peran pendidikan akhlak dalam mengembangkan...

117
PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI PADA ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA MUSLIM (Survey RT 02 RW 03 Kelurahan Cilodong) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam OLEH IKA WIEBOWO NIM : 106011000106 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2010 M

Upload: vuongnhu

Post on 18-Jul-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN

EMOSI PADA ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA

MUSLIM

(Survey RT 02 RW 03 Kelurahan Cilodong)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

OLEH

IKA WIEBOWO

NIM : 106011000106

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2010 M

Page 2: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

LEMBAR PERSETUJUAN

PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN

KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI PADA ANAK DI

LINGKUNGAN KELUARGA MUSLIM

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

IKA WIEBOWO

106011000106

Di bawah bimbingan

Dra. Hj. Elo al-Bugis, M.A.

NIP. 19560119 199403 2 001

Page 3: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ika Wiebowo

Tempat / Tgl Lahir : Mojokerto, 12 Januari 1987

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Peran Pendidikan Akhlak dalam Mengembangkan

Kemampuan Mengendalikan Emosi pada Anak di

Lingkungan Keluarga Muslim

Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Elo al-Bugis, M.A.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 14 Desember 2010

IKA WIEBOWO

NIM. 106011000106

Page 4: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Ika Wiebowo (106011000106) yang berjudul “Peran Pendidikan Akhlak

dalam Mengembangkan Kemampuan Mengendalikan Emosi pada Anak di

Lingkungan Keluarga Muslim (Survey RT 02 RW 03 Kelurahan Cilodong)” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 23 Desember 2010 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.i) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 23 Desember 2010

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Jurusan PAI Bahrissalim, M.Ag .................. ..……………..

NIP. 19680307 199803 1 002

Sekretaris Jurusan PAI Drs. Sapiudin Sidiq, MA .................. ..…………….. NIP. 19670328 200003 1 001

Penguji I

Drs. Sapiudin Sidiq, M.A .................. .……………... NIP. 19670328 200003 1 001

Penguji II Tanenji, M.A

NIP. 19720712 199803 1 004 .................. .……………...

Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

NIP. 19571005 198703 1 003

Page 5: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

i

ABSTRAK

Ika Wiebowo. Peran Pendidikan Akhlak dalam Mengembangkan

Kemampuan Mengendalikan Emosi pada Anak di Lingkungan Keluarga

Muslim . Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Masalah pengendalian emosi bagi anak khususnya di RT 02 RW 03 Kelurahan Cilodong merupakan permasalahan yang harus ditangani dengan serius. Beragam

persoalan anak yang menyangkut pengendalian emosi akibat dari pengaruh pengalaman yang didapat di keluarga, sekolah, pergaulan dan media massa

(seperti radio, televisi, majalah, gambar dll) yang kurang baik, berdampak negatif terhadap perkembangan emosi anak akhir-akhir ini. Salah satu aspek yang mempengaruhi kemampuan anak dalam mengendalikan emosi adalah pendidikan

akhlak yang diberikan orangtua. Untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengendalikan emosi maka salah satu caranya adalah dengan meningkatkan

pendidikan akhlak di lingkungan keluarga. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis dapat merumuskan masalah yaitu: bagaimana peranan pendidikan akhlak dapat mengendalikan emosi pada anak di lingkungan keluarga Muslim.

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang erat antara pendidikan akhlak di lingkungan keluarga muslim dengan

kemampuan anak dalam mengendalikan emosi dan untuk menganalisis bagaimana signifikansi dari peranan pendidikan akhlak di lingkungan keluarga muslim dalam mengembangkan kemampuan mengendalikan emosi pada anak. Penelitian ini

dilaksanakan di RT 02 RW 03 Kelurahan Cilodong pada tahun 2010. Teknik yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah teknik angket,

observasi dan wawancara. Penelitian ini adalah penelitian populasi dimana populasinya anak-anak yang berusia 7-12 tahun yang berjumlah 40 anak. Instrumen penelitian ini terdiri dari 2 kategori yaitu instrumen pendidikan akhlak

dan instrumen pengendalian emosi. Data penelitian pendidikan akhlak dan pengendalian emosi ini diperoleh dengan menggunakan alat ukur pendidikan

akhlak berbentuk skala yang terdiri dari 24 item yang koefisien reliabilitasnya sebesar 0,92 dan alat ukur pengendalian emosi yang terdiri dari 15 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,76. Data yang diperoleh kemudian dianalisa

menggunakan formula Product Moment Karl Pearson. Berdasarkan hasil analisa data dengan Product Moment Karl Pearson diperoleh hasil r hitung= 0,597 dan r

tabel= 0,325 dengan df= 38 dan dengan perhitungan Coefficient of Determination diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 36%. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup signifikan antara pendidikan akhlak

di lingkungan keluarga muslim dengan kemampuan anak dalam mengendalikan emosi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam

mengendalikan emosi dapat ditingkatkan dengan pendidikan akhlak di lingkungan keluarga.

Kata kunci: pendidikan akhlak, pengendalian emosi.

Page 6: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahi walhamdulillah.

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Kiranya tiada kata yang lebih pantas untuk diucapkan selain

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah sebagai manifestasi rasa syukur kita

kehadirat Illahi Rabbi yang telah menghadiahkan anugerah yang begitu

mahal harganya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul ”Peran Pendidikan Akhlak dalam Mengembangkan Kemampuan

dalam Mengendalikan Emosi pada Anak di Lingkungan Keluarga

Muslim”. Shalawat salam semoga senantiasa tercurah pada sang reformer

sejati Muhammad saw yang dengan kecerdasan dan kesabarannya mampu

mendobrak kejahiliyahan manusia.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis sangat berterima kasih dan memberikan penghargaan yang

setinggi-tingginya atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari beberapa

pihak. Ucapan terima kasih dan penghargaan tersebut diajukan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Dekan FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga kebijakan yang dibuat

selalu mengarah pada kontinuitas eksistensi mahasiswanya.

3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, MA selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Agama Islam Jakarta. Terima kasih atas waktu luang yang telah

diberikan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada kami

selaku mahasiswa.

4. Ibu Dra. Hj. Elo al-Bugis, M.A. selaku pembimbing. Terima kasih tak

terkira untuk kesediaannya berbagi ilmu dan waktu, berbagi

Page 7: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

iii

pengalaman hidup sehingga penulis dapat mengambil hikmah dari

semuanya.

5. Ketua RT 02 RW 03 Kelurahan Cilodong dan semua warga RT 02 RW

03 Kelurahan Cilodong, yang telah bersedia meluangkan waktunya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan segera.

6. Bapak, mama dan adikku tercinta Rusdi, yang selalu memberikan

motivasi bagi penulis untuk dapat menghadapi segala cobaan dengan

hati yang lapang. Terima kasih untuk semua pengorbanan yang telah

diberikan.

7. Teman seperjuangan dalam menuntut ilmu, Dadut , Daso, Lili, Lesti,

Mariah, LB, Mui, Nana dan semua teman kelas PAI C. Terima kasih

atas bantuan dan keakraban selama ini.

8. Semua teman di kos-kosan ibu Dahlan, terima kasih atas doa dan

dukungannya.

Pada akhirnya, tiada yang lebih berarti selain menjadi pribadi yang

berguna bagi orang lain. ”Khoirunnas Anfa’uhum linnas”.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 14 Desember 2010

Penulis

Page 8: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

iv

DAFTAR ISI

PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN

KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI PADA ANAK

di LINGKUNGAN KELUARGA MUSLIM

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 3

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 4

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Pendidikan Akhlak .................................................................... 5

1. Pengertian Pendidikan Akhlak ............................................ 5

2. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak .................................... 12

3. Metode Pendidikan Akhlak ................................................. 14

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan

Akhlak ................................................................................. 15

B. Emosi ........................................................................................ 20

1. Pengertian Emosi ................................................................ 20

2. Perkembangan Emosi .......................................................... 21

3. Macam-macam Emosi ......................................................... 24

4. Pengendalian Emosi (Emotional Control) .......................... 25

C. Keluarga Muslim ....................................................................... 27

1. Pengertian Keluarga Muslim .............................................. 27

2. Bentuk-bentuk Keluarga ..................................................... 28

Page 9: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

v

3. Fungsi Keluarga .................................................................. 29

D. Kerangka Berpikir ..................................................................... 32

E. Pengajuan Hipotesis .................................................................. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 34

B. Metode Penelitian ..................................................................... 34

C. Variabel Penelitian .................................................................... 34

D. Populasi dan Sampel ................................................................. 35

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 35

F. Prosedur Penelitian ................................................................... 36

G. Analisa Instrumen Penelitian .................................................... 38

H. Uji Hipotesis ............................................................................. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 42

B. Deskripsi dan Analisa ............................................................... 44

C. Interpretasi Data ........................................................................ 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 82

B. Saran .......................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kriteria penilaian angket ...................................................................... 36

Tabel 2 Jumlah warga atau penduduk ............................................................... 42

Tabel 3 Tingkat pendidikan orangtua ............................................................... 43

Tabel 4 Mata pencaharian orangtua .................................................................. 43

Tabel 5 Sarsansa umum, ibadah dan pendidikan .............................................. 44

Tabel 6 Orangtua mengajari anaknya mengaji ................................................. 44

Tabel 7 Orangtua mengajari anaknya agar bersikap baik pada temannya ........ 45

Tabel 8 Orangtua mengingatkan anaknya jika belum melaksanakan shalat ..... 46

Tabel 9 Orangtua menyuruh anaknya mengambil kembali sampah yang ia

buang sembarangan ............................................................................ 47

Tabel 10 Orangtua mengajari anaknya untuk meminta maaf jika berbuat

salah ................................................................................................... 48

Tabel 11 Orangtua mengajari anaknya agar mengambil sampah yang

berserakan .......................................................................................... 49

Tabel 12 Orangtua mengajak anaknya bersilsaturrahmi ke rumah saudara ...... 50

Tabel 13 Orangtua bersikap masa bodoh (acuh tak acuh) saat melihat

anaknya merusak tanaman ................................................................. 50

Tabel 14 Orangtua memelihara tanaman yang ada di sekitar rumah ................ 51

Tabel 15 Orangtua membangunkan anaknya yang sedang tidur apabila

anaknya belum mengerjakan shalat ................................................... 52

Tabel 16 Orangtua mengajak anaknya pergi menyantuni anak yatim .............. 53

Tabel 17 Orangtua berbicara sopan terhadap orang lain .................................. 54

Tabel 18 Orangtua mengajarkan pada anaknya untuk membuang sampah

pada tempatnya .................................................................................. 54

Tabel 19 Orangtua mengajarkan pada anaknya agar selalu bersyukur ............. 55

Tabel 20 Orangtua menceritakan kepada anaknya tentang bagaimana sikap

Nabi terhadap orang-orang di sekitarnya ........................................... 56

Tabel 21 Orangtua menceritakan kepada anaknya tentang bagaimana

ketekunan Nabi dalam beribadah ....................................................... 57

Page 11: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

vii

Tabel 22 Orangtua memarahi anaknya jika anaknya bersikap tidak sopan ...... 58

Tabel 23 Orangtua memarahi anaknya jika tahu anaknya tidak

mengerjakan shalat ............................................................................. 59

Tabel 24 Orangtua mengajarkan kepada anaknya agar tidak menganiaya

binatang .............................................................................................. 60

Tabel 25 Orangtua mengajarkan kepada anaknya agar menolong orang yang

sedang kesusahan ............................................................................... 61

Tabel 26 Orangtua mengajarkan kepada anaknya agar berbicara jujur

dimanapun ia berada .......................................................................... 62

Tabel 27 Orangtua mengajarkan agar berhati-hati dalam berbicara agar

tidak menyinggung perasaan orang lain ............................................. 63

Tabel 28 Orangtua mengajarkan kepada anaknya agar bertanggung jawab

atas segala perbuatannya .................................................................... 64

Tabel 29 Orangtua mengajarkan kepada anaknya agar segera bertaubat

jika melalaikan perintah Allah SWT .................................................. 65

Tabel 30 Saya mencoba berbaik sangka saat menghadapi keadaan yang

tidak menyenangkan .......................................................................... 65

Tabel 31 Saya akan berlapang dada jika apa yang saya inginkan tidak

tercapai ............................................................................................... 66

Tabel 32 Saya mencoba meredam emosi saya yang sedang memuncak saat

saya sedang marah ............................................................................. 67

Tabel 33 Saya berusaha mengalihkan perasaan sedih saya dengan

melakukan hal-hal yang bermanfaat .................................................. 68

Tabel 34 Wajah saya akan memerah saat saya sedang marah .......................... 69

Tabel 35 Saya mengungkapkan kesedihan saya dengan berbicara pada

orang yang dapat dipercaya ................................................................ 69

Tabel 36 Saya berusaha untuk tetap tenang pada situasi yang tidak

menyenangkan ................................................................................... 70

Tabel 37 Nada suara saya akan meninggi saat saya sedang marah .................. 71

Tabel 38 Saya akan langsung bergerak menghindar saat bertemu orang

yang saya benci .................................................................................. 72

Page 12: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

viii

Tabel 39 Jika saya mendapat masalah saya akan berusaha

menyelesaikannya .............................................................................. 72

Tabel 40 Saya tidak akan berbicara kepada orang yang membuat saya

kesal ................................................................................................... 73

Tabel 41 Perasaan saya menjadi lebih baik ketika tidak berburuk sangka

pada tindakan teman saya .................................................................. 74

Tabel 42 Saya tidak dapat menahan emosi saat menghadapi keadaan yang

tidak menyenangkan .......................................................................... 75

Tabel 43 Saat merasa sedih saya cenderung melukai diri sendiri ..................... 76

Tabel 44 Saya akan mencaci maki orang yang membuat saya marah .............. 77

Page 13: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Pengumpulan Data

a. Kisi-kisi Angket

b. Angket Validasi

c. Angket Penelitian

Lampiran 2. Validitas

a. Uji Validitas Angket Pendidikan Akhlak

b. Uji Validitas Angket Pengendalian Emosi

Lampiran 3. Reliabilitas

a. Perhitungan Varian Total Instrumen Pendidikan Akhlak

b. Perhitungan Reliabilitas Angket Pendidikan Akhlak

c. Perhitungan Varian Total Instrumen Pengendalian Emosi

d. Perhitungan Reliabilitas Angket Pengendalian Emosi

Lampiran 4. Data Hasil Angket Pendidikan Akhlak

Lampiran 5. Data Hasil Angket Pengendalian Emosi

Lampiran 6. Persiapan Perhitungan Koefisien Korelasi

Lampiran 7. Perhitungan Koefisien Korelasi Pendidikan Akhlak dengan

Kemampuan Anak Mengendalikan Emosi

Lampiran 8. Perhitungan Koefisien Determinasi

Lampiran 9. Berita Wawancara

Lampiran 10. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 11. Surat Keterangan telah Mengadakan Penelitian

Page 14: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia yang berkualitas dari segi intelektual maupun

spiritual (akhlak) merupakan kebutuhan yang mutlak di zaman sekarang ini.

Sedangkan untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia dibutuhkan

waktu yang panjang, oleh karena itu pendidikan akhlak harus diberikan sejak

kecil.

Keluarga sebagai lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh anak

memiliki potensi yang besar untuk menanamkan nilai-nilai dasar dari akhlak

mulia. Karena aktivitas rutin dalam kehidupan keluarga dapat dijadikan dasar

bagi pembentukan kebiasaan yang baik. Demikian dominannya fungsi dan

peran keluarga dalam pembentukan nilai, hingga Gilbert Highest menyatakan,

bahwa sekitar Sembilan puluh persen dari kebiasaan anak berasal dari

pendidikan yang diperolehnya dalam keluarga. 1

Allah SWT berfirman dalam al-Qur‟an surat At-Tahrim ayat 6:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

Prof. Dr. H. Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),

h. 203

1

Page 15: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

2

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)2

Berdasarkan ayat di atas, maka dalam pendidikan Islam orang tua

ditempatkan sebagai basis dalam membina pendidikan. Pendidikan akhlak di

lingkungan keluarga diharapkan dapat mencapai hasil yang maksimal dalam

membentuk akhlak anak. Akan tetapi kurangnya tauladan orang tua dalam

mendidik akhlak menyebabkan tidak terbentuknya kestabilan emosi, sehingga

menyebabkan anak mudah marah dan tersinggung. Imam Ja‟far Shadiq

berkata: “Kemarahan adalah pemusnah hati orang bijak, orang yang tidak

dapat menguasai marahnya, tak akan dapat menguasai pikirannya.”3

JB. Watson menyatakan bahwa manusia memiliki 3 emosi dasar, yaitu:

Takut, Kemarahan, dan Cinta.4 Tiga emosi dasar inilah yang sejatinya

mempengaruhi sikap manusia. Jika seseorang tidak dapat mengendalikan dan

menempatkan emosinya dengan baik maka ia akan kehilangan keharmonisan

dalam bergaul dengan orang-orang disekitarnya.

Amarah sebenarnya dapat membantu manusia menjaga eksistensinya.

Karena jika seseorang sedang marah maka kekuatannya akan bertambah,

karena secara tak sadar kekuatan dirinya yang terpendam meluas keluar,

sehingga memungkinkannya untuk membela diri atau menaklukkan segala

hambatan yang merintanginya.

Al-Qur‟an menganjurkan untuk menggunakan “kekuatan” kepada orang-

orang kafir yang menentang penyebaran ajaran Islam. 5 Hal ini dijelaskan

dalam firman Allah Qur‟an Surat At-Taubah ayat 123

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Syamil Cipta Media,

2005), h. 560 Dra. Nety Hartati, M.Si, dkk, Islam dan Psikologi, (Tangerang: UIN Jakarta Press, t.t),

h. 120 4 Dra Nety Hartati, M.Si, dkk, Islam dan..., h. 94

5 Muhammad Utsman Najat i, Ilmu Jiwa dalam al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Azzam,

2006), h. 75

Page 16: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

3

“Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang

yang bertaqwa.” (QS. At-Taubah: 123)6

Namun kenyataannya, pada zaman sekarang manusia cenderung merespon

amarahnya dengan melakukan tindakan aniaya pada hal-hal yang dianggap

merintangi motivasinya. Bahkan kemarahan kadang ditimpakan kepada orang

yang sama sekali tidak terkait dengan masalah yang sedang dihadapinya.

Contoh: Seorang anak yang sedang marah kepada ayahnya biasanya akan

melampiaskan amarahnya kepada adiknya, hal tersebut karena si anak tidak

berani meluapkan amarahnya kepada ayahnya. Dalam Ilmu jiwa proses ini

dikenal dengan istilah “displacement” (salah penempatan).7

Atas dasar pemikiran diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian

dengan judul “PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI

PADA ANAK di LINGKUNGAN KELUARGA MUSLIM”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang pemikiran di atas, maka permasalahan yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya kepekaan orang tua terhadap emosi anak karena kurangnya

pengetahuan orangtua bagaimana cara mendidik anak yang baik.

2. Kurang maksimalnya pendidikan akhlak di lingkungan keluarga.

3. Banyaknya orang tua yang lebih memfokuskan perhatiannya pada

pendidikan intelektual tetapi kurang memperhatikan perkembangan emosi

anak.

4. Kurangnya pemberian suri teladan yang baik oleh orang tua, padaha l hal

tersebut merupakan modal utama dalam membentuk kepribadian anak.

6 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan ..., (Jakarta: PT. Syamil Cipta Media, 2005), h.

207 7 Dr. Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa dalam..., h. 75

Page 17: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

4

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis merasa perlu

membatasi dan merumuskan terlebih dahulu permasalahan yang hendak

dibahas agar arah dan sasaran yang hendak dicapai lebih jelas dan terarah:

Pembatasan Masalah

1. Kurangnya kepekaan orang tua terhadap emosi anak karena kurangnya

pengetahuan orangtua bagaimana cara mendidik anak yang baik.

2. Kurang maksimalnya pendidikan akhlak di lingkungan keluarga.

3. Banyaknya orang tua yang lebih memfokuskan perhatiannya pada

pendidikan intelektual tetapi kurang memperhatikan perkembangan emosi

anak.

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka perumusan masalahnya

adalah:

“Bagaimana peranan pendidikan akhlak dapat mengendalikan emosi pada

anak di lingkungan keluarga Muslim.”

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang erat antara pendidikan

akhlak di lingkungan keluarga muslim dengan kemampuan anak dalam

mengendalikan emosi

2. Untuk menganalisis bagaimana signifikansi dari peranan pendidikan

akhlak di lingkungan keluarga muslim dalam mengembangkan

kemampuan mengendalikan emosi pada anak.

Manfaat Penelitian:

1. Menambah referensi bagi para penulis lain yang berminat melakukan

penelitian sejenis.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi keluarga

dalam rangka mendidik anak.

3. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka mengoptimalkan

pelaksanaan pendidikan akhlak di dalam keluarga.

Page 18: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

5

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Pendidikan Akhlak

a. Pengertian Pendidikan

Di dalam diri manusia terdapat dua jenis potensi yaitu potensi baik

dan potensi buruk, sebagaimana dalam Al-qur‟an disebutkan:

“Dan kami Telah menunjukkan kepadanya dua jalan”(QS. al-Balad:10)1

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),Maka Allah

mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”(QS. Al-Syams:7-8)2

Dua jalan yang dimaksud dari ayat ini adalah jalan baik dan jalan yang

buruk. Namun pada dasarnya setiap manusia memiliki kecenderungan

kepada kebaikan karena fitrah keagamaan yang melekat pada dirinya akan

menuju kepada beragama yang lurus atau kebaikan.3 Maka dari itu dapat

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Syamil Cipta

Media, 2005), h. 594 2Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan..., h. 595

3 Heny Narendrani Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2009), h. 8

Page 19: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

6

dikatakan bahwa pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi

manusia, tanpa adanya pendidikan mustahil bagi manusia untuk dapat

mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan

mengarahkan potensi dirinya kepada potensi yang baik. Pendidikan

merupakan suatu proses untuk menjadikan manusia menjadi lebih baik

dari yang sebelumnya, baik kepribadiannya ataupun kehidupannya di

masa mendatang.

Untuk memajukan semua potensi itu, maka pendidikan menjadi

suatu sarana yang penting yang perlu direncanakan dengan baik sesuai

dengan lingkungan hidup manusia tersebut. Manusia adalah makhluk

yang dinamis yang bercita-cita untuk mendapatkan kehidupan yang

sejahtera dan juga bahagia baik secara lahiriah maupun batiniah,

duniawi atau ukhrawi.

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendidikan akhlak,

maka harus dipahami terlebih dahulu apa yang sebenarnya disebut

dengan pendidikan dan apa yang disebut dengan akhlak itu sendiri.

Secara etimologi pendidikan berasal dari kata dasar “didik”

mendapat awalan (pe) dan akhiran (an) maka menjadi pendidikan

yang berarti perbuatan (hal-hal cara dan sebagainya) mendidik. 4

Di dalam Ilmu Pendidikan, seringkali pendidikan

diartikan/didefinisikan orang berbeda-beda. Di dalam Dictionary of

Education pendidikan diartikan:

Serangkaian proses dengannya seseorang/anak mengembangkan

kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang

bernilai/berguna di masyarakat. Pendapat lain mengatakan pendidikan

adalah proses sosial dimana orang-orang atau anak-anak dipengaruhi

dengan lingkungan yang (sengaja) dipilih dan dikendalikan (misalnya

4 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Balai Pustaka,

1976), h. 250.

Page 20: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

7

oleh guru di sekolah) sehingga mereka memperoleh kemampuan-

kemampuan sosial dan perkembangan individu yang optimal. 5

Menurut Langeveld, pendidikan adalah pemberian bimbingan atau

bantuan rohani bagi yang masih memerlukan.6

Dalam buku “Modern Pholosophies of Education”, Brubacher

menyatakan sebagai berikut:

Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap

pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman,dan dengan alam semesta. Pendidikan merupakan perkembangan yang terorganisasi dan dan

kelengkapan dari semua potensi manusia; moral, intelektual dan jasmani (panca indera), oleh dan untuk kepribadian

individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan guna menghimpun semua aktivitas tersebut bagi tujuan hidupnya (tujuan terakhir) Pendidikan adalah proses dalam

mana potensi-potensi ini (kemampuan, kapasitas) manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan supaya

disempurnakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik, oleh alat (media) yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri

mencapai tujuan yang ditetapkan. 7

Selanjutnya Ahmad D. Marimba menyatakan “Pendidikan adalah

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama”.8

Pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar

yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (daya intelektual)

maupun daya emosional (perasaan) yang diarahkan kepada tabiat

manusia dan kepada sesamanya. 9

5 M. Alisuf sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 4

6 M. Alisuf sabri, Ilmu..., h. 6

7 Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, (Surabaya:

Usana Offset Printing, 1988), Cet. III, h. 6-7. 8 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1980), Cet. IV, h. 19. 9 Asrorun Niam Sholeh, Reorientasi Pendidikan Islam; “Mengurai Relevansi Konsep al-

Ghazali dalam Konteks Kekinian”, (Jakarta: Elsas, 2006), Cet. III, h. 57.

Page 21: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

8

Menurut Al-Ghazali, pendidikan yang benar merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Pendidikan juga dapat mengantarkan manusia untuk menggapai

kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pendidikan juga sarana untuk menebar keutamaan. Maka untuk mencapai hal itu,

dunia pendidikan harus memperhatikan beberapa faktor yang cukup urgens. Al-Ghazali berpandangan bahwa dunia pendidikan harus menempatkan ilmu pengetahuan pada posisi

yang sangat terhormat. Maka penghormatan pada ilmu merupakan sesuatu yang niscaya dan pasti. Konsekuensi atas

penghormatan ilmu adalah penghormatan terhadap guru. 10 Dan pengertian pendidikan menurut ketentuan umum, Bab I pasal

1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,

menjelaskan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”11

Dengan kata lain bahwa pendidikan merupakan usaha

membimbing, mengarahkan potensi peserta didik yang berupa

kemampuan dasar dan kehidupan kepribadiannya sebagai makhluk

individu dan makhluk sosial agar menjadi pribadi yang bertanggung

jawab. Walaupun pendidikan telah diartikan secara berbeda-beda oleh

berbagai kalangan yang banyak dipengaruhi oleh dunianya masing-

masing, namun pada dasarnya semua pandangan yang berbeda itu

bertemu dalam satu pandangan bahwa pendidikan merupakan proses

penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan

memenuhi tujuan hidupnya secara efektif dan efisien.

10

Asrorun Niam Sholeh, Reorientasi Pendidikan..., h. 57. 11

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-undang Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Biro Hukum dan

Organisasi Sekretariat Jendral Departemen Pendid ikan Nasional, 2003), h. 5.

Page 22: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

9

b. Pengertian Akhlak

Masalah akhlak adalah masalah yang sangat penting bagi

kehidupan umat manusia. Apabila akhlak manusia itu baik maka

keluarga, masyarakat dan bangsa akan baik. Akhlak merupakan sifat

yang menyatu dengan diri seseorang. Dari sifat yang menyatu dalam

diri itulah memancar akhlak seseorang seperti sabar, kasih sayang atau

sebaliknya marah, benci dan dendam.

Agama Islam senantiasa mengajarkan agar setiap umatnya selalu

berusaha memperbaiki akhlaknya. Untuk itu kita selaku umatnya

diharuskan untuk mengikuti akhlak Rasulullah Saw. Sebagai suri

teladan, seperti disebutkan di dalam al-Qur‟an sebagai berikut:

“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).12

Perkataan akhlaq secara etimologi berasal dari kata khulk. Di

dalam kamus al-munjid kata khulk berarti “budi pekerti, perangai

tingkah laku atau tabiat.”13 Sedangkan secara terminologi, Al-Jahizh

mengatakan bahwa “akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang selalu

mewarnai setiap tindakan dan perbuatannya, tanpa pertimbangan lama

atau keinginan.”14

Di dalam ensiklopedi pendidikan dikatakan bahwa akhlak adalah

budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu

kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar

terhadap Khaliknya dan terhadap sesama manusia.

12

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan..., h. 420. 13

Louis Maluf, Kamus al-Munjid, (Beirut : Dasar al-Masyriq, 1975), h. 194 14

Mahmud al-Mishri Abu Ammar, Ensiklopedia Akhlak Muhammad Saw, (Jakarta: Pena

Pundi Aksara,2009), Cet. I, h. 6

Page 23: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

10

Sebagian ulama berpendapat sebagai berikut: akhlak dalam

perspektif Islam adalah sekumpulan asas dan dasar yang diajarkan

oleh wahyu Ilahi untuk menata perilaku manusia. Hal ini dalam

rangka mengatur interaksinya dengan orang lain. Tujuan akhir dari

semua itu adalah untuk merealisasikan tujuan diutusnya manusia

diatas bumi ini.

Selanjutnya Ibnu Taimiyah juga menyatakan bahwa akhlak

berkaitan erat dengan iman karena iman terdiri dari beberapa unsur

berikut ini:

Pertama, Berkeyakinan bahwa Allah adalah sang pencipta satu-

satunya, pemberi rezeki dan penguasa seluruh kerajaan.

Kedua, Mengenal Allah dan meyakini bahwa hanya Allah yang

patut disembah.

Ketiga, Cinta kepada Allah melebihi segala cinta terhadap semua

makhluk-Nya.Tidak ada rasa cinta yang dirasakan seorang hamba,

kecuali didasarkan atas cintanya kepada Allah.

Keempat, Cinta hamba terhadap Tuhannya akan mengantarkannya

pada tujuan yang satu, yaitu demi mencapai ridho Allah. Baik

terhadap hal-hal kecil maupun hal-hal besar dalam kehidupan sehari-

hari.

Kelima, Arahan ini mengalahkan egoisme pribadi, nafsu keji

dalam diri, dan segala tujuan semu dunia. Kekuatan dasar ini yang

memudahkan seseorang untuk melahirkan persepsi objektif dan

langsung atas pandangan terhadap esensi segala sesuatu. Keseluruhan

poin ini merupakan fondasi utama dalam tataran akhlak.

Keenam, Ketika telah berhasil tercipta sesuatu pandangan objektif

dan langsung akan esensi sesuatu maka perilaku dan perbuatan

seseorang telah menjadi bagian dari akhlak.

Ketujuh, Dengan kata lain, Jika perbuatan seseorang telah menjadi

bagian dari akhlak, hal itu merupakan pertanda bahwa dia telah

Page 24: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

11

melalui jalan-jalan yang harus ditempuh menuju kesempurnaan

manusia.15

Imam al-Ghazali dalam bukunya “Ihya „Ulum al-Din” mengatakan

“Al-Khulk ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa

memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”16

Keseluruhan definisi diatas tampak tidak ada yang bertentangan,

melainkan memiliki kemiripan satu sama lainnya, secar substansial

saling melengkapi. Berdasarkan definisi di atas terdapat beberapa ciri

perbuatan akhlak, yaitu:

1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam

jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.

2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah

tanpa pemikiran.

3. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri

orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan dan tekanan dari

luar.

4. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan

sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.

5. Sejalan dengan ciri keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak

yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-

mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena

ingin mendapatkan sesuatu pujian.17

Jadi pada hakikatnya akhlak ialah merupakan perbuatan yang timbul

dari dalam hati tanpa ada pertimbangan dan unsur pemaksaan, yang

diwujudkan dalam bentuk perbuatan yang berulang-ulang sehingga

menjadi kebiasaan yang kemudian menjadi sifat meresap dalam jiwa

yang kemudian menjadi kepribadian.

15

Mahmud al-Mishri Abu Ammar, Ensiklopedia Akhlak ..., h. 6 16

Imam al-Ghazali, Ihya Ulumudin, jilid III, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t ), h. 52 17

Abudin Nata, Akhlak..., h. 4-6

Page 25: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

12

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak

adalah suatu proses bimbingan, latihan dan keteladanan yang diberikan

orang dewasa terhadap peserta didik mengenai tingkah laku yang baik

dan buruk sehingga dengan pengetahuannya peserta didik dapat

bertindak dengan benar sesuai apa yang telah diajarkan.

2. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak

Ruang lingkup pendidikan akhlak itu adalah sama dengan ruang

lingkup ajaran Islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola

hubungan. Berbagai bentuk dari akhlak Islami itu dapat dipaparka sebagai

berikut:

a. Akhlak Terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah dapat diartikan sebagai sikap atau

perbuatan yang seharusnya dilakukan manusia sebagai makhluk,

kepada Tuhan sebagai khalik. Sebagai makhluk-Nya kita wajib

menempatkan diri kita pada posisi yang tepat, yaitu sebagai

penghamba dan menempatkan-Nya sebagai satu-satunya Tuhan yang

kita sembah.

Ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak terhadap Allah:

1) Karena Allah- lah yang menciptakan manusia

2) Karena Allah- lah yang telah memberikan perlengkapan panca

indera berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati

sanubari disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna

kepada manusia

3) Karena Allah- lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan

sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti

bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara,

binatang ternak dan sebagainya.

4) Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya

kemampuan menguasai daratan dan lautan.18

18

Abudin Nata, Akhlak..., h. 149-150

Page 26: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

13

Namun demikian sungguhpun Allah telah memberikan berbagai

kenikmatan kepada manusia sebagaimana disebutkan diatas bukanlah

menjadi alasan Allah perlu dihormati. Bagi Allah dihormati atau tidak,

tidak akan mengurangi kemulian-Nya. Akan tetapi sebagai manusia

sudah sewajarnya menunjukkan akhlak yang baik terhadap Allah

b. Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Manusia adalah mahluk sosial yang secara kodratnya tidak mampu

untuk hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Maka akhlak yang baik

diperlukan dalam membina keselarasan hidup dengan manusia lain.

Akhlak terhadap sesama manusia pada dasarnya bertolak kepada

keseluruhan budi dalam menempatkan diri kita dan menempatkan diri

orang lain pada posisi yang tepat.19

c. Akhlak Terhadap Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang

berada disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun

benda-benda tak bernyawa. Akhlak terhadap lingkungan juga

merupakan refleksi dari totalitas penghambaan diri kita kepada Allah

SWT. Sehingga semua yang kita perbuat dialam ini adalah semata-

mata didasari akhlak kita kepada Allah.

Akhlak kita terhadap lingkungan yang diajarkan oleh Al-Qur‟an

bersumber dari fungsi manusia itu sendiri sebagai khalifah di dunia.

Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan

sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan yang dimaksud

mengandung pengertian pengayoman, pemeliharaan serta bimbingan

agar setiap makhkuk mencapai tujuan penciptaannya. 20

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkam bahwa

ruang lingkup pendidikan akhlak terdiri dari: akhlak terhadap Allah,

akhlak terhadap sesama manusia dan akhlak terhadap lingkungan.

19

Heny Narendrani Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah..., h. 14 20

Heny Narendrani Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah..., h. 14-15

Page 27: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

14

3. Metode Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam

Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi

Muhammad SAW yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak

yang mulia. Dalam salah satu haditsnya beliau menegaskan:

(رواه احوذ ) ق األخال تون هكارم أل إنوا بعثت

“Bahwasanya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan keluhuran budi pekerti. (HR. Ahmad).21

Pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan pembiasaan sejak kecil dan

berlangsung secara kontinyu. Berkenaan dengan hal ini Prof. Dr. H.

Abudin Nata mengutip pernyataan al-Ghazali yang menyatakan bahwa

kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat menerima segala usaha

pembentukan melalui pembiasaan. Jika ia membiasakan berbuat jahat,

maka ia akan menjadi orang jahat. Untuk ini al-Ghazali menganjurkan

agar akhlak diajarkan, yaitu dengan cara melatih jiwa kepada pekerjaan

atau tingkah laku yang mulia. Jika seseorang menghendaki agar ia

menjadi pemurah, maka ia harus biasakan dirinya melakukan pekerjaan

yang bersifat pemurah, hingga murah hati dan murah tangan menjadi

tabiatnya.

Dalam tahap-tahap tertentu, pembinaan akhlak, dapat dilakukan

dengan cara paksaan yang kelama-lamaan tidak lagi terasa terpaksa. Cara

lain yang tak kalah ampuhnya dari cara di atas dalam hal pembinaan

akhlak ini adalah melalui keteladanan. Akhlak yang baik tidak dapat di

bentuk hanya dengan pelajaran, instruksi dan larangan, sebab tabiat jiwa

untuk menerima keutamaan itu tidak cukup dengan hanya seorang guru

mengatakan kerjakan ini dan kerjakan itu. Pendidikan itu tidak akan

sukses melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik

dan nyata

21

Ahmad bin Hanbal, al-Musnad, juz III, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t ), h. 323

Page 28: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

15

Selain itu pembinaan akhlak dapat pula dilakukan dengan

memerhatikan faktor kejiwaan sasaran yang akan di bina. Menurut hasil

penelitian para psikolog bahwa kejiwaan manusia berbeda-beda menurut

perbedaan tingkat usia. Pada usia kanak-kanak misalnya lebih menyukai

kepada hal-hal yang bersifat rekreatif dan bermain. Untuk itu akhlak dapat

dilakukan dalam bentuk permainan. Hal ini pernah dilakukan para ulama

di masa lalu. Mereka menyajikan ajaran akhlak lewat syair yang berisi

sifat-sifat Allah dan Rasul, akhlak mulia dan lain- lain.

Berdasarkan dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode-

metode yang digunakan dalam pendidikan akhlak diantaranya adalah

pembiasaan, latihan, paksaan, keteladanan dan permainan. Selain itu

dalam mendidik akhlak anak penting sekali untuk memerhatikan kondisi

kejiwaannya. Hal ini sangat penting karena dengan memilih metode

pendidikan yang tepat dengan kondisi kejiwaan si anak, hasilnya pun akan

lebih baik.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Setiap manusia dalam hidupnya pasti mengalami perubahan baik itu

fisik ataupun psikologis. Perubahan-perubahan yang terjadi pada manusia

ini di pengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berasal dari diri manusia

(internal) atau yang berasal dari luar (eksternal). Faktor- faktor itulah yang

menentukan kemana arah proses perubahan manusia. Apakah kearah

positif atau kearah yang negatif.

Untuk menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi pembentukan

akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran

yang sangat populer:

a. Aliran Nativisme

Tokoh aliran nativisme adalah Arthur Schopenhauer (seorang

filosof Jerman).22 Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh

terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari

dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan

22

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 43

Page 29: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

16

lain- lain. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau

kecenderungan kepada yang baik, maka dengan sendirinya orang

tersebut menjadi baik 23

b. Aliran Empirisme

Kata empirisme berasal dari kata empiri yang berarti pengalaman.

Tokoh dari aliran ini adalah John Locke (seorang filosof

Inggris).24Menurut aliran tersebut faktor yang paling berpengaruh

terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu

lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang

diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak

itu baik, maka baiklah anak itu. Demikian jika sebaliknya.25

c. Aliran Konvergensi

Tokoh aliran konvergensi adalah William Stern (seorang filosof

dan psikolog Jerman).26 Menurut aliran ini akhlak dipengaruhi oleh

faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar

(eksternal) yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara

khusus, atau melalui interaksi dengan lingkungan sosial. Fitrah dan

kecenderungan kearah yang baik yang ada didalam diri manusia

dibina secara intensif melalui berbagai metode. 27

Aliran yang ketiga, yakni aliran konvergensi tampak sesuai dengan

ajaran Islam sebagaimana bisa dipahami dari ayat dibawah ini:

23

Abudin Nata, Akhlak ..., h. 167 24

Tri Prasetya, Filsafat Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Set ia, 1997), h. 188 25

Abudin Nata, Akhlak ..., h. 167 26

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan..., h.46 27

Abudin Nata, Akhlak ..., h. 167

Page 30: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

17

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu

bersyukur.”(QS. An-Nahl: 78)28

Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa manusia memiliki potensi

untuk dididik. Potensi itu harus disyukuri dengan cara

mengembangkannya melalui pendidikan.

Kesesuaian teori konvergensi tersebut diatas, juga sejalan dengan

hadits Nabi yang berbunyi:

الفطرة فابىاه يهىدانو اوينصرانو كل هىلىديىلذعل

(رواه البخاري) اويوجسانو

“Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan (membawa) fithrah (rasa ketuhanan dan kecenderungan kepada

kebenaran), maka kedua orang tuanyalah yang membentuk anak itu menjadi yahudi, Nasrani, atau Majusi. (HR.

Bukhari).29

Dalam buku “Etika Islam” disebutkan, aspek-aspek yang dapat

mempengaruhi akhlak seseorang adalah sebagai berikut:

a. Insting (Naluri)

Naluri ialah sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang

menyampaikan pada tujuan dengan terpikir lebih dahulu kearah tujuan

itu tanpa didahului latihan perbuatan itu.30

Insting merupakan kemanpuan yang melekat sejak lahir dan

dibimbing oleh naluriahnya. Dalam ilmu akhlak insting berarti akal

pikiran. Akal dapat menerima naluri tertentu, sehingga terbentuk

kemauan yang melahirkan tindakan. Akal dapat mengendalikan naluri

sehingga terwujud perbuatan yang diputuskan oleh akal. Hubungan

naluri dan akal membentuk kemauan. Kemauan melahirkan tingkah

28

Departemen Agama RI, Al-qur’an dan..., h. 275. 29

Bukhori, Shahih Bukhori, juz I, (Beirut: Dar al-Fikr, 1994), h. 127 30

Hamzah Ya‟qub, Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah (Suatu Pengantar),

(Bandung: CV. Diponegoro, 1988), Cet IV, h. 58.

Page 31: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

18

laku perbuatan. Karena itu naluri pada manusia harus dididik dan

dilatih sebab naluri merupakan sifat pertama yang membentuk

akhlak.31

b. Kebiasaan

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia adalah

kebiasaan atau adat kebiasaan. Yang dimaksud dengan kebiasaan ialah

perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi mudah

dikerjakan.32

Sejalan dengan pendapat di atas Yatimin Abdullah dalam bukunya

“Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an” menyatakan kebiasaan

ialah perbuatan yang berjalan dengan lancar seolah-olah berjalan

dengan sendirinya. Perbuatan kebiasaan pada mulanya dipearuhi oleh

kerja pikiran, didahului oleh pertimbangan akal dan perencanaan yang

matang. Kebiasaan ialah tingkah laku yang sudah distabilkan.

Lancarnya perbuatan dikarenakan perbuatan itu seringkali diulang-

ulang.33

c. Keturunan

Salah satu faktor ysang diselidiki dalam etika adalah masalah

keturunan. Keturunan ini menjadi salah satu faktor yang dapat

membentuk akhlak. Adapun yang diturunkan itu bukanlah sifat yang

dimiliki yang telah tumbuh dengan matang karena pengaruh

lingkungan, adat atau pendidikan, melainkan sifat-sifat bawaan sejak

lahir.

Sifat-sifat yang biasa diturunkan itu pada garis besarnya ada dua

macam:

1. Sifat-sifat jasmaniah: yakni kekuatan dan kelemahan otot dan urat

syaraf orang tua dapat diwariskan kepada anak-anaknya.

31

Yat imin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007), Cet

I, h. 76-82 32

Hamzah Ya‟qub, Etika Islam..., h. 61 33

Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam...,h. 86

Page 32: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

19

Begitupun orang tua yang kekar ototnya, kemungkinan

mewariskan kekekaran itu kepada anak cucunya.

2. Sifat-sifat ruhanaih: yakni lemah atau kuatnya suatu naluri dapat

diturunkan pula oleh orang tua yang kelak mempengaruhi tingkah

laku anak cucunya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa setiap

manusia mempunyai naluri (insting), tetapi kekuatannya berbeda-

beda.34

d. Lingkungan

Faktor lain yang mempengaruhi akhlak seeorang adalah lingkungan.

Lingkungan adalah sesuatu yang melingkupi tubuh yang hidup.

Lingkungan ada dua macam yaitu:

1. Lingkungan alam. Alam ialah seluru ciptaan Tuhan baik di langit

dan di bumi. Alam dapat menjadi aspek yan memengaruhi dan

menentukan tingkah laku manusia.

2. Lingkungan pergaulan. Lingkungan pergaulan meliputi pergaulan

manusia di rumah, sekolah, di tempat kerja, dan lain- lain.35

e. „Azam

Salah satu kekuatan yang berada di balik tingkah laku manusia

adalah kemauan keras („azam). Itulah yang menggerakkan manusia

berbuat dengan sungguh-sungguh. Demikianlah seseorang dapat

mengerjakan sesuatu yang berat dan hebat menurut pandangan orang

lain karena digerakkan oleh kemauan yang keras. 36

f. Suara Batin (dhamir)

Dalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu

memberikan peringatan (isyarat) jika tingkah laku manusia berada

diambang bahaya dan keburukan. Kekuatan tersebut adalah suara

batin atau suara hati. Fungsi dari suara batin ialah memperingatkan

bahayanya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya. Jika

seseorang terjerumus melakukan keburukan, maka batin merasa tidak

34

Hamzah Ya‟qub, Etika Islam..., h. 68-69. 35

Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam..., h. 89-90 36

Hamzah Ya‟qub, Etika Islam..., h. 73

Page 33: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

20

senang (menyesal). Selain memberikan isyarat untuk mencegah dari

keburukan dan sebaliknya juga merupakan kekuatan yang mendorong

manusia melakukan perbuatan yang baik.37

g. Pendidikan

Yang dimaksud dengan pendidikan di sini ialah segala tuntunan dan

pengajaran yang diterima seseorang dalam membina kepribadian.

Pendidikan itu mempunyai pengaruh yang besar dalam akhlak, sehingga

ahli-ahli etika memandang bahwa pendidikan adalah faktor yang turut

menentukan dalam etika disamping faktor- faktor lainnya sebagaimana

telah diutarakan.38

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor

yang mempengaruhi akhlak terdiri dari faktor interinsik dan eksterinsik.

Faktor interinsiknya berupa naluri (insting), keturunan, „azam (kehendak

yang keras) dan suara batin (dhamir) . Sedangkan faktor- faktor

eksterinsiknya adalah lingkungan dan pendidikan.

B. Emosi

a. Pengertian Emosi

Kemampuan seseorang untuk berhubungan baik dengan orang-orang

yang ada disekitarnya dipengaruhi oleh kematangannya dalam mengelola

emosi yang ada di dalam dirinya. Akan tetapi untuk berhubungan baik

dengan sesama selain membutuhkan kemampuan mengatur emosi, kita

juga harus berusaha memahami kondisi emosional orang lain.

Emosi merupakan bagian dari perasaan dalam arti luas. Emosi tampak

karena rasa yang bergejolak sehingga yang bersangkutan mengalami

perubahan dalam situasi tertentu mengenai perasaan, tetapi seluruh pribadi

menanggapi situasi tersebut.

Kata emosi secara sederhana bisa didefinisikan sebagai menerapkan

“gerakan” baik secara metafora maupun harfiah, untuk mengeluarkan

37

Hamzah Ya‟qub, Etika Islam..., h. 78

38 Hamzah Ya‟qub, Etika Islam..., h. 82

Page 34: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

21

perasaan. Emosi sejak lama dianggap memiliki kedalaman dan kekuatan

sehingga dalam bahasa latin, emosi dijelaskan sebagai motus anima yang

arti harfiahnya “Jiwa yang menggerakkan kita”. 39Para ahli psikologi

mendefinisikan emosi sebagai berikut:

Beck mengungkapkan pendapat James & Lange yang menjelaskan

bahwa “Emosi adalah persepsi perubahan jasmaniah yang terjadi dalam

memberi tanggapan (respons) terhadap suatu peristiwa. 40

Dan Crow & Crow mengartikan bahwa emosi merupakan suatu

keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner

adjustment terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan

keselamatan individu.41

Emosi dapat didefinisikan sebagai perasaan atau afeksi yang timbul

ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi

yang dianggap penting olehnya.42

Berdasarkan definisi-definisi yang telah dikemukakan di atas maka

dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan emosi adalah perasaan

yang meliputi reaksi fisiologis, pengalaman sadar, dan perilaku yang

mana bercampur menjadi satu dan mempengaruhi seseorang dalam

memberi respons terhadap suatu keadaan atau peristiwa.

b. Perkembangan Emosi

Tidak dapat disangkal lagi jika emosi memang memainkan peran yang

sedemikian penting dalam kehidupan, maka penting diketahui bagaimana

perkembangan emosi itu. Karena pada dasarnya tidak hanya emosi yang

positif saja yang mempengaruhi perkembangan anak tetapi juga harus

diingat bahwa masih ada juga emosi negatif yang dapat mempengaruhi

perkembangan anak. Maka dari itu para orangtua khususnya harus benar-

benar memahami perkembangan emosi anaknya dalam rangka

39

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2006), h. 62 40

Hamzah B. Uno, Orientasi baru..., h. 62 41

Nety Hartati, dkk., Islam dan Psikologi, (Ciputat: UIN Jakarta Press), h. 94 42

John W. Santrock, Perkembangan Anak, jilid II,, Terj. dari Child Development,

eleventh edition oleh Mila Rachmawat i dan Anna Kuswanti, (Jakarta: Erlangga,2007) ,h. 6

Page 35: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

22

mengembangkan kemampuan si anak untuk bersosialisasi dengan

lingkungannya.

Emosi berkembang sejak anak lahir. Emosi ditimbulkan oleh adanya

rangsangan. Pengalaman-pengalaman dapat mempengaruhi efektifnya

rangsangan di dalam menimbulkan emosi maupun menghambat timbulnya

emosi itu.43

Perkembangan emosi, seperti juga pada pada tingkah laku lainnya,

ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar, seorang bayi yang

baru lahir dapat menangis, tetapi ia harus mencapai tingkat kematangan

tertentu untuk dapat tertawa. Setelah anak itu lebih besar , maka ia akan

belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-

maksud tertentu atau untuk situasi-situasi tertentu.

Perubahan penting pada masa kanak-kanak awal adalah meningkatnya

kemampuan untuk membicarakan emosi diri dan orang lain dan

peningkatan pemahaman tentang emosi. Pada rentang 2-4 tahun, terjadi

penambahan yang pesat mengenai jumlah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan emosi. Mereka juga mulai belajar mengenai penyebab

dan konsekuensi dari perasaan –perasaan yang dialami. Ketika menginjak

usia 4-5 tahun, anak-anak mulai menunjukkan peningkatan kemampuan

dalam merefleksikan emosi. Mereka juga mulai memahami bahwa

kejadian yang sama dapat menimbulkan perasaan yang berbeda terhadap

orang yang berbeda. Lebih dari itu, mereka juga mulai menunjukkan

kesadaran bahwa mereka harus mengatur emosi mereka untuk memenuhi

standar sosial.44

Pada masa kanak-kanak madya dan akhir terdapat perubahan penting

dalam perkembangan emosinya, diantaranya adalah: meningkatnya

kemampuan untuk memahami emosi kompleks, meningkatnya

pemahaman bahwa mungkin saja seseorang mengalami lebih dari satu

emosi dalam situasi tertentu, meningkatnya kecenderungan untuk lebih

43

Dra. Sit i Sundari HS. M. Pd, Kesehatan Mental dalam Kehidupan, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2005), h. 33. 44

John W. Santrock, Perkembangan..., h.17

Page 36: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

23

mempertimbangkan kejadian-kejadian yang menyebabkan reaksi emosi

tertentu , meningkatnya kemampuan untuk menekan atau menutupi reaksi

emosional yang negatif dan penggunaan strategi personal untuk

mengalihkan perasaan tertentu.45

Makin besar anak itu, makin besar pula kemampuannya untuk belajar

sehingga perkembangan emosinya makin rumit. Perkembangan emosi

melalui proses kematangan hanya terjadi sampai usia satu tahun. Setelah

itu perkembangan selanjutnya lebih banyak ditentukan oleh proses belajar.

Pengalaman sangat mempengaruhi perkembangan dan kematangan

emosi. Pengalaman yang didapat dari keluarga, sekolah, pergaulan, akan

mempengaruhi perkembangan emosi. Dan adanya barang-barang disekitar

kita seperti radio, televisi, majalah, gambar dll, sedikit banyak akan

memberi pengaruh terhadap perkembangan emosi.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Emosi berkembang sejak anak dilahirkan.

2. Pada usia 2-4 tahun terjadi penambahan yang pesat mengenai jumlah

istilah yang digunakan untuk menggambarkan emosi. Mereka juga

mulai belajar mengenai penyebab dan konsekuensi dari perasaan-

perasaan yang dialami.

3. Pada usia 4-5 tahun, anak-anak mulai menunjukkan peningkatan

kemampuan dalam merefleksikan emosi. Mereka juga mulai

memahami bahwa kejadian yang sama dapat menimbulkan perasaan

yang berbeda terhadap orang yang berbeda. Lebih dari itu, mereka

juga mulai menunjukkan kesadaran bahwa mereka harus mengatur

emosi mereka untuk memenuhi standar sosial.

4. Dimasa kanak-kanak madya dan akhir, perkembangan emosi anak

ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan untuk memahami

emosi kompleks, meningkatnya pemahaman bahwa mungkin saja

seseorang mengalami lebih dari satu emosi dalam situasi tertentu,

meningkatnya kecenderungan untuk lebih mempertimbangkan

45

John W. Santrock, Perkembangan..., h. 18

Page 37: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

24

kejadian-kejadian yang menyebabkan reaksi emosi tertentu,

meningkatnya kemampuan untuk menekan atau menutupi reaksi

emosional yang negatif dan penggunaan strategi personal untuk

mengalihkan perasaan tertentu.

c. Macam-Macam Emosi

Di dalam diri manusia terdapat berbagai macam emosi yang dapat

mempengaruhi kepribadiannya. Emosi-emosi itu pun muncul sebagai

respon dari suatu kejadian atau peristiwa yang dihadapinya. Tetapi

sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwasanya satu peristiwa bisa

saja menimbulkan lebih dari satu respon dari emosi itu.

Sejumlah ahli psikologi menggunakan diagram roda untuk

mengklasifikasikan emosi yang dialami manusia. Salah satunya adalah

Robert Plutchik. Ia percaya emosi mempunyai empat dimensi:

1. Emosi adalah sesuatu yang bersifat positif atau negatif.

2. Emosi adalah sesuatu yang bersifat primer atau campuran.

3. Banyak diantaranya yang bersifat saling berlawanan.

4. Emosi saling bertukar sesuai dengan intensitasnya. 46

Emosi positif yang berupa perasaan bahagia dan juga antusias dapat

meningkatkan rasa kagum kita terhadap diri sendiri sehingga dapat

meningkatkan rasa percaya diri selain itu emosi positif juga dapat

membuat hubungan kita dengan orang-orang disekitar menjadi baik, lain

halnya dengan emosi negatif seperti perasaan duka cita ataupun marah,

yang dapat membuat rasa kekaguman terhadap diri kita sendiri menurun

selain itu emosi negatif juga dapat menekan mutu hubungan seseorang

dengan orang-orang disekitarnya.

Plutchik percaya bawha emosi itu seperti warna yang dapat dibuat

dengan mencampurkan warna-warna primer. Seperti itu juga emosi dapat

dibentuk dengan mencampurkan emosi-emosi primer. Contoh: perasaan

cemburu yang lahir dari perpaduan rasa cinta dan marah

46

Jane S. Halonen & John W. Santrock, Psychology: Contexts & Aplications, (New

York: McGraw-Hill Companies.Inc, 1999), h. 353.

Page 38: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

25

Akan tetapi ada beberapa emosi yang sifatnya saling berlawan seperti

halnya perasaan optimis dan kecewa, cinta dan penyesalan. Plutchik

berpendapat bahwasanya manusia tidak mungkin dapat merasakan emosi

yang berlawanan secara serempak. Misalnya: kamu tidak akan dapat

merasakan perasaan sedih disaat yang sama saat kamu merasa gembira.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa emosi

yang dialami oleh manusia terdiri dari empat dimensi, yaitu:

1. Emosi adalah sesuatu yang bersifat positif atau negatif. Emosi yang

bersifat positif contohnya adalah perasaan bahagia. Sedangkan

perasaan yang bersifat negatif contohnya adalah rasa marah.

2. Emosi adalah sesuatu yang bersifat primer atau campuran. Seperti

halnya warna yang dapat dibuat dengan mencampurkan warna-warna

primer. Seperti itu juga emosi dapat dibentuk dengan mencampurkan

emosi-emosi primer. Contoh: perasaan cemburu yang lahir dari

perpaduan rasa cinta dan marah.

3. Banyak diantara yang bersifat saling berlawanan. Contohnya: perasaan

optimis dan kecewa

4. Emosi saling bertukar sesuai dengan intensitasnya. Misalnya:

seseorang tidak akan dapat merasakan perasaan sedih disaat yang

sama saat kamu merasa gembira.

d. Pengendalian Emosi

Dasar bagi berbagai pola emosi terletak pada masa awal-awal

pertumbuhan (anak-anak), maka awal-awal pertumbuhan adalah periode

yang penting dalam dalam menentukan perkembangan pribadinya. Untuk

itu orang tua selaku pendidik pertama bagi anak-anaknya diharapkan

dapat benar-benar membimbing anaknya sehingga si anak dapat mengatur

atau mengontrol emosinya.

Secara bahasa kata control berarti “pengaturan, pengawasan atau

pembatasan”.47 Di dalam buku “Perkembangan Anak” karya Elizabeth B

47

John M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka utama, t. t ), h. 145

Page 39: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

26

hurlock, kata control didefinisikan dengan ”berusaha sekuat-kuatnya

mengendalikan atau mengarahkan pengaruh terhadap sesuatu”. Maka

yang dimaksud dengan pengendalian emosi itu adalah mengarahkan

energi ekspresi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima

secara sosial.48

Konsep pengendalian emosi lebih menitik beratkan pada bagaimana

cara seseorang mengarahkan energi emosi seseorang ke arah ekspresi

yang dapat diterima, hal itu tidak sama artinya dengan menekan. Apabila

seseorang mengendalikan emosinya yang tampak, mereka juga berusaha

mengalihkan energi yang ditimbulkan oleh tubuh mereka menjadi

persiapan untuk bertindak ke arah pola perilaku yang bermanfaat dan

dapat diterima secara sosial. Hal ini sangat berbeda dengan konsep

populer yang mengharuskan penekanan emosional di dalam diri.

Dalam buku Psychological Science, James Gross mengemukakan

pendapatnya tentang lima strategi untuk mengatur emosi, yaitu:

1. Memilih situasi, yaitu meliputi mengetahui tipe-tipe orang, tempat-

tempat, objek-objek yang dapat memancing emosimu dan mencari

cara untuk menghindarinya. Misalnya: Anda ingin mengadakan makan

malam yang romantis dengan kekasih anda. Untuk mewujudkannya

maka anda memilih sebuah restoran dimana anda sebelumnya pernah

mengalami makan malam yang menyenangkan di tempat itu.

2. Memodifikasi situasi, yaitu usaha-usaha aktif untuk mengubah suatu

situasi dalam suatu peristiwa untuk mengubah pengaruhnya secara

emosional. Misalnya: Anda mengharapkan dapat makan dengan

tenang tapi orang disebelah anda terus saja berisik dengan rekannya

sedangkan anda tidak enak untuk menegurnya, maka anda bisa pindah

ke meja yang lain.

3. Mengalihkan perhatian, hal ini dapat membantu mengisolasikan

aspek-aspek tertentu dari suatu situasi sehingga dapat membantu orang

tersebut mengatur emosionalnya. Contoh: Seorang yang takut terbang

48

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, jilid I, (Jakarta: Erlangga, 1978), h. 231

Page 40: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

27

dapat mengalihkan diri dari kehawatirannya dengan cara menonton

film-film yang berhubungan dengan penerbangan

4. Mengubah pola pikir, yaitu sebuah metode untuk mengatur mood, hal

ini bermanfaat ketika tidak satupun dari cara-cara di atas dapat

diterapkan, yautu dengan merekonstruksi suatu situasi dengan jalan-

jalan alternatif. Contoh: Dengan menganggap masalah-masalah yang

terjadi sebagai sesuatu yang lucu.

5. Memodulasi respon, yaitu mengontrol respon emosional secara

langsung ketika ia mula merasakan perasaan emosional. Contoh:

Seseorang bisa mencoba untuk meningkatkan perasaan bahagianya

dan melemahkan perasaan kecewanya jika sesuatu yang ia rencanakan

tidak berjalan dengan semestinya.49

Akan tetapi riset Gross ini menunjukkan bahwa efektivitas dari setiap

metode ini bergantung pada situasi yang terjadi dan kepribadian setiap

orangnya.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan pengendalian emosi adalah adalah mengarahkan energi

ekspresi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara

sosial. Adapun cara-cara yang digunakan untuk mengatur emosi,

diantaranya adalah: memilihan situasi, memodifikasi situasi, mengalihkan

perhatian, mengubah pola pikir, memodulasi respon. Akan tetapi

efektivitas dari setiap metode ini bergantung pada situasi yang terjadi dan

kepribadian setiap orangnya.

C. Keluarga Muslim

a. Pengertian Keluarga Muslim

Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi

seorang anak. Tempat dimana dasar-dasar agama diajarkan untuk

49

Michael S. Gazzaniaga & Todd F. Heatherton, Psychological Science: The Mind,

Brain, and Behavior, (United States of America: W. W. Norton & Company. Inc, 2003), h.

326

Page 41: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

28

mendidik anak-anak agar dapat menjadi manusia yang tidak hanya taat

kepada Allah tetapi juga menjadi manusia yang berakhlak mulia.

Dalam literatur Al-Qur‟an (Arab) keluarga diistilahkan dengan al-ahlu

jamaknya ahluna dan ahal yang memiliki arti: famili, keluarga dan

kerabat. Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang

sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. 50 Menurut

Alisuf Sabri keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah

adanya suatu perkawinan.51 Syaikh Shaleh bin Fauzan al-Fauzan merinci

definisi keluarga muslim sebagai keluarga yang mengetahui hak-hak

Allah SWT dan menunaikannya, mengetahui hak-hak masing-masing

suami istri dan memenuhinya, melaksanakan pendidikan anak dengan

pendidikan Islam, menta‟ati hukum-hukum Allah SWT, memurnikan

tauhid kepada-Nya dan menjauhi serta memerangi berbagai bentuk

kemusyrikan.52

Berdasarkan definisi-definisi diatas yang dimaksud dengan keluarga

muslim adalah keluarga yang meletakkan segala aktivitas pembentukan

keluarganya sesuai dengan syari‟at Islam yang berdasarkan al-Quran dan

as-Sunnah. Keluarga tersebut dibangun di atas aqidah yang benar dan

semangat untuk beribadah kepada Allah serta semangat untuk

menghidupkan syiar dan adab-adab Islam Islam sebagaimana telah

dicontohkan Rasulullah SAW.

b. Bentuk-bentuk Keluarga

Keluarga dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Keluarga inti, yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-anak, atau hanya

ibu atau bapak atau nenek dan kakek

2. Keluarga inti terbatas, yang terdiri dari ayah dan anak-anaknya, atau

ibu dan anak-anaknya

50

Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, (Jakarta: Pt Raja

Grafindo Persada, 2006), h. 15 51

Drs. H.M. A lisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h.

14 52

Ahmad, “Membentuk Akhlak Islami”, www.haroqi.multip ly.com, 7 Desember 2010.

Page 42: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

29

3. Keluarga luas (extended family), yang cukup banyak ragamnya seperti

rumah tangga nenek yang hidup dengan cucu yang masih sekolah,

atau nenek dengan cucu yang elah kawin, sehingga istri dan anak-

anaknya hidup menumpang juga.53

Sejalan dengan pendapat diatas para ahli sosiologi membagi bentuk-

bentuk keluarga kedalam dua kategori:

1. Keluarga batih (nuclear family), keluarga batih merupakan satuan

keluarga terkecil yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.

2. Keluarga luas (extended family), keluarga luas terdiri atas keluarga

batih.54

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk-

bentuk keluarga dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: keluarga inti atau dapat

disebut dengan keluarga batih, keluarga inti terbatas dan keluarga luas.

c. Fungsi Keluarga

Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-

pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan atau tugas yang harus

dilakukan itu biasa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu

pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam

atau oleh keluarga itu.

Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat

digolongkan / dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu:

1) Fungsi Biologis

Dengan fungsi ini diharapakan agar keluarga dapat menyelenggarakan

persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Karena dengan

perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturunan. Dan setiap

manusia pada hakikatnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi

kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.

2) Fungsi Pemeliharaan

53

Mufidah Ch, Psikologi Islam Berwawasan Gender, (Malang: UIN-Malang Press,

2008), Cet I, h. 40 54

Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (jakarta: Fakultas ekonomi Universitas

indonesia, 2004), h. 63-64.

Page 43: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

30

Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat

terlindung dari berbagai macam gangguan, diantaranya dengan cara

mendirikan rumah sebagai tempat berlindungnya anggota

keluarganya.

3) Fungsi Ekonomi

Fungsi ini berkaitan dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok.

Dimana orang tua diwajibkan untuk berusaha keras agar setiap

anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta

tempat tinggal.

4) Fungsi Keagamaan

Keluarga diwajibkan untuk mendalami serta mengamalkan ajaran-

ajaran agamanya agar menjadi manusia yang taqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Hal ini berlandaskan padaideologi Pancasila agar

warganya mendalami dan megamalka Pancasila di dalam perilaku dan

kehidupan keluarganya.

5) Fungsi Sosial

Keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal

selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap

yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang

diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa.55

Sedangkan keluarga sebagai suatu kesatuan bersama, menurut St.

Vembriarto, mempunyai 7 fungsi yang ada hubungannya dengan

kehidupan si anak, yaitu:

1) Fungsi Biologik, yaitu keluarga merupakan tempat lahirnya anak-

anak; secara biologis anak berasal dari orang tuanya.

2) Fungsi Afeksi, yaitu keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan

sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh kasih sayang

dan rasa aman).

3) Fungsi Sosialisasi, yaitu fungsi keluarga dalam membentuk

kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga anak

55

Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 89-91.

Page 44: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

31

mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan

nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan

kepribadiannya

4) Fungsi Pendidikan, yaitu keluarga sejak dulu merupakan institusi

pendidikan. Dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi untuk

mempersiapkan anak agar dapat hidup secara sosial dan ekonomi di

masyarakat. Sekarangpun keluarga dikenal sebagai lingkungan

pendidikan yang pertama dan utama dalam mengembangkan dasar

kepribadian anak.

5) Fungsi Rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat / medan rekreasi

bagi anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan

kegembiraan.

6) Fungsi Keagamaan, yaitu keluarga merupakan pusat pendidikan,

upacara dan ibadah agama bagi para anggotanya, disamping peran

yang dilakkan institusi agama. Fungsi ini penting artinya bagi

penanaman jiwa agama pada si anak; sayangnya sekarang ini fungsi

keagamaan ini mengalami kemunduran akibat pengaruh sekularisasi.

7) Fungsi Perlindungan, yaitu keluarga berfungsi memelihara, merawat

dan melindungi si anak baik fisik maupun sosialnya. Fungsi ini oleh

keluarga tidak dilakukan sendiri tetapi banyak dilakukakn oleh badan-

badan sosial seperti tempat perawatan bagi anak-anak cacat tubuh

mental, anak yatim piatu, anak-anak nakal dan perusahaan asuransi.56

Berdasarkan dari penjelasan berbagai fungsi keluarga diatas maka

dapat kita dapat menyimpulkan fungsi- fungsi keluarga sebagai berikut:

fungsi biologis, fungsi afeksi, fungsi sosialisasi, fungsi pendidikan, fungsi

rekreasi, fungsi keagamaan, fungsi perlindungan, fungsi ekonomi

56

Drs. H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999. h.

15-16

Page 45: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

32

D. Kerangka Berpikir

Keberhasilan anak dimasa yang akan datang tidak hanya ditentukan oleh

kecerdasan intelektualnya saja. Pengendalian sikap dan penguasaan diri

adalah yang teramat penting. Karena pengendalian diri itu sangat menentukan

dalam menuju kesuksesan hidup. Menurut Letjen TNI Harseno

(Purnawirawan) 60% keberhasilan hidup itu ditentukan oleh keberhasilan kita

dalam pergaulan. Sedangkan pengendalian diri adalah salah satu kunci dari

keberhasilan pergaulan. 57

Pengendalian diri erat sekali kaitannya dengan sikap atau tingkah laku.

Sedangkan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari akhlak yang

dimilikinya.

Pengendalian diri dalam hidup bermasyarakat ini tidak jauh dari peran

orangtua di dalam memberikan pendidikan akhlak bagi anak. Orangtua

sebagai pendidik dilingkungan keluarga berperan penting dalam menanamkan

sikap bagi anak agar kelak anak dapat mengerti bagaimana harus bersikap di

dalam bermasyarakat.

Pendidikan akhlak akan sangat berpengaruh terhadap kemampuannya

dalam mengendalikan emosi. Karena orang yang memiliki akhlak yang baik

cenderung lebih bisa mengendalikan dirinya dan lebih dapat memahami

bagaimana cara bergaul yang baik.

Dari uraian diatas dapat disimpulankan bahwa pendidikan akhlak di

lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor penting dalam

meningkatkan kemampuan anak dalam mengendalikan emosi. Karena

pengendalian emosi sesuatu yang seharusnya dimiliki untuk dapat hidup

dengan baik dalam bermasyarakat.

E. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu preposisi atau anggapan yang

mungkin benar dan sering digunakan untuk dasar pembuatan keputusan dan

penelitian lebih lanjut. Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis

sebagai berikut: “Semakin tinggi tingkat pendidikan akhlak di lingkungan

57

Let jen TNI Harseno (Purn), Menuju Watak dan Sikap Negarawan, tt.p:t.p., t.t.

Page 46: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

33

keluarga muslim maka akan semakin tinggi pula kemampuan anak dalam

mengendalikan emosi”. Berdasarkan hipotesis tersebut maka hipotesis

alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan akhlak di

lingkungan keluarga muslim dengan kemampuan anak dalam

mengendalikan emosi.

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan akhlak di

lingkungan keluarga muslim dengan kemampuan anak dalam

mengendalikan emosi.

Page 47: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakakukan di RT 02 RW 03 kec. Cilodong kota Depok.

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 7 Oktober 2010 sampai dengan

tanggal 4 November 2010.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian field research dengan menggunakan

analisis deskriptif, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan teknik survey. Melalui penelitian ini penulis mencoba menganalisis

gejala-gejala yang ada hubungannya dengan pembahasan.

C. Variable Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi kedalam 2 (dua) variable, yaitu

a. Pendidikan akhlak di lingkungan keluarga muslim sebagai variable x

(variable bebas).

b. Mengembangkan kemampuan mengendalikan emosi pada anak sebagai

variable y (variable terikat).

34

Page 48: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

35

D. Populasi dan Sample

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Pada penelitian ini

yang menjadi populasinya adalah anak-anak yang berusia 7-12 tahun dari

keluarga muslim di RT 02 RW 03 kec. Cilodong yang berjumlah 40 anak.

Menurut Suhsarsimi Arikunto di dalam bukunysa “ Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan praktek” dijelaskan bahwa apabila subjeknya kurang dari

100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-

15% atau 20%-25% atau lebih.1 Berdasarkan penjelasan di atas penulis

mengambil seluruh subjek dari populasi tersebut. Sehingga penelitian ini

merupakan penelitian populsasi

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian field research, yaitu suatu penelitian yang

dilakukan langsung ke objek penelitian. Untuk memperoleh data-data

lapangan ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang

dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran

pengamatan. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang

kondisi keluarga muslim di RT 02 RW 03 Kec. Cilodong

b. Wawancara, yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang

dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,

berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.

Wawancara ini dilakukan guna memfilter jawaban-jawaban yang

diberikan dalam angket serta untuk memperoleh data-data yang lebih rinci

yang berkaitan dengan pembahasan. Wawancara ini dilakukan kepada

orangtua, anak usia 7-12 tahun di RT 02 RW 03 Kec. Cilodong

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1996), h. 134

Page 49: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

36

c. Angket atau kuesioner, yaitu merupakan suatu daftar atau rangkaian

pertanyaan yang disusun secara tertulis mengenai sesuatu yang berkaitan

dengan penelitian. Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini

adalah angket dengan bentuk daftar cek dimana pertanyaan diurai dalam

bentuk daftar dan tugas responden hanyalah membubuhi tanda-tanda cek

sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh peneliti.

Adapun kriteria skor alternatif jawaban pernyataan angket dapat dilihat

pada table berikut:

Tabel 1

Kriteria Penilaian Angket

Alternatif Jawaban Pernyataan

Positif Negatif

Selalu

Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

4

3 2

1

1

2 3

4

F. Prosedur Penelitian

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk

memulai pelaksanaan penelitian, dimulai dengan merumuskan masalah,

menentukan variable penelitian, studi kepustakaan untuk mendapatkan

gambaran dan landasan teoritis mengenai variabel penelitian. Selanjutnya

menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan dipakai

dalam penelitian, yaitu skala sikap mengenai kecerdasan emosional yang

dikaitkan dengan akhlak siswa dan menentukan lokasi penelitian dan

menyelesaikan administrasi perizinan.

b. Tahap Pengambilan Data

Pada tahap ini dimulai dengan melakukan uji coba alat ukur penelitian

kepada anak-anak usia 7-12 tahun di RW 03. Setelah data terkumpul,

dilakukan analisis item untuk menguji validitas dan reliabilitas tiap-tiap

item pada alat ukur penelitian (skala pendidikan akhlak dan pengendalian

emosi) yang di ujicobakan.

Page 50: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

37

c. Tahap Pengolahan Data

Untuk mengolah data dalam penelitian ini, penulis menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing, yaitu pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap angket

harus diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan, dan

kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari kekeliruan dan

kesalahan dalam mendapat informasi, sehingga diperolehlah data yang

akurat.

b. Koding, teknik ini digunakan penulis untuk mengklasifikasikan

jawaban-jawaban para responden menurut macam-macamnya.

c. Skoring, setelah melalui tahap editing dan juga koding maka langkah

selanjutnya adalah skoring, yaitu memberi skor terhadap data yang ada

di angket.

d. Tabulating, yaitu mentabulasi data jawaban yang telah diberikan skor

kedalam bentuk tabel untuk kemudian diketahui hasil perhitungannya

dengan menggunakan rumus prosentase.

Rumus Prosentase:

P =F

N x 100%

Keterangan:

P = Prosentase

F = Frekuensi

N = Number of cases

Selain menggunakan rumus prosentase, penulis juga menghitung range

dari tiap-tiap variabel untuk mengetahui tinggi rendahnya skor yang

dimiliki masing masing sampel dalam setiap variabel.

Rumus Range:

R= Xmaks-Xmin

Page 51: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

38

Keterangan:

R = Range

Xmaks = Nilai skor maksimal

Xmin = Nilai skor minimal

G. Analisis Instrumen Penelitian

Agar mendapatkan instrument angket Pendidikan Akhlak dan

Pengendalian Emosi yang memadai, maka sebelum instrument tersebut

digunakan dalam penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba dan kemudian

dianalisis dengan metode analisis sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi

ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud

dilakukan pengukuran tersebut. Instrumen yang sahih tidak sekedar

mengukur apa yang seharusnya diukur, tetapi mengandung pengertian

sejauh mana informasi yang diperoleh dari pengukuran dapat

diinterpretasikan sebagai tingkah laku atau karakteristik yang diukur. 2

Untuk menguji validitas tiap butir maka skor-skor yang ada pada butir

yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang

sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Dengan

diperolehnya indeks validitas tiap butir dapat diketahui dengan pasti butir-

butir manakah yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya. Pada

uji validasi angket ini menggunakan rumus PEARSON, yaitu:

22 xixt

xixtrit

Keterangan:

rit = Angka indeks korelasi antara skor butir soal dengan skor total

xi = Jumlah kuadrat deviasi skor dari xi

2 Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa….hal. 32.

Page 52: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

39

xt = Jumlah kuadrat deviasi skor dari xt

Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila hasil perhitungan

didapat angka koefisien korelasi rit > rtab yang dikonsultasikan pada taraf

signifikansi 0,05.

Dapat juga perhitungan validitas tersebut dilakukan dalam program

Microsoft Office Excel dengan menggunakan rumus PEARSON yang

terdapat dalam formula excel.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang

mempunyai asal kata rely dan ability. Reliabilitas mempunyai berabgai arti

yaitu keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsisten dan

sebagainya.3 Dalam rangka menentukan apakah sebuah instrumen

memiliki daya keajegan mengukur (reliabilitas) yang tinggi atau belum,

maka pengukuran pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

rumus Alpha Cronbach, dengan rumus: 4

2

2

11 11 St

Si

n

nr

Keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas tes

n = Banyaknya butir pernyataan

1 = Bilangan Konstan

2

Si = Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir pernyataan

2St = Varian total

Hasil perhitungan uji reliabilitas angket pendidikan akhlak pada

sampel sebanyak 40 anak diperoleh harga koefisien reliabilitas sebesar

0,92. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen skala pendidikan akhlak yang

digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas sangat tinggi sehingga 3 Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah …hal. 32

4 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996),

hal. 207-208.

Page 53: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

40

memungkinkan atau layak digunakan dalam penelitian. Perhitungan lebih

jelasnya terdapat dalam lampiran.

Sedangkan perhitungan uji reliabilitas angket pengendalian emosi pada

sampel sebanyak 40 anak diperoleh harga koefisien reliabilitas sebesar

0,76. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen skala pengendalian emosi

yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang tinggi pula

sehingga memungkinkan atau layak digunakan dalam penelitian.

Perhitungan lebih jelasnya terdapat dalam lampiran.

H. Uji Hipotesis

a. Uji Korelasi

Perhitungan korelasi menggunakan Product Moment. Dimana Product

Moment Correlation adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi

antara dua variable yang kerap kali digunakan. Teknik korelasi ini

dikembangkan oleh Karl Pearson. 5

Rumus korelasi Product Moment Karl Pearson, yaitu:

𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑𝑋𝑌− ∑𝑋 (∑𝑌)

𝑁∑𝑋2−(∑𝑋)2 [𝑁∑𝑌2 – ∑𝑌2 ]

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 = Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment

N = Number of Cases

∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

∑X = Jumlah seluruh skor X

∑Y = Jumlah seluruh skor Y

Adapun perhitungan korelasi dengan product moment dalam penelitian

ini dilakukan secara manual.

5Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),

hal. 177-178.

Page 54: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

41

b. Perhitungan Koefisien Determinasi

Perhitungan koefisien determinasi ini dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan

dalam bentuk persen. Dimana rumus yang digunakan adalah rumus

“Coefficient of Determination” atau koefisien penentu yang dalam hal ini

digunakan untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks

korelasi „r‟ product moment pada uji hipotesis di atas.

Rumus Coefficient of Determination yaitu:

KD = r² x 100 %

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi

r² = Koefisien korelasi

Page 55: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

RT 02 adalah salah satu RT yang berada dalam kelompok RW 03. RT

02 terletak di wilayah kota Depok. Dimana wilayah ini merupakan

komplek perumahan tentara. Wilayah RT 02 RW 03 ini memiliki luas

sekitar 145.000 . Wilayah ini berbatasan dengan:

a. Sebelah barat berbatasan dengan RT 03.

b. Sebelah utara berbatasan dengan RT 04.

c. Sebelah timur berbatasan dengan wilayah kesatuan Yonif Linud 328

d. Sebelah selatan berbatasan dengan kantor besar Divif I Kostrad.

2. Jumlah Warga atau Penduduk

Jumlah penduduk RT 02 RW 03 kelurahan Cilodong adalah 78 kepala

keluarga, 315 jiwa dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 2

No Jenis Data Jumlah

1 Kepala Keluarga 78

2 Laki- laki 160

3 Perempuan 155

4 Warga Keseluruhan 315

42

Page 56: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

43

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan para orangtua di RT 02 RW 03 terbilang cukup

baik, berikut adalah perincian tingkat pendidikan akhir yang dimiliki oleh

para orangtua di RT 02 RW 03:

Tabel 3

4. Mata Pencaharian

Mata pencaharian dari kepala keluarga di RT 02 RW 03 memang

terbilang homogen. Hal tersebut dikarenakan wilayah RT 02 RW 03

adalah komplek perumahan tentara. Meskipun wilayah RT 02 RW 03

adalah komplek perumahan tertara tetapi di dalamnya ada juga yang

bermata pencaharian sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil). Berikut data

selengkapnya:

Tabel 4

No Mata Pencaharian Jumlah

1 ABRI 76

2 PNS 2

5. Sarana Umum, Ibadah dan Pendidikan

Semua sarana yang ada dan yang dapat digunakan oleh seluruh warga

RT 02 RW 03 adalah sarana yang berada di bawah naungan yayasan

Kartika Candra Kirana, yaitu sebuah yayasan milik Angkatan Darat (AD).

Berikut adalah perincian berbagai macam sarana yang dapat digunakan

oleh warga RT 02 RW 03:

No Subjek Pendidikan Jumlah

1 Ayah

SD 1

SMP 8

SMA 64

S 1 5

2 Ibu

SMP 12

SMA 43

S 1 13

D1, D2 dan D 3 8

Page 57: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

44

Tabel 5

No Sarana Umum, Pendidikan dan Ibadah

Jumlah

1. Taman Kanak-kanak 1

2 Masjid 2

3 Gereja 1

4 Gelanggang Olah Raga (GOR) 1

5 Lapangan sepak bola 1

6 Lapangan voli 1

7 Ruang fitness 1

B. Deskripsi dan Analisa Data

Pada pengumpulan data pendidikan akhlak di lingkungan keluarga muslim

dan kemampuan mengendalikan emosi pada anak penulis menggunakan

instrumen yang berbentuk angket yang disusun berdasarkan indikator-

indikator yang berlandaskan dari kajian teori yang tercantum di dalam bab II.

Berikut adalah data hasil angket yang dijelaskan dengan menggunakan rumus

prosentase dan juga Range sehingga dapat diketahui hasilnya secara per item

ataupun per orangnya. Berikut adalah deskripsi datanya:

1. Deskripsi dan Analisa Data dengan Menggunakan Rumus Prosentase

Pada pengumpulan data pendidikan akhlak, penulis menggunakan

angket.. Angket disusun berdasarkan indikator yang mengacu pada teori

yang terdapat pada bab II. Dan data dari hasil angket ini akan dijabarkan

dengan menggunakan rumus prosentase. Berikut penjabaran data

selengkapnya:

Tabel 6

Orangtua mengajari anaknya mengaji.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 9 22,5%

2 Sering 14 35%

3 Kadang-kadang 13 32,5%

4 Tidak Pernah 4 10%

Jumlah 40 100%

Page 58: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

45

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

orangtua selalu mengajari anaknya mengaji (22,25%) dan sebagian kecil

dari orangtua sering mengajari anak-anaknya mengaji (35%) sedangkan

sebagian kecil lainnya hanya kadang-kadang saja mengajari anaknya

mengaji (32,5%) lalu sedikit sekali dari para orangtua yang tiidak pernah

mengajari anaknya mengaji.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa cukup banyak

orangtua yang meluangkan waktu untuk mengajarkan anaknya mengaji.

Walaupun masih ada juga orangtua yang belum meluangkan waktunya

untuk mengajarkan anak-anaknya mengaji. Mengajarkan anak mengaji

adalah hal yang penting terlebih jika orangtua dapat menjelaskan isi

kandungan dari ayat-ayat al-Qur‟an yang dibacanya. Dengan begitu

diharapkan anak-anak dapat memahami ajaran-ajaran di dalamnya dengan

baik dan dapat menjadikannya sebagai pegangan dalam menjalani hidup.

Tabel 7

Orangtua mengajari anaknya agar bersikap baik kepada

teman-temannya.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 21 52,5%

2 Sering 12 30%

3 Kadang-kadang 6 15%

4 Tidak Pernah 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa lebih dari setengah

para orangtua selalu mengajarkan anak-anaknya bersikap baik kepada

teman-temannya (52%) sedangkan sebagian kecil dari para orangtua sering

mengajarkan anak-anaknya agar bersikap baik kepada temannya (30%)

dan sebagian kecilnya lagi yang kadang-kadang mengajari anaknya agar

bersikap baik kepada temannya (15%) dan juga sedikit sekali dari orangtua

yang tidak pernah mengajarkan kepada anaknya agar berbuat baik kepada

temannya (2,5%).

Page 59: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

46

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

orangtua mengajarkan kepada anak-anaknya agar bersikap baik terhadap

temannya. Gambaran tersebut menjelaskan betapa besarnya perhatian

orangtua terhadap cara bersosialisasi putra-putrinya. Kemampuan

bersosialisasi sangatlah penting dalam pergaulan. Seseorang dapat

diterima atau ditolak di masyarakat karena cara bersosialisasinya. Jika

seseorang merasa tertolak atau terabaikan oleh kelompoknya maka emosi

yang tidak menyenangkan dapat mendominasi dirinya. Untuk mencegah

hal tersebut maka seyogyanya orangtua dapat lebih memperhatikan putra-

putrinya dalam bersosialisasi.

Tabel 8

Orangtua mengingatkan anaknya apabila ia belum melaksanakan

shalat.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 20 50%

2 Sering 15 37,5%

3 Kadang-kadang 4 10%

4 Tidak Pernah 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa setengah dari orangtua

selalu mengingatkan anaknya apabila anaknya belum melaksanakan shalat

(50%), dan sebagian kecil dari orangtua lainnya sering mengingatkan

anaknya apabila anaknya belum mengerjakan shalat (37,5%), sedangkan

sebagian kecilnya lagi terkadang mengingatkan anaknya apabila anaknya

belum melaksanakan shalat (10%) dan sedikit sekali dari orangtua yang

tidak pernah mengingatkan anaknya apabila anaknya belum melaksanakan

shalat (2,5%). Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa kebanyakan dari orangtua akan mengingatkan anaknya apabila

anaknya belum melaksanakan shalat.

Data di atas menunjukkan bahwa perhatian orangtua terhadap rutinitas

ibadah wajib yang dilakukan anaknya cukup besar. Perhatian orangtua

terhadap rutinitas ibadah anaknya sangatlah penting, karena shalat dapat

Page 60: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

47

mempengaruhi akhlak anak tersebut. Di dalam al-Qur‟an pun telah

dijelaskan bahwa shalat itu dapat mencegah seseorang dari perbutan keji

dan munkar. Maka dari itu sudah semestinya jika orangtua lebih

memperhatikan shalat anak-anaknya. Karena shalat dapat mempengaruhi

perkembangan pribadinya di masa mendatang.

Tabel 9

Orangtua menyuruh anaknya mengambil kembali sampah dan

membuangnya ketempat sampah apabila melihat anaknya membuang

sampah sembarangan.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 19 47,5%

2 Sering 9 22,5%

3 Kadang-kadang 6 15%

4 Tidak Pernah 6 15%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hampir setengah dari

orangtua selalu menyuruh anaknya untuk mengambil kembali sampah

yang ia buang sembarangan (47,5%) sedangkan sebagian kecilnya sering

menyuruh anaknya mengambil kembali sampah yang ia buang

sembarangan (22,5%) dan sebagian kecilnya lagi hanya kadang-kadang

saja menyuruh anaknya untuk mengambil kembali sampah yang ia buang

sembarangan (15%) lalu sebagian kecil dari orangtua juga ada yang tidak

pernah menyuruh anaknya mengambil kembali sampah yang ia buang

sembarangan (15%). Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa cukup banyak orangtua yang akan menyuruh anaknya

untuk mengambil kembali sampah yang ia buang sembarangan apabila

melihatnya.

Data di atas menunjukkan cukup banyak orangtua yang mengajarkan

anak-anaknya agar menjaga kebersihan lingkungan disekitarnya. Ajaran

untuk menjaga kebersihan lingkungan sangatlah penting guna

menanamkan sikap kepedulian terhadap keadaan sekitar. Seseorang yang

peduli terhadap keadaan sekitar cenderung lebih memperhatikan orang-

Page 61: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

48

orang disekitarnya sehingga orang tersebut biasanaya akan lebih berhati-

hati dalam berbicara dan bersikap agar tidak menyinggung atau menyakiti

orang lain. Sikap seperti ini sangatlah penting untuk dilestarikan untuk

tetap menjaga keutuhan hubungan yang telah terjalin.

Tabel 10

Orangtua mengajari anaknya untuk meminta maaf apabila ia berbuat

salah.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 22 55%

2 Sering 9 22,5%

3 Kadang-kadang 7 17,5%

4 Tidak Pernah 2 5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa lebih dari setengah dari

orangtua selalu mengajari anaknya untuk meminta maaf apabila berbuat

salah (55%) dan sebagian kecilnya sering mengajarkan kepada anaknya

agar meminta maaf apabila berbuat salah (22,5%) sedangkan sebagian

kecil lainnya hanya kadang-kadang saja mengajarkan anak-anaknya untuk

meminta maaf apabila berbuat salah (17,5%) dan sedikit sekali dari para

orangtua yang tidak pernah mengajari anaknya untuk meminta maaf

apabila berbuat salah (5%).

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan dari orang

tua telah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk segera meminta maaf

jika ia berbuat salah. Penanaman sikap tersebut akan berdampak positif

bagi pribadi anak. Karena dengan begitu anak akan memahami bagaimana

ia harus bersikap jika seandainya ia berbuat salah terhadap orang lain.

Selain itu hal tersebut juga dapat membantu anak tetap menjaga hubungan

baiknya dengan teman-teman disekitarnya.

Page 62: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

49

Tabel 11

Orangtua mengajarkan pada anaknya agar mengambil sampah yang

berserakan dan membuangnya ke tempat sampah jika melihatnya.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 9 22,5%

2 Sering 14 35%

3 Kadang-kadang 11 27,5%

4 Tidak Pernah 6 15%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

orangtua mengajarkan kepada anaknya agar mengambil sampah yang

berserakan dan membuangnya ke tempat sampah apabila melihatnya

(22,5%) dan sebagian kecil lainnya sering mengajari anaknya agar

mengambil sampah yang berserakan dan membuangnya ke tempat sampah

apabila melihatnya (35%) lalu sebagian kecilnya lagi hanya kadang-

kadang saja mengajarkan anaknya untuk mengambil sampah yang

berserakan dan membuangnya ke tempat sampah apabila melihatnya

(27,5%) dan ada sebagian kecil dari orangtua juga yang tidak pernah

mengajarkan anaknya untuk mengambil sampah yang berserakan dan

membuangnya ke tempat sampah apabila melihatnya (15%).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa banyak dari

orangtua yang berusaha mengajarkan anaknya untuk menjaga kebersihan

lingkungannya. Penanaman sikap tersebut sangatlah penting. Karena pada

dasarnya selain dengan sesamanya, manusia juga harus harmonis dengan

lingkungannya. Kebersihan lingkungan akan sangat mempengaruhi

kenyamanan tempat tinggal. Seandainya saja seseorang merasa tidak

nyaman dengan lingkungannya maka hal tersebut dapat berdampak buruk

pada perkembangan emosinya. Karena seseorang yang berada dalam

kondisi tidak nyaman cenderung lebih mudah terpancing emosinya.

Page 63: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

50

Tabel 12

Orangtua mengajak anaknya bersilaturrahmi ke rumah saudara.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 17 42,5%

2 Sering 17 42,5%

3 Kadang-kadang 5 12,5%

4 Tidak Pernah 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hampir setengah dari

orangtua selalu mengajak anaknya bersilaturrahmi ke rumah saudara

(42,5%) dan hampir setengahnya juga dari orangtua sering mengajak

anaknya bersilaturrahmi ke rumah saudara (42,5%) sedangkan sebagian

kecilnya terkadang mengajak anaknya bersilaturrahmi kerumah saudara

(12,5%) dan sedikit sekali dari orangtua yang tidak pernah mengajak

anaknya untuk bersilaturrahmi kerumah saudara (2,5%).

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan dari

orangtua biasa mengajak anaknya bersilaturrahmi ke rumah saudara. Hal

tersebut sangat baik sekali bagi perkembangan sosialisasi anak. Dengan

mengajak anak pergi bersilaturrahmi ke rumah saudara secara tidak

langsung orangtua telah mengajarkan kepada anaknya bagaimana ia harus

bersosialisasi untuk tetap menjaga hubungan baik dengan orang lain

ataupun saudaranya. Dan dengan begitu diharapkan anak dapat mengerti

bagaimana etika-etika dalam bersosialisasi.

Tabel 13

Orangtua bersikap masa bodoh (acuh tak acuh) saat melihat anaknya

merusak tanaman.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu - -

2 Sering 1 2,5%

3 Kadang-kadang 6 15%

4 Tidak Pernah 33 82,5%

Jumlah 40 100%

Page 64: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

51

Berdasarkan tabel di atas dapat di jelaskan bahwa tidak ada sama

sekali dari orangtua yang selalu bersikap acuh tak acuh saat melihat

anaknya merusak tanaman (0%) dan sedikit sekali dari orang tua yang

sering bersikap acuh tak acuh saat melihat anaknya merusak tanaman

(2,5%) lalu sebagian kecil dari orangtua yang kadang-kadang bersikap

acuh tak acuh saat melihat anaknya merusak tanaman (15%) sedangkan

lebih dari setengah orangtua tidak pernah bersikap acuh tak acuh saat

melihat anaknya merusak tanaman (82,5%).

Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa kebanyakan dari

orangtua tidak akan bersikap acuh tak acuh saat melihat anaknya merusak

tanaman. Hal ini megajarkan bagaimana anak harus bersikap terhadap

alam disekitarnya. Manusia tidak hanya harus hidup harmonis dengan

sesamanya akan tetapi ia juga harus dapat hidup harmonis dengan alam.

Jika manusia melakukan perusakan terhadap alam maka yang akan terkena

dampaknya adalah manusia itu sendiri. Belajar mencintai alam berarti

belajar untuk peduli terhadap keadaan sekitar. Dengan demikian anak-

anak diharapkan akan lebih meperhatikan dirinya dan juga orang-orang

disekitarnya.

Tabel 14

Orangtua memelihara tanaman yang ada di sekitar rumah.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 16 40%

2 Sering 10 25%

3 Kadang-kadang 13 32,5%

4 Tidak Pernah 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hampir setengah dari

orangtua selalu memelihara tanaman yang ada di sekitar rumahnya (40%)

dan sebagian kecil dari orangtua memelihara tanaman yang ada di sekitar

rumahnya (25%) sedangkan sebagian kecilnya lagi hanya kadang-kadang

saja memelihara tanaman yang ada di sekitar rumah (32,5%) dan sedikit

Page 65: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

52

sekali dari orangtua yang tidak pernah memelihara tanaman yang ada di

sekitar rumahnya (2,5%).

Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa banyak dari para

orangtua yang memelihara tanaman yang ada di sekitar rumahnya. Hal

tersebut menunjukkan bagaimana usaha orangtua dalam mendidik anaknya

agar mencintai alam disekitarnya. Upaya tersebut bukan hanya dilakukan

dengan memberikan nasehat saja tetapi juga dengan memberikan teladan

yang baik. Mengajarkan mencintai alam kepada anak sangatlah penting.

Karena dengan belajar mencintai alam anak juga akan belajar untuk lebih

mencintai dirinya sendiri dan orang lain. Ketia ia mulai belajar mencintai

orang lain maka ia akan belajar bagaimana caranya agar ia dapat menjadi

orang yang berguna bagi orang lain. Sehingga hal tersebut dapat

meningkatkan kepekaan sosial yang ada di dalam dirinya.

Tabel 15

Orangtua membangunkan anaknya yang sedang tidur apabila anaknya

belum mengerjakan shalat.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 17 42,5%

2 Sering 7 17,5%

3 Kadang-kadang 16 40%

4 Tidak Pernah - -

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hampir setengah dari

orangtua selalu membangunkan anaknya yang sedang tidur apabila

anaknya belum mengerjakan shalat (42,5%) sedangkan sebagian kecilnya

sering membangunkan anaknya yang sedang tidur apabila anaknya belum

mengerjakan shalat (17,5%) dan hampir setengah dari orangtua akan

membangunkan anaknya yang sedang tidur apabila anaknya belum

mengerjakan shalat (40%) dan tidak ada sama sekali dari orangtua yang

tidak pernah membangunkan anaknya yang sedang tidur apabila belum

mengerjakan shalat (0%). Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat

Page 66: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

53

disimpulkan bahwa kebanyakan dari orangtua akan membangunkan

anaknya yang sedang tidur apabila anaknya belum mengerjakan shalat.

Dari data di atas dapat diketahui bahwa orangtua memiliki perhatian

yang besar terhadap rutinitas ibadah yang dilakukan oleh anak-anaknya.

Hal ini menunjukkan bahwa orangtua secara tidak langsung telah

menyadari pentingnya shalat bagi anak-anak mereka. Shalat adalah sebuah

kewajiban bagi setiap umat muslim. Dan dengan melaksanakan shalatlah

seseorang dapat mencegah dirinya untuk melakukan perbuatan keji dan

munkar.

Tabel 16

Orangtua mengajak anaknya pergi menyantuni anak yatim.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 3 7,5%

2 Sering 13 32,5%

3 Kadang-kadang 22 55%

4 Tidak Pernah 2 5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sedikit sekali dari

orangtua yang selalu mengajak anaknya pergi menyantuni anak yatim

(7,5%) sedangkan sebagian kecilnya lagi sering mengajak anaknya pergi

menyantuni anak yatim (32,5%) dan lebih dari setengah orangtua yang

kadang-kadang mengajak anaknya pergi menyantuni anak yatim (55%)

dan sedikit sekali dari orangtua yang tidak perah mengajak anaknya pergi

menyantuni anak yatim (5%).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa cukup

banyak dari orangtua yang mengajak anaknya pergi menyantuni anak

yatim. Mengajak anak untuk menyantuni anak yatim secara tidak langsung

mengajarkan kepada anak untuk selalu bersyukur dan lebih

memperhatikan serta menyayangi orang-orang disekitarnya. Hal ini

sangatlah penting karena pengajaran tersebut sedikit banyak akan

mempengaruhi perkembangan pribadinya.

Page 67: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

54

Tabel 17

Orangtua berbicara sopan terhadap orang lain.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 28 70%

2 Sering 12 30%

3 Kadang-kadang - -

4 Tidak Pernah - -

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa lebih dari setengah

orangtua selalu berbicara sopan terhadap orang lain (70%)sedangkan

sebagian kecilnya lagi sering berbicara sopan terhadap orang lain (30%)

dan tidak ada sama sekali dari orangtua yang terkadang berbicara sopan

kepada orang lain (0%) dan tidak ada sama sekali juga orangtua yang tidak

pernah berbicara sopan terhadap orang lain (0%).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa

kebanyakan dari para orangtua akan berbicara sopan terhadap orang lain.

Dengan orangtua berbicara sopan terhadap orang lain hal tersebut secara

tidak langsung mengajarkan kepada anaknya bagaimana ia harus berbicara

kepada orang lain. Pemberian teladan dalam pendidikan akhlak bagi anak-

anak tergolong cukup efektif. Hal tersebut dikarenakan anak-anak

cenderung meniru apa yang dilihatnya. Karena biasanya orangtua adalah

idola bagi anak-anaknya Maka para orangtua harus memberikan contoh

yang baik bagi anaknya. Agar anak dapat mengikuti jejak kebaikan dari

orangtuanya.

Tabel 18

Orangtua mengajarkan pada anaknya untuk membuang sampah pada

tempatnya.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 18 45%

2 Sering 15 37,5%

3 Kadang-kadang 3 7,5%

4 Tidak Pernah 4 10%

Jumlah 40 100%

Page 68: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

55

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hampir setengah dari

orangtua selalu mengajarkan anaknya agar membuang sampah pada

tempatnya (45%) sedangkan sebagian kecil lainnya sering mengajarkan

anaknya agar membuang sampah pada tempatnya (37,5%) dan sedikit

sekali dari orangtua yang kadang-kadang mengajarkan anaknya agar

membuang sampah pada tempatnya (7,5%) dan sebagian kecil dari

orangtua tidak pernah mengajarkan anaknya agar membuang sampah pada

tempatnya (10%).

Dari data di atas dapat diketahui bahwa banyak dari orangtua yang

mengajarkan kepada anaknya agar membuang sampah pada tempatnya.

Hal tersebut secara tidak langsung mengajarkan anak-anak untuk menjaga

kebersihan lingkungannya. Penanaman sikap tersebut sangatlah penting.

Karena pada dasarnya selain dengan sesamanya manusia juga harus

harmonis dengan lingkungannya. Kebersihan lingkungan akan sangat

mempengaruhi kenyamanan tempat tinggal. Seandainya saja seseorang

merasa tidak nyaman dengan lingkungannya maka hal tersebut dapat

berdampak buruk pada perkembangan emosinya. Karena seseorang

cenderung meluapkan emosinya jika ia merasa tidak nyaman.

Tabel 19

Orangtua mengajarkan pada anaknya agar selalu bersyukur.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 20 50%

2 Sering 16 40%

3 Kadang-kadang 3 7,5%

4 Tidak Pernah 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat di jelaskan bahwa setengah dari

orangtua selalu mengajarkan anaknya agar selalu bersyukur (50%) dan

hampir setengah dari orangtua sering mengajarkan anaknya agar selalu

bersyukur (40%) sedangkan sedikit sekali dari orangtua yang terkadang

mengajarkan anak-anaknya agar selalu bersyukur (7,5%) dan sedikit sekali

Page 69: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

56

juga dari orangtua yang tidak pernah mengajarkan anaknya agar bersyukur

(2,5%).

Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa kebanyakan dari

orangtua mengajarkan anaknya agar selalu bersyukur. Dengan

mengajarkan kepada anaknya untuk selalu bersyukur atas apa yang

dimilikinya, dapat membantunya menimbulkan rasa Qanaah di dalam

dirinya. Orang yang selalu Qanaah terhadap segala pemberian Allah akan

cenderung lebih dapat mengendalikan emosinya dibandingkan orang-

orang yang suka mengeluh atas apa yang diterimanya.

Tabel 20

Orangtua menceritakan kepada anaknya tentang bagaimana sikap Nabi

terhadap orang-orang di sekitarnya.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 5 12,5%

2 Sering 11 27,5%

3 Kadang-kadang 20 50%

4 Tidak Pernah 4 10%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

orangtua selalu menceritakan kepada anaknya tentang bagaimana sikap

Nabi terhadap orang-orang di sekitarnya (12,5%) dan sebagian kecilnya

lagi sering menceritakan kepada anaknya tentang bagaimana sikap Nabi

terhadap orang-orang di sekitarnya (27,5%) sedangkan setengah dari

orangtua hanya kadang-kadang saja menceritakan kepada anaknya tentang

bagaimana sikap Nabi terhadap orang-orang di sekitarnya (50%) dan

sebagian kecil lainnya tidak pernah menceritakan kepada anaknya tentang

bagaimana sikap Nabi terhadap orang-orang di sekitarnya (10%).

Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa cukup banyak

dari orang tua yang memberikan pendidikan akhlak (akhlak terhadap

sesama manusia) dengan menceritakan kisah-kisah Nabi. Dengan

mengetahui bagaimana sikap Nabi terhadap sesamanya diharapkan anak-

anak dapat mengikuti jejak dari pada sikap Nabi tersebut. Metode cerita

Page 70: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

57

sebagaimana yang digunakan orangtua diatas akan sangat membantu anak-

anak untuk memahami bagaimana cara bersikap terhadap sesamanya.

Dengan menggunakan metode cerita orangtua dapat memotivasi anaknya

untuk bersikap sebagaimana tokoh yang ada dalam cerita tersebut. Selain

itu hal tersebut dapat menambah kedekatan emosional antara anak dan

orang tuanya.

Tabel 21

Orangtua menceritakan kepada anaknya tentang bagaimana ketekunan

Nabi dalam beribadah.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 7 17,5%

2 Sering 14 35%

3 Kadang-kadang 14 35%

4 Tidak Pernah 5 12,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

orangtua selalu menceritakan kepada anaknya tentang bagaimana

ketekunan Nabi dalam beribadah (17,5%) dan sebagian kecil lainnya

sering menceritakan kepada anaknya tentang bagaimana ketekunan Nabi

dalam beribadah (35%) sedangkan sebagian kecilnya lagi terkadang

mengajarkan kepada anaknya tentang bagaimana ketekunan Nabi dalam

beribadah (35%) dan sebagian kecilnya lagi tidak pernah menceritakan

kepada anaknya tentang bagaimana ketekunan Nabi dalam beribadah

(12,5%).

Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa banyak dari

orangtua yang menceitakan kepada anaknya tentang bagaimana ketekunan

Nabi dalam beribadah. Dengan mengetahui bagaimana ketekunan Nabi

dalam beribadah diharapkan anak-anak dapat mengikuti jejak dari pada

ketekunan Nabi tersebut. Metode cerita sebagaimana yang digunakan

orangtua di atas akan sangat membantu anak-anak untuk lebih menyadari

makna sesungguhnya dari ibadah tersebut. Dengan menggunakan metode

Page 71: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

58

cerita orangtua dapat memotivasi anaknya untuk bersikap sebagaimana

tokoh yang ada dalam cerita tersebut.

Tabel 22

Orangtua memarahi anaknya jika anaknya bersikap tidak sopan.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 18 45%

2 Sering 15 37,5%

3 Kadang-kadang 6 15%

4 Tidak Pernah 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hampir setengah dari

orangtua selalu memarahi anaknya jika anaknya bersikap tidak sopan

(45%) sedangkan sebagian kecilnya sering memarahi anaknya jika

anaknya bersikap tidak sopan (37,5%) dan sebagian kecil lainnya hanya

kadang-kadang saja memarahi anaknya jika anaknya bersikap tidak sopan

(15%) dan sedikit sekali dari orangtua yang tidak pernah memarahi

anaknya jika anaknya bersikap tidak sopan (2,5%).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa

kebanyakan dari orangtua akan memarahi anaknya jika anaknya bersikap

tidak sopan. Gambaran data di atas menunjukkan bahwa orangtua sangat

memperhatikan sikap anak-anaknya dalam bersosialisasi, terutama dalam

bertutur kata. Tutur kata seseorang mencerminkan pribadi dari orang

tersebut. Kebanyakan orang akan beranggapan jika seseorang memiliki

tutur kata yang baik maka orang tersebut pasti memiliki kepribadian yang

baik pula. Karena biar bagaimana pun saat pertama kali berkenalan

seseorang akan menilai orang yang baru dikenalnya berdasarkan caranya

bertutur kata dan berpenampilan.

Page 72: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

59

Tabel 23

Orangtua memarahi anaknya jika tahu anaknya tidak mengerjakan

shalat.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 21 52,5%

2 Sering 16 40%

3 Kadang-kadang 1 2,5%

4 Tidak Pernah 2 5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa lebih dari setengah

orangtua selalu memarahi anaknya jika tahu anaknya tidak mengerjakan

shalat (52,5%) dan hampir setengah dari orangtua sering memarahi

anaknya jika tahu anaknya tidak mengerjakan shalat (40%) sedangkan

sedikit sekali dari orangtua yang terkadang memarahi anaknya jika tahu

anaknya tidak mengerjakan shalat (2,5%) dan sedikit sekali pula orangtua

yang tidak pernah memarahi anaknya jika tahu anaknya tidak mengerjakan

shalat (5%).

Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa kebanyakan dari

orangtua akan memarahi anaknya jika tahu anaknya tidak mengerjakan

shalat. Kemarahan orangtua terhadap anaknya sebagaimana di atas

merupakan bentuk dari sebuah perhatian orangtua terhadap anaknya.

Setiap orangtua pasti ingin anak-anaknya menjadi anak yang cerdas

sehingga kelak dapat mencapai kesuksesan. Akan tetapi harapan terbesar

orangtua yang sesungguhnya adalah ingin agar anak-anaknya dapat

menjadi hamba Allah yang berakhlak mulia disamping dari kesuksesan

yang diraihnya. Maka dari itulah orangtua akan marah jika anak-anaknya

melalaikan shalat. Karena sesungguhnya shalat itu dapat mencegah

seseorang dari segala macam perbuatan keji dan munkar.

Page 73: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

60

Tabel 24

Orangtua mengajarkan kepada anaknya agar tidak menganiaya

binatang.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 14 35%

2 Sering 13 32,5%

3 Kadang-kadang 6 15%

4 Tidak Pernah 7 17,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

orangtua selalu mengajarkan kepada anaknya agar tidak menganiaya

binatang (35%) dan sebagian kecil lainnya sering mengajarkan kepada

anaknya agar tidak menganiaya bianatang (32,5%) sedangkan sebagian

kecilnya lagi terkadang mengajarkan kepada anaknya agar tidak

menganiaya binatang (15%) dan sebagian kecil dari orangtua juga ada

yang tidak pernah mengajarkan kepada anaknya agar tidak menganiaya

binatang (17,5%).

Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa kebanyakan dari

orangtua mengajarkan kepada anaknya agar tidak menganiaya binatang.

Hal tersebut baik sekali bagi perkembangan pribadi anak. Manusia tidak

hanya harus hidup harmonis dengan sesamanya akan tetapi ia juga harus

dapat hidup harmonis dengan makhluk hidup lainnya. Kita tidak boleh

menganiaya hewan karena hewan telah memberikan banyak manfaat bagi

kehidupan kita. Dengan belajar menyayangi hewan maka seseorang dapat

meningkatkan perasaan kasih sayangnya terhadap sesama manusia.

Page 74: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

61

Tabel 25

Orangtua mengajarkan kepada anaknya agar menolong orang

yang sedang kesusahan.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 21 52,5%

2 Sering 10 25%

3 Kadang-kadang 7 17,5%

4 Tidak Pernah 2 5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa lebih dari setengah

orangtua selalu mengajarkan kepada anaknya agar menolong orang yng

sedang kesusahan (52,5%) dan sebagian kecil dari orangtua sering

mengajarkan kepada anaknya agar menolong orang yang sedang

kesusahan (25%) sedangkan sebagian kecilnya lagi terkadang

mengajarkan kepada anaknya agar menolong orang yang sedang

kesusahan (17,5%) dan sedikit sekali dari orangtua yang tidak pernah

mengajarkan kepada anaknya agar menolong orang yang sedang

kesusahan (5%).

Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa kebanyakan dari

orangtua mengajarkan kepada anak-anaknya agar menolong orang yang

sedang kesusahan. Tolong-menolong merupakan salah satu cara untuk

mengurangi adanya kesenjangan diantara masyarakat Mengajarkan

seorang anak untuk menolong orang yang kesusahan dapat meningkatkan

kepekaan sosialnya. Dengan begitu ia akan memiliki rasa empati yang

tinggi terhadap orang-orang disekitarnya.

Page 75: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

62

Tabel 26

Orangtua mengajarkan kepada anaknya agar berbicara jujur

dimanapun ia berada.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 21 52,5%

2 Sering 9 22,5%

3 Kadang-kadang 8 20%

4 Tidak Pernah 2 5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa lebih dari setengah

orangtua selalu mengajarkan kepada anaknya agar berbicara jujur

dimanapun ia berada (52,5%) dan sebagian kecil dari orangtua sering

mengajarkan kepada anaknya agar berbicara jujur dimanapun berada

(22,5%) sedangkan sebagian kecilnya lagi hanya kadang-kadang saja

mengajarkan kepada anaknya agar berbicara jujur dimanapun berada

(20%) dan sedikit sekali dari orangtua yang tidak pernah mengajarkan

kepada anaknya agar berbicara jujur dimanapun ia berada (5%).

Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa kebanyakan dari

orangtua mengajarkan kepada anaknya agar selalu berbicara jujur

dimanapun ia berada. Penanaman sikap jujur ini sangatlah penting. Karena

kejujuran merupakan modal utama dalam bergaul. Seseorang yang tidak

jujur tidak akan di percaya oleh orang-orang disekitarnya. Seseorang yang

tidak dipercaya oleh orang-orang di sekitarnya maka ia akan merasa

terkucilkan. Dan hal tersebut dapat menghambat peluangnya dalam

menuju kesuksesan. Karena tidak akan ada orang yang mau bekerjasama

dengan orang yang tidak ia dipercaya.

Page 76: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

63

Tabel 27

Orangtua mengajarkan agar berhati-hati dalam berbicara agar tidak

menyinggung perasaan orang lain.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 19 47,5%

2 Sering 12 30%

3 Kadang-kadang 5 12,5%

4 Tidak Pernah 4 10%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hampir setengah dari

orangtua selalu mengajarkan kepada anaknya agar berhati-hati dalam

berbicara agar tidak menyakiti oranglain (47,5%) dan sebagian kecil dari

orangtua sering mengajarkan kepada anaknya agar berhati-hati dalam

berbicara agar tidak menyakiti orang lain (30%) sedangkan sebagian kecil

lainnya hanya kadang-kadang saja mengajarkan anaknya agar berhati-hati

dalam berbicara agartidak menyakiti orang lain (12,5%) dan sebagian

kecilnya lagi tidak pernah mengajarkan kepada anaknya agar berhati-hati

dalam berbicara agar tidak menyakiti orang lain (10%).

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan dari

orangtua mengajarkan kepada anaknya agar berhati-hati dalam berbicara

supaya tidak menyakiti perasaan orang lain. Etika atau tata krama dalam

berbicara sangatlah penting untuk menjaga hubungan baik kita dengan

orang-orang disekitar kita. Selain itu saat pertama kali berkenalan dengan

orang lain penilaian pertama orang tersebut pasti akan tertuju pada

kesopanan kita dalam berbicara. Maka dari itu ajaran untuk berbicara

sopan penting untuk dilatih sejak dini.

Page 77: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

64

Tabel 28

Orangtua mengajarkan kepada anaknya agar bertanggung jawab

atas segala perbuatannya.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 18 45%

2 Sering 16 40%

3 Kadang-kadang 5 12,5%

4 Tidak Pernah 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hampir setengah dari

orangtua selalu mengajarkan kepada anaknya agar bertanggung jawab atas

segala perbuatan yang telah diperbuatnya (45%) dan hampir dari setengah

orangtua juga sering mengajarkan kepada anaknya agar bertanggung

jawab atas segala perbuatannya (40%) sedangkan sebagian kecil dari

orangtua yang kadang-kadang mengajari anaknya agar bertanggung jawab

atas segala perbuatannya (12,5%) dan sedikit sekali dari orangtua yang

tidak pernah mengajarkan anaknya agar bertanggung jawab atas segala

perbuatannya (2,5%).

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan dari

orangtua mengajarkan kepada anaknya agar bertanggung jawab atas segala

perbuatannya. Dengan mengajarkkan kepada anak untuk selalu

bertanggungjawab atas segala perbuatannya. Anak akan menyadari bahwa

setiap tindakan yang ia lakukan selalu memiliki konsekuensinya masing-

masing. Dengan begitu anak akan lebih berhati-hati dalam setiap

tindakannya. Berhati-hati dalam bertindak sangatlah penting dalam

pergaulan. Karena suatu tindakan yang menyinggung perasaan orang lain

dapat merusak hubungan baik yang telah terjalin.

Page 78: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

65

Tabel 29

Orangtua mengajarkan kepada anaknya agar segera bertaubat jika

melalaikan perintah Allah SWT.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 14 35%

2 Sering 11 27,5%

3 Kadang-kadang 7 17,5%

4 Tidak Pernah 8 20%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

orangtua selalu mengajarkan anaknya agar bertaubat jika melalaikan

perintah Allah (35%) dan sebagian kecil lainnya juaga sering mengajarkan

kepada anaknya agar bertaubat jika melalaikan perintah Allah (27,5%)

sedangkan sebagian kecilnya lagi kadang-kadang mengajarkan kepada

anaknya agar bertaubat jika melalaikan perintah Allah (17,5%) dan

sebagian kecil dari orangtua tidak pernah mengajarkan kepada anaknya

agar segera bertaubat jika melalaikan perintah Allah (20%).

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa cukup banyak

orangtua yang telah mengajarkan kepada anaknya agar segera bertaubat

jika ia melalaikan perintah Allah. Seorang anak perlu di beri pengertian

bahwa setiap orang yang hidup pasti terikat oleh berbagai kewajiban. Baik

kewajibannya sebagai hamba Allah ataupun kewajibannya sebagai

makhluk sosial. Dengan begitu anak akan mengetahui bagaimana ia harus

memposisikan dirinya dihadapan Tuhannya.

Tabel 30

Saya mencoba berbaik sangka saat menghadapi keadaan yang tidak

menyenangkan.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 7 17,5%

2 Sering 10 25%

3 Kadang-kadang 15 37,5%

4 Tidak Pernah 8 20%

Jumlah 40 100%

Page 79: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

66

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

anak-anak selalu berbaik sangka saat menghadapi keadaan yang tidak

menyenangkan (17,5%) dan sebagian kecil dari anak-anak sering berbaik

sangka saat menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan (25%)

sedangkan sebagian kecil lainnya terkadang berbaik sangka saat

menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan (37,5%) dan sebagian

kecilnya lagi tidak pernah berbaik sangka saat menghadapi keadaan yang

tidak menyenangkan (20%). Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa cukup banyak dari anak-anak sulit untuk berbaik

sangka saat menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa 37,5% dari anak anak

menyatakan kadang-kadang berbaik sangka saat menghadapi keadaan

yang tidak menyenangkan dan 20% lainnya menyatakan tidak pernah

berbaik sangka saat menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa cukup banyak anak-anak yang sulit untuk

berbaik sangka saat menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan. Hal

ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah kurangnya

bimbingan yang diberikan oleh pihak orangtua ataupun guru. Bimbingan

yang diberikan orangtua ataupun guru sangatlah penting karena dengan

adanya bimbingan-bimbingan yang diberikan sedikit banyak akan

mempengaruhi cara pandang anak terhadap suatu masalah.

Tabel 31

Saya akan berlapang dada jika apa yang saya inginkan tidak tercapai.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 5 12,5%

2 Sering 8 20%

3 Kadang-kadang 26 65%

4 Tidak Pernah 1 2,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

anak-anak selalu berlapang dada jika apa yang diinginkan tidak tercapai

(12,5%) dan sebagian kecil dari anak-anak sering berlapang dada saat apa

Page 80: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

67

yang diinginkannya tidak tercapai (20%) sedangkan lebih dari setengah

anak-anak terkadang berlapang dada saat apa yang diinginkannya tidak

tercapai (65%) dan sedikit sekali dari anak-anak yang tidak pernah

berlapang dada saat apa yang diinginkannya tidak tercapai (2,5%).

Berdasarkan data di atas frekuensi anak-anak yang menyatakan

kadang-kadang lebih besar dibandingkan dengan alternative jawaban yang

lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa anak anak masih agak sulit untuk

berlapang dada saat apa yang diinginkannya tidak tercapai. Hal ini bisa

saja disebabkan karena kurangnya pemahaman anak bahwa apa yang

terjadi mungkin adalah yang terbaik bagi dirinya saat itu. Dengan

memberikan pengertian dan motivasi, orangtua dapat membantu anaknya

untuk menerima keadaan tersebut. Sehingga dengan begitu anak akan

terhindarkan dari rasa frustasi yang akan mempengaruhi keseimbangan

emosinya.

Tabel 32

Saya mencoba meredam emosi saya yang sedang memuncak saat

saya sedang marah.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 7 17,5%

2 Sering 10 25%

3 Kadang-kadang 20 50%

4 Tidak Pernah 3 7,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

anak-anak selalu mencoba meredam emosinya yang memuncak saat

sedang marah (17,5%) dan sebagian kecil lainnya sering mencoba

meredam emosinya yang memuncak saat sedang marah (25%) sedangkan

terdapat setengah dari anak-anak yang terkadang mencoba untuk meredam

emosinya yang memuncak saat sedang marah (50%) dan sedikit sekali dari

anak-anak yang tidak pernah mencoba meredam emosinya yang

memuncak saat sedang marah (7,5%).

Page 81: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

68

Data di atas menjelaskan bahwa cukup banyak dari anak anak yang

berusaha mengendalikan emosinya yang memuncak saat sedang marah.

Seseorang yang tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik dapat

berdampak pada penolakan sosial terhadap dirinya. Adanya penolakan

sosial tersebut dapat menyebabkan orangnya merasa terkucilkan dari

masyarakat. Seseorang yang merasa terkucilkan maka dirinya akan lebih

mudah didominasi oleh emosi-emosi yang negative. Untuk mencegah hal

itu perlu adanya bimbingan-bimbingan yang dapat membantu anak dalam

menemukan cara meredam emosinya yang sedang memuncak.

Tabel 33

Saya berusaha mengalihkan perasaan sedih saya dengan melakukan

hal-hal yang bermanfaat.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 9 22,5%

2 Sering 13 32,5%

3 Kadang-kadang 16 40%

4 Tidak Pernah 2 5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

anak-anak selalu mengalihkan perasaan sedihnya dengan melakukan hal-

hal yang bermanfaat (22,5%) dan sebagian kecilnya lagi menyatakan

sering mengalihkan perasaan sedihnya dengan melakukan hal-hal yang

bermanfaat (32,5%) sedangkan hampir setengah dari anak-anak yang

kadang-kadang mengalihkan perasaan sedihnya dengan melakukan hal-hal

yang bermanfaat (40%) dan sedikit sekali dari anak-anak yang tidak

pernah mengalihkan perasaan sedihnya dengan melakukan hal-hal yang

bermanfaat (5%).

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa cukup banyak dari

anak-anak yang terbiasa mengalihkan perasaan sedihnya dengan

melakukan hal-hal yang bermanfaat. Mengalihkan perasaan sedih dengan

melakukan hal-hal yang bermanfaat merupakan salah satu cara

pengendalian emosi yang baik. Karena dengan menyibukkan diri dengan

Page 82: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

69

melakukan sesuatu yang positif dapat membantu mengurangi intensitas

tekanan yang dialami karena perasaan sedih tersebut.

Tabel 34

Wajah saya akan memerah saat saya sedang marah.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 6 15%

2 Sering 6 15%

3 Kadang-kadang 11 27,5%

4 Tidak Pernah 17 42,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

anak-anak wajahnya akan selalu memerah saat sedang marah (15%) dan

sebagian kecilnya lagi wajahnya sering memerah saat sedang marah (15%)

sedangkan sebagian kecil lainnya wajahnya terkadang memerah saat

sedang marah (27,5%) dan hampir setengah dari anak-anak wajahnya tidak

pernah memerah saat sedang marah (42,5%).

Data di atas menjelaskan bahwa kebanyakan dari anak-anak wajahnya

tidak akan memerah walaupun mereka sedang marah. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kebanyakan dari anak-anak dapat mengendalikan

rasa marah yang bergejolak didalam dirinya. Karena jika seseorang tidak

dapat mengendalikan kemarahannya maka wajahnya cenderung akan

memerah.

Tabel 35

Saya mengungkapkan kesedihan saya dengan berbicara pada orang

yang dapat dipercaya.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 8 20%

2 Sering 8 20%

3 Kadang-kadang 18 45%

4 Tidak Pernah 6 15%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

anak-anak selalu mengungkapkan kesedihannya dengan berbicara pada

Page 83: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

70

orang yang dapat dipercaya (20%) dan sebagian kecilnya lagi sering

mengungkapkan kesedihannya dengan berbicara pada orang yang dapat

dipercaya (20%) sedangkan hampir dari setengah anak-anak

mengungkapkan kesedihannya dengan berbicara pada orang yang dapat

dipercaya (45%) dan sebagian kecil dari anak-anak tidak pernah

mengungkapkan kesedihannya dengan berbicara pada orang yang dapat

dipercaya (15%).

Data di atas menunjukkan bahwa kebanyakan dari anak-anak

menyatakan kadang-kadang mengungkapkan kesedihannya dengan

berbicara pada orang yang dapat dipercaya. Hal tersebut menunjukkan

bahwa anak-anak akan berusaha mengatasi segala kesedihan dengan

kemampuannya sendiri terlebih dahulu. Namun jika seandainya tidak

berhasil maka barualah ia menceritakan segala kesedihannya pada orang

yang dapat dipercaya untuk mengurangi intensitas tekanan yang

dihadapinya.

Tabel 36

Saya berusaha untuk tetap tenang pada situasi yang tidak

menyenangkan.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 9 22,5%

2 Sering 13 32,5%

3 Kadang-kadang 13 32,5%

4 Tidak Pernah 5 12,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

anak-anak selalu berusaha tetap tenang saat mengalami situasi yang tidak

menyenangkan (22,5%) dan sebagian kecil lainnya sering berusaha untuk

tetap tenang saat mengalami situasi yang tidak menyenangkan (32,5%)

sedangkan sebagian kecilnya lagi terkadang berusaha untuk tetap tenang

saat mengalami situasi yang tidak menyenangkan (32,5%) dan sebagian

kecil dari anak-anak tidak pernah berusaha untuk tetap tenang saat

mengalami situasi yang tidak menyenangkan (12,5%).

Page 84: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

71

Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa kebanyakan dari

anak-anak akan berusaha untuk tetap tenang saat mengalami situasi yang

tidak menyenangkan. Hal ini mengindikasikan bahwa kebanyakan dari

anak-anak menyadari tanpa ketenangan seseorang tidak dapat berpikir

dengan jernih dalam menghadapi masalah yang ada di depannya. Sikap

tenang dalam mengatasi segala hal yang tidak diinginkan sangatlah

penting. Karena hal tersebut dapat membantu seseorang untuk menjaga

keseimbangan emosinya.

Tabel 37

Nada suara saya akan meninggi saat saya sedang marah.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 6 15%

2 Sering 12 30%

3 Kadang-kadang 16 40%

4 Tidak Pernah 6 15%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

anak-anak nada suaranya selalu meninggi saat sedang marah (15%) dan

sebagian kecilnya lagi nada suaranya sering meninggi nada saat sedang

marah (30%) sedangkan hampir setengah dari anak-anak yang terkadang

nada suaranya meninggi saat sedang marah (40%) dan sebagian kecil dari

anak-anak nada suaranya tidak pernah meninggi saat sedang marah (15%).

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa cukup banyak anak-

anak yang masih kesulitan dalam mengendalikan nada suaranya saat

sedang marah. Jika hal ini terus berlanjut maka akibatnya akan tidak baik

bagi pergaulannya. Karena seorang anak yang tidak dapat mengendalikan

emosinya dengan baik cenderung akan mendapatkan penolakan sosial dari

kelompok teman sebayanya. Selain itu tingkat emosionalitas yang tinggi

juga akan berakibat buruk pada pribadinya.

Page 85: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

72

Tabel 38

Saya akan langsung bergerak menghindar saat bertemu orang yang saya

benci.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 4 10%

2 Sering 2 5%

3 Kadang-kadang 20 50%

4 Tidak Pernah 14 35%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

anak-anak selalu bergerak menghindar saat bertemu orang yang ia benci

(10%) dan sedikit sekali dari anak-anak yang sering bergerak menghindar

saat bertemu orang yang ia benci (5%) sedangkan setengah dari anak-anak

terkadang bergerak menghindar saat bertemu orang yang ia benci (50%)

dan sebagian kecil dari anak-anak tidak pernah bergerak menghindar saat

bertemu orang yang ia benci (35%).

Berdasarkan penjabaran data di atas dapat diketahui bahwa

kebanyakan dari anak-anak tidak akan menghindari orang yang

dibencinya. Sikap tersebut memang seyogyanya dilakukan oleh setiap

anak. Karena menghindari orang yang dibenci sama sekali tidak

menyelesaikan masalah. Justru akan memperpanjang masalah.

Tabel 39

Jika saya mendapat masalah saya akan berusaha menyelesaikannya.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 18 45%

2 Sering 12 30%

3 Kadang-kadang 7 17,5%

4 Tidak Pernah 3 7,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hampir setengah dari

anak-anak selalu berusaha untuk menyesaikan masalah yang dimilikinya

(45%) dan sebagian kecil dari anak-anak sering berusaha untuk

menyelesaikan masalah yang dimilikinya (30%) sedangkan sebagian

Page 86: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

73

kecilnya lagi tekadang berusaha menyelesaikan masalah yang dimilikinya

(17,5%) dan sedikit sekali dari anak-anak yang tidak pernah berusaha

untuk menyelesaikan masalah yang dimilikinya (7,5%).

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan dari anak-

anak akan berusaha untuk menyelesaikan masalahnya. Jika seandainya

sebuah masalah tidak diselesaikan dengan baik dan kemudian ditambah

lagi dengan masalah-masalah lainnya maka hal tersebut dapat

mempengaruhi keseimbangan emosinya. Jika hal tersebut terus terjadi dan

anak tersebut tidak bisa mengatasinya maka bukan hal mustahil jika

emosi-emosi negatif akan mendominasi dirinya.

Tabel 40

Saya tidak akan berbicara kepada orang yang membuat saya kesal.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 3 7,5%

2 Sering 7 17,5%

3 Kadang-kadang 17 42,5%

4 Tidak Pernah 13 32,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sedikit sekali dari

anak-anak yang selalu tidak berbicara kepada orang yang membuatnya

kesal (7,5%) dan dan sebagian kecil dari anak-anak sering tidak berbicara

kepada orang yang membuatnya kesal (17,5%) sedangkan hampir dari

setengahnya terkadang tidak berbicara kepada orang yang membuatnya

kesal (42,5%) dan sebagian kecil lainnya tidak pernah tidak berbicara

kepada orang yang membuatnya kesal (32,5%).

Dari data di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan dari anak-anak

dapat mengendalikan dirinya untuk tetap berbicara kepada orang yang

telah membuat ia kesal. Pengendalian dirinya tersebut dapat membantunya

untuk tetap menjaga hubungan baiknya dengan sesama. Jika hal tersebut

terus dikembangkan maka lama-lama ia akan terbiasa melakukannya.

Maka dengan begitu tidak akan begitu sulit bagi dirinya untuk tetap

berbicara seperti biasa dengan orang yang telah membuatnya kesal.

Page 87: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

74

Tabel 41

Perasaan saya menjadi lebih baik ketika tidak berburuk sangka pada

tindakan teman saya.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 8 20%

2 Sering 15 37,5%

3 Kadang-kadang 12 30%

4 Tidak Pernah 5 12,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil dari

anak-anak perasaannya selalu lebih baik ketika tidak berburuk sangka

terhadap tindakan temannya (20%) dan sebagian kecil dari anak-anak

sering merasa lebih baik ketika tidak berburuk sangka terhadap tindakan

temannya (37,5%) sedangkan sebagian kecil lainnya terkadang merasa

lebih baik ketika tidak berburuk sangka terhadap temannya (30%) dan

sebagian kecil lagi tidak pernah merasa lebih baik ketika tidak berburuk

sangka terhadap temannya (12,5%).

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan dari anak-

anak perasaannya akan lebih baik jika ia tidak berburuk sangka terhadap

tindakan temannya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sikap berbaik

sangka terhadap suatu masalah telah tertanam di dalam dirinya. Jadi jika ia

berburuk sangka terhadap sesuatu maka hal tersebut akan mengganggu

perasaannya. Jika hal tersebut terus dikembangkan maka hal tersebut akan

menumbuhkan kebiasaan untuk selalu berpikir positif terhadap setiap

masalah yang dihadapinya. Dengan begitu jika ia merasa kecewa terhadap

sesuatu ia akan lebih cenderung untuk melihat hikmah dari setiap masalah

yang terjadi.

Page 88: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

75

Tabel 42

Saya tidak dapat menahan emosi saat menghadapi keadaan yang tidak

menyenangkan.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 1 2,5%

2 Sering 12 30%

3 Kadang-kadang 18 45%

4 Tidak Pernah 9 22,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sedikit sekali dari anak-anak

yang selalu tidak dapat menahan emosinya saat menghadapi keadaan yang

tidak menyenangkan (2,5%) dan sebagian kecil dari anak-anak sering tidak

dapat menahan emosinya saat menghadapi keadaan yang tidak

menyenangkan (30%) sedangkan hampir setengah dari anak-anak

terkadang tidak dapat menahan emosinya saat menghadapi keadaan yang

tidak menyenangkan (45%) dan sebagian kecil lainnya tidak pernah tidak

dapat menahan emosinya saat menghadapi keadaan yang tidak

menyenangkan.

Data di atas menjelaskan bahwa kebanyakan dari anak-anak dapat

mengendalikan emosinya saat menghadapi keadaan yang tidak

menyenangkan. Kemampuan mengendalikan emosi yang baik dapat

membantu seseorang dalam bersosialisasi dengan orang lain. Dengan

begitu ia tidak akan dikucilkan oleh orang-orang disekitarnya karena

dianggap menyebalkan. Dan dengan kemampuan bersosialisasi yang baik,

seseorang dapat membuka jalan kesuksesan bagi karirnya dimasa yang

akan datang. Maka dari itu sangatlah penting untuk meningkatkan

kemampuan kita dalam mengendalikan emosi.

Page 89: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

76

Tabel 43

Saat merasa sedih saya cenderung melukai diri sendiri.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu - -

2 Sering 2 5%

3 Kadang-kadang 9 22,5%

4 Tidak Pernah 29 72,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tidak sama sekali dari

anak-anak yang selalu melukai diri sendiri saat merasa sedih (0%) dan

sedikit sekali dari anak-anak yang cenderung sering melukai dirinya saat

merasa sedih (5%) sedangkan sebagian kecil dari anak-anak terkadang

cenderung melukai dirinya saat merasa sedih (22,5%) dan lebih dari

setengahnya tidak pernah melukai dirinya saat merasa sedih (72,5%).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan dari

anak-anak tidak memiliki kecenderungan untuk melukai dirinya ketika

sedang sedih.

Dari data di atas dapat diketahui bahwa 72,5% dari anak-anak tidak

pernah melukai dirinya saat sedang sedih. Hal ini mengindikasikan bahwa

keseimbangan emosi yang dimiliki oleh anak dalam tingkat rata-rata baik.

Kecenderungan melukai diri sendiri biasanya disebabkan karena anak

tersebut tidak dapat mengatasi kesedihan-kesedihan yang dialaminya. Jika

hal tersebut terus berlanjut bukan hal yang tidak mungkin jika suatu saat

anak tersebut mencoba untuk bunuh diri. Untuk mencegah hal-hal tersebut

terjadi maka orangtua diharapkan dapat lebih memperhatikan masalah-

masalah yang dihadapi oleh anak-anaknya.

Page 90: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

77

Tabel 44

Saya akan mencaci maki orang yang membuat saya marah.

No Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu - -

2 Sering 2 5%

3 Kadang-kadang 13 32,5%

4 Tidak Pernah 25 62,5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tidak sama sekali dari

anak-anak selalu memaki orang yang membuatnya marah (0%) dan sedikit

sekali dari anak-anak yang sering memaki orang yang membuatnya marah

(5%) sedangkan sebagian kecil dari anak-anak terkadang memaki orang

yang membuatnya marah (32,5%) dan lebih dari setengah anak-anak tidak

pernah memaki orang yang membuatnya marah (62,5%).

Data di atas menunjukkan bahwa 62,5% dari anak anak tidak pernah

mencaci maki orang yang membuatnya marah. Hal tersebut menandakan

bahwa tingkat pengendalian emosi anak-anak terbilang baik. Dengan cara

seperti itu anak-anak tetap dapat menjaga hubungan baik dengan

seseorang walaupun ia tidak menyukai orang tersebut. Karena biar

bagaimanapun manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan.

Dan pada dasarnya manusia itu saling bergantung satu sama lainnya.

2. Deskripsi Data dengan Menggunakan Range

a. Deskripsi Data Pendidikan Akhlak di Lingkungan Keluarga

Muslim

Pada pengumpulan data pendidikan akhlak, penulis menggunakan

angket. Angket disusun berdasarkan indikator yang mengacu pada

teori yang terdapat pada bab II. Diantaranya mengukur akhlak terhadap

Allah, akhlak terhadap sesama manusia, dan akhlak terhadap

lingkungan.

Untuk menentukan tingkat pendidikan akhlak di lingkungan

keluarga muslim dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah penulis

menggunakan range. Dengan rumus:

Page 91: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

78

R = Xmaks - Xmin

R = 96 – 24

= 72

Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dibagi menjadi tiga

kelompok yaitu rendah, sedang dan tinggi, maka rentang skor menjadi:

Rendah : 24 - 47

Sedang : 48 - 71

Tinggi : 72 - 96

Berdasarkan kriteria di atas dapat diketahui bahwa kualitas

pendidikan akhlak yang diterima anak dan mendapatkan skor antara 72

sampai dengan 96 sebanyak 26 anak dengan prosentase sebesar 65%

dan termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan anak yang mendapat

skor antara 48 sampai dengan 71 sebanyak 14 anak dengan prosentase

sebesar 35% dan termasuk dalam kategori sedang. Dengan demikian

dalam penelitian pendidikan akhlak di lingkungan keluarga muslim ini

tidak ada yang termasuk kedalam kategori rendah dalam menerima

pendidikan akhlak.

b. Deskripsi Data Kemampuan Anak dalam Mengendalikan Emosi

Pada pengumpulan data akhlak siswa penulis menggunakan angket

yang disusun berdasarkan indikator yang mengacu pada teori yang

tersirat pada bab II. Diantaranya mengukur tentang berpikir positif,

mengimplementasikan masalah, mengatur tingkah laku, mengarahkan

tingkah laku, ekspresi wajah, gerak tubuh dan ekspresi verbal.

Untuk menentukan tingkat kualitas dari kemampuan anak dalam

mengendalikan emosi dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah

penulis menggunakan range. Pengukuran ini sama halnya dengan

pengukuran pada data pedidikan akhlak diatas.

R = Xmaks-Xmin

R = 60 – 15

= 45

Page 92: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

79

Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dibagi menjadi tiga

kelompok yaitu rendah, sedang dan tinggi, maka rentang skor menjadi:

Rendah : 15 - 29

Sedang : 30 - 44

Tinggi : 45 – 60

Berdasarkan kriteria di atas dapat diketahui bahwa kemampuan

anak dalam mengendalikan emosinya dan mendapatkan skor antara 45

sampai dengan 60 sebanyak 17 anak dengan prosentase sebesar 42,5%

dan termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan anak yang mendapat

skor antara 30 sampai dengan 44 sebanyak 23 anak dengan prosentase

sebesar 57,5% dan termasuk dalam kategori sedang. Dengan demikian

dalam kemampuan anak dalam mengendalikan emosi ini tidak ada

yang termasuk kedalam kategori rendah dalam tingkat kemampuan

mengendalikan emosi.

3. Deskripsi Data Pendidikan Akhlak dan Kemampuan Mengendalikan

Emosi.

Peneliti mengadakan perhitungan nilai koefisien korelasi antara

pendidikan akhlak di lingkungan keluarga muslim dengan kemapuan

mengendalikan emosi pada anak dengan menggunakan rumus koefisien

korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil perhitungan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara variabel X dan variabel

Y dengan menggunakan rumus korelasi Product moment diketahui tidak

bertanda negatif, berarti diantara kedua variabel tersebut terdapat korelasi

positif. Dengan memperhatikan besarnya r hitung (0,597) yang besarnya

berkisar antara 0,40-0,70 menjelaskan adanya korelasi positif yang sedang

antara variabel X dan variabel Y. Dan kemudian jika dirujuk dengan r

tabel pada taraf signifikansi 0,05 = 0,325 menggambarkan bahwa r hitung

lebih besar dari pada r tabel. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa

hopotesis nihil (Ho) yang menyatakan “Tidak ada hubungan yang

signifikan antara pendidikan akhlak di lingkungan keluarga muslim

Page 93: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

80

dengan kemampuan anak dalam mengendalikan emosi” ditolak sedangkan

hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan “Terdapat hubungan yang

signifikan antara pendidikan akhlak di lingkungan keluarga muslim

dengan kemampuan anak dalam mengendalikan emosi” diterima. Dengan

tingkat pengaruh sebesar 36%. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan akhlak di

lingkungan keluarga muslim dengan kemampuan anak dalam mengontrol

emosi dengan taraf signifikansi cukup atau sedang.

C. Interpretasi Data

Dari hasil analisa dan interpretasi data di atas diperoleh kesimpulan bahwa

terdapat hubungan yang cukup signifikan antara pendidikan akhlak di

lingkungan keluarga muslim dengan kemampuan anak mengendalikan emosi.

Dengan kata lain kemampuan anak dalam mengendalikan emosi dapat

ditingkatkan dengan pendidikan akhlak. Hal ini berarti anak yang menerima

kualitas pendidikan akhlak yang tinggi akan memiliki kemampuan

mengendalikan emosi yang tinggi dan sebaliknya anak yang menerima

kualitas pendidikan akhlak yang rendah akan memiliki kemampuan

mengendalikan emosi yang rendah atau kurang.

Hal ini dapat dilihat dari perhitungan skor pendidikan akhlak dimana 65%

anak menerima kualitas pendidikan dalam kategori tinggi, 35% berada pada

kategori sedang dan tidak ada anak di lingkungan keluarga muslim yang

menerima pendidikan akhlak dalam kategori rendah. Jika disandingkan

dengan hasil perhitungan skor kemampuan anak dalam mengendalikan emosi

dimana 42,5% memiliki kemampuan mengendalikan emosi dalam kategori

tinggi, 57,5% berada pada kategori sedang dan tidak ada dari anak-anak yang

berada pada kategori rendah dalam kemampuan mengendalikan emosi. Pada

perhitungan koefisien korelasi didapat nilai r sebesar 0,597 dengan koefisien

determinasi sebesar 36 %. Dimana tingkat keterpengaruhan pengendalian

emosi oleh peningkatan pendidikan akhlak anak cukup tinggi.

Page 94: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

81

Dari data hasil wawancara yang telah dilakukan, penulis dapat

menyimpulkan bahwa para orangtua di RT 02 RW 03 kelurahan Cilodong ini

telah melakukan berbagai cara yang secara langsung menunjukkan keterkaitan

dengan pendidikan akhlak untuk membantu anak-anaknya dalam

meningkatkan pengendalian emosi. Diantaranya adalah dengan memantau

pergaulan anak, memberikan contoh yang baik pada anak dan menasehati

serta mengingatkan anak apabila melakukan sesuatu yang kurang baik.

Berdasarkan penjelasan di atas maka pernyataan yang menyatakan bahwa

pendidikan akhlak di lingkungan keluarga muslim memegang peran yang

cukup signifikan dalam mengembangkan kemapuan mengendalikan emosi

diterima.

Page 95: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang

telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pendidikan akhlak di lingkungan keluarga muslim dengan

kemampuan anak dalam mengendalikan emosi. Hal ini dilandaskan atas:

1. Pendidikan akhlak dan juga kemampuan mengendalikan emosi memiliki

keterkaitan yang cukup besar karena antara akhlak dan emosi memiliki alur

yang sejalan. Sehingga memunculkan anggapan bahwa pendidikan akhlak

memiliki peran yang signifikan sebagai upaya mengembangkan kemampuan

mengontrol emosi.

2. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal oleh anak. Oleh

karena itu di lingkungan keluarga terdapat kesempatan yang cukup besar

untuk menanamkan landasan- landasan akhlak bagi bekal anak dalam

kehidupan bermasyarakat.

3. Adanya hubungan emosional antara orangtua dan anak akan lebih

memudahkan bagi orangtua untuk melakukan interaksi edukatif dengan

anaknya. Sehingga apa yang disampaikan oleh orangtua kepada anaknya akan

lebih dapat mengena kedalam hati anak dibandingkan dengan orang lain.

79

Page 96: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

83

B. Saran

Dengan terdapatnya hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional

dengan akhlak siswa, maka penulis memberikan beberapa saran kepada semua

pihak yan bersangkutan sebagai berikut:

1. Saran Bagi Orangtua

a. Diharapkan dalam proses mendidik anak orangtua dapat memberikan

pendidikan yang berimbang antara pendidikan intelektual dan juga

pendidikan akhlak dan tidak memprioritaskan salah satunya saja.

b. Hendaknya orangtua menjadi suri teladan yang baik bagi anak-

anaknya. Dengan demikian anak akan memiliki figur yang tepat dan

baik untuk dicontoh.

2. Saran Bagi Anak

a. Keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup tidak akan terlepas dari

bagaimana seseorang dapat mengendalikan emosinya. Apabila

seseorang tidak dapat mengendalikan emosinya dalam bergaul maka

akan menyebabkan buruknya penilaian masyarakat terhadap dirinya.

Karena biar bagaimanapun, penilaian masyarakat terhadap dirinya

akan berimbas pada keberhasilan yang ingin perolehnya. Selain itu

emosi yang tidak terkontrol dengan baik dapat mempengaruhi

kesehatan tubuh seseorang.

b. Berbaik sangkalah terhadap segala sikap dan tindakan orangtuamu

karena dibalik semua itu pasti terdapat nilai-nilai pendidikan yang

tidak kamu sadari, karena pada dasarnya tidak ada orangtua yang ingin

menyakiti anaknya. Semua hal yang dilakukan oleh orangtua pasti

dimaksudkan untuk mendidik anaknya agar menjadi orang suskses

yang memiliki budi pekerti yang baik. Maka dari itu hormati dan

sayangilah ia karena sesungguhnya orangtuamu sangat menyayangi

dirimu.

c. Jagalah ketaatanmu terhadap Allah dan kendalikan emosimu dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 97: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: Amzah,

Cet I, 2007.

Ahmadi, Abu, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003.

Ammar, Muhammad al-Misri Abu, Ensiklopedia Akhlak Muhammad Saw, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2009.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 1996.

Bukhori, Shahih Bukhari Juz I, Beirut: Dar al-Fikr, 1994.

Ch, Mufidah, Psikologi Islam Berwawasan Gender, Malang: UIN-Malang Press, Cet I, 2008.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: PT Syamil Cipta

Media, 2005.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-undang Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional, 2003.

Al-Ghazali, Ihya Ulumudin (Jjilid III), Beirut: Dar al-Fikr, t. t.

Hidayati, Heny Narendrani, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2009.

Hurlock, Elizabeth B, Perkembangan Anak jilid I, Jakarta: Erlangga, 1978.

Hanbal, Ahmad bin, al-Musnad juz III, Beirut: Dar al-Fikr, t.t.

Jalaludin, Telogi pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Jane S. Halonen & John W. Santrock, Psychology: Contexts & Aplications, New York: McGraw-Hill Companies.Inc, 1999.

Maluf, Louis, Kamus al-Munjid, Beirut: Dasar al-Masyriq, 1975.

Marimba, Ahmad D, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1980.

Page 98: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Michael S. Gazzaniaga & Todd F. Heatherton, Psychological Science: The Mind, Brain, and Behavior, United States of America: W. W. Norton & Company. Inc, 2003.

Najati, M. Utsman , Ilmu Jiwa dalam al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Azzam, 2006.

Nata, Abudin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Nety Hartati dkk, Islam dan Psikologi, Tangerang: UIN Jakarta Press, t.t.

Poerwadarminta, W. J. S., KamusUmum Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Balai

Pustaka,1976.

Prasetya, Tri, Filsafat Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 1997.

Sabri, M. Alisuf, Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999.

Santrock, John W, Perkembangan Anak jilid II, Terj. dari Child Development,

eleventh edition, Jakarta: Erlangga,2007.

Sholeh, Asrorun Niam, Reorientasi Pendidikan Islam “Mengurai Relevansi

Konsep al-Ghazali dalam Konteks Kekinian”, Jakarta: Elsas, 2006.

Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.

Summa, Muhammad Amin, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.

Sundari, Siti, Kesehatan Mental dalam Kehidupan, Jakarta: PT Rineka Cipta,

2005.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 1995.

Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Pendidikan, Surabaya: Usana Offset Printing, 1988.

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN 2007, tt.p: t.p, 2007.

Page 99: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Uno, Hamzah B, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006.

Ahmad, Membentuk Meluarga Islami, www.haroqi.multiply.com, 7 Desember

2010

Ya’qub, Hamzah, Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah (Suatu Pengantar),

Bandung: CV. Diponegoro, Cet I, 1988.

Page 100: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 1.a

Kisi-kisi Angket

No Variabel Sub Pokok No Pertanyaan

Jumlah Positif Negatif

1 Pendidikan Akhlak

- Akhlak terhadap Allah 20, 3, 1, 14, 16,

5, 13, 22, 24, 30

19, 12 12

- Akhlak terhadap sesama manusia

2, 7, 17, 9,21, 23, 26, 27, 28, 29

4, 15 12

- Akhlak terhadap

lingkungan

18, 6, 8, 11, 25 10 6

2 Pengendalian

Emosi

- Berpikir positif 31, 32 40 3

- Mengimplementasikan masalah

42, 45 2

- Mengatur tingkah laku 33, 38 46 3

- Mengarahkan tingkah

laku

34 47 2

- Ekspresi wajah 44, 48 35 3

- Gerak tubuh 36, 50 41 3

- Ekspresi verbal 37 39, 43, 49 4

Jumlah 37 13 50

Kisi-kisi Angket Hasil Uji Validitas

No Variabel Sub Pokok No Pertanyaan

Jumlah Positif Negatif

1 Pendidikan Akhlak

- Akhlak terhadap Allah 20, 3, 1, 14, 16∗,

5∗, 13, 22, 24, 30

19∗, 12∗ 12

- Akhlak terhadap

sesama manusia

2, 7, 17, 9, 21, 23,

26, 27, 28, 29

4∗, 15∗ 12

- Akhlak terhadap lingkungan

18, 6, 8, 11, 25 10 6

2 Pengendalian Emosi

- Berpikir positif 31, 32 40∗ 3

- Mengimplementasikan

masalah

42, 45 2

- Mengatur tingkah laku 33, 38 46 3

- Mengarahkan tingkah laku

34 47 2

- Ekspresi wajah 44∗, 48∗ 35 3

- Gerak tubuh 36∗, 50∗ 41 3

- Ekspresi verbal 37 39, 43, 49 4

Jumlah 37 13 50

*: Tidak valid

Page 101: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 1.b

Angket Validasi

Petunjuk: Mohon kiranya saudara menjawab semua pertanyaan dengan memilih jawaban yang sesuai atu cocok dengan keadaan saudara yang sesungguhnya.

I. Identitas Diri : Jenis Kelamin : Usia :

II. Petunjuk Pengisian

Beri tanda (√) pada pilihan jawaban yang tersedia

a. Selalu (S)

b. Sering (SR)

c. Kadang-kadang (K)

d. Tidak pernah (TP)

No Pertanyaan S SR K TP

1 Orang tua saya biasa mengajari saya mengaji

2 Orang tua saya mengajari saya untuk bersikap baik terhadap teman-teman.

3 Jika saya belum shalat, orang tua saya akan mengingatkan saya

4 Orangtua saya suka bergosip dengan tetangga

5 Jika perlu, orangtua saya akan mengantarkan saya sampai tempat

pengajian jika saya tidak mau berangkat mengaji

6 Jika orangtua saya melihat saya membuang sampah sembarangan, maka orangtua saya akan menyuruh saya untuk mengambilnya kembali dan membuangnya ke tempat sampah

7 Orangtua saya mengajari saya untuk meminta maaf jika saya berbuat salah

8 Jika melihat sampah saya akan mengambil dan membuangnya ke tempat sampah

9 Saya biasa ikut orangtua untuk bersilaturrahmi ke rumah saudara

10 Orangtua saya bersikap masabodoh (acuh tak acuh) saat melihat saya merusak tanaman

11 Orangtua saya suka memelihara tanaman yang ada di sekitar rumah

12 Orang tua saya tidak berpuasa di bulan Ramadhan

13 Orang tua saya akan terus membangunkan saya untuk shalat walaupun saya sangat mengantuk

14 Saya biasa diajak menyantuni anak yatim oleh orang tua saya

15 Orangtua saya suka berbicara kasar jika sedang marah

16 Orangtua saya biasa mengerjakan shalat lima waktu

17 Orangtua saya biasa berbicara sopan terhadap orang lain

18 Orangtua saya menasehati saya agar membuang sampah pada

tempatnya

19 Jika saya malas shalat, orangtua saya akan memukul saya

20 Orang tua saya mengingatkan saya agar selalu bersyukur

21 Orang tua saya suka menceritakan bagaimana sikap Nabi terhadap orang-orang disekitarnya (baik yang menyukainya

ataupun yang tidak menyukainya)

Page 102: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

22 Orangtua saya suka menceritakan bagaimana ketekunan Nabi dalam beribadah

23 Orangtua saya akan memarahi saya jika saya bersikap tidak

sopan

24 Orangtua saya akan memarahi saya jika tahu saya tidak mengerjakan shalat

25 Orangtua saya mengajarkan agar saya tidak menganiaya binatang

26 Orangtua saya mengajarkan agar saya menolong orang yang sedang kesusahan

27 Orangtua saya mengajarkan agar saya berbicara jujur dimanapun berada

28 Orangtua saya mengajarkan agar saya berhati-hati dalam

berbicara agar tidak menyinggung perasaan orang lain

29 Orangtua saya mengajarkan agar saya bertanggung jawab atas segala perbuatan yang telah saya lakukan

30 Orangtua saya mengajarkan agar saya segera bertaubat jika saya

melalaikan perintah Allah SWT

31 Saat menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan, saya mencoba berbaik sangka

32 Jika apa yang saya inginkan tidak tercapai saya akan berlapang

dada

33 Dalam keadaan marah saya mencoba meredam emosi yang memuncak

34 Saya berusaha mengalihkan perasaan sedih saya dengan

melakukan hal-hal yang bermanfaat

35 Wajah saya akan memerah saat saya sedang marah

31 Saya tidak akan memukul sesuatu meskipun merasa sangat marah

37 Saya mengungkapkan kesedihan saya dengan berbicara pada

orang yang dapat dipercaya.

38 Pada situasi yang tidak menyenangkan, saya berusaha tetap tenang

39 Nada suara saya akan meninggi ketika sedang marah

40 Pikiran yang buruk terhadap suatu masalah membuat saya

merasa tidak nyaman

41 Saat bertemu orang yang saya benci saya langsung bergerak menghindar

42 Jika saya mendapat masalah saya akan berusaha

menyelesaikannya

43 Saya tidak akan berbicara kepada orang yang membuat saya kesal

44 Saya masih dapat tersenyum meskipun sedang sedih

45 Perasaan saya menjadi lebih baik ketika tidak berburuk sangka

pada tindakan teman saya

46 Saya tidak dapat menahan emosi saat menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan

47 Saat merasa sedih saya cenderung melukai diri sendiri

48 Wajah saya tidak terlihat murung meskipun sedang banyak

Page 103: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

masalah

49 Saya akan mencaci maki orang yang membuat saya marah

50 Gerak tubuh saya tidak tergesa-gesa meskipun sedang panik

Page 104: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 9

Berita Wawancara

1. Menurut anda, hal-hal apa yang biasa membuat anak anda marah?

2. Pendidikan dan bimbingan apa saja yang anda berikan untuk membantu anak-anak

mengatur keseimbangan emosinya?

3. Apa yang anda lakukan untuk memantau perkembangan emosi anak anda?

4. Saat anak anda sedang emosi, apa yang anda lakukan untuk membantu menstabilkan

emosinya?

Jawaban

1. 23 dari 40 orangtua menjawab bahwa anak-anak mereka biasanya akan marah jika apa

yang dikehendaki tidak tercapai sesuai dengan harapannya (tidak dibelikan mainan yang

diinginkan, minta dibuatkan susu tapi tidak segera dibuatkan, minta uang buat jajan tapi

tidak diberikan dan lain- lain) dan sisanya menjawab bahwa anak-anak akan marah jika

disuruh melakukan hal-hal yang tidak mereka ingin lakukan (jika disuruh shalat, disuruh

berdisiplin, disuruh belajar dan lain- lain).

2. Para orangtau mendidik dan membimbing anak-anaknya dengan cara memberikan

pendidikan akhlak seperti: memberi pengertian tentang ajaran-ajaran agama, sering

menasehsati dan mengarahkannya kepada hal-hal yang baik, mengarahkannya untuk

mengaji di masjid dengan alasan jika mengaji di masjid selain diajarkan mengaji disana

juga anak sering dinasehati dan diberikan arahan kepada hal-hal yang baik dan

sebagainya

3. Para orangtua menggunakan berbagai cara guna memantau perkembangan emosi anaknya

diantaranya adalah dengan sering mengajak anaknya berbicara, lebih meluangkan waktu

untuk anak-anaknya dan memperhatikan pergaulan dengan orang-orang disekitarnya.

4. 34 dari 40 orangtua akan membiarkan dulu anaknya agar sedikit lebih tenang. Setelah itu

baru mengajaknya berbicara untuk menasehati dan mengarahkannya. Sedangkan sisanya

akan langsung menasehati dan mengajak anaknya berbicara untuk membantu

mentsabilkan emosi anaknya.

Page 105: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 1. c

Angket Penelitian

Petunjuk: Mohon kiranya saudara menjawab semua pertanyaan dengan memilih jawaban yang sesuai atu cocok dengan keadaan saudara yang sesungguhnya.

III. Identitas Diri : Jenis Kelamin : Usia :

IV. Petunjuk Pengisian

Beri tanda (√) pada pilihan jawaban yang tersedia a. Selalu (S) b. Sering (SR)

c. Kadang-kadang (K) d. Tidak pernah (TP)

No Pertanyaan S SR K TP

1 Orang tua saya biasa mengajari saya mengaji

2 Orang tua saya mengajari saya untuk bersikap baik terhadap

teman-teman.

3 Jika saya belum shalat, orang tua saya akan mengingatkan saya

4 Jika orangtua saya melihat saya membuang sampah sembarangan, maka orangtua saya akan menyuruh saya untuk

mengambilnya kembali dan membuangnya ke tempat sampah

5 Orangtua saya mengajari saya untuk meminta maaf jika saya berbuat salah

6 Jika melihat sampah saya akan mengambil dan membuangnya ke

tempat sampah

7 Saya biasa ikut orangtua untuk bersilaturrahmi ke rumah saudara

8 Orangtua saya bersikap masabodoh (acuh tak acuh) saat melihat saya merusak tanaman

9 Orangtua saya suka memelihara tanaman yang ada di sekitar

rumah

10 Orang tua saya akan terus membangunkan saya untuk shalat walaupun saya sangat mengantuk

11 Saya biasa diajak menyantuni anak yatim oleh orang tua saya

12 Orangtua saya biasa berbicara sopan terhadap orang lain

13 Orangtua saya menasehati saya agar membuang sampah pada

tempatnya

14 Orang tua saya mengingatkan saya agar selalu bersyukur

15 Orang tua saya suka menceritakan bagaimana sikap Nabi terhadap orang-orang disekitarnya (baik yang menyukainya

ataupun yang tidak menyukainya)

16 Orangtua saya suka menceritakan bagaimana ketekunan Nabi dalam beribadah

17 Orangtua saya akan memarahi saya jika saya bersikap tidak sopan

18 Orangtua saya akan memarahi saya jika tahu saya tidak mengerjakan shalat

19 Orangtua saya mengajarkan agar saya tidak menganiaya binatang

Page 106: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

20 Orangtua saya mengajarkan agar saya menolong orang yang sedang kesusahan

21 Orangtua saya mengajarkan agar saya berbicara jujur dimanapun

berada

22 Orangtua saya mengajarkan agar saya berhati-hati dalam berbicara agar tidak menyinggung perasaan orang lain

23 Orangtua saya mengajarkan agar saya bertanggung jawab atas segala perbuatan yang telah saya lakukan

24 Orangtua saya mengajarkan agar saya segera bertaubat jika saya melalaikan perintah Allah SWT

25 Saat menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan, saya mencoba berbaik sangka

26 Jika apa yang saya inginkan tidak tercapai saya akan berlapang

dada

27 Dalam keadaan marah saya mencoba meredam emosi yang memuncak

28 Saya berusaha mengalihkan perasaan sedih saya dengan

melakukan hal-hal yang bermanfaat

29 Wajah saya akan memerah saat saya sedang marah

30 Saya mengungkapkan kesedihan saya dengan berbicara pada orang yang dapat dipercaya.

31 Pada situasi yang tidak menyenangkan, saya berusaha tetap

tenang

32 Nada suara saya akan meninggi ketika sedang marah

33 Saat bertemu orang yang saya benci saya langsung bergerak menghindar

34 Jika saya mendapat masalah saya akan berusaha

menyelesaikannya

35 Saya tidak akan berbicara kepada orang yang membuat saya kesal

36 Perasaan saya menjadi lebih baik ketika tidak berburuk sangka

pada tindakan teman saya

37 Saya tidak dapat menahan emosi saat menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan

38 Saat merasa sedih saya cenderung melukai diri sendiri

39 Saya akan mencaci maki orang yang membuat saya marah

Page 107: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 2.a

Uji Validitas Instrumen Pendidikan Akhlak

A 1 4 4 4 3 4 2 4 2 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105

A 2 2 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 105

A 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 4 2 4 3 3 4 4 4 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 82

A 4 2 4 4 4 2 2 2 2 3 4 2 4 2 2 3 4 3 1 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 78

A 5 1 2 4 3 2 2 2 2 3 4 2 4 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 77

A 6 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 1 2 3 3 3 3 4 4 3 4 101

A 7 4 4 4 4 4 3 2 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 4 4 2 2 2 88

A 8 3 3 2 3 1 1 2 2 2 4 2 4 3 2 4 3 4 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 75

A 9 2 4 4 3 1 4 4 1 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 1 1 4 4 3 4 4 4 4 2 97

A 10 3 3 2 3 1 2 4 2 3 4 4 4 3 2 4 3 3 2 4 2 1 1 2 2 4 3 4 4 3 2 84

A 11 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108

A 12 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 78

A 13 3 4 4 3 1 3 4 2 4 4 2 3 2 2 2 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 98

A 14 3 4 3 3 2 3 4 2 4 3 2 4 4 2 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 99

A 15 2 4 4 2 1 4 2 3 2 4 4 4 1 1 2 3 3 3 3 4 1 1 4 4 2 2 3 3 2 2 80

A 16 3 2 3 4 2 1 4 2 4 4 2 4 2 2 3 4 3 1 3 3 2 2 1 2 1 1 2 3 2 1 73

A 17 3 2 3 4 2 1 2 2 2 2 2 4 3 2 2 4 2 3 1 3 2 2 3 3 1 2 2 1 3 2 70

A 18 2 4 4 4 2 2 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 1 3 2 3 4 4 2 3 3 2 3 4 95

A 19 2 3 4 4 3 1 2 3 4 4 2 4 3 2 3 4 4 2 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 81

A 20 2 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 1 4 2 2 4 3 4 4 3 4 4 3 100

A 21 2 3 3 3 4 3 3 2 4 4 2 4 2 2 3 4 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 87

A 22 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 108

A 23 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 113

A 24 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 111

A 25 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 90

A 26 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 114

A 27 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 114

A 28 2 2 3 4 2 1 1 1 3 4 2 4 2 2 3 4 3 1 1 3 1 1 3 3 1 1 2 2 2 2 66

A 29 4 4 2 3 1 4 4 2 2 4 2 4 1 2 3 2 4 4 4 4 1 2 4 2 4 4 4 4 4 4 93

A 30 3 4 3 4 2 3 3 2 3 1 3 1 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 85

A 31 2 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 2 1 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 97

A 32 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112

A 33 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 69

A 34 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 76

A 35 1 2 4 3 2 2 2 1 3 4 1 4 1 2 3 4 3 2 1 3 2 2 3 1 2 2 1 3 2 3 69

A 36 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 113

A 37 3 4 3 4 1 3 4 3 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 105

A 38 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 105

A 39 3 4 3 3 2 4 4 1 4 3 4 3 3 1 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 97

A 40 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 1 2 3 3 3 3 4 4 3 4 101

rit 0.342 0.725 0.437 0.212 0.072 0.748 0.819 0.574 0.478 0.342 0.796 0.213 0.361 0.55 0.188 0.305 0.693 0.863 0.044 0.597 0.542 0.682 0.661 0.647 0.775 0.854 0.808 0.74 0.802 0.839

rtab 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325

Kategori Valid Valid Valid Drop Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Drop Drop Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

No Rsp 1 16 17 181514132 3 19 20 21 22 23 244 ∑25 302926 27 2865 121110987

Page 108: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 2.b

Uji Validitas Pengendalian Emosi

A 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 1 4 1 4 4 3 4 2 4 2 63

A 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 2 4 3 4 2 4 2 66

A 3 4 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 3 4 2 4 1 52

A 4 2 2 3 2 2 1 2 2 3 3 3 2 4 2 3 3 4 2 4 1 50

A 5 1 2 1 2 2 2 1 3 4 3 3 2 4 2 1 2 2 2 4 1 44

A 6 3 2 3 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 65

A 7 2 3 2 2 4 2 3 2 1 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 48

A 8 2 1 2 3 3 1 2 2 2 1 3 1 3 3 1 2 3 1 3 1 40

A 9 1 2 3 3 4 1 4 3 1 1 3 4 3 2 2 2 4 1 4 4 52

A 10 2 3 4 3 4 1 3 2 2 1 3 3 2 2 2 2 4 3 2 4 52

A 11 4 4 4 4 3 3 4 2 1 2 3 4 3 2 4 3 3 2 3 1 59

A 12 2 1 3 2 3 3 2 1 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 50

A 13 3 2 3 3 1 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 50

A 14 4 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 4 3 2 3 48

A 15 1 1 2 3 3 3 3 3 1 1 2 3 1 2 2 2 4 2 2 2 43

A 16 3 2 3 4 4 2 3 2 2 3 2 1 3 2 3 3 4 1 4 1 52

A 17 2 3 2 1 2 2 2 2 2 4 2 2 4 3 2 4 3 2 3 1 48

A 18 2 1 1 2 2 3 2 2 3 1 3 2 4 2 3 3 4 1 4 2 47

A 19 1 3 2 1 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 2 2 2 51

A 20 3 4 2 2 1 2 2 2 1 1 3 2 3 2 4 1 4 2 4 2 47

A 21 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 4 2 2 2 47

A 22 3 3 3 3 4 4 3 4 2 2 4 3 4 4 3 2 3 2 4 3 63

A 23 4 4 3 4 1 3 4 3 2 1 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 65

A 24 1 4 3 4 3 1 2 4 3 2 4 4 4 1 1 4 4 2 4 2 57

A 25 2 2 4 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 2 2 3 4 2 3 3 54

A 26 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 1 1 4 2 4 4 4 2 4 2 64

A 27 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 70

A 28 1 2 1 3 3 1 2 2 3 2 3 3 4 2 3 4 2 1 3 1 46

A 29 4 2 4 1 4 2 1 2 3 1 3 2 3 1 4 3 4 4 4 3 55

A 30 4 3 2 2 4 2 1 2 2 3 4 3 4 4 2 3 4 1 3 1 54

A 31 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 4 2 4 2 54

A 32 4 4 4 2 3 1 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 4 2 4 2 60

A 33 2 2 2 2 4 2 3 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 50

A 34 3 4 3 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 1 3 4 3 2 3 2 49

A 35 2 2 1 1 3 3 2 1 1 4 2 2 3 1 3 3 3 2 4 2 45

A 36 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 1 2 2 4 3 4 3 51

A 37 3 1 4 4 4 3 4 4 2 1 1 4 3 3 1 1 4 1 4 2 54

A 38 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 72

A 39 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 2 4 2 3 3 46

A 40 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 66

rit 0.637 0.596 0.642 0.542 0.403 0.214 0.551 0.621 0.540 0.118 0.390 0.602 0.342 0.226 0.531 0.513 0.384 0.043 0.480 0.155

rtab 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325

Kategori Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Drop Valid Drop

No Rsp ∑49 5043 44 45 46 47 4837 38 39 40 41 4231 32 33 34 35 36

Page 109: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 3.a

Perhitungan Varian Total pada Instrumen Pendidikan Akhlak

n

n

xtxt

St

2

2

2

40

40

3699350515

2

2

St

40

03,342065350515 .2 St

25,2112 St

Jadi varian total = 211, 25

Page 110: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 3.b

Perhitungan Reliabilitas Angket Pendidikan Akhlak

2

2

11 11 St

Si

n

nr

25,211

21,221

140

4011r

11,0103,111 r

89,003,111 r

92,011 r

Dengan angka reliabilitas 0,92 maka dapat disimpulkan bahwa angket instrument

pendidikan akhlak pada penelitian ini memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi

“r” Product Moment pada umumnya dipergunakan pedoman sebagai berikut:

Basarnya “r” Product Moment Interpretasi

0,00–0,20 Tidak ada korelasi

0,20–0,40 Lemah atau rendah

0,40–0,70 Sedang atau cukupan

0,70-0,90 Kuat atau tinggi

0,90–1,00 Sangat kuat atau sangat tinggi

(Anas Sudijono, 2008)

Page 111: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 3.c

Perhitungan Varian Total pada Instrumen Pengendalian Emosi

n

n

xtxt

St

2

2

2

40

40

2149117899

2

2

St

40

02,115455117899 .2 St

1,612 St

Jadi varian total = 61, 1

Page 112: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 3.d

Perhitungan Reliabilitas Angket Pengendalian Emosi

2

2

11 11 St

Si

n

nr

1,61

07,161

140

4011r

74,0103,111 r

74,003,111 r

76,011 r

Dengan angka reliabilitas 0,76 maka dapat disimpulkan bahwa angket instrument

pengendalian emosi pada penelitian ini memiliki reliabilitas yang tinggi.

Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi

“r” Product Moment pada umumnya dipergunakan pedoman sebagai berikut:

Basarnya “r” Product Moment Interpretasi

0,00–0,20 Tidak ada korelasi

0,20–0,40 Lemah atau rendah

0,40–0,70 Sedang atau cukupan

0,70-0,90 Kuat atau tinggi

0,90–1,00 Sangat kuat atau sangat tinggi

(Anas Sudijono, 2008)

Page 113: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 4

Data Hasil Angket Pendidikan Akhlak

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 ∑ Kategori

1 A. D. Pramana Putra 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 84 Tinggi

2 Akres Yudha. P 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 2 4 4 3 3 4 3 3 2 81 Tinggi

3 Andi 4 3 2 1 3 1 3 3 2 2 2 4 1 3 1 1 3 4 1 2 2 1 3 1 53 Sedang

4 Anggoro Febrianto 2 1 3 2 2 1 4 4 4 3 2 4 3 3 2 3 3 4 1 2 3 1 3 1 61 Sedang

5 Arief Ramadhan 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 4 3 1 2 3 2 3 2 4 2 3 1 2 56 Sedang

6 Astifa Deswanti. T 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 93 Tinggi

7 Bunga. A. Y 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 4 4 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 2 78 Tinggi

8 Daffa Ardina. P 2 3 4 3 2 3 1 4 3 2 3 4 3 4 1 1 3 4 2 1 2 1 3 2 61 Sedang

9 Desi Arti Rosadi 2 4 3 4 2 3 2 4 2 4 2 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 77 Tinggi

10 Devit. P 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 67 Sedang

11 Fahria Widyanti 3 4 3 4 4 2 3 4 2 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 82 Tinggi

12 Gelar Satria. W 3 2 1 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 68 Sedang

13 Hary Hikmah 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 89 Tinggi

14 Hilda Nurrosita 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 3 4 83 Tinggi

15 Ihdar Rafdi. F 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 72 Tinggi

16 Ilham Maulana. B 2 4 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 4 4 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 81 Tinggi

17 Intan 2 3 3 2 2 2 3 4 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 59 Sedang

18 Iqbal 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 84 Tinggi

19 Irsan Maulana. Y 2 3 3 2 3 2 3 4 2 2 3 4 1 2 3 3 3 1 2 3 2 3 2 1 59 Sedang

20 Melida Putri 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 2 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 83 Tinggi

21 M. Arfian al-Ghafar 4 3 4 4 4 1 4 4 3 4 2 4 3 4 2 2 4 4 3 3 4 4 4 4 82 Tinggi

22 M. Rizky Ramadhan. T 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 91 Tinggi

23 Nada Salwa 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 87 Tinggi

24 Noviyanto 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 90 Tinggi

25 Ramanda Putra. B 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 87 Tinggi

26 Rasti 2 2 3 1 1 3 2 4 2 2 2 3 1 3 2 2 3 1 1 2 2 2 2 1 49 Sedang

27 Ridho Maulana. P 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 3 3 4 83 Tinggi

28 Rizky Dwi. K 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 69 Sedang

29 Rizky Firmansyah 2 4 3 4 4 2 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 82 Tinggi

30 Sambang Fajar 1 2 3 1 2 1 2 4 2 2 2 3 2 3 2 1 3 3 1 2 2 2 2 1 49 Sedang

31 Satyo Wahyu Saputra 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 87 Tinggi

32 Shafa Widad Rhaga. N 2 4 4 4 4 2 4 4 4 2 1 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 83 Tinggi

33 Shinta Yulistiani 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91 Tinggi

34 Vira Rizki Vanika 2 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 79 Tinggi

35 Wahyu Ningrum 3 4 3 2 4 3 2 4 3 4 2 3 4 4 2 2 2 4 3 4 2 3 4 2 73 Tinggi

36 Winda Widya Ningsih 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 85 Tinggi

37 Yulianto Arfi 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 82 Tinggi

38 Yudha Eka Satria 1 2 3 3 2 3 3 4 1 3 2 4 1 2 1 1 3 2 1 2 3 2 4 2 55 Sedang

39 Zaky Abqori. P 1 2 3 1 1 1 4 3 3 2 2 4 2 3 1 1 3 4 1 1 1 2 2 1 49 Sedang

40 Zikri 1 3 2 1 3 1 3 3 2 2 1 4 2 2 2 2 2 3 1 2 1 1 3 1 48 Sedang

Jumlah 108 133 134 121 131 106 130 152 121 121 97 148 127 135 97 103 130 136 115 130 129 126 131 111 2972

Page 114: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 5

Data Hasil Angket Pengendalian Emosi

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 ∑ Kategori

1 A. D. Pramana Putra 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 2 3 4 3 51 Tinggi

2 Akres Yudha. P 2 2 2 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 45 Tinggi

3 Andi 2 2 3 2 4 2 1 4 3 2 2 4 2 3 3 39 Sedang

4 Anggoro Febrianto 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 34 Sedang

5 Arief Ramadhan 3 2 2 3 4 2 1 3 4 2 3 2 2 3 3 39 Sedang

6 Astifa Deswanti. T 3 2 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 51 Tinggi

7 Bunga. A. Y 3 2 2 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 48 Tinggi

8 Daffa Ardina. P 1 1 1 2 2 4 2 3 3 3 3 2 4 3 4 38 Sedang

9 Desi Arti Rosadi 3 2 2 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 49 Tinggi

10 Devit. P 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 32 Sedang

11 Fahria Widyanti 2 2 2 3 3 2 2 2 3 4 3 3 2 4 4 41 Sedang

12 Gelar Satria. W 3 3 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 3 4 2 39 Sedang

13 Hary Hikmah 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 2 4 3 4 51 Tinggi

14 Hilda Nurrosita 3 2 4 2 3 4 3 1 3 4 3 3 2 4 4 45 Tinggi

15 Ihdar Rafdi. F 2 3 1 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 3 46 Tinggi

16 Ilham Maulana. B 1 2 2 2 4 1 2 1 3 4 3 4 1 4 4 38 Sedang

17 Intan 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 3 2 4 3 3 38 Sedang

18 Iqbal 2 2 1 2 4 1 2 3 4 1 3 1 3 4 3 36 Sedang

19 Irsan Maulana. Y 1 2 3 2 4 3 2 4 2 2 2 2 3 2 4 38 Sedang

20 Melida Putri 4 2 2 4 3 1 4 1 3 4 4 4 2 4 4 46 Tinggi

21 M. Arfian al-Ghafar 2 2 2 2 4 2 2 1 4 2 3 1 3 4 4 38 Sedang

22 M. Rizky Ramadhan. T 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3 2 3 4 48 Tinggi

23 Nada Salwa 2 3 4 4 1 3 3 2 1 4 1 3 2 4 3 40 Sedang

24 Noviyanto 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 2 4 3 43 Sedang

25 Ramanda Putra. B 2 3 4 4 1 3 3 2 1 4 1 3 2 4 3 40 Sedang

26 Rasti 2 2 3 2 4 2 2 3 3 3 3 2 3 4 4 42 Sedang

27 Ridho Maulana. P 3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 49 Tinggi

28 Rizky Dwi. K 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 48 Tinggi

29 Rizky Firmansyah 2 2 2 3 3 2 2 2 3 4 3 3 2 4 4 41 Sedang

30 Sambang Fajar 1 2 3 1 3 2 3 4 3 1 2 1 3 4 4 37 Sedang

31 Satyo Wahyu Saputra 4 2 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 3 4 3 51 Tinggi

32 Shafa Widad Rhaga. N 2 2 2 2 4 2 2 3 3 2 3 3 3 4 4 41 Sedang

33 Shinta Yulistiani 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 51 Tinggi

34 Vira Rizki Vanika 2 2 2 2 3 2 1 2 4 4 4 4 3 4 3 42 Sedang

35 Wahyu Ningrum 4 4 2 4 1 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 51 Tinggi

36 Winda Widya Ningsih 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 1 2 3 2 4 47 Tinggi

37 Yulianto Arfi 1 4 3 4 4 4 3 3 1 4 3 4 4 4 4 50 Tinggi

38 Yudha Eka Satria 2 2 2 1 3 2 2 3 4 3 2 1 2 3 4 36 Sedang

39 Zaky Abqori. P 1 2 2 2 1 2 1 1 4 2 4 1 4 4 3 34 Sedang

40 Zikri 1 2 2 3 2 2 1 4 3 3 3 3 3 4 3 39 Sedang

Jumlah 96 97 101 109 119 101 106 102 124 126 120 106 115 147 143 1712

Page 115: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 6

Persiapan Perhitungan Korelasi

No. Resp X Y XY X² Y²

A 1 84 51 4284 7056 2601

A 2 81 45 3645 6561 2025

A 3 53 39 2067 2809 1521

A 4 61 34 2074 3721 1156

A 5 56 39 2184 3136 1521

A 6 93 51 4743 8649 2601

A 7 78 48 3744 6084 2304

A 8 61 38 2318 3721 1444

A 9 77 49 3773 5929 2401

A 10 67 32 2144 4489 1024

A 11 82 41 3362 6724 1681

A 12 68 39 2652 4624 1521

A 13 89 51 4539 7921 2601

A 14 83 45 3735 6889 2025

A 15 72 46 3312 5184 2116

A 16 81 38 3078 6561 1444

A 17 59 38 2242 3481 1444

A 18 84 36 3024 7056 1296

A 19 59 38 2242 3481 1444

A 20 83 46 3818 6889 2116

A 21 82 38 3116 6724 1444

A 22 91 48 4368 8281 2304

A 23 87 40 3480 7569 1600

A 24 90 43 3870 8100 1849

A 25 87 40 3480 7569 1600

A 26 49 42 2058 2401 1764

A 27 83 49 4067 6889 2401

A 28 69 48 3312 4761 2304

A 29 82 41 3362 6724 1681

A 30 49 37 1813 2401 1369

A 31 87 51 4437 7569 2601

A 32 83 41 3403 6889 1681

A 33 91 51 4641 8281 2601

A 34 79 42 3318 6241 1764

A 35 73 51 3723 5329 2601

A 36 85 47 3995 7225 2209

A 37 82 50 4100 6724 2500

A 38 55 36 1980 3025 1296

A 39 49 34 1666 2401 1156

A 40 48 39 1872 2304 1521

Jumlah 2972 1712 129041 228372 74532

Page 116: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 7

Perhitungan Korelasi antara Pendidikan Akhlak dengan Kemampuan

Mengendalikan Emosi

𝑟𝑥𝑦 = N ∑XY − ∑X (∑Y)

N∑X2−(∑X)2 [N∑Y2 –(∑Y)2]

𝑟𝑥𝑦 = 40 𝑋 129041 −2972 𝑋 1712

40𝑋228372 −2972 2 [40𝑋74532 –1712 2 ]

𝑟𝑥𝑦 = 5161640 −5088064

9134880 −8832784 [2981280 –2930944 ]

𝑟𝑥𝑦 = 73576

302096 X 50336

𝑟𝑥𝑦 = 73576

15206304256

𝑟𝑥𝑦 = 73576

123313 ,845

𝑟𝑥𝑦 = 0,597

Dari hasil Perhitungan koefisien korelasi antara variabel kecerdasan emosional (X)

dan variabel akhlak (Y) didapat angka koefisien korelasi sebesar 0,597

Page 117: PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENGEMBANGKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1321/1/99596-IKA... · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

Lampiran 8

Perhitungan Koefisien Determinasi

Diket:

r = 0,597

Rumus:

KD = r² x 100 %

= 0,597² x 100 %

= 0,36 x 100 %

= 36 %

Dari hasil perhitungan koefisien determinasi, didapat sekitar 36% variabel

pendidikan akhlak dapat mempengaruhi kemampuan mengendalikan emosi anak.