peranan kebijaksanaan moneter bagi perekonomian indonesia
TRANSCRIPT
PERAN KEBIJAKSANAAN PERBANKAN DAN MONETER DI INDONESIA DALAM MENGATASI MASALAH
EKONOMI INDONESIA
(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Moneter)Dosen Pengampu: Teguh Sihono, M.M.
Disusun oleh:Fitri Astuti (09404241053)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2011
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan perekonomian Indonesia mengalami berbagai macam kondisi atau bersifat
fluktuatif. Seperti yang terjadi pada tahun 1997-1998 krisis ekonomi melanda Indonesia. Inflasi
merupakan salah satu penyebab ketidakstabilan moneter dan juga keidakstabilan ekonomi.
Tahun 1997-1998 Indonesia mengalami inflasi paling tinggi yaitu sebesar 11,1% (1997) dan
77,6% (1998).
Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan
kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku
bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Selain kebijakan moneter, Bank Indonesia juga memiliki kewenangan dalam mengeluarkan
kebijakan perbankan untuk menjaga stabilitas keuangan. Bank Indonesia juga akan terus
melakukan kalibrasi agar bauran kebijakan yang diambil tetap memberikan hasil optimal antara
stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi.
Dalam paper ini akan dibahas tentang peranan kebijaksanaan moneter dan kebijaksanaan
fiskal dalam mengatasi ekonomi Indonesia. Metode yang digunakan dalam paper ini
menggunakan metode studi pustaka dari buku dan internet.
BAB IIPEMBAHASAN
A. KEBIJAKSANAAN PERBANKAN
Peran kebijaksanaan perbankan di Indonesia, yaitu:
1. Berperan dalam penyelenggaraan transaksi pembayaran nasional dan internasional serta
menjalankan fungsi intermediasi (penyaluran dana dari penabung/pemilik dana ke
investor).
2. Memberi peraturan yang dapat mempercepat akses UMKM untuk dapat berhubungan
dengan perbankan, misalnya dengan Kebijakan Umum Perkreditan (KUP), Pedoman
Pelaksanaan Kredit (PPK).
3. Sebagai upaya untuk menciptakan, menjaga, dan memelihara sistem perbankan yang
sehat.
4. Untuk mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan
kestabilan sistem keuangan yang pada gilirannya akan membantu mendorong
perekonomian nasional secara berkesinambungan.
5. Mengatasi dampak krisis dan menghindari terjadinya krisis serupa di masa datang.
6. Berfungsi sebagai alat transmisi kebijakan moneter.
B. KEBIJAKSANAAN MONETER
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah di bidang
keuangan yang berkenaan dengan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Pemerintah
selalu mengusahkan ada keseimbangan dinamis antara jumlah uang yang beredar dengan
barang dan jasa dalam masyarakat. Kebijaksanaan moneter berkaitan dengan nilai rupiah
terhadap kurs mata uang luar negeri yang berkaitan dengan aktivitas perbankan, investasi
modal domestik dan modal asing obligasi.
Tujuan kebijakan moneter:
1. Menyesuaikan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat .
2. Mengarahkan penggunaan uang dan kredit sehingga nilai uang negara dapat terjaga
kestabilannya.
3. Mendorong produsen meningkatkan kegiatan produksi.
Kebijakan moneter dapat dibagi menjadi:
1. Kebijakan penetapan cash ratio
Menetapkan perbandingan persentase cadangan minimum yang ada di bank dengan
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Penetapan besarnya jumlah cadangan yang
tersedia dalam bank komersial, mempengaruhi pula besarnya jumlah uang yang beredar
di masyarakat.
2. Kebijakan pasar terbuka
Berkaitan perdagangan surat-surat berharga oleh bank sentral, apabila jumlah uang yang
beredar banyak maka pemerintah menetapkan kebijakan uang ketat. Apabila ingin
menambah jumlah uang yang beredar maka pemerintah membeli surat-surat berharga
yang berdar dalam masyarakat.
3. Kebijakan suku bunga kredit
Pemerintah merubah tingkat presentase bunga kredit dalam mempengaruhi jumlah uang
yang beredar dalam masyarakat. Bila pemerintah ingin menambah jumlah uang yang
beredar maka tingkat suku bunga kredit diturunkan, sedang bila pemerintah ingin
mengurangi jumlah uang yang beredar maka suku bunga dinaikkan.
4. Kebijakan suku bunga deposito
Kebijakan pemerintah dalam mendapatkan besarnya suku bunga deposito pemerintah.
Apabila pemerintah menghendaki volume uang yang beredar berkurang, maka suku
bunga deposito merupakan kebalikan dari kebijaksanaan perkreditan.
Tolak ukur stabilitas moneter:
Setiap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah harus memiliki target dan ukuran
keberhasilan. Hal ini penting, untuk mengukur atau sebagai acuan apakah kebijakan tersebut
berhasil atau tidak. Dalam perekonomian beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk
menilai kebijakan moneter adalah:
1. Jumlah uang beredar (JUB).
2. Laju inflasi yang cukup rendah terkendali.
3. Suku bunga pada tingkat yang wajar.
BAB IIIPENUTUP
KESIMPULAN
Bank Indonesia bertugas menjaga kestabilan moneter dan kestabilan keuangan di
Indonesia. Untuk menjalankan tugasnya Bank Indonesia mempunyai kewenangan untuk
mengeluarkan kebijakan moneter dan kebijakan perbankan. Kebijakan moneter ini berperan
untuk menjaga stabilitas moneter yang berkenaan dengan jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat. Sedangkan, kebijakan perabankan berperan untuk menjaga kestabilan keuangan
melalui system perbankan. Kebijakan perbankan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
kebijakan untuk meningkatkan intermediasi perbankan, kebijakan untuk meningkatkan
ketahanan bank, kebijakan untuk penguatan kelembagaan, kebijakan untuk meningkatkan
efektivitas fungsi pengawasan bank.
DAFTAR PUSTAKA
http://ekonomindo.blogspot.com/2009/03/peran-kebijakan-moneter-dan-perbankan.html diakes pada tanggal 27 Juni 2011 pukul 10.03 WIB
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Tujuan+Kebijakan+Moneter/ diakes pada tanggal 27 Juni 2011 pukul 10.15 WIB
http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Ikhtisar+Perbankan/Arah+Kebijakan+Perbankan/ diakes pada tanggal 27 Juni 2011 pukul 10.35 WIB
Wijaya, Krisna. 2010. Analisi Kebijakan Perbankan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo