peran organisasi profesi dalam …idibanjarnegara.com/file/seminar1.pdfpermenkes no. 9 tahun 2014...

37
PERAN ORGANISASI PROFESI DALAM PERLINDUNGAN HUKUM ANGGOTA Dr Mohammad Adib Khumaidi, SpOT Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Disampaikan pada SEMINAR PRA PLENO IDI CABANG KUDUS 13 Juli 2019 1

Upload: others

Post on 25-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERAN ORGANISASI PROFESI

DALAM PERLINDUNGAN HUKUM

ANGGOTA

Dr Mohammad Adib Khumaidi, SpOTKetua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia

Disampaikan pada SEMINAR PRA PLENO

IDI CABANG KUDUS

13 Juli 2019

1

Regulasi perlindungan

hukum bagi dokter

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 1945

Pasal 28D ayat 1 UUD 1945 berbunyi: “Setiap orang berhak

atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian

hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan

hukum”.

3

IKATAN DOKTER INDONESIA

UU No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran

HAK ( Pasal 50)

• Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai hak:

• Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan

tugas sesuai dengan standar profesi dengan standar profesi

dan standar prosedur operasional;

• Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan

standar prosedur operasional;

4

Bagaimana bentuk dan mekanisme

perlindungan hukum di dalam UU ini?

IKATAN DOKTER INDONESIA

HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER ( PASAL 50 DAN 51 )

UU No.36 tahun 2009 tentang

Kesehatan

Pasal 27

(1) Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan

perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai

dengan profesinya.

5

Bagaimana bentuk dan mekanisme

perlindungan hukum di dalam UU ini?

IKATAN DOKTER INDONESIA

UU No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

Pasal 29

1. Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban:

q. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktikkedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatanlainnya;

r. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal RumahSakit (hospital by laws);

s. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semuapetugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas; dan

6Apakah telah ditunaikan oleh semua rumah sakit?

IKATAN DOKTER INDONESIA

UU No.44 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit

Pasal 46

"Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua

kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan di Rumah Sakit. ”

7

Apakah telah ditunaikan oleh semua rumah sakit?

IKATAN DOKTER INDONESIA

Pertanyaan ?

• Teori pertanggungjawaban pidana apakah

yang berlaku pada rumah sakit menurut UU

No. 44 Tahun 2009?

• Apakah terdapat batasan

pertanggungjawaban pidana rumah sakit atas

kesalahan yang dilakukan tenaga

kesehatannya?

Permenkes No. 9 tahun 2014

tentang KlinikPasal 36

Setiap Kinik mempunyai hak:

a. Menerima imbalan jasa pelayanan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan;

b. Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam

mengembangkan pelayanan;

c. Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;

d. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan

pelayanan kesehatan; dan

e. Mempromosikan pelayanan kesehatan yang ada di Klinik

sesuaketentuan peraturan perundang-undangan.

9

Pihak yang mendapat perlindungan hukum di Permenkes

ini apakah entitas Klinik atau Dokter?

IKATAN DOKTER INDONESIA

Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang

Puskesmas

TIDAK MENYEBUTKAN TENTANG PERLINDUNGAN

HUKUM BAGI DOKTER ATAU BAGI TENAGA

KESEHATAN LAIN

YANG BERTUGAS DI PUSKESMAS

IKATAN DOKTER INDONESIA

10

Apalagi nasib

dokter praktik

mandiri/perorangan

IKATAN DOKTER INDONESIA

11

ANGGARAN DASAR

ANGGARAN RUMAH TANGGA

Ujung-ujungnya kembali ke

tanggung jawab IDI

IKATAN DOKTER INDONESIA

12

TUGAS DAN WEWENANG

BHP2A• Pembinaan dan pengawasan Pradok serta

kesadaran hukum kedokteran & kesehatan

• Membela anggota rasa keadilan menjalankan

profesinya ; menyangkut etika, disiplin, hukum,

administrasi maupun organisasi

• Menjalin hubungan dan kerjasama dengan instansi

terkait

Kasus gugatan hukum

terhadap dokter

Kasus Malpraktik

Dr.Setyaningrum

Pati - Jawa Tengah

Tahun 1979

Putusan Pengadilan

Negeri Pati No.

8/1980/Pid.B/Pn.Pati

Putusan Pengadilan

Tinggi Semarang No.

203/1981 No.

8/1980/Pid.B/PT.

Semarang

Dr. Setyaningrum keluar dari tahanan

pada tanggal 27 Juni 1984 dengan

Putusan Mahkamah Agung Nomor

600K/Pid/1983 tertanggal 2 Juni 1984

Tonggal sejarah bangkitnya Hukum

Kesehatan

IKATAN DOKTER INDONESIA

15

Kasus dr Dewa Ayu Sasiary Prawani,

dr Hendry Simanjuntak, & dr Hendy

Siagian tahun 2010. Dinyatakan

BEBAS oleh MA tahun 2014 16

Kasus Dr.Heryani Parewasi,Sp.OG, dituntut pidana pada

Desember 2017, divonis BEBAS pada 25 Juni 2018

17

• Persamaan dari kasus-kasus di atas adalah majelis

hakim dari kasus tersebut sama - sama memutuskan

dakwaan atas pasal 359 KUHP. Salah satu unsur delik

yang harus dibuktikan dalam rumusan pasal 359 KUHP

adalah unsur kelalaian.

Dokter yang menjalani sengketa medik pada

jalur hukum, meski telah dinyatakan bebas

namun menyisakan trauma mendalam serta

ketidakpercayaan publik terhadap dokter

ybs.

19

Dr (GP); 83

Bedah ; 65

Obsgyn;41

Internist, 10Anak;

21

Mata; 7 Anastesi; 9Saraf;

10Kulit Kel, 1

Paru, 5

Drg (GP) ; 8

Jantung ; 9

Ortopedi ; 12

Peny.

Dlm; 17

Urologi, 2

Radiolog

i , 2

Orthodonsi , 2

Prostodonsi, 4

THT; 3

Forensik; 3

Kesehatan jiwa; 2

Bukan dokter , 2No Name, 1Other; 18

Bedah mulut, 2

Dokter asing , 1

Bukan dokter , 2

Other, 21

PROFESIONAL MEDIS YG DIADUKAN

BERDASARKAN SPESIALISASI

JUMLAH PENGADUAN KE MKDKI = 381 tahun 2006-2016

by MKDKI

39

10

30

38

33

0

10

20

30

40

2015 2016 2017 (Mid) 2018

Jumlah Kasus Gugatan Hukum TerhadapDokter yang diterima oleh PB IDI (Sumber:

BHP2A-PB IDI)

IKATAN DOKTER INDONESIA

23

Defensive Medicine

Defensive Medicine terjadi ketika dokter mengajukan dan melakukan

prosedur medis, pemeriksaan medis, kunjungan pasien, atau menghindari

pasien/prosedur risiko tinggi, dengan pertimbangan utama untuk

menghindarkan kemungkinan tuntutan malpraktik.

Dokter yang mengajukan dan melakukan prosedur/pemeriksaan medis

berdasarkan pertimbangan utama menghindarkan kemungkinan tuntutan

malpraktik, digolongkan melakukan defensive medicine positif. Dokter

yang menghindari pasien/prosedur tertentu berdasarkan pertimbangan

utama menghindarkan tuntutan malpraktik, digolongkan melakukan

defensive medicine negatif.

(The Congressional Office of Technology Assessment (OTA), 1994)

IKATAN DOKTER INDONESIA

25

Di daerah dengan tingkat tuntutan malpraktik berlebihan, sekitar 93%

dokter melakukan defensive medicine, di antaranya dengan mengajukan

lebih banyak pemeriksaan, prosedur diagnostik, dan merujuk pasien

kepada spesialis lain.

(Studert dkk, 2005)

IKATAN DOKTER INDONESIA

26

Di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa biaya yang ditimbulkan akibat

defensive medicine menghabiskan 10% total biaya kesehatan yang

dikeluarkan. Data tahun 1992 menunjukkan terdapat kenaikan biaya

kesehatan US$ 25 Milyar pada tahunn sebelumnya menjadi US$ 50

Milyar, akibat dokter menerapkan defensive medicine.

(Price Aterhouse Coopers, 2006)

IKATAN DOKTER INDONESIA

27

Implikasi Defensive

Medicine

• Terjadi pemeriksaan medis berlebihan

• Peningkatan prosedur operatif (contoh: peningkatan operasi sesar)

• Kenaikan biaya kesehatan

• Lulusan peserta program pendidikan spesialis akan mencari

daerah dengan angka tuntutan malpraktik terendah

• Fasilitas pelayanan kesehatan harus menggaji Risk Manager dan

Pengacara untuk menjaga segala kemungkinan tuntutan. Biaya

yang dikelaurkan faskes meningkat

IKATAN DOKTER INDONESIA

28

HUKUM RESTORASI DALAM

SENGKETA MEDIS

Konsep penyelesaian sengketa

medik melalui jalur Mediasi

sebagai penerapan nilai-nilai

restorative justice

IKATAN DOKTER INDONESIA

30

Berdasarkan Pasal 17 Peraturan

Mahkamah Agung RI No. 1/2016, pada

hari sidang yang telah ditentukan dan

dihadiri oleh Para Pihak, Hakim yang

memeriksa Perkara mewajibkan Para

Pihak untuk menempuh Mediasi

IKATAN DOKTER INDONESIA

31

HASIL PENELITIAN • Memperoleh perlindungan hukum, memberikan pelayanan medis

sesuai standar, memperoleh informasi yang lengkap, menerimaimbalan jasa, merujuk ke dokter lain bila di rasa tidak mamapu,melakukan atas dasar peri kemanusiaan, menambah ilmupengetahuannya merupakan cara dokter menjalankan tugas dankewajibannya sesuai dengan sumpah dan Kode Etik Kedokteran.

• Di sampaikan secara lisan, memberikan second opinion,menjelaskan efek samping dari upaya medis, menjelaskan hak–hakpasien, menjelaskan hasil tujuan yang akan di capai dari upayamedis merupakan cara penyampaian informasi, pendapat dokterterhadap pasien.

• Sedangkan kendala yang di hadapi adalah sulit di terima olehpasien, nama baik dan reputasi menjadi taruhannya.

Penelitian Tjahyono Hadi Mulyo, Uneversitas Negeri Semarang tahun 2006

Permasalahan

• Permasalahan hukum standar pelayanan kedokteran yang meliputitidak maksimalnya peran Komite Medik dan tidak adanya pedomannasional pelayanan kedokteran mengakibatkan lemahnyaperlindungan hukum bagi dokter.

• Perlindungan hukum yang lemah atas dokter juga berdampaklangsung terhadap pasien, yaitu pengobatan yang tidak maksimaldan mahalnya biaya pengobatan akibat defensive medicine

• Oleh karena itu diperlukan sebuah reformasi standar pelayanankedokteran melalui pembaharuan hukum dengan jalur regulasiperaturan.. Pembaharuan yang dijalankan didasarkan prinsipkepstian hukum untuk menjamin lahirnya ketertiban hukum dengankeadi lan dan kemanfaatan di dalamnya..

What doctors should do??

upgrade

upgrade

Up

grade

Up

gradeIQ

EQ

SQ

PROFES-

SIONALISM

upgrade

CQ upgrade

RQ

Upgrade your

• Knowledge &

skills

• Attitude

• Ethics/ morals

• Discipline

• Communication

• Relationship

KESIMPULAN

• Masih belum adanya kepastian hukum perlindungan bagi dokter di dalam

peraturan perundang-undangan

• Dampak banyaknya gugatan malpraktik dapat menimbulkan fenomena

Defensive Medicine yang dapat merugikan semua pihak, pasien, dokter,

institusi pelayanan kesehatan, dan pemerintah.

• Perlindungan hukum yang lemah atas dokter juga berdampak langsung

terhadap pasien, yaitu pengobatan yang tidak maksimal dan mahalnya

biaya pengobatan akibat defensive medicine

• Diperlukan sebuah reformasi standar pelayanan kedokteran melalui

pembaharuan hukum dengan jalur regulasi peraturan.

IKATAN DOKTER INDONESIA

35

REKOMENDASI IDI• Mendorong terbitnya peraturan turunan dari UU No.29/2004, UU

No.36/2009, dan UU No.44/2009 terkait perlindungan hukum bagidokter dan tenaga kesehatan lain. Jika dimungkinkan dapat terbitdi tingkat Undang-Undang Perlindungan Dokter/TenagaKesehatan.

• Reformasi standar pelayanan kedokteran melaluipembaharuan hukum dengan jalur regulasi peraturan

• Mendorong Perhimpunan untuk aktif membuat standarpelayanan kedokteran yaitu PNPK, PPK, Clinical Pathway atauSOP

• Mendorong BHP2A IDI Cabang/ Wilayah/ perhimpunan untukpro aktif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya

IKATAN DOKTER INDONESIA

36

Terima Kasih

37