Yellow, Hedge bamboo (Pseudososa japonica) sebagai
barrier dan boundary. Tanaman bambu ini memberi efek suara karena terkena
desir angin membuatnya bergemerisik dan menimbulkan kesan mistis. Sangat
baik ditanam di ruang luar.
• Pancratium (Bunga Liar)
Tumbuh di tanah yang kering tetapi subur, perlu di sirami sampai tanah menjadi
basah dan mengandung banyak air sesekali jika suhu terlalu panas, bisa juga
tumbuh ditanah yang berpasir. Panjang bunga 8-15cm.
• Osmanthus
Osmanthus x burkwoodii : lebat, tergolong semak-semak, tinggi mencapai 3m,
tumbuh di daerah yang banyak humus tetapi penyerapan airnya baik.
• Achillea
Kebanyakan tumbuhnya berkelompok dan bergumpal dengan nyaris tanpa daun.
Semua jenis ini tumbuh di musim panas, tidak terkecuali.
Beberapa tumbuh sebagai border bisa tumbuh di bebatuan.
Universitas Kristen Petra
51
Macam2 jenisnya :
A. ageratifolia: 7-15cm , abu2 – hijau , kuning dan putih.
A. x argantea (mungkin kawin silang dari A. clavenae x A. nana) : 15-23cm; abu-
hijau; mahkota bunganya banyak dalam satu tangkai, putih, hitam dan kuning.
A. aurea– A. chrysocoma : bentukan seperti karpet, 10-15cm, daun berjari dua,
putih seperti wool, banyak mahkota bunga dalam satu tangkai, kuning cerah.
A. clavenae : 10-25cm, sempit, memiliki rambut2 seperti satin silver; mahkota
bunga dalam kelompok yang bercabang, putih.
A. Integrifolia :serupa dengan jenisnya tetapi daunnya hampir tidak lobes.
A. clypeolata : membentuk kelompok, 45-60cm; abu2; mahkota membusur dalam
satu tangkai, kuning terang.
• Acorus (Pedang-pedangan)
Berasal dari bahasa Romawi, akoron. Berdaun sempit, seperti iris dan berakar
rambat. Bunganya tumbuh dalam dedaunan lebat. Cocok tumbuh di tanah lembab
atau basah. Sweet flag tumbuh dengan baik di air, mendapat sinar matari ataupun
di bawah bayangan tanaman lain.
Rata2 jenisnya :
A. calamus : berdaun seperti pedang; beraroma jika diremas atau di potong; bisa
tumbuh di Asia dan Amerika, diperkenalkan di Eropa; tingginya 1m; spadix kira2
8cm; Daunya bergaris tepi warna krem.
A. gramineus : dari India ke Jepang; berdaun rumput; 30-50cm; spadix slender; 5-
10cm saat musim semi.
A.g.pussilus : lebih kecil dari jenisnya; bagus untuk tanaman pot.
• Adiantum
Memiliki ciri : kering, tidak basah, lebih suka pada permukaan tanah yang
penyerapan airnya baik. Berbulu2, merupakan jenis lumut yang tetap hijau
(berdaun). Umumnya berkelamin ganda. Setiap daunnya bervariasi mulai dari
berbentuk segitiga, sampai berbentuk kipas. Penyebaran sporanya berjarak. Ada
yang tumbuh di area yang lebat, ada yang tersebar jauh dengan rhizoma. Beberapa
tahan terhadap cuaca musim dingin, tetapi semuanya tetap membutuhkan suasana
rumah hijau (greenhouse).
Universitas Kristen Petra
52
Jenis2nya :
A. pedatum : lebat, daunnya brkeliling dibagian luar batang, 1.5-2cm panjangnya.
A.p.Imbricatum : lebih pendek dari jenisnya, bertumpuk2, bersembur merah
jambu saat masih muda, berubah hijau kemudian.
A. venusum : Himalaya, rhizomatus, daun bentuk segitiga, panjang 15-30cm.
• Lumut-lumutan
Tumbuh di tempat lembab, sebagai parasit. Mudah ditanam dan mudah tumbuh,
mudah dipindah, bisa ditempatkan khusus, asalkan banyak air.
Lumut tanah merayap di tanah, bagus untuk memperlembut paving, bisa
digunakan sebagai ground cover dan penampilannya seperti karpet.
Lumut sarang burung, cocok digabung dengan palem, heliconia dan
cordyline.Lumut ini dan Maiden hair cocok diletakkan di beranda dan pedestrian,
juga pada pot.
Lumut pohon sulit dirawat. Jika musim kering, harus dibenamkan bagian
kelopaknya dalam air selama musim kering.
Lumut ekor ikan berpenampilan paling menarik di semua iklim dan jenis tanah.
• Allium
Nama latin untuk bawang putih (Allium sativum). Species berasal dari Hemisphere
utara. Daunnya linear (lurus), rata, melingkar. Umbinya terdiri dari enam siung.
Bunganya berbentuk lonceng di bagian ujungnya.
Sebagian species beraroma bawang putih atau bawang bombai jika dirusak.
Tumbauh di tanah kebun, dibawah sinar matahari atau daerah yang sedikit
tertutup bayangan. Gandakan dengan membelahnya saat menanam, atau dari
benihnya.
Biasanya ditanam dengan tujuan kulinari (masak-memasak), seperti bawang putih,
dan bawang bombay. Tidak cocok dengan sayur-sayuran atau tanaman obat.
Jenis2nya :
A.elatum : tinggi sampai 90cm, daunnya bisa persegi atau segi lima, berbunga
mengkilat ungu-violet dan bentuk bintang, bermahkota besar
A. falcifolium : batang 12cm, berdaun hijau-abu, lurus, berbentuk kurva,bersayap
bunga pink kemerah-unguan, lebarnya 1.5-2cm
Universitas Kristen Petra
53
A. flavum : sampai 30cm, berdaun sempit lurus, barbunga kuning susu, berbentuk
lonceng, kira2 panjangnya 5mm.
• Anagallis (Blue Eye)
Ada 28 species, berasal dari daerah tropis, Amerika Selatan dan Eropa Barat.
Tingkat pemeliharaannya rendah. Berjari daun 5 dan berjari mahkota bunga 5
juga. Ada warna biru, merah dan putih. Memerlukan tanah yang cukup air dan
daerah yang mendapat sinar matahari.
Jenisnya :
A. monellii dan jenis rendah lainnya : sangat baik ditanam di dalam pot pada awal
musim semi, dan dikeluarkan jika sudah cukup besar.
A. tenella : membutuhkan tanah lembab dan daerah yang teduh.
• Lantana ungu
• Rumput pampas
• Pepohonan tapak aslinya
• Iris
Tumbuh di tanah biasa, berdaun seperti pedang tetapi lentur.
• Iresine
Beberapa species merupakan perdu, lainnya ada yang merambat sebagai border
ataupun penutup tanah, tingginya sampai 45cm,bisa lebih besar jika di letakkan di
tempat yang luas, berwarna merah keunguan, berdaun lebat, cocok di daerah yang
cukup lembab.
• Groud cover/Penutup Tanah
Rumput-rumputan digunakan sebagai ground cover yang paling praktis.
Umumnya berbulu tipis, mudah dirawat dan serbaguna (bisa digunakan sebagai
alas duduk, berjalan tanpa alas kaki, berlarian, dll).
Jenis : rumput sapi, rumput manila, rumput jepang dan couch.
Mondo grass (othiopogon) dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Rhoeo memiliki penampilan yang bagus, tahan lama, memiliki efek ‘mengisi’
dengan mudah area yang terbuka disekelilingnya dan tanaman lain. Warnanya
gelap, memberi kesan baik dekat dengan tanaman bunga-bungaan.
Coleus, Wedelia, Lumut jalar, Potulaca merupakan jenis ground cover yang perlu
dipangkas dan di tanam ulang musim-musim tertentu.
Universitas Kristen Petra
54
Cacti putih, golden scindapsus, rhoeo warna plum, smokey silver bromeliad atau
glossy lime green wedelia merupakan ground cover dengan warna-warna ceria,
dapat membantu menciptakan kebun yang atraktif dan menarik.
• Helictotricon (rumput-rumputan)
Berdaun tipis dan panjang-panjang 45cm, dengan bunga setinggi 60-120cm,
tumbuh di daerah yang penyerapannya baik.
• Elymus
Jenis rumput-rumputan, tumbuh di tanah dengan penyerapan yang baik, bersinar
matahari banyak, panjang daunnya sekitar 60cm dengan lebar 8-20mm, sedangkan
ketinggiannya mencapai 0,6-2m.
• Edraianthus
Berdaun seperti rumput kecil-kecil, tumbuh di tanah kering dan cenderung
berpasir, dan menyukai sinar matahari, tanaman rendah dan berkelompok, warna
biru keunguan.
• Dryopteris
Jenis lumut, berasal dari daerah tropis, perlu tanah yang banyak humus dan subur,
berkembangbiak dengan spora, bisa dibawah sinar matahari ataupun tidak.
• Cordyline australis
Tahan di segala cuaca dan iklim, perlu tanah dengan penyerapan air baik.Berdaun
lancip dan tajam seperti pandan.
• Arundinaria
Kelas bambu-bambuan yang seperti rumput, tumbuh di tanah yang lembab dan
subur, baik untuk penghalang angin dan sebagai pembatas.
2.6.5. Pemilihan Bahan Keras (Hard material) Lansekap
• Pagar keliling tapak : batu kali.
• Pagar dalam lingkungan : tembok beton, beberapa dilapis batu lava.
• Batu alam hitam di area kolam renang, kerikil hijau di area terapi hipnotis,
kerikil hitam di area sitzbath, dll.
• Bahan lainya untuk perkerasan : paving cetak, batu-batuan alam (batu lava,
batu kali, batu padas,dsb), kerikil, karang putih pipih.