peran pekerja sosial masyarakat ( psm ) …

77
PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS MENTAL (ODGJ) DI KOTA PANGKALPINANG, BANGKA BELITUNG (Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung) SKRIPSI Disusun Oleh : R A H M A D I N I NIM : 16510022 PROGRAM STUDI ILMU SOSIATRI / PEMBANGUNAN SOSIAL SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA 2020

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DALAM MEMBERIKAN

PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS MENTAL (ODGJ) DI KOTA

PANGKALPINANG, BANGKA BELITUNG

(Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

R A H M A D I N I

NIM : 16510022

PROGRAM STUDI ILMU SOSIATRI / PEMBANGUNAN SOSIAL

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2020

Page 2: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …
Page 3: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …
Page 4: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …
Page 5: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

iv

MOTTO

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

(QS. Al-Baqarah: 286)

‘’ Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sutau kaum sehingga mereka merubah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ‘’ (QS. Ar- Ra’d: 11)

‘’ Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya’’

(An- Najm: 39)

‘’ Barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya yang ditunjukan untuk

mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan kedudukan/kekayaan duniawi maka ia

tidak akan mendapatkan baunya syurga nanti pada hari kiamat’’ (riwayat Abu Hurairah radhiallahu anhu)

‘’ Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk

menyelesaikannya’’

(Penulis)

Page 6: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Puji Syukur Kepada Allah SWT karena dengan segala karunia-Nya yang dilimpahkan

sehingga saya mampu menyelesaikan Tugas Akhir (Skripsi) untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Strata (1) di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa

“APMD” Yogyakarta.

Karya sederhana ini saya persembahkan kepada:

1. Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan

karya sederhana ini kepada kedua orang tua Ibu Susi dan Ayah Ihsan yang telah

memberikan kasih sayang, yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil,

yang selalu berdoa dalam setiap saat untuk kebaikan anak-anaknya, yang selalu

memberikan nasehat, memberikan teguran-teguran bila saya salah, selalu memberikan

semangat, yang selalu memberikan kepercayaan dalam setiap langkah saya, dan selalu

memberikan cinta kasih yang tak terhingga, hingga saya bisa menyeselaikan studi S1

saya. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu & Ayah bahagia karena saya

sadar selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Terimakasih Ibu & Terimakasih Ayah.

2. Kepada adik – adik saya Septi & Fahri yang selalu memberikan dukungan serta

memberikan motivasi, selalu bertanya ‘’kapan selesai kuliahnya, selesai kuliah langsung

kerja ya kak’’ dan memberikan semangat untuk kakaknya di tanah rantau (jogja) terima

kasih yang tak terhingga adik – adikku.

3. Kepada keluarga besar Hj. Adamhuri Dahlan yang telah memberikan support serta

memberikan target 3,5 tahun untuk menyelesaikan massa kuliah saya, terimakasi atas

dukungan yang diberikan baik moral maupun materil, memberikan kepercayaan, dan

terimakasih juga untuk Ummi, Acu Muhai, Acik Zaini, Acik Zainal, Acik Dedy, Pakwo,

Bunda, yuk Sari, yuk Dela, yuk Ella, dan Teteh Nung yang telah memberikan dukungan

Page 7: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

vi

sehingga membuat saya semangat untuk menggapai gelar sarjana (S1) di Kota

Yogyakarta.

4. Terimakasih kepada Ibu Ratna Sesotya Wedadjati, S.Psi. M.Si yang telah membimbing

saya dengan sabar, dengan penuh ketelitian, dan memberikan pemahaman sehingga saya

dapat menyelesaikan Skripsi saya. Terimakasi atas semuanya Bu.

5. Untuk teman – teman IS angkatan 2016 terima kasih telah memberikan tawa dan

candaan di dalam kelas yang selalu heboh kalau saya enggak masuk kelas hahaha

semoga kita selalau diberikan kesehatan di lain waktu dan semoga kita sukses selalu.

Terimakasih kepada teman dekat saya Intan, Yogi, Bimo, Tiwi, Talita, Zulinar, Eyas,

Agus, Naufal, Danang, Udin, Santi, Alvi, Sr. Serly, Sr. modesta, Sr. Tiar serta teman –

teman kelas yang tidak bisa saya tulis satu persatu terimakasih selalu heboh kalau saya

tidak masuk kelas atau telat masuk kelas,dan kebacotan kalian di dalam kelas apalagi

kalau saya maju depan persentasi, dan selalu tanya gimana skirpsinya san, revisiannya

udah selesai kah san semangat ya san, jangan terlalu main ke jalan magelang terus,

terimakasih sudah berjuang bersama – sama di tengah wabah covid-19 ini dan

memberikan kenangan selama hampir 4 tahun ini, sehat selalu ya teman – teman semoga

kita bisa bertemu di lain waktu. Terimakasih Bertha yang selalu membantu saya untuk

menyelesaikan skripsi ini sampai detik ini.

6. Terimakasih kepada Bethari Squad Kaka Tere, Paska, Hamila, Sitna, Yuk Ima, Yuk

Char, Erni yang menjadi kaka, teman rasa sodara, yang selalu ada disetiap saat, yang

selalu berkata iya disetiap orang meminta bantuan bahkan saat kaka susah sekalipun,

terimakasih karena selalu mendukung saya, membantu saya, memberikan motivasi,

memberikan arahan, nasehat, hiburan dan semangat sehingga saya dapat menyelesaikan

tugas akhir saya.

Page 8: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

vii

7. Terimakasih untuk teman seperantauan dan seperjuangan walaupun kita beda kampus

Cinda, Andes, Diyut, Mel, Wenda dan Nunuk yang selalu memberikan semangat,

memberikan dukungan, yang menjadi patner jalan-jalan keliling jogja, patner makan,

patner nongkrong, dan patner pergi ke mall, yang selalu chat tanya ‘’ main lah yuk udah

lama banget enggak keluar kostan cari anggin segar gitu ‘’ terimakasih karena atas

kebersamaannya selama kurang dari 4 tahun ini dan terimakasih telah mendukung,

mensuport saya sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi ini.

8. Terimakasih teman malam dan teman minum ku yang keluar saat malam senin, kamis

dan minggu Pintia, Eva, Ocha, Shena, Wawan, Ben, Baim, Yoka, Irwansyah, Ivan, Bang

Yodai, Bang Berak, Bang David, Bang Ade, Farhan dan Tolek. Terimakasih untuk

malam – malam yang penuh kelap kelipnya dan minumnya sampai tepar dak bergerak.

9. Terimakasih kepada teman KKN, Sekar, kak Ondo, kak Robi, kak Rul, Wido, Ridho, Ita,

Kak Alan terimakasih telah mengajarkan arti sebuah pertemanan di tempat orang

walaupun kita beda padukuhan.

10. Terimakasih untuk teman kecil saya Sindi, Cikyu, Pia, Rani, Nadia, Virdia, Abdul, Dika.

Terimakasih untuk dukungan dan semangatnya untuk saya ‘’ akhirnya temen kalian

sudah sarjana’’.

11. Terimakasih untuk mantan – mantan ku yang sudah hadir walau sesaat dan maaf aku

wisuda duluan ya hehe, tetap semangat menjalani hidup kalian.

12. Terimakasih kepada Nimas dan Shara teman pertama di Jogja yang selalu menjadi kakak

terbaik bagi saya walaupun kita pernah berantem, enggak teguran dalam waktu yang

sangat lama cuma gara – gara hal sepele, terimakasih sudah ngejagain saya selama di

jogja, yang selalu ngelarang ini itu tapi sekarang saya langgarin maaf ya sudah

ngerepotin dan selalu ngejaga adek yang satu ini yang bandelnya luar biasa bagi kalian.

13. Untuk Almamater Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”

Page 9: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skirpsi dengan baik yang berjudul

“Peran PSM Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dalam Memberikan

Pelayanan Bagi Penyandang Disabilitas Mental (ODGJ) Di Kota Pangkalpinang ”.

Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana S-1 pada

program studi Ilmu Sosiatri / Pembangunan Sosial Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

Desa “APMD” Yogyakarta.

Terselesaikannya Tugas Akhir Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pembimbing

yang terhormat Ibu Ratna Sesotya Wedadjati, S.Psi,M.Si selaku dosen pembimbing, yang

telah meluangkan waktu, tenaga, dan juga pikirannya untuk membimbing penulis dalam

menyusun Skripsi ini. Salain pembimbing penulis juga ingin mengucapkan terimakasih

kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

2. Ibu Dra. Oktarina Albizzia, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Sosial / Pembangunan Sosial

Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

3. Bapak dan Ibu Dosen pengajar di Program Studi Ilmu Sosiatri / Pembangunan Sosial

Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta, yang telah

memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menempuh studi.

4. Seluruh Pegawai Dinas Sosial dan PSM Kota Pangkalpinang yang telah memberikan

kemudahan dalam proses pengambilan data untuk penulisan Skripsi ini.

5. Masyarakat Pangkalpinang yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data.

Page 10: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …
Page 11: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iii

MOTTO .. ..................................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ..................................................... 10

D. Kerangka Teori ............................................................................................. 11

1. Peran ..................................................................................................... 12

2. Pekerja Sosial Masyarakat ...................................................................... 17

3. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ................................ 25

4. Pelayanan Bagi Penyandang Disabilitas Mental ..................................... 26

E. Metode Penelitian ......................................................................................... 34

1. Jenis Penelitian ...................................................................................... 34

2. Ruang Lingkup ...................................................................................... 34

3. Obyek Penelitian .................................................................................... 35

4. Definsi Konseptual ................................................................................. 36

5. Jenis Penelitian ...................................................................................... 34

Page 12: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

xi

6. Subyek Penelitian ................................................................................... 38

7. Lokasi Penelitian .................................................................................... 38

8. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 38

9. Teknik Analisis Data .............................................................................. 40

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

A. Profil Pekerja Sosial Masyarakat Pemberdayan

Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Pangkalpinang ................................. 42

1. Sejarah Berdirinya Pekerja Sosial Masyarakat ........................................... 42

2. Visi Misi, Motto, Janji Layanan, Tugas pokok dan

fungsi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pangkalpinang ....................... 43

3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial ....................................... 47

4. Landasan Hukum....................................................................................... 48

5. Program kerja ............................................................................................ 48

6. Strategi dan Arah kebijakan ....................................................................... 49

7. Faktor penghambat .................................................................................... 50

8. Faktor pendorong ...................................................................................... 50

9. Sumber Daya Perangkat Daerah ................................................................ 51

10. Alat/Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan AnakTahun 2018 ................................................................. 54

BAB III ANALISIS DATA

A. Deskripsi Informan .................................................................................... 56

B. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak Dalam Memberikan

Pelayanan Bagi Penyandang Disabilitas Mental (ODGJ) ........................... 59

Page 13: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

xii

1. Sebagai fasilitator ................................................................................ 59

2. Sebagai Pelayanan Masyarakat ............................................................ 63

3. Sebagai pendamping ............................................................................ 65

4. Sebagai Mitra ...................................................................................... 67

5. Sebagai penguhubung dana .................................................................. 70

6. Faktor pendukung dan penghambat ...................................................... 72

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 74

B. Saran ........................................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Persentase Penyandang Cacat Berdasarkan Jenis Kecacatan .......................... 3

Tabel II.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Dinas

Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ............................ 51

Tabel II.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan di Dinas Sosial,

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ....................................... 51

Tabel II.3 Data Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) ................................. 52

Tabel 11.4 Data Penyandang Disabilitas Mental Odgj Kota Pangkalpinang ................... 53

Tabel II.5 Alat/Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi Dinas Sosial,

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ....................................... 54

Tabel III.1 Identitas Informan Dinas Sosial ..................................................................... 57

Tabel III.2 Identitas informan Pekerja Sosial Masyarakat menurut jenis

kelamin, umur dan Pekerjaan......................................................................... 58

Tabel III.3 Identitas Informan Orang Tua / Penyandang Disabilitas

Mental menurut jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan .................... 58

Page 15: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakaketnya manusia tidak bisa terlepas dari peran baik dalam keluarga,

masyarakat, pekerjaan. Manusia ialah makhluk sosial yang dimana selalu

membutuhkan orang lain, tidak ada manusia yang tidak membutuhkan orang lain

dalam kehidupan. Contoh saat sedang sakit seseorang pasti membutuhkan bantuan

seorang dokter atau bidan untuk mengetahui penyakit yang di alaminya, maka peran

seorang dokter atau bidan sangat penting karena telah memberikan bantuan

pertolongan. Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari interaksi sosial baik

dalam interaksi sesama manusia.

Tidak jauh beda dengan peran, peranan merupakan aspek dinamis kedudukan

(status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya dia menjalankan suatu peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan

peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisahkan

karena satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tidak ada peranan tanpa

kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana halnya kedudukan, peranan

juga mempunyai dua arti. Setiap orang mempunyai macam – macam peranan yang

berasal dari pola – pola pergaulan hidupnya ( Edy Suhardono 2015 ). Hal itu sekaligus

berarti bahwa peranan menentukan apa yang di perbuatnya bagi masyarakat serta

kesempatan – kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya

peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang. Peranan menyebabkan batas –

Page 16: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

2

batas tertentu dapat meramalkan perbuatan – perbuatan lain. Orang yang bersangkutan

akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan orang – orang sekelompoknya (

Barkir Suyoto 2009 ).

Dalam kehidupan ini tidak ada manusia yang diciptakan dengan kondisi fisik

ataupun mental yang sempurna. Ada sebagian orang yang memiliki kekurangan

seperti tidak dapat mendengar, tidak dapat berbicara, keterbelakangan mental dan

sebagainya, ada juga yang terlahir sempurna tetapi karena suatu peristiwa tertentu

seperti bencana alam dan kecelakaan parah yang mengakibatkan orang tersebut

mengalami keterbatasan fisik dan tidak bisa menjalani kehidupan baik secara

pribadi maupun kemasyarakatan ( Kartini Kartono 2000 ).

Hal ini menyebabkan sebagian dari mereka menjadi minder atau rendah diri

dalam pergaulan mereka. Apalagi jika mereka mendapat sebutan orang cacat dari

lingkungan sekitarnya, dan membuat mereka semakin tidak percaya diri dengan

keadaan mereka yang sedang di alaminya. Dalam hal ini peran keluarga sangatlah

penting untuk memberikan dukungan atau motivasi bagi keluarga mereka yang

sedang mengalami keterbatasan fisik atau yang lebih sering digunakan penyandang

disabilitas. Penyandang disabilitas membutuhkan data sebagai acuan untuk

membuat program. Kementrian Sosial menjadi salah satu lembaga yang mengurus

kondisi penyandang disabilitas mulai dari pemberdayaan, rehabilitas dan

sebagainya. Menurut survei penduduk Antarsensus Badan Statistik (BPS) pada

tahun 2015, terdapat 21,84 juta penyandang disabilitas atau 8,56% dari total jumlah

penduduk. Riset Kesehatan Dasar 2018 , sebanyak 3,3% anak (usia 5-17 tahun)

menyandang disabilitas.(Koran Kompas, 16 Desember 2019)

Page 17: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

3

Tabel I.1

Persentase Penyandang Cacat Berdasarkan Jenis Kecacatan

Jenis Kecacatan Persentase

Mata/Netra 15,93

Rungu/Tuli 10,52

Wicara/Bisu 7,12

Bisu/Tuli 3,46

Tubuh 33,75

Mental/Grahita 13,68

Fisik dan Mental/Ganda 7,03

Jiwa 8,52

Jumlah Total 100,0

Sumber : BPS, Susenas 2019

Penyandang disabilitas tersebar di berbagai wilayah Indonesia termasuk di

Bangka Belitung Kota Pangkalpinang Negeri Serumpun Sebalai pada tahun 2014

menurut Dinas Kesejahteran dan Sosial (DINKESSOS) mencapai 5.393 orang,

sementara penyandang cacat fisik sebanyak 2.534 orang, sedangkan penyandang cacat

mental sebanyak 1.184 orang. Angka cacat fisik yang dikeluarkan oleh DINKESSOS

tersebut sekaligus menegaskan jika cacat fisik di Bangka Belitung merupakan tertinggi

apabila dibandingkan dengan cacat lainnya. Jumlah penyandang cacat fisik dan mental

yaitu 538 orang, tunanetra 474 orang, tuna rungu wicara 538 orang.

(https://www.radarbangka.co.id/berita/detail/pangkalpinang/26484/cacat-fisik-di-

babel-tertinggi-2534-orang.html)

Penyandang disabilitas merupakan keadaan seseorang yang

ketidakmampuannya berupa fisik dan mental tersebut. Istilah disabilitas tersebut sering

digunakan karena lebih halus dibandingkan dengan penyandang cacat. Seseorang yang

mempunyai keterbatasan fisik atau mental sering kali dipandang sebelah mata dan

Page 18: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

4

dianggap lemah serta menghambat pekerjaan. Tetapi, mereka yang memiliki

keterbatasan fisik mempunyai hak, kewajiban dan peran yang sama, mereka yang

mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam aspek kehidupan dan penghidupan (

Kartini Kartono 2003 ).

Undang – Undang Nomer 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas

disebutkan bahwa penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami

keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan atau sensorik dalam jangka waktu lama

yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan

dalam berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya

berdasarkan kesamaan hak, undang – undang tersebut telah disahkan oleh Presiden

Joko Widodo pada tanggal 15 April 2016. Dari data Word Health Organization

(WHO), jumlah penyandang disabilitas di negara – negara berkembang mencapai 10%,

dan setiap tahun semakin meningkat. Dalam hal ini landasan hukum untuk penyandang

disabilitas diatur dalam pasal 20, pasal 21, pasal 28 ayat 1,2,4 dan 5, serta pasal 28 J

dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Negara

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar tahun

1945 yaitu menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Hak

asasi manusia sebagai hak dasar yang secara kodrat melekat pada diri manusia yang

bersifat universal, perlu untuk dilindungi, dihormati dan dipertahankan sehingga

perlindungan dan hak asasi manusia terhadap kelompok rentan, khusunya penyandang

disabilitas.

Penyandang disabilitas tidak terjadi pada waktu dilahirkan tetapi ada beberapa

faktor atau peristiwa tertentu yang menyebabkan terjadinya disabilitas tersebut.

Page 19: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

5

Penyandang disabilitas itu sendiri memilki jiwa yang sama dengan kebanyakan orang

normal hanya saja fisik dan mental yang membedakan mereka. Penyandang disabilitas

juga dibagi menjadi dua yaitu, penyandang disabilitas fisik dan penyandang disabilitas

mental. Kementrian Sosial RI, c.q Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitas Sosial

terus berupaya agar penyandang disabilitas dapat di terima di Instansi pemerintahan

maupun swasta untuk berkerja dengan baik tanpa memandang faktor fisik mereka.

Seperti yang diketahui banyak dari penyandang disabilitas tidak dapat bekerja

dikarenakan fisik mereka yang tidak memenuhi syarat dalam bekerja. Selama ini

penyandang disabilitas dianggap lemah, tidak memiliki potensi yang bisa dihasilkan,

menghambat pekerjaan orang – orang normal, serta banyak lagi yang mereka terima

dari masyarakat yang memandang sebelah mata. Mungkin saja mereka yang memiliki

keterbatasan fisik mereka mampu mengembalikan semangat mereka dan mendukung

diri mereka sendiri untuk dapat bekerja serta membuktikan kepada masyarakat atau

dunia bahwa mereka mampu, mereka bisa dengan semangat yang tinggi. Banyak dari

mereka penyandang disabilitas telah membuktikan bahwa mereka mampu dan diakui

oleh seluruh dunia.

Bahkan dalam Undang - Undang Nomer 4 Tahun 1997 menyatakan bahwa

perusahan negara dan swasta mewajibkan untuk menjamin kesempatan bekerja kepada

penyandang disabilitas atau cacat. Dalam pasal 14 menegaskan bahwa perusahaan

negara maupun swasta yang memperkerjakaan 100 orang wajib memperkerjakaan satu

orang penyandang disabilitas atau cacat. Bahkan pasal 28 memberikan dan mengatur

sanksi pidana berupa kurungan maksimal enam bulan atau denda paling besar Rp.200

Page 20: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

6

Juta bagi pelanggar tersebut. Penyandang disabilitas tentu bukan hanya fisik tetapi bisa

saja mental.

Penyandang disabilitas mental ialah seseorang yang mendapat kegangguan

kejiwaan atau yang lebih sering di dengar oleh masyarakat adalah orang gila.

Penyandang disabilitas mental ini tidak hanya menyerang orang dewasa saja tetapi bisa

juga menyerang anak kecil, terjadinya penyandang disabilitas mental ini di akibatkan

beberapa faktor seperti kecanduan game online, sakit demam berdarah, tekanan dari

orang tua, impian yang belum tercapai serta mengkhayal terlalu tinggi bisa

mengakibatkan gangguan mental. Masyarakat banyak menilai bahwa orang yang

memiliki penyandang disabilitas mental atau orang gila tersebut sangatlah berbahaya

apalagi di lingkungan masyarakat sekitar yang tinggal di daerah tersebut.

Undang – Undang Nomor 8 tahun 2016 pasal 3 tentang penyandang disabilitas,

pemerintah memastikan pelaksanan upaya pengormatan, pemajuan, perlindungan dan

pemenuhan hak penyandang disabilitas untuk mengembangkan diri serta

menyadahgunakan seluruh kemampuan sesuai bakat dan minat yang dimilikinya untuk

dinikmati, berperan serta berkontribusi secara optimal, aman, leluasa, dan bermartabat

dalam segala aspek kehidupan bangsa, bernegara dan bermasyarakat. Dalam Undang –

Undang tersebut penyelenggara Kesejahteran Sosial terus diupayakan oleh pemerintah,

melalui Kementrian Sosial terus meningkatkan partisipasi masyarakat, salah satunya

potensi dan sumber Kesejahteraan Sosial atau yang biasa disebut dengan PSKS

merupakan sumber yang ada pada manusia, alam dan institusi sosial yang bergerak di

bidang Kesejahteraan Sosial. Diantara 14 PSKS tersebut yang salah satunya ialah

dengan adanya Pekerja Sosial Masyarakat (PSM). Menurut Permensos RI No. 01 tahun

Page 21: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

7

2012 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) adalah seseorang sebagai warga masyarakat

yang mempunyai jiwa pengabdian sosial, kemauan, dan kemampuan dalam

penyelenggaraan kesejahteran sosial, serta telah mengikuti bimbingan atau pelatihan

dibidang kesejahteran sosial. Tujuan tersebut diadakannya bahwa Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) untuk mewujudkan warga masyarakat yang memiliki keberfungsian

sosial mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri dan tertangani masalah sosial

tersebut. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) berkedudukan di desa atau kelurahan.

Upaya pemecahan masalah sosial dalam menangani penyandang disabilitas melibatkan

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) setiap tahunnya terus diupayakan.

Penyandang disabiliatas mental di bagi menjadi 2 yaitu penyandang disabilitas

intelektual dan ODGJ. ODGJ atau Orang Dengan Gangguan Jiwa yang dalam jangka

waktu lama mengalami hambatan dalam interaksi dan partisipasi di masyarakat

berdasarkan kesejahteraan dengan lainnya. ODGJ tersebut adalah orang yang

mempunyai masalah fisik berupa fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan

perkembangan, atau kualiatas hidup sehingga resiko mengalami gangguan kejiwaan.

Masalah gangguan kejiwaan ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu :

faktor biologis, dan faktor psikologis. Undang - Undang Kesehatan Jiwa nomer 18

tahun 2014 menyatakan bahwa permasalahan yang berkaitan dengan gangguan dalam

pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala

atau perubahan perilaku. Permasalahan gangguan kejiwaan tersebut dapat dialami oleh

siapa saja, dan dapat menimbulkan beban bagi penyandangnya maupun keluarganya,

apabila tidak mendapat penanganan secara tepat (Kartini Kartono 2003 ).

Page 22: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

8

Tidak hanya penyandang disabilitas yang mengalami diskriminasi tetapi perempuan

dan anak juga sering mengalami diskriminasi. Pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak sangatlah dibutuhkan bagi perempuan dan anak- anak yang kerap

mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Maka dalam hal ini pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak harus tetap di prioritaskan sehingga tidak ada lagi

yang mengalami kekerasan rumah tangga maupun pelecehan seksual. Pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak adalah dimana perempuan dan anak mendapat hak

perlindungan dari pemerintah. Pancasila Undang – Undang Dasar 1945, GBHN atau

RPJM sebagai landasan hukum yang menetapkan perempuan dan anak sebagai

makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan keluhuran harkat dan martabatnya, dan

setiap warga negara memiliki kedudukan, hak, kewajiban, tanggungjawab,peranan dan

kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk berperan dalam berbagai kehidupan dan

segenap kegiatan pembangunan.

Perempuan dan anak sering kali dianggap sebagai makhluk yang lemah,

menyusahkan dan sebagainya, tetapi dengan dianggapnya sebagai makhluk yang lemah

perempuan dan anak bangkit dan menunjukkan kemampuan mereka terhadap orang –

orang yang meremehkan mereka. Peran pemerintah sangat penting dan pemerintah

harus lebih perhatian terhadap kondisi warga negaranya terkhususnya kaum

penyandang disabilitas, perempuan dan anak. Maka, dengan hal ini untuk mewujudkan

keberhasilan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak pemerintah telah

mengembangkan kebijakan – kebijakan dan strategi melalui tahapan pembangunan

lima tahunan (PELITA) yang telah dilakukan sejak tahun 1978 hingga saat ini yang

disebutkan dengan era reformasi. Pemberdayaan dan perlindungan anak seharusnya

Page 23: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

9

dihormati dan dilindungi sebagai warga negara yang berlandasan hukum, setiap

tanggal 22 Desember selalu di peringati sebagai Hari IBU Nasional Sebagai bentuk

mengormati dan menghargai serta dilindungi, apalagi perempuan dan anak tersebut

mengalami penyandang disabilitas fisik maupun mental.

Dari beberapa jurnal, skripsi maupun tesis yang menyangkut judul dengan peran

dinas sosial sudah di teliti oleh beberapa mahasiswa yaitu (Skripi Oca Pawalin 2017)

yang berjudul Peran Dinas Sosial Pemberdayaan Penyandang Disabilitas, dari skripsi

oca tersebut lebih memfokuskan pemberdayaan penyandang disabilitas agar

pendanyang disabilitas lebih bisa memandirikan penyandang disabilitas. (Jurnal Arini

Sosiawati 2015) mengambil judul Peran Dinas Sosial Provinsi DIY dalam pemenuhan

hak anak penyandang disabilitas, peneliti arini lebih fokus pada pemenuhan hak anak

bagi penyandang disabilitas. (Tesis Maulinia 2012) mengambil judul pemberdayaan

perempuan penyandang disabilitas pada himpunan wanita penyandang cacat Indonesia,

peneliti maulinia lebih fokus pada pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas

agar perempuan – perempuan di Indonesia khususnya penyandang disabilitas bisa

mengembangkan kemampuan dibidang yang disukainya. Dari beberapa penelitian

jurnal, skripsi maupun tesis belum ada yang membahas tentang peran dinas sosial

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam memberikan pelayanan bagi

penyandang disabilitas mental (ODGJ) tersebut. Maka dalam hal ini peneliti sangat

tertarik mengambil judul tersebut dan memfokuskan peran pekerja sosial masyarakat

agar peneliti bisa mengetahui apa saja peran pekerja sosial masyarakat terkhususnya di

bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak bagi penyandang disabilitas

terutama ODGJ.

Page 24: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneiliti menyampaikan rumusan masalah

yaitu Bagaimana Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak dalam Memberikan Pelayanan bagi Penyandang Disabilitas

Mental (ODGJ) di Kota Pangkalpinang ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Suatu penelitian pada umumnya bertujuan umtuk memenuhi dan mengembangkan,

menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan, menentukan bearti berusaha untuk

mendapatkakn sesuatu guna mengisi kekosongan dan kekurangan, mengembangkan

bearti memperluas dan menggali lebih dalam apa yang ada, sedangkan menguji

kebenaran jika masih di ragukan kebenarannya (Sutrisno Hadi, 1989 : 34).Berdasarkan

rumusan masalah di atas tujuan dari penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui peran pekerja sosial masyarakarat pemberdayaan perempuan

dan perlindungan anak dalam memberikan pelayanan bagi penyandang disabilitas

mental di Kota Pangkalpinang.

2. Untuk mengetahui faktor – faktor pendukung dan penghambat pekerja sosial

masyarakat pemberdayaan perempuan dan perlindungan dalam memberikan

pelayanan bagi penyandang disabilitas mental di Kota Pangkalpinang.

Adapaun manfaat bagi peneliti ini diharapkan memberikan manfaat dan kegunaan

baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

Merupakan mampu memberikan pengalaman yang berharga serta dapat

menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti tentang peran pekerja sosial

Page 25: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

11

masyarakat pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam memberikan

pelayanan bagi penyandang disabilitas mental di kota pangkalpinang.

2. Manfaat praktis

Sebagai ilmu pengetahuan baik bagi peneliti sendiri, masyarakat, dan

lembaga-lembaga pemerintahan yang bergerak pada bidang sosial.

D. Kerangka Teori

Teori berasal dari kata theoria dalam bahasa latin yang bearti ‘’ perenungan’’, dan

berasal dari kata thea dalam bahasa yunani yang artinya realitas. Beberapa para ahli

mengunakan kata ‘’ teori ‘’ sebagai bangunan berpikir yang tersusun sistematis, logis

(rasional), empiris, dan simbolis ( Otje Salman dan Anton F.S, 2005 : 19). Menurut Paul

Edward (1965 : 1037),mengatakan bahwa teori adalah postulat atau asumsi dasar untuk

membuktikan penelitian ilmiah yang dijadikan prinsip dasar dan general, yang tingkat

kebenarannya dijadikan rujukan dan diikuti oleh kalangan ilmuan.

Di dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak tidak akan lepas yang

namanya peran baik dalam peran keluarga, peran dinas sosial, peran masyarakat, dan

peran pemerintah. Tidak ada manusia yang tidak lepas dari peran. Dalam hal ini peran

memiliki fungsi sendiri. Suatu teori akan berguna sekali jika mempermudah

memecahkan masalah dengan ruang lingkup yang sedemkian luasnya. Teori tertentu

sebenarnya merupakan hasil kegiatan ilmiah untuk menyatukan fakta tertentu

sedemikian rupa, sehingga lebih mudah untuk mempelajari keseluruhannya ( J.H. Turner

1974 : 2 ). Menurut C. Wright Mills (1959) jika tidak dikaitkan dengan penelitian ini,

tanpa teori, teori akan abstrak dan kosong. Demikian juga dengan penelitian ini, tanpa

teori penelitian ini tidak ada harganya, penelitian hanya kumpulan fakta tanpa makna.

Page 26: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

12

Menurut James M. Hensiln (2006 : 20) unsur yang paling penting dalam penelitian

adalah dengan adanya suatu teori karena dengan adanya suatu teori, peneliti akan

mencoba menerangkan fenomena yang menjadi suatu pusat perhatian. Dengan hal ini

dapat peneliti menerangkan kerangka teori sebagai berikut :

1. Peran

Peran merupakan seperangkat patokan yang membatasi perilaku yang dimana

mesti dilakukan oleh seseorang yang menduduki suatu posisi. Menurut Keliat dalam

Muhith, (2015 : 90) ‘’ peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang

diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat’’. (Endarlina, 2018

: 13) selain itu peran dapat diartikan sebagai perangkat tingkah yang diharapkan

dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Kedudukan diharapkan

sebagai posisi tertentu di dalam masyarakat yang mungkin tinggi, sedang – sedang

saja atau rendah. ( Gerungan, 1998:135 ) peran merupakan perspektif atau

pandangan ilmu psikologi sosial didefinisikan dengan suatu perilaku atau tindakan

yang diharapkan oleh orang lain dari seseorang yang memiliki suatu status di dalam

kelompok tertentu. Peran adalah suatu komplek pengarapan manusia terhadap

caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang berdasarkan

status dan fungsinya sosialnya, serta peran yang memiliki suatu set perilaku yang

kurang lebih memiliki sifat homogeny dan dapat diartikan sebuah harapan secara

normative dari seseorang okupan dalam siatusu sosial tertentu ( Nye 1976, dalam

Andarmoyo 2012, dan Abu Ahmadi 1982 ). Menurut ( Kurniawan 2008)

berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan

peran. Hal ini diketahui dapat dari ‘’ Kelas Sosial’’,’’ Bentuk Keluarga’’, dan

Page 27: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

13

‘’Latar Belakang Keluarga ‘’, dan ‘’ Pengetahuan’’. Adapun beberapa dari faktor

– faktor yang mempengaruhi peran yaitu :

1. Kelas Sosial

Fungsi dari peran dalam kelas sosial adalah peran suami tertentu yang

dipengaruhi oleh adanya tuntunan kepentingan dan kebutuhan yang terdapat

dalam keluarga.

2. Bentuk Keluarga

Keluarga dengan orang tua tunggal diartikan sebagai sesuatu yang jelas berbeda

dengan orang tua yang masih lengkap sehingga demikian antara keluarga inti

dengan keluarga besar yang beragam untuk dapat mengambil keputusan dan

kepentingan akan rawan terhadap suatu konflik.

3. Latar Belakang Keluarga

Dalam latar belakang keluarga sebagai faktor yang mempengaruhi peran

dijelaskan dengan macam – macam pemabagian yaitu :

3.1.Kesadaran dan kebiasaan keluarga, yang dimaksud dengan hal ini diartikan

sebagai kesadaran titik temu atau equilibrium dari macam – macam

pertumbuhan dan perbandingan yang menghasilkan keyakinan. Seperti

halnya kebiasaan yang dapat meningkatkan kesehatan, contohnya ialah

tidak merokok, pengontrolan berat badan, tidur yang tertaur, tidak minum-

minuman keras, sarapan setiap hari serta tidak makan yang sembarangan.

3.2. Sumber daya keluarga, sebagai faktor yang mempengaruhi peran, sumber

daya keluarga merupakan penerimaan seseorang sebagai suatu imbalan atas

Page 28: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

14

seluruh yang telah dilakukan dengan tenaga atau pikiran seseorang

terhadap orang lain atau organisasi tertentu.

3.3.Siklus keluarga, siklus keluarga ini merupakan suatu bagian dari faktor

latar belakang keluarga sebagai sesuatu yang mempenagruhi peran

diartikan sebab adanya perbedaan kebutuhan dan kepentingan. Contohnya

ialah ibu, ibu berperan sebagai asuh, asah dan asih. Sedangkan ayah

berperan sebagai pencari nafkah dan anak bertugas belajar dan juga

menuntut ilmu.

3.4.Pengetahuan, sebagai faktor yang mempengaruhi peran, menurut

(Notoatmojo 2007) bahwa pengetahuan atau kognitif sebagai suatu hal

yang mempengaruhi disebabkan domain yang sangat penting dalam

terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Peran adalah sebuah sudut pandang dalam sosiologi dan psikologi yang

menganggap sebagaian besar aktivitas harian diperankan oleh kategori – kategori

yang ditetapkan secara sosial. setiap peran sosial adalah serangkaian hak,

kewajiban, harapan, norma, dan perilaku seseorang yang harus dihadapi dan

dipenuhi. Dalam hal ini peran keluarga sangat penting bagi pemulihan peyandang

disabilitas mental tersebut. Upaya dalam pemulihan penyandang disabilitas mental

(PDM/ Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), yang tidak kalah pentingnya dari

pengobatan di Rumah Sakit Jiwa adalah peran keluarga PDM. Keluarga lah yang

menjadi faktor utama untuk proses rehabilitas sosial PDM, karena setelah menjalani

perawatan medis di Rumah Sakit Jiwa, PDM akan segera kembali ke rumah, dalam

Page 29: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

15

artian orang dengan gangguan jiwa tersebut dapat bisa disembuhkan dan dianggap

sebagai orang normal lainnya.

Peran menyebabkan seseorang pada batas – batas tertentu untuk meramalkan

perbuatan – perbuatan orang lain. Peran lebih banyak menunjukkan fungsi,

penyesuain diri sebagai suatu proses, jika seseorang menduduki suatu posisi dalam

masyarakat serta menjalani suatu peran dalam suatu tempat individu maupun

organisasi yang berjalan. Peran meliputi norma – norma yang dihubungkan dengan

posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Adapaun menurut Rivai (2003 :

148),’’ peran adalah orientasi dari bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalam

posisi sosialnya’’. Peran merupakan suatu perilaku yang dapat berwujud sebagai per

orang sampai kelompok, baik kecil maupun besar yang semuanya dijalankan

dengan sesuai perannya masing – masing. .

Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi

dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat yaitu (sosial-

position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada

organisasi masyarakat. Peran mungkin mencakup tiga hal yaitu sebagai berikut :

1) Peran meliputi norma – norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan rangkain

peraturan – peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

kemasyarakatan.

2) Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh individu dalam

masyarakat sebagai organisasi.

Page 30: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

16

3) Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi stuktur

sosial masyarakat.

Dalam kehidupan ini kata – kata peran semakin sering digunakan baik dalam

kemasyarakatan, pengorganisasian maupun keluarga. Beberapa pendapat ahli yang

menyimpulkan tentang peran yaitu , Poerwadarminta.1995. Kamus Umum Bahasa

Indonesia. Jakarta PT Balai Pustaka ‘’Peran merupakan tindakan yang dilakukan

seseorang atau sekelompok orang dalam peristiwa’’. Maksud dari tindakan yang

dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa tersebut

merupakan perangkat tingkah laku yang diharapkan, dimiliki oleh orang atau

seseorang yang berkedudukan di masyarakat.

Bryan dan White dalam Amira (2019:9) menyatakan bahwa peran didefinisikan

sebagai suatu ‘’deskripsi pekerjaan’’ untuk seseorang atau individu yang

mengandung harapan – harapan tertentu yang tidak memperdulikan siapa yang

menduduki suatu posisi tersebut. Definisi tersebut menjelaskan bahwa peran yang

merupakan suatu deskripsi pekerjaan atau tugas seseorang yang didalamnya

mengandung harapan – harapan terhadap orang – orang yang menduduki posisi

tersebut. Pengharpan merupakan suatu norma yang dapat mengakibatkan terjadinya

peran. Konsep peran selalu berkaitan dengan stuktur organisasi (lembaga atau

institusi formal) karena dari peran tersebut dapat diketahui stuktur organisasi yang

ada disuatu lembaga atau instusi yang berisi tentang uraian status atau kedudukan

seseorang atas suatu peran yang dilakukan dan bersifat kolektif.

Page 31: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

17

2. Pekerja Sosial Masyarakat

a. Pekerja Sosial Masyarakat

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Menurut Permensos RI No. 01 Tahun 2012

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) adalah seseorang warga masyarakat yang

mempunyai jiwa pengabdian sosial, kemauan dan kemampuan dalm

penyelanggaraan kesejahteran sosial, serta telah mengikuti bimbingan atau

pelatihan dibidang kesejahteran sosial.

b. Tujuan Pekerja Sosial Masyarakat

1) Untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang berkesajahteraan sosial.

2) Terwujudnya warga masyarakat yang memiliki keberfungsian sosial yang

mampu memenuhi kebutuhan secara mandiri.

3) Tertangani masalah sosial.

c. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

1) Kedudukan PSM meliputi

Pekerja Sosial Masyarkat berkedudukan di desa atau keluruhan, dan;

Pekerja Sosial Masyarakat mempunyai wilayah kerja didesa atau kelurahan,

kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional.

2) Tugas PSM

Menginisiasi penanganan masalah sosial; mendorong, menggerakkan, dan

mengembangkan kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial; sebagai

pendamping sosial bagi warga masyarakat penerima manfaat dalam

penyelenggaran kesejahteraan sosial; sebagai mitra pemerintah/ institusi

Page 32: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

18

dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, dan; memantau program

penyelenggaran kesejahteraan sosial.

3) Fungsi PSM di dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial meliputi;

perencana dan insiator program dalam penyelenggaraan kesejahteran sosial;

pelaksana dan pengorganisasi program dalam penyelanggaraan

kesejahteran sosial; pengembang kemitraan dan peningkatan kerjasama

dalam penyelenggaraan kesejahteran sosial dan; pengendali program dalm

penyelenggaran kesejahteran sosial.

d. Kriteria

Kriteria PSM ini meliputi: peduli kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS); aktif melaksanakan penyelenggaran kesejahteraan sosial, baik

sendiri maupun bersama – sama, dan; mendapat pengakuan dari masyarkat dan

organisasi yang menjadi wadah PSM.

e. Persyaratan

Warga Negara Republik Indonesia, baik laki – laki maupun perempuan, setia

dan taat kepada Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik

Indonesia 1945, telah berumur 18 tahun keatas, sehat jasmani dan rohani, atas

kemauan dan inisatif sendiri tanpa paksaan dari pihak manapun, memiliki jiwa

dan kepedulian terhadap permasalahan sosial di lingkungannya, telah

mengikuti pelatihan dasar PSM dan bimbingan atau pelatihan di bidang

kesejahteraan sosial lainnya, dan mengabdi untuk kepentingan kemanusiaan

dan sosial.

Page 33: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

19

f. Karakteristik

Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; setia pada Pancasila dan Undang –

Undang Dasar 1945 serta NKRI; menjujung tinggi harkat dan martabat

manusia; rela berkorban, pantang menyerah, berani dan jujur dalam

mewujudkan pengabdiannya di bidang kemanusiaan dan pembangunan

kesejahteran sosial; mengutamakan tugas dan pengabdian kemanusiaan dari

pada kepentingan pribadi atau golongan; kratif dan tanggap/ peka terhadap

lingkungan.

g. Klasifikasi PSM

1) Berdasarkan lamanya waktu menjadi anggota PSM, dan credit point atau

rack record yang telah dicapai oleh setiap anggota PSM, mengklasifikasi

PSM terbagi menjadi 3(tiga) tingkatan yaitu, Pratama, Madya, dan Utama;

PSM Pratama adalah PSM yang ditunjuk, ditetapkan dan disahkan oleh

instansi sosial Kabupaten/Kota sebagai PSM Pratama, dengan kriteria

sebagai berikut; pernah mengikuti latihan / bimbingan sosail tingkat dasar;

Pengabdian dibidang penyelenggaran kesejahteran sosial kurang dari 2

(dua) tahun; jaringan kerjanya masih sangat terbatas di tingkat lokal;

Terbatas dalam melaksanakan penyelenggaran kesejahteran sosial yang

dilakukan oleh pemerintah daerah atau pihak luar; Sasaran pelayanan

masih terbatas pada penyandang masalah kesejahteraan sosial tertentu.

2) PSM Madya adalah PSM yang ditunjuk, ditetapkan dan disahkan oleh

instansi sosial Provinsi sebagai PSM Madya, dengan kriteria sebagai

berikut; pernah mengikuti latihan/ bimbingan sosial lanjutan; orientasi

Page 34: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

20

pelayanan adalah filantropis; pengabdian di bidang penyelenggaran

kesejahteran sosial sudah dilakukan lebih dari 2 (dua) tahun; jaringan

kerjanya sudah lebih luas; memiliki keterampilan pemecah masalah;

memiliki kreativitas; mampu menggali sumberdaya dalam lingkup terbatas,

dan; orientasi tugasnya sebagai penyuluh, pembimbing dan pendamping.

3) PSM Utama adalah PSM yang ditunjuk, ditetapkan dan disahkan oleh

instansi sosial Provinsi ataupun Menteri Sosial Direktur Pemberdayaan

Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat (PSPKKM),

dengan kriteria sebagai berikut; pernah mengikuti pelatihan dasar, lanjutan

dan pengembangan maupun seminar, diskusi dan lain – lainnya; pelayanan

sosial yang dilakukan bersifat profesional; pengabdian di bidang

penyelenggaraan kesejahteran sosial lebih dari 5 (lima) tahun; mampu

mengakses sumber; kreatif dan mandiri; jaringan kerja sudah sangat luas,

dan; orientasi tugas sebagai penyuluh, pembimbing dan pendamping, serta

pelaksana penyelenggaraan kesejahteraan.

h. Kegiatan PSM

Melakukan pendataan tentang kebutuhan, masalah dan sumber yang dapat

dipergunakan untuk Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial; mengusulkan

rencana program Penyelenggaran Kesejahteran Sosial berdasarkan kebutuhan

masyarakat setempat; meningkatkan dan menggunakan secara efektif

kemampuan masyarakat untuk melaksanakan tugas – tugas kehidupan dan

pemecahan masalah; menghubungkan antara penyandang masalah

kesejahteraan sosial dengan sumber – sumber kesejahteran sosial; menyediakan

Page 35: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

21

informasi mengenai sumber – sumber kesejahteraan sosial yang tersedia dan

prosedur yang memperoleh manfaat dari sumber tersebut, dan; memberikan

sumbangan bagi perubahan dan perbaikan masyarakat.

Menurut Sihombing (Skripsi Antonius 2018:8 STPMD ‘’ APMD ‘’) ada

beberapa kriteria peran yang diharapkan dapat dilaksanakan yaitu :

a.) Sebagai Fasilitator

Pekerja Sosial Masyarakat seharusnya merupakan fasilitator yang ramah,

menyatu dengan masyarakat, bersahabat, mampu menemukan jalan

permasalahan, mampu membantu menemukan peluang , mampu memberikan

dukungan, meringkankan beban pekerjaan masyarakat, serta memberikan

kehidupan bagi masyarakat. Fasilitator adalah seseorang yang membantu

sekelompok orang memahami tujuan bersama dan membantu mereka membuat

rencana guna mencapai tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu dalam

berdiskusi serta dapat memecahkan masalah bersama – sama dan fasilitator

bukanlah seseorang yang bertugas hanya memberikan pelatihan, bimbingan

nasihat atau pendapat. Fasilitator juga bisa menjadi pengarah yang baik untuk

berbagai permasalahan. Adapun syarat untuk menjadi fasilitator yang baik adalah

sebagai berikut, pertama, memiliki kepedulian dan komitmen atas rencana

pelatihan, kedua, tidak memiliki konflik kepentingan, ketiga, tidak diskriminatif

terhadap peserta,keempat, memiliki kemauan untuk belajar hal – hal baru dari

proses pelatihan,kelima, memiliki kemampuan dan keahlian dalam memfasilitasi

pelatihan, serta dapat menyampaikan materi pelatihan dengan jelas, keenam,

mampu menghargai dan menghormati hak – hak peserta pelatihan, dan ketujuh,

Page 36: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

22

bukan pelaku yang menyimpang dari maksud dan tujuan pelatihan. Sedangkan

fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan serta

memperlancar pelaksanaan dengan suatu usaha tertentu. Fasilitas ialah suatu

bantuan yang berupa uang atau benda dalam mempermudah suatu pekerjaan

untuk mencapai tujuan bersama contoh memfasilitasi berupa benda untuk

sekolah adalah meja, kursi, gedung sekolah atau dll. Dalam hal ini fasilitator dan

fasilitas sangat berbeda walaupun hampir sama tujuan untuk yang dicapai

tersebut.

b.) Sebagai Pelayan Mayarakat

Dalam hal ini Pekerja Sosial Masyarakat sebagai pelayan masyarakat terbaik

bagi masyarakat serta kewajiban dan pekejaan yang dilakukan oleh Pekerja

Sosial Masyarakat. Melayani masyarakat merupakan pilar utama dalam

memberdayakan dan membantu masyarakat dalam menemukan kekuatan dirinya

untuk bisa berkembang secara optimal. Pekerja Sosial Masyarakat secara cepat

dan tanggap dalam memberikan perhatian bagi masyarakat yang mempunyai

permasalahan seperti disabilitas mental dan sebagainya, serta masyarakat harus

di posisikan sebagai fokus pelayanan utama.

c.) Sebagai Pendamping

Sudah seharusnya Pekerja Sosial Masyarakat sebagai pendamping

masyarakat untuk mengembangkan program – program yang dijalani serta

melayani dan memfasilitasi berbagai kebutuhan dan aktivitas. Pekerja dinas

sosial bisa sebagai teman, sahabat, mitra setia dalam membahas, mendiskusikan,

membantu merencakan dan menyelenggarakan kegiatan yang dibutuhkan oleh

Page 37: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

23

masyarakat perlu terus untuk di kembangkan. Sebagai pendamping, mereka yang

telah di latih untuk dapat memberikan kontribusi pada masyarakat dalam

memerankan diri sebagai pendamping. Acuan kerja yang dipegangnya adalah

Tutwuri Handayni (mengikuti dari belakang, tetapi memberikan peringatan bila

akan terjadi penyimpangan). Pada saat yang tepat mereka mampu menampilkan

Ing Madya Mangun Karsa ( bila berada diantar mereka, pekerja memberikan

semangat). Dan disaat menjadi seorang pendamping, pekerja harus dapat

dijadikan sebagai panutan masyarakat ( Inggarsa Sung Tulodo). Sebagai

pendamping tentu memiliki peran yang sangat menentukan keberhasilan program

– program yang dijalankannya, pendamping bukanlah sebagai penyembuh atau

pemecah masalah secara langsung tetapi pendamping biasanya terlibat dalam

penguatan partisipasi rakyat dalam proses perencanan, implementasi, maupun

monitoring serta evaluasi dalam program kegiatannya. Dalam hal ini

pendamping diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup luas, membangun

komunikasi dan memperkuat jaringan antar individu dengan individu atau

kelompok dengan kelompok atau kelompok dengan individu, serta mampu

memposisikan sebagaimana pendamping dalam kegitannya tersebut.

d.) Sebagai Mitra

Konsep pemberdayaan yang menempatkan masyarakat sebagai subjek, maka

masyarakat harus di anggap sebagai mitra. Hubungan dalam hal ini bersifat

horinzontal, sejajar, serta dalam satu jalur yang sama. Tidak ada sifat ingin

menang sendiri, ingin trampil sendiri, dan sebagainya. Konsep ini memberikan

dukungan dan tidak bersebrangan dengan masyarakat dan tidak terlalu banyak

Page 38: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

24

campur tangan yang akan menyusahkan. Mitra banyak diartikan sebagai mitra

bisnis, mitra kerja, mitra latihan atau sebagainya. Mitra yang dimaksudkan

adalah sebagai patner, yaitu suatu pekerjaan yang membuat orang merasa

percaya diri dan memiliki patner dalam mengahadapi permasalahan yang sedang

terjadi dalam kehidupannya.

Peran memiliki ciri – ciri yang dapat mempengaruhi dan memiliki karakteristik

sebagai bentuk penilaian terhadap suatu peran yang terjadi. Menurut (Anderson

Carter, dalam Andarmoyo 2012) menyebutkan bahwa ciri – ciri peran sebagai

berikut :

a. Terorganisasi, maksud dari hal ini adalah adanya interaksi.

b. Terdapat perbedaan dan kekhususan.

c. Selain itu adanya keterbatasan dalam menjalankan tugas dan fungsi.

e.) Sebagai penghubung dana

Sebagai penguhubung dana, Pekerja Sosial Masyarakat memberikan bantuan

baik material maupun non material kepada para penyandang disabilitas yang

membutuhkan dalam kehidupan sehari – hari melalui pemerintah dinas.

Menurut (1987 Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta : CV Rajawali) jenis –

jenis peran secara umum dibagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut :

1. Peran Aktif

Peran aktif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok karena

kedudukannya di dalam kelompok sebagai aktifitas kelompok, seperti

pengurus, pejabat, dan lainnya sebagainya.

Page 39: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

25

2. Peran Partisipatif

Peran partisipatif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok

kepada kelompoknya yang memberikan sumbangan yang sangat berguna

bagi kelompok itu sendiri.

3. Peran pasif

Peran pasif adalah sumbangan anggota kelompok yang bersifat pasif,

dimana anggota kelompok menahan diri agar memberikan kesempatan

kepada fungsi – fungsi lain dalam kelompok sehingga berjalan dengan

baik.

3. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pemberdayaan perempuan dan anak adalah bidang yang dimana perempuan

dan anak dilindungi oleh pemerintah melalui dinas sosial tersebut. Pemberdayaan

perempuan adalah merupakan usaha dan terencana untuk mencapai kesetaraan dan

keadilaan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Pemberdayaan

perempuan sebagai sumber daya insansi potensi perempuan dalam hal kuantitas

maupun kualitas tidak dibawah laki – laki. Namun, kenyataannya sangat berbeda

masih banyak status perempuan dan peran dalam nasyarakat belum sejajar dengan

laki – laki. Pemberdayaan menjadi strategi penting dalam peningkatan peran dan

peluang bagi perempuan dalam meningkatkan ekonomi serta merupakan upaya

peningkatan dan pengaktualisasian potensi diri mereka agar lebih mampu mandiri

dan mampu berkarya sesuai dengan bakat mereka. Kementrian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak yang sebelumnya (Kementrian Negara

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ) disingkat menjadi

Page 40: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

26

KEMENENG PP dan PA adalah Kementrian dalam pemerintah Indonesia yang

membidangi urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang

dipimpin oleh Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak yang dijabat oleh

Yohane Yimbise pada tanggal 27 Oktober 2014 lalu.

Kementrian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak mempunyai tugas dan

fungsi menyelenggarakan urusan dibidang pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak dalam pemerintah untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintah negara dan melaksanakan tugas sebagaimana yang

telah diatur. Adapun tugas dan fungsi Kementrian Pemberdayaan dan

Perlindungan Anak sebagai berikut:

a. Perumusan dan penetapan kebijakan dibidang pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak.

b. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan pemberdayaan perempuan

dan perlindungan anak.

c. Pengelolaan barang milik / kekayaan negara yang menjadi tanggungjawab

kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

d. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan kementrian pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak.

4. Pelayanan bagi Penyandang Disabilitas Mental

a. Pelayanan

Pelayanan adalah suatu proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas

orang lain secara langsung (Moenir, 2005 : 47). Pelayanan merupakan setiap

tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain yang pada

Page 41: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

27

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Pelayanan memiliki arti yang mencakup tentang bantuan atau pertolongan baik

itu materi maupun non materi, adapun definsi yang mengartikan bahwa

pelayanan itu baik pelayanan publik dalam manajemen dan pelayanan dalam

pemenuhan hak – hak penyandang disabilitas. Beberapa para ahli berpendapat

tentanga pelayanan yaitu:

1) Suparlan (2000 : 35)

Pelayanan adalah sebuah usaha pemberian bantuan ataupun pertolongan

pada orang lain, baik dengan berupa materi ataupun non materi agar orang

tersebut bisa mengatasi masalah itu sendiri.

2) Freed Luthans (1995 : 46)

Pelayanan adalah sebuah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas

orang lain yang menyangkut segala masalah yang ditujukan orang lain untuk

menyelesaikan masalah.

3) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Pelayanan merupakan suatu usaha untuk membantu menyiapkan atau

mengurus apa yang perlukan orang lain.

Pelayanan dapat diartikan sebagai sebuah produk dan layanan dapat

didorong dari kualitas pelayanan (Aryani,2010:11). Pemenuhan kebutuhan

serta harapan pelanggan akan menghasilkan pelayanan yang berkualitas

yang akan mengarah kepada loyalnya pelanggan terhadap produk yang

digunakan. Menurut (Tjiptono,2001:27) ada lima kualitas dalam pelayanan

di antara lainnya :

Page 42: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

28

1) Jaminan

Jaminan ini merupakan yang berkaitan dengan kecakapan pekerja dalam

pemberian jaminan pelayanan yang baik.

2) Empati

Empati merupakan komunikasi serta pemahaman terhadap masalah

masyarakat.

3) Keandalan

Merupakan kemampuan penyedia jasa layanan memberikan layanan

segera secara akurat.

4) Bukti fisik

Merupakan yang berkaitan dengan fisik fasilitas layanan, pelengkapan,

penampilan kerja serta sumber daya manusia

5) Daya tanggap

Merupakan kemampuan pekerja dalam merespon secara segera

kebutuhan masyarakat.

b. Penyandang Disabilitas

Dalam upaya mencari istilah sebagai pengganti terminologi ‘’

penyandang cacat ‘’ maka diadakan Semiloka di Cibinong Bogor pada tahun

2009 lalu. Forum tersebut di ikuti oleh pakar lingustik, komunikasi, filsafat,

sosiologi, unsur pemerintah, komunitas penyandang cacat dan Komnas HAM.

Dari forum tersebut muncul lah istilah baru, yaitu ‘’ Orang Dengan

Disabilitas’’. Sebagai terjemahan dari ‘’Persons with Disability’’, berdasarkan

saran dari pusat bahasa yang menetapkan bahwa kriteria peristilahan yang baik

Page 43: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

29

adalah frase yang terdiri dari dua kata, maka istilah ‘’ Orang Dengan

Disabilitas’’ di padatkan menjadi Penyandang Disabilitas dan telah di sepakati

untuk digunakan sebagai pengganti istilah ‘’ penyandang cacat’’.

Disabilitas (disability) atau cacat adalah orang yang memiliki

keterbatasan fisik, mental, intelektual atau sensorik dalam jangka waktu lama

dimana ketika berhadapan dengan berbagai hambatan hal ini dapat menghalangi

partisipasi penuh dan efektif mereka dalam masyarakat berdasarkan kesetaraan

dengan lainnya. Istilah ‘’ penyandang disabilitas’’ mempunyai arti yang lebih

luas dan mengandung nilai – nilai inklusif yang sesuai dengan jiwa dan

semangat reformasi hukum di Indonesia, dan sejalan dengan substansi

Convention on the Rights of Persons with Disability ( CPRD) yang telah di

sepakati untuk diratifikasi oleh pemerintah Indonesia dan sudah disahkan

sebagai Undang – Undang Negara Indonesia pada tahun 2011 lalu. Istilah

disabilitas tersebut berasal dari bahasa inggris yaitu Different Ability yang

artinya manusia memiliki kemampuan yang berbeda. Penyandang disabilitas

yang dianggap sebagai memperlambat pekerjaan orang lain dan tidak memilki

kemampuan sepadan dengan orang normal lainnya.

Dalam Undang – undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang

Disabilitas Mental adalah terganggunya fungsi piker, emosi dan perilaku,

antara lain:

1) Psikososial di antaranya skizofrenia, bipolar, depresi, anxietas dan

gangguan kepribadian; dan

Page 44: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

30

2) Disabilitas perkembangan yang berpengaruh pada kemampuan interaksi

sosial diantaranya autis dan hiperaktif.

Sering kali orang – orang yang memiliki kemampuan terbatas atau yang

memilki kemampuan terbatas ialah orang – orang yang kreatif dan memiliki

keitimewaan dalam diri mereka yang tersembunyi, walaupun terkadang orang

normal sering meremehkan kemampuan yang dimilikinya. Penyandang

disabilitas adalah seseorang yang termasuk ke dalam penyandang cacat fisik,

penyandang cacat mental ( Undang – Undang Nomer 4 Tahun 1997). Hal ini

merupakan ketidakseimbangan antara interaksi yang dimana kondisi biologis

dan lingkungan sosial ( Konvensi Hak Penyandang Disabilitas / CPRD). Pada

setiap tanggal 3 Desember selalu di peringati sebagai hari disabilitas

internasional, momentum bagi masyarakat internasional untuk memperhatikan

dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh para penyandang disabilitas.

Hal ini memberikan dukungan kepada penyandang disabilitas untuk

meningkatkan harkat dan martabat, hak dan kesejahteraan disabilitas

(Kementrian Sosial Republik Indonesia).

Penyandang disabilitas adalah orang yang memiliki kondisi yang belum

dapat diakmodir oleh lingkungan sekitarnya. Ketika kondisinya sudah dapat

diakomodir oleh lingkungan maka orang tersebut tidak dapat disebut

penyandang disabilitas. Menurut Undang – Undang Nomer 19 Tahun 2011

tentang pengesahan CPRD, yaitu mengakui bahwa disabilitas merupakan suatu

konsep yang terus berkembang dan disabilitas meruapakan hasil dari interaksi

antara orang – orang dengan keterbatasan kemampuan dan sikap serta

Page 45: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

31

kesetaraan dengan lainnya. Namun Undang – Undang Nomer 18 Tahun 2016

tentang penyandang disabilitas bahwa penyandang disabilitas adalah setiap

orang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dan atau sensorik dalam

jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat

mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan

efektif dengan warga negara lainnya kesamaan hak. Penyandang disabilitas

sebetulnya ialah orang normal biasa, namun karena ada peristiwa tertentu

seperti kecelakaan atau bencana alam yang mengakibatkan seseorang tersebut

mengalami keterbatasan fisik yang membuat mereka terhambat dan berbeda

dengan yang lainnya. Tetapi, dengan adanya Undang – Undang dan pasal yang

mengatur tentang penyandang disabilitas, pemenuhan hak – hak kebutuhan, hak

– hak pekerjaan, hak – hak keadilan, hak – hak pendidikan,dll. Penyandang

disabilitas mempunyai beberapa macam yang meliputi, penyandang disabilitas

fisik, penyandang disabilitas intelektual, penyandang disabilitas mental atau

penyandang disabilitas sensorik.

Di dalam penyandang disabilitas terdapat tiga jenis, yaitu pertama,

kelompok kelainan fisik, terdiri dari tunanetra, tunadaksa, tunarunggu, dan

tunarungu wicara. Kedua, kelompok kelainan secara non- fisik terdiri dari

tunagrahita, autis, dan hiperaktif. Ketiga, kelompok kelainan ganda terdiri dari

mereka yang mengalami lebih dari satu jenis kelainan.

c. Penyandang Disabilitas Mental atau ODGJ

Penyandang disabilitas mental atau (ODGJ) atau Orang Dengan

Gangguan Jiwaan yang dalam jangka waktu lama mengalami hambatan dalam

Page 46: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

32

interaksi dan partisipasi berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya. Orang

dengan masalah kejiwaan yang selanjutnya disingkat dengan ODGJ adalah

orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan

perkembangan atau kualitas hidup sehingga memiliki resiko mengalami

gangguan jiwa. Orang dengan masalah kejiwaan adalah orang yang mengalami

gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasan yang termanifestasi dalam

bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat

menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalani fungsi organ

manusia. Undang – Undang Nomer 18 Tahun 2014 tentang permasalahan

gangguan jiwa merupakan permasalahan yang berkaitan dengan pikiran,

perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala

atau perubahan perilaku. Permasalahan gangguan jiwa dapat dialami oleh siapa

saja, dan dapat menimbulkan beban tidak bagi penyandangnya tetapi juga

keluarga yang apabila tidak mendapat penanganan secara tepat. Masalah

gangguan jiwa juga dapat di sebabkan oleh berbagai faktor diantaranya :

1) Faktor biologis seperti penyakit fisik kronis, penyakit yang memperngaruhi

otak dan penyalahgunaan Napza.

2) Faktor psikologis seperti pola adaptasi, pola penyelesaian masalah, pola

mekanisme pertahanan diri dan pola kepribadian.

3) Faktor sosial seperti pola relasi, sistem dukungan, situasi khusus / krisis,

tantangan / tugas – tugas dan stressor atau pemicu.

Untuk mengenal seseorang terkena penyandang disabilitas mental, mereka

memiliki beberapa karakteristik dan memicu seseorang bisa terkena

Page 47: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

33

peyandang disabilitas mental. beberapa karakteristik peyandang disabilitas

mental adalah :

1) Gangguan Skizofrenia, yaitu gangguan jiwa yang paling sering

mengalami pemasungan dan lebih dari 90% PDM yang mengalami

gangguan jiwa ini. Gangguan ini mudah sekali di kenali dan berisiko

untuk melakukan tindakan kekerasan akibat dari gejala ini. Gejala

tersebut memiliki sifat yang dapat kambuh, menahin dan apabila kambuh

semakin sering terjadi maka penyakit ini akan mengalami penurunan

fungsi yang semakin berat. Gangguan yang dialami ini meliputi dengan

persaan, perilaku, persepsi, pikiran, motivasi, dan neurokognitif.

2) Gangguan jiwa dengan perilaku gaduh gelisah dan kekerasan, yaitu

bukanlah monopoli dari gangguan skizofrenia. Gangguang semacam ini

dapat diartikan sebagai kumpulan gejala agistasi yang ditandai dengan

perilaku yang tidak biasa, meningkat, dan tanpa tujuan. Gejala ini tidak

harus berkaitan namun dapat mejadi gejala awal dari perilaku yang

agresif yaitu agresivitas verbal maupun gerak / motoric namun tidak

ditujukan untuk mencederai seseorang. Perilaku kekerasan yaitu perilaku

yang ditujukan untuk mencederai baik dirinya maupun orang lain.

Perilaku seperti ini meliputi : gangguan demensia, gangguan

penyalahgunaan Zat (NAPZA), gangguan afektif bipolar, retardasi mental,

gangguan perilaku pada anak dan remaja.

Page 48: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

34

3) Klasifikasi gangguan jiwa ini dapat di klasifikasi pada tiga fase

berdasarkan buku konsesus, penatalaksanaan gangguan skizofrenia

(PDSKJI 2011), berikut tiga fase tersebut :

a) Fase Akut.

b) Fase Stabilisasi.

c) Fase pemeliharaan.

Hal – hal yang dapat menyebabkan kekambuhan pada PDM/ODGJ adalah

Pertama, PDM tidak patuh dalam mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter.

Kedua, tidak rutin konsultasi. Ketiga, keluarga tidak memberikan perhatian

kepada PDM, misalnya mengajaknya bercerita, ikut menemani ketika kontrol ke

dokter, mengingatkan minum obat. Keempat, stigma negative dari masyarakat,

seperti menghindar bertemu, tidak mau mengajak berbicara, mengatakan hal

buruk tentang kesehatan jiwa. Gejala – gejala yang mengakibatkan kekambuhan

pada PDM adalah penyandang disabilitas mental menolak untuk mengonsumsi

obat – obatan yang sudah diresepkan dari dokter, mulai enggan mandi, makan

dan buang air sembarangan, sulit tidur, mengurung diri, menyendiri, merasa

curiga ada yang mengikuti atau merasa terancam sesuatu yang tidak jelas,

berbicara/tertawa sendiri dan mencelakai diri sendiri serta orang lain.

E. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif

kualitatif, yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

Page 49: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

35

menggambarkan atau melukiskan suatu keadaan subyek maupun obyek penelitian

pada saat sekarang berdasarkan fakta – fakta yang tampak sebagaimana adanya

(Hadari Nawawi 1983 : 63).

Menurut Bogdan dan Taylor ( Moleong, 2002 : 3) yang dimaksud dengan

prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata – kata tertulis

atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang di amati. Penelitian ini menyusun

desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan,

penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk mengkaji atau membuktikan kebenaran

suatu teori tetapi teori yang sudah ada akan di kembangkan dengan menggunakan

data yang dikumpulkan.

2. Ruang Lingkup Penelitian

a. Obyek Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

pendekatan deskriptif. Bogdan dan Taylor dalam Lexy Moeloeng (2002 : 23),

mendefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

yang berupa kata – kata dan lisan dari orang – orang dan perilaku yang

diamati. Metode penelitian kualitatif pada dasarnya lebih peka dan lebih

menyesuaikan terhadap lingkungan dan pola – pola obyeknya serta telah

mempertimbangkan pengaruh bersama yang ada tanpa mengabaikan

penentuan batas kenyataan yang berkembang di lapangan yang akan

membantu penajaman titik fokus penelitian. Obyek penelitian ini adalah Peran

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Pemberdayaan Perempuan dan

Page 50: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

36

Perlindungan Anak Dalam Memberikan Pelayanan bagi Penyandang

Disabilitas Mental (ODGJ) di Kota Pangkalpinang.

b. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan salah satu unsur pokok dalam penelitian.

Untuk itu sebuah konsep yang harus didefinisikan secara tepat sehingga tidak

terjadi kesalahan pahaman dalam pengukurannya. Konsep adalah salah satu

abstraksi yang menggambarkan secara umum atas kejadian nyata dalam suatu

fenomena. Berdasarkan hal tersebut maka dapat di definsikan konsep sebagai

berikut :

1) Peran

Peran adalah ia yang mengatur perilaku seseorang yang dimana

seseorang tersebut mempunyai batas – batas tertentu untuk meramalkan

perbuatan – perbuatan orang lain.

2) Pekerja Sosial Masyarakat

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) adalah seseorang warga

masyarakat yang mempunyai jiwa pengabdian sosial, kemauan dan

kemampuan dalm penyelanggaraan kesejahteran sosial, serta telah

mengikuti bimbingan atau pelatihan dibidang kesejahteran sosial.

3) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak adalah bidang

yang dimana perempuan dan anak di lindungi oleh pemerintah melalui

dinas sosial tersebut. Pemberdayaan perempuan merupakan usaha dan

Page 51: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

37

terencana untk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan

keluarga.

4) Pelayanan

Pelayanan adalah suatu bantuan atau pertolongan untuk seseorang

baik dari materi maupun non materi. Pelayanan merupakan setiap tindakan

atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

5) Penyandang Disabilitas Mental

Penyandang disabilitas mental adalah Orang Dengan Gangguan

Jiwaan (ODGJ) yang dalam jangka waktu lama mengalami hambatan

dalam interaksi dan partisipasi penuh berdasarkan kesetaraan dengan

lainnya.

c. Definsi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu definisi yang menjelaskan atas

suatu variabel yang dapat di ukur. Definisi operasional memberikan informasi

untuk mengukur variabel yang akan di teliti. Setelah mengindentifikasi

variabel – varibel penelitian diatas ke dalam bentuk yang lebih formal, maka

konsep yang telah dirumuskan tersebut perlu dijabarkan yang lebih konkrit ke

dalam proses penelitian untuk secara abstrak dapat dirumuskan. Berdasarkan

hal ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa indikator – indikator yang

berhubungan dengan Peran Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Dalam Memberikan Pelayanan bagi Penyandang

Disabilitas Mental di Kota Pangkalpinang, sebagai berikut :

Page 52: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

38

1) Sebagai fasilitator

2) Sebagai pelayan masyarakat

3) Sebagai pendamping

4) Sebagai mitra

5) Sebagai penghubung dana

6) Faktor penghambat dan pendukung Pekerja Sosial Masyarakat

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah orang tua penyandang disabilitas 5 orang , pekerja

sosial masyarakat 5 orang , pekerja dinas sosial 3 orang.

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitan ini berada di Bangka Belitung , pangkalpinang.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dan teknik analisa data dalam penelitian kualitatif

ini merupakan relasi dari teknik – teknik pengumpulan data dan analisa data.

Berdasarkan manfaat empiris, bahwa teknik pengumpulan data kualitatif tersebut

yang paling indenpenden terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik

analisa data menggunakan meteode observasi, wawancara dan dokumentasi

sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengambilan data dengan cara mengamati

dan mencatat dengan sistematis dari obyek penelitian sehingga dapat

memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan observasi ialah dengan cara turun ke lapangan atau melihat

Page 53: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

39

secara langsung ke lokasi penelitian yang akan di laksanakan. Menurut

Nasution, 1988 dalam buku (Sugiyono 2013 : 403) menyatakan bahwa

observasi adalah semua ilmu pengetahuan. Dalam arti penelitian hanya dapat

bekerja berdasarkan data yang fakta mengenai kenyataan yang diperoleh

melalui observasi yang dilakukan. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui

peran dinas sosial di kota pangkalpinang.

b. Wawancara

Setelah melakukan observasi peneliti melakukan wawancara. Wawancara

adalah percakapan atau pertemuan dua orang untuk saling bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di kontruksikan makna dalam

suatu topik tertentu ( Esterberg, 2002, dalam buku Sugiyono 2013 : 410).

Wawancara merupakan sebuah proses dan komunikasi dari seorang peneliti

terhadap responden.

c. Dokumentasi

Setelah melakukan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti

selanjutnya ialah mengambil dokumentasi. Dokumentasi tersebut berasal dari

kata dokumen yang artinya barang – barang tertulis menurut Winarno

Surachmad (1982 : 184), pengertian dokumen sebagai laporan tertulis dari

suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dan pemikiran terhadap

peristiwa tersebut dan tertulis dengan sengaja untuk menyampaikan atau

menentukan keterangan peristiwa tersebut. Menurut Shuarsimi Arikunto

(2006 : 158), yaitu untuk menambah informasi pendukung di perlukan data –

Page 54: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

40

data yang berupa catatan, transkip, surat kabar, buku, majalah agenda,

notulen, dan sebagainya.

6. Teknik Analisa Data

Dilihat dari tujuan analisis, maka ada dua hal yang ingin dicapai dalam

analisis data kualitatif, yaitu : (pertama) menganilisa proses berlangsungnya suatu

fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses

tersebut, (kedua) menganalisa makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses

suatu fenomena sosial tersebut. Teknik analisa data dalam penelitian adalah seperti

yang dikemukakan Miles da Hebernan (dalam Bogdan dan Taylor 1992)

mencakup tiga hal yaitu :

a. Reduksi data

Reduksi data adalah pemilihan, pengutasan perhatian, pengabstraksian dan

bertransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama

penelitian dilaksanakan dari awal sampai akhir penelitian. Fungsinya untuk

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasi sehingga interpretasi bisa tertarik. Data yang diperlukan adalah

wawancara, yang diamana ditulis ke dalam cacatan lapangan, lalu dirangkum

kembali ke dalam cacatan subtansi dengan tujuan memaknai hasil dari data –

data yang telah di teliti tersebut. Setelah di proses dalam tulisan yang berbentuk

laporan sementara, dapat dipilih hal – hal pokok serta memfokuskan pada hal –

hal penting untuk dicari tema dan polanya.

Page 55: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

41

b. Penyajian data

Setelah mereduksi data tersebut hal selanjutnya dilakukan adalah penyajian

data. Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan untuk menarik kesimpulan data dan pengambilan tindakan.

Bentuk penyajian data antara lain berupa naratif, matrik, grafik, jaringan dan

bagan. Tujuan Display data adalah untuk mempermudah membaca dan menarik

kesimpulan, data yang telah melalui proses reduksi, selanjutnya dipilih dan

dikategorikan sesuai dengan tema. Data tersebut kemudian di olah menjadi

bentuk dalam tulisan, bagan, gambar dan tabel yang akan memberikan deskripsi

analisis mengenai titik fokus permasalahan penelitian.

c. Mengambil kesimpulan

Setelah melakukan reduksi data dan penyajian data yang selanjutnya di

lakukan adalah menarik kesimpulan atau mengambil kesimpulan. Menarik

kesimpulan memang telah dilakukan sejak klasifikasi data, namun kesimpulan

tersebut masih dapat di ragukan sebab masih ada data yang belum lengkap dan

minimnya data yang di peroleh. Tetapi dengan bertambahnya data – data yang

telah di peroleh maka kesimpulan dapat terlihat lebih jelas, selama penelitian

berlangsung verifikasi pun harus selalu dilakukan baik dengan mencari data –

data baru maupun dengan melakukan wawancara beberapa kali.

Page 56: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

42

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

A. Profil Pekerja Sosial Masyarakat Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan

Anak Kota Pangkalpinang

1. Sejarah Berdirinya Pekerja Sosial Masyarakat

Perkembangan permasalahan sosial dalam masyarakat begitu kompleks

sehingga diperlukan pengamanan secara sungguh – sungguh, cepat, dan tepat dalam

menghadapi permasalahan yang akan terjadi. Artinya persamalahan sosial dalam

masyarakat tersebut di perlukan adanya motivator, stabilitator dan pendamping

sosial untuk dibekali pemahaman yang lebih terhadap permasalahan sosial yang ada

didalam masyarakat maupun lingkungannya itu sendiri, sehingga mereka tidak

terkesan eksklusif. Atas dasar pertimbangan tersebut pemerintah melalui

Departemen Sosial RI sejak tahun 1979 telah melatih masyarakat yang disebut

dengan nama Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).

Para PSM ini merupakan volunteer dari masyarakat yang berdomisili di desa

/ kelurahan seluruh Indonesia dan berjenjang stuktur kepengurusannya mulai dari

kelurahan – kelurahan kota / kabupaten, provinsi pusat (Jakarta). PSM dengan

penuh kesadaran, atas rasa tanggungjawab, kemanusiaaan, dengan semangat

Kesetiakawanan Sosial Nasional, bermufakat untuk menghimpun diri dalam suatu

wadah yang diberi nama Forum Komunikasi Pekerja Sosial Masyarakat yang

disingkat FKPSM. FKPSM ini merupakan suatu wadah perhimpunan para PSM se-

Indonesia dibawah binaan Departemen Sosial RI.

Page 57: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

43

IPSM merupakan perkumpulan profesi Relawan Sosial dan telah dikukuhkan

melalui Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2012

tanggak 19 Januari 2012 yang bertujuan meningkatkan kualitas Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial.

Di Pangkalpinang, Pekerja Sosial Masyarakat dibentuk pada tahun 2009

dengan jumlah 53 orang yang terdiri dari perempuan 32 orang dan laki – laki 21

orang untuk saat ini yang bekerja.

Dalam menajalankan tugas – tugas tersebut, pekerja sosial masyarakat dan

tenaga kerja kota pangkalpinang mempunyai Visi, Misi, serta tugas pokok dan

fungsinya sebagai berikut:

2. Visi Misi, Motto, Janji Layanan, Tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial dan

Tenaga Kerja Kota Pangkalpinang diantaranya :

a. Visi

Terwujudnya Penyandnag Masalah Kesejahteraan Sosial dan Tenaga Kerja

yang produktif dan sejahtera ‘

b. Misi

1) Mengoptimalkan penyelenggaraan sistem pelayanan administrasi

perkantoran dan kinerja aparatur.

2) Meningkatkan aksesbilitas pelayanan sosial dalam perlindungan, jaminan,

pemberdayaan, rehabilitasi dan penanggulangan bencana.

3) Meningkatkan kualitas hidup penyandang masalah kesahteraan sosial.

4) Meningkatkan kapasitas tenaga kerja.

Page 58: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

44

c. Motto

Sejahtera dan Percaya Diri

d. Janji Layanan

Bekerja dengan hati, Bekerja dengan pikiran, Bekerja dengan Tanggung Jawab.

e. Tugas pokok dan fungsi

1) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan teknis dibidang kesejahteraan

sosial.

2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan dibidang ketenagakerjaan.

3) Pemberian bimbingan dan pembinaan kesejahteraan sosial.

4) Pemberian bimbingan, pembinaan pelatihan dibidang ketenagakerjaan.

5) Pelaksanaan pengelolaan administrasi dan tata usaha.

Dalam hal ini peran keluarga sangatlah penting untuk pemulihan

penyandang disabilitas mental terutama dengan ODGJ( Orang Dengan

Gangguan Jiwa ). Upaya pemulihan penyandang disabilitas mental ( ODGJ)

yang tidak kalah pentingnya dari pengobatan di rumah sakit jiwa adalah

keluarga penyandang disabilitas mental tersebut. Keluarga menjadi faktor

utama untuk proses penyembuhan atau pemulihan, setelah menajalani

perawatan medis di rumah sakit jiwa, penyandang disabilitas mental ODGJ

akan segera kembali ke rumah. Friedman (2010), mengatakan bahwa dukungan

keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota

keluarganya tersebut. Beberapa bentuk dukungan keluarga sebagai berikut :

1) Dukungan instrumental (instrumental support), adalah membantu

pekerjaan sehari – hari, membantu kesulitan beraktifitas, menyediakan

Page 59: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

45

transportasi, mengantar saat sakit, mengantar suatu keperluan. Keadaan

ekonomi keluarag yang terbatas membuat keluarga harus pandai mengatur

keuangan untuk dapat memenuhi keperluan, utamanya ialah keperluan

dasar seperti makanan, pakaian, kesehatan, ruang, dan pendidikan. Apabila

memungkinkan ditambah untuk akses pada pelayanan, pada pengisian

waktu luang, pada hobi dan rekreasi.

2) Dukungan informasional ( informational support ) adalah memberikannya

perhatian dengan memberi informasi, nasihat, petunjuk atau saran.

3) Dukungan emosi (emotional support) adalah menunjukkan perhatian dan

kasih sayang dengan cara mengajak bercakap – cakap dengan tema ringan.

Bercerita hal yang menyengangkan, tertawa bersama, menyentuh dengan

memeluk dan mencium. Memperhatikan keluhan atau mendengarkan

keluhan atau kesedihan dengan menunjukan rasa empati dan memberikan

hiburan bila bersedih.

4) Dukungan pada harga diri (esteem support) adalah memberikan kata – kata

penyemangat, memberikan dukungan moril. Memberikan pujian dan

menunjukkan kebanggaan apabila penyandang disabilitas berhasil

melakukan sesuatu atau bersikap baik, misalnya mampu melakukan tanpa

bantuan dan selalu berucap yang baik, mengindari kata – kata buruk yang

dapat menjatuhkan harga diri.

5) Dukungan dari kelompok sosial / lingkungan (support from social group)

adalah keluarga yang mengupayakan agar penyandang disabilitas memiliki

relasi interaksi dengan lingkungan. Keluarga yang menjalin kedekatan

Page 60: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

46

hubungan tetangga dengan mengajak penyandang disabilitas mental keluar

rumah dan berinteraksi. Dan, mengundang tetangga atau tokoh masyarakat

seperti guru ngaji / pekerja sosial masyarakat sehingga mereka dapat

bercakap dan memberikan dukungan terhadap anggota keluarga yang

disabilitas mental.

ODGJ adalah Orang Dengan Gangguan Jiwa yang mengalami

kegangguan terhadap kejiwaan. Orang Dengan Gangguan Jiwa ini dapat

dipulihkan walaupun tidak sepenuhnya pulih, telah dijelaskan diatas bahwa

peran keluarga yang sangat penting dalam pemulihan penyandang disabilitas

mental tersebut. Orang Dengan Gangguan Jiwa sewaktu – waktu dapat

kembali menjadi kambuh jika tidak mengonsumsi obat yang telah diberikan

oleh dokter dari rumah sakit, dan jika PDM tersebut mengalami gejala yang

agresif keluarga harus melakukan seperti; mengamankan diri dan keluarga

terlebih dahulu dengan membuat jarak atau mengungsikan diri ke tempat

aman, menghubungi perawat jiwa, menghubungi petugas keamanan terdekat,

dan membawa PDM ke Unit Gawat Darurat yang dapat menangani masalah

kejiwaan. Hal- hal yang dapat menyebabkan kekambuhan pada PDM /

ODGJ.

1) PDM tidak patuh dalam mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter.

2) Tidak rutin konsultasi.

3) Keluarga tidak memberikan perhatian kepada PDM, misalnya mengajaknya

bercerita, ikut menemani ketika control ke dokter, mengingatkan minum

obat.

Page 61: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

47

4) Stigma negatif dari masyarakat, seperti menghindar bertemu, tidak mau

mengajak berbicara, mengatakan hal buruk tentang kesehatan jiwanya.

Adapun bentuk kekambuhan pada PDM / ODGJ sebagai berikut:

1) Menolak mengonsumsi obat – obatan yang sudah diresepkan dari dokter.

2) Mulai enggan mandi, makan, dan buang air sembarangan.

3) Sulit tidur.

4) Mengurung diri, menyendiri.

5) Merasa curiga ada yang mengikuti atau merasa terancam sesuatu yang

tidak jelas.

6) Berbicara / tertawa sendiri.

7) Mencelakai diri sendiri dan orang lain.

3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial

Gambar II.2. Susunan organisasi dinas sosial

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

IPSM KOTA PANGKALPINANG, BANGKA BELITUNG

Sumber : Profil Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat

Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat ( IPSM ) merupakan wadah

berhimpunnya PSM baik di tingkat Desa / Kel, Kecamatan , Kabupaten,

Page 62: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

48

Provinsi dan Pusat. IPSM kepengurusannya disahkan dengan Surat

Keputusan pejabat pemerintahan setempat di Desa / Kel, Kecamatan,

Kabupaten, Provinsi dan Pusat / Kemensos. IPSM ini bertujuan sebagai

media koordinasi, konsultasi, pertukaran informasi dan pengalaman serta

pengembangan kemampuan administrasi dan teknis di bidang

kesejahteraan sosial.

4. Landasan Hukum

a. Pasal 28 A; setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan

hidup dan kehidupan.

b. Pasal 28 B Ayat (2); setiap anak berhak atas keberlangsungan hidup,

tumbuh dan berkembang.

c. Pasal 28 C Ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri melalui

pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan

memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan

budaya, demi meningkatkan kualitas hidup dan demi kesejahteraan umat

manusia.

5. Program kerja

Pekerja Sosial Masyarakat bekerjasama Dinas sosial, pemberdayan

perempuan dan perlindungan anak untuk melaksanakan program kerja yang

akan dilaksanakan, selain mempunyai visi misi, mereka mempunyai program

kerja. Program kerja tesebut di bagi menjadi 2, yaitu program generik dan

program teknis, program – program tersebut adalah sebagai berikut :

Page 63: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

49

a. Program generik (dasar), yaitu pertama, program yang dukungan

Manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Kedua, program

administrasi perkantoran. Ketiga, program peningkatan sarana dan prasana

aparatur. Keempat, program peningkatan displin aparatur. Kelima,

program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. Keenam, program

peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan

keuangan.

b. Program teknis, yaitu pertama, program penguatan kelembagaan

pengarusutamaan gender dan pemberdayaan lembaga masyarakat. Kedua,

program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan. ketiga,

program perlindungan perempuan dan perlindungan anak. Keempat,

program pemberdayaan keluarga dan Keluarga berencana.

Pekerja Sosial Masyarakat selain mempunyai program kerja yang dapat

membantu pekerjaan lebih mudah, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) memiliki

strategi dan arah kebijakan jangka menengah pelayanan dinas sosial,

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Strategi dan arah kebijakan

menengah pelayanan sosial serta faktor penghambat dan pendorong sebagai

berikut;

6. Strategi dan Arah kebijakan

a. Meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin.

b. Meningkatkan kesejahteraan PMKS.

c. Meningkatkan keberdayaan perempuan dalam pengurutasaman gender.

d. Meningkatkan pemenuhan hak dan perlindungan khususnya anak.

Page 64: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

50

e. Mewujudkan good govermance dengan meningkatkan birokrasi yang lebih

profesional serta Benar – benar memiliki pola pikir yang melayani

masyarakat dan pencapaian kinerja yang lebih baik.

7. Faktor penghambat

a. Masih kurangnya partisipasi dari lintas sektor ( swasta, masyarakat, dan

OPD lainnya) dalam penanganan PMKS.

b. Terbatasnya anggaran dalam penanganan kemiskinan dan PMKS lainnya.

c. Terbatasnya daya dukung dan peningkatan keterampilan PMKS.

d. Minimnya pemahaman pengarusutamaan gender di masyarakat.

8. Faktor pendorong

a. Adanya jejaring mitra yang berpartisipasi dalam penanganan PMKS.

b. Dukungan kuat dari relawan kesejahteraan sosial ( TKSK, PSM, dan PSKS

lainnya).

c. Adanya kegiatan untuk peningkatan kapasitas dan kemampuan PSKS

dalam penanganan PMKS.

d. Tersedianya kebijakan pemerintah daerah yang mendukung penanganan

penyandang disabilitas.

e. Tersedianya kebijakan pemerintah daerah yang mendukung perlindungan

anak.

Page 65: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

51

9. Sumber Daya Perangkat Daerah

Tabel II.1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

di Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Tahun 2018 (tahun terakhir)

No Tingkat Pendidikan PNS Non PNS Jumlah

L P L P

1 SMP Sederajat 0 0 7 2 9

2 SMA Sederajat 3 3 16 10 32

3 D3 1 2 1 0 4

4 S1 8 13 9 15 45

5 S2 3 2 0 0 5

6 S3 0 0 0 0 0

Sumber : Renstra Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota

Pangkalpinang 2018

Dinas sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan memiliki

pegawai di lingkungan dinas sosial. Sebanyak 95 orang pada tahun 2018 yang

terdiri dari 35 PNS (15 laki – laki dan 20 perempuan) serta 60 non PNS ( 33

laki – laki dan 27 perempuan ). Dilihat dari pendidikannya, jumlah pegawai

paling banyak berpendidikan Strata 1 (S1) dengan jumlah 44 orang , dan

berpendidikan SLTA sejumlah 32 orang.

Tabel II.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

di Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Tahun 2018 (tahun terakhir)

No Golongan L P Jumlah

1 Golongan II 2 2 4

2 Golongan III 9 16 25

3 Golongan IV 4 2 6

Sumber : Renstra Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan

Anak Kota Pangkalpinang 2018

Dari tabel diatas, pegawai PNS yang paling banyak dengan jumlah 25

orang pada tahun 2018, di Dinas sosial, pemberdayaan perempuan dan

Page 66: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

52

perlindungan anak dari golongan II berjumlah 4 orang, golongan III

berjumlah 25 orang dan golongan IV berjumlah 6 orang.

Tabel II.3

Data Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) 2016

No Nama PSKS Jenis

kelamin

Jumlah

P L

1 Pekerja sosial profesional 12 18 30

2 Tagana 63 12 75

3 Pekerja sosial masyarakat 32 21 53

4 Tenaga kesejahteran sosial kecamatan 4 3 7

5 Pendamping program keluarga harapan 3 5 8

6 Tenaga pelopor 3 1 4

Sumber : data sekunder 2016

Berdasarkan dari tabel diatas bahwa pekerja sosial profesional

berjumlah 30 orang dengan komposisi laki – laki 12 orang dan

perempuan 18 orang, dari tagana berjumlah 75 orang dengan komposisi

laki – laki 63 orang dan perempuan 12, dari pekerja sosial masyarakat

berjumlah 53 dengan komposisi laki – laki 32 dan perempuan 21, dari

tenaga kesejahteran sosial kecamatan berjumlah 7 orang dengan

komposisi laki – laki 4 orang dan perempuan 3 orang, dari pendamping

program keluarga harapan berjumlah 8 orang dengan komposisi laki –

laki 3 orang dan perempuan 5 orang, dan dari tenaga pelopor berjumlah 4

orang dengan komposisi laki – laki 3 orang dan perempuan 1 orang.

Page 67: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

53

Sumber : Data sekunder 2019

Berdasarkan dari tabel diatas bahwa penyandang disabilitas mental ODGJ tersebut

berjumlah 21 orang, dari 21 orang tersebut penyandang disabilitas mental odgj yang

rutin di kontrol sebanyak 14 orang dan yang tidak rutin di kontrol 6 orang, dari

penyandang disabilitas mental odgj yang tidak rutin 7 orang, dari penyandang

disabilitas mental odgj yang bpjs nya aktif sebanyak 20 orang dan yang tidak aktif

bpjs 1 orang, dari penyandang disabilitas mental odgj yang di rujuk ke rumah sakit

TABEL 11.4

DATA PENYANDANG DISABILITAS MENTAL ODGJ KOTA PANGKALPINANG

TAHUN 2019

Page 68: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

54

jiwa sebanyak 14 orang dan dari penyandang disabilitas mental odgj yang di bawa ke

balai 4 orang serta yang di rumah 3 orang.

10. Alat/Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi Dinas Sosial,

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan AnakTahun 2018

Tabel II.1

Alat/Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi Dinas Sosial,

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan AnakTahun 2018

No Aset Sarana-Prasarana Jumlah

1. Tanah Bangunan Kantor Pemerintah 1

2. Tana Bangunan Tempat Kerja lainnya 1

3. Mobil Dinas 1

4. Mini Bus (Penumpang 14 orang kebawah) 3

5. Sepeda Motor 12

6. Mesin Ketik Manual Standar (14-16) 1

7. Lemari Arsip 1

8. Lemari Besi 1

9. Filling besi / metal 27

10. Brand kas 1

11. Rak penyimpanan 2

12. Papan nama instansi 1

13. Papan pengumuman 2

14. White board 2

15. Genset 1

16. Kursi lipat 165

17. Lemari buku untuk perpustakaan 1

18. Lemari arsip untuk arsip dinamis 1

19. Meja boxing service 4

20. Laptop 9

21. Pc unit / komputer pc 16

22. Meja layanan 1

23. Meja ½ biro 10

24. Printer 21

25. Proyektor dan attachment 1

26. Sound system 1

27. Unit transceiver HF Portable 15

28. Switcher Manual 2

29. Antenna penerima VHF 2

30. Bangunan gedung kantor permanen 1

31. Bangunan gedung kantor lain – lain 2

32. Bangunan telaris 1

33. Halaman 3

34. Bangunan gedung instlansi 1

Page 69: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

55

35. Bagunan gedung tempat ibadah 1

36. Bangunan tempat pertemuan 1

Sumber : Renstra Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota

Pangkalpinang 2019

Berdasarkan tabel di atas, sarana dan prasana di Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak ada 36 aset sarana dan prasana yang dimiliki

oleh dinas sosial tersebut, sarana dan prasana dinas sosial pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak dapat dikatakan dengan kondisi yang baik dan

terawat. Banyaknya sarana dan prasana yang di cantumkan di atas, ada beberapa

sarana dan prasana yang kondisinya tidak baik dan tidak bisa digunakan oleh dinas

sosial tersebut.

Page 70: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

Daftar pustaka

Sumber Buku

Boby Kristian, 2018. Peran Dinas Sosial Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Di Desa Air

Kelik Kecamatan Damar Kabupaten Belitung Timur Provinsi Bangka Belitung. STPMD

‘’ APMD ‘’.

Kartono,Kartini.2000. Hygine Mental. Mandar Maju.Bandung.

Kartono.Kartini. 2003. Patologi Sosial 3 Gangguan – Gangguan Kejiwaan.PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta

Kemnaker, 2016. Profil Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Pangkalpinang

Kemnaker, 2012. Profil Cacat Kota Pangkalpinang. Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota

Pangkalpinang

Moleong, Lexy.j.2002. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya. Bandung

Rivai,2003. Kepimpinan dan Perilaku Organisasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Soleh,Akhmad. 2016. Aksesibilitas Penyandang Disabilitas terhadap perguruan tinggi.

LKiS, Yogyakarta

Soekanto,Soerjono.1990. Sosologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sugiyono,2017. Metode penelitian kualitatif. Alfabeta. Bandung

Suhardono,Edy.2015. Teori Peran, Konsep, Derivasi dan Implikasinya. PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta

Suyoto, Bakir.2009. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Karisma Publishing Group. Tanggerang

Sumber Internet

https://satunothingimplosible.wordpress.com/2012/03/28/perlindungan-anak/ Di akses pada

hari Senin, Tanggal 19 November 2019, Jam 15.24 WIB.

https://mediadisabilitas.org/uraian/ind/disabilitas-menta. Di akses pada hari Jumat,

Tanggal 22 November 2019, Jam 16.30 WIB.

https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/view/3. Di akses pada hari Senin, Tanggal 2

Desember 2019, Jam 17.45 WIB.

Page 71: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

https://www.babelprov.go.id/content/dinas-sosial. Di akses pada hari Jumat, Tanggal 13

Desember 2019, Jam 14.45. WIB.

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/10/pengertianpelayanan.menurut.para.ahli.lengkap.h

tml. Di akses pada Sabtu, Tanggal 14 Desember 2019 Jam 12:24. WIB.

http://digilib.unila.ac.id/29648/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf. Di

akses pada hari Sabtu, Tanggal 14 Desember 2019 Jam 12:29. WIB.

https://www.artikelsiana.com/2019/02/Pengertian-peran-fungsi-jenis-peran-ciri-syarat-para-

Ahli.html. Di akses pada hari Sabtu, Tanggal 4 Januari 2020. Jam 14.39.WIB,

https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-fasilitas. Di akses pada hari Rabu,

Tanggal 8 Januari 2020. Jam 18.03.WIB.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Pemberdayaan_Perempuan_dan_Perlindungan_Anak

_Republik_Indonesia. Di akses pada hari Senin, Tanggal 13 April 2020. Jam 23.30 WIB.

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2016 tentang pedoman

Nomenklatur Dinas Sosial Daerah Provinsi dan Dinas Sosial Daerah Kabupaten/Kota.

Pedoman Nomenklatur Dinas Sosial tipe a daerah Kabupaten/Kota-pengelompokan tugas

berdasarkan fungsi.

https://difabel.tempo.co/read/1266832/berapa-banyak-penyandang-disabilitas-di-indonesia-

simak-data-ini/full&view=ok. Di akses pada hari Jumat, Tanggal 17 April 2020 Jam

23.15 WIB.

Undang- Undang 23 Tahun 2002. Tentang Perlindungan Anak. Di akses hari Selasa,

Tanggal 10 Desember 2019, Jam 14.29 WIB.

Undang – Undang 19 Tahun 2011 Tentang Pengesahan CPRD. Di akses Kamis, Tanggal 02 Januari 2020,

Jam 11.15.WIB.

Undang – Undang 18 Tahun 2014 Tentang Permasalahan Gangguan Kejiwaan. Di akses hari Kamis

Tanggal 02 Januari 2020. Jam 13.00.WIB.

https://www.slideshare.net/EkaSaputra25/pekerja-sosial-masyarakat-psm . Di akses pada hari Minggu,

Tanggal 19 April 2020. Jam 14.11 WIB.

https://www.aa.com.tr/id/dunia/who-jumlah-penyandang-disabiltas-dunia-meningkat-setiap-

harinya/1328256. Di akses pada hari Minggu, Tanggal 19 April 2020. Jam 14.15 WIB.

Page 72: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/12/16/oi9ruf384-indonesia-miliki-12-persen-

penyandang-disabilitas. Di akses pada hari Minggu, Tanggal 19 April 2020. Jam 15.00 WIB.

BPS, Susenas 2019 Di akses pada hari Minggu, Tanggal 19 April 2020. Jam 17.44 WIB.

https://jdih.kemsos.go.id/pencarian/www/storage/document/PERMENSOS%20NOMOR%2010%20TAH

UN%202019.pdf. Di akses pada hari Kamis, Tanggal 23 April 2020. Jam 16.34 WIB.

Page 73: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

DARTAR PERTANYAAN DINAS SOSIAL

KOTA PANGKALPINANG, BANGKA BELITUNG

Peran Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Memberikan

Pelayanan Bagi Penyandang Disabilitas Mental di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung

I. Identitas Responden :

Nama :

Umur :

Agama :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Jenis Kelamin :

II. Daftar Pertanyaan

1. Apa visi dan misi Dinas Sosial Pangkalpinang?

2. Bagaimana stuktur organisasi Dinas Sosial Pangkalpinang?

3. Apa saja program – program kerja yang di lakukan oleh Dinas Sosial Pangkalpinang

terhadap Penyandang Disabilitas?

4. Apakah dalam pelaksaan program tersebut terlaksana atau tidak?

5. Kalau tidak terlaksana, apa saja kendalanya dalam program tersebut?

6. Apakah dinas sosial pangkalpinang bekerjasama dengan pihak – pihak lainnya?

‘’Sebagai Fasilitator’’

1. Apakah Dinas Sosial memberikan pelatihan atau pembinaan kepada anak- anak

penyandang disabilitas?

2. Pelatihan atau pembinaan seperti apa yang diberikan untuk anak- anak penyandang

disabilitas?

3. Seberapa rutinnya dinas sosial memberikan pelatihan atau pembinaan kepada anak-

anak tersebut?

4. Mengapa pelatihan atau pembinaan tersebut dilaksanakan ?

5. Apakah ada kendala dalam pelataihan atau pembinaan tersebut ?

6. Kendala seperti apa dialami ?

7. Apakah dengan adanya pelatihan atau pembinaan tersebut anak – anak termotivasi ?

Page 74: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

‘’Sebagai Pelayanan Masyarakat’’

1. Bagaimana Dinas Sosial memberikan pelayanan terhadap anak ?

2. Apakah dengan adanya pelayanan tersebut anak–anak dapat termotivasi?

3. Adakah kendala dalam pemberian pelayanan tersebut?

4. Bagaimana mengatasi kendala pada saat pemberian pelayanan?

‘’Sebagai Pendamping’’

1. Bagaimana bentuk pendampingan dinas sosial terhadap anak – anak penyandang

disabilitas?

2. Apakah selama pendampingan anak – anak merasa nyaman?

3. Seberapa rutinnya pendampingan terhadap anak – anak penyandang disabilitas?

4. Apakah pada saat pendampingan terdapat kendala?

5. Bagaimana mengatasi bila terjadinya kendala pada saat pendampingan?

‘’Sebagai mitra’’

1. Apakah sebagai mitra anak – anak merasa nyaman?

2. Bagaimana mengetahui anak – anak tersebut merasa nyaman atau tidak?

3. Apakah terdapat kendala jika anak merasa tidak nyaman?

4. Apakah dinas sosial mampu menjadi patner yang baik bagi anak – anak penyandang

disabilitas tersebut?

‘’Sebagai pendanaan dana’’

1. Apakah dana yang dikeluarkan sepenuhnya milik dinas sosial?

2. Apakah pemerintah menyalurkan dana?

3. Dalam bentuk apa pemerintah menyalurkan dana tersebut?

4. Apakah pendanaan dana selamanya berupa uang?

5. Apakah dengan diberikannya bantuan tersebut dapat memunuhi kebutahan

penyandang disabilitas ?

Page 75: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

DARTAR PERTANYAAN ORANG TUA

KOTA PANGKALPINANG, BANGKA BELITUNG

Peran Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Memberikan

Pelayanan Bagi Penyandang Disabilitas Mental di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung.

I. Identitas Responden :

Nama :

Umur :

Agama :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Jenis Kelamin :

II. Daftar Pertanyaan

‘’Sebagai fasilitator’’

1. Apakah ada pembinaan terhadap anak penyandang disabilitas mental ?

2. Apa saja bentuk pembinaan yang diberikan oleh dinas sosial ?

3. Apakah dengan bimbingan tersebut dapat mempunyai kesempatan yang sama ?

4. Dampak apa yang dirasakan dari pembinaan tersebut ?

‘’Sebagai pelayanan masyarakat’’

1. Apakah ada pelayanan yang diberikan oleh dinas sosial ?

2. Bagaimana bentuk pelayanan yang diberikan ?

3. Kapan pelayanan tersebut dilakukan ?

4. Bagaimana tanggapan anda terhadap pelayanan tersebut ?

5. Apakah ada perubahan yang dirasakan oleh anak setelah dilakukan pelayanan

tersebut?

6. Bagaimana dampak perubahan tersebut ?

7. Bagaimana harapan anda dengan kualitas yang diberikan oleh dinas sosial ?

Page 76: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

‘’Sebagai pendamping’’

1. Pendampingan seperti apa yang diberikan oleh dinas sosial kepada anak anda ?

2. Adakah perubahan anak anda setelah di damping oleh dinas sosial ?

3. Apakah pendampingan tersebut dilaksanakan di rumah ?

4. Seberapa lama pendampingan di laksanakan dan seberapa rutin pendampingan

tersebut?

‘’Sebagai mitra’’

1. Bagaimana pendekatan dinas sosial kepada anak anda ?

2. Apakah dengan pendekatan anak anda merasa nyaman ?

3. Adakah pengaruh anak anda setelah dilakukan pendekatan oleh dinas sosial ?

4. Dalam bentuk seperti apa yang diberikan oleh anak anda ?

‘’Sebagai penyandaan dana’’

1. Apa saja bentuk bantuan yang diberikan oleh dinas sosial dan fasilitas yang terlihat

seperti apa ?

2. Apakah dana tersebut dapat meringankan beban keluarga anda?

3. Bagaimana anda memanfaatkan dana yang telah diberikan oleh dinas sosial ?

4. Bentuk dana seperti apa yang diberikan oleh dinas sosial ?

5. Setiap berapa tahun sekali dinas sosial memberikan bantuan tersebut ?

6. Apakah pemberian bantuan tersebut dapat membantu anak anda ?

7. Apakah dengan pemberian bantuan tersebut anak anda dapat termotivasi ?

8. Apakah dengan bantuan tersebut anak anda terpenuhi kebutuhannya ?

Page 77: PERAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT ( PSM ) …

DARTAR PERTANYAAN KEPALA DINAS SOSIAL

KOTA PANGKALPINANG, BANGKA BELITUNG

Peran Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Memberikan

Pelayanan Bagi Penyandang Disabilitas Mental di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung

I. Identitas Responden :

Nama :

Umur :

Agama :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Jenis Kelamin :

II. Daftar Pertanyaan

1. Program seperti apa yang diberikan oleh dinas sosial pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak khususnya bagi penyandang disabilitas mental ?

2. Apakah program – program tersebut dilaksanakan sepenuhnya ?

3. Bagaimana proses program tersebut dilaksanakan ?

4. Apakah ada kendala dalam menjalankan program tersebut ?

5. Apa yang bapak lakukan ketika program tersebut tidak berjalan sesuai rencana ?

6. Bagaimana harapan bapak dengan adanya program tersebut ?