peran pekerja sosial medis terhadap pasien rawat …

165
PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Muhammad Hikmah Nikmatulloh NIM: 1112054100013 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H. /2017 M.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN

RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS

JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Muhammad Hikmah Nikmatulloh

NIM: 1112054100013

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H. /2017 M.

Page 2: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 3: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 4: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 5: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

i

ABSTRAK

Muhammad Hikmah Nikmatulloh

Peran Pekerja Sosial Medis Terhadap Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit

Kanker Dharmais Jakarta.

Pekerja sosial medis berperan penting dalam melayani pasien, khususnya

dalam mendampingi pasien rawat inap. Salah satu peran pekerja sosial medis disini

yaitu advokasi. Advokasi dapat memberikan manfaat penting seperti standarisasi

pelayanan yang wajib diberikan pekerja sosial medis kepada pasien yang

membutuhkan pelayanan disetiap rumah sakit, serta terpenuhinya hak-hak bagi

pasien dan keluarga pasien yang seharusnya mereka dapatkan selama pasien berada

di rumah sakit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran yang dilakukan

oleh pekerja sosial medis terhadap pasien rawat inap di Rumah Sakit Kanker

Dharmais Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif.

Dalam pengumpulan data, teknik yang peneliti gunakan dengan melakukan

observasi, wawancara dan mengumpulkan dokumentasi. Informan dalam penelitian

ini adalah satu orang pekerja sosial medis dan dua pasien rawat inap di Rumah Sakit

Kanker Dharmais Jakarta.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran yang dilakukan pekerja

sosial medis merupakan suatu bentuk pendampingan dalam memberikan layanan

terbaik bagi pasien rawat inap, mulai dari membantu pasien untuk menerima hak-

haknya selama di Rumah Sakit misalnya terkait pengobatan yang harus dijalanin,

membantu mengurus kamar rawat inap, administrasi yang harus diselesaikan serta

terus membantu dalam memotivasi pasien secara langsung. Dalam proses advokasi,

pekerja sosial medis juga memiliki beberapa metode yang diterapkan kepada

pasiennya yaitu case work, metode ini termasuk kedalam jenis advokasi kasus,

dimana pekerja sosial medis membantu pasien dalam mengkaji suatu permasalahan

yang dihadapi pasien dan group work, termasuk dalam jenis advokasi kelas, dimana

pekerja sosial medis mendampingi pasien dengan menggunakan pengalaman

komunitas dan lingkungan keluarga sebagai sarana utama dalam memecahkan

masalah bagi pasien. Pekerja sosial medis juga melakukan evaluasi dengan tujuan

untuk melihat bagian mana yang memang sudah sesuai dan bagian mana yang harus

diperbaiki.

Kata Kunci: Peran, Pekerja Sosial Medis, Pasien Rawat Inap.

Page 6: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti haturkan kehadirat Allah S.W.T yang telah

memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan, serta memberikan taufik, hidayah,

dan inayah-Nya, sehingga peneliti mendapatkan kekuatan, kemudahan, kesabaran

serta pemahaman hingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran

Pekerja Sosial Medis Terhadap Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Kanker

Dharmais Jakarta”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada

junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah menjadi suri teladan bagi

umatnya terutama dalam hal mendidik.

Skripsi ini, peneliti ajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata

satu Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Kesejahteraan Sosial.

Peneliti menyadari skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa adanya

bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak baik itu secara individu

maupun secara umum terutama bimbingan dan pengarahan yang tulus dan ikhlas

dari pembimbing, untuk itu peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hj. Roudhonah, MA., Wakil Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

iii

3. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si, Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Nunung Khoiriyah, MA, Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Nurhayati Nurbus, SE, M.Si, Dosen Pembimbing Skripsi bagi peneliti,

yang tulus dan ikhlas untuk membimbing dan memberikan pengarahan serta

bersedia meluangkan waktu untuk peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

6. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial dan Staf Akademik

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan seluruh Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

ilmu pengetahuan serta bantuan kepada peneliti selama masa perkuliahan,

semoga ilmu yang telah bapak dan ibu berikan mendapatkan keberkahan dari

Allah SWT.

7. Ibu Rolianna Harianja, S.Sos, M.Si Pekerja Sosial Medis Rumah Sakit Kanker

Dharmais Jakarta dan juga pembimbing bagi peneliti selama melakukan

praktek dan telah memberikan informasi yang dibutuhkan. Dengan bimbingan

beliau skripsi ini bisa diselesaikan.

8. Terkhusus untuk kedua Orang tuaku, Ayah Mohammad Nasir dan Mamah

Sutini terima kasih atas semua do’a, kasih sayang, serta rela mendengar keluh

kesah peneliti, hingga tiada hentinya memberikan dukungan moril dan materil

kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini ku

persembahkan untuk kalian. Semoga kalian selalu berada dalam lindungan

Allah SWT. Amin

Page 8: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

iv

9. Kakakku yang kusayangi, Dessy Wulandari, S.S, yang memberikan

dukungannya serta kasih sayang kepada peneliti sehingga peneliti tidak pernah

bosan untuk berusaha menyelasaikan skripsi ini

10. Keponakanku satu-satunya, Danish Ara Lu’lu yang memberikan canda dan

tawa disaat peneliti merasa jenuh.

11. Sahabat Terbaikku, Muhammad Taqiyyudin, Willy Andrian Cahyadi, S.Kom,

dan Sabilal Muhtadin. Yang selalu berbagi pengetahuan dan pengalaman serta

kisah-kisah menarik dari zaman kita awal bertemu sampai kita bisa menjadi

sahabat.

12. Sahabat Perempuan Terbaikku, Desty Rahmayanti. Yang selalu meluangkan

waktu dan tenaganya serta menjadi seseorang yang bisa diajak untuk bertukar

pikiran demi menyelesaikan skripsi ini.

13. Dan kepada seluruh pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

Terimakasih atas dukungan dan semangatnya.

Harapan peneliti semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-

besarnya bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya. Peneliti

menyadari dalam penyusunan skripsi ini dirasakan dan ditemui berbagai macam

kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang

membaca skripsi ini akan peneliti terima dengan hati terbuka.

Jakarta, 8 September 2017

Peneliti,

Muhammad Hikmah Nikmatulloh

Page 9: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 9

D. Rumusan Masalah ............................................................................... 10

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 10

F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 10

G. Metode Penelitian ................................................................................ 11

H. Karakteristik Penelitian ........................................................................ 12

I. Sistematika Penulisan ........................................................................... 17

BAB II LANDASAN TEORI

A. Advokasi ............................................................................................ 19

1. Pengertian Advokasi .................................................................... 19

2. Prinsip-prinsip Advokasi .............................................................. 22

3. Keterampilan Advokasi (Advocacy Skills) ................................... 26

4. Unsur-unsur Pokok Advokasi ...................................................... 28

5. Jenis-jenis Advokasi .................................................................... 32

6. Dinamika Proses Advokasi .......................................................... 34

B. Pekerja Sosial Medis .......................................................................... 36

1. Definisi Pekerja Sosial Medis ...................................................... 36

a. Tujuan Pekerja Sosial Medis ................................................. 38

Page 10: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

vi

b. Ruang Lingkup Praktek Pekerjaan Sosial

Medis ...................................................................................... 38

c. Peran Pekerjaan Sosial di Bidang Kesehatan ......................... 39

C. Kanker ................................................................................................. 43

1. Pengertian Kanker ........................................................................ 43

2. Gejala Kanker .............................................................................. 45

3. Faktor Resiko Terjadinya Kanker ................................................ 46

4. Pencegahan Kanker ...................................................................... 47

5. Pemeriksaan dan Pengobatan Kanker .......................................... 48

6. Jenis-jenis Kanker ........................................................................ 49

BAB III PROFIL LEMBAGA

A. Profil Rumah Sakit Dharmais ...................................................... 50

B. Struktur Organisasi Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta ....... 52

C. Prosedur Pelayanan Rumah Sakit Dharmais ................................ 53

D. Gambaran Umum Instalasi Rehabilitasi Medis (IRM)

Rumah Sakit Kanker Dharmais .................................................... 60

E. Program dan Kegiatan yang Dilakukan Instalasi

Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Kanker Dharmais ................ 64

F. Pendanaan Instalasi Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit

Kanker Dharmais ......................................................................... 67

G. Sarana dan Prasarana di Rumah Sakit Dharmais ......................... 67

H. Jaringan Kerja di Rumah Sakit Dharmais .................................... 70

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Advokasi Pekerja Sosial Medis Terhadap

Pasien Rawat Inap ....................................................................... 71

1. Prinsip-prinsip Advokasi ........................................................ 72

a. Bertindak dalam kepentingan terbaik klien ..................... 72

b. Bertindak sesuai dengan keinginan dan instruksi

klien .................................................................................. 73

Page 11: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

vii

c. Klien terinformasikan dengan benar .............................. 75

d. Melaksanakan instruksi dengan ketekunan dan

kompetensi ...................................................................... 77

e. Bertindak independen dan mengutamakan

kejujuran ......................................................................... 79

f. Mengutamakan kode etik kerahasiaan klien................... 81

2. Keterampilan Advokasi (Advocacy Skills) ............................ 83

a. Wawancara (Interview) .................................................. 83

b. Ketegasan ....................................................................... 84

c. Negosiasi ........................................................................ 85

d. Manajemen diri ............................................................... 86

e. Litigasi dan proses peradilan .......................................... 87

3. Unsur-unsur Pokok Advokasi ................................................ 89

a. Memilih tujuan advokasi ................................................ 89

b. Menggunakan data dan penelitian untuk advokasi ......... 90

c. Mengidentifikasi sasaran advokasi ................................. 90

d. Mengembangkan dan menyampaikan pesan advokasi ... 91

e. Membentuk koalisi ......................................................... 92

f. Membuat presentasi yang persuasif................................ 92

g. Mengumpulkan dana untuk advokasi ............................. 93

h. Mengevaluasi usaha advokasi ........................................ 94

4. Jenis-jenis Advokasi .............................................................. 96

a. Advokasi Kasus .............................................................. 98

b. Advokasi Kelas ............................................................. 100

5. Dinamika Proses Advokasi .................................................. 102

a. Mengidentifikasi masalah ........................................... 102

b. Merumuskan solusi ..................................................... 103

c. Melasanakan kebijakan ............................................... 105

d. Evaluasi ....................................................................... 107

B. Pendukung dan Kendala Dalam Proses Advokasi ..................... 107

a. Pendukung ......................................................................... 107

Page 12: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

viii

b. Kendala ............................................................................. 110

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 113

B. Saran ....................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Unsur-unsur Pokok Advokasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi Rehabilitasi Medik

Gambar 4.1 Unsur-unsur Pokok Advokasi

Page 14: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Praktik Kerja Lapangan

Lampiran 2 Surat Izin Penelititian

Lampiran 3 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 4 Surat Penerimaan Dari Pihak Rumah Sakit

Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Informan

Lampiran 7 Biodata Pekerja Sosial Medis

Lampiran 8 Pedoman Wawancara

Lampiran 9 Transkrip Wawancara

Lampiran 10 Struktur Lembaga

Lampiran 11 Slip Pembayaran Praktek 1 Bulan

Lampiran 12 Surat Balasan MOU Dari Pihak Rumah Sakit

Lampiran 13 Foto Kegiatan

Lampiran 14 Biografi Penulis

Page 15: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rumah Sakit adalah suatu bagian dari organisasi medis dan sosial

yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap

kepada masyarakat, baik secara kuratif maupun preventif. Pelayanan rumah

sakit menjangkau keluarga dan lingkungan rumah serta merupakan pusat

untuk latihan tenaga kesehatan dan penelitian biologi, psikologi, sosial

ekonomi dan budaya. Rumah sakit bertujuan untuk menghasilkan produk,

jasa atau pelayanan kesehatan yang benar-benar menyentuh kebutuhan dan

harapan pasien dari berbagai aspek, yang menyangkut medis dan non medis,

jenis pelayanan, prosedur pelayanan, harga dan informasi yang dibutuhkan.

Rumah sakit memiliki peran untuk mengurangi angka kesakitan dan

kematian karena suatu penyakit, untuk itu rumah sakit itu sendiri harus

memiliki kemampuan dalam meningkatkan mutu pelayanan kelengkapan

sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan hasil kerja yang dicapai.

Rumah sakit memiliki beberapa personel dalam bidangnya masing-masing

atau bisa disebut juga sebagai tim kerja yang mempunyai spesialisasi khusus.

Tim kerja terdiri dari ketua dan beberapa anggota yang di dalamnya terdapat

dokter atau tenaga ahli, contoh, tim kerja instalasi rehabilitasi medik, tim

tersebut di ketuai oleh dokter ahli dan anggota-anggotanya terdiri dari pekerja

sosial medis, psikolog, serta perawat. Tim kerja ini lah

Page 16: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

2

yang menunjang dalam mencapai hasil kerja yang maksimal, sehingga

kesehatan bagi masyarakat bisa terwujud.

Manusia memerlukan kesehatan untuk melaksanakan fungsinya di

dalam keluarga dan masyarakat. Sehingga kebutuhan masyarakat akan

pelayanan rumah sakit akan semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan

Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan yang menjelaskan,

bahwa kesehatan merupakan salah satu hak bagi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kesehatan menurut World

Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari

fisik, mental dan sosial yang tidak hanya terbatas pada bebas dari penyakit

dan kelemahan.1 Sudah jelas pula bahwa kesehatan merupakan salah satu

aspek penting dalam mempengaruhi tingkat kesejahteraan.

Namun bagaimana jika manusia itu sendiri mengalami sakit. Sakit

bukan merupakan masalah yang sederhana karena jika seseorang terserang

sakit akan ada banyak efek yang saling berkaitan, misalnya seorang ayah atau

ibu yang merupakan tulang punggung keluarga dalam hal pemberian nafkah

lahiriyah. Jelas, perekonomian keluarga tersebut akan mengalami penurunan

dalam sisi pendapatan. Hal ini juga akan menyebabkan keluarga tersebut

mengalami kelebihan pengeluaran, karena yang seharusnya mereka hanya

1 Wiku Aminto, Sistem Kesehatan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2010) Cet ke-3, h. 6

Page 17: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

3

mengeluarkan biaya untuk kebutuhan primer, akan tetapi ada biaya tak

terduga yang harus dikeluarkan demi membiayai tulang punggung mereka

yang biasa mencari nafkah harus berada di rumah sakit. Dimana saat berada

di rumah sakit tentu harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Dengan

memahami kondisi itu, masyarakat tersebut tergolong dalam masyarakat yang

tidak mampu. Dalam artian, tidak mampu dalam mencari solusi, tidak mampu

dalam pendapatan dan tidak mampu dalam menghadapi masalah yang ada.

Dalam hal ini, kanker merupakan salah satu hal yang sudah menjadi

momok menakutkan bagi sebagian masyarakat. Mengapa demikian? Karena

sebagian orang yang sudah di vonis terkena kanker akan merasa hidupnya

sudah tidak lama lagi dan kehilangan harapan. Menurut konsultan hematologi

dan onkologi medik Rumah Sakit Kanker Dharmais dokter Ronald A.

Hukom, MHSc, SpPD KHOM bahwa Pasien pada kanker stadium lanjut

pengobatan tidak hanya mengandalkan dokter. Dukungan keluarga, pekerja

sosial, dan rohaniawan itu juga penting. Kehadiran mereka membantu agar

pasien kanker yang mampu hidup lama tidak cuma sekedar hidup namun bisa

menikmati hidup bebas dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan

maksimal serta berperan kembali kepada masyarakat. 2

Seperti halnya yang sudah dikatakan oleh konsultan hematologi dan

onkologi medik Rumah Sakit Kanker Dharmais dokter Ronald A. Hukom,

2 Benedikta Desideria, Tak Cuma Medis Pasien Kanker Butuh Dukungan Sosial Dan Emosional,

diakses http://health.liputan6.com/read/2126636/tak-cuma-medis-pasien-kanker-butuh-dukungan-

sosial-dan-emosional pada 10 Oktober 2017

Page 18: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

4

MHSc, SpPD KHOM diatas bahwa pasien yang mengalami kanker

membutuhkan dukungan lebih, karena pada dasarnya pasien kanker memiliki

gejala-gejala gangguan psikologis seperti kemarahan, kecemasan, depresi,

dan tidak mempunyai harapan. Kondisi ini sayangnya jika tidak ditangani

dengan baik akan memperburuk kesehatan pasien kanker dan menyebabkan

penurunan kualitas hidupnya. Kondisi emosional seseorang akan

mempengaruhi tingkat kekebalan tubuh manusia. Orang yang berada pada

tingkat emosional yang rapuh akan lebih cepat tertularkan penyakit karena

tingkat kekebalan tubuhnya menurun akibat kondisi emosi yang buruk tadi.

Kondisi emosi yang positif dan penuh pengharapan akan meningkatkan daya

tahan tubuh kita, sedangkan sikap negatif, takut, dan pasrah akan menurunkan

daya kekebalan tubuh.

Adapun lima fase reaksi manusia bila dihadapkan dengan kanker,

yaitu pada fase pertama adalah penyangkalan dimana umumnya penderita

memberikan pengelakan atas diagnosa yang diberikan. Sikap ini terbilang

wajar terjadi pada penderita yang baru saja mengetahui diagnosanya. Pada

fase kedua orang ini akan marah dan berkata “mengapa saya?” dimana

biasanya penderita akan muncul rasa marah, tidak bisa menerima mengapa

dirinya bisa menderita penyakit kanker. Pada fase ketiga bersikap menawar,

dimana akan mengatakan “saya rela mati, tetapi kalau boleh berikan saya

waktu sedikit”. Yang hakikatnya mereka merasa putus asa dan pasrah akan

hidupnya. Pada fase keempat adalah depresi dimana orang ini akan

menyendiri, tidak berkomunikasi, dan tidak merasakan cinta maupun

Page 19: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

5

perhatian yang diberikan orang di sekelilingnya. Pada saat ini tidak ada

gunanya mengihibur pasien ini. Dia perlu berdamai dengan dirinya. Terakhir

adalah fase kelima yaitu penerimaan dimana pada fase ini pasien akan

berkata, “baiklah, saya akan hadapi dengan sebaik-baiknya” dan sudah bisa

menerima penyakitnya dengan kesungguhan hati. Fase-fase yang sudah

dijelaskan sebelumnya tidak selalu secara teratur dilalui, dapat saja dilampaui

dengan cepat dari fase 1 ke fase 4, tergantung dari kondisi psikis pasien. 3

Hal lain yang dikhawatirkan oleh pasien dan keluarga bagi penderita

kanker adalah tarif pengobatan yang sangat mahal. Untuk mengobati satu

macam penyakit kanker, dibutuhkan biaya yang terbilang fantastis dimana

untuk kelas III khusus dewasa membutuhkan biaya minimal Rp.300.000,00

perhari untuk rawat inapnnya, sedangkan untuk biaya operasi dan satu kali

kemoterapi membutuhkan biaya deposit minimal Rp.4.500.000,00. Lalu

untuk perbandingan harga, pada kelas VVIP khusus dewasa membutuhkan

minimal Rp.1.750.000,00 perhari untuk rawat inapnya, sedangkan untuk

biaya operasi dan satu kali kemoterapi membutuhkan biaya deposit minimal

Rp.22.500.000,00.4 Oleh sebab itu, dibutuhkan sosok yang bisa memediasi

dan memberikan solusi kepada masyarakat dalam menangani masalahnya

sendiri. Seperti halnya yang dijelaskan pada al- Qur’an surat an- Nahl ayat

90, sebagai berikut:

3Anonim, Kondisi Psikologis Penderita Kanker, diakses

http://www.purtierplacenta.com/kondisi-psikologis-penderita-kanker/ pada 10 Oktober 2017 4 Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, Tarif Pelayanan, diakses http://dharmais.co.id/tarif-

pelayanan/ pada tanggal 3 Oktober 2017

Page 20: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

6

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan

berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari

perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran

kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Seperti yang sudah dijelaskan dari ayat al-Qur’an tersebut bahwa

bersikap adil dan berbuat kebajikan terhadap sesama manusia sudah

merupakan kewajiban dalam upaya melakukan pendampingan terhadap

seseorang yang mengalami kesulitan, dalam hal ini maka dikaitkan dengan

peran pekerja sosial medis dalam berupaya mengadvokasi calon pasien atau

pasien. Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan pasal

1 poin 15 menyebutkan bahwa Pelayanan Kesehatan Rehabilitatif adalah

kegiatan atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke

dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat

yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai

dengan kemampuannya. Terkait dengan Undang-undang tersebut pekerja

sosial medis merupakan sosok yang berperan aktif dalam membantu

memediasi atau mendampingi masyarakat yang membutuhkan. Akan tetapi

kurangnya promosi yang diadakan dari pihak rumah sakit, mengenai manfaat

dan kinerja pekerja sosial medis membuat profesi ini sedikit dikenal oleh

masyarakat.

Page 21: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

7

Pekerja sosial medis disini memiliki peran yang tidak kalah penting

dengan profesi lainnya yang ada di rumah sakit. Salah satu Rumah Sakit yang

memiliki profesi pekerja sosial medis yaitu Rumah Sakit Kanker Dharmais

Jakarta. Pekerja sosial medis di Rumah Sakit Kanker Dharmais ini berperan

aktif dalam menangani kondisi sosial pasien, mendampingi pasien dengan

keluarga serta membantu dalam memberikan solusi dengan merumuskan

beberapa strategi atau rencana sesuai dengan apa yang dialami pasien.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka peniliti tertarik untuk

meneliti secara lebih mendalam tentang “Peran Pekerja Sosial Medis

Terhadap Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Kanker Dharmais

Jakarta”.

B. Tinjauan Pustaka

Setelah peneliti melakukan beberapa tinjauan pustaka terhadap

beberapa sumber buku dan internet yang berhubungan dengan peran pekerja

sosial medis terhadap pasien kanker dengan pendekatan komprehensif.

Kemudian peneliti juga melakukan studi kepustakaan terhadap beberapa

skripsi terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan utama pada skripsi ini,

terutama yang melakukan penelitian mengenai advokasi pekerja sosial medis:

1. Manajemen Kasus Pekerja Sosial Medis Instalasi Rehabilitasi Medis

(IRM) RSUP Fatmawati Dalam Upaya Restorasi Fungsi Psikososial

Pasien oleh Muhammad Afrizal, Program Studi Kesejahteraan Sosial.

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta lulus tahun 2011. Skripsi tersebut menjelaskan tentang proses

Page 22: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

8

manajemen kasus yang dilakukan oleh pekerja sosial medis. Mulai dari

proses asesmen, intervensi seperti pengonseptualisasian masalah,

eksplorasi strategi masalah, penyeleksian strategi untuk mengatasi

masalah, pelaksanaan strategi dan melakukan evaluasi dari strategi

yang dipilh. Persamaan dari penelitian ini yaitu terletak pada

pembahasan teori dan praktek pekerja sosial di latar medis sedangkan

perbedaannya terletak pada lokasi penelitian dan pokok permasalahan

yaitu peneliti akan membahas mengenai advokasi yang dilakukan

pekerja sosial medis terhadap pasien tidak mampu. Meskipun skripsi

tersebut menjelaskan mengenai pekerja sosial medis, namun dalam

penelitiannya tidak menjelaskan secara detail mengenai advokasi

pekerja sosial medis.

2. Intervensi Mikro Pekerja Sosial Medis Terhadap Pasien Terlantar di

RSUP. DR Sardjito oleh Endah Istikhomah Jurusan Ilmu Kesejahteraan

Sosial. Fakultas Dakwah dan Komunikasi. UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta lulus tahun 2014. Skripsi tersebut menjelaskan tentang

bagaimana intervensi mikro yang dilakukan oleh pekerja sosial medis

dimulai dari tahap asesmen terhadap pasien terlantar, pendampingan

administrasi, konseling bagi individu dan keluarga, edukasi, mediasi

dan terminasi. Persamaan dari penelitian ini yaitu terletak pada kinerja

pekerja sosial medis dalam menghadapi pasien yang tidak mampu

sebagai pokok permasalahan serta lokasi penelitian yang berada di

Page 23: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

9

rumah sakit. Perbedaannya penelitian tersebut tidak menjelaskan secara

mendalam mengenai advokasi yang dilakukan oleh pkerja sosial medis.

3. Advokasi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga

Kerja Indonesia (BNP2TKI) Dalam Memberikan Perlindungan

Terhadap Tenaga Kerja Indonesia oleh Shelly Puspita Sari, Program

Studi Kesejahteraan Sosial. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lulus tahun 2016. Skripsi

tersebut menjelaskan tentang upaya advokasi yang dilakukan oleh

lembaga BNP2TKI dalam memberikan perlindungan terhadap tenaga

kerja Indonesia dan bagaimana bentuk penanganan lembaga tersebut

dalam mewujudkan keadilan hukum bagi tenaga kerja Indonesia yang

bekerja di luar negeri. Persamaan dari penelitian ini yaitu terletak pada

pembahasan teori advokasi sedangkan perbedaannya peneliti hanya

berfokus terhadap upaya advokasi yang dilakukan oleh pekerja sosial

medis terhadap pasien tidak mampu sebagai pokok permasalahannya.

Dari penelitiannya tersebut, peneliti tersebut hanya terfokus terhadap

pemberian perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia sehingga peniliti

terinspirasi untuk melakukan penelitian dalam kajian yang berbeda.

Dari pembahasan literatur tersebut, belum ada peneliti sebelumnya

yang fokus mengenai literatur Peran Pekerja Sosial Medis Terhadap Pasien

Rawat Inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Penelitian skripsi ini

merupakan ketertarikan peneliti terhadap tahap-tahap pendampingan dan

pelayanan yang diberikan pekerja sosial medis kepada pasien di rumah sakit.

Page 24: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

10

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, penulis memberikan batasan permasalahan untuk

menghindari pembahasan yang terlalu meluas hanya pada peran pekerja

sosial medis terhadap pasien kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais

Jakarta.

D. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah tersebut, penulis membuat rumusan

masalah secara garis besar, yaitu:

“Bagaimana peran yang dilakukan oleh pekerja sosial medis

terhadap pasien rawat inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peran yang dilakukan

pekerja sosial medis terhadap pasien rawat inap di Rumah Sakit Kanker

Dharmais Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi keilmuan, pada

bidang ilmu kesejahteraan sosial mengenai “peran” pekerja sosial medis,

serta dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai

pendampingan dan pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial medis

terhadap pasien.

Page 25: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

11

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana referensi untuk

penelitian yang akan datang dalam bidang ilmu kesejahteraan sosial terkait

peran, namun tidak tertutup pula dalam bidang ilmu lainnya. Penelitian ini

diharapkan dapat menjadi masukan bagi para praktisi pekerja sosial medis

di IRM Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian

kualitatif. Menurut Sugiyono, Metode kualitatif sering disebut metode

penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang

alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, Karena

pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang

antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif karena data yang

terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.5

Yaitu metode yang menggambarkan bagaimana keadaan yang

sebenarnya dari fenomena yang diteliti. Dengan menggunakan metode

tersebut peneliti bertujuan untuk dapat menggambarkan, meringkaskan

berbagai kondisi, situasi atau fenomena realitas yang mampu menjadi objek

penelitian agar lebih mendalam kesasaran penelitian. Karena itu, sifat

penelitian ini adalah naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan bagaimana peran yang

5 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013. Cet

ke-19, h. 8

Page 26: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

12

dilakukan oleh pekerja sosial medis terhadap pasien rawat inap yang

ditujukan kepada pekerja sosial medis dan pasien rawat inap di Rumah Sakit

Kanker Dharmais Jakarta.

Dari penjelasan diatas, maka pemilihan metode kualitatif ini bertujuan

ingin mendapatkan gambaran mengenai peran pekerja sosial medis dalam

menghadapi pasien kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.

H. Karakteristik Penelitian

1. Karakteristik Informan

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka batasan informan dalam

penelitian ini adalah:

a. Pasien rawat inap

b. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perani yang

dilakukan pekerja sosial medis di Rumah Sakit Kanker Dharmais

Jakarta.

2. Pemilihan Informan

Dalam penelitian ini digunakan prosedur pemilihan informan secara

purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.6 Prosedur penentuan sumber data dilakukan dengan mengambil

sampel purposif yang terstratifikasi. Dengan pendekatan ini peneliti akan

menjadikan subjek penelitian yaitu pekerja sosial medis pada RS. Kanker

6 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D., h.85

Page 27: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

13

Dharmais Jakarta, karena subjek tersebut yang memiliki data dari pasien

serta memahami peran untuk mendampingi pasien.

3. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penulisan deskriptif, yaitu

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

penghubungan dengan variabel lain. Jenis penelitian ini menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati guna mendapat data-data yang diperlukan. Data yang

diperlukan adalah berupa kata-kata karena adanya penerapan metode

kualitatif. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk

memberi gambaran penyajian laporan tersebut.7

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik merupakan alat bantu atau cara yang digunakan untuk

mendapatkan informasi data. Adapun dalam pengumpulan data yang

digunakan peneliti meliputi berbagai cara, yaitu:

a. Interview (wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam dan jumlah

7 Lexy J. Moleong. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2007.

Edisi Revisi. Cet ke-24, h.11

Page 28: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

14

informannya sedikit atau kecil.8 Wawancara yang dilakukan merupakan

wawancara semiterstruktur, yang dalam pelaksanaannya lebih bebas,

sehingga kemungkinan dalam menemukan masalah akan lebih terbuka,

dimana pihak yang diajak dalam wawancara akan diminta pendapat dan

ide-idenya.9 Peneliti akan melakukan wawancara langsung kepada

informan yang dianggap dapat memberikan informasi.

b. Dokumentasi

Dokumentasi diartikan sebagai catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari

seseorang.10 Dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian ini. Hasil dari observasi atau

wawancara akan lebih dipercaya apabila didukung oleh gambar berupa

foto-foto yang diambil oleh peneliti dengan informan pada saat

observasi maupun saat wawancara berlangsung. Dokumentasi dalam

penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pekerja sosial medis

dalam memahami peran pekerja sosial medis terhadap pasien rawat

inap.

5. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti sendiri lah yang menjadi instrumen

utama. Untuk dapat menjadi instrumen utama, peneliti harus memliki

bakal teori dan wawasan yang luas, sehingga peneliti mampu bertanya,

8 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013. Cet

ke-19, h.137 9 Ibid, h. 233 10 Ibid, h. 240

Page 29: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

15

menganalisis dan mengkontruksi situasi sosial yang diteliti lebih jelas dan

bermakna.11 Peneliti harus mampu menggali informasi terkait dengan

masalah yang sedang diteliti.

6. Prosedur Penelitian

a. Tahapan persiapan

Peneliti melakukan beberapa persiapan dalam wawancara, yaitu:

1) Alat-alat Wawancara. Alat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah buku catatan, ponsel yang digunakan untuk merekam dan

kamera.

2) Pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan yang akan diajukan

kepada setiap informan. Poin-poin pertanyaan dibuat berdasarkan

apa yang akan digali pada informan dan teori yang menjadi landasan

penelitian ini. Pertanyaan kemudian dioperasionalisasikan ke dalam

bentuk pertanyaan terbuka.

3) Memilih informan yang sesuai dengan karakteristik sampel

penelitian.

4) Meminta kesediaan informan untuk menjadi partisipan dalam

penelitian ini. Setelah mendapat kesedian informan, peneliti

membuat janji dan jadwal wawancara dengan informan.

b. Tahapan Pelaksanaan

11 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010. Cet

ke-6, h 8

Page 30: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

16

Setelah subjek penelitian mendapat informasi yang jelas mengenai

penelitian yang akan dilakukan, peneliti meminta kesediaan informan

untuk diwawancarai. Hal ini disebut dengan informed consent.

Kemudian peneliti memberitahukan bahwa hasil wawancara akan

direkam dan data partisipan serta isi wawancara akan dirahasiakan. Hal

ini dilakukan untuk membangun hubungan yang dekat dengan informan

dan rasa percaya pada peneliti.

7. Analisis Data

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, peneliti mendapatkan

sejumlah data. Data diperoleh dalam penelitian kualitatif tidak berbentuk

angka, tapi berupa catatan pendek, narasi, deskripsi dan cerita. Adapun

analisis data yang dilakukan peneliti mengikuti model Miles dan

Huberman yang memiliki tahapannya sebagai berikut12:

a. Reduksi Data (Reduction Data)

Reduksi data merupakan upaya merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Reduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat seperti teks

yang bersifat naratif, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

12 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013. Cet

ke-19, h. 246-252

Page 31: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

17

sejenisnya. Penyajian data diharapkan bisa membantu dalam

membaca dan memahami isi data bagi peneliti dan pembaca.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

Kesimpulan merupakan temuan sementara dan sewaktuwaktu akan

berubah. Temuan baru yang yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang

sebelumnya masih abu-abu lalu setelah diteliti menjadi menjadi jelas.

I. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penelitian ini maka peneliti membuat

sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang pendahuluan yang menjelaskan

dan menguraikan tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metodologi, tinjauan pustaka dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori yang terdiri dari peran

pekerja sosial medis terkait advokasi, di dalamnya berisi

tentang pengertian advokasi, prinsip advokasi, ketrampilan

advokasi, unsur-unsur pokok advokasi, jenis-jenis advokasi

dan dinamika proses advokasi, kemudian pekerja sosial yang

di dalamnya berisi tentang pengertian pekerja sosial serta

Page 32: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

18

pekerja sosial dalam latar medis dan yang terakhir

menjelaskan tentang pasien pengidap penyakit kanker.

BAB III PROFIL LEMBAGA

Bab ini memberikan gambaran umum tentang profil lembaga

Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta yang menguraikan

tentang klasifikasi lembaga, latar belakang lembaga, struktur

dan pembagian tugas, pola pendanaan, peran tenaga pekerja

sosial medis, uraian tugas pekerja sosial medis, tugas pekerja

sosial sebagai penyedia pelayanan sosial medis, tugas

pekerja sosial medis sebagai pelaksana pelayanan sosial

medis, hubungan lembaga dengan masyarakat, kedudukan

lembaga dengan lembaga lain, sarana dan fasilitas lembaga

dan kegiatan-kegiatan di Rumah Sakit Kanker Dharmais

Jakarta.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

Bab ini merupakan hasil penelitian yang menguraikan

tentang peran-peran yang dilakukan Pekerja Sosial Medis

terkait penerimaan pasien rawat inap terhadap proses

advokasi, pendukung serta kendala dalam proses advokasi di

Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan

dan saran.

Page 33: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

18

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan tentang definisi advokasi,

pekerja sosial dan kanker serta penjelasan yang lebih mendetail tentang

ketiganya.

A. Advokasi

1. Pengertian advokasi

Menurut Valerie Miller dan Jane Covey13 yang diterjemahkan

oleh Hermoyo, definisi mengenai advokasi itu beraneka ragam. Definisi

itu berubah-ubah sepanjang waktu dan dibentuk oleh berbagai

pengertian tentang kekuasaan dan politik. Sewaktu kelompok-

kelompok terlibat dalam suatu kebijakan, mereka mengembangkan

definisi-definisi kerja tentang advokasi yang pada akhirnya menjurus

ke penjelasan dan pemahaman yang lebih luas tentang proses itu.

Advokasi berkaitan dengan politik dan perubahan, dengan nilai-nilai

dan keyakinan, dengan kesadaran dan pengetahuan. Advokasi adalah

membangun organisasi-organisasi demokratis yang kuat untuk

membuat para penguasa bertanggung jawab dan menyangkut

peningkatan ketrampilan serta pengertian rakyat tentang bagaimana

kekuasaan itu bekerja. Namun pada saat-saat tertentu, advokasi itu

13 Valerie Miller dan Jane Covey, Pedoman Advokasi: Kerangka Kerja Untuk Perencanaan,

Bertindak dan Refleksi, terj. dari Advocacy Sourcebook: Framework for Planning, Action, and

Reflection oleh Hermoyo, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), Edisi 1, h. 11

Page 34: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

20

dapat didefinisikan lebih sebagai proses melobi yang berfokus untuk

mempengaruhi para pembuat kebijakan secara langsung.

Menurut Ritu R. Sharma14 yang diterjemahkan oleh Yayasan

Obor Indonesia, advokasi adalah upaya mengajukan, mempertahankan

atau merekomendasikan suatu gagasan di hadapan orang lain.

Kemudian Ritu R. Sharma juga menambahkan bahwa advokasi adalah

memasukkan suatu masalah ke suatu agenda, mencarikan solusi

mengenai problem tersebut dan membangun dukungan untuk bertindak

menangani masalah maupun solusinya.

Hepworth dan Larsen dalam Mark Ezell mengembangkan

definisi yang sangat berguna tentang advokasi15:

“the process of working with and/or on behalf of clients (1) to

obtain services or resources for clients that would not otherwise

be provided, (2) to modify extant policies, procedures or

practice that adversely impact clients or (3) to promote new

legislation or policies in the provision of needed resources or

services”

Dari kutipan diatas dapat diterjemahkan bahwa advokasi adalah

proses bekerja dengan atas nama klien, (1) untuk mendapatkan layanan

atau sumber daya untuk klien yang dinyatakan tidak akan disediakan,

(2) untuk memodifikasi kebijakan yang masih ada, prosedur atau

praktek yang berdampak negatif bagi klien atau, (3) untuk

mempromosikan undang-undang baru atau kebijakan yang akan

14 Ritu R. Sharma, Pengantar Advokasi Panduan Latihan, terj. dari An Introduction to Advocacy

Training Guide oleh Tim Yayasan Obor Indonesia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, IKAPI DKI

dan Yayasan Tifa, 2004), Edisi 1, hal. 7 15 Mark Ezell, Advocacy In The Human Services, Toronto, Canada : Nelson Thomson Learning,

2001. h. 22

Page 35: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

21

menghasilkan bagi penyedia sumber daya atau bidang jasa yang

dibutuhkan.

Definisi advokasi saat ini juga dipertegas oleh Malcolm Payne

yang diterjemahkan oleh Susiladiharti dan Admiral Nelson16, advokasi

merupakan praktik-praktik sosial demokratik yang memampukan

manusia mengatasi hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan-tujuan

hidup mereka, untuk memperoleh akses pada pelayanan dan untuk

memperbaiki pelayanan, yang berkontribusi pada praktik yang berfokus

pada ketidakadilan sosial.

Dari beberapa teori dan pendapat yang telah dikemukakan

tersebut, bisa ditarik gagasan bahwa advokasi merupakan suatu aksi

yang bergantung pada situasi dan kondisi serta latar belakang dimana

advokasi itu sendiri dilakukan. Advokasi masih terjadi banyak

perdebatan mengenai definisinya. Pada hasilnya advokasi itu memiliki

banyak makna dan artinya sendiri bagi tiap latar belakang, seperti pada

lingkungan pengacara maka arti advokasi itu sendiri merupakan aksi

berbicara di depan pengadilan, memeriksa saksi mata, dan lain-lain.

Serta mengkombinasikan antara keprofesionalitasan, aturan dan kode

etik dan kemampuan dalam turut serta di lingkungan pengadilan.

Sedangkan dalam pelayanan sosial, advokasi itu bisa dimaknai sebagai

aksi untuk mengkonstruksikan berbagai bantuan dan kerjasama yang

memberikan mereka kesempatan untuk mencapai tujuan tertentu dalam

16 Malcolm Payne, Teori Pekerjaan Sosial Modern, terj. dari Modern Social Work Theory 4th

Edition oleh Susiladiharti, dan Admiral Nelson, (Jakarta: BPSW dan Yogyakarta: Penerbit Samudra

Biru 2016) Edisi 1, h. 249.

Page 36: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

22

upaya perubahan dalam hidup mereka. Advokasi berupaya untuk

menengahi antara kepentingan masyarakat yang tidak berdaya kepada

individu-individu dan struktur-struktur yang berkuasa.

2. Prinsip-prinsip Advokasi

Advokasi memiliki tujuan untuk melakukan perubahan, maka

dalam prosesnya akan ada resistensi, oposisi dan konflik. Tidak ada

faktor utama yang menjamin keberhasilan advokasi. Advokasi yang

sukses akan terbentuk bila mengikuti pedoman dan beberapa prinsip di

bawah ini.

a. Bertindak dalam kepentingan terbaik klien

Prinsip ini merupakan prinsip yang mudah diabaikan, karena

berperan sebagai advokat akan mendapatkan berbagai tekanan baik

dari mitra ataupun dari pihak yang berlawanan. Prinsip ini

menjelaskan bahwa advokasi yang dilakukan harus selalu ingat

kepada siapa kita bertindak dan apa tujuan advokasi ini dilakukan.

Bertindak dengan mengutamakan kepentingan klien juga berarti

advokasi yang dilakukan harus mengarahkan klien jauh dari

tindakan yang cenderung merugikan diri klien, contohnya kerugian

fisik, materi atau efek psikologis. Namun di satu sisi, bertindak atas

nama klien juga akan menimbulkan dilema. Maksud dari dilema

disini ialah adanya kebimbangan antara mengutamakan keinginan

klien yang mungkin akan berdampak tidak baik kedepannya bagi

Page 37: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

23

diri klien dengan mengutamakan nilai-nilai advokasi yang sudah

ditanamkan bagi advokat itu sendiri.

b. Bertindak sesuai dengan keinginan dan instruksi klien

Hubungan instruksional antara advokat dan klien adalah hal

yang mendasar. Hal ini yang menjadi tanda besar dalam proses

advokasi, karena advokasi yang dilakukan harus ada dorongan dari

keinginan dan instruksi klien. Dorongan dan instruksi klien ini

merupakan cara yang dapat membangun hubungan yang sehat bagi

klien dalam proses advokasi. Hubungan ini tentunya akan

memberikan dampak positif dalam menggali beberapa potensi yang

dimiliki klien, menentukan beberapa solusi terkait advokasi yang

dilakukan serta menentukan kapan pihak ketiga akan diperlukan.

c. Klien terinformasikan dengan benar

Sangat penting untuk di ingat, bahwa membuat klien agar

terinformasi dengan baik bisa dilakukan dengan mudah jika advokat

menjadikan hal tersebut sebagai rutinitas dalam kegiatan advokasi.

Ada alasan khusus mengapa klien harus terinformasi dengan baik.

Saat advokat merasa terjadi kesalahpahaman terhadap klien, maka

advokat bisa melakukan pembaharuan informasi dengan melakukan

diskusi bersama klien. Sehingga advokat bisa mendapatkan

informasi lanjut dari klien dan dapat membentuk kembali konsep

yang dipergunakan dalam advokasi. Berikut langkah mudah agar

klien dapat terinformasi dengan baik:

Page 38: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

24

1) Mengirim semua salinan dokumen kepada klien.

2) Mengkonsep segala dokumen terkait infromasi klien secara

langsung, dokumen harus atas nama klien dan ditandatangani

oleh klien.

3) Membuat panggilan telepon ke beberapa pihak terkait ketika

klien hadir.

d. Melaksanakan instruksi dengan ketekunan dan kompetensi

Kata kuncinya adalah kerukunan dan kompetensi, advokat

tidak dituntut untuk menjadi sempurna juga tidak dituntut untuk

tidak pernah membuat kesalahan. Advokat harus memahami kapan

bantuan akan diperlukan dan paham akan batasan advokasi yang

dilakukan. Ketekunan yang dimaksud dalam advokasi itu,

merupakan keterampilan dalam menghubungkan fakta-fakta yang

relevan dalam suatu informasi lalu diinterpretasikan dengan baik

menjadi sebuah kebijakan atau hukum. Sedangkan kompetensi

merupakan upaya advokat dalam melakukan advokasi dengan atas

nama klien serta membangun hak-hak klien demi mencapai

kesepakatan yang dibutuhkan.

e. Bertindak independen dan mengutamakan keujujuran

Hak asasi manusia merupakan inti dari terlaksananya

advokasi. Advokasi merupakan tindakan yang sesuai untuk

menyelesaikan masalah yang terstruktur dan terikat. Advokasi tidak

Page 39: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

25

akan berjalan efektif jika dalam berjalannya advokasi masih ada

keberpihakan terhadap pihak lain. Dalam kegiatan advokasi,

advokat harus transparan dalam memberikan informasi, terutama

informasi yang kurang baik bagi klien, namun hal itu diperlukan

agar klien mengetahui seluruh proses advokasi yang terjadi

meskipun solusi yang akan diberikan masih belum bisa dipastikan.

Setiap orang mempunyai hak untuk mengetahui dimana mereka

berdiri dan memilki kemampuan untuk memilih pilihannya yang

didasari oleh kejujuran dan independen.

f. Mengutamakan kode etik kerahasiaan klien

Dalam prinsip ini menjelaskan bahwa klien harus merasa

aman dalam setiap ucapan yang dikeluarkan oleh klien, karena

advokat harus mengutamakan kerahasiaan klien. Kerahasiaan

sangatlah penting dalam membangun rasa percaya dan kejujuran

antara advokat dan klien. Kerahasian klien merupakan salah satu

kode etik yang diutamakan dalam melakukan advokasi.17

Terkait kode etik diatas tercantum pula dalam Kode Etik

Profesi Pekerja Sosial pada Bab IV pasal 7 ayat 3 yang berbunyi:18

Pekerja Sosial Profesional menjaga kerahasiaan pasien dalam

konteks pelayanan, yang meliputi:

17 Neil Bateman, Advocacy Skills: A Handbook for Human Service Professionals, ( England :

Ashgate Publishing Limited), h. 26-39 18 IPSPI, Kode Etik Profesi Pekerja Sosial Indonesia, diakses www.ipspi.org pada 30 Maret

2017

Page 40: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

26

a. Memberitahu pasien tentang hak-hak mereka terhadap

kerahasiaan dalam konteks pelayanan, juga termasuk bila

melibatkan pihak ketiga dalam pelayanan.

b. Memberitahukan pasien tentang pentingnya kerahasiaan

informasi dalam konteks pelayanan.

c. Memberitahukan catatan informasi atas permintaan pasien, dan

sejauh itu untuk kepentingan pelayanan.

d. Tidak membuka rahasia pasien kepada pihak lain, kecuali atas

perintah ketentuan hukum.

e. Tidak membuka rahasia pasien kepada pihak lain tanpa

mendapatkan persetujuan dari yang bersangkutan, sekalipun

pertimbangan-pertimbangan profesional mengharuskannya.

3. Keterampilan Advokasi (Advocacy Skills)

Menurut Neil Bateman advokasi memiliki enam keterampilan inti

yaitu wawancara, ketegasan, negosiasi, manajemen diri, penelitian

hukum dan litigasi atau proses peradilan. Berikut penjelasan dari

keenam keterampilan tersebut.

a. Wawancara (Interview)

Membangun relasi, mengassesment suatu permasalahan klien,

mendengarkan klien, memahami bahasa tubuh, objektif dan

memberikan feedback

Page 41: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

27

b. Ketegasan

Mengekspresikan diri secara langsung kejujuran, kerendahan hati,

berjuang atas nama klien, memahami fakta-fakta seputar klien dan

memeneuhi hak-hak klien

c. Negosiasi

Upaya negosiasi atau diskusi jika solusi tidak ditemukan dan

kebijakan tidak memihak kepada klien.

d. Manajemen diri

Mengatur waktu pribadi, mengatur laporan tertulis, kreatif dalam

berpikir dan membuat keputusan serta mengatur tingkat stress bagi

pribadi atau klien.

e. Penelitian hukum (legal research)

Menghubungkan dan membentuk argumen secara konsisten dan

logis untuk mensupport klien. Argumen bisa berdasarkan dari

undang-undang dan hukum atau berdasarkan dari kebijakan

setempat atau dari hasil praktek yang telah dilaksanakan.

f. Litigasi atau proses peradilan

Upaya dalam menggambarkan proses advokasi baik dalam

berbentuk presentasi, negosiasi langsung atau dalam surat

menyurat19.

4. Unsur-unsur Pokok Advokasi

Teknik dan strategi yang spesifik memang beragam tetapi unsur-

unsur berikut ini yang dijelaskan pada gambar 2.1 merupakan bagian

dari advokasi yang efektif. Karena hanya merupakan bagian, maka

19 Ibid, h. 61

Page 42: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

28

tidak perlu menggunakan setiap bagian tersebut untuk menciptakan

strategi informasi

Sumber : Pengantar Advokasi Panduan Latihan

Gambar 2.1

Dari gambar diatas dijelaskan bahwa advokasi memiliki 8 unsur

pokok yaitu tujuan, data, sasaran advokasi, pesan, pelaksanaan,

evaluasi, pengumpulan dana, dan koalisi. Adapun dari 8 unsur tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut20:

a. Memilih Tujuan Advokasi

Agar usaha advokasi itu berhasil, tujuan umumnya harus

dipersempit sampai pada tujuan advokasi yang didasarkan jawaban

terhadap pertanyaan: Dapatkah masalah ini mengajak berbagai

kelompok bersama-sama membentuk koalisi yang kuat? Apakah

20 Ritu R. Sharma, Pengantar Advokasi Panduan Latihan, terj. dari An Introduction to Advocacy

Training Guide, h. 10-13

Advokas

i

Koalisi

Tujuan

Data

Sasaran

Advokasi Pesa

n

Pelaksana

an

Evaluasi

Pengumpu

lan Dana

Page 43: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

29

tujuannya mungkin tercapai? Dan Apakah tujuannya benar-benar

menangani masalah itu?

b. Menggunakan Data dan Penelitian Untuk Advokasi

Data dan penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk

membuat keputusan yang tepat ketika memilih masalah yang akan

ditangani, mengidentifikasi solusi bagi masalah tersebut, dan

menentukan tujuan yang realistis.

c. Mengidentifikasi Sasaran Advokasi

Usaha advokasi harus diarahkan kepada orang-orang yang

memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan. Idealnya,

kepada orang yang mempegaruhi pengambil keputusan, seperti staf

penasihat, tokoh masyarakat yang berpengaruh, media dan

masyarakat.

d. Mengembangkan dan Menyampaikan Pesan Advokasi

Berbagai macam sasaran advokasi memberikan tanggapan

terhadap pesan yang berbeda-beda. Misalnya, seorang politikus

mungkin tergerak hatinya ketika ia tau berapa banyaknya orang di

wilayahnya yang menaruh kepedulian terhadap suatu permasalahan.

e. Membentuk Koalisi

Kekuatan advokasi terdapat dari beberapa orang yang

mendukung tujuan dari advokasi itu sendiri. Khususnya dimana

demokrasi dan advokasi merupakan fenomena yang baru, yang

Page 44: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

30

melibatkan sejumlah besar orang yang mewakili kepentingan yang

berbeda-beda itu dapat memberikan jaminan keamanan bagi

advokasi maupun untuk membentuk dukungan politik.

f. Membuat Presentasi yang Persuasif

Kesempatan untuk mempengaruhi sasaran advokasi yang

merupakan tokoh kunci seringkali terbatas. Maka, persiapan yang

cermat dan mendalam untuk membuat argument yang meyakinkan

dan gaya penyajian mungkin dapat mengubah kesempatan yang

sempit itu menjadi advokasi yang berhasil.

g. Mengumpulkan Dana Untuk Advokasi

Sebagian besar kegiatan, termasuk advokasi, memerlukan

sumber dana. Usaha untuk melakukan advokasi secara

berkelanjutan dalam waktu yang panjang berarti menyediakan

waktu dan energi dalam mengumpulkan dana atau sumber daya

yang lain untuk mendukung tugas advokasi.

h. Mengevaluasi Usaha Advokasi

Untuk menjadi pelaksana advokasi yang efektif diperlukan

umpan balik dan evaluasi secara terus-menerus. Adapun dalam hal

mengevaluasi ini, serupa dengan pernyataan yang disampaikan oleh

Karen Kay Krist Ashman dan Grafton H. Hull, Jr. dalam bukunya

Page 45: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

31

yang berjudul Understanding Generalist Practice yang

menyebutkan21 :

“Generalist intervention model is a practice model providing

step-by-step direction concerning how to undertake the

planned change process, which is generally directed at

addressing problem. Social worker may need to advocate

and fight for change in a public assistance policy one that

discriminates against people who speak little and are unable

to follow an intricate, exasperating application process in

order to receive benefits. Regardless of what problem is

addresed, the plann change effort follows the sam course of

action. Generalist intervention model core has seven step

planned change process that empha sizes the assesment of

client strengths.”

Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa model

intervensi generalis adalah model praktik yang mengambarkan

langkah demi langkah tentang bagaimana melakukan proses

perubahan yang direncanakan yang umumnya dikhususkan

dalam mengatasi masalah. Pekerja sosial perlu untuk

mengadvokasi dan berjuang untuk perubahan dalam suatu

kebijakan publik yang mendiskriminasi orang-orang yang tidak

mampu mengemukakan pendapat dan tidak mampu mengikuti

kebijakan rumit untuk menerima manfaat. Terlepas dari apa

masalah yang dibahas, upaya perubahan rencana mengikuti

tindakan yang sama. model intervensi generalis inti memiliki tujuh

langkah proses perubahan terencana yang menekankan azas ukuran

yang assesment kekuatan pasien.

21 Karen Kay. Krisht – Ashman dan Grafton H. Hull, Jr, Understanding Generalist Practice,

(Chicago: Nelson-Hall, 1999, 2nd ed), hal. 31-32

Page 46: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

32

5. Jenis-Jenis Advokasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis-jenis advokasi

menurut Sheafor dalam Edi Suharto, advokasi sosial dapat

dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu: advokasi kasus (case

advocacy), dan advokasi kelas (class advocacy). Berikut penjelasan

dari kedua jenis tersebut22:

a. Advokasi Kasus

Merupakan kegiatan yang dilakukan seorang Pekerja Sosial

untuk membantu klien agar mampu menjangkau sumber atau

pelayanan sosial yang lembaga, dunia bisnis atau kelompok

profesional terhadap klien dan klien sendiri tidak mampu

merespon situasi tersebut dengan baik. Pekerja Sosial berbicara,

berargumen dan bernegosiasi atas nama klien individual.

Karenanya, advokasi ini sering disebut pula sebagai advokasi

klien (client advocacy)23.

Hal ini serupa dengan jenis advokasi menurut McGowan

dalam Mark Ezell yang menyebutkan bahwa advokasi kasus

adalah intervensi yang dilakukan dengan mengatasnamakan klien

dengan satu atau beberapa lembaga untuk mengamankan atau

meningkatkan layanan yang dibutuhkan baik itu sumber daya

atau hak-hak yang harus dipenuhi bagi klien. Dalam Mark Ezell

22 Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat Coorporate Social Responsibility,

( Bandung: Alfabeta, 2009), cet ke-2, h.166 23 Ibid,.

Page 47: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

33

dijelaskan pula bahwa self advocacy merupakan salah satu bentuk

dari advokasi kasus yang dimana menjelaskan klien mengetahui

hak-hak mereka dan mengetahui bagaimana mereka dilindungi,

advokasi ini mengatasnamakan seseorang dan sekelompok orang

dalam berbicara untuk bertindak dalam upaya pencarian

kebutuhan dan kepentingan klien24.

b. Advokasi Kelas

Advokasi ini menunjuk pada kegiatan-kegiatan atas nama

kelas atau sekelompok orang untuk menjamin terpenuhinya hak-

hak warga dalam menjangkau sumber atau memperoleh

kesempatan-kesempatan. Fokus advokasi kelas adalah

mempengaruhi atau melakukan perubahan-perubahan hukum dan

kebijakan publik pada tingkat lokal maupun nasional. Advokasi

kelas melibatkan proses-proses politik yang ditunjukkan untuk

mempengaruhi keputusan-keputusan pemerintah yang

berkuasa25.

Menurut Epstein dalam Mark Ezell Advokasi kelas

merupakan sebuah aksi atau intervensi untuk mempromosikan

dalam mengubah kebijakan-kebijakan dan praktek yang

24 Mark Ezell, Advocacy In The Human Services…, h. 27 25 Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat Coorporate Social

Responsibility..., h.166

Page 48: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

34

mempengaruhi semua orang dalam beberapa kelompok atau kelas

yang memiliki kecenderungan masalah atau status yang sama26.

Maka, Pekerja Sosial bertindak sebagai perwakilan sebuah

organisasi, bukan sebagai seorang praktisi mandiri. Advokasi

kelas umumnya dilakukan melalui koalisi dengan kelompok dan

organisasi lain yang memiliki agenda yang sejalan27.

6. Dinamika Proses Advokasi

Advokasi merupakan proses yang dinamis yang menyangkut

pelaku, gagasan, agenda dan politik yang selalu berubah. Proses ini

berlangsung dalam lima tahap:

a. Mengidentifikasi masalah. Langkah pertama adalah

mengidentifikasi masalah untuk mengambil tindakan kebijakan.

Tahap ini mengacu pada penetapan agenda. Pekerja sosial sebagai

advokat harus menentukan masalah mana yang perlu dituju dan

diusahakan untuk mencapai lembaga yang menjadi sasaran agar

diketahui bahwa isu tersebut memerlukan tindakan.

b. Merumuskan solusi. Pekerja sosial yang berperan sebagai advokat

harus merumuskan solusi mengenai masalah yang telah di

identifikasi dan memiliki salah satu yang paling fleksibel ditangani

secara politis, ekonomis dan sosial.

26 Mark Ezell, Advocacy In The Human Service...., h.27 27 Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat Coorporate Social

Responsibility..., h.166

Page 49: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

35

c. Membangun kemauan politik. Membangun kemauan politik untuk

bertindak menangani isu dan mendapatkan solusinya merupakan

bagian terpenting dalam advokasi.

d. Melaksanakan kebijakan. Jika masalahnya telah dikenal secara

pasti, solusi telah dirumuskan serta adanya kemauan politik untuk

bertindak, maka peluang ini dapat dijadikan titik masuk pekerja

sosial untuk bertindak melaksanakan kebijakan.

e. Evaluasi. Kegiatan advokasi yang baik harus menilai efektifitas

advokasi yang telah dilakukan. Selain itu, evaluasi juga dapat

dilakukan terhadap usaha yang telah berjalan dan menentukan

sasaran baru berdasarkan pengalaman mereka. 28

B. Pekerja Sosial Medis

1. Definisi Pekerja Sosial Medis

Banyak definisi yang dikemukakan para Ahli Pekerjaan

Sosial mengenai Pekerjaan Sosial dalam bidang kesehatan.

Skidmore, Thackeray dan Farley menjelaskan mengenai definisi dari

pekerjaan sosial medis:

“Medical social work: the social work practice that occurs

in hospital and others health care setting to facilitate good

health, prevent illness, and aid physically patients and their

families to resolve the social and psychological problems

related to the illness.“29

28 Edi Suharto, Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial Konsepsi dan Strategi, (Jakarta, Badan

Pelatihan dan Pengembangan Sosial, 2004), h. 113 29 Skidmore, Thackeray, dan Farley. 1994. Introduction to Social Work. UK: Prentice Hall, h.

146

Page 50: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

36

Skidmore, Thackeray dan Farley diatas mendefinisikan

bahwa pelayanan pekerjaan sosial di bidang kesehatan meliputi

upaya pemeliharaan kesehatan sebagai bagian dari praktik

kerjasama antara pekerja sosial denga profesi lain dalam bidang

kesehatan yang juga terlibat dalam program-program pelayanan

kesehatan masyarakat. Praktik pekerjaan sosial dalam bidang

pelayanan kesehatan mengarah pada penyakit yang disebabkan atau

berhubungan dengan akibat dari adanya tekanan-tekanan sosial yang

mengakibatkan kegagalan-kegagalan dalam pelaksanaan fungsi

relasi-relasi sosial.

Istilah pekerjaan sosial medis pada perkembangannya seperti

dikutip dalam Bracht digantikan dengan istilah pekerjaan sosial

dalam bidang pemeliharaan kesehatan (Social Work in Health Care).

Istilah pekerjaan sosial dalam bidang pemeliharaan kesehatan

dianggap lebih fleksibel dan lebih luas dibanding dengan istilah

Pekerjaan sosial medis yang hanya berkonotasi penyembuhan

(Medicine). Pekerjaan sosial dalam bidang pemeliharaan kesehatan

meliputi:

1) Pekerjaan sosial di rumah sakit (Social Work in Hospital)

2) Pekerjaan sosial dalam keluarga (Social Work in Family)

3) Pekerjaan sosial dalam kesehatan masyarakat (Social Work in

Public Health)30.

30 Bracht, Neil F. 1978. Social Work In Health Care: A Guide to Professional Practice. New

York : The Haworth Press, h. 10

Page 51: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

37

Berdasarkan definisi pekerjaan sosial medis menurut

Skidmore, Thackeray dan Farley terdapat lima unsur pokok antara

lain:

1) Pekerjaan sosial medis merupakan praktik pekerjaan sosial

dalam intervensi penyembuhan terhadap penyakit pasien sesuai

dengan domain pekerjaan sosial.

2) Seting pekerjaan sosial medis di rumah sakit maupun di tempat-

tempat pelayanan kesehatan yang lain.

3) Intervensinya diarahkan untuk memberikan fasilitas pelayanan,

mencegah penyakit dan memberikan bantuan.

4) Sasarannya adalah pasien dan keluarga.

5) Tujuannya untuk memecahkan masalah sosial dan psikologis

yang berkaitan dengan penyakit31.

a. Tujuan Pekerjaan Sosial Medis

Pincus dan Minahan dalam Bracht, menjelaskan bahwa tujuan

Pekerjaan Sosial Medis adalah mendukung segala rencana yang

telah disusun untuk mencapai kesehatan bagi pasien. Lebih rinci

dijelaskan bahwa tujuan dari pekerjaan sosial medis adalah antara

lain :

1) Meningkatkan dan memperbaiki kemampuan seseorang dalam

memecahkan masalah-masalah sosial emosional yang

berhubungan dengan sakit dan penyakit yang dideritanya, baik

bagi pasien maupun keluarganya

31 Skidmore, Thackeray, dan Farley. 1994. Introduction…, h. 153

Page 52: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

38

2) Menghubungkan/mengkaitkan pasien dengan sistem sumber

yang dapat membantu proses pengobatannya

3) Meningkatkan efektivitas pelayanan berbagai sistem sumber

pelayanan kesehatan untuk mencapai tujuan pengobatan pasien

4) Memberikan sumbangan bagi perubahan kebijakan di bidang

pelayanan kesehatan32.

b. Ruang Lingkup Praktek Pekerjaan Sosial Medis

Ruang lingkup pekerjaan sosial dalam pemeliharaan

kesehatan menurut Bracht meliputi: pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan (preservation and promotion of health), pencegahan dan

penyembuhan penyakit (prevention and cure of disease)33. Praktek

pekerjaan sosial medis merupaka salah satu bidang pekerjaan sosial

yang bercirikan bantuan dalam seting sekunder. Secara rinci Bracht

menjabarkan ruang lingkup Pekerjaan Sosial Medis antara lain:

1) Pekerja Sosial terdapat dalam program kesehatan masyarakat

dalam perawatan akut ataupun kronik.

2) Memberikan berbagai layanan yang meliputi pendidikan

kesehatan, intervensi krisis, konseling, dan manajmen kasus.

3) Dalam menangapi insiden yang berkaitan dnegan kejadian-

kejadian kritis, pekerja sosial medis dilatih untuk dapat

memberikan intervensi untuk mempersiapkan diri dalam

merespon kejadian traumatic dan bencana.

32 Bracht, Neil F. 1978…., h. 20-21 33 Ibid, h. 29

Page 53: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

39

4) Pada negara sedang berkembang seperti di Indonesia, pekerjaan

sosial di bidang kesehatan menjadi sangat dibutuhkan karena

permasalahan kesehatan umumnya terkait dengan faktor-faktor

sosial, emosional, ekonomi dan budaya

5) Realitas tersebut menuntut peran aktif profesi peksos agar dapat

memberikan kontribusi seperti yang diharapkan yakni dapat

melakukan intervensi terhadap permasalahan sosial dan

emosional pasien dan keluarganya.

c. Peran Pekerjaan Sosial di Bidang Kesehatan

Nuryana dalam Pekerjaan Sosial Medik di Rumah Sakit

menyatakan terdapat beberapa peranan pekerja sosial di setting

rumah sakit sebagai berikut :

1) Konselor. Pekerja sosial membantu klien untuk memahami dan

menyadari permasalahan-permasalahan yang dihadapinya,

memahami potensi-potensi dan kekuatan-kekuatan yang

dimilikinya, serta membimbing untuk menemukan,

menunjukkan dan memberikan cara pemecahan masalah yang

diperlukan. Konseling dilaksanakan dengan pertemuan-

pertemuan tatap muka yang berkesinambungan anatara konselor

dengan klien (atau disebut konseli) pada tingkatan individu atau

keluarga atau kelompok kecil.

2) Konsultan/advisor. Pekerja sosial emberikan pertolongan yang

bersifar khusus (ad hoc) atau temporer melalui pemberian

nasihat atau najuran atau pertimbangan atau aktivitas

Page 54: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

40

pertolongan lain dari seorang konsultan (yang memiliki

keahlian) kepada orang yang membutuhlam yang ditujukan

untuk mencegah atau memecahkan masalah individu atau

keluarga, kelompok organisasi atau masyarakat. masalah yang

menjadi perhatian pekerjaan sosial dalam bidang kesehatan

adalah masalah psiko-sosial, sosial-ekonomi dan budaya yang

berhubungan dengan kesehatan dan atau upaya kesehatan.

3) Enabler/fasilitator. Pekerja sosial menajalankan peran enabler

atau fasilitator bertugas menolong klien untuk mempermudah

atau memungkinkan upaya pencapaian tujuan (mencegah atau

mengatasi masalah-masalah sosial dan emosional yang

berhubungan dengan kesehatan atau dengan penyembuhan,

meningkatkan kapasitas masyarakat dalam memberikan

dukungan yang memadai bagi pemelihataan kesehatan) dengan

mendayagunakan kekuatan-kekuatan atau sumber yang dimiliki

atau ada. Peran ini sering juga disebut dengan pendamping

karena dilakukan dengan cara mendampingi setiap aktivitas

klien, sehingga dapat memberikan dukungan untuk membangun

kepercayaan diri klien, dan membantu klien dalam mengatasi

hambata-hambatan yang dialaminya

4) Mediator. Pekerja sosial membantu pihak-pihak yang

mengalami konflik agar dapat saling memberikan dukungan

bagi upaya pencapaian tujuan dan tingkat kesejahteraan yang

diinginkan kedua belah pihak. Dalam usaha kesehatan, tindakan

Page 55: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

41

ini dilakukan untuk memperbaiki ketidakseimbangan hubungan

antara orang dengan lingkungan sosialnya yang telah

menimbulkan masalah yang mengganggu kesehatan atau upaya

pemeliharaan atau peningkatan kesehatan. Pada peran ini

pekerja sosial meyakinkan kedua pihak mengenai misi pekerja

sosial yang bertindak untuk kepentingan kedua belah pihak

tanpa berat sebelah jujur dan terpercaya setelah pekerja sosial

mengidentifikasi dan memahami latar belakang masalah atau

konflik.

5) Broker. Pekerja sosial berupaya untuk menghubungkan klien

yang membutuhkan pelayanan dengan sumber-sumber yang

menyediakan pelayanan yang dibutuhkan. Pekerja sosial

mengidentifikasi kebutuhan, mengidentifikasi sumber yang

menyediakan pelayanan yang dibutuhkan, memberikan

informasi tentang sumber yang menyediakan pelayanan, dan

membantu klien dalam mengakses sumber pelayanan yang

dibutuhkan.

6) Advokasi sosial (kasus/kebijakan). Peran ini dilakukan pekerja

sosial ketika hak klien tidak terpenuhi. Pekerja sosial bekerja

dengan atas nama klien bekerja untuk :

a) mendapatkan pelayanan-pelayanan atau sumber-sumber

yang tersedia bagi klien

Page 56: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

42

b) mempengaruhi agar terjadi perubahan kebijakan-kebijakan,

prosedur-prosedur, atau praktek-praktek yang ada yang

merugikan klien

c) mempengaruhi agar tercipta kebijakan-kebijakan atau

perundang-undangan baru yang akan menghasilkan

penyediaan sumber-sumber atau pelayanan-pelayanan yang

dibutuhkan.

7) Peneliti. Pekerja sosial dapat melakukan penelitian-penelitian

untuk menjelaskan faktor-faktor psikososial, sosial ekonomi dan

budaya yang mempengaruhi kesehatan atau sakit dan upaya

kesehatan, mengevaluasi pelayanan atau praktek pekerjaan

medis atau dalam rangka menganalisi kebijakan yang ada,

sehingga dapat mengembangkan praktek pekerjaan sosial medis.

8) Pendidik/pelatih. Pekerja sosial dapat membantu masyarakat

akses pada informasi tentang apa yang terjadi dalam

masyarakatnya, mendidik masyarakat untuk membangun

kesadaran tentang masalah-masalah kesehatan di

lingkungannya, mempelajari kesuksesan dan kegagalan dari

usaha kesehatan,membangun kesadaran dan kebiasaan tentang

pola hidup sehat, serta mengajarkan cara mengorganisasikan

kegiatan masyarakat dalam usaha kesehatan34.

34 Nuryana, Mu’man. 2000. Pekerjaan Sosial Medik di Rumah Sakit. Bandung : STKS

Press, h. 21-22

Page 57: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

43

C. Kanker

1. Pengertian Kanker

Menurut Wim de Jong35 yang diterjemahkan oleh Astoeti

Suharto Heerdjan, Kanker berasal dari kata Yunani, Karkinos, yang

berarti udang karang dan merupakan istilah umum untuk ratusan tumor

ganas yang masing-masing sangat berbeda satu sama lain.

Di manapun di dalam tubuh dapat timbul aneka jenis kanker,

bahkan di dalam satu organ, jenisnya dapat berbeda satu sama lain.

Kanker yang satu tidak saling berkaitan dengan kanker yang lain, setiap

kanker merupakan penyakit tersendiri. Sebenarnya , kanker sama

seperti berbagai penyakit infeksi seperti TBC, flu, bisul, tifus atau

radang paru-paru, semuanya merupakan radang yang masing-masing

disebabkan oleh bibit penyakit atau basil.

Masalahnya ialah, infeksi apa dan letaknya dimana. Jadi, radang

atau bukan, jika memang ada proses peradangan maka perlu diketahui

sampai mana proses atau stadium peradangan itu. Bila menyangkut

radang paru-paru, kita perlu mengetahui apakah berasal dari flu, kanker

paru-paru yang tersembunyi, atau dari sesuatu yang lain.

Menurut Yayasan Kanker Indonesia36 Kanker adalah penyakit

akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang

berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker

35 Wim de Jong, Kanker, Apakah itu?, terj. dari Kanker, Wat Heet?! Medische Informatie Over

de Ziekte(n), de Behandeting en de Prognose oleh Astoeti Suharto Heerdjan, (Jakarta: Arcan, 2005)

h. 2 36 Yayasan Kanker Indonesia, Apakah Kanker itu?, diakses

http://yayasankankerindonesia.org/tentang-kanker/ pada tanggal 8 November 2016, pukul 16.44

WIB.

Page 58: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

44

ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat

menyebabkan kematian. Kanker sering dikenal oleh masyarakat

sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah

segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi dalam 2

golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah

umum untuk semua jenis tumor ganas.

Menurut Rama Diananda37 kanker adalah istilah umum untuk

pertumbuhan sel yang tidak normal (yaitu, tumbuh sangat cepat tidak

terkontrol dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh

normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan

merupakan penyakit yang menular. Istilah tumor tidak sama dengan

kanker. Tumor adalah istilah umum untuk setiap benjolan abnormal.

Sedangkan kanker adalah tumor yang bersifat ganas. Dengan demikian,

kanker itu sama dengan tumor yang sangat ganas.

Dari pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kanker

adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh tidak normalnya

pertumbuhan suatu sel dalam tubuh. Penyakit kanker memang tidak

menular akan tetapi kanker dapat menjalar dari satu organ ke organ

lainnya secara cepat apabila tidak diketahui sedini mungkin. Kanker

menjadi momok bagi semua orang, hal ini karena angka kematian

akibat kanker yang sangat tinggi.

37 Rama Diananda, Mengenal Seluk-Beluk Kanker, (Jakarta: Katahati,2009), Cet.3, h. 15

Page 59: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

45

2. Gejala Kanker

Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh,

dan pada semua gologan umur, namun lebih sering menimpa orang

yang berusia 40 tahun. Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak

jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan

ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya

penyakitnya sudah lanjut.

Adapun 7 gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih

lanjut ke dokter untuk memastikan ada atau tidaknya kanker, yaitu38:

a. Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau

gangguan.

b. Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.

c. Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh

d. Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor).

e. Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, menjadi semakin

besar dan gatal.

f. Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh

g. Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh.

2. Faktor Resiko Terjadinya Kanker

Untuk memahami faktor yang dapat meningkatkan resiko

kanker ini kita bisa melihat adanya faktor utama kanker adalah sebagai

berikut39:

38 Yayasan Kanker Indonesia, Apakah Kanker itu?,…. 39 Ibid,.

Page 60: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

46

a. Bahan Kimia

Zat-zat yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan

berbagai jenis kanker pada perokok dan perokok pasif (orang bukan

perokok yang tidak sengaja menghirup asap rokok orang lain) dalam

jangka waktu yang lama. Bahan kimia untuk industri serta asap yang

mengandung senyawa karbon dapat meningkatkan kemungkinan

seorang pekerja industri menderita kanker. Penyinaran yang

berlebihan sinar ultra violet yang berasal dari matahari dapat

menimbulkan kanker kulit. Sinar radio aktif, sinar X yang berlebihan

atau sinar radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukemia.

b. Virus

Beberapa jenis virus berhubungan erat dengan perubahan sel

normal menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab

kanker atau virus onkogenik.

c. Hormon

Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang

fungsinya adalah mengatur kegiatan alat-alat tubuh dari selaput

tertentu. Pada beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian

hormon tertentu secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan

terjadinya beberapa jenis kanker seperti payudara, rahim, indung

telur dan prostat (kelenjar kelamin pria).

Page 61: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

47

d. Makanan

Zat atau bahan kimia yang terdapat pada makanan tertentu

dapat menyebabkan timbulnya kanker misalnya makanan yang lama

tersimpan dan berjamur dapat tercemar oleh aflatoxin. Aflatoxin

adalah zat yang dihasilkan jamur Aspergillus Flavus yang dapat

meningkatkan resiko terkena kanker hati.

3. Pencegahan Kanker

Sebagian besar jenis kanker dapat dicegah dengan kebiasaan

hidup sehat sejak usia muda dan menghindari faktor-faktor penyebab

kanker. Meskipun penyebab kanker secara pasti belum diketahui, setiap

orang dapat melakukan upaya pencegahan dengan cara hidup sehat dan

menghindari penyebab kanker40:

a. Mengenai makanan:

1) Mengurangi makanan berlemak yang berlebihan

2) Lebih banyak makan makanan berserat.

3) Lebih banyak makan sayur-sayuran berwarna serta buah-buahan,

beberapa kali sehari

4) Lebih banyak makan makanan segar

5) Mengurangi makanan yang telah diawetkan atau disimpan

terlalu lama

6) Membatasi minuman alkohol

b. Hindari diri dari penyakit akibat hubungan seksual

c. Hindari kebiasaan merokok. Bagi perokok: berhenti merokok.

40 Ibid,.

Page 62: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

48

d. Upayakan kehidupan seimbang dan hindari stress

e. Periksakan kesehatan secara berkala dan teratur.

4. Pemeriksaan dan Pengobatan Kanker

Bagi yang ada kecurigaan, maka pemeriksaan yang dapat

dilakukan adalah:

a. Pemeriksaan sitologi dan patologi anatomi

b. Tes-tes pertanda kanker dalam darah

c. Rontgen

d. Mamografi (rontgen khusus untuk payudara)

e. Ultrasonografi / USG (memotret alat tubuh bagian dalam)

f. Endoskopi (peneropongan alat tubuh bagian dalam)

g. Kolposkopi (peneropongan leher rahim)

h. Laparoskopi (peneropongan rongga perut)

i. Pemotretan lapisan-lapisan tubuh dengan alat CT Scan, MRI

(Magnetic Resonance Imaging)41

Pengobatan kanker terdiri dari salah satu atau kombinasi dari

beberapa prosedur dan hasil pengobatan bergantung pada stadium atau

tingkatan kanker. Berikut adalah berbagai pilihan pengobatan untuk

kanker:

a. Pembedahan (operasi)

b. Penyinaran (Radio-terapi)

c. Pemakaian obat-obat pembunuh sel kanker (sitostatika/kemoterapi)

d. Peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi)

41 Ibid,.

Page 63: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

49

e. Pengobatan dengan hormone

f. Transplantasi organ.

g. Stem Cell42

5. Jenis-jenis kanker

a. Kanker leher rahim (kanker serviks)

b. Kanker payudara

c. Penyakit Trofoblas ganas

d. Kanker kulit

e. Kanker nasofaring

f. Kanker paru

g. Kanker hati

h. Kanker kelenjar getah bening (Limfoma Malignum)

i. Kanker usus besar

j. Kanker darah (Leukemia)

42 Ibid,.

Page 64: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

50

BAB III

PROFIL LEMBAGA

A. Profil Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta

Rumah Sakit Kanker “Dharmais” berada di Jl. Letjen. S. Parman, Kavling

84-86, Jakarta 11420. Pembangunan Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

(RSKD) dilatarbelakangi oleh meningkatnya jumlah penderita kanker di

Indonesia. Sehubungan dengan itu, pada tahun 1988, Bapak Soeharto, selaku

Ketua Yayasan “Dharmais”, mencetuskan gagasan mendirikan Rumah Sakit

Kanker “Dharmais”. Pelaksanaan pembangunan dimulai pada bulan Mei 1991,

dan diresmikan pada tanggal 30 Oktober 1993. Pada tahun 1998, semenjak

kepemimpinan Bapak Soeharto berakhir, Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

berubah status menjadi Badan Layanan Umum (BLU), dan pengelolaan Rumah

Sakit Kanker “Dharmais” sepenuhnya dilakukan oleh Departemen Kesehatan.

Kemudian, pemerintah juga menetapkan Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

sebagai Pusat Kanker Nasional (National Cancer Center).

Dana yang dikeluarkan untuk pembangunan Rumah Sakit Kanker

“Dharmais” sebesar Rp 112.496.642.143,21. Sekitar tahun 2002, Rumah Sakit

Kanker “Dharmais” sempat berubah status kembali menjadi Perusahaan

Jawatan (PERJAN). Landasan hukumnya adalah Peraturan Pemerintah No.128

Tahun 2000 Tentang Pendirian PERJAN Rumah Sakit Kanker “Dharmais”,

sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI

Page 65: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

51

51

No.72/Menkes/SK/I/1993, maka tugas-tugas Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

adalah:

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang merata dan bermutu khusus kepada

pasien kanker.

2. Menyediakan pelayanan dan pengembangan sarana yang luas di bidan,

pendidikan untuk dokter-dokter spesialis, sub spesialis, dan paramedis.

3. Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang

penyakit kanker untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian serta

menyebarluaskan hasil penelitian.

Status Rumah Sakit Kanker “Dharmais” sebagai PERJAN tidak berlaku

lama. Sekitar tahun 2005, Rumah Sakit Kanker “Dharmais” kembali berstatus

Badan Layanan Umum (BLU), yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

Dengan didukung tenaga medis dan paramedis yang ahli dan berpengalaman

dalam bidangnya serta peralatan penunjang yang tersedia, Rumah Sakit

Kanker.

Sebagai salah satu BLU di Indonesia, Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

memiliki visi dan misi yang jelas dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya.

Visi Rumah Sakit Kanker “Dharmais” adalah sebagai Rumah Sakit dan Pusat

Kanker Nasional yang menjadi panutan dalam penanggulangan penyakit

kanker di Indonesia. Sedangkan, misinya adalah melaksanakan pelayanan,

pendidikan, dan penelitian yang bermutu tinggi di bidang penanggulangan

penyakit kanker.

Rumah Sakit Kanker “Dharmais” juga memiliki motto untuk mencapai

visi dan misi Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. Motto Rumah Sakit Kanker

Page 66: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

52

52

“Dharmais” adalah “Memberikan layanan dan perawatan yang lebih baik dan

profesional”. Rumah Sakit Kanker “Dharmais” juga siap melayani dengan

budaya SMILE & C!

S : Senyum dan ramah pada setiap pelanggan.

M : Mengutamakan mutu pelayanan.

I : Ikhlas dalam melaksanakan tugas.

L : Loyal pada pimpinan.

E : Excellent dalam pelayanan, pendidikan, dan pelatihan.

C : Continually Improvement, Senantiasa melakukan perbaikan mutu secara

berkesinambungan

! : Merupakan simbol optimis. Selalu optimis menghadapi segala tantangan

Rumah Sakit Kanker “Dharmais” merupakan rumah sakit dengan rujukan

tertinggi dibidang kanker. Pasien-pasien yang dirawat di Rumah Sakit

Dharmais juga berasal dari berbagai strata ekonomi. Pasien yang termasuk

dalam strata ekonomi menengah dan bawah banyak mendapatkan bantuan

pengobatan dari pihak asuransi, baik swasta maupun pemerintah. Menurut data

yang didapat dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, pasien yang menggunakan

asuransi kesehatan mencapai 60 persen dari keseluruhan pasien yang menjalani

perawatan.43

B. Struktur Organisasi Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta

(Terlampir)

43 Data diperoleh dari Perpustakaan Bagian Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit

Kanker Dharmais Lt. 5, Jakarta, 22 November 2016

Page 67: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

53

53

C. Prosedur Pelayanan Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta

Salah satu ciri khusus dari rumah sakit kanker ialah melakukan pendekatan

terpadu dalam penata-laksanaan penyakit kanker sejak diagnosis hingga

rehabilitasi. Untuk memberikan gambaran umum mengenai kemampuan dan

bidang kerja masing-masing instalasi dalam bidang medis pada Rumah Sakit

Kanker “Dharmais”, dibawah ini diuraikan mengenai apa saja kemampuan dan

kegiatannya masing-masing.

Bidang Pelayanan Medis terdiri dari beberapa instalasi yakni:

1. Instalasi Rawat Jalan

Instalasi ini terdiri dari:

a. Unit Diagnosa Terpadu

Kemampuan yang dimiliki:

1) Menetapkan diagnosis kanker atau bukan kanker

2) Melakukan usaha deteksi dini (skinning) melalui pelayanan check up

kanker.

Kegiatan yang dilakukan:

1) Mengumpulkan data secara wawancara, pemeriksaan fisik maupun

pemeriksaan penunjang (yang telah dilakukan sebelum penderita

datang ke RS Kanker).

2) Melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium, radiodiagnostik

radiosotope

3) Melakukan pengambilan bahan pemeriksaan yang dapat dilakukan

tanpa rawat inap.

4) Membahas data-data yang terkumpul untuk memastikan diagnosis.

Page 68: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

54

54

5) Memberikan penerangan pada mereka yang dicurigai/takut menderita

kanker

6) Melakukan dokumentasi.

b. Unit Rawat Jalan Bagi Penderita Kanker

Kemampuan yang dimiliki:

1) Melakukan pengelolaan penderita kanker secara rawat jalan

Kegiatan yang dilakukan menangani sendiri secara terpadu untuk:

1) Menetapkan jenis kanker dan tingkat penyakit

2) Menetapkan jenis pengobatan yang diperlukan

3) Mengobati dengan kemoterapi bila secara rawat jalan

4) Melakukan pengawasan lanjutan penderita kanker

5) Menetapkan indikasi rawat

6) Menjawab surat rujukan

7) Melakukan penyuluhan kepada penderita dan keluarganya

8) Memberikan penjelasan/penerangan mengenai prosedur pengobatan

9) Melakukan rehabilitasi fisik dan mental

10) Melakukan asuhan keperawatan

11) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan

c. Unit Prosedur Diagnostik

Kemampuan yang dimiliki:

1) Melakukan usaha diagnostik dini kanker

2) Melakukan terapi/pengobatan

3) Melakukan tindakan evaluasi

Kegiatan yang dilakukan:

Page 69: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

55

55

1) Bidang kegiatan

a) Ginekologi

b) Biopsi dengan bantuan USG

c) Endoskopi sal. cerna atas dan bawah

d) Endoskopi sal. pernafasan

e) Biopsi dan BMP

f) Peritoneoskopi

g) Anuskopi

h) Pemulihan (recovery room)

2) Jenis Kegiatan Umum

a) Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga

b) Memberikan informasi mengenai persiapan-persiapan yang harus

dilakukan sehubungan dengan tindakan

c) Mempersiapkan alat-alat umum yang akan digunakan

d) Mengobservasi keadaan umum pasien

e) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan/melakukan dokumentasi

3) Jenis Kegiatan Khusus

a) Ginekologi

Melakukan papsmer, kolposkopi, kauterisasi, cryosurgery, biopsy,

kuretase endoservik

b) Melakukan biopsi dengan bantuan USG

c) Endoskopi, saluran cerna atas dan bawah melakukan tindakan :

gastroskopi, endoskopi

d) Mengobati varises osefagus (skleroterapi), polipektomi, dll.

Page 70: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

56

56

e) Endoskopi saluran nafas

Melakukan bronkoskopi, sinoskopi, laringoskopi,

nasufaringoskopi dan biopsi

f) Biopsi dan BMP

Melakukan biopsi, aspirasi sumsum tulang

g) Peritoneoskopi : Melakukan biopsi

h) Anuskopi: Melakukan biopsy

d. Unit Rawat Singkat

Kegiatan dan kemampuannya sama dengan Instalasi rawat inap.

Perbedaannya hanya terletak pada lama rawat si pasien.

2. Instalasi Rawat Inap

Kemampuan:

a. Merawat secara terpadu penderita kanker yang mendapat pengobatan

kemoterapi

b. Merawat penderita kanker dengan penurunan imunitas tubuh baik karena

penyakitnya dan/atau karena pengobatannya.

c. Merawat penderita kanker dengan pengobatan kanker.

Kegiatan:

a. Memberikan kemoterapi (sitostatika dan imunoterapi).

b. Memberikan pengobatan suportif (gizi, komponen darah dan analgetik).

c. Mengobati dan mendeteksi efek samping kemoterapi

d. Mendeteksi dan mengobati penyakit dan/atau gejala sistemik yang

merupakan gejala dan/atau berada bersama-sama penyakit kanker.

e. Merawat penderita pasca bedah yang tidak memerlukan perawatan ICU

Page 71: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

57

57

f. Memberikan perawatan khusus dalam ruang high care

g. Melakukan perawatan aseptik dalam ruang isolasi pada mereka dengan

penurunan daya tubuh

h. Merawat dengan cara khusus penderita dengan zat radioaktif dalam

tubuhnya.

i. Melakukan rehabilitasi terpadu fisik dan mental

j. Melakukan dokumentasi

3. Instalasi Bedah Pusat

Kemampuan:

a. Melakukan tindakan pembedahan besar

b. Penanganan penderita perioperatif

Kegiatan:

a. Melaksanakan tindakan pembedahan besar (biopsi terbuka,

reseksi/eksisi, kedaruratan dan rekonstruksi), secara steril dan semisteril,

pada penderita kanker, yaitu tumor abdomen/gastrointestinal/hati, tumor

payudara, tumor ginekologi, tumor nasofaring/laring/hidung, tumor

mediastinum dan paru tumor urogenital, tumor tulang, tumor mulut,

tumor saraf dan otak.

b. Penatalaksanaan perioperatif :

Melakukan operasi dengan radiasi saat operasi (di Instalasi Radioterapi)

4. Instalasi Gawat Darurat

Kemampuan:

a. Mengatasi keadaan gawat darurat penderita kanker yang datang di dalam

dan di luar jam kerja rumah sakit, selama 24 jam.

Page 72: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

58

58

b. Memberikan pertolongan pertama pada penderita non kanker sebelum

dirujuk ke rumah sakit yang tepat.

Kegiatan:

a. Memperbaiki gangguan hemodinamik dan gangguan jantung paru

penderita kanker baru dan lama, yang datang dalam keadaaan gawat

darurat, sebelum dikonsulkan ke dokter ahli atau dipindahkan ke ruang

khusus (high care unit).

b. Memberikan pengobatan dan perawatan darurat/pertolongan pertama

pada penderita non kanker yang dating ke rumah sakit serta merujuknya

kerumah sakit yang tepat.

c. Mengurus penderita yang datang meninggal atau meninggal di unit gawat

darurat dan mengirimnya ke kamar jenazah.

d. Pada setiap kegiatan di atas dokter jaga harus mengisi catatan medik

penderita.

e. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan/melakukan dokumentasi.

5. Instalasi Perawatan Intensif/ICU

Kemampuan:

a. Pasien dengan gangguan respirasi sehingga memerlukan alat respirasi

b. Pasien dengan kelainan jantung yang memerlukan alat monitor

c. Pasien post operasi yang memerlukan tindakan / pengawasan intensif

d. Pasien yang tertolong dengan tindakan resusitasi

e. Pasien dengan impending / MOF (Multiple Organ Failure)

Page 73: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

59

59

Kegiatan:

a. Memberikan bantuan kepada pasien yang mengalami gangguan respirasi

dengan bantuan alat respirasi.

b. Memberikan bantuan pada pasien yang mengalami kelainan jantung

dengan alat monitor jantung

c. Melakukan perawatan dan pengawasan yang intensif pada pasien post

operasi

d. Melakukan tindakan resusitasi

e. Melakukan tindakan pasien dengan impending / MOF

f. Melakukan dokumentasi

6. Instalasi Penelitian dan Pengembangan

Kemampuan:

a. Melakukan penelitian terapan

b. Melakukan penelitian dasar

c. Dikemudian hari diharapkan menggunakan

Kegiatan:

a. Membuat program penelitian

b. Menyimpan data-data klinik dan penunjang klinik

c. Melakukan pemeriksaan laboratorium dalam rangka penelitian

d. Mengatur kegiatan pelaporan berbagai hasil penelitian44

44 Data diperoleh dari Perpustakaan Bagian Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit

Kanker Dharmais Lt. 5, Jakarta, 22 November 2016

Page 74: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

60

60

D. Gambaran Umum Instalasi Rehabilitasi Medis (IRM) - Rumah Sakit

Kanker “Dharmais”

1. Tujuan Rehabilitasi Medik :

Upaya rehabilitasi medis bertujuan untuk mempertahankan atau

meningkatkan kualitas hidup pasien dengan cara mencegah, mengurangi

kelainan, ketidakmampuan dan ketunaan beserta dampaknya melalui

peningkatan fungsi semaksimal mungkin sehingg dapat melakukan fungsi

di masyarakat.

2. Budaya Kerja IRM RSKD :

a. Memulai setiap hari dengan senyum, sapa, salam dan santun

b. Bekerja dengan melakukan kegiatan orientasi pada pelanggan terbaik

dan memuaskan pelanggan

c. Yakin bahwa “do the best” yang dilakukan dengan hati lapang dan

dilandasi rasa ikhlas dengan niat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa,

hasilnya akan kembali pada diri kita sendiri

d. Mulai dari diri sendiri, sekecil apapun, saat ini juga dan tidak menunda-

nunda pekerjaan dalam melaksanakan budaya ini

3. Peranan Lembaga

Instalasi Rehabilitasi Medis - Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

menangani pemungsian kembali pasien penderita kanker, baik medis

maupun non-medis. Teknologi yang dilakukan oleh Instalasi Rehabilitasi

Medis adalah People Processing, dan People Sustaining.

Page 75: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

61

61

4. Fungsi Lembaga

Instalasi Rehabilitasi Medis - Rumah Sakit Kanker “Dharmais”,

menangani hal-hal yang berkaitan dengan upaya Treatment (Rehabilitatif):

Upaya Treatment (Rehabilitatif) Merupakan kegiatan untuk memberikan

pelayanan perawatan secara medis kepada pasien dan pelayanan psikologis

kepada pasien dan keluarganya yang mengalami masalah psikologis,

misalnya stres, trauma dan ketakutan. Serta, mengembangkan kapasitas diri

pasien dengan belajar, bermain, berkreasi, berpikir dan tetap aktif. Upaya

Treatment yang diberikan berkaitan dengan aspek medis adalah prosedur

pengobatan kanker pada umumnya. Selain itu, tim medis juga melakukan

perawatan rutin untuk semua pasien, baik yang menjalankan rawat inap

maupun rawat jalan.

5. Falsafah Lembaga

Falsafah Instalasi Rehabilitasi Medis - Rumah Sakit Kanker

“Dharmais” dalam pelaksanaannya sebagai lembaga di bawah departemen

kesehatan RI, berpedoman kepada Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor 72/MenKes/SK/I/93. Sedangkan sifatnya bersifat universal, karena

Instalasi Rehabilitasi Medis Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

menggunakan nilai-nilai umum yang ada didalam masyarakat seperti nilai

persatuan, kerjasama, tolong menolong, dan yang lainnya. Selain itu,

Instalasi Rehabilitasi Medis - Rumah Sakit Kanker “Dharmais” juga

menggunakan nilai-nilai lain yang berkaitan dengan pengembalian fungsi

pasien secara optimal.

Page 76: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

62

62

6. Staf dan Pembagian Tugas Lembaga

a. Fisioterapis: Melaksanakan upaya pelayanan terapi fisik melalui program

latihan dengan atau tanpa peralatan / sarana penunjang vasotrain, elektro

terapi, traksi, nebulizer, gimnasium, dan hidroterapi.

b. Okupasi terapis: Melakukan upaya untuk mempertahankan dan

meningkatkan kemandirian, fungsi aktifitas kehidupan sehari-hari,

merencanakan membuat alat adaptasi fungsionil.

c. Psikolog: Melaksanakan pemeriksaan, memberi bimbingan dan terapi

psikologis serta evaluasi untuk pasien dan keluarganya.

d. Terapis Wicara: Mempertahankan dan meningkatkan kemampuan

berkomunikasi secara verbal, isyarat atau suara perut (esophageal

speech), serta melihat fungsi menelan.

e. Ortotis Protetis: Melayani pembuatan ortosa anggota gerak atas dan

bawah, tulang punggung dan protesa untuk dapat gerak atas dan bawah.

f. Petugas Sosial Medis: Menjembatani dan menelaah penyelesaian

permasalahan sosial yang pada pasien dengan Rumahsakit, keluarga,

masyarakat, dan pekerjaan. Memimpin adaptasi pasien psikososial,

edukasi, dan rekreasi.

g. Rohaniawan: Melaksanakan bimbingan rohani untuk agama Islam,

Katolik, Kristen, Hindu dan Budha, melalui program bimbingan

kelompok dan individu.

Page 77: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

63

63

7. Struktur Organisasi Instalasi Rehabilitasi Medik

Sumber: Data Pribadi Instalasi Rehabilitasi Medis RSKD Jakarta

Gambar 3.1

PENANGGUNG JAWAB NON-MEDIS DAN RT

PENANGGUNG JAWAB SARANA TERAPI MEDIS

ROHANIAWAN

PEKERJA SOSIAL

TERAPI WICARA

OKUPASI TERAPI

FISIOTERAPI

PELAYANAN MEDIK

PELAYANAN

PENANGGUNG

JAWAB KEUANGAN

PENANGGUNG

JAWAB SDM DAN

DIKLAT

KOORDINATOR ADM,

KEU DAN SDM

KOORDINATOR

PELAYANAN DAN

SARANA

MANAJER UNIT

PELAYANAN PALIATIF

DAN KEDOKTERAN

KOMPLEMENTER

KEPALA INSTALASI

REHABILITASI MEDIK SMF

STAF MEDIS FUNGSIONAL

PSIKOLOG

Page 78: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

64

64

E. Program dan Kegiatan yang Dilakukan Intalasi Rehabilitasi Medik di

Rumah Sakit Kanker Dharmais

Ketentuan Pelayanan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Kanker Dharmais

Pada Pasien Rawat Inap, sesuai dengan keputusan Direksi Rumah Sakit Kanker

Dharmais Nomor: HK. 00.06/1/4819/2008 Tentang Pemberlakuan Pedoman

Pelayanan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Kanker Dharmais:

1. Pelayanan rehabilitasi medik dilaksanakan melalui sistem satu pintu (one

gate system). Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik menjawab rujukan baru

tidak lebih dari 24 jam, selanjutnya Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik

bertanggung jawab atas seluruh resep & program rehabilitasi medik yang

disusunnya.

2. Setiap pasien akan dilayani oleh dokter spesialis rehabilitasi medik dan

terapis yang bertugas pada hari tersebut, dengan sistem kerja “one patient

one doctor” dan “one patient one therapist”. Apabila dokter/terapis yang

bersangkutan sedang berhalangan, maka pelayanan didelegasikan kepada

dokter/terapis lain, dengan mengacu pada prinsip “costumer oriented”,

pelayanan yang memuaskan pelanggan.

3. Program rehabilitasi medik dilaksanakan berdasarkan hasil diagnosis

fungsional prognosis pasien dan evaluasi dengan mencantumkan target

jangka pendek dan target jangka panjang, serta menentukan frekuensi/waktu

terapi dan waktu re-evaluasi.

4. Penatalaksanaan pasien dilaksanakan sesuai Standar Operasional Prosedur

Pelayanan Rehabilitasi Medik dan Standar Pelayanan Rehabilitasi Medik

yang berlaku dan telah diberlakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais.

Page 79: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

65

65

5. Pelayanan rehabilitasi medik Rumah Sakit Kanker Dharmais melayani

pasien kanker dan non kanker.

6. Petugas administrasi Instalasi Rehabilitasi Medik mencatat rujukan dari

petugas ruang Rawat Inap dan/atau petugas administrasi Instalasi

Rehabilitasi Medik menanyakan konsultasi/rujukan ke ruang Rawat Inap.

7. Petugas administrasi Instalasi Rehabilitasi Medik memberitahukan

rujukan/konsultasi dari petugas ruang Rawat Inap kepada dokter Spesialis

Rehabilitasi Medik.

8. Pelayanan Posy Mastektomi, Post Histerektomi dan SIDA dapat langsung

dilayani oleh dokter Spesialis Rehabilitasi Medik.

9. Tugas pelayanan kepada anggota tim rehabilitasi medik dilaksanakan sesuai

kebutuhan pasien, mengacu kepada program rehabilitasi.

10. Terapi dapat dilaksanakan di ruang rawat inap ataupun di poli Instalasi

Rehabilitasi Medik, sesuai pertimbangan kondisi klinis pasien, yang

ditentukan oleh dokter Spesialis Rehabilitasi Medik yang bertanggungjawab

atas pasien tersebut.

11. Dilakukan evaluasi program pasien secara priodik bersama tim rehabilitasi,

melalui: ronde, konferensi, diskusi kasus; dan menyusun program-program

lanjutan. Bila perlu, konferensi tim dapat mengundang dokter atau disiplin

ilmu lain ataupun keluarga pasien.

12. Bila pasien pulang, dengan evaluasi/asesmen ulang oleh Dokter Spesialis

Rehabilitasi Medik (rawat jalan) ataupun pelayanan di rumah (oleh terapis)

dengan tanpa mengabaikan sistem sentral ke Instalasi Rehabilitasi Medik

Rumah Sakit Kanker Dharmais.

Page 80: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

66

66

13. Setiap pasien juga akan dievaluasi dari sudut pandang sosial medis oleh

Pekerja Sosial Medis dan Petugas Kerohanian, secara langsung dengan atau

tanpa menunggu surat konsultasi dokter. Selanjutnya petugas yang

bersangkutan wajib menginformasikan kepada dokter Spesialis Rehabilitasi

Medik.

14. Tindakan pelayanan setiap hari dicatat dalam buku register pelayanan Rawat

Inap dan di Billing melalui data entry SIRS Rumah Sakit Kanker Dharmais

oleh petugas administrasi Rumah Sakit Kanker Dharmais.

15. Pelayanan psikologis dilaksanakan psikolog sebagai konsulen.

16. Pelayanan ortotik prostetik dilaksanakan bekerjasama dengan pihak ketiga.

17. Pelayanan pasien Timja atau pasien pribadi berlaku ketentuan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Kanker Dharmais.

18. Tarif pelayanan rehabilitasi medik, dipisahkan antara tarif pelayanan

konsultasi dokter dan tindakan terapi, sesuai dengan tarif baku rawat inap

Instalasi Rehabilitasi Medik yang berlaku di Rumah Sakit Kanker

Dharmais.45

F. Pendanaan Instalasi Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Kanker

Dharmais

Pada dasarnya Rumah Sakit Kanker Dharmais merupakan salah satu

rumah sakit milik pemerintah berakreditasi A. Berdasarkan kepemilikan dan

penyelenggaraannya rumah sakit milik pemerintah dibiayai, dipelihara, dan

45 Data diperoleh dari Perpustakaan Bagian Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit

Kanker Dharmais Lt. 5, Jakarta, 23 November 2016

Page 81: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

67

67

diawasi oleh Departemen Kesehatan, Pemerintah Daerah, ABRI, dan

departenmen lainnya, termasuk BUMN.

Intalasi Rehabilitasi Medik memiliki sumber pendanaan yang berasal

dari bantuan dana dari Pegawai dan Dokter-Dokter Instalasi Rehabilitasi

Medik. Bantuan Dana juga didapatkan dari pihak Swasta yang diberikan oleh

Indonesia Power pada tahun 2000 sampai dengan sekarang. Dana yang

terkumpul tersebut digunakan untuk bantuan dana sosial bagi pasien yang tidak

mampu dan diberikan setiap minggunya.

G. Sarana dan Prasarana di Rumah Sakit Dharmais

Fasilitas peralatan yang tersedia pada Rumah Sakit Kanker Dharmais

terinci sebagaimana tersebut di bawah ini:

1. Ruang Radio Diagnostik, dilengkapi peralatan-peralatan antara lain :

a. Urological X-ray unit

b. Gastro int X-ray

c. Gamma Camera

d. CT-scan

e. Dark Room Equipment

f. Angiography with DSA

2. Ruang radiotherapy, dilengkapi peralatan-peralatan antara lain:

a. Linear Accelerator 15 MV

b. Linear Accelerator 20 MV

c. Deep Therapy-stabilipan

d. Hyperthermia

e. Micro selectron HDR Ir 192

Page 82: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

68

68

f. Simulator

g. Mould room equipment

h. Mevaplan-computerized treatment planning system

i. Sistem WP 600-fully automatic computerized water phantom

j. Hot laboratory equipment

k. After loading

l. CT-Scan planning sistem

3. Ruang Bedah Pusat, dilengkapi peralatan-peralatan antara lain:

a. Operating microscope

b. Electrosurgical unit

c. CO2 Lasser

d. Anaesthestic Machine

e. Minor Operation Table

f. Mayor Operation Table

g. Defibrillator + monitor

h. Micro Wave Surgery

i. Instrument Bedah

4. Ruang ICU, dilengkapi peralatan-peralatan antara lain:

a. Rescituation Kit for Adult, pediatric & infant

b. Servo ventilator

c. Central monitor

d. Bed side monitor

e. CO2 Analyzer

f. Multi channel ECG Recorder

Page 83: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

69

69

5. Ruang Laboratorium dan Poliklinik, dilengkapi peralatan-peralatan antara

lain:

a. Peralatan laboratorium

b. Peralatan pelayanan klinik

6. Ruang Pemeriksaan dan Tindakan, dilengkapi peralatan-peralatan antara

lain:

a. Peralatan prosedur diagnostic

b. Peralatan recovery room

7. Fasilitas Tempat Tidur Pasien pada Ruang-Ruang, Terdiri dari:

a. Ruang perawatan kelas VVIP, VIP

b. Ruang perawatan kelas 1

c. Ruang perawatan kelas II & III

d. Ruang recovery

e. Ruang Isolasi46

H. Jaringan Kerja di Rumah Sakit Dharmais

Rumah Sakit Kanker Dharmais beberapa yayasan guna menunjang

proses pendampingan dan bimbingan kepada penderita penyakit kanker.

Adapun yang yayasan yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Kanker

Dharmais yaitu:

1. Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) dengan pemberian

kegiatan Sekolah Pasien.

46 Data diperoleh dari Perpustakaan Bagian Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit

Kanker Dharmais Lt. 5, Jakarta, 23 November 2016

Page 84: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

70

70

2. Cancer Information and Support Centre (CISC) pendampingan pasien

dengan pemberian kegiatan Sekolah Pasien.

3. Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dengan kegiatan

pendampingan pasien penderita kanker payudara dan pengoperasian

Mobilmamografi.

4. Yayasan Rumah Rachel memberikan bantuan berupa Penyelenggaraan

Asuhan Paliatif kepada pasien yang akan terminasi.

5. Komunitas Laras Kasih dengan kegiatan Bimbingan Melukis.

6. Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) yang melakukan kegiatan

pendampingan pasien anak penderita kanker.47

47 Data diperoleh dari Perpustakaan Bagian Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit

Kanker Dharmais Lt. 5, Jakarta, 23 November 2016

Page 85: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

71

BAB IV

TEMUAN DAN ANALSIS DATA

A. Peran Pekerja Sosial Medis Terhadap Pasien Rawat Inap

Pekerja sosial medis di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta,

mempunyai peran yang sangat penting dalam mendampingi klien, salah satu

perannya ialah advokasi. Advokasi pekerja sosial medis adalah suatu tindakan

yang dilakukan untuk menolong, mendampingi serta berkontribusi pada

pelayanan bagi pasien untuk mendapatkan hak-haknya. Advokasi pekerja

sosial medis juga bermanfaat untuk mendapatkan layanan atau sumber daya

untuk pasien yang dinyatakan tidak akan disediakan, serta untuk

memodifikasi kebijakan yang masih ada, prosedur atau praktek yang

berdampak negatif bagi pasien.

Dari pengertian advokasi diatas sesuai dengan advokasi yang

dipaparkan menurut Ibu Roliana Harianja, atau biasa di panggil dengan

sebutan Ibu Ana selaku pekerja sosial medis di Rumah Sakit Kanker

Dharmais, merupakan pendampingan yang bertujuan membantu

memecahkan masalah, dimana dalam hal ini pekerja sosial medis dituntut

untuk siap menerima keluhan dan kemungkinan hambatan yang dihadapi

pasien dan keluarga serta membantu mencari alternatif atas masalah tersebut.

Page 86: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

72

1. Prinsip-prinsip Advokasi

Advokasi pekerja sosial medis adalah kombinasi antara

pendekatan atau kegiatan individu dan sosial untuk memperoleh

komitmen antara pekerja sosial medis dengan pasien, serta adanya

dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan adanya sistem yang

mendukung terhadap suatu program kesehatan. Oleh sebab itu, prinsip-

prinsip advokasi ini yang dilakukan oleh pekerja sosial medis dalam

mengadvokasi pasien sebagai berikut:

f. Bertindak dalam kepentingan terbaik klien

Bahwa bertindak dalam kepentingan terbaik pasien yaitu

advokasi yang dilakukan harus selalu ingat kepada siapa kita

bertindak dan apa tujuan advokasi ini dilakukan48. Ibu Ana juga

mengatakan demikian, bahwa pekerja sosial medis berperan untuk

dan pekerja sosial medis membantu pasien dalam mempertahankan

suatu prinsip apabila pasien tidak bersedia untuk di operasi. Dengan

alasan keluarga tidak tega atau ada hal-hal yang dengan kepentingan

keluarga atau alasan khusus seperti rasa takut akan terjadi hal yang

lebih buruk terjadi setelah operasi. Berikut pemaparan secara

langsung pada saat di wawancara:

48 BAB II halaman 21

Page 87: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

73

“..... Pekerja sosial medis juga membantu pasien dalam hal

mempertahankan prinsip untuk tidak bersedia di operasi.

Hal ini sering terjadi karena keluarga tidak tega atau ada

hal-hal yang terkait dengan kepentingan keluarga atau

alasan khusus seperti rasa takut lebih buruk terjadi setelah

operasi.” 49

Dari pernyataan diatas sudah dijelaskan bagaimana proses

advokasi itu berlangsung, dilihat dari prinsip advokasi poin (a)

dirasakan pula oleh pasien Tn. TA dimana Ibu Ana membantu untuk

membangun koneksi dengan keluarga yang awalnya kurang baik.

Tn. H menambahkan bahwa Ibu Ana juga Ibu Ana membantunya

dalam memberikan semangat dan dukungan aktif secara langsung

mulai dari membantu administrasi dengan BPJS sampai

mendapatkan kamar rawat inap. Berikut disampaikan Tn. TA dan

Tn. H pada saat wawancara langsung:

“…. Ibu Ana juga memberi dukungan dengan cara

membantu membangun koneksi dengan keluarga saya yang

awalnya mungkin tidak cukup baik sehingga membuat saya

semakin semangat lagi….”50

“… beliau begitu sabar dan ramah mendampingi saya,

malahan saya yang bawel gini masih aja dilayanin hehehe.

Dari proses bantuin BPJS saya sampai akhirnya dapat

kamar Ibu Ana bantuin saya.” 51

g. Bertindak sesuai dengan keinginan dan instruksi klien

Bahwa pekerja sosial bertindak sesuai dengan keinginan dan

instruksi pasien, yang dimana hubungan instruksional antara

pekerja sosial medis dan pasien adalah hal mendasar. Hal ini yang

menjadi tanda besar dalam proses advokasi, karena advokasi yang

49 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016 50 Wawancara Pribadi dengan Tn. TA, Jakarta, 28 November 2016 51 Wawancara Pribadi dengan Tn. H, Jakarta, 25 November 2016

Page 88: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

74

dilakukan harus ada dorongan dari keinginan dan instruksi

pasien52. Yang dimana hal ini serupa dengan pernyataan Ibu Ana

bahwa advokasi merupakan pendampingan yang bertujuan

membantu memecahkan masalah, dimana dalam hal ini pekerja

sosial medis dituntut untuk siap menerima keluhan dan

kemungkinan hambatan yang dihadapi pasien dan keluarga serta

membantu mencari alternatif atas masalah tersebut. Berikut

pemaparan secara langsung pada saat wawancara:

“advokasi dalam pekerja sosial medis itu merupakan

pendampingan yang bertujuan membantu memecahkan

masalah. Jadi maksudnya gini hikmah, pekerja sosial itu

harus siap menerima keluhan dan kemungkinan hambatan-

hambatan yang dihadapi pasien dan keluarga, jadi nanti

untuk selanjutnya membantu mencari alternatif pemecahan

masalah atau sistem sumber.”53

Dari prinsip advokasi pada poin (b) dijelaskan advokasi yang

dilakukan harus ada dorongan dari keinginan dan instruksi pasien.

Dalam hal ini juga dirasakan oleh pasien Tn. TA bahwa Ibu Ana

memberikan dukungan dan penyadaran jika seseorang yang tidak

mengidap penyakit kanker saja mau untuk mendukung si pasien,

apalagi ia yang mengalami secara langsung hal ini, maka harus pula

memiliki semangat yang luar biasa. Tn. H juga merasakan bahwa

Ibu Ana memberikan dukungan dalam menjalani kemoterapi dan

Ibu Ana juga berusaha membangun kembali koneksi dengan

52 BAB II halaman 22 53 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016

Page 89: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

75

keluarga Tn. H secara lebih baik. Berikut pemaparan secara

langsung pada saat di wawancara:

“.... Ibu Ana tetap memberi saya support dan membuat saya

berfikir bahwa orang yang tidak diposisi saya saja mau

mendukung saya, masa saya sendiri tidak ingin berusaha

untuk membahagiakan orang-orang disekeliling saya....” 54

“.... dia selalu menyemangati saya saat ingin menjalani

kemoterapi, bahkan beliau tidak sungkan untuk

menghubungi keluarga saya untuk datang ke rumah sakit

menemani saya ya seperti yang saya bilang dia suka

ngerangkul pasien dan memberikan dorongan semangat.”55

h. Klien terinformasikan dengan benar

Bahwa ada alasan khusus mengapa pasien harus terinformasi

dengan baik. Saat pekerja sosial medis merasa terjadi

kesalahpahaman terhadap pasien, maka pekerja sosial medis bisa

melakukan pembaharuan informasi dengan melakukan diskusi

bersama pasien56. Dalam hal ini pun terdapat pula pada unsur

advokasi yang dikemukakan oleh Ritu R. Sharma pada poin (d)

mengembangkan dan menyampaikan pesan advokasi57. Dimana

pekerja sosial menerima berbagai macam sasaran advokasi serta

memberikan tanggapan terhadap pesan yang berbeda-beda.

Adapun tujuan dalam melakukan advokasi yang dilakukan

oleh Ibu Ana sebagai pekerja sosial medis yaitu untuk mengubah

terjadinya kebijakan program atau kegiatan layanan dari pasien yang

kurang mengetahui informasi terkait pelayanan yang seharusnya

54 Wawancara Pribadi dengan Tn. TA, Jakarta, 28 November 2016 55 Wawancara Pribadi dengan Tn. H, Jakarta, 25 November 2016 56 BAB II halaman 22-23 57 BAB II halaman 28

Page 90: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

76

diperoleh. Sehingga pasien dan keluarga mendapatkan informasi

berupa edukasi dan mengerti tindakan atau pelayanan yang akan

diperoleh sampai mengetahui protokol atau jadwal tindakan selama

di Rumah Sakit atau suatu tindakan untuk mempengaruhi atau

mendukung sesuatu atau seseorang. Berikut pemaparan secara

langsung pada saat di wawancara:

“Tujuannya adalah untuk mengubah terjadinya kebijakan

program atau kegiatan layanan dari pasien yang tidak tahu

terkait pelayanan yang seharusnya diperoleh. Sehingga

pasien dan keluarga mendapatkan informasi berupa edukasi

dan mengerti tindakan atau pelayanan yang akan diperoleh

sampai mengetahui protokol atau jadwal tindakan selama di

Rumah Sakit atau suatu tindakan untuk mempengaruhi atau

mendukung sesuatu atau seseorang.” 58

Dari prinsip advokasi pada poin (c) dirasakan pula oleh

pasien Tn. TA dimana Ibu Ana secara rinci menjelaskan berbagai

macam penanganan yang mungkin akan pasien ambil terkait

masalah yang dihadapinya, sedangkan Tn. H merasa Ibu Ana

memberikannya banyak pelajaran mulai dari memberinya sebuah

penyadaran bahwa kegiatan yang dilakukan selama ini merupakan

kegiatan yang kurang sehat untuk dijadikan rutinitas. Berikut

pemaparan secara langsung pada saat di wawancara:

“Ya memang begitu, Bu Ana awalnya juga menjelaskan

beberapa hal terkait beberapa penanganan yang mungkin

saya ambil. Bukan sekedar memberikan pilihan saja,

melainkan memberikan penjelasan sampai saya benar-

benar mengerti dan punya keputusan yang tepat untuk

mengatasi permasalahan yang saya hadapi ini.” 59

58 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 23 November 2016 59 Wawancara Pribadi dengan Tn. TA, Jakarta, 28 November 2016

Page 91: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

77

“Ibu Ana memberikan saya banyak pelajaran (edukasi),

saya senang dengan beliau, soalnya suka bikin saya sadar

kalo kegiatan saya sebenernya gak sehat...” 60

i. Melaksanakan instruksi dengan ketekunan dan kompetensi

Melaksanakan instruksi dengan ketekunan dan kompetensi,

pekerja sosial medis tidak dituntut untuk menjadi sempurna juga

tidak dituntut untuk tidak pernah membuat kesalahan61. Pekerja

sosial medis harus memahami kapan bantuan akan diperlukan dan

paham akan batasan advokasi yang dilakukan. Ketekunan yang

dimaksud dalam advokasi itu, merupakan keterampilan dalam

menghubungkan fakta-fakta yang relevan dalam suatu informasi

lalu diinterpretasikan dengan baik menjadi sebuah kebijakan atau

hukum. Sedangkan kompetensi merupakan upaya pekerja sosial

medis dalam melakukan adovkasi dengan atas nama pasien serta

membangun hak-hak pasien demi mencapai kesepakatan yang

dibutuhkan.

Dari pemaparan diatas dijelaskan bahwa dalam prinsip

advokasi secara umum dituntut untuk bertindak dengan keinginan

serta instruksi yang diberikan oleh pasien. Hal ini serupa dengan

pernyataan Ibu Ana terkait dengan proses pekerja sosial medis yang

diterapkan di Rumah Sakit Kanker Dharmais yang dimana pekerja

sosial medis berperan dalam membantu pasien dan keluarga untuk

mendapatkan haknya saat berada di Rumah Sakit, membantu pasien

60 Wawancara Pribadi dengan Tn. H, Jakarta, 25 November 2016 61 BAB II halaman 23

Page 92: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

78

dalam menerima sumber dan pelayanan untuk memberikan

dukungan secara langsung terhadap suatu perubahan, berikut

pemaparan Ibu Ana ketika di wawancara:

“Advokasi yang dilakukan pekerja sosial medis dalam

menangani pasien itu yang pasti adalah membantu pasien

dan keluarga dalam mendapatkan hak-haknya selama

perawatan di Rumah Sakit, lalu perkerja sosial medis juga

membantu pasien dalam menerima sumber-sumber dan

pelayanan-pelayanan untuk memberikan dukungan aktif

atau dukungan secara langsung terhadap suatu

perubahan.....” 62

Dari prinsip advokasi pada poin (d) dirasakan pula oleh Tn.

TA dimana menurutnya Ibu Ana rajin mengunjungi pasien setiap

pagi untuk mengecek secara langsung kondisi pasien tersebut,

sedangkan Tn. H berpendapat bahwa Ibu Ana membantunya dalam

mendapatkan solusi atau alternatif lain dalam menjalani pengobatan

yang akan dihadapi. Berikut pemapran secara langsung dari Tn. TA

dan Tn. H pada saat di wawancarai:

“Ibu Ana membantu saya mendapatkan solusi lain yang bisa

saya lakukan untuk megatasi masalah saya. Ya kurang lebih

Ibu Ana mencarikan alternatif dimana mungkin saya akan

mengambil solusi yang diberikan tersebut.”63

“... Bu Ana, beliau rajin kunjungi pasien tiap pagi bahkan

yang dateng duluan buat ngecek kondisi saya dan pasien lain

itu bu ana, suster ma dokter aja masih kalah cepet hehehe...”

64

Pasien Tn. TA juga merasakan hal lain dimana Ibu Ana

membantunya dalam memberikan semangat dan dukungan aktif

secara langsung serta selalu mengingat adanya Tuhan dalam

62 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016 63 Wawancara Pribadi dengan Tn. TA, Jakarta, 28 November 2016 64 Wawancara Pribadi dengan Tn. H, Jakarta, 25 November 2016

Page 93: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

79

keadaan apapun. Tn. H menambahkan bahwa Ibu Ana juga

memberikan penyadaran masalah yang pasien alami sendiri, bahwa

pasien dalam mencari nafkah pasien juga harus memperhatikan

kondisi fisiknya sendiri. Berikut disampaikan Tn. TA dan Tn. H

pada saat wawancara langsung:

“.... Bu Ana juga membantu saya untuk tetap semangat dan

yakin bahwa Tuhan tidak akan memberikan ujian kepada

hambanya apabila ia tidak mampu. Jadi ya sebenarnya saya

mampu melewati ini semua meskipun rasanya begitu susah.

Bu Ana juga menyadarkan saya tentang hal ini bukan satu

kali atau dua kali saja melainkan beberapa kali bahkan

ketika saya dalam posisi terpuruk”65

“.... Tapi setelah dapat arahan dari Bu Ana, buat apa nyari

duit kalo fisiknya malah sakit, yang ada keluarga saya juga

ikutan sakit, terutama dompet deh juga ikutan sakit hahaha...

Bu Ana sering ngasih saya saran agar mengajak keluarga

saya, pas sedang ada penyadaran masalah, jadinya gak

cuma saya aja yang tau soal penyakit saya tapi istri saya dan

anak-anak saya pun juga tau.”66

j. Bertindak independen dan mengutamakan keujujuran

Bertindak independen dan mengutamakan kejujuran dimana

hak asasi manusia merupakan inti dari terlaksananya advokasi67.

Advokasi merupakan tindakan yang sesuai untuk menyelesaikan

masalah yang terstruktur dan terikat. Advokasi tidak akan berjalan

efektif jika dalam berjalannya advokasi masih ada keberpihakan

terhadap pihak lain. Dalam kegiatan advokasi, pekerja sosial harus

transparan dalam memberikan informasi, terutama informasi yang

kurang baik bagi pasien, namun hal itu diperlukan agar pasien

65 Wawancara Pribadi dengan Tn. TA, Jakarta, 28 November 2016 66 Wawancara Pribadi dengan Tn. H, Jakarta, 25 November 2016 67 BAB II halaman 24

Page 94: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

80

mengetahui seluruh proses advokasi yang terjadi meskipun solusi

yang akan diberikan masih belum bisa dipastikan. Setiap orang

mempunyai hak untuk mengetahui dimana mereka berdiri dan

memilki kemampuan untuk memilih pilihannya yang didasari oleh

kejujuran dan independen.

Dari penjelasan diatas pemantauan disini dapat disebut juga

sarana atau evaluasi yang merupakan sarana tertentu yang ingin

dicapai setelah dilaksanakannya advokasi itu sendiri, lalu adanya

indikator untuk melihat keberhasilan jangka panjang dalam suatu

kegiatan dan adanya sistem sumber yang sudah digunakan. Berikut

pemaparan Ibu Ana secara langsung saat di wawancara :

“Yang dilakukan pekerja sosial medis dalam pemantauan

pasien setelah advokasi yaitu sarana atau evaluasi yang

dimana merupakan suatu keadaan tertentu yang ingin

dicapai setelah di laksanakan advokasi, lalu ada indikator

untuk melihat keberhasilan atau tujuan jangka panjang

dalam kegiatan dan setelah itu adanya sistem-sistem sumber

yang sudah digunakan.”68

Setelah dilakukannya proses advokasi pasien diharapkan

untuk berkomitmen dengan pilihannya, seperti yang dipaparkan oleh

Tn. TA dan Tn. H bahwa ia akan berusaha untuk berkomitmen

dengan treatment yang disarankan oleh Ibu Ana. Yang dimana

sebelumnya Ibu Ana sudah menjelaskan kelebihan dan kekurangan

dari treatment yang telah dipilih pasien.

“Saya berusaha untuk komitmen dengan treatment yang

sudah disarankan Ibu Ana karena bagaimanapun juga ia

sudah membantu saya dan menjelaskan kekurangan dan

68 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 23 November 2016

Page 95: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

81

kelebihan dari treatment yang disarankan, jadi saya pasti

usahakan untuk komitmen. Tapi ya apabila dalam treatment

tersebut saya merasa kurang puas saya diizinkan untuk

menggantinya atau meminta untuk lebih meningkatkan

kuaitas treatment tersebut sehingga saya tidak perlu

menggantinya.”69

“Tentu saya harus berkomitmen, soalnya Ibu Ana selalu

memperingati saya jika ingin masalah atau penyakit saya

bisa teratasi, saya harus komit.”70

k. Mengutamakan kode etik kerahasiaan klien

Mengutamakan kode etik kerahasiaan klien dimana pada

poin ini pasien merasa aman dalam setiap ucapan yang dikeluarkan

oleh pasien, karena pekerja sosial medis harus mengutamakan

kerahasiaan pasien71.

Ibu Ana sebagai pekerja sosial medis di Rumah Sakit Kanker

Dharmais juga menerapkan kode etiknya untuk menjaga

kerahasiaan pasien dan menghormati hak pasien serta meningkatkan

pelayanan dalam perawatan, dimana hal ini tercantum dalam Kode

Etik Profesi Pekerja Sosial pada Bab IV pasal 7 ayat 372 bahwa

pekerja sosial medis menjunjung tinggi pelayanan yang terbaik

untuk pasien. Sehingga hak-hak yang diterima pasien bisa terpenuhi

dan proses advokasi yang dilakukan terhadap pasien bisa berjalan

dengan lancar.

Dari penjelasan diatas sesuai dengan pernyataan Ibu Ana

terkait identifikasi terhadap pasien pada saat proses advokasi

69 Wawancara Pribadi dengan Tn. TA, Jakarta, 28 November 2016 70 Wawancara Pribadi dengan Tn. H, Jakarta, 25 November 2016 71 BAB II halaman 24 72 BAB II halaman 25

Page 96: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

82

berlangsung. Pekerja sosial medis melakukan identifikasi terhadapat

pasien dengan memperhatikan pengetahuan, nilai dan keterampilan.

Lalu memberikan pelayanan terhadap pasien terkait pada

identifikasi dimana terdapat kerahasiaan, menghormati hak pasien

dan meningkatkan pelayanan dalam perawatan. Berikut pemaparan

secara langsung Ibu Ana pada saat diwawancarai :

“berbicara bagaimana pekerja sosial medis melakukan

identifikasi terhadap pasien yaitu tentang prosedur yang

melayani sebagai profesi yang memiliki pengetahuan, nilai

dan keterampilan, lalu memberikan pelayananan terhadap

pasien terkait pada identifikasi dimana terdapat

kerahasiaan, dan menghormati hak pasien dan

meningkatkan pelayananan dalam perawatan. Semuanya ini

ada pada status pasien.”73

Dalam penjelasan pada prinsip advokasi poin (f) dirasakan

pula oleh Tn. TA terkait identifikasi masalah yang dijelaskan pula

oleh Ibu Ana sebelumnya bahwa memang dalam proses identifikasi

atau pengenalan, Tn. TA merasa sudah tidak canggung dan merasa

nyaman, lalu Tn. H menambahkan bahwa memang ia juga merasa

yakin apabila harus bercerita apapun yang dialaminya selama di

rawat. Hal ini dapat diterjemahkan bahwa Tn. TA dan Tn. H merasa

segala kerahasiannya di jaga oleh Ibu Ana.

“Awalnya sih gak yakin ya, soalnya kan saya fikir belum

kenal juga masa udah mau cerita macam-macam. Tetapi

setelah dua dan tiga kali ketemu, terus saya juga sudah

mulai merasa nyaman dan tidak canggung lagi, ya akhirnya

coba cerita pelan-pelan....”74

“sejauh ini saya merasa yakin dengan bantuan beliau,

walopun saya belum bisa pulang, saya juga ikut aja gimana

73 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 23 November 2016 74 Wawancara Pribadi dengan Tn. TA, Jakarta, 28 November 2016

Page 97: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

83

instruksi Ibu Ana. Masalah yang saya punya bisa dibantu

untuk diselesaikan dengan sebaik-baiknya, dia selalu

mendampingi saya dari awal masuk rumah sakit sampai

nanti saya akan keluar dari rumah sakit.”75

2. Keterampilan Advokasi (Advocacy Skills)

Dalam proses advokasi yang telah dilakukan oleh pekerja sosial

medis peneliti menyimpulkan bahwa pekerja sosial medis di Rumah

Sakit Kanker Dharmais Jakarta memiliki keterampilan-keterampilan

advokasi sebagai berikut:

a. Wawancara (Interview)

Pekerja sosial juga perlu dalam melakukan wawancara

kepada pasien terkait hal-hal yang dialami pasien, dimana maksud

dari wawancara disini ialah mampu dalam membangun relasi,

mengassesment suatu permasalahan pasien, mendengarkan pasien,

memahami bahasa tubuh, objektif dan memberikan feedback76. Hal

ini juga sesuai dengan pernyataan Ibu Ana terkait dengan pernyataan

sebelumnya bahwa proses advokasi yang dilakukan melalui

wawancara berupa penguatan dalam bentuk terapi psikososial yang

dilakukan pada tahapan persiapan yaitu sosialisasi, kontak,

konsultasi, pemberian motivasi, identifikasi, pencatatan, assesment,

rencana intervensi dan lain-lain. Berikut pemaparan Ibu Ana secara

langsung pada saat di wawancara:

“Ya kurang lebih seperti itu hikmah. Dalam proses advokasi

berkaitan dengan wawancara bukan memberikan nasehat-

nasehat tetapi penguatan dalam bentuk terapi psikososial

75 Wawancara Pribadi dengan Tn. H, Jakarta, 25 November 2016 76 Bab II halaman 26

Page 98: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

84

yang dilakukan pada tahapan persiapan yaitu sosialisasi,

kontak, konsultasi, pemberian motivasi, identifikasi,

pencatatan, assessment, rencana intervensi dan lain-lain.”

Keterampilan advokasi terkait wawancara ini, peneliti

menyaksikan saat observasi bahwa pekerja sosial medis melakukan

pencarian data secara mendalam dengan wawancara, seperti

mengajak pasien berbincang-bincang.

b. Ketegasan

Dalam proses advokasi adanya keterampilan yang harus

dimiliki oleh pekerja sosial medis. Pekerja sosial membutuhkan

ketarmpilan dalam hal ketegasan, yakni mampu mengekspresikan

diri secara langsung kejujuran, kerendahan hati, berjuang atas nama

pasien, memahami fakta-fakta seputar pasien dan memenuhi hak-

hak pasien77.

Begitu pula yang dipaparkan oleh Ibu Ana bahwa memang

advokasi yang dilakukan pekerja sosial medis dalam menangani

pasien itu adalah membantu pasien dan keluarga dalam mendapatkan

hak-haknya selama perawatan di Rumah Sakit, serta pekerja sosial

medis ini juga membantu pasien dalam menerima sumber-sumber

dan pelayanan-pelayanan untuk memberikan dukungan aktif atau

dukungan secara langsung terhadap suatu perubahan. Berikut

pemaparan Ibu Ana secara langsung pada saat diwawancarai:

“Advokasi yang dilakukan pekerja sosial medis dalam

menangani pasien itu yang pasti adalah membantu pasien

77 Pada Bab II halaman 26

Page 99: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

85

dan keluarga dalam mendapatkan hak-haknya selama

perawatan di Rumah Sakit, lalu perkerja sosial medis juga

membantu pasien dalam menerima sumber-sumber dan

pelayanan-pelayanan untuk memberikan dukungan aktif

atau dukungan secara langsung terhadap suatu

perubahan…”78

Keterampilan advokasi terkait ketegasan ini, peneliti

menyaksikan saat observasi bahwa pekerja sosial medis dengan

tegas dan sangat rendah hati dalam memulai atau menjalin relasi

dengan pasien. Seperti pada saat pekerja sosial medis menanyakan

kondisi pasien, lalu menanyakan perihal kenyamanan pasien di

ruang rawat inap dan menawarkan bantuan jika pasien merasa tidak

nyaman, pekerja sosial medis menegaskan kepada pasien, bahwa

mereka bisa mengutarakan keberatannya secara langsung dan

terbuka, jika ada salah satu pelayanan rumah sakit yang membuat

mereka tidak nyaman atau adanya praktek percaloan.

c. Negosiasi

Pekerja sosial juga harus pandai dalam membuat negosiasi,

dimana upaya negosiasi atau diskusi ini diperlukan jika solusi tidak

ditemukan dan kebijakan tidak memihak kepada pasien79. Hal ini

juga serupa dengan pernyataan Ibu Ana bahwa pekerja sosial medis

juga berperan untuk membantu pasien dalam mempertahankan

prinsip untuk tidak bersedia di operasi. Berikut pemaparan secara

langsung yang di paparkan Ibu Ana pada saat diwawancarai:

78 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016 79 Pada Bab II halaman 26

Page 100: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

86

“…. Pekerja sosial medis juga membantu pasien dalam hal

mempertahankan prinsip untuk tidak bersedia di operasi

….”80

Keterampilan advokasi terkait negosiasi ini, peneliti

menyaksikan saat observasi bahwa pekerja sosial medis membantu

keluarga pasien yang telah meninggal. Pekerja sosial medis

membantu agar keluarga pasien tidak terjebak oleh permainan para

oknum yang ada di rumah sakit, sehingga tarif mengurusi jenazah

bisa lebih mahal dari tarif yang ditentukan. Namun dengan adanya

pekerja sosial medis praktek tersebut bisa dicegah dan bisa

meringankan beban pasien.

d. Manajemen diri

Dalam proses advokasi berlangsunng pekerja sosial medis

harus mampu dalam hal manajemen diri, hal ini sudah dijelaskan

sebelumnya oleh Neil Bateman pada poin (d) bahwa manajemen diri

ini ialah mengatur waktu pribadi, mengatur laporan tertulis, kreatif

dalam berpikir dan membuat keputusan serta mengatur tingkat stres

bagi pribadi atau pasien81. Hal ini serupa dengan pernyataan Ibu Ana

terkait waktu yang disediakan ketika ingin melakukan proses

advokasi, dimana proses advokasi dilakukan ketika ada rujukan dari

dokter atau hal-hal yang berkaitan langsung dengan pekerja sosial

medis itu sendiri. Berikut pemaparan Ibu Ana secara langsung pada

saat di wawancarai:

80 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016 81 Pada Bab II halaman 26

Page 101: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

87

“Berbicara kapan dapat dikatakan tentatif (belum pasti) ya,

karena advokasi itu sendiri dapat dilakukan ketika ada

rujukan atau konsul dari dokter atau hal-hal yang berkaitan

langsung dengan pekerja sosial medis itu sendiri.” 82

Keterampilan advokasi terkait manajemen diri ini, peneliti

menyaksikan saat observasi bahwa pekerja sosial medis mampu

mengatur waktunya, baik bagi keluarga atau dengan profesinya di

rumah sakit. PSM selalu mencatat segala aktifitasnya dengan pasien

ke dalam log book, tidak hanya di log book, PSM juga membuat

catatan-catatan penting dan menempelkannya di dinding ruangan ia

bekerja. Setiap satu bulan sekali, laporan kegiatan PSM akan

disetorkan ke pihak administrasi Instalasi Rehabilitasi Medik untuk

dilakukan evaluasi. PSM selalu rendah hati dan menghormati

pasiennya dalam menentukan pilihannya guna mencapai titik terang

dalam permasalahan pasien.

e. Litigasi atau proses peradilan

Dalam keterampilan advokasi pekerja sosial perlu

melakukan tindakan litigasi atau proses peradilan, yang sebelumnya

sudah dijelaskan oleh Neil Bateman pada poin (f) dimana tindakan

litigasi atau proses peradilan ini merupakan upaya dalam

menggambarkan proses advokasi baik dalam berbentuk presentasi,

negosiasi langsung atau dalam surat menyurat83. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Ibu Ana bahwa adanya proses advokasi dalam

bentuk presentasi dimana Ibu Ana melakukan penjelasan pasien

82 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 23 November 2016 83 Pada Bab II halaman 26

Page 102: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

88

yang akan di advokasi kepada Kepala Instalasi Rehabilitasi Medis,

negosiasi langsung atau dalam surat menyurat dilakukan terhadap

pasien dalam mengurus administrasi. Berikut pemaparan secara

langsung Ibu Ana pada saat di wawancarai:

“Untuk keterlibatan dalam penanganan advokasi ini cukup

banyak ya, diantaranya manajemen Rumah Sakit terkait

BPJS itu sendiri, lalu ada Kepala Instalasi Rehabilitasi

Medis, Kepala Instalasi Rawat Inap, keluarga dan

masyarakat, perusahaan juga ikut terlibat apabila pasien

sebelum sakit aktif di perusahaan tempat pasien bekerja dan

tentunya yang terlibat dalam penanganan advokasi ini yaitu

pekerja sosial medis.”84

Keterampilan advokasi terkait litigasi atau proses peradilan

ini, peneliti menyaksikan saat observasi bahwa pekerja sosial medis

melakukan kegiatan surat-menyurat terhadap staf administrasi BPJS

agar salah satu pasien yang berada di Papua dapat segera

diverifikasi, untuk melakukan penebusan obat.

3. Unsur-unsur Pokok Advokasi

Dalam unsur-unsur pokok advokasi ini peneliti menemukan

bahwa unsur-unsur ini tidak harus dilakukan secara berurutan oleh

pekerja sosial medis, namun proses advokasi akan berhasil dan berjalan

dengan adanya unsur-unsur vital sebagai berikut85:

84 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016 85 BAB II halaman 27-30

Page 103: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

89

Sumber: Pengantar Advokasi Panduan Latihan

Gambar 4.1

a. Memilih Tujuan Advokasi

Pada poin ini peneliti menemukan bahwa Ibu Ana dalam

melakukan advokasi, yaitu untuk mengubah terjadinya kebijakan

program atau kegiatan layanan dari pasien yang kurang mengetahui

informasi terkait pelayanan yang seharusnya diperoleh. Sehingga

pasien dan keluarga mendapatkan informasi berupa edukasi dan

mengerti tindakan atau pelayanan yang akan diperoleh sampai

mengetahui protokol atau jadwal tindakan selama di Rumah Sakit

atau suatu tindakan untuk mempengaruhi atau mendukung sesuatu

atau seseorang. Berikut pemaparan secara langsung pada saat di

wawancara:

“…Sehingga pasien dan keluarga mendapatkan informasi

berupa edukasi dan mengerti tindakan atau pelayanan yang

akan diperoleh sampai mengetahui protokol atau jadwal

tindakan selama di Rumah Sakit atau suatu tindakan untuk

mempengaruhi atau mendukung sesuatu atau seseorang.”

Advokasi

Koalisi

Tujuan

Data

Sasaran Advokas

i Pesa

n

Pelaksan

a

an

Evaluasi

Pengumpul-an Dan

a

Page 104: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

90

b. Menggunakan Data dan Penelitian Untuk Advokasi

Ibu Ana, selaku pekerja sosial medis dalam melakukan

identifikasi terhadap pasien merupakan prosedur yang harus dijalani

sebagai profesi yang memiliki pengetahuan, nilai dan keterampilan.

Agar pasien dan keluarga mendapatkan informasi berupa edukasi

dan mengerti tindakan atau pelayanan yang akan diperoleh sampai

mengetahui jadwal tindakan selama di Rumah Sakit. Berikut

pemaparan secara langsung pada saat di wawancarai:

“berbicara bagaimana pekerja sosial medis melakukan

identifikasi terhadap pasien yaitu tentang prosedur yang

melayani sebagai profesi yang memiliki pengetahuan, nilai

dan keterampilan, lalu memberikan pelayananan terhadap

pasien terkait pada identifikasi dimana terdapat

kerahasiaan, dan menghormati hak pasien dan

meningkatkan pelayananan dalam perawatan. Semuanya ini

ada pada status pasien.”86

c. Mengidentifikasi Sasaran Advokasi

Ibu Ana menyatakan bahwa dalam melakukan identifikasi

terhadap pasien merupakan prosedur yang harus dijalani sebagai

profesi yang memiliki pengetahuan, nilai dan keterampilan. Agar

supaya pasien dan keluarga mendapatkan informasi berupa edukasi

dan mengerti tindakan atau pelayanan yang akan diperoleh sampai

mengetahui jadwal tindakan selama di Rumah Sakit. Berikut

pemaparan secara langsung pada saat di wawancarai:

86 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 23 November 2016

Page 105: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

91

“berbicara bagaimana pekerja sosial medis melakukan

identifikasi terhadap pasien yaitu tentang prosedur yang

melayani sebagai profesi yang memiliki pengetahuan, nilai

dan keterampilan, lalu memberikan pelayananan terhadap

pasien terkait pada identifikasi dimana terdapat

kerahasiaan, dan menghormati hak pasien dan

meningkatkan pelayananan dalam perawatan. Semuanya ini

ada pada status pasien.”87

d. Mengembangkan dan Menyampaikan Pesan Advokasi

Pada poin ini serupa dengan apa yang disampaikan oleh Ibu

Ana terkait tujuan dalam melakukan advokasi yaitu untuk mengubah

terjadinya kebijakan program atau kegiatan layanan dari pasien yang

kurang mengetahui informasi terkait pelayanan yang seharusnya

diperoleh. Sehingga pasien dan keluarga mendapatkan informasi

berupa edukasi dan mengerti tindakan atau pelayanan yang akan

diperoleh sampai mengetahui protokol atau jadwal tindakan selama

di Rumah Sakit atau suatu tindakan untuk mempengaruhi atau

mendukung sesuatu atau seseorang. Berikut pemaparan secara

langsung pada saat di wawancara:

“…Sehingga pasien dan keluarga mendapatkan informasi

berupa edukasi dan mengerti tindakan atau pelayanan yang

akan diperoleh sampai mengetahui protokol atau jadwal

tindakan selama di Rumah Sakit atau suatu tindakan untuk

mempengaruhi atau mendukung sesuatu atau seseorang.”

e. Membentuk Koalisi

Ibu Ana menyampaikan terkait pihak-pihak yang terlibat

dalam penanganan advokasi terhadap pasien, diantaranya

manajemen Rumah Sakit terkait BPJS itu sendiri, lalu ada kepala ada

87 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 23 November 2016

Page 106: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

92

Kepala Instalasi Rehabilitasi Medis, Kepala Instalasi Rawat Inap,

keluarga dan masyarakat, perusahaan juga ikut terlibat apabila

pasien sebelum sakit aktif di perusahaan tempat pasien bekerja dan

tentunya yang terlibat dalam penanganan advokasi ini yaitu pekerja

sosial medis. Dari pemaparan tersebut dijelaskan bahwa dalam

sebuah advokasi dibutuhkannya dukungan beberapa orang agar

terciptanya tujuan dari advokasi itu sendiri. Adanya demokrasi

dalam proses advokasi yang melibatkan sejumlah orang yang

berjumlah besar mampu mewakili kepentingan yang berbeda-beda.

Berikut ini pemaparan secara langsung pada saat di wawancara:

“Untuk keterlibatan dalam penanganan advokasi ini cukup

banyak ya, diantaranya manajemen Rumah Sakit terkait

BPJS itu sendiri, lalu ada Kepala Instalasi Rehabilitasi

Medis, Kepala Instalasi Rawat Inap, keluarga dan

masyarakat, perusahaan juga ikut terlibat apabila pasien

sebelum sakit aktif di perusahaan tempat pasien bekerja dan

tentunya yang terlibat dalam penanganan advokasi ini yaitu

pekerja sosial medis.”88

f. Membuat Presentasi yang Persuasif

Pada poin ini peneliti menemukan pihak-pihak yang terlibat

dengan Ibu Ana dalam penanganan advokasi terhadap pasien,

diantaranya manajemen Rumah Sakit terkait BPJS itu sendiri, lalu

ada kepala ada Kepala Instalasi Rehabilitasi Medis, Kepala Instalasi

Rawat Inap, keluarga dan masyarakat, perusahaan juga ikut terlibat

apabila pasien sebelum sakit aktif di perusahaan tempat pasien

bekerja dan tentunya yang terlibat dalam penanganan advokasi ini

88 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016

Page 107: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

93

yaitu pekerja sosial medis. Dari pemaparan tersebut dijelaskan

bahwa dalam sebuah advokasi dibutuhkannya dukungan beberapa

orang agar terciptanya tujuan dari advokasi itu sendiri. Adanya

demokrasi dalam proses advokasi yang melibatkan sejumlah orang

yang berjumlah besar mampu mewakili kepentingan yang berbeda-

beda. Berikut ini pemaparan secara langsung pada saat di

wawancara:

“Untuk keterlibatan dalam penanganan advokasi ini cukup

banyak ya, diantaranya manajemen Rumah Sakit terkait

BPJS itu sendiri, lalu ada Kepala Instalasi Rehabilitasi

Medis, Kepala Instalasi Rawat Inap, keluarga dan

masyarakat, perusahaan juga ikut terlibat apabila pasien

sebelum sakit aktif di perusahaan tempat pasien bekerja dan

tentunya yang terlibat dalam penanganan advokasi ini yaitu

pekerja sosial medis.”89

g. Mengumpulkan Dana Untuk Advokasi

Mengumpulkan dana untuk advokasi dimana sebagian besar

kegiatan, termasuk advokasi, memerlukan sumber dana. Usaha

untuk melakukan advokasi secara berkelanjutan dalam waktu yang

panjang berarti menyediakan waktu dan energi dalam

mengumpulkan dana atau sumber daya yang lain untuk mendukung

tugas advokasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Ana pada saat

di wawancarai :

“.... meninjau kembali asesmen yang telah dilakukan apakah

kebutuhan pasien terpenuhi atau bahkan membutuhkan dana

sosial, perencanaan dan pelaksanaan; memberikan dana

sosial yang telah disiapkan dari pihak rumah sakit,

terminasi; bisa membantu pasien dalam pengurusan

admisnistrasi atau pasien meninggal dan membantu dalam

89 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016

Page 108: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

94

proses pengurusan jenazah, dan follow up maksudnya

menindak lanjuti kebutuhan pasien setelah dia keluar dari

Rumah Sakit, apakah dia masih membutuhkan Ibu Ana atau

tidak. Tapi hal seperti itu jarang sih terjadi.”90

h. Mengevaluasi Usaha Advokasi

Mengevaluasi usaha advokasi dimana untuk menjadi

pelaksana advokasi yang efektif, diperlukan umpan balik dan

evaluasi secara terus-menerus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu

Ana pada saat di wawancarai :

“.... monitoring dan evaluasi; meninjau kembali asesmen

yang telah dilakukan apakah kebutuhan pasien terpenuhi

atau bahkan membutuhkan dana sosial, perencanaan dan

pelaksanaan; memberikan dana sosial yang telah disiapkan

dari pihak rumah sakit, terminasi; bisa membantu pasien

dalam pengurusan admisnistrasi atau pasien meninggal dan

membantu dalam proses pengurusan jenazah, dan follow up

maksudnya menindak lanjuti kebutuhan pasien setelah dia

keluar dari Rumah Sakit, apakah dia masih membutuhkan

Ibu Ana atau tidak. Tapi hal seperti itu jarang sih terjadi.”91

Memang jelas bahwa adanya proses secara terstruktur yang

dilakukan pekerja sosial medis itu sendiri dalam mengadvokasi

pasien. Menurut pasien Tn. TA yang mengalami secara langsung

proses tersebut mengungkapkan bahwa Ibu Ana memberikan

dukungan secara langsung dan membantu dalam membangun

koneksi dengan keluarganya. Ibu Ana juga menjadikan pasien lain

yang sebelumnya pernah ditangani beliau sebagai contoh

pembelajaran bagi Tn. TA agar Tn. TA lebih bersyukur lagi dengan

kondisinya saat ini. Tn. H juga menambahkan bahwa Ibu Ana juga

90Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016 91Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016

Page 109: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

95

berperan dalam mendampingi pasien, seperti membantu dalam

proses administrasi, upaya mendapatkan kamar rawat inap dan

membantu menghubungi keluarga serta rekan kerja Tn. H. Berikut

disampaikan Tn. TA dan Tn. H pada saat wawancara langsung:

“Bu Ana memberikan dukungan kepada saya secara

maksimal. Ya maksudnya meskipun ada momen dimana saya

belum ingin cerita tapi Bu Ana tetap memberi saya support

dan membuat saya berfikir bahwa orang yang tidak diposisi

saya saja mau mendukung saya masa saya sendiri tidak ingin

berusaha untuk membahagiakan orang-orang disekeliling

saya. Bu Ana juga memberi dukungan dengan cara

membantu membangun koneksi dengan keluarga saya yang

awalnya mungkin tidak cukup baik sehingga membuat saya

semakin semangat lagi. Lalu Bu Ana pernah juga

menceritakan pengalamannya memiliki pasien yang

kondisinya jauh lebih sulit daripada saya tapi memiliki

semangat yang luar biasa sehingga membuat saya merasa

perlu untuk lebih bersyukur dan bersyukur lagi dengan

keadaan saya saat ini.”92

“Bu Ana dari saya pertama masuk, dia selalu dampingi saya

loh, dari bantu proses BPJS saya, dapetin kamar rawat inap

bahkan jika saya sudah diperbolehkan pulang kekampung

beliau gak sungkan buat bantu saya nanti. dalam membantu

menangani masalah dan penyakit saya, dia seperti bisa

melihat dari berbagai sisi dari masalah saya yang saya

hadapi, disaat keluarga saya sulit dihubungi, dia justru

menghubungi rekan-rekan saya di tempat kerja untuk bisa

membantu dalam permasalahan adminstrasi yang harus

dilengkapi di rumah sakit.”93

Ibu Ana juga menjelaskan kembali secara lebih rinci melalui

tujuh poin diantaranya menjalin sebuah relasi, rencana intervensi,

implementasi rencana, pengawasan dan evaluasi, terminasi dan poin

ketujuh adalah follow up atau menindak lanjuti. Hal ini serupa

dengan pernyataan yang disampaikan oleh Karen Kay Krist Ashman

92 Wawancara Pribadi dengan Tn. TA, Jakarta, 28 November 2016 93 Wawancara Pribadi dengan Tn. H, Jakarta, 25 November 2016

Page 110: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

96

dan Grafton H. Hull, Jr.94 bahwa model intervensi generalis adalah

model praktik yang mengambarkan langkah demi langkah tentang

bagaimana melakukan proses perubahan yang direncanakan yang

umumnya dikhususkan dalam mengatasi masalah.

Pekerja sosial perlu untuk mengadvokasi dan berjuang

untuk perubahan dalam suatu kebijakan publik yang

mendiskriminasi orang-orang yang tidak mampu mengemukakan

pendapat dan tidak mampu mengikuti kebijakan rumit untuk

menerima manfaat. Terlepas dari apa masalah yang dibahas, upaya

perubahan rencana mengikuti tindakan yang sama. model intervensi

generalis inti memiliki tujuh langkah proses perubahan terencana

yang menekankan azas ukuran yang assesment kekuatan pasien.

Dari pernyataan diatas sesuai dengan pernyataan Ibu Ana

terkait tujuh poin yang merupakan standar awal dalam pelayanan

advokasi itu sendiri diantaranya engagement atau menjalin relasi,

asesmen atau adanya pengkajian masalah terhadap pasien, rencana

intervensi atau keterlibatan pekerja sosial medis dengan pasien

dalam menyusun langkah yang akan diambil oleh pasien itu sendiri,

implementasi rencana atau memilih dan melakukan langkah yang

telah diambil oleh pasien, pengawasan dan evaluasi atau meninjau

kembali asesmen yang telah dilakukan apakah sudah sesuai yang

dibutuhkan oleh pasien atau belum, terminasi atau pemutusan

94 BAB II halaman 30-31

Page 111: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

97

hubungan dengan pasien yang dianggap sudah mampu

menyelesaikan masalahnya sendiri namun tidak menutup

kemungkinan apabila pasien masih membutuhkan bantuan dari

pekerja sosial medis hal tersebut tidak dibatasi dan bisa dilakukan

sesuai dengan perjanjian yang akan dilakukan. Terminasi dianggap

terjadi apabila pasien yang bersangkutan meninggal dunia dan sudah

dikategorikan “bersih” dari penyakit kanker. Selanjutnya, poin

ketujuh adalah follow up atau menindak lanjuti hal-hal terkait

dengan pelayanan bagi pasien, hal ini bersifat tentatif karena

bergantung pada persetujuan antara pekerja sosial medis dan pasien.

Dari tujuh poin yang disebutkan diatas merupakan pernyataan dari

Ibu Ana pada saat di wawancara sebagai berikut:

“Standar awal dalam pelayanan advokasi ada tujuh poin

yang tidak jauh dari yang biasa dilakukan hikmah, yang pasti

sudah diajarkan juga di perkuliahan yaitu menjalin relasi

dengan pasien, asesmen; dari bantu proses BPJS sampai

dapat kamar rawat inap, rencana intervensi; salah satu

pasien ada yang datang sendiri tanpa keluarga maka kita

bantu cari cara buat menghubungi keluarganya,

implementasi rencana intervensi; setelah bertemu atau

menemukan kontak salah satu keluarganya PSM akan

menghubunginya untuk segera menemui pasien, monitoring

dan evaluasi; meninjau kembali asesmen yang telah

dilakukan apakah kebutuhan pasien terpenuhi atau bahkan

membutuhkan dana sosial, perencanaan dan pelaksanaan;

memberikan dana sosial yang telah disiapkan dari pihak

rumah sakit, terminasi; bisa membantu pasien dalam

pengurusan admisnistrasi atau pasien meninggal dan

membantu dalam proses pengurusan jenazah, dan follow up

maksudnya menindak lanjuti kebutuhan pasien setelah dia

keluar dari Rumah Sakit, apakah dia masih membutuhkan

Ibu Ana atau tidak. Tapi hal seperti itu jarang sih terjadi.”95

95Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016

Page 112: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

98

4. Jenis-jenis Advokasi

Jenis-jenis advokasi yang dilakukan oleh pekerja sosial medis

dalam mengadvokasi pasien dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Advokasi Kasus

Dalam proses advokasi terdapat pula adanya jenis advokasi

yang mendukung proses terjadinya advokasi itu sendiri, yang

dipaparkan oleh Sheafron yaitu advokasi kasus merupakan kegiatan

yang dilakukan seorang Pekerja Sosial untuk membantu pasien agar

mampu menjangkau sumber atau pelayanan sosial yang lembaga,

dunia bisnis atau kelompok profesional terhadap pasien dan pasien

sendiri tidak mampu merespon situasi tersebut dengan baik96.

Dari pemaparan diatas sama halnya yang dijelaskan oleh Ibu

Ana dalam melakukan proses advokasi yaitu metode pertama case

work atau suatu metode dimana pekerja sosial membantu pasien

dalam mengkaji masalahnya secara pribadi serta membantu pasien

dalam penyesuaiannya terhadap lingkungan. Peneliti juga

menemukan praktek advokasi dalam membantu pasien yang sulit

dalam menemukan keluarganya, dengan cara menghubungi pihak

terkait seperti teman satu kamar pasien yang ternyata memiliki

saudara yang berprofesi sebagai polisi yang bertugas di kampung

halaman pasien, sehingga proses pelacakan bisa selesai. Hal ini

96 BAB II halaman 31 – 32

Page 113: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

99

serupa dengan pernyataan Ibu Ana pada saat wawancara sebagai

berikut:

“… case work merupakan suatu metode untuk membantu

individu-individu dalam mencapai penyesuaian satu sama

lain dan penyesuaian individu dengan lingkungan, dalam

case work ini kalau diambil secara garis besar

komponennya, itu ada individu, masalah, lembaga,

proses…”97

Hal ini juga diperkuat dari pernyataan pasien Tn. H dan Tn.

TA yang merasakan secara nyata metode tersebut di aplikasikan

kepada mereka. Dari metode case work Tn. TA pribadi berpendapat

bahwa Ibu Ana menyadarkannya untuk tetap semangat dan meyakini

akan ujian yang diberikan Tuhan kepada hambanya bahwa Tuhan

tidak akan memberikan ujian kepada hambanya apabila ia tidak

mampu. Berikut disampaikan Tn. TA pada saat wawancara

langsung:

“Awalnya sih saya emang putus asa dengan keadaan saya

saat ini, tapi Ibu Ana membantu saya untuk lepas

mencurahkan isi hati berupa keluhan atau semacamnya. Ibu

Ana juga membantu saya untuk tetap semangat dan yakin

bahwa Tuhan tidak akan memberikan ujian kepada

hambanya apabila ia tidak mampu. Jadi ya sebenarnya saya

mampu melewati ini semua meskipun rasanya begitu susah.

Ibu Ana juga menyadarkan saya tentang hal ini bukan satu

kali atau dua kali saja melainkan beberapa kali bahkan

ketika saya dalam posisi terpuruk.”98

b. Advokasi Kelas

Adapun jenis advokasi lain yang mendukung proses

terjadinya advokasi itu sendiri, yang dipaparkan oleh Epstein yaitu

97 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 23 November 2016 98 Wawancara Pribadi dengan Tn. TA, Jakarta, 28 November 2016

Page 114: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

100

advokasi kelas merupakan sebuah aksi atau intervensi untuk

mempromosikan dalam mengubah kebijakan-kebijakan dan praktek

yang mempengaruhi semua orang dalam beberapa kelompok atau

kelas yang memiliki kecenderungan masalah atau status yang

sama99.

Dari pemaparan diatas sama halnya yang dijelaskan oleh Ibu

Ana dalam melakukan proses advokasi yaitu pada metode kedua

group work atau dimana pekerja sosial medis mendampingi pasien

dengan menggunakan pengalaman komunitas dan lingkungan

keluarga sebagai sarana utama dalam memecahkan masalahnya, dan

metode ketiga lingkungan atau masyarakat (CO-CD). Peneliti juga

menemukan hal serupa pada saat observasi berlangsung bahwa

adanya advokasi kelas dalam proses advokasi terhadap pasien,

peneliti menyaksikan kegiatan PSM dalam mengadvokasi pasien di

ruang lingkup rumah sakit yang semua pasiennya mengidap penyakit

kanker. Hal ini serupa dengan pernyataan Ibu Ana pada saat

wawancara sebagai berikut:

“…group work yang dimana metode ini merupakan

pendampingan sosial menggunakan pengalaman komunitas,

lingkungan keluarga sebagai sarana utama untuk membantu

meningkatkan kemampuan individu dalam memecahkan

masalahnya. Dan ketiga ini ada lingkungan atau masyarakat

(CO-CD) atau selain dengan tiga metode tersebut ada tiga

metode alternatif contohnya pekerja sosial dengan individu

bertujuan untuk membantu pasien dalam pemenuhan

kebutuhan serta dalam menghadapi dan memecahkan

99 BAB II halaman 32-33

Page 115: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

101

masalahnya, lalu ada juga intervensi krisis dan konseling

sebagai pendukung dari metode ketiga ini.”100

Dari metode group work ini diperkuat juga oleh pasien Tn.

H yang berpendapat bahwa ia mendapat banyak pelajaran setelah

bertemu dengan Ibu Ana bahwa dari kegiatan rutin yang dilakukan

olehnya merupakan kegiatan yang tidak sehat karena padatnya

pekerjaan di lingkungan pabrik dan dengan jarak yang jauh pula ia

bisa melupakan kebutuhan pokok untuk dirinya sendiri yaitu

kebutuhan akan nutrisi. Dalam hal ini Ibu Ana membuat ia sadar

akan kondisinya sendiri, bahkan Ibu Ana juga menyarankan untuk

menghadirkan pihak keluarga pada saat penyadaran berlangsung.

Ibu Ana juga pernah menceritakan pengalamannya memiliki pasien

yang kondisinya jauh lebih sulit daripada Tn. H tapi memiliki

semangat yang luar biasa sehingga membuat saya merasa perlu

untuk lebih bersyukur dan bersyukur lagi dengan keadaannya saat

ini. Berikut disampaikan Tn. H pada saat wawancara langsung:

“Ibu Ana memberikan saya banyak pelajaran (edukasi), saya

senang dengan beliau, soalnya suka bikin saya sadar kalo

kegiatan saya sebenernya gak sehat, bayangin aja saya

tinggal di lingkungan pabrik dan bekerja dengan jarak yang

jauh seterusnya sampai saya lupa dengan makan saya, ya

memang dibalik itu saya berusaha buat anak dan istri juga.

Tapi setelah dapat arahan dari Ibu Ana, buat apa nyari duit

kalo fisiknya malah sakit, yang ada keluarga saya juga

ikutan sakit, terutama dompet deh juga ikutan sakit hahaha...

Ibu Ana sering ngasih saya saran agar mengajak keluarga

saya, pas sedang ada penyadaran masalah, jadinya gak

Cuma saya aja yang tau soal penyakit saya tapi istri saya

dan anak-anak saya pun juga tau.” 101

100 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 23 November 2016 101 Wawancara Pribadi dengan Tn. H, Jakarta, 25 November 2016

Page 116: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

102

5. Dinamika Proses Advokasi

Dinamika proses advokasi yang dimaksud disini merupakan

tahapan dalam mengadvokasi pasien yang dilakukan oleh pekerja sosial

medis di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah

Tahap ini mengacu pada penetapan agenda. Pekerja sosial

sebagai advokat harus menentukan masalah mana yang perlu dituju

dan diusahakan untuk mencapai lembaga yang menjadi sasaran agar

diketahui bahwa isu tersebut memerlukan tindakan102.

Dari penjelasan diatas sesuai dengan pernyataan Ibu Ana

terkait identifikasi terhadap pasien pada saat proses advokasi

berlangsung. Pekerja sosial medis melakukan identifikasi terhadapat

pasien dengan memperhatikan pengetahuan, nilai dan keterampilan.

Lalu memberikan pelayanan terhadap pasien terkait pada identifikasi

dimana terdapat kerahasiaan, menghormati hak pasien dan

meningkatkan pelayanan dalam perawatan. Berikut pemaparan

secara langsung Ibu Ana pada saat diwawancarai :

“berbicara bagaimana pekerja sosial medis melakukan

identifikasi terhadap pasien yaitu tentang prosedur yang

melayani sebagai profesi yang memiliki pengetahuan, nilai

dan keterampilan, lalu memberikan pelayananan terhadap

pasien terkait pada identifikasi dimana terdapat kerahasiaan,

dan menghormati hak pasien dan meningkatkan pelayananan

dalam perawatan. Semuanya ini ada pada status pasien.”103

102 Pada BAB II halaman 33 103 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 23 November 2016

Page 117: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

103

b. Merumuskan solusi

Merumuskan solusi dimana pekerja sosial berperan sebagai

advokat yang harus merumuskan solusi mengenai masalah yang

telah di identifikasi dan memiliki salah satu yang paling fleksibel

ditangani secara politis, ekonomis dan sosial104.

Ibu Ana juga menjelaskan kembali secara lebih rinci melalui

tujuh poin diantaranya menjalin sebuah relasi, rencana intervensi,

implementasi rencana, pengawasan dan evaluasi, terminasi dan poin

ketujuh adalah follow up atau menindak lanjuti. Hal ini serupa

dengan pernyataan yang disampaikan oleh Karen Kay Krist Ashman

dan Grafton H. Hull, Jr.105 bahwa model intervensi generalis adalah

model praktik yang mengambarkan langkah demi langkah tentang

bagaimana melakukan proses perubahan yang direncanakan yang

umumnya dikhususkan dalam mengatasi masalah. Pekerja sosial

perlu untuk mengadvokasi dan berjuang untuk perubahan dalam

suatu kebijakan publik yang mendiskriminasi orang-orang yang

tidak mampu mengemukakan pendapat dan tidak mampu mengikuti

kebijakan rumit untuk menerima manfaat. Terlepas dari apa masalah

yang dibahas, upaya perubahan rencana mengikuti tindakan yang

sama. model intervensi generalis inti memiliki tujuh langkah proses

perubahan terencana yang menekankan azas ukuran yang assesment

kekuatan pasien.

104 BAB II halaman 34

105 BAB II halaman 30

Page 118: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

104

Dari pernyataan diatas sesuai dengan pernyataan Ibu Ana

terkait tujuh poin yang merupakan standar awal dalam pelayanan

advokasi itu sendiri diantaranya engagement atau menjalin relasi,

asesmen atau adanya pengkajian masalah terhadap pasien, rencana

intervensi atau keterlibatan pekerja sosial medis dengan pasien

dalam menyusun langkah yang akan diambil oleh pasien itu sendiri,

implementasi rencana atau memilih dan melakukan langkah yang

telah diambil oleh pasien, pengawasan dan evaluasi atau meninjau

kembali asesmen yang telah dilakukan apakah sudah sesuai yang

dibutuhkan oleh pasien atau belum, terminasi atau pemutusan

hubungan dengan pasien yang dianggap sudah mampu

menyelesaikan masalahnya sendiri namun tidak menutup

kemungkinan apabila pasien masih membutuhkan bantuan dari

pekerja sosial medis hal tersebut tidak dibatasi dan bisa dilakukan

sesuai dengan perjanjian yang akan dilakukan. Terminasi dianggap

terjadi apabila pasien yang bersangkutan meninggal dunia dan sudah

dikategorikan “bersih” dari penyakit kanker. Selanjutnya, poin

ketujuh adalah follow up atau menindak lanjuti hal-hal terkait

dengan pelayanan bagi pasien, hal ini bersifat tentatif karena

bergantung pada persetujuan antara pekerja sosial medis dan pasien.

Dari tujuh poin yang disebutkan diatas merupakan pernyataan dari

Ibu Ana pada saat di wawancara sebagai berikut:

Page 119: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

105

“Standar awal dalam pelayanan advokasi ada tujuh poin

yang tidak jauh dari yang biasa dilakukan hikmah, yang pasti

sudah diajarkan juga di perkuliahan yaitu menjalin relasi

dengan pasien, asesmen; dari bantu proses BPJS sampai

dapat kamar rawat inap, rencana intervensi; salah satu

pasien ada yang datang sendiri tanpa keluarga maka kita

bantu cari cara buat menghubungi keluarganya,

implementasi rencana intervensi; setelah bertemu atau

menemukan kontak salah satu keluarganya PSM akan

menghubunginya untuk segera menemui pasien, monitoring

dan evaluasi; meninjau kembali asesmen yang telah

dilakukan apakah kebutuhan pasien terpenuhi atau bahkan

membutuhkan dana sosial, perencanaan dan pelaksanaan;

memberikan dana sosial yang telah disiapkan dari pihak

rumah sakit, terminasi; bisa membantu pasien dalam

pengurusan admisnistrasi atau pasien meninggal dan

membantu dalam proses pengurusan jenazah, dan follow up

maksudnya menindak lanjuti kebutuhan pasien setelah dia

keluar dari Rumah Sakit, apakah dia masih membutuhkan

Ibu Ana atau tidak. Tapi hal seperti itu jarang sih terjadi”.106

c. Melaksanakan kebijakan

Melaksanakan kebijakan dimana pekerja sosial membantu

dalam memberikan solusi107. Dari pernyataan sesuai dengan

pernyataan Ibu Ana terkait tujuh poin yang merupakan standar awal

dalam pelayanan advokasi itu sendiri diantaranya engagement atau

menjalin relasi, asesmen atau adanya pengkajian masalah terhadap

pasien, rencana intervensi atau keterlibatan pekerja sosial medis

dengan pasien dalam menyusun langkah yang akan diambil oleh

pasien itu sendiri, implementasi rencana atau memilih dan

melakukan langkah yang telah diambil oleh pasien, pengawasan dan

evaluasi atau meninjau kembali asesmen yang telah dilakukan

apakah sudah sesuai yang dibutuhkan oleh pasien atau belum,

106Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016 107 BAB II halaman 34

Page 120: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

106

terminasi atau pemutusan hubungan dengan pasien yang dianggap

sudah mampu menyelesaikan masalahnya sendiri namun tidak

menutup kemungkinan apabila pasien masih membutuhkan bantuan

dari pekerja sosial medis hal tersebut tidak dibatasi dan bisa

dilakukan sesuai dengan perjanjian yang akan dilakukan. Terminasi

dianggap terjadi apabila pasien yang bersangkutan meninggal dunia

dan sudah dikategorikan “bersih” dari penyakit kanker. Selanjutnya,

poin ketujuh adalah follow up atau menindak lanjuti hal-hal terkait

dengan pelayanan bagi pasien, hal ini bersifat tentatif karena

bergantung pada persetujuan antara pekerja sosial medis dan pasien.

Dari tujuh poin yang disebutkan diatas merupakan pernyataan dari

Ibu Ana pada saat di wawancara sebagai berikut:

“Standar awal dalam pelayanan advokasi ada tujuh poin

yang tidak jauh dari yang biasa dilakukan hikmah, yang pasti

sudah diajarkan juga di perkuliahan yaitu menjalin relasi

dengan pasien, asesmen; dari bantu proses BPJS sampai

dapat kamar rawat inap, rencana intervensi; salah satu

pasien ada yang datang sendiri tanpa keluarga maka kita

bantu cari cara buat menghubungi keluarganya,

implementasi rencana intervensi; setelah bertemu atau

menemukan kontak salah satu keluarganya PSM akan

menghubunginya untuk segera menemui pasien, monitoring

dan evaluasi; meninjau kembali asesmen yang telah

dilakukan apakah kebutuhan pasien terpenuhi atau bahkan

membutuhkan dana sosial, perencanaan dan pelaksanaan;

memberikan dana sosial yang telah disiapkan dari pihak

rumah sakit, terminasi; bisa membantu pasien dalam

pengurusan admisnistrasi atau pasien meninggal dan

membantu dalam proses pengurusan jenazah, dan follow up

maksudnya menindak lanjuti kebutuhan pasien setelah dia

keluar dari Rumah Sakit, apakah dia masih membutuhkan

Ibu Ana atau tidak. Tapi hal seperti itu jarang sih terjadi”.108

108Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016

Page 121: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

107

d. Evaluasi

Evaluasi dimana pekerja sosial menilai kembali efektifitas

advokasi yang telah dilakukan109. Ibu Ana juga menjelaskan hal

serupa terkait standar awal yang dilakukan dalam proses advokasi

dimana adanya proses pengawasan dan evaluasi atau meninjau

kembali asesmen yang telah dilakukan apakah sudah sesuai yang

dibutuhkan oleh pasien atau belum.

“....monitoring dan evaluasi; meninjau kembali asesmen

yang telah dilakukan apakah kebutuhan pasien terpenuhi

atau bahkan membutuhkan dana sosial….”110

B. Pendukung dan Kendala Dalam Proses Advokasi

1. Pendukung

Dalam proses advokasi ini tidak akan berhasil apabila tidak

disertai oleh beberapa aspek pendukung. Adapun pihak-pihak yang

terlibat di dalam proses advokasi ini yaitu adanya keterlibatan

manajemen Rumah Sakit terkait BPJS, lalu ada pula Kepala Instalasi

Rehabilitasi Medis, Kepala Instalasi Rawat Inap, keluarga dan

masyarakat, bahkan perusahaan pun juga ikut terlibat dalam proses

advokasi ini apabila pasien sebelum sakit merupakan pegawai aktif di

perusahaan tersebut dan tentunya yang terlibat dalam penanganan

109 BAB II halaman 34 110Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016

Page 122: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

108

advokasi ini yaitu pekerja sosial medis itu sendiri. Berikut pemaparan

yang disampaikan oleh Ibu Ana pada saat di wawancarai :

“Untuk keterlibatan dalam penanganan advokasi ini cukup

banyak ya, diantaranya manajemen Rumah Sakit terkait BPJS itu

sendiri, lalu ada Kepala Instalasi Rehabilitasi Medis, Kepala

Instalasi Rawat Inap, keluarga dan masyarakat, perusahaan juga

ikut terlibat apabila pasien sebelum sakit aktif di perusahaan

tempat pasien bekerja dan tentunya yang terlibat dalam

penanganan advokasi ini yaitu pekerja sosial medis.”111

Pasien Tn. TA merasakan dukungan yang diberikan oleh Ibu Ana

sebagai pekerja sosial medis, bahwa Ibu Ana memberikan dukungan

dan penyadaran jika seseorang yang tidak mengidap penyakit kanker

saja mau untuk mendukung si pasien, apalagi ia yang mengalami secara

langsung hal ini, maka harus pula memiliki semangat yang luar biasa.

Tn. H juga merasakan bahwa Ibu Ana memberikan dukungan dalam

menjalani kemoterapi dan Ibu Ana juga berusaha membangun kembali

koneksi dengan keluarga Tn.H secara lebih baik. Berikut pemaparan

secara langsung pada saat di wawancara:

“.... Ibu Ana tetap memberi saya support dan membuat saya

berfikir bahwa orang yang tidak diposisi saya saja mau

mendukung saya, masa saya sendiri tidak ingin berusaha untuk

membahagiakan orang-orang disekeliling saya....” 112

“dukungan yang Ibu Ana berikan dia selalu menyemangati saya

saat ingin menjalani kemoterapi, bahkan beliau tidak sungkan

untuk menghubungi keluarga saya untuk datang ke rumah sakit

menemani saya ya seperti yang saya bilang dia suka ngerangkul

pasien dan memberikan dorongan semangat.”113

Ibu Ana juga mengatakan bahwa pekerja sosial medis berperan

untuk dan pekerja sosial medis membantu pasien dalam

111 Wawancara Pribadi dengan Ibu Roliana Harianja, Jakarta, 30 November 2016 112 Wawancara Pribadi dengan Tn. TA, Jakarta, 28 November 2016 113 Wawancara Pribadi dengan Tn. H, Jakarta, 25 November 2016

Page 123: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

109

mempertahankan suatu prinsip apabila pasien tidak bersedia untuk di

operasi. Dengan alasan keluarga tidak tega atau ada hal-hal yang

dengan kepentingan keluarga atau alasan khusus seperti rasa takut akan

terjadi hal yang lebih buruk terjadi setelah operasi. Berikut pemaparan

secara langsung pada saat di wawancara:

“..... Pekerja sosial medis juga membantu pasien dalam hal

mempertahankan prinsip untuk tidak bersedia di operasi. Hal ini

sering terjadi karena keluarga tidak tega atau ada hal-hal yang

terkait dengan kepentingan keluarga atau alasan khusus seperti

rasa takut lebih buruk terjadi setelah operasi.” 114

Dari pernyataan diatas sudah dijelaskan bagaimana proses

advokasi itu berlangsung, dilihat dari prinsip advokasi poin (a)

dirasakan pula oleh pasien Tn. TA dimana Ibu Ana membantu untuk

membangun koneksi dengan keluarga yang awalnya kurang baik. Tn.

H menambahkan bahwa Ibu Ana juga Ibu Ana membantunya dalam

memberikan semangat dan dukungan aktif secara langsung mulai dari

membantu administrasi dengan BPJS sampai mendapatkan kamar

rawat inap. Berikut disampaikan Tn. TA dan Tn. H pada saat

wawancara langsung:

“…. Ibu Ana juga memberi dukungan dengan cara membantu

membangun koneksi dengan keluarga saya yang awalnya

mungkin tidak cukup baik sehingga membuat saya semakin

semangat lagi….”115

“… beliau begitu sabar dan ramah mendampingi saya, malahan

saya yang bawel gini masih aja dilayanin hehehe. Dari proses

bantuin BPJS saya sampai akhirnya dapat kamar Ibu Ana

bantuin saya.” 116

114 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ana, Jakarta, 14 November 2016 115 Wawancara Pribadi dengan Tn. TA, Jakarta, 28 November 2016 116 Wawancara Pribadi dengan Tn. H, Jakarta, 25 November 2016

Page 124: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

110

Hal ini serupa dengan pernyataan Ibu Ana terkait dengan proses

pekerja sosial medis yang diterapkan di Rumah Sakit Kanker Dharmais

yang dimana pekerja sosial medis berperan dalam membantu pasien dan

keluarga untuk mendapatkan haknya saat berada di Rumah Sakit,

membantu pasien dalam menerima sumber dan pelayanan untuk

memberikan dukungan secara langsung terhadap suatu perubahan,

berikut pemaparan Ibu Ana ketika di wawancara:

“Advokasi yang dilakukan pekerja sosial medis dalam menangani

pasien itu yang pasti adalah membantu pasien dan keluarga

dalam mendapatkan hak-haknya selama perawatan di Rumah

Sakit, lalu perkerja sosial medis juga membantu pasien dalam

menerima sumber-sumber dan pelayanan-pelayanan untuk

memberikan dukungan aktif atau dukungan secara langsung

terhadap suatu perubahan.....”117

2. Kendala

Adapun kendala atau hambatan yang terjadi pada saat proses

advokasi ini berlangsung yaitu terbatasnya sumber daya manusia terkait

profesi pekerja sosial medis itu sendiri maksudnya jumlah pasien rawat

inap dan rawat jalan tidak sebanding dengan jumlah pekerja sosial

medis yang ada di Rumah Sakit yang bersangkutan. Serta sulitnya

dalam berkomunikasi karena keterbatasan bahasa apabila pasien

tersebut dari daerah, sehingga pekerja sosial medis harus menghubungi

pemda daerah yang bertempat di Jakarta untuk menjembatani

komunikasi pekerja sosial medis dengan pasien. Hal ini di sampaikan

langsung oleh Ibu Ana saat di wawancarai :

117 Ibid,.

Page 125: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

111

“Ehm untuk hambatan sih ya biasanya karena keterbatasan

sumber daya manusia terkait profesi pekerja sosial medis dalam

pelayanan dengan jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan,

lalu umumnya juga pasien dari daerah keterbatasan pekerja

sosial dalam mengerti bahasa sehingga pekerja sosial harus

menghubungi pemda daerah yang di Jakarta untuk menjembatani

pekerja sosial dan pasien.”118

Kendala lain dialami langsung oleh pasien Tn. H dimana

sebelumnya Tn. H merasa putus asa dengan kondisinya pada saat itu,

sehingga membuatnya berfikir bahwa menyerah menjadi solusi terkahir

untuknya. Begitupula yang dialami oleh Tn. TA dimana rasa putus asa

itu selalu datang menyelimutinya. Berikut pemaparan Tn. H dan Tn. TA

secara langsung pada saat di wawancarai:

“ Saya merasa putus asa dengan kondisi saya, sehingga membuat

saya berfikir bahwa sebaiknya saya menyerah saja dengan

kondisi seperti ini.”119

“.... Jujur saya merasa putus asa, namun di satu sisi saya

mempunyai keyakinan bahwa saya masih bisa kembali normal

(sembuh). Karena itu saya jadi terus berusaha berobat dan

mencari tau segala sebab-sebabnya.”120

Terkadang sikap pasien yang selalu merasa dirinya lemah juga

menjadi kendala dalam proses advokasi dimana Tn. TA menganggap

118 Wawancara Pribadi dengan Ibu Roliana Harianja, Jakarta, 30 November 2016 119 Wawancara Pribadi dengan Tn. H, Jakarta, 25 November 2016 120 Wawancara Pribadi dengan Tn. TA, Jakarta, 28 November 2016

Page 126: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

112

dirinya tidak layak akibat penyakit yang dideritanya, sedangkan Tn.H

menganggap dirinya sangat bawel.

“.... bahkan dengan kondisi saya yang tidak layak ini....” 121

“.... beliau begitu sabar dan ramah mendampingi saya, malahan

saya yang bawel gini masih aja dilayanin hehehe...”122

121 Ibid,. 122 Wawancara Pribadi dengan Tn. H, Jakarta, 25 November 2016

Page 127: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

113

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, penulis

menyimpulkan bahwa peran pekerja sosial medis merupakan suatu bentuk

pelayanan dalam mendampingi pasien untuk mendapatkan hak-haknya, hal

ini dilihat dari proses pendampingan yang diberikan oleh Ibu Ana selaku

pekerja sosial medis di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Advokasi

disini merupakan pendampingan yang bertujuan membantu memecahkan

masalah, dimana dalam hal ini pekerja sosial medis dituntut untuk siap

menerima keluhan dan kemungkinan hambatan yang dihadapi pasien dan

keluarga serta membantu mencari alternatif atas masalah tersebut.

Hal tersebut sesuai dengan temuan yang didapat dari masing-masing

indikator advokasi pekerja sosial medis sebagai berikut:

1. Prinsip-prinsip advokasi, dimana pekerja sosial medis harus siap

menerima keluhan serta hambatan yang akan terjadi, pekerja sosial

juga harus mampu dalam memberikan edukasi dan informasi

mengenai pelayanan atau tindakan di Rumah Sakit Kanker Dharmais

Jakarta. Pekerja sosial medis juga perlu memberikan bantuan

terhadap pasien dalam menerima hak-haknya serta memberikan

dukungan aktif. Pekerja sosial medis dituntut pula dalam menjaga

kerahasiaan pasien agar supaya pasien tetap merasa nyaman apabila

harus bercerita hal-hal yang lebih pribadi. Dalam

Page 128: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

114

proses advokasi pekerja sosial medis perlu melakukan adanya

monitoring serta evaluasi terhadap pasien terkait advokasi yang telah

dilakukan sebelumnya.

2. Keterampilan, dalam melakukan advokasi pekerja sosial medis harus

memiliki ketrampilan seperti halnya pekerja sosial harus mampu

dalam mewawancarai pasien terkait apa yang ia alami, pekerja sosial

juga diminta untuk bersikap tegas dalam menangani suatu masalah.

Dalam proses advokasi juga diperlukan adanya negosiasi atau

diskusi antara pasien dan pekerja sosial medis itu sendiri terkait hal-

hal yang perlu diketahui oleh pasien. Pekerja sosial juga harus

mampu untuk memanajemen dirinya dengan baik dan benar,

sehingga bisa mengatur waktu atau kepentingan antara keperluan

pribadi dengan keperluan pekerjaan sebagai pekerja sosial medis.

Pekerja sosial perlu melakukan litigasi atau proses peradilan kepada

Instalasi Rehabilitasi Medis yaitu untuk mendiskusikan tindakan

advokasi.

3. Unsur-unsur advokasi, dalam proses advokasi pekerja sosial medis

perlu menetukan tujuan advokasi agar terbentuknya kebijakan

program atau kegiatan pelayanan bagi pasien,pekerja sosial medis

menggunakan status pasien dalam mengidentifikasi pasien. Pekerja

sosial juga perlu mengembangkan dan menyampaikan pesan agar

pasien terinformasi dengan baik. Dalam proses advokasi

diperlukannya koalisi atau keterlibatan dengan beberapa unsur staf

seperti kepada Instalasi Rehabilitasi Medis, Instalasi Rawat Inap dan

Page 129: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

115

keluarga. Selain adanya keterlibatan dari berbagai pihak, pekerja

sosial medis juga mampu mempengaruhi pihak terkait agar

tercipatanya proses advokasi yang seimbang. Dalam proses advokasi

pekerja sosial menggunakan dana sosial untuk memenuhi kebutuhan

pasien. Pekerja sosial juga perlu melakuakn evaluasi advokasi untuk

menentukan efektif atau tidaknya advokasi yang telah dilaksanakan.

4. Jenis-jenis advokasi, adapun jenis-jenis advokasi yang dilakukan

pekerja sosial medis di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta

diantaranya metode case work yang digunakan pekerja sosial medis

dalam mengadvokasi pasien, termasuk kedalam salah satu jenis

advokasi yaitu advokasi kasus, dimana pekerja sosial medis

membantu pasien dalam mengkaji suatu permasalahan yang

dihadapi pasien. Metode lainnya yang digunakan adalah metode

group work yang digunakan pekerja sosial medis dalam

mengadvokasi pasien termasuk kedalam salah satu jenis advokasi

yaitu advokasi kelas, dimana pekerja sosial medis mendampingi

pasien dengan menggunakan pengalaman komunitas dan lingkungan

keluarga sebagai sarana utama dalam memecahkan masalah bagi

pasien.

5. Dinamika proses advokasi, dalam proses advokasi adapula dinamika

proses advokasi dimana dalam hal ini pekerja sosial medis

mengidentifikasi masalah dengan melibatkan status pasien untuk

mengambil langkah tindakan kebijakan. Pekerja sosial medis

berperan untuk merumuskan solusi dalam mengintervensi

Page 130: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

116

permasalahan pasien. Pekerja sosial medis juga berperan dalam

melaksanakan kebijakan, baik itu dari pihak pasien yang

menentukan atau dari pihak rumah sakit. Dalam dinamika proses

advokasi ini pekerja sosial medis juga mengevaluasi hasil dari

advokasi yang sudah dilaksanakan.

B. Saran

Merujuk pada kesimpulan diatas, maka penulis mencoba

memberikan dan mengemukakan masukan atau rekomendasi yang kiranya

dapat menjadi bahan pertimbangan kedepannya, sebagai berikut:

1. Bagi Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta

Berdirinya Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, diharapkan

mampu menambah sumber daya manusia terkait profesi pekerja

sosial profesional di bidang medis, sehingga unit Instalasi

Rehabilitasi Medis dimana unit ini adalah tempat pekerja sosial

medis bernaung, dapat berperan penuh dalam proses penyembuhan

baik dari segi fisik, psiko, sosial serta ekonomi pasien. Serta

melakukan kerjasama terhadap universitas-universitas yang

memiliki program studi kesejahteraan sosial, sehingga ilmu pekerja

sosial akan terus berkembang dan lebih dikenal oleh masyarakat.

2. Bagi Program Studi Kesejahteraan Sosial

Diharapkan program studi kesejahteraan sosial lebih meningkatkan

pengenalan pada awal semester terkait penempatan profesi pekerja

sosial dalam segala bidang, baik itu di latar panti sosial, rumah sakit

atau di bidang industri.

Page 131: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

117

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyadari akan keterbatasan dalam pembuatan penelitian

ini, maka peneliti mengharapkan adanya penelitian selanjutnya dari

pihak lain dan hasil penelitian ini dapat digunakan juga sebagai

tambahan informasi dalam melakukan penelitian dengan tema yang

berbeda, contohnya mengenai Advokasi Pekerja Sosial Medis

Terhadap Pasien Rawat Jalan dan Peran Pekerja Sosial Dalam Proses

Penerimaan Pasien Terhadap Penyakitnya.

Page 132: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Aminto, Wiku. Sistem Kesehatan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2010) Cet

ke-3

Bateman, Neil. Advocacy Skills: A Handbook for Human Service Professionals,

(England: Ashgate Publishing Limited)

Bracht, Neil. F. 1978. Social Work In Health Care: A Guide to Professional

Practice. New York: The Haworth Press

Diananda, Rama. Mengenal Seluk-Beluk Kanker, (Jakarta: Katahati,2009), Cet.3

Ezell, Mark. Advocacy In The Human Services, Toronto, Canada : Nelson Thomson

Learning, 2001

Jong, Wim de. Kanker, Apakah itu?, terj. dari Kanker, Wat Heet?! Medische

Informatie Over de Ziekte(n), de Behandeting en de Prognose oleh Astoeti

Suharto Heerdjan, (Jakarta: Arcan, 2005)

Kay, Karen Krisht – Ashman dan Grafton H. Hull. Jr, Understanding Generalist

Practice, (Chicago: Nelson-Hall, 1999, 2nd ed)

Miller, Valerie dan Jane Covey. Pedoman Advokasi: Kerangka Kerja Untuk

Perencanaan, Bertindak dan Refleksi, terj. dari Advocacy Sourcebook:

Framework for Planning, Action, and Reflection oleh Hermoyo, (Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2005), Edisi 1

Moleong, Lexy J. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosadakarya, 2007. Edisi Revisi. Cet ke-24

Nuryana, Mu’man. 2000. Pekerjaan Sosial Medik di Rumah Sakit. Bandung: STKS

Press

Payne, Malcolm. Teori Pekerjaan Sosial Modern, terj. dari Modern Social Work

Theory 4th Edition oleh Susiladiharti, MSW., dan Admiral Nelson, Ph.D.,

(Jakarta: BPSW dan Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru 2016) Edisi 1

Page 133: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

Sharma, Ritu R. Pengantar Advokasi Panduan Latihan, terj. dari An Introduction

to Advocacy Training Guide oleh Tim Yayasan Obor Indonesia, (Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, IKAPI DKI dan Yayasan Tifa, 2004), Edisi 1

Skidmore, Thackeray, dan Farley. 1994. Introduction to Social Work. UK: Prentice

Hall

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2013. Cet ke-19, h. 8

Suharto, Edi. Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat Coorporate Social

Responsibility, ( Bandung: Alfabeta, 2009), cet ke-2

Suharto, Edi. Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial Konsepsi dan Strategi, (Jakarta,

Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, 2004)

Website:

Anonim, Kondisi Psikologis Penderita Kanker, diakses

http://www.purtierplacenta.com/kondisi-psikologis-penderita-kanker/ pada

10 Oktober 2017

Desideria, Benedikta, Tak Cuma Medis Pasien Kanker Butuh Dukungan Sosial Dan

Emosional, diakses http://health.liputan6.com/read/2126636/tak-cuma-

medis-pasien-kanker-butuh-dukungan-sosial-dan-emosional pada 10

Oktober 2017

IPSPI, Kode Etik Profesi Pekerja Sosial Indonesia, diakses www.ipspi.org pada 30

Maret 2017

Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, Tarif Pelayanan, diakses

http://dharmais.co.id/tarif-pelayanan/ pada tanggal 3 Oktober 2017

Yayasan Kanker Indonesia, Apakah Kanker itu?, diakses

http://yayasankankerindonesia.org/tentang-kanker/ pada tanggal 8 November

2016

Page 134: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 135: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 136: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 137: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 138: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 139: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 140: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 141: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 142: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

BIODATA

PEKERJA SOSIAL MEDIS

1. Nama : Rolianna Harianja, S. Sos., M. Si.

2. NIP : 19730210199303200

3. Tempat, Tanggal Lahir : 2 Oktober 1973

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Agama : Kristen

6. Jabatan : Pelaksana Pekerja Sosial Ahli

7. Alamat : Permata Regency Depok

8. Telepon : 0812-9818-7640

9. Pendidikan : - SD PSKD

- SMP PSKD

- SMPS

- S1 Widuri Kessos

- S2 Yapan Public Relation

10. Tahun Masuk di Rumah Sakit : 30 Maret 1993

Kanker Dharmais Jakarta

Page 143: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

Pedoman Wawancara Pekerja Sosial Medis

Nama : Roliana Harianja, S.Sos, M.Si.

Jabatan: Pekerja Sosial Ahli di Rumah Sakit Kanker Dharmais

1. Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan advokasi dalam ruang lingkup profesi

pekerja sosial medis?

2. Bagaimana advokasi yang dilakukan Pekerja Sosial medis dalam menangani pasien?

3. Siapa saja yang terlibat dalam penanganan advokasi?

4. Metode apa yang digunakan dalam proses advokasi?

5. Apa saja standar awal dalam pelayanan advokasi?

6. Bagaimana pekerja sosial medis dalam melakukan identfikasi terhadap pasien?

7. Apa tujuan dari advokasi?

8. Kapan pekerja sosial medis melakukan advokasi terhadap pasien?

9. Ketika proses advokasi apa saja yang ditanyakan terhadap pasien? dan apakah pekerja

sosial medis memberikan nasihat-nasihat tertentu terhadap pasien?

10. Apa yang dilakukan pekerja sosial medis dalam pemantauan pasien setelah proses

advokasi?

11. Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi pekerja sosial medis dalam mengadvokasi

pasien?

Page 144: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

Pedoman Wawancara Pasien

1. Ketika bapak/ibu tahu bahwa kondisi fisik yang sekarang ini sudah tidak dapat

berfungsi secara normal apa yang bapak/ibu rasakan?

2. Apakah hal tersebut penah ditanyakan oleh PSM?

3. Sejauh mana PSM memberikan penyadaran terhadap permasalahan yang sedang

bapak/ibu hadapi?

4. Bagaimana proses perkenalan PSM terhadap bapak/ibu?

5. Dengan proses perkenalan tersebut apa bapak/ibu yakin bahwa PSM dapat

menyelesaikan permasalahan yang sedang bapak/ibu hadapi?

6. Bagaimana hubungan bapak/ibu terhadap PSM hingga sekarang?

7. Selama bapak/ibu di rawat bagaimana cara PSM memberikan dukungan terhadap

bapak/ibu?

8. Di rumah sakit ada sejumlah penanganan yang harus dilalui bapak/ibu, lalu bagaimana

PSM mengeksplorasi berbagai macam cara yang mungkin digunakan untuk mengatasi

masalah yang bapak/ibu hadapi?

9. Pernahkah bapak/ibu mendiskusikan tentang cara mengatasi masalah yang sedang

bapak/ibu hadapi sekarang ini kepada PSM?

10. Apabila PSM memberikan gambaran mengenai cara mengatasi masalah yang sedang

bapak/ibu alami sekarang, apakah PSM menjelaskan tindakan awal apa yang harus

dilakukan bapak/ibu untuk mendapatkan penanganan yang tepat?

11. Setelah bapak/ibu mendapatkan pilihan mengenai cara mengatasi masalah apakah PSM

menganjurkan agar bapak/ibu berkomitmen dengan pilihan bapak/ibu?

12. Jika bapak/ibu sudah memilih cara yang disarankan oleh PSM apakah bapak/ibu

berkomitmen untuk melanjutkan treatment tersebut ?

13. Apa manfaat yang sangat dirasakan bapak/ibu dengan adanya PSM ?

14. Ada kritik atau saran untuk PSM di IRM RSUP Fatmawati ?

Page 145: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

TRANSKRIP WAWANCARA PEKERJA SOSIAL MEDIS

Keterangan : A : Peneliti

B: Informan

Nama : Roliana Harianja, S.Sos, M.Si.

Jabatan : Pekerja Sosial Ahli di Rumah Sakit Kanker Dharmais

A : Menurut ibu, apa yang dimaksud dengan advokasi dalam ruang lingkup profesi pekerja

sosial medis?

B : advokasi dalam pekerja sosial medis itu merupakan pendampingan yang bertujuan

membantu memecahkan masalah. Jadi maksudnya gini hikmah, pekerja sosial itu harus siap

menerima keluhan dan kemungkinan hambatan-hambatan yang dihadapi pasien dan

keluarga, jadi nanti untuk selanjutnya membantu mencari alternatif pemecahan masalah atau

sistem sumber.

A : Oh begitu maksudnya bu, nah sebenarnya bagaimana advokasi yang dilakukan

sosial medis dalam menangani pasien ?

B : Advokasi yang dilakukan pekerja sosial medis dalam menangani pasien itu yang pasti

adalah membantu pasien dan keluarga dalam mendapatkan hak-haknya selama perawatan

di Rumah Sakit, lalu perkerja sosial medis ini juga membantu pasien dalam menerima

sumber-sumber dan pelayanan-pelayanan untuk memberikan dukungan aktif atau dukungan

secara langsung terhadap suatu perubahan. Misalnya, sumber-sumber saat pasien tidak

mampu karena untuk membeli obat yang tidak di cover BPJS, nah karna hal itu pasien di

bantu dari dana sosial yang dikelola oleh pekerja sosial medis ini. Pekerja sosial medis juga

membantu pasien dalam hal mempertahankan prinsip untuk tidak bersedia di operasi. Hal

ini sering terjadi karena keluarga tidak tega atau ada hal-hal yang dengan kepentingan

keluarga atau alasan khusus seperti rasa takut lebih buruk terjadi setelah operasi.

A : Ehm, lalu siapa saja bu yang terlibat dalam penanganan advokasi ini?

B : Untuk keterlibatan dalam penanganan advokasi ini cukup banyak ya, diantaranya

manajemen Rumah Sakit terkait BPJS itu sendiri, lalu ada Kepala Instalasi Rehabilitasi

Medis, Kepala Instalasi Rawat Inap, keluarga dan masyarakat, perusahaan juga ikut terlibat

apabila pasien sebelum sakit aktif di perusahaan tempat pasien bekerja dan tentunya yang

terlibat dalam penanganan advokasi ini yaitu pekerja sosial medis.

A : Ternyata terstruktur juga ya bu, jadi bukan hanya pekerja sosial medisnya saja tapi

lingkungan pun juga harus mendukung. Lalu adakah metode yang dilakukan dalam proses

advokasi ini? Apabila ada mohon penjelasnnya bu..

B : Tentu ada hikmah, metode yang digunakan dalam proses advokasi ini berlangsung ada tiga

macam yaitu yang pertama case work merupakan suatu metode untuk membantu individu-

individu dalam mencapai penyesuaian satu sama lain dan penyesuaian individu dengan

lingkungan, dalam case work ini kalau diambil secara garis besar komponennya, itu ada

individu, masalah, lembaga, proses. Yang kedua ada group work yang dimana metode ini

Page 146: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

merupakan pendampingan sosial menggunakan pengalaman komunitas, lingkungan

keluarga sebagai sarana utama untuk membantu meningkatkan kemampuan individu dalam

memecahkan masalahnya. Dan ketiga ini ada lingkungan atau masyarakat (CO-CD) atau

selain dengan tiga metode tersebut ada tiga metode alternatif contohnya pekerja sosial

dengan individu bertujuan untuk membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan serta dalam

menghadapi dan memecahkan masalahnya, lalu ada juga intervensi krisis dan konseling

sebagai pendukung dari metode ketiga ini.

A : Ehm begitu bu, lalu apa saja yang menjadi standar awal dalam pelayanan advokasi?

B : Standar awal dalam pelayanan advokasi memiliki tujuh poin yang tidak jauh dari yang bisa

lakukan hikmah, yang pasti sudah diajarkan juga di perkuliahan yaitu asesmen; dari bantu

proses BPJS sampai dapat kamar rawat inap, rencana intervensi; salah satu pasien ada yang

datang sendiri tanpa keluarga maka kita bantu cari cara buat menghubungi keluarganya,

implementasi rencana intervensi; setelah bertemu atau menemukan kontak salah satu

keluarganya PSM akan menghubunginya untuk segera menemui pasien, monitoring dan

evaluasi; meninjau kembali asesmen yang telah dilakukan apakah kebutuhan pasien

terpenuhi atau bahakan membutuhkan dana sosial, perencanaan dan pelaksanaan;

memberikan dana sosial yang telah disiapkan dari pihak rumah sakit, dan terminasi; bisa

membantu pasien dalam pengurusan admisnistrasi atau pasien meninggal dan membantu

dalam proses pengurusan jenazah dan follow up maksudnya menindak lanjuti kebutuhan

pasien setelah dia keluar dari Rumah Sakit, apakah dia masih membutuhkan Ibu Ana atau

tidak. Tapi hal seperti itu jarang sih terjadi.

A : Bagaimana pekerja sosial medis dalam melakukan identifikasi terhadap pasien?

B : berbicara bagaimana Pekerja sosial medis melakukan identifikasi terhadap pasien yaitu

tentang prosedur yang melayani sebagai profesi yang memiliki pengetahuan, nilai dan

keterampilan, lalu memberikan pelayanan terhadap pasien terkait pada identifikasi dimana

terdapat kerahasiaan, dan menghormati hak pasien dan meningkatkan pelayanan dalam

perawatan. Semuanya ini ada pada status pasien.

A : Ehm begitu bu, lalu apa tujuan dari advokasi itu sendiri?

B : Tujuannya adalah untuk mengubah terjadinya kebijakan program atau kegiatan layanan

dari pasien yang tidak tahu terkait pelayanan yang seharusnya diperoleh. Sehingga pasien

dan keluarga mendapatkan informasi berupa edukasi dan mengerti tindakan atau pelayanan

yang akan diperoleh sampai mengetahui protokol atau jadwal tindakan selama di Rumah

Sakit atau suatu tindakan untuk mempengaruhi atau mendukung sesuatu atau seseorang.

A : Lalu bu, kapan pekerja sosial medis melakukan advokasi terhadap pasien?

B : Berbicara kapan dapat dikatakan tentatif (belum pasti) ya, karena advokasi itu sendiri dapat

dilakukan ketika ada rujukan atau konsul dari dokter atau hal-hal yang berkaitan langsung

dengan pekerja sosial medis itu sendiri.

A : Cukup fleksibel ya bu tapi tetap terjadwal juga. Nah, ketika proses advokasi apa saja yang

ditanyakan terhadap pasien? Dan apakah pekerja sosial medis memberikan nasihat-nasihat

tertentu terhadap pasien?

Page 147: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

B : Ya kurang lebih seperti itu hikmah. Dalam proses advokasi berkaitan dengan wawancara

bukan memberikan nasehat-nasehat tetapi penguatan dalam bentuk terapi psikososial yang

dilakukan pada tahapan persiapan yaitu sosialisasi, kontak, konsultasi, pemberian motivasi,

identifikasi, pencatatan, assessment, rencana intervensi dan lain-lain.

A : Apa saja yang dilakukan pekerja sosial medis dalam pemantauan pasien setelah proses

advokasi?

B : Yang dilakukan pekerja sosial medis dalam pemantauan pasien setelah advokasi yaitu

sarana atau evaluasi yang dimana merupakan suatu keadaan tertentu yang ingin dicapai

setelah di laksanakan advokasi, lalu ada indikator untuk melihat keberhasilan atau tujuan

jangka panjang dalam kegiatan dan setelah itu adanya sistem-sistem sumber yang sudah

digunakan.

A : Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi pekerja sosial medis dalam mengadvokasi

pasien?

B : Ehm untuk hambatan sih ya biasanya karena keterbatasan sumber daya manusia terkait

profesi pekerja sosial medis dalam pelayanan dengan jumlah pasien rawat inap dan rawat

jalan , lalu umumnya juga pasien dari daerah keterbatasan pekerja sosial dalam mengerti

bahasa sehingga pekerja sosial harus menghubungi pemda daerah yang di Jakarta untuk

menjembatani pekerja sosial dan pasien.

A : Oh begitu ya bu, terimakasih ya ibu sudah meluangkan waktunya. Mungkin sampai disini

saja wawancara saya dengan ibu.

Page 148: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

Transkrip Wawancara Pasien

Keterangan : A : Peneliti

B : Informan

Nama : Tn. TA

Usia : 28 tahun

A : Ketika bapak/ibu tahu bahwa kondisi fisik yang sekarang ini sudah tidak dapat berfungsi

secara normal apa yang bapak/ibu rasakan?

B : Saya merasa putus asa dengan kondisi saya, sehingga membuat saya berfikir bahwa

sebaiknya saya menyerah saja dengan kondisi seperti ini.

A : Apakah hal tersebut pernah ditanyakan oleh Bu Ana?

B : Pernah sih waktu itu ada yang datang ke kamar saya dan ternyata itu Pekerja sosial medis,

dan Bu Ana itu menanyakan seputar kondisi saya selama berada di rumah sakit ini.

A : Sejauh mana Bu Ana memberikan penyadaran terhadap permasalahan yang sedang

bapak/ibu hadapi?

B : Awalnya sih saya emang putus asa dengan keadaan saya saat ini, tapi Bu Ana membantu

saya untuk lepas mencurahkan isi hati berupa keluhan atau semacamnya. Bu Ana juga

membantu saya untuk tetap semangat dan yakin bahwa Tuhan tidak akan memberikan

ujian kepada hambanya apabila ia tidak mampu. Jadi ya sebenarnya saya mampu melewati

ini semua meskipun rasanya begitu susah. Bu Ana juga menyadarkan saya tentang hal ini

bukan satu kali atau dua kali saja melainkan beberapa kali bahkan ketika saya dalam posisi

terpuruk.

A : Bagaimana proses perkenalan Bu Ana terhadap bapak/ibu?

B : Bu Ana memperkenalkan dirinya pada saya wktu itu dengan sopan dan santun, menjelaskan

seeperti apa pekerjaannya dan bagaimana perannya dia dalam rumah sakit ini.

A : Dengan proses perkenalan tersebut apa bapak/ibu yakin bahwa Bu Ana dapat

menyelesaikan permasalahan yang sedang bapak/ibu hadapi?

B : Awalnya sih gak yakin ya, soalnya kan saya fikir belum kenal juga masa udah mau cerita

macam-macam. Tetapi setelah dua dan tiga kali ketemu, terus saya juga sudah mulai

merasa nyaman dan tidak canggung lagi, ya akhirnya coba cerita pelan-pelan. Puji Tuhan

saya menjadi lebih yakin untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi.

A : Bagaimana hubungan bapak/ibu terhadap Bu Ana hingga sekarang?

B : Puji Tuhan hubungannya berjalan dengan baik, bahkan sangat baik. Saya juga gak bisa

ngelupain jasanya yang sudah membantu menyadarkan keadaan saya pada waktu itu. Jadi

ya seprti keluarga baru saja.

A : Selama bapak/ibu di rawat bagaimana cara Bu Ana memberikan dukungan terhadap

bapak/ibu?

Page 149: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

B : Bu Ana memberikan dukungan kepada saya secara maksimal. Ya maksudnya meskipun

ada momen dimana saya belum ingin cerita tapi Bu Ana tetap memberi saya support dan

membuat saya berfikir bahwa orang yang tidak diposisi saya saja mau mendukung saya

masa saya sendiri tidak ingin berusaha untuk membahagiakan orang-orang disekeliling

saya. Bu Ana juga memberi dukungan dengan cara membantu membangun koneksi

dengan keluarga saya yang awalnya mungkin tidak cukup baik sehingga membuat saya

semakin semangat lagi. Lalu Bu Ana pernah juga menceritakan pengalamannya memiliki

pasien yang kondisinya jauh lebih sulit daripada saya tapi memiliki semangat yang luar

biasa sehingga membuat saya merasa perlu untuk lebih bersyukur dan bersyukur lagi

dengan keadaan saya saat ini.

A : Di rumah sakit ada sejumlah penanganan yang harus dilalui bapak/ibu, lalu bagaimana Bu

Ana mengeksplorasi berbagai macam cara yang mungkin digunakan untuk mengatasi

masalah yang bapak/ibu hadapi?

B : Bu Ana membantu saya mendapatakan solusi lain yang bisa saya lakukan untuk megatasi

masalah saya. Ya kurang lebih Bu Ana mencarikan alternatif dimana mungkn saya akan

mengambil solusi yang diberikan tersebut.

A : Pernahkah bapak/ibu mendiskusikan tentang cara mengatasi masalah yang sedang

bapak/ibu hadapi sekarang ini kepada Bu Ana?

B : Pernah, dengan adanya diskusi itu membuat saya mendapat berbagai macam solusi untuk

mengatasi masalah yang saya hadapi.

A : Apabila Bu Ana memberikan gambaran mengenai cara mengatasi masalah yang sedang

bapak/ibu alami sekarang, apakah Bu Ana menjelaskan tindakan awal apa yang harus

dilakukan bapak/ibu untuk mendapatkan penanganan yang tepat?

B : Ya memang begitu, Bu Ana awalnya juga menjalaskan beberapa hal terkait beberapa

penanganan yang mungkin saya ambil. Bukan sekedar memberikan pilihan saja,

melainkan memberikan penjelasan sampai saya benar-benar mengerti dan punya

keputusan yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang saya hadapi ini.

A : Setelah bapak/ibu mendapatkan pilihan mengenai cara mengatasi masalah apakah Bu Ana

menganjurkan agar bapak/ibu berkomitmen dengan pilihan bapak/ibu?

B : Iya, pastinya begitu. Meskipun Bu Ana memberikan beberapa solusi akan tetapi apabila

saya sudah mengambil satu keputusan untuk penangan saya. Ya saya juga harus komitmen

kecuali dalam penanganan yang saya ambil ini terasa belum memuaskan dan saya

memiliki hak untuk berpindah ke penanganan yang saya anggap pas untuk saya.

A : Jika bapak/ibu sudah memilih cara yang disarankan oleh Bu Ana apakah bapak/ibu

berkomitmen untuk melanjutkan treatment tersebut ?

B : Saya berusaha untuk komitmen dengan treatment yang sudah disarankan Bu Ana karena

bagaimanapun juga ia sudah membantu saya dan menjelaskan kekurangan dan kelebihan

dari treatment yang disarankan, jadi saya pasti usahakan untuk komitmen. Tapi ya apabila

dalam treatment tersebut saya merasa kurang puas saya diizinkan untuk menggantinya atau

meminta untuk lebih meningkatkan kuaitas treatment tersebut sehngga saya tidak perlu

menggantinya.

Page 150: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

A : Apa manfaat yang sangat dirasakan bapak/ibu dengan adanya Bu Ana?

B : Saya merasa terbantu dari segi psikis, jadi lebih tenang, santai, tawakal aja gitu. Karena Bu

Ana membantu saya untuk mampu mengerti keadaan diri saya sendiri dengan melihat

kelebihan yang saya miliki dan selalu bersyukur bahwa Tuhan itu memang adil sudah

memberikan saya nikmat yang tidak semua orang diberikan semacam ini.

Page 151: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

Nama : Tn. H

Usia : 44 tahun

A : Ketika bapak/ibu tahu bahwa kondisi fisik yang sekarang ini sudah tidak dapat berfungsi

secara normal apa yang bapak/ibu rasakan?

B : awalnya saya tidak begitu mempermasalahkan penyakit yang saya alami ini, saya

beraktifitas seperti biasanya, saya berangkat kerja kaya biasa, makan seperti biasa, yah

pokoknya sehari-hari saya kaya biasa aja kaya orang normal. Namun setelah kurang lebih 2

bulan, saya ngerasa saya cepet lelah, sering banget saya merasa kepala pusing, kadang

muncul, kadang hilang, muncul lagi, hilang lagi sampe seterusnya, saat aktivitias itu juga

saya belum menceritakan ke keluarga, karna saya pikir takut mereka khawatir, kepikiran

deh. Saya awalnya mencoba berobat dulu di puskemas namun puskesmas belom memvonis

saya mengidap kanker tuh, nah selanjutnya puskemas merujuk saya ke rumah sakit dharmais

cek daging atau proses biopsi, setelah itu saya menunggu hasilnya sekitar 1 bulan, baru lah

saya akhirnya divonis mengidap penyakit kanker. Jujur saya merasa putus asa, namun di

satu sisi saya mempunyai keyakinan bahwa saya masih bisa kembali normal (sembuh).

Karena itu saya jadi terus berusaha berobat dan mencari tau segala sebab-sebabnya.

A : Apakah hal tersebut penah ditanyakan oleh Bu Ana?

B : dulu.. malahan saya gak tau apa itu pekerja sosial medis, saya tau Bu Ana itu setelah masuk

rumah sakit kanker dharmais ini, malahan waktu di puskesmas juga gak ada apa itu pekerja

sosial medis. Nah.. setelah saya di rawat inap di rumah sakit ini akhirnya saya bertemu

dengan Bu Ana yang berprofesi sebagai pekerja sosial medis, pada awalnya saya tidak

langsung menanyakan hal ini, namun setelah beberapa kali bertemu dengan Bu Ana,

akhirnya saya memberanikan diri untuk langsung menanyakan apa yang terjadi dengan saya,

beliau begitu sabar dan ramah mendampingi saya, malahan saya yang bawel gini masih aja

dilayanin hehehe. Dari proses bantuin BPJS saya sampai akhirnya dapat kamar semua Bu

Anna yang bantuin saya

A : Sejauh mana Bu Ana memberikan penyadaran terhadap permasalahan yang sedang

bapak/ibu hadapi?

B : Bu Ana memberikan saya banyak pelajaran (edukasi), saya senang dengan beliau, soalnya

suka bikin saya sadar kalo kegiatan saya sebenernya gak sehat, bayangin aja saya tinggal di

lingkungan pabrik dan bekerja dengan jarak yang jauh seterusnya sampai saya lupa dengan

makan saya, ya memang dibalik itu saya berusaha buat anak dan istri juga. Tapi setelah

dapat arahan dari Bu Ana, buat apa nyari duit kalo fisiknya malah sakit, yang ada keluarga

saya juga ikutan sakit, terutama dompet deh juga ikutan sakit hahaha... Bu Ana sering ngasih

saya saran agar mengajak keluarga saya, pas sedang ada penyadaran masalah, jadinya gak

Cuma saya aja yang tau soal penyakit saya tapi istri saya dan anak-anak saya pun juga tau.

A : Bagaimana proses perkenalan Bu Ana terhadap bapak/ibu?

B : waktu pertama kali kenal, saya masih bertanya-tanya siapa dia? Soalnya keliatannya gak

kaya suster tapi juga gak keliatan dokter. Lalu Beliau saat menemui saya langsung

memeperkenalkan diri dengan ramahnya, nanyain kondisi saya, terus soal pelayanan di

rumah sakit, ada yang kurang atau tidak, bahkan sampai nanyain dimana keluarga saya dan

sama siapa saya dibawa ke rumah sakit, lalu setelah cukup sering bertemu barulah saya

Page 152: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

menceritakan apa saja masalah yg saya alami. Bu Ana ramah yah orangnya, seneng ngeliat

dia merhatiin saya kalo saya kalau lagi cerita.

A : Dengan proses perkenalan tersebut apa bapak/ibu yakin bahwa Bu Ana dapat

menyelesaikan permasalahan yang sedang bapak/ibu hadapi?

B : sejauh ini saya merasa yakin dengan bantuan beliau, walopun saya belum bisa pulang, saya

juga ikut aja gimana instruksi Bu Ana. Masalah yang saya punya bisa dibantu untuk

diselesaikan dengan sebaik-baiknya, dia selalu mendampingi saya dari awal masuk rumah

sakit sampai nanti saya akan keluar dari rumah sakit.

A : Bagaimana hubungan bapak/ibu terhadap Bu Ana hingga sekarang?

B : hubungan saya baik dengan Bu Ana, beliau rajin kunjungi pasien tiap pagi bahkan yang

dateng duluan buat ngecek kondisi saya dan pasien lain itu bu ana, suster ma dokter aja

masih kalah cepet hehehe.. Bu Ana saya sudah menganggapnya seperti saudara sendiri,

bahkan dengan kondisi saya yang tidak layak ini, beliau suka merangkul dan memberi

semangat kepada saya.

A : Selama bapak/ibu di rawat bagaimana cara Bu Ana memberikan dukungan terhadap

bapak/ibu?

B : dukungan yang Bu Ana berikan dia selalu menyemangati saya saat ingin menjalani

kemoterapi, bahkan beliau tidak sungkan untuk menghubungi keluarga saya untuk datang

ke rumah sakit menemani saya ya seperti yang saya bilang dia suka ngerangkul pasien dan

memeberikan dorongan semangat.

A : Di rumah sakit ada sejumlah penanganan yang harus dilalui bapak/ibu, lalu bagaimana Bu

Ana mengeksplorasi berbagai macam cara yang mungkin digunakan untuk mengatasi

masalah yang bapak/ibu hadapi?

B : Bu Ana dari saya pertama masuk, dia selalu dampingi saya loh, dari bantu proses BPJS

saya, dapetin kamar rawat inap bahkan jika saya sudah diperbolehkan pulang kekampung

beliau gak sungkan buat bantu saya nanti. dalam membantu menangani masalah dan

penyakit saya, dia seperti bisa melihat dari berbagai sisi dari masalah saya yang saya hadapi,

disaat keluarga saya sulit dihubungi, dia justru menghubungi rekan-rekan saya di tempat

kerja untuk bisa membantu dalam permasalahan adminstrasi yang harus dilengkapi di rumah

sakit.

A :Pernahkah bapak/ibu mendiskusikan tentang cara mengatasi masalah yang sedang

bapak/ibu hadapi sekarang ini kepada Bu Ana?

B : iya, saya selalu mendiskusikan masalah saya dengan Bu Ana, beliau selalu memberikan

beberapa solusi dari masalah, tapi dari solusi itu, saya yang menentukannya.

A : Apabila Bu Ana memberikan gambaran mengenai cara mengatasi masalah yang sedang

bapak/ibu alami sekarang, apakah Bu Ana menjelaskan tindakan awal apa yang harus

dilakukan bapak/ibu untuk mendapatkan penanganan yang tepat?

B : iya, Bu Ana selalu memperingatkan di awal-awal, apa yang harus dikerjakan dan tidak

dikerjakan.

Page 153: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

A : Setelah bapak/ibu mendapatkan pilihan mengenai cara mengatasi masalah apakah Bu Ana

menganjurkan agar bapak/ibu berkomitmen dengan pilihan bapak/ibu?

B : Bu Ana orangnya suka menghormati segala keputusan saya, bahkan dukungan dan

motivasinya tidak pernah putus.

A : Jika bapak/ibu sudah memilih cara yang disarankan oleh Bu Ana apakah bapak/ibu

berkomitmen untuk melanjutkan treatment tersebut ?

B : Tentu saya harus berkomitmen, soalnya Bu Ana selalu memperingati saya jika ingin

masalah atau penyakit saya bisa teratasi, saya harus komit.

A : Apa manfaat yang sangat dirasakan bapak/ibu dengan adanya Bu Ana?

B : manfaat yang rasakan banyak, hampir gak kehitung, yang saya sangat terbantu dengan

pelayanan yang Bu Ana kasih.

Page 154: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 155: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

Slip Pembayaran Praktek selama 1 bulan

Page 156: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

Surat Balasan MOU dari Pihak Rumah Sakit

Page 157: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

FOTO KEGIATAN

Pekerja Sosial Medis berperan sebagai edukator Pekerja Sosial Medis sedang mengadvokasi keluarga

jenazah

Praktikan mengassesmen istri dari Tn. H. Praktikan mengunjungi Rumah Kedua (rumah Singgah)

Pekerja Sosial Medis berperan sebagai Supervisor

Page 158: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

Rekam Medis Instalasi Rehabilitasi Medik, harus diisi sebelum mengassesmen

pasien

Page 159: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

Formulir assesment Tn. TA yang dibuat sendiri oleh Pekerja Sosial Medis

Page 160: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 161: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 162: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

Formulir assesment Tn. H yang dibuat sendiri oleh Pekerja Sosial Medis

Page 163: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 164: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …
Page 165: PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS TERHADAP PASIEN RAWAT …

BIOGRAFI PENULIS

MUHAMMAD HIKMAH NIKMATULLOH, lahir di Jakarta,13 Mei 1994 dari pasangan

Mohammad Nasir dan Sutini putra kedua dari 2 bersaudara yang beralamat di Jalan Haji. Kelik

Gg. Lada No. 117 RT 004/008, Kelapa Dua, Kebon Jeruk Jakarta Barat. Penulis memulai

pendidikan di SDN 01 Pagi Kelapa Dua pada tahun 2000 dan selesai tahun 2006. Kemudian

penulis melanjutkan ke MTs.N 12 Jakarta lulus pada tahun 2009, selanjutnya melanjutkan ke

SMAN 65 Jakarta dan lulus pada tahun 2012. Tamat dari SMAN penulis mendaftarkan diri

untuk melanjutkan ke perguruan tinggi pada tahun 2012 melalui Jalur Ujian Mandiri UIN,

penulis lulus di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi

Kesejahteraan Sosial.

Nothing is True, Everything is Permitted

- Hassan Ibn Sabbah -