peranan kewirausahaan terhadap pertumbuhan …
TRANSCRIPT
PERANAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI DI KABUPATEN BULUKUMBA
OLEH :
JAMIL REZA
10571 01823 11
JURUSAN EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
ii
MOTTO
“tidak ada kata menyerah dalam hidup”
(Jamil Reza)
Kita dapat mengukur kemiripan kita dengan Nabi, dengan melihat
kepekaan kita terhadap penderitaan sesama.
(K.H Ahmad Dahlan)
Aku persembahkan karya sederhana ini,
Buat kedua orangtuaku yang telah memberikan segalanya kepadaku dengan ikhlas,
Buat adik-adikku, dan temen-teman yang selalu penuh keceriaan.
Buat para sahabat yangmenemani perjalananku selama kuliah.
iii
ABSTRAK
JAMIL REZA, 2015 Peranan Kewirausahaan terhadapa Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Bulukumba.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan
yang bertujuan untuk mengetahui peranan Kewirausahaan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Bulukumba. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data
primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuisioner kepada wirausahaan yang telah
di data pada observasi awal dan ditentukan dalam penelitiian ini sebanyak 54 orang.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive Sampling dan convenience
Sampling, yaitu prosedur sampling yang memilih sampel berdasarkan tujuan dan
orang atau unit yang paling mudah dijumpai atau di akses.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kewirausahaan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bulukumba dapat dilihat
dari persamaan Y = 0,879+ 0,786(x) dan berdasarkan hasil perhitungan uji-t dapat
diketahui bahwa nilai thitung memiliki signifikansi 0,000 dimana nilai signifikansi ini
lebih kecil disbanding dengan taraf signifikansi 5% yang ditetapkan sebagai kriteria
pengujian hipotesis. Kemudian nilai thitung sebesar 7,600 lebih besar dari Ttabel
sebesar 1,677 yang artinya variable Kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi. Sedangkan R Squre sebesar 0,526 yang berarti bahwa sekitar
52,6% Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bulukumba dipengaruhi oleh
Kewirausahaan. Artinya Kewirausahaan menjadi bahan pertimbangan bagi
Pemerintah Daerah Bulukumba dalam meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Bulukumba.
Keyword : Kewirausahaan (X) dan Pertumbuhan Ekonomi (Y)
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas semua rahmat
karunia-Nya yang telah mengijinkan penulis menyelesaikan skripsi ini sebagai bagian
dari tugas akhir belajar, guna menyelesaikan program Sarjana Ekonomi pada
Universitas Muhammadiyah Makassar yang berjudul “Pernanan Kewirausahaan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kbaupaten Bulukumba”.
Penulis sangat merasakan besarnya karunia Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan kesabaran di tengah kekurangan dan keterbatasan penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Di samping itu bantuan dan dorongan dari banyak
pihak telah memungkinkan selesainya tugas akhir ini. Karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung M.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Hj Naidah. SE. M.Si selaku ketua jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan,
yang senantiasa mengarahkan dan membantu dalam penulisan skripsi selama ini.
v
4. Bapak H. Sultan Sarda, S.E.,M.M selaku dosen pembimbing pertama yang
senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh keiklhasan,
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Ismail Rasulong. SE., MM selaku pembimbing dua yang senantiasa
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Kedua Orang tuaku, Muh. Jawir dan Naharia, tanpa kalian aku takkan bisa
menjadi seperti sekarang. Terima kasih telah memberikan semangat, pengertian,
kepercayaan, doa dan kasih sayang yang tiada henti.
7. Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu dan membimbing
penulis dalam proses belajar mengajar dari awal perkuliahan.
8. Buat saudara-saudaraku tersayang Kak Jusniar Kak Jasnur, Zulkifli serta Iparku
Kak Tiar dan seluruh kerabat yang teristimewa dalam hidupku terima kasih untuk
perhatian, dukungan dan antusiasme yang telah diberikan selama bertahun-tahun.
Doakan aku sukses ya!
9. Teman-teman IESP angkatan “011” Syarif Hidayahtullah, Zainuddin, Akbar,
Ardianto, Yusdi, Sinta, Kamal, Ikha, Nova, Tufiq, Hendra, Erna.
10. Para Responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuisoner
penelitian ini.
vi
11. Sebagai tambahan, untuk kebaikan-kebaikan yang terlalu banyak untuk
disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa tiada suatu yang dapat penulis berikan sebagai tanda
terima kasih dan balas jasa sepantasnya selain berdoa semoga Allah SWT
memberikan balasan yang berlimpah atas segala budi baik yang telah diberikan
kepada penulis.
Atas segala kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini, penulis ucapkan
terima kasih.
Makassar, Agustus, 2015
Jamil Reza
vii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... i
MOTTO .............................................................................................................. ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ............................ 8
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 8
B. Kerangka Pikir ........................................................................................ 33
C. Hipotesis .................................................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 34
A. Waktu dan Lokasi penelitian ................................................................... 34
B. Jenis dan Desai Penelitian ....................................................................... 34
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 34
viii
D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 37
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 38
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 38
G. Definisi Operasional................................................................................ 42
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................. 43
A. Gambaran Kabupaten Bulukumba .......................................................... 43
B. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bulukumba ...................................... 47
BAB V HASAIL DAN PEMBASAAN .............................................................. 50
A. Karakteristik Responden ......................................................................... 50
B. Pemabahasan Hasil Penelitian ................................................................ 61
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 64
A. Kesimpulan ............................................................................................. 64
B. Saran ........................................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 67
ix
DAFTAR TABEL
No.
1.
2.
3.
4.
5.1
5.2
5.3
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Judul
Jumlah Populasi
Penentuan Sampel Setiap Kecamatan
Sakala Licker
Tingkat Keeratan Hubungan
Struktur Ekonomi Kabupaten Bulukumba tahun 2004-2008
Struktur Ekonomi Kota Bulukumba 2009-2013
PDRB Atas harga Konstan dan Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Bulukumba Tahun 2009-2013
Distribusi Responden menurut Usia
Distribusi Responden Menurut jenis Kelamin
Disribusi Responden Menurut Pendidikan
Kewirausahaan dapat memperkokoh perekonomian Daerah
Kewirausahaan dapat meningkatkan efisiensi ekonomi
khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada, dapat
menyerap tenaga kerja lokal, sumber daya lokal, dan
meningkatkan sumber daya manusia menjadi wirausaha-
wirausaha yang tangguh
Kewirausahaan sebagai sarana pendistribusian pendapatan
Halaman
35
37
40
42
44
45
48
50
52
52
53
53
54
x
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
daerah, alat pemerataan berusaha, dan pemerataan pendapatan,
karena jumlahnya tersebar baik di perkotaan maupun di
pedesaan.
Produk dan ide-ide baru dapat menunjang keberhasilan usaha
Penggunaan tekhnologi yang baru dan canggih dapat
menunjang keberhasilan usaha
Perencaanan usaha yang baik dapat memberikan dampak yang
baik pula pada hasil usaha Tinggi
Strategi usaha yang digunakan harus melihat peluang pasar
Manajemen usaha yang baik berdampak positif terhadap hasil
usaha
Jumlah tenaga kerja dapat meningkat jika pekerja yang telah
tersedia bekerja lebih lama, atau jika ada tambahan tenaga kerja
baru.
Persediaan modal dapat meningkat jika perusahaan mendorong
kapasitas produktifnya dengan menambah pabrik dan peralatan
(investasi).
Penurunan pada tenaga kerja, modal, atau Faktor Produksi akan
menyebabkan penurunan pada hasil produksi atau setidaknya
pada tingkat pertumbuhan hasil prooduksi penilaian dan seleksi
55
55
56
56
57
57
58
58
xi
20.
21.
22.
23.
24.
25.
terhadap berbagai alternative.
Pendapatan penduduk atau pendapatan per kapita dapat
meningkat dengan adanya dan banyaknya wirausaha
Semakin luas pasaran barang dan jasa, semakin tinggi tingkat
produksi dan tingkat kegiatan ekonomi.
Pemerintah perlu menyedikan fasilitas-fasilitas untuk kegiatan
pihak swasta, menyediakan infrastruktur, mengembangkan
Coefficient
Coefficient
Model Summary
59
59
60
61
62
63
xii
DAFTAR GAMBAR
No.
1
Judul
Kerangka pikir
Halaman
33
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1996 tidak hanya
berpengaruh terhadap dunia usaha, tetapi juga berpengaruh terhadap kesejahteraan
masyarakat luas.Dunia kerja semakin sempit sementara masyarakat yang
membutuhkan lapangan kerja semakin meningkat.Pengangguran yang disebabkan
ketiadaan lapangan kerja pada akhirnya menjadi beban masyarakat
juga.Pengangguran ini akibat dari semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan
terutama di kota-kota besar.
Diera globalisasi ini, sudah menjadi hal yang tidak asing ketika kita
mendengar kata ―pengangguran‖, sering kita mendengar keluhan dari orang yang
tidak mendapat atau mempunyai pekerjaan. Perekonomian Indonesia sejak krisis
ekonomi pada pertengahan 1997 membuat kondisi ketenagakerjaan Indonesia
ikut memburuk. Sejakitu,pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah
mencapai 7-8 persen.Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan
tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja
yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi
Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja,
sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun. Sehingga, setiap
tahun pasti ada sisa pencari kerja yang tidak memperoleh pekerjaan dan
menimbulkan jumlah pengangguran di Indonesia bertambah.
2
Sehingga dibutuhkan suatu kreatifitas dari masyarakat saat ini agar
terhindar dari pengangguran, hal yang pasti bisa dilakukan adalah berwirausaha.
Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah
melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut
telah bergeser karena masyarakat yang tidak berbakat dan semua orang bisa
melakukannya. Kewirausahaan telah menjadi suatu disiplin ilmu yang
mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam
menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko
yang mungkin dihadapinya.
Setiap tahun jumlah pengangguran kian menumpuk. Sebenarnya mereka
termasuk kelompok usia yang konsumtif dan belum produktif. Hal itu tentu akan
menghambat pertumbuhan karena pertambahan pendapatan sebagian besar akan
habis dikonsumsi oleh orang yang masih menganggur atau belum bekerja. Jika hal
itu dibiarkan terus- menerus jumlah pengagguran semakin besar dan pada suatu
saat dapat menjadi bumerang dalam pembangunan. Hal semacam itu tentu tidak
kita inginkan.
Di dalam mengurangi jumlah pengangguran terlepas dari kualitasnya yang
rendah, minimal para pengangguran tersebut harus diberi lapangan pekerjaan
sesuai dengan masing-masing bidang. Dengan demikian, status pengangguran
yang tadinya merupakan manusia yang konsumtif, akan bergeser menjadi manusia
yang produktif. Hal itu akan mempunyai dampak yang sangat positif bagi pemba
ngunan yaitu:
1. Akan mengurangi beban ketergantungan (dependency ratio);
3
2. Meningkatkan pendapatan atau kesejah teraan masyarakat.
Penganggur tersebut pada umumnya bukan tidak mau bekerja, melainkan
sulit mendapatkan pekerjaan.
Mengingat pentingnya masalah tersebut kiranya perlu diadakan cara
penanggulangan terutama dalam mengurangi jumlah pengangguran. Pemecahan
masalah ini cukup mudah yaitu asal diberikan pekerjaan selesailah masalah
pengangguran tersebut. Akan tetapi di dalam pelaksanaannya tidaklah semudah
itu. Untuk membuka lapangan pekerjaan baru memerlukan dana yang cukup
besar, selain dana perlu diberikan pelatihan kewirausahaan pada pengangguran
agar para pengangguran mempunyai modal keterampilan dalam dunia kerja yang
akan digeluti.
Sebagai suatu disiplin ilmu, maka ilmu kewirausahaan dapat dipelajari dan
diajarkan, sehingga setiap individu memiliki peluang untuk tampil sebagai
seorang wirausahawan (entrepreneur). Bahkan untuk menjadi wirausahawan
sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan
segala aspek usaha yang akan ditekuninya. Tugas dari wirausaha sangat banyak,
antara lain tugas mengambil keputusan, kepemimpinan teknis, dan kepemimpinan,
oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana, salah satunya pendidikan.
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa
Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa
Belanda.Sedangkan di Indonesia diberi namakewirausahaan.Kata entrepreneur
berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil
4
risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan
tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.
Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang
ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal
(baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda dimasa mendatang.Indonesia
entrepreneurial skill untuk bisa menekan sekecil mungkin tingkat kemiskinan
yang tinggi.Menngandalkan investor asing untuk membuka lapangan kerja
tidaklah cukup, menghimbau kepada perusahaan untuk tidak mem-PHK karyawan
atau buruhnya juga sulit diwujudkan. Salah satu cara atau jalan terbaiknya adalah
mengandalkan sector pendidikan utnuk mengubah pola piker lulsannya dari
berorientasi mencari kerja menjadi mencetak lapangan kerja sendiri alias menjadi
wirausahawan mandiri.
Masyarakat yang tinggal di perkotaan sering mengharapkan mendapat
pekerjaan formal di kantor-kantor, sementara penawaran pekerjaan di sektor
formal sangat terbatas.Tuntutan kualitas sumber daya manusia makin lama makin
tinggi dan menuntut kekhususan yang lebih sulit untuk dipenuhi.Lapangan kerja
yang terbatas membuat orang mencari jalan untuk bertahan hidup agar dapat
hidup layak.Dengan melihat situasi tersebut maka sektor informal merupakan
alternatif yang dapat membantu menyerap pengangguran.Berwirausaha
merupakan satu alternatif jalan keluar terbaik.Wirausaha adalah seseorang yang
berkemauan keras melakukan tindakan yang bermanfaat.Wirausaha juga
didefinisikan sebagai orang yang memiliki gaagasan dan mengelola serta
menjalankan gagasannya tersebut.Kewirausahaan ialah kemampuan
5
menggerakkan orang-orang dan berbagai sumber daya untuk berkreasi,
mengembangkan dan menerapkan solusi terhadap berbagai masalah agar dapat
menciptakan makna dan memenuhi kebutuhan manusia.
Salah satu ukuran kemajuan ekonomi yang digunakan adalah pertumbuhan
ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya, pertumbuhan ekonomi
berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu
negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan
infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan
pertambahan produksi barang modal. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu
gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara,
ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan nasional
riil yang dicapai. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah.
Paradigma pembangunan ekonomi, khususnya yang berkembang saat ini
selalu mengacu pada pertumbuhan ekonomi, sehingga fokus pembangunan
ekonomi nasional pun mengacu pada usaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang
setinggi-tingginya. Walaupun dampak dari pertumbuhan ekonomi ini secara teori
mampu mengurangi angka kemiskian, akan tetapi pertumbuhan bukanlah jaminan
penuntasan masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan memang telah lama ada
sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan
karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau
materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati
6
fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya
yang tersedia pada jaman modern.
Berdasarkan situasi diatas, kehadiran dan peranan wirausaha tentu saja
akan memberikan pengaruh terhadap kemajuan perekonomian dan perbaikan pada
keadaan ekonomi di Indonesia sekarang ini. Menjadi wirausaha berarti memiliki
kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang mengumpulkan
sumber – sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh
keuntungan dari peluang – peluang tersebut.Dengan meningkatnya
kewirausahaan, diharapkan perekonomian di Indonesia juga meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas,
maka masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah Peranan Kewirausahan
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Bulukumba?
C. Tujuan Penelitian
Dengan demikian, tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui
peranan Kewirausahan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Bulukumba
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademik
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat dijadikan
bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.
7
2. Bagi Pengusaha
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bahwa tingkat
keinginan untuk berwirausaha akan menjadi penentu kelangsungan hidup usaha
tersebut.
3. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu menambah
wawasan pengembangan ilmu mengenai kewirausahaan dan pengaruhnya
terhadap perekonomian di Indonesia, serta meningkatkan kesadaran pembaca
untuk berwirausaha dalam rangka meningkatkan perekonomian di Indonesia.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kewirausahaan
Beberapa decade ini telah terjadi perubahan sosial dan ekonomi yang
sangat pesat sebagai akibat dari proses globalisasi dalam berbagai sektor. Di sisi
lain keprihatinan pun muncul oleh adanya inflasi, pengangguran, serta dilema
ekologi untuk memperoleh gol ekologis dan daya dukung ekonomi serta
keseimbangan di planet bumi ini. Hal tersebut menuntut adanya kepemimpinan
yang kreatif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang rumit.Generasi
sekarang dan berikutnya dituntut untuk mampu dan terlatih untuk menghadapi hal
ini dan berbagai perubahan sosial serta kebutuhan manusia.
Di negara yang dilanda keterpurukan dalam berbagai aspek seperti
Indonesia sekarang ini, kekurangan pangan dan bencana kelaparan serta tragedi
kemanusiaan sering terjadi. Kondisi seperti ini mengakibatkan hilangnya
kepercayaan atas kemampuan diri dan kemampuan mengelola masa
depan.Melihat fakta-fakta di atas tentang kehidupan ekonomi yang tidak berjalan
dengan baik, sejauh mana relevansi kewirausahaan dapat memberikan solusi
ekonomi, lingkungan, sosial maupun masalah kemanusiaan.Kewirausahaan
memiliki peranan yang sangat penting dalam segala dimensi kehidupan
ini.Masyarakat yang dibangun kembali memiliki vitalitas dan energi yang bermula
dari aktivitas kewirausahaan.
9
1. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah kemampuan menggerakkan orang-orang dan
berbagai sumber daya untuk berkreasi, mengembangkan dan menerapkan solusi
terhadap berbagai masalah agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Suatu
masyarakat yang didalamnya terdapat orang-orang yang memiliki jiwa
kewirausahaan akan mampu merespon perubahan kebutuhan dan realitas. Jiwa
kewirausahaan ini ditunjukkan oleh adanya keinginan untuk mengambil inisiatif
dan bersifat kreatif serta inovatif dalam mengelola orang dan sumber daya agar
tercapai hasil yang memuaskan.Wirausahawan merupakan agen dari perubahan
sosial, politik dan ekonomi.
Menurut Thomas W. Zimmerer (1996;51) mengemukakan ―kewirausahaan
adalah penerapan kreatifitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya
memabfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari‖.
Menurut Drucker (1994) ―Kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda‖.
Pada umumnya, orang mengasosiasikan jiwa kewiraushaan adalah perintis
perusahaan di sektor ekonomi. Sesungguhnya jiwa kewirausahaan dapat tumbuh
dan berkembang dalam sektor atau organisasi non ekonomi seperti : organisasi
komunitas yang baru, pusat rehabilitasi yang baru, atau institusi baru di bidang
seni. Karakter unik dari kewirausahaan adalah merintis dan membangun sesuatu
yang baru dan lebih efektif dibandingkan dengan meneruskan sesuatu yang sudah
ada.
10
2. Keterkaitan antara Perkembangan Kewirausahaan dengan
Perekonomian
Selama dua tahun belakangan ini, kondisi Indonesia di berbagai bidang
tidak menunjukkan perubahan berarti. Kebijakan pemerintah masih simpang siur,
hukum semakin tidak jelas, musibah di mana-mana, dan kondisi sosial kian tidak
menentu. Di bidang ekonomi, tidak ada perubahan kearah yang lebih baik. PHK
tetap berlangsung karena banyak wirausahawan tidak lagi berminat memulai atau
mengembangkan usahanya, dan para investor asing sudah banyak yang
memutuskan untuk memindahkan usahanya ke negara lain yang lebih
menjanjikan.
Di sisi lain, jumlah populasi dengan usia produktif tidak bisa begitu saja
menganggur. Hidup tetap harus berjalan dan penghasilan tetap mesti dicari untuk
menutupi biaya hidup yang kian mahal. Berbagai ide bisnis bermunculan dan di
diskusikan dalam berbagai forum pertemuan baik formal maupun
informal. Sebagian ide tersebut memang hanya merupakan ―mimpi yang indah‖
tetapi sebagian lagi ditanggapi dengan antusiasme yang tinggi.Dari hal ini terlihat
bahwa masyarakat kita justru merasa terpacu ketika dihadapkan pada suatu krisis
yang berkepanjangan.Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan David
Fagin (dalam buku Crouch, tahun 2002), yang mengatakan bahwa sebagian besar
tantangan dapat dihadapi dengan kreativitas. Tanpa kreativitas, problem
jarang menjelma menjadi kesempatan.
Sumbangan kewirausahaan terhadap pembangunan ekonomi suatu negara
tidaklah disangsikan lagi.Suatu negara agar dapat berkembang dan dapat
11
membangun secara ideal, harus memiliki wirausahawan sebesar 2% dari jumlah
penduduk (PBB).Wirausahawan yang dimaksud adalah yang sesuai dengan
kriteria memiliki keahlian profesional, memiliki karakter entrepreneur yang kuat,
memiliki motivasi berprestasi tinggi (McClelland) dan kemampuan berinovasi
(Drucker) serta kemampuan dalam berafiliasi atau membangun aliansi.
3. Pengaruh Positif Kewirausahaan
Dampak positif sosio-ekonomis dengan adanya wirausaha yaitu
menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan
pemerataan pendapatan, memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya untuk
meningkatkan produktivitas nasional, serta meningkatkan kesejahteraan
pemerintahan melalui program pemerintahan, seperti pajak dan lain-lain.
Hendra Esmara mengemukakan gagasan pengukuran pembangunan
Indonesia yang terdiri dari tiga komponen.Ketiga komponen tersebut adalah
penduduk dan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, serta pemerataan dan
kesejahteraan masyarakat.Berdasarkan gagasan tersebut maka kewirausahaan
dapat meningkatkan pembangunan Indonesia karena kewirausahaan dapat
menyediakan lapangan pekerjaan sehingga meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Menurut Todaro(2000), sumber kemajuan ekonomi bisa meliputi berbagai
macam faktor, akan tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa sumber-sumber
utama bagi pertumbuhan ekonomi adalah adanya investasi-investasi yang mampu
memperbaiki kualitas modal atau sumber daya manusia dan fisik, yang
selanjutnya berhasil meningkatkan kuantitas sumber daya produktif dan yang bisa
12
menaikkan produktivitas seluruh sumber daya melalui penemuan-penemuan baru,
inovasi, dan kemajuan teknologi. Berdasarkan pendapat tersebut, kewirausahaan
dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Dengan adanya dampak positif wirausaha tersebut, maka pencari lapangan
kerja yang semula hanya berminat pada sektor formal diharapkan merubah
pandangannya dan beralih pada sektor informal. Menurut Stephen R. Covey,
perubahan tersebut seringkali merupakan proses yang menyakitkan. Ia merupakan
perubahan yang harus dimotivasi oleh suatu tujuan yang lebih tinggi, oleh
kesediaan untuk menomorduakan apa yang anda pikir anda inginkan sekarang
untuk apa yang anda inginkan di kemudian hari.
4. Perkembangan kewirausahawan dalam Pengembangan Bisnis di
Kabupaten Bulukumba.
Seiring dengan perkembangan usaha yang biasanya diikuti dengan
perubahan gaya manajemen, maka pada saat yang sama para wirausahawan
dihadapkan pada berbagai resiko.
Pada dasarnya ada dua resiko yang dihadapi oleh para wirausahawan
ketika diberikan kesempatan untuk mengembangkan usahanya.Kedua resiko
tersebut adalah resiko riil, yaitu resiko yang terlihat, bisa dihitung, bisa
diantisipasi dan bisa dihindari dan resiko psikologis, yaitu resiko yang tidak
terlihat, tidak bisa dihitung, bisa diantisipasi, tetapi belum tentu bisa dihindarkan.
1. Risiko Riil, adalah risiko yang terlihat, bisa dihitung, bisa diantisipasi dan
bisa dihindari. Termasuk dalam risiko ini adalah:
13
a. Kehilangan modal baik yang sudah ditanam dan akan ditanamkan ke
dalam perusahaan
b. Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, di masa
sekarang ataupun masa depan
c. Kehilangan mata pencaharian untuk menutupi kebutuhan sehari-hari
d. Kehilangan kendali atas kekuasaan yang selama ini dimilikinya
(decision-making) karena ada pengalihan gaya bisnis keluarga menjadi
gaya bisnis profesional
2. Risiko Psikologis, adalah risiko yang tidak terlihat, tidak bisa dihitung,
bisa diantisipasi, tetapi belum tentu bisa dihindarkan. Termasuk dalam
risiko ini adalah:
a. Kehilangan reputasi (hilang muka, nama besar, citra, dsb) dan risiko
menanggung malu
b. Kehilangan kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang lain
(Menjadi paranoid atau blind-dependency)
c. Kehilangan perasaan mampu yang akan menyebabkan hilangnya rasa
percaya diri
d. Kehilangan jati diri (terutama bagi mereka yang sudah menganggap
keberadaan perusahaan sebagai keberadaan dirinya sendiri)
e. Kehilangan motivasi untuk berjuang
Dari keempat risiko riil yang dihadapi oleh seorang wirausahawan seperti
yang disebutkan di atas, risiko yang seringkali terlewatkan dan tidak
dipertimbangkan secara mendalam adalah risiko terakhir, yaitu kehilangan kendali
14
atau kekuasaan karena perubahan gaya bisnis keluarga ke gaya bisnis profesional.
Banyak wirausahawan yang menganggap hal ini bukan sebuah risiko yang harus
dipertimbangkan dan tetap memaksakan untuk mempertahankan gaya bisnis lama
ke dalam perusahaannya. Kenyataannya, gaya ini seringkali tidak bertahan lama
dan mungkin akan membawa kerugian lain (kehilangan kesempatan). Di lain
pihak penerapan gaya bisnis tersebut justru membuat para profesional tidak dapat
memberikan kemampuan terbaik yang mereka miliki.
Dampak utama dari pengabaian resiko tersebut adalah perusahaan yang
lamban berkembang dan sumberdaya yang ada menjadi tidak efisien. Revenue
perusahaan tetap tetapi cost menjadi lebih tinggi karena adanya investasi baru dan
menyebabkan menurunnya keuntungan. Selain itu, para pekerja menjadi bingung
karena banyak keputusan yang ambivalen dan tidak jelas arahnya sesuai dengan
kebingungan dan ketidak-jelasan sikap wirausahawan. Ibaratnya, perusahaan
menjadi sebuah mobil mewah dengan kapasitas 4000 cc dengan harga beli
miliaran tetapi hanya bisa digunakan beberapa kali saja saat liburan karena beban
biaya untuk digunakan di Jakarta ketika jam bubaran kantor di tengah hujan rintik
sangat tinggi. Akibatnya, si pemilik akan mengencangkan ikat pinggang dan
berusaha menekan pengeluaran lain, biasanya pengeluaran variabel, seperti gaji,
fasilitas, dan logistik demi mempertahankan cash-flownya. Keuntungan akan
menjadi kerugian dan pemilik akan merasa kelelahan sendiri karena bekerja lebih
keras hanya untuk menutupi biaya yang bertambah besar itu.
Menurut Walter Wriston (dalam buku Chouch, tahun 2002), kehidupan
merupakan proses pengaturan resiko, bukan penghapusannya. Keluhan-keluhan
15
seperti yang disebutkan di atas seharusnya tidak perlu terjadi jika para
wirausahawan sudah mempersiapkan infrastruktur sumber daya manusia sejak
keputusan pengembangan perusahaan dibuat.Dalam kenyataannya, perencanaan
SDM ini jarang dilakukan oleh para wirausahawan bahkan seringkali dilupakan.
Penempatan para profesional di dalam perusahaan menjadi proses tambal sulam,
akibatnya pembajakan terhadap tenaga profesional sering terjadi, padahal belum
tentu profesional hasil bajakan tersebut tepat dengan kebutuhan perusahaan,
akhirnya tidak jarang wirausahawan menjadi kecewa.
Menurut pendapat Douglas Mc Gregor (dalam buku Sadarachmat, tahun
2001), ada dua jenis teori yang menunjukkan sifat-sifat manusia dalam bekerja,
yaitu teori X dan teori Y. Teori X berasumsi bahwa pada dasarnya manusia itu
pemalas, selalu berusaha sedikit mungkin, tidak mempunyai ambisi, tidak ingin
berinisiatif yang mereka inginkan hanyalah rasa aman, tidak mempunyai tanggung
jawab. Sedangkan teori Y berasumsi bahwa manusia pada dasarnya tidak
menentang kebutuhan berorganisasi dan memandang bahwa bekerja sebagai suatu
kegiatan yang wajar atau kebutuhan, seperti halnya makan, tidur, istirahat, dan
psebagainya.Manusia salalu siap dan ingin memikul tanggung jawab.Berdasarkan
teori tersebut, kita bisa membayangkan jika asumsi-asumsi mengenai teori X
tersebut berada di sekeliling kita, betapa beratnya dan sukarnya mengurus suatu
organisasi.Hal ini lah yang menghambat perkembangan kewirausahaan.
16
B. Faktor Pendorong dan Penghambat Keberhasilan Kewirausahaan
1. Faktor Pendorong
a. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan,
tetapi banyak kemauan dan orang memiliki kemauan, tetapi banyak
kemauan dan orang yang memilik kemauan, tetapi tidak memiliki
kemauan keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.
Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dan dilengkapi dengan
kemampuan akan menjadi orang yang sukses. Kemauan saja tidak
cukup bila tidak di lengkapi dengan kemampuan .tetapi tidak memiliki
kemauan (malas), maka tidak akan pernah berhasil.
b. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad
yang kuat, tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang
yang suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekad yang kuad,
keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses
c. Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada
solusi tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan
peluang itu sendiri,bukan mencari-cari atau menunggu peluang yang
dating kepada kita.
Davit C. McClelland (1961:207) mengemukakan bahwa
kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan
status kewirausahaan atau keberhasilan.Keberhasilan wirausahawan
ditentukan oleh perilaku kewirausahaan.Faktor yang memengaruhi perilaku
kewirausahaan itu sendiri adalah faktor internal eksternal.Faktor- faktor
17
internal meliputi, hak kepemilikan (propertyright-PR),
kemampuan/kompetensi (competency/ability-C), dan insentif (incentive-I),
sedangkan faktor eksternal meliputi, lingkungan (environment-E).menurut
Ibnoe Soedjono karena kemampuan afektif mencakup sikap, nilai, aspirasi,
perasaan, dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada kondisi
lingkungan yang ada, dimensi kemampauan afektif dan kemampuan kognitif
merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi,
Kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari eprilaku kewirausahaan
dalam mengombinasikan Kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian
menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.
2. Faktor penghambat
Selain keberhasilan, seorang wirausahawan juga selalu dibayangi
oleh potensi kegagalan yang akan memberikan lebih banyak pelajaran
dibandingkan sekedar kesuksesan. Menurut Zimmerer (1996: 14-15)
keberhasilan atau kegagalan berwirausaha sanagat bergantung pada
kemampuan pripadi wirausahawan menyebabkan wirausahawan gagal
dalam menjalankan usaha barunya, yaitu sebagai berikut.
1. Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak
memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha
merupakan faktor penybab utama yang membuat perusahaan kurang
berhasil.
18
2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik,
memvisualisasikan usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya
manusia maupun mengintergrasikan operasai perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat
berhasil dengan baik, faktor paling utama dalam keungan adalah
memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan secara
cermat. Kekeliruan dalam pemeliharan aliran kas akan menghambat
operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancer.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari
suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak
strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi kurang
efisien.
6. Kurangnya pengwasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efesiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efisien dan
tidak efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan
terjadinya gagal menjadi lebih besar.
19
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/ transisi kewiraushaan,
Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan
perubahan tidak akan menjadi wirausahawan yang berhasil.
Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bias diperoleh apabila berani
mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
3. Indikator kewirausahaan dalam peningkatatan pertumbuhan ekonomi
Storey (1991) mengungkapkan bahwa dalam mengoperasionalkan
kewirausahaan untuk pengukuran empiris pun sangat sulit untuk dilakukan.
Derajat kesulitan atau kerumitan tersebut secara eksponensial akan meningkat
manakala perbandingan dilakukan secara lintas negara.
Dengan karakteristiknya yang seperti demikian, ternyata banyak analis
maupun pakar ekonomi yang telah mengakui bahwa kewirausahaan merupakan
penggerak penting dalam pertumbuhan ekonomi, inovasi, penyerapan angkatan
kerja, dan produktivitas. Sejak pertengahan 1990-an pengakuan para pakar
ekonomi dan para analis atas konsep kewirausahaan cenderung semakin
meningkat. Hal ini diindikasikan oleh adanya kesepakatan dan komitmen mereka
untuk lebih meningkatkan kewirausahaan, atau paling tidak, menyempurnakan
lingkungan yang berkenaan dengan wirausaha (Lundstrom dan Stevenson, 2005;
Hart, 2003; OECD, 2007) melalui pembentukan berbagai kebijakan yang dapat
memperbaiki lingkungan yang berkenaan dengan kegiatan wirausaha.
Kebijakan tersebut diantaranya adalah menghilangkan hambatan-hambatan
perkembangannya, atau melalui tindakan-tindakan yang diarahkan langsung pada
subyeknya, seperti subsidi.Namun demikian, untuk merumuskan dan membentuk
20
kebijakan-kebijakan tersebut masih dihadapkan pada berbagai keterbatasan.
Secara umum, rujukan mengenai kewirausahaan lebih cenderung untuk
perusahaan berskala kecil dan menengah, atau bahkan untuk sejumlah besar
pekerja mandiri atau self-employed (Hoffman, 2007).
Dalam ketiadaan definisi kewirausahaan yang dapat diterima secara
umum, serta juga tidak adanya indikator-indikator yang secara internasional dapat
diperbandingkan, maka para pengambil keputusan tidak memiliki acuan yang
memadai dalam membangun kebijakan-kebijakannya, terutama manakala akan
mempelajarinya dari praktik-praktik terbaik kewirausahaan dalam tataran
internasional.
Adanya perbedaan konteks dan bentuk-bentuk organisasional yang
melibatkan kewirausahaan menyebabkan kurangnya sarana untuk mengukur
indikator-indikator yang dapat menggambarkan aktivitas kewirausahaan. Ukuran
tentang adanya perubahan dalam jumlah pekerja mandiri (self-employed)
umumnya hanya mencerminkan adanya perubahan yang terjadi dalam diri
individual yang memulai suatu bisnis baru. Perubahan seperti ini sangat kurang
tercermin ke dalam kelompok perusahaan dengan skala yang lebih besar sehingga
menggunakan ―pekerja mandiri‖ sebagai tolok ukur aktivitas kewirausahaan
memunculkan suatu kritik, yakni apa yang dimaksud ―baru‖ dan ―beda‖ bagi
seseorang pada tataran industri atau pasar lokal, bisa tidak begitu beda pada
tataran industri atau pasar internasional, regional atau global. Bahkan untuk
negara maju seperti Amerika Serikat, hanya sebagian kecil dari yang memulai
usaha baru yang benar-benar inovatif. Pengukuran pekerja mandiri (self-
21
employed) masih banyak digunakan untuk menggambarkan derajat aktivitas
kewirausahaan, umumnya dikarenakan banyak dipakai di banyak negara serta
digunakan untuk mempermudah perbandingan antar negara (Blau, 1987).
Audretsch, Carree, J. van Stel dan Thurik (2002) dan Carree, J. van Stel,
Thurik dan Wennekers (2001) menggunakan tingkat kepemilikan bisnis untuk
menggambarkan derajat aktivitas kewirausahaan. Pengukuran ini ditetapkan
sebagai jumlah pemilik bisnis (dalam semua sektor kecuali pertanian) dibagi oleh
total angkatan kerja. Terdapat sejumlah kualifikasi penting yang perlu
memperoleh penekanan lebih sewaktu menggunakan dan menginterpretasikan alat
ukur ini.
Pertama, ukuran ini menyatukan seluruh jenis aktivitas yang sangat
heterogen, lintas suatu spektrum dan konteks yang luas, ke dalam sebuah ukuran
tersendiri. Pengukuran ini memperlakukan bahwa seluruh bisnis adalah sama.
Lagi pula, semua bisnis diukur secara identik, meskipun secara jelas beberapa
memiliki suatu dampak yang lebih besar dibanding yang lainnya.
Kedua, alat ukur ini tidak disusun untuk mengukur besaran atau
dampak.Lagipula, seluruh bisnis diukur secara identik, meskipun secara jelas
beberapa memiliki suatu dampak besar dibanding yang lainnya.
Ketiga, alat ukur ini disusun untuk mengukur bisnis yang ada dan bukan
yang baru memulai. Lagipula, ukuran ini memiliki dua keunggulan, yakni: yang
pertama, alat ukur ini merupakan representasi yang berguna untuk mengukur
kewirausahaan (Storey, 1991). Kedua, alat ukur ini dapat dibandingkan lintas
negara dan dapat dilakukan setiap saat.
22
Pengukuran lain tentang kewirausahaan lebih memfokuskan pada
perubahan yang sesuai dengan aktivitas inovatif bagi sebuah industri. Pengukuran
seperti itu mencakup indikator aktivitas penelitian dan pengembangan (R&D),
jumlah penemuan yang dipatenkan, serta inovasi produk baru di pasar (Audretsch,
1995).Pengukuran ini memiliki keunggulan yang hanya mencakup perusahaan
yang benar-benar menghasilkan perubahan pada tingkat industri, yaitu pada
tingkatan di atas sebuah perusahaan (beyond the entrepreneur).
Persoalan yang mungkin timbul dalam mengukur kewirausahaan dengan
menggunakan indikator ―produk baru‖ adalah berkenaan dengan persoalan
kebaruannya (newness).Kebaruan suatu produk umumnya dapat ditinjau dari tiga
sudut pandang, yaitu baru menurut produsen, baru menurut konsumen, dan baru
menurut keduanya atau baru bagi dunia (new to the world).
Konsep kebaruan hasil invensi menurut sudut pandang konsumen ini
secara lebih jelas dikemukakan oleh Robertson, dalam Hisrich dan Peters (1978),
yang menyatakan bahwa kebaruan suatu produk hasil inovasi dapat diukur oleh
sejauhmana perubahan perilaku atau pembelajaran baru diperlukan masyarakat
untuk dapat menggunakan produk baru tersebut. Dengan melandaskan pada
gagasan ini maka dapat diklasifikasikan adanya tiga kelompok inovasi, yaitu:
a. inovasi yang terus menerus (kontinyu) atau inovasi yang menghasilkan
perubahan yang paling sedikit dalam pola-pola konsumsi masyarakat
konsumen atas suatu produk baru;
23
b. inovasi yang terus menerus secara dinamis atau inovasi yang
menciptakan beberapa pengaruh terhadap pola-pola konsumsi yang
ada; dan
c. inovasi yang diskontinyu atau inovasi yang mampu menciptakan pola-
pola konsumsi baru serta penciptaan produk yang sebelumnya tidak
dikenal.
Dengan demikian, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kebaruan
(newness) hasil suatu invensi (penemuan produk baru) dengan jelas dapat
dianggap sebagai salah satu cara untuk melakukan pengukuran mengenai konsep
kewirausahaan ditinjau dari perspektif ke-inovasiannya
Pengukuran lainnya mengenai aktivitas kewirausahaan, yaitu yang semata-
mata memfokuskan pada kriteria pertumbuhan.Perusahaan yang menunjukkan
pertumbuhan yang tinggi selama waktu yang panjang diklasifikasikan sebagai
gazelles. Secara lebih jelas Petersen dan Ahmad (2007) memberikan definisi
tentang istilah Gazelles tersebut, adalah sebagai seluruh perusahaan yang berusia
di bawah 5 tahun dengan rata-rata pertumbuhan tahunan lebih dari 20%, selama
periode tiga tahun. Pengukuran jumlah gazelles ini dapat mencerminkan
kewirausahaan (Birch (1999). Pengukuran kewirausahaan melalui gazelles
tersebut perlu memenuhi syarat untuk fokusnya yang sempit tidak saja hanya pada
satu unit observasi (perusahaan), tetapi juga pada satu pengukuran perubahan,
yaitu pertumbuhan.Dengan mengikuti acuan hasil penelitian The Global
Entrepreneurship Monitor (GEM), Lundstrom dan Stevenson (2001)
24
mendefinisikan dan mengukur kewirausahaan sebagai ―sebagian besar masyarakat
yang berada pada tahap pra-bisnis, tahap memulai bisnis (start-up business).
C. Peranan Kewirausahaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Wirausaha mempunyai dua fungsi, kedua fungsi tersebut adalah fungsi
makro dan fungsi mikro.
1. Fungsi Makro
Secara makro wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali,
dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Di amerika serikat, eropa barat,
dan negara-negara di asia, kewirausahaan menjadi kekuatan ekonomi
negara tertentu, sehingga negara-negara itu menjadi kekuatan ekonomi
dunia yang kaya dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
inovasi. Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian, dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi rekayasa telah menghasilkan kreasi-kreasi
baru dalam produk barang dan jasa-jasa yang berskala global, yang
merupakan hasil dari proses dinamis wirausaha yang dinamis. Bahkan para
wirausahalah yang berhasil menciptakan lapangan kerja dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Peranan wirausaha melalui usaha kecilnya tidak
diragukan lagi, karena ;
a. Usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui
berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi
produksi, fungsi penyalur, dan pemasar bagi hasil produk-produk
industri besar.
25
b. Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya
dalam menyerap sumber daya yang ada, dapat menyerap tenaga
kerja lokal, sumber daya lokal, dan meningkatkan sumber daya
manusia menjadi wirausaha-wirausaha yang tangguh.
c. Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan
nasional, alat pemerataan berusaha, dan pemerataan pendapatan,
karena jumlahnya tersebar baik di perkotaan maupun di pedesaan.
2. Fungsi Mikro
Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko dan
ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang
baru dan berbedauntuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru.
Dalam melakukan fungsi mikronya menurut marzuki usman (1977) secara
umum wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator)
dan sebagai perencana (planner).
a. Innovator
Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan ;
1) Produk baru (the new product)
2) Teknologi baru (the new technologi)
3) Ide-ide baru (the new image)
4) Organisasi usaha baru (the new organization)
b. Planner
Wirausaha berperan dalam merancang;
1) Perencanaan usaha (corporate plan)
26
2) Strategi perusahaan (corporate strategy)
3) Ide-ide dalam perusahaan (corporate image)
4) Organisasi perusahaan (corporate organi-zation)
D. Pertumbuhan Ekonomi
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah
makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi
barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor
Pertumbuhan ekonomi menurut Kunarjo (2003:88) ‖adalah situasi yang
menggambarkan produk domestik bruto per kapita suatu negara yang mengalami
peningkatan‖. Para ekonom lainya seperti Nanga (2001:273) mengungkapkan
‖secara umum, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan dalam
kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan
jasa-jasa‖.
Pertumbuhan ekonomi lebih menunjukkan pada perubahan-perubahan
yang bersifat kuantitatif dan biasanya diukur dengan data produk domestik bruto.
Produk domestik bruto adalah total nilai pasar dari barang-barang akhir dan jasa-
jasa yang dihasilkan di dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu
(Nanga 2001:274).
27
produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi
barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi
seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan
demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.
Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari
pembangunan ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output agregat
khususnya output agregat per kapita.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas
jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih
besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus
mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikansebagai proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai
proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas
jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih
besar daripada tahun sebelumnya.
28
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan
Ekonomi
a. Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
PDB adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di
dalam suatu wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level
provinsi di Indonesia biasanya disebut Produk Domestik Regional Bruto-
PDRB)
PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per
kapita. Ukuran ini lebih spesifik karena memperhitungkan jumlah
penduduk serta mencerminkan kesejahteraan penduduk di suatu tempat.
Ada banyak pendapat mengenai penyebab naik turunnya total
produksi barang dan jasa, namun banyak ahli ekonomi yang setuju akan
dua penyebab berikut ini :
(1) Sumber pertumbuhan. Ahli-ahli ekonomi sering merujuk pada
tiga sumber pertumbuhan, yaitu : (a) peningkatan tenaga kerja, (b)
peningkatan modal, dan (c) peningkatan efisiensidimana kedua faktor ini
digunakan. Jumlah tenaga kerja dapat meningkat jika pekerja yang telah
tersedia bekerja lebih lama, atau jika ada tambahan tenaga kerja baru.
Sedangkan persediaan modal dapat meningkat jika perusahaan mendorong
kapasitas produktifnya dengan menambah pabrik dan peralatan (investasi).
Efisiensi bertambah ketika output yang lebih dapat diperoleh dari jumlah
tenaga kerja dan/atau modal yang sama. Ini sering disebut sebagai Total
Factor Productivity (TFP).
29
(2) Terjadinya penurunan (downturns) pada ekonomi. Ini
menjawab pertanyaan mengapa output dapat turun atau naik lebih lambat.
Secara logika, apapun yang menyebabkan penurunan pada tenaga kerja,
modal, atau TFP akan menyebabkan penurunan pada output atau
setidaknya pada tingkat pertumbuhan output. Misalnya, peristiwa seperti
bencana alam, penyebaran penyakit berbahaya dan kerusuhan.
Lalu bagaimana PDB diukur? Caranya, total nilai berbagai macam
barang dan jasa diagregasikan. Namun karena berton-ton baja tidak
mungkin dijumlahkan begitu saja dengan, misalnya, produksi roti, maka
proses agregasi dilakukan berdasarkan nilai uang produksi barang-barang
tersebut. Di Indonesia PDB diukur setiap tiga bulanan dan tahunan oleh
Biro Pusat Statistik (BPS).
Nilai total pendapatan nasional dalam satuan harga sekarang
disebut dengan PDB nominal (PDB atas dasar harga berlaku). Nilainya
tentu berubah dari waktu ke waktu, seiring dengan perubahan kuantitas
produksi barang/jasa atau dalam harga dasarnya.
Jika nilai nominal ini dihitung dalam harga yang tetap atau dipatok,
didapatlah nilai PDB riil (PDB atas dasar harga konstan). Untuk
menghitung nilai riil tersebut dipilihlah satu tahun dasar—misalnya tahun
2000. Kemudian, nilai semua barang dan jasa dihitung berdasarkan harga
masing-masing yang berlaku pada tahun tersebut. Karena harga barang
sudah tetap, PDB riil dianggap hanya berubah sesuai dengan adanya
perubahan kuantitas barang/jasa.
30
Perubahan PDB ini mencerminkan perubahan kuantitas output
produksi secara riil. Inilah yang sehari-hari disebut dengan pertumbuhan
ekonomi. Jadi yang disebut sebagai ―pertumbuhan ekonomi‖ tidak lain
mengacu pada peningkatan nilai total barang dan jasa yang diproduksi
dalam sebuah perekonomian.
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi
PDBs = PDB riil tahun sekarang
PDBk = PDB riil tahun kemarin
b. Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih
populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat batas
wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.
PNB atau yang sering dikenal dengan pendapatan nasional
merupakan ukuran kapasitas produksi atau barang dan jasa yang dihasilkan
oleh negara. Tingginya pertumbuhan PNB ternyata belum dapat menjamin
kesejahteraan penduduk.
1. Pendapatan per kapita
Pendapatan per kapita adalah ukuran pendapatan nasional yang
sudah memperhitungkan jumlah penduduk. Dengan pendapatan
per kapita, kita bisa membandingkan perekonomian dari waktu
ke waktu. Suatu perekonomian dikatakan berhasil jika
31
pertumbuhan pendapatan per kapita naik secara terus-menerus
seiring dengan pertumbuhan penduduk.
2. Indeks kualitas hidup dan indeks pembangunan manusia
Indeks kualitas hidup adalah indeks nonekonomi untuk
mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat.
Dengan melihat indikator-indikator tersebut, kita dapat mengetahui
tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhasil dicapai oleh
suatu bangsa. Jika pendapatan nasional, pendapatan per kapita, dan indeks
kualitas hidup serta indeks pembangunan manusia masih rendah, berarti
pembangunan ekonomi masih belum sesuai dengan yang diharapkan.
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Faktor utama dari pertumbuhan ekonomi adalah (1) akumulasi modal (2)
pertumbuhan penduduk, dan (3) kemajuan-kemajuan di bidang tekhnologi
(Todaro, 2000:158). Pertumbuhan ekonomi dihasilkan dari interaksi-interaksi
faktor-faktor produksi. Output barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
perekonomian bergantung pada kuantitas input yang tersedia seperti kapital dan
tenaga kerja, dan produktifitas dari input tersebut.
Sukirno (2005:448) mengemukakan mengenai faktor-faktor yang akan
menimbulkan pertumbuhan ekonomi:
1. Peranan sistem pasaran bebas.
Sistem mekanisme pasar akan mewujudkan kegiatan ekonomi yang
efesien dan pertumbuhan ekonomi yang teguh. Oleh sebab itu pemerintah
tidak perlu melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan
32
jasa. Fungsi pemerintah perlulah dibatasi kepada menyedikan fasilitas-
fasilitas yang menggalakkan perkembangan kegiatan pihak swasta,
menyediakan infrastruktur, mengembangkan pendidikan dan menyediakan
pemerintah yang efesien adalah beberapa langkah yang akan membantu
pihak swasta.
2. Perluasan Pasar
Perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan produksi dengan
tujuan untuk menjualnya kepada masyarakat dan mencari untung. Semakin
luas pasaran barang dan jasa, semakin tinggi tingkat produksi dan tingkat
kegiatan ekonomi. Spesialisasi dan kemajuan tekhnologi
Perluasan pasar, dan perluasan kegiatan ekonomi yang
digalakkannya, akan memungkinkan spesialisasi dalam kegiatan ekonomi.
Seterusnya spesialisasi dan perluasan kegiatan ekonomi akan
menggalakkan perkembangan tekhnologi dan produktivitas meningkat.
Kenaikan produktivitas akan menaikkan pendapatan pekerja dan kenaikan
ini akan memperluas pasaran. Keadaan ini akan mengembangkan
spesialisasi. Siklus ini akan mengakibatkan perekonomian terus
berkembang.
33
F. Skema Kerangka PIkir
Ganbar 1 : Kerangka Fikir
G. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritis, maka penulis mengajukan suatu hipótesis
dari penelitian ini yakni―Kewirausahan memiliki pengaruh positif dan signifkan
terhadap Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bulukumba‖
PDBadalahtotal produksi
barang dan jasa yang
dihasilkan di dalam suatu
wilayah pada periode tertentu,
misalnya satu tahun
PNB atau yang sering dikenal
dengan pendapatan nasional
merupakan ukuran kapasitas
produksi atau barang dan jasa
yang dihasilkan oleh negara.
Pertumbuhan ekonomi menurut
Kunarjo (2003:88) ‖adalah situasi yang
menggambarkan produk domestik
bruto per kapita suatu negara yang
mengalami peningkatan‖
Menurut Usman (1997)
Peranan Kewirausahaan
terhadap pertumbuhan
Ekonomi
Peran sebagai Penemu
1. Produk Baru
2. Teknologi Baru
3. Ide-ide Baru
4. Organisasi Usaha Baru
Peran sebagai Perencana
1. Perencana perusahaan
2. Strategi perusahaan
3. Ide-ide dalam perusahaan
4. Oragnisasi perusahaan
Kabupaten Bulukumba
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Arpil 2015
Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan.
Obyek penelitiannya adalah wirausaha di Kabupaten Bulukumba.
B. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif terhadap variabel Peranan
Kewirausahaan.Penelitian ini tidak menguji hipotesa-hipotesa, melainkan
menjelaskan dan menganalisa secara mendalam tentang fenomena yang diteliti.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia dan lingkungan hidup yang memiliki karakteristik tertentu dalam
suatu penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wirausaha di
Kabupaten Bulukumba yang berjumlah 118 Badan Usaha.
35
Tabel 1. Jumlah Populasi.
No Nama Kecamatan Jumlah Usaha Bidang Usaha
1. Kecamatan Ujungbulu
8 Makanan
7 Material
3 Penginapan
5 Warkop
2. Kecamatan Gantarang 2 Pabrik beras
5 Rumput laut
4 Tambak
3. Kecamatan Kindang
5 Ayam potong
3
Ternak sapi dan
kambing
4 Makanan
4. Kecamatan Rialau Ale 5 Kayu
2 Mebel
5. Kecamatan Bulukumpa 6 Penjual Buah
2 Makanan
6. Kecamatan Ujungloe 3 Material
2 Mebel
5 Batu merah
7. Kecamatan Bontobahari
3 Matrial
4 Kayu
5 Pembuat kapal
8 Penginapan
8. Kecamatan Bontotiro 5 Batu Merah
3 Ayam Potong
2 Telur Ayam
9. Kecamatan Kajang 5 Penjual Buah
3 Kayu
10. Kecamatan Herlang 3 Matrial
5 Batu merah
1 Anyaman
Jumlah 118
Sumber : Kabupaten Bulukumba
36
2. Sampel
Sampel adalah pengambilan subyek penelitian dengan cara
menggunakan sebagian dari populasi yang ada. Penelitian yang
menggunakan metode kuisoner, tidak harus meneliti seluruh individu
dalam populasi yang ada, karena akan membutuhkan biaya yang besar dan
juga waktu yang lama. Penelitian dapat dilakukan dengan meneliti
sebagian dari populasi (sampel), diharapkan hasil yang diperoleh dapat
mewakili sifat atau karakteristik populasi yang bersangkutan.
Dalam menetapkan besarnya sampel (sampel size) sebagai berikut :
( )( )
Dimana :
n = ukuran sampel
N = Jumlah populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, sebanyak 10 %.
( )( )
( )( ) =
=
= 54
Penentuan sampel dilakukan pada setiap kecamatan di kabupaten
Bulukumba.
37
Tabel 2. Penentuan Sampel Setiap Kecamatan
No Nama Kecamatan Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1. Kecamatan Ujungbulu 23 10
2. Kecamatan Gantarang 6
3. Kecamatan Kindang 12 5
4. Kecamatan Rialau Ale 3
5. Kecamatan Bulukumpa 4
6. Kecamatan Ujungloe 4
7. Kecamatan Bontobahari 20 9
8. Kecamatan Bontotiro 10 5
9. Kecamatan Kajang 8 4
10. Kecamatan Herlang 9 4
Jumlah 118 54
Sumber : Kabupaten Bulukumba
Jadi dalam penelitian ini sampel yang telah ditetapkan berdasarkan rumus
yaitu 54 badan usaha yang berasal dari 10 kecamatan di kabupaten Bulukumba.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Kualitatif yang
merupakan data yang diperoleh dari wirausahan di Kabupaten Bulukumba dalam
bentuk lisan maupun tulisan yang relevan dengan pembahasan masalah ini.
2. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian bersumber dari :
38
a. Data primer yaitu data yang berkaitan langsung dengan permasalahan
yang akan dipecahkan melalui penelitian seperti : wawancara dengan
wirausahan di Kabupaten Bulukumba
b. Data skunder yaitu data yang berasal dari buku-buku, dokumen, jurnal,
laporan kerja maupun publikasi data penelitian. Data skunder
merupakan data pelengkap data primer.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian kepustakaan
Memulai pengumpulan dan penelaah literature-literatur yang relevan
dengan permasalahan yang dikaji untuk mendapatkan kejelasan konsep dalam
upaya penyusunan landasan teori yang sangat berguna bagi pembahasan
selanjutnya, liteartur-literatur tersebut berupa buku-buku, skripsi, laporan,
artikel dan lain-lain.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan dilakukan dengan cara observasi ke lokasi
penelitian. Teknik yang digunakan ialah :
a. Observasi adalah penelitian awal atau pra-penelitian dengan
maksud untuk mengendentifikasi sebagai masalah yang ada
dilapangan yang relevan.
b. Wawancara adalah suatu kegiatan untuk melaksanakan Tanya
jawab secara langsung terhadap responden yang menjadi sampel.
39
c. Dokumentasi adalah digunakan untuk memperoleh sejumlah data
melalui bahan dokumen tertulis hal-hal yang relevan dengan
kebutuhan penulis.
3. Metode kuesioner
Metode kuesioner adalah merupakan suatu metode untuk
memperoleh data yang dilakukan dengan cara memberikan suatu daftar
pertanyaan yang akan diisi oleh responden.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Regresi Sederhana.
Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara variabel X(Kewirausahaan), dan Y (Pertumbuhan
Ekonomi)
Rumus yang digunakan:
Y = a + bX
(Sugiyono, 2004:211)
Keterangan:
Y = variabel terikat / tak bebas (Pertumbuhan Ekonomi)
a = bilangan konstanta
b1 = koefisien arah garis
X = variabel bebas (Kewirausahaan)
Hipotesis yang diajukan adalah:
H0 : b < 0, melawan
H1 : b > 0.
Kriteria pengujian hipotesis adalah:
40
Tolak H0 dan terima H1 jika nilai t-hitung> t-tabel pada taraf signifikansi
5%
Terima H0 dan tolak H1 jika nilai t-hitung ≤ t-tabel pada taraf signifikansi
5%
2. Skala Licker.
Sementara itu instrument untuk mengetahui derajat kesetujuan dan
ketidaksetujuan responden terhadap pernyataan yang ada pada angket
kuesioner digunakan skala lickert, menurut Simammora (2004:147)
―Sakala Lickert juga disebut summated ratings scale, merupakan tekhnik
pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran,
sakala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan intensitas
perasaan mereka.‖ pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling
rendah sampai paling tinggi, karena pilihan jawaban berjenjang maka
setiap jawaban bisa diberi bobot sesuai dengan intensitasnya dengan
kategori sebagai berikut :
Tabel 3. Skala Licker
Pilihan Jawaban
Bobot Kewirausahaan Pertumbuhan Ekonomi
SS = sangat setuju
S =stuju
KS=kurang setuju
TS =tidak setuju
STS=sangat tidak setuju
PY=pasti ya
Y= ya
R=ragu-ragu
T=tidak
PT=pasti tidak
5
4
3
2
1
Sumber simmamora (2004;147)
41
3. Uji T (Parsial).
Uji ini digunakan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap
dependen yang lain konstan. Signifikansi pengaruh tersebut dapat diestimasi
dengan membandingkan antara nilai t-tabel dengan nilai t-hitung.Apabila nilai t-hitung>
t-tabel maka variabel independen secara individual mempengaruhi variabel
independen, sebaliknya jika nilai t-hitung < t-tabel maka variabel independen secara
individual tidak mempengaruhi variabel dependen.
t-hitung> t-tabel berarti H0 ditolak dan menerima H1
t-hitung< t-tabel berarti H0 diterima dan menolak H1
Uji T juga bisa dilihat pada tingkat signifikansinya:
Jika tingkat signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika tingkat signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
4. Uji Koefisien Determinasi.
Pada model linear sederhana ini, akan dilihat besarnya kontribusi untuk
variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dengan melihat
besarnya koefisien determinasi totalnya (R2). Jika (R
2) yang diperoleh mendekati
1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan
hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat.Sebaliknya jika (R2) makin
mendekati 0 (nol), maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat. Berikut ditampilkan tabel untuk mengetahui tingkat
hubungan antar variabel yang akan diteliti :
42
Tabel 4. Tingkat Keeratan Hubungan
No Interval Koefisien Tingkat Hubungan
1 0,00 – 0,199 Sangat rendah
2 0,20 – 0,399 Rendah
3 0,40 – 0,599 Sedang
4 0,60 – 0,799 Kuat
5 0,80 – 0,1000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2004:216)
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kesalahan persepsi, maka diberikan
beberapa definisi operasional penelitian yaitu :
1. Kewirausahaan (X)
Menurut Thomas W. Zimmerer (1996;51) mengemukakan ―kewirausahaan
adalah penerapan kreatifitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan
upaya memabfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari‖.
2. Pertumbuhan Ekonomi (Y).
Pertumbuhan ekonomi menurut Kunarjo (2003:88) ‖adalah situasi yang
menggambarkan produk domestik bruto per kapita suatu negara yang
mengalami peningkatan‖
a. Indikator PDB
Sumber pertumbuhan.
Terjadinya penurunan (downturns)
b. Indikator PNB
Pendapatan per kapita
Indeks kualitas hidup dan indeks pembangunan manusia
43
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
1. Gambaran Umum Kabupaten Bulukumba
a. Letak Geografis KabupatenBulukumba
Kota Bulukumba sebagai kota yang di kenal dengan kaya akan lautnyadan
juga merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan kapal phinisi di
Kawasan Timur Indonesia. Secara geografis Kota kota bulukumba terletak di
Pesisir Pantai Barat bagian Selatan Sulawesi Selatan, pada titik koordinat
119°24’17’38‖ Bujur Timur dan 5°8’6’19‖ Lintang Selatan. Secara administratif
Kota bulukumba mempunyai batas-batas wilayah yaitu Sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten sinjai, Sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten bantaen, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten selayar dan
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat bulukumba. Topografi pada umumnya
berupa daerah pantai. Letak ketinggian Kota bulukumba berkisar 0,7 – 14 meter
dari permukaan laut.
Kota kota memiliki luas wilayah 196,77 km2 yang terbagi kedalam
10 Kecamatan dan 112 Kelurahan 35 desa. Selain memiliki wilayah daratan,
Kota bulukumba juga memiliki wilayah kepulauan yang dapat dilihat
sepanjang garis pantai Kota bulukumba. Adapun pulau-pulau di wilayahnya
merupakan bagian dari dua Kecamatan yaitu Kecamatan bulukumpa dan
bonto bahari
44
b. Struktur Ekonomi Kabupaten Bulukumba
Keadaan struktur perekonomian suatu wilayah dapat memberikan
informasi tentang besarnya peranan masing-masing sektor kegiatan ekonomi
dalam pembentukan PDRB wilayah tersebut.Perekonomian suatu wilayah
dikatakan cukup mapan apabila struktur ekonominya didominasi oleh sektor
tersier yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan
dan komunikasi, sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa
(Badan Pusat Statistik, 2013).Semakin besar peranan sektor tersier dalam
pembentukan PDRB suatu wilayah, menunjukkan bahwa perekonomian wilayah
tersebut semakin mapan. Gambaran mengenai struktur Kabupaten Bulukumba
ekonomi dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5.1.Struktur Ekonomi Kabupaten BulukumbaTahun 2004-2008
(Dalam Persen)
Lapangan usaha 2004 2005 2006 2007 2008
1. Pertanian 1,15 1,13 1,11 0,98 0,90
2. Pertambangan & Penggalian 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
3. Industri Pengolahan 23,85 23,86 23,50 23,13 22,24
4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,94 2,14 2,05 2,00 1,93
5. Bangunan 7,65 7,59 7,54 7,70 8,09
6. Perdag, Hotel & Restoran 28,95 28,78 28,21 28,44 29,05
7. Angkutan & Komunikasi 15,25 16,01 15,80 15,78 14,80
8. Keuangan, Sewa & Jasa Prsh 9,97 9,63 10,09 10,37 10,09
9. Jasa-Jasa 11,23 10,85 11,69 16.59 12,89
Sumber : BPS Kota Bulukumba, diolah dari beberapa sumber
45
Lanjutan Tabel 5.2.Struktur Ekonomi Kota Bulukumba Tahun 2009-2013
(Dalam Persen)
Lapangan usaha 2009 2010 2011 2012 2013
1. Pertanian 0,82 0,74 0,67 0,59 0,55
2. Pertambangan & Penggalian 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00
3. Industri Pengolahan 20,74 19,69 18,90 17,83 17,11
4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,79 1,81 1,76 1,71 1,66
5. Bangunan 7,49 7,83 7,73 7,59 7,86
6. Perdag, Hotel & Restoran 28,70 29,08 29,43 29,36 29,38
7. Angkutan & Komunikasi 13,93 14,33 14,36 15,24 15,28
8. Keuangan, Sewa & Jasa Prsh 10,17 10,25 10,85 11,23 12,07
9. Jasa-Jasa 15,88 16,26 16,31 16,37 16,09
Sumber : BPS Kabupaten bulukunba, diolah dari beberapa sumber
Dari data table 5 menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten
Bulukumba dapat dikatakan relatif mapan karena keadaan struktur ekonominya
lebih bertumpu kepada sektor tersier.Menurut Badan Pusat Statistik (2013)
Pergeseran struktur ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari perubahan peranan
masing-masing sektor kegiatan ekonomi pada kurun waktu tersebut.Apabila
kondisi struktur ekonomi suatu wilayah sudah mapan, perubahan peranan sektor-
sektor kegiatan ekonominya biasanya tidak terlalu besar.Sementara pada kondisi
struktur ekonomi yang belum mapan, perubahannya lebih berfluktuasi dibanding
wilayah yang sudah mapan.Struktur ekonomi Kabupaten bukukumba dalam kurun
waktu tahun 2004-2013 nampak membaik, hal ini disebabkan menurunnya
46
peranan sektor pertanian, penggalian, industri, listrik serta meningkatnya sektor
perdagangan, angkutan dan komunikasi, dan keuangan pada pembentukan PDRB
Kabupaten Buluknba.
Pada tahun 2004 sektor kegiatan ekonomi yang paling besar kontribusinya
terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Bulukumba adalah sektor
perdangangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 28,95% angka ini mengalami
peningkatan sehingga tahun 2013 dengan kontribusi sebesar 29,38%. Sementara
urutan kedua adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 23,85% pada tahun
2004 angka ini mengalami penurunan selama periode 2004-2013, dengan
kontribusi sebesar 17,11% pada tahun 2013. Berikutnya adalah sektor angkutan
dan komunikasi sebesar 15,25% pada tahun 2004 dimana angka ini mengalami
peningkatan dan penurunan selama periode 2004-2013 dengan kontribusi sebesar
15,28% pada tahun 2013. Sektor jasa-jasa pada tahun 2004 sebesar 11,23%
angka ini mengalami penigkatan dan penurunan selama periode 2004-2013
dengan kontribusi sebesar 16,09% pada tahun 2013. Demikian juga sektor
keuangan, persewaan & jasa perusahaan mengalami penigkatan dan penurunan
selama periode 2004-2013 dengan kontribusi sebesar 9, 97% pada tahun 2004 dan
pada tahun 2013 sebesar 12,07%. Sektor bangunan dengan kontribusi sebesar
7,65% pada athun 2004 angka ini juga mengalami peningkatan dan penurunan
selama periode 2004-2013 dengan kontribusi pada tahun 2013 sebesar 7,86%.
Berikutnya adaalah sektor listrik, gas & air bersih sebesar dengan kontribusi
sebesar 1,94% pada tahun 2004 angka ini mengalami peningkatan dan penurunan
selama periode 2004-2013 yakni sebesar 1,66% pada tahun 2013. Selanjutnya
47
sektor pertanian sebesar 1,15% pada tahun 20004 angka ini mengalami
penurunan selama periode 2004-2013 dengan kontribusi sebesar 0,55% pada
tahun 2013 dan yang terakhir adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar
0,01% pada tahun 2004 angka ini juga mengalami penurunan selama periode
2004-2013 yaitu 0,00% pada tahun 2013.
B. Pertumbuhan EkonomiKabupaten Bulukumba
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil diharapkan berperan dalam
meningkatkan kemampuan faktor-faktor produksi sehingga merangsang bagi
berkembangnya ekonomi dalam skala yang lebih besar serta berdampak pada
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.Pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah dapat dilihat melalui besarnya perubahan PDRB pada tahun
tertentu. Jika kenaikan produksi barang dan jasa pada tahun tertentu lebih tinggi
dari tahun sebelumnya maka terjadi kenaikan pertumbuhan dan sebaliknya jika
terjadi penurunan produksi barang dan jasa dari tahun sebelumnya dikatakan
terjadi perlambatan pertumbuhan.
48
Tabel 5.3.PDRB Atas Harga Konstan Dan Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Bulukumba Tahun 2009-2013
Tahun PDRB Harga Konstan
(Juta Rupiah)
Pertumbuhan Ekonomi
(%)
2004 9 785 333 89 10,17
2005 10 492 540 67 7,22
2006 11 341 848 21 8,09
2007 12 261 538 92 8,11
2008 13 561 827 18 10,60
2009 14 798 187 68 9,12
2010 16 252 451 43 9,83
2011 17 820 697 97 9,65
2012 19 582 060 39 9,88
2013 21 327 227 88 8,91
Sumber : BPS Kabupaten Bulukumba, diolah dari berbagai sumber
Berdasarkan pada tabel 5.3 menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang
dicapai KabupatenBukumba pada tahun 2004-2013. Pada tahun 2004
pertumbuhan ekonomi KabupatenBulukumba sebesar 10,17% dan menurun pada
tahun 2005 sebesar 7,22%. Pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar
8,09% dan menurun pada tahun 2009 sebesar 9,12%. Pada tahun 2011
pertumbuhan ekonomi sebesar 9,65% sedikit melambat dari tahun sebelumnya
dan mengalami kenaikan pada tahun 2012 sebesar 9,88%. Pada tahun 2013
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bulukumba sebesar 8,91% sedikit melambat
49
dibandingkan tahun sebelumnya, namun PDRB dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan yang semakin membaik.
Data tersebut menunjukkan bahwa PDRB atas harga konstan dari tahun ke
tahun terus menerus mengalami peningkatan. Pada tahun 2004 nilai PDRB Kota
Makassar sebesar Rp. 9.785.333,89 dan meningkat pada tahun 2005 sebesar Rp.
10.492.540,67. Kemudian pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar Rp.
11.341.848,21 dan meningkat lagi pada tahun 2007 sebesar Rp. 12.261.538,92.
Demikian juga pada tahun 2008 meningkat sebesar Rp. 13.561.827,18 sampai
dengan tahun 2013 terus mengalami peningkatan sebesar Rp. 21. 327.227,88.
50
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
1) Usia Responden
Pada umumya pedangang yang berusia mempunyai tenaga fisik yang
relatif lebih lemah dan terbatas, sebaiknya pedangang yang berusia muda
mempunyai kemampuan fisik yang kuat,namun. Pedagang yang berusia muda
pada umumnya tidak atau memiliki banyak pengalaman dalam hal berdagang dan
mempunyai tanggun jawab yang relatif rendah .hal ini dapat di lihat dari
pedangang yang berusia relatif lebih muda mempunyai masa berdagang lebeh
cepat sedangkan yg lebih tua lebih fokus dalam berdagang dan lebih banyak
menkhususkanya waktunya dalam kegiatan berdagang.mengenai keadaan usia
responden tersebut dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 6.Distribusi Responden Menurut Usia
USIA JUMLAH PERSENTASE
< 30 ( Usia Produktif )
30-50( Usia sangat produktif )
>50 ( Usia tidak produktif )
2
40
2
3
94
3
Jumlah 54 100
Sumber : data olah kuesioner
Dari tabel 6 untuk profil responden berdasarkan usia dapat di lihat bah
wa mayoritas responden berada pada kelompok usia yang sangat
produktif yaitu usia antara 30-50 tahun dengan persentase 3% rata-rata
51
wirausahawan dengan usia 30-50 tahun adalah pedangang yang sudah berkeluarga
sehingga mereka cenderung lebih serius dalam berdagang karena mereka
menpunyai tangung jawab untuk menghidupi keluarganya. Dengan usia yang
seperti itu pula, pedangang punya kematangan dalam hal berdangang sehingga
dia dapat mengelolah jualannya dengan baik. Untuk pedangan yang berusia 30
tahun biasanya masih diwakili dengan pedagang-pedagang muda atau pedagang
yg belum berkeluarga sehingga mereka masih belum terlalu serius dalam
berdagang karena mereka juga belum tanggungan tetapi pedangan ini memiliki
banyak tenaga atau kekuatan dalam berjualan, misalnya pedangang seperti ini
kuat dalam hal mengangkat barang sedangkan untuk pedangang yang berusia di
atas 50 tahun, biasanya pedangan tersebut sudah tidak punya tenaga dalam
melakukan kerja-kerja berat dalam menjual,mereka cukup duduk di tempat
penjulanya melayani pembeli.
2) Jenis kelamin
Dari tabel di bawah ini menunjukkan bahwa dari hasil penelitian diperoleh
44pedagang adalah laki-laki dan10 orang perempuan.kondisi ini menunjukkan
bahwa kebanyakan yang berprofesi sebagai wirausaha adalah lak- laki.umumnya
memang laki-laki memiliki daya tarik tersendiri bagi pembeli dibandingkan
dengan perempuaan sehingga untuk menarik para pembeli maka perempuan lah
yang di pasang sebagai penjual. Hal ini dilihat pada tabel di bawah ini.
52
Tabel 7.Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin
Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki
Perempuan
44
10
76%
24%
Jumlah 54 100
Sumber: Data Primer yang telah di olah
3) Pendidikan Responden
Untuk tingkat pendidikan responden, pedagang yang berpendidikan
sampai tingkat SD merupakan jumlah terbanyak sebesar 32 responden (32,32%)
dan urutan berikutnya SLTP dan SLTA yaitu sebanyak 29 responden (29,29%)
kemudian tidak sekolah/tidak tamat SD sebesar 8 responden (8,08) dan jumlah
pedagang yang berpendidikan sampai perguruan tinggi hanya sebanyak 2
responden (2,02%) hal ini menunjukkan bahwa profesi sebagai pedagang pasar
tradisional tidak begitu membutuhkan spesifikasi pendidikan artinya siapapun bisa
jadi pedagang asalkan punya keinginan dan modal yang mencukupi.
Tabel 8.Distribusi Responden menurut pendidikan
Tingkat pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD 7 15
SLTP 9 19
SLTA 22 44
Perguruan Tinggi 16 32
Jumlah 54 100
Sumber : Data primer yang di olah
53
1. Analisis Jawaban Responden Mengenai kewirausahaan
1) Tabel 9. Kewirausahaan dapat memperkokoh perekonomian Daerah.
Pernyataan Jumlah Bobot Hasil %
SS
S
KS
TS
STS
26
23
5
-
-
5
4
3
2
1
130
92
15
48%
42%
10%
Jumlah 54 237 100%
Sumber : data olah kuesioner
Nilai indeks = (1x0)+(2x6)+(3x5)+(4x23)+(5x26)/5 = 47,4.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa indikator Kewirausahaandapat
memperkokoh perekonomian daerah adalah sedang karena nilai indeks 47,4
berada pada rentang 0,40 – 0,599.
2) Tabel 10. Kewirausahaan dapat meningkatkan efisiensi ekonomi
khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada, dapat menyerap
tenaga kerja lokal, sumber daya lokal, dan meningkatkan sumber daya
manusia menjadi wirausaha-wirausaha yang tangguh.
Pernyataan Jumlah Bobot Hasil %
SS
S
KS
TS
STS
28
23
3
-
-
5
4
3
2
1
140
92
9
-
-
52%
42%
6%
-
-
Jumlah 54 241 100%
Sumber : data olah kuesioner
Nilai indeks = (1x0)+(2x0)+(3x3)+(4x23)+(5x28)/5 =48,2.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa indikator Kewirausahaan dapat
meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam menyerap sumber daya yang
54
ada, dapat menyerap tenaga kerja lokal, sumber daya lokal, dan meningkatkan
sumber daya manusia menjadi wirausaha-wirausaha yang tangguh adalah sedang
karena nilai indeks 48,2 berada pada rentang 0,40 – 0,599.
3) Tabel 11. Kewirausahaan sebagai sarana pendistribusian pendapatan
daerah, alat pemerataan berusaha, dan pemerataan pendapatan, karena
jumlahnya tersebar baik di perkotaan maupun di pedesaan.tabel 5.6
Penggunaan tekhnologi yang baru dan canggih dapat menunjang
keberhasilan usaha.
Pernyataan Jumlah Bobot Hasil %
SS
S
KS
TS
STS
33
17
4
-
-
5
4
3
2
1
165
68
12
-
-
61%
31%
8%
-
-
Jumlah 54 245 100%
Sumber : data olah kuesioner
Nilai indeks = (1x0)+(2x0)+(3x4)+(4x17)+(5x33)/5 =49 .
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa indikator Kewirausahaan
sebagai sarana pendistribusian pendapatan daerah, alat pemerataan berusaha, dan
pemerataan pendapatan, karena jumlahnya tersebar baik di perkotaan maupun di
pedesaan adalah tsedang karena nilai indeks 49 berada pada rentang 0,40 – 0,599.
55
4) Tabel12. Produk dan ide-ide baru dapat menunjang keberhasilan usaha
Pernyataan Jumlah Bobot Hasil %
SS
S
KS
TS
STS
33
19
2
-
-
5
4
3
2
1
165
76
6
-
1
61%
35%
4%
-
-
Jumlah 54 247 100%
Sumber : data olah kuesioner
Nilai indeks = (1x0)+(2x0)+(3x2)+(4x19)+(5x33)/5 = 49,4
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa indikator Produk dan ide-ide
baru dapat menunjang keberhasilan usaha adalah sedang karena nilai indeks 49,4
berada pada rentang 0,40 – 0,599.
5) Tabel 13. Penggunaan tekhnologi yang baru dan canggih dapat
menunjang keberhasilan usaha.
Pernyataan Jumlah Bobot Hasil %
SS
S
KS
TS
STS
30
19
5
-
-
5
4
3
2
1
150
76
15
-
-
55%
35%
10%
-
-
Jumlah 54 241 100%
Suber : data olah kuesioner
Nilai indeks = (1x0)+(2x0)+(3x5)+(4x19)+(5x30)/5 = 48,2
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa indikator Penggunaan
tekhnologi yang baru dan canggih dapat menunjang keberhasilan usaha adalah
sedang karena nilai indeks 48,2 berada pada rentang 0,40 – 0,599.
56
6) Tabel 14. Perencaanan usaha yang baik dapat memberikan dampak yang
baik pula pada hasil usaha
Pernyataan Jumlah Bobot Hasil %
SS
S
KS
TS
STS
35
14
5
-
-
5
4
3
2
1
175
56
15
-
-
65%
25%
10%
-
-
Jumlah 54 246 100%
Suber : data olah kuesioner
Nilai indeks = (1x0)+(2x0)+(3x5)+(4x14)+(5x35)/5 = 49,2.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa indikator Perencaanan usaha
yang baik dapat memberikan dampak yang baik pula pada hasil usaha adalah
sedang karena nilai indeks 49,2 berada pada rentang 0,40 – 0,599.
7) Tabel15 .Strategi usaha yang digunakan harus melihat peluang pasar
Pernyataan Jumlah Bobot Hasil %
SS
S
KS
TS
STS
30
21
2
1
-
5
4
3
2
1
150
84
6
2
-
55%
39%
4%
2%
-
Jumlah 54 242 100%
Sumber : data olah kuesioner
Nilai indeks = (1x0)+(2x1)+(3x2)+(4x21)+(5x30)/5 = 48,4.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa indikator Strategi usaha yang digunakan
harus melihat peluang pasar adalah sedang karena nilai indeks 48,4 berada pada
rentang 0,40 – 0,599.
57
8) Tabel16 .Manajemen usaha yang baik berdampak positif terhadap hasil
usaha
Pernyataan Jumlah Bobot Hasil %
SS
S
KS
TS
STS
39
12
3
-
-
5
4
3
2
1
195
48
9
-
-
72%
22%
6%
-
-
Jumlah 54 252 100%
Sumber : data olah kuesioner
Nilai indeks = (1x0)+(2x0)+(3x3)+(4x12)+(5x39)/5 = 50,4.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa indikator Manajemen usaha yang baik
berdampak positif terhadap hasil usahaadalah sedang karena nilai indeks 50,4
berada pada rentang 0,40 – 0,599.
2. Analisis Jawaban Responden Mengenai pertumbuhan ekonomi
kabupaten bulukumba.
9) Tabel 17 . Jumlah tenaga kerja dapat meningkat jika pekerja yang telah
tersedia bekerja lebih lama, atau jika ada tambahan tenaga kerja baru
Pernyataan Jumlah Bobot Hasil %
SS
S
KS
TS
STS
26
25
3
-
-
5
4
3
2
1
130
100
9
-
-
48%
46%
6%
-
-
Jumlah 54 239 100%
Sumber : data olah kuesioner
Nilai indeks = (1x0)+(2x0)+(3x3)+(4x25)+(5x26)/5 = 47,8
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa indikator Jumlah tenaga kerja
dapat meningkat jika pekerja yang telah tersedia bekerja lebih lama, atau jika ada
58
tambahan tenaga kerja baru adalah sedang karena nilai indeks 47,8 berada pada
rentang 0,40 – 0,599.
10) Tabel 18. Persediaan modal dapat meningkat jika perusahaan
mendorong kapasitas produktifnya dengan menambah pabrik dan
peralatan (investasi).
Pernyataan Jumlah Bobot Hasil %
SS
S
KS
TS
STS
28
19
6
1
-
5
4
3
2
1
140
76
18
2
-
52%
35%
11%
2%
-
Jumlah 54 236 100%
Sumber : data olah kuesioner
Nilai indeks = (1x0)+(2x1)+(3x6)+(4x19)+(5x28)/5 = 47,2.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa indikator persediaan modal
dapat meningkat jika perusahaan mendorong kapasitas produktifnya dengan
menambah pabrik dan peralatan (investasi) adalah sedang karena nilai indeks 47,2
berada pada rentang 0,40 – 0,599.
11) Tabel 19. Penurunan pada tenaga kerja, modal, atau Faktor Produksi
akan menyebabkan penurunan pada hasil produksi atau setidaknya pada
tingkat pertumbuhan hasil prooduksi
Pernyataan Jumlah Bobot Hasil %
SS
S
KS
TS
STS
26
24
4
-
-
5
4
3
2
1
130
96
12
-
-
48%
44%
8%
-
-
Jumlah 54 238 100%
Sumber : data olah kuesioner
Nilai indeks = (1x0)+(2x0)+(3x4)+(4x24)+(5x26)/5 = 47,6
59
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa indikator Penurunan pada tenaga
kerja, modal, atau Faktor Produksi akan menyebabkan penurunan pada hasil
produksi atau setidaknya pada tingkat pertumbuhan hasil prooduksi adalah sedang
karena nilai indeks 47,6 berada pada rentang 0,40 – 0,599.
12) Tabel 20. Pendapatan penduduk atau pendapatan per kapita dapat
meningkat dengan adanya dan banyaknya wirausaha
Pernyataan Jumlah Bobot Hasil %
SS
S
KS
TS
STS
28
22
3
1
-
5
4
3
2
1
140
88
9
2
-
52%
40%
6%
2%
-
Jumlah 54 239 100%
Sumber : data olah kuesioner
Nilai indeks = (1x0)+(2x1)+(3x3)+(4x22)+(5x28)/5 = 47,8
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa indikator Pendapatan penduduk
atau pendapatan per kapita dapat meningkat dengan adanya dan banyaknya
wirausahaadalah sedang karena nilai indeks 47,8 berada pada rentang 0,40 –
0,599.
13) Tabel 21. Semakin luas pasaran barang dan jasa, semakin tinggi tingkat
produksi dan tingkat kegiatan ekonomi
Pernyataan Jumlah Bobot Hasil %
SS
S
KS
TS
STS
26
22
6
-
-
5
4
3
2
1
130
88
18
-
-
48%
41%
11%
-
-
Jumlah 54 236 100%
Sumber : data olah kuesioner
60
Nilai indeks = (1x0)+(2x0)+(3x6)+(4x22)+(5x26)/5 = 47,2
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa Semakin luas pasaran barang dan
jasa, semakin tinggi tingkat produksi dan tingkat kegiatan ekonomiadalah sedang
karena nilai indeks 47.2 berada pada rentang 0,40 – 0,599.
14) Tabel 22. Pemerintah perlu menyedikan fasilitas-fasilitas untuk kegiatan
pihak swasta, menyediakan infrastruktur, mengembangkan pendidikan
Pernyataan Jumlah Bobot Hasil %
SS
S
KS
TS
STS
33
18
3
-
-
5
4
3
2
1
165
72
9
-
-
61%
33%
6%
-
-
Jumlah 54 246 100%
Sumber : data olah kuesioner
Nilai indeks = (1x0)+(2x0)+(3x3)+(4x18)+(5x33)/5 = 49,2.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa indikator Pemerintah perlu
menyedikan fasilitas-fasilitas untuk kegiatan pihak swasta, menyediakan
infrastruktur, mengembangkan pendidikan adalah sedang karena nilai indeks 49,2
berada pada rentang Pemerintah perlu menyedikan fasilitas-fasilitas untuk
kegiatan pihak swasta, menyediakan infrastruktur, mengembangkan pendidikan.
61
B. Pembahasan Hasil Penelitian.
Untuk menganalisis masalah berdasarkan hipotesis yang dikemukakan,
digunakan model analisis sebagai berikut :
1. Analisis Regresi Sederhana.
Tabel 23.Coefficient
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
.879 .466 1.886 .065
Citra Merek
.786 .103 .725 7.600 .000
Sumber olah data SPSS 16.0
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dimasukkan ke dalam garis regresi
sederhana sebagai berikut :
Y = a + b(x)
Y = 0,879 + 0,786(x)
a = 0,879
Nilai konstanta (a) sebesar 0,879 artinya tanpa mpertimbangkan pengaruh
manapun maka nilai pertubuhan ekonomi sebesar 0,879. Maksudnya bahwa tanpa
atau adanya kewirausahaan atau sama dengan nol maka pertumbuhan ekonomi
akan mengalami peningkatan sebesar 0,879.
b = 0,786
Sedangkan nilai koefisien regresi (b) 0,786 sebesar artinya bahwa setiap
kenaikan kewirausahaan sebesar Rp 1 maka tingkat pertumbuhan ekonomi
mengalami peningkatan sebesar 0,786
62
2. Uji T (Parsial)
Tabel 24.Coefficient
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
.879 .466 1.886 .065
Citra Merek
.786 .103 .725 7.600 .000
Sumber olah data SPSS 16.0
Untuk memperjelas apakah pengaruhnya signifikan atau tidak signifikan
maka dilakukan uji statistik melalui uji-t. Hipotesis statistik yang digunakan
adalah:
H0 : b < 0, melawan
H1 : b > 0.
Kriteria pengujian hipotesis adalah:
H0 : b < 0, melawan
H1 : b > 0.
Kriteria pengujian hipotesis adalah:
a. Tolak H0 dan terima H1 jika nilai thitung> ttabel pada taraf signifikansi 5%.
b. Terima H0 dan tolak H1 jika nilai thitung< ttabel pada taraf signifikansi 5%
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t (tabel 28) dapat diketahui bahwa nilai
thitung memiliki signifikansi 0,000 di mana nilai signifikansi ini lebih kecil
dibanding dengan taraf signifikansi 5% yang ditetapkan sebagai kriteria pengujian
hipotesis. Kemudian nilai thitung sebesar 7,600 lebih besar dari ttabel sebesar
1,677yang artinya variabel kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
63
dan H1 diterima. Artinya bahwa hipotesis yang diajukan yakni ‖―Bahwa
kewirausaahan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomikebupaten
Bulumkumba‖ teruji dan diterima.
Bahkan dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan berpengaruh positif
secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomikabupaten Bulukumba.
3. Koefisien Determinasi.
Tabel 25.Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .725
a .526 .517 .45611
Nilai R = 0,725
Koefisien korelasi (R) menunjukkan bahwa hubungan antara kwirausahaan
terhadap pertumbuhan ekonomi berada pada tingkat yang―kuat‖ dengan nilai
0,725 atau sebesar 72,5% (berdasarkan tabek indeks keeratan hubungan.), karena
berada pada rentang 0,60-0,799
Nilai R Square = 0,526
Koefisien determinan (R Square) diperoleh sebesar 0,526 yang berarti
bahwa sekitar 52,6% perubahan pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh
kewirausahaan dan sisanya 48,4 ditentukan oleh variable lain di luar model yang
diterangkan penelitian ini
64
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Bahwa kewirausahaan
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Bulukumbr. Artinya bahwa pengajuan hipotesis pada proposal diterima dan
variable kewirausahaan menjadi bahan pertimbangan bagi dalam menentukan
laju pertumbuhan ekonomi kabupaten bulukumba secara khusus dan daerah-
daerah yang lain.
2. Kontribusi pengaruh variable kewirausahaan terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bulukumba menunjukkan nilai koefisien determinasi yang berada
pada rentang yang ―kuat‖ sehingga dapat dikatakan bahwa kewirausaahan
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bulukumba.
B. SARAN
Berdasarka kesimpulan tersebut di atas, maka penulis menyarankan :
1. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan evaluasi agar dapat
mengetahui tanggapan masyarakat umum, khususnya para wirauasaha di
kabupaten Bulukumba.
2. Perlu penelitian lebih lanjut dengan penelitian kuantitatif penyebaran
kuesioner terhadap responden secara mendalam dan teliti tentang peranan
kewirausahaan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bulukumba.
65
DAFTAR PUSTAKA
Covey, Stephen R. 1997. The 7 Habits of Highly Effective People.Jakarta :
Binarupa Aksara.
Crouch, Van. 2002. Buku Saku Para CEO (Chief Executive Officer).Jakarta :
Harvest Publication House.
Drucker,Peter F. (1994). Dalam Buku Kewirausahaan (Kiat dan Proses menuju
Sukses). Suyana .Salemba Empat.jakarta Selatan
Esmara, Hendra. 1986. Perencanaan dan Pembangunan di Indonesia. Jakarta :
PT. Gramedia.
Friedmann, John (1979), Urban Poverty in Latin America, Some Theoritical
Considerations, dimuat dalam: Development Dialogue, Vol.1, Upsala,
Dag Hammarskjold Foundation
Hall, Anthony dan James Midgley, (2004), Social Policy for Development,
London : Sage Publications Ltd
Hendro.2011.Dasar-dasar Kewirausahaan.Jakarta : Penerbit Erlangga.
http://www.fe.unpad.ac.id/id/arsip-fakultas-ekonomi-unpad/opini/1997-indikator-
dan-ukuran-kewirausahaan
Kunarjo, (2003). Glossarium Ekonomi. Jakarta: Rineka Cipta.
Mankiw, N.Gregory (2000). Teori Makro Ekonomi.Jakarta: Erlangga
MecClelland, David C. (1961). Dalam Buku Kewirausahaan (Kiat dan Proses
menuju Sukses). Suyana .Salemba Empat.jakarta Selatan
Nanga, Muana (2005) Makro Ekonomi (Teori, Masalah dan Kebijakan). Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Sadarachmat, Duduh. 2001. Bunga Rampai Manajemen. Surabaya : Majalah
Mitra.
Simamora, Bilson, 2001, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel,Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
66
Sukirno, Sadono (2005), Makro Ekonomi, PT. Raja Grafika Persada,
Jakarta(1999), Makro Ekonomi, PT. Raja Grafika Persada, Jakarta
Suryana. 2013. Kewirausahaan (Kiat dan Proses Menuju Sukses). Salemba
Empat..Jakarta Selatan
Syaifuddin, A Fedyani (2007). Integrasi Sosial Golongan Miskin di Perkotaan:
Pendekatan Kualitatif Mengenai Kemiskinan, Kertas Kerja dalam
Workshop GAPRI
Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi
Ketujuh. Jakarta : Erlangga
Usman, Marsuki 1997. Kewirausahaan dalam birokrasi salah satu langkah
antisipatif menghadapi globalisasi. Makalah seminar jatinangor :
IKOPIN. Ex . 2dan ex 4
Zimmerer, T.W., N.M. Scarborough. 1996. Entrepreneurship and The New
Venture Formation. New Jersey:Prentice Hall International , Inc.
Zimmerer T.W, (1996). Dalam Buku Kewirausahaan (Kiat dan Proses menuju
Sukses). Suyana .Salemba Empat.jakarta Selatan
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran I
KUESIONER
PERANAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KABUPATEN BULUKUMBA
Bersama ini saya memohon kesediaan anda untuk mengisi daftar
kuesioner yang diberikan. Informasi yang anda berikan merupakan bantuan yang
sangat berarti dalam menyelasaikan penelitian ini. Atas bantuan dan perhatiannya
saya ucapkan terimakasih.
Pengantar :
1. Baca dan pahami tiap pertanyaan dalam lembar kuesioner berikut serta diisi
dengan teliti, lengkap dan jujur
2. Jawaban harus merupakan jawaban pribadi. Dalam hal ini tidak ada jawaban
yang benar atau salah, yang penting jawaban bapak/ibu/sdr (i) benar-benar
tepat dengan situasi yang dirasakan sebagai wirausahawan.
3. Tiap-tiap jawaban yang bapak/ibu/sdr (i) berikan pada saya merupakan bantuan
yang tidak ternilai bagi penelitian saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi
yang sedang saya lakukan. Untuk itu, saya menyampaikan banyak terima kasih
yang sebesar-besarnya.
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan :
II. PETUNJUK PENGISIAN
Untuk masing-masing pilihan pertanyaan, Bapak/Ibu/Saudara/Saudari diminta
untuk Memberikan Tanda Ceklis pada jawaban yang dipilih.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju RR= Ragu-Ragu
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
Variabel KeWirausahaan (X)
No. Pertanyaan
Pilihan Jawaban
SS S RR TS STS
1. Kewirausahaan dapat memperkokoh perekonomian
Daerah
2.
Kewirausahaan dapat meningkatkan efisiensi
ekonomi khususnya dalam menyerap sumber daya
yang ada, dapat menyerap tenaga kerja lokal, sumber
daya lokal, dan meningkatkan sumber daya manusia
menjadi wirausaha-wirausaha yang tangguh
3.
Kewirausahaan sebagai sarana pendistribusian
pendapatan daerah, alat pemerataan berusaha, dan
pemerataan pendapatan, karena jumlahnya tersebar
baik di perkotaan maupun di pedesaan.
4. Produk dan ide-ide baru dapat menunjang
keberhasilan usaha
5. Penggunaan tekhnologi yang baru dan canggih dapat
menunjang keberhasilan usaha
6. Perencaanan usaha yang baik dapat memberikan
dampak yang baik pula pada hasil usaha
7. Strategi usaha yang digunakan harus melihat peluang
pasar
8. Manajemen usaha yang baik berdampak positif
terhadap hasil usaha
Variabel Pertumbuhan Ekonomi (Y)
No. Pertanyaan
Pilihan Jawaban
SS S RR TS STS
1.
Jumlah tenaga kerja dapat meningkat jika pekerja
yang telah tersedia bekerja lebih lama, atau jika ada
tambahan tenaga kerja baru
2.
persediaan modal dapat meningkat jika perusahaan
mendorong kapasitas produktifnya dengan
menambah pabrik dan peralatan (investasi).
3.
Penurunan pada tenaga kerja, modal, atau Faktor
Produksi akan menyebabkan penurunan pada hasil
produksi atau setidaknya pada tingkat pertumbuhan
hasil prooduksi
4.
Pendapatan penduduk atau pendapatan per kapita
dapat meningkat dengan adanya dan banyaknya
wirausaha
5. Semakin luas pasaran barang dan jasa, semakin tinggi
tingkat produksi dan tingkat kegiatan ekonomi
6.
Pemerintah perlu menyedikan fasilitas-fasilitas untuk
kegiatan pihak swasta, menyediakan infrastruktur,
mengembangkan pendidikan
LAMPIRAN 2
Tabulasi Profil Responden
No Nama Responden Umur Tingkat Pendidikan
1 Lia 36 Tamat SD
2 Dg. Pati 27 Tamat SD
3 Sarifah 40 Tamat SLTP
4 Tasmin 34 Tamat SLTP
5 Saniasah 30 Tamat SLTA
6 Nurhayati 50 Tamat SD
7 Hasnah 26 Tamat SLTP
8 Hj. Nurliah 42 Tamat SLTP
9 Ria 23 Tamat SLTA
10 Andi 27 Tamat SLTA
11 Muchtar 30 Tamat SLTP
12 Ansar 27 Tamat SLTP
13 Anca 20 Tamat SLTP
14 Diana 21 Tamat SLTA
15 Jumg 28 Tamat SLTP
16 Andi 31 Tamat SLTA
17 Nurliah 52 Tamat SD
18 Rusli 29 Tamat SLTA
19 Nia 32 Tamat SLTA
20 Iccang 40 Tamat SLTP
21 Ardiansyah 28 Tamat SD
22 Abd. Muis dg serang 53 Tamat SD
23 Dg alli 60 Tidak sekolah
24 Ranggong 54 Tamat SD
25 Ruslan 29 Tamat SLTP
26 Ian 24 Tamat SLTA
27 Dg ngai 51 Tidak sekolah
28 Dg mangka 35 Tidak sekolah
29 Tola 55 Tamat SD
30 Cia 50 Tamat SD
31 Dg. Sila 41 Tamat SLTP
32 Maika 57 Tidak sekolah
33 Yusri 38 Tamat SD
34 H. Mursalim 45 Tamat SLTP
35 Yuni 32 Tamat SLTA
36 Mia 36 Tamat SLTP
37 Lada’ 62 Tidak sekolah
38 Megawati 38 Tamat SD
39 Hj. Tia 51 Tidak sekolah
40 Dg. Ngemba 42 Tamat SLTA
41 Mursalim 40 Tamat SLTA
42 Waspa 31 Tamat SLTA
43 Erni 37 Tamat SLTA
44 A Sukmawati 39 Tamat SLTP
45 Hj. Saenang 46 Tamat SD
46 Alam 31 Tamat SD
47 Sunariah 28 Tamat SLTA
48 Dg. Ngai 38 Tamat SLTA
49 Sumarni 38 Tamat SLTA
50 Nurhayati 28 Tamat SLTP
51 Hj. Ratna 53 Tamat SD
52 Kusnadi 41 Tamat SLTP
53 Rahmah 23 Tamat SLTP
54 Ita 38 Tamat SLTP
LAMPIRAN 3
Tabulasi Jawaban Responden
NO KEWIRAUSAHAAN JUMLAH PERTUMBUHAN EKONOMI JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 3 4 5 4 4 4 5 4 31 4 3 3 2 4 4 20
2 5 5 5 5 5 5 4 4 38 5 5 5 4 4 5 28
3 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 5 5 5 5 5 30
4 3 3 4 5 5 4 4 5 32 3 4 4 4 4 4 23
5 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 5 5 5 5 5 29
6 4 4 5 5 5 4 4 3 32 3 4 4 4 5 5 25
7 5 4 5 5 4 5 5 5 40 5 5 5 5 5 5 30
8 3 4 4 5 5 5 5 5 36 5 5 4 4 4 5 27
9 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 5 4 4 4 4 26
10 4 5 4 5 4 5 4 5 36 5 4 5 4 5 4 27
11 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 4 4 4 4 26
12 4 4 4 4 3 5 3 4 31 4 4 4 5 5 4 26
13 5 5 5 4 4 4 4 5 36 5 4 4 4 4 4 25
14 4 4 4 5 5 5 5 5 37 4 4 4 4 4 4 24
15 5 5 3 4 5 3 4 3 32 4 3 3 4 4 5 23
16 3 4 4 5 5 5 5 5 36 4 5 5 5 3 4 26
17 5 5 5 5 4 5 5 5 40 4 4 4 4 4 4 24
18 4 4 4 4 5 5 5 5 36 5 5 5 5 5 5 30
19 4 4 3 5 4 3 4 4 31 4 4 5 5 5 5 28
20 5 5 5 5 5 5 5 4 39 4 5 5 3 3 5 25
21 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 4 4 4 4 5 25
22 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 4 4 4 4 4 24
23 4 4 5 5 3 4 5 3 33 4 5 5 3 4 5 26
24 5 5 5 4 4 4 4 5 36 5 5 5 4 4 5 28
25 5 5 5 5 5 4 4 4 37 5 5 4 4 3 4 25
26 4 4 4 4 4 5 5 5 35 5 4 4 4 4 4 25
27 5 5 5 4 2 3 2 4 30 3 2 4 3 5 5 22
28 4 4 3 5 5 4 5 5 31 4 3 4 5 4 3 22
29 4 4 5 5 5 5 5 5 38 5 5 5 5 5 5 30
30 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 5 5 4 4 5 27
31 4 4 4 4 4 5 5 5 35 4 5 4 5 4 5 27
32 4 5 5 5 5 4 4 4 36 5 5 5 5 5 5 30
33 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 5 5 5 4 5 29
34 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 5 5 30
35 4 4 3 4 5 3 4 5 32 4 3 3 4 3 5 22
36 5 5 5 4 3 5 5 5 37 4 5 3 5 5 5 27
37 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 4 4 5 5 5 27
38 4 4 5 5 5 4 4 5 36 5 5 5 5 3 4 27
39 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 4 4 5 3 4 24
40 4 3 4 3 3 5 5 5 31 4 3 4 5 5 5 24
41 5 5 5 3 4 5 3 5 32 4 5 4 5 4 5 27
42 4 5 4 5 4 5 4 5 36 5 5 5 3 4 3 25
43 5 5 4 4 5 5 4 5 37 4 4 5 5 5 4 27
44 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 4 5 5 5 5 28
45 4 5 5 5 4 5 4 5 36 5 4 5 4 5 4 27
46 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 5 4 5 5 5 28
47 4 4 4 4 4 5 5 5 35 5 5 5 5 5 5 30
48 4 3 5 5 4 3 4 4 32 5 5 5 5 5 5 30
49 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 4 5 5 30
50 5 4 5 4 5 5 4 5 37 5 4 4 4 5 4 26
51 4 4 3 5 3 5 5 5 34 4 3 5 5 4 3 24
52 3 4 4 4 4 4 5 5 33 5 4 4 3 5 5 26
53 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 5 5 30
54 5 5 5 4 4 5 4 5 37 5 4 4 5 5 5 28
Lampiran 4 SPSS
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT x
/METHOD=ENTER y
/CASEWISE PLOT(ZRESID) ALL.
Regression
[DataSet2]
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 pertumbuhan
ekonomia
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: kewirausahaan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .725a .526 .517 .45611
a. Predictors: (Constant), pertumbuhan ekonomi
b. Dependent Variable: kewirausahaan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12.015 1 12.015 57.756 .000a
Residual 10.818 52 .208
Total 22.833 53
a. Predictors: (Constant), pertumbuhan ekonomi
b. Dependent Variable: kewirausahaan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .879 .466 1.886 .065
pertumbuhan ekonomi .786 .103 .725 7.600 .000
a. Dependent Variable: kewirausahaan
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 3.2383 4.8112 4.3889 .47614 54
Residual -1.02479 .97521 .00000 .45179 54
Std. Predicted Value -2.416 .887 .000 1.000 54
Std. Residual -2.247 2.138 .000 .991 54
a. Dependent Variable: kewirausahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 3 4 3 4 4 4 5 4 31 4 3 3 2 4 4 20
2 5 5 5 5 5 5 4 4 38 5 5 5 4 4 5 28
3 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 5 5 5 5 5 30
4 3 3 4 5 5 4 4 5 32 3 4 4 4 4 4 23
5 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 5 5 5 5 5 29
6 4 2 5 5 5 4 4 3 32 3 4 4 4 5 5 25
7 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 5 5 30
8 3 4 4 5 5 5 5 5 36 5 5 4 4 4 5 27
9 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 5 4 4 4 4 26
10 4 5 4 5 4 5 4 5 36 5 4 5 4 5 4 27
11 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 4 4 4 4 26
12 4 4 4 4 3 5 3 4 31 4 4 4 5 5 4 26
13 5 5 5 4 4 4 4 5 36 5 4 4 4 4 4 25
14 4 4 4 5 5 5 5 5 37 4 4 4 4 4 4 24
15 5 5 3 4 5 3 4 3 32 4 3 3 4 4 5 23
16 3 4 4 5 5 5 5 5 36 4 5 5 5 3 4 26
17 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 4 4 4 4 4 24
18 4 4 4 4 5 5 5 5 36 5 5 5 5 5 5 30
19 4 4 3 5 4 3 4 4 31 4 4 5 5 5 5 28
20 5 5 5 5 5 5 5 4 39 4 5 5 3 3 5 25
21 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 4 4 4 4 5 25
22 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 4 4 4 4 4 24
23 4 4 5 5 3 4 5 3 33 4 5 5 3 4 5 26
24 5 5 5 4 4 4 4 5 36 5 5 5 4 4 5 28
25 5 5 5 5 5 4 4 4 37 5 5 4 4 3 4 25
26 4 4 4 4 4 5 5 5 35 5 4 4 4 4 4 25
27 5 5 5 4 2 3 2 4 30 3 2 4 3 5 5 22
28 4 4 3 5 5 4 5 5 31 4 3 4 5 4 3 22
29 4 4 5 5 5 5 5 5 38 5 5 5 5 5 5 30
30 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 5 5 4 4 5 27
31 4 4 4 4 4 5 5 5 35 4 5 4 5 4 5 27
32 4 5 5 5 5 4 4 4 36 5 5 5 5 5 5 30
33 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 5 5 5 4 5 29
34 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 5 5 30
35 4 4 3 4 5 3 4 5 32 4 3 3 4 3 5 22
36 5 5 5 4 3 5 5 5 37 4 5 3 5 5 5 27
37 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 4 4 5 5 5 27
38 4 4 5 5 5 4 4 5 36 5 5 5 5 3 4 27
39 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 4 4 5 3 4 24
40 4 3 4 3 2 5 5 5 31 4 3 2 5 5 5 24
41 5 5 5 3 4 5 3 5 32 4 5 4 5 4 5 27
42 4 5 4 5 4 5 4 5 36 5 5 5 3 4 3 25
43 5 5 4 4 5 5 4 5 37 4 4 5 5 5 4 27
44 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 4 5 5 5 5 28
45 4 5 5 5 4 5 4 5 36 5 4 5 4 5 4 27
46 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 5 4 5 5 5 28
47 4 4 4 4 4 5 5 5 35 5 5 5 5 5 5 30
48 4 3 5 5 4 3 4 4 32 5 5 5 5 5 5 30
49 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 4 5 5 30
50 5 4 5 4 5 5 4 5 37 5 4 4 4 5 4 26
51 4 4 3 5 3 5 5 5 34 4 3 5 5 4 3 24
52 3 4 4 4 4 4 5 5 33 5 4 4 3 5 5 26
53 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 5 5 30
54 5 5 5 4 4 5 4 5 37 5 4 4 5 5 5 28
NOKEWIRAUSAHAAN PERTUMBUHAN EKONOMI
JUMLAH JUMLAH