peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja guna...

7
1 PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM MENANGANI KORBAN KECELAKAAN KERJA DAN MENCEGAH KECELAKAAN KERJA GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Oleh : Ulina Karo-Karo,SKM, M.Kes. Dosen Universitas Prima Indonesia, Medan Abstrak Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja. Metode penulisan menggunakan metode library research. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Kata kunci : tenaga kesehatan dan keselamatan dan kesehatan kerja 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat- alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam

Upload: ahmad-akbar-skom

Post on 25-Oct-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Abstrak Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja. Metode penulisan menggunakan metode library research. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM MENANGANI KORBAN KECELAKAAN KERJA DAN MENCEGAH KECELAKAAN KERJA GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN DAN   KESELAMATAN KERJA

1

PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM MENANGANI KORBANKECELAKAAN KERJA DAN MENCEGAH KECELAKAAN KERJA

GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN DANKESELAMATAN KERJA

Oleh :Ulina Karo-Karo,SKM, M.Kes.

Dosen Universitas Prima Indonesia, Medan

AbstrakTujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran tenaga kesehatan dalam

menangani korban kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan kesehatandan keselamatan kerja. Metode penulisan menggunakan metode library research. Dari pembahasandapat disimpulkan bahwa peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalahmenjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yangmeliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegahterjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentangkesehatan dan keselamatan kerja.

Kata kunci : tenaga kesehatan dan keselamatan dan kesehatan kerja

1. Pendahuluan1.1. Latar Belakang

Keselamatan kerja telah menjadiperhatian di kalangan pemerintah dan bisnissejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadipenting karena sangat terkait dengan kinerjakaryawan dan pada gilirannya pada kinerjaperusahaan. Semakin tersedianya fasilitaskeselamatan kerja semakin sedikitkemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

Pelaksanaan Kesehatan danKeselamatan Kerja (K3) adalah salah satubentuk upaya untuk menciptakan tempat kerjayang aman, sehat, bebas dari pencemaranlingkungan, sehingga dapat mengurangi danatau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakitakibat kerja yang pada akhirnya dapatmeningkatkan efisiensi dan produktivitaskerja.

Kecelakaan kerja tidak sajamenimbulkan korban jiwa maupun kerugianmateri bagi pekerja dan pengusaha, tetapi jugadapat mengganggu proses produksi secaramenyeluruh, merusak lingkungan yang padaakhirnya akan berdampak pada masyarakatluas.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) danKecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugaskesehatan dan non kesehatan kesehatan diIndonesia belum terekam dengan baik. Jikakita pelajari angka kecelakaan dan penyakitakibat kerja di beberapa negara maju (daribeberapa pengamatan) menunjukankecenderungan peningkatan prevalensi.Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karenakurangnya kesadaran pekerja dan kualitasserta keterampilan pekerja yang kurangmemadai. Banyak pekerja yang meremehkanrisiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.Dalam penjelasan undang-undang nomor 23tahun 1992 tentang Kesehatan telahmengamanatkan antara lain, setiap tempatkerja harus melaksanakan upaya kesehatankerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatanpada pekerja, keluarga, masyarakat danlingkungan disekitarnya.

Setiap orang membutuhkan pekerjaanuntuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalambekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)merupakan faktor yang sangat penting untukdiperhatikan karena seseorang yangmengalami sakit atau kecelakaan dalam

Page 2: PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM MENANGANI KORBAN KECELAKAAN KERJA DAN MENCEGAH KECELAKAAN KERJA GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN DAN   KESELAMATAN KERJA

2

bekerja akan berdampak pada diri, keluargadan lingkungannya. Salah satu komponenyang dapat meminimalisir Kecelakaan dalamkerja adalah tenaga kesehatan. Tenagakesehatan mempunyai kemampuan untukmenangani korban dalam kecelakaan kerja dandapat memberikan penyuluhan kepadamasyarakat untuk menyadari pentingnyakeselamatan dan kesehatan kerja.

1.2. PermasalahanBerdasarkan penjelasan pada latar

belakang di atas, maka permasalahan yangakan dibahas dalam makalah ini adalahbagaimana peran tenaga kesehatan dalammenangani korban kecelakaan kerja danmencegah kecelakaan kerja gunameningkatkan kesehatan dan keselamatankerja.

1.3. Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini adalah

untuk mengetahui peran tenaga kesehatandalam menangani korban kecelakaan kerja danmencegah kecelakaan kerja gunameningkatkan kesehatan dan keselamatankerja.

2. Uraian Teoritis2.1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan

KerjaKeselamatan dan kesehatan kerja

difilosofikan sebagai suatu pemikiran danupaya untuk menjamin keutuhan dankesempurnaan baik jasmani maupun rohanitenaga kerja pada khususnya dan manusiapada umumnya, hasil karya dan budayanyamenuju masyarakat makmur dan sejahtera.Sedangkan pengertian secara keilmuan adalahsuatu ilmu pengetahuan dan penerapannyadalam usaha mencegah kemungkinanterjadinya kecelakaan dan penyakit akibatkerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)tidak dapat dipisahkan dengan prosesproduksi baik jasa maupun industri.Perkembangan pembangunan setelahIndonesia merdeka menimbulkan konsekwensimeningkatkan intensitas kerja yang

mengakibatkan pula meningkatnya resikokecelakaan di lingkungan kerja.

Hal tersebut juga mengakibatkanmeningkatnya tuntutan yang lebih tinggidalam mencegah terjadinya kecelakaan yangberaneka ragam bentuk maupun jeniskecelakaannya. Sejalan dengan itu,perkembangan pembangunan yangdilaksanakan tersebut maka disusunlah UUNo.14 tahun 1969 tentang pokok-pokokmengenai tenaga kerja yang selanjutnyamengalami perubahan menjadi UU No.12tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.

Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003,dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruhmempunyai hak untuk memperolehperlindungan atas keselamatan dan kesehatankerja, moral dan kesusilaan dan perlakuanyang sesuai dengan harkat dan martabat sertanilai-nilai agama.

Untuk mengantisipasi permasalahantersebut, maka dikeluarkanlah peraturanperundangan-undangan di bidangkeselamatan dan kesehatan kerja sebagaipengganti peraturan sebelumnya yaituVeiligheids Reglement, STBl No.406 tahun1910 yang dinilai sudah tidak memadaimenghadapi kemajuan dan perkembanganyang ada.

Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatankerja yang ruang lingkupnya meliputi segalalingkungan kerja, baik di darat, didalamtanah, permukaan air, di dalam air maupunudara, yang berada di dalam wilayahkekuasaan hukum Republik Indonesia.

Undang-undang tersebut jugamengatur syarat-syarat keselamatan kerjadimulai dari perencanaan, pembuatan,pengangkutan, peredaran, perdagangan,pemasangan, pemakaian, penggunaan,pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barangproduk tekhnis dan aparat produksi yangmengandung dan dapat menimbulkan bahayakecelakaan.

Walaupun sudah banyak peraturanyang diterbitkan, namun pada pelaksaannyamasih banyak kekurangan dan kelemahannyakarena terbatasnya personil pengawasan,sumber daya manusia K3 serta sarana yang

Page 3: PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM MENANGANI KORBAN KECELAKAAN KERJA DAN MENCEGAH KECELAKAAN KERJA GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN DAN   KESELAMATAN KERJA

3

ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upayauntuk memberdayakan lembaga-lembaga K3yang ada di masyarakat, meningkatkansosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosialguna membantu pelaksanaan pengawasannorma K3 agar terjalan dengan baik.

2.2. Sebab-sebab KecelakaanKecelakaan tidak terjadi begitu saja,

kecelakaan terjadi karena tindakan yang salahatau kondisi yang tidak aman. Kelalaiansebagai sebab kecelakaan merupakan nilaitersendiri dari teknik keselamatan. Adapepatah yang mengungkapkan tindakan yanglalai seperti kegagalan dalam melihat atauberjalan mencapai suatu yang jauh diatassebuah tangga. Hal tersebut menunjukkan carayang lebih baik selamat untuk menghilangkankondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaranmengenai keselamatan setiap karyawanpabrik.

Diantara kondisi yang kurang amansalah satunya adalah pencahayaan, ventilasiyang memasukkan debu dan gas, layout yangberbahaya ditempatkan dekat dengan pekerja,pelindung mesin yang tak sebanding,peralatan yang rusak, peralatan pelindungyang tak mencukupi, seperti helm dan gudangyang kurang baik.

Diantara tindakan yang kurang amansalah satunya diklasifikasikan seperti latihansebagai kegagalan menggunakan peralatankeselamatan, mengoperasikan pelindungmesin mengoperasikan tanpa izin atasan,memakai kecepatan penuh, menambah dayadan lain-lain. Dari hasil analisa kebanyakankecelakaan biasanya terjadi karena merekalalai ataupun kondisi kerja yang kurang aman,tidak hanya satu saja. Keselamatan dapatdilaksanakan sedini mungkin, tetapi untuktingkat efektivitas maksimum, pekerja harusdilatih, menggunakan peralatan keselamatan.

2.3. Faktor-faktor KecelakaanStudi kasus menunjukkan hanya

proporsi yang kecil dari pekerja sebuahindustri terdapat kecelakaan yang cukupbanyak. Pekerja pada industri mengatakan itusebagai kecenderungan kecelakaan. Untukmengukur kecenderungan kecelakaan harus

menggunakan data dari situasi yangmenunjukkan tingkat resiko yang ekivalen.

Begitupun, pelatihan yang diberikankepada pekerja harus dianalisa, untukseseorang yang berada di kelas pelatihankecenderungan kecelakaan mungkin hanyasedikit yang diketahuinya. Satu lagipertanyaan yang tak terjawab ialah apakah adahubungan yang signifikan antarakecenderungan terhadap kecelakaan yang kecilatau salah satu kecelakaan yang besar.Pendekatan yang sering dilakukan untukseorang manager untuk salah satu faktorkecelakaan terhadap pekerja adalah dengantidak membayar upahnya. Bagaimanapun jikabanyak pabrik yang melakukan hal diatas akanmenyebabkan berkurangnya rata-ratapendapatan, dan tidak membayar upahpekerja akan membuat pekerja malasmelakukan pekerjaannya dan terusmembahayakan diri mereka ataupun pekerjayang lain. Ada kemungkinan bahwa kejadiansecara acak dari sebuah kecelakaan dapatmembuat faktor-faktor kecelakaan tersendiri.

2.4. Masalah Kesehatan Dan KeselamatanKerja

Kinerja (performen) setiap petugaskesehatan dan non kesehatan merupakanresultante dari tiga komponen kesehatan kerjayaitu kapasitas kerja, beban kerja danlingkungan kerja yang dapat merupakanbeban tambahan pada pekerja. Bila ketigakomponen tersebut serasi maka bisa dicapaisuatu derajat kesehatan kerja yang optimal danpeningkatan produktivitas. Sebaliknya bilaterdapat ketidak serasian dapat menimbulkanmasalah kesehatan kerja berupa penyakitataupun kecelakaan akibat kerja yang padaakhirnya akan menurunkan produktivitaskerja.a) Kapasitas Kerja

Status kesehatan masyarakat pekerja diIndonesia pada umumnya belummemuaskan. Dari beberapa hasil penelitiandidapat gambaran bahwa 30-40%masyarakat pekerja kurang kalori protein,30% menderita anemia gizi dan 35%kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisikesehatan seperti ini tidak memungkinkan

Page 4: PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM MENANGANI KORBAN KECELAKAAN KERJA DAN MENCEGAH KECELAKAAN KERJA GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN DAN   KESELAMATAN KERJA

4

bagi para pekerja untuk bekerja denganproduktivitas yang optimal. Hal inidiperberat lagi dengan kenyataan bahwaangkatan kerja yang ada sebagian besarmasih di isi oleh petugas kesehatan dannon kesehatan yang mempunyai banyakketerbatasan, sehingga untuk dalammelakukan tugasnya mungkin seringmendapat kendala terutama menyangkutmasalah PAHK dan kecelakaan kerja.

b) Beban KerjaSebagai pemberi jasa pelayanan kesehatanmaupun yang bersifat teknis beroperasi 8 -24 jam sehari, dengan demikian kegiatanpelayanan kesehatan pada laboratoriummenuntut adanya pola kerja bergilirdantugas/jaga malam. Pola kerja yangberubah-ubah dapat menyebabkankelelahan yang meningkat, akibatterjadinya perubahan pada bioritmik(irama tubuh). Faktor lain yang turutmemperberat beban kerja antara laintingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerjayang masih relatif rendah, yangberdampak pekerja terpaksa melakukankerja tambahan secara berlebihan. Bebanpsikis ini dalam jangka waktu lama dapatmenimbulkan stres.

c) Lingkungan KerjaLingkungan kerja bila tidak memenuhipersyaratan dapat mempengaruhikesehatan kerja dapat menimbulkanKecelakaan Kerja (Occupational Accident),Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit AkibatHubungan Kerja (Occupational Disease &Work Related Diseases).

2.5. Tinjauan Tentang Tenaga KesehatanKesehatan merupakan hak dan

kebutuhan dasar manusia. Dengan demikianPemerintah mempunyai kewajiban untukmengadakan dan mengatur upaya pelayanankesehatan yang dapat dijangkau rakyatnya.Masyarakat, dari semua lapisan, memiliki hakdan kesempatan yang sama untuk mendapatpelayanan kesehatan.

Tenaga Kesehatan adalah setiap orangyang mengabdikan diri dalam bidangkesehatan serta memiliki pengetahuan danatau ketermpilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan yang untuk jenis tertentumemerlukan kewenangan untuk melakukanupaya kesehatan, baik berupa pendidikangelar-D3, S1, S2 dan S3-; pendidikan non gelar;sampai dengan pelatihan khusus kejuruankhusus seperti Juru Imunisasi, Malaria, dsb.,dan keahlian. Hal inilah yang membedakanjenis tenaga ini dengan tenaga lainnya. Hanyamereka yang mempunyai pendidikan ataukeahlian khusus-lah yang boleh melakukanpekerjaan tertentu yang berhubungan denganjiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya.

Tenaga kesehatan berperan sebagaiperencana, penggerak dan sekaligus pelaksanapembangunan kesehatan sehingga tanpatersedianya tenaga dalam jumlah dan jenisyang sesuai, maka pembangunan kesehatantidak akan dapat berjalan secara optimal.Kebijakan tentang pendayagunaan tenagakesehatan sangat dipengaruhi oleh kebijakankebijakan sektor lain, seperti: kebijakan sektorpendidikan, kebijakan sektor ketenagakerjaan,sektor keuangan dan peraturan kepegawaian.Kebijakan sektor kesehatan yang berpengaruhterhadap pendayagunaan tenaga kesehatanantara lain: kebijakan tentang arah dan strategipembangunan kesehatan, kebijakan tentangpelayanan kesehatan, kebijakan tentangpendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan,dan kebijakan tentang pembiayaan kesehatan.Selain dari pada itu, beberapa faktor makroyang berpengaruh terhadap pendayagunaantenaga kesehatan, yaitu: desentralisasi,globalisasi, menguatnya komersialisasipelayanan kesehatan, teknologi kesehatan daninformasi. Oleh karena itu, kebijakanpendayagunaan tenaga kesehatan harusmemperhatikan semua faktor di atas.

Tenaga Kesehatan adalah setiap orangyang mengabdikan diri dalam bidangkesehatan serta memiliki pengetahuan danatau ketermpilan melalui pendidikan di bidangkesehatan yang untuk jenis tertentumemerlukan kewenangan untuk melakukanupaya kesehatan, baik berupa pendidikangelar-D3, S1, S2 dan S3-; pendidikan non gelar;sampai dengan pelatihan khusus kejuruankhusus seperti Juru Imunisasi, Malaria, dsb.,dan keahlian. Hal inilah yang membedakanjenis tenaga ini dengan tenaga lainnya. Hanya

Page 5: PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM MENANGANI KORBAN KECELAKAAN KERJA DAN MENCEGAH KECELAKAAN KERJA GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN DAN   KESELAMATAN KERJA

5

mereka yang mempunyai pendidikan ataukeahlian khusus-lah yang boleh melakukanpekerjaan tertentu yang berhubungan denganjiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya.

Jenis tenaga kesehatan terdiri dari :a. Perawatb. Perawat Gigic. Bidand. Fisioterapise. Refraksionis Optisienf. Radiographerg. Apotekerh. Asisten Apotekeri. Analis Farmasij. Dokter Umumk. Dokter Gigil. Dokter Spesialism. Dokter Gigi Spesialisn. Akupunkturiso. Terapis Wicara danp. Okupasi Terapis.

3. Pembahasan3.1. Peran Tenaga Kesehatan Dalam

Menangani Korban Kecelakaan KerjaKecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja dapat saling berkaitan. Pekerja yangmenderita gangguan kesehatan atau penyakitakibat kerja cenderung lebih mudahmengalami kecelakaan kerja. Menengok kenegara-negara maju, penanganan kesehatanpekerja sudah sangat serius. Mereka sangatmenyadari bahwa kerugian ekonomi (lostbenefit) suatu perusahaan atau negara akibatsuatu kecelakaan kerja maupun penyakitakibat kerja sangat besar dan dapat ditekandengan upaya-upaya di bidang kesehatan dankeselamatan kerja.

Di negara maju banyak pakar tentangkesehatan dan keselamatan kerja dan banyakbuku serta hasil penelitian yang berkaitandengan kesehatan tenaga kerja yang telahditerbitkan. Di era globalisasi ini kita harusmengikuti trend yang ada di negara maju.Dalam hal penanganan kesehatan pekerja,kitapun harus mengikuti standar internasionalagar industri kita tetap dapat ikut bersaing dipasar global. Dengan berbagai alasan tersebutrumah sakit pekerja merupakan hal yangsangat strategis. Ditinjau dari segi apapun

niscaya akan menguntungkan baik bagiperkembangan ilmu, bagi tenaga kerja, danbagi kepentingan (ekonomi) nasional sertauntuk menghadapi persaingan global.

Bagi fasilitas pelayanan kesehatanyang sudah ada, rumah sakit pekerja akanmenjadi pelengkap dan akan menjadi pusatrujukan khususnya untuk kasus-kasuskecelakaan dan penyakit akibat kerja.Diharapkan di setiap kawasan industri akanberdiri rumah sakit pekerja sehingga hampirsemua pekerja mempunyai akses untukmendapatkan pelayanan kesehatan yangkomprehensif. Setelah itu perlu adanya rumahsakit pekerja sebagai pusat rujukan nasional.Sudah barang tentu hal ini juga harusdidukung dengan meluluskan spesialiskedokteran okupasi yang lebih banyak lagi.Kelemahan dan kekurangan dalam pendirianrumah sakit pekerja dapat diperbaikikemudian dan jika ada penyimpangan darimisi utama berdirinya rumah sakit tersebutharus kita kritisi bersama.

Kecelakaan kerja adalah salah satudari sekian banyak masalah di bidangkeselamatan dan kesehatan kerja yang dapatmenyebabkan kerugian jiwa dan materi. Salahsatu upaya dalam perlindungan tenaga kerjaadalah menyelenggarakan P3K di perusahaansesuai dengan UU dan peraturan Pemerintahyang berlaku. Penyelenggaraan P3K untukmenanggulangi kecelakaan yang terjadi ditempat kerja. P3K yang dimaksud harusdikelola oleh tenaga kesehatan yangprofessional.

Yang menjadi dasar pengadaan P3K ditempat kerja adalah UU No. 1 Tahun 1970tentang keselamatan kerja; kewajibanmanajemen dalam pemberian P3K, UU No.13Tahun 2000 tentang ketenagakerjaan,Peraturan Mentri Tenaga Kerja danTransmigrasi No.03/Men/1982 tentangPelayanan Kesehatan Kerja ; tugas pokokmeliputi P3K dan Peraturan Mentri TenagaKerja No. 05/Men/1995 tentang SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

3.2. Pengendalian Melalui Jalur kesehatan(Medical Control)

Pengendalian Melalui Jalur kesehatan(Medical Control) Yaitu upaya untuk

Page 6: PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM MENANGANI KORBAN KECELAKAAN KERJA DAN MENCEGAH KECELAKAAN KERJA GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN DAN   KESELAMATAN KERJA

6

menemukan gangguan sedini mungkindengan cara mengenal (Recognition)kecelakaan dan penyakit akibat kerja yangdapat tumbuh pada setiap jenis pekerjaan diunit pelayanan kesehatan dan pencegahanmeluasnya gangguan yang sudah ada baikterhadap pekerja itu sendiri maupun terhadaporang disekitarnya. Dengan deteksi dini, makapenatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat,mengurangi penderitaan dan mempercepatpemulihan kemampuan produktivitasmasyarakat pekerja. Disini diperlukan systemrujukan untuk menegakkan diagnosa penyakitakibat kerja secara cepat dan tepat (prompt-treatment). Pencegahan sekunder inidilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatanpekerja yang meliputi :1. Pemeriksaan Awal Adalah pemeriksaan

kesehatan yang dilakukan sebelumseseorang calon/pekerja (petugaskesehatan dan non kesehatan) mulaimelaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaanini bertujuan untuk memperoleh gambarantentang status kesehatan calon pekerja danmengetahui apakah calon pekerja tersebutditinjau dari segi kesehatannya sesuaidengan pekerjaan yang akan ditugaskankepadanya. Anamnese umumPemerikasaan kesehatan awal ini meliputi:a. Anamnese pekerjaanb. Penyakit yang pernah dideritac. Alrergid. Imunisasi yang pernah didapate. Pemeriksaan badanf. Pemeriksaan laboratorium rutin

Pemeriksaan tertentu :- Tuberkulin test- Psiko test

2. Pemeriksaan Berkala Adalah pemeriksaankesehatan yang dilaksanakan secaraberkala dengan jarak waktu berkala yangdisesuaikan dengan besarnya resikokesehatan yang dihadapi. Makin besarresiko kerja, makin kecil jarak waktu antarpemeriksaan berkala. Ruang lingkuppemeriksaan disini meliputi pemeriksaanumum dan pemeriksaan khusus sepertipada pemeriksaan awal dan biladiperlukan ditambah dengan pemeriksaan

lainnya, sesuai dengan resiko kesehatanyang dihadapi dalam pekerjaan.

3. Pemeriksaan Khusus Yaitu pemeriksaankesehatan yang dilakukan pada khususdiluar waktu pemeriksaan berkala, yaitupada keadaan dimana ada atau diduga adakeadaan yang dapat mengganggukesehatan pekerja. Sebagai unit di sektorkesehatan pengembangan K3 tidak hanyauntuk intern laboratorium kesehatan,dalam hal memberikan pelayananparipurna juga harus merambah danmemberi panutan pada masyarakat pekerjadi sekitarnya, utamanya pelayananpromotif dan preventif. Misalnya untukmengamankan limbah agar tidakberdampak kesehatan bagi pekerja ataumasyarakat disekitarnya, meningkatkankepekaan dalam mengenali unsafe act danunsafe condition agar tidak terjadikecelakaan dan sebagainya.

4. KesimpulanSebagai suatu sistem program yang

dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,kesehatan dan keselamatan kerja atau K3diharapkan dapat menjadi upaya preventifterhadap timbulnya kecelakaan kerja danpenyakit akibat hubungan kerja dalamlingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawalidengan cara mengenali hal-hal yang berpotensimenimbulkan kecelakaan kerja dan penyakitakibat hubungan kerja, dan tindakanantisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuandari dibuatnya sistem ini adalah untukmengurangi biaya perusahaan apabila timbulkecelakaan kerja dan penyakit akibathubungan kerja.

Peran tenaga kesehatan dalammenangani korban kecelakaan kerja adalahmenjadi melalui pencegahan sekunder inidilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatanpekerja yang meliputi pemeriksaan awal,pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus.Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dansakit pada tempat kerja dapat dilakukandengan penyuluhan tentang kesehatan dankeselamatan kerja.

Page 7: PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM MENANGANI KORBAN KECELAKAAN KERJA DAN MENCEGAH KECELAKAAN KERJA GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN DAN   KESELAMATAN KERJA

7

Daftar Pustaka

Poerwanto, Helena dan Syaifullah. HukumPerburuhan Bidang Kesehatan danKeselamatan Kerja. Jakarta: BadanPenerbit Fakultas Hukum UniversitasIndonesia, 2005.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970tentang Keselamatan Kerja.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Silalahi, Bennett N.B. [dan]Silalahi,Rumondang.1991. Manajemenkeselamatan dan kesehatankerja.[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo.

Suma'mur .1991. Higene perusahaan dankesehatan kerja. Jakarta :Haji Masagung

Suma'mur .1985. Keselamatan kerja danpencegahan kecelakaan. Jakarta :GunungAgung, 1985

-------------------,1990. Upaya kesehatan kerja sektorinformal di Indonesia. [s.]:Direktorat BinaPeran Masyarakat Depkes RI.