peran puskesmas dalam upaya …eprints.uny.ac.id/31926/1/yanuar diah lavety_11102241002.pdf.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
PERAN PUSKESMAS DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN LANSIA UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN LANSIA
DI PURWOKERTO SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Yanuar Diah Lavety
NIM. 11102241002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MARET 2016
v
MOTTO
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles)
Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan.
vi
PERSEMBAHAN
Atas Karunia Allah SWT
Aku Persembahkan Karya Tulis Kepada :
1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan segenap kasih sayangnya serta doa yang tak
pernah lupa mereka sisipkan sehingga penulis berhasil menyusun karya ini.
2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan
yang begitu besar.
3. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
pengalaman yang luar biasa.
vii
PERAN PUSKESMAS DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN LANSIA UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN LANSIA
DI PURWOKERTO SELATAN
Oleh YanuarDiahLavety NIM 11102241002
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1). Apa saja program pemberdayaan lansia yang ada di Puskesmas Purwokerto Selatan, 2). Ketercapaian program pemberdayaan lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan, dan 3) Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dari pelaksanaan program pelayanan kesehatan lansia di PuskesmasPurwokerto Selatan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah petugas Puskesmas, kader lansia dan lansia.Tenikpengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrument utama dalam melakukan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis interaktif dengan tiga komponen pokok dalam model analisis ini adalah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan menggunakan trianggulasi sumber dan teknik.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) program pemberdayaan lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan meliputi cek up kesehatan,senam lansia,dan penyuluhan kesehatan, 2) ketercapaian pelaksanaan program pemberdayaan lansia meliputi a) program cek up kesehatan lansia yang dilaksanakan seminggu sekali dengan kegiatan seperti cek gula darah, timbang berat badan, cek tensi serta pemberian obat, b) program senam lansia dilaksanakan sebulan sekali dengan didampingi instruktur senam, c) program penyuluhan kesehatan dilaksanakan sebulan sekali dengan narasumber dari Puskesmas Purwokerto Selatan dan materi setiap pertemuan berbeda yang sesuai dengan kebutuhan lansia, 3) faktor pendukung pelaksanaan program pemberdayaan lansia di PuskesmasPurwokerto Selatan yaitu adanya bantuan dana dari APBD dalam bentuk pembelian tensimeter, program bina keluarga lansia dan peran aktif kader lansia, sedangkan faktor penghambatnya yaitu kesulitan dalam berkomunikasi dengan lansia,dana swadaya yang belum mencukupi untuk setiap pertemuan, dan kurangnya dukungan keluarga lansia.
Kata kunci: kesehatan, lansia
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperolehgelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan fasilitas dan sarana sehingga studi saya
berjalan dengan lancar.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, yang telah memberikan fasilitas untuk kelancaran
pembuatan skripsi ini.
3. Ibu Dr. PujiYantiFauziah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan membimbing
penulis dari awal sampai akhir pada skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan.
5. Seluruh Pegawai Puskesmas Purwokerto Selatan dan kader Lansia di Puskesmas Purwokerto
Selatan yang telah memberikan izin dan bantuan pada penelitian.
6. Bapak HadiPriyatmono, Ibu Oenang Widyani, Amd, atas doa, perhatian, kasih sayang, dan segala
dukungannya.
7. Orang-orang terkasihku Melanita Indrianis, Halida Elfarizka, Refita Aqdwirida, Shinta Adesti
E.R, Desi Neliyahani, Candra Puspitasari, Pika Yunianti, Tutik Hidayati, Alif Widiantoro, Dwi
Anggara, Brian Yusuf Permana, Moza Afik M atas perhatian, dukungan, masukan, senyuman, dan
kesabaran dalam sukadan duka.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... I HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................................... Ii HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................................... Iii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................... Iv MOTTO............................................................................................................................ V HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................................... Vi ABSTRAK........................................................................................................................ Vii KATA PENGANTAR...................................................................................................... Viii DAFTAR ISI..................................................................................................................... X DAFTAR TABEL............................................................................................................. Xii DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ Xiii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................... Xiv BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah.............................................................................................. 10 C. Batasan Masalah................................................................................................... 10 D. Rumusan Masalah................................................................................................. 11 E. Tujuan Penelitian.................................................................................................. 11 F. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Lanjut Usia............................................................................................................ 13
1. Pengertian Lanjut Usia.................................................................................. 13 2. Masalah yang dihadapi Usia Lanjut........................................................... 16 3. Klasifikasi Lansia.......................................................................................... 20 4. Pelayanan terhadap Lanjut ......................................................................... 5. Kesehatan Lanjut Usia..................................................................................
20 21
B. Pemberdayaan....................................................................................................... 23 1. Pengertian Pemberdayaan............................................................................ 23 2. Pola Pemberdayaan Masyarakat.................................................................. 25 3. Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat............................................... 27 4. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat........................................................... 5. Faktor-faktor yang MempengaruhiPemberdayaan……………………..
28 30
C. Puskesmas............................................................................................................ 1. Pengertian Puskesmas.................................................................................... 2. Tujuan Puskesmas......................................................................................... 3. Fungsi Puskesmas......................................................................................... 4. PeranPuskesmas………………….…………………….......................... 5. Upaya Penyelenggaraan...............................................................................
D. kajianPenelitian yang Relevan.........................................................................
31 31 33 34 37 37 40
E. KerangkaBerfikir ……………………………..……………. ……………….. 43 F. Pertanyaan Penelitian........................................................................................ 46
xi
Halaman BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................................... 47 B. Subyek Penelitan................................................................................................... 49 C. Setting Penelitian.................................................................................................. 49 D. Sumber dan Jenis Data......................................................................................... 49 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 50 F. Teknis Analisis Data............................................................................................. 53 G. Keabsahan Data..................................................................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambar Umum Lokasi Penelitian....................................................................... 56
1. Deskripsi Lembaga......................................................................................... 56 2. Profil Lembaga............... ............................................................................... 57 3. Subjek Penelitian............................................................................................ 4. DeskripsiWaktuPenelitian………….………………………………………
59 60
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan.................................................................... 60 1. Program Puskesmas Purwokerto Selatan untuk Memberdayakan
Lansia............................................................................................................ 60
2. Hasil Ketercapaian Program Pemberdayaan Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan....................................................................................... 69
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan.............................................................................................................
4. Pembahasan …………………………………………………………………
74
76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................................... 82 B. Saran..................................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 85 LAMPIRAN...................................................................................................................... 88
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Informan…………………………........................................................... 48 Tabel 2. Cara Pengumpulan data……………………………...................................... 53 Table 3. Data KetenagakerjaanPuskesmastahun 2014-2015…………………………… 56 Table 4. DaftarsubjekPenelitian………………………………………......................... 61 Table 5. JadwalKegiatanPosyanduPuskesmasPurwokerto Selatan…………………….. 63
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berfikir................................................................................... Gambar 2. StrukturOrganisasiPuskesmasPurwokerto Selatan…..………………………
46 161
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pedoman Observasi.............................................................................. 88 Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi........................................................................ 90 Lampiran 3. Pedoman wawancara…........................................................................ 91 Lampiran 4. Hasil Observasi.................................................................................. 98 Lampiran 5. HasilWawancara................................................................................ 103 Lampiran 6. Hasil Dokumentasi............................................................................ Lampiran 7. CatatanLapangan………………………………………………………….
137 141
Lampiran 8. Display Data, Reduksi Data, dan Kesimpulan Wawancara...................... Lampiran 9. SuratIjinPenelitian FIP UNY……………………………….................. Lampiran 10. SuratIjinPenelitian KESBANGLINMAS Yogyakarta………………… Lampiran 11. SuratIjinPenelitian BPMD Semarang………………………………….. Lampiran 12. SuratIjinPenelitian KESBANGPOL Banyumas……………..………… Lampiran 13. SuratIjinPenelitian BAPEDA Banyumas………………………………. Lampiran 14. SuratIjinPenelitianDinasKesehatanBanyumas………………………..
152 162 163 164 166 167 168
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah suatu proses alamiah yang tidak dapat dihindari,
proses ini berlangsung secara berkesinambungan yang selanjutnya akan
menyebabkan perubahan pada jaringan tubuh dan akhirnya mempengaruhi
fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan. Kemajuan ekonomi,
perbaikan lingkungan hidup dan majunya ilmu kedokteran mampu
meningkatkan umur harapan hidup para lansia dan ada kecenderungan
harapan hidup akan bertambah lebih cepat karena majunya tekhnologi yang
semakin berkembang. Banyak terdapat anggapan yang menyatakan bahwa
lanjut usia hanya menimbulkan masalah dan membebani anggota keluarga,
masyarakat dan lingkungan tempat diaman mereka tinggal.
Memasuki abad ke-21 mendatang, jumlah Lansia (kaum lanjut usia
berumur 60 tahun keatas) mencapai hampir setengah miliar jiwa. Bahkan
diproyeksikan pada tahun 2025, jumlahnya mencapai 1,2 miliar jiwa. Setiap
bulan, orang yang melewati ambang batas 60 tahun mencapai hampir satu juta
jiwa. Di Indonesia, diperkirakan mulai tahun 2010 akan terjadi ledakan jumlah
penduduk lanjut usia. Hasil prediksi menunjukkan bahwa persentase
penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77% dari total penduduk (tahun 2010)
dan menjadi 11,34% (tahun 2020). Berdasarkan data dari Badan kesehatan
dunia WHO, menunjukkan bahwa penduduk lansia di Indonesia mendatang
(tahun 2020) sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, dan
2
balitanya tinggal 6,9%, hal ini yang menyebabkan jumlah penduduk lansia
terbesar di dunia (Badan Pusat Statistik, 2009). Peningkatan jumlah usia
lanjut ini berpotensi menimbulkan beberapa masalah pokok seperti
meningkatnya beban keluarga, masyarakat, dan pemerintah, khususnya
berhubungan dengan kebutuhan layanan khusus, penyediaan dan perluasan
lapangan kerja, pelayanan konsultatif sosial psikologis, bantuan sosial
ekonomi, upaya pelestarian sosial budaya, dan pelayanan rekreatif (Cunha,
2001: 15). Ada tiga permasalahan pokok yang dihadapi lansia dikaitkan
dengan status sosialnya, yaitu : (1) lansia bercerai, masalah yang dihadapi
pendapatan, interaksi sosial, pengasingan, identitas baru, kehilangan interaksi
keluarga; (2) lansia janda/duda, masalah yang dihadapi kehilangan, kesepian,
relokasi, kesehatan, dukungan; (3) lansia menikah kembali masalah yang
dihadapi anak-anak yang asing, menentukan pola hubungan baru, masalah
penyesuaian (Indrawati, 2012: 30). Pada tahun 2010, penduduk lansia lebih
banyak didominasi oleh perempuan disegala usia dibanding laki-laki.
Lanjut usia ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis, sosial dan
ekonomi yang cenderung mengarah pada penyeseuaian diri yang sulit di
lingkungan keluarga dan masyarakat karena hidupnya merasa kurang
dibutuhkan di dalam keluarga dan lingkungannya. Kemudian pada saatnya
para lanjut usia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri secara
sempurna. Kondisi ini disebabkan oleh keterbatasan fisik, kesehatan yang
mulai menurun dan berpengaruh pada daya pikirnya dan menjadikan mereka
seolah-olah tidak mempunyai kemampuan yang bisa dimanfaatkan bagi
3
dirinya sendiri maupun dikeluarga dan dilingkungannya. Masa tua ditandai
oleh penurunan fungsi fisik dan rentan terhadap berbagai penyakit. Masalah
kesehatan pada umumnya merupakan masalah yang paling dirasakan oleh usia
lanjut. Yang diharapkan bagi lansia adalah bagaimana agar masa tua dijalani
dengan kondisi sehat, bukan dijalani dengan sakit-sakitan. Dalam masa
degranasi tidak memungkinkan para lanjut usia untuk bekerja kembali atau
disebut juga memasuki masa pensiun yang berakibat pada menurunnya
pendapatan, kemudian terkait dengan pemenuhan kebutuhan kehidupan
sehari-hari. Penghasilan para lansia biasanya berasal dari pensiunan, tabungan
dan bantuan dari anak atau anggota keluarga lainnya. Bagi lanjut usia yang
penghasilannya mencukupi tidak masalah tetapi bagi yang tidak memiliki
penghasilan yang tidak mencukupi akan memberikan masalah. Selain masalah
kesehatan dan ekonomi ada juga masalah psikologis, dimana masalah yang
dihadapi pada umumnya meliputi kesepian, terasing dari lingkungan,
ketidakberdayaan, perasaan tidak berguna, kurang percaya diri,
ketergantungan, keterlantaran terutama bagi lanjut usia yang miskin, post
power syndrome dan sebagainya.
Menurut Mentri Kependudukan/kepala BKKBN (1999) melalui Siti
Partini (2011: 7) yang menyatakan bahwa Indonesia telah memasuki era
penduduk berstruktur tua (aging population), bahkan sejak tahun 1995 untuk
beberapa provinsi di Indonesia proporsi lanjut usianya bahkan telah jauh
berada diatas patokan penduduk berstruktur tua yakni 7%, antara lain Daerah
Istimewa Yogyakarta (12,5%), Jawa Timur (9,46%), Bali (8,93%), Jawa
4
Tengah (8.9%), dan Sumatra Barat (7,98%). Selanjutnya (Siti Partini, 2011: 7)
melalui Budihardja, (2008) dalam seminar tentang usia lanjut menyatakan
bahwa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RP JMN)
Depkes diharapkan Umur Harapan Hidup (UHH) meningkat dari 66,2 tahun
pada tahun 2004 menjadi 70,6 tahun pada tahun 2009.
Dari berbagai kejadian yang ada, pemerintah seharusnya sadar bahwa
sudah saatnya mengapresiasi para lansia dengan bersikap adil, yang tidak
dapat disamakan dengan perlakuan terhadap anak-anak dan para remaja.
Pemerintah seharusnya mempunyai mekanisme untuk memberdayakan
lansia sesuai dengan umur mereka, membantunya melalui tahap
perkembangan, dan menyertakannya dalam proses transformasi pendidikan
moral. Dengan demikian mereka tidak merasa terabaikan dan terasingkan.
Dalam UU No. 13 tahun 1998 Pasal 9 di sebutkan bahwa upaya
pemberdayaan lanjut usia dimaksudkan agar lanjut usia tetap dapat
melaksanakan fungsi sosialnya dan berperan aktif secara wajar dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik bagi lanjut usia potensial
maupun lanjut usia tidak potensial. Untuk dapat memberdayakan para lansia
tersebut diperlukan adanya ssuatu program yang sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan para lansia. Kebutuhan lansia tidak hanya berupa perhatian
terhadap kesehatan fisik namun juga kesehatan psikisnya. Beberapa program
untuk para lansia difokuskan pada kesehatan lansia, kesehatan memang
penting namun kebutuhan lansia untuk terus bersosialisasi dengan teman
sebaya juga penting dalam menopang kesehatan psikis lansia.
5
Ambar T. Sulistitayani (2004 : 77-78), mengungkapkan bahwa
pemberdayaan merupakan sebuah proses menuju berdaya, atau proses untuk
memperoleh daya/kekuatan/kemampuan, dan atau proses pemberian
daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang
kurang atau belum berdaya. Proses merujuk pada tindakan yang dilakukan
secara bertahap untuk mengubah kondisi masyarakat yang kurang atau belum
berdaya menuju keberdayaan dengan menciptakan suasana yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang dengan cara mendorong,
membangkitkan, dan memotivasi kesadaran akan potensi yang dimiliki hingga
timbul kemandirian. Dengan demikian adanya pemberdayaan lansia
memungkinkan para lansia tetap dapat berkontribusi sesuai dengan potensi
yang dimilikinya, terutama bagi lansia yang masih potensial, hingga mereka
menjadi mandiri. untuk mencapai kemandirian harus melalui beberapa tahap
pemberdayaan yaitu tahap penyadaran dan pembentukan perilaku, tahap
transformasi kemampuan, dan tahap peningkatan kemampuan.
Dalam rangka pemberdayaan lansia telah banyak program yang
digulirkan oleh pemerintah untuk para lansia dalam berbagai bidang, antara
lain bidang kesehatan, bidang sosial, bidang mental spiritual, bidang
pendidikan dan bidang ekonomi. Dalam bidang kesehatan seperti Puskesmas
Santun Lansia, Posyandu lansia, Home Care, dan Jamkesmas bagi lansia tidak
mampu. Dalam bidang sosial antara lain melalui pelayanan sosial di dalam
panti, pelayanan sosial di luar panti dengan melibatkan keluarga dan
masyarakat seperti Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Lansia, Kelompok Usaha
6
Bersama (KUBE) Lansia, serta adanya Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU).
Dibidang pendidikan lansia dibina dengan berbagai penyuluhan, serta
dibidang ekonomi meliputi pelayanan penempatan kerja dan perluasan
kesempatan kerja.
Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundang-
undangan, yang diantaranya seperti tercantum dalam UU No.23 Tahun 1992
tentang Kesehatan, dimana pada pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan
manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu
penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas
hidupnya secara optimal.
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah
telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia
untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sebagai wujud nyata
pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah
telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang.
Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia, pelayanan
kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan
tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Dalam permasalah yang ada diatas
puskesmas adalah salah satu lembaga yang mampu memberdayakan kesehatan
lansia. Adapun berbagai macam program yang disediakan oleh puskesmas
7
seperti kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), posyandu lansia adalah
pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu
yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan posyandu lansia merupakan pengembangan
dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran
serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraannya. Selama ini lebih banyak dikenal untuk melayani
kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan di puskesmas,
ada juga jenis program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk melayani
para lanjut usia. Karena manula (manusia usia lanjut) juga memerlukan
perhatian khusus, mengingat perkembangan fisik dan mentalnya yang rentan
dengan bermacam masalah kesehatan.
Dalam hal ini Puskesmas merupakan salah satu alternatif pilihan bagi
lanjut usia untuk memberikan pelayanan terhadap usia lanjut. Dimana
sejahtera itu sendiri menurut Undang-Undang No 13 tahun 1998
Kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 yang berbunyi “Kesejahteraan adalah
suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun spiritual
yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman lahir batin
yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan pemenuhan
kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri,
keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi
manusia sesuai dengan Pancasila”.
8
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung
memberikan pelayanan secara mrnyeluruh kepada masyarakat dalam satu
wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.sebagai unit
pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja
(Depkes RI, 2004). Puskesmas Purwokerto Selatan dituntut untuk memberikan
pelayanan yang mengedepankan kualitas. Puskesmas Purwokerto Selatan
sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu , dan
berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private
goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Puskesmas
melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai
bentuk usaha pembangunan kesehatan.
Adapun peran dan fungsi pokok dari Puskesmas adalah :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat diwilayah kerjanya.
Dalam kaitannya dengan peran yang ketiga yaitu memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu, kegiatan penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat tentang berbagai masalah kesehatan juga harus diberi
tempat. Petugas Puskesmas memberikan penyuluhan tentang kesehatan
9
pribadi, sanitasi, gizi, kesehatan jiwa, imunisasi, KIA, pencegahan penyakit
dan KB. Yang mana tugas tersebut sangat berkaitan dengan tugas promotif,
yang bertujuan agar konsep dan praktek kesehatan yang masih baru dapat
diterima masyarakat (Sciortino,1999:54).
Di Puskesmas Purwokerto Selatan terdapat beberapa program
pelayanan untuk memberdayakan lansia yaitu seperti senam lansia yang
dilaksanakan di puskesmas, cek up kesehatan yang dilaksanakan di beberapa
pos naungan Puskesmas, serta penyuluhan program yang dilaksanakan di
Balai Desa terdekat. Puskesmas Purwokerto Selatan menaungi 9 Posyandu
lansia dengan jumlah lansia 35 orang per Posyandu.
Disamping itu adapun program seperti senam lansia yang dilaksanakan
guna memberdayakan lansia agar para lansia tetap segar bugar dan mampu
menjalani hidup mereka seperti biasa. Penyuluhan kesehatan juga merupakan
program unggulan yang ditujukan untuk lansia, penyuluhan kesehatan ini
meliputi berbagai macam penyakit yang menyerang lansia seperti hipertensi,
gula, jantung. Adapun penyuluhan gizi agar lansia juga mengetahui apa saja
gizi yang harus terpenuhi pada para lansia.
Dengan melihat berbagai urgensi mengenai kesehatan lansia yang telah
dipaparkan diatas, peneliti mengangkat penelitian untuk menggali apa saja
peran puskesmas sebagai lembaga pemerintah yang paling dekat dengan
masyarakat di bidang kesehatan dalam memberdayakan kesehatan lansia.
10
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas dapat di
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Lanjut usia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri secara
sempurna.
2. Penurunan kondisi fisik dan psikologis menyebabkan lansia mengalami
berbagai macam permasalahan seperti permasalahan sosial, fisik, dan
psikologis.
3. Kurangnya sosialisasi tentang program pemberdayaan lansia di Puskesmas
Purwokerto Selatan sehingga Puskesmas dianggap seperti rumah sakit
(sebagai tempat untuk orang-orang sakit).
4. Tuntutan profesi atau pekerjaan yang menyita hampir semua waktu
sehingga keluarga tidak lagi mempunyai kesempatan untuk memberikan
perhatian dan perawatan kepada para lanjut usia.
5. Latar belakang lansia dan karakter lansia yang berbeda-beda yang menjadi
faktor penghambat pegawai Puskesmas dalam menjalankan perannya,
sehinnga keaktifan dan kekreatifan pegawai Puskesmas diperlukan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan di atas, tidak
seluruhnya dikaji dalam penilitian ini mengingat adanya keterbatasan waktu,
kemampuan dan dana. Agar penelitian ini lebih mendalam, maka fokus
penelitian dibatasi pada peran Puskesmas dalam upaya memberdayakan
kesehatan lansia di Purwokerto Selatan.
11
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah peneliti kemukaan diatas,
maka dapat dirumuskan secara operasional permasalahan sebagai berikut :
1. Apa saja program pemberdayaan lansia yang ada di Puskesmas
Purwokerto Selatan ?
2. Bagaimana ketercapaian dari program pemberdayaan lansia di Puskesmas
Purwokerto Selatan ?
3. Faktor apa saja yang menjadi penghamat dan pendukung dari pelaksanaan
program memberdayakan lansia untuk meningkatkan kesehatan lansia di
Puskesmas Purwokerto Selatan ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan apa saja program pemberdayaan lansia yang ada di
puskesmas purwokerto selatan.
2. Mendeskripsikan ketercapaian program pemberdayaan lansia di
puskesmas purwokerto selatan.
3. Mendeskripskan faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat
dari pelaksanaan program pelayanan kesehatan lansia di puskesmas
purwokerto selatan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi praktisi dan akademisi, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah
di bidang Pendidikan Luar Sekolah khususnya pengetahuan tentang lansia.
12
2. Bagi Puskesmas Purwokerto Selatan, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pelaksanaan program
pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan.
3. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan
tentang peran puskesmas dalam program pelayanan kesehatan lansia di
Puskesmas Purwokerto Selatan.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Lanjut Usia
1. Pengertian lanjut usia
Menurut E.B Surbakti (2013: 1-2), menjelaskan bahwa usia
lanjut adalah orang-orang yang sudah berusia enam puluh lima tahun
keatas yang secara nomal mereka sudah mengalami berbagai
kemunduran kemampuan (kapasitas dan kapabilitas) baik fisiologis
maupun psikologis. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :
a. Kemunduran kemampuan bereaksi b. Kemunduran daya refleksi c. Kemunduran kemampuan kognisi (seperti daya ingat
terutama ingatan jangka pendek) d. Kemunduran daya talar (penalaran) e. Kemunduran kemampuan menganalisa ( daya analitis) f. Kemunduran fisik g. Kemunduran kesehatan
Lansia adalah seseorang yang dapat mengalami perubahan
biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (UU No.23 Tahun 1992 tentang
kesehatan).
Pengertian dan penggolongan lansia menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang lansia sebagai
berikut : Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun
keatas, dan ada dua kategori : Lansia usia potensial adalah lansia yang
masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat
menghasilkan barang atau jasa. Lansia tidak potensial adalah lansia
14
yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung
pada orang lain. Jadi bisa disimpulkan lansia adalah seseorang yang
usianya diatas 60 tahun ada yang masih produktif yang mampu
memenuhi kebutuhannya sendiri dan lansia yang tidak produktif yang
tergantung kepada orang lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurut Masyam (2008: 17) lansia dibagi dalam lima klasifikasi,
meliputi :
1) Pralansia yaitu seorang yang berusia antara 45-59 tahun, 2) lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, 3) lansia resiko tinggi yaitu seorang berusia 70 tahun atau lebih, 4) lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan jasa, 5) lansia tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain”(Maryam, 2008: 17)
Pada usia lanjut, terjadi penurunan kondisi fisik atau biologis,
kondisi psikologis, serta perubahan kondisi sosial bahkan juga
masyarakat menganggap seakan tugas-tugasnya sudah selesai, mereka
berhenti bekerja dan semakin mengundurkan diri dari pergaulan
bermasyarakat yang juga merupakan salah satu ciri fase ini, biasanya
usia lanjut merenungkan hakikat hidupnya dengan lebih intensif serta
mencoba mendekatkan dirinya kepada Tuhan.
Susanto Wibisono (1991: 21) mengungkapkan bahwa usia
lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang
mencapai usia lanjut tersebut dan merupakan kenyataan yang tidak
dapat dihindari. Berbagai kalangan ahli menggunakan usia 60 tahun
15
sebagai batas kelompok lanjut usia. Prayitno (1982: 55)
mengungkapkan bahwa pembagian umur yang dipakai patokan oleh
WHO mengenai usia lanjut adalah :
a. Usia lanjut muda (young old) Umur 60-69 tahun
b. Usia lanjut menengah (middle old) Umur 70-79 tahun
c. Usia lanjut tua (old) Umur 80-89 tahun
d. Usia sangat lanjut (very old) Usia lebih 90 tahun
Dari pengertian lanjut usia yang telah diuraikan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa lanjut usia adalah kondisi dimana seseorang
telah menempuh umur selama 60 tahun lebih dengan kondisi fisik yang
semakin menurun dan berkurang. Seseorang dikatakan lanjut usia
tergantung dari aspek yang ditinjau. Lanjut usia merupakan fase
menurunnya kemampuan akal dan fisik yang dimulai dengan adanya
beberapa perubahan dalam hidup misalnya dalam perubahan kesehatan
fisik sehingga mereka harus mengurangi aktifitas atau kegiatan yang
tidak sesuai dengan kemampuan nya lagi dan yang dapat mengganggu
kesehatan fisiknya. Dengan usianya yang sudah lanjut biasanya dapat
mengalami berbagai macam jenis penyakit. Sehingga bagi para lanjut
usia semestinya harus berhati-hati dalam menjaga keadaan tubuhnya
karena biasanya lanjut usia sangat rentan terhadap berbagai resiko
yang ada.
16
Lanjut usia bisa dibagi menjadi dua yaitu lanjut usia yang
potensial dan lanjut usia yang tidak potensial. Lanjut usia yang
potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan mampu menghasilkan barang atau jasa. Sedangkan lanjut usia
yang tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari
nafkah sehingga hidupnya bergantung pada orang lain.
2. Masalah yang dihadapi usia lanjut
a. Masalah pada usia menengah atau pra lanjut usia (active aging,
10 : 2010) :
1) Keuangan dengan penghasilan yang menurun secara
drastis.
2) Hubungan sosial yang terganggu dengan suami/isteri/anak
maupun keluarga besar masyarakat terutama menghadapi
anak remaja/dewasa muda dengan berbagai permasalahan
sosialnya.
3) Usia yang membatasi karir untuk jabatan yang lebih tinggi.
4) Kekhawatiran menghadapi masa depan yang gejalanya
biasa disedub sindrme pasca berkuasa (post power
syndrome) berpotensi menyebabkan penyakit mendadak
dan/ kematian (terutama laki-laki).
5) Persiapan untuk pengembangan karir kedua perlu dilakukan
pada masa persiapan pension.
17
b. Masalah pada lanjut usia (active aging, 11:2010)
1) Hubungan keluarga menjadi kurang harmonis, terutama bagi
lansia laki-laki yang cenderung menyendiri dibandingkan
lansia perempuan yang diasuh oleh keluarga besar.
2) Terjadi perubahan hubungan sosial karena lanjut usia
cenderung mengisolasi diri dan kurang melakukan
sosialisasi dengan sebaya, sejawat lebih muda, anak dan
cucu.
3) Menurunnya daya tahan tubuh sehingga penyembuhan
penyakit menjadi lebih lama.
4) Akses transportasi yang tidak/belum ramah lanjut usia dan
terlalu jauh dari rumah.
5) Berat beban pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan
sendiri dan tidak jarang untuk anggota keluarga yag lain
seperti menjaga rumah, pekerjaan rumah, mengasuh cucu,
dan lain-lain.
Selain itu masalah yang pada umumnya dihadapi oleh lansia
dikelompokan menjadi masalah ekonomi, masalah sosial budaya,
masalah kesehatan, dan masalah psikologi.
a. Masalah ekonomi
Pada masa lanjut usia ditandai dengan menurunnya
produktifitas kerja, memasuki masa pensiun atau berhentinya
18
pekerjaan utama. Hal ini berakibat pada menurunnya pendapatan
yang kemudian berkaitan pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Menurut Hurlock (2004: 396) dalam Siti Partini (2011: 11)
menyatakan bahwa apabila pendapatan orang usia lanjut secara drastis berkurang maka minat untuk mencari uang tidak lagi berorientasi pada apa yang bisa dilakukan pada kehidupan masa muda, tetapi untuk sekedar menjaga mereka tetap mandiri. yang mereka memikirkan yaitu bagaimana mereka tinggal, dimana dan bagaimana mereka tidak tergantung pada saudaranya atau tidak tergantung pada bantuan orang lain.
b. Masalah sosial budaya
Memasuki masa tua ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik dengan anggota keluarga masyarakat, maupun teman kerja sebagai akibat terputusnya hubungan kerja karena pensiun.Kurangnya kontak sosial ini juga menimbulkan perasaan kesepian, murung terasingkan. Hal ini tidak sejalan dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang didalam hidupnya selalu membutuhkan kehadiran orang lain (Siti Partini, 2011: 12).
Menghadapi kenyataan ini maka pelu dibentuk kelompok-
kelompok usia lanjut yang memiliki kegiatan mempertemukan para
anggota lanjut usia lainnya sehingga kontak sosial pun
berlangsung.
c. Masalah kesehatan
Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena proses
penuaan yang berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik,
timbulnya berbagai macam penyakit.
Masa tua ditandai oleh penurunan fungsi fisik dan rentan terhadap berbagai penyakit ini disebabkan oleh
19
menurunnya fungsi berbagai organ tubuh. Diperlukan pelayanan kesehatan terutama untuk kelainan degrenatif demi meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lannjut agar tercapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaan (Siti Partini, 2011: 13).
Departemen Kesehatan mencanangkan tujuan program
kesehatan lanjut usia adalah meningkatkan derajat kesehatan
lansia agar tetap sehat, mandiri dan berdaya guna sehingga
tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun
masyarakat.
d. Masalah psikologis
Masalah psikologis yang dihadapi usia lanjut pada
umumnya meliputi : kesepian, terasing dari lingkungannya,
ketidakberdayaan, perasaan tidak berguna, kurang percaya diri,
ketergantungan dll. Berbagai persoalan tersebut bersumber dari
menurunnya fungsi-fungsi fisik dan psikis akibat proses
penuaan.
Kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan akan rasa
aman (the safety needs), kebutuhan akan masa memiliki dan
dimiliki serta rasa kasih saying (the belongingness and love
needs), kebutuhan akan rasa aman. Adanya aktivitas pekerja
merupakan salah satu bentuk kebutuhan akan rasa aman.
20
3. Klasifikasi Lansia
Lansia merupakan seseorang yang sudah mencapai umur
enam puluh tahun keatas. Oleh karna itu terdapat berbagai macam
klasifiskasi yang dapat dikategorikan dalam jenis lansia, yaitu :
a. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Wahjudii Nugroho
(1992: 13) menggolongkan lanjut usia menjadi empat yaitu :
1) Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun
2) Usia lanjut (olderly) 60-74 tahun
3) Lanjut usia tua (ld) 75-90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) diatan 90 tahun
b. Klasifikasi lansia menurut UU no 13 Tahun 1998
1) Lansia
Seorang yang berusia 60 tahun atau lebih
2) Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau
kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa.
3) Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak mampu lagi mencari nafkah, shingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
4. Pelayanan terhadap lanjut usia
Pelayanan terhadap lansia pada konteks ini yang dimaksud
adalah pelayanan dalam bentuk jasa/pelayanan karena tidak
berbentuk barang atau tidak berwujud. Seperti yang diungkapkan
21
oleh Koder dan Amstrong (1993: 494) jasa adalah setiap kegiatan
atau manfaat yang ditawarkan kepada pihak lain, yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan
sesuatu. Proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan
suatu produk fisik. Sementara Robert D. Reid (1989: 29)
memberikan penjelasan mengenai jasa adalah sesuatu yang tidak
berwujud tidak seperti produk yang berwujud jasa bukan barang
fisik, tapi sesuatu yang menghadirkan kegiatan atau perbuatan.
Kehadiran ini umumnya dilakukan atas dasar personal yang sering
berhadap-hadapan langsung antara individu.
Christian Gonroos (1990: 27) mencoba memadukan
pengertian jasa sebagai aktifitas dari suatu hakikat yang tidak
berwujud yang berinteraksi antara konsumen dan pemberi jasa dan
sumber daya fisik atau barang dan system yang memberikan jasa,
yang meberikan solusi bagi masalah-maslaah konsumen.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan
terhadap lanjut usia adalah sebuah pelaksana kegiatan yang
diwujudkan dalam perbuatan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang dibutuhkan oleh lansia.
5. Kesehatan lanjut usia
Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan, pengertian kesehatan adalah suatu keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang dapat
22
memberikan kesempatan hidup sehat bagi setiap orang sehingga
dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang semaksimal
mungkin. Kualitas SDM suatu bangsa dilihat dari derajat kesehatan
yang ada (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010).
Hal ini sejalan dengan Undang-undang Lansia No. 13
Tahun 1998 Bab VI Pasal 14 ayat (1) pelayanan kesehatan
dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan dan kemampuan lanjut usia, agar kondisi fisik, mental,
dan sosialnya dapat berfungsi secara wajar, ayat (2) disebutkan
bahwa pelayanan kesehatan yang dilakukan pemerintah berupa
peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan
lansia, upaya penyembuhan (kuratif) yang diperluas pada bidang
pelayanan geriatik/gerontologik, dan pengembangan lembaga
perawatan lanjut usia yang menderita penyakit kroni dan penyakit
terminal, dan ayat (3) disebutkan bahwa untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan bagi lansia yang tidak mampu, diberikan
keringanan biaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan
lanjut usia yaitu keadaan sehat baik jasmani dan rohani yang dapat
memberikan kesempatan hidup bagi lanjut usia.
23
B. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Menurut Eddy Ch. Papilaya (dalam Zubaedi, 2007 : 42).
Pemberdayaan diartikan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan
harkat dan martabat golongan masyarakat yang sedang dalam
kondisi kurang mampu sehingga mereka dapat melepaskan diri dari
kemiskinan dan keterbelakangan melelui upaya membangun
kemampuan masyarakat dengan mendorong, memotivasi, dan
membangkitkan potensi yang dimiliki menjadi tindakan nyata.
Menurut Suparjan dan Hempri Suyatno (2003 : 50), onsep
pemberdayaan merupakan proes belajar yang menekankan
orientasi pada proses serta partisipasi masyarakat sehingga tumbuh
keinginan dan kemampuan untuk mengembangkan diri dengan
kemampuan mengidentifikasi kebutuhan, sumber daya, dan
peluang. Kedua pengertian tersebut mengacu pada upaya
peningkatan taraf hidup masyarakat dengan melibatkan partisipasi
dari masyarakat sendiri yang tentunya lebih mengetahui potensi
yang dimiliki ioleh mereka sendiri sehingga dapat berperan aktif
dalam kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan menurut Jim Ife (dalam Zubaedi, 2007 : 98),
pemberdayaan yaitu memberikan sumber daya, kesempatan,
pengetahuan, dan keterampilan pada warga untuk meningkatkan
24
kemampuan mereka dalam menentukan masa depannya sendiri dan
berpartisipasi dalam mempengaruhi kehidupan dari masyarakatnya.
Secara etimologi pemberdayaan berasal dari kata dasar
daya yang berarti kekuatan atau kemampuan, pemberdayaan dapat
dimaknai dengan suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk
memperoleh daya/kekuatan/kekampuan, dan/atau proses
pemberian daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang memiliki
daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya (Ambar
Sulistiyani, 2004 : 77-79). Proses merujuk pada suatu tindakan
nyata yang dilakukan secara bertahap untuk mengubah kondisi
masyarakat yang lemah dalam hal penguasaan pengetahuan, sikap
perilaku sadar dan kecakapan keterampilan menjadi lebih baik
dalam penguasaan ketiga hal tersebut.
Menurut Isbandi (2008 : 79), makna pemberdayaan itu
bukan hanya satu interpretasi melainkan bisa lebih dari sattu
interpretasi bergantung pada tujuan pembangunan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpilkan bahwa
pemberdayaan pada lansia lebih dimaknai sebagai sebuah upaya
peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam rangka
meningkatkan peran lansia dalam kehidupan bermasyarakat sesuai
dengan potensi yang dimiliki dengan melibatkan partisipasii diri
lansia sebagai penggerak utama.
25
2. Pola Pemberdayaan Masyarakat
Perbedaan sudut pandang seseorang dalam menilai apa
yang sesuai bagi masyarakat dalam rangka memberdayakan
masyarakat menyebabkan munculnya berbagai pola pemberdayaan
masyarakat. Menurut Tatang M. Amirin (2010 : 39), pola sendiri
diartikan sebagai model (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan)
yang merupakan gambaran mengenai suatu realitas yang
menggambarkan sesuatu bekerja guna memudahkan memahami
atau mengkajinya. Pola dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
artinya system, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Dengan
kata lain pola pemberdayaan masyarakat merupakan tahapan atau
proses, dengan demikian pola pemberdayaan masyarakat
merupakan tahapan atau proses untuk memperoleh daya atau
kemampuan dari yang belum atau kurang berdaya hingga mampu
dan berdaya secara mandiri.
Proses pemberdayaan mengacu pada Unitide Nations
seperti yang diungkapkan oleh Mangatas Tampubolon (dalam
Zubaedi, 2007 : 100-103), yaitu :
a. Mengetahui karakteristik masyarakat setempat b. Mengumpulkan informasi terkait masyarakat setempat c. Mencari dukungan key person setempat d. Mensitulasi masyarakat untuk mulai menyadari adanya
masalah e. Memfasilitasi masyarakat dan mendiskusikan dan
mecari solusi atas permasalahannya
26
f. Membantu mengenali skala prioritas penyelesaian masalah
g. Membangun rasa percaya diri h. Menetapkan program yang akan dijalankan sesuai skala
prioritas i. Mengenali dan mengetahui kekuatan yang dimiliki
untuk memecahkan masalah j. Memberdyakan agar mampu menyelesaikan masalah
secara berkesinambungan k. Tumbuhnya kemandirian masyarakatyaitu kemampuan
menolong diri sendiri dan orang lain
Menurut Ambar T Sulistyani (2004 :83-84), terdapat
beberapa tahapan yang harus dilalui dalam pemberdayaan,
tahapan-tahapan tersebut yaitu :
a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli akan perlunya peningkatan kapasitas diri.
b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapa-keterampilan agar dapat mengambil peran di masyarakat
c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-ketrampilan sehingga terbentuk inisiatif dan inovasi yang berujung pada kemandirian.
Menurut Hogan (dalam Isbandi, 2008: 84-86),
pemberdayaan itu bersifat berkesinambungan sebagai sebuah siklus
yang terdiri dari lima tahapan utama, yaitu :
a. Menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan dan yang tidak meberdayakan.
b. Mendiskusikan alas an mengapa terjadi pemberdayaan dan penidakberdayaan.
c. Mengidentifikasi suatu masalah atau proyek. d. Mengidentifikasi basis daya atau kekuatan yang
bermakna untuk melakukan perubahan. e. Mengembangkan rencana aksi dan
implementasikannya.
27
Dalam setiap tahapan dari pemberdayaan selalu melibatkan
proses identifikasi baik berupa identifikasi masalah maupun
identifikasi potensi sebagai awalan untuk menentukan langkah
selanjutnya. Namun sebeum melakukan identifikasi tentu perlu adanya
penyadaran pada masyarakat mengenai perlunya sasaran untuk
memberdayakan diri mereka sendiri. Setelah mereka menyadari dan
mampu mengidentifikasi maka langkah selanjutnya adalah tindakan
nyata dalam mewujudkan keberdayaan mereka.
3. Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Mathews (dalam Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato,
2013 : 105) menjelaskan bahwa prinsip adalah suatu pernyataan
tentang kebijakan yang dijadikan pedoman dalam pengambilan
keputusan dan melaksanakan kegiatan secara konsisten. Sehingga
seorang penyuluh dalam melaksanakan kegiatannya harus berpegang
teguh pada prinsip-prinsip pemberdayaan yang telah ada. Adapun
prinsip-prinsip dalam pemberdayaan masyarakat menurut Dhana dan
Bhatnagar (dalam Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, 2013:
16) yaitu :
a. Minat dan kebutuhan b. Organisasi masyarakat bawah c. Keragaman budaya d. Perubahan budaya e. Kerjasama dan partisipasi f. Demokrasi dalam penerapan ilmu g. Belajar sambil bekerja h. Penggunaan metode yang sesuai
28
i. Kepemimpinan j. Spesialis yang terlatih k. Segenap keluarga l. Kepuasaan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan
masyarakat perlu mempertimbangkan berbagai prinsip yaitu :
a. Pemberdayaan harus sesuai dengan tujuan, sasaran dan manfaat
yang tepat sesuai dengan apa yang ingin diberdayakan.
b. Pemberdayaan harus dilandasi dengan adanya peran aktif
anatara yang memberdayakan dan diberdayakan.
c. Pemberdayaan harus dilakukan dengan terampil oleh penyuluh
agar materi cepat dikuasai oleh masyarakat.
4. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk
membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan
mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian
masyarakat adalah merupakan suatu kondisi yang dialami oleh
masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan,
memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi
mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan
mempergunakan daya kemampuan yang terdiri atas kemampuan
kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan mengerahkan
sumberdaya yang di miliki oleh lingkungan internal masyarakat
tersebut.
29
Terjadinya keberdayaan pada empat aspek tersebut (afektif,
kognitif dan psikomotorik) akan dapat memberikan kontribusi pada
terciptanya kemandirian masyarakat yang dicita-citakan, dalam
masyarakat akan terjadi kecukupan wawasan, yang dilengkapi
dengan kecakapan-keterampilan yang memadai, diperkuat oleh
rasa memerlukan pembangunan dan perilaku sadar akan kebutuhan
tersebut. (Ambar Teguh S, 2004:80-81)
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto (2013 : 109)
mengklasifikasikan beberapa tujuan pemberdayaan masyarakat,
yaitu :
a. Perbaikan pendidikan Dalam arti pemberdayaan harus dirancang sebagai bentuk pendidkan yang lebih baik.
b. Perbaikan aksebilitas Dengan tumbuh dan berkembangnya semangat belajar seumur hidup diharapkan akan memperbaiki aksebilitasnya.
c. Perbaikan tindakan Dengan berbekal perbaikan pendidikan dan perbaikan aksebilitas dengan beragam sumberdaya yang lebih baik diharapkan akan terjadi tindakan-tindakan yang semakin lebih baik.
d. Perbaikan kelembagaan Dengan perbaikan kegiatan atau tindakan yang dilakukan diharapkan akan memperbaikai kelembagaan, temasuk pengembangan jejaring kemitra-usahaan.
e. Perbaikan usaha Perbaikan pendidikan (semangat belajar), perbaikan aksesbilitas, kegiatan dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki bisnis yang dilakukan.
f. Perbaikan pendapatan Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, dharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya termasuk pendapatan keluarga dan masyarakat
30
g. Perbaikan lingkungan Perbaikan pendapatan diharapkan mampu memperbaiki lingkungan (fisik dan sosial), karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas.
h. Perbaikan kehidupan Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan akan membaik, diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat.
i. Perbaikan masyarakat Keadaan kehidupan yang lebih baik, yang didukung oleh keadaan lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan akan terwujudnya kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
diadakan pemberdayaan masyarakat adalah dimulai dengan
pemberdayaan pendidikan. Pemberdyaan pendidikan diharapkan
dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik, misalnya
dengan meningkatnya pendapatan ekonomi yang didapat dari
berberapa usaha dan kerja maupun bisnin yang dilakukan. Dengan
demikian tujuan pemberdayaan akan tercipta apabila semua
masyarakat di berdyakan dari segi dasar yaitu pendidikan yang
nantinya akan berdampak terhadap kesejahteraan hidup
masyarakat.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan
Menurut Shrode dan Voich (Tatang M. Amirin, 2003 : 23),
ada empat kriteria untuk menentukan penting tidaknya suatu tujuan
yaitu mutu atau kualitasnya, banyaknya atau kuantitasnya, waktu
dan biaya.
31
Keempat hal tersebut dapat mejadi suatu faktor yang dapat
mendukung maupun menghambat keberhasilan suatu tujuan,
keempatnya kadang tidak berjalan seiringan tetapi dipilih mana
yang paling menguntungkan. Dalam hal jumlah, banyaknya
anggota dan ketersediaan sarana prasarana. Dalam hal mutu,
kemampuan pelatih dan daya tangkap serta sikap anggota
merupakan hal yang cukup penting untuk diperhatikan. Waktu dan
biaya juga penting dalam mendukung keberlangsungan suatu
lembaga dan kegiatan.
Dari empat criteria yaitu mutu, jumlah, waktu dan biaya,
pilihan criteria mana yang dipegang oleh seseorang atau suatu
lembaga juga tergantung pada banyak hal diataranya faktor
kebutuhan, system nilai yang dianut, dan juga kemampuan
keuangan sehingga akhirnya timbul perhitungan untung-rugi
(Tatang M. Amirin, 2010: 24)
Pilihan yang dipergunakan dalam mempertimbangkan
kriteria mutu, jumlah, waktu dan biaya didasarkan pada mana yang
lebih menguntungkan sehingga bisa saja terjadi perpaduan dari
lebih satu kriteria yang dipilih.
32
C. Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelaksana tekhnis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.Puskesmas
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar memperoleh derajat yang optimal. (Pedoman
Perencanaan Tingkat Puskesmas Departemen Kesehatan RI:2006)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menyebutkan
bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya (Kemenkes RI, 2014).
Menurut Depkes RI (2004) puskesmas merupakan unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja
(Effendi, 2009).
33
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan
pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif
(pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan
tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari
pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia (Effendi, 2009).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok.
2. Tujuan Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang: a) memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; b) mampu
menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, c) hidup dalam
lingkungan sehat; dan d) memiliki derajat kesehatan yang optimal,
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
34
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya (Trihono, 2005).
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
Puskesmas untuk menyembuhkan penyakit, pemulihan kesehatan
perorangan, memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit
3. Fungsi Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014, bahwa puskesmas menyelenggarakan
fungsi:
1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat
pertama di wilayah kerjanya.
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas
yaitu: pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang
berarti puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
35
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping
itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan
dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah
kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Menurut Effendi (2009) ada beberapa proses dalam
melaksanakan fungsi tersebut yaitu merangsang masyarakat dan
sekitarnya untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong
dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang
bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien, memberikan bantuan yang bersifat
bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan
kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
serta tidak menimbulkan ketergantungan serta dapat memberikan
pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat, bekerja sama
dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program puskesmas. Sehingga dalam pelayanannya lebih mudah.
Menurut Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
No. 128/MENKES/SK/II/2004 puskesmas memiliki fungsi antara
lain :
a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
36
Puskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
b. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
meperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaan, serta menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan, pemberdayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan
dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial
dan budaya masyarakat setempat.
c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Pelayanan tingkat pertama yang menjadi
tanggung jawab puskesmas meliputi :
1) Pelayanan Kesehatan Perorangan
2) Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Puskesmas melakukan beberapa cara untuk merangsang
37
masyarakat melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong
dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang
bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya secara efektif
dan efisien, memberikan bantuan yang bersifat bimbingan dan
rujukan medis kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
tidak menimbulkan ketergantungan, memberikan pelayanan
kesehatan langsung kepada masyarakat, bekerjasama dengan sektor
bersangkutan dalam melaksanakan program kesehatan
4. Peran Puskesmas
Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai
institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan
manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam
bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui
sistem perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana
kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan
yang akurat. Pada masa mendatang, puskesmas juga dituntut
berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya
peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu
(Effendi, 2009).
5. Upaya penyelenggaraan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui
puskesmas yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia
38
sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang
keduanya jika ditinjau dari kesehatan nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi dua yakni upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pengembang (Trihono, 2005).
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global
serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah
Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah upaya promosi
kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan
anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat,
upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
upaya pengobatan (Trihono, 2005). Sedangkan upaya kesehatan
pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu upaya kesehatan
sekolah, upaya kesehatran oleh raga, upaya perawatan kesehatan
masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan
39
mulut,upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya
kesehatan usia lanjut dan upaya pembinaan pengobatan tradisional
(Trihono, 2005). Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat
pula bersifat upaya inovasi yakni upaya diluar upaya puskesmas
tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.Pengembangan dan
pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas (Trihono, 2005).
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan
oleh puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan
mempertimbangkan masukan dari konkes/BPKM/BPP. Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib
puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target
cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.
Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini
dilakukan oleh dinas kesehatankabupaten/kota. Dalam keadaan
tertentu upaya kesehatan pengembanganpuskesmas dapat pula
ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
(Trihono, 2005).
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan
upaya kesehatan pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan
masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung
jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu, dinas kesehatan
40
kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional
lainnya (Trihono, 2005).
Perlu diingat meskipun puskesmas menyelenggarakan
pelayanan medik spesialistik dan memiliki tenaga spesialis,
kedudukan dan fungsi puskesmas tetap sebagai sarana pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya (Trihono, 2005).
D. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Peran Pekerja Sosial di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)
Yogyakarta Unit Budi Luhur dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Lanjut Usia ( Skripsi Swastika Dela Prabandewi. 2014. Universitas
Negri Yogyakarta )
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pelaksanaan
kegiatan yang ada di PSTW Yogyakarta unit Budi Luhur antara
lain meliputi: (a) Pelayanan pengelolaan makanan, ( b) Pelayanan
Fisik, (c) Pelayanan psikis, (d) Pelayanan kesehatan, (e) Pelayanan
rohani, (f) Pelayanan sosial, (g) Pendampingan Ketrampilan dan
Kesenian. Peran Pekerja sosial Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Lansia di PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur
adalah, peran pekerja sosial sebagai pendidik, Pekerja sosial
sebagai pembela, Pekerja sosial sebagai mediator/fasilitator (
41
Perantara ), Pekerja sosial sebagai pemungkin ( Enabler ), Pekerja
sosial sebagai penjangkauan ( Outreach ).
Yang menjadi faktor pendukung dari peran pekerja sosial
lansia dalam meningkatkan kesejahteraan lansia di PSTW
Yogyakarta Unit Budi Luhur antara lain, adanya kolaborasi dengan
mahasiswa praktik yang ada di PSTW Yogyakarta unit Budhi
Luhur sangat membantu pekerja sosial dalam menjalankan
tugasnya, team work antar pekerja sosial yang saling mendukung,
mempunyai jejaring atau kerjasama dengan lembaga-lembaga lain,
sedangkan yang menjadi faktor penghambat dari peran pekerja
sosial lansia dalam meningkatkan kesejahteraan lansia di PSTW
Yogyakarta Unit Budi Luhur antara lain, karakter klien yang
berbeda-beda, kemaun klien yang berbeda-beda, dituntut untuk
memiliki lingkungan yang bersih akan tetapi simbah atau klien
mengalami defisit kebersihan.
Penelitian yang relevan diatas, berkaitan dengan penelitian
yang akan dilakukan mengenai peran Puskesmas dalan upaya
memberdayakan lansia untuk meningkatkan kesehatan lansia.
Disini kesamaan objek sebagai dasar penelitian yaitu mengenai
pemberdayaan lansia untuk meningkatkan kesehatan. Adapun
perbedaan antara peelitian yang akan dilakukan yaitu terdapat pada
subjek lembaga yang berbeda.
42
2. Persepsi Masyarakat terhadap Peranan Puskesmas (Studi
Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi masyarakat mengenai
peranan Puskesmas Jatinom dalam pelayanan kesehatan
masyarakat di Kelurahan Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten
Klaten). ( Skripsi Rahayu Purwatiningsih. 2008. Universitas
Sebelas Maret)
Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Jatinom,
Klaten dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat terhadap
pelayanan di Puskesmas Jatinom yaitu Proses pelayanan yang
diberikan oleh Puskesmas Jatinom pun daripersepsi masyarakat
dilihat sebagai hal yang sangat positif. Masyarakat merasa cukup
puas dengannya. Mengenai pelayanan Puskesmas Jatinom dapat
dilihat dari kecepatan, kemudahan dan kenyamanan pelayanan baik
pada saat mendaftar, admministrasi, pemeriksaan dan pengambilan
obat. Petugas-petugas Puskesmas Jatinom baik petugas medis
maupun non-medis dimata masyarakat dianggap sudah cukup
handal dalam melakukan pelayanan. Hal tersebut didukung oleh
beberapa hal berikut, yaitu penampilan fisik petugas yang bersih
dan rapi, sikap yang ramah dan sabar, serta sangat komunikatif
dalam pemberian informasi yang detail dan jelas kepada seluruh
pasien maupun pengunjung Puskesmas Jatinom. Petugas medis
yaitu dokter, perawat maupun asisten perawat di Puskesmas
Jatinom juga selalu bertindak cepat dan tepat dalam penanganan
43
pasien. Seluruh pasien maupun pengunjung sama-sama memiliki
hak yang sama yaitu diberi kesempatan untuk bertanya dan
menerima informasi tentang suatu hal selengkap mungkin.
E. Kerangka Berfikir
Lanjut usia merupakan orang yang sudah berusia enam puluh lima
tahun ketas yang secara normal mereka sudah mengalami brbagai
kemunuduran kemampuan baik fisiologis maupun psikologis. Untuk
meningkatkan kesehatan lansia diperlukannya dukungan keluarga agar
terjaganya kesehatan lanjut usia.
Di masa tua itu terdapat banyak masalah yang dihadapi oleh lanjut
usia,di antaranya adalah masalah ekonomi, masalah kesehatan, sosial
dan psikologis. Dan pada masa-masa seperti itu lansia akan merasa
terasingkan karena sudah mulai jarang berinteraksi dengan lingkungan
sekitar. Dengan adanya puskesmas merupakan alternatif pilihan bagi
lanjut usia untuk meningkatkan kesehatanya.
Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama
secara menyeluruh terpadu dan berkesinambungan. Ada beberapa cara
Puskesmas memberikan layanan untuk memberdayakan lansia seperti
senam lansia, cek up kesehatan dan penyuluhan program.
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, fokus penelitian ini adalah
menggali informasi tentang peran Puskesmas dalam upaya
44
memberdayakan lansia untuk meningkatkan kesehatan lansia serta
faktor-faktor yang mendukung dan penghambat dari peran Puskesmas
tersebut. Hal ini bertujuan agar hasil penelitian yang dillakukan dapat
menjadi acuan bagi lansia dan keluarga bawah peran Puskesmas
memiliki peran yang besar dan positif bagi kelangsungan kesehatan
lansia.
45
Gambar 1 : Kerangka Berfikir
LANSIA
Peran Puskesmas :
- Sebagai Penyelenggara kesehatan
- Sebagai pengorganisasian masyarakat
PUSKESMAS
Posyandu lansia :
- Kader lansia
- Tenaga medis
- Tokoh masyarakat
- Keluarga lansia
Lansia Berdaya
Masalah yang dihadapi lansia:
- Masalah ekonomi
- Masalah psikologis
- Masalah sosial
- Masalah kesehatan
46
F. Pertanyaan Penelitian
1. Apa saja program yang dilaksanakan di Puskesmas Purwokerto
Selatan untuk memberdayakan lansia dalam upaya meningkatkan
kesehatan lansia?
a. Bagaimana pelaksanaan program cek up kesehatan untuk
memberdayakan lansia ?
b. Bagaimana pelaksanaan program senam lansia untuk
memberdayakan lansia ?
c. Bagaimana pelaksanaan program penyuluhan kesehatan lansia
untuk memberdayakan lansia ?
2. Bagaimana ketercapaian dari program pelayanan kesehatan lansia
di Puskesmas Purwokerto Selatan?
a. Bagaimana ketercapaian program cek up kesehatan dalam
memberdayakan lansia ?
b. Bagaimana ketercapaian program senam lansia dalam
memberdayakan lansia ?
c. Bagaimana ketercapaian program penyuluhan kesehatan dalam
memberdayakan lansia ?
3. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dari pelaksanaan program
pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan?
4. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dari pelaksanaan
program pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas Purwokerto
Selatan?
47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam bukunya Djamian Satori
dan Aan Komariah yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif,
penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor
fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat
deskriptif seperti suatu proses langkah kerja, formula suatu resep,
pengertian-pengertian suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu
barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model
fisik sutau artefak dan lain sebagainya. Penelitian ini tetap memperhatikan
nilai-nilai yang ada pada lembaga.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Lexy J. Moleong, 2005:83)
Penelitian melalui pendekatan kualitatif deskriptif ini dimaksudkan untuk
mendeskripsikan, menguraikan dan menggambarkan tentang peran
puskesmas dalam upaya memberdayakan lansia untuk meningkatkan
kesehatan lansia di Puskesmas Purwokerto selatan.
48
B. Subyek Penelitian
Suharsimi Arikunto (2003:119) menerangkan bahwa subyek
penelitian merupakan sesuatu yang kedudukannya sentral karena pada
subyek peneliti itu data tentang variabel yang di teliti berada dan diamati
oleh peneliti.
Cara memilih informan dengan menggunakan purposive adalah
dengan memilih informan tergantung dengan kriteria apa yang digunakan.
Sehingga kita menentukan terlebih dahulu kriteria-kriteria informan yang
diambil. Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang peran Puskesmas
dalam upaya memberdayakan lansia untuk meningkatkan kesehatan lansia,
maka informan yang diperlukan adalah pegawai puskesmas purwokerto
selatan berjumlah 1 orang, kader lansia berjumlah 3 dan lansia berjumlah
11 lansia.
Kriteria informan (lanjut usia) sebagai berikut:
1. Orang lanjut usia yang masih sehat (bisa diajak untuk berkomunikasi)
2. Orang lanjut usia yang berkenan untuk di mintai informasi.
Tabel 1. Data Informan
Nama Informan Lama Massa Jabatan HP Pegawai Puskesmas 29 th SP Kader Lansia 10 th
OW Kader Lansia 10 th NP Kader Lansia 10 th SP Lansia - SY Lansia - SA Lansia - ST Lansia - WS Lansia -
49
Nama Informan Lama Masa Jabatan
ST Lansia - AM Lansia - TM Lansia - KW Lansia - YT Lansia - MR Lansia -
C. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Purwokerto Selatan yang
merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu
wilyah kerja.
Penelitian meliputi kegiatan para lansia di Puskesmas Purwokerto
Selatan. Penetapan dan penetuan lokasi penelitian didasarkan pada
pertimbangan bahwa:
1. Puskesmas Purwokerto Selatan merupakan salah satu tempat yang
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi penduduk
contohnya lansia agar memperoleh derajat yang optimal.
2. Puskesmas Purwokerto Selatan merupakan salah satu Unit Pelaksana
Teknis Daerah yang berada di bawah naungan Dinas Kesehatan.
D. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan
sekunder.
50
1. Data Primer
Adalah data yang diperoleh langsung dari informan dan pihak
lain yang terkait atau data memberikan wawancara langsung. Data
yang dibutuhkan adalah informasi mengenai peran pegawai
Puskesmas dan faktor-faktor pendukung maupun penghambatnya
dalam proses kegiatan peawatan lanjut usia.
2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh tidak langsung dari obyek penelitian
tetapi peneliti memperoleh data yang sudah jadi yang dikumpulkan
oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode. Dan pada penelitian
ini data data tersebut diperoleh dari perpustakaan, internet, maupun
koran.
E. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh jenis data yang dibutuhkan penelitian , maka
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis
dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan gejala yang jadi obyek
penelitian. Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para
Ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai
dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi(Nasution, 2002:
56). Observasi merupakan kegiatan yang mempelajari suatu gejala dan
peristiwa melalui upaya melihat dan mencatat data atau informasi
51
secara sistematis. Penilai tidak melibatkan diri pada kegiatan yang
dilakukan atau dialami orang lain (Sudjana, 1992: 238).
Dalam penelitian ini peneliti berperan serta aktif dan terlibat
langsung dalam pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan informasi
mengenai bagaimana peran puskesmas dalam upaya memberdayakan
ansia untuk meningkatkan kesehatan lansia di puskesmas purwokerto
selatan. Observasi dilakukan dengan mengacu pada pedoman
observasi yang telah peneliti buat yaitu observasi pada aspek kondisi
fisik dan non fisik. Kondisi fisik berupa ruang pelaksanaan kegiatan
serta sarana dan prasarana. Sedangkan kondisi non fisik mencakup
pelaksanaan kegiatan serta peran pekerja sosial dalam menjalankan
tugasnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah cara untuk mendapatkan informasi dengan
cara bertanya langsung dengan responden ataupun pihak lain yang
terkait dengan penelitian. Dalam definisi lainnya wawancara ialah
percakapan dengan maksud tertentu. Pecakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukann
pertanyaan dan terwawancara ( interviewee ) yang memberikan
jawaban ( Moleong, 2010 : 186 ) maksud mengadakan wawancara
antara lain : mengkontruksi menggenai orang, kejadian, organisasi,
perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain.
52
Peneliti menggunakan metode wawancara dikarenakan peneliti
ingin menggali sebanyak mungkin data yang berhubungan dengan
masalah pelaksanaan pemberdayaan lansia. Dalam penelitian ini akan
dilakukan wawanacara dengan pihak puskesmas untuk memperoleh
data tentang kegiatan apa saja atau program apa saja yang dapat
memberdayakan kesehatan lansia serta faktor apa saja yang menjadi
pendukung dan penghambat program tersebut.
Pencatatan data selama wawancara penting sekali karena data
yang akan dianalisis didasarkan atas kutipan hasil wawancara. Oleh
karena itu, pencatatan data itu paling penting dilakukan dengan cara
yang sebaik dan setepat mungkin.
3. Dokumentasi
Dokumentasi ini merupakan metode pengumpulan data dalam
memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Kejadian tertentu
yang dapat digunakan untuk lebih menjelaskan peran puskesmas dalam
meningkatkan kesehatan lansia didokumentasikan oleh peneliti dengan
menggunakan dokumen foto-foto kegiatan, catatan kegiatan, buku atau
modul, profil dan sebagaianya, hal ini sangat bermanfaat untuk
menambah wawasan yang dimanfaatkan untuk pendukung dan
penunjang hasil penelitian. Selain itu kegunaan lainnya adalah untuk
memperoleh arsip tertulis seperti kapan berdirinya, data pegawai,
jadwal kegiatan posyandu lansia dan foto-foto kegiatan posyandu
lansia.
53
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan
dokumentasi dikarenakan dokumen berguna sebagai bukti untuk
memperluas pengetahuan terhadap suatu yang diselidiki dan sebagai
penguat dari hasil observasi dan wawancara.
Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 2 : Tabel 2. Cara Pengumpulan Data
No Jenis Data Sumber Data Teknik 1. Profil Puskesmas
Purwokerto Selatan terdiri dari: a.Visi dan Misi b. Truktur organisasi c. Pegawai
Pekerja Wawancara Observasi Dokumentasi
2. Pelaksanaan Kegiatan Pekerja Puskesmas , Kader Lansia
Observasi Dokumentasi Wawancara
3. Peran Pekerja Sosial Pekerja sosial , lansia
Observasi Wawancara
4. Faktor Peghambat pekerja puskesmas dalam melaksanakan tugasnya
Pekerja Puskesmas
Wawancara
5. Faktor Pendukung pekerja puskesmas dalam melaksanakan tugasnya
Pekerja Puskesmas
Wawancara
6. Ketrcapaian program pemberdayaan lansia
Pekerja Puskesmas
Observasi Dokumentasi Wawancara
F. Tehnik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori menjabarkan ke
unit-unit melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
54
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2012: 89).
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010:247-253) analisis
data terbagi atas 3 tahapan, yaitu:
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya
dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2010: 247). Reduksi data
merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan lapangan.
2. Display Data
Penyajian data merupakan hasil reduksi data yang disajikan dalam
laporan secara sistematik yang mudah dibaca atau dipahami. Analisis
dapat merancang deretan dan kolom sebuah matriks untuk data
kualitatif dan menentukan jenis serta bentuk data yang dimasukkan ke
dalam kotak-kotak matriks.
3. Verifikasi atau penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan tahapan dimana
peneliti harus memaknai data yang terkumpul kemudian di buat
dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan
mengacu pada masalah yang diteliti.
55
G. Keabsahan Data
Dalam menetapkan keabsahan (trustworthiness) data yang
diperlukan teknik pemeriksaan keabsahan data. Untuk menguji keabsahan
data peneliti ini menggunakan teknik triangulasi sumber.
Triangulasi sumber adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu di luar itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding data itu. Penelitian ini mengadakan triangulasi
dengan sumber dan metode. (Lexy. J. Moleong, 2011: 331).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan keabsahan data dengan
sumber data yang berbeda di lapangan. Hal ini bertujuan agar data yang
diperoleh memiliki jaminan kepercayaan data menghindari subjektifitas
dari peneliti, serta melakukan cross check data dengan sumber dan teknik
yang berbeda.
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Deskripsi Lembaga
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Purwokerto Selatan yang
letaknya berada di Jl. M. Yamin Kelurahan Karang Klesem Kecamatan
Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas. Adapun batas-batas wilayah
kerja Puskesmas Purwokerto Selatan yaitu batas Utara di Kecamatan
Purwokerto Timur, batas Selatan di Kecamatan Patikraja, batas Timur di
Kecamatan Sokaraja, dan untuk batas barat di Kecamatan Purwokerto Barat.
Puskesmas Purwokerto Selatan berdiri sejak 1987. Puskesmas
Purwokerto Selatan mempunyai motto Kesembuhan, Keselamatan dan
kepuasan Pelanggan adalah kepuasan Kami.
Puskesmas Purwokerto Selatan mempunyai 29 tenaga kerja sesuai
dengan formasi PNS pada tahun 2014 yang dijabarkan pada table berikut :
Tabel 3 : Data Ketenagakerjaan Puskesmas tahun 2014-2015 No Nama Ketenagaan PNS Non PNS 1 Kepala Puskesmas 1 2 Kepala Tata Usaha 1 3 Fungsional Tertentu : Dokter Umum
Dokter Gigi Perawat umum Perawat Gigi Nutrisionist/Gizi Sinatarian/Kesehatan Lingkungan Bidan Apoteker
1 1 3 1 1 2 6 1
1 2
57
No
Nama Ketenagaan
PNS
Non PNS
4 Fungsional Umum : Administrasi Umum
Administrasi Loket Inventaris Barang Pemeliharaan Gedung Jaga Malam
2 1 1 1
1 1 1
2. Profil Lembaga
1) Visi dan Misi Puskesmas Purwokerto Selatan
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Purwokerto
Selatan merupakan pusat kesehatan bagi masyarakat Purwokerto
Selatan. Puskesmas Purwokerto Selatan ini memiliki visi untuk menjadi
pusat pelayanan prima, kesehatan dasar dan pemberdayaan masyarakat
untuk mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Sedangkan misi Puskesmas Purwokerto Selatan yaitu:
1) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar yg bermutu bagi
individu, keluarga dan masyarakat secara sempurna.
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga dan
masyarakat dalam bidang Kesehatan Dasar,
3) Menggerakan peran serta masyarakat dlm pembangunan
berwawasan kesehatan dalam bidang kesehatan Dasar.
4) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan dasar bagi keluarga dan
masyarakat.
58
5) Menjalin kemitraan dalam pelayanan, rujukan, pendidikan dan
pelatihan kesehatan Dasar.
Dari misi tersebut maka dapat diketahui bahwa Puskesmas
Purwokerto Selatan memiliki tujuan kerja untuk dapat menciptakan
program, pelayanan dan fasilitator dalam bidang kesehatan bagi
masyarakat Purwokerto Selatan. Dalam pelaksanaan kinerjanya
puskesmas Purwokerto Selatan memiliki 7 wilayah kerja seperti
Karangklesem, Teluk, Berkoh, Purwokerto Kidul, Purwokerto Kulon,
Tanjung dan Karang Pucung. Dari 7 wilayah kerja Puskesmas
Purwokerto Selatan memiliki tugas untuk memberikan pelayanan
terhadap 78554 orang yang berada pada wilyah kerjanya. Pelayanan
yang diberikan oleh puskesmas ada dua macam yaitu pelayanan dalam
gedung dan pelayanan luar gedung. Pelayanan yang diberikan di luar
gedung yaitu puskeling, posyandu lansia dan layanan prolanis.
2) Jenis Layanan dan Hari Buka Puskesmas Purwokerto Selatan
Jenis pelayanan yang tersedia di Puskesmas Purwokerto Selatan
ada 2 yakni pelayanan dalam gedung dan luar gedung. Pelayanan dalam
gedung yaitu pelayanan yang dilakukan di dalam gedung dan
dilaksanakan pada saat jam kerja sedangkan untuk pelayanan diluar
gedung dilakukan diluar gedung Puskesmas Purwokerto Selatan yang
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Adapun jenis pelayanan yang ada di Puskesmas Purwokerto
Selatan yaitu:
59
1. Pelayanan Dalam Gedung
a. Cabut Gigi
b. KB
c. Pemeriksaan rutin
d. Imunisasi
2. Pelayanan Luar Gedung
a. Posyandu Lansia
b. Layanan Prolanis
c. Puskesmas keliling
3) Sarana dan Prasarana di Puskesmas Purwokerto Selatan
Sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas Purwokerto Selatan
meliputi :
1) Mobil Puskesmas Keliling (ambulance) 1 buah.
2) Mobil Dinas 2 buah.
3) Puskesmas Induk yang terletak di Jl. M. Yamin Karang Klesem.
4) Puskesmas Pembantu yang terletak di RW VI Perumahan
Teluk/Gerbang Harapan.
3. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Pegawai
Puskesmas, Kader Lansia, dan Lansia yang berkaitan dengan peran
Puskesmas dalam upaya memberdayakan lansia. Berikut ini disajikan subjek
penelitian berdasarkan pengumpulan data :
60
Tabel 4. Daftar Subjek Penelitian No Subjek Jumlah 1 Pegawai Puskesmas 1 orang 2 Kader Lansia 3 orang 3 Lansia 11 orang
Subjek penelitian berjumlah 15 subjek yang terdiri dari satu pegawai
Puskesmas, 3 kader lansia dan dan 11 lansia.
4. Deskripsi Waktu Penelitian
Waktu penelitan ini dimulai pada bulan September 2015. Waktu
pelaksanaan wawancara dilakukan pada hari yang berbeda antara satu
narasumber dengan narasumber lain. Hal ini karena setiap Pelaksanaan
kegiatan wawancara ini juga dipisahkan antara satu nara sumber dengan
nara sumber lain supaya lebih objektif.
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Program Puskesmas Purwokerto Selatan untuk Memberdayakan Lansia
Program Puskesmas merupakan pilar utama bagi petugas Puskesmas
menjalankan tugas Puskesmas dan mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Tanpa ada program yang jelas dari Puskesmas maka masyarakat tidak akan
tahu apa saja jenis pelajayan dan peraturan yang ada di Puskesmas. Dengan
adanya program yang jelas maka Puskesmas akan mudah dalam
memplubikasikan jenis pelayanan dan memberikan layanan kepada
masyarakat. Secara khususnya program pelayanan pada Posyandu lansia ini
akan memudahkan masyarakat untuk menggunakan fasilitas dan pelayanan
yang diberikan oleh Puskesmas.
61
Secara khusus dalam pelayanan yang diberikan Puskesmas dalam
upaya memberdayakan lansia untuk meningkatkan kesehatan lansia di
Purwokerto Selatan diantaranya pelayanan khusus untuk lansia minimal usia
50 tahun dengan menggunakan kendaraan Puskesmas keliling. Program
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas Purwokerto Selatan
secara keliling yaitu senam lansia, penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan
rutin dokter dan laborat.
Program yang dilakukan ini bersumber dari pegawai Puskesmas bapak
HP sebagai berikut:
“Ya salah satunya ya kendaraan Puskesmas keliling yang lainya seperti pelayanan khusus untuk lansia batas usianya minimal 50 tahun. Didalam program lansia salah satunya senam lansia ada penyuluhan tenyang kesehatan ada pemeriksaan rutin dokter dan laborat.”
Kegiatan Puskesmas keliling ini dilakukan di seluruh wilayah
Purwokerto Selatan dengan memiliki sebelas Posyandu. Kegiatan posyandu
lansia ini memiliki tiga program utama yaitu pemeriksaan kesehatan, senam
dan penyuuhan. Kegiatan tersebut dilakukakan di seluruh posyandu lansia
yang telah berjalan di Purwokerto Selatan. Terdapat sebelas Posyandu di
mana sembilan dikelola oleh Puskesmas langsung dan dua posyandu
dikelola mandiri.
62
Berikut jadwal kegiatan yang ada di Posyandu Lansia Purwokerto
Selatan:
Hari/Minggu Tempat Posyandu
Kegiatan
Senin / Pertama
Anggrek Bulan Cek up Kesehatan, Konsultasi kesehatan dan pemeriksaan laboratorium, senam
Senin / Kedua Karya Husada Senam, pemeriksaan kesehatan dan sosialiasi pemeriksaan penunjang laboratorium.
Senin / ketiga Panembahan Senam, pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan pemeriksaan penunjang laboratorium.
Senin / Kempat
Reda Utama Pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan penunjang laboratorium
Selasa/ Pertama
Patriot Pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan penunjang laboratorium
Selasa/ Kedua Mlati Posyandu Mandiri
Selasa/ Ketiga Bhakti Husada Senam, Pemeriksaan kesehatan
Selasa/ Keempat
Mustika Wreda Senam dan cek Laborat
Jumat/ Keempat
Wreda Husada Senam, Pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan penunjang laboratorium
Senin / Kempat
Damar Kencana Posyandu Mandiri
Minggu/ Kempat
Istiqomah Senam dan Pemeriksaan
Dari rincian kegiatan Posyandu lansia tersebut maka dapat diketahui
kegiatan dan program yang ada pada Posyandu Puskesmas Purwokerto
Selatan yaitu Cek up kesehatan, senam dan penyuluhan kesehatan.
a. Cek Up Kesehatan Lansia
Cek up kesehatan lansia yang dilakukan setiap hari senin minggu
pertama di Posyandu Anggrek Bulan, selasa minggu pertama di
63
Posyandu Patriot dan senin minggu kedua di Posyandu Karya Husada
yang dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan setiap
posyandu yaitu pukul 08.00 – selesai.
Kegiatan cek up kesehatan lansia ini bertujuan untuk memeriksa,
mengontrol dan memberikan solusi serta saran terhadap kesehatan yang
dimiliki oleh lansia pada saat itu. Pemeriksaan kesehatan ini menjadi
program utama sebagai layanan rutin yang diberikan oleh petugas
posyandu lansia. Sehingga setiap pertemuan lansia dapat melakukan cek
up kesehatan terbaru agar dapat mengetahui kondisi kesehatan terakhir.
Kegiatan cek up kesehatan ini sangat bermanfaat bagi lansia untuk tetap
menjaga kesehatan agar mampu melakukan kegiatan atau aktivitas fisik
secara maksimal. Menurut kader lansia kegiatan cek up kesehatan ini
sangat membantu lansia untuk mengontrol dan menjaga kesehatan lansia.
Banyak alasan yang dilakukan oleh lansia untuk datang ke Posyandu
seperti karena sakit, cek up kesehatan dan mengikuti kegiatan Posyandu.
Sesuai dengan pernyataan ibu MR yang menyatakan bahwa :
“Ya sakit pusing atau pegel atau gatel-gatel gt lah. Sebelumya kan kita sudah memberitahukan ke RT bahwa usia lansia sudah banyak dan kita ingin para lansia walaupun sudah tua tetep sehat masih berguna bagi keluarga. Kan bisa ngurusi cucu ngawasi cucu kalo ada orang tua kan rasanya lain. Dari pengurus RW waktu itu kita membicarakan tambah banyak usia lansia, agar para lansia itu terpantau kesehatanya.” Dengan adanya bantuan kader dalam mengkomunikasikan program
Puskesmas maka program tersebut dapat tersampaikan kepada lansia
untuk mengikuti program-program Puskesmas. Program ini akan
64
membantu lansia untuk dapat mengkonsultasikan kesehatan lansia secara
lansung kepada dokter dan petugas Puskesmas. Dengan hal ini maka
akan membantu lansia dalam menjaga dan memelihara kesehatan
mereka. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh kader lansia ibu SA
berikut ini:
“Ya senam dan cek up pemeriksaan. Pertama bisa bertemu dokter. Bisa konsultasi dengan dokter terhadap keluhan dan penyakit yang diderita.”
Para kader bertugas untuk memantau perkembangan lansia. Peran
aktif lainnya yaitu membuat undangan, mengingatkan untuk hadir ke
posyandu lansia, membantu lansia yang tidak bisa hadir sendiri untuk
meminta tolong kepada tetangga atau anaknya, memberikan bantuan
kepada lansia yang tidak mampu dengan mencarikan bantuan dari luar.
Menurut kader lansia, program yang dijalakan oleh Puskesmas
tersebut sangat membantu para lansia untuk memperoleh pengobatan
yang lebih baik. Program tersebut tidak hanya mengukur tensi seperti
yang sudah terlaksana selama ini, tetapi juga ada pemeriksaan gula darah
pemeriksaan asam urat pemeriksaan kolesterol dengan menggunakan
peralatan medis yang canggih sebagai mana diungkapkan oleh salah satu
kader lansia ibu MR sebagai berikut:
“Alhamdulillah kalo saya lihat baik ya ada peningkatan kalo dulu kan sederhana cuman timbang tensi gt aja. Kalo sekarang udah ada pemeriksaan gula darah pemeriksaan asam urat pemeriksaan kolesterol itu juga peralatan medisnya dapet bantuan dari kabupaten dan dari KSM. Alat pengukur tensi yang praktis gt.”
65
Pendapat ibu MR pun di dukung oleh pernyataan ibu SN, beliau
mengungkapkan bahwa :
“baik yah, penting apalagi buat lansia kalau kita ngga berobat penyakit kita ngga tau apa, waktu itu ibu juga ikut puskesmas, penyakit kronis darah tinggi sudah sembuh. Kita dikasih resep dokter dikasih obat. Setiap jumat minggu pertama kita mengikuti senam lansia pokoknya ikut aja biar sehat.” Faktor yang menjadi pendukung program pemberdayaan lansia di
Puskesmas Purwokerto Selatan yaitu keikutsertaan warga yang menjadi
kader lansia dimana mereka dapat dikedepankan fungsinya. Faktor yang
menjadi penghambat program pemberdayaan lansia di Puskesmas
Purwokerto Selatan yaitu keterbatasan jumlah kader yang belum
mencukupi bagi semua lansia.
Dari pernyataan beberapa subyek penelitian dapat disimpulkan
bahwa program cek kesehatan sudah berjalan dengan baik sesuai dengan
tujuan yakni memeriksa, mengontrol dan memberikan solusi serta saran
terhadap kesehatan yang dimiliki oleh lansia pada saat itu. Kegiatan cek
kesehatan memang sangat dibutuhkan untuk para lansia yang malas
untuk datang ke rumah sakit untuk mengontrol kesehatan, maka dengan
adanya kegiatan cek kesehatan yang diberikan puskesmas di setiap
Posyandu mampu memberikan solusi bagi lansia yang akses menuju
rumah sakit jauh, karna Posyandu lansia tersebut terletak dilingkungan
padat penduduk sehingga aksesnya lebih mudah dijangkau.
66
b. Senam Lansia
Program senam lansia dilakukan setiap senin minggu pertama di
Posyandu Anggrek Bulan dan senin minggu kedua di Posyandu Karya
Husada yang dilaksanakan pukul 06.00 – selesai. Layanan senam bagi
lansia perlu ditingkatkan agar mereka tetap terlihat segar bugar dengan
usia mereka yag sudah lanjut usia. Upaya untuk meningkatkan pelayanan
bagi lansia adalah pembentukan kader lansia dan pengadaan program
Puskesmas keliling. Program senam lansia memilki tujuan yaitu
tercapainya pola hidup sehat bagi peserta Pengelolaan Penyakit DM tipe 2(
PPDM ) dan Pengelolaan Penyakit Hipertensi ( PPHT ) sehingga kualitas
kesehatan terkendali. Sebagaimana diungkapkan oleh pegawai Puskesmas
Purwokerto Selatan yaitu bapak HP sebagai berikut:
“Ya salah satunya dengan dibentuknya kader lansia bisa memantau seberapa jauh perkembangan lansia itu. Kedua tadi ada senam ada santapan rohani dan dilanjutkan dengan kegiatan penyuluhan penyuluhan.”
Kegiatan sebagai bentuk praktik program Posyandu lansia yaitu
kegiatan senam yang diberikan secara rutin dan melibatkan lansia dan
instruktur senam lansia. Program ini ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas jasmani lansia yang disesuaikan dengan kondisi
lansia tersebut. Dengan memberikan program senam lansia maka lansia
tidak repot dalam memilih aktivitas fisik yang dapat membantunya dalam
menjaga dan memelihara kesehatan mereka. Keadaan ini akan
memberikan suasana yang berbeda pada lansia agar mampu
meminimalisir stres dan mengalihkan kegiatan yang kurang optimal
67
menjadi kegiatan yang lebih bermanfaat. Hal ini sesuai yang
diungkapkan oleh ibu MR sebagai berikut :
“Ya kalo saya denger si mereka katanya seneng disini senam tangan. Mereka seneng banget itu untuk kesehatan para lansia dan simbah itu sendiri.” Ibu AI memperkuat pernyataan ibu MR beliau menyatakan bahwa:
“ya saya selalu ikut senam setiap hari senin minggu kedua biar badan saya tetap segar bugar.” Rasa senang dalam mengikuti program senam lansia ini menjadi
tujuan dalam memberikan kegiatan senam bagi lansia. Manfaat dari
senam tidak hanya dapat dirasakan pada kondisi kebugaran saja tetapi
secara psikis akan membantu lansia mengurangi beban pikiran dan stres
hal ini seperti yang diungkapkan oleh bapak SO yakni:
“saya mengikuti senam karna melihat orang yang ikut senam rata-rata sembuh dari penyakitnya, disamping itu senam juga mampu melancakan peredaran darah, memperpanjang daya ingat, mengurangi pikun, tidak struk.” Program senam lansia ini tidak berjalan lancar, dikarenakan jumlah
lansia yang datang selalu berubah-berubah tidak sesuai dengan total
jumlah lansia yang ada. Kehadiran lansia yang tidak pernah sesuai ini
dikarenakan kurangnya kesadaran lansia itu sendiri karena mereka
merasa bahwa diri mereka sudah sehat sehingga tidak perlu mengikuti
senam seharusnya kegiatan senam tetap dilakukan meskipun dalam
kegiatan sehat sekalipun. Kebanyakan dari lansia mengikuti kegiatan
senam ketika mereka merasa dirinya sedang tidak enak badan atau
kurang sehat. Seharusnya mereka rutin mengikuti kegiatan senam agar
68
mereka terhindar dari penyakit, disamping iu selain terhindar dari
penyakit kegiatan senam mampu mengurangi tingkat setres dan
mengurangi tingkat kelupaan seseorang.
Dari beberapa pernyataan subyek penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan senam lansia sangat memperhatikan
kesehatan lansia melalui beberapa gerakan senam seperti gerakan
tekukan, putiran dan getaran yang gerakannya memang dikhususkan
untuk para lansia. Senam lansia sangat membantu para lansia untuk
mengurangi setres sehingga lansia tetap terlihat segar dan bugar
meskipun diusia nya yang sudah lanjut.
c. Penyuluhan Kesehatan Lansia
Program pemberdayaan lansia yang diberikan Puskesmas Purwokerto
Selatan melalui Posyandu lansia sudah lengkap sehingga lansia dapat
terfasilitasi dengan baik. Program penyuluhan kesehatan kepada lansia akan
membantu lansia dalam memahami dan mengkomunikasikan kebutuhan
kesehatan jasmani maupun rohani. Hal ini agar semua program dapat
berjalan dengan maksimal. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh
pegawai Puskesmas yaitu bapak HP untuk pelaksanaan program Posyandu
lansia berikut ini:
“Kedua tadi ada senam ada santapan rohani dan dilanjudkan dengan kegiatan penyuluhan penyuluhan. Untuk saat ini mereka yang membutuhkan sudah terpenuhi.”
69
Hal ini diperkuat oleh ibu SM beliau mengungkapkan bahwa:
“ya kita juga adakan penyuluhan-penyluhan dari kader gitu , ya kita slalu mengajak lansia untuk megikuti program Posyandu Lansia.”
Program penyuluhan ini bisa memiliki tema yang beragam. Dari tema
kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani. Hal ini dikarenakan kebutuhan
lansia di usia lanjut sangat rawan untuk terjadi gangguan psikis di mana
lansia merasakan kesepian dan perasaan terkucilkan serta bagi lansia yang
religius selalu memikirkan akhir hidupnya. Namun program penyuluhan
kesehatan ini masih belum sesuai jadwal, sehingga masih perlu adanya
koordinasi antara kader lansia dengan pegawai Puskesmas. Sejauh ini
program penyuluhan dilakukan bila ada pertemuan atau pada saat disela
kegiatan cek kesehatan dan senam. Program penyuluhan sangat memberikan
semangat hidup yang tinggi bagi lansia , serta memberikan pengertian
mengenai makanan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi lansia sesuai
dengan penyakit yang diderita. Seperti yang disampaikan kader
menunjukkan bahwa penyuluhan ini sebagai faktor pendukung dalam
menguatkan sisi psikis lansia. Banyaknya gangguan dari aspek kesehatan,
psikis maupun rohani maka Puskesmas harus mampu memberikan aktivitas
yang membantu lansia dalam meminimalisir gangguan tersebut agar
kesehatan jasmani dan rohani lansia dapat terjaga.
2. Hasil Ketercapaian Program Pemberdayaan Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
Ketercapaian pelaksanaan program Posyandu bagi lansia di
Purwokerto Selatan sudah dapat dikatakan berhasil. Di mana Puskesmas
70
Purwokerto Selatan telah mampu mendirikan dan melayani sebelas
Posyandu melalui kerjasama dengan warga masyarakat. Pokok pelaksanaan
ini didukung oleh fasilitas dan pendanaan yang diberikan dari APBD serta
penyusunan program yang baik menjadi kelebihan tersendiri untuk
melaksanakan program posyandu. Dukungan fasilitas dan kader lansia
sangat membantu tercapainya pelaksanaan program pemberdayaan lansia
dengan baik.
Peran kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan lansia yang
dilaksanakan oleh Puskemas Purwokerto Selatan sangat signifikan di mana
lansia akan lebih mudah untuk meminimalisir kesulitan dan keterbatasan
lansia dalam mengikuti program pemberdayaan lansia.
a. Cek Up Kesehatan Lansia
Peningkatan kesehatan dan kegiatan pemberdayaan lansia di
Purwoketo Selatan dapat dirasakan oleh para lansia di mana lansia
mendapatkan aktivitas yang bermanfaat untuk penjagaan dan
peningkatan kondisi kesehatannya. Hal ini juga sudah sesuai dengan
tujuan adanya kegiatan cek kesehatan lansia yaitu untuk memeriksa,
mengontrol dan memberikan solusi serta saran terhadap kesehatan yang
dimiliki oleh lansia pada saat itu. Hal ini sesuai dengan yang dituturkan
oleh kader lansia ibu SA sebagai berikut ini:
“Di dalam kegiatan ini sangat membantu. untuk lebih memperhatikan kesehatanya. dengan hadirnya petugas pukesmas juga dokter dan bidan mereka sangat membantu untuk memperoleh penanganan atau pengobatan selanjutnya.”
71
Pendapat ibu SA ini diperkuat oleh pernyataan ibu SI yakni:
“iya sangat baik sekali, membantu mengetahui kesehatan dan menambah wawasan , juga untuk mengurangi setres gitu lah dan jadi tambah teman mbak.” Dengan adanya peningkatan kesehatan dan terjaganya kesehatan
lansia ini maka dapat dirasakan manfaatnya. Selain itu, lansia juga
merasakan adanya komunikasi pelayanan yang baik dari petugas
Puskesmas. Kualitas pelayanan menjadi hal yang utama bagi petugas
agar lansia dapat merasakan senang dan adanya motivasi yang tinggi
lansia akan lebih antusias dalam mengikuti program pemberdayaan
lansia. Hal ini didukung dengan terlaksananya program pemeriksaan
kesehatan lansia secara menyeluruh sehingga lansia dapat mengetahui
hasil tes secara cepat. Hal ini dikemukakan oleh ibu SN sebagai berikut:
“Baik yah. penting apalagi buat lansia kalo kita gak berobat penyakit kita gak tau. waktu itu ibu juga ikut puskesmas, penyakit kronis darah tingginya susah sembuh. Kita dikasih resep dokter dikasih obat. Setiap hari jumat pertama kita senam esensi lansia pokoke ikut aja biar sehat.” Pernyataan ibu SN juga di perkuat oleh ibu TH yakni :
“ya membantu sekali membuat badan terasa segar setelah datang ke posyandu lalu diberikan obat.” Kualitas pelayanan dengan tujuan untuk membantu lansia dengan
segala permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh lansia ini menjadi
petugas harus mampu memberikan palayanan yang maksimal.
b. Senam
Program senam lansia dalam program pemberdayaan ini mampu
menarik minat lansia dalam mengikuti program-programpemberdayaan
72
lansia. Dalam tujuan menjaga dan memelihara kesehatan lansia harus
memiliki kegiatan yang aktif dan yang bermanfaat bagi penjagaan
kesehatan. Dengan meningkatnya minat lansia dalam mengikuti senam
lansia ini menunjukkan bahwa program pemberdayaan lansia dapat
meningkatkan kepercayaan lansia dalam mengikuti program
pemberdayaan melalui Posyandu hal ini dikemukakan oleh kader lansia
ibu SM yakni :
“Dan semenjak berdiri posyandu lansia ini ya antusiasnya bagus sekali hampir semuanya berminat.” Minat lansia dalam mengikuti program pemberdayaan semakin
baik di mana penyusunan kegiatan antara senam, pemeriksaan dan
penyuluhan disusun dengan baik. Sehingga lansia lebih terarahkan untuk
mengikuti dari awal sampai akhir. Pelaksanaan senam sendiri diberikan
sesuai dengan kebutuhan lansia sendiri. Timbulnya rasa senang dengan
adanya pengemasan senam ini menjadi tolok ukur partisipasi lansia
dalam mengikuti senam.
Hal ini sesuai dengan pernyataan ibu MR yakni ;
“Ya kalo saya denger si mereka katanya seneng disini senam tangan. Mereka seneng banget itu untuk kesehatan para lansia dan simbah itu sendiri.” Pembekalan keterampilan senam ini akan membantu lansia untuk
memiliki kegiatan yang maksimal dalam menjaga kesehatan. Hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan senam mampu dikuasai oleh lansia dan
dipraktekkan mandiri diluar jadwal kegiatan.
73
c. Penyuluhan Kesehatan Lansia
Program penyuluhan kesehatan dalam program pemberdayaan
lansia ini telah tercapai dengan baik. Hal ini dikarenakan program
penyuluhan sebagai solusi menyelesaikan masalah kesehatan dan sarana
pencegahan memburuknya psikis lansia karena banyaknya gangguan. Hal
ini sesuai dengan peryataan ibu SM yakni:
“kita memberikan penyuluhan seperti itu ya jadi minatnya untuk mengontrol. Kadang-kadang ada yang pusing-pusing gitu ya besok datang ke lansia gt ada pak dokter ada bu dokter.”
Pemberian penyuluhan ini akan membantu lansia untuk melakukan
aktivitas dan menjaga kesehatannya dengan maksimal. Dengan
penyuluhan maka lansia akan tahu bagaimana pola makan yang baik,
pola aktivitas yang baik, istirahat yang baik dan menjaga pola hidup
sehat secara jasmani dan rohani yang maksimal.
Seiring berjalannya program pemberdayaan lansia di Purwokerto
Selatan ini tidak sedikit dalam menemui hambatan yang dirasakan oleh
petugas puskesmas, kader lansia dan lansia. Dari pegawai Puskesmas
menyatakan tidak ada hambatan hanya saja keterbatasan petugas
dibandingkan dengan lansia yang ditangani. Selain itu, kader lansia
mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan program pemberdayaan
lansia lansia merasakan adanya hambatan dalam mengkoordinasi lansia
dan memotivasi lansia untuk hadir dengan rutin. Akan tetapi, sebagian
besar lansia tidak menyatakan kesulitan dalam mengikuti program
74
pemberdayaan lansia, hanya saja satu dua lansia menyatakan hambatan
dikarenakan kesibukan dan transportasi untuk datang ke Posyandu.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
a. Faktor Pendukung
Pendukung yang pertama yaitu adanya dana APBD yang
dialokasikan untuk pembelian tensimeter dan alat pengecekan gula darah.
Kedua, adanya program bina keluarga lansia dimana petugas puskesmas
berkunjung kerumah lansia untuk mengetahui keadaan lansia yang tidak
lagi hadir ke posyandu dengan minimal 1x kunjungan dan setelah itu
tidak lagi hadir. Kedua hal tersebut merupakan pondasi dalam
pelaksanaan program pemberdayaan lansia di Purwokerto Selatan. Akan
tetapi, dalam pelaksanaanya petugas puskesmas tidak dapat terlepas dari
peran kader lansia yang mau menghimpun lansia dan membantu lansia
untuk hadir di Posyandu lansia. Hal ini sesuai dengan pernyataan petugas
Puskesmas bapak HP berikut ini:
“Ya salah satunya ke ikut sertaan warga di mana kader lansia itu dikedepankan fungsinya”
Hal ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya peran kader
Posyandu sangatlah vital dalam merekut dan membantu kehadiran lansia
di Posyandu lansia. Selain itu, sikap dan partisipasi lansia untuk
mendukung program pemberdayaan lansia dapat digalakkan oleh kader
kepada lansia. Dengan adanya iuran sukarela akan membantu kegiatan
75
administrasi maupun kegiatan yang lain. Hal ini diperkuat oleh
pernyataan ibu MR yakni :
“ya pendukungnya ya dana ya. kalo disini ya ngisi kaleng lah sukarela ya untuk keperluan. beli buku foto copy snack”
b. Faktor Penghambat
Hambatan yang pertama yaitu komunikasi kader dengan lansia.
Para lansia sudah rentan kesehatannya dikarenakan faktor usia. Lansia
yang mengalami stroke atau mengalami gangguan pendengaran
membutuhkan kesabaran lebih dari para kader dan pelayan kesehatan di
Puskesmas terutama masalah komunikasi yang harus diulang, keras, dan
dengan suara pelan. Selain itu, faktor penurunan daya ingat menyebaban
kehadiran lansia tidak maksimal sebagaimana diungkapkan oleh ibu SA
sebagai berikut:
“Hambatannya untuk jadwal ya sering lupa. Ya diingatkan mungkin di pengajian karna sudah tua ya jadi kadang-kadang kurang memperhatikan. Kadang ada yang pura-pura tidak membutuhkan tapi sebenernya butuh datang ke lansia, atau gak ada yang membantu dari keluarga mungkin kerja semua atau lupa juga karena kurang perhatian dari keluarga.” Kedua masalah dana swadaya. Iuran yang dikeluarkan oleh setiap
RT dirasa tidak mencukupi untuk biaya oprasional dalam pelaksanaan
program. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu YI yakni:
“saya kalau mau datang ke Posyandu kalau ada uang saja mba, kalau tidak ada ya saya ngga datang.”
76
Pernyataan ibu YI diperkuat oleh pernyataan ibu SM sebagai
berikut :
“ya paling dari dana itu, kan dari iuran masing-masing rt semmisal 3r untuk PNT saja tidak cukup tidak bisa nutup kekurangan.” Ketiga, kurangnya tenaga kerja untuk melayani jumlah lansia,
keempat, kendala jarak antara tempat inggal lansia dengan Posyandu
yang cukup jauh dan minimnya transportasi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan bapak MN yakni:
“hambatannya ya akses kesininya susah mba, ngga ada uang juga.”
Kelima, kendala waktu dimana lansia memiliki aktivitas lain ketika
pelaksanaan program. Seperti yang diungkapkan bapak KO yakni :
“waktunya kadang saya pas lagi ada kerjaan lain di luar jadi ngga bisa datang.”
4. Pembahasan
a. Program Pemberdayaan Lansia
Program pemberdayaan lansia yang dilaksanakan oleh Puskesmas
Purwokerto Selatan dapat dikatakan telah berjalan dengan maksimal. Hal
ini mengingat bahwa lansia telah merasakan peningkatan dan terjaganya
tingkat kesehatannya. Program pemberdayaan lansia khususnya untuk
lansia minimal usia 50 tahun dengan memberikan pelayanan kesehatan
keliling, senam, penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan rutin dokter dan
laborat. Dengan adanya program ini masyarakat merasa terbantu untuk
mendapatkan program dan fasilitas kesehatan khususnya bagi lansia usia 50
tahun ke atas.
77
Lansia adalah seseorang yang dapat mengalami perubahan biologis,
fisik, kejiwaan dan sosial (UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan).
Perubahan secara menyeluruh ini menyebabkan lansia memiliki perbedaan
dari orang dengan usia di bawahnya. Perubahan-peubahan yang terjadi ini
mendapatkan prioritas dari progam posyandu lansia. Hal ini dapat terlihat
disaat kader lansia mencoba untuk mengkoordinasi lansia, di mana kader
merasakan kesulitan karena lansia mengalami penurunan cara komunikasi.
Adapun program pemberdayaan lansia yang masih rutin dilaksanakan
oleh kader diantaranya adalah:
1) Cek Up Kesehatan
Cek up kesehatan bertujuan untuk memeriksa, mengontrol dan
memberikan solusi serta saran terhadap kesehatan yang dimilki lansia
pada saat itu. Program kesehatan sudah berjalan sangat baik sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan. Kegiatan cek up kesehatan sangat
dibutuhkan untuk para lansia yang malas datang ke rumah sakit untuk
mengontrol kesehatan. Maka dengan adanya cek kesehatan yang di
berikan Puskesmas di setiap Posyandu mampu memberikan solusi bagi
lansia yang akses menuju rumah sakit jauh.
2) Senam
Senam lansia yaitu serangkaian gerak nada yang teratur dan
terarah serta terencana yang dilakukan secara tersendri atau
berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional
rasa (Santosa, 1994).Senam bertujuan untuk tercapainya pola hidup
78
sehat bagi lansia sehingga kualitas kesehatan terkendali. Program ini
ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas jasmani lansia, yang
disesuaikan dengan kondisi lansia tersebut.
Senam lansia sangat mendukung kesehatan lansia melalui
beberapa gerakan seperti tekukan, putiran , dan getaran yang
gerakannya dikhususkan untuk para lansia. Senam lansia dapat
mengurangi tingkat stres pada lansia sehingga lansia tetap terlihat
segar dan bugar meskipun di usia yang lanjut.
3) Penyuluhan Kesehatan Lansia
Penyuluhan kesehatan lansia adalah gabungan berbagai kegiatan
dan kesempatan yang dilandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana
caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan
maupun kelompok dengan meminta pertolongan (Effendi, 2003)
Program penyuluhan membantu lansia dalam memahami dan
mengkomunikasian kebutuhan kesehatan jasmani dan rohani.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan setiap harinya memiliki tema yang
beragam sehingga tidak menimbulkan titik kejenuhan para lansia
dalam melaksanakan kegiatan.
Peran kader dalam pelaksanan Posyandu sangatlah penting
karena Posyandu lansia membutuhkan kerabat dekat dari lansia. Hal
ini mengingat bahwa petugas Puskesmas tidak setiap hari mengetahui
79
pola hidup dan perkembangan dari lansia. Petugas Puskesmas hanya
akan mengetahui tingkat perkembangan lansia secara periodik. Dengan
adanya informasi dari kader maka pelaksanaan Posyandu lansia dapat
terlaksana dengan baik. Selain itu, yang paling penting di mana peran
aktif kader dalam memberikan informasi kondisi kesehatan lansia dan
kebiasaan-kebiasan lansia yang akan menjadi acuan petugas dalam
mengambil keputusan dan menberikan pelayanan.
b. Ketercapaian Program Pemberdayaan lansia
Menurut Eddy Ch. Papilaya (dalam Zubaedi, 2007 : 42).
Pemberdayaan diartikan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan harkat
dan martabat golongan masyarakat yang sedang dalam kondisi miskin
sehingga mereka dapat melepaskan diri dari kemiskinan dan
keterbelakangan melalui upaya membangun kemampuan masyarakat
dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan potensi yang dimiliki
menjadi tindakan nyata. Dengan adanya dukungan dari pemerintah untuk
melaksanakan program pemberdayaan lansia ini menjadi dasar puskesmas
untuk memberikan pelayanan yang maksimal. Pelayanan lansia berbeda
dengan masyarakat pada umumnya di mana karakteristik lansia membuat
petugas Puskesmas harus memberikan program yang mampu dijangkau dan
diikuti oleh lansia. Dukungan dari pemerintah dan kader lansia ini menjadi
pendukung tercapainya program posyandu lansia dengan maksimal.
Setiap program pemberdayaan lansia yang dilaksanakn oleh
Puskesmas memiliki ketercapaian pada setiap bidang sehingga lansia
80
merasakan manfaatnya. Adapun program pemberdayaan lansia di
Puskesmas Purwokerto Selatan yaitu :
1) Cek up Kesehatan Lansia
Program cek up kesehatan lansia yang memiliki tujuan mengontrol dan
memberikan saran terhadap lansia pada kesehatan saat itu terdapat
peningkatan kesehatan pada lansia dan terjaganya kesehatan lansia
sehingga menarik minat lansia untuk hadir ke Posyandu Lansia
mengecek kesehatannya.
2) Senam Lansia
Program senam lansia yang dilaksanakan guna memberdayakan lansia
agar lansia tetap segar bugar dan mampu menjalani hidup mereka
sendiri, program senam lansia mampu menciptakan pola hidup sehat
bagi para lansia sehingga dengan terciptanya pola hidup sehat tersebut
mampu memperpanjang usia lansia tersebut.
3) Penyuluhan Kesehatan Lansia
Program penyuluhan kesehatan lansia dilaksanakan guna memberikan
motivasi dan pengetahuan bagi lansia terhadap kesehatan mereka.
Dengan adanya penyuluhan lansia memiliki pengetahuan mengenai
kesehatan jasmani dan rohani.
c. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pelaksanaan Program
pemberdayaan lansia di Puskesmas purwokerto Selatan
Pendukung yang pertama terlaksananya pemberdayaan lansia yaitu
adanya dana APBD, kedua adanya program keluarga bina lansia yang
81
memberikan kesadaran bagi keluarga untuk lebih memperhatikan para
lansia, adanya peran kader yang mau menghimpun lansia dan membantu
lansia untuk hadir di Posyandu lansia, dan yang terakhir adanya iuran
sukarela yang membantu administrasi kegiatan lain.
Keterbatasan yang ada pada petugas Puskesmas maupun dari
lansianya membuat petugas dan kader harus meminimalisisr kekurangan
dengan sebaik mungkin. Hal ini dikarenakan dukungan utama program ini
adalah dana sehingga keterbatasan dana swadaya untuk memenuhi
kebutuhan harian disetiap Posyandu sering terjadi. Selain itu, setiap
kelompok Posyandu memiliki anggota, kegiatan dan karakteristik yang
berbeda-beda sehingga tidak semua kelompok Posyandu dapat berjalan
dengan maksimal. Kurangnya maksimal dalam pelaksanaan program
pemberdayaan lansia ini terletak pada rendahnya minat lansia untuk
mengikuti program pemberdayaan. Sebagian lansia hanya mengikuti
program pemberdayaan lansia ketika merasakan sakit.
82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang
peran Puskesmas dalam upaya memberdayakan kesehatan lansia untuk
meningkatkan kesehatan lansia di Purwokerto Selatan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Program pemberdayaan lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan yang
diberikan yaitu ada 3 program yaitu a) cek up kesehatan, b) senam lansia, c)
penyuluhan program. Dalam pelaksanaan program pemberdayaan lansia
memiliki tujuan untuk memeriksa, mengontrol dan memberikan solusi serta
saran terhadap kesehatan yang dimiliki oleh lansia pada saat itu, disamping
itu tercapaianya pola hidup sehat bagi lansia sehingga kualitas kesehatan
terkendali. Manfaat dari program permberdayaan lansia itu sendiri yakni
dapat terkontrolnya kesehatan lansia, mengurangi tingkat jenuh yang sering
dialami lansia, serta memberikan akses yang mudah terhadap lansia yang
akses menuju rumah sakit jauh.
2. Ketercapaian Program Pemberdayaan Lansia
a. Cek up kesehatan, dilaksanakan setiap seminggu sekali di Posyandu-
posyandu lansia naungan Puskesmas. Kegiatan yang dilakukan seperti
pemeriksaan gula darah, tensi meter, timbang berat badan serta
pemberian obat. Program cek up kesehatan memiliki tujuan untuk
mengontrol, memberikan saran terhadap kesehatan lansia pada saat itu.
83
Pada program ini memperoleh bantuan pendanaan dari APBD dalam
bentuk pembelian tensimeter, dengan adanya program cek up kesehatan
ini kesehatan lansia terjaga.
b. Senam , program ini dilaksanakan setiap sebulan sekali dengan
didampingi oleh instruktur senam dalam bidang senam lansia. Gerakan
yang diberikanpun dikhususkan untuk lansia seperti gerakan tekukan,
putiran dan getaran. Program senam mampu menarik minat lansia
karena senam memiliki tujuan untuk tercapainya pola hidup sehat
sehingga kualitas kesehatan lansia terkendali.
c. Penyuluhan, program ini dilaksanakan setiap sebulan sekali dengan
narasumber dari Puskesmas Purwokerto Selatan. Materi yang diberikan
beraneka macam sesuai dengan kebutuhan lansia. Program penyuluhan
membantu lansia dalam memahami dan mengkomunikasikan kebutuhan
kesehatan jasmani dan rohani.
5. Faktor Pendukung dan penghambat pelaksanaan program pemberdayaan
lansia. Faktor pendukung dari pelaksanaan program yaitu adanya dukungan
para kader yang antusias dalam memberikan motivasi untuk mrrngikuti
kegiatan posyandu lansia, adanya fasilitas dan pendanaan yang diberikan
dari APBD, dukungan fasilitas dan kader lansia sangat membatu
tercapaianya pelasanaan program posyandu dengan baik.
Faktor penghambat pelasanaan program pemberdayaan lansia yaitu
kurangnya dukungan keluarga , kurang terstrukturnya jadwal untuk salah
84
satu program pemberdayaan lansia sehingga kurangnya minat lansia hadir,
serta dana swadaya yang belum mencukupi untuk setiap pertemuan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan
peneliti mengenai peran puskesmas dalam upaya memberdayakan lansia
untuk meningkatkan kesehatan lansia di puskesmas purwokerto selatan,
ada beberapa saran yang diharapkan dapat mendorong program
pemberdayaan lansia menjadi lebih baik lagi, yaitu sebagai berikut:
1. Program-program yang dilaksanakan untuk memberdayakan lansia
sebaiknya diberi inovasi dan dibuat lebih menarik, serta tujuan
program harus sesuai dengan kebutuhan lansia.
2. Mengadakan evaluasi program pada setiap pasca pelaksanakaan
program, sehingga ketercapaian program dapat diketahui dan hasil
evaluasi dapat dijadikan sebagai refleksi pada pelaksanaan program
selanjutnya.
3. Dalam pelaksanaan program pemberdayaan lansia sebaiknya perlu
ditambahkan lebih banyak kader lansia agar program dapat berjalan
sesuai tujuan.
4. Perlu adanya penyuluhan terhadap keluarga lansia untuk memberikan
kesadaran kepada lansia akan manfaat dari program pemberdayaan
lansia.
85
Daftar Pustaka
A. Buku
Ambar Teguh Sulistiyani. (2004). Kemitraan dan Model-model Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Proosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi ke- VI. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Cunha, M.G. (2001). Customer that Count: How to Build LivingRelationship with your Most Valuable Costumer. Edinburg: Pearson Education limitided.
Direktorat Jendral bina Kesehatan Masyarakat. (2006). Pedoman perencanaan Tingkat Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Edi Suharto. (2011). Kebijakan sosial sebagai kebijakan publik. Bandung: Alfabeta.
Effendi, F. (2009). Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktek dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Gronroos, Christian. (1990). Management and Marketing A Moment of Truth. Singapore: Maxwell macmillan internasional
Isbandi Rukminto Adi. (2008). Intervensi komuitas pengembangan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Jakara: PT Raja Grafindo Persada.
Komisi Nasional Lanjut Usia (Komnas Lansia). 2010. Pedoman Active Aging (Penuaan Aktif) Bagi Pengelola dan Masyarakat. Jakarta : Komnas Lansia.
Lexy J Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Maryam, R., dkk., (2008). Mengenai Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Monks, F. J, A. M. P. Knoers. (eds. 2004). Ont wikellings psychologie, inleiding tot de verschillende deel gebeiden. Nijmegen: Deker & Van de Vegt.
Endang Poerwanti dan Nur Widodo. (2002). Perkembangan peserta didik.
Malang: UMM Press.
86
Prayitno, Subagyo. (1999). Penduduk Lanjut Usia Tinjauan Teori, masalah dan Implikasi Kebijakan. Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik Th.Xii No.4. Oktober 1999 45-50.
Reid, Robert. C . (1990) sifat Gas dan Zat Cair. Jakarta. PT Gramedia Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian Pendekatan Kualitati. Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta Tatang M. Amirin. (2010). Pokok. Pokok Teori Sistem. Jakarta: Rajawali
Press. Suparjan dan Hempi Suyatno. (2003). Pengembangan masyarakat, dari
pembangunan samai pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media Susanto Wibisono. (1991). Pengaruh Perubahan Fisik Usia Lanjut pada
Aspek Kejiwaan Kelanggaran Usia Lanjut. Jakarta: FKUI Surbakti, EB.(2013). Menata Kehidupan Usia Lanjut. Jakarta: Praninta Aksara Siti Partini . (2011). Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto. (2013). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Prespektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta
Trihono. (2005). Manajemen Puskesmas berbasisparadigma sehat. Jakarta: Sagung seto.
Umiyatun Nawawi. (2009). Sehat dan bahagia diusia senja. Yogyakarta:Dianloka
Zubaedi. (2007). Wacana pembangunan alternative. Ragam prespektif pengambangan dan pemberdayaan masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz media group
B. Lain-lain Komisi Nasional Lanjut Usia (Komnas Lansia). (2010). Pedoman Active
Aging (Penuaan Aktif) Bagi Pengelola dan Masyarakat. Jakarta : Komnas Lansia.
Undang-Undang Replubik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
Undang-Undang Replubik Indonesia No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
87
Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM
Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2004
Undang-undang Republik Indnesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pembangunan Kesehatan
88
Lampiran 1. Pedoman Observasi
Pedoman Observasi Penelitian
Pemberdayaan Lansia Di Puskesmas Purwokerto Selatan
No Aspek Deskripsi
1 Identifikasi keberadaan Puskesmas
Purwokerto Selatan
a. Letak geografis
2 Kegiatan yang diberikan Puskesmas
Purwokerto Selatan :
b. Cek up kesehatan
c. Senam
d. Penyuluhan
3 Fasilitas :
a. Sarana dan Prasarana
b. Pemanfaatannya
4 Proses pelayanan kesehatan lansia
5 Ketercapaian program pemberdayaan
kesehatan lansia di Puskesma
Purwokerto Selatan
4) Cek up kesehatan
89
5) Senam
6) Penyuluhan
90
lampiran 2. Pedoman Dokumentasi
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Melalui Arsip Tertulis
a. Tujuan dan Latar belakang berdirinya Puskesmas Purwokerto
Selatan.
b. Struktur kepengurusan Puskesmas Purwokerto Selatan.
c. Arsip data lansia yang ada di Puskesmas Purwokerto Selatan.
2. Foto
a. Tempat atau fisik Puskesmas Purwokerto Selatan.
b. Fasilitas yang dimiliki Puskesmas Purwokerto Selatan.
c. Kegiatan-kegiatan yang berlangsung yang ada di Puskesmas
Purwokerto Selatan berkaitan dengan pemberdayaan lansia?
Lampiran 3. Pedoman Wawancara
91
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk Pegawai Puskesmas Purwokerto Selatan
Nama : (laki-laki/perempuan)
Jabatan :
Usia :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
Pendidikan Terakhir :
Pertanyaan :
LEMBAGA
1. Apakah visi dan misi dari Puskesmas Purwokerto Selatan?
2. Bagaimana sejarah berdirinya Puskesmas Purwokerto Selatan?
3. Bagaimana struktur organisasi lembaga di Puskesmas
Purwokerto Selatan ?
FASILITAS
1. Fasilitas apa saja yang disediakan oleh lembaga (puskesmas
purwokerto selatan)?
2. Bagaimana penggunaan fasilitas tersebut? Apakah sudah
efektif?
3. Darimana fasilitas yang ada di puskesmas purwokerto selatan
berasal?
92
HUBUNGAN KERJASAMA
1. Adakah kerjasama yang dilakukan oleh lembaga (puskesmas
purwokerto selatan)?
2. Bila ada, kerjasama apa saja yang dilakukan, dan dalam bidang
apa saja?
3. Dalam melakukan kerjasama, prosedur apa saja yang
digunakan?
PROGRAM
1. Jenis pelayanan dan kegiatan apa yang tersedia di Puskesmas
Purwokerto Selatan untuk keperluan lansia ?
2. Program dan jenis kegiatan apa yang sesuai dengan kebutuhan
lansia untuk meningkatkan pelayanan bagi lansia ?
3. Apakah program kegiatan yang dilaksanakan tersebut sesuai
dengan kebutuhan lansia ?
4. Faktor apa saja yang menjadi pendukung program
pemberdayaan lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan ?
5. Faktor apa saja yang menjadi penghambat program
pemberdayaan lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan ?
SDA
1. Bagaimana kondisi lingkungan disekitar lembaga (puskesmas
purwokerto selatan) berada?
93
2. Bagaimana pemanfaatan lahan disekitar (puskesmas
purwokerto selatan) tersebut?
PEMBIAYAAN
1. Bagaimana sumber dana yang diperoleh? Darimana?
2. Bagaimana alur pengeluaran kas?
3. Bagaimana proses pembayaran yang dilakukan?
4. Bagaimana proses pencairan dana?
5. Bagaimana ketersediaan dana dalam lembaga (panti wredha)
tersebut?
94
Lampiran 3. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
Kader Lansia
Nama : (laki-laki/perempuan)
Usia :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
Pendidikan Terakhir :
Pertanyaan :
1. Apa yang melatar belakangi simbah datang ke posyandu
lansia?
2. Pada saat di posyandu lansia apakah simbah bersosialisasi
dengan teman sekitarnya ? jika iya bagaimana cara
bersosialisasi simbah dengan temannya ?
3. Dari semua kegiatan yang ada di posyandu lansia, apakah
membantu simbah untuk lebih aktif ?
4. Apa peran kader lansia di dalam posyandu lansia ?
5. Upaya apa yang dilakukan kader lansia dalam meningkatkan
kesejahteraan lansia (kesehatan,psikologinya,sosialnya,
kesejahteraan lahir maupun batinnya) ?
6. Sejauh ini peran posyandu lansia itu sendiri dalam
melaksanakan tugasnya apakah sudah sangat membantu lansia
95
baik dalam berkegiatan,bersosialisasi dengan sekitarnya,
meningkatkan kesejahteraan lansia dan lain-lain ?
7. Hambatan apa yang ditemui saat menjalankan perannya ?
96
Lampiran 3. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
Nama : (laki-laki/perempuan)
Usia :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
Pendidikan Terakhir :
Pertanyaan :
1. Apakah bapak/ibu mengetahui adanya posyandu lansia ?
2. Apa yang melatar belakangibapak/ibu datang ke posyandu
lansia ?
3. Bagaimana perasaan bapak/ibu saat berada di posyandu lansia ?
dan sudah berapa lama bapak/ibu sering datang ke posyandu
lansia ?
4. Bagaimana menurut bapak/ibu peran dari puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan lansia ?
5. Dampak atau efek apa yang didapatkan oleh simbah dengan
mengikuti
kegiatan pelayanan kesehatan ini ?
6. Hambatan apa saja dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
lansia baik simbah maupun pekerja sosial ?
97
7. Manfaat apa yang di rasakan setelah mengikuti pelayan
kesehatan lansia ?
8. Selain kegiatan cek kesehatan terdapat juga kegiatan yang
berhubungan dengan fisik, kegiatan apa saja yang ada di
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lansia ?
9. Kegiatan apa saja yang dilakukan lansia untuk mengurangi rasa
stres ?
98
Lampiran 4. Hasil observasi
Hasil Observasi Penelitian
Pemberdayaan Lansia Di Puskesmas Purwokerto Selatan
No Aspek Deskripsi
1 Identifikasi keberadaan Puskesmas
Purwokerto Selatan
a. Letak geografis
Puskesmas Purwokerto
Selatan yang letaknya berada
di Jl. M. Yamin Kelurahan
Karang Klesem Kecamatan
Purwokerto Selatan Kabupaten
Banyumas.
2 Kegiatan yang diberikan Puskesmas
Purwokerto Selatan :
a. Cek up kesehatan
b. Senam
c. Penyuluhan
a. Cek up kesehatan
bertujuan untuk
mengontrl dan
memberikan solusi
serta saran terhadap
kesehatan yang
dimiliki oleh lansia
pada saat itu.
b. Senam lansia bertujuan
untuk mengurangi
tingkat setres terhadap
99
lansia sertamengurangi
tikat kelupaan paa
lansia serta mampu
menghindari struk
c. Penyuluhan dilakukan
untuk memberikan
wawasan kepada para
lansia mengenai
penyakit apa saja yang
mudah menyerang
lansia serta makanan
apa saja yang harus
dikonsumsi lansia
sesuai dengan penyakit
yang diderita.
3 Fasilitas :
a. Sarana dan Prasarana
b. Pemanfaatannya
1) Sarana dan prasarana,
Mobil Puskesmas
Keliling (ambulance)
1 buah, Mobil Dinas 2
buah. Puskesmas
Induk yang terletak di
Jl. M. Yamin Karang
100
Klesem. Puskesmas
Pembantu yang
terletak di RW VI
Perumahan
Teluk/Gerbang
Harapan.
2) Sarana dan prasaranana
dimanfaatan sesuai
kebutuhan.
4 Proses pelayanan kesehatan lansia Proses pelayanan kesehatan
lansia dilakukan melalui
puskesling/puskesmas keliling
yang dilaksanakan sesuai
jadwal yang telah ditetapkan
sesuai pada jam kerja .
5 Ketercapaian program pemberdayaan
kesehatan lansia di Puskesma
Purwokerto Selatan
a. Cek up kesehatan
b. Senam
c. Penyuluhan
a. Ce up kesehatan sudah
tercapai sesuai dengan
tujuan yaitu
mengontrol dan
memberikan solusi
serta saran terhadap
kesehatan yang
101
dimiliki oleh lansia
pada saat itu. Para
lansia sudah merasa
puas dengan pelayanan
yang diberikan
Puskesmas Puwokerto
selatan terkait dengan
program cek up
kesehatan.
b. Senam lansia sudah
berjalan dengan baik
sesuai dengan tujuan
senam yaitu
menyehatkan jasmani
dan rohani serta
mengurangi tingkat
setres pada lansia.
c. Penyuluhan yang
dilakukan setiap
Psyandu di Puskesmas
Purwokerto Selatan
sudah tercapai dengan
102
baik. Hasil yang
diperoleh setelah
mengikuti penyuluhan
sangat dirasakan baik
oleh para lansia yaitu
mereka mengetahui apa
saja yang tidak boleh
dikonsumsi sesuai
dengan penyakit yang
diderita serta apa saja
penyakit-penyakit yang
menyerang masa usia
lanjut.
103
Lampiran 5. Hasil Wawancara
Hasil Wawancara Pegawai Puskesmas Purwokerto Selatan
A. Identitas Diri
1. Nama : Hadi Priyatmono
2. Jabatan : kepala Tata Usaha
3. Usia : 48 tahun
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : PNS
6. Alamat : Jl. Rasamala Raya No.94 Perumahan Teluk
7. PendidikanTerakhir : SMA
B. Identitas Lembaga
1. Fasilitas apa aja yang disediakan lembaga puskesmas yang terkait dengan
lansia ?
“ya ada petugas dan yang kedua kendaraan itu.”
2. Penggunaan fasilitas tersebut apakah sudah efektif ?
“sementara cukup dan efektif.”
3. Darimana fasilitas yang ada di puskesmas puwokerto selatan ini berasal?
“Berasal dari bantuan pemerintah”
4. Adakah hubungan kerja sama yang dilakukan oleh lembaga puskesmas
pak?
104
“Kalo dengan pihak luar ya dengan posyandu lansia posyandu balita dan
adanya penyuluhan penyuluhan kader yang dilakukan setiap bulan.”
5. Dalam melakukan kerja sama itu sendiri adakah prosedur yang digunakan
pak ?
“yang jelas ada MOY diantara kedua belah pihak. Yang ke dua ada
kesepakatan waktu dan tempatnya.”
PROGRAM
6. Jenis pelayanan dan kegiatan apa saja yang tersedia di puskesmas
purwokerto selatan untuk keperluan lansia itu sendiri?
“Ya salah satunya ya kendaraan puskesmas keliling yang lainya seperti
pelayanan khusus untuk lansia batas usianya minimal 50 tahun...didalam
lansia kegiatnya salah satunya senam lansia ada penyuluhan tenyang
kesehatan ada pemeriksaan rutin dokter dan laborat.”
7. Jenis program dan kegiatan apa yang sesuai dengan lansia untuk
meningkatkan pelayanan bagi lansia pak?
“Ya salah satunya dengan dibentuknya kader lansia bisa memantau
seberapa jauh perkembangan lansia itu. Kedua tadi ada senam ada
santapan rohani dan dilanjudkan dengan kegiatan penyuluhan
penyuluhan.”
8. Berarti program tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan lansia ya pak ?
“ya untuk saat ini mereka yang membutuhkan sudah terpenuhi.”
9. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam pemberdayaan lansia td?
105
“Ya salah satunya ke ikut sertaan warga dimana kader lansia itu
dikedepankan fungsinya.”
10. Kemudian yang menjadi penghambat daalam program tersebut apa pak?
“Sementara ini bukan penghambat hanya keterbatasan saja ketenagaan
karena semua tidak mencukupi untuk dilayani.”
SDA
11. Bagaimana lingkungan sekitar puskesmas berada pak?
“Ya karna ini daerah perkotaan ya sudah cukup bersih apalagi sudah
punya predikat daerah adipura.”
12. Apakah pemanfaatan lahan sekitar puskesmas ?
“ya pemanfaatan nya ya lahan-lahan yang kosong ditanami tanaman teduh
misalnya matoa dan pot pot bunga yang mendukung daerah adipura.”
13. Untuk pembiayaan sendiri, sumber dayanya diperoleh darimana?
“Sebenarnya dari APBD.”
14. Kemudian alur pengeluaran kas nya seperti apa pak?
“Ya operasional rutinitas saja.”
15. Untuk pencairan dana itu sendiri bagaimana ?
“ya setiap kali ada kegiatan ada uang transport bagi petugas itu saja.”
106
Lampiran 5. Hasil Wawancara
Hasil Wawancara Kader Lansia
A. Identitas Diri
1. Nama : Siti Aminah
2. Usia : 48 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5. Alamat : Jl. Mahoni V Purwokerto Kulon
6. PendidikanTerakhir : SMA
B. Pertanyaan
1. Apa yang melatarbelakangi lansia datang?
“Yang melatarbelakangi adalah untuk memperhatikan kesehatan sendiri.
Apa yang melatar belakangi simbah datang karena sadar akan kebutuhan
kesehatan dirinya sendiri ya”
2. Pada saat posyandu lansia itu simbah-simbah berinteraksi dengan
sesama lansia tidak?
“Iya saling jabat tangan...komunikasi, ngobrol misalnya “empun dahar”,
berapa cucunya kok kemarin gak datang dimana. Saling komunikasi
misalnya keluhanya apa, trus simbah yang satu memberi tau “ow iki asam
107
uratku duwur” ya saling berinteraksi dengan lansia lainya mengenai
kesehatan mereka masing-masing dan kehidupan sehari-hari.”
3. Dari kegiatan posyandu seperti cek up pemeriksaan senam, yang
membantu simbah lebih aktif itu apa ?
“Ya senam dan cek up pemeriksaan. Pertama bisa bertemu dokter bisa
konsultasi dengan dokter terhadap keluhan dan penyakit yang diderita.
Kedua tentang cek up nya itu dengan alat alat itu mereka banyak yang
hadir kemudian tau hasil dari pemeriksaan kolestrol atau asam urat
kemudian senamnya bisa di praktekkan dirumah sesuai apa yang mereka
dapat”
4. Peran kader lansia dalam posyandu lansia itu seperti apa ?
“Peranya sangat aktif misalnya membuat undangan dan mengingatkan
untuk hadir, membantu lansia yang tidak bisa hadir sendiri minta tolong
tetangga atau anaknya membantu, memberikan kepada lansia yang tidak
mampu atau tidak punya uang kader mencari bantuan dari luar misaalnya
pas pengajian atau rt rw yang mampu-mampu dan yang mau memberi”
5. Upaya yang kader lakukan dalam mensejahterakan lansia seperti
kesehatan,psikologi,sosial dan kesejahtetaan lainya ?
“Ya memberi tau misalnya untuk hidup sehat mandi dan makan pagi untuk
paikologi nya ya peran keluarga soalnya kadang-kadang lansia itu rewel
sehingga keluarganya harus memperhatikan apa kebutuan lansia itu
108
misalnya soal makanan. Kader menyampaikan kepada keluarganya
seandainya ada keluhan tensi tinggi atau gula tinggi nanti habis dari lansia
harus segera dikontrolkan ke puskesmas atau dari puskesmas akan dirujuk.
Jadi kader membantu tindak lanjud apa yang mereka harus lakukan agar
mendapat kesehatan yang maksimal dari lansia itu.”
6. Sejauh ini peran posyandu terhadap lansia apakah sudah membantu
baik dari kesehatan, bersosialisasi untuk meningkatkan kesejahteraan
lansia tersebut?
“Di dalam kegiatan ini sangat membantu...untuk lebih memperhatikan
kesehatanya dengan hadirnya petugas pukesmas juga dokter dan bidan
mereka sangat membantu untuk memperoleh penanganan atau pengobatan
selanjudnya, misalnya gula...mereka datang ke puskesmas mendapat obat
sesuai dengan kebijaksanaan masing2 misalnya dari bpjs pensiunan, atau
non pensiunan sehingga mereka dapat obat sesuai yng mereka harapkan.
Selain itu mereka juga mensukseskan lansia juga, maksudnya disini
apabila lansia masih aktif atau jualan apa jadi bisa mengatur waktu untuk
hadir ke kegiatan lansia itu jadi ini sangat msmbantu lansia untuk
mendapatkan kesehatan diri sendiri dan sekitarnya dan berkomunikasi
dengan lansia2 lain.”
7. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan program tersebut ibu?
“Hambatnya kita misalnya kalo lansia itu sulit berkomunikasi misalnya
lansia yang stroke atau pendengaranya kurang jadi kita harus sabar dan
109
paling tidak lansia itu hadir harus didampingi keluarga atau kader. Tetapi
disini saya kira hambatanya gak begitu banyak ya karena disini kader
sangat aktif dan lingkungan sekitar...waktu itu ada llansia yang tidak bisa
melihat sama sekali itu ada yang mendampingi dari tang sampai pulang
lagi. Jadi saya kira disini ya tidak ada hambatan ya dapat berjalan dengan
lancer kalo lansia itu tidak hadir tandanya membutuhkan pertolongan
orang lain. Hambatnya untuk jadwal ya sering lupa ya diingatkan mungkin
di pengajian karna sudah tua ya jadi kadang2 kurang memperhatikan
kadang ada yang pura2 tidak membutuhkan tp sebenernya butuh datang ke
lansia, atau gak ada yang membantu dari keluarga mungkin kerja
semuaatau lupa juga karena kurang perhatian dari keluarga.”
110
Lampiran 5. Hasil wawancara
Hasil Wawancara Kader Lansia
A. Identitas Diri
1. Nama : Murti Rubiyanto
2. Usia : 65 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5. Alamat : Jl. Angsana Raya Purwokerto Kulon
6. PendidikanTerakhir : SMA
B. Pertanyaan
1. Biasanya yang melatar belakangi simbah2 datang kemari itu apa buk?
“sakit pusing atau pegel atau gatel2 gt lah. Sebelumnya kan kita sudah
memberitahukan ke RT bahwa usia lansia sudah banyak dan kita ingin
lansia lansia walaupun sudah tua tetep sehat masih berguna bagi keluarga
kan bisa ngurusi cucu ngawasi cucu kalo ada orang tua kan rasanya lain.
Dari pengurus rw waktu itu kita membicarakan tambah banyak usia lansia,
agar para lansia itu terpantau kesehatanya kita mengajukan untuk
membentuk kegiatan ke puskesmas waktu itu kepala puskesmas itu dokter
tiwi beliau menyetujui kemudian diresmikan pda tanggal 3 oktober pada
tahun 1998 dengan lansia yang terdaftar waktu itu 168 orang lah.”
111
2. Trus pada saat posyandu seperti ini itu lansianya bersoaialisasi dengan
teman sebayanya mungkin mengobrol atau apa..?
“ow ya jelas itu jadi dalam kegiatan posyandu lansia bagi mereka berguna
sekali jadi mereka tambah pengalaman tambah wawasan juga bisa temu
kangen dengan teman teman sebayanya gt ya jadi pada curhat gt. Yang
biasanya dirumah diem disini bisa tertawa bisa ngobrol sama temen kaya
ajang temu kangen.”
3. Disamping kegiatan posyandu lansia itu yang membantu simbah lebih
aktif itu kegiatan apa aja buk?
“Ya kalo saya denger si mereka katanya seneng disini senam tangan
mereka seneng banget itu untuk kesehatan para lansia dan simbah itu
sendiri. Kemudian juga ada santapan rohani tp ustadz yang biasanya ngisi
udah meninggal sampe sekarang belum ada gantinya jadi sampe saat ini
masih kosong kalo senamnya tetap kita laksanakan.”
4. Peran dari kader lansia itu apa dalam posyandu lansia itu sendiri?
“Ya memberi semangat bagi mereka setiap senen minggu pertama kader
membagikan undangan kecil dan kalo ada yang sakit lansia kader
menengok memberi semangat bagi mereka lah bsok datang lagi ya ke
posyandu gt.”
5. Upaya yang dilakukan kader lansia dalam meningkatkan kesejahteraan
lansia itu sendiri gmana buk ?
“ya sementara ini kita hanya melayani kesehatanya aja untuk melakukan
kegiatan lain mereka usianya udah 60 lebih bahkan ada yang 70 lebih jadi
112
mereka gak mau susah gt paling paling ya santapan rohani atau tips2 apa
yang bisa membantu lansia agar awet muda lah sehat lah atau gimana gt.”
6. Sejauh ini peran posyandu dalam melaksanakan tugasnya apakah sudah
baik atau belum ?
“alhamdulillah kalo saya lihat baik ya ada peningkatan kalo dulu kan
sederhana cuma timbang tensi gt aja kalo sekarang udah ada pemeriksaan
gula darah pemeriksaan asam urat pemeriksaan kolesterol itu juga
peralatan medisnya dapet bantuan dari kabupaten dan dari KSM...alat
pengukur tensi yang praktis gt .”
7. Untuk hambatanya apa buk dalam menjalankan peran menjadi kader
lansia?
“Hambatanya ya pendataan kembali setiap 6bln sekali kalo ada tambahan
lansia tp ya masih baanyak yang tidak mau dateng lansia itu bukan untuk
orang sakit tp justru mengontrol supaya jangan sampe sakit.”
8. Trus untuk faktor pendukungnya apa buk ?
“ya pendukungnya ya dana ya kalo disini ya ngisi kaleng lah sukarela ya
untuk keperluan beli buku foto copy snack.
113
Lampiran 5. Hasil wawancara
Hasil Wawancara Kader Lansia
A. Identitas Diri
1. Nama : Sri Martini
2. Usia : 50 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5. Alamat : Jl. Damar Raya Purwokerto Selatan
6. PendidikanTerakhir : S1
B. Pertanyaan
1. Buk yang melatar belakangi simbah simbah datang ke posyandu itu apa?
“Ya karna kan kita sebagai kader harus pinter pinter ya untuk mengajak
dan disampaikan untuk mengontrol kesehatan. Dan semenjak berdiri
posyandu lansia ini ya antusianya bagus sekali hampir semuanya berminat
kalo yang sudah tua sekali itu beda makanya untuk sasaran pengunjung
belum sama.”
2. Kalo simbah simbah disini bersosialisasi dengan temanya gt buk?
“Iya dan sebelum kegiatan ini ada senam lansia.”
3. Dari semua kegiatan disini, kegiatan apa yang membuat simbah lebih aktif
?
114
“mungkin mereka ini butuh mengontrol tensi kita memberikan penyuluhan
seperti itu ya jadi minatnya untuk mengontrol kadang kadang ada yang
pusing2 gt ya bsok datang ke lansia gt ada pak dokter ada bu dokter.”
4. Peran kader sendiri dalam posyandu lansia itu seperti apa buk ?
“yang pertama ya kita tidak bosan ngoprak oprak, kadang kadang ya kita
jemput, satu hari sebelum kegiatan kita ingatkan kalo ada yang lupa ya
kita kunjungi.”
5. Upaya apa yang dilakukan kader lansia untuk meningkatkan kesejahteraan
lansia itu sendiri?
“Pnt ya kadang kadang ada susu kadang buah.”
6. Kalo psikologinya gt peran kader itu seperti apa buk ?
“ya kita adakan penyuluhan dari kader gt lah yang jelas kita tu ngajak dan
ngajak gt.
7. Jadi sejauh ini peran posyandu lansia dalam membantu lansia
bersosialisasi dengan sekitarnya sudah baik ya ?
“sudah iya sudah.”
8. Hambatanya apa aja buk dalam pelaksanaan program program itu?
“Tidak ada lah paling ya dari dana itu kan dari iyuran masing masing rt
semisal 3rb untuk beli pnt aja tidak nutup.”
9. Untuk dukungan keluarga itu mendukung gak karna adanya posyandu
lansia ?
“ya mendukung soalnya kan kita juga ada bina keluarga lansia
kesadaranya itu tinggi untuk lansianya.
115
Lampiran 5. Hasil wawancara
Hasil wawancara Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
A. Identitas Diri
1. Nama : Ibu Sapen
2. Usia : 75 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5. Alamat : RT 01/06 Purwokerto Kulon
6. PendidikanTerakhir : SD
B. Pertanyaan
1. Ibu mengikuti posyandu ini udah dari awal atau gimana?
“La ibu kan merantau ke bali tp akhir desember pulang lalu ikut ini dari
dari 2010 lah.”
2. Yang melatar belakangi ibu datang kesini apa ?
“ya biyar sehat karena ibu ada penyakit darah tinggi jantung juga dari sana
ibu meski minum obat darah tinggi.”
3. Menurut ibuk peran puskesmas dalam memberikan pelayanan disini?
“Baik yah penting apalagi buat lansia kalo kita gak berobat penyakit kita
gak tau waktu itu ibu juga ikut puskesmas, penyakit kronis darah tingginya
susah sembuh. Kita dikasih resep dokter dikasih obat. Setiap hari jumat
pertama kita senam esensi lansia pokoke ikut aja biar sehat.”
116
4. Dampaknya apa buk mengikuti kegiatan kesehatan ini ?
“ya dampaknya kita ya terkontrol la penyakitnya kalo kita diem kan gak
tau.”
5. Hambatanya apa buk?
“Tidak ada aksesnya juga enak tp ibuk ini ikut dua kalo kamis kedua kalo
disini kan senen pertama.”
6. Manfaatnya seperti apa buk dari pelayanan kesehatan lansia?
“Kalo ibuk manfaatnya kan ya sehat panjang umur kalo gak ikut
penyakitnya timbul kan gak tau.”
7. Ketika ibuk stress banyaak pikiran itu kegiatan apa yang ibuk lakukan?
“Ya baca alquran aja.”
117
Lampiran 5. Hasil wawancara
Hasil wawancara Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
A. Identitas Diri
1. Nama : Bapak Siyam
2. Usia : 76 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Supir
5. Alamat : Jl. Perintis RT 02/06
6. PendidikanTerakhir : SMP
B. Pertanyaan
1. Bapak kenapa datang ke lansia?
“Ya untuk ngecek kesehatan saya rutin kalo gak kesini ya ke puskesmas...kalo
badanya gak enak ya kepuskesmas tp kalo lansia kan satu bulan sekali rutin dari
pertama ada lansia sampe sekarang saya rutin terus.”
2. Perasaan bapak mengikuti program ini gimana?
“Prasaan kulo seneng seger ningali berat badan kulo sae nopo mboten.”
3. Sudah berapa lama bapak ikut posyandu lansia?
“Ya mulai ada posyandu sampe sekarang...dari awal sampe hari ini itu saya
rutin.”
4. Menurut bapak peran puskesmas dalam memberikan pelayanan itu seperti apa?
“Ya lumayan la, hati-hati ramah seneng pelayananya mereka sudah baik”
118
5. Efek yang di dapat dari pelayanan di sini hasilnya seperti apa ?
“Ya seneng lah tau kesehatan gimana makan obat apa dikasih apa nanti ada yang
kurang beli di luar kalo punya uang .”
6. Hambatanya yang dilalu dari kegiatan pos yandu lansia dsini apa mbah?
“ya gak ada hambatan.”
7. Manfaat dari mengikuti kegiatan posyandu lansia dsini ?
“Misalnya sakit dikasih obat sama dokter yang penting itu olahraga, dirumah apa
di kamar olahraga dari kecil saya suka olahraga sih. “
8. Selain cek kesehatan mbah ikut apa ?
“gak ikut program apa apa senam saya sendiri kalo ada buku panduan saya
kerjakan sendiri.”
9. Kalo misalnya mbah lagi setres apa yang embah lakukan?
“Ya gak ada..makan obat apa gt aja apa kemauanya sendiri lah.”
119
Lampiran 5. Hasil wawancara
Hasil wawancara Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
A. Identitas Diri
1. Nama : Ibu Sukoasih
2. Usia : 86 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Pensiunan
5. Alamat : Perumahan Pondok indah RT 05/06
6. PendidikanTerakhir : SMP
B. Pertanyaan
1. Perasaan embah ngikutin program disini itu gimana?
“seneng.”
2. Sudah berapa lama mbah ikut posyandu disini?
“Berapa ya udah dua tahunan lah belum lama hehehe.”
3. Menurut embah peran pegawe puskesmas yang datangbkesini itu peranya
seperti apa dalam pelayanan ?
“baik hehe sangat membantu sekali tp mbah gak pernah minum obat gak
suka Cuma minum jamu bikin sendiri godok i kiambak”
4. Dampaknya yang didapat embah dalam mengikuti kegiatan ini seperti apa
mbah??
“Lebih sehat ya biasa lah.”
120
5. Hambatan atau kesulitan apa yang embah hadapi ketika mengikuti
kegiatan Posyandu lansia disini??
“ gak ada kesulitan ya biasa aja gt enak he.”
6. Manfaatnya dari program ini??
“ Iya dikasih informasi jadi lebih dapet pengetahuan kesehatan.”
7. Selain cek kesehatan mbah ikut apa program yang di adakan di posyandu
lansia ini ?
“gak ada, senam kesehatan di sini ada saya ikut kalo ada dokternya..disini
aja senamnya.”
8. Mbah kalo dirumah ada banyak pikiran stres itu mbah melakukan kegiatan
apa.??
“Mbah ma tiap hari dirumah gak ada kegiatan apa apa...kalo ada pikiran
ya pasrahlah.”
121
Lampiran 5. Hasil wawancara
Hasil wawancara Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
A. Identitas Diri
1. Nama : Ibu Sutini
2. Usia : 66 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : ibu rumah tangga
5. Alamat : RT 05/06 Purwokerto Kulon
6. PendidikanTerakhir : SD
B. Pertanyaan
1. Ibuk brarti tau ya ada posyandu lansia disini?
“Iya tau.”
2. Yang melatarbelakangi ibuk ikut kegiatan posyandu lansia disini apa buk ?
“satu untuk mengontrol tensi kesehatan diperiksa oleh petugas kesehatan
seimbang terkontrol tensinya.”
3. Perasaan ikut posyandu diaini seperti apa ? Udah lama ?
“senang, iya sudah dari awal.”
4. Menurut ibuk peran dari puskesmas itu dalam memberikan pelayanan
seperti apa ?
“bagus.”
5. Efek yang didapat setelah mengikuti pelayanan disini seperti apa buk ?
“ya jadi tau ya tambah pengalaman lah.”
122
6. Hambatanya apa buk dateng kesini ?
“hambatanya ya transportasi setengah jam.”
7. Selain kegiatan cek kesehatan ibuk mengikuti kegiatan apalagi?
“Ikut tp gak rutin.”
8. Kegiatan apa yang ibu lakukan ketika banyak pikiran stress itu kegiatanya
ngapain?
“Kegiatanya ya membuat makanan kecil dari singkong keripik singkong
jualnya ya kepuskesmas kamana aja saya mau setiap ada kegiatan pasti
saya bawa.”
9. Manfaat dari adanya posyandu ini sangat baik sekali ya buk ?
“iya sangat baik sekali membantu mengetahui kesehatan, pengalaman,
pendapatan untuk mengurangi stres ya gt lah jadi tambah wawasan dan
temen”
123
Lampiran 5. Hasil wawancara
Hasil wawancara Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
A. Identitas Diri
1. Nama : Bapak wiryosuwarno
2. Usia : 84 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Swasta
5. Alamat : Perintis 991 RT 05/05
6. PendidikanTerakhir : SD
B. Pertanyaan
1. Sudah berapa lama ikut posyandu lansia disini?
“Udah lama iya dari awal dari taun berapa saya lupa.”
2. Yang bikin bapak datang kesini itu apa pak?
“Ya karna ingin priksa kesehatan.”
3. Prasaan bapak gimana pak seneng gak pak ?
“ya seneng setiap bulan bisa terkontrol kesehatannya.”
4. Menurut bapak peran dari puskesmas itu sendiri seperti apa dalam
memberikan pelayananya?
“Baik lah.”
5. Efek yang bapak dapet pada saat mengikuti pelayanan kesehatan disini apa
pak ?
“bisa ketahuan kalo tensinya tinggi bisa terkontrol setiap bulan.”
124
6. Hambatanya apa mbah dateng kesini, ada hambatan gak ?
“gak ada.”
7. Selain cek kesehatan itu mbah mengikuti kegiatan apalagi untuk
meningkatkan kesehatan mbah?
“Saya gak ikut lain-lain kok kecuali ada penyakit yang berat sekali minta
rujukan ke puskesmas ke rumah sakit umum.”
8. Ikut senam gt gak mbah?
“Saya gak ikut.”
9. Ketika mbah lagi banyak pikiran mbah nglakuin apa aja untuk mengurangi
beban pikiranya? Gak pernah senam apa apa gt ?
“kalo tensi tinggi ya ke dokter, ya udah gt aja.”
125
Lampiran 5. Hasil wawancara
Hasil wawancara Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
A. Identitas Diri
1. Nama : Bapak Sutarso
2. Usia : 68 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Pensiunan
5. Alamat : Jl. Sarwodadi 3 No. 816
6. PendidikanTerakhir : SMA
B. Pertanyaan
1. Sudah berapa lama ikut posyandu lansia disini?
“Udah lama iya dari awal terbentuknya lansia ini.”
2. Yang bikin bapak datang kesini itu apa pak?
“ingin memeriksakan kesehatannya, agar tetap terkontrol dengan baik.”
3. Prasaan bapak gimana pak seneng gak pak ?
“ya seneng setiap bulan bisa terkontrol kesehatannya, dan saya pasti slalu
datang mba.”
4. Menurut bapak peran dari puskesmas itu sendiri seperti apa dalam
memberikan pelayananya?
“Baik lah.”
5. Efek yang bapak dapet pada saat mengikuti pelayanan kesehatan disini apa
pak ?
126
“sangat berdampak ya mba, yang tadinya mengeluh sakit ini itu lalu
dikasih obat dan obatnya langsung bikin sehat lagi.”
6. Hambatanya apa mbah dateng kesini, ada hambatan gak ?
“gak ada.”
7. Selain cek kesehatan itu mbah mengikuti kegiatan apalagi untuk
meningkatkan kesehatan ?
“saya ikut senam lansia mba. saya mengikuti senam karna melihat orang
yang ikut senam rata-rata sembuh dari penyakitnya, disamping itu senam
juga mampu melancakan peredaran darah, memperpanjang daya ingat,
mengurangi pikun, tidak struk”
8. Ketika mbah lagi banyak pikiran mbah nglakuin apa aja untuk mengurangi
beban pikiranya?
“ya senam aja biar badan seger lagi.”
127
Lampiran 5. Hasil wawancara
Hasil wawancara Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
A. Identitas Diri
1. Nama : Hj. Asmini
2. Usia : 70 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
5. Alamat : Tipar baru RT 03/06
6. PendidikanTerakhir : SMA
B. Pertanyaan
1. Sudah berapa lama ikut posyandu lansia disini?
“Udah lama iya dari awal terbentuknya lansia ini.”
2. Yang bikin ibu datang kesini itu apa bu?
“ingin memeriksakan kesehatannya, agar tetap terkontrol dengan baik.”
3. Prasaan ibu gimana senang tidak mengikuti kegiatan Posyandu lansia
disini ?
“ya seneng setiap bulan bisa terkontrol kesehatannya.”
4. Menurut ibu peran dari puskesmas itu sendiri seperti apa dalam
memberikan pelayananya?
“Baik lah.”
5. Efek yang ibu dapet pada saat mengikuti pelayanan kesehatan disini apa
bu ?
128
“sangat berdampak ya mba, yang tadinya mengeluh sakit ini itu lalu
dikasih obat.”
6. Hambatanya apa yang bikin ibu dateng kesini, ada hambatan gak ?
“gak ada.”
7. Selain cek kesehatan itu mbah mengikuti kegiatan apalagi untuk
meningkatkan kesehatan ?
“saya slalu ikut senam setiap minggu ke 2 biar badan saya tetap segar.”
8. Ketika ibu lagi banyak pikiran mbah nglakuin apa aja untuk mengurangi
beban pikiranya?
“membaca Al-Qur’an dan menelpon kerabat.”
129
Lampiran 5. Hasil wawancara
Hasil wawancara Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
A. Identitas Diri
1. Nama : Ibu Tarminah
2. Usia : 65 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
5. Alamat : RT 02/05 Purwokerto Kidul
6. PendidikanTerakhir : SMA
B. Pertanyaan
1. Sudah berapa lama ikut posyandu lansia disini?
“Udah lama.”
2. Yang bikin ibu datang kesini itu apa bu?
“Panggilan jiwa, mencegah struk mba.”
3. Prasaan ibu gimana senang tidak mengikuti kegiatan Posyandu lansia
disini ?
“ya seneng setiap bulan bisa terkontrol kesehatannya.”
4. Menurut ibu peran dari puskesmas itu sendiri seperti apa dalam
memberikan pelayananya?
“mudah dimengerti dan langsung praktek.”
5. Efek yang ibu dapet pada saat mengikuti pelayanan kesehatan disini apa
bu ?
130
“sangat berdampak ya mba, membuat badan segar setelah dating ke
Posyandu lalu diberikan obat.”
6. Hambatanya apa yang bikin ibu dateng kesini, ada hambatan gak ?
“kadang saya masih ngantuk mba kalau jam-jam segitu.”
7. Selain cek kesehatan itu mbah mengikuti kegiatan apalagi untuk
meningkatkan kesehatan ?
“saya slalu ikut senam.”
8. Ketika ibu lagi banyak pikiran mbah nglakuin apa aja untuk mengurangi
beban pikiranya?
“bertemu kerabat.”
131
Lampiran 5. Hasil wawancara
Hasil wawancara Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
A. Identitas Diri
1. Nama : Bapak Kuwatno
2. Usia : 76 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Pensiunan
5. Alamat : Jl. Perintis gg. 1 no 10 RT 05/05
6. PendidikanTerakhir : SMA
B. Pertanyaan
1. Sudah berapa lama ikut posyandu lansia disini?
“Udah lama.”
2. Yang bikin bapak datang kesini itu apa pak?
“mengontrol kesehatan.”
3. Prasaan bapak gimana senang tidak mengikuti kegiatan Posyandu lansia
disini ?
“ya seneng setiap bulan bisa terkontrol kesehatannya.”
4. Menurut bapak peran dari puskesmas itu sendiri seperti apa dalam
memberikan pelayananya?
“mudah dimengerti dan baik dalam memberikan pelayanan.”
5. Efek yang bapak dapet pada saat mengikuti pelayanan kesehatan disini apa
bapak ?
132
“sangat berdampak ya mba, menjadi tau kualitas kesehatan masing-
masing.”
6. Hambatanya apa yang bikin ibu dateng kesini, ada hambatan gak ?
“kadang waktunya sering bertabrakan dengan kegiatan lain saya mbak.
Saya kalau jam segitu kadang ke sawah.”
7. Selain cek kesehatan itu mbah mengikuti kegiatan apalagi untuk
meningkatkan kesehatan ?
“olah raga biasa di depan rumah mba.”
8. Ketika ibu lagi banyak pikiran mbah nglakuin apa aja untuk mengurangi
beban pikiranya?
“mendengarkan pengajian atau dating ke masjid.”
133
Lampiran 5. Hasil wawancara
Hasil wawancara Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
A. Identitas Diri
1. Nama : Ibu Yatni
2. Usia : 87 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
5. Alamat : RT 05/01 Perintis Kemerdekaan
6. PendidikanTerakhir : SMP
B. Pertanyaan
1. Sudah berapa lama ikut posyandu lansia disini?
“Udah lama dari awal adanya Posyandu lansia.”
2. Yang bikin ibu datang kesini itu apa pak?
“mengontrol kesehatan.”
3. Prasaan ibu gimana senang tidak mengikuti kegiatan Posyandu lansia
disini ?
“ya seneng setiap bulan bisa terkontrol kesehatannya.”
4. Menurut ibu peran dari puskesmas itu sendiri seperti apa dalam
memberikan pelayananya?
“baik dalam memberikan pelayanan.”
5. Efek yang ibu dapet pada saat mengikuti pelayanan kesehatan disini apa
ibu ?
134
“sangat berdampak ya mba, menjaga kesehatan masing-masing.”
6. Hambatanya apa yang bikin ibu dateng kesini, ada hambatan gak ?
“saya kalau mau datang ke posyandu kalau ada uang saja mba, kalau tidak
ada ya saya ngga datang.”
7. Selain cek kesehatan itu mbah mengikuti kegiatan apalagi untuk
meningkatkan kesehatan ?
“cumin ikut cek kesehatan aja.”
8. Ketika ibu lagi banyak pikiran mbah nglakuin apa aja untuk mengurangi
beban pikiranya?
“mengerjakan apa saja yang bias dikerjakan.”
135
Lampiran 5. Hasil wawancara
Hasil wawancara Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
A. Identitas Diri
1. Nama : Bapak Marlan
2. Usia : 77 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Swasta
5. Alamat : Purwokerto Kulon RT 0505
6. PendidikanTerakhir : SD
B. Pertanyaan
1. Sudah berapa lama ikut posyandu lansia disini?
“Udah lama dari awal adanya Posyandu lansia.”
2. Yang bikin bapak datang kesini itu apa pak?
“mengecek kesehatan.”
3. Prasaan bapak gimana senang tidak mengikuti kegiatan Posyandu lansia
disini ?
“ya seneng setiap bulan bisa terkontrol kesehatannya.”
4. Menurut bapak peran dari puskesmas itu sendiri seperti apa dalam
memberikan pelayananya?
“baik dalam memberikan pelayanan.”
5. Efek yang ibu dapet pada saat mengikuti pelayanan kesehatan disini apa
bapak ?
136
“sangat berdampak ya mba, menjadi kesehatan masing-masing.”
6. Hambatanya apa yang bikin ibu dateng kesini, ada hambatan gak ?
“hambatannya ya aksesnya mba , ngga punya uang ya kalau mau datang
ke Posyandu kalau ada uang saja mba, kalau tidak ya saya ngga datang.”
7. Selain cek kesehatan itu mbah mengikuti kegiatan apalagi untuk
meningkatkan kesehatan ?
“senam dirumah saja mba.”
8. Ketika ibu lagi banyak pikiran mbah nglakuin apa aja untuk mengurangi
beban pikiranya?
“ngaji saja mba.”
137
Lampiran 6. Dokumentasi
DOKUMENTASI
Gambar 1. Kegiatan Posyandu Lansia
Gambar 2. Pendataan Lansia
138
Gambar 3. Penyuluhan Program
Gambar 4. Penimbangan Berat Badan
139
Gambar 5. Pengecekan Kesehatan
Gambar 6. Pemberian Obat
140
Gambar 7. Pengisian daftar hadir
Gambar 8. Senam lansia
141
Lampiran 7. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN I
Tanggal : 7 September 2015
Waktu : 09.00 sampai selesai
Lokasi : Puskesmas Purwokerto Selatan
Nama Kegiatan : Pra Survey
Deskripsi
Pada tanggal 7 september 2015 pada pukul 09.00 WIB peneliti berkunjung
ke Puskesmas Purwokerto Selatan yang sekaligus menjadi kepala tata usaha di
Puskesmas Purwokerto Selatan yang bertempat tinggal di Perumahan Teluk RT
06/06, Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Sebelumnya peneliti sudah membuat
janji akan bertemu beliau. Peneliti pada sebelumnya sudah begitu akrab dengan
Bapak “HP. Peneliti menyerahkan surat perijinan penelitian kepada bapak “HP”.
Dengan senang hati beliau menerima dan sekilas membaca surat tersebut. Waktu
itu juga, Bapak “HP” mempersilahkan peneliti ikut andil dalam mengambil data.
Beliau juga menyarankan untuk mengikuti beberapa kegiatan yang diadakan oleh
Puskesmas Purwokerto Selatan terkait program Posyandu lansia. Secara panjang
lebar Bapak “HP” menjelaskan panjang lebar tentang Puskesmas Purwokerto
Selatan dan kegiatan yang dilaksanakan pada saat proses pemeriksaan
berlangsung.
142
Tak lama kemudian Bapak “HP” akan bersiap-siap untuk ke Posyandu
lansia, kebetulan saya diajak supaya ikut melihat kegiatan posyandu lansia disitu
dan proses kegiatan cek kesehatan yang akan berlangsung. Pada saat itu sedang
berlangsungcek kesehatan lansia. Peneliti diminta juga untuk mendampingi
lamnsia dalam mengikuti kegiatan Posyandu. Ketika proses pengecekan kesehatan
telah usai, peneliti mencoba untuk mendekati beberapa lansia dan bincang-
bincang.
.
143
Lampiran 6. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN II
Tanggal : 9 september 2015
Waktu : 08.00-10.00 WIB
Lokasi : Posyandu Karya Husada
Nama Kegiatan : Observasi proses kegiatan Posyandu lansia
Deskripsi
Pada tanggal 9 september 2015, tepatnya pada pukul 08.00 WIB peneliti
datang ke Pusyandu Karya Husada. Peneliti datang dengan tujuan untuk
mengamati proses kegiatan Posyandu lansia dengan program cek kesehatan. Pagi
itu peneliti datang dan bertemu ibu MR selaku kader lansia dan kami mengobrol
seputar kegiatan yang berlangsung di Posyandu Lansia Karya Husada. Pada saat
kami sedang mengobrol satu persatu para lansia mulai datang dan mengisi
presensi kemudian menyetorkan kartu tanda lansia untuk diserahkan kepada
petugas Posyandu setelah itu para lansia yang sudah mendaftar bisa menimbang
berat badan untuk mengontol kesehatan mereka selanjutnya para lansia
diperbolehkan duduk menunggu panggilan dari petugas lansia untuk di cek
kesehatannya kemudian mengambil obat.
144
Lampiran 6. Catan Lapangan
CATATAN LAPANGAN III
Tanggal :14 September 2015
Waktu : 08.00 – 10.00 WIB
Lokasi : Posyandu Panembahan
Nama Kegiatan : Observasi proses kegiatan pemberdayaan lansia
Deskripsi
Pagi itu peneliti datang ke Posyandu Lansia Panembahan untuk
mengetahui kegiatan apa saja yang ada disana terkait kegiatan pemberdayaan
lansia. peneliti bertemu ibu SA selaku kader lansia di Posyandu Lansia disini,
kemudian kami mengobrol dan peneliti bertanya seputar kegiatan Pemberdayaan
lansia yang ada disini. Kemudian ibu SA menjelaskan beberapa program
pemberdayaan lansia yaitu cek kesehatan. Senam dan cek laborat.
Setelah kami berbincang-bincang penulis mencoba mendekatkan diri sengan para
lansia dengan mengajukan beberapa pertanyaan singkat tentang proses kegiatan
yang ada disini. Ada beberapa lansia yang kurang merespon pada saat diberikan
pertanyaan, namun peneliti berusaha untuk mendekatkan diri dengan para lansia
agar peneliti lebih mudah memperoleh informasi.
145
Lampiran 6. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN IV
Tanggal : 15 september 2015
Waktu : 09.00-11.00WIB
Lokasi : Puskesmas Purwokerto Selatan
Nama Kegiatan : Wawancara pegawai Puskesmas Purwokerto Selatan
Deskripsi
Pagi ini peneliti mendatangi Puskesmas Purwokerto Selatan untuk
mengetahui tentang kelembagaan. Adapaun pertanyaan yang diberikan kepada
bapak “HP” diantaranya latar belakang dan sejarah berdirinyaPuskesmas
Purwokerto Selatan, visi, misi, dan tujuan Puskesmas Purwokerto Selatan, faktor
pendukung dan penghambat dalam menjalankan program pemberdayaan lansia,
solusi mengatasi faktor penghambat yang tengah dihadapi, masih banyak lagi
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Peneliti secara perlahan dan bertahap menanyakannya serta menyesuaikan
dengan suasana. Karena bapak “HP” juga sedang memperbincangkan tentang
Posyandu Lansia kedepannya akan seperti apa. Supaya peneliti tidak mengganggu
diskusi dengan ibu“SM”, peneliti dengan sabar dan hati-hati dalam bertanya.
Namun pegawai-pegawai Puskesmas Purwokerto Selatan ini menjawab beberapa
pertanyaan dengan ramah, santai dan terlihat begitu terbuka. Setelah dirasa
146
informasi yang diperoleh peneliti sudah cukup, peneliti menutup wawancara dan
meminta pamit pulang.
147
Lampiran 6. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN V
Tanggal : 21 september 2015
Waktu : 08.00- 09.00WIB
Lokasi : Posyandu Karya Husada
Nama Kegiatan : Wawancara kader lansia
Deskripsi
Pada hari ini peneliti datang ke Posyandu Karya Husada bertemu dengan
ibu “SM” untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai bagaimana peran
Puskesmas dalam menjalankan tugasnya. Adapun pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti kepada saudari “MR” yakni tentang 1) Apa yang melatar belakangi
simbah datang ke posyandu lansia? , 2)Pada saat di posyandu lansia apakah
simbah bersosialisasi dengan teman sekitarnya ? jika iya bagaimana cara
bersosialisasi simbah dengan temannya ?. 3) Dari semua kegiatan yang ada di
posyandu lansia, apakah membantu simbah untuk lebih aktif ?. 4) Apa peran
kader lansia di dalam posyandu lansia ?. 5). Upaya apa yang dilakukan kader
lansia dalam meningkatkan kesejahteraan lansia
(kesehatan,psikologinya,sosialnya, kesejahteraan lahir maupun batinnya) ?. 6)
Sejauh ini peran posyandu lansia itu sendiri dalam melaksanakan tugasnya apakah
sudah sangat membantu lansia baik dalam berkegiatan,bersosialisasi dengan
148
sekitarnya, meningkatkan kesejahteraan lansia dan lain-lain ?. 7) Hambatan apa
yang ditemui saat menjalankan perannya ? .
Peneliti member pertanyaan secara perlahan dan perlu jeda waktu yang
lumayan lama supaya responden tidak bosan dan merasa terganggu dengan
pertanyaan yang peneliti ajukan. Namun, semua pertanyaan yang diajukan peneliti
kepada responden dijawab dengan perlahan dan secara lengkap sehingga peneliti
meras puas dengan jawaban yang dijawab responden.
149
Lampiran 6. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN VI
Tanggal : 22 september 2015
Waktu : 08.00-10.00 WIB
Lokasi : Posyandu Wredha Husada
Nama Kegiatan : Wawancara lansia
Deskripsi
Pagi ini peneliti datang ke Posyandu lansia Wredha Husada seperti
biasanya dan bertujuan untuk bertemu dengan beberapa lansia yang datang ke
Posyandu Lansia . Secara tidak sengaja ibu “AI”datang dan mengajak peneliti
mengobrol, tanpa pikir panjang peneliti mengambil kesempatan itu untuk member
pertanyaan seputar kegiatan yang ada di Posyandu lansia. Adapun pertanyaan
yang diajukan peneliti kepada ibu “AI” yakni tentang 1) Apakah bapak/ibu
mengetahui adanya posyandu lansia ?. 2)Apa yang melatar belakangibapak/ibu
datang ke posyandu lansia ?. 3)Bagaimana perasaan bapak/ibu saat berada di
posyandu lansia ? dan sudah berapa lama bapak/ibu sering datang ke posyandu
lansia ?. 4)Bagaimana menurut bapak/ibu peran dari puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan lansia ?. 5)Dampak atau efek apa yang
didapatkan oleh simbah dengan mengikuti kegiatan pelayanan kesehatan ini ?. 6)
Hambatan apa saja dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan lansia baik simbah
maupun pekerja sosial ?. 7)Manfaat apa yang di rasakan setelah mengikuti
150
pelayan kesehatan lansia ?. 8)Selain kegiatan cek kesehatan terdapat juga kegiatan
yang berhubungan dengan fisik, kegiatan apa saja yang ada di puskesmas untuk
meningkatkan kesehatan lansia ?. 9)Kegiatan apa saja yang dilakukan lansia untuk
mengurangi rasa stres ?
151
Lampiran 6. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN VI
Tanggal : 28 dan 29 september 2015
Waktu : 09.00 sampai dengan selesai
Lokasi : Puskesmas Purwokerto Selatan
Nama Kegiatan : Ambil dokumentasi
Deskripsi
Pada tanggal 28 dan 29 september peneliti menemui bapak “HP” untuk
memperoleh informasi pendukung yaitu berupa data-data rekapan bulanan lansia,
foto-foto proseskegiatan posyandu lansia. Peneliti mengikuti kegiatan yang
sedang berjalan dan mengambil foto yang dibutuhkan sebagai lampiran tugas
akhir peneliti.
152
Lampiran 7
Display Data, Reduksi Data dan Kesimpulan Wawancara
Peran Puskesmas Dalam Upaya Memberdayakan Kesehatan Lansia Untuk Meningkatkan Kesehatan Lansia di Purwokerto
Selatan
No Komponen Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1 Peran Puskesmas
dalam
memberikan
pelayanan
kesehatan.
Bagaimana Peran
Puskesmas dalam
memberikan pelayanan
kesehatan ?
MR : “Alhamdulillah kalo saya lihat baik ya
ada peningkatan kalo dulu kan
sederhana cuman timbang tensi gt aja.
Kalo sekarang udah ada pemeriksaan
gula darah pemeriksaan asam urat
pemeriksaan kolesterol itu juga
Peran Puskesmas Purwokerto
Selatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan lansia
dengan beberapa program
kesehatan misalnya cek up
kesehatan, senam dan
penyuluhan.mampu memberikan
153
peralatan medisnya dapet bantuan dari
kabupaten dan dari KSM. Alat pengukur
tensi yang praktis gt.”
SM : “Ya lumayan la, hati-hati ramah seneng
pelayananya mereka sudah baik”
KO : “mudah dimengerti dan baik dalam
memberikan pelayanan.”
kepuasan kepada para lansia.
2 Program
pemberdayaan
lansia untuk
meningkatkan
Program apa saja yang
ada di Puskesmas
Purwokerto Selatan
untuk meningkatkan
HP : “Ya salah satunya dengan dibentuknya
kader lansia bisa memantau seberapa
jauh perkembangan lansia itu. Kedua
tadi ada senam ada santapan rohani dan
Kegiatan posyandu lansia
memiliki program yang
lengkap sehingga lansia dapat
154
kesehatan lansia kesehatan lansia ?
dilanjutkan dengan kegiatan penyuluhan
penyuluhan.”
SA : “Ya senam dan cek up pemeriksaan.
Pertama bisa bertemu dokter. Bisa
konsultasi dengan dokter terhadap
keluhan dan penyakit yang diderita.”
terfasilitasi dengan baik.
3 Efek yang
didapat setelah
mengikuti
kegiatan
Posyandu Lansia
Efek apa yang di dapat
setelah mengikuti
kegiatan Posyandu
Lansia di Puskesmas
Purwoketo Selatan?
SI : “iya sangat baik sekali, membantu
mengetahui kesehatan dan menambah
wawasan , juga untuk mengurangi setres
gitu lah dan jadi tambah teman mbak.”
Dengan adanya peningkatan
kesehatan dan terjaganya
kesehatan lansia ini maka
dapat dirasakan manfaat yang
dirasakan. Selain itu, lansia
155
di Puskesmas
Purwokerto
selatan
WO : “bisa ketahuan kalo tensinya tinggi
bisa terkontrol setiap bulan.”
TH : “ya membantu sekali membuat badan terasa
segar setelah datang ke posyandu lalu diberikan
obat.”
juga merasakan adanya
komunikasi pelayanan yang
baik dari petugas puskesmas.
Kualitas pelayanan menjadi
hal yang utama bagi petugas
agar lansia dapat merasakan
senang saat memngikuti
kegiatan posyandu.
4 Ketercapaian
program
pemberdayaan
lansia di
Bagaimana ketercapaian
dari program
pemberdayaan lansia di
Puskesmas Purwokerto
SA :”didalam kegiatan ini sangat membantu
untuk lebih memperhatikan
kesehatannya. Dengan hadirnya petugas
puskesmas juga dokter dan bidan
Program pemberdayaan lansia
sangat membantu untuk
mengontrol kesehatan lansia
serta menambah wawasan ,
156
Puskesmas
Purwokrto
Selatan
Selatan ?
mereka sangat membantu untuk
memperoleh penanganan atau
pengobatan selanjutnya.”
SI :”iya sangat baik sekali, membantu
mengetahui kesehatan dan menambah
wawasan, juga untuk mengurangi stres
gitu dan jadi tambah teman mbak.”
TH :”ya membantu sekali membuat badan
terasa segar setelah datang ke posyandu
lalu diberikan obat.”
lansia yang hadir ke posyandu
lansia sangat senang karna
mengurangi setres dan banyak
manfaat yang dirasakan
setelah datang ke posyandu
lansia yaitu salah satunya
badan terasa segar.
157
5 Faktor
pendukung
program
pemberdayaan
lansia di
Puskesmas
Purwokerto
Selatan
Faktor pendukung apa
saja yang mendukung
adanya program
pemberdayaan lansia di
Puskesmas Purwokerto
Selatan untuk
meningkatkan kesehatan
lansia ?
HP : “Ya salah satunya ke ikut sertaan
warga di mana kader lansia itu
dikedepankan fungsinya, kemudian
adanya APBD dalam bentuk tensimeter,
dan program bina keluarga lansia”
MR : “ya pendukungnya ya dana ya. kalo
disini ya ngisi kaleng lah sukarela ya
untuk keperluan. beli buku foto copy
snack”
Pendukung yang pertama
yaitu adanya APBD. Kedua,
adanya program bina
keluarga lansia yang akan
memberikan kesadaran bagi
keluarga untuk lebih
memperhatikan para lansia.
Kedua hal tersebut
merupakan pondasi dalam
pelaksanaan posyandu lansia
di Purwokerto Selatan.
158
6 Faktor
penghambat
program
pemberdayaan
lansia di
Puskesmas
Purwokerto
selatan
Faktor penghambat apa
saja yang menghambat
adanya pelaksanaan
kegiatan pemberdayaan
lansia di Puskesmas
Purwokerto Selatan ?
SA : “Hambatannya untuk jadwal ya sering
lupa. Ya diingatkan mungkin di
pengajian karna sudah tua ya jadi
kadang-kadang kurang memperhatikan.
Kadang ada yang pura-pura tidak
membutuhkan tapi sebenernya butuh
dating ke lansia, atau gak ada yang
membantu dari keluarga mungkin kerja
semua atau lupa juga karena kurang
perhatian dari keluarga.”
SM : “ya paling dari dana itu, kan dari iuran
masing-masing rt semmisal 3r untuk
PNT saja tidak cukup tidak bisa nutup
Hambatan yang pertama
yaitu komunikasi dengan
lansia. Para lansia sudah
rentan kesehatannya
dikarenakan berbagai faktor
terutama usia. Lansia yang
mengalami stroke atau
mengalami gangguan
pendengaran membutuhkan
kesabaran lebih dari para
kader dan pelayan kesehatan
di puskesmas terutama
masalah komunikasi yang
159
kekurangan.”
KO : “waktunya kadang saya pas lagi ada
kerjaan lain di luar jadi ngga bisa
datang.”
harus diulang, keras, dan
dengan suara pelan. Selain
itu, untuk jadwal kehadiran
diprogram untuk lansia juga
terkendala karena lupa dan
tidak berkeinginan untuk
datang Disamping itu
adapula hambatan jarak dan
dana yang menjadi
penghambat kehadiran
lansia. jarak yang jauh
antara Posyandu dengan
rumah lansia yang cukup
160
jauh membuat lansia berfikir
kembali untuk datang ke
Posyandu apalagi bila tidak
ada yang menghantar.
Gambar 1.Struktur Organisasi BLUD Puskesmas Purwokerto Selatan
STRUKTUR ORGANISASI BLUD PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN
Satuan Pengawas Internal (SPI)
dr. Cahyanita Sayekti
Penguji Tagihan
Sulastin, AMK
Farmasi : Yeni Kusuma, A.Mf
Kes. Ibu : Listiyati, Amd Keb Laboratorium : Edi Susanto, AMK
Kes. Anak : Utari Aisyiyah
KB : Siti Noerhayati
Widyastuti Rahayu, A.Md KL
dr. Fathiha Sri Utami Tamad
K I A
Listiyati, Amd Keb.
Awalia Uty P., S.E
Klinik Sanitasi
Dono Nursito. Widyastuti Rahayu,
Amd KL
Wahyuni, A.Md Keb
Promosi Kesehatan
Dono Nursito . Widyastuti
Rahayu, Amd KL
BP Umum
dr. Cahyanita Sayekti
BP Gigi
drg. Ferryanto Husada, Sp Pros
Pejabat Keuangan
(KaSubbag TU)
Hady Priyatmono
Bendahara Penerimaan
Umiyati
Bendahara Pengeluaran
Purwanti,A.Md Keb Imam Wakhyono.
Bendahara/ Pengurus Barang
Organ Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Edi Susanto, AMK
Survailans
Widyastuti Rahayu, A.Md KL
Imunisasi
Agoes SM. Wahyuni, A.Md Keb
TB Paru
Sulastin,AMK
ISPA & Diare
Utari Aisyiyah
Penunjang
U K S
Darsini, A.Md KG
Klinik Konsultasi Gizi
Urip Wiyantini, A.Md G
Puskesmas Pembantu
Pemimpin BLUD
dr. Hendro Harjito
Pejabat Teknis
Edi Susanto, AMK
Organ Pelaksana Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Pelaksana Akuntansi
Perkesmas
Enah Suhaenah
Unit Gawat Darurat (UGD)
Kes Haji Kesehatan Lingkungan
Dono Nursito . Widyastuti Rahayu,
A.Md KL
Dono Nursito . Widyastuti
Rahayu, A.Md KL
Kesehatan Lansia
Sri Wahyuni, A.Md Keb
dr. Ega Dwi Putranto
Kusta
Sulastin, AMK
162
163
164
165
166
167