laporan kontur

26
LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY DAN PEMETAAN MODUL IV KONTUR Kelompok 9B Yuki Darwis Rahmahsari Z. G 130644840 Muhamad Lazuardi 1306412792 Melinda Latiasha 1306448533 Dinda Athhasi 1406642851 Tanggal Praktikum : Asisten Praktikum : Novita Indraswari Tanggal disetujui : Nilai : Paraf Asisten : LABORATORIUM SURVEY DAN PEMERAAN DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

Upload: dinda-atthasi

Post on 15-Jan-2016

154 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

laporan kontur 9b

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KONTUR

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY DAN PEMETAAN

MODUL IV

KONTUR

Kelompok 9B

Yuki Darwis

Rahmahsari Z. G 130644840

Muhamad Lazuardi 1306412792

Melinda Latiasha 1306448533

Dinda Athhasi 1406642851

Tanggal Praktikum :

Asisten Praktikum : Novita Indraswari

Tanggal disetujui :

Nilai :

Paraf Asisten :

LABORATORIUM SURVEY DAN PEMERAAN

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK 2015

Page 2: LAPORAN KONTUR

A. TUJUAN

1. Menentukan perbedaan ketinggian antar titik, menentuan jarak antar titik yang telah

ditentukan.

2. Mengumpulkan data geometris pada permukaan bumi dari segala sesuatu yang ada

diatasnya, baik berupa alami maupun buatan manusia

3. Memilih cara yang tepat untuk menentukan kerangka dasar pengukuran situasi dengan

kondisi lapangan yang dipakai

4. Melakukan pemetaan situasi, dengan menggambarkan data-data geometris di

permukaan bumi ke suatu bidang datar dengan skala tertentu.

B. PERALATAN

Theodolit : 1 buah

Rambu : 1 buah

Payung : 1 buah

Statif/tripod : 1 buah

Patok sebanyak : 5 buah

Meteran : 1 buah

Unting-unting : 1 buah

C. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Peta

Peta adalah bayangan rupa bumi yang digambarkan di bidang datar (bidang gambar)

dengan skala tertentu, sedangkan peta topografi adalah peta yang memperlihatkan

unsur-unsur asli dan buatan manusia di atas permukaan bumi. Unsur-unsur tersebut

dapat dikenal maupun diidentifikasi dan pada umumnya untuk memperlihatkan

keadaan yang sesungguhnya.

2. Pengertian lain mengenai peta topografi ada dua, yaitu:

a. Peta yang menggambarkan relief permukaan bumi beserta bangunan alami

maupun buatan manusia yang ada di atasnya.

b. Peta yang menggambarkan relief/sifat permukaan bumi yang digambarkan dengan

garis kontur.

Page 3: LAPORAN KONTUR

Seperti kita ketahui bahwa peta mencerminkan berbagai tipe informasi dari

unsur muka bumi maupun yang ada kaitannya dengan muka bumi. Yang perlu diingat

bahwa peta selalu mengunakan salah satu system proyeksi, maka hasil perhitungan

melalui peta tidak akan sama / tepatnya dengan hasil pengukuran / perhitungan di

permukaan bumi, kecuali peta tersebut di gambar dengan system proyeksi sama luas

(equal area projektil) dan peta tersebut dibuat dengan skala besar.

Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah informasi

tentang tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajikan variasi

ketinggian suatu tempat pada peta topografi, umumnya digunakan garis kontur

(contour-lin). Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan

ketinggian sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis

lengkung horisontal. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak

garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar

peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur ini

juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.

Gambar 1. Garis Kontur membuat proyeksi tegak garis perpotongan bidang mendatar dengan

permukaan bumi

Dengan memahami bentuk-bentuk tampilan garis kontur pada peta, maka dapat

diketahui bentuk ketinggian permukaan tanah, yang selanjutnya dengan bantuan

pengetahuan lainnya bisa diinterpretasikan pula informasi tentang bumi lainnya.

Page 4: LAPORAN KONTUR

3. Interval Kontur dan Indeks Kontur

Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan. Jadi

juga merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan. Pada suatu peta

topografi interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin

besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval kontur

semakin kecil. Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap

kelipatan interval kontur tertentu; mis. Setiap 10 m atau yang lainnya.

Rumus untuk menentukan interval kontur pada suatu peta topografi adalah:

i = (25 / jumlah cm dalam 1 km) meter, atau

i = n log n tan a , dengan n = (0.01 S + 1)1/2 meter.

Contoh:

Peta dibuat pada skala 1 : 5 000, sehingga 20 cm = 1 km,

maka i = 25 / 20 = 1.5 meter.

Peta dibuat skala S = 1 : 5 000 dan a = 45° ,

maka i = 6.0 meter.

Berikut contoh interval kontur yang umum digunakan sesuai bentuk permukaan

tanah dan skala peta yang digunakan.

Tabel 1: Interval kontur berdasarkan skala dan bentuk medan

Skala Bentuk muka tanah Interval Kontur

Page 5: LAPORAN KONTUR

1 : 1000

dan

lebih besar

Datar

Bergelombang

Berbukit

0.2 - 0.5 m

0.5 - 1.0 m

1.0 - 2.0 m

1 : 1000

s / d

1 : 10000

Datar

Bergelombang

Berbukit

0.5 - 1.5 m

1.0 - 2.0 m

2.0 - 3.0 m

1 : 10000

dan

lebih kecil

Datar

Bergelombang

Berbukit

Bergunung

1.0 - 3.0 m

2.0 - 5.0 m

5.0 - 10.0 m

0.0 - 50.0 m

Ada 3 Metode yang dipakai untuk menentukan garis kontur, yaitu :

1. Metode Langsung.

Ketinggian yang diinginkan langsung ditentukan di lapangan dengan bantuan alat sipat

datar atau waterpass, jarak yang ditentukan dengan jarak optis yaitu (Ba-Bb) x 100.

Garis kontur didapat dengan menghubungkan titik-titik yang bersangkutan.

2. Metode Tidak Langsung.

Dengan metode ini ketinggian tanah diambil secara acak. Interval kontur yang

didinginkan didapat dengan cara interpolasi.

3. Metode Kotak (Raster)

Metode ini sangat diperlukan untuk pekerjaan dimana medannya relatif datar dan

terbuka. Biasanya ditetapkan untuk pembuatan lapangan terbang.

Penggambaran garis kontur ditentukan oleh elevasi titik yang bersangkutan dimana

pada pelaksanaan di lapangan, benang atas, benang tengah dan benang bawah

Page 6: LAPORAN KONTUR

+ 600+550

+ 500+ 450

+ 400

+ 110 + 107,5+ 105

+ 102,5

+ 200

+ 300

+ 400

+ 500

dilakukan bersama-sama dengan pembacaan sudut pesawat Theodolith. Elevasi suatu

titik ditentukan terhadap bidang persamaan tersebut adalah bidang nivo yang

berhimpit dengan bidang permukaan laut rata-rata atau bidang Geodoid atau Men Sea

Level.

Pada daeah yang berhimpit di permukaan bumi, bidang nivo ini dianggap bidang datar,

tetapi untuk bidang yang luas meliputi seluruh bidang bumi. Oleh karena itu dua titik

yang tidak terletak pada satu bidang datar, terletak pada bidang yang sama.

Pada gambar berikut ditunjukan jenis-jenis garis kontur:

(a) Kontur sebuah bukit

(b) Kontur sebuah sungai

Page 7: LAPORAN KONTUR

(c) Kontur pada daerah datar

Gambar 2. Jenis-jenis garis kontur

4. Sifat Garis Kontur

a. Garis-garis kontur saling melingkari satu sama lain dan tidak akan saling

berpotongan.

b. Pada daerah yang curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah yang landai

lebih jarang.

c. Pada daerah yang sangat curam, garis-garis kontur membentuk satu garis.

d. Garis kontur pada curah yang sempit membentuk huruf V yang menghadap ke

bagian yang lebih rendah.

Garis kontur pada punggung bukit yang tajam membentuk huruf V yang

menghadap ke bagian yang lebih tinggi.

e. Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90° dengan

kemiringan maksimumnya, akan membentuk huruf U menghadap ke bagian yang

lebih tinggi.

f. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang

menutup-melingkar.

g. Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri.

h. Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat dihubungkan dan

dilanjutkan menjadi satu garis kontur.

Page 8: LAPORAN KONTUR

Gambar 2: Kerapatan garis kontur pada daerah curam dan daerah landai

Gambar 3: Garis kontur pada daerah sangat curam.

Page 9: LAPORAN KONTUR

Gambar 4: Garis kontur pada curah dan punggung bukit.

Gambar 5: Garis kontur pada bukit dan cekungan.

5. Kemiringan Tanah dan Kontur Gradien

Kemiringan tanah a adalah sudut miring antara dua titik = tan-1(D hAB/sAB).

Sedangkan kontur gradient b adalah sudut antara permukaan tanah dan bidang

mendatar.

Page 10: LAPORAN KONTUR

D. PRODESUR PERCOBAAN

a. Membuat sketsa titik-titik pada lapangan dengan menancapkan 25 patok besi seperti :

Gambar 6: Titik acuan dilapangan

b. Memasang Theodolit diatas titik A

c. Mendatarkan Theodolit dengan mengatur nivo kasar dan halus pada Theodolit.

d. Mengukur dan mencatat tinggi alat (theodolite) dari permukan tanah.

e. Meletakkan rambu ukur pada titik E sebagai acuan sudut horisontalnya 00o00’00”

f. Setelah itu meletakkan rambu pada tiap titik dari titik B hingga titik Y dengan

mencatat bacaan atas, tengah dan bawah yang terbaca pada theodolite. Dan juga

membaca sudut yang vertikal dan horizontal yang terbaca pada layar thoedolit.

Page 11: LAPORAN KONTUR

E. DATA PRAKTIKUM

Dari praktikum kontur, didapat dua hasil pembacaan kontur dari dua titik yang

bersebrangan, yaitu pada titik A, yaitu:

Tabel 2. Hasil Praktikum dari titik A

Letak Tinggi Titi

kBA BT BB

Sudut Sudut D X Y

Alat Alat (m) Vertikal Horizontal (m) (m) (m)

A

1.43 A -  - - 90O 0 0 0 0

1.43 B 1.465 1.445 1.435 90O 0 3 3 0

1.43 C 1.535 1.51 1.475 90O 0 6 6 0

1.43 D 1.575 1.53 1.485 90O 0 9 9 0

1.43 E 1.675 1.615 1.555 90O 0 12 12 0

1.43 F 1.385 1.375 1.355 90O 270O 3 0 3

1.43 G 1.355 1.325 1.295 90O 270O 6 0 6

1.43 H 1.29 1.245 1.2 90O 270O 9 0 9

1.43 I 1.05 0.99 0.93 90O 270O 12 0 12

1.43 J 1.415 1.395 1.375 90O 315O 4 3 3

1.43 K 1.34 1.3 1.265 90O 317 7.5 3 6

1.43 L 1.26 1.21 1.1165 90O 308 14.35 3 9

1.43 M 1.04 0.98 0.92 90O 284O09'10" 12 3 12

1.43 N 1.485 1.45 1.42 90O 332O44'00" 6.5 6 3

1.43 O 1.445 1.405 1.365 90O 315O 8 6 6

1.43 P 1.495 1.44 1.385 90O 303O38'10" 11 6 9

1.43 Q 1.59 1.53 1.46 90O 296O36'40" 13 6 12

1.43 R 1.565 1.52 1.47 90O 341O25'20" 9.5 9 3

1.43 S 1.567 1.515 1.46 90O 326O37'10" 10.7 9 6

1.43 T 1.635 1.575 1.46 90O 315O 17.5 9 9

1.43 U 1.71 1.635 1.56 90O 306O56'50" 15 9 12

1.43 V 1.685 1.62 1.56 90O 345O37'20" 12.5 12 3

1.43 W 1.656 1.6 1.535 90O 333O22'00" 12.1 12 6

1.43 X 1.67 1.595 1.52 90O 323O02'50" 15 12 9

1.43 Y 1.655 1.57 1.485 90O 315O 17 12 12

Page 12: LAPORAN KONTUR

F. PENGOLAHAN DATA

Dari data yang didapat, diperoleh pengolahan data beda tinggi dari titik theodolite

dengan titik-titik patok, menggunakan rumus :

∆ H=(Tinggi Alat−BatasTenga h )−¿

Dengan D = Jarak, yang mengunakan rumus :

D= (Batas Atas−Batas Bawah )× cos2 θ

Tabel 3. Hasil Pengolahan Data Titik A

Letak

Tinggi Titik

BA BT BBSudut Sudut D X Y ∆H Tinggi

AlatAlat (m)

Vertikal

Horizontal (m)(m)

(m) (m)Tanah

(m)Alat 1.43 A       90O 0 0 0 0 0 10

1.43 B1.46

51.445 1.435 90O 0 3 3 0

-0.015

9.99

1.43 C1.53

51.51 1.475 90O 0 6 6 0

-0.075

9.93

1.43 D1.57

51.53 1.485 90O 0 9 9 0 -0.1 9.9

1.43 E1.67

51.615 1.555 90O 0 12 12 0

-0.185

9.82

1.43 F1.38

51.375 1.355 90O 270O 3 0 3 0.055 10.06

1.43 G1.35

51.325 1.295 90O 270O 6 0 6 0.105 10.11

1.43 H 1.29 1.245 1.2 90O 270O 9 0 9 0.185 10.19

1.43 I 1.05 0.99 0.93 90O 270O 12 0 12 0.44 10.44

1.43 J1.41

51.395 1.375 90O 315O 4 3 3 0.035 10.04

1.43 K 1.34 1.3 1.265 90O 317 7.5 3 6 0.13 10.13

1.43 L 1.26 1.21 1.1165 90O 30814.3

53 9 0.22 10.22

1.43 M 1.04 0.98 0.92 90O 284O09'10"

12 3 12 0.45 10.45

1.43 N1.48

51.45 1.42 90O 33

2O44'00"6.5 6 3 -0.02 9.98

1.43 O1.44

51.405 1.365 90O 315O 8 6 6 0.025 10.03

1.43 P1.49

51.44 1.385 90O 30

3O38'10"11 6 9 -0.01 10.0

1.43 Q 1.59 1.53 1.46 90O 296O36'40"

13 6 12 -0.1 9.90

1.43 R1.56

51.52 1.47 90O 34

1O25'20"9.5 9 3 -0.09 9.91

1.43 S 1.567

1.515 1.46 90O 326O37'10"

10.7 9 6 -0.085

9.92

Page 13: LAPORAN KONTUR

1.43 T1.63

51.575 1.46 90O 315O 17.5 9 9

-0.145

9.86

1.43 U 1.71 1.635 1.56 90O 306O56'50"

15 9 12-

0.2059.80

1.43 V1.68

51.62 1.56 90O 34

5O37'20"12.5 12 3 -0.19 9.81

1.43 W1.65

61.6 1.535 90O 33

3O22'00"12.1 12 6 -0.17 9.83

1.43 X 1.67 1.595 1.52 90O 323O02'50"

15 12 9-

0.1659.84

1.43 Y1.65

51.57 1.485 90O 315O 17 12 12 -0.14 9.86

G. ANALISA

1) ANALISA PRAKTIKUM

Praktikum ini bertujuan untuk memetakan situasi suatu wilayah. Data yang

diperoleh berupa ketinggian terhadapa suatu titik acuan. Peralatan yang digunakan

untuk memetakan situasi yaitu theodolite, rambu, patok, tape/meteran, statif,

payung, dan untir-untir.

Theodolite digunakan untuk membidik/menembak titik-titik yang akan diukur

ketinggiannya. Pada prinsipnya theodolite memiliki dua cincin untuk mengukur

sudut tersebut, yaitu cincin horizontal dan cincin vertikal. Cincin horizontal

digunakan untuk mengukur sudut pada bidang horizontal, ke arah samping kanan

atau ke samping kiri. Sedangkan cincin vertikal untuk mengatur sudut pada bidang

vertikal atau sudut zenith. Theodolite yang digunakan adalah theodolite yang

memiliki layer LCD untuk menampilkan hasil pengukuran sudut. Alat ini

membaca sudut dengan aplikasi komputer dengan ukuran kecil yang sudah

gterprogram di dalamnya. Dengan menggunakan peralatan yang modern, hasil

pengukuran lebih akurat dan meminimalkan kesalahan yang terjadi di lapangan.

Untuk menggunakannya, theodolite dipasang di atas statif/tripod. Kemudian

dipasangkan pada titik acuan dimana pengukuran akan dimulai. Harus

diperhatikan baha Nivo harus berada tepat di tengah lingkaran sehingga theodolite

pararel dengan bidang horizontal, Mengaturnya agar nivo berada di tengah dengan

memutar tiga buah sekrup pengatur secukupnya. Bila tidak terbiasa mengatur nivo

akan membutuhkan waktu yang lama.

Page 14: LAPORAN KONTUR

Statif yang digunakan untuk menyangga theodolite terbuat dari logam dan

kondisinya masih bagus. Tidak tampak goresan atau korosi. Ketiga kaki statif

ditancapakan ke tanah sehingga tidak mudah bergeser ketika sedang membidik

objek. Theodolite dipasangkan di atas kepala statif. Keunggian alat diatur

sedemikian rupa sehingga memudahkan praktikan untuk membidik objek. Dalam

praktikum kali ini karena beberapa praktikan bertubuh agak pendek ukuran tinggi

alat pun menyesuaikan sehingga hanya setinggi 1,43 m.

Rambu sepanjang lima meter yang terdiri dari lima buah payok yang terbuat dari

batang logam digunakan sebagai mistar ukur. Rambu ini dipegang oleh salah satu

praktikan di depan patok yang sudah dipasang pada setiap titik yanag akan diukur

ketinggiannya. Kondisi rambu yang digunakan masih bagus, angka yang tertera

masih jelas dan ada beberapa garis bantu untuk membaca angka yang tidak tertera

di dalamnya.Hal ini berpengaruh agar data yang terbaca lebih teliti.

Tape/meteran untuk mengukur jarak masing-masing titik berupa pita dengan dua

skala satuan meter, dan inch. Satuan dari besaran panjang yang digunakan dalam

praktikan ini menggunakan Satuan Internasional (SI) yaitu meter.

Payung dan untir-untir tidak banyak digunakan dalam praktikum ini. Payung

digunakan untuk melindungi theodolite dari sinar matahari. Selain itu payung juga

digunakan untuk melindungi praktikan dari sengatan sinar matahari ketika

memegang rambu untuk dibidik. Sedankan unting-unting seharusnya digunakan

untuk memudahkan mengatur letak pemasangan theodolite agar tepat berada di

titik acuan. Unting-unting terbuat dari bandul logam yang diikat dengan tali,

diikatkan dengan kepala statif. Karena memiliki gaya berat dari bandul, maka tali

akan tertarik menuju pusat bumi sehingga membentuk sudut 90 atau tegak lurus

dengan bidang.

Praktikum ini berlokasi di lapangan Enginering Center Fakultas Teknik

Universitas Indonesia. Kondisi lapangan merupakan tanah berumput. Dipenuhi

dengan rumput. Selain itu banyak pepohonan kecil yang terletak di pinggir

lapangan. Keadaan pohon ini tidak menggangu hasil bidikan karena letak objek

atau titik yang diberi patol sudah diperkirakan oleh Asisten dosen tidak akan

menggangu proses penembakan atau pembidikan.

Page 15: LAPORAN KONTUR

Hasil yang diperoleh dari pambacaan theodolite adalah BA,BT,BB yang terlihat

pada rambu, jarak dan sudut yang dibentuk antara titik acuan dengan titik yang

ditembak. Kemudian tinggi alat dari theodolite diukur dari tanah hingga ke garis

yang ada di theodolite. Semua data dicatat.

2) ANALISA HASIL

Dari hasil praktikum didapatkan nilai benang atas, benang tengah dan benang

bawah dan sudut vertikal dan horizontal yang didapat.

Tabel 4. Hasil Pengolahan Data

Letak TinggiTitik BA BT BB

D ∆H Tinggi

Alat Alat (m) (m) (m) Tanah (m)

A 1.43 A - - - 0 0 10

1.43 B 1.465 1.445 1.435 3 -0.015 9.99

1.43 C 1.535 1.51 1.475 6 -0.075 9.93

1.43 D 1.575 1.53 1.485 9 -0.1 9.9

1.43 E 1.675 1.615 1.555 12 -0.185 9.82

1.43 F 1.385 1.375 1.355 3 0.055 10.06

1.43 G 1.355 1.325 1.295 6 0.105 10.11

1.43 H 1.29 1.245 1.2 9 0.185 10.19

1.43 I 1.05 0.99 0.93 12 0.44 10.44

1.43 J 1.415 1.395 1.375 4 0.035 10.04

1.43 K 1.34 1.3 1.265 7.5 0.13 10.13

1.43 L 1.26 1.21 1.117 14.35 0.22 10.22

1.43 M 1.04 0.98 0.92 12 0.45 10.45

1.43 N 1.59 1.53 1.46 13 -0.1 9.98

1.43 O 1.445 1.405 1.365 8 0.025 10.03

1.43 P 1.495 1.44 1.385 11 -0.01 10.0

Page 16: LAPORAN KONTUR

1.43 Q 1.485 1.45 1.42 6.5 -0.02 9.9

1.43 R 1.565 1.52 1.47 9.5 -0.09 9.91

1.43 S 1.567 1.515 1.46 10.7 -0.085 9.92

1.43 T 1.635 1.575 1.46 17.5 -0.145 9.86

1.43 U 1.71 1.635 1.56 15 -0.205 9.80

1.43 V 1.685 1.62 1.56 12.5 -0.19 9.81

1.43 W 1.656 1.6 1.535 12.1 -0.17 9.83

1.43 X 1.67 1.595 1.52 15 -0.165 9.84

1.43 Y 1.655 1.57 1.485 17 -0.14 9.86

Untuk menentukan beda ketinggian digunakan rumus :

H=alat-BT

Untuk tinggi alat yang digunakan adalah 1,43 m. Data perbedaan ketinggian H yang

telah diperoleh dimasukkan ke dalam sketsa. Kemudian peta kontur dibuat berdasarkan

pengolahan data yang telah dibuat. Tujuannya untuk memperoleh gambaran yang lebih

jelas pemetaan situasi daerah tersebut mengenai ketinggian dan kecuraman daerah dari

rapat renggangnya kontur.

Page 17: LAPORAN KONTUR

Gambar 7. Elevasi pada titik pengamatan

Dari data tersebut didapatkan hasil perhitungan beda tinggi dari titik theodolite

yang dianggap sebagai titik acuan dengan tinggi (0) dengan setiap titik patok

menggunakan rumus :

∆ H=(Tinggi Alat−BatasTenga h )−¿

Dengan D = Jarak, yang mengunakan rumus :

D= (Batas Atas−Batas Bawah )× cos2 θ

Page 18: LAPORAN KONTUR

Dengan menggunakan nilai beda tinggi tersebut, dapat digunakan sebagai acuan

dalam pembuatan peta kontur pada daerah tersebut.

Gambar 8. Garis Kontur

3) ANALISA KESALAHAN

Pada praktikum kontur ini dapat terjadi kesalahan-kesalahan yang menyebabkan

tidak akuratnya hasil yang didapatkan. Kesalahan-kesalahan tersebut adalah :

a. Pembacaan benang atas, benang bawah dan benang tengah yang tidak sesuai

mengakibatkan pada perhitungan analisis.

b. Dalam pengukuran jarak dengan menggunakan meteran tidak tepat karena

pada saat penggunaan meteran tidak lurus atau melengkung sehingga

didapatkan nilai jarak yang tidak sesuai.

Page 19: LAPORAN KONTUR

c. Tidak tepatnya meletakkan theodolite pada patok yang telah ditentukan dapat

menyebabkan tidak tepatnya pembacaan pada theodolite.

d. Rambu yang digunakan juga mempunyai skala yang cukup besar, sehingga

dapat menimbulkan berbagai macam pendapat pada saat pembacaan benang.

e. Selain itu posisi rambu seharusnya tegak lurus terhadap theodolit kadang saat

dipegang menjadi miring karena kurang bantuan waterpass.

H. KESIMPULAN

a. Dalam praktium ini diapatkan data geometris tentang perbedaan tinggi antar titik

yang telah ditentukan, dan dapat dijadikan sebagai pemetaan situasi atau garis-

garis kontur.

b. Praktikum kali ini bertujuan untuk menemukan data geometris tentang kontur di

lapangan EC

c. Dari pemetaan situasi (konturing) dapat diketahui beda tinggi serta jarak titik

dengan menggunakan theodolit digital yang hasilnya mendekati hasil yang

sebenarnya.

d. Situasi kontur di Lapangan EC menurut hasil analisa adalah landai.

I. REFERENSI

Laboratorium Survey dan Pemetaan. Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Depok :

Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Page 20: LAPORAN KONTUR

1. LAMPIRAN