ika lapkas

34
LAPORAN KASUS Anestesi pada Tonsilektomi Nama : Maynel Ch. Palyama (2009- 83- 001) Pembimbing : dr. Oni W. Angkejaya, Sp.An

Upload: heron-titarsole

Post on 15-Nov-2015

268 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

  • LAPORAN KASUS

    Anestesi pada Tonsilektomi

    Nama : Maynel Ch. Palyama (2009- 83- 001)

    Pembimbing : dr. Oni W. Angkejaya, Sp.An

  • IDENTITAS PASIEN

    Nama : An. A LUmur : 9 tahunJenis kelamin: Laki-lakiNo. RM: 07 27 58 Alamat : KudamatiGol. Darah: OBerat badan : 20 kgTinggi badan: 90 cmTanggal MRS: 24 Februari 2015Agama : Kristen ProtestanSuku/Bangsa: IndonesiaBangsal/Kamar : Ruang THT

  • II. Anamnesis....Keluhan utama: Nyeri TenggorokanRPS:Pada anamnesis didapatkan pasien mengeluh nyeri telan sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri telan dirasakan saat makan, minum ataupun menelan ludah. Menurut orangtuanya, keluhan nyeri telan dirasakan setelah beberapa hari sebelumnya sempat mengalami demam, batuk dan pilek. Nyeri telan tidak disertai dengan ngorok maupun nafas tersengal-sengal saat tidur. Pasien sering mengalami demam, batuk, pilek yang kumat-kumatan hampir tiap bulan. Saat ini pasien tidak mengeluhkan pilek, hidung tersumbat, nyeri di kedua telinga, kurang pendengaran, gemerebek maupun sakit kepala . Keluhan terasa setelah mengkonsumsi minuman dingin, jajan sembrangan dan berminyak. Saat ini pasien tidak mengalami batuk dan pilek. Pasien juga tidak mengeluhkan demam.

  • Lanjutan...Riwayat penyakit dahulu: Riwayat asma disangkalRiwayat penyakit keluarga:Riwayat asma, alergi dan riwayat penyakit yang sama dengan pasien disangkal.Riwayat Operasi & Anestesi -Riwayat Alergi: Riwayat Alergi makanan dan obat-obatan disangkalRiwayat Obat-Obatan -Kebiasaan Sosial -

  • III. Pemeriksaan Fisik

    Status gizi : CukupKeadaan Psikis : Gelisah

    B1Airway : bebas, Auskultasi : BND vesikuler +/+,Breathing : Spontan Rhonki -/-, Wheez -/-RR : 20 x/menit T1-T8 : Hipertofi tonsil (+)B2TD : 90/50 mmhg N: 78 x/menit, reguler dan kuat angkatSuhu: 36,7cAukultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)B3Kesadaran : CM, GCS (E4M6V5)Respon pupil s/d: 3mm/3mm, RCL: +/+B4Perut datar, keras, nyeri tekan (-)B5BAK SpontanB6Oedem (-), Fraktur (-)

  • IV. Pemeriksaan Penunjang

  • Diagnosis :Anestesi: PS ASA IIKlinik: Tonsilitis KronikPlanning : Pro TonsilectomyPasien dipuasakan 6 jam sebelum operasiJenis Anestesi: General AnestesiPemberian antibiotic profilaksisJika pasien cemas dapat diberikan sedasi sebelum tidurJika pasien nyeri dapat diberikan analgetik

  • Laporan Anestesi Diagnosis Pra Bedah: Tonsilitis KronikDiagnosis Pasca Bedah: Tonsilitis KronikPenatalaksanaan Preoperasi: Infus RL 500 ccPenatalaksanaan Anestesia. Jenis Pembedahan: Tonsilectomyb. Jenis Anestesi: General Anestesi c.Teknik Anestesi: Inhalasi Semi Closed method dengan intubasi ETTMulai Anestesi: 25 Februari 2015, pukul 09.30 WIBMulai Operasi : 25 Februari 2015, pukul 09. 40 WIBPremedikasi: Sedacum 10 mg & Fentanyl Induksi: Propofol 20 mg Maintanance: Sevoflurane 2 vol %

  • Relaksasi: Atracurium 12,5 mgRespirasi: SpontanPosisi: SupineCairan selama operasi: RL 250 mlPemantauan Tekanan Darah dan HR Terlampir Selesai operasi: 10.10 WIB

  • Anestesi Pediatri

  • Obat anestesi inhalasiMAC inhalasi > pda anak mudaNeonatus membutuhkan lebih kecil dari pada bayiYang dibutuhkan bayi 30% > normalNefrotoksik yg disebabkan sevoflurane jarang terjadi hasil metabolit tidak pernah mencapai kadar toksik

  • Obat anestesi intravena

  • Obat analgetik opioid

  • PEMBAHASANTonsilitis kronis adalah peradangan kronis tonsila palatina lebih dari 3 bulan setelah serangan akut yang terjadi berulang-ulang atau infeksi subklinis. TerapiMedikanmentosaOperatifTonsilektomi merupakan prosedur yang paling sering dilakukan dalam sejarah operasi.. Dulu, tonsilektomi diindikasikan untuk terapi tonsilitis kronik dan berulang. Saat ini, indikasi utama adalah obstruksi saluran nafas dan hipertrofi tonsil.

  • Masalah utama pada anestesi:Jalan napasPerdarahanPipa ETT dengan balon kejadian aspirasi darah Untuk cegah trauma mukosa jalan napas:Pengembangan balon tidak boleh lebih dari tekanan 20-25 cmH2O Boleh melebihi batas dalam keadaan tertentu

  • Persiapan anestesiPada penderita ini telah dilakukan persiapan yang cukup, antara lain :Puasa lebih dari 6 jam (pasien sudah puasa selama 6 jam)Pemeriksaan laboratorium darahPemasangan infus untuk terapi cairan sejak pasien masuk RS.

  • PremedikasiAdapun tujuan dari premedikasi antara lain :memberikan rasa nyaman bagi pasienmenghilangkan rasa khawatirmemberikan analgesiamenekan refleks yang tidak diinginkan

  • Pemberian fentanyl untuk menimbulkan rasa nyaman pada pasienmempermudah induksi dengan menghilangkan rasa kuatir. Pemberian atracurium 10 mg untuk merelaksasikan otot-otot pernapasan.

  • InduksiDigunakan Propofol 20mg I.V.Memiliki onset yang cepatpemulihannya lebih cepat mengurangi mual dan muntah postoperasi

  • Intubasi EndotrakealMempermudah pemberian anestesi.Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas.Mencegah kemungkinan aspirasi lambung.Mempermudah penghisapan sekret trakheobronkial.Pemakaian ventilasi yang lama.Mengatasi obstruksi laring akut.

  • Setelah intubasi sevofluran 2 vol%, oksigen sekitar 50 ml/menit sebagai anestesi rumatan.Ventilasi dilakukan dengan bagging dengan laju napas 20 x/ menit.

  • Rendahnya kelarutan tidak adanya bau yang menyengat kelarutan dalam darah yang rendah menyebabkan pemulihan berjalan dengan cepatkurang bersifat iritan terhadap saluran pernafasan bagian atas pada induksi menyebabkan lebih sedikit batuk dan laringospasme

  • TERAPI CAIRANTerapi cairan perioperatif bertujuan untuk.Memenuhi kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang hilang selama operasi.Mengatasi syok dan kelainan yang ditimbulkan karena terapi yang diberikan.

  • Perhitungan kebutuhan cairan pada kasus ini adalah ( BB pasien 20 kg )Terapi rumatan10 kgBB I dikalikan 4 = 4x10 = 4010 kgBB II dikalikan 2 = 2x10 = 20KgBB sisanya dikalikan 1 = 1x0 = 0Cairan yg dibutuhkan untuk terapi rumatan adalah 60 cc/jam = 6 tetes per menitDefisit cairan karena puasa 6 jam (60cc x 6 jam) = 360cc

  • Perdarahan yang terjadi 25 ccSelisih 44,6% -25% = 19,6%Rata-rata 44,6% + 25% = 69,6%EBV = 70 cc x 21 kg = 1470 cc. MABL = 413 ccCairan yang sudah diberikan :1). Pra anestesi = 500 cc2). Saat operasi = 250 ccTotal cairan yang masuk = 750 cc

  • Untuk Post of pain management diberikan injeksi ketorolac ampul/12 jam IV setelah prosedur pembedahan. Pemantauan akhir TD 124/76mmHg; Nadi 80x/menit, dan RR 20x/menit.

  • Nasotracheal intubationDental precedureIntra oral & oropharyngeal surgeryOtolaryngologic and maxillofacial surgeryLimited mouth opening

    EpiglotitisKoagulopatiNasal polipBenda asing pada hidungOperasi hidungepitaksisINDIKASIKONTRA INDIKASI

  • Teknik intubasi Nasotrakeal

  • TERIMA KASIH