peranan nutrien terhadap pertumbuhan

58
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan murni mencakup pertambahan dalam bentuk dan berat jaringan-jaringan pembangun seperti urat daging,tulang, jantung, otak dan semua jaringan tubuh lainnya (kecuali jaringan lemak) dan alat-alat tubuh. Dari sudut kimiawi, pertumbuhan murni adalah suatu penambahan jumlah protein dan zat-zat mineral yang tertimbun dalam tubuh. Penambahan berat akibat penimbunan lemak atau penimbunan air bukalah pertumbuhan murni. Semua bagian dari tubuh hewan dengan cara yang teratur. Kaki dan tangan (pada manusia) tubuh sebanding dengan tinggi dan panjang tubuh. Akan tetapi kepala tumbuh lebih lambat daripada anggota badan. Meskipun demikian terdapat suatu variasi yang luas dalam ukuran dan perbandingan tubuh di dalam spesies. Misalnya saja ayam strain murni jauh lebih besar daripada ayam local. Juga di dalam berbagai bangsa, terdapat variasi yang besar sekali mengenai ukuran dan berat di antara individu masing-masing. Nutrisi pertumbuhan 1

Upload: andry-pratama

Post on 23-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Nutrient pada ternak

TRANSCRIPT

Page 1: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan murni mencakup pertambahan dalam bentuk dan berat

jaringan-jaringan pembangun seperti urat daging,tulang, jantung, otak dan semua

jaringan tubuh lainnya (kecuali jaringan lemak) dan alat-alat tubuh. Dari sudut

kimiawi, pertumbuhan murni adalah suatu penambahan jumlah protein dan zat-zat

mineral yang tertimbun dalam tubuh. Penambahan berat akibat penimbunan lemak

atau penimbunan air bukalah pertumbuhan murni.

Semua bagian dari tubuh hewan dengan cara yang teratur. Kaki dan tangan

(pada manusia) tubuh sebanding dengan tinggi dan panjang tubuh. Akan tetapi

kepala tumbuh lebih lambat daripada anggota badan. Meskipun demikian terdapat

suatu variasi yang luas dalam ukuran dan perbandingan tubuh di dalam spesies.

Misalnya saja ayam strain murni jauh lebih besar daripada ayam local. Juga di dalam

berbagai bangsa, terdapat variasi yang besar sekali mengenai ukuran dan berat di

antara individu masing-masing.

Meskipun berbagai bagian tubuh tumbuh secara teratur, tubuh tidak tumbuh

sebagai suatu kesatuan, karena berbagai jaringan tumbuh dengan laju yang berbeda

dari lahir sampai dewasa. Misalnya saja urat daging, jantung, dan jaringan tubuh

berturut-turut memperlihatkan kenaikan sebesar 45 sampai 50, 12 sampai 15 kali, 20

sampai 22 kali, masing-masing dalam bentuk dan berat jika dibandingkan dengan

otak yang memperlihatkan pembesaran sebesar 3 sampai 4 kali.

Pertumbuhan hewan sangat dipengaruhi akan zat-zat nutrisi. Pertumbuhan

akan berjalan baik bila didukung oleh zat-zat yang masuk dalam tubuh hewan oleh

karena itu kebutuhan akan zat nutrisi yang diperlukan oleh hewan. Berdasarkan hal

tersebut maka penulis akan mencoba menulis peranan zat nutrisi bagi hewan ternak,

khususnya ternak unggas.

Nutrisi pertumbuhan 1

Page 2: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertumbuhan

Menurut Soeharsono (1976) organisme yang sedang tumbuh mengalami

perubahan konformasi, berat atau ukuran tubuhnya dengan cara sangat teratur.

Pertumbuhan merupakan menifestasi dari perubahan-perubahan unit pertumbuhan

terkecil yaitu sel yang mengalami perbanyakan atau pertambahan jumlah

(hyperplasi) dan bertambah besarnya ukuran (hypertrophy) (Maynard dan Loslie,

1981). Mc Donald dkk., (1988) menyatakan bahwa pertumbuhan merupakan

perubahan dalam berat badan yang meliputi perubahan bagian-bagian komponen

karkas yaitu daging, lemak, dan kulit dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Selanjutnya Ensminger (1997) memberikan pengertian bahwa pertumbuhan

merupakan perubahan jaringan tulang-tulang, organ-organ bagian dalam serta

bagian-bagian lain dari tubuh. Menurut Yasin (1111) pada kehidupan embrio, kedua

proses yang meliputi hyperplasi dan hypertrophy terjadi pada semua sel. Pada

individu dewasa dapat ditemui tiga macam sel, yaitu :

1. Sel permanen yang terdapat di urat syaraf. Sel tersebut tidak membagi lagi

jauh sebelum individu dilahirkan dan jumlahnya tidak bertambah sesudah

individu dilahirkan.

2. Sel stabil, yang terus membagi dan bertambah jumlahnya selama

pertumbuhan akan tetapi pembagiannya berhenti dan jumlah menjadi tetap bila

individu menjadi dewasa. Sel tersebut merupakan sel pada sebagian besar alat-

alat tubuh.

3. Sel labil, terdiri dari jaringan-jaringan epitel dan epidermis yang terus

membagi dan bertambah dalam bentuk sepanjang kehidupan. Pada individu

dewasa prosesnya hanya terbatas pada pergantian sel-sel yang telah usang.

Ketiga macam sel tersebut mengalami hypertrophy selama pertumbuhan dan

beberapa daripadanya dapat membesar sesuai dengan kebutuhan faali tertentu.

Nutrisi pertumbuhan 2

Page 3: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

Misalnya saja pembesaran urat daging dapat ditingkatkan dengan cara latihan.

Sel ginjal indivudi dewasa dapat mengalami pembesaran bila ginjal tersebut

bekerja berat. Kesanggupan sel individu dewasa untuk mengalami hypertrophy

berkurang dengan bertambahnya umur.

Ada pun beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan diantaranya :

1. Genetik

Potensi genetik merupakan faktor kelanggengan yang diperoleh setiap

individu dari masing-masing induk dan bapaknya (Soeharsono,1976). Lain

halnya dengan pendapat North dan Bell (1990), bahwa untuk broiler

pertumbuhan itu 45 persen dipengaruhi oleh lingkungan dan 55 persen

dipengaruhi oleh genetik. Faktor genetik merupakan faktor pembatas bagi

penampilan produksi seekor ayam. Ayam broiler merupakan hasil perkawinan

silang dengan sistem seleksi yang berkelanjutan, sehingga mutu genetiknya

boleh dikatakan cukup memuaskan. Mutu genetik yang baik akan muncul secara

maksimal apabila didukung dengan kondisi lingkungan yang maksimal pula

(Abidin, 2003).

2. Ransum

Ransum adalah pakan yang diberikan pada ternak untuk periode 24 jam

(Hartadi, 1990). Lebih lanjut dijelaskan Wahyu (1992) bahwa ransum

merupakan salah satu faktor yang menduduki prioritas utama dalam menentukan

kecepatan pertumbuhan. Dengan ransum yang berkualitas baik, proses metabolis

yang terjadi di dalam tubuh ternak akan berlangsung secara sempurna, sehingga

akan menghasilkan pertumbuhan yang sesuai dengan harapan (Ichwan, 2003).

Supaya memperoleh pertumbuhan yang baik, salah satu faktor yang perlu

diperhatikan yaitu kandungan protein dan energi dalam ransum, karena

imbangan antara energi dan protein tidak tepat akan mengganggu laju

petumbuhan (Mihardja, 1981). Ransum dikatakan berkualitas tinggi apabila

mengandung zat-zat nutrisi dan energi metabolis dari tiap campuran bahan pakan

berada dalam keseimbangan (Lesson dan Summers., 2001). Kandungan energi

Nutrisi pertumbuhan 3

Page 4: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

dan protein dalam ransum telah banyak disarankan oleh beberapa ahli. Lesson

dan Summers (2001) menyarankan kandungan energi metabolis dan protein

dalam ransum starter adalah 2800 Kkal/Kg dengan protein 21 persen, finisher

adalah 3300 Kkal/Kg dengan protein 24,9 persen, sedangkan Daghir (1995)

menyarankan energi rasum periode finisher adalah 3000 Kkal/Kg dengan protein

22 persen, energi finisher adalah 3050 Kkal/Kg dengan protein 20 persen, dan

North dan Bell (1990) menyarankan energi starter dan finisher 3200 Kkal/Kg

dengan protein starter 20 persen dan finisher 23 persen.

3. Temperatur dan Kelembaban Udara

Secara tidak langsung temperatur berpengaruh terhadap performan ayam

broiler. Seperti yang dikemukakan oleh Soeharsono (1976) dan Wahju (1992)

bahwa temperatur lingkungan memegang peranan penting karena hal tersebut

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan efisiensi penggunaan ransum. Ayam

broiler akan tumbuh optimal dan efisien apabila dipelihara pada temperatur yang

ideal. Temperatur lingkungan ideal untuk tumbuh broiler berkisar 19-21oC

(Rasyaf, 1999). Menurut Soeharsono (1976) bahwa untuk dataran tinggi

(Bandung dan Lembang, 700 - 1000 meter diatas permukaan laut) sangat

menunjang pertumbuhan ayam broiler, karena temperatur di dataran tinggi

berkisar 19-26oC. Pertumbuhan dan efisiensi ransum yang maksimal tidak akan

tercapai bila unggas dipelihara di bawah atau diatas temperatur lingkungan yang

optimal untuk unggas tersebut.

Pada kondisi daerah tropis yang temperaturnya relatif tinggi unggas

cenderung menurunkan konsumsi ransum, akibatnya pertumbuhan menurun,

oleh karena itu unggas yang dipelihara di daerah tropis perlu diberi ransum yang

berkualitas baik, untuk menekan sekecil mungkin terjadinya penurunan laju

pertumbuhan (Wahju dan Sugandi, 1979). Menurut Mihardja (1981), dalam

kaitannya dengan pertumbuhan, kelembaban 60 persen dan 80 persen pada

temperatur 15,5oC dan 37,7oC tidak mempengaruhi pertumbuhan maupun

konversi ransum. Abidin (2003) menyatakan bahwa kelembaban udara yang

Nutrisi pertumbuhan 4

Page 5: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

tinggi (lebih dari 85 persen) berdampak kurang baik terhadap pertumbuhan

ayam.

Pertumbuhan biasanya mulai perlahan-lahan kemudian berlangsung lebih

cepat dan akhirnya perlahan-lahan kembali atau sama sekali berhenti. Pola tersebut

menghasilkan kurva pertumbuhan yang berbentuk sigmoid (berbentuk-S). Jalannya

pertumbuhan setelah lahir pada semua spesies ternak pada umumnya hampir sama.

Laju pertumbuhan dari lahir sampai dewasa sangat dipengaruhi oleh jumlah asupan

nurisi yang dikonsumsi dan dipengaruhi pula oleh kesehatan ternak.

Kekurangan zat makanan memperlambat puncak pertumbuhan urat daging

dan memperlambat laju penimbunan lemak, sedangkan makanan yang sempurna

mempercepat terjadinya laju puncak dari kedua-duanya. Bangsa di dalam spesies

bervariasi dalam laju kedewasaannya, seperti halnya individu ini dalam bangsa.

Meskipun hewan tingkatan tinggi, termasuk hewan ternak, mempunyai

susunan faali yang sangat kompleks, seperti susunan kelenjar endokrin dan susunan

syaraf pusat, ia tidak sanggup membuat berbagai zat yang dibutuhkan untuk

kehidupannya sehari-hari. Zat-zat tersebut harus diperoleh untuk sumber-sumber di

luar tubuhnya.

2.2. Peranan Zat-Zat Nutrisi Bagi Ternak Unggas

2.2.1. Peranan Karbohidrat

Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-

tumbuhan dan biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan kering

dalam bahan makanan ternak. Karbohidrat sebagaian besar terdapat dalam biji, buah

dan akar tumbuh-tumbuhan. Zat tersebut terbentuk oleh proses fotosintesis, yang

melibatkan kegiatan sinar matahari terhadap hijau daun. Hijau daun merupakan zat

fotosintetik aktif pada tumbuh-tumbuhan. Zat tersebut merupakan molekul rumit

dengan suatu struktur serupa berupa dengan struktur hemoglobin, yang terdapat

dalam darah hewan. Hijau daun mengandung magnesium; hemoglobin mengandung

besi. Lebih terperinci lagi, karbohidrat dibentuk dari air (H2O) berasal dari tanah,

Nutrisi pertumbuhan 5

Page 6: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

karbon dioksida (CO2) berasal dari udara dan energi berasal dari matahari. Suatu

reaksi kimiawi sederhana yang memperlihatkan suatu karbohidrat (glukosa)

disintesis oleh fotosintesis dalam tumbuh-tumbuhan (anggorodi, 1985).

Karbohidrat merupakan struktur kimiawi kompleks terdiri dari pati, selulosa,

pentosa, beberapa gula, dan bentuk-bentuk lain. Fungsi karbohidrat pada ternak

unggas adalah sebagai sumber energi dan panas serta disimpan sebagai lemak bila

jumlahnya berlebihan. Butir-butiran dan hasil ikutannya merupakan sumber utama

karbohidrat dalam ransum ternak unggas (anggorodi, 1995).

Hasil akhir pencernaan karbohidrat adalah gula-gula sederhana dan hasil

akhir metabolis karbohidrat adalah air, karbon dioksida, dan energi. Beberapa

produk biokhemis yang dihasilkan dari metabolis karbohidrat dapat bertindak

sebagai katalisator, memacu oksidasi dan merupakan bahan pemula untuk sintesis

biologik senyawa jenis lainnya dalam tubuh, seperti asam-asam lemak dan asam-

asam amino tertentu.

Karbohidrat digolongkan sebagai monosakarida (gula-gula sederhana),

disakarida (dua molekul gula-gula sederhana), trisakarida (tiga molekul gula-gula

sederhana) dan polisakarida (banyak molekul gula-gula sederhana).

Monosakarida adalah gula-gula sederhana yang mengandung lima atau enam

atom karbon dalam molekulnya. Zat tersebut larut dalam air. Monosakarida yang

mengandung enam karbon mempunyai formula molekul C6H12O6. termasuk di

dalamnya glukosa terdapat pada tumbuh-tumbuhan, buah masak, jagung manis, dan

sebagainya. Pada hewan zat tersebut terutama terdapat dalam darah yang pada

konsentrasi tertantu adala sangat vital untuk kehidupan. Orang sakit dapat diberi

makan dengan menginfus glukosa langsung ke peredaran darah.

Disakarida adalah karbohidrat yang mengandung dua molekul gula-gula

sederhana. Mempunyai formula umum C12H22O11. Karenanya zat tersebut mewakili

dua molekul gula sederhana minus air (dua atom hydrogen dan satu atom oksigen).

Disakarida yang sangat penting adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa.

Nutrisi pertumbuhan 6

Page 7: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

Sukrosa ditemukan dalam ubi manis atau gula tebu dan tiap molekul

mengandung satu molekul glukosa (dekstrosa) dan satu molekul fruktosa (levulosa).

Sukrosa rasanya sangat manis dan lazimnya digunakan untuk membuat manis bahan

makanan, jadi merupakan gula yang digunakan sehari-hari dan digunakan untuk

masak. Sukrosa terdapat pula dalam buah-buahan masak, dan getah pohon serta

tersebar luas di alam.

Maltosa ditemukan dalam biji yang sedang tumbuh dan mengadung dua

molekul glukosa. Gula tersebut manisnya kurang lebih sepertiga manisnya sukrosa.

Laktosa adalah gula susu dan hanya terdapat dalam susu (atau hasil-hasil dari

susu). Zat tersebut terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa.

Laktosa tidak dapat digunakan ayam karena sekresi pencernaan ayam tidak

mengandung enzim laktosa yang diperlukan untuk mencerna laktosa.

Trisakarida terdiri dari tiga molekul monosakarida yaitu galaktosa, fruktosa,

dan glukosa. Raffinosa adalah suatu trisakarida yang terdapat dalam gula biet dan

biji kapas.

Polisakarida mempunyai formula kimiawi umum (C6H10O5)n. Berarti bahwa

zat tersebut mengandung banyak molekul gula-gula sederhana. Kedua golongan

utama polisakarida adalah pati dan selulosa, meskipun masih ada golongan-golongan

lebih kecil lainnya yang kurang penting. Selulosa merupakan kelompok organik

terbanyak di alam dan hampir 50 persen zat organik dalam tumbuh-tumbuhan

diduga terdiri dari selulosa. Meskipun selulosa dan pati kedua-duanya adalah

polisakarida yang terdiri dari unit-unit glikogen, ayam hanya mempunyai enzim

yang dapat menghidrolisa pati. Karenanya selulosa tidak dapat dicerna sama sekali.

Pada ayam selulosa lebih banyak digunakan untuk membatasi penggunaan zat-zat

makanan, terutama pertumbuhan ayam dara. Sedangkan pati merupakan satu-

satunya zat yang penting dalam metabolis ternak unggas. Zat tersebut sering disebut

glikogen. Peranan glikogen dalam tubuh ternak unggas terutama adalah sebagai

penyimpan karbohidrat, sama halnya peranan pati dalam sel tumbuh-tumbuhan.

Glikogen terdapat dalam jumlah kecil dalam hati dan sel-sel otot, yang berfungsi

Nutrisi pertumbuhan 7

Page 8: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

dalam mekanisme homostastik pengaturan kadar glukosa darah dan sebagai sumber

energi bagi otot. Glikogen tidak di cerna akan tetapi di rombak oleh enzim

fosforilase dengan membentuk glukosa-6-fosfat.

Sebagian besar karbohidrat akhirnya akan dipecah menjadi glukosa atau

monosakarida lainnya dalam usus halus dan diangkut ke hati untuk di ubah menjadi

glikogen nila tubuh unggas memerlukannya. Dengan cara demikian hati mengatur

kadar gula darah dan apabila kadar gula darah darah tersebut cenderung menurun,

glikogen akan dikerahkan, mencegah hipoglikemi (kadar glukosa darah terlalu

rendah). Atau apabila kadar darah meninggi, glikogen akan dibentuk dalam hati,

mencegah hiperglikemi (kadar darah terlalu tinggi).

Apabila jumlah karbohidrat yang dapat digunakan tubuh dalam bentuk energi

atau yang disimpan di hati dalam bentuk glikogen berlebihan, maka kelebihan

tersebut akan diubah ke dalam lemak tubuh. Sindroma hati berlemak merupakan

kasus khusus penyimpanan kelebihan karbohidrat atau lemak dalam bentuk lemak

hati atau lemak tubuh.

Pencernaan karbohidrat

Setelah makanan yang dihaluskan bergerak melalui empedal ke lekukan

duodenal maka getah pankreatik dikeluarkan dari pankreas ke dalam lekukan

duodenal. Pada waktu yang bersamaan, garam empedu alkalis yang dihasilkan dalam

hati dan disimpan dalam kantong empedu dikeluarkan pula ke dalam lekukan

duodenal. Garam empedu menetralisir keasaman isi usus di daerah tersebut dan

kenghasilkan keadaan yang alkalis. Tiga macam enzim pencernaan dikeluarkan ke

dalam getah pankreas. Salah satu di antaranya adalah amilase yang memecah pati ke

dalam disakarida atau gula-gula kompleks. Apabila makanan melalui usus kecil

maka sukrase dan enzim-enzim yang memecah gula lainnya yang dikeluarkan di

daerah ini selanjutnya menghidrolisir atau mencerna senyawa-senyawa gula ke

dalam gula-gula sederhana, terutama glukosa. Gula-gula sederhana adalah hasil

akhir penceranaan karbohidrat.

Nutrisi pertumbuhan 8

Page 9: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

Pati dan gula mudah dicerna oleh unggas sedangkan pentosan dan serat kasar

sulit dicerna. Saluran pencernaan pada unggas adalah sedemikian pendeknya dan

perjalanan makanan yang melalui saluran tersebut begitu cepatnya sehingga jasad

renik mempunyai waktu sedikit untuk mengerjakan karbohidrat yang kompleks.

Gambar 1. menggambarkan penggunaan karbohidrat dalam tubuh

2.2.2 Peranan Protein

Protein seperti halnya karbohidrat dan lemak mengandung karbon, hidrogen,

dan oksigen, akan tetapi sebagai tambahan, protein mengandung pula nitrogen.

Beberapa protein mengandung sulfur dan fosfor. Karena protein mengandung sekitar

16 % nitrogen, maka jumlah protein dalam ransum dapat diperkirakan dengan

menentukan jumlah nitrogen dalam ransum dan cara mengkalikannya dengan 6,25

Nutrisi pertumbuhan 9

Page 10: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

(100 : 16 = 6,25). Protein yang ditentukan dengan cara demikian disebut protein

kasar. Bagaimanapun, cara tersebut hanya memberikan suatu perkiraan, karena

dianggap bahwa semua protein mengandung 16% nitrogen dan bahwa semua

nitrogen ada dalam bentuk protein. Tidak ada anggapan yang tepat seratus persen.

Protein adalah unsur pokok alat tubuh dan jaringan lunak tubuh ternak

unggas. Zat tersebut diperlukan untuk pertumbuhan, pengelolaan, dan produksi telur

serta merupakan bagian semua enzim dalam tubuh. Kebutuhan protein sehari-hari

pada ayam yang sedang tumbuh dibagi dalam tiga bagian, yaitu protein yang

diperlukan untuk pertumbuhan jaringan, protein untuk hidup pokok, dan protein

untuk pertumbuhan bulu.

Pertumbuhan jaringan

Karena karkas ayam mengandung lebih kurang 18% protein, maka

kebutuhan protein sehari-hari untuk pertumbuhan jaringan dapat dihitung dengan

mengkalikan pertambahan bobot badan per hari (dalam gram) dengan 0,18 (18%

protein dalam jaringan) dan membagikan dengan 0,55 (55% efisiensi penggunaan

protein bahan makanan).

Hidup Pokok

Kehilangan nitrogen endogen pada ayam telah ditetapkan sekitar 250 mg

nitrogen per kg bobot badan. Dengan mengkalikan nitrogen tersebut 6,25

menunjukan 1600 mg protein telah hilang per kg bobot badan per hari. Oleh karena

itu kebutuhan protein makanan untuk hidup pokok dapat dihitung dengan

mengkalikan bobot badan dalam gram dengan 0,0016 dan membaginya dengan 0,55.

Pertunbuhan bulu

Pada umur tiga minggu, banyaknya bulu adalah sekitar 4% dari bobot badan.

Persentase tersebut meningkat menjadi lebih kurang 7% pada umur 4 minggu dan

sesudah itu menjadi relative tetap. Kandungan protein bulu adalah lebih kurang

82%. Jadi kebutuhan protein sehari-hari untuk produksi bulu dapat ditentukan

dengan mengkalikan persentase berat bulu (0,04 atau 0,07) dengan pertambahan

Nutrisi pertumbuhan 10

Page 11: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

bobot badan sehari-hari dalam gram kemudian mengkalikan angka-angka tersebut

dengan 0,82 (persentase protein dalam bulu) dan membaginya dengan 0,55%.

Tabel 1. Kebutuhan Asam Amino Anak Ayam dan Ayam Petelur

Anak ayam broiler BroilerAyam petelur dan

ayam bibit**

Asam aminoProtein Ransum Ransum Protein Fase I Fase II

% % % % % RansumArginin 5,0 1,16 1,02 5,0 0,90 0,80Histidin 2,0 0,47 0,41 1,9 0,34 0,30Isoleusin 4,0 0,87 0,82 4,2 0,76 0,67Leusin 7,0 1,63 1,43 7,5 1,35 1,20Lisin 5,0 1,16 1,02 4,0 0,72 0,64Methionin 2,0 0,47 0,41 2,0 0,36 0,32Sistin 1,5 0,35 0,31 1,6 0,29 0,26Fenilalanin 3,5 0,82 0,72 4,4 0,79 0,70Tirosin 3,0 0,70 0,62 2,0 0,36 0,32Threonin 3,5 0,82 0,72 3,5 0,63 0,56Triptofan 1,0 0,23 0,21 1,0 0,18 0,16Valin 4,3 1,00 0,88 3,5 0,63 0,56Tingkatan protein yang diberlakukan

23,3 20,5 18,0 16,0

** selama Fase I dan Fase II jumlah pengambilan protein sehari-hari berturut-turut dianjurkan sebesar 18 dan 16 gram. Oleh karenanya nilai-nilai tersebut mewakili pula jumlah pengambilan sehari-hari yang dianjurkan untuk asam-asam amino. Fase I adalah periode dari mulai bertelur sampai umur empat puluh dua minggu. Fase II adalah periode setelah umur empat puluh dua minggu.Sumber : Wahju, 1992

Pencernaan protein

Pada waktu bahan makanan dihaluskan dan dicampur di dalam empedal,

campuran pepsin hidrokhlorik memecah sebagian protein ke dalam bagian-bagian

Nutrisi pertumbuhan 11

Page 12: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

yang lebih sederhana seperti proteosa dan pepton. Pada saat lemak dan karbohidrat

dicerna dalam lekukan duodenal maka tripsin getah pancreas memecah sebagian

proteosa dan peptone ke dalam hasil-hasil yang lebih sederhana, yaitu asam-asam

amino. Erepsin yang dikeluarkan ke dalam usus halus melengkapi percernaan hasil

pemecahan protein ke dalam asam-asam amino. Zat-zat tersebut merupakan hasil

akhir percernaan protein.

Nutrisi pertumbuhan 12

Page 13: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

Gambar 2. menggambarkan penggunaan protein dalam tubuh

Gejala dan tanda-tanda defisiensi protein atau asam amino esensial

Pada ayam yang sedang tumbuh suatu defisiensi protein ringan atau salah

satu asam amino esensial hanya mengakibatkan pertumbuhan menurun, berbanding

langsung dengan derajat defisiensi. Karena tingkatan protein diucapkan dalam istilah

kandungan energi ransum, maka defisiensi protein menyebabakan kenaikan dalam

penimbunan lemak dalam jaringan disebabkan oleh ketidak sanggupan ayam untuk

menggunakan energi secara produktif karena ransum tidak cukup mengandung

protein atau asam amino untuk pertumbuhan optimum atau produksi. Jadi ayam

harus mengubah energi yang berlebihan ke dalam lemak.

Suatu defisiensi protein yang parah atau suatu asam amino mengakibatkan

penghentian pertumbuhan dengan segera dan kehilangan pertumbuhan yang

mencolok. Kehilangan pertumbuhan tersebut berjumlah sekitar 6-7% dari bobot

badan per hari.

2.2.3. Peranan energi

Energi dibutuhkan untuk semua proses-proses faali pada hewan, yaitu

pergerakan, pernafasan, peredaran, penyerapan, ekskresi, susunan syaraf, reproduksi,

dan pengaturan suhu, pendeknya semua proses-proses kehidupan.

Hewan yang dipelihara untuk tujuan-tujuan produksi harus diberi makan

untuk mempertahankan hidup karena merupakan kebutuhan pokok yang harus

dipenuhi. Kebutuhan hidup pokok untuk energi termasuk di dalamnya keperluan

untuk metabolis basal dan aktivitas normal.

Energi yang dibutuhkan ayam untuk pertumbuhan jaringan tubuh, produksi

telur, melakukan aktivitas fisik vital dan mempertahankan suhu normal, berasal dari

karbohidrat, lemak, dan protein dalam ransum. Energi ransum yang dikonsumsi

hewan dapat digunakan dalam 3 cara yang berbeda, dapat menyediakan energi untuk

kerja, dapat dirubah menjadi panas atau dapat disimpan sebagai jaringan tubuh.

Nutrisi pertumbuhan 13

Page 14: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

Energi ransum yang melebihi energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan normal

dan fungsi-fungsi lainnya dalam tubuh disimpan sebagai lemak. Kelebihan energi

metabolis tidak dapat dikeluarkan oleh tubuh hewan.

Energi untuk pertumbuhan berkisar antara 1,5-3,0 kkal per gram

pertambahan bobot badan. Hal ini tergantung dari jumlah lemak dalam hubungannya

terhadap protein pada pertambahan bobot badan. Jumlah kebutuhan energi metabolis

ayam dara Leghorn Putih per hari telah dihitung untuk berbagai fase pertumbuhan.

Meskipun jumlah kebutuhan pada ayam-ayam jantan yang sedang tumbuh

adalah tinggi dalam kilokalori per hari, ayam-ayam jantan tersebut dapat

memperoleh kebutuhannya dengan mengkonsumsi lebih banyak ransum yang sama

yang diberikan untuk ayam betina setiap harinya. Laju pertumbuhan, metabolis

basal, jenis jaringan yang ditimbun dan efisiensi penggunaan ransum, semuanya

sedikit banyak ditentukan oleh kadar sekresi bermacam-macam hormone, terutama

hormone pertumbuhan thiroksin dan hormone kelamin.

Nutrisi pertumbuhan 14

Page 15: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

Gambar 3. menggambarkan penggunaan dan penyebaran energi yang dikonsumsi ayam

Gejala defisiensi energi

Pertumbuhan ayam berkurang dan jumlah lemak yang ditimbun dalam

karkas menurun, fungsi-fungsi tubuh vital untuk hidup pokok akan terpengaruhi dan

tidak menutup kemungkinan hewan itu akan mati.

Pada kondisi kekurangan energi, penimbunan energi dalam tubuh digunakan

berturut-turut sebagai berikut: pertama-tama glikogen yang biasanya dalam jumlah

sedikit disimpan dalam tubuh telah dihabiskan, kedua sebagian besar cadangan

lemak dihabiskan, dan akhirnya jaringan-jaringan protein digunakan untuk

mempertahankan kadar gula darah dan untuk membantu fungi-fungsi vital lainnya.

2.2.4. Peranan lemak

Lemak merupakan suatu bentuk untuk menyimpan energi dalam tubuh dan

dalam telur. Pada hewan yang sangat kurus, persentase lemak jarang di bawah 6,

sedangkan pada hewan yang sedang gemuk, persentase tersebut dapat naik sampai

40. dalam bahan makanan dan dalam tubuh sering terdapat senyawa-senyawa lain

bersama-sama dengan lemak. Senyawa-senyawa tersebut di antaranya adalah lilin,

fosfolipida dan juga berbagai zat vitamin. Hanya lemak murni sajalah merupakan

sumber energi baik bagi hewan.

Pencernaan lemak

Sebagian lemak yang ditelan unggas dihidrolisis dalam usus menjadi mono-

dan digliserida. Sebagian lagi dihidrolisa menjadi asam lemak dan gliserol. Apabila

lemak sampai ke dalam usus halus, enzim yang mencerna lemak yaitu lipase, akan

membagi lemak tersebut menjadi asam lemak dan gliserol.

Gliserol akan menuju ke hati dan digunakan tubuh seperti halnya glukosa.

Sebagian asam lemak hasil metabolis akan bergabung dengan empedu yang

Nutrisi pertumbuhan 15

Page 16: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

disekresi hati dan disimpan dalam kantong empedu. Karena reaksi empedu adalah

alkalis, maka empedu tersebut akan bergabung dengan asam lemak dan akan

terbentuk sabun yang akan diserap melalui system limfatik (pengaliran getah

bening).

Sebagian asam lemak setelah memasuki dinding usus akan bergabung

kembali dengan gliserol dengan membentuk butir-butir kecil lemak. Lemak tersebut

berbeda dengan lemak yang terdapat dalam ransum, tetapi mempunyai sifat-sifat

masuki system limfatik dan diserap sebagian lemak netral.

Sebagian lemak yang masuk ke dalam usus halus, tidak terurai menjadi asam

lemak da ngliserol, akan tetapi langsung diserap dalam bentuk lemak-lemak emulsi

sangat kecil. Sebagian besar lemak akan menuju hati, akan tetapi sebagian dari

lemak tersebut langsung ditimbun dalam jaringan.

Asam-asam lemak akan memasuki siklus asam sitrat dalam bentuk asam

asetat. Enzim yang disebut ko-enzim A, membantu menyempurnakan pekerjaan

tersebut. Ko-enzim A mengandung asam pantothenat yang tergolong ke dalam

vitamin B-kompleks. Lemak yang diserap dapat disimpan langsung dalam jaringan

lemak atau dipindahkan ke lemak telur.

Nutrisi pertumbuhan 16

Page 17: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

Gambar 4. menggambarkan penggunaan lemak dalam tubuh

Gejala defisiensi lemak

Sebagian besar asam lemak dapat disintesis di dalam tubuh. Namun, asam

lemak linoleat danarkhidonat tidak dapat disintesis sehingga haris terdapat dalam

pakan (esensial). Apabila pakan defisien asam lemak linoleat esensial, menyebabkan

pertumbuhan terhambat, akumulasi lemak di hati, dan lebih mudah terserang infeksi

pernafasan. Pada ayam petelur, defisien asam lemak arakhidonat mengakibatkan

ukuran telur kecil dan daya tetas rendah. Asam lemak arakhidonat dapat disintesis

dari asam lemak linoleat.

2.2.5. Peranan Mineral

Agar tubuh ternak unggas dapat berfungsi dengan sempurna, maka sebagai

tambahan terhadap protein, lemak, dan karbohidrat, diperlukan pula zat-zat mineral

dalam jumlah lebih sedikit untuk mencegah penyakit-penyakit defisiensi. Zat-zat

mineral tersebut merupakan zat nutrisi, yang karena jumlahnya relatif sedikit dalam

tubuh, sering tidak dapat dibedakan dengan vitamin.

Beberapa zat mineral merupakan bagian esensial ransum hewan, tumbuh-

tumbuhan, atau mikroorganisme. Zat-zat mineral yang dibutuhkan dalam jumlah

besar digunakan untuk sintesis jaringan structural, sedangkan zat-zat mineral yang

diperlukan dalam jumlah sedikit umumnya berfungsi sebagai bagian susunan enzim.

Zat mineral esensial adalah zat mineral yang telah membuktikan mempunyai

fungsi metabolik dalam tubuh unggas. Bukti bahwa suatu mineral khusus adalah

Nutrisi pertumbuhan 17

Page 18: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

esensial, didasarkan atas penelitian dengna satu atau lebih spesies hewan yang diberi

ransum cukup nutrisi, kecuali zat mineral yang diteliti untuk menimbulkan gejala-

gejala defisiensi. Gejala defisiensi tersebut kemudian dicegah dengan menambahkan

zat mineral yang diteliti ke dalam ransum.

Pada umumnya zat-zat mineral disusun ke dalam dua golongan, yaitu

mineral makro dan mineral mikro. Zat mineral mikro esensial betul-betul dibutuhkan

untuk metabolis normal sel-sel tubuh.

Adapun fungsi umum mineral dalam tubuh :

1. Membentuk bagian dari kerangka, gigi dan hemoglobin.

2. Berfungsi dalam mempertahankan keseimbangan asam basa yang tepat

dalam cairan tubuh dan karenanya esensial untuk kehidupan.

3. Mempertahankan tekanan osmotic sellulair yang diperlukan untuk

pemindahan zat-zat makanan melalui selaput sel.

4. Mempertahankan kontraksi yang tepat dari urat daging, teristimewa

kontraksi dari janting, dan memainkan peranan penting dalam berfungsinya

urat syaraf secara normal.

5. Mempertahankan keasaman yang tepat dari getah pencernaan sedemikian

rupa sehingga enzim pencernaan dapat menunaikan fungsinya yang

diperlukan.

6. Mencegah kekejangan.

7. Ada hubungannya dengan fungsi vitamin tertentu dalam pembentukan

tulang.

Berdasarkan hasil penelitian di Amerika Serikat menurut seorang ahli, bahwa

unggas memerlukan tujuh macam mineral yang pokok disamping mineral-mineral

lainnya, sebab ke tujuh mineral tersebut selalu kekurangan di dalam ransum. Mineral

terseut adalah Kalsium, Posphor, Natrium, Khlor, Besi, Seng, Iodium. Sedangkan

Anggorodi menambahkan lagi dua mineral yaitu Magnesium, dan Mangan.

Nutrisi pertumbuhan 18

Page 19: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

Mineral FungsiKalsium (P) - Pembentukan kulit telur

- Pertumbuhan dan hidup pokok

Posphor - pembentukan tulang dan kerangka- metabolis lemak dan karbohidrat- bagian sel hidup- pengangkutan asam lemak

Natrium (Na) - penghantar implus syaraf dan dalam kontraksi otot- mengatur metabolis air

Khlor (Cl) - pengontrol keseimbangan asam basa- mengatur tekanan osmotic

Besi (znFe) - pembawa oksigenSeng (Zn) - produksi dan reproduksi

- pertumbuhanIodium (J) - zat mineral esensial untuk pembentukan hormon

thyroxin dalam glandula thyroidea.

Mangnesium (Mg) - Activator enzim metabolis karbohidratMangan (Mn) - pencegahan perosis

- pertumbuhan- produksi telur- daya tetas- perkembangan tulang- kualitas kulit telur

2.2.6. Peranan Vitamin

Ayam sangat peka terhadap defisiensi vitamin. Sebabnya adalah ayam sedikit

sekali mendapat vitamin yang di sintesis oleh mikroorganisme di dalam saluran

pencernaan, ayam membutuhkan banyak sekali vitamin-vitamin untuk reaksi-reaksi

metabolik dalam tunuh hewan, perusahaan-perusahaan unggas yang besar sering

menghadapi cekaman-cekaman sehingga meningkatkan kebutuhan vitamin-vitamin

karena ayam itu membutuhkan vitamin yang tinggi dan memperlihatkan gejala

defisiensi yang khas, memegang peranan yang penting sebagai hewan.

Vitamin adalah zat katalik esensial yang tidak dapat di sintesis tubuh dalam

metabolisnya, maka dari itu harus diperoleh dari luar. Keperluan utama zat-zat

Nutrisi pertumbuhan 19

Page 20: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

vitamin pada aneka ternak unggas adalah untuk pertumbuhan, kesehatan, konversi

ransum, reproduksi, dan kelangsungan hidup.

Vitamin digolongkan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan

vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E,

dan K, sedangkan vitamin yang larut dalam air yaitu tiamin, riboflavin, asam

nikotenat, folasin, biotin, asam pentotenat, pyridoxine, vitamin B12 dan koline.

Tidak seperti protein dan energi, vitamin dikonsumsi oleh hewan dalam

jumlah yang sangat sedikit per hari. Biasanya vitamin ditambahkan ke dalam ransum

dalam jumlah yang lebih banyak dan pada kebutuhan minimum dengan demikian

kebuthan vitamin untuk ayam tidak dinyatakan per ekor per hari, akan tetapi

dinyatakan dalam milligram atau satuan lain per kilogram ransum. Kebutuhan ini

ditentukan pada tingkat yang cukup tinggi dengan memperhitungkan fluktuasi

temperature lingkungan, kandungan energi dalam bahan makanan, atau faktor-faktor

lain yang dapat mempengaruhi konsumsi makanan, atau dapat mempengaruhi

vitamin dengan jalan lain.

Tabel 2. Kebutuhan vitamin minimum untuk unggas per Kg ransum*AyamStarter

(0-8 minggu)

AyamPertumbuhan(8-18 minggu)

PetelurAyam Bibit(breeding-

hens)(LU)A 1500 1500 4000 4000D 200 200 500 500E 10 5 5 110(mg)K1 0,5 0,5 0,5 0,5B1 1,8 1,3 0,8 0,8B2 3,6 1,8 2,2 3,8B6 3,0 3,0 3,0 4,5B12 0,009 0,003 0,003 0,003As. Pantotenat 10 10 2,2 10As. Nikotenat (niasin) 27 11 10* 10*As. Folat 0,55 0,25 0,25 0,35Biotin 0,09 0,10 0,10 0,15Kolin 1300 500 500 500* Ransum yang mengandung 0,15 %

Nutrisi pertumbuhan 20

Page 21: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

** Sumber Wahju, 1992

Vitamin dibutuhkan untuk reaksi-reaksi metabolik dalam tubuh. Beberapa

zat tertentu merintangi fungsi vitamin, disebut antimetabolik atau metabolik

antagonis. Misalnya, telur mengandung avidin, enzim yang merombak thiamin,

terdapat dalam beberapa ikan air tawar. Sebagian besar zat-zat tersebut menjadi

tidak berfungsi bila bahan makanan dimasak. Adanya anti metabolik atau antanonis

metabolik dalam bahan makanan, dapat membatasi ketersediaan zat-zat vitamin dan

menaikan kebutuhannya.

Beberapa vitamin di sintesis oleh mikroorganisme usus. Apabila tubuh diberi

obat-obatan sulfa dan antibiotik, mikroorganisme tersebut akan binasa dengan akibat

penurunan dalam sintesis vitamin dan kenaikan dalam kebutuhan. Bakteri lain dalam

usus menggunakan vitamin untuk keperluannya sendiri dan menimbulkan defisiensi

vitamin.

Lazimnya vitamin dalam ransum terikat pada protein atau lemak. Selama

pencernaan, vitamin tersebut mengalami perpecahan, vitamin tersebut mengalami

perpecahan dengan kemudian diserap. Karenanya vitamin yang terdapat dalam

bahan makanan yang tidak tercerna, tidak barguna bagi tubuh.

Vitamin A

Semua hewan membutuhkan vitamin A. vitamin tersebut tidak terdapat

dalam tumbuh-tumbuhan sebagai vitamin A, melainkan sebagai prekursornya yaitu

karoten. Senyawa tersebut lazimnya dinamakan provitamin A, karena dapat

mengubahnya ke dalam vitamin aktif.

Konversi provitamin A ke vitamin A terjadi dalam sel mukosa usus halus.

Demikianlah cara hewan untuk sebagian besar memenuhi kebutuhan vitamin A,

karena ransumnya terdiri terutama atau seluruhnya dari bahan makanan berasal

tumbuh-tumbuhan. Vitamin A sejati terdapat hanya dalam dunia hewan.

Vitamin A mempunyai hubungan dengan beberapa macam proses tubuh : (1)

stereoisomer dari retinol, disebut retinen, memegang peranan utama dalam

Nutrisi pertumbuhan 21

Page 22: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

penglihatan. Vitamin A diperlukan untuk; (2) mencagah ataxia hebat pada ayam

muda; (3) pertumbuhan; (4) memelihara membaran mucous yang normal; (5)

reproduksi; (6) pertumbuhan yang baik dari matrix tulang; dan (7) tekanan cairan

cerebrospinal yang normal.

Vitamin A di dapat terutama dari minyak ikan dalam bentuk ester, dan dari

sintesis kimia industri. Vitamin sintesis biasanya di produksi dalam bentuk palmitas

retinil atau asetat.

Vitamin A berfungsi penting dalam pertumbuhan unggas, seperti vitamin A

penting untuk penglihatan dan reproduksi. Bila ayam diberi ransum yang

mengandung semua zat-zat makanan yang diketahui, tapi di dalamnya vitamin A

hanya dalam bentuk asam retionat, ayam tersebut bertumbuh dan berkembang secara

normal kecuali ayam tersebut lambat laun akan menjadi buta. Bila ayam yang buta

tersebut dipelihara dalam lingkungan yang baik akan tetap menjadi dewasa dan

bertelur. Produksi telur, besar telur dan kriteria-kriteria lain akan tetap normal, hanya

telurnya tidak mengandung vitamin A. Dan bila pada penetasan embrio akan rentan

mati bila defisiensi vitamin. Selain itu vitamin A juga berperan dalam pembentukan

tulang.

Bila ayam kekurangan vitamin A maka biasanya gejala akan timbul dalam 2-

5 bulan, tergantung banyaknya vitamin A yang disimpan dalam hati dan dalam

jaringan lain dari tubuh. Bila defiiensi vitamin A berlangsung terus, ayam akan

menjadi kurus dan lemah dan bulu kusut. Kemudian terjadi penurunan produksi

yang sangat nyata dan lamanya waktu antara keluar telur menjadi meningkat. Daya

tetas menurun dan terjadi posisi salah dari embrio dan kematian embrio dalam telur

meningkat bila pada anak ayam terjadi kekurangan vitamin A maka gejala yang

terlihat akan seperti pertumbuhan lambat, mengantuk, lemah, keseimbangan tidak

ada, menjadi kurus dan pertumbuhan bulu yang kusut.

Vitamin D

Kebutuhan vitamin D3 untuk ayam tergantung dari sumber fosfor dalam

ransum, jumlah dan perbandingan kalsium terhadap fosfor dan lamanya penyinaran

Nutrisi pertumbuhan 22

Page 23: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

hewan terhadap sinar matahari langsung. Para ahli memperlihatkan bahwa

penyinaran 11-45 menit sinar matahari tiap hari adalah cukup untuk melindungi

rakhitis (suatu kondisi yang disebabkan oleh defisiensi vitamin D yang

mengakibatkan gangguan dalam perkembangan tulang) pada ayam yang sedang

tumbuh dan bahwa dalam kondisi demikian tidak ada peningkatan lebih lanjut dalam

pertumbuhan dengan cara menambah minyak hati ikan cod.

Kebutuhan vitamin D bagi unggas, seperti yang terlihat dalam tabel 2.

Adalah cukup tinggi untuk menghasilkan pertumbuhan normal, kalsifikasi, produksi

dan reproduksi tanpa adanya sinar matahari, dengan ketentuan bahwa ransum cukup

mengandung kadar kalsium dan fosfor. Kebutuhan untuk vitamin D sebagian besar

bergantung kepada imbangan kalsium dan fosfor. Bila imbangan ini berubah

menjadi sempit atau luas daripada imbangan optimum dari dua bagian kalsium

terhadap sebagian fosfor yang tersedia, kebutuhan vitamin D meningkat kalau

ransum mengandung sumber fosfor yang tersedia (available phosphorus) sangat

kurang, misalnya phytin fosfor atau bentuk-bentuk fosfor lainya yang rendah tingkat

tersedianya. Mikotoksin dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan vitamin D yang

sangat menyolok.

Gejala defisiensi vitamin D mulai timbul pada ayam petelur satu-dua bulan

sesudah kekurangan vitamin D. Gejala pertama terlihat pada kulit-kulit telur yang

tipis dan lembek diikuti segera dengan penurunan produksi telur dengan sangat

menurunya daya tetas. Defisiensi vitamin D juga dapat menyebabkan rakhitis

dimana menyerang pada hewan muda yang sedang tumbuh, yang metabolis kalsium

dan fosfornya terganggu dan terjadi tulang yang tidak sempurna. Pembentukan

tulang yang tidak sempurna tersebut akan menimbulkan persendian yang membesar

dan sakit, tulang-tulang panjang yang membengkak dan pembesaran persendian

kastokhondral tulang-tulang iga. Keretakan tulang akan timbul secara spontan dan

hal tersebut akan menyebabkan kematian.

Bila pada ayam, disamping pertumbuhan yang terlambat gejala defisiensi

vitamin D pada anak ayam adalah ricketsia yang ditandai dengan kelemahan yang

Nutrisi pertumbuhan 23

Page 24: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

hebat dari kaki. Paruh dan jari menjadi lunak dan mudah dibengkokan, umumnya

terjadi antara dua-tiga minggu. Anak ayam berjalan dengan susah payah, mengambil

beberapa lengkah yang tidak stabil untuk berdiri pada posisi yang normal, kemudian

istirahat akan tetapi terlihat tidak ada keseimbangan. Pertumbuhan bulu sangat

kurang dan terlihat perwarnaan bulu yang abnormal pada ayam New Hamshire dan

bangsa-bangsa yang berwarna lainnya yang defisiensi vitamin D.

Vitamin E

Vitamin E merupakan zat nutrisi esensial untuk hewan tingkatan tinggi,

termasuk manusia. Vitamin tersebut kebanyakan terdapat dalam tumbuh-tumbuhan

dan dalam konsentrasi tertinggi dalam biji-bijian berminyak. Jaringan hewan

mengandung pula sedikit vitamin E, kebanyakan dalam bentuk α-tokoferol.

Aktivitas vitamin E dalam bahan makanan berasal dari seri senyawa berasal tumbuh-

tumbuhan, yaitu tokoferol dan tokotrienol. Senyawa-senyawa tersebut dalam jumlah

bervariasi pada jaringan hewan.

Dalam keadaan normal, tokoferol siap diserap dari usus dan bila jumlahnya

berlebihan, akan disimpan dalam cadangan lemak tubuh atau sebagian besar

dikeluarkan dalam empedu akan tetapi sebagian kecil dalam urine. Vitamin E

kemungkinan diangkut dalam bagian-bagian lipoprotein darah.

Pada ayam yang sedang tumbuh, kekurangan vitamin E dalam ransum

mengakibatkan ensefalomalasi, gejala utama penyakit tersebut adalah kelemahan

dengan kaki-kakinya direntangkan keluar dan jari-jarinya dilengkungkan. Kepala

ditarik dan sering kali diputar ke samping. Sebelum anak ayam menderita secara

menyeluruh, jalannya dan pergerakan lainnya sering kali tidak teratur. Bila

dilakukan pembedahan terdapat luka-luka dalam serebellum dan kala dalam

serebum. Pada permukaan serebellum dapat ditemukan daerah-daerah nekrotis

berwarna kemerah-merahan atau kecoklat-coklatan. Dalam beberapa hal defisiensi

vitamin E menyebabkan busung air di bawah kulit dan jantung beserta pericardium.

Pada ayam dewasa defisiensi vitamin E yang berkepanjangan menimbulkan

Nutrisi pertumbuhan 24

Page 25: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

kemandulan pada ayam jantan dan gangguan-gangguan reproduksi pada ayam

betina.

Vitamin K

Vitamin (koagulasi) diperlukan untuk sintesis prothrombin dan faktor-faktor

pembekuan darah lainnya dalam hati. Vitamin tersebut tersebar luas dalam dunia

tumbuh-tumbuhan, terutama dalam hijauan.

Kebutuhan vitamin K pada anak ayam didasarkan kepada ransum praktis

tanpa ada faktor-faktor penghambat seperti sulfaquinoksalin yang dapat

mempertinggi kebutuhan akan vitamin tersebut. Bila dalam ransum atau dalam air

minum terdapat sulfaquinoksalin atau obat-obatan lainnya maka biasanya

ditambahkan menadion natrium bisulfit sebesar 2-3 gram per ton ransum.

Kekurangan vitamin K akan memperlambat pembekuan darah. Anak ayam

yang dalam ransumnya kekurangan vitamin K dapat mati karena pendarahan akibat

luka-luka yang menyebabkan pecahnya urat darah. Gejala defisiensi vitamin K

sering timbul pada anak ayam sekitar dua-tiga minggu setelah anak ayam mulai

makan ransum yang defisiensi vitamin K. Sulfaquinoksalin dalam ransum atau

dalam air minum mempertinggi parahnya gejala tersebut. Hemorrhagi dapat terlihat

pada dada, sayap, kaki, dalam rongga perut dan pada permukaan usus. Ayam dewasa

dapat mensintesis vitamin K dalam tubuhnya.

Vitamin B1 (Thiamin)

Vitamin B1 atau thiamin adalah vitamin yang larut dalam air pertama yang

diketahui dibutuhkan unggas. Vitamin tersebut merupakan senyawa khemis

sederhana mengandung cincin thiazol dan pirimidin. Thiamin mudah rusak oleh

panas dan kehilangan dalam jumlah besar dapat terjadi dalam peyediaannya bahan

makanan.

Thiamin berfungsi dalam tubuh sebagai koenzim kokarboksilase, yaitu

thiamin pirofosfat, dan kemungkinan pula sebagai koenzim kombinasi dengan asam

lipoat, lipothiamida. Koenzim thiamin adalah penting dalam dekarboksilasi asam α-

keto, misalnya sebagai asam piruvat. Zat-zat yang terbentuk termasuk asam asetat,

Nutrisi pertumbuhan 25

Page 26: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

asetil fosfat, dan aetil koenzim A. asetil koenzim A merupakan zat yang sangat

penting karena dalam siklus asam trikarboksilat menyediakan energi. Pada defisiensi

thiamin, piruvat berkumpul dalam darah dan jaringan dan terjadi perubahan dalam

imbangan laktat-piruvat.

Pada ayam dewasa defisiensi thiamin terlihat sekitar 3 minggu setelah ayam-

ayam tersebut diberi ransum yang defisien akan thiamin. Pada ayam muda,

defisiensi dapat timbul sebelum umur 2 minggu. Pada ayam muda permulaan gejala

defisiensi timbul sekonyong-konyong, sedangkan pada ayam dewasa terjadinya

bertahap. Gelaja pertama adalah nafsu makan hilang (anoreksia) diikuti dengan

bobot badan turun, bulu kasar, kaki lemah, dan langkah yang tidak tetap. Ayam

dewasa sering kali memperlihatkan jengger berwarna biru. Apabila defisiensi lebih

parah, timbullah kelumpuhan kaki, dimulai dengan otot-otot fleksor jari dan

merembet ke atas, menyerang otot-otot ekstensor kaki, sayap dan leher. Ayam duduk

pada kaki-kakinya yang dibengkokkan dan menarik kepalanya ke belakang dalam

posisi memandang binatang. Penarikan kepala ke belakang terjadi karena

kelumpuhan otot leher anterior. Ayam tidak berdaya untuk berdiri atau duduk tegak

dan terguling ke lantai untuk kemudian berbaring dengan kepala tetap ditarik.

Dari semua zat-zat makanan, defisiensi vitamin B1 mempunyai pengaruh

paling nyata terhadap nafsu makan. Hewan yang mendapat ransum berkadar thiamin

rendah dengan segera memperlihatkan anoreksia parah.

Vitamin B2 (Riboflavin)

Riboflavin merupakan vitamin esensial untuk hewan dan manusia kedua-

duanya. Vitamin tersebut teristimewa penting dalam nutrisi hewan, karena

kandungan vitamin B2 bahan makanan ransum jarang mencukupi kebutuhan hewan

dan unggas. Riboflavin berfungsi sebagai koenzim dan esensial dalam pemindahan

energi dalam tubuh. Juga penting dalam metabolis protein.

Dalam tubuh, riboflavin berfungsi sebagai bagian dari berbagai susunan

enzim. Enzim tersebut adalah flavoprotein dan biasanya disebut pula sebagai enzim

kuning karena warna kuning yang diberikan oleh gugusan flavin. Satu atau lebih dari

Nutrisi pertumbuhan 26

Page 27: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

enzim kuning tersebut dibutuhkan bersama-sama dengan koenzim I atau koenzim II

dalam letabolisma glukosa untuk memperoleh energi guna proses-proses tubuh.

Riboflavin merupakan pula bagian dari asam D-amino oksidase yang berfungsi pada

tingkatan terakhir metabolis protein dan merupakan bagian zanthin oksidase yang

ada sangkut pautnya dengan metabolis purin. Melihat peranan dasar vitamin tersebut

dalam melepaskan energi makanan dan asimilasi zat-zat makanan, dapatlah

dimengerti mengapa defisiensi riboflavin menimbulkan gejala-gejala yang luas

macamnya dan berubah-ubah pada tiap spesies.

Pada ayam yang sedang bertumbuh bila defisiensi riboflavin terjadi lumpuh

kaki. Produksi telur tidak terpengaruh, tetapi telur yang berasal dari induk yang

defisien riboflavin tidak dapat menetas. Kalau ayam diberi ransum yang defisien

riboflavin, nafsu makannya masih baik tapi pertumbuhannya sangat lambat,

kemudian menjadi lemah, antara umur minggu pertama dan kedua.. gelaja defisiensi

riboflavin pada ayam petelur produksi telur menururn, angka kematian embrio

meningkat, hati menjadi lebih besar dan berlemak. Daya tetas menurun dalam waktu

2 minggu setelah ayam petelur itu diberi ransum defisien riboflavin, dan akan

kembali ke kondisi normal dalam waktu 7 hari setelah ransum ditambah dengan

riboflavin yang cukup.

Niasin (Asam Nikotinat)

Niasin merupakan unsur pokok penting enzim-enzim tertentu (terutama

dehidrogenase) dan dengan demikian ada sangkut pautnya dalam proses-proses

oksidasi dan reduksi respirasi seluler rumit. Adanya niasin adalah esensial untuk

metabolis karbohidrat, lemak, dan protein.

Niasin adalah senyawa yang sangat stabil dalam bahan makanan alam. Zat

tersebut terdapat sebagai niasin bebas, niasin terikat atau nikotinamid dalam bentuk

koenzim. Bahan makanan alam relatif rendah kandungan niasinnya, akan tetapi

banyak protein mengandung cukup triptofan yang dapat diubah ke dalam niasin.

Karena triptofan merupakan prekursor niasin, maka perlu menaksir kandungan

triptofan demikian juga kandungan niasin ransum dalam menentukan kecukupan

Nutrisi pertumbuhan 27

Page 28: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

konsumsi niasin. Perbandingan perubahan triptofan ke niasin adalah lebih kurang

60:1, yaitu lebih kurang 1,0 mg niasin dibentuk dari 60 mg triptofan.

Dalam tubuh niasin siap diubah ke dalam nikotinamid, yang secara fisiologis

aktif dan jauh larut ke dalam air. Defisiensi niasin pada aneka ternak unggas ditandai

oleh pertubuhan lambat, mulut meradang (lapisan merah gelap), bulu kasar, kulit

bersisik, dan siku membengkak.

Asam Pantothenat

Asam pantothenat merupakan unsur pokok koenzim A yang menempati

posisi pokok dalam metabolis. Koenzim tersebut dibutuhkan untuk reaksi-reaksi

asetilasi, berfungsi dalam sintesis dan degradasi asam-asam lemak dan dalam

pemasukan lemak dan karbohidrat ke dalam siklus asam sitrat. Koenzim A berfungsi

dalam sintesis bagian porfirin molekul hemoglobin dan dalam pembentukan sterol

dan hormon steroid. Asam pantothenat dikenal pula sebagai faktor antidermatis

unggas.

Aneka ternak unggas yang dalam ransumnya defisien asam pantothenat,

mengalami dermatitis sekeliling paruh dan kelopak mata dan di antara jari-jari kaki.

Pertumbuhan, produksi telur, daya tetas dan daya hidup menurun. Asam pantothenat

memainkan peranan dalam kelangsungan hidup terhadap udara dingin atau

perubahan suhu tiba-tiba.

Piridoksin (vitamin B6)

Piridoksin berfungsi dalam proses perubahan triptofan menjadi niasin dan

dalam penggunaan asam lemak (metabolis protein). Piridoksin merupakan

komponen terbesar dalam bentuk piridoksal dan piridoksamin. Piridoksal fosfat dan

untuk sebagian kecil piridoksamin, berfungsi sebagai koenzim dalam sejumlah

reaksi metabolis asam amino. Salah satu reaksi paling umum dengan asam amino

adalah trasnaminase dan deaminase. Vitamin B6 mempunyai peranan dalam

mengkonversi triptofan ke derivate niasin dan mengambil bagian dalam

interkonversi asam lemak esensial.

Nutrisi pertumbuhan 28

Page 29: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

Anak ayam yang diberi ransum defisien akan piridoksin memperlihatkan

pertumbuhan lambat atau sama sekali tidak tumbuh. Beberapa anak ayam

memperlihatkan kepekaan abnormal dan gerakan-gerakan kekejangan. Kekejangan-

kekejangan yang hebat menyebabkan ayam menjadi payah dan seringkali

menyebabkan kematian. Defisiensi vitamin B6 pada ayam dewasa ditandai oleh

hilangnya nafsu makan dan hilangnya bobot badan secara tepat. Produksi telur dan

daya tetas berkurang secara mencolok.

Biotin

Biotin adalah bagian esensial system enzim khusus yang ada sangkut-

pautnya dalam metabolis lemak, karbohidrat, dan protein. Reaksi-reaksi utama yang

tergantung pada adanya biotin adalah karboksilase, yang terjadi misalnya dalam

penguraian asam-asam amino esensial tertentu atau dalam sintesis asam-asam lemak.

Biotin juga penting dalam kekebalan, merupakan aktivator lisozim, suatu

enzim pelindung, pemusnah bakteri air mata, selaput lender dan cairan tubuh

lainnya. Vitamin tersebut merupakan vitamin pertama yang ditemukan mempunyai

antivitamin. Pada unggas dan hewan ternak lainnya, biotin adalah esensial untuk

kehidupan, pertumbuhan, efisien ransum, pengelolaan jaringan epidermal (kulit,

bulu, rambut, dan sebagainya), pertumbuhan tulang kaki normal, reproduksi dan

terutama daya tetas.

Fungsi utama biotin adalah sebagai koenzim untuk reaksi-reaksi enzimatik

dalam penambahan karbon dioksida guna memperpanjang rantai karbon. Proses

tersebut sering kali dinamakan fiksasi karbon dioksida dan merupakan reaksi sangat

penting dalam sintesis lemak.

Defisiensi biotin pada anak ayam menimbulkan dermatitis yang hampir sama

seperti yang terlihat pada defisiensi asam pantothenik dan defisiensi pada ayam

petelur dan pembibit mengakibatkan daya tetas turun tanpa mempengaruhi produksi

telur.

Kholin

Nutrisi pertumbuhan 29

Page 30: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

Unggas membutuhkan kholin dan tidak seperti halnya hewan berkaki-4,

kholin hanya dapat disintesis dalam jumlah sangat terbatas dalam sel tubuh unggas.

Kholin merupakan unsur pokok fosfolipid. Aksi lipotropinya disebabkan karena

pembentukan kholin fosfatidal (lesithin) dan pengangkutan asam lemak dari sel-sel

hati. Vitamin tersebut merupakan pula sumber methyl labil dan unsur pokok

asetilkholin, suatu neurohormon. Unggas mempunyai kebutuhan grup methyl agak

tinggi yang kelihatannya tidak terpenuhi oleh reaksi-reaksi metaboliknya yang

teratur.

Kholin dibutuhkan untuk pencegahan perosis. Vitamin tersebut memainkan

peranan penting pula untuk produksi telur dan pertumbuhan. Kebutuhan unggas

akan kholin adalah antara 0,1 dan 0,15%. Kalkun, bebek, dan burung kuau

membutuhkan kholin lebih tinggi dibandingkan ayam.

Asam folat (folasin)

Asam folat diperlukan untuk membentuk sel darah merah. Peranan utama

asam folat adalah dalam sintesis neukeoprotein. Asam folat ada hubungannya

dengan asam askorbat dan vitamin B12. disebabkan traktus digestivus ayam pendek,

maka ayam tersebut merupakan hewan ternak satu-satunya yang membutuhkan

sumber asam folat dalam ransumnya.

Kebutuhan asam folat dapat dilihat pada tabel….. para ahli memperlihatkan

bahwa meskipun sebagian besar asam folat dalam bahan makanan unggas terdapat

dalam bentuk senyawa,akan tetapi anak ayam dapat menggunakannya secara

sempurna sehingga bahan makanan harus menyediakan asam folat dalam jumlah

yang cukup.

Defisiensi asam folat akan menimbulkan gejala-gejala seperti gangguan

pertumbuhan, sel darah yang abnormal (merah dan putih), pertumbuhan bulu

terganggu, pigmentasi terganggu pada bulu yang berwarna. Pada anak kalkun gejala

umum defisiensi folasin adalah bulu sayap patah, gangguan persendian kaki dan

kelumpuhan bagian leher dan tengkuk. Sedangkan pada ayam bibit defisiensi folasin

menurunkan produksi telur dan daya tetas. Embrio yang mengalami defisiensi

Nutrisi pertumbuhan 30

Page 31: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

memperlihatkan pembengkokan tibiotartus, kerusakan mandibula, sindaktilie, dan

hemorrhagi.

Vitamin B12 (sianokobalamin)

Kebutuhan vitamin B12 untuk anak unggas adalah sekitar tiga kali kebutuhan

unggas petelur atau unggas bibit. Kalkun mempunyai kebutuhan lebih kurang sama

seperti untuk petelur, yaitu 0,003 mg per kilogram ransum. Kebutuhan vitamin B12

unggas meningkat bila unggas dibiarkan pada perubahan suhu mendadak. Vitamin

B12 merupakan factor thermal yang dibutuhkan unggas muda dalam menahan

perubahan-perubahan suhu mendadak.

Gejala defisiensi vitamin B12 adalah amnesia, pertumbuhan dan daya tetas

buruk, hati berlemak dan pertumbuhan bulu tidak baik. Kebutuhan vitamin B12

meningkat dengan meningkatnya lemak pengunaan protein kedelai. Sumber satu-

satunya vitamin tersebut adalah produk hewan, feses, dan preparat mikroorganisme.

2.2.7. Peranan Air

Air ideal untuk fungsi tubuh yang normal. Air merupakan zat dasar dari

darah dan merupakan cairan inter cellulair yang berfungsi sebagai alat pengangkut

zat-zat makanan, metabolis dan zat-zat sisa dari dan seluruh tubuh. Air merupakan

medium ideal yang menyebar karena daya larutnya dan kekuatan ionisasinya yang

memudahkan reaksi-reaksi sel dan karena panas jenisnya yang tinggi yang

memungkinkan penyerap panas dari reaksi-reaksi tersebut dengan kenaikan suhu

yang minimum.

Air mempunyai peranan penting sebagai stabilisator suhu. Dibandingkan

dengan zat cair lainnya, air relative mengambil sejumlah besar energi untuk

memanaskannya. Hal ini berarti bahwa meskipun ada perubahan cepat dalam udara

sekeliling, suhu hewan akan berubah secara perlahan, karena kadar airnya yang

tinggi. Keengganan molekul air untuk berpisah berarti pula bahwa sejumlah besar

panas dapat dihilangkan melalui pengupan air via pernapasan. Empat puluh persen

Nutrisi pertumbuhan 31

Page 32: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

air yang keluar dari tubuh unggas berlangsung seperti itu dalam bentuk uap

pernapasan.

Air berperan pula dalam keseragaman reaksi-reaksi biokimia, terutama

dalam reaksi-reaksi yang memerlukan penambahan air kedalam senyawa untuk

memisahkannya, misalnya selama proses pencernaan. Apabila unggas kehilangan

aor sebanya 10 persen dari bobot badan nya melalui dehidrasi, unggas tersebut akan

menjadi sangat lemah. Apabila kehilangan air sejumlah 20 persen akan

menyebabkan kematian. Kekurangan air di dalam tubuh akan menyebabkan

terganggunya fungsi-fungsi dari air itu sendiri yang disebut stress yang selanjutnya

akan mengganggu pertumbuhan, kesehatan dan produksi ayam tersebut.

Pada anak ayam yang menderita kekurangan air dalam waktu lama,

memperlihatkan gejala nefrosis, polisithemia, pengeriputan kulit sekitar kaki dan

tanda-tanda dehidrasi lainnya. Sedangkan pada ayam dewasa yang mengalami

kekurangan air memperlihatkan nekrosis indung telur, peradangan lambung kelenjar

dan peradangan ginjal. Terdapat suatu penurunan dalam besarnya telur dan dalam

berat kulit telur. Kulit telur yang sangat tipis dihasilkan setelah 48 jam ayam

mengalami pembatasan air, diikuti dengan produksi beberapa telur tanpa kulit

sebelum produksi telur berhenti sama sekali.

2.3. Penyerapan dan Asimilasi

Zat-zat makanan yang dicerna masuk melalui dinding usus ke dalam

peredaran darah. Sebagian besar penyerapan berlangsung di usus halus. Permukaan

penyerapan sangat dipertinggi dengan adanya villi yang tidak terhitung jumlahnya.

Zat-zat makanan yang dicerna dalam bentuk gula sederhana, asam-asam

amino dan zat-zat mineral yang larut, masuk melalui permukaan dinding usus ke

dalam kapiler-kapiler darah. Cara bagaimana zat-zat tersebut masuk melalui dinding

usus belum banyak diketahui.

Lemak yang dicerna masuk melalui dinding usus ke dalam cairan yang

menyerupai susu system limfatik. Di sini zat-zat tersebut membentuk lemak netral.

Nutrisi pertumbuhan 32

Page 33: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

Lemak dalm limfa lebih banyak merupakan lemak tubuh daripada sebagian lemak

yang diperoleh dari bahan makanan. Lemak bergerak bersama-sama limfa dan

memasuki aliran darah vena dekat jantung.

Zat-zat makanan yang telah dicerna setelah masuk ke peredaran darah

melalui kapiler-kapiler dalam dinding usus dikumpulkan di dalam vena porta. Vena

porta tersebut mengakut darah dan zat-zat makanan yang telah di serap ke hati dalam

perjalanannya ke jantung.

Setelah zat-zat makanan yang dicerna masuk melalui kapiler-kapiler hati,

sebagian besar glukosa dirubah ke dalam glikogen untuk disimpan di dalam hati dan

otot. Sebagian asam-asam amino dan hasil-hasil zat yang mengandung nitrogen dari

metabolis jaringan mengalami deaminasi pada waktu zat-zat tersebut melalui hati.

Bagian-bagian karbohidrat dapat digunakan untuk panas dan kegunaan-kegunaan

energi dan bagian zat yang mengandung nitrogen diangkut ke ginjal untuk

disingkirkan. Hati memindahkan pula sebagian lemak dari aliran darah untuk

disimpan. Hal tersebut dapat dilihat pada hati yang berwarna pucat kekuning-

kuningan dari ayam yang gemuk dan anak ayam yang baru menetas. Kotoran-

kotoran yang terserap dari saluran pencernaan ke dalam peredaran darah diambil

oleh sel-sel hati pada waktu darah masuk melalui kapiler-kapiler hati. Bila racun ikut

terserap maka konsentrasi racun yang tinggi tersebut biasanya terdapat pada hati.

Darah yang membawa zat-zat makanan yang telah dicerna meninggalkan hati

dengan perantaraan vena hepatica menuju ke jantung. Darah tersebut melanjutkan

perjalanannya dari jantung ke paru-paru untuk melepaskan karbon dioksida dan air

dan mengambil oksigen. Darah kembali dari paru-paru ke jantung untuk kemudian

dialirkan melalui arteri-arteri ke seluruh jaringan tubuh.

Zat-zat makanan yang telah dicerna mengalir dari kapiler-kapiler ke limfa

yang membasahi sel-sel jaringan. Limfa berguna sebagai medium pertukaran antara

kapiler-kapiler dan sel-sel jaringan. Limfa tersebut membawa makanan yang telah

dicerna ke sel dan mengangkut sisa-sisa makanan dari sel.

Asimilasi zat makanan

Nutrisi pertumbuhan 33

Page 34: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

Glukosa dibakar dalam sel untuk produksi panas dan energi. Hasil akhir

pembakaran tersebut adalah panas dan energi, karbon dioksida dan air. Terlalu

banyak karbohidrat yang dicerna sehingga melebihi dari yang disimpan sebagai

glikogen akan diubah ke dalam lemak tubuh dan lemak telur.

Lemak secara bertahap diambil dari peredaran darah dan disimpulkan

sebagai jaringan lemak terutama di bawah kulit di daerah perut, sepanjang usus dan

dalam telur. Lemak berfungsi sebagai persediaan cadangan panas dan energi. Pada

waktu persediaan makanan tidak mencukupi maka segera setelah glikogen habis

terpakai, lemak langsung dioksidasi dengan hasil akhir yang sama seperti pada

pembakaran karbohidrat.

Asam-asam amino yang diserap dalam darah digunakan untuk membangun

jaringan tubuh baru, mengganti jaringan-jaringan yang aus dan untuk membentuk

putih telur dan sebagian besar kuning telur. Terlalu banyak asam amino dapat

digunakan untuk panas dan energi atau diubah ke dalam lemak.

Karbohidrat dan lemak lebih dapat digunakan untuk produksi panas dan

energi daripada protein karena karbohidrat dan energi harganya lebih murah

dibandingkan dengan protein. Pencernaan dan metabolis kedua zat tersebut ,

termasuk eksresi hasil-hasil sisa membutuhkan sedikit daripada yang dibutuhkan

protein.

Zat-zat mineral yang diserap dalam peredaran darah dirubah ke dalam tulang,

digunakan untuk pembentukan kulit telur, disimpan dalam kuning telur dan

digunakan dalam darah. Terlalu banyak mineral akan disimpan dalam darah.

Zat-zat vitamin disimpan dalam hati dan dalam telur dan dalam jumlah yang

lebih kecil disimpan dalam jaringan-jaringan lain dari tubuh. Penyimpanan vitamin

yang larut dalam lemak adalah lebih besar daripada yang larut dalam air.

Nutrisi pertumbuhan 34

Page 35: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

KESIMPULAN

Pertumbuhan ternak unggas sangat dipengaruhi oleh kebutuhan akan zat

nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Bila tidak dapat

dipenuhi salah satunya maka hewan ternak tersebut tidak akan dapat tumbuh atau

berproduksi.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan Ke-4. PT Gramedia. Jakarta.

Anggorodi. H.R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anggorodi. H.R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Suprijatna. E, dkk. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wahju. J. 1978. Kebutuhan Zat-Zat Makanan Untuk Unggas. Cetakan ke-3. Fakultas Peternakan. IPB. Bogor.

Wahju. J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Nutrisi pertumbuhan 35

Page 36: Peranan Nutrien Terhadap Pertumbuhan

Yasin. S. . Fungsi dan Peranan Zat-zat Gizi dalam Ransum Ayam Petelur. Fakultas Peternakan Universitas Mataram. PT Melton Putra. Jakarta.

Soeharsono. 1976. Respon Broiler Terhadap Berbagai Kondisi Lingkungan. Disertasi. Universitas Padjadjaran. Bandung.

Maynard, L. a., J.K. Loosli, H.F. Hintz dan R.G. Wagner. 1981. Animal Nutrition. 7th Ed. Tata Mc Graw Hill Publishing Company Ltd., New Delhi.

Mc. Donald, P., R.A. Edward and J.F.D. 1988. Animal Nutrition. 4th Ed. Longman Group Limited, New York.

Ensminger, M.E. 1997. Animal Science. The Interstate Printers and Publisher. Inc. Danville. Illionis.

North, M.O. D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th

edition. Van Nostrand Reinhold, New York.Abidin, Zainal. 2003. Meningkatkan Produktifitas Ayam Ras Pedaging.

Cetakan Ketiga. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.Hartadi, H.S., Reksohardiprojo, A.D., Tillman. 1990. Tabel Komposisi Pakan

untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.Ichwan, M. Wawan. 2003. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. Agro Media

Pustaka. Tangerang.Mihardja, Waskito, W. 1981. Pengaruh Berbagai Faktor Lingkungan

Terhadap Gala Tumbuh Ayam Broiler. Disertasi Doktor Universitas Padjadjaran. Bandung.

Lesson, S and J.D. Summers.2001. Nutrition of the Chicken. Departement of Animal and Poultry Science University of Guelph.

Daghir, N.J. 1995. Poultry Production in Hot Climetes. CAB International. Faculty of Agricultural Science United Arab Emirates University Al-Ain.

Rasyaf, M. 1999. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Kanisius. Yogyakarta.

Wahju, J dan D. Sugandi. 1979. Penuntun Praktis Beternak Ayam. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nutrisi pertumbuhan 36